laporan ske c blok 19
DESCRIPTION
lnmsadbnabeomnceTRANSCRIPT
Scenario C 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok sembilan belas pada
semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang
memaparkan kasus Cerebral Palsy.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
Page 1
Scenario C 2012
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. RA. Tanzila
Moderator : Siska Purnamasari
Sekretaris meja : Yenti Agustina
Sekretaris papan : Agis Mira Dewi
Waktu : 1. Selasa, 16 juli 2012
2. Kamis, 18 juli 2012
Pukul. 13.00 – 15.30 wib.
Rule :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Izin saat akan keluar ruangan
2.2 Skenario Kasus
Bobi, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMP karena belum bisa tengkurap.
Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan. Sampai saat ini
belum bisa makan nasi tim, sehingga masih diberi bubur saring dan susu. Bobi juga
belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda.
Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan
pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum
melahirkan. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dengan periksa kehamilan ke bidan 3
kali. Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7, menit
kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat di RS selama 3 minggu
dengan meningitis neonatal.
Pemeriksaan fisik :
Berat badan 6 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepada 38 cm.
Page 2
Scenario C 2012
Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat
tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil
namanya dengan keras. Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan
kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,
refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+). Tidak ada kelainan anatomi
pada kedua tungkai dan kaki.
2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 KLARIFIKASI ISTILAH
Lahir spontan : Proses persalinan dengan tenaga mengejan ibu tanpa bantuan alat
apapun.
Ketuban pecah dini : Air yang keluar dari jalan lahir yang mendahului bayi lahir
pada pembukaan < 4 cm.
Skor APGAR : Metode yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan bayi
baru lahir sesaat setelah kelahiran.
Meningitis neonatal : Peradangan pada selaput meningen pada bayi baru lahir.
Dismorfik : Kelainan bentuk pada wajah.
Refleks Moro : Refleks normal pada bayi yang baru lahir ketika ia terkejut atau
merasa seperti akan terjatuh.
Refleks Babinsky : Dorso fleksi ibu jari kaki pada perangsangan, terjadi pada lesi
yang mengenai traktus piramidalis.
Page 3
Scenario C 2012
2.3.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bobi, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMP karena belum bisa tengkurap. Bobi
baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan.
2. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga masih diberi bubur saring
dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa mengoceh
dan meraih benda.
3. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada
kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum
melahirkan. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dengan periksa kehamilan ke
bidan 3 kali.
4. Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7, menit
kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat di RS selama 3 minggu
dengan meningitis neonatal.
5. Pemeriksaan Fisik :
Berat badan 6 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepada 38 cm.
6. Mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika
dipanggil namanya dengan keras. Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
7. Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan kedua
lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks
tendon meningkat, refleks Babinsky (+).
2.3.3 ANALISIS MASALAH
1. Bobi, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMP karena belum bisa tengkurap.
Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan.
a) Bagaimana tumbuh kembang normal bayi usia 8 bulan ?
b) Apa penyebab bobi usia 8 bulan belum bisa tengkurap ?
Page 4
Scenario C 2012
c) Bagaimana tumbuh kembang normal bayi usia 6 bulan ?
d) Bagaimana interpretasi bobi baru bisa memiring-miringkan badan pada usia 6
bulan ?
2. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga masih diberi bubur saring
dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa
mengoceh dan meraih benda.
a) Apa makanan tambahan yang tepat diberikan pada bayi 8 bulan ?
b) Bagaimana interpretasi belum bisa makan nasi tim ?
c) Bagaimana komposisi nasi tim yang baik ?
d) Bagaimana komposisi bubur saring yang baik ?
e) Bagaimana komposisi susu formula ?
f) Berapa kebutuhan kalori pada bayi 8 bulan ?
g) Bagaimana interpretasi bobi belum bisa makan biskuit sendiri ?
h) Bagaimana interpretasi bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda ?
3. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan
pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum
melahirkan. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dengan periksa kehamilan ke
bidan 3 kali.
a) Bagaimana interpretasi riwayat kehamilan ?
b) Bagaimana riwayat kehamilan dengan keluhan bobi ?
c) Apa penyebab pecah ketuban dini ?
d) Bagaimana ANC yang baik ?
4. Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7, menit
kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat di RS selama 3 minggu
dengan meningitis neonatal.
Page 5
Scenario C 2012
a) Bagaimana interpretasi skor APGAR 1 menit 7, menit kelima 9 dan berat
badan 2.800 gram ?
b) Apa saja yang diperiksa pada APGAR ?
c) Apa penyebab meningitis neonatal ?
d) Bagaimana hubungan meningitis neonatal dengan keluhan bobi sekarang ?
e) Apa dampak meningitis neonatal ?
5. Pemeriksaan Fisik :
Berat badan 6 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepala 38 cm.
a) Bagaimana interpretasi dari BB, PB, dan LK bobi ?
b) Apa hubungan berat badan dan lingkaran kepala yang kurang dengan kasus ?
6. Mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika
dipanggil namanya dengan keras. Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
a) Bagaimana interpretasi mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada
pemeriksa ?
b) Bagaimana interpretasi menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras ?
7. Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan
kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,
refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+).
a) Bagaimana interpretasi dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik?
b) Bagaimana interpretasi reflex moro dan refleks menggenggam ?
c) Bagaimana interpretasi kekuatan lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai
kaku dan susah ditekuk, refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+) ?
8. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini ?
Page 6
Scenario C 2012
9. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?
11. Bagaimana diagnosis pasti pada kasus ini ?
12. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ini ?
13. Bagaimana komplikasi kasus ini ?
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
15. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini ?
16. Bagaimana pandangan islam ?
Page 7
Scenario C 2012
2.3.4 HIPOTESIS
Bobi, laki-laki, usia 8 bulan mengalami keterlambatan perkembangan motorik,
bahasa, dan kemandirian yang disebabkan Cerebral Palsy quadriplegia tipe spastik
disertai KEP derajat II.
2.3.5 KERANGKA KONSEP
Page 8
Infeksi pada Ibu
KPSW
Keterlambatan Perkembangan
Motorik
Belum bisa ngoceh
Infeksi pada Bayi
Sepsis
Cerebral Palsy
Keterlambatan Perkembangan
Bahasa
Gangguan Kemandirian dan
Sosial
Meningitis Neonatal
-Belum bisa tersenyum
-Belum bisa makan biskuit sendiri
Belum bisa tengkurap
Gangguan otot-otot Oromotor
- Refleks Moro
- Refleks Babinsky
Belum bisa meraih benda
Belum bisa makan nasi tim
KEP
Scenario C 2012
2.3.6 LEARNING ISSUE
No Pokok Bahasan What I know
What I don’t know I have to prove How will I learn
1. Tumbuh Kembang Bayi
Fisiologi Fisiologi - Text book
- Internet
2. Meningitis Neonatal Definisi, Epidemiologi,
Etiologi, Faktor Resiko,
Patofisiologi, Manifestasi
Klinik, Diagnosis,
Diagnosis Banding,
Penatalaksanaan,
Komplikasi, Prognosis
Patofisiologi - Text book
- Internet
3. Skor APGAR Cara Pemeriksaan Cara Pemeriksaan
- Text book
- Internet
4. Pandangan Islam - Text book
- Internet
Page 9
Scenario C 2012
2.3.7 SINTESIS
1. Bobi, laki-laki, usia 8 bulan, dibawa ke RSMP karena belum bisa tengkurap.
Bobi baru bisa memiring-miringkan badannya pada usia 6 bulan.
a) Bagaimana tumbuh kembang normal bayi usia 8 bulan ?
Jawab :
Seorang bayi baru lahir akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebelum menjadi seorang dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal berbeda yang saling berhubungan dan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri.
A. PertumbuhanPertumbuhan adalah penambahan jumlah dan ukuran sel dan
jaringan interseluler yang akan menyebabkan bertambahnya ukuran tubuh. Indikator untuk melihat pertumbuhan bayi adalah berat badan, panjang badan/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.
1. Berat badan
Age Body weight (kg)
Newborn
5-6 mo
1 yr
2 yr
3 yr
> 3 yr
2,5 – 4,1 kg
2 x birth weight
3 x birth weight
4 x birth weight
5 x birth weight
2 n + 8
Tabel 1. BB normal bayi berdasarkan usia
Page 10
Scenario C 2012
2. Panjang badan/tinggi badan
Age Body height / length
Newborn
1 yr
4 yr
5 yr
13 yr
+ 50 cm
1,5 x birth length
2 x birth length
2 x birth length + 5 cm
3 x birth length
Tabel 2. Panjang badan/tinggi badan normal anak-anak
3. Lingkar kepalaKisaran lingkaran kepala bayi normal:
a. Bayi baru lahir : 33 – 35 cmb. 1 tahun : 45 – 47 cm c. 2 tahun : 48 – 50 cmd. 5 tahun : 51 – 53 cm
B. PerkembanganPerkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Ada empat aspek dalam perkembangan anak: Motorik kasar, motorik halus, komunikasi dan bahasa, dan kognitif.
Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda. Namun ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada usia tertentu.
Usia anak Perkembangan anakLahir – 3 bulan Belajar mengangkat kepala
Belajar mengikuti objek dengan matanya Melihat kemuka orang dengan tersenyum Bereaksi terhadap suara/bunyi Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak Menahan barang yang dipegangnya Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Page 11
Scenario C 2012
3 – 6 bulan Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
Menaruh benda-benda di mulutnya Berusaha memperluas lapangan pandangan Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak
bermain Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
6 – 9 bulan Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurap dan berbalik sendiri Dapat merangkak meraih benda atau mendekati
seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang
lain Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk Bergembira dengan melempar benda-benda Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut
kepada orang asing/lain Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
dan sembunyi-sembunyian9 – 12 bulan Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
Dapat berjalan dengan dituntun Menirukan suara Mengulang bunyi yang didengarnya Belajar menyatakan satu atau dua kata Mengerti perintah sederhana atau larangan Memperlihatkan minat yang besar dalam
mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
Berpartisipasi dalam permainan
b) Apa penyebab bobi usia 8 bulan belum bisa tengkurap ?
Jawab :
Anak usia 8 bulan belum bisa tengkurap berarti mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi beberapa faktor , antara lain :
Faktor internal :
Page 12
Scenario C 2012
Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari bangsa Amerika maka tidak akan memiliki faktor herediter bangsa indonesia atau sebaliknya.
