sintesis 2-hidroksi propil karboksilat dari asam...

4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 1 Desulfurisasi pada minyak solar menyebabkan hilangnya senyawa poliaromatik dan senyawa polar, sehingga terjadi penurunan sifat pelumasan yang menjadikan kestandaran minyak solar sebagai bahan bakar minyak tidak terpenuhi. Salah satu upaya alternatif untuk meningkatkan sifat pelumasan pada minyak solar adalah dengan penambahan zat aditif. Pada penelitian ini dilakukan sintesis zat aditif 2-hidroksi propil karboksilat melalui metode esterifikasi asam lemak dengan metanol dibantu katalis BF3/metanol. Metil ester yang terbentuk kemudian ditransesterifikasi dengan propilen glikol dengan bantuan katalis K2CO3. Penentuan kandungan dan struktur zat aditif dianalisa dengan KGSM. Dari hasil KGSM diketahui bahwa zat aditif berupa campuran senyawa yang terdiri atas 2-hidroksi propil kaprilat, 2-hidroksi propil laurat, 2-hidroksi propil miristat, 2-hidroksi propil palmitat, 2-hidroksi propil oleat dan 2-hidroksi propil stearat. Kata Kunci : zat aditif, asam lemak, esterifikasi, KGSM I. PENDAHULUAN inyak solar terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon (C 8 C 28 ), senyawa aromatik (benzen, toluen dan xilen), belerang dan zat pencemar residu minyak mentah yang menjadi perintis bahan bakar minyak solar itu sendiri [6]. Kandungan belerang dalam minyak solar harus lebih kecil dari 0,5 % beratnya karena kadar belerang yang tinggi dapat mempercepat keausan pada mesin yang disebabkan terbentuknya asam belerang yang bersifat korosif [1]. Selain itu, proses pembakaran minyak solar juga dapat menyebabkan terjadinya hujan asam karena menghasilkan gas SO 2 dan SO 3 selama proses pembakaran [6], sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk mengurangi kandungan belerang tersebut (desulfurisasi). Upaya desulfurisasi sendiri menyebabkan hilangnya senyawa poliaromatik dan senyawa polar yang terdapat dalam minyak solar [8] sehingga terjadi penurunan sifat-sifat pelumasan pada minyak [2]. Penurunan sifat pelumas ini dapat mempercepat ausnya mesin dan mengganggu sistem injeksi bahan bakar [4]. Hal ini menyebabkan kestandaran dari minyak solar sebagai bahan bakar minyak tidak terpenuhi. Salah satu upaya alternatif untuk meningkatkan sifat pelumasan pada minyak solar adalah dengan penambahan zat aditif [8]. Zat aditif minyak solar adalah zat yang ditambahkan pada minyak solar untuk meningkatkan sifat- sifat minyak solar atau memberikan sifat yang belum dimiliki seperti meningkatkan angka setana, memperbaiki unjuk kerja mesin dan mengurangi emisi gas buang. Zat aditif yang baik tidak memberikan pengaruh negatif terhadap sifat-sifat yang lain, baik sifat fisika maupun sifat kimia minyak solar [7]. Beberapa jenis zat aditif yang telah digunakan sebagai zat aditif pelumas antara lain senyawa-senyawa golongan ester asam lemak, dimer asam lemak tak jenuh, amina alifatik dan asam monokarboksilat berantai panjang [3]. Limbah industri minyak goreng (minyak hitam) merupakan salah satu alternatif sumber asam lemak untuk bahan baku sintesis zat aditif solar. Minyak hitam ini dapat berasal dari limbah produksi minyak goreng kelapa atau minyak goreng kelapa sawit. Kandungan asam lemak dalam minyak kelapa adalah asam laurat sebesar 44-51%, asam miristat sebesar 13- 18,5%, asam palmitat sebesar 7,5-10,5%, asam dekanoat sebesar 4,5-9,5%, asam oleat 5-8,2%, asam stearat 1-3% dan asam linoleat 1-2,6% [5]. Kandungan asam lemak tersebut pada penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan dasar untuk mensintesis zat aditif pelumas pada minyak solar yaitu senyawa 2-hidroksi propil karboksilat. II. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker gelas, gelas ukur, neraca analitik, pengaduk magnetik, termometer, evaporator vakum, botol vial, pHmeter, pinset, oven, seperangkat alat distilasi, seperangkat alat ekstraksi, seperangkat alat refluks, seperangkat alat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan seperangkat alat Kromatografi Gas Spektrometer Massa (KGSM). Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah asam lemak dari minyak kelapa, metanol, BF 3 /metanol, n-heksana, asam asetat, dietil eter, HCl, H 2 SO 4 , K 2 CO 3 , Na 2 SO 4 anhidrat, aquades, etil asetat dan propilen glikol. B. Pembuatan Metil Ester Esterifikasi asam lemak dilakukan dengan mencampur 88 mL minyak hitam dengan 76 mL metanol dalam labu leher tiga. BF 3 /metanol sebanyak 31 mL ditambahkan ke dalam campuran. Campuran kemudian direfluks selama 6 jam pada 75 o C. Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam corong pisah dan diekstrak dengan aquades. Lapisan aqueous (metanol) dibuang sebagai fraksi polar. Lapisan metil ester Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat dari Asam Lemak Alvian Amri, Perry Burhan, Agus Wahyudi Jurusan Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus FMIPA ITS Gedung J&K Sukolilo, Surabaya 60181 E-mail: [email protected] M

