skripsi peningkatan kemampuan menulis puisi...

118
i SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN INSPIRATOR GAMBAR PERISTIWA PADA SISWA KELAS VII A SMP ALBANNA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH : RIAN DANA ABIDIN N.P.M : 10.8.03.51.31.1.5 2997 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014

Upload: buicong

Post on 06-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

i

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN

INSPIRATOR GAMBAR PERISTIWA PADA SISWA

KELAS VII A SMP ALBANNA DENPASAR

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH :

RIAN DANA ABIDIN

N.P.M : 10.8.03.51.31.1.5 2997

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2014

Page 2: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

ii

Page 3: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

iii

Page 4: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

iv

Page 5: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

v

MOTTO

“SERVE THE PEOPLE”

JIKA KITA TERDIDIK MAKA

GUNAKANLAH UNTUK MENDIDIK

AGAR KITA SAMA – SAMA

MERDEKA

Page 6: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

vi

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK :

AYAH SAYA YANG SANGAT SAYA CINTAI YANG TELAH

MEMBERIKAN DUKUNGANYA, BAIK MORIL MAUPUN MATERIL,

TAK LUPA JUGA IBU SAYA YANG TELAH MENINGGAL ATAS

DUKUNGAN SEMANGAT DAN MOTIVASI SELAMA DIA MASIH

HIDUP SEHINGGA SAYA DAPAT MENYELESAIKAN TUGAS INI

DENGAN BAIK

KAKA DAN SUDARA – SAUDARA TERCINTA YANG SELALU

MEMBERI DUKUNGAN DAN DOA SELAMA PROSES PENYUSUNAN

SKRIPSI

TEMAN – TEMAN SEPERJUANGAN , TEMAN – TEMAN

SEANGKATAN YANG TELAH MEMBATU UNTUK BERTUKAR

PIKIRAN SEHINGGA SKRIPSI INI DAPAT SELESAI

Page 7: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nyalah karya tulis yang berupa skripsi ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

Penulis menyadari dan mengakui dan kekurangannya. Skripsi ini tidak

mungkin akan terwujud tanpa bimbingan, petunjuk serta bantuan yang bersifat

material maupun spiritual dari pihak lain. Maka dalam kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis haturkan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sukamerta M.Pd selaku Rektor Universitas Mahasraswati

Denpasar yang telah menyediakan sarana dan prasarana serta memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian;

2. Bapak Prof Dr. Wayan Maba selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staf para dosen

pengajar yang mengarahkan mahasiswa dalam melaksanakan kewajiban dan

tugas akademis lapangan;

3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum, selaku Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia yang memberikan motivasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

4. Bapak Drs. Nyoman Diarta M.pd selaku dosen Pembimbing I dalam

menyusun skripsi ini telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan

sehingga skripsi ini dapat terwujud.

Page 8: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

viii

5. Ibu Dra. Ni Ketut Pola Rustini M. Hum, selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat

penulis selesaikan.

6. Semua Dosen FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar atas ilmu dan

motivasi selama penulis mengikuti kuliah.

7. Ibu kepala sekolah SMP Albanna Denpasar yang telah mengizinkan penulis

menggunakan sekolahnya sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu guru Bahasa Indonesia kelas VII A SMP Albanna Denpasar yang telah

banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak memberikan dorongan dalam menyusun skripsi ini.

Tuhan Yang Maha Penyayang akan membalas segala amal baik yang

telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis.

Akhir kata, dengan menyadari sepenuhnya bahwa kehadiran skripsi ini

tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan yang ada, penulis akan senang hati

menerima segala masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, Agustus 2014

Penulis

Page 9: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

ix

DAFTAR ISI

ISI HALAMAN

HALAMAN

JUDUL…………………………………………….……………… ....... i

LEMBAR PERSETUJUAN.................………………………........ ii

LEMBAR TIM PENGUJI……................................…… ………. iii

LEMBAR PENGESAHAN…..........................………………… ….. iv

MOTTO……………………………......………………….…………… v

KATA PERSEMBAHAN……………………………….………….. vi

KATA PENGANTAR …………………………………….………….. vii

DAPTAR ISI…………………………………………………………. ix

DAPTAR TABEL……………………………………………………... xiv

ABTRAK………………………………………………..………… ….. xvi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………......................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………........................ 5

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………............... 5

1.3.1 Tujuan Umum.………………………………………............... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………….............. 6

1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………........ 6

1.4.1 Manfaat Teoritis …………………………………............ 6

1.4.2 Manfaat Praktis …………………………………............. 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………......... 8

1.6 Asumsi …………………………………………………….................. 8

Page 10: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

x

ISI HALAMAN

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………......... 9

2.1 Pengertian Puisi……….………………………………….............. 9

2.2 Pengajaran Puisi…………………………………………….......... 10

2.3 Metode Puisi ……..…………………………………..…...…........ 11

2.3.1 Diksi (Diksion )……………..…………………............. 12

2.3.2 Imajinasi ( imageri )……………………………............ 13

2.3.3 Kata-kata Nyata ( the conencrete word )………........... 14

2.3.4 Majas (figurative language )…………………............... 14

2.3.5 Rima ( persajakan )………………….…………............ 15

2.4 Hakikat Puisi……..…………………………………………........ 16

2.4.1 Tema ( sense )…………………………………………......... 16

2.4.2 Rasa ( feling)…………………………………………......... 16

2.4.3 Nada dan Suasa ( tone )………………………………........ 17

2.4.4 Amanat atau Pesan ( message )………………………......... 17

2.5 Pengertian Menulis …………………………………………......... 18

2.6 Pengertian Kemampuan Menulis Puisi……………………........... 20

2.7 Model Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Leraning)

….…………………………………………………………............. 20

2.7.1 Perinsip Pembelajaran Kontekstual …………………. ......... 23

2.7.2 Penerapan Pembelajaran Kontekstual…….......................... 26

2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstua....... 28

2.7.3.1 Keunggulan Pembelajaran Kontektual…………......... 28

2.7.3.2 Kelemahan Pembelajaran Kontektual……………......... 29

2.8 Gambar Peristiwa Sebagai Inspirator ………………………. .......... 31

Page 11: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

xi

ISI HALAMAN

BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………... 32

3.1 Jenis Penelitian…………………………….................................. 32

3.2 Subjek, Objek dan Tempat Penelitian …………………….......... 33

3.3 Rancangan Penelitian ………………………..………………...... 33

3.4 Pengumpulan Data / Intrumen Penelitian…... .............................. 34

3.4.1 Metode Observasi …………………………............... 34

3.4.2 Metode Tes……………………………………......... 35

3.4.2.1 Penetapan Skor………………………........ 35

3.4.2.2 Mengubah Skor Menjadi Skor

Standar………............................................ 36

3.5 Prosedur Penelitian...................................................................... 38

3.5.1 Refleksi Awal.................................................................... 38

3.5.2 Siklus I............................................................................... 39

3.4 Teknik Analisis Data ………………………………………….... 43

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN ............................ 44

4.1 Hasil Penelitian ................................................................ 44

4.1.1 Hasil Observasi Tes awal..................... ................... .. 44

4.1.2 Tes Awal ................................................................ 45

4.1.3 Analisis Data Tes Awal ............................................ 47

4.1.4 Refleksi Tes Awal ................................................... 49

4.2 Hasil Penelitian Siklus I ................................................... 49

4.2.1 Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I ....................... 49

4.2.1.1 Hasil Observasi Siklus I................. .................... ... 49

4.2.1.1 Hasil Tes Siklus I ............................. .................. .. 50

4.2.2 Analisis Data Siklus I... ........................................... 51

4.2.3 Refleksi Siklus I ...................................................... 53

4.3 Siklus II........................................................................... 54

4.3.1 Tahap Perencanaan Penelitian Siklus II .................... 54

Page 12: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

xii

4.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus II .................... 55

4.3.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus II ...................... 57

4.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II...................... ............... ... 57

4.3.3.2 Hasil Tes Siklus II................................................ .. 57

4.3.4 Analisis Data Siklus II ............................................. 59

4.3.4 Refleksi Siklus II .................................................... 61

4.4 Siklus III ......................................................................... 62

4.4.1 Rencana Penelitian Siklus III ................................... 62

4.4.2 Tindakan Penelitian Siklus III ................................... 63

4.4.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus III .................... 64

4.4.3.1 Hasil Observasi Siklus III................... ................. ... 64

4.4.3.2 Hasil Tes Siklus III.......................................... ...... 65

4.4.4 Analisis Data Siklus III ............................................. 67

4.4.5 Refleksi Siklus III.. .................................................. 69

4.5 Rekaptulasi Hasil Penelitian....................................... .. 70

4.6 Pembahasan............................................................. .... 71

BAB V PENUTUP ........................................................................... 75

5.1 Simpulan ......................................................................... 75

5.2 Saran ............................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 01. Klasifikasi Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi

Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada Siswa

Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun Pembelajaran

2013/2014 ....................................................................... 38

Tabel 02 Sekenario Pembelajaran yang Digunakan dalam

Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 40

Tabel 03 Data Hasil Tes Awal Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada

Siswa Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun

Pembelajaran 2013/2014 .................................................. 45

Tabel 04 Analisis Data Tes Awal Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada

Siswa Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun

Pembelajaran 2013/2014l ................................................. 47

Tabel 05 Hasil Silklus I Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi

Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada Siswa

Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun Pembelajaran

2013/2014 ....................................................................... 50

Tabel 06 Analisis Data Siklus I Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada

Siswa Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun

Pembelajaran 2013/2014 .................................................. 52

Tabel 07 Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam

Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................ 55

Tabel 08 Hasil Evaluasi Siklus II ................................................... 58

Tabel 19 Analisis Data Siklus Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada

Siswa Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun

Pembelajaran 2013/2014 II ............................................. 60

Tabel 10 Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam

Pelaksanaan Tindakan Siklus III ....................................... 63

Tabel 11 Hasil Evaluasi Sikius III Peningkatan Kemampuan

Menulis Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual

Page 14: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

xiv

pada Siswa Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun Pembelajaran 2013/2014 .................................................. 65

Tabel 12 Analisis Data Siklus III Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada

Siswa Kelas VI A SMP Albanna Denpasar Tahun

Pembelajaran 2013/2014 .................................................. 67

Tabel 13 Peningkatan Rekapitulasi Hasil Penelitian Peningkatan

Kemampuan Menulis Puisi Melalui Model Pembelajaran

Kontekstual pada Siswa Kelas VI A SMP Albanna

Denpasar Tahun Pembelajaran 2013/2014 ......................... 69

Page 15: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

xv

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN

INSPIRATOR GAMBAR PERISTIWA PADA SISWA

KELAS VIII A SMP ALBANNA DENPASAR

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NAMA : RIAN DANA ABIDIN

NPM : 010.8.03.51.31.1.5.2997

HALAMAN :

TAHUN : 2014

Penelitian ini berjudul peningkatan kemampuan menulis puisi

melalui metode kontekstual pada kelas VI A SMP Albanna denpasar tahun

pelajaran 2013/2014. Di latar belakangi oleh pengajaran sastra khususnya

dalam menulis puisi kurang mendapatkan perhatian. Di barengi pula

adanya sikap guru kurang bersungguh – sungguh terhadap pengajaran

sastra khusunya pengajaran puisi. Menulis puisi bertujuan untuk

mengungkapkan suatu ide berupa pengalaman, pikiran, perasaan, semangat

dan keyakinan untuk membangkitkan kemampuan siswa dalam membuat

hasil karya sendiri di bidang kesusastraan khususnya puisi. Pembelajaran

menulis puisi di SMP Albanna Denpasar di hadapkan pada beberapa

masalah, yaitu kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah,

pembelajaran masih berpusat pada guru, hal ini di sebabkan karna s iswa

tidak siap untuk mengikuti pelajaran, sehingga mengakibatkan guru

cenderung mengambil metode ceramah untuk menjelaskan kepada siswa,

sarana prasarana yang tersedia masih minim sekali. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka rumusan masalah yang di angkat dalam penelitian

ini adala apakah pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar

peristiwa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VI A

SMP Albanna Denpasar tahun pelajaran 2013-2014. Penelitian ini

bertujuan untuk meningktakan mutu pembelajaran puisi. Khusunya dalam

menulis puisi.

Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti,

yaitu : tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini

adalah dapat memeberikan sumbangan pemikiran, informasi kepada guru

bahasa Indonesia, dan meningkatkan wawasan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa dalam

upaya membina serta pengembangan bahasa dan sastra Indonesia.

Sedangkan, tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

data yang objektif bahwa model pembelajaran kontekstual dengan

inspirator gambar peristiwa dapat meningkatkan kemampuan menulis

puisi. Ruang lingkup penelitian ini terbatas hanya pada peningkatan

kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

inspirator gambar peristiwa , pada siswa kelas VIII A SMP Albanna

Denpasar, Tahun Pelajaran 2013/2014.

Page 16: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

xvi

Teori sebagai landasan untuk berpijak bagi penulis dalam penelitian ini, yaitu : (1) pengertian puisi, (2) pengajaran puisi, (3) metode puisi, (4)

hakikat puisi, (5) pengertian menulis, (6) pengertian kemampuan menulis

puisi, (7) pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning),

(8) media lgambar peristiwa sebagai inspirator.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Albanna

Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 orang.

Pengumpulan data dilakukan di SMP Albanna Denpasar dengan

menggunakan dua metode, yaitu (1) metode observasi, dan (2) metode tes.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

deskriptif kuantitatif, yaitu menyusun data secara sistematis dari yang

besar ke yang kecil atau sebaliknya untuk ditarik suatu simpulan.

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian menulis puisi

dengan model pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar pada

siswa kelas VIII A SMP Albanna Denpasar dapat meningkat, ini dapat

dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes awal

(pra test) jumlah rata-rata 4,09 dengan kategori kurang, pada siklus I

mengalami peningkatan nilai rata-rata 5,3 dengan kategori hampir cukup,

siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 6,6 dengan

kategori cukup, dan pada siklus III juga mengalami peningkatan nilai rata -

rata siswa menjadi 8,0 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, peneliti merumuskan saran diantaranya, guru bahasa Indonesia

SMP Negeri Albanna Denpasar supaya memberi motivasi kepada siswa

agar tidak mengabaikan pembelajaran sastra khususnya menulis puisi.

Kata Kunci: Keterampilan menulis, puisi, inspirator gambar peristiwa,

pembelajaran kontektual

Page 17: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini pembelajaran sastra dipandang kurang memenuhi

standar hasil yang memuaskan. Kualitas proses pembelajran kurang begitu

diperhatikan oleh guru atau penyelenggara pendidikan lainnya sehingga

hasilnya pun kurang sesuai dengan harapan. HampIr semua jenis sastra

diajarkan di sekolah disajikan dengan cara-cara yang kurang bisa

mengajak siswa untuk lebih kreatif dan inovatif. Semestinya sastra itu bisa

menjadi pemicu munculnya kreativitas-kreativitas baru mengingat obyek

kajian sastra adalah daya imajinasi dan nilai rasa seseorang. Daya

imajinasi akan memunculkan pemikiran-pemikiran baru yang sangat

menunjang kreativitas seseorang, sedangkan nilai rasa akan menumbuhkan

kepekaan seseorang terhadap fenomena-fenomena kehidupan yang terjadi.

Dengan menggabungkan keduanya dalam pembelajaran, terutama

pembelajaran sastra, akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih

menyenangkan sehingga capaian hasil yang diinginkan akan memenuhi

standar yang berlaku.

Kegiatan bersastra juga mengasah kemampuan siswa untuk

memahami pikiran, perasaan, dan pendapat yang disampaikan oleh orang

lain melalui bahasa. Salah satu tujuan pengajaran kesusastraan ialah

menanamkan apresiasi seni pada anak didik. Dengan mengapresiasi sastra,

siswa dapat secara langsung menikmati sebuah karya sastra, dari teori -

Page 18: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

2

teori tentang sastra sampai penerapan teori tersebut untuk memahami

sebuah karya sastra.

Salah satu cara untuk mengembangkan apresiasi sastra pada anak

didik ialah dengan pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran puisi

merupakan kegiatan

bersastra yang berisi luapan ekspresi pikiran, gagasan, dan pengalaman

hidup dalam bentuk kata-kata yang memiliki makna dan unsur estetis

puisi.

Pembelajaran puisi di sekolah bertujuan untuk menanamkan rasa

peka terhadap hasil seni sastra, agar anak didik mendapatkan rasa

keharuan yang diperoleh dari apresiasi puisi. Selain itu, pembelajaran

puisi di sekolah sangat penting dan berguna bagi siswa karena dapat

membantu siswa agar menjadi manusia yang simpatik dan pemikir.

Salah satu aspek dalam pembelajaran puisi adalah menulis puisi.

Menulis puisi berarti mengungkapkan suatu kehidupan dalam medium

bahasa yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai dengan norma-

norma estetis puisi. Untuk mencapai estetis ini diperlukan kemahiran dan

kecakapan untuk menggunakan unsur-unsurnya hingga menghasilkan

paduan yang harmonis. Kemahiran dan kecakapan tersebut dapat diperoleh

dengan rajinnya kita berlatih menulis sebuah puisi secara intensif

(Situmorang, 1983:26). Media pembelajaran juga sangat diperlukan dalam

pembelajaran menulis puisi. Selama ini dalam pembelajaran menulis puisi ,

guru kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran. Hal ini

juga terjadi di SMP Albanna Denpasar .

