sgd belum kelar

27
I. Komponen Sistem Stomagtognathik Milne (1995) menjelaskan system stomatognatik sebagai system yang terdiri dari beberapa bagian kepala, leher, dada bagian atas dengan komponennya adalah os, muskulus, ligament, fascia, dan persarafan. Sistem ini akan mengatur proses menggigit, mengunyah, dan menelan. Andriyani (2001) menjelaskan lebih lanjut system stogmatognatik ini mecakup gigi geligi beserta jaringan pendukungnya, otot, persyarafan, maupun persendian antara maksila dan mandibula sehingga ilmu pada system ini akan mempertimbangkan hubungan gigi geligi, rahang, sendi temporomandibular, oklusi gigi, dan kraniofasial. Andriyani juga menambahkan bahwa system ini juga mengatur pernapasan dan berbicara. Okeson (2008) menambahkan system stomagtonathik berdasar komponen penyusunnya terbagi menjadi beberapa macam diantaranya : A. Skeletal Okeson (2008) menjabarkan komponen skeletal ini terdiri dari 3 macam yang kemudian dibagi lagi menjadi dua macam yaitu maksila dan mandibula, yang menyokong gigi geligi, dan os temporal, yang menyokong mandibula untuk berartikulasi dengan kranium. 1. Maksila a. Gambaran Umum 1

Upload: afiya-fathina

Post on 17-Dec-2014

36 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Saliva

TRANSCRIPT

Page 1: sgd belum kelar

I. Komponen Sistem Stomagtognathik

Milne (1995) menjelaskan system stomatognatik sebagai system yang terdiri

dari beberapa bagian kepala, leher, dada bagian atas dengan komponennya adalah

os, muskulus, ligament, fascia, dan persarafan. Sistem ini akan mengatur proses

menggigit, mengunyah, dan menelan. Andriyani (2001) menjelaskan lebih lanjut

system stogmatognatik ini mecakup gigi geligi beserta jaringan pendukungnya,

otot, persyarafan, maupun persendian antara maksila dan mandibula sehingga ilmu

pada system ini akan mempertimbangkan hubungan gigi geligi, rahang, sendi

temporomandibular, oklusi gigi, dan kraniofasial. Andriyani juga menambahkan

bahwa system ini juga mengatur pernapasan dan berbicara. Okeson (2008)

menambahkan system stomagtonathik berdasar komponen penyusunnya terbagi

menjadi beberapa macam diantaranya :

A. Skeletal

Okeson (2008) menjabarkan komponen skeletal ini terdiri dari 3 macam yang

kemudian dibagi lagi menjadi dua macam yaitu maksila dan mandibula, yang

menyokong gigi geligi, dan os temporal, yang menyokong mandibula untuk

berartikulasi dengan kranium.

1. Maksila

a. Gambaran Umum

Maksila berkembang dari penyatuan kedua os maksila pada midline

sutura palatine dimana kedua os ini kemudian akan membentuk sebagian

besar dari os muka bagian atas. Batas antar maksila kemudian mengalami

perpanjangan keatas membentuk lantai rongga hidung maupun lantai

rongga orbita sementara perpanjangan kearah bawah akan membentuk

palatum dan alveolar ridge yang menyokong gigi. Maksila ini akan

menyatu dengan komponen os-os kepala disekitarnya sehingga gigi geligi

di maksila akan menjadi bagian tetap dari tengkorak dan merupakan

komponen stasioner system mastikasi (Okeson, 2008).

b. Inervasi : Tidak ada

c. Vaskularisasi : Tidak ada

2. Mandibula

1

Page 2: sgd belum kelar

a. Gambaran Umum

Okeson (2008) menjelaskan mandibula sebagai os berbentuk U yang

dibangun mengitari suatu pusat patokan neuromuskular menyokong gigi

geligi bawah dan menyusun os wajah bagian bawah. Mandibula terletak

menggantung dibawah maksila dengan disokong otot-otot, ligament, dan

jaringan lunak lainnya yang juga membantunya mobile terhadap maksila.

McDevitt (2001) menambahkan bahwa mandibula memiliki beberapa

prosessus yang menyokong mandibula melaksanakan fungsi utamanya

yaitumendukung lengkung gigi bawah dan penggunaan gigi geligi untuk

mengunyah makanan. Mandibula dan mekanisme pengunyahan makanan

kita dapat dijelaskan dimana ketika makanan dicerna, digerus, dan

dipotong maka lengkung gigi geligi atas dan bawah harus dapat terpisah

dan bergerak searah ataupun berlawanan dengan kuat satu sama lain.

