sken 2.docx

Upload: trianike-nur-aini

Post on 04-Jun-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    1/31

    LAPORAN TUTORIAL

    KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

    Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

    Disusun oleh:

    Kelompok Tutorial I

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2013

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    2/31

    DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

    Tutor : Dr. drg. Didin Erma Indahyani ,M.Kes

    Ketua : Rina Wahyu H (121610101012)

    Scriber Meja :Ilvana Ardi (121610101099)

    Scriber Papan :Yusron Haris (121610101010)

    Anggota :

    1. Inestia Fluida (121610101001)2. Trianike Nor Aini (121610101002)3. Gladiola Nadisha (121610101005)4. Yuni Aisyah (121610101006)5. Medina Nanda Utami (121610101007)6. Nazala Zetta (121610101011)7. Gita Putri Kencana (121610101013)8. Hayyu Safira (121610101014)9. Aisyah Gediani (121610101098)10.Nungky Tias (121610101106)11.Galuh Panji (121610101103)

    12.Nungky Tias Susanti (121610101106)

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    3/31

    KATAPENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

    sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Laporan ini disusun untuk

    memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok I pada skenario kedua.

    Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

    karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

    1. Dr. drg. Didin Erma Indahyani ,M.Kes selaku tutor yang telah membimbingjalannya diskusi tutorial kelompok I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

    dan yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang

    telah didapatkan.

    2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

    Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi

    perbaikanperbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga

    laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

    Jember, November 2013

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    4/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    SKENARIO II JARUM SUNTIK BEKAS BERSERAKAN

    Ibu Ani datang ke Balai Pengobatan Gigi (BPG) Sumber Waras yang terletak di

    pemukiman padat penduduk untuk melakukan perawatan giginya sambil membawa

    anaknya. Setelah selesai dilakukan perawatan, anaknya datang menemuinya sambil

    membawa jarum suntuk bekas yang ditemukan di samping tempat sampah di depan

    klinik. Tentu saja Ibu Ani yang seorang pegawai apotek merasa kaget dan memarahi

    anaknya untuk segera membuangnya kembali, karena takut anaknya tertular penyakit

    akibat dari limbah medis tersebut. Karena penasaran, maka dilihatnya tempat

    ditemukannya jarum suntik bekas tersebut. Dilihatnya berbagai limbah medis

    berserakan seperti handscoon, kapas, botol bekas obat dll. Ibu Ani bermaksud

    melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup karena BPG tersebut

    pengolahan limbah medisnya tidak baik yang akan menyebabkan pencemaran di

    lingkungannya.

    Step 1 (Identifikasi Kata-Kata Sulit)

    Limbah : Semua bahan buangan dari fasilitas kesehatan yang dapatmenganggu kesehatan. Limbah di dapatkan dari aktivitas preventif, diagnosa,

    selain dari unit kesehatan limbah juga di dapatkan dari bagian farmasi dan

    laboratorium.

    Step 2 (Rumusan Masalah)1. Bagaimana klasifikasi dari limbah?2. Apa dampak yang dapat ditimbulkan dari limbah yang dibiarkan?3. Bagaimana penanganan dari limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitar?

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    5/31

    4. Faktor apa yang menyebabkan kurangnya perhatian BPG terhadappengelolaan limbah medis?

    Step 3

    1. KLASIFIKASI LIMBAHBerdasarkan wujud atau bentuknya, limbah di klasifikasikan menjadi tiga

    bentuk, yaitu :

    1. Limbah Padat2. Limbah Cair3. Limbah Gas

    KLASIFIKASI LIMBAH MEDIS

    Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat

    digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik,

    farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastic.

    1. LIMBAH BENDA TAJAMLimbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut

    tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau

    menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan

    intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu

    meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin

    terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi,

    bahan beracun atau radio aktif.

    2.

    LIMBAH INFEKSIUSLimbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien

    dengan penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan

    dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan

    dan ruang isolasi penyakit menular.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    6/31

    Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis,

    produk sarah manusia, benda tajam yang terkontaminasi, bangkai

    binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei pasien, limbah raung

    isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan

    terkontaminasi.

    3. LIMBAH JARINGAN TUBUHLimbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota

    badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat

    pembedahan dan autopsi.

    4. LIMBAH KIMIALimbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan

    medis, vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah

    kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah citotoksik.