Keluarga. Umur Jenis kelamin. Anak perempuan lebih cepat tumbuh dan berkembang dari-
pada anak laki-laki. Genetik. Ada beberapa kelainan genetik ysng berpengaruh pada tumbuh
kembang anak
Faktor eksternal :
Gizi/nutrisi ibu hamil terutama trimester akhir kehamilan akan mempen-garuhi pertumbuhan janin
Infeksi pada trimester pertama dan kedua dapat menyebabkan kelainan pada janin.
Stimulasi. Perkembangan memerlukan rangsangan khususnya dalam kelu-arga .
c) Bagaimana tumbuh kembang normal bayi usia 6 bulan ?
Jawab :
6 bulanBerat badan : 5,8-7,8 kgPanjang badan : 61,6-67,8 cmLingkar kepala: 40-46 cm
Perkembangan motorik kasar: Mulai belajar merangkak, menarik perut dan kakinya di sepanjang lantai
dengan menggunakan tangan. Mampu menggulingkan tubuhnya untuk berpindah tempat.
Kalau dipegang pinggangnya, anak bersemangat untuk menggerakkan kedua kakinya, dan belajar berjalan.
Bisa duduk tegak lurus tanpa memiringkan kepalanya ke satu sisi.dalam beberapa menit.
Perkembangan motorik halus:
Mampu menggerakkan tangan dengan baik serta menggunakannya untuk mengeksplorasi benda-benda kecil di sekelilingnya.
Mulai mengamati serta mempelajari bentuk dan ukuran benda yang dipegangnya.
Page 13
Scenario C 2012
Mampu meraih dan memegang benda yang disukainya dengan satu atau dua kali upaya untuk meraihnya.
Mulai bisa melihat, kemudian meraih dan memegang benda-benda berukuran kecil.
Mulai belajar memegang cangkir minumnya.
Mampu memindahkan benda yang dipegangnya dari satu tangan ke tangan yang lain.
Sosial/Kemandirian : memasukkan biskuit ke mulut.
d) Bagaimana interpretasi bobi baru bisa memiring-miringkan badan pada usia 6 bulan ?
Jawab :
Ada keterlambatan perkembangan motorik kasar karena normal nya pada usia 3-4 bulan.
Anak usia 6-9 bulan
Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurap dan berbalik sendiri Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Bergembira dengan melempar benda-benda Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang
asing/lain Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian.
2. Sampai saat ini belum bisa makan nasi tim, sehingga masih diberi bubur saring
dan susu. Bobi juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bobi belum bisa
mengoceh dan meraih benda.
a) Apa makanan tambahan yang tepat diberikan pada bayi 8 bulan ?
Jawab :
Page 14
Scenario C 2012
Jadwal pemberian makanan tambahan menurut umur bayi, jenis makanan, dan frekuensi pemberian.
Usia Bayi Jenis Makanan Berapa kali sehari
0-6 bulan ASI 10-12 kali sehari
6-7 bulan
ASI Saat dibutuhkan
1. Buah lunak/sari buah2. Bubur : bubur havermout/bubur
tepung beras merah
1-2 kali sehari
7-9 bulan
ASI Saat dibutuhkan
3. Buah-buahan4. Hati ayam atau kacang-kacangan5. Beras merah atau ubi6. Sayuran (wortek, bayam)7. Minyak/santan/avokad
3-4 kali
9-12 bulan
ASI Saat dibutuhkan
8. Buah-buahan9. Bubur/roti10. Daging/kacang-kacangan/ayam/
ikan11. Beras merah/kentang/labu/jagung12. Kacang tanah13. Minyak/santan/avokad14. Sari buah tanpa gula
4-6 kali
0-6 bln 6-7 bln 7-9 bln 9-12 bln > 12 bln
Pukul 06.00 ASI on demand ASI ASI/PASI ASI/PASI ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi)
ASI on demand Bubur susuBubur menuju nasi tim
Nasi tim menuju makanan keluarga
Makanan keluarga
Pukul 10.00 ASI on demandBuah segar/biskuit
Buah segar/biskuit
Buah segar/biskuit
Snack
Page 15
Scenario C 2012
Pukul 12.00 (makan siang)
ASI on demand ASIBubur menuju nasi tim
Nasi tim menuju makanan keluarga
Makanan keluarga
Pukul 14.00 ASI on demand ASI ASI/PASI ASI/PASI
Pukul 16.00 ASI on demandBuah segar/biskuit
Buah segar/biskuit
Buah segar/biskuit
Snack
Pukul 18.00 ASI on demand Bubur susuBubur menuju nasi tim
Nasi tim menuju makanan keluarga
Makanan keluarga
b) Bagaimana interpretasi belum bisa makan nasi tim ?
Jawab :
Belum bisa makan nasi tim merupakan keterlambatan pada bobi, dikarenakan oleh gangguan otot-otot oromotor bobi.
c) Bagaimana komposisi nasi tim yang baik ?
Jawab :
Nasi tim I II
Jumlah kalori nasi tim
Sumber kalori (beras)
Protein hewani
Protein nabati
Sayuran
Komposisi nutrien
Protein
Kalori
Vit A
Vit B1
Kalsium
150 kal
25 gram
20 gram
15 gram
10 gram
8 gram
150 kal
8960 UI
148 gamma
57 mg
220 kal
25 gram
20 gram
15 gram
10 gram
12 gram
220 kal
9780 UI
178 gamma
75 mg
Page 16
Scenario C 2012
Fosfor
besi
165 mg
3,7 mg
231 mg
4,3 mg
d) Bagaimana komposisi bubur saring yang baik ?
Jawab :
Bubur Saring ( sebagai makanan lembik )
Bahan makanan ( ingridien )
Susu sapi
Tepung beras
Gula pasir
Komposisi nutrien
Protein
Kalori
Vit A
Kalsium
Fosfor
Besi
150 ml
10 gram
10 gram
5 gram
165 kal
210 UI
136 mg
64 mg
0,3 mg
e) Bagaimana komposisi susu formula ?
Jawab :
Komposisi susu formula, menggunakan acuan ASI sebagai gold standard.
Pada awalnya modifikasi susu formula hanya makronutrien dan mineral saja,
tetapi saat ini telah ditambahkan LCPUFAs (AA dan DHA), nukleotida, taurin
dan komponen kekebalan seperti laktoferin, laktobasilus bifidus (probiotik)
dan prebiotik seperti FOS (fructo-oligosaccharide).
Page 17
Scenario C 2012
- Perbandingan Whey protein : kasein = 60 : 40, mendekati komposisi ASI,
bertujuan agar protein dalam susu formula muda dicerna.
- Asam amino di dalam susu formula juga mengacu pada komposisi ASI
- Penambahan zat besi, bertujuan untuk mencegah anemia defisiensi besi
pada anak yang tidak minum ASI/hanya minum ASI sebagian, sebbab zat
besi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak.
- Penambahan LCPUFAs (AA dan DHA) juga mengacu pada komposisi
ASI, yang berfungsi sebagai bagian fosfolipid yang mempengaruhi
struktur dan fungsi membran sel sebagai prekuersor pada biosintesis
golongan eicanasoid seperti prostaglandin, tromboksan, dan leukotrin;
merupakan asam lemak utama pada otak dan retina.
- Nuklotida, berfungsi pada sistem imun seperti maturasi sel T, aktifasi
makrofag, sitokin, aktivitas sel natural killer dan respon imun pada
imunisasi.
- Taurin, asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mata
dan otak serta konjugasi bilirubin.
- Laktoferin, untuk meningkatkan kekebalan bayi yang minum susu
formula, merupakan senyawa glikoprotein yang mengikat besi, yang
terdapat pada SI, air mata, saliva, sekresi mucus, dan leukosit, berfungsi
mengikat besi bebas yang sering digunakan untuk pertumbuhan bakteri,
virus dan jamur, sehingga tidak tersedia zat besi untuk pertumbuhan.
f) Berapa kebutuhan kalori pada bayi 8 bulan ?
Jawab :
Kebutuhan kalori untuk anak 7-9 bulan 80-90 kkal/kg BB/hari.
Untuk normalnya anak 8 bulan BB 8,8 kg jadi 8,8 × 90 = 792 kkal/hari.
Untuk anak 8 bulan 4×sehari maka 792/4=198 kkal/hari.
g) Bagaimana interpretasi bobi belum bisa makan biskuit sendiri ?
Jawab :
Page 18
Scenario C 2012
Perkembangan motorik halus pada anak 8 bulan :
Mampu menggerakkan tangan dengan baik serta menggunakannya untuk mengeksplorasi benda-benda kecil di sekelilingnya.
Mulai mengamati serta mempelajari bentuk dan ukuran benda yang dipegangnya.
Mampu meraih dan memegang benda yang disukainya dengan satu atau dua kali upaya untuk meraihnya.
Mulai bisa melihat, kemudian meraih dan memegang benda-benda berukuran kecil.
Mulai belajar memegang cangkir minumnya.
Mampu memindahkan benda yang dipegangnya dari satu tangan ke tangan yang lain.
Sosial/Kemandirian : memasukkan biskuit ke mulut.
Namun pada bobi belum bisa makan biskuit sendiri ini menunjukkan adanya gangguan pada motorik halus anak.
h) Bagaimana interpretasi bobi belum bisa mengoceh dan meraih benda ?
Jawab :
Umur 0-3 bulan
* Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
* Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah
* Melihat dan menatap wajah Anda
* Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
* Suka tertawa keras
* Bereaksi terkejut terhadap suara keras
* Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
* Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
Umur 3-6 bulan
Page 19
Scenario C 2012
* Berbalik dari telungkup ke telentang
* Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
* Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil
* Menggenggam pencil
* Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
* Memegang tangannya sendiri
* Berusaha memperluas pandangan
* Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
* Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
* Tersenyum ketika melihat gambar/mainan yang menarik saat bermain
sendiri
Umur 6-9 bulan
* Duduk (sikap tripoid-sendiri)
* Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
* Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
* Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya
* Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang
bersamaan
* Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
* Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa, papapa.
* Mencari benda/mainan yang dijatuhkan
* Bermain tepuk tangan/ciluk ba
* Bergembira dengan melempar benda
* Makan kue sendiri
- Bobi, 8 bulan belum bisa mengoceh. Seharusnya, pada usia 6 bulan Bobi
sudah bisa mengoceh, menyebutkan “mama-papa” tidak spesifik.
Yang artinya, bobi mengalami gangguan perkembangan bicara.
- Bobi, 8 bulan belum bisa meraih benda. Seharusnya, pada usia 7-9 bulan
Bobi sudah bisa memegang benda dengan 3 atau 2 jari.
Yang artinya, bobi mengalami gangguan perkembangan motorik
halus.
Page 20
Scenario C 2012
3. Bobi adalah anak pertama dari ibu usia 20 tahun. Lahir spontan dengan bidan
pada kehamilan 37 minggu dengan riwayat ketuban pecah dini 24 jam sebelum
melahirkan. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dengan periksa kehamilan ke
bidan 3 kali.
a) Bagaimana interpretasi riwayat kehamilan ?
Jawab :
Usia 20 tahun termasuk ke dalam kelompok usia ekstrim untuk hamil. Ada tiga alasan yang sering menyebabkan berbagai faktor risiko ketika seorang wanita hamil dalam usia terlampau muda:
o Wanita berusia 20 tahun masih berada dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan sehingga membutuhkan energi kalori dan nutrisi yang sesuai dengan masanya. Apabila pada usia ini seorang wanita hamil, maka dia akan membutuhkan kebutuhan energi dan nutrisi ganda yang berbeda dari wanita hamil bukan pada usia remaja. Hamil pada usia terlalu muda merupakan faktor risiko untuk melahirkan seorang anak prematur dan BBLR
o Sistem reproduksi yang belum kompeten juga merupakan faktor risiko
untuk melahirkan seorang anak prematur.
o Psikologis serta pengetahuan yang belum matang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak baik selama mengandung maupun setelah lahir.
o KPSW berdampak dengan terjadinya infeksi pada bayi.
b) Bagaimana riwayat kehamilan dengan keluhan bobi ?
Jawab :
Riwayat ANC ibu bobi kemungkinan masih belum bisa mendeteksi adanya infeksi yang Faktor maternal seperti ketuban pecah dini dan infeksi ibu hamil selama trimester akhir merupakan penyebab utama meningitis neonatal.
Ketuban pecah dini adalah faktor resiko terjadinya infeksi.
c) Apa penyebab pecah ketuban dini ?
Jawab :
Page 21
Scenario C 2012
Penyebab ketuban pecah dini pada sebagian besar kasus tidak diketahui.
Banyak penelitian yang telah dilakukan beberapa dokter menunjukkan infeksi
sebagai penyebabnya. Faktor lain yang mempengaruhi ;
Kondisi sosial ekonomi rendah yang berhubungan dengan rendahnya
kualitas perawatan antenatal, penyakit menular seksual misalnya
disebabkan oleh chlamydia trachomatis dan nescheria gonorrhea.
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban.
Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal.
Servik yang inkompetensia.
trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisposisi atau
penyebab terjadinya ketuban pecah dini. Trauma yang didapat
misalnya hubungan seksual dan pemeriksaan dalam. Penelitian lain
menyebutkan faktor paritas yaitu pada multipara sebesar 37,59% juga
mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini, selain itu riwayat
ketuban pecah dini sebelumnya sebesar 18,75% dan usia ibu yang
lebih dari 35 tahun mengalami ketuban pecah dini.
d) Bagaimana ANC yang baik ?
Jawab :
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI,
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu :
1 kali pada trimester I
1 kali pada trimester II
2 kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid.
Kunjungan ANC yang saint adalah :
Page 22
Scenario C 2012
setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.
Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.
Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah sebanyak
empat kali yang dikenal dengan istilah K1,K2,K3,dan K4. Satu kali pada
triwulan pertama (sebelum 14 minggu), satu kali pada triwulan kedua (antara
14 – 28 minggu), dan dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 – 36
dan sesudah minggu ke 36) (Depkes RI,2004).
Adapun uraian sebagai berikut :
1) K1 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester I (sebelum usia kehamilan 12 minggu) dengan jumlah kunjungan
minimal satu kali dan mendapatkan pelayanan 7T yaitu timbang berat
badan, ukur tekanan darah, imunisasi Tetanus Toxoid, periksa fundus
uteri, pemberian tablet tambah darah, tes PMS, dan temu wicara. K1 ini
mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu
sebagai indicator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui
jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam mengger-
akkan masyarakat. (Depkes RI 2001).
2) K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan
7T setelah melewati K1
3) K3 adalah kunjungan ibu hami yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan 28 – 36 minggu) dan mendapatkan pelayanan
7 T setelah melewati K1 dan K2.
4) K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan >36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1,K2 dan K3.
Page 23
Scenario C 2012
4. Segera setelah lahir bayi langsung menangis, skor APGAR 1 menit 7, menit
kelima 9. Berat badan waktu lahir 2.800 gram. Dirawat di RS selama 3 minggu
dengan meningitis neonatal.
a) Bagaimana interpretasi skor APGAR 1 menit 7, menit kelima 9 dan berat
badan 2.800 gram ?
Jawab :
- Skor APGAR 1 menit 7 , menit kelima 9→ Normal (Normalnya 7-10)
- Berat badan 2.800 gram → Normal (Normalnya 2.500-4.000 gram)
b) Apa saja yang diperiksa pada APGAR ?