Upload: phamnhu

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat dari Asam Lemakdigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27972-1407100068-Paper.pdf · asam lemak, dimer asam lemak tak jenuh, ... Jurusan Kimia,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

1

Desulfurisasi pada minyak solar menyebabkan hilangnya

senyawa poliaromatik dan senyawa polar, sehingga terjadi

penurunan sifat pelumasan yang menjadikan kestandaran

minyak solar sebagai bahan bakar minyak tidak terpenuhi.

Salah satu upaya alternatif untuk meningkatkan sifat

pelumasan pada minyak solar adalah dengan penambahan zat

aditif. Pada penelitian ini dilakukan sintesis zat aditif 2-hidroksi

propil karboksilat melalui metode esterifikasi asam lemak

dengan metanol dibantu katalis BF3/metanol. Metil ester yang

terbentuk kemudian ditransesterifikasi dengan propilen glikol

dengan bantuan katalis K2CO3. Penentuan kandungan dan

struktur zat aditif dianalisa dengan KGSM. Dari hasil KGSM

diketahui bahwa zat aditif berupa campuran senyawa yang

terdiri atas 2-hidroksi propil kaprilat, 2-hidroksi propil laurat,

2-hidroksi propil miristat, 2-hidroksi propil palmitat, 2-hidroksi

propil oleat dan 2-hidroksi propil stearat.

Kata Kunci : zat aditif, asam lemak, esterifikasi, KGSM

I. PENDAHULUAN

inyak solar terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon

(C8–C28), senyawa aromatik (benzen, toluen dan xilen),

belerang dan zat pencemar residu minyak mentah yang

menjadi perintis bahan bakar minyak solar itu sendiri [6].

Kandungan belerang dalam minyak solar harus lebih kecil

dari 0,5 % beratnya karena kadar belerang yang tinggi dapat

mempercepat keausan pada mesin yang disebabkan

terbentuknya asam belerang yang bersifat korosif [1]. Selain

itu, proses pembakaran minyak solar juga dapat menyebabkan

terjadinya hujan asam karena menghasilkan gas SO2 dan SO3

selama proses pembakaran [6], sehingga perlu dilakukan

pemurnian untuk mengurangi kandungan belerang tersebut

(desulfurisasi). Upaya desulfurisasi sendiri menyebabkan

hilangnya senyawa poliaromatik dan senyawa polar yang

terdapat dalam minyak solar [8] sehingga terjadi penurunan

sifat-sifat pelumasan pada minyak [2]. Penurunan sifat

pelumas ini dapat mempercepat ausnya mesin dan

mengganggu sistem injeksi bahan bakar [4]. Hal ini

menyebabkan kestandaran dari minyak solar sebagai bahan

bakar minyak tidak terpenuhi.