Gerakan – gerakan pengunyahan tersebut dapat dilakukan dengan posisi

lengkung gigi ada yang berada dalam posisi tetap dan ada yang berada

dalam posisi bergerak dimana sebelumnya telah dijelaskan bahwa yang

berada dalam posisi tetap adalah maksila dan untuk yang mobile adalah

mandibula. Prosessus penyokong mandibula ini sendiri diantaranya :

1) Prosessus Aloveolaris

Prosessus ini memugkinkan gigi geligi berada dalam suatu lengkung

horizontal yaitu lengkung gigi dan mencekatkan gigi geligi tersebut ke

mandibula.

2) Prosessus Muskularis

Prosessus ini merupakan daerah perlekatan utamanya bagi jaringan otot

dimana ia mampu menggerakkan madibula dalam bidang vertical dan

memberikan daya pengunyahan. Prossesus ini terbagi lagi menjadi :

a) Prosessus Koronoideus

b) Krista Temporalis Profunda

c) Ramus

(1) Batas anterior dan linea oblique eksterna

(2) Permukaan dan sudut medial

(3) Permukaan dan sudut lateral

2

Page 3: sgd belum kelar

d) Tuberkulum genial

e) Puncak milohyoid

f) Adanya fosa perlekatan yang teridiri dari fosa digastrika dan fosa

pterigoidea yang berfungsi untul melekatkan otot-otot gerak

mandibula selain gerakan keatas pada bidang vertical.

3) Prosessus Artikularis

Prosessus ini akan menstabilkan mandibula yang bergerak dan

memberikan engsel maupun permukaan putaran pada prosessus

kondilaris kanan dan kiri serta permukaan gigi geligi rahang bawah.

b. Inervasi : Tidak ada

c. Vaskularisasi : Tidak ada

3. Os Temporal

a. Gambaran Umum

Okeson (2008) menjelaskan kondil mandibula akan berartikulasi pada

basis kraium dengan pars squamosa os temporal tepatnya di anterior

bagian timpanika, posterior terhadap radiks prosessus zygomatikus dan

lateral terhadap bagian pars petrosa. Daerah ini berbentuk suatu cekungan

seperti kubah di sebelah posterior yang disebut dengan fossa

glenoidalis/artikularis sementara pada lereng yang keluar dari daerah

tersebut di bagian anterior dikenal dengan eminensia

glenoidalis/artikularis. Os bagian dalam fossa glenoidalis/artikularis sangat

tipis sehingga ia tidak dapat menahan tekanan maupun mendukung

mandibula sementara bagian yang mampu menahan tekanan adalah

eminensia artikularis/glenoidalis karena ia tersusun dari os yang tebal.

b. Inervasi : Tidak ada

c. Vaskularisasi : Tidak ada

4. Os Oksipital

5. Os Sphenoidale

6. Os Hyoid

7. Os Klavikula

8. Os Skapula

9. Os Sternum

3

Page 4: sgd belum kelar

10. Dua tulang rusuk teratas pada tiap sisi

11. Tujuh tulang servikal dan 3 ruas tulang dada teratas

B. Joint

1. Temporomandibular joint

a. Gambaran Umum

Berkovitz, dkk (2009) menjelaskan bahwa sendi ini terbentuk dari

prosessus kondilaris mandibula yang berartikulasi dengan fossa glenoid

dari os temporal yang dipisahkan oleh diskus artikularis kemudian untuk

sendi ini sendiri merupakan artikulasi synovial antara mandibula dan

cranium dimana ia terkadang dikaitkan pula dengan sendi

kraniomandibula. Sendi ini bukan termasuk sendi synovial meskipun

memiliki beberapa kesamaan seperti adanya kapsul sendi, membrane

synovial yang mensekresikan cairan synovial, dan memiliki ligament –

ligament yang membatasi gerakan. Ciri unik persendian ini yang kemudian

dapat membedakannya dengan sendi sinvial diantaranya :

1) Bagian persendiannya terbagi menjadi dua kavitas dimana pada bagian

atasnya digunakan untuk gerakan meluncur sementara dibagian

bawahnya digunakan untuk gerak seperti pada sendi engsel. Okeson

(2008) menambahkan kemampuan melakukan gerakan seperti pada

gerak sendi engsel membuat sendi ini mampu digolongkan menjadi

sendi ginglymoid namun adanya kemampuan untuk melakukan gerak

meluncur membuatnya dapat pula diklasifikasikan pada sendi

arthrodial sehingga lebih lanjut sendi temporomandibula ini dikenal

pula dengan sendi ginglymoarthrodial.