Page 19: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

3

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia, di sekolah tersebut diketahui bahwa

media pembelajaran kurang optimal digunakan pada pembelajaran menulis

puisi. Selain itu, minat siswa menulis puisi dan kemampuan menulis puisi

siswa kelas VII SMP Albanna Denpasar tergolong masih rendah yaitu 4,06

dan belum memenuhi kireteria ketuntasan minimal yang di targetkan

nyaitu dengan nilai 8,0 padahal kemampuan pemahaman siswa terhadap

materi cukup baik. Selama ini dalam pembelajaran menulis puisi, guru

memberi tugas menulis puisi dengan cara meramu dan mengolah

pengalaman dengan baik, kemudian melakukan kegiatan pemilihan dan

penempatan kata yang selektif. Setelah memilih kata, kata -kata tersebut

dipadukan dengan kata lain dengan variasi makna konotatif dan denotatif

sehingga akan melahirkan puisi yang bagus. Cara pembelajaran yang

semacam ini terkadang memberikan dampak kemalasan dan kurang

berminatnya siswa untuk mengikuti pelajaran menulis puisi. Dapat

dikatakan pembelajaran tersebut dianggap kurang variatif sehingga

berdampak pada minat siswa dalam menulis menjadi rendah dan secara

tidak langsung akan mengakibatkan kemampuan menulis mereka pun

menjadi rendah. Hal ini dibuktikan saat mereka diberi tugas menulis puisi,

hasilnya kurang maksimal, sedikit yang mampu mencapai kriteria

ketuntasan minimal yaitu nilai Hasil yang kurang maksimal tersebut juga

disebabkan oleh beberapa kendala yang muncul dari diri siswa sendiri.

Kendala tersebut diantaranya adalah siswa kesulitan dalam menentukan

dan menemukan ide, siswa kesulitan menentukan kata pertama dalam

puisinya, kesulitan mengembangkan ide-ide yang telah didapat dalam

Page 20: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

4

bentuk puisi karena minimnya penguasaan kosakata, dan tidak terbiasanya

siswa mengemukakan pikiran atau imajinasinya ke dalam bentuk puisi.

Kendala-kendala tersebut mengakibatkan nilai menulis puisi siswa

menjadi rendah, sehingga diperlukan perubahan dalam proses

pembelajaran. Perubahan tersebut salah satunya dengan penggunaan media

gambar peristiwa dalam menulis puisi.

Penggunaan metode kontektual dengan media gambar peristiwa

sebagai inspirator diharapkan mampu membantu siswa mengatasi

permasalahan dalam menulis puisi. Media gambar peristiwa merupakan

media berupa gambar sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi.

Media gambar peristiwa tepat digunakan dalam pembelajaran menulis

puisi karena media gambar akan membantu siswa dalam berimajinasi dan

selanjutnya menuangkan ide-ide dan gagasannya ke dalam bentuk puisi.

Pada dasarnya puisi tersusun dari rangkaian kata-kata yang indah sesuai

dengan imajinasi dan kreativitas sang penulis.

Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah menulis kreatif puisi

berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami, sehingga sangat tepat

jika dipilih penggunaan media gambar peristiwa karena media gambar

peristiwa ini berupa gambar peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang.

Pada gambar media peristiwa tersebut terlihat jelas peristiwa apa yang

telah terjadi. Penggunaan media gambar peristiwa diharapkan mampu

merangsang kreativitas siswa dalam memperoleh ide dan merangsang

ingatan siswa terhadap peristiwa yang pernah dialaminya sehingga puisi

yang dihasilkan siswa memiliki kejelasan isi sesuai dengan tema yang

telah ditentukan.

Page 21: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

5

Penggunaan metode kontektual dengan media gambar peristiwa

dimungkinkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan

menulis puisi. Berdasarkan hal diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tdengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis

Puisi melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator Gambar

Peristiwa pada Siswa Kelas VII A Albanna Denpasar Tahun Pelajaran

2013/2014.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah model pembelejaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa

dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIIA

SMP Albanna Denpasar tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran kontekstual

yang tepat dalam menulis puisi pada siswa kelas VIIA SMP

Albanna Denpasar tahun Pelajaran 2013/2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Tujuan

inilah yang memberikan arah bagi penelitian dalam melangkah pada

kegiatan berikutnya. Dalam hal ini , adapun tujuan umum dan tujuan

khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 22: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

6

1.3.1 Tujuan Umum

a. Untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran dan meningkatkan

wawasan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual

dengan gambar peristiwa dalam upaya membina serta

mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia.

b. Untuk memberikan informasi nyata kepada guru bahasa Indonesia

dalam usaha memberdayakan mutu kegiatan belajar dan mengajar

bahasa Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan data yang objektif dapatkah model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa meningkatkan

kemampuan menulis puisi siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar

Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Untuk menemukan langkah-langkah model pembelajaran kontekstual

dengan inspirator gabar peristiwa yang tepat dalam menulis puisi

pada siswa kelas VII A SMP Albanna denpasar Tahun Pelajaran

2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi

dan menambah wawasan kepada siswa, pengajar (guru) dan juga sekolah

dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh

siswa dalam menerima pelajaran khususnya dalam menulis puisi.

Page 23: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

7

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak seperti di bawah ini :

a. Siswa

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

bahasa Indonesia siswa.

2) Memberikan motivasi untuk lebih meningkatkan pemahaman dalam

pembelajaran menulis puisi.

b. Sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

2) Sebagai pertimbangan dalam mengambil berbagai kebijakan atau

perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

pada pembeajaran puisi.

c. Peneliti

Memberikan sumbangan pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan.

d. Lembaga

1) Mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa atas penguasaan materi

yang diberikan selama perkuliahan.

2) Menjalin kerjasama dengan lembaga sekolah sebagai mitra dalam

penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3) Mengukur kualitas dan mutu pendidikan

Page 24: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

8

e. Guru Bahasa Indonesia

1) Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan strategi alternatif bagi

guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam meningkatkan

keterampilan menulis puisi.

2) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dan menambah

wawasan guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan siswa.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas

serta karena luasnya ruang lingkup yang dibahas, keterbatasan

kemampuan dan biaya yang penulis miliki maka penelitian ini terbatas

pada peningkatan kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa, pada siswa kelas VII A

SMP Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 dan langkah -langkah

model pembelajaran kontekstual yang tepat dalam menulis puisi.

1.6 Asumsi

Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penulis

yang harus dirumuskan secara jelas dan akan berfungsi sebagai landasan

berpijak bagi penulis dalam melaksanakan penelitiannya serta dipakai

untuk memperkuat permasalahannya (Arikunto, 2006:59).

Adapun penelitian ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu :

1. Pokok bahasan menulis puisi sudah diajarkan di kelas VII A

Albanna Denpasar ;

2. Guru bidang studi bahasa Indonesia di kelas VII A SMP Albanna

Denpasar dalam mengajar berpedoman pada kurikulum 2013;

Page 25: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

9

3. Guru bidang studi bahasa Indonesia di kelas VII A SMP Albanna

Denpasar;

4. Situasi belajar di dalam kelas dan kemampuan siswa baik putra maupun

putri dianggap sama; dan

5. Semua siswa dianggap mempunyai kualitas dan kuantitas yang sama

terhadap pengajaran bahasa Indonesia

Page 26: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memenuhi validitas data,

perlu didukung oleh beberapa teori yang relevan dengan masalah yang

akan diteliti. Teori tersebut terdapat pada buku-buku pustaka yang pada

hakikatnya merupakan suatu teori yang nyata dan dapat menunjang serta

mampu menjelaskan yang sesungguhnya dibicarakan atau

dipermasalahkan. Teori sebagai landasan untuk berpijak bagi penulis,

yaitu : (1) pengertian puisi, (2) pengajaran puisi, (3) metode puisi, (4)

hakikat puisi, (5) pengertian menulis, (6) pengertian kemampuan menulis

puisi, (7) model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning), dan (8) media gambar peristiwa sebagai inspirator.

2.1 Pengertian Puisi

Puisi berasal dari bahasa Yunani “poises”yang berarti penciptaan.

Lama-kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni

sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan

menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan Tarigan (1984:

4). Kehadiran sebuah puisi merupakan pernyataan seorang penyair.

Pernyataan itu berisi pengalaman batin penyair sebagai hasil proses kreatif

terhadap objek seni. Objek seni ini berupa masalah-masalah kehidupan

dan alam sekitar manusia.

Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda terhadap puisi.

Waluyo (dalam Senet, 2009:13) menyatakan, bahwa puisi adalah salah

satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua

Page 27: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

11

kekuatan bahasa yakni dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan

struktur batinnya. Menurut Altenbernd (dalam Senet, 2009:13), puisi

adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa

berirama. Wordsworth (dalam Senet, 2009:13) juga mendefinisikan puisi

sebagai suatu pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang

direka-reka atau diangan-angankan.

Sementara itu, Aminuddin mengatakan, bahwa secara etimologi

istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “poeima” yang artinya

“membuat” atau “poesis” yang artinya ”pembuatan” dan dalam bahasa

Inggris disebut “poem” atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan

”pembuatan” karena lewat puisi, pada dasarnya seorang te lah menciptakan

suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana

tertentu, baik fisik maupun batiniah (1987: 34).

Selain itu, Johnson (dalam Senet, 2009:14) mengatakan, bahwa puisi

merupakan luapan perasaan secara spontan yang penuh daya berpangkal

pada emosi, yang berpadu kembali dalam kedamaian.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan pendapat Waluyo (dalam

Senet, 2009:13) dalam penelitian ini pendapatnya adalah satu bentuk

kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara

imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa

yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur bantinya .

2.2 Pengajaran Puisi

Pembelajaran sastra di dalam penerapan Kurikulum 2013 perlu

menekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan seni yang dapat

Page 28: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

12

diproduksi dan diapresiasi sehingga pembelajaran hendaknya bersifat

produktif dan apresiatif.

Pembelajaran sastra merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

kemampuan menikmati, menghayati, memahami karya sastra, serta

meningkatkan keberanian dan keterampilan untuk menuangkan gagasan

dan perasaan dalam berbagai bentuk karya sastra.

Pengajaran puisi merupakan bagian dari pembelajaran sastra.

Pengajaran puisi adalah proses pemindahan pengetahuan atau

keterampilan dalam memahami, menilai, dan menciptakan suatu karya

sastra, khususnya puisi. Mengajarkan sebuah puisi berarti mengungkapkan

suatu dunia kehidupan dengan medium bahasa yang harus memenuhi

syarat-syarat tertentu, seperti diksi (pilihan kata), citraan, rima, tipografi,

dan lain sebagainya (Senet, 2009:36).

Menurut Senet (2009:36) bahwa pengajaran puisi sebagai bagian

dari pengajaran sastra bertujuan :

a. Siswa memperoleh kesenangan dari membaca dan mempelajari pui si

sehingga tumbuh keinginan membaca dan mempelajari puisi pada

waktu senggangnya;

b. Siswa memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi sehingga

tumbuh keinginan memadukannya dengan pengalaman pribadinya yang

diperoleh di sekolah kini dan mendatang;

c. Mengarahkan siswa agar dapat menguasai bentuk tulisan dan gaya bahasa

sastra;

d. Membantu siswa agar menguasai keterampilan menulis;

Page 29: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

13

e. Membantu siswa agar dapat mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan segala

sesuatu yang menarik perhatiaanya dengan cara yang efektif dan bermakna;

f. Membantu dan memperluas wawasan siswa tentang diri dan lingkungannya

dan orang lain;dan

g. Membantu siswa menciptakan sesuatu yang menyenangkan, mengembangkan,

dan memuaskan.

2.3 Metode Puisi

Metode yang digunakan penyair untuk mengungkapkan sesuatu

dengan jelas dan seluas mungkin tetapi dengan kata sesedikit mungkin,

antara lain sebagai berikut.

2.3.1 Diksi (diction)

Diksi berarti pilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair

secermat dan seteliti mungkin. Kata-kata yang digunakan oleh penyair

dalam puisinya tidaklah seluruhnya bergantung pada makna denotatif,

tetapi lebih cenderung bergantung pada makna konotatif. Nilai konotatif

inilah yang justru lebih banyak memberi efek bagi para penikmatnya.

Dengan demikian, kecakapan menggunakan kata-kata, penyair dapat

membangkitkan imajinasi pembacanya.

Diksi merupakan hal yang esensial dalam struktur puisi karena kata

merupakan media ekspresi utama. Waluyo, (1991:73) menyatakan, bahwa

kata dalam puisi lebih bersifat konotatif artinya memiliki kemungkinan

makna yang lebih dari satu. Kata-kata dalam puisi dipilih dengan

mempertimbangkan berbagai aspek estetis dan juga puitis artinya

mempunyai efek keindahan yang berbeda dari kata -kata yang kita pakai

dalam kehidupan sehari-hari. Maka kata-kata yang dipilih penyair bersifat

Page 30: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

14

absolut dan tidak dapat diganti. Apabila diganti akan mengganggu

kompisisi dan daya magis dari puisi itu sendiri. Setiap kata mempunyai

beberapa fungsi, baik fungsi makna, fungsi bunyi, maupun fungsi

pengungkapan nilai estetika bentuk lainnya. Oleh karena itu, diperlukan

ketepatan pemilihan kata dan tidak hanya sekadar bagaimana suatu makna

diungkapkan, tetapi juga apakah kata yang dipilih benar -benar mampu

mengungkapkan suatu ekspresi yang melahirkan pesan-pesan tertentu

tanpa meninggalkan aspek estetisnya.

Jadi, pemilihan kata di dalam puisi sangat menentukan kualitas dan

estetika sebuah puisi itu sendir, sebab diksi yang tepat akan mampu

melahirkan irama maupun bentuk puisi secara keseluruhan, sehingga

ketika puisi itu dibaca atau diperdengarkan akan mampu membuat

pembaca atau pendengarnya merasakan keindahannya. Namun, perlu

diperhatikan bahwa pemilihan kata harus didasarkan pada maksud dan

pesan yang ingin disampaikan oleh penyair supaya tidak menimbulkan

interpretasi yang beragam, bahkan terbalik dari maksud yang sebenarnya.

2.3.2 Imajinasi (imageri)

Imajinasi adalah bayangan atau khayalan yang timbul akibat kata -

kata yang digunakan oleh penyair sehingga pembaca tergugah untuk

menggunakan kemampuannya, melihat, mendengar perasaan secara fantasi

yang dilakukan oleh penyair dengan puisi -puisinya. Pilihan kata dalam

suatu puisi hendaknya dapat melakukan imajinasi tentang suasana pada

waktu itu (Waluyo, 1991: 97).

Penyair ingin menyuguhkan pengalaman baik yang pernah

dialaminya kepada penikmat karyanya. Untuk memenuhi keinginan

Page 31: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

15

tersebut dengan pemilihan serta penggunaan kata -kata yang tepat dalam

karya mereka. Pemilihan penggunaan kata-kata yang tepat dapat

memperkuat serta memperjelas daya-bayang pikiran manusia; dan energy

tersebut dapat pula mendorong imajinasi atau daya-bayang kita untuk

menjelmakan gambaran yang nyata (Tarigan, 1984:30).

Dengan menarik perhatian pada beberapa perasaan jasmaniah, sang

penyair berusaha membangkitkan pikiran dan perasaan para penikmat

sehingga mereka menganggap bahwa merekalah yang benar -benar

mengalami peristiwa perasaan jasmaniah tersebut.

Dengan demikian, imajinasi penyair dapat menyatakan pembaca

bahwa apa yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya merupakan suatu

realitas, bahwa pembaca beranggapan seolah-olah merekalah yang

mengalami peristiwa yang dituangkan oleh penyair lewat puisinya.

2.3.3 Kata-kata Nyata (the concrete word)

Kata-kata nyata adalah kata-kata yang digunakan penyair untuk

melukiskan dan menyatakan sesuatu dengan setepat -tepatnya dan

secermat-cermatnya sehingga meningkatkan imaji (daya bayang) pembaca,

maka kata-kata harus diperkonkret. Maksudnya adalah bahwa kata-kata itu

dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh, seperti halnya pengimajian.

Kata yang diperkonkret ini juga erat hubungannya dengan penggunaan

kata-kata kiasan dan lambang-lambang. Apabila seorang penyair mahir

dalam memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah dapat

melihat, mendengar, atau merasa seperti apa yang dilukiskan oleh penyair.

Dengan demikian pembaca akan terlibat penuh secara lahir dan batin ke

dalam puisi tersebut (Waluyo, 1991: 81).

Page 32: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

16

2.3.4 Majas (figurative language)

Untuk membangkitkan daya imajinasi, penyair menggunakan

berbagai macam cara, salah satu diantaranya yaitu dengan memanfaatkan

majas atau gaya bahasa. Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-

susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif

menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna

atau kaya akan makna. . Karena itulah penyair dalam hal ini menggunakan

berbagai macam gaya bahasa yang merupakan suatu kemampuan

menggunakan kata-kata yang indah sehingga menimbulkan daya tarik dan

daya ungkapannya semakin bertambah serta senantiasa dapat

membangkitkan daya imajinasi. Bahasa figuratif adalah bahasa yang

digunakan oleh penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak

biasa, yakni secara tidak langsung mengunkapkan makna kata atau

bahasanya bermakna kias atau makna lambang (Waluyo, 1991: 83).

