ske 5 blok 4

11
BAB I KLARIFIKASI ISTILAH 1.1. Stomatitis : Stomatitis adalah inflamasi mukosa oral ,yang dapat meliputi mukosa bulcal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi, langit-langit dan dasar mulut. Bersifat infeksius maupun non-infeksius dan dapat disebabkan oleh factor-faktor local sistemik (Donna L,Wong.2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC) Somatitis adalah radang pada rongga mulut (bibir dan lidah) yang disebabkan oleh jamur candida albicans/moniliasis dan hygiene. (Kristiyanasari, 2010) 1.2. Nyeri sendi : Nyeri sendi adalah peradangan sendi (arthritis) yang ditandai dengan nyeri panas,kemerahan, dan pembengkakan peradangan sendi. Pada kelainan kronik yaitu seperti arthritis rheumatoid (Dorland edisi 28) 1.3. ANA : ANA adalah Autoantibodi terhadap nukleus (inti sel). Hampir semua autoantibodi yang diproduksi

Upload: ade-dragneel

Post on 02-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

BAB IKLARIFIKASI ISTILAH

1.1. Stomatitis : Stomatitis adalah inflamasi mukosa oral ,yang dapat meliputi mukosa bulcal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi, langit-langit dan dasar mulut. Bersifat infeksius maupun non-infeksius dan dapat disebabkan oleh factor-faktor local sistemik(Donna L,Wong.2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC)

Somatitis adalah radang pada rongga mulut (bibir dan lidah) yang disebabkan oleh jamur candida albicans/moniliasis dan hygiene. (Kristiyanasari, 2010)

1.2. Nyeri sendi :Nyeri sendi adalah peradangan sendi (arthritis) yang ditandai dengan nyeri panas,kemerahan, dan pembengkakan peradangan sendi. Pada kelainan kronik yaitu seperti arthritis rheumatoid(Dorland edisi 28)

1.3. ANA :ANA adalah Autoantibodi terhadap nukleus (inti sel). Hampir semua autoantibodi yang diproduksi oleh pasien lupus mengenal antigen-antigen nukleus, termasuk antigen yang terlateak dalam sitoplasma pada permukaan sel, atau yang disekresi oleh sel.(Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid III)

ANA adalah antibody yang membuat kesalahan mengidentifikasi normal terjadi secara alami bahwa protein yang ada dalam tubuh kita dikategorikan sebagai benda asing dan berbahaya. Antibody yang menargetkan normal protein dalam inti sel inilah yang dinamakan antinuclear antibody(Joon marie vaan ferdi.American College of Rheumatologi.2012)

1.4. Rematik :Rematik adalah penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya, disertai proliferasi dari tulang dan jaringan lunak didalam dan sekitar daerah yang terkena. (Brunner and Suddarth, 2002)

STEP 3 3. Macam-macam nyeri sendi?-Osteoarthritis dianggap gangguan yang berupa radang sendi yang wajar pada orang lanjut usia karena kemampuan tubuh oleh penuaan (degeneration) , yaitu berkurangnya kemampuan untuk merawat persen- diannya yang terlalu banyak dipakai.-Rheumatoid arthritis (radang sendi rematik) merupakan peradangan yang penuh tanda tanya karena penyebabnya tidak langsung terkait dengan persendian itu sendiri. Peradangan ini masih dianggap sebagai reaksi tubuh yang salah terhadap adanya infeksi oleh kuman yang dikenal dengan nama Streptococcus beta haemolyticus; kuman ini yang tidaklah menyerang langsung ke persendian, tetapi di tempat lain semisal di tenggorokan (tonsil , amandel), gigi yang berlubang, kulit yang memborok. Kuman ini kemudiannya menimbulkan reaksi yang dapat berupa radang sendi, kerusakan ginjal, kerusakan paru, ataupun kerusakan katub jantung.-Gout adalah radang di persendian tulang-tulang kecil (misalnya jari) yang dikarenakan tingginya kandungan asam urat di dalam tubuh sehingga menimbulkan endapan kristal asam urat ini di rongga sendi, ataupun juga bahkan berupa dungkul-dungkul di bawah kulit.-Pseudogout (radang gout palsu) pembengkakan persendian bukan karena asam urat tetapi karena pengendapan kristal zat kapur (calcium pyrophosphate). Keadaan ini tidak jarang menyertai osteoarthritis sehingga munculnya banyak pada orang yang lanjut usia, misalnya yang terpicu oleh kurang minum.-Infectious arthritis (radang sendi karena infeksi) merupakan pera- dangan sebagai akibat dari adanya infeksi oleh kuman yang sampai ke persendian, misalnya pada penderita penyakit kelamin; kuman sampai ke tempat ini biasanya karena terbawa oleh aliran darah.