2) Permukaan artikulasinya tersusun atas jaringan fibrosa bukan kartilago

hyaline dimana hal inilah yang menyebabkan adanya perkembangan

sendi bagian intramembran dibanding endochondralnya

3) Adanya kartilago kondil yang kedua pada kepala kondil yang muncul

hingga masa remaja

4) Pergerakan sendi ini dipengaruhi oleh gigi geligi

5) Kedua sendi temporomandibula yang terkait pada satu mandibula ini

pada gerakannya akan terkait satu sama lain dimana ketika satu sisi

4

Page 5: sgd belum kelar

bergerak sisi lainpun akan menyertai pergerakannya walaupun

mungkin dengan beban/tekanan yang berbeda

Okeson (2008) menambahkan bahwa sendi temporomandibula ini dapat

pula digolongkan menjadi sendi compound dimana ia tersusun oleh

minimal tiga os dimana pada kenyataannya sendi ini hanya terususun oleh

dua os yaitu prosessus kondilaris mandibula dan fossa glenoid dari os

temporal sehingga os ketiga secara fungsionalnya adalah diskus artikularis.

Diskus artikularis (meniscus) ini sendiri dijelaskan sebagai ruangan antara

os dan permukaan artikular sendi yang ditempati suatu struktur tidak

terputus. Diskus dilihat dari atas tanpak berbentuk oval maupun bujur

sangkar dengan flap segitiga meluas ke medial,lateral, dan bawah sehingga

dapat melekat ke kutub-kutub kondil. Berdasar ketebalannya dilihat dari

antero-posterior diskus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1) Pita posterior

Bagian ini meupakan bagian paling tebal dan terlebar di sisi antero-

posterior dimana permukaan atasnya tampak cembung disemua jurusan

dan permukaan bawahnya tampak cekung disemua jurusan. Pita ini

terletak dibagian dalam kubah fosa glenoida dengan mandibula di

posisi interkuspal maksimum. Puncak superior kondil ada di bagian

anterior permukaan inferior pita posterior. Pita ini berfungsi untuk

mencegah kondil keluar tidak keluar dari diskus ataupun pindah

kesebelah dorsal.

2) Pita anterior

Bagian ini terletak di ujung anterior daerah artikularis dimana dari sisi

antero-posterior ia terlihat sempit namun dari sisi latero-medial sebelah

anteriornya tampak cembung sementara sebelah inferiornya tampak

cekung. Kondil akan berputar didaerha ini pada fase-fase terakhir

protrusi atau depresi mandibula. Pita ini berfungsi untuk membantu

meletakkan permukaan artikular di zona intermediate ketika sendi

terbebani. Pita ini dengan pita posterior kemudian membentuk suatu

susunan pasak mekanikal self-centering untuk mempertahankan diskus.

3) Zona intermediate

5

Page 6: sgd belum kelar

Diskus terlihat sangat tipis di daerah ini dimana pada sisi antero-

posterior ia juga terlihat sempit.

b. Inervasi : Inervasi pada sendi ini baik nervus motorik

maupun sensoriknya akan sama dengan nervus pada otot-otot

penggeraknya namun utamanya cabang dari nervus mandibula akan

menjadi inervasi afferent. Sebagian besar inervasi sendi inipun

sebenarnya berasal dari nervus auriculotemporal yang akan naik secara

lateral dan keatas disekitar bagian posterior sendi ini. Inervasi

tambahan dapat pula berasala dari nervus deep temporal dan nervus

masterik (Okeson, 2008).

c. Vaskularisasi : Vaskularisasi sendi ini sangat bervariasi dimana

sebagian besarnya tersusun atas superficial temporal artery pada

bagian posterior, the middle meningeal artery pada bagian anteriornya,

dan the internal maxillary artery pada bagian inferior.Arteri lain yang

penting adalah deep auricular, anterior tympanic, dan ascending

pharyngeal arteries. Kondil sendiri akan memperoleh suplai darah dari

sumsum osnya melalui arteri alveolar inferior dan juga dari “feeder

vessels” yang menyalurkan secara langsung darah dari pembuluh darah

besar pada bagian anterior maupun posterior sendi ini (Okeson, 2008)

C. Ligament

1. Gambaran umum

a. Ligament Temporomandibular

Ligament ini merupakan ligament penguat utama sendi

temporomandibular dimana iatampak berbentu kipas dan berkembang

dengan baik dari sisi lateral sendi. Fasikuli kolagen putih keluar

sepanjang pita os temporal yang lebar, pada sisi lateral tuberkel

prosessus zigomatikus. Perlekatannya sediri sering ditandai dengan

adanya Krista kasar tinggi di os tengkorak kering. Ligamen ini

merupakan suau penebalan dinding lateral kapsul sehingga ia memiliki

banyak organ reseptor ujung saraf dan pembuluh darah. Fungsi utama

ligament ini adalah menahan disartikulasi menyeluruh arah postero-

inferior selama pergerakan fungsional seperti ketika kondil berada

6

Page 7: sgd belum kelar

dalam fossa sepenuhnya maka serabut anteriornya akan menjadi lebih

kencang untuk mencegah perpindahan mandibula kearah distal

(McDevitt, 2001).

b. Ligament Kolateral/Discal

Ligamen kolateral ini tebagi menjadi dua yaitu medial dan lateral

dimana ia merupakan pita-pita sempit yang tersusu horizontal dari

jaringan kolagen didalam kapsul sendi pada sisi lateral dan medial..