2.3.5 Rima (persajakan)

Rima adalah persamaan bunyi atau pengulangan bunyi dalam satu

baris, beberapa baris atau semua baris puisi untuk menghadirkan unsur

musikalitas puisi terutama pada saat dibacakan. Melalui pengulangan

bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Dalam mengulangi bunyi itu,

penyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Rima sangat erat

hubungannya dengan arti rasa dan nada serta tujuan maupun

amanatnya.Irama merupakan tinggi rendahnya suara, panjang pendeknya

suara, cepat lambatnya suara pada waktu membaca atau mendeklamasikan

puisi dan penggunaan rima disesuaikan menurut tempat dan susunannya.

Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana

Page 33: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

17

pada puisi. Persajakan yang sering digunakan penyair meliput i: (1)

asonamsi adalah persamaan bunyi vocal dalam satu atau beberapa baris

puisi, (2) aliterasi adalah penggunaan konsonan dalam satu baris puisi,

dan (3) rima mutlak atau sempurna adalah persamaan bunyi pada beberapa

baris puisi karena ada pengulangan pada salah satu atau beberapa kata

dalam bait puisi (Sarjana Putra. 2010:24).

2.4 Hakikat Puisi

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian puisi sudah jelas

betapa sulitnya memberikan batasan yang tepat terhadap puisi. Menurut I.A

Richards sebagaimana yang dikutip Herman J. Waluyo menyatakan batin puisi

ada empat, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap

penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention) (Waluyo, 1991:180-181).

2.4.1 Tema (sense)

Cuddon dan Cohen (dalam Senet, 2009:30) menyatakan bahwa

tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter atau ide sentral yang

dikemukakan oleh penyair dalam karya sastranya. Pokok pikiran atau

gagasan pokok itu dalam karya sastra dapat disampaikan secara eksplisit

atau langsung dan implicit atau tidak langsung. Tema yang disampaikan

secara implicit atau tidak langsung biasanya sulit ditangkap.

Tema sebuah puisi akan menjadi bagian yang paling utama

melatarbelakangi ide atau gagasan yang terdapat di dalam sebuah pui si.

Pada hakikatnya, sebelum menulis puisi terlebih dahulu penyair

menentukan tema yang dipilih sebagai materi mengenai puisi yang akan

ditulis.

2.4.2 Rasa (feeling)

Page 34: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

18

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai dua orang atau lebih

menghadapi suatu masalah dengan sikap berbeda, demikian juga seorang

penyair. Ada penyair yang menaruh sikap simpatik, memuja, marah, rasa

sedih, dan berduka. Ambil sebagai contoh tuna karya, Si A mungkin

menghadapinya deongan sikap acuh tak acuh, sedangkan Si B dengan

sikap kemanusiaan yang penuh belas kasih. Jadi, rasa adalah sikap sang

penyair terhadap pokok permasalahan atau persoalan yang terkandung

dalam puisi.

2.4.3 Nada dan Suasana (tone)

Nada (tone) merupakan sifat emosional penyair yang

tergambarkan dalam karya sastra. Zaidan (dalam Senet, 2009:32)

menjelaskan bahwa nada (tone) itu adalah sikap mental yang

mencerminkan suasana hati pengarang yang tersirat dalam karyanya. Hal

ini mungkin berupa sikap romantik, ironis, misterius, gembira, tidak sabar,

keras hati, menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, mencemooh,

memberontak, iri hati, gemas, penasaran atau yang lainnya. Suasana

adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat

psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Dapat

disimpulkan bahwa nada dan suasana hati penyair akan mempengaruhi

puisi yang dihasilkannya. Jika suasana hati penyair sedang senang maka

cenderung puisi yang dihasilkan adalah puisi bernuansa gembira.

Sebaliknya, suasana hati penyair sedang sedih, ada kecenderungan puisi

yang diciptakannya adalah puisi yang bernuansa sedih pula.

2.4.4 Amanat atau Pesan (Massage)

Page 35: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

19

Amanat (massage) adalah maksud atau pesan yang disampaikan

penyair atau pengarang berupa gagasan kepada pembaca, pendengar,

penonton, baik tersurat maupun tersirat yang disampaikan penyair melalui

karyanya, Zaidan (dalam Senet, 2009:32). Penghayatan terhadap amanat

(massage) sebuah puisi tidak secara objektif, melainkan subjektif dan

umum, artinya berdasarkan interpretasi atau penafsiran pembaca. Pesan

yang disampaikan oleh penyair di dalam puisi cenderung bersifat implisit

atau tersembunyi. Melalui tindakan mengapresiasinya, pembaca atau

penikmat puisi akan menemukan sendiri pesan-pesan itu dibalik rangkaian

kata-kata dalam sebuah puisi. Jadi amanat adalah pesan dan kesan yang

hendak disampaikan penyair kepada pembaca lewat karya -karyanya

berupa puisi.

2.5 Pengertian Menulis

Tarigan, (dalam Senet, 2009:10) menyatakan menulis merupakan

suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan kegia tan

yang ekspresif karena dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan

gagasan, maksud, pikiran, atau pesan yang dimilikinya kepada orang lain.

Di samping itu, menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa

yang memegang peranan penting di dalam proses komunikasi yang efektif.

Menulis, seperti halnya keterampilan berbicara, merupakan salah satu

keterampilan yang bersifat produktif. Artinya, menulis merupakan

kegiatan yang bersifat menghasilkan atau menulis merupakan kegiatan

yang aktif menghasilkan tulisan. Akhadiah, dkk. (1988:2) menyatakan

bahwa menulis adalah kemampuan kompleks yang menuntut sejumlah

pengetahuan dan keterampilan. Dengan menulis, penulis terdorong untuk

Page 36: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

20

terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah

masalah bukan sekadar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

Penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya, yaitu

menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.

Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta

berbahasa secara tertib.

Depdikbud (dalam Senet, 2009:11) mengemukakan bahwa

keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi dalam pengajaran

bahasa Indonesia. Menulis dikatakan sebagai kegiatan tertinggi karena

keterampilan menulis merupakan keterampilan kognitif (memahami,

mengetahui, dan memersepsi) yang kompleks yang menghendaki strategi

kognitif yang tepat, keterampilan intelektual, informasi verbal, dan

motivasi yang tepat Gagne dan Achmadi (dalam Senet, 2009:11).

Dibandingkan dengan ketiga keterampilan yang lain (menyimak,

berbicara, dan membaca), keterampilan menulis lebih sulit karena dalam

menulis, di samping pengetahuan tentang kosakata, perlu juga

pengetahuan tentang ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif. Atau dengan

kata lain, keterampilan menulis itu meliputi bagaimana cara menuangkan

pikiran dalam kalimat dengan menggunakan kata yang tepat serta

penulisan yang sesuai dengan ejaan. Selain itu, dalam kegiatan menulis

dituntut adanya pengetahuan dan pemahaman mengenai topik yang ditulis

dan bagaimana cara yang baik dalam menuangkannya ke dalam bentuk

tulisan.

Semi (dalam Senet, 2009:11) menyatakan bahwa “Menulis itu

merupakan salah satu keterampilan berbahasa, merupakan kegiatan

Page 37: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

21

perekaman bahasa lisan ke dalam bentuk bahasa tulisan” . Pada hakikatnya,

menulis sama dengan berbicara karena materi yang digunakan sama, yaitu

kata dan kalimat sehingga wajarlah dikatakan bahwa menulis adalah upaya

memindahkan bahasa lisan ke dalam wujud tertulis. Hanya dalam kegiatan

tulis-menulis diperlukan pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca.

Dalam penelitian ini penulis sepakat dan mengunakan pendapat

Tarigan, (dalam Senet, 2009:10) dalam penelitaian ini menyatakan

menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif menulis

merupakan kegiatan yang ekspresif karena dengan menulis seseorang

dapat mengungkapkan gagasan, maksud, pikiran, atau pesan yang

dimilikinya kepada orang lain.

2.6 Pengertian Kemampuan Menulis Puisi

Dalam menciptakan dan menyatakan maksud gagasan dan perasaan

dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan

grafologi (ilmu yang mempelajari tentang aksara dan sistem penulisannya)

dan kosakata yang digunakan Tarigan (dalam Senet, 2009:12). Seperti

halnya dalam menciptakan karya sastra, dalam hal ini puisi, seorang

pengarang akan menyampaikan gagasan atau ide yang tersimpan

dibenaknya kepada orang lain melalui bahasa sebagai medianya. Menulis

puisi biasanya dijadikan media untuk mencurahkan perasaan, pikiran,

pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di

sekitar kita.

Puisi merupakan karya sastra yang padat arti. Artinya, penyair

mengungkapkan perasaan dan pikirannya dengan kata -kata yang ringkas,

namun tetap menunjukan adanya unsur estetis ketika dibaca.

Page 38: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

22

Kemampuan menulis puisi merupakan kesanggupan dari seorang

pengarang dengan kecakapan atau kekuatan imajinasinya untuk

mencurahkan pikirannya dan membutuhkan daya kreasi dari

pengarangnnya dalam menggunakan bahasa atau pilihan kata yang tepat

sehingga menghasilkan karya puisi yang mengandung nilai keindahan

khususnya puisi.

2.7 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Leraning)

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta

didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam

bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan

dari guru ke siswa (Depdiknas, 2002:1).

Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali siswa

berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti

pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal -hal teoritis ke praktis.

Sehingga dalam pelaksanaan metode ini diusahakan teori yang dipelajari

teraplikasi dalam situasi riil. Bagi guru metode ini membantu dosen

mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong

mahasiswa membuat hubungan antara pengetahuan sebelumnya (pior

knowledge) dengan aplikasinya dalam kehidupan mereka dimasyarakat

Khilmiyah (dalam Taniredja 2011:50).

Page 39: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

23

Dalam konteks ini, peserta didik perlu mengerti apa makna belajar,

apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.

Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.

Dengan demikian mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang

memerlukan suatu bekal untuk hidupnya kelak. Mereka mempelajari apa

yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya

itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah sebagai berikut:

a. Membimbing peserta didik mencapai tujuannya;

b. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi; dan

c. Mengelola kelas sebagai sebuah timyang bekerja bersama untuk

menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru

baik pengetahuan maupun keteampilan datang dari menemukan sendiri

bukan dari guru itu sendiri.

Kontekstual hanya sebagai sebuah strategi pembelajaran. Seperti

halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan

tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna.

Pendekatan kontekstual dapat dilaksanakan tanpa harus mengubah

kurikulum dan tatanan yang ada.

Menurut Zahorik (dalam Taniredja 2001:51) terdapat lima elemen

yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual yaitu:

a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge);

b. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge)dengan cara

mempelajari secara keseluruhan dahulu, kemudian memperhatikan detailnya;

Page 40: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

24

c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan cara

menyusun konsep sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada orang lain

agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu konsep

tersebut direvisi dan dikembangkan;

d. Memperaktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge),

dan

e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan

pengetahuan tersebut.

Menurut Johnson (dalam Taniredja 2011:51) bahwa pendidikan

kontekstual memiliki tiga prinsip dasar yaitu:

a. Belajar menghasilkan perubahan prilaku anak didik yang relatif permanen,

artinya peran penggiat pendidikan khususnya guru dan dosen adalah sebagai

pelaku perubahan (agent of change);

b. Anak didik memiliki potensi, gandrung dan kemampuan yang merupakan

benih kodrati untuk ditumbuhkembangkan tanpa henti; dan

c. Perubahan atau pencapaian kualitas idealn itu tidak tumbuh alami linier

sejalan proses kehidupan. Artinya, proses belajar mengajar memang

merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri, tetapi didesain secara khusus,

dan diniati demi tercapainya kondisi atau kualitas ideal.

2.7.1 Prinsip Pembelajaran Kontekstual

Prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru

yaitu sebagai berikut.

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Constructivism (Konstruktivisme) merupakan landasan berpikir (filosofi)

pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit

Page 41: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

25

demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit)

dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan member makna melalui pengalaman

nyata (Depdiknas,2002:11). Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan

masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan

ide-ide. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses

mengkonstruksi bukan menerima pengathuan. Dalam proses pembelajaran,

siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif

dalam proses belajar mengajar.

2. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan

hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan

menemukan, apapun matei yang diajarkan (Depdiknas, 2002:12). Dimana

pembelajaran siswa merupakan hasil dan kreativitas siswa itu sendiri, akan

bersifat lebih tahan lama diingat oleh siswa bila dibandingkan dengan

sepenuhnya merupakan pemberian dari guru.

3. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.

Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran kontekstual. Melalui

penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses

Page 42: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

26

dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan banyak

ditemukan unsur-unsur terkait yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh

guru maupun oleh siswa. Kegiatan bertanya berguna untuk : (1) menggali

informasi, baik administrasi maupun akademis, (2) mengecek pemahamn

siswa, (3)membangkitkan respon kepada siswa, (4) mengetahui sejauhmana

keingintahuan siswa, (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, (6)

untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, (7)

memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, dan (8)

untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Depdiknas, 2002:14).

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum

tahu. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah.

Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi

yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus meminta informasi yang

diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan saling belajar ini dapat terjadi

apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak

yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling

tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa

bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau

keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.

5. Pemodelan (Modeling)

Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan segala

kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami hambatan

Page 43: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

27

untuk memberikan pelayanan sesuai dengan keiinginan dan kebutuhan siswa

yang cukup heterogen. Dengan begitu model dapat dirancang dengan

melibatkan siswa. Tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk

mengembangkan pembelajaran agar siswa memenuhi harapan secara

menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para

guru.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir

ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa

mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang

baru, yang merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan

yang baru diterima (Depdiknas, 2002 :18). Refleksi dilaksanakan oleh guru

pada akhir pelajaran dengan realisasinya berupa: (1) pernyataan langsung

tentang apa-apa yang diperoleh hari itu, (2) catatan atau jurnal di buku siswa,

(3) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, (4) diskusi, dan (5)

hasil karya.

7. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar

siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami

proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan

penilaian bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa.

Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada diperolehnya

sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Karena penilaian

menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus

Page 44: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

28

diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan

proses pembelajaran.

2.7.2 Penerapan Pembelajaran Kontekstual pada Bahasa Indonesia

Belajar secara kontekstual adalah belajar yang akan terjadi bila

dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari -hari. Secara umum ada

beberapa langkah pembelajaran kontekstual sebagai berikut :

1. Pembelajaran aktif : peserta didik diaktifkan untuk mengkonstruksikan

pengetahuan dan pemecahan masalah;

2. Multi konteks :pembelajaran dalam konteks yang ganda memberikan peserta

didik pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan

mengidentifikasikan ataupun memechkan masalah dalam konteks baru;

3. Koprasi dan kursus (penjelasan atau ceramah): peserta didik belajar dari orang

lain melalui koprasi, kursus, kerja tim dan mandiri;

4. Berhubungan dengan dunia nyata: pembelajaran yang menghubungkan

dengan isu-isu kehidupan nyata melalui kegiatan pengalaman di luar kelas dan

simulasi;

5. Pengetahuan prasyarat atau awal: pengalaman awal peserta didik dan situasi

pengetahuan yang mereka dapat akan berarti atau bernilai dan Nampak

sebagai dasar dalam pembelajaran;

6. Ragam nilai: pengajaran yang fleksibel menyesuaikan kebutuhan dan tujuan-

tujuan dan peserta didik, peserta didik yang berbeda;

7. Konstribusi pada masyarakat: suatu cara yang dapat meningkatkan

pemberdayaan masyarakat melalui pembelajaran atau akibat prosesnya harus

diutamakan;

Page 45: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

29

8. Penilaian otentik: proses belajar peserta didik perlu dinilai dalam konteks

ganda yang bermakna;

9. Pemecahan masalah : berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam

memecahkan masalah nyata harus ditekankan adalah hal berkemaknaan

memorisasi dan pengulangan-pengulangannya;

10. Mengarahkan sendiri (self-direction): peserta didik ditantang dan

dimungkinkan membuat pilihan-pilihan, mengembangkan alternative dan

diarahkan sendiri, berbagi dengan guru;dan

11. Memperhatikan masyarakat kelas: melibatkan kerjasama guru dengan peserta

didik dan peserta didik dengan peserta didik di kelas sangat membantu atau

mendukung proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:253).

2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual

Setiap pembelajaran tentu ada keunggulan dan kelemahan begitu

pula dengan pembelajaran kontekstual. Keunggulan dan kelemahan

pembelajaran kontekstual akan diuraikan di bawah ini.

2.7.3.1 Keunggulan pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan

saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi

materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,

sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Page 46: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

30

b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran

konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntut untuk menemukan

pengathuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa

diharapkan belajar melalui”mengalami”bukan”menghafal”.

c. Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktovitas

siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

d. Kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk

memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data

hasil temuan mereka di lapangan.

e. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil

pemberian dari guru.

f. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang bermakna (Wina Sanjaya, 2009:253).

