modal menulis puisi

60
PENULISAN PUISI ANWAR EFENDI FBS UNY Griya Purwo Asri E-340 Purwomartani Kalasan Sleman 08122720889 – (0274) 4395706

Upload: buinhu

Post on 31-Dec-2016

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODAL MENULIS PUISI

PENULISAN PUISI

ANWAR EFENDIFBS UNY

Griya Purwo Asri E-340Purwomartani Kalasan Sleman

08122720889 – (0274) 4395706

Page 2: MODAL MENULIS PUISI

EMPAT POKOK BAHASAN

Elemen Puisi Modal Menulis Puisi Model Menulis Puisi Praktik Menulis Puisi

Page 3: MODAL MENULIS PUISI

ELEMEN-ELEMEN PUISI

Page 4: MODAL MENULIS PUISI

PENGANTAR

• Bahasa adalah media pengucapan karya sastra• Poetry is the best word in the best order (puisi

adalah kata-kata terbaik dalam susunan yang terbaik

• Bahasa dalam sastra tidak sekadar media, tetapi juga tujuan

• Penyair bergelut dengan bahasa dan tidak sekadar menjumput kata-kata begitu saja

• Kata-kata adalah segalanya dalam puisi• Kata-kata sebagai penghubung ide, intuisi, dan

imaji antara pembaca dan penyair

Page 5: MODAL MENULIS PUISI

Bahasa Keilmuan Bahasa Sastra• Bersifat mengajar (to

teach)• Murni denotatif• Korespondensi tanda

dan arti• Sistem tanda

(matematika/logika)• Ragam resmi• Meniadakan nada

personal

• Bersifat menggerakkan (to move) perasaan

• Tidak hanya menerang-kan, juga ekspresif

• diresapi air peristiwa sejarah, kenangan

• Mengandung asosiasi• Penuh homonim dan

bersifat personal• Simbolisasi bunyi

Page 6: MODAL MENULIS PUISI

ELEMEN-ELEMAN PEMBENTUK PUISI

Struktu Fisik(Bentuk/Metode)

Struktur Batin(Makna/Hakikat)

• Diksi• Citraan (Imaji)• Kata Konkret• Bahasa Figuratif

(Majas)• Versifikasi• Tipografi

• Tema• Nada• Perasaan• Amanat

Page 7: MODAL MENULIS PUISI

DIKSI

• Diction (pilihan kata)• Choise and use of words• Kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna sesuai gagasan yang akan disampaikan

• Kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai denagn situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar

• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh banyaknya penguasaan sejumlah

Page 8: MODAL MENULIS PUISI

CITRAAN• Bahasa yang mampu membangkitkan gambaran

angan, gambaran pikiran, kesan mental atau bayangan visual

• Untuk memberi gambaran yang jelas, menimbul-kan suasana khusus, membuat lebih hidup gam-baran dalam pikiran dan pengindraan, menarik perhatian

• Imaji berguna untuk mengintensifkan, menjer-nihkan, dan memperkaya pikiran

• Ide-ide abstrak dalam puisi dikonkretkan dengan menggunakan alat-alat keindraan

• Ide-ide yang semula abstrak dapat ditangkap atau seolah-olah dapat dilihat, didengar, dicium, diraba, dan dipikirkan

Page 9: MODAL MENULIS PUISI

JENIS CITRAAN

• Citraan Penglihatan: dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan, berupa sumber dan kualitas cahaya

• Citraan Pendengaran: dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan sumber dan kualitas bunyi

• Citraan Penciuman: dihasilkan dengan menyebutkan dan menguraikan sumber dan kualitas bau

Page 10: MODAL MENULIS PUISI

• Citraan Pencecapan: dihasilkan dengan menyebutkan dan menguraikan sumber dan kualitas rasa

• Citraan Perabaan: berupa rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, biasanya berupa kualitas dan permukaan bahan

• Citraan Pikiran: dihasilkan oleh adanya asosiasi dan analogi pikiran

• Citraan Gerak: dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak

Page 11: MODAL MENULIS PUISI

KATA KONKRET

• Kata-kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca

• Kata-kata diupayakan agar dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh

• Kata konkret merupakan syarat atau sebab terjadi pencitraan (pengimajian dalam puisi)

• Dengan kata konkret pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair

Page 12: MODAL MENULIS PUISI

Beberapa Contoh

• Pengemis/gembel: gadis kecil berkaleng kecil daripada gadis peminta-minta

• Dunia penuh kemayaan: hidup dari kehidupan angan-anagn yang gemerlapan

• Kedukaan: bulan di atas itu tak ada yang punya // kotaku hidupnya tak punya tanda

• Penuh dosa: aku hilang bentuk/ remuk• Perjalanan ke surga: kuketuk pintu langit

Page 13: MODAL MENULIS PUISI

Bahasa Figuratif

• Bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan

• Bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian kata-katanya

• Bertujuan untuk mencapai efek estetis, kesegaran dan kekuatan ekspresi

• Memudahkan pembaca dalam menikmati sesuatu yang disampaikan penyair

Page 14: MODAL MENULIS PUISI

Kategori Bahasa Figuratif

• Kategori Perbandingan a. Simile: perbandingan bersifat eksplisit, dengan kata-kata pembanding langsung Contoh: bagai, laksana, seperti, bak b. Metafora: perbandingan dua benda atau hal secara implisit, tanpa kata pembanding ekplisit Contoh: kami kejar cahaya, tatkala bertiup sepi

Page 15: MODAL MENULIS PUISI

Kategori Perwakilan

a. Sinekdoki: menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri, sebagian untuk keseluruhan (pars pro toto), keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte)

b. Metonimia: pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat

Pengertian yang satu dipergunakan sebagai pengganti pengertian lain karena adanya unsur-unsur yang berdekatan

Kaitan itu karena: hubungan kausalitas, logika, hubungan waktu dan ruang

Page 16: MODAL MENULIS PUISI

Kategori Pemberian Ciri Insani

• Personifikasi: mempersamakan benda atau hal dengan manusia

Benda atau hal yang digambarkan dapat bertindak dan mempunyai kegiatan seperti manusia

Benda atau hal yang bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan

Page 17: MODAL MENULIS PUISI

VERSIFIKASI

• Versifikasi berkenaan dengan karakteristik karya puisi, yakni persajakan

• Versifikasi meliputi: (a) ritma, (b) rima, dan (c) metrum• Ritma (rhythm), yaitu pergantian turun naik, keras

lembut, panjang pendek, tinggi rendah ucapan bunyi bahasa dengan teratur

• Rima (rhyme), yakni pengulangan bunyi dalam baris atau larik, berupa aliterasi, asonansi, persamaan bunyi awal/tengah/akhir

• Metrum adalah irama yang tetap menurut pola tertentu, karena (i) jumlah suku kata, (ii) tekanan yang tetap, dan (iii) alunan suara menaik dan menurun tetap

Page 18: MODAL MENULIS PUISI

TIPOGRAFI

• Tipografi berkenaan dengan bentuk lahir, yang langsung dikenali

• Pembeda (sementara) antara puisi dan prosa/drama

• Baris-baris puisi tidak selalu di awali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan

• Mengenal adanya enjabement (lompatan baris)• Baris kata atau kalimat dalam puisi membentuk

periodisitet yang disebut bait

Page 19: MODAL MENULIS PUISI

TEMA• Sesuatu yang menjadi pikiran pengarang, • Sesuatu yang menjadi dasar bagi penulisan

puisi• Dapat berupa “segala permasalahan hidup”• Permasalahan tersebut disusun dan diperkaya

dengan ide, gagasan, cita-cita, dan sikap (pendirian) penyair

• Dalam tema selain sesuatu yang dipikirkan penyair, juga terbayang pandangan hidup penyair, bagaimana penyair melihat permasalahan ang dipikirkannya itu

• Penyair tidak pernah menyebut apa tema puisi yang ditulisnya

Page 20: MODAL MENULIS PUISI

NADA

• Sikap penyair kepada pembaca• Dalam menulis puisi, penyair bisa jadi

bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir kepada pembaca

• Adakalanya penyair hanya bersikap lugas, sekedar menceritakan sesuatu

• Adakalnya penyair hanya bersikap “main-main”

Page 21: MODAL MENULIS PUISI

SUASANA

• Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi

• Artinya, sebuah puisi dapat membawa akibat psikologis pada pembacanya

• Akibat psikologis ini terjadi karena nada yang dituangkan penyair dalam puisi

Page 22: MODAL MENULIS PUISI

AMANAT

• Amanat atau tujuan adalah hal-hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya

• Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan di balik tema yang diungkapkan

• Dalam puisi tema berkaitan dengan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra

• Arti puisi bersifat kias, subjektif, dan umum• Makna berhubungan dengan individu, konsep

seseorang, situasi, tempat penyair mengimajinasikan puisinya

Page 23: MODAL MENULIS PUISI

MODAL MODAL MENULIS PUISIMENULIS PUISI

Page 24: MODAL MENULIS PUISI

MODAL MENULIS PUISI

• FAKTA EMPIRIK (event)• FAKTA INDIVIDUAL (momentum)• FAKTA IMAJINATIF

(kontemplatif)

Page 25: MODAL MENULIS PUISI

Bagaimana cara memberi makna pada setiap pengalaman?

Salah satu caranya“memutus rutinitas” memberi “makna” pada

setiap pengalaman

Page 26: MODAL MENULIS PUISI

Jika ingin bisa menulis puisi, sebaiknya Anda jatuh cinta dulu ....?

Page 27: MODAL MENULIS PUISI

HUMANISME

• Cinta Kasih• Keindahan

• Penderitaan• Keadilan

• Tanggung Jawab• Pandangan Hidup

• Harapan• Kecemasan

Page 28: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN MENULIS

PUISI

Page 29: MODAL MENULIS PUISI

Pengantar

• Kata orang kalau kita mau belajar melukis, maka menurut cara Barat kita harus belajar garis dan bentuk dulu, kemudian anatomi, perspektif, warna dan sebagainya menurut urut-urutan yang sesuai dengan pendirian guru yang mengajar.

• Konon di Cina pada zaman dahulu tidak demikian halnya.• Orang yang ingin menjadi pelukis akan diberi sebuah

lukisan yang sudah jadi dan baik. • Biasanya lukisan itu dibuat oleh seorang master, yaitu

orang yang ahli melukis yang terkenal. • Calon pelukis disuruh meniru lukisan master tadi, sebisa-

bisanya, semirip mungkin.

Page 30: MODAL MENULIS PUISI

• Sesudah sepuluh-duapuluh kali mencoba, sang calon akan mendapat master baru untuk ditiru.

• Metode ini biasanya dinamakan copy the master, yang artinya meniru lukisan seorang ahli.

• Metode ini menuntut banyak latihan sesuai dengan master ( sebut saja contoh) yang diberikan.

• Model-model ini harus dibacakan terlebih dulu dan dilihat apakah unsur-unsurnya sudah ada ataukah belum, baru sesudah itu siswa disuruh menulis.

• Tentu saja yang dituliskan tidak persis seperti modelnya: ini namanya menyalin, menjiplak, atau bahkan membajak.

• Dalam latihan menulis itu yang di-copy adalah ‘unsur-unsurnya’, ‘idenya’, atau bahkan ‘teknik’ dan ‘caranya

Page 31: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN SATU: KEINGINAN

• Setiap kita manusia pasti mempunyai banyak keinginan, baik keinginan yang dapat dijangkau maupun yang tidak terjangkau oleh kemampuan kita.

• Pada acara-acara tertentu, misalnya pada acara pesta atau perayaan ulang tahun, kita mengungkapkan keinginan-keinginan kita.

• Dan semua yang hadir dalam acara itu turut mendo’akan demi terkabulnya keinginan kita itu.

• Nah, pada kesempatan ini mintalah siswa untuk menuangkan keinginannya dalam bentuk puisi.

Page 32: MODAL MENULIS PUISI

Caranya:

1. Siswa menyiapkan selembar kertas.2. Siswa menulis minimal satu baris, maksimal tiga baris

puisi.3. Baris puisi itu dimulai dengan aku ingin …4. Masukkan ke dalam baris itu: a. sebuah warna b. seorang manusia, c. sebuah tempat (jalan, desa, kota, negara, benua) 5. Guru membacakan model.6. Waktu menulis 10’ (menit)7. Puisi dikumpulkan pada guru.8. Guru membacakan semua puisi yang dibuat siswa

secara berurutan. 9. Nah, demikianlah puisi itu telah jadi, yaitu puisi

gabungan atau puisi bersama yang dibuat oleh siswa.

Page 33: MODAL MENULIS PUISI

Model 1

• Aku ingin menjadi switer ketat warna merah kalau hari dingin aku dipakai cewek cantik untuk menghangatkan badan dan dibawa jalan-jalan ke puncak.

• Aku ingin menjadi penerjun melompat dari ketinggian 3.000 meter dengan payung udara biru tua dan mendarat tepat di pekarangan bagian depan rumah calon mertua.

Page 34: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KEDUA: SIMILE

• Kalau kita menerangkan sesuatu kepada seseorang, lalu seseorang itu tidak mengerti-mengerti juga, apa yang kita lakukan agar orang itu mengerti?

• Kita akan menggunakan perbandingan antara sesuatu itu dengan sesuatu yang lain yang sudah diketahuinya bukan?

• Perbandingan itu disebut juga simile. • Perbandingan dalam puisi sama dengan perbandingan dalam

kehidupan sehari-hari. • Bedanya, perbandingan dalam puisi tidak hanya diterapkan antara

sesuatu yang belum diketahui (abstrak) dengan sesuatu yang sudah diketahui (kongkret), tetapi lebih sering digunakan sebaliknya, yaitu untuk membandingkan sesuatu yang kongkret dengan sesuatu yang abstrak.

• Perbandingan dalam puisi juga bisa diterapkan antara sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang abstrak lainnya.

Page 35: MODAL MENULIS PUISI

• Nah pada kesempatan ini mintalah siswa untuk membuat puisi yang berisi simile.

• Caranya adalah:1. Siswa menyiapkan satu lembar kertas.2. Siswa menulis puisi antara yang panjangnya 4 – 7

baris.3. Pada setiap baris ada simile, misalnya: a. seperti, b. mirip, c. bagai, d. laksana 4. Guru membacakan model.5. Waktu menulis 20’ (menit)6. Puisi dikumpulkan pada guru.7. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru.8. Guru/siswa membacakannya di depan kelas.

Page 36: MODAL MENULIS PUISI

Model 2

Gugus awan di langit putih bagai kapasMendung berarak-arakan seperti kambing digiring ke kandang Gunung berhamburan laksana kapas yang beterbanganWajahnya mirip anak kecil dengan kaleng kecil yang kujumpai di stasiun kereta.

Page 37: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KETIGA: BUNYI

• Kalau telinga kita normal, setiap hari kita mendengar apa saja, bukan?

• Nah, kali ini suruhlah siswa untuk memasukkan bunyi-bunyi itu dalam puisi mereka buat.

• Caranya ialah:1. Siswa menyiapkan satu lembar kertas.2. Siswa menulis puisi 4-7 baris.3. Pada setiap baris ada bunyi.

Page 38: MODAL MENULIS PUISI

3. Bunyi itu boleh berasal dari: benda, hewan, mesin, instrumen musik, apa saja yang mungkin mengeluarkan bunyi

4. Waktu menulis 20’ (menit).5. Kertas dikumpulkan pada guru.6. Pilihlah puisi yang bagus yang dibuat

siswa menurut versi guru.7. Guru/ siswa membacakan puisi yang

bagus di depan kelas.

Page 39: MODAL MENULIS PUISI

Model 3

Nang ning nung ning nang ning nung suara nenekku menghibur adik,Sebutir kelereng digelindingkan adik masuk ke kolam dan berbunyi plung. Seekor kucing terkejut dan lari bagai kilat miaaau! Bam! Bam! Bam! Morter ditembakkan ke sebuah gedung berlantai enam.

Page 40: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KEEMPAT: ALAM• Kita ini hidup di alam, bukan? Ada berapa banyak benda-benda di

alam ini? Coba mintalah siswa untuk menggambarkan dengan kata-kata tentang benda alam itu.

• Caranya adalah:1. Siswa menyiapkan selembar kertas.2. Tulis puisi antara 4-7 baris.3. Pada setiap baris ada kata: (pilih salah satu) gunung, bukit, laut,

danau, langit, awan, sungai, dan semacamnya, sebuah warna, manusia

4. Guru membacakan model.5. Waktu menulis 20’ (menit)6. Kertas dikumpulkan pada guru.7. Guru memilih puisi terbaik.8. Guru/siswa membacakan puisi terbaik itu di depan kelas.

Page 41: MODAL MENULIS PUISI

Model 4

Danau yang luas itu terbentang biru,Sungai keluar dari ujung danau yang berhutan hijau,Awan berarak putih terang, berhenti di atas curamnya jurang,Kini aku meluncur jadi angin, tanpa warna dan dingin.

Page 42: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KELIMA:MIMPI

• Tanyakan kepada siswa, pernahkah mereka bermimpi?

• Sering bukan? • Bagaimana mimpi mereka itu: indah,

menyenangkan, buruk, menakutkan, menyeramkan?

• Mengapa tidak kita suruh saja mereka menuangkan mimpinya dalam bentuk puisi?

Page 43: MODAL MENULIS PUISI

• Caranya:

1. Siswa menyiapkan satu lembar kertas.2. Tulis puisi antara 4-7 baris.3. Puisi itu dimulai dengan Aku bermimpi … 4. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, bunyi,

manusia, nama tempat5. Guru membacakan model.6. Waktu menulis 20’ (menit).7. Puisi dikumpulkan pada guru.8. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru.9. Guru/siswa membacakan puisi yang bagus di depan

kelas

Page 44: MODAL MENULIS PUISI

Model 5:

Aku bermimpi sebuah sikat gigi warna ungu menggosok-gosok mulutku supaya terbuka srek-srek-srek, usrek-usrek-usrekKetika bangun pagi hari, aku pergi ke kamar mandiSikat gigiku tinggal sepotongSepotong yang hilang itu agaknya tersesat dalam mimpiku dan tak bisa kembali

Aku bermimpi seluruh RT/RW-ku di malam hari berwarna putih salju,Terdengar ada tetangga yang bermain kecapi Cianjuran,Berkata Hansip tetangga kami, „Wah, klining-klining itu merdu sekali.“Di dalam mimpi itu aku lalu bermimpi tentang kecapi lagi.

Page 45: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KEENAM:FANTASI TAK MASUK AKAL

• Tanyakan kepada siswa, pernahkah mereka mengkhayalkan sesuatu? Pasti pernah, sebab tanpa khayalan hidup ini menjadi tidak kreatif.

• Konon, sebelum akhirnya manusia benar-benar dapat menginjakkan kakinya di bulan diawali lebih dulu dengan berkhayal bagaimana caranya untuk sampai ke bulan. Lalu diciptakanlah pesawat apolo.

• Pada kesempatan ini mintalah siswa untuk berkhayallah tentang sesuatu yang tak masuk akal. Dan khayalan itu dituangkan dalam bentuk puisi.

Page 46: MODAL MENULIS PUISI

• Caranya:

1. Siswa menyiapkan selembar kertas.2. Mulailah menulis puisi antara 4-7 baris.3. Puisi dimulai dengan dengan kutemukan …4. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, hewan/benda,

alam5. Guru membacakan model.6. Waktu menulis 20’ (menit).7. Puisi dikumpulkan pada guru.8. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru.9. Guru/siswa membacakan puisi yang bagus di depan

kelas.

Page 47: MODAL MENULIS PUISI

Model 6

Kutemukan buaya menggigit kaki gunungGunung itu menjerit kesakitanLalu hujan turun menyerakkan kebocoran tiga ribu botol samphoGunung pun kedinginan dan awan putih membelit lehernya.

Page 48: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KETUJUH:METAFOR

• Masih ingat simile? • Metafor ini perbandingan juga, tetapi tidak

menggunakan kata pembanding, seperti, bagai, mirip dsb.

• Karena tidak menggunakan kata pembanding inilah, metafor dinamakan juga perbandingan tidak langsung.

Page 49: MODAL MENULIS PUISI

• Caranya:

1. Siswa menyiapkan selembar kertas.2. Mulailah menulis puisi antara 4-7 baris.3. Setiap baris ada metafor menggunakan kata adalah …4. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, hewan/benda,

alam, tempat5. Guru membacakan model.6. Waktu menulis 20’ (menit).7. Puisi dikumpulkan pada guru.8. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru.9. Guru/siswa membacakannya di depan kelas.

Page 50: MODAL MENULIS PUISI

Model 7

Gerimis yang turun dari langit adalah bening air mata pengungsi korban stunami yang malang nasibnya,Awan putih di lereng bukit adalah bantal unggas yang kelelahan setelah terbang panjang seharian,Samudera Pasifik yang biru adalah akuarium Tuhan yang amat indah,Hari depanku adalah kepalaku di mulut buaya hitam menganga yang siap mengatup kapan saja.

Page 51: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KEDELAPAN:MENJELMA HEWAN, MENJELMA BENDA

• Tanyakan kepada siswa, pernahkah sewaktu kecil mereka bermain pasar-pasaran dengan teman kecilnya? Waktu itu mereka berpura-pura sebagai penjual atau pembeli, bukan? Nah, kalau mereka bisa menjadi pembeli atau pembeli, mereka juga bisa menjadi yang lain, bukan?

• Sekarang mintalah mereka untuk berpura-pura menjadi hewan (maaf jangan marah, ya) atau menjadi benda. Kalau mereka kesulitan, suruh mereka memejamkan mata beberapa saat, mengosongkan pikiran, menanggalkan diri, dan menjadi hewan atau benda.

• Apa yang mereka rasakan atau mereka alami selama menjelma menjadi hewan atau benda itu? Mintalah mereka untuk menuangkan pengalaman yang ‘indah’ itu dalam puisi.

Page 52: MODAL MENULIS PUISI

• Caranya:

1. Siswa menyiapkan selembar kertas.2. Siswa mulai menulis puisi antara 4-7 baris.3. Di dalam puisi itu mereka seakan-akan menjelma menjadi hewan

(semut, lebah, kucing, gajah, kuda, harimau dsb.) atau menjadi benda (pencil, terompet, mobil, TV, pistol, kapal terbang dsb.)

4. Di dalam puisi itu ada nama seekor hewan atau sebuah benda.5. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, bunyi, manusia, tempat,

alam6. Guru membacakan model.7. Waktu menulis 20’ (menit).8. Puisi dikumpulkan pada guru.9. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru.10. Guru/siswa membacakannya di depan kelas

Page 53: MODAL MENULIS PUISI

Model 8

Minggu yang lalu aku menjadi tanaman di tepi jalan kotaPagi buta kupanggil embun untuk membasuh badanku, hijaulah akuSiang sedikit banyak orang yang lalu lalangKarena senangnya dijewerlah daun telingaku dipatahkan ranting tangankuAku menangisTelingaku juga bising oleh ngong, ngong, ngong tat, tit, tut, deru motor, bus, dan lebih-lebih trukSore hari badanku jadi kotor, hitam dan dekil oleh asap, dan juga sakit dan capek yang luar biasa, “Hujan, mandikan aku dong!”

Page 54: MODAL MENULIS PUISI

Model 9

Tahun yang lalu aku jadi lantai kantor pengadilanSetiap pagi aku dipel dengan cairan deterjen berwarna biruSetiap hari aku diinjak-injak hakim, jaksa, dana apesakitanSepatu mereka berbunyi gluduk-gluduk-gludukDan fajar sampai matahari tenggelam, dari langit samar-samarsampai hitam aku diinjak-injak, pegal badanku luar biasa.

Page 55: MODAL MENULIS PUISI

LATIHAN KESEMBILAN:SAMBIL MENDENGARKAN MUSIK

1. Siapkan pita rekaman atau CD untuk diperdengarkan kepada siswa di kelas. Pilihlah musik instrumentalia (tanpa penyanyi) klasik, pop, dangdut, keroncong, rock, jazz, flamenco, gendang Afrika, kicau burung, deru kereta api, ombak lautan dsb.

2. Perdengarkan pita rekaman atau CD itu selama 20’ dan mintalah siswa untuk memusatkan pikiran, mendengarkan dengan mata tertutup..

Page 56: MODAL MENULIS PUISI

3. Sesudah itu, tanyai siswa citra-citra apa yang menyusup dalam relung mereka. Kota mana? Negara apa? Benua mana? Manusia seperti apa? Alam mana? Peristiwanya bagaimana? Cuacanya seperti apa? Warnanya? Emosi macam bagaimana? Semua itu bahan untuk dituliskan menjadi puisi

4. Perdengarkan musik yang lain selama 20’ dan mintalah siswa untuk menulis puisi.

5. Pada tahap ini,, siswa bebas untuk menentukan menulis puisi dengan cara yang mana saja. Apakah akan memulai dengan aku ingin … ; aku bermimpi … ; kutemukan … , fantasi tak masuk akal;

Page 57: MODAL MENULIS PUISI

6. Unsur-unsur warna, bunyi, manusia, tempat, dan alam, semestinya sudah secara otomatis dituliskan, tidak perlu dipikir-pikirkan lagi.

7. Guru membacakan model.8. Sesudah 20’ puisi dikumpulkan.9. Pilihlah puisi yang bagus menurut versi guru.10. Guru/siswa membacakannya di depan kelas.

Page 58: MODAL MENULIS PUISI

Model 10

Suasana kafe pojok jalan suatu malam yang hangat bersahabatKerdip lampu merah, kuning, biru menyala bergantian, membuat suasana hangat berkeringatIrama menghentak-hentak, pinggang goyang-bergoyangTubuh semua orang serasa layang-melayang.

Page 59: MODAL MENULIS PUISI

Model 11

Di pesta besar ini, satu porsi seratus ribu rupiahMusik bising Pepito Cha Cha dan Kopi Dangdut pulaIkan patin, dendeng balado, nasi bali dan spaghetti italiaBertebaran di atas meja sepuluh meter panjangnyaSampaikah ke kamp pengungsi saudara kitaYang lima ratus ribu banyaknya, tak makan, tak bersuara?

Page 60: MODAL MENULIS PUISI

Selamat mencoba, yakinlah bahwa setiap huruf yang

terkatakan dan tertuliskan tak kan pernah sia-sia. Semuanya akan menjadi pernik catatan

sejarah kehidupan kita, betapapun sederhananya