Ligamen kolateral lateral akan berjalan dari tubekulum arkus

zygomatikus ke kutub lateral kondil sementara ligament kolateral

medial akan berjalan ke kutub medial sisi medial eminensia artikularis

dimana ia juga merupakan pita horizontal dari fasikuli kolagen yang

serupa dengan ligament kolateral lateral namun kurang jelas terlihat.

Ligamen ini diketahui memiliki persarafan dan peredaran darah. Kedua

ligamen kolateral menjadi tegang ketika mandibula berada didalam

fossa glenoidalis dan bersama ligament temporomandibular dianggap

sebagai faktor penstabil mekanis acuan mandibula di bidang horizontal

selain itu secara mekanis dan biologi ia mampu membatasi gerak

kondil kearah distal sehingga mencega jaringan-jaringan retrokondilar

dari trauma. Tanggalnya gigi posterior dapat mengakibatkan regangnya

ligament ini maupun mengganggu kinerja ligament sehingga terjadi

perubahan control biologis dan mekanis pergerakan kondil ke posterior

(McDevitt, 2001).

c. Ligament Capsular

Ligament kapsular ini mengitari seluruh sendi temporomandibular

dimana bagian atas fibernya melekat ke os temporal sepenjang batas

permukaan artikularis dari fossa glenoid dan eminensia artikularis

sementara bagian bahwa fibernya melekat ke leher kondil. Fungsi

ligament ini sendiri untuk menolak/menahan tekanan baik dari arah

medial, lateral maupun inferior yang dapat memisahkan atau

mendislokasikan permukaan artikularis selain itu ligament ini akan

menyelimuti sendi temporomandibular dimana ia juga dapat

menahan/menjaga cairan synovial (McDevitt, 2001).

7

Page 8: sgd belum kelar

d. Ligamen Asesori

1) Ligamen Sphenomandibular

Ligamen ini melekat di permukaan medial mandibula pada region

lingua dan bagian runcing dari os sphenoidale dimana ia tampak

sebagai selaput tipis dengan batas yang kurang jelas. Fungsi

ligament ini sendiri tidak diketahui dimana bahkan letak

perlekatannya pun masih mejadi bahan perdebatan karena Burch

(1966 pada McDevitt 2001) menyebutkan bahwa perletakatannya

buka di ala sphenoidale namun pada fisura petro-timpanika dan

kemudian menuju laeus telinga tengah. Tegangan ligament ini

disebut mampu menggerakkan maleus (McDevitt, 2001).

2) Ligamen Stylomandibular

Ligamen ini berasal dari fasia local yang meluas dari prosessus

stiloideus hingga batas posterior sudut mandibula dan merupakan

suatu penguta kolagen. Struktur ligament ini dapat dikenali. Fungsi

dari ligament ini sendiri diduga dapat membatasi pergerakan

protrusive ipsilateral ekstrem mandibula (McDevitt, 2001)

2. Inervasi : Persarafan ligament – ligament ini terstruktur secara

padat untuk memonitor posisi dan gerak rahang secara propioreseptif.

Masukan kinestetik sensoris dapat digunakan untuk petunjuk pergerakan

rahang dimana peregangan, sobekan ataupun gangguan dari ligament atau

kapsul sendi akan mengganggu rasa kinestetik jaringan-jaringa yang ada

dan mengganggu etelitian pemonitoran gerak mandibula (McDevitt, 2001).