    5. LIMBAH FARMASILimbah yang terkait dengan sisa aktivitas yang berhubungan

    dengan farmasi. Seperti, obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau

    sisa dari vaksin.

    6. LIMBAH CITOTOKSIKLimbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin

    terkontaminasi dengan obat citotoksik selama peracikan,

    pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Limbah yang

    terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam

    incinerator dengan suhu diatas 1000oC

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    7/31

    7. LIMBAH RADIOAKTIFLimbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio

    isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset

    radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan kedokteran

    nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa

    padat, cair dan gas.

    8. LIMBAH PLASTIKLimbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik,

    rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-

    barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis

    peralatan dan perlengkapan medis.

    LIMBAH MEDIS KEDOKTERAN GIGI

    LIMBAH MEDIS

    KEDOKTERAN

    GIGI

    POTENSI

    PATOLOGIK

    AMALGAM LIMBAH LOGAM

    TAJAM

    ALAT DASAR,

    ALAT BEDAH

    TIDAK TAJAM

    SALIVA EJECTOR

    LIMBAH NON

    LOGAM

    TIDAK

    BERPONTENSI

    PATOLOGIK

    EX : ALGINAT

    LIMBAH NON

    MEDIS

    KERTAS,

    KORAN DLL

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    8/31

    2. Dampak dari limbah yang dibiarkan Gangguan estetika (lingkungan sekitar) Gangguan kesehatan manusia Pencemaran air Pencemaran udara dari proses pembakaran Menyebabkan gangguan kesehatan pada petugas Limbah alam menyebabkan kebakaran hutan Menyebabkan gangguan keseimbangan lingkungan Kategori 2 : iritasi ringan Kategori 3 : gangguan vaal kronis Kategori 4 : kematian

    3. Usaha yang dapat dilakukan agar limbah tidak mencemari lingkungan sekitar,salah satunya adalah dengan pengolahan limbah dengan baik dan benar.

    Langkah-langkah pengolahan limbah yang baik dan benar, antara lain :

    PemisahanDalam tahap pemisahan ini, dilakukan pemisahan antara limbah yang

    dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Selain itu juga

    dilakukan pemisahan pengemasan bagi limbah. Contohnya kantong

    plastic warna hitam untuk limbah umum, kantong plastic warna

    kuning untuk limbah yang harus di desinfektan, kantong plastic ungu

    untuk limbah sitotoksik dan kantong plastic merah untuk limbah

    radiologi.

    PenyimpananPenyimpanan atau penampungan untuk limbah harus merupakan

    tempat yang memiliki drainase yang baik, area yang mudah dijangkau,

    terlindungi dari sinar matahari dan tidak dapat dijangkau oleh hewan

    yang hinggap.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    9/31

    PengangkutanPengangkutan limbah harus menggunakan container yang tertutup dan

    harus rutin dibersihkan untuk menghindari limbah yang berceceran

    akibat pengangkitan. Petugas pengangkut limbah juga harus

    menggunakan pelindung tubuh yang lengkap seperti sarung tangan dan

    baju panjang.

    Penanganan Pembuangan

    4. Faktor penyebab menumpuknya limbah Karena pengolahan limbah belum menjadi syarat akreditasi Rumah

    Sakit.

    Peraturan pengolahan limbah padat yang diterbitkan oleh departemenkesehatan belum dilaksanakan dengan baik.

    Menurunnya kompetensi pekerja BPG, membutuhkan pelatihan. Kurangnya fasilitas pengolahan, mahalnya fasilitas pengolahan limbah

    contohnya insinerator.

    Kurangnya sosialisasi tentang dampak menumpuknya limbah. Kurangnya investor terhadap ketertarikan daur limbah rumah sakit. Kelalaian petugas. Kurangnya pembuangan sementara. Kurangnya kesadaran akan pentingnya tempat pembuangan sementara. Kurangnya tenaga kebersihan.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    10/31

    Step 4 (Mapping)

    AKTIVITAS MEDIS & NON MEDIS

    LIMBAH

    PADAT CAIR GAS

    MEDIS NON MEDIS

    TDK DIKELOLA DIKELOLA

    EFEKTIF KURANG EFEKTIF

    DAMPAK

    LINGKUNGAN INDIVIDU

    FAKTOR PENYEBAB

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    11/31

    Step 5 (Learning Objective)

    1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan klasifikasi darilimbah

    2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan pengelolahanlimbah yang baik dan benar

    3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan dampak daripengelolaan limbah yang kurang efektif

    4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan dampak darilimbah yang tidak dikelola

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    12/31

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Klasifikasi LimbahMenurut Darmadi (2008) sumber mikroba itu didapatkan dari produk samping

    yang dihasilkan dari segala kegiatan pelayanan medis atau non-medis pada rumah

    sakit. Dimana produk sampingan yang dihasilkan oleh aktivitas rumah sakit berupa

    sampah dan limbah.