Jawab :
Skor 0 1 2 Angka
A : Appearance
colour (warna kulit)
Pucat Badan merah,
ekstrimitas
biru
Seluruh tubuh
kemerah –
merahan
P : Pulse (heart rate)
(denyut jantung)
Tidak ada < 100 >100
G : Grimace (reaksi
terhadap rangsangan)
Tidak ada Sedikit
gerakan mimik
Menangis, batuk/
bersin
A : Activity (Tonus
otot)
Lumpuh Ekstrimitas
dalam fleksi
sedikit
Gerakan aktif
R : Respiration (usaha
napas)
Tidak ada Lemah, tidak
teratur
Menangis kuat
Jumlah
Page 24
Scenario C 2012
Nilai 7 – 10 : Bayi normal
Nilai 4 – 6 : Bayi asfiksia ringan-sedang
Nilai 0 – 3 : Bayi asfiksia berat
c) Apa penyebab meningitis neonatal ?
Jawab :
Penyebab meningitis neonatus paling banyak karena bakteri yaitu :
- Group B Streptococcus
- Escherichia coli
- Listeria monocytogenes
d) Bagaimana hubungan meningitis Neonatal dengan keluhan bobi sekarang ?
Jawab :
Meningitis neonatal disebabkan oleh infeksi,dari infeksi ini dapat
menyebabkan kerusakan otak yang berakibat cerebral palsy. Sehingga terjadi
gangguan perkembangan motorik, perkembangan bahasa, kemandirian dan
sosial.
e) Apa dampak meningitis neonatal?
Jawab :
Hidrosefalus Obstruktif
Meningococcal septicemia (Mengingocemia)
Syndrome Water-Friderichsen (Septic syok, DIC, Perdarahan adrenal
bilateral)
SIADH (Sindrom Inappropriate Antidiuretic Hormone)
Page 25
Scenario C 2012
Efusi subdural
Kejang
Edema dan herniasi serebral
Cerebral palsy
Gangguan mental
Gangguan belajar
Attention defisit disorder
5. Pemeriksaan Fisik :
Berat badan 6 kg, panjang badan 68 cm, lingkaran kepala 38 cm.
a) Bagaimana interpretasi dari BB, PB, dan LK bobi ?
Jawab :
Derajat mal-
nutrisi
BB/U (wasting) TB/U (stunting) BB/TB
Normal >90 > 95 > 90
Ringan 75 – 90 90 – 94 81 – 90
Sedang 60 – 74 85 – 89 70 – 80
Berat < 60 < 85 < 70
Page 26
Scenario C 2012
Interpretasi dilihat dari Growth Chart yaitu:
1. BB 6 kg umur 8 bulan
BB/U x 100% = 6 kg / 8,8 x 100 % = 68 (moderate/sedang)
2. PB 68 cm umur 8 bulan
PB/U x 100% = 68 cm / 70 x 100% = 97 (normal)
3. BB/TB
BB/TB x 100 % = 6 kg / 8,2 x 100% = 73 (moderate/sedang)
Page 27
Scenario C 2012
Interpretasi dari lingkar kepala 38 cm menurut WHO-CDC, yaitu Mikrochepali. Nor-
malnya pada umur 8 bulan yaitu 45 cm.
b) Apa hubungan berat badan dan lingkaran kepala yang kurang dengan kasus ?
Jawab ;
Pada cerebral palsy terjadi gangguan oromotor yang mengakibatkan gangguan
dalam proses pencernaan makanan sehingga BB dan LK tidak normal.
6. Mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika
dipanggil namanya dengan keras. Tidak terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
Page 28
Scenario C 2012
a) Bagaimana interpretasi mau melihat tapi tidak mau tersenyum kepada
pemeriksa ?
Jawab :
Abnormal. Normalnya anak sudah bisa melihat kemuka orang dengan
tersenyum pada usia 3 bulan. Ini menunjukan adanya gangguan perkembangan
motorik halus.
b) Bagaimana interpretasi menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras ?
Jawab :
Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras menunjukkan adanya gang-
guan dari system pendengarannya sehingga perlu dipanggil namanya dengan
keras.
7. Pada posisi ditengkurapkan dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan
kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk,
refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+).
a) Bagaimana interpretasi dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik?
Jawab :
Tidak normal, terjadi keterlambatan perkembangan motorik kasar.
b) Bagaimana interpretasi reflex moro dan refleks menggenggam ?
Jawab :
1 Refleks moro + (abnormal) Hingga usia 4-5
bulan
Menandakan
adanya defek
neurologis
2 Refleks + (abnormal) Hingga usia 5-6 Menandakan
Page 29
Scenario C 2012
menggenggam bulan adanya defek
neurologis
(cerebral
palsy)
c) Bagaimana interpretasi kekuatan lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai
kaku dan susah ditekuk, refleks tendon meningkat, refleks Babinsky (+) ?
Jawab :
-Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3:
0 Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot,lumpuh total
1 terdapat sedikit kontraksi,namun tidak didapatkan gerakan pada persendian yang yang harus digerakkan oleh otot tersebur
2 didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat (gravitasi)
3 dapat mengadakan gerakan melawan gaya gravitasi
4 disamping dapat melawan gravitasi ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan yang diberikan
5 tidak ada kelumpuhan (normal)
-Lengan dan tungkai susah untuk ditekuk fenomena pisau lipat karena hipertoni pada otot.
-Refleks tendon meningkat pada upm,menyebabkan refleks primitif bayi men etap seperti refleks moro dan mengenggam.
-Refleks babinsky (+) normal sampai umur 18 bulan, menunjukkan adanya lesi piramidal.
8. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini ?