3. Vaskularisasi : Tidak ada

D. Otot – otot Pengunyahan

1. Masseter

a. Gambaran umum

McDevitt (2008) menjelaskan masseter sebagai massa otot yang tebal

dengan bentuk persegi empat panjang didaerah pinggir wajah tepatnya

melekat diantara permukan lateral ramus mandibula dan arkus

zygomatikus serta tepat dibawah kulit. Keempat persegi panjang itu

letaknya diagonal dengan satu sudut yang membulat menyesuaikan

8

Page 9: sgd belum kelar

garis bentuk membulat sudut mandibula. Masseter berfungsi untuk

mengunyah makanan yang keras mengingat ketebalannya selain itu ia

dapat digunakan untuk mengangkat mandibula ke vertical dan juga

memberikan vektor anterior di rahang ketika rahang diangkat dari

posisi depresi ke posisi interkuspal maksimal di busur mid-sagital

pengangkatannya. Hal lain yang perlu diingat adalah ia mampu

melakukan gerakan mengangkat (bilateral), pergerakan lateral

(unilateral), dan retrusi (bilateral)

b. Inervasi : cabang masseter dari nervus kranialis kelima

yaitu trigeminus

c. Vaskularisasi : cabang-cabang arteri masseterica

2. Temporalis

a. Gambaran umum

Liebgott (1994) menjelaskna otot ini berbentuk kipas denga tepi kipas

melekat disisi kepala dan tangan kipas melekat pada processus

coronoideus mandibula. Ketebalan oot ini sendiri semakin berkurang

pada arah antero-posterior dan hampir tidak terlihat di daerah linea

temporalis. Otot ini merupakan otot mandibula terbesar dengan

serabut-serabutnya terpanjang. Serabut-serabutnya sendiri memiliki

sususnan tiga dimensi sehingga memungkinkan otot ini menggerakkan

mandibula pada tiga bidang dari os. Gerakan yang mampu ia lakukan

diantaranya adalah tonus istirahat (bilateral), elevasi (bilateral), retrusi

(bilateral), dan gerak ipsilateral (unilateral) Daerah perlekatan otot ini

sangat luas sehinggga ia memiliki beberapa macam origo dengan

insersio yang besar pada tendon, datar, dan lentur dengan ragangan

lebar sesuai ragangan origo.

b. Inervasi : cabang temporalis dari divisi mandibularis saraf

kranialis kelima yaitu nervus trigeminus

c. Vaskularisasi : cabang-cabang temporalis arteri aurikulo-

temporalis

3. Pterygoideus medialis

a. Gambaran umum

9

Page 10: sgd belum kelar

Liebgott (1994) menjelaskan bahwa otot ini berada dalam fossa

infratemporalis dimana untuk melihatnya maka ramus mandibula perlu

disibakkan. Otot ini merupakan suatu massa jaringan otot yang kuat,

tebal, berbentuk empat peregi panjang dan erada di sisi medial dari

ramus mandible. Batas posteriornya serupa dengan batas posterior dari

masseter pada proyeksi lateral namun batas ateriornya lebih kearah

dorsal. Fungsi utama pterigoideus medialis adalah mengangkat

mandibula dimana kerja unilateral otot ini juga dapat meberikan vektor

anterior dan vektor medial pada pergerakan mandibula. Gerakan yang

mungkin ia lakukan diantaranya elevasi (bilateral), protrusi (bilateral),

dan gerak kontralaterl (unilateral).

b. Inervasi : cabang pterigoideus medialis divisi mandibularis

pada saraf kranialis kelima, nervus trigeminus

c. Vaskularisasi : cabang-cabang pterigoideus medialis dari arteri

maksilaris

4. Pterygoideus lateralis

a. Gambaran umum

McDevitt (2001) menjelaskan otot ini terletak di dalam ramus

mandibula dan otot temporalis dinding lateral nasofaring. Otot ini

persis terletak pada bawah dasar tengkorak, posterior terhadap maksila,

dan anterior terhadap batas posterior ramus mandibula. Otot ini secara

umum berbentuk segitiga dengan dua caput yang terpisah dimana ia

merupakan satu-satunya otot yang terletak pada posisi horizontal.

Penelitian elektromiograf yang dilakukanpun membuktikan bahwa

terdapat perbedaan peranan fungsional jaringan otot bagian inferior dan

bagian superior yang kemudian mengarahkan dugaan bahwa kedua

bagian tersebut mungkin merupakan kedua otot yang berbeda. Fungsi

kedua bagian terseut secara umum adalah terkait dengan posisi dan

keseimbangan persatuan kondil-diskus pada eminensia artikularis

selama adanya gerakan-gerakan fungsional dan kemungkinan juga

pada posisi postural. Bagian superior hanya akan aktif ketika persatuan

kondil-diskus pada satu sisi/sisi yang sama tertarik kebelakang kearah

10

Page 11: sgd belum kelar

fossa glenoida dan selama clenching sementara bagian inferior akan

aktif ketika terjadi persatuan kondil-diskus pada protrusi dan akan

distabilkan ketika protrusi. Gerakan yang mungkin dilakukan otot ini

secara umum diantaranya protrusi (bilateral), depresi (bilateral), dan

gerak kontralateral (unilateral).

b. Inervasi : cabang – cabang pterigoideus lateralis dari

divisimandibularis saraf kranialis kelima, nevus trigeminus

c. Vaskularisas : Arteri maksilaris yang berhubungan erat dan

pleksus venosus.