Salah satu upaya alternatif untuk meningkatkan sifat

pelumasan pada minyak solar adalah dengan penambahan zat

aditif [8]. Zat aditif minyak solar adalah zat yang

ditambahkan pada minyak solar untuk meningkatkan sifat-

sifat minyak solar atau memberikan sifat yang belum dimiliki

seperti meningkatkan angka setana, memperbaiki unjuk kerja

mesin dan mengurangi emisi gas buang. Zat aditif yang baik

tidak memberikan pengaruh negatif terhadap sifat-sifat yang

lain, baik sifat fisika maupun sifat kimia minyak solar [7].

Beberapa jenis zat aditif yang telah digunakan sebagai zat

aditif pelumas antara lain senyawa-senyawa golongan ester

asam lemak, dimer asam lemak tak jenuh, amina alifatik dan

asam monokarboksilat berantai panjang [3].

Limbah industri minyak goreng (minyak hitam) merupakan

salah satu alternatif sumber asam lemak untuk bahan baku

sintesis zat aditif solar. Minyak hitam ini dapat berasal dari

limbah produksi minyak goreng kelapa atau minyak goreng

kelapa sawit. Kandungan asam lemak dalam minyak kelapa

adalah asam laurat sebesar 44-51%, asam miristat sebesar 13-

18,5%, asam palmitat sebesar 7,5-10,5%, asam dekanoat

sebesar 4,5-9,5%, asam oleat 5-8,2%, asam stearat 1-3% dan

asam linoleat 1-2,6% [5]. Kandungan asam lemak tersebut

pada penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan dasar untuk

mensintesis zat aditif pelumas pada minyak solar yaitu

senyawa 2-hidroksi propil karboksilat.

II. METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

beaker gelas, gelas ukur, neraca analitik, pengaduk magnetik,

termometer, evaporator vakum, botol vial, pHmeter, pinset,

oven, seperangkat alat distilasi, seperangkat alat ekstraksi,

seperangkat alat refluks, seperangkat alat Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) dan seperangkat alat Kromatografi Gas

Spektrometer Massa (KGSM).

Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah asam

lemak dari minyak kelapa, metanol, BF3/metanol, n-heksana,

asam asetat, dietil eter, HCl, H2SO4, K2CO3, Na2SO4

anhidrat, aquades, etil asetat dan propilen glikol.

B. Pembuatan Metil Ester

Esterifikasi asam lemak dilakukan dengan mencampur 88

mL minyak hitam dengan 76 mL metanol dalam labu leher

tiga. BF3/metanol sebanyak 31 mL ditambahkan ke dalam

campuran. Campuran kemudian direfluks selama 6 jam pada

75oC. Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam corong

pisah dan diekstrak dengan aquades. Lapisan aqueous

(metanol) dibuang sebagai fraksi polar. Lapisan metil ester

Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat dari Asam

Lemak

Alvian Amri, Perry Burhan, Agus Wahyudi

Jurusan Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Kampus FMIPA ITS Gedung J&K Sukolilo, Surabaya 60181

E-mail: [email protected]

M

Page 2: Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat dari Asam Lemakdigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27972-1407100068-Paper.pdf · asam lemak, dimer asam lemak tak jenuh, ... Jurusan Kimia,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

2

kemudian dicuci dengan dietil eter dan ditambah Na2SO4

anhidrat untuk menghilangkan aquades yang tersisa. Setelah

didekantasi metil ester dibebaskan dari pelarutnya (dietil eter)

dengan rotary evaporator dan dilakukan analisa dengan KLT

untuk identifikasi awal terbentuknya produk metil ester.