Jawab :
- Anamnesis :
Page 30
Scenario C 2012
Dari hasil anamnesis diketahui bahwa Bobi pada usia 8 bulan mengalami keterlambatan perkembangan motorik seperti belum bisa tengkurap, baru bisa memiringkan badan pada usia 6 bulan. Belum bisa makan biskuit sendiri, mengoceh dan meraih benda.
Didapat faktor resiko yaitu ketuban pecah dini dan meningitis neonatal- Pada pemeriksaan fisik:
Masih terdapat reflek primitif yaitu reflek moro dan reflek menggenggam. Terjadi kelemahan otot, kekuatan kedua lengan dan tungkai 3.
Terjadi kekakuan lengan dan tungkai serta susah ditekuk. Refleks tendon meningkat Refleks Babinsky (+)
9. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?
Jawab :
CP tipe
spastic
CP tipe
diskinetic
CP tipe
ataxic
DMD(duscent
muscle distropy
Kasus
Jenis kelamin Laki-laki
58,3%>
perempuan
Laki-laki
58,3%>pere
mpuan
Laki-laki
53,8%>pere
mpuan
Laki-laki
Motorik
kasar(duduk dan
merangkak)
Terlembat
dan statis
Terlambatda
n statis
Terlambatda
n statis
Normal/
sedikitTerlambat
padaawal umur,
selanjutnya
mengalami
kemunduran
progresif
Usia 12
bulan
belum
bisa
Anak pertama >>>62,5% >>>62,5% >>>62,5% _ +
Usia ibu <30thn <30thn <30thn _ 18 thn
Persalinan
spontan
87,5% 87,5% 87,5% _ +
Usia kehamilan 75%
aterm/pret
erm
75%
aterm/preter
m
75%
aterm/preter
m
aterm Preterm
36
minggu
Antenatal care FR FR FR _ +
Page 31
Scenario C 2012
canggih(radiasi)
Tidak langsung
menangis
>> + >> + >> + >>Langsung
menangis
+
APGAR Asfiksia
berat
Asfiksia
berat
Asfiksia
berat
-/+ Asfiksia
berat
BBL BBLR BBLR BBLR >>normal 2000
gram
BBLR
Motorik
halus(belum bisa
makan nasi)
Terlambat terlambat terlambat Normal/
sedikitTerlambat
padaawal umur,
selanjutnya
mengalami
kemunduran
progresif
+
Bicara bahasa Resiko
bertambah
pada
quadripleg
i
Biasa terjadi
karna otot
orofarig
kena
normal terganggu Bisa
mama
danpapa
Riwayat kejang >>spastic
quadripleg
i
jarang - Jarang sekali _
BB >>malnutri
si
>>malnutrisi >>malnutrisi -/+ 6,6 kg
2:mod
erate
Pertumbuhan Terganggu
karna
gangguan
otot
pencernaa
n(otot
orofaring),
Terganggu
karna
gangguan
otot
pencernaan(
otot
orofaring)
normal -/+ tergangg
u
Page 32
Scenario C 2012
susah
menelan
Mikrosefali + pada
quadripleg
i
Jarang,
karna
kognisinya
jarang kena
-, karna yang
kena otak
yang
mengatur
keseimbanga
n dan depth
preseption
-/+
Gambaran
dismorfik
- - - _ _
Gerakan yang
tidak
terkontrol(choreo
athetosis
_ + _ _ _
Refleks primitif
(moro,
menggenggam,
tendon
meningkat)
+ + + -/+ +
Kekuatan kedua
lengan dan
tungkai
Menurun menurun menurun menurun 3,
normaln
ya 5
Lengan dan
tungkai kaku dan
susah untuk
ditekuk
+ rigiditas
+ rigiditas
_
_
_
_
-/+
-/+
+
+
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ?
Jawab :
Pemeriksaan penunjang :
Page 33
Scenario C 2012
o Tes pendengaran (Bera),
o MRI untuk menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan
o CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun kelainan
bawaan
o Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative dan
meningitis (pada CP : CSS normal)
o EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG
merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak disertai
kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak diindikasikan
11. Bagaimana diagnosis pasti pada kasus ini ?
Jawab :
Cerebral Palsy Quadriplegia tipe spastik disertai KEP derajat II.
Klasifikasi
a) Tipe spastic (50% dari kasus Cerebral palsy), otot-oto menjadi kaku dan lemah
Kekakuan yang terjadi dapat berupa :
1) Kuadriplegia (kedua lengan dan tungkai)
2) Diplegia (kedua tungkai)
3) Hemiplegia (lengan dan tungkai pada salah satu satu tungkai)
b) Tipe diskinetik (20% dari semua kasus CP)
1) Otot lengan, tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan
menggeliat tak terkendali, tetapi bisa juga timbul gerakan kasar dan
mengejang.
2) Gerakan khorea athetosis (gerakan yang tidak terkontrol )
3) Gerakan menghilang bila anak tidur
4) Intelegensia biasanya normal
5) Bermasalah dalam berjalan,duduk dan berbicara dengan jelas
6) Bermasalah dalam mengontrol otot wajah.
c) Tipe ataksik (10% dari semua kasus CP)
Page 34
Scenario C 2012
1) Tremor
2) Langkah goyah dengna kedua tungkai terpisah jauh
3) Gangguan koordinasi dan gerakan abnormal
4) Memiliki masalah dalam keseimbangan dan koordinasi
5) Bersifat sebentar karena akan berubah nantinya ke tipe spastic dan disk-
inetik
d) Tipe campuran (20% dari semua kasus CP)
Gejala lain yang bisa ditemukan :
a) Kecerdasan dibawah normal
b) Retardasi mental
c) Kejang/epilepsy
d) Refleks primitive menetap atau lambat hilang
e) Gangguan menghisap atau makan
f) Gangguan perkembangan motorik
g) Tidak bisa mempertahankan berat badan
h) Gerak menjadi terbatas (otot kaku)
12. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ini ?
