sap tifus

15
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) disusun untuk memenuhi tugas matakuliah keperawatan komunitas II oleh: Yerry Pristiwandono NIM 082310101018

Upload: yerrypristiwandono

Post on 30-Jun-2015

1.291 views

Category:

Documents


76 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Tifus

Satuan Acara Penyuluhan(SAP)

disusun untuk memenuhi tugas matakuliahkeperawatan komunitas II

oleh:Yerry PristiwandonoNIM 082310101018

Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Jember

2011

Page 2: Sap Tifus

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RIUNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANAlamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159

Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450JEMBER 68121

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/Materi : Penyakit Tifus

Sasaran : Siswa-siswi SDN Karangrejo 2 Jember

Hari/Tgl : Sabtu, 2011

Waktu : 09.00 - 09.30 WIB (1 x 30 menit)

Tempat : Ruang Kelas VI SDN Karangrejo 2 Jember

A. Latar Belakang

Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai penyakit tifus

yang merebak dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk. Peningkatan penderita

penyakit ini paling banyak terjadi saat peralihan dari musim hujan ke musim

kemarau. Penyakit ini sangat rentan sekali menyerang anak usia sekolah, terutama

anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Kemudian, peningkatan penyakit

tifus ini disebabkan karena faktor lingkungan yang jelek pada saat tersebut. Saat itu

sumber air banyak yang kering sehingga kuman menjadi lebih pekat. Biasanya

penyakit ini terjadi sepanjang tahun, namun karena perubahan lingkungan

menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit ini.

Penyakit demam thypoid atau biasa kita kenal dengan penyakit tifus ini lebih

banyak terjadi di negara berekembang terutama di daerah tropis, seperti Indonesia.

Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit

menular yang mudah menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan

wabah.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa tipus tidak berpengaruh pada hewan dan

hanya dapat menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat terkena penyakit

tifus dari makanan atau air minum yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella

typhosa. Terlebih lagi pada anak SD yang gemar dengan jajanan yang dijual bebas

Page 3: Sap Tifus

di sekitar sekolahan mereka, dimana kebersihan makanan yang dijual tersebut

masih kurang terjamin. Oleh karena itu, sanitasi dan higienitas merupakan hal

penting yang harus diperhatikan agar terhindar dari tipus.

Keterlibatan petugas kesehatan, seperti perawat disini sangat berperan sekali

dalam upaya promotif dan preventif terkait dengan penyakit tifus ini. Promosi

kesehatan kepada kelompok rentan seperti anak sekolahan, yaitu anak SD disini

merupakan upaya awal dalam proses pencegahan penyakit ini. Untuk itu

pendidikan kesehatan harus dilakukan sedini mungkin oleh petugas kesehatan

termasuk perawat dalam upaya mencegah angka kesakitan tifus ini yang semakin

meningkat dikalangan anak sekolah.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan siswa-siswi SDN

Karangrejo 2 Jember dapat mengetahui penyakit tifus dengan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan siswa-siswi SDN

Karangrejo 2 Jember dapat mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

serta pencegahan penyakit tifus.

C. Pokok Bahasan

Konsep penyakit tifus.

D. Subpokok Bahasan

1. Pengertian penyakit tifus;

2. Penyebab penyakit tifus;

3. Tanda dan gejala penyakit tifus;

4. Pencegahan penyakit tifus.

E. Media/Alat yang digunakan

1. Lember Balik;

2. Leaflet.

Page 4: Sap Tifus

F. Model Pembelajaran

1. Jenis model pembelajaran: Pertemuan atau tatap muka;

2. Landasan teori: Konstruktivisme;

3. Langkah pokok:

a) Menciptakan suasana ruangan yang baik;

b) Mengajukan masalah;

c) Mengidentifikasi pilihan tindakan;

d) Memberi komentar;

e) Menetapkan tindak lanjut.

G. Penyuluh mencari materi tentang konsep penyakit demam thypoid dan menyiapkan

media yang digunakan untuk penyuluhan.

H. Kegiatan penyuluhan

ProsesTindakan Media dan

Alat Penyuluhan

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Pendahuluan

(2 menit)

1. Memberi salam,

memperkenalkan diri, dan

membuka penyuluhan

2. Menjelaskan tentang materi

secara umum

3. Menjelaskan tentang TIU

dan TIK

Memperhatikan dan

menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

Lembar Balik

dan Leaflet

Penyajian

(15 menit)

1. Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang

diberikan apakah pernah

diperoleh sebelumnya

2. Menerima jawaban dan

memberi komentar terhadap

jawaban peserta

3. Menjelaskan tentang:

a) pengertian penyakit

Memberikan sumbang

saran

Memperhatikan

Memperhatikan

Lembar Balik

dan Leaflet

Page 5: Sap Tifus

tifus;

b) penyebab penyakit tifus;

c) tanda dan gejala

penyakit penyakit tifus;

d) pencegahan penyakit

tifus.

Penutup

(3 menit)

1. Menutup pertemuan dengan

dengan mengundang

pertanyaan atau komentar

dari peserta

2. Menampung jawaban dan

memberi komentar tentang

pendapat dari peserta

3. Menyimpulkan materi yang

telah dibahas bersama

dengan peserta

4. Menutup pertemuan dan

memberi salam

Memperhatikan dan

memberikan

pertanyaan atau

komentar

Memperhatikan dan

mencatat

Memperhatikan dan

mencatat

Memperhatikan dan

menjawab salam

Lembar Balik

dan Leaflet

I. Evaluasi:

1. Sebutkan pengertian dari penyakit tifus!

2. Jelaskan penyebab dari penyakit tifus!

3. Sebutkan tanda dan gejala penyakit dari penyakit tifus!

4. Jelaskan pencegahan dari penyakit tifus!

J. Referensi:

1. Hayes, C. Peter, Mackay, W., Thomas. 1997. Diagnosis dan

Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Mansjooer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, ed. 3.

Jakarta: Media Aeculapius FKUI.

3. Wong, L. Donna. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Ed. 6.

Jakarta: EGC

Page 6: Sap Tifus

4. Brunner And Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: EGC.

H. Lampiran:

1. Materi: Penyakit Tifus.

2. Media yang digunakan (leaflet & lembar balik)

Penyuluh,

Yerry Pristiwandono

NIM. 082310101018

Page 7: Sap Tifus

Lampiran 1

Penyakit Tifus

A. Pengertian Penyakit Tifus

Tifus adalah penyakit infeksi akut yang biasanya tedapat pada saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada

saluran pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985).

Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke

mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam

wabah. (Markum, 1991).

Tifus adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh

kuman Salmonella typhosa. Di Indonesia penderita tifus atau disebut juga demam

thypoid ini cukup banyak, tersebar di mana-mana, ditemukan hampir sepanjang

tahun, dan paling sering diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Kurangnya

pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering timbulnya penyakit

tifus. Pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang kurang

bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini.

B. Penyebab Penyakit Tifus

Penyebab penyakit Typus adalah bakteri bernama salmonella typhosa.

Sumber penyebab penyakit ini, lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di

bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang

tak diganti, serta tangan yang kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan

yang sudah basi, daging mentah, maupