skenario 2 blok 11

11
1. Mekanisme penyerapan air dalam usus? 2. Perbedaan enzim pencernaan pada anak dan dewasa? 3. Kandungan susu formula yang menyebabkan diare? 4. Penatalaksanaan dehidrasi menurut tingkatnya? 5. Perbedaan kandungan susu formula dan ASI? 6. Factor resiko diare? 7. Pencegahan dan edukasi untuk orang tua terhadap penyakit diare? 8. Patofisiologi diare? Jawaban 1. Tubuh manusia sebagian besar tersusun oleh air. Bayi dan anak-anak kecil terdiri dari 80% air, orang dewasa 60-70%, dan manula 50-60%. Air yang masuk kedalam tubuh langsung diserap oleh usus halus dan usus besar, kemudian masuk kedalam pembuluh darah. Jika tubuh merasa kekentalan darah sudah cukup untuk menyalurkan zat-zat makanan, sisa/kelebihan air akan disalurkan ke ginjal, dan dibuang bersama zat sisa lainnya. Kelebihan air juga akan disalurkan ke pembuluh getah bening. Air diserap menuju ruang antar sel searah dengan gradasi osmosis. Namun, perpindahan air dari dinding saluran usus menuju darah seringkali berlawanan dengan grdasi osmosis. Ini berarti usus dapat menyerap air dan mentransfernya pada darah bahkan saat daya osmosis di dinding usus lebih tinggi dibanding dengan daya osmosis pada darah. Sumber : HIMBIO UNPAD.file.wordpress.com 2. Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan tampak oleh adanya perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak. Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat lintang yang berhubungan dengan otot- otot faring, sedangkan 2/3 bagian bawah adalah otot polos. Esofagus menyempit pada 3 tempat, yaitu setinggi tulang rawan krikoid yang merupakan sfingter, rongga dada bagian tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus utama kiri (tidak bersifat sfingter), dan pada hiatus esofagus diafragma (otot polos bagian ini bersifat sfingter). Pembuluh vena esofagus bagian bawah berhubungan langsung dengan sirkulasi vena porta.

Upload: rahmah-thaha

Post on 07-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wdnklDKL

TRANSCRIPT

1. Mekanisme penyerapan air dalam usus?2. Perbedaan enzim pencernaan pada anak dan dewasa?3. Kandungan susu formula yang menyebabkan diare?4. Penatalaksanaan dehidrasi menurut tingkatnya?5. Perbedaan kandungan susu formula dan ASI?6. Factor resiko diare?7. Pencegahan dan edukasi untuk orang tua terhadap penyakit diare?8. Patofisiologi diare?

Jawaban 1. Tubuh manusia sebagian besar tersusun oleh air. Bayi dan anak-anak kecil terdiri dari 80% air, orang dewasa 60-70%, dan manula 50-60%. Air yang masuk kedalam tubuh langsung diserap oleh usus halus dan usus besar, kemudian masuk kedalam pembuluh darah. Jika tubuh merasa kekentalan darah sudah cukup untuk menyalurkan zat-zat makanan, sisa/kelebihan air akan disalurkan ke ginjal, dan dibuang bersama zat sisa lainnya. Kelebihan air juga akan disalurkan ke pembuluh getah bening. Air diserap menuju ruang antar sel searah dengan gradasi osmosis. Namun, perpindahan air dari dinding saluran usus menuju darah seringkali berlawanan dengan grdasi osmosis. Ini berarti usus dapat menyerap air dan mentransfernya pada darah bahkan saat daya osmosis di dinding usus lebih tinggi dibanding dengan daya osmosis pada darah.Sumber :HIMBIO UNPAD.file.wordpress.com

2. Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan tampak oleh adanyaperubahan polafungsi selamamasa pertumbuhananak. Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat lintang yangberhubungandenganotot-ototfaring,sedangkan2/3bagianbawahadalahototpolos. Esofagus menyempitpada 3 tempat,yaitu setinggi tulang rawankrikoid yang merupakan sfingter, rongga dada bagian tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus utama kiri (tidak bersifat sfingter), dan pada hiatus esofagus diafragma (otot polos bagian ini bersifat sfingter). Pembuluh vena esofagus bagian bawahberhubunganlangsungdengansirkulasivena porta. Disebelahdorsal kanan esofagusterdapatduktustorasikus. lambungmerupakanbagiansystem gastrointestinal yang terletak antara esofagus dan duodenum.Lambung terbagi menjadi 2 bagian, proksimal terdiri dari fundus dan korpus, sedangkanbagian distalnyaadalahantrum.Ciriyang menonjol padaanatomilambungadalahperedaran darahnyayangsangatkayadenganpembuluhnadibesardidepan kurvatura mayor dan minor serta dalam dinding lambung. Pada bagian distal lambung terdapatselaputlingkar yangdisebut pilorusyangberfungsi sebagai sfingter untuk mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus inidiperkuat oleh serabut otot lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan saraf. Duodenum mulai padapilorus danberakhir padabatasduodenoyeyunal. pada cekungan duodenum setinggi vertebra l2terdapat kepalapankreas.Sekum padaanak berbentukkerucut dan apendik berasal dari bagian apek kiri. Selama masa anak-anak dinding lateral sekum membesar, sehingga apendiks terletak pada bagian posterior dinding medial.Mukosa apendiks kaya akan jaringan limfoid pada masa anak-anak dan akan berkurang setelah dewasa.