8. Apa sajakah penyakit autoimun?a. Auto imun Hemolytic Anemia (AHA)Terjadi destruksi oleh antibody terhadap antigen pada permukaan eritrosit.b. Thyroiditis HashimotoSebagian besar eutiroid,dapat juga hipotiroid/hipertiroid.Dijumpai adanya auto antibody,anti tiroglobulin,infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam kelenjar membentuk folikel limfoidc. Syndrome SjogrenDitandai dengan kerato konjungtiva (mata kering), xerostomia (mulut kering). Berhubungan dengan : RA,SLE,Sklerodermad. Polimiositis/dermatomiositis-Polimiositis adalah peradangan otot skelet diperantai kelenjar imunologis.

STEP 7

2. Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis?Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi.Pengobatan penderita rheumatoid arthritis bertujuan untuk : a. Menghilangkan gejala peradangan/inflamasi yang aktif baik lokal maupun sistemik. b. Mencegah terjadinya kerusakan pada jaringan. c. Mencegah terjadinya deformitas atau kelainan bentuk sendi dan menjaga fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik. d. Mengembalikan kelainan fungsi organ dan persendian yang mengalami rheumatoid arthritis agar sedapat mungkin menjadi normal kembali (Rizasyah, 1997). Strategi terapi Pengobatan rheumatoid arthritis memiliki dua komponen (Shiel, 2011):a. Mengurangi inflamasi serta mencegah kerusakan dan kecacatan sendi. b. Menghilangkan gejala, terutama nyeri. Tata laksana terapiObat-obatan dapat digunakan untuk mengurangi peradangan pada sendi, menghilangkan rasa sakit dan mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan sendi. Terapi fisik dapat dilakukan untuk melindungi sendi. Jika sendi sudah rusak parah, suatu tindakan pembedahan mungkin diperlukan.1. Terapi non-farmakologiTerapi non-farmakologi untuk rheumatoid arthritis meliputi latihan, istirahat, pengurangan berat badan dan pembedahan (Shiel, 2011).a. LatihanPenelitian menunjukkan bahwa olahraga sangat membantu mengurangi rasa sakit dan kelelahan pada pasien rheumatoid arthritis serta meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan gerak. Tiga jenis olahraga yang disarankan adalah latihan rentang gerak, latihan penguatan dan latihan daya tahan (aerobik). Aerobik air adalah pilihan yang sangat baik karena dapat meningkatkan jangkauan gerak dan daya tahan, juga dapat menjaga berat badan dari sendi-sendi tubuh bagian bawah (Shiel, 2011).b. IstirahatIstirahat merupakan komponen esensial pada terapi non-farmakologi RA. Istirahat dapat menyembuhkan stres dari sendi yang mengalami peradangan dan mencegah kerusakan sendi yang lebih parah. Tetapi terlalu banyak istirahat (berdiam diri) juga dapat menyebabkan imobilitas, sehingga dapat menurunkan rentang gerak dan menimbulkan atrofi otot. Pasien hendaknya tetap menjaga gerakan dan tidak berdiam diri terlalu lama. Dalam kondisi yang mengharuskan pasien duduk lama, pasien mungkin dapat beristirahat sejenak setiap jam, berjalan-jalan sambil meregangkan dan melenturkan sendi (Schuna, 2008).c. Pengurangan berat badanMenurunkan berat badan dapat membantu mengurangi stress pada sendi dan dapat mengurangi nyeri. Menjaga berat badan tetap ideal juga dapat mencegah kondisi medis lain yang serius seperti penyakit jantung dan diabetes. Pasien hendaknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi, dengan memperbanyak buah dan sayuran, protein tanpa lemak dan produk susu rendah lemak. Berhenti merokok akan mengurangi risiko komplikasi rheumatoid arthritis (Shiel, 2011).d. PembedahanJika terapi obat gagal mencegah atau memperlambat