2.7.3.2 Kelemahan pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual

berlangsung;

2. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi

kelas yang kurang kondusif;

3. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru

tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelolah

kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan

pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang

sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang

akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasaan pengalaman

Page 47: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

31

yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai

instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru

adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap

perkembangannya;dan

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari

dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk

belajar. Namun dalam konteks ini tentu guru memerlikan perhatian dan

bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai

dengan apa yang diterapkan semula (Wina Sanjaya, 2009:253). .

2.8 Media Gambar Perisitiwa Sebagai Inspirator

Sadiman (2008: 29) mengungkapkan bahwa media pendidikan

gambar merupakan media yang paling umum dipakai, gambar merupakan

bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana.

Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar

berbicara lebih banyak daripada seribu kata.

Media gambar peristiwa merupakan sebuah media pendidikan berupa

gambar sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi didalam

kehidupan manusia. Media gambar sebagai media pembelajaran menulis

memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan media gambar

menurut Sadiman (2008: 29), sebagai berikut:

1. Gambar bersifat konkret, gambar lebih menunjukkan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3. Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

Page 48: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

32

4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan

untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau

membetulkan kesalahpahaman.

5. Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan tanpa

peralatan khusus.

Selanjutnya, Sadiman (2008: 29) mengungkapkan beberapa kelebihan

media gambar sebagai berikut.

1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran.

3. Media gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Penggunaan media gambar peristiwa sebagai media ispirator

pembelajaran menulis puisi, selain mudah didapatkan juga memudahkan

siswa dalam memunculkan ide yang kreatif dalam bentuk puisi. Hal

tersebut dikarenakan media gambar mampu menyampaikan pesan atau

informasi secara visual sehingga merangsang kreativitas siswa dalam

menafsirkan dan mengemukakan sendiri hal -hal yang terkandung di

dalamnya. Hal-hal yang didapat melalui media gambar tersebut

selanjutnya dituangkan dalam bentuk rangkaian kata yang kemudian

disusun menjadi sebuah puisi.

Page 49: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu cara yang sangat menentukan dalam

mencapai suatu tujuan, terlebih lagi dalam penelitian yang bersifat ilmiah.

Metode dapat diartikan sebagai jalan untuk mencapai tujuan (Netra,

1974:50). Karena itu tercapai atau tidaknya tujuan yang dicari atau

diinginkan itu bergantung kepada metode yang dipergunakan. Tanpa

adanya metode, maka tujuan penelitian tidak dapat dicapai dengan baik.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini

menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,

yaitu : (1) jenis penelitian, (2) subjek, objek, dan tempat penelitian, (3)

rancangan penelitian, (4) prosedur penelitian penelitian, (5), Metode

pengumpulan data dan instrumen dan (6) analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan -tindakan

tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik -praktik

pengajaran di kelas secara professional. Penelitian tindakan kelas

membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun, ya ng

kembali ke langkah semula. Ciri utamanya adalah bertujuan untuk

memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional, sehingga dapat

digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.

Page 50: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

34

3.2 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas VII A Albanna

Denpasar. Alasan memilih kelas VII A sebagai subjek penelitian adalah

karena siswa masih kesulitan mengemukakan ide-ide dalam pelajaran

menulis puisi dan ada beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah

standar ketuntasan belajar dalam menulis puisi. Atas dasar pertimbangan

itulah, penelitian ini dilakukan. Objek penelitian ini adalah peningkatan

kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

inspirator gambar peristiwa. Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di

SMP Albanna Denpasar 2013/2014.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian tindakan kelas ini direncanakan sampai pada

siklus ke-N hingga dicapai hasil sesuai dengan target yang diinginkan.

Adapun target yang diinginkan dalam penelitian ini adalah 8,0. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Penelitian

tindakan kelas yang peneliti gunakan adalah model Kurt Lewin. Model ini

mempunyai konsep pokok yang terdiri atas empat komponen, yaitu :

a. Perencanaan (Planning), yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, melakukan perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi.

b. Tindakan (Acting), yaitu pembelajaran seperti apa yang dilakukan peneliti

sebagai upayah perbaikan, perubahan yang diinginkan dan peningkatan

kemampuan menulis puisi.

Page 51: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

35

c. Pengamatan (Observing), yaitu penelitian mengamati dampak dari tindakan

yang dilaksanakan terhadap siswa selama pembelajaran dan pengamatan

terhadap hasil kerja siswa.

d. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu melihat,

mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut

dari beberapa segi. Sehingga dapat dilakukan revisi terhadap rencana

sebelumnya oleh peneliti bersama guru.

Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Refleksi awal → Rencana tindakan I → Pelaksanaan tindakan I →

Observasi → Refleksi → Rencana tindakan II → Pelaksanaan tindakan II

→ Obsevasi → Refleksi→ Rencana tindakan III → Pelaksanaan tindakan

III → Observasi → Refleksi→N dan seterusnya → memutuskan tindakan

terbaik.

3.4 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Berhasil tidaknya penelitian dilakukan dapat diketahui dari data yang

diperoleh. Terkait dengan itu, untuk memperoleh data dalam menjawab

masalah penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen

penelitian yaitu sebuah alat bantu yang dipilih peneliti dalam kegiatan

pengumpulan data, agar kegiatan tersebut berjalan dengan sistematis.

Arikunto (dalam Sarjana, 2010:43). Instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian tindakan kelas ini berupa observasi dan tes sebagai

metode utama untuk memperoleh data:

3.4.1 Metode Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis

puisi. Observasi yang dilakukan penulis yaitu mengamati secara langsung

objek yang diteliti tanpa ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran

Page 52: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

36

sehingga tidak mempengaruhi jalannya proses belajar -mengajar. Hasil

yang di dapat dari observasi yang dilakukan penulis yaitu : mengetahui

jangkauan materi yang sudah diberikan kepada siswa, mengetahui model

pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengajar, dan

mendapatkan data yang lebih akurat mengenai pembelajaran menulis puisi.

3.4.2 Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini adalah cara memperoleh data yang

berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang di tes

(testee) dan dari tes tersebut akan diperoleh suatu skor. Setelah

pelaksanaan pembelajaran maka dilaksanakan tes hasil belajar siswa

dengan memberikan post tes kepada seluruh siswa. Tes yang diberikan

berupa tes kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa. Adapun

aspek yang dinilai dari hasil menulis puisi siswa adalah (1) diksi (pilihan

kata), (2) bentuk tulisan, (3) struktur bahasa, (4) makna dan isi puisi, dan

(5) kesesuain judul dengan konteknya.

3.4.2.1 Penetapan Skor

Pada langkah ini setelah hasil tes dikumpulkan selanjutnya adalah

penentuan skor dan masing-masing aspek diberi skor 1-10. Skor maksimal

yang digunakan yaitu 50 apabila siswa mampu menulis puisi sesuai

dengan kelima aspek tersebut dan mengevaluasinya dengan menggunakan

rumus norma relatif skala 11, sehingga memperoleh data mengenai

kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa.

Page 53: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

37

3.4.2.2 Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar

Langkah-langkah yang di tempuh untuk mengubah skor mentah

menjadi skor standar adalah sebagai berikut :

1. Mencari Skor Maksimal Ideal (SMI) dari tes yang akan diberikan.

Skor maksimal ideal adalah skor yang memungkinkan dicapai apabila

semuanya dapat diselesaikan dengan benar. Skor maksimal ideal ini,

dicari dengan jalan menghitung masing-masing item;

2. Mencari angka rata-rata ideal (MI) untuk tes dengan rumus sebagi

berikut : MI= ½ x SMI; dan

3. Mencari Standar Deviasi Ideal (SDI) untuk tes tersebut dengan rumus :

SDI=1/3 x MI

Membuat pedoman-pedoman konveksi dengan ketentuan sebagai berikut :

M + 2,25 SD 10

M + 1,75 SD 9

M + 1,25 SD 8

M + 0,75 SD 7

M + 0,25 SD 6

M - 0,25 SD 5

M - 0,75 SD 4

M - 1,25 SD 3

M - 1,75 SD 2

M - 2,25 SD 1

(Nurkencana, 1981:93).

Atas dasar rumusan di atas, maka penyelesaiannya adalah hasil tes

yang berupa skor mentah dikonversikan menjadi skor standar dengan

menggunakan norma relative skala 11.

MI = ½ x 50 = 25

Page 54: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

38

Sdi = 1/3 x 25 = 8,33

Keterangan :

SMI = Skor Maksimal Ideal

MI = Angka Rata-rata Ideal

Sdi = Standar Devisi

Dari rumusan di atas, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :

Mi + 2,25 Sdi = 25 + (2,25 x 8,33) = 44

10

Mi + 1,75 Sdi = 25 + (1,75 x 8,33) = 40 9

Mi + 1,25 Sdi = 25 + (1,25 x 8,33) = 35 8

Mi + 0,75 Sdi = 25 + (0,75 x 8,33) = 31 7

Mi + 0,25 Sdi = 25 + (0,25 x 8,33) = 27 6

Mi – 0,25 Sdi = 25 – (0,25 x 8,33) = 23 5

Mi – 0,75 Sdi = 25 – (0,75 x 8,33) = 19 4

Mi – 1,25 Sdi = 25 – (1,25 x 8,33) = 15 3

Mi – 1,75 Sdi = 25 – (1,75 x 8,33) = 10 2

Mi – 2,25 Sdi = 25 – (2,25 x 8,33) = 6 1

Dengan berpedoman pada ketentuan di atas, maka skor standar yang

dipakai oleh masing-masing siswa dengan ketentuan, jika siswa yang

mencapai skor 44 ke atas maka ia mendapat skor standar 10, jika siswa

mendapat skor mentah 40 sampai 43 maka siswa mendapat skor standar 9.

Demikian selanjutnya dengan label peningkatan kemampuan siswa dalam

menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan inspirator

gambar peristiwa seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 01. Klasifikasi Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi melalui

Model Kontekstual dengan Inspirator Gambar pada Siswa

Kelas VII A Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 .

No. Skor Mentah Skor Standar Kategori

(1) (2) (3) (4)

01. 44-50 10 Istimewa

02. 40-43 9 Baik Sekali

03. 35-39 8 Baik

04. 31-34 7 Lebih dari

Page 55: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

39

cukup

05. 27-30 6 Cukup

06. 23-26 5 Hampir Cukup

07. 19-22 4 Kurang

08. 15-18 3 Kurang Sekali

09. 10-14 2 Buruk

10. 6-9 1 Buruk Sekali

3.5 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, kegiatan penelitian dilakukan

secara multisiklus. Banyaknya siklus yang digunakan dalam penelitian ini

bergantung pada hasil yang ingin dicapai. Kegiatan setiap siklus meliputi:

3.5.1 Refleksi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang peneliti

lakukan terhadap guru bahasa Indonesia di kelas VII A Albanna Denpasar,

diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa di dalam menulis puisi

tergolong rendah. Hal ini terbukti dari nilai rata -rata yang diperoleh oleh

siswa kelas VII A masih ada yang dibawah standar yang ditetapkan

sekolah yaitu 8.

Dari hasil observasi dan wawancara, peneliti memutuskan untuk

melaksanakan penelitian di kelas VII A Albanna Denpasar , dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan inspira tor gambar

peristiwa agar siswa mampu menerima pelajaran menulis puisi dengan

baik.

3.5.2 Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri atas empat tahapan,

yaitu : perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Page 56: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

40

Supaya penelitian ini dapat berlangsung dengan baik, langkah pertama

yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan hal-hal berikut:

a. Peneliti bersama guru secara kolaboratif menganalisis silabus untuk

menyesuaikan pokok bahasan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran;

b. Peneliti menjelaskan kepada guru mengenai skenario prosedur

pembelajaran yang akan diterapkan dalam model pembelajaran;

c. Peneliti secara kolaboratif bersama guru menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan;

d. Alat evaluasi berupa tes yang menugaskan siswa membuat puisi;dan

e. Pedoman dan kriteria penilaian untuk mengoreksi hasil tulisan.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Sebelum menerapkan pembelajaran siswa mengenai menulis puisi

melalui model pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa ,

guru memberikan tes awal dalam bentuk penugasan untuk mengetahui

kesiapan belajar dan kemampuan siswa terhadap materi yang disajikan pada

siklus I. Dari hasil tes awal tersebut diketahui kemampuan siswa dalam

menulis puisi masih sangat kurang. Oleh karena itu, siswa diberikan

penjelasan tentang menulis puisi. Model pembelajaran tersebut mengikuti

skenario prosedur pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 02. Skenario Pembelajaran Pelaksanaan Tindakan

No Guru No Siswa

(1) (2) (3) (4)

Pendahuluan

01.

Membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam

01.

02.

Mengucapkan salam.

Memberitahukan siswa lain

Page 57: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

41

02.

03.

04.

05.

pembukaan.

Mengecek kehadiran siswa.

Memberikan apersepsi terkait

dengan pelajaran.

Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menginformasikan

pembelajaran yang akan

dilakukan.

03.

04.

05.

yang tidak hadir.

Menyimak dengan konsentrasi.

Menyimak dengan baik sambil

mencatat;dan

Menyimak dengan konsentrasi.

Inti

Eksplorasi

01.

02.

03.

04.

05.

Menjelsakan materi pelajaran.

Memberikan kesempatan

siswa untuk bertanya.

Memperkenalkan dan

membahas contoh puisi yang

berisi gambar peristiwa.

Memberikan kesempatan

kepada siswa bertanya,

berpendapat atau memberikan

masukan.

Memberikan kesempatan

kepada siswa auntuk

mengamati gambar peristiwa

yang di siapkan

01.

02.

03.

04.

05.

Mencatat hal-hal yang

dianggap penting.

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami.

Mendengarkan penjelasan

guru.

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami atau

mengajukan pendapat.

Mengamati gambar peristiwa

Elaborasi

Page 58: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

42

06.

07.

Menugaskan siswa menulis

ide-ide dasar sebagai bahan

dasar penulisan puisi.

Menugaskan siswa untuk

menulis sebuah puisi

berdasarkan ide-ide dasar

yang ditulis tadi.

06.

07.

Menuliskan ide-ide dasar

sebagai bahan dasar penulisan

puisi.

Menulis sebuah puisi dengan

mengembangkan ide-ide dasar

yang ditulis tadi.

(1) (2) (3) (4)

Konfirmasi

8.

9.

Menugaskan siswa

membacakan puisinya di

depan kelas kemudian siswa

lain dan guru mengomentari

puisi tersebut; dan

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk merevisi

puisinya.

8.

9.

Membacakan puisinya di

depan kelas kemudian siswa

lain dan guru mengomentari

puisi tersebut; dan

Merevisi puisi.

Penutup

10.

11.

Menyuruh siswa

mengumpulkan puisi yang

sudah di revisi;dan

Menutup pelajaran dan

mengucapkan salam.

10.

11.

Mengumpulkan puisi yang

sudah direvisi;dan

Mendengarkan dengan baik

dan membalas salam.

3. Evaluasi dan Observasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menulis

puisi. Evaluasi ini berupa tes penugasan yang diberikan kepada masing-

masing siswa setelah tindakan selesai dilakukan. Dengan adanya hasil tes

tersebut peneliti dapat melakukan refleksi dan menarik kesimpulan untuk

Page 59: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

43

merencanakan aktifitas selanjutnya guna melakukan tindakan pada siklus

berikutnya.

Observasi yang dilakukan penulis adalah pengamatan secara langsung

pada saat berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai

pelaksanaan tindakan dan menjadi pedoman untuk melakukan tindakan

selanjutnya. Dalam melakukan observasi ini, penulis duduk di belakang

mencatat semua kejadiaan, baik yang dilakukan oleh guru maupun yang

dilakukan oleh siswa yang bersangkutan di dalam kelas saat mengikuti proses

belajar mengajar.

4. Refleksi

Refleksi ini dilakukan setelah akhir siklus. Acuan dalam pelaksanaan

refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Refleksi bertujuan untuk

memformalisasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-

kelemahan dan hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam

pencapaian tujuan secara optimal dan respon siswa. Hasil refleksi digunakan

untuk menyempurnakan tindakan penelitian pada siklus berikutnya. Jika hasil

yang diinginkan dalam penelitian ini sudah tercapai, pelaksanaan tindakan

akan dihentikn.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan penulis

setelah mengumpulkan data. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis dan deskriptif kuantitatif, yaitu menyusun

data secara sistematis dari yang besar ke yang kecil atau sebaliknya untuk

Page 60: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

44

ditarik suatu simpulan. Teknik deskriptif kuantitatif adalah suatu teknik

yang menggunakan paparan sederhana yang berkaitan dengan angka.

Data hasil observasi berupa aktifitas siswa dalam pembelajaran,

data siswa guru dan situasi kelas.Pengelolahan seluruh data yang

diperoleh dilakukan setelah tindakan selesai silaksanakan.

Selanjutnya untuk memperoleh atau mencari nilai rata-rata

digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Rata-rata skor

= Jumlah skor standar

= Jumlah individu

(Nurkancana, 1981:

152).