sumber :academia.edu/Adaptasi_fisiologis_sistem_pencernaan_neonatal

3. Alergi terhadap susu formulayang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul. beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.Penyebab bayi diare lainnya berkaitan dengan laktosa yang terkandung di dalam susu. Anak bayi yang mengonsumsi susu formula secara berlebihan bisa terkena diare. Bayi membutuhkan laktose yakni suatu enzim yang digunakan untuk mencerna laktosa. Jika bayi tidak bisa memproduksi enzim laktose dalam jumlah yang cukup maka bayi tidak bisa mentoleransi makanan yang mengandung laktosa dan kemudian mengalami diare.

sumber : CLINIC FOR CHILDREN. Yudhasmara Foundation. www.childrenclinic.wordpress.com

4. penatalaksanaan diare :a. Rencana Terapi A : Terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisiAturan 1 : Memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, untuk mencegah dehidrasi Cairan yang diberikan adalah cairan yang mengandung garam (oralit), dapat juga diberikan air bersih yang matang. Komposisi larutan oralit baru : Natrium klorida 2,6 gram/liter, Glukosa 13,5 gram/liter, Kalium klorida 1,5 gram/liter, Trisodium sitrat 2,9 gram/liter Komposisi larutan oralit lama : Natrium klorida 3,5 gram/liter, Glukosa 20 gram/liter, Kalium klorida 1,5 gram/liter, Trisodium sitrat 2,55 gram/liter

Aturan 2 : Berikan tambahan zinc (10 - 20 mg) untuk anak, setiap hari selama 10 -14 hariZinc dapat diberikan sebagai sirup atau tablet, dimana formulasinya tersedia dan terjangkau. Dengan memberikan zinc segera setelah mulai diare, durasi dan tingkat keparahan episode serta risiko dehidrasi akan berkurang. Dengan pemberian zinc selama 10 sampai 14 hari, zinc yang hilang selama diare diganti sepenuhnya dan risiko anak memiliki episode baru diare dalam 2 sampai 3 bulan ke depan dapat berkurang

Aturan 3 : yaitu berikan anak makanan untuk mencegah kurang giziDiet bayi yang biasanya harus dilanjutkan selama diare dan ditingkatkan setelahnya. Makanan tidak boleh ditahan dan makanan anak yang biasa tidak boleh diencerkan. pemberian ASI harus dilanjutkan. Tujuannya adalah untuk memberikan makanan yang kaya nutrisipada anak. Sebagian besar anak-anak dengan diare cair mendapatkan kembali nafsu makan mereka setelah dehidrasi diperbaiki, sedangkan orang-orang dengan diare berdarah seringkali nafsu makan tetap buruk sampai penyakitnya sembuh. Anak-anak ini harus didorong untuk mau makan secara normal sesegera mungkin

Aturan 4 : Bawa anak ke petugas kesehatan jika ada tanda-tanda dehidrasi atau masalah lainnyaIbu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak: Buang air besar cair sering terjadi Muntah berulang-ulang Sangat haus Makan atau minum sedikit Demam Tinja Berdarah Anak tidak membaik dalam tiga hari.

b. Rencana Terapi B: Terapi rehidrasi oral untuk anak-anak dengan dehidrasi ringan-sedangJika berat badan anak diketahui maka hal ini harus digunakan untuk menentukan jumlah larutan yang tepat. Jumlah larutan ditentukan dari berat badan (Kg) dikalikan 75 ml. Jika berat badan anak tidak diketahui maka penentuan jumlah cairan ditentukan berdasarkan usia anak.

Jika pasien menginginkan lebih banyak oralit, maka dapat diberikan. Dorong ibu untuk terus menyusui anaknya. Untuk bayi di bawah 6 bulan yang tidak menyusui, jika menggunakan larutan oralit yang mengandung 90 mmol / L natrium, juga memberi 100-200ml air bersih selama periode ini. Namun, jika menggunakan larutan oralit osmolaritas rendah yang baru mengandung 75mmol / L natrium, hal ini tidak perlu menambah air bersih.

c. Rencana Terapi C : untuk Pasien dengan Dehidrasi BeratPengobatan bagi anak-anak dengan dehidrasi berat adalah rehidrasi intravena cepat, mengikuti Rencana Terapi C. Jika mungkin, anak harus dirawat di rumah sakit. Panduan untuk rehidrasi intravena diberikan

Anak-anak yang masih dapat minum, walaupun buruk, harus diberikan oralit secara peroral sampai infus berjalan. Selain itu, ketika anak dapat minum tanpa kesulitan, semua anak harus mulai menerima larutan oralit (sekitar 5 ml/kg/jam), yang biasanya dalam waktu 3-4 jam (untuk bayi) atau 1-2 jam (untuk pasien yang lebih tua). Ini memberikan tambahan dasar dan potasium, yang mungkin tidak dapat secara memadai disediakan oleh cairan infus.

Mulai diberi cairan i.v segera. Bila pasien dapat minum berikan oralit sampai cairan i.v dimulai. Berikan 100 ml/Kg cairan Ringer Laktat (atau cairan normal salin bila ringer laktat tidak tersedia)

umur30ml/kgbb selama(I)70ml/kgbb selama