kerusakan sendi, tindakan pembedahan mungkin dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki sendi yang rusak. Pembedahan dapat membantu mengembalikan kemampuan penggunaan sendi, mengurangi rasa sakit dan mengurangi kecacatan. Pembedahan yang dilakukan antara lain sebagai berikut (Harms, 2009):1. Artoplasti (penggantian total sendi). Bagian sendi yang rusak akan diganti dengan prostesis yang terbuat dari logam dan plastik.2. Perbaikan tendon. Peradangan dan kerusakan sendi dapat menyebabkan tendon di sekitar sendi menjadi longgar atau pecah. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan tendon di sekitar sendi.3. Sinovektomi (penghapusan lapisan sendi). Lapisan sendi yang meradang dan menyebabkan nyeri dapat dihilangkan.4. Artrodesis (fusi sendi). Fusi sendi mungkin direkomendasikan untuk menstabilkan atau menyetel kembali sendi dan dapat mengurangi nyeri ketika penggantian sendi tidak menjadi suatu pilihan.Pembedahan berisiko menyebabkan perdarahan, infeksi dan nyeri, sehingga sebelum dilakukan tindakan, harus diperhitungkan dulu manfaat dan risikonya.5. Terapi farmakologiAda dua kelas obat yang digunakan untuk mengobati RA, yaitu obat fast acting (lini pertama) dan obat slow acting (lini kedua). Obat- obat fast acting digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan, seperti aspirin dan kortikosteroid sedangkan obat-obat slow acting adalah obat antirematik yang dapat memodifikasi penyakit (DMARD), seperti garam emas, metotreksat dan hidroksiklorokuin yang digunakan untuk remisi penyakit dan mencegah kerusakan sendi progresif, tetapi tidak memberikan efek anti-inflamasi (Shiel, 2011).Jenis DMARD dalam terapi RA yaitu :Non-biologik (konvensional) :1. Hidroksiklorokuin (Plaquenil), Klorokuin fosfatMekanisme kerja : Hambat sekresi sitokin, enzim lisosomal dan fungsi makrofag.Dosis : 200-400 mg per oral per hari ,250 mg per oralper hariWaktu timbul respon : 2-6 bulanEfek samping : Mual, sakit kepala, sakit perut, miopati, toksistas pada retina2. SulfasalazinMekanisme kerja : Hambat : respon sel B, angiogenesisDosis : 2-3 g per oral per hariWaktu timbul respon : 1-3 bulanEfek samping : Mual, diare, sakit kepala, ulkus mulut, ruam, alopesia, mewarnai lensa kontak, oligospermia reversibel, gangguan fungsi hati, leukopenia3. Leflunomide (Arava)Mekanisme kerja : Menghambat sintesis pirimidinDosis : 100 mg per oral perhari (3hari) kemudian 10-20 mg peroral per hariWaktu timbul respon : 4-12 mingguEfek samping : Mual, diare, ruam, alopesia, teratogenik, leukopenia, trombositopenia, hepatitis4. D-Penicillamine (Curprimine)Mekanisme kerja : Hambat : fungsi sel T helper dan angiogenesisDosis : 250 -750 mg per oral per hariWaktu timbul respon : 3-6 bulanEfek samping : Mual, hilang rasa kecap, trombositopenia reversibel

Biologic :1. Infliximab (Remicade)Mekanisme kerja : Antibodi TNF (chimeric)Dosis : 3mg/kgBB IV (infus pelan) pada minggu ke-0, 2 dan 6, kemudian setiap 8 mingguWaktu timbul respon : 4 bulanEfek samping : Raksi infus, peningkatan risiko infeksi termasukreaktivasi TB,gangguan Demyelinisasi2. Abatacept (Orencia)Mekanisme kerja : Hambat: aktivitas sel T (costimulation blockers)Dosis : 10 mg/kgBB (500, 750, atau 1000mg)Waktu timbul respon : 6 bulanEfek samping : Raksi infus, infeksi, reaksi hipersensitivitas, Eksaserbasi COPD3. Anakinra (kineret)Mekanisme kerja : Antagonis reseptor IL-1Dosis : 100 -150mg SC per hariWaktu timbul respon : 3-4 bulanEfek samping : Infeksi dan penuruan jumlah netrofil, sakit kepala, pusing,mual