    Sampahadalah semua barang atau benda sisa yang sudah tidak berguna dan

    terbuang dari kegiatan sehari-hari. Sedangakan Limbah adalah produk akhir yang

    berupa material buangan dari sebuah proses pencucian,dekontaminasi/proses

    metabolisme tubuh. Di dalam rumah sakit, keduanya ini masih digolongkan

    berdasarkan tingkat infeksius dan asal darinya.

    1. Sampah Rumah SakitUntuk sampah rumah sakit dibagi menjadi dua, yakni sampah domestic

    dan sampah medis. Sampah rumah sakit ini lebih umumnya berbentuk

    padat.Berikut keduanya akan dijelaskan:a. Sampah Domestik

    Merupakan sampah yang dihasilkan dari segala kegiatan

    kerumahtanggaan (house keeping) rumah sakit. Sampah jenis domestic

    ini bisa dihasilkan dari ruangan rekam medis,kantor,TU, dapur,

    gudang, taman dan sebagainya. Sampah jenis ini sama sekali tidak

    infeksius.

    Contoh : kertas,plastik,kaleng, sayur/buah,daun, ranting dan

    sebagainya.

    b. Sampah medisMerupakan sampah yang dihasilkan dari produk samping setelah

    digunakan dalam membantu upaya diagnose,pengobatan, tindakan

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    13/31

    medis/perawatan penderita.untuk sampah medis ini merupakan benda-

    benda yang infeksius, dengan demikian diperlukan pengolahan

    terlebih dahulu untuk mengurangi penyebaran mikroba pathogen.

    Contoh: verban,handscoon,syringe,botol infuse,kantong darah dsb.

    2. Limbah Rumah SakitSeperti halnya sampah rumah sakit, limbah rumah sakit ini dibagi lagi

    menjadi tiga subbagian, yakni Limbah Domestik Medis,Limbah Klinis

    Medis, Dan Limbah Patologis Medis. Limbah rumah sakit ini lebih

    infeksius dibandingkan dengan sampah medis rumah sakit.Limbah rumah

    sakit ini dapat berbentuk padat,cair atau setengah padat. Berikut macam

    ketiganya akan dibahas lebih lanjut:

    a. Limbah Domestik MedisYakni limbah rumah sakit yang dihasilkan dari kegiatan

    kerumahtanggaan.

    Contoh :

    i. Sisa air kegiatan cuci piring alat makan penderita penyakitmenular

    ii. Sisa air kegiatan laundry dari kamar operasi,kamar bersalin,serta dari bangsal menular.

    b. Limbah Klinis MedisYakni limbah yang diperoleh dari proses patofisiologis penderita dan

    berbagai tindakan medis.

    Contoh :

    i. Sekreta,ekskreta,fese,urine, dan sebagainyaii. Cairan/sisa makanan yang dimuntahkan penderitaiii. Cairan ,darah,sisa jaringan dari kamar operasi, bedah mayat,

    laboratorium.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    14/31

    c. Limbah Patologis MedisYakni limbah rumah sakit yang berwujud jaringan tubuh manusia

    yang didapatkan karena pemisahan ataupun pemotongan selama

    tindakan medis, limbah jenis ini perlu penanganan khusus karena

    sifatnya sangat infeksius.

    Contoh :

    i. Potongan dari tindakan amputasiii. Jaringan kanker dan jaringan nekrotik

    Limbah medis padat adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan

    diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien (Candra, 2007). Limbah medis padat

    yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah

    farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container

    bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Limbah padat

    non medis artinya limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar

    medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat

    dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Limbah padat non medis meliputi

    kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkaitan dengan

    cairan tubuh. Pewadahan limbah padat non medis dipisahkan dari limbah medis padat

    dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam khusus untuk limbah medis non

    padat (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Depkes RI, 2004).