C. Pembuatan 2-Hidroksi propil karboksilat

Pembuatan 2-hidroksi propil karboksilat dilakukan dengan

memasukkan 200 mL propilen glikol ke dalam labu leher tiga

dan ditambah 10 gram K2CO3 sambil diaduk dengan

pengaduk magnetik. Setelah terlarut sempurna, metil ester

sebanyak 45 mL ditambahkan sedikit demi sedikit dan

direfluks selama 6 jam pada suhu 150oC. Hasil reaksi yang

terbentuk selama reaksi diamati setiap satu jam dengan KLT.

Produk yang diperoleh dibiarkan sampai dingin dan

dinetralkan dengan penambahan larutan HCl tetes demi tetes

sambil dikocok sehingga pHnya menjadi 7. Campuran

dipindahkan ke corong pisah dan 2-hidroksi propil

karboksilat dicuci dengan etil asetat dan aquades. Kemudian

ditambahkan Na2SO4 anhidrat untuk membebaskan

campuran dari aquades. Pelarut (etil asetat) dibebaskan

dengan menggunakan rotary evaporator. Produk kemudian

diidentifikasi awal menggunakan KLT.

D. Analisa KGSM

Identifikasi komponen asam lemak, metil ester dan

senyawa 2-hidroksi propil karboksilat dilakukan dengan

Kromatografi Gas (KG) Hewlett-Packard 5890 Series II yang

digabung dengan Spektrometer Massa (SM) 5972 series

(Crosslinked 5% Ph Me Silicone (30 m x 0,25 mm x 0,25

µm). Cuplikan sebanyak 0,1 µL disuntikkan ke dalam KGSM

dengan kolom HP-5 SM menggunakan pelarut kloroform.

Kondisi operasi yang digunakan yaitu suhu penyuntikkan

cuplikan 70oC, peningkatan suhu 70-150oC dengan laju

10oC/menit, 150-300oC dengan laju 5oC/menit dan 300oC

isothermis selama 5 menit. Gas Pembawa yang digunakan

adalah helium dengan arus 1,2 mL/menit dan energi ionisasi

sebesar 70 eV.

E. Pemisahan 2-Hidroksi propil karboksilat

Senyawa 2-hidroksi propil karboksilat dipisahkan dari

campurannya menggunakan distilasi sederhana. Kolom yang

digunakan mempunyai panjang 30 cm, diameter internal 2

cm dan jarak antar kaca 1 cm. Peralatan distilasi dipasang.

Campuran sebanyak 100 mL dimasukkan ke dalam labu

distilasi. Air pendingin dialirkan dan distilat pada rentang

suhu 165-260oC ditampung sebagai senyawa yang di-

perkirakan adalah 2-hidroksi propil karboksilat.

F. Analisa KLT dan KLT 2D

Komponen asam lemak, metil ester dan 2-hidroksi propil

karboksilat diidentifikasi menggunakan metode KLT.

Komposisi eluen yang digunakan pada penelitian ini adalah

n-heksana : dietil eter : asam asetat ( 80:20:1 (v/v)).

Selanjutnya plat KLT disemprot dengan H2SO4, kemudian

dipanggang. Noda hasil KLT diamati di bawah sinar UV.