E. Jaringan Periodontal

a. Gambaran Umum

Harty dan Ogston (1995) menjelaskan bahwa jaringan ini menutupi dan

menyangga gigi geligi. Jaringan periodontal ini sendiri diantaranya

alveolus, ligament periodontal, gingiva, dan sementum. Alveolus dalam

hal ini tulang alveolar yang bersifat tipis namun dapat menutupi lamina

dura atau tulang padat yang mengelilingi gigi. Alveolus ini sendiri akan

membentuk soket akar gigi tempat benih gigi tertanam. Komponen

jaringan periodontal selanjutnya yang akan dibahas adalah gingival.

Gingiva ini merupakan jaringan fibrosa lalu ditutupi epitel yang

mengelilingi dan melekat di tulang alveolar serta meluas ke pertautan

muko-gingiva. Harty dan Ogston (1995) menjelaskan lebih lanjut untuk

ligament periodontal sendiri tersusun atas jaringan ikat fibroseluler yang

akan menempelkan sementum ke tulang alveolar. Ligamen ini pun berisi

pembuluh darah, saraf, dan serabut yang kemudian akan bertindak sebagai

gendongan bagi gigi dalam soketnya sehingga sedikit gerakan dapat

dilakukan. Kelompok utamanya bundle serabut kolagen ini adalah

kelompok oblik, apikal, servikaltranspetal, inte-radikular, dan sirkular.

Jaringan periodontal terkair dalam hal ini adalah sementum yang

merupakan jarinagn yang meyerupai tulang tipis dank eras yang kemudian

menutupi akar gigi dan tempat perlekatan serabut (Harty dan Ogston,

1995).

11

Page 12: sgd belum kelar

b. Inervasi : Berkovitz, dkk (2009) menjelaskan pada maksila

sendiri gingivs bagian palatal disarafi oleh nervus nasopalatina bagi daerah

gigi anterior dan nervus palatine mayor bagi gigi posterior sementara pada

gingiva bagian bukal daerah anteriornya disarafi oleh nervus infraorbitalis

dan pada daerah poteriornya disarafi olrh nervus alveolaris superior

poseterior dan nervus bukalis. Hal berbeda pada daerah mandibula dimana

pada gingiva bukal daerah anterior disarafi oleh nervus mentalis dan pada

daerah posterior disarafi oleh nervus bukalis dan cabang perforasi dari

nervus alveolaris inferior kemudian untuk giginva lingualisnya ia akan

dipersarafi oleh nervus lingualis dan cabang perforasi dari nervus

alveolaris inferior.

c. Vaskularisasi : Berkovitz, dkk (2009) menjelaskan pada mandibula

bagian posterior gingiva bukal akan disuplai oleh arteri bukalis yang

merupakan cabang dari arteri maksilaris yang melewati otot pterygoideus

lateral sementara pada bagian anterior dijelaskan ia disuplai oleh arteri

mentalis dan cabang perforasi arteri insisivus . Hal berbeda terdapat pada

maksila bagian posterior gingival bukalnya akan disuplai oleh gingival dan

cabang perforasi dari arteri bukalis dan arteri alveolaris superior posterior

kemudian untuk gingiva labial pada gigi anterior akan disuplai oleh cabang

labial arteri infraorbital dan cabang perforasi serta terakhir untuk gingiva

di bagian palatal akan disuplai oleh arteri. Drainase vena tidak dapat

ditemukan secara umum namun pengumpulan akan menuju pleksus

pterygoideus.

F. Gigi geligi

1. Gambaran Umum

Liebgott (1994) menjelaskan gigi geligi secara umum terbagi menjadi dua

yaitu bagian mahkota dan akar gigi sementara jaringan penyusun gigi

sendiri terdiri dari enamel, dentin, pulpa, dan sementum. Gigi sendiri

berdasar letaknya terbagi menjadi dua yaitu gigi anterior dan gigi posterior

kemudian berdasar fungsinya terbagi lagi menjadi gigi insisivus, gigi

caninus, gigi premolar, dan gigi molar. Gigi insisivus digunakan untuk

memotong makanan, gigi caninus untuk mengoyak makanan, gigi

12

Page 13: sgd belum kelar

premolar untuk menghaluskan dan memotong makanan serta untuk gigi

molar sendiri dapat digunakan untuk mengunyah atau memotong makanan.