Page 61: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

45

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian, penulis telah melaksanakan

penelitian tindakan kelas sesuai dengan tahapan-tahapan dan prosedur

yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari pelaksanaan pene litian ini

diperoleh data tentang peningkatan kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa pada

siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar dan langkah-langkah yang

sesuai dalam pembelajaran melalui metode kontekstual. Data yang

diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas berupa hasil

evaluasi dan data tes peningkatan kemampuan menulis puisi.

Untuk memperoleh jawaban dari masalah yang dirumuskan, penulis

memerlukan tiga siklus pembelajaran. Pembelajaran pada siklus I yaitu

tentang peningkatan kemampuan menulis puisi dengan inspirator Gambar

Peristiwa, sedangkan pelaksanaan siklus II hampir sama dengan siklus I

tetapi di siklus II ini ditekankan untuk perbaikan berdasarkan kegagalan -

kegagalan pada siklus I. Untuk menindaklanjuti kendala pada siklus II

maka dilaksanakan ke siklus III.

4.1.1 Hasil Observasi Awal

Observasi di lakukan peneliti bersama guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Dari observasi ini dapat di ketahui permasalahan siswa dalam

mengikuti pelajaran Sastra Indonesia, terutama dalammenuliskan puisi.

Page 62: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

46

Adapun hasil observasi yang telah di lakukan adalah : (1) pelajaran yang

di berikan oleh guru bersifat monoton di dalam kelas dan tidak melibatkan

siswa dengan Gambar Peristiwa dalam menulis puisi, (2) siswa kurang

termotivasi, anak yang memiliki motivasi tinggi akan lebih cepat dalam

mengerjakan tugas yang di berikan, sebaliknya anak yang kurang

mendapatkan motivasi, maka akan lambat dalam mengerjakan tugas yang

di berikan, (3) siswa takut bertanya kepada guru mengenai hal –hal yang

kurang jelas, (4) siswa kurang mengerti bagaimana cara menulis puisi.

4.1.2 Hasil Tes Awal

Dari observasi yang telah dilakukan, maka penulis memberikan tes

awal atau pra tes terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal

siswa di dalam menulis puisi. Pra tes ini dilakukan sebelum tindakan

selanjutnya dilaksanakan. Hasil dari tes awal atau pra tes dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 03. Hasil Tes Awal (Pra Tes) Kemampuan Menulis Puisi

melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan

Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

.

Nama Siswa

Kriteria Penilaian Skor

Kategori A B C D E SM SS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

01. Adam Faisal

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

02. Adhistira

Putra

5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

03. Akbar

Faujan

.B

3 4 4 4 3 18 3 Kurang

Sekali

04. Alanfal Diky

.R

5 6 5 5 4 25 5 Hampir

Cukup

Page 63: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

47

05. Alif Daffa .B 5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

06. Andres .H

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10

07. Arif Faris

Surahman

3 4 4 4 3 18 3 Kurang

Sekali

08. Burhanudin

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

09. Budi Kariasa

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

10. Dimas Elang

.S

3 4 4 3 4 18 3 Kurang

Sekali

11. Dimas Fajari 3 4 4 4 3 18 3 Kurang

Sekali

12. Deni

Mustofa

5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

13. Diky Faisal 4 5 5 5 5 24 5 Hampir

Cukup

14. Faisal

Rahman

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

15. Gamis

Abimanyu

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

16. Hafizh Daffa 4 5 5 4 4 22 4 Kurang

17. Imanudin .A 3 4 4 4 3 18 3 Kurang

Sekali

18. Hassa

Mustofa

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

19. Hilal Gibran 4 5 4 5 4 22 4 Kurang

20. M. Dhafier

Muafa

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

21. M. Kevin

Ekananda

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

22. M. Rahman

Haakim

3 4 4 4 3 18 3 Kurang

Sekali

23. Naifah

Zarfan

3 4 4 4 3 18 3 Kurang

Sekali

24. Rafi

Ardiansah

4 5 4 4 4 21 4 Kurang

25. Rafi Ridho

M

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

26. Rahmat

Indrawan

3 3 4 4 4 18 3 Kurang

Sekali

27. Trio Mulyo 4 5 5 4 4 22 4 Kurang

Page 64: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

48

28. Tio Efendi 4 5 5 4 4 22 4 Kurang

29. Toni Susanto 3 4 4 3 4 18 3 Kurang

Sekali

30. Wawan

Saputra

5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

31. Wanto

Baskara

4 6 5 6 5 26 5 Hampir

Cukup

32. Zalfa

Dewata

5 5 6 5 6 27 6 Cukup

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10)

33. Zidan

Andika

4 5 6 5 5 25 5 Hampir

Cukup

JUMLAH 130 159 157 142 136 724 135

NILAI RATA-

RATA

3,9 4,8 4,7 4,3 4,1 21,

9

4,0

9

Kurang

Keterangan :

a. Diksi (pilihan kata)

b. Bentuk tulisan

c. Struktur bahasa

d. Makna dan isi puisi

e. Kesesuaian judul dengan konteknya

4.1.3 Analisis Data Tes Awal

Adapun analisis data hasil tes kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa pada

siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar pada tes awal disajikan pada

Tabel 04 sebagai berikut.

Tabel 04. Analisis Data Hasil Tes Awal Kemampuan Menulis Puisi

melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan

Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No.

Kategori

Renta

ngan

Skor

Skor

Stan

dar

(x)

Fre

kue

nsi

(f)

Jumla

h Nilai

(fx)

Persen

(%)

Rata-

rata

Nilai

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Page 65: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

49

01.

02.

03.

04.

05.

06.

07.

08.

09.

10.

Istimewa

Baik sekali

Baik

Lebih dari

cukup

Cukup

Hampir cukup

Kurang

Kurang sekali

Buruk

Buruk sekali

44-50

40-43

35-39

31-34

27-30

23-26

19-22

15-18

10-14

6-9

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

0

0

0

2

8

14

9

0

0

0

0

0

0

12

40

56

27

0

0

0%

0%

0%

0%

6,07%

24,24

%

42,42

%

27,27

%

0%

0%

135

33

= 4,09

(Kurang

)

33 135 100%

Data Tabel 04 di atas menunjukan bahwa hasil siswa dalam

pembelajaran menulis puisi adalah berkategori ”kurang”. Hal ini terlihat

dari rata-rata nilai yang mencapai 4,09 dan termasuk kategori kurang.

Nilai rata-rata pada tes awal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa

dalam menulis puisi masih kurang. Rincian data tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

Dari jumlah keseluruhan 33 siswa, tidak ada satu pun siswa atau

0% yang meraih kategori istimewa yaitu dengan nilai 10. Tidak ada satu

pun siswa atau 0% meraih kategori baik sekali dengan nilai 9. Tidak ada

satu pun siswa atau 0% meraih kategori baik dengan nilai 8. Tidak ada

satu pun siswa atau 0% meraih kategori lebih dari cukup dengan nilai 7.

Sebanyak 2 orang siswa atau 6,07% yang memperoleh kategori cukup

yaitu dengan nilai 6, sebanyak 8 orang siswa atau 24,24% meraih kategori

hampir cukup yaitu dengan nilai 5. Sebanyak 14 orang siswa atau 42,42%

meraih kategori kurang yaitu dengan nilai 4, sebanyak 9 orang siswa atau

27,27% meraih kategori kurang sekali yaitu dengan nilai 3. Tidak ada satu

pun siswa atau 0% meraih kategori buruk yaitu dengan nilai 2 dan kategori

buruk sekali yaitu dengan nilai 1.

Page 66: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

50

Pada tes awal ini, hasil tes kemampuan menulis puisi melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa pada siswa

kelas VII A SMP Albanna Denpasar secara klasikal menunjukan kategori

“kurang”. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang mencapai 4,09 dan

belum memenuhi standar ketuntasan belajar mengajar yaitu sebesar 8,00.

Oleh karena itu, kemampuan menulis puisi masih perlu ditingkatkan

dengan melakukan perbaikan pada siklus I melalui model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa.

4.1.4 Refleksi Tes Awal

Dilihat dari tes awal atau pra tes yang dilakukan oleh penulis, nilai

rata-rata yang didapat siswa yaitu 4,09 dengan kategori kurang.

Berdasarkan hasil yang dicapai siswa, maka perlu diadakan penelitian

tindakan kelas.

4.2 Hasil Penelitian siklus I

Tahap siklus I penulis menerapkan pembelajaran kontekstual di

dalam menulis puisi dengan inspirator Gambar Peristiwa tahap pertama.

4.2.1 Hasil Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi pada siklus I dilakukan dengan

memberikan tes penugasan kepada siswa untuk menulis puisi dengan 5

kriteria aspek penilaian menggunakan rentangan nilai 1 -10. Hasil yang

diperoleh dari siklus I kurang baik hal ini terlihat dari nilai rata-rata

yang diperoleh dari 33 siswa yaitu 5,3. Berdasarkan hasil tes pada

siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 15 Mei 2014,

kurang baik karna belum memenuhi kriteria yang di tentukan nyaitu

8,0.

Page 67: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

51

4.2.1.1 Hasil Observasi Siklus I

Pada tahap ini, peneliti melakukan Observasi terhadap kegiatan

pembelejaran. Dari observasi inilah dapat di ketahui prilaku siswa sudah

mendapatkan hasil yang lebih baik atau belum. Adapun hasil pengamatan

yang telah di lakukan yakni : (1) siswa belum mampu menggunakan majas

dalam menulis puisi dan sesuai dengan kriteria yang di nilai (2) Siswa

tidak termotivasi dan kurang tertarik mengikuti pelajaran menulis puisi,

(3) judul yang di pilih oleh siswa belum sesuai dengan isi puisi, dan (4)

siswa masih belum mampu meningkatkan imajinasi dalam menulis puisi

dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran.

4.2.1.2 Hasil Tes Siklus I

Berdasarkan hasil tes pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

kamis, Tanggal 15 Mei 2014, sebelumnya dengan capaian nilai 5,3. Hal ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 05. Hasil Tes Siklus I Kemampuan Menulis Puisi melalui

Model Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator

Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP Albanna

Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

.

Nama Siswa

Kriteria Penilaian Skor

Kategori A B C D E SM SS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

01. Adam Faisal 5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

02. Adhistira

Puta

6 7 6 6 6 31 7 Lebih

Dari

Cukup

03. Akbar

Faujan

B

4 5 4 4 4 21 4 Kurang

04. Alanfal Diky

R

5 6 5 6 5 27 6 Cukup

Page 68: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

52

05. Alif Daffa

B

6 6 6 5 5 28 6 Cukup

06. Andres H

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

07. Arif Fris

Surahman

4 4 4 4 3 19 4 Kurang

08. Burhanudin

R

5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

09. Budi Kariasa 5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

10. Dimas Elang

4 4 4 4 4 20 4 Kurang

11. Dimas Fajari 5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

12. Deni

Mustofa

6 6 6 6 5 29 6 Cukup

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10)

13. Diky Faisal 5 6 6 5 5 27 6 Cukup

14. Faisal

Rahman

5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

15. Gamis

Abimanyu

5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

16. Hafizh Daffa 5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

17. Imanudin A

4 4 4 5 4 21 4 Kurang

18. Hasa

Mustofa

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

19. Hilal Gibran 5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

20. M. Dhafier

Muafa

5 5 5 5 4 24 5 Hampir

Cukup

21. M. Kevin

Ekanada

4 5 5 5 5 24 5 Hampir

Cukup

22. M Rahman

Hakim

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

23. Naifah

Zarfan

4 5 4 5 4 22 4 Kurang

24. Rafi

Ardiansah

5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

25. Rafi Ridho

M

6 7 6 6 6 31 7 Lebih

Dari

Cukup

26. Rahmat

Indrawan

5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

Page 69: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

53

27. Trio Mulyo

K

5 5 5 5 4 24 5 Hampir

Cukup

28. Tio Efendi 5 5 5 5 5 25 5 Hampir

Cukup

29. Toni Susanto

4 5 5 4 4 22 4 Kurang

30. Wanto

Bagaskara

6 6 6 6 6 30 6 Cukup

31. Waawan

Saputra

6 6 6 6 5 29 6 Cukup

32. Zalfa

Dewata

6 7 7 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

33. Zidan

Andika

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

JUMLAH 165 181 173 168 160 847 175

NILAI RATA-

RATA

5 5,4 5,2 5 4,8 25,

6

5,3 Hampir

Cukup

Keterangan :

a. Diksi (pilihan kata)

b. Bentuk tulisan

c. Struktur bahasa

d. Makna dan isi puisi

e. Kesesuaian judul dengan konteknya

4.2.2 Analisis Data Siklus I

Adapun analisis data hasil tes kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar peristiwa pada

pada siswa kelas VII A Albanna Denpasar pada siklus I disajikan pada

Tabel 06 sebagai berikut.

Tabel 06. Analisis Data Siklus I Kemampuan Menulis Puisi melalui

Model Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator

Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP Albanna

Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Page 70: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

54

No.

Kategori

Renta

ngan

Skor

Skor

Stan

dar

(x)

Fre

kue

nsi

(f)

Jumla

h Nilai

(fx)

Persen

(%)

Rata-

rata

Nilai

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

01.

02.

03.

04.

05.

06.

07.

08.

09.

10.

Istimewa

Baik sekali

Baik

Lebih dari

cukup

Cukup

Hampir cukup

Kurang

Kurang sekali

Buruk

Buruk sekali

44-50

40-43

35-39

31-34

27-30

23-26

19-22

15-18

10-14

6-9

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

0

0

3

10

14

6

0

0

0

0

0

0

21

60

70

24

0

0

0

0%

0%

0%

9,10%

30,30

%

42,42

%

18,18

%

0%

0%

0

175

33

= 5,3

(Hampir

Cukup)

33 175 100%

Data Tabel 06 di atas menunjukan bahwa hasil siswa dalam

pembelajaran menulis puisi adalah berkategori “hampir cukup”. Hal ini

terlihat dari rata-rata nilai yang mencapai 5,3 dan termasuk kategori

hampir cukup. Nilai rata-rata pada siklus I ini menunjukan peningkatan

sebesar 1,2 dibandingkan dengan nilai rata-rata pada tes awal. Rincian

data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Dari jumlah keseluruhan 33 siswa, tidak ada satu pun siswa atau

0% yang meraih kategori istimewa yaitu dengan nilai 10. Tidak ada satu

pun siswa atau 0% meraih kategori baik sekali dengan nilai 9. Tidak ada

satu pun siswa atau 0% meraih kategori baik dengan nilai 8. Sebanyak 3

orang siswa atau 9,10% yang memperoleh kategori lebih dari cukup yaitu

dengan nilai 7, sebanyak 10 orang siswa atau 30,30% meraih kategori

cukup yaitu dengan nilai 6, sebanyak 14 orang siswa atau 42,42% meraih

kategori hampir cukup dengan nilai 5. Sebanyak 6 orang siswa atau

18,18% meraih kategori kurang yaitu dengan nilai 4. Tidak ada satu pun

Page 71: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

55

siswa atau 0% meraih kategori kurang sekali yaitu dengan nil ai 3. Tidak

ada satu pun siswa atau 0% meraih kategori buruk yaitu dengan nilai 2 dan

kategori buruk sekali yaitu dengan nilai I.

Pada tes siklus I ini, hasil tes kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa pada

siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar secara klasikal menunjukan

kategori “hampir cukup”. Hal ini terlihat dari rata -rata nilai yang

mencapai 5,3 dan belum memenuhi standar ketuntasan belajar mengajar,

yaitu sebesar 8,00. Oleh karena itu, kemampuan menulis puisi masih perlu

ditingkatkan dengan melakukan perbaikan pada siklus II melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa.

4.2.3 Refleksi Siklus I

Untuk menganalisis hasil kerja siswa di dalam menulis puisi maka

perlu dilakukan refleksi. Pada siklus I penulis menemukan kendala -

kendala yang dihadapi siswa dalam menulis puisi dengan inspirator

Gambar Peristiwa melalui pembelajaran kontekstual. Adapun kendalanya

sebagai berikut :

1. Siswa tidak banyak menggunakan majas melainkan menggunakan kata-kata

biasa yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari;

2. Daya imajinasi siswa pun rendah terlihat dari topik-topik yang diangkat oleh

siswa untuk dijadikan puisi;

3. Pemberian judul pada puisi yang dibuat oleh siswa ditemukan ketidak

sesuaian antara judul dengan isi puisi;

Page 72: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

56

4. Pilihan kata (diksi) dalam menulis puisi belum maksimal; dan

5. Hanya sedikit siswa yang mau bertanya mengenai cara menulis puisi.

4.3 Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada hari Senin, Tanggal 19 Mei

2014. Pada siklus II peneliti memberikan pengulangan materi -materi yang

belum dipahami dan melanjutkan skenario pembelajaran yang sudah

dipersiapkan. Langkah-langkah pada siklus II sebagai berikut.