Analisa komponen-komponen 2-hidroksi propil karboksilat

juga dilakukan dengan metode KLT 2D. Komposisi eluen

yang digunakan pada KLT 2D ini adalah n-heksana : dietil

eter : asam asetat ( 40:20:1 (v/v)).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Asam Lemak dari Sampel

Bahan dasar dari sintesis zat aditif 2-hidroksi propil

karboksilat pada bahan bakar solar adalah senyawa asam

lemak. Sintesis senyawa ini menggunakan bahan dasar

minyak hitam. Minyak hitam merupakan limbah produksi

minyak goreng yang berbahan baku kelapa. Minyak hitam ini

mengandung senyawa asam lemak dalam jumlah yang cukup

banyak. Penggunaan minyak hitam sebagai sampel

dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah produksi minyak

goreng kelapa, sebagai pengganti senyawa asam lemak

murni. Sehingga komponen-komponen asam lemak dari

sampel perlu diketahui terlebih dahulu sebelum dilakukan

reaksi esterifikasi. Identifikasi asam lemak dari sampel

dilakukan dengan metode KGSM dengan kolom HP-5 SM.

Hasil identifikasi sampel dengan KGSM ialah sebagai

berikut:

Gambar 1. Kromatogram sampel (minyak hitam)

Komponen-komponen asam lemak yang terdapat dalam

sampel berdasarkan interpretasi kromatogram KGSM sampel

(minyak hitam) ialah seperti pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1.

Interpretasi kromatogram KGSM sampel (minyak hitam)

No. Asam Lemak M+ Waktu Retensi (menit)

1 Asam Kaprilat 144 8,60

2 Asam Dekanoat 172 11,01

3 Asam Laurat 200 15,01

4 Asam Miristat 228 18,40

5 Asam Palmitat 256 21,40

6 Asam Oleat 282 23,84

7 Asam Stearat 284 24,46

B. Esterifikasi

Reaksi esterifikasi asam lemak dengan katalis BF3/metanol

merupakan reaksi reversibel sehingga untuk mendapatkan

Page 3: Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat dari Asam Lemakdigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27972-1407100068-Paper.pdf · asam lemak, dimer asam lemak tak jenuh, ... Jurusan Kimia,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

3

metil ester maksimal maka kesetimbangan reaksi harus

bergeser ke kanan. Untuk meningkatkan kesetimbangan

reaksi bergeser ke kanan maka komponen reaktan harus

berlebih yaitu metanol. Pada penelitian ini perbandingan

molar asam lemak dan metanol yang digunakan yaitu 1:6

dengan asam lemak sebanyak 88 mL dan metanol 76 mL.

Metil ester yang diperoleh berwarna kuning. Analisis pertama

untuk mengetahui produk yang diharapkan (metil ester) telah

terbentuk, dipantau dengan KLT menggunakan eluen n-

heksana : dietil eter : asam asetat (80:20:1). Hasil KLT

menunjukkan bahwa karakteristik noda pada KLT asam

lemak berbeda dengan karakteristik noda KLT produk. Noda

baru yang timbul pada KLT produk menunjukkan

terbentuknya senyawa baru hasil reaksi. Produk yang

diharapkan ialah metil ester dianalisis dengan KGSM.

Kromatogram produk ialah seperti berikut :

Gambar 2. Kromatogram produk (metil ester)

Senyawa-senyawa ester yang terbentuk berdasarkan

interpretasi kromatogram KGSM produk (metil ester) ialah

seperti pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2.

Interpretasi kromatogram KGSM produk (metil ester)

No. Produk Esterifikasi M+ Waktu

Retensi

Luas Area

(%)

1 Metil kaprilat 158 12,44 4,80

2 Metil dekanoat 186 16,27 5,51

3 Metil laurat 214 20,81 22,82

4 Metil miristat 242 24,88 15,75

5 Metil palmitat 270 29,04 12,78

6 Metil oleat 296 32,41 12,02

7 Metil stearat 298 32,73 5,64

C. Pembuatan 2-Hidroksi propil karboksilat

Sintesis 2-hidroksi propil karboksilat ini menggunakan

katalis K2CO3 karena dapat menghasilkan ester yang

maksimal dan menghindari terbentuknya sabun. Pada reaksi

sintesis ini, K2CO3 berfungsi untuk mengaktifkan nukleofil

yaitu propilen glikol. Hal ini dilakukan karena propilen glikol

merupakan nukleofil besar sehingga harus diaktifkan terlebih

dahulu dengan cara pengambilan proton oleh K2CO3.