    Klasifikasi Limbah Medis Padat yang Berasal dari Rumah Sakit

    No Kategori Limbah Definisi Contoh limbah yangdihasilkan

    1 Infeksius Limbah yang terkontaminasi

    organisme patogen (bakteri,

    virus, parasit, atau jamur) yang

    Kultur laboratorium,

    limbah dari bangsal

    isolasi, kapas, materi,

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    15/31

    tidak secara rutin ada

    lingkungan dan organism

    tersebut dalam jumlah dan

    virulensi yang cukup untuk

    menularkan penyakit pada

    manusia rentan.

    atau peralatan yang

    teresentuh pasien yang

    terinfeksi, ekskreta.

    2 Patologis Limbah berasal dari pembiakan

    dan stock bahan yang sangat

    infeksius, otopsi, organ

    binatang percobaan dan bahan

    lain yang telah diinokulasi,

    terinfeksi atau kontak dengan

    bahan yang sangat infeksius.

    Bagian tubuh manusia

    dan hewan (limbah

    anatomis), darah dan

    cairan tubuh yang lain,

    janin.

    3 Sitotoksis Limbah dari bahan yang

    terkontaminasi dari persiapan

    dan pemberian obat sitotoksis

    untuk kemoterapi kanker yangmempunyai kemampuan untuk

    membunuh atau mengahambat

    pertumbuhan sel hidup.

    Dari materi yang

    terkontaminasi pada

    saat persiapan dan

    pemberian obat,misalnya spuit, ampul,

    kemasan, obat

    kedaluarsa, larutan

    sisa, urine, tinja,

    muntahan pasien yang

    mengandung obat

    sitotoksik.

    4 Benda Tajam merupakan materi yang dapat

    menyebabkan luka iris atau luka

    tusuk. Semua benda tajam ini

    memiliki potensi bahaya dan

    jarum, jarum suntik,

    skalpel, pisau bedah,

    peralatan infus, gergaji

    bedah, dan pecahan

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    16/31

    dapat menyebabkan cedera

    melalui sobekan atau tusukan.

    Benda- benda tajam yang

    terbuang mungkin

    terkontaminasi oleh darah,

    cairan tubuh, bahan

    mikrobiologi, bahan beracun

    atau radioaktif.

    kaca

    5 Kimia mengandung zat kimia yang

    berbentuk padat, cair, maupun

    gas yang berasal dari aktivitas

    diagnostic dan eksperimen serta

    dari pemeliharaan kebersihan

    rumah sakit dengan

    menggunakan desinfektan.

    Reagent di

    laboratorium, film

    untuk rontgen,

    desinfektan yang

    kadaluarsa atau sudah

    tidak diperlukan lagi,

    solven

    6 Farmasi Limbah farmasi mencakup

    produksi farmasi. Kategori inijuga mencakup barang yang

    akan di buang setelah

    digunakan untuk menangani

    produk farmasi, misalnya botol

    atau kotak yang berisi residu,

    sarung tangan, masker, slang

    penghubung darah

    atau cairan, dan ampul obat.

    obat-obatan, vaksin,

    dan serum yang sudahkedaluarsa, tidak

    digunakan, tumpah,

    dan terkontaminasi,

    yang tidak diperlukan

    lagi.

    7 Radioaktif Bahan yang terkontaminasi

    dengan radioisotop yang berasal

    dari penggunaan medis atau

    Cairan yang tidak

    terpakai dari radioaktif

    atau riset

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    17/31

    riset radio nukleida.Limbah ini

    dapat berasal dari antara lain :

    tindakan kedokteran nuklir,

    radio-imunoassay dan

    bakteriologis; dapat berbentuk

    padat, cair atau gas

    dilaboratorium,

    peralatan kaca, kertas

    absorben yang

    terkontaminasi, urine

    dan ekskreta dari

    pasien yang diobati

    atau diuji dengan

    radionuklida yang

    terbuka.

    8 Logam yang

    bertekanan

    tinggi/ berat

    Limbah yang mengandung

    logam berat dalam konsetrasi

    tinggi termasuk dalam

    subkategori limbah kimia

    berbahaya dan biasanya sangat

    toksik. Contohnya adalah

    limbah merkuri yang berasal

    dari bocoran peralatankedokteran yang

    rusak

    Thermometer, alat

    pengukur tekanan

    darah, residu dari

    ruang

    pemeriksaan gigi, dan

    sebagainya.