Jawab :
Cerebral palsy
Tujuan pengobatan adalah mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak
tersebut seoptimal mungkin sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa bantuan atau dengan bantuan yang minimal.
Medikamentosa
Obat-obatan : diberikan obat yang sesuai dengan kebutuhan anak,
seperti obat-obatan untuk relaksasi otot, antikejang, dan lain-lain. Untuk
mengatasi spastisitas dapat digunakan natrium dantrolen, benzodiazepin, dan
baklofen.
Nonmedikamentosa
Terapi bedah ortopedi : tujuannya adalah untuk stabilitas, melemahkan
otot yang terlalu kuat, menghilangkan nyeri, dan lain-lain.
Page 35
Scenario C 2012
Fisioterapi : latihan luas gerak sendi, latihan penguatan dan
peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan berdiri, latihan pindah,
latihan jalan
Terapi okupasi : untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi
penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan, dan lain-lain.
Ortotik : dengan menggunakan brace dan bidai, tongkat ketiak, tripod,
walker, kursi roda, dan lain-lain.
Terapi wicara
Kekurangan Energi Protein (KEP)
Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan)
Penanganan hipoglikemi, hipotermi dan dehidrasi
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pengobatan infeksi
Pemberian makanan
Fasilitasi tumbuh kejar
Koreksi defisiensi nutrisi mikro
Melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental
Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh
Pengobatan penyakit penyerta
Defisiensi vitamin A
Dermatosis
Parasit/cacing
Diare melanjut
Tuberkulosis
Tindakan kegawatan
Syok (renjatan)
Anemia berat
- Terapi nutrisi meliputi:
a. Diet tinggi kalori tinggi protein
b. Gizi yg baik dan tim penanganan nutrisi bagi anak terutama karena kelainan pada
gigi, kesulitan menelan, sukar untuk menyatakan keinginan untuk makan
Page 36
Scenario C 2012
c. Pencataan rutin perkembangan berat badan
Mikrosefali
Tak satupun bentuk mikrosefali dapat diobati, pengobatan yang dilakukan
yaitu simptomatik. Untuk kejang diberi antikonvulsan. Selanjutnya dilakukan :
a) Fisioterapi Meliputi:
1. Teknik tradisional
Meliputi latihan gerak sendi, latihan penguatan dan peningkatan daya tahan otot,
serta latihan duduk, berdiri dan jalan.
2. Motor function training
Dengan menggunakan sistem khusus dengan prinsip beberapa bentuk stimulasi
akan menimbulkan reaksi otot yang dikehendaki dan bila dilakukan secara
berulang-ulang akan berintegrasi kedalam pola gerak motorik yang bersangkutan
b) speech therapy dan sebagainya.
13. Bagaimana komplikasi kasus ini ?
Jawab :
- Pulmonal: aspirasi, disfungsi oromotor, bronchopulmonary dysplasia
- GI: refluks, disfagia
- Retardasi Mental
- Penurunan pendengaran
- Skoliosis dan Kifosis
- Dislokasi sendi panggul
- Malnutrisi, gagal tumbuh
- Isolasi social
- Nyeri
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
Jawab :
- Vital : Bonam karena bisa sembuh total apabila diobati dengan baik.
Page 37
Scenario C 2012
- Fungsional : Malam karena Cerebral Palsy tidak bisa disembuhkan hanya bisa untuk
meningkatkan kualitas hidupnya saja.
15. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini ?
Jawab :
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laborato-
rium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahu-
luan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
16. Bagaimana pandangan islam ?
Jawab :
QS Al-Baqarah: 286
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Dalam hal ini, kedua orang tua Bobi sebaiknya bersabar serta tetap berpikir positif
dalam merawat dan membesarkan Bobi karena pengobatan kausal untuk cerebral
palsy tidak ada, hanya simtomatik saja.
Page 38
Scenario C 2012
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Nelson, Waldo, dkk. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15, Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta
: Percetakan Infomedika
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Neonatologi Bab 5 Pemeriksaan Fisis pada
Bayi Baru Lahir. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Jilid 2 Hal. 507-509.
Jakarta : Media Aesculapicus
Bagian Ilmu Kesehatan Anak. 2010. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak RSMH.
Palembang
Arisman. 2004. Buku ajar Ilmu gizi, Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : EGC. Hal 93-106.
Arvin, Behrman Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 3. Ed. 15. Jakarta : EGC.
Hal. 2049
Bakti Husada. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2006.
Jakarta: Depkes RI.
Hasan, R dan Alatas, H. 1991. Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku Jilid II, Jakarta,
, Infomedia, 847-884.
Narendra, M. B. 2003. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.
Salim, A. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Suyitno, H, dan Narendra, M. B. 2003. Pertumbuhan Fisik Anak. Jakarta: EGC.
Page 39
Scenario C 2012
Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC
Page 40