Campuran direfluks pada suhu 150oC selama 6 jam sehingga

reaksi diharapkan dapat berjalan sempurna karena propilen

glikol memiliki titik didih 185oC. Pemantauan produk

dilakukan dengan KLT setiap 1 jam sampai reaksi berjalan

sempurna. Hasil pemantauan KLT dengan eluen n-heksana :

dietil eter : asam asetat (80:20:1) menunjukkan bahwa produk

telah terbentuk pada saat reaksi berjalan selama 1 jam.

Senyawa 2-hidroksi propil karboksilat yang terbentuk

memiliki pH 9 sehingga perlu ditambahkan HCl hingga pH 7

untuk menetralkan basa katalis K2CO3. Senyawa 2-hidroksi

propil karboksilat kemudian dicuci dengan 100 mL etil asetat

dan 90 mL aquades. Zat aditif ini terekstrak dalam etil asetat

sedangkan garam KCl dan sisa propilen glikol terekstrak

dalam aquades. Na2SO4 anhidrat ditambahkan ke dalam

larutan yang berfungsi untuk mengikat air. Lapisan etil asetat

diuapkan dengan rotary vacuum evaporator. Zat aditif

kemudian dianalisis KGSM. Kromatogramnya seperti

Gambar 3 berikut :

Gambar 3. Kromatogram produk (2-hidroksi propil karboksilat)

Zat aditif minyak solar yang terbentuk berdasarkan

interpretasi kromatogram KGSM produk (2-hidroksi propil

karboksilat) ialah seperti pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3.

Interpretasi kromatogram KGSM produk (2-hidroksi propil karboksilat)

No. Zat Aditif M+ Waktu

Retensi

Luas

Area

(%)

Titik

Didih(oC)

1 2-hidroksi

propil kaprilat 202 11,43 3,90 167,15

2 Metil dekanoat 186 14,59 4,18 182,95

3 2-hidroksi

propil laurat 258 18,49 49,68 202,45

4 2-hidroksi

propil miristat 286 22,03 19,00 220,15

5 2-hidroksi

propil palmitat 314 25,54 12,25 237,70

6 2-hidroksi

propil stearat 342 28,45 7,67 252,25

7 2-hidroksi

propil oleat 340 28,83 1,59 254,15

Page 4: Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat dari Asam Lemakdigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27972-1407100068-Paper.pdf · asam lemak, dimer asam lemak tak jenuh, ... Jurusan Kimia,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

4

Berdasarkan hasil interpretasi kromatogram KGSM di atas

diketahui bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa

turunan dari tabel 4.2. Hal ini menunjukkan bahwa

komponen senyawa metil ester berhasil disintesis menjadi

senyawa 2-hidroksi propil karboksilat, yaitu metil kaprilat

menjadi 2-hidroksi propil kaprilat, metil laurat menjadi 2-

hidroksi propil laurat, metil miristat menjadi 2-hidroksi

propil miristat, metil palmitat menjadi 2-hidroksi propil

palmitat, metil oleat menjadi 2-hidroksi propil oleat dan metil

stearat menjadi 2-hidroksi propil stearat. Metil dekanoat

secara teoritis dapat disintesis menjadi 2-hidroksi propil

dekanoat, tetapi pada penelitian ini 2-hidroksi propil

dekanoat tidak terbentuk. Campuran senyawa 2-hidroksi

propil karboksilat selanjutnya digunakan sebagai zat aditif

minyak solar.