    9 Kontainer

    Bertekanan

    Limbah yang berasal dari

    berbagai jenis gas yang

    digunakan di rumah

    sakit.

    tabung gas, kaleng

    aerosol yang

    mengandung residu,

    gas cartridge.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    18/31

    B. Pengelolaan Limbah yang Baik dan BenarPersyaratan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai keputusan

    KEPMENKES No. 1204/Menkes/SK/X/2004

    a. Minimasi Limbah:

    1. Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.

    2. Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan

    kimia yang berbahaya dan beracun.

    3. Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan

    farmasi.

    4. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai

    dari pengumpulan, pengangakutan, dan pemusnahan harus melalui

    sertifikasi dari pihak yang berwenang.

    b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali dan Daur Ulang

    1. Pemilahan limbah harus selalu dilakukan dari sumber yang menghasilkan

    limbah.

    2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah

    yang tidak dimanfaatkan kembali.

    3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa

    memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti

    bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak

    berkepentingan tidak dapat membukanya.

    4. Jarum dan srynges harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan

    kembali.

    5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses

    sterilisasi, untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes

    Bascillus Stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes

    Bacillus subtilis.

    6. Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.

    Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    19/31

    limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses

    salah satu metode sterilisasi.

    7. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan

    menggunakan wadah dan label seperti tabel

    Tabel 2.2. Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

    Sumber : Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor:1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan

    Rumah Sakit. Direktorat Jenderal pemberantasan penyakit

    menular&penyehatan lingkungan; 2004. p19

    8. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihanperak yang dihasilkan dari proses film sinar X.

    9. Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan

    diberi label bertuliskan Limbah Sitotoksik.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    20/31

    c. Tempat penampungan sementara

    1. Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus

    membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam

    2. Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator maka limbah medis

    padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau

    pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan

    selambat-lambatnya 24 jam apabila di simpan pada suhu ruang.

    d. Transportasi

    1. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan

    pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.

    2. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun

    binatang.

    3. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri

    yang terdiri: Topi, Masker, Pelindung amta, pakaian panjang (coverall), apron

    untuk industri, pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung tangan khusus

    (disposable gloves atau heavy duty gloves).

    e. Pengolahan, Pemusnahan dan pembuangan Akhir limbah padat1) Limbah infeksius dan benda tajam

    a. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius

    dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah

    seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbahinfeksius yang lain

    cukup dengan cara desinfeksi.

    b. Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan dan dapat

    diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok

    untuk benda tajam.

    c. Setelah insinerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuaang ke tempat

    penampungan B3 atau di buang ke landfill jika residunya sudah aman.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    21/31

    2) Limbah Farmasi

    Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator pirolitik

    (pyrolitik incinerator), rotary klin, dikubur secara aman,sanitary landfill, dibuang ke

    sarana air limbah atau insinerasi. Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan

    fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kli, kapsulisasi dalam drum logam,

    dan inersisasi.

    3) Limbah Sitotoksik

    a. Limbah Sitotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan

    penimbunan (landfiil) atau saluran limbah umum.

    b. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa

    harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi

    keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak dipakai lagi.

    c. Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1200C dibutuhkan untuk

    menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat

    menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.

    d. Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tidak tersedia, kapsulisasi

    atau inersisasi dapat di pertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.

    4) Limbah bahan kimiawi

    Limbah biasa yang tidak bisa daur ulang seperti asam amino, garam, dan gula

    tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor. Limbah bahan berbahaya dalam jumlah

    kecil seperti residu yang terdapat dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan

    insinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun (landfill).

    5) Limbah dengan kandungan logam berat tinggi

    Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau

    diinsinesrasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh

    dibuang landfill karena dapat mencemari air tanah.

    6) Kontainer Bertekanan

    Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah

    dengan daur ulang atau pengunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    22/31

    dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida dalam

    bentuk cair dan dikemas dalam botol harus di perlakukan sebagai limbah bahan kimia

    berbahaya untuk pembuangannya.

    7) Limbah radioaktif

    Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kibijakan dan

    strategi nasional yang menyangkut perturan, infrastruktur, organisasi pelaksana dan

    tenaga yang terlatih. (Permenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Depkes RI, 2004).

    Peralatan yang Digunakan untuk Pengeolaan Limbah Medis Padat

    1. Needle CrusherAlat ini digunakan untuk menghancurkan jarum suntik dengan menggunakan

    tenaga listrik.