2. Inervasi : Berkovitz, dkk (2009) menjelaskan inervasi pada gigi

geligi mandibular anterior akan dipersarafi oleh nervus insisivus dan untuk gigi

posteriornya akan dipersarafi oleh nervus alveolaris inferior. Hal berbeda

terdapat pada persarafan gigi geligi maksila anterior dimana inervasinya adalah

nervus alveolaris superior anterior, kemudian untuk gigi geligi bagian tengah

dari gigi premolar hingga molar pertama akan dipersarafi oleh nervus alveolaris

superior middle, dan untuk gigi molar kedua hingga molar terkahir dipersarafi

oleh nervus alveolaris superiorposterior.

3. Vaskularisasi : Vaskularisasi pada gigi geligi mandibular akan disokong

oleh arteri alveolar inferior yang berasal dari arteri maksilaris yang bersilangan

pada otot pterygoid lateral. Cabang nervus mylohyoid akan turun hingga

sebelum arteri alveolaris inferior yang kemudian akan memasuki foramen

mandibula dan melalui kanalis mandibula hingga kemudian akan muncul

sebagai arteri mentalis dan arteri insisivus, kemudian untuk drainase venanya,

aliran darah dari vena ini sendiri akan dikumpulkan pada satu atau lebih vena

alveolar inferior lalu berdrainase ke bagian anterior melalui foramen mentalis

untuk kemudian bergabung dengan vena fasialis ataupun jika berdrainase ke

bagian posterior akan melalui foramen mandibula untuk bergabung dengan

plexus pterygoideus pada fossa infratemporalis. Vaskularisasi berbeda terdapat

pada gigi geligi maksilaris dimana pembuluh vena ini sendiri akan berdrainase

ke bagian anterior menuju vena fasialis atau berdrainase ke posterior menuju

pleksus pterygoideus (Berkovitz, dkk, 2009).

II. Fisiologi Pengunyahan

Andriyani (2001) menjelaskan proses penelanan sebagai proses fisiologis

yang umum bagi semua orang yang melibatkan 3 grup utama otot dalam

prosesnya diantaranya otot-otot lidah, muskulus masseter, dan muskulus

buccinators serta muskulus orbicularis oris yang bekerja secara volunteer

dan dikenal dengan triangular force concept. Mengunyah sendiri merupakan

proses menghancurkan makanan menjadi makanan menjadi lebih kecil

dibantu saliva yang kemudian dapat mengubah konsistensi partikel makanan

13

Page 14: sgd belum kelar

menjadi bolus makanan sehingga mudah untuk ditelan. Penghancuran

makanan sendiri akan dilakukan oleh gigi geligi dengan bantuan otot-otot

pengunyahan dan pergerakan kondilus mandibula melalui artikulasi

temporomandibular. Gerakan artikulasi ini sendiri adalah gerakan kapitulum

mandibula seperti membuka menutupnya mandibula ataupun gerakan

mandibula ke samping kanan maupun kiri dimana pada tahapan mengunyah

mandibula mengalami gerakan membuka dan menutup maupun

berkontaknya gigi antagonis.

Pengunyahan selain dibantu dengan otot mastikasi utama ia juga dibantu

dengan otot mastikasi tambahan seperti muskulus mylohyoid, m.

geniohyoid, m. stylohyoid, m. infrahyoid , m. buccinators, dan labium oris.

Otot yang aktif ketika pergerakan mandibula adalah m.pterygoideus lateralis

sementara ketiga muskulus mastrikasi utama lainnya akan berada dalam

keadaan istirahat sementara pada saat mandibula menutup justru m.

masseter, m. m.pterygoideus medialis, dan m. temporal yang bekerja namun

m. pterygoideus lateralis dalam keadaan relaksasi. Hal berbeda terjadi ketika

mandibula tertutup perlahan maka yang berperan m.masseter dan m.

temporalis dimana mereka membantu gigi antagonis untuk dapat berkontak.

Andriyani (2001) menambahkan ketika proses pengunyahan ini kepala

kondil akan melakukan gerakan lateral kearah sisi kerja yang disebut gerak

Bennet dimana ketika mandibula bergerak akan terbagi menjadi dua

kompartmen. Kompartmen atas ia akan terletak diantara meniscus dan fossa

mandibula sementara untuk kompartmen bawah ada diantara meniscus dan

kondilus mandibula yang sumbu geraknya arah transversal melalui kapitulu

mandibula. Pergerakan membuka mandibula diikuti peluncuran prosessus

kondilus dan meniscus kedepan dan belakang sepanjang tuberkulum

artikularis sementara pada gerakan menutup mandibula ia akan diikuti gerak

tertariknya prosessus kondilus dan meniscus keatas dan kebawah sepanjang

tuberkulum artikularis dalam fossa mandibula beserta pergerakan serat.