D. Pemisahan 2-Hidroksi propil karboksilat

Zat aditif 2-hidroksi propil karboksilat didapat dengan

didistilasi pada rentang suhu 165oC-260oC. Volume produk

yang digunakan adalah 100 mL. Setelah dilakukan distilasi

sederhana, distilat yang diperoleh ialah distilat pada suhu

150oC. Distilat pada titik didih 150oC menunjukkan bahwa

distilat yang diperoleh bukan merupakan komponen

penyusun zat aditif. Zat aditif 2-hidroksi propil karboksilat

setelah didistilasi tidak dapat terpisah menjadi komponen-

komponen penyusun campurannya. Sehingga dilakukan

pemisahan komponen-komponen zat aditif 2-hidroksi propil

karboksilat ini menggunakan KLT 2D. Komposisi eluen yang

digunakan adalah n-heksana : dietil eter : asam asetat

(40:20:1 (v/v)). Hasil KLT 2D zat aditif ialah seperti pada

Gambar 4 berikut :

Gambar 4. Hasil KLT 2D zat aditif 2-hidroksi propil karboksilat

Beberapa noda yang tampak pada hasil KLT 2D di atas

menunjukkan bahwa zat aditif 2-hidroksi propil karboksilat

ini terdiri dari beberapa senyawa. Berdasarkan hasil KLT 2D,

noda-noda yang terpisah dapat digunakan sebagai acuan

bahwa komponen-komponen penyusun zat aditif dapat

dipisahkan.

IV. KESIMPULAN

Senyawa 2-hidroksi propil karboksilat yang diharapkan

menjadi zat aditif minyak solar disintesis dari asam lemak

limbah industri minyak goreng kelapa PT. Ikan Dorang,

Surabaya. Sintesis dilakukan dengan esterifikasi asam lemak

menggunakan metanol dan katalis BF3 dilanjutkan dengan

transesterifikasi metil ester menggunakan propilen glikol dan

katalis K2CO3 sehingga dihasilkan senyawa 2-hidroksi propil

karboksilat. Zat aditif ini berupa campuran senyawa yang

terdiri atas 2-hidroksi propil kaprilat, 2-hidroksi propil laurat,

2-hidroksi propil miristat, 2-hidroksi propil palmitat, 2-

hidroksi propil oleat dan 2-hidroksi propil stearat. Campuran

setelah didistilasi tidak terpisah menjadi komponen-

komponen penyusunnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis pada kesempatan ini menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. R. Y.

Perry Burhan, M.Sc. selaku dosen pembimbing atas semua

saran, arahan dan bimbingan selama proses penelitian dan

Drs. Agus Wahyudi, MS. selaku dosen pembimbing 2 atas

semua saran, bimbingan dan diskusi selama ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ahadiat, N., “Minyak Solar Mutu dan Penggunaan”, Lembaran Publikasi

Lemigas (1987)1, 12-18

[2] Anastopolous, G., Lois, E., Karonis, D.,” Impact of Oxygen and Nitrogen

Compounds on The Lubrication Properties of Low Sulfur Diesel Fuel”,

J. Chem. Engineering (2005)30, 415-426

[3] Craig, R. J., Panzer, J., Wisotsky, M. J and Beltzer, M., (1986), Anti Wear

Additives in Alkanol Fuels, US Patent 4.609.376

[4] Daniel, P., Goodrum, Geller, John, W., (2004), Effect of Specific Fatty

Acid Methyl Esters on Diesel Fuel Lubricity, Georgina Athens. Fuel 83,

2351-2356

[5] Ketaren, S., (1986), Minyak dan Lemak Pangan, UI Press, Jakarta

[6] Menezes, (2006), Effect of Ethers and Ether/Ethanol Additive on the

Physicochemical Properties of Diesel Fuel and on Energy Test, Fuel 85,

815-822

[7] Puppung, P. L., (1996), Pengaruh Penambahan Aditif Bahan Bakar

Diesel ABD 01 terhadap Unjuk Kerja Mesin, Lemigas

[8] Rezende, M. J., Perruso, R. P., Avazedo, D. A dan Pinto, A. C., (2005),

Characterization of Lubricity Improver Additive in Diesel by Gas

Chromatography-Mass Spectrometry, Journal of Chromatography A

1063, 211-215