4.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, perlu dilakukan

perencanaan yang lebih baik untuk tindakan siklus II. Perencanaan

tindakan siklus II dapat dirinci sebagai berikut:

a. Peneliti bersama guru secara kolaboratif menganalisis silabus untuk

menyesuaikan pokok bahasan agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran;

b. Peneliti menjelaskan kepada guru mengenai skenario prosedur

pembelajaran yang akan dilakukan di dalam menerapkan model

pembelajaran;

c. Peneliti secara kolaboratif bersama guru menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan;

d. Alat evaluasi berupa tes yang menugaskan siswa membuat puisi;

e. Pedoman dan kriteria penilaian untuk mengoreksi hasil tulisan.

Page 73: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

57

f. Siswa diharapkan memiliki wawasan yang lebih tentang cara

menyususn puisi sehingga puisi yang dihasilkan lebih banyak

menggunakan majas dari pada kata-kata biasa;

g. Menyuruh siswa supaya lebih teliti dalam mengamati Gambar

Peristiwa tentang masa kanak-kanak yang di berikan sehingga

memudahkan siswa dalam mengangkat topik;

h. Siswa diharapkan fokus memilih judul yang dilihat di Gambar

Peristiwa tentang masa kanak-kanak yang di berikan sehingga judul

dengan isi puisi menjadi sesuai;

i. Memacu siswa agar lebih teliti memilih kata yang sesuai dengan

objek yang dijadikan puisi dan diharapkan siswa agar mau bertanya

mengenai kesulitan cara menulis puisi.

4.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Langkah-langkah tindakan siklus II dalam pembelajaran menulis

puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar

Peristiwa dapat dilihat dalam skenario pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 07. Skenario Pembelajaran Siklus II

No. Guru (Peneliti) No. Siswa

(1) (2) (3) (4)

Pendahuluan

01.

02.

Membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam

pembuka;

Mengecek kehadiran siswa;

Memberikan apersepsi terkait

dengan pelajaran;

01.

02.

Mengucapkan salam;

Memberitahukan siswa yang

tidak hadir;

Page 74: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

58

03.

04.

05.

Menyampaikan tujuan

pembelajaran; dan

Menginformasikan kegiatan

pembelajaran yang akan

dilakukan.

03.

04.

05.

Menyimak dengan konsentrasi;

Menyimak dengan baik sambil

mencatat;dan

Menyimak dengan konsentrasi.

Inti

Eksplorasi

(1) (2) (3) (4)

01.

02.

03.

Menjelaskan materi

pembelajaran;

Memberikan kesempatan

siswa untuk bertanya;

Memperkenalkan dan

membahas contoh puisi yang

berisi Gambar Peristiwa masa

kanak-kanak;

01.

02.

03.

Mencatat hal-hal yang

dianggap penting;

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami;

Mendengarkan penjelasan

guru;

04.

05.

Memberikan kesempatan

kepada siswa bertanya,

berpendapat atau memberikan

masukan;

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

mengamati Gambar peristiwa

yang di berikan;

04.

05.

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami atau

mengajukan pendapat;

Mengamati alam sekitar

dengan saksama;

Elaborasi

06.

(1)

Menugaskan siswa menulis

ide-ide dasar sebagai bahan

dasar penulisan puisi;

(2)

06.

(3)

Menuliskan ide-ide dasar

sebagai bahan dasar penulisan

puisi;

(4)

07 Menugaskan siswa untuk

menulis puisi berdasarkan

ide-ide dasar yang ditulis

tadi;

07 Menulis sebuah puisi dengan

mengembangkan ide-ide dasar

yang ditulis tadi;

Konfirmasi

08.

09.

Menugaskan siswa

membacakan puisinya di

depan kelas kemudian siswa

lain dan guru mengomentari

puisi tersebut; dan

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk merevisi

puisinya.

08

09.

Membacakan puisinya di

depan kelas kemudian siswa

lain dan guru mengomentari

puisi tersebut; dan

Merevisi puisi.

Penutup

10.

11.

Menyuruh siswa

mengumpulkan puisi yang

sudah direvisi;dan

10.

11.

Mengumpulkan puisi yang

sudah direvisi; dan

Mendengarkan dengan baik

Page 75: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

59

Menutup pelajaran dan

mengucapkan salam.

dan membalas salam.

4.3.3 Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi pada siklus II dilakukan dengan

memberikan tes penugasan kepada siswa untuk menulis puisi dengan 5

kriteria aspek penilaian menggunakan rentangan nilai 1-10. Hasil yang

diperoleh dari siklus II belum optimal hal ini terlihat dari nilai rata -rata

yang diperoleh dari 33 siswa yaitu 6,6. Berdasarkan hasil tes pada siklus II

yang dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 19 Mei 2014, sudah

mengalami peningkatan dari siklus I.

4.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II

Pada tahap ini, peneliti melakukan Observasi terkait dengan kegiatan

pembelajaran. Dari hasil observasi inilah dapat di ketahui prilaku siswa

sudah mendapatkan hasil lebih baik atau belum. Adapun dari hasil

pengamatan yang telah di lakukan yakni : (1) siswa sudah mengikuti

proses pembelelajaran dengan tekun, (2) pilihan kata (diksi) dalam

menulis belum maksimal, (3) masih banyak siswa yang belum berani

bertanya, apabila ada hal – hal yang belum di mengerti, dan (4) siswa

sudah mulai menuliskan puisi dengan mengunakan majas.

4.3.3.2 Hasil Tes Siklus II

Berdasarkan hasil tes pada siklus II yang dilaksanakan pada hari

Senin,19 mei 2014. Dengan capaian nilai 6,6. Hal ini dapat di lihat pada

tabel berikut.

Page 76: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

60

Tabel 08. Hasil Tes Siklus II Kemampuan Menulis Puisi melalui

Model Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator

Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP Albanna

Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

.

Nama Siswa

Kriteria Penilaian Skor

Kategori A B C D E SM SS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

01. Adham

Faisal

5 6 6 6 5 28 6 Cukup

02. Adhistira

Putra

7 8 7 8 7 37 8 Baik

03. Akbar

Faujan B

5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

04. Alanfal Diky

B

6 7 6 7 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

05. Alif Daffa

8 7 8 7 7 37 8 Baik

06. Andres H 6 7 7 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

07. Arif Faris

surshman

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

08. Burhanudin

R

7 7 6 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

09. Budi Kariasa 6 6 6 6 6 30 6 Cukup

10. Dimas Elang

s

5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

11. Dimas Fajari

6 6 6 6 5 29 6 Cukup

12. Deni

Mustofa

7 7 7 7 7 35 8 Baik

13. Diky Faisal 6 7 7 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

14. Faisal

Rahman

6 6 6 6 6 30 6 Cukup

15. Gamis

Abimayu

6 7 6 6 6 31 7 Lebih

Dari

Cukup

16. Haffizh

Daffa

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

17. Imanudin A 6 6 6 5 5 28 6 Cukup

Page 77: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

61

18. HassaMustof

a

7 7 7 6 6 33 7 Lebih

Dari

Cukup

19. Hilal Gibran 6 7 6 6 6 31 7 Lebih

Dari

Cukup

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10)

20. M. Dhafier

Muafa

5 6 6 6 5 28 6 Cukup

21. M. Kevin

Ekanada

5 6 6 5 6 28 6 Cukup

22. M. Rahman

Hakim

6 7 7 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

23. Naifan

Zarfan

5 6 6 5 5 27 6 Cukup

24. Rafi

Ardiansah

5 6 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

25. Rafi Ridho

M

8 8 7 8 7 38 8 Baik

26. Rahmat

Indrawan

6 7 7 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

27. Try mulyo K 5 6 6 6 5 28 6 Cukup

28. Tio Efendi 6 7 6 6 6 31 7 Lebih

Dari

Cukup

29. Toni Susanto 6 5 5 5 5 26 5 Hampir

Cukup

30. Wawan

Saputra

7 7 8 7 7 36 8 Baik

31. Wanto

Baskara

7 8 7 7 7 36 8 Baik

32. Zalfa

Dewata

7 8 8 7 8 38 8 Baik

33. Zidan

Andika

7 6 7 6 6 32 7 Lebih

Dari

Cukup

JUMLAH 200 218 210 199 194 102

1

219

NILAI RATA-

RATA

6 6,6 6,3 6 5,8 30,9 6,6 Cukup

Keterangan :

a. Diksi (pilihan kata)

b. Bentuk tulisan

Page 78: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

62

c. Struktur bahasa

d. Makna dan isi puisi

e. Kesesuaian judul dengan konteknya.

4.3.4 Analisis Data Siklus II

Adapun analisis data hasil tes kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa pada

siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar pada siklus II disajikan pada

Tabel 09 sebagai berikut.

Tabel 09. Analisis Data Hasil Tes Siklus II Kemampuan Menulis

Puisi melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan

Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No.

Kategori

Renta

ngan

Skor

Skor

Stan

dar

(x)

Fre

kue

nsi

(f)

Jumla

h Nilai

(fx)

Persen

(%)

Rata-

rata

Nilai

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

01.

02.

03.

04.

05.

06.

07.

08.

09.

10.

Istimewa

Baik sekali

Baik

Lebih dari

cukup

Cukup

Hampir cukup

Kurang

Kurang sekali

Buruk

Buruk sekali

44-50

40-43

35-39

31-34

27-30

23-26

19-22

15-18

10-14

6-9

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

0

7

11

11

4

0

0

0

0

0

0

56

77

66

20

0

0

0

0

0%

0%

21,22

%

33,33

%

33,33

%

12,12

%

0%

0%

0%

0%

219

33

= 6,6

(Cukup)

33 219 100%

Data Tabel 09 di atas menunjukan bahwa hasil siswa dalam

pembelajaran menulis puisi adalah berkategori ”cukup”. Hal ini terlihat

Page 79: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

63

dari rata-rata nilai yang mencapai 6,6 dan termasuk kategori cukup. Nilai

rata-rata pada siklus II ini menunjukan peningkatan sebesar 1,3

dibandingkan dengan nilai rata-rata pada siklus I. Rincian data tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

Dari jumlah keseluruhan 33 siswa, tidak ada satu pun siswa atau

0% yang meraih kategori istimewa yaitu dengan nilai 10. Tidak ada satu

pun siswa atau 0% meraih kategori baik sekali dengan nilai 9. Sebanyak 7

orang siswa atau 21,22% yang memperoleh kategori baik yaitu dengan

nilai 8, sebanyak 11 orang siswa atau 33,33% meraih kategori lebih dari

cukup yaitu dengan nilai 7, sebanyak 11 orang siswa atau 33,33% meraih

kategori cukup yaitu dengan nilai 6, sebanyak 4 orang siswa atau 12,12%

meraih kategori hampir cukup yaitu dengan nilai 5. Tidak ada satu pun

siswa atau 0% meraih kategori kurang yaitu dengan nilai 4. Tidak ada satu

pun siswa atau 0% meraih kategori kurang sekali yaitu dengan nilai 3.

Tidak ada satu pun siswa atau 0% meraih kategori buruk dengan nilai 2

dan kategori buruk sekali yaitu dengan nilai 1.

Pada tes siklus II ini, hasil tes kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa pada

siswa kelas VII A Smp Albanna Denpasr secara klasikal menunjukan

kategori ”cukup”. Hal ini terlihat dari rata -rata nilai yang mencapai 6,6

dan belum memenuhi standar ketuntasan belajar mengajar yaitu sebesar

8.00. Oleh karena itu, kemampuan menulis puisi masih pe rlu ditingkatkan

dengan melakukan perbaikan pada siklus III melalui model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa.

Page 80: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

64

4.3.5 Refleksi Siklus II

Dilihat dari nilai rat-rata pada siklus II yang diperoleh dari 33

siswa adalah 6,6 dengan kategori cukup. Pada siklus II peneliti

menemukan masalah yang dihadapi siswa dalam menulis puisi dengan

Gambar Peristiwa melalui pembelajaran kontekstual. Adapun masalahnya

sebagai berikut:

a. Siswa masih banyak tidak menggunakan majas melainkan

menggunakan kata-kata biasa yang dipergunakan dalam kehidupan

sehari-hari;

b. Daya imajinasi siswa masih perlu ditingkatkan;

c. Masih ditemukan judul pada puisi yang dibuat oleh siswa yang

tidak sesuai antara judul dengan isi puisi;

d. Pilihan kata (diksi) dalam menulis puisi belum maksimal; dan

e. Hanya sedikit siswa yang mau bertanya mengenai cara menulis

puisi.

Dari hasil evaluasi pada siklus II ini, maka penulis masih perlu

melakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus III.

4.4 Siklus III

Pelaksanaan pembelajaran siklus III dilaksanakan pada hari Kamis,

Tanggal 22 Mei 2014. Pelaksanaan siklus III untuk menindaklanjuti

kendala pada siklus II. Pelaksanaan siklus III dilakukan dalam satu kali

pertemuan.

4.4.1 Tahap Perencanan Tindakan Siklus III

Page 81: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

65

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, perlu dilakukan

perencanaan yang lebih baik untuk tindakan siklus III. Perencanaan

tindakan siklus III dapat dirinci sebagai berikut :

a. Peneliti bersama guru secara kolaboratif menganalisis silabus untuk

menyesuaikan pokok bahasan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran;

b. Peneliti menjelaskan kepada guru mengenai skenario prosedur pembelajaran

yang akan dilakukan di dalam menerapkan model pembelajaran;

c. Peneliti secara kolaboratif bersama guru menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan;

d. Alat evaluasi berupa tes yang menugaskan siswa membuat puisi;

e. Pedoman dan kriteria penilaian untuk mengoreksi hasil tulisan;

f. Sudah banyak siswa yang menggunakan majas dalam menulis puisi;

g. Mendengarkan keluhan siswa yang menjadi faktor penghambat dalam

menentukan judul yang sesuai dengan isi puisi;

h. Melakukan pendekatan khusus bagi beberapa siswa yang belum maksimal

menggunakan pilihan kata (diksi) dalam menulis puisi;

i. Memberi semangat, arahan, dan dorongan bagi siswa khususnya yang belum

mau bertanya mengenai cara menulis puisi dan meningkatkan daya imajinasi

siswa.

4.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus III dalam

pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual

dengan inspirator gambar peristiwa dapat dilihat dalam skenario

pembelajaran sebagai berikut.

Page 82: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

66

Tabel 10. Skenario Pembelajaran Siklus III

No. Guru (Peneliti) No. Siswa

(1) (2) (3) (4)

Pendahuluan

01.

02.

03.

04.

05.

Membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam pembuka;

Mengecek kehadiran siswa;

Memberikan apersepsi terkait

dengan pelajaran;

Menyampaikan tujuan

pembelajaran; dan

Menginformasikan kegiatan

pembelajaran yang akan

dilakukan.

01.

02.

03.

04.

05.

Mengucapkan salam;

Memberitahukan siswa lain

yang tidak hadir;

Menyimak dengan

konsentrasi;

Menyimak dengan baik

sambil mencatat;dan

Menyimak dengan

konsentrasi.

Inti

Eksplorasi

01.

02.

03.

04.

Menjelaskan materi

pembelajaran;

Memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya;

Memperkenalkan contoh puisi

yang berisi Gambar peristiwa

masa kanak – kanak ;

Memberikan kesempatan

kepada siswa bertanya,

berpendapat atau memberikan

masukan;

01.

02.

03.

04.

Mencatat hal-hal yang

dianggap penting;

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami;

Mendengarkan penjelasan

guru;

Menanyakan hal-hal yang

belum dipahami atau

mengajukan pendapat;

(1) (2) (3) (4)

05.

(1)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengamati

alam disekitar sekolah;

(2)

05.

.

(3)

Mengamati alam sekitar

dengan saksama;

(3)

Elaborasi

06.

07.

08.

Menugaskan siswa menulis ide-

ide dasar sebagai bahan dasar

penulisan puisi;

Siswa diarahkan untuk

mengembangkan imajinasinya

terhadap objek yang dipilih

untuk dijadikan dasar penulisan

puisi;

Menugaskan siswa untuk

06.

07.

08.

Menuliskan ide-ide dasar

sebagai bahan dasar

penulisan puisi;

Siswa mengembangkan

imajinasinya terhadap objek

yang dipilih untuk dijadikan

dasar penulisan puisi;

Menulis sebuah puisi dengan

mengembangkan ide-ide

Page 83: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

67

menulis puisi berdasarkan ide-

ide dasar yang ditulis tadi;

dasar yang ditulis tadi

Konfirmasi

09.

10.

11.

Menugaskan siswa membacakan

puisinya di depan kelas

kemudian siswa lain dan guru

mengomentari puisi tersebut;

dan

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk merevisi

puisinya.

09.

10.

11.

Membacakan puisinya di

depan kelas kemudian siswa

lain dan guru mengomentari

puisi tersebut; dan

Merevisi puisi.

Penutup

12.

13.

Menyuruh siswa mengumpulkan

puisi yang sudah direvisi;dan

Menutup pelajaran dan

mengucapkan salam.

12.

13.

Mengumpulkan puisi yang

sudah direvisi;dan

Mendengarkan dengan baik

dan membalas salam.

4.4.3 Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi pada siklus III dilakukan dengan

memberikan tes penugasan kepada siswa untuk menulis puisi dengan 5

kriteria aspek penilaian menggunakan rentangan nilai 1 -10. Hasil yang

diperoleh dari siklus III Sudah lebih baik hal ini terlihat dari nilai rata-

rata yang diperoleh dari 33 siswa yaitu 8,0. Berdasarkan hasil tes pada

siklus III yang dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 22 Mei 2014,

sudah mengalami peningkatan sangat baik.