    2.

    Insenerator

    Insenator digunakan untuk memusnahkan sampah medis dan non medis padat

    baik basah maupun kering dengan menggunakan bahan bakar solar.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    23/31

    Incinerator yang baik harus meliputi berbagai aspek, seperti aspek lingkungan,

    aspek ekonomis, aspek sosial dan lain sebagainya. Incinerator yang baik dituntut

    untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan berikut:

    Pengurangan sampah yang efektif Lokasi jauh dari area penduduk Adanya sistem pemisahan sampah Desain yang estetis Pembakaran sampah mencapai suhu 10000celcius Emisi gas buang yang ramah lingkungan. Perawatan yang teratur/periodik Pelatihan Staf dan Manajemen

    Teknology Incinerator Maxpell

    Teknologi incinerator Maxpell berbeda dengan teknologi incinerator yang

    lainnya. Incinerator Maxpell didesain khusus untuk dapat menjawab permasalahan

    sampah dan incinerator lain yang ada. Salah satu penerapan teknologi incinerator

    Maxpell adalah pada aspek lingkungan dan aspek ekonomis. Sehingga teknologi

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    24/31

    incinerator Maxpell dikenal sebagai incinerator yang Mudah, Murah, Cepat serta

    Ramah Lingkungan

    Keunggulan Teknologi

    Teknologi Incinerator Maxpell dirancang agar memiliki beberapa kemudahanuntuk dioperasikan. Beberapa keunggulan incinerator Maxpell adalah:

    Tidak membutuhkan tempat luas, Bisa membakar sampah kering hingga sampah basah, Daya musnah sistem pembakaran mencapai suhu diatas 900 o C, Bekerja efektif tanpa bahan bakar tambahan, Tingkat dari pencemaran rendah. Dalam operasional dibeberapa tempat

    terbukti asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong hampir tidak

    kelihatan dan tidak mengeluarkan bau yang menganggu,

    Suhu pembuangan udara panas pada cerobong asap terkendali secara konstan, Suhu dinding luar tetap dingin sama dengan suhu udara luar, Perawatan yang mudah dan murah, Abu sisa pembakaran bisa diolah menjadi beragam produk bahan bangunan.3. Kantong PlastikKantong plastik yang digunakan sebagai wadah limbah medis padat memiliki

    warna dan penandaaan yang disesuaikan dengan kategori dan jenis dari masing-

    masing limbah sesuai yang tertera pada Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004

    Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, mengenai persyaratan

    limbah medis padat.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    25/31

    4. Needle PitNeedle pit berfungsi sebagai penampung hasil hancuran limbah padat antara lain

    jarum suntik.

    5. Safety BoxSafety box berfungsi sebagai alat penampung sementara limbah medis berupa

    jarum dan syringe bekas

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    26/31

    6. AutoclaveAutoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan

    perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada

    121 C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi. Alat ini

    diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang dikenal

    sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679. Nama ini berasal

    dari bahasa Yunani auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis

    kunci-perangkat self-locking.

    http://www.alatuji.com/kategori/29/autoclavehttp://www.alatuji.com/kategori/29/autoclave
  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    27/31

    Autoclaveyang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato,

    tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan

    fabrikasi prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada

    media yang akan disterilkan.

    Beban khas termasuk laboratorium gelas, instrumen bedah, limbah medis,

    peralatan pasangan pasien, tempat tidur hewan kandang, dan kaldu lysogeny.

    http://www.alatuji.com/article/detail/82/.UnXvpIYbAZ4#autoclavehttp://www.alatuji.com/article/detail/82/.UnXvpIYbAZ4#autoclavehttp://www.alatuji.com/article/detail/82/.UnXvpIYbAZ4#autoclave
  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    28/31

    C. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pengolahan Limbah yang KurangEfektik maupun yang Tidak Diolah

    Dalam penanganannya, limbah haruslah dikelola dengan baik. Terdapat berbagai jenis

    limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit, sehingga berbeda pula tiap jenis limbah

    tersebut dalam dikelola. Apabila terdapat kesalahan pengelolaan limbah sehingga

    pengolahannya kurang efektif, atau bahkan limbah tersebut tidak dikelola sama sekali,

    tentunya hal itu dapat menimbulkan dampak yang besar, baik bagi lingkungan sekitar

    ataupun bagi individu di sekitar rumah sakit tersebut. Beberapa dampaknya adalah sebagai

    berikut :

    1.