Pergerakan kesamping mandibula akan diikuti gerak tertariknya prosessus

kondilus dan meniscus kedepan dan ke eminensia artikularis.

14

Page 15: sgd belum kelar

Sherwood (2011) menambahkan proses penelanan ini sebenarnya merupakan

aktivitas yang pada awalnya volunteer namun kemudian akan berubah

menjadi gerak involunteer dengan gambaran posisi mulut menutup dan lidah

bagian ventral bergerak ke palatum sehingga bolus makanan terodorong

kedaerah isthmus fausium kemudian ke faring dan selanjutnya ke esophagus.

Tahapan proses penelanan makanan terbagi menjadi tiga yaitu tahap

oral/bukal atau tahap volunteer, tahap faringel atau tahap involunteer, dan

tahap esophageal.

1. Tahap Oral/Bukal atau Tahap Volunteer

Makanan yang telah dikunyah akan berbentuk bolus kemudian dengan

pergerakan vertikal lidah bolus makanan akan terdorong kedaerah

isthmus fausium yang merupakan daerah paling dorsal dari kavum oris

yang dibatasi oleh palatum molle bagian superior dan radiks lingua pada

bagian inferior. Bolus makanan yang melewati isthmus akan merangsang

m. palatoglossus untuk berkontraksi menyempitkan isthmus fasium

sehingga bolus makanan tidak masuk kembali. Bolus makanan yang

telah mencapai daerah orofaring akan diikuti adanya kontraksi m. levator

dan m. tensor veli palatine yang dibantu oleh m. palatofaringeus

sehingga hubungan nasofaring dan orofaring akan tertutup, makanan pun

tidak akan masuk kedalam hidung.

2. Tahap Faringel atau Tahap Involunteer

Pada tahap ini m. stylofaringeus dan m. palatofaringeus akan

berkontraksi sehingga faring tertai kearah cranial yang kemudian

memungkinkan bolus makanan terdorong kearah laringofaring dimana

paa saat bersamaan m. sritenoideus obliqus dan m. transverses serta m.

krikoarytenoideus lateral berkontraksi sehingga aditus laringis

menyempit. Kedua kartilago aritenoidea saat berkontraksi akan tertarik

kemudian saling bertemu di epiglottis, rima glotidis pun akan menutup

sehingga makanan tidak masuk kedalam laring namun berada didaerah

laringofaring.

3. Tahap Esophageal

15

Page 16: sgd belum kelar

Tahap ini menunjukkan m. konstriktor faring akan berkontraksi

bergantian dari atas ke bawah mendorong bolus makanan ke bawah

melewati laring. Laring yang terangkat dan sfingter laringoesophageal

yang berkontraksi maka seluruh otot-otot dinding faring berkontraksi.

Bolus makanan yang telah ada di dalam esophageal ini kemudian akan

didorong ke lambung melalui gerak peristaltik. Gerak peristaltik terbagi

menjadi dua macam yaitu peristaltik primer dan peristaltik sekunder.

Peristaltik primer merupakan gerakan mendorong bolus makanan dari

faring menuju ke esophageal selama tahap faringeal dan ketika peristaltik

primer ini gagal mendorong semua bolus makanan maka gelombang

peristaltik sekunder yang dihasilkan dari peregangan esophagus yang

tertahanlah ang akan mendorong bolus makanan tersebut.

16

Page 17: sgd belum kelar

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, A, 2001, Aspek Fisiologis Pengunyahan dan Penelanan pada Sistem

Stomatognasi

,repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7979/1/950600009.pdf, diakses

pada hari Minggu, 21 April 2013 pukul 15.00 WIB

Berkovitz, B, K, B, Holland, G, R, dan Moxham, B, J, 2009, Oral Anatomy, Hystology,

and Embriology, Toronto, Mosby

drg. Narlan Suwawinata), Jakarta, EGC

Harty, F., J., dan Ogston, R, 1995, Kamus Kedokteran Gigi (dialihbahasakan oleh :

Liebgott, B, 1994, Dasar – Dasar Anatomi Kedokteran Gigi (dialihbahasakan oleh :

drg.Ira, K. dan Lilian Y), Jakarta, EGC

McDevitt, W, E, 2001, Anatomi Fungsional dari Sistem Pengunyahan, Jakarta, EGC

Milne, H, 1995, The Heart of Listening, California, North Atlantic Book

Okeson, J,P, 2008, Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion,

Edition 6, Kentucky, Mosby

Sherwood, L, 2011, Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem, Edisi 6, Jakarta, EGC

17