4.4.3.1 Hasil Observasi Siklus III

Pada tahap ini, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia melakukan

Observasi terhadap kegiatan pembelejaran yang dilakukan oleh peneliti.

Dari observasi inilah dapat di ketahui prilaku siswa sudah mendapatkan

hasil yang lebih baik atau belum. Adapun hasil pengamatan yang telah di

lakukan yakni : (1) siswa sudah lancar menggunakan majas dalam menulis

puisi dan sesuai dengan kriteria yang di nilai (2) Siswa merasa senang dan

Page 84: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

68

tertarik mengikuti pelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran

kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa, (3) judul yang di pilih

oleh siswa sudah sesuai dengan isi puisi, dan (4) secara keseluruhan daya

imajinasi siswa sudah meningkat dan sudah aktif dalam mengikuti proses

belajar mengajar.

4.4.3.2 Hasil Tes Siklus III

Berdasarkan hasil tes pada siklus III yang di laksanakan pada hari

Kamiss, 22 Mei 2014, Dengan capaian nilai 8,0. Hal ini dapat di lihat pada

tabel berikut.

Tabel 11. Hasil Tes Siklus III Kemampuan Menulis Puisi melalui

Model Pembelajaran Kontekstual dengan Inspirator

Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP Albanna

Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

.

Nama Siswa

Kriteria Penilaian Skor

Kategori

A B C D E SM SS

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

01. Adam Faisal

7 7 7 7 7 35 8 Baik

02. Adhistira

Putra

8 8 8 8 8 40 9 Baik

Sekali

03. Akbar

Faujan B

7 7 7 7 7 35 8 Baik

04. Alanfal Diky

R

7 8 7 7 7 36 8 Baik

05. Alif Daffa 7 7 8 7 7 36 8 Baik

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10)

06. Andres H

7 7 7 7 7 35 8 Baik

07. Arif Faris

Surahman

7 7 6 7 7 34 7 Lebih

Dari

Cukup

Page 85: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

69

08. Burahnudin

7 7 8 8 7 37 8 Baik

09. Budi Kariasa

7 7 7 7 7 35 8 Baik

10. Dimas Elang

S

7 7 6 6 7 33 7 Lebih

Dari

Cukup

11. Dimas Fajari

7 7 7 7 7 35 8 Baik

12. Deni

Mustofa

7 7 7 7 7 35 8 Baik

13. Diky Faisal 7 8 7 7 7 36 8 Baik

14. Faisal

Rahman

7 7 7 7 7 35 8 Baik

15. Gamis

Abimanyu

7 7 7 7 7 35 8 Baik

16. Hafizh Daffa

7 7 7 7 7 35 8 Baik

17. Imanudin A 7 7 7 7 7 35 8 Baik

18. Hassan

Mustofa

7 7 7 7 7 35 8 Baik

19. Hilal Gibran 7 8 7 7 7 36 8 Baik

20. M. Dhafier

Muafa

8 7 7 7 7 36 8 Baik

21. M. Kevin

Ekanada

7 7 7 7 7 35 8 Baik

22. M. Rahman

Hakim

7 7 7 7 7 35 8 Baik

23. Naifan

Zarfan

7 7 7 7 7 35 8 Baik

24. Rafi

Adrinsah

8 7 7 7 7 36 8 Baik

25. Rafi Ridho

M

8 8 8 8 8 40 9 Baik

Sekali

26. Rahman

Indrawan

7 7 7 7 7 35 8 Baik

27. Tri Mulyo K

7 7 7 7 7 35 8 Baik

28. Tio Efendi

7 7 7 7 7 35 8 Baik

29. Toni Susanto 7 7 7 6 7 34 7 Lebih

Dari

Cukup

30. Wawan

Susanto

7 7 8 7 7 36 8 Baik

Page 86: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

70

31. Wanto

Baskara

7 7 7 7 7 35 8 Baik

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10)

32. Zalfa

Dewata

8 8 8 8 8 40 9 Baik

Sekali

33. Zidan

Andika

7 7 7 7 7 35 8 Baik

JUMLAH 236 237 235 233 234 117

5

264

NILAI RATA-

RATA

7,1 7,1 7,1 7 7 35,6 8 Baik

Keterangan :

a. Diksi (pilihan kata)

b. Bentuk tulisan

c. Struktur bahasa

d. Makna dan isi puisi

e. Kesesuaian judul dengan konteknya

4.4.4 Analisis Data Siklus III

Adapun analisis data hasil tes kemampuan menulis puisi melalui

model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa pada

siswa kelas VII A Albanna Denpasar pada siklus III disajikan pada Tabel

12 sebagai berikut.

Tabel 12. Analisis Data Hasil Tes Siklus III Kemampuan Menulis

Puisi melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan

inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No.

Kategori

Renta

ngan

Skor

Skor

Stan

dar

(x)

Frek

uensi

(f)

Juml

ah

Nilai

(fx)

Persen

(%)

Rata-

rata

Nilai

(1)

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

01

02

Istimewa

Baik sekali

44-50

40-43

10

9

0

3

0

27

0%

9,09%

Page 87: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

71

03

04

05

Baik

Lebih dari

cukup

Cukup

35-39

31-34

27-30

8

7

6

27

3

0

216

21

0

81,82

%

9,09%

0%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

06.

07.

08.

09.

10.

Hampir cukup

Kurang

Kurang sekali

Buruk

Buruk sekali

23-26

19-22

15-18

10-14

6-9

5

4

3

2

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0%

0%

0%

0%

0

264

33

= 8

(Baik)

33 264 100%

Data tabel 12 di atas menunjukan bahwa hasil siswa dalam

pembelajaran menulis puisi adalah berkategori “baik”. Hal ini terlihat dari

rata-rata nilai yang mencapai 8 dan termasuk kategori baik. Nilai rata -rata

pada siklus III ini menunjukan peningkatan sebesar 1,4 dibandingkan

dengan nilai rata-rata pada siklus II. rincian data tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

Dari jumlah keseluruhan 33 siswa, tidak ada satu pun siswa atau

0% yang meraih kategori istimewa yaitu dengan nilai 10. Sebanyak 3

orang siswa atau 9,09% yang memperoleh kategori baik sekali dengan

nilai 9. Sebanyak 27 orang siswa atau 81,82% yang memperoleh kategori

baik yaitu dengan nilai 8, sebanyak 3 orang siswa atau 9,09% meraih

kategori lebih dari cukup dengan nilai 7. Tidak ada satu pun siswa atau

0% meraih kategori cukup yaitu dengan nilai 6. Tidak ada satu pun siswa

atau 0% meraih kategori hampir cukup dengan nilai 5. Tidak ada satu pun

siswa atau 0% meraih kategori kurang dengan nilai 4. Tidak ada satu pun

siswa atau 0% meraih kategori kurang sekali dengan nilai 3. Tidak ada

Page 88: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

72

satu pun siswa atau 0% meraih kategori buruk dengan nilai 2 dan kategor i

buruk sekali yaitu dengan nilai 1.

Pada tes siklus III ini, hasil tes kemampuan menulis melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gamabar Peristiwa pada siswa

kelas VII A Albanna Denpasar secara klasikal menunjukan kategori

“baik”. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang mencapai 8 dan sudah

memenuhi standar ketuntasan belajar-mengajar, yaitu sebesar 8,00,

sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian yang berjudul ”Peningkatan

Kemampuan Menulis Puisi melalui Model Pembelajaran Kontekstual

dengan Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014” telah tuntas dan berakhir

pada siklus III.

4.4.5 Refleksi Siklus III

Peningkatan yang diperoleh siswa dapat dilihat dari hasil perbaikan

langkah yang dilakukan penulis selama penelitian berlangsung serta

pemberian bimbingan sesuai dengan jam pelajaran bahasa Indonesia oleh

peneliti kepada siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari niali rata -rata

siswa dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II dan sampai pada tindakan

siklus III serta secara individu banyak siswa yang memperoleh nilai baik

serta mampu menulis puisi melalui metode kontekstual dengan media

gambar peristiwa terjadi perubahan dan mengalami peningkatan.

Dari hasil siklus III yang dicapai siswa maka peneliti merasa tidak

perlu melanjutkan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui model

pembelajaran kontekstual dengan Gambar Peristiwa, sebab nilai rata-rata

Page 89: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

73

yang diperoleh siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar , yaitu 8,0

sudah memenuhi kriteria nilai baik yang ditentukan peneliti.

4.5 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Dari hasil siklus III yang di capai siwa mampu memperoleh kriteria

yang di tentukan nyaitu 8,0. Maka peneliti merasa tidak perlu melanjutkan

pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kontektustual

dengan inspirator gambar peristiwa.

Tabel 13. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi

melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan

Inspirator Gambar Peristiwa pada Siswa Kelas VII A SMP

Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

No.

Nama Siswa

Nilai Awal Peningkatan Nilai

PT SI S2 S3 PT-

S1

S1-

S2

S2-

S3

Pt-

S3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

01. Adam Faisal 4 5 6 8 1 1 2 4

02. Adhistira Putra 5 7 8 9 2 1 1 4

03. Akbar Faujan B 3 4 5 8 1 1 3 5

04. Alanfal Diky R 5 6 7 8 1 1 1 3

05. Alif Daffa B 5 6 8 8 1 2 0 3

06. Andres H 4 6 7 8 2 1 1 4

07. Arif Faris Surahman 3 4 6 7 1 2 1 4

08. Burhanudin R 4 5 7 8 1 2 1 4

09. Budi Kariasa 4 5 6 8 1 1 2 4

10. Dimas Elang 3 4 5 7 1 1 2 4

11. Dimas Fajari 3 5 6 8 2 1 2 5

12. Deni Mustofa 5 6 8 8 1 2 0 3

13. Diky Faisal 5 6 7 8 1 1 1 3

14. Faisal Rahman 4 5 6 8 1 1 2 4

15. Gamis Abimanyu 4 5 7 8 1 2 1 4

16. Hafizh Daffa 4 5 6 8 1 1 2 4

17. Imanudin A 3 4 6 8 1 2 2 5

18. Hassan Mustofa 4 6 7 8 2 1 1 4

19. Hilal Gibran 4 5 7 8 1 2 1 4

20. M. Dhafier Muafa 4 5 6 8 1 1 2 4

Page 90: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

74

21. M .Kevin Ekanada 4 5 6 8 1 1 2 4

22. M. Rahman Hakim 3 6 7 8 3 1 1 5

23. Naifan Zarfan 3 4 6 8 1 2 2 5

24. Rafi Ardiansah 4 5 5 8 1 0 3 4

25. Rafi Ridho M 6 7 8 9 1 1 1 3

26. Rahmat Indrawan 3 5 7 8 2 2 1 5

27. Try Mulyo K 4 5 6 8 1 1 2 4

28. Tio Efendi 4 5 7 8 1 2 1 4

29. Toni Susanto 3 4 5 7 1 1 2 4

30. Wawan Saputra 5 6 8 8 1 2 0 3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

31. Wanto Baskara 5 6 8 8 1 2 0 3

32. Zalfa Dewata 6 7 8 9 1 1 1 3

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9) (10)

33. Zidan Andika 5 6 7 8 1 1 1 3

JUMLAH 135 175 219 264 40 44 45 126

NILAI RATA-RATA 4,09 5,3 6,6 8

Keterangan:

PT = Pra Tes

S1 = Siklus 1

S2 = Siklus II

S3 = Siklus III

4.6 Pembahasan

Berdasarkan data nilai yang disajikan pada tabel 13 rekapitulasi

nilai siswa dari pra tes hingga siklus III peningkatan kemampuan menulis

puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar

Peristiwa pada siswa kelas VII A Albanna diperoleh pada tes awal atau

hasil pada pra tes yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas VII A

adalah sebagai berikut:

1. Nilai tertinggi yaitu 6,00 diperoleh 2 siswa

2. Nilai 5,00 diperoleh 8 siswa

3. Nilai 4,00 diperoleh 14 siswa, dan

4. Nilai terendah 3,00 diperoleh 9 siswa, sehingga diperoleh rata-rata

untuk pelajaran menulis puisi kelas VII A adalah 4,09

Page 91: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

75

Berdasarkan atas hasil ini diketahui bahwa pembelajaran menulis puisi

dikatakan bermasalah. Untuk itu, peneliti mengadakan penelitian dalam

upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator Gambar Peristiwa pada siswa

kelas VII A SMP Albanna Denpasar.

Hasil tugas pada pra tes tersebut kemudian dijadikan bahan untuk

dilakukan perbaikan pada siklus I. Dan terbukti setelah dilakukan

pembelajaran menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual

dengan inspirator gambar peristiwa mampu menaikkan nilai rata-rata

siswa, walaupun secara klasikal pembelajaran menulis puisi belum

dikatakan berhasil. Adapun hasil dari kegiatan penilaian siklus I yang

dilaksanakan pada hari Kamis , Tanggal 15 Mei 2014 adalah rata-rata

siswa kelas VII A SMP Albanna Denpasar meningkata sebesar 1,2%

menjadi 5,3 dengan rincian sebagai berikut.

1. 3 siswa memperoleh nilai 7,00 dimana pada pra tes tidak ada satu pun

siswa yang memperoleh nilai 7,00;

2. 10 siswa memperoleh nilai 6,00 dimana pada pra tes hanya 2 s iswa

yang memperoleh nilai 6,00;

3. 14 siswa memperoleh nilai 5,00 dimana pada pra tes hanya 8 s iswa

yang memperoleh nilai 5,00;

4. 6 siswa memperoleh nilai 4,00 dimana pada pra tes 14 siswa yang

memperoleh nilai 4,00; dan

5. Tidak ada satu pun siswa memperoleh nilai 3,00 dimana pada pretes 9

siswa yang memperoleh nilai 3,00.

Page 92: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

76

Upaya perbaikan selalu dilakukan oleh peneliti untuk mendapat kan

hasil yang sesuai dengan target yang diharapkan. Kegiatan penilaian siklus

II dilakukan pada hari Senin Tanggal 19 Mei 2014 dengan hasil rata-rata

siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah 6,6. Hasil ini mengalami

peningkatan sebesar 1,3 dibandingkan dengan siklus I, banyak siswa yang

mengalami kemajuan saat proses pembelajaran menulis puisi berlangsung.

Ini dibuktikan bahwa dalam siklus II tidak ada satu pun siswa yang

mendapat nilai 4,00 dan 3,00 seperti pada siklus sebelumnya. Adapun data

siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. 7 orang siswa memperoleh nilai 8,00 dimana pada siklus I belum ada

yang mendapat nilai 8,00;

2. 11 orang siswa memperoleh nilai 7,00 dimana pada siklus I hanya 3

orang yang mendapat nilai 7,00;

3. 11 orang siswa memperoleh nilai 6,00 dimana pada siklus I hanya 10

orang yang mendapat nilai 6,00;

4. 4 orang siswa memperoleh nilai 5,00 dimana pada siklus I hanya 14

orang yang mendapat nilai 5,00; dan

5. Tidak ada satu pun siswa memperoleh nilai 4,00 dimana pada siklus I

ada 6 orang yang mendapat nilai 4,00.

Berdasarkan hasil penilaian dari siklus II, ternyata target SKBM

belum terpenuhi. Oleh karena itu, penelitian dalam upaya peningkatan

kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

inspirator Gambar Peristiwa pada siswa kelas VII A Albanna Denpasar

berlanjut ke siklus III. Perbaikan tindakan dan sistem dalam pembelajaran

menjadi prioritas utama peneliti. Hal-hal yang menjadi sumber

Page 93: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

77

penghambat dalam kegiatan belajar mengajar seminimal mungkin tidak

dilakukan lagi pada siklus III. Upaya tersebut berhasil. Kegiatan yang

dilaksanakan pada hari Kamis , 22 Mei 2014 menghasilkan rata-rata siswa

kelas VII A dalam pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan

sebesar 1,4 menjadi 8,00 dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Adanya

kenaikan nilai per individu dapat dilihat pada Tabel 13 rekapitulasi nilai

dari pra tes hingga siklus III. Ini dibuktikan siswa yang mendapat nilai

8,00 meningkat yang pada siklus sebelumnya hanya 7 siswa yang

mendapat nilai 8,00. Sedangkan pada siklus III tidak ada satu pun siswa

yang mendapat nilai dibawah 7,00 dengan rincian sebagai berikut:

1. 3 siswa memperoleh nilai 9,00;

2. 27 siswa memperoleh nilai 8,00; dan

3. Hanya 3 siswa memperoleh nilai 7,00

Page 94: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

78

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini dibicarakan dua hal, yaitu: (1) simpulan dan (2) saran-

saran. Untuk lebih jelasnya, kedua hal tersebut akan dideskripsikan seperti

di bawah ini.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV dapat disimpulkan

bahwa:

1. model pembelajaran kontektual dengan inspirator gambar peristiwa

dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VII A

SMP Albanna Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti

dari:

a. Tes awal siswa yang diteliti, nilai rata-rata 4,09 dari 33 siswa

sehingga kemampuan menulis puisi dengan inspirator gambar

peristiwa pada tes awal dapat dikelompokkan dalam kategori

kurang, dengan rincian, nilai 6 kategori cukup sebanyak 2 siswa, 5

kategori hampir cukup sebanyak 8 siswa, nilai 4 kategori kurang

sebanyak 14 siswa, dan nilai 3 kategori kurang sekali sebanyak 9

siswa;

b. Siklus I siswa yang diteliti dari 33 siswa, dengan rincian nilai 7

kategori lebih dari cukup sebanyak 3 siswa, nilai 6 kategori cukup

sebanyak 10 siswa, nilai 5 kategori hampir cukup sebanyak 14

siswa, nilai 4 kategori kurang sebanyak 6 siswa, sehingga

Page 95: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

79

kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual

dengan inspirator gambar peristiwa pada siklus I dari 33 siswa

mendapat nilai rata-rata 5,3 dapat dikelompokkan dalam kategori

hampir cukup;

c. Siklus II siswa mencapai nilai rata-rata 6,6 dari 33 siswa dengan

rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 7 siswa, nilai 7 kategori

lebih dari cukup sebanyak 11 siswa, nilai 6 kategori cukup

sebanyak 11 siswa, niali 5 kategori hampir cukup sebanyak 4

siswa, sehingga kemampuan menulis puisi melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa pada

siklus II dapat dikelompokkan dalam kategori cukup; dan

d. Siklus III siswa mencapai nilai rata-rata 8,0 dari 33 siswa dengan

rincian nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 3 siswa, nilai 8

kategori baik sebanyak 27 siswa, dan nilai 7 kategori lebih dari

cukup sebanyak 3 siswa, sehingga kemampuan menulis puisi

melalui model pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar

peristiwa pada siklus III dapat dikelompokkan dalam kategori

baik.