    Resiko tertular penyakitLimbah medis mengandung agen penyakit bersifat infeksius, beracun

    dan radioaktif yang dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi

    melalui empat jalur kulit, selaput lendir, saluran pernapasan dan saluran

    pencernaan. Resiko penularan penyakit ini dapat terjadi pada kelompok

    masyarakat yang rentan seperti dokter, perawat, pasien, pengunjung pasien,

    dll.

    Pengelolaan limbah medis yang kurang baik seperti pembuangan

    jarumsunitk bekas sembarangan dapat menyebabkan infeksi dan cedera.

    Beberapa contoh penyakit yang dapat timbul akibat pengelolaan limbah yang

    tidak efektif diantaranya demamtifoid, kolera, dan hepatitis.

    2. Resiko kecelakaan (cedera)Limbah medis yang paling sering menyebabkan cedera terutama pada

    petugas pengelola limbah ialah jarumsuntik. Menurut WHO, terdapat dua

    sebab yang paling umum dari kejadian tertusuk jarum suntik, yakni recapping

    jarum suntik dan pembuangan secara sembarangan. Selain menyebabkan

    cedera, tertusuk jarum suntik bekas juga dapat menimbulkan infeksi seperti

    yang telah dijelaskan sebelumnya.

    3. Pencemaran lingkungan

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    29/31

    Pengelolaan limbah medis yang kurang efektif dapat menyebabkan

    pencemaran air (water borne diseases), pencemaran tanah (soil borne

    diseases) dan pencemaran udara (air borne diseases). Pembuangan limbah

    secara terbuka (open dumping) dapat menimbulkan cedera serta penularan

    penyakit pada masyarakat akibat kontak langsung.

    Pembakaran limbah medis menggunakan insenerator dengan suhu

    rendah akan menghasilkan emisi yang bersifat toxic dan karsinogenik.

    Pembakaran tidak sempurna akibat suhu rendah dengan insenerator dapat

    menghasilkan emisi berupa karbon monoksida, senyawa dioksin dan furan.

    Zat sisa pembakaran ini meningkatkan resiko terjadinya sarcoma pada

    masyarakat, terutama yang tinggal dalam radius < 2 km dari tempat

    pembakaran. Resiko lain yang ditimbulkan juga dapat berupa rusaknya organ

    dalam seperti hati, jantung, paru paru dan ginjal. Selain itu, dapat pula

    timbul gangguan system metabolism dan system kekebalan tubuh.

    4. Merosotnya mutu lingkungan rumah sakitAkibat pengelolaan linbah yang kurang efektif juga berdampak pada

    merosotnya mutu lingkungan rumah sakit yang dapat mengganggu dan

    menimbulkan masalah kesehatn bagi masyrakat yang tinggal di lingkungan

    sekitar rumah sakit

    5. Limbah medis yang berupa partikel debu akibat sisa pembakaran inseneratorjuga dapat menimbulkan pencemaran udara yang selain mengakibatkan efek

    pada tubuh, juga akan menyebabkan kuman penyakit menyebar, dan

    mengkontaminasi perlatan medis ataupun peralatan yang ada pada rumah

    sakit.

    6. Pengelolalaan limbah medis yang kurang baik misalnya pembuangan yangtidak pada tempatnya, dapat menyebabkan estetika lingkungan yang kurang

    sedap dipandang sehingga mengganggu kenyamanan pasien, petugas,

    pengunjung, serta masyrakat luar.

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    30/31

    7. Limbah cair yang mempunyai sifat fisik, kimiawi, dan bakteriologi yang tidakdikelola dengan baik dapat menjadi sumber pengotoran dan menimbulkan bau

    yang tidak enak, dan juga berdampak pada pembandangan yang tidak

    menyenangkan.

    8. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik juga dapat mengakibatkankeracunan dan penyakit kulit.

    9. Limbah cair medis bila dibuang di dataran rendah atau dibuang di danau ataukolam air bisa menyebabkan polusi air yang parah

  • 8/14/2019 SKEN 2.docx

    31/31

    Daftar Pustaka

    Darmadi.2008.Infeksi Nosokomial:Problematika dan Pengendaliannya .Jakarta:

    Salemba Medika