2. Langkah – langkah yang tepat dalam penerapan model pembeljaran

kontekstual adalah sebgai berikut :

a. Peserta didik di aktifkan untuk mengkontruksi pengetahuan dan

pemecahan masalah ;

b. Pembelajaran dalam konteks yang ganda meberikan peserta didik

pengalaman yang dapat di gunakan untuk mempelajari dan

mengindentifikasi atau memecahkan masalah dalam kontek baru;

c. Peserta didik belajar dari orang lain melalui kooprasi,kerja

tim,kursus dan mandiri;

Page 96: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

80

d. Pembelajaran yang menghubungkan dengan isu – isu dalam

kehidupan nyata melaui kegiatan di luar kelas dan simulasi.

e. Pengalaman awal peserta didik dan situasi pengetahuan yang

mereka dapat akan berarti atau bernilai dan nampak sebagai dasar

dalam pembelajaran ;

f. Pengajaran yang fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan dan

tujuan – tujuan yang di perlukan oleh peserta didik;

g. Pemecahan masalah berpikir tinggka tinggi yang di perlukan dalam

memecahkan masalah nyata harus di tekankan adalah hal

berkemaknaan memorisasi dan pengulangan – pengulangan;

h. Memperhatikan masarakat kelas ; melibatkan kerja sama guru

dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik di

kelas sangat mendukung dan membantu prose pembelajaran.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan

beberapa saran antara lain:

a. Guru Bahasa Indonesia SMP Albanna Denpasar Sila supaya memberi

motivasi kepada siswa agar tidak mengabaikan pembelajaran sastra

khusunya menulis puisi;

b. Untuk meningkatkan apresiasi sastra mengenai menulis puisi

hendaknya para guru memberikan motivasi siswa untuk menulis puisi

dengan mengadakan perlombaan menulis puisi antara siswa setiap

tahunnya pada bulan bahasa, sehingga secara tidak langsung dapat

mengacu kreatifitas siswa dalam mengapresiasi sastra khusunya puis i;

c. Untuk mencapai kemampuan siswa dengan prestasi yang optimal

hendaknya siswa diberikan teori tentang sastra khusunya puisi saja

melainkan siswa semestinya lebih banyak diberikan metode, teknik dan

praktik yang relevan;

Page 97: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

81

d. Pihak yang terkait dengan pendidikan, baik itu pemerintah maupun

komite sekolah diharapkan menyediakan buku-buku sastra khususnya

puisi secara bertahap untuk mengisi perpustakaan sekolah; dan

e. Peneliti dan calon guru hendaknya mempelajari teknik pembelajaran guna

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui model

pembelajaran kontekstual dengan inspirator gambar peristiwa, sehingga

menjadi guru yang profesional dan dapat menerapkan teknik pembelajaran

dengan baik.

f. Guru Bahasia Indonesia sebaiknya menggunakan media gambar peristiwa

pada pembelajaran menulis puisi.

g. Menerapkan media gambar peristiwa pada pembelajaran menulis puisi untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.

h. Siswa mampu menemukan sendiri gambar-gambar peristiwa untuk membantu

dalam belajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat lebih mudah

dan tidak

membosankan.

Akhirnya dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih

dan semoga saran-saran tersebut mendapatkan perhatian, baik para guru

pengajar bahasa Indonesia pada khususnya, maupun dari peneliti lain pada

umumnya, untuk meneliti kemampuan menulis puisi, sehingga dapat

dimanfaatkan bagi dunia pendidikan pada masa yang akan datang.

Page 98: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

82

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia .

Jakarta: Erlangga.

Antara, I.G.P., Drs. 1985. Apresiasi Puisi, Denpasar: CV.Kaju Mas.

Aminuddin, 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar

Baru.

Arikunto.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Angkasa.

Depdiknas 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning), Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Ernawati, Waridah. 2010. EYD dan Seputar Kebahasaan-Indonesia.

Jakarta: Kawan Pustaka.

Netra, I.B 1974. Metodologi Penelitian. Singaraja: Biro Penelitian dan

Penerbitan FKIP UNUD.

Nurkencana, Wayan.1981. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasioanal

Nurhadi, 2004.Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK .

Universitas Negeri Malang, Surabaya.

Sanjaya, H. Wina.2010. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Taniredja, H Tukiran. 2011. Model-model Pembelajaran inovatif,

Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:

Angkasa

Waluyo. Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi .Bandung :Angkasa

Wina Sanjaya, M.Pd. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Yoni, Acep dkk.2010.Menyusun Penelitian Tindakan Kelas . Yogyakarta:

Pustaka Keluarga.

Page 99: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

83

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 100: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

84

Page 101: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

85

Page 102: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

86

Page 103: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

87

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KE-I)

Sekolah : SMP Abanna Denpasar

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII A /2

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam

menulis puisi bebas

Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan

kata yang sesuai

Indikator : 1. Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan

menulis puisi

2. Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat

3. Mampu mendeskripsikan objek dalam larik-

larik yang bersifat puitis

4. Mampu menyunting puisi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan untuk menulis puisi

dengan cerdas dan kreatif.

2. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat

dengan cerdas dan kritis.

3. Siswa dapat mendeskripsikan objek dalam larik-larik yang bersifat puitis

dengan kreatif.

4. Siswa dapat menyunting puisi dengan percaya diri dan jujur.

B. Materi Pembelajaran

Dalam menulis puisi, terlebih dahulu kita harus memperhatikan:

1. Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan

perasaan, pikiran, pengalaman dan ekspresi dari penyair mengenai

kehidupan manusia, alam, dan Tuhan dalam bahasa yang berirama.

2. Metode Puisi

a. Diksi

b. Imajinasi

c. Kata-kata nyata

d. Majas

e. Rima

3. Hakikat Puisi

a. Tema

b. Rasa

c. Nada dan Suasana

d. Amanat atau Pesan

C. Metode Pembelajaran

Page 104: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

88

a. Pemodelan

b. Kontekstual

c. Penugasan

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Guru mengondisikan kelas

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru memotivasi siswa bahwa menulis puisi itu mudah dan dapat

dilakukan siapapun.

4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang

pernah dilakukan atau dikenal.

b. Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi

1. Guru dan siswa bertanya jawab tentang puisi

2. Memperkenalkan dan membahas contoh puisi yang berisi Gambar

peristiwa

3. Guru mengajak siswa mengamati gambar peristiwa

Elaborasi

1. Siswa mendata objek Gambar Peristiwa

2. Siswa memilih salah satu objek yang akan dijadikan puisi

3. Menugaskan siswa menulis ide-ide dasar sebagai bahan dasar

penulisan puisi

4. Menugaskan siswa untuk menulis sebuah puisi berdasarkan ide-ide

dasar yang ditulis

Konfirmasi

1. Menugaskan siswa membaca puisinya di depan kelas

2. Guru member masukan dan mengomentari puisi yang dibuat

3. Siswa merevisi puisi yang dibuat

4. Siswa mengumpulkan puisi yang sudah direvisi

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

Guru dan siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

E. Sumber Buku

a. Buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII

oleh Wahono dan Rusmiyanto.

b. Contoh puisi

F. Penilaian

a. Teknik : Penugasan

b. Soal/Instrumen

1. Buatlah sebuah puisi dengan Gambar Peristiwa

2. Rubrik penilaian

No Aspek yang dinilai Skor

Page 105: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

89

1. Diksi 1-10

2. Bentuk tulisan 1-10

3. Struktur bahasa 1-10

4. Makna dan isi puisi 1-10

5. Kesesuaian judul dengan

konteknya

1-10

Skor maksimal 50

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-50 adalah sebagai berikut:

Skor Yang Diperoleh

Nilai Akhir = X 50 =…

Jumlah Skor Maksimal

Denpasar 19 mei 2014

mahasiswa peneliti :

(RIAN DANA ABIDIN)

N.P.M :

10.8.03.51.31.1.5 2997

Page 106: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KE-2)

Sekolah : SMP Abanna Denpasar

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII A /2

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam

menulis puisi bebas

Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan

kata yang sesuai

Indikator : 1. Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan

menulis puisi

2. Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat

3. Mampu mendeskripsikan objek dalam larik-

larik yang bersifat puitis

4. Mampu menyunting puisi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

G. Tujuan Pembelajaran

5. Siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan untuk menulis puisi

dengan cerdas dan kreatif.

6. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat

dengan cerdas dan kritis.

7. Siswa dapat mendeskripsikan objek dalam larik-larik yang bersifat puitis

dengan kreatif.

8. Siswa dapat menyunting puisi dengan percaya diri dan jujur.

H. Materi Pembelajaran

Dalam menulis puisi, terlebih dahulu kita harus memperhatikan:

4. Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan

perasaan, pikiran, pengalaman dan ekspresi dari penyair mengenai

kehidupan manusia, alam, dan Tuhan dalam bahasa yang berirama.

5. Metode Puisi

f. Diksi

g. Imajinasi

h. Kata-kata nyata

i. Majas

j. Rima

6. Hakikat Puisi

e. Tema

f. Rasa

g. Nada dan Suasana

h. Amanat atau Pesan

I. Metode Pembelajaran

d. Pemodelan

Page 107: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

91

e. Kontekstual

f. Penugasan

J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

d. Kegiatan Awal (10 menit)

5. Guru mengondisikan kelas

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

7. Guru memotivasi siswa bahwa menulis puisi itu mudah dan dapat

dilakukan siapapun.

8. Guru dan siswa bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang

pernah dilakukan atau dikenal.

e. Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi

4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang puisi

5. Memperkenalkan dan membahas contoh puisi yang berisi Gambar

peristiwa

6. Guru mengajak siswa mengamati gambar peristiwa

Elaborasi

5. Siswa mendata objek Gambar Peristiwa

6. Siswa memilih salah satu objek yang akan dijadikan puisi

7. Menugaskan siswa menulis ide-ide dasar sebagai bahan dasar

penulisan puisi

8. Menugaskan siswa untuk menulis sebuah puisi berdasarkan ide-ide

dasar yang ditulis

Konfirmasi

5. Menugaskan siswa membaca puisinya di depan kelas

6. Guru member masukan dan mengomentari puisi yang dibuat

7. Siswa merevisi puisi yang dibuat

8. Siswa mengumpulkan puisi yang sudah direvisi

f. Kegiatan Akhir (10 menit)

Guru dan siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

K. Sumber Buku

c. Buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII

oleh Wahono dan Rusmiyanto.

d. Contoh puisi

L. Penilaian

c. Teknik : Penugasan

d. Soal/Instrumen

3. Buatlah sebuah puisi dengan inspirator Gambar peristiwa

4. Rubrik penilaian

No Aspek yang dinilai Skor

Page 108: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

92

1. Diksi 1-10

2. Bentuk tulisan 1-10

3. Struktur bahasa 1-10

4. Makna dan isi puisi 1-10

5. Kesesuaian judul dengan

konteknya

1-10

Skor maksimal 50

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-50 adalah sebagai berikut:

Skor Yang Diperoleh

Nilai Akhir = X 50 =…

Jumlah Skor Maksimal

Denpasar19 mei 2014

mahasiswa peneliti :

(RIAN DANA ABIDIN) N.P.M10.8.03.51.31.1.5 2997

Page 109: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

93

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KE-3)

Sekolah : SMP Abanna Denpasar

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII A /2

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam

menulis puisi bebas

Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan

kata yang sesuai

Indikator : 1. Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan

menulis puisi

2. Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat

3. Mampu mendeskripsikan objek dalam larik-

larik yang bersifat puitis

4. Mampu menyunting puisi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

M. Tujuan Pembelajaran

9. Siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan untuk menulis puisi

dengan cerdas dan kreatif.

10. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat

dengan cerdas dan kritis.

11. Siswa dapat mendeskripsikan objek dalam larik-larik yang bersifat puitis

dengan kreatif.

12. Siswa dapat menyunting puisi dengan percaya diri dan jujur.

N. Materi Pembelajaran

Dalam menulis puisi, terlebih dahulu kita harus memperhatikan:

7. Pengertian Puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan

perasaan, pikiran, pengalaman dan ekspresi dari penyair mengenai

kehidupan manusia, alam, dan Tuhan dalam bahasa yang berirama.

8. Metode Puisi

k. Diksi

l. Imajinasi

m. Kata-kata nyata

n. Majas

o. Rima

9. Hakikat Puisi

i. Tema

j. Rasa

k. Nada dan Suasana

l. Amanat atau Pesan

O. Metode Pembelajaran

g. Pemodelan

Page 110: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

94

h. Kontekstual

i. Penugasan

P. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

g. Kegiatan Awal (10 menit)

9. Guru mengondisikan kelas

10. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

11. Guru memotivasi siswa bahwa menulis puisi itu mudah dan dapat

dilakukan siapapun.

12. Guru dan siswa bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang

pernah dilakukan atau dikenal.

h. Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi

7. Guru dan siswa bertanya jawab tentang puisi

8. Memperkenalkan dan membahas contoh puisi yang berisi Gambar

peristiwa

9. Guru mengajak siswa mengamati gambar peristiwa

Elaborasi

9. Siswa mendata objek Gambar Peristiwa

10. Siswa memilih salah satu objek yang akan dijadikan puisi

11. Menugaskan siswa menulis ide-ide dasar sebagai bahan dasar

penulisan puisi

12. Menugaskan siswa untuk menulis sebuah puisi berdasarkan ide-ide

dasar yang ditulis

Konfirmasi

9. Menugaskan siswa membaca puisinya di depan kelas

10. Guru member masukan dan mengomentari puisi yang dibuat

11. Siswa merevisi puisi yang dibuat

12. Siswa mengumpulkan puisi yang sudah direvisi

i. Kegiatan Akhir (10 menit)

Guru dan siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Q. Sumber Buku

e. Buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII

oleh Wahono dan Rusmiyanto.

f. Contoh puisi

R. Penilaian

e. Teknik : Penugasan

f. Soal/Instrumen

5. Buatlah sebuah puisi dengan Gambar Peristiwa

6. Rubrik penilaian

No Aspek yang dinilai Skor

Page 111: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

95

1. Diksi 1-10

2. Bentuk tulisan 1-10

3. Struktur bahasa 1-10

4. Makna dan isi puisi 1-10

5. Kesesuaian judul dengan

konteknya

1-10

Skor maksimal 50

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-50 adalah sebagai berikut:

Skor Yang Diperoleh

Nilai Akhir = X 50 =…

Jumlah Skor Maksimal

Denpasar 19 mei 2014

Mahasiswa peneliti :

(RIAN DANA ABIDIN) N.P.M : 10.8.03.51.31.1.5 2997

Page 112: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

96

Page 113: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

97

Page 114: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

98

Page 115: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

99

Page 116: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

100

Page 117: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

101

Page 118: SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …unmas-library.ac.id/wp-content/...KEMAMPUAN-MENULIS-PUISI-MEL… · kemampuan menulis puisi melalui model pembelajaran kontekstual dengan

102

Rian Dana Abidin Lahir di Nganjuk

pada tanggal 27 mei 1992 dari

pasangan bapak Gemin dan ibu

Sunarti, merupakan Anak Ke- 2 dari 2

bersaudara. Menamatkan SD di SDN

Kanamit Barat I Pada tahun 2005.

Tahun yang sama melanjutkan ke SMPN 3 Maliku Hingga

2007, kemudian melanjutkan di SMAN 1 Maliku dan tamat

pada tahun 2010 . Pada tahun 2010 melajutkan studi di

Universitak Mahasaswati Denpasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia hingga tamat

tahun 2014.

Kontak : 085787679849

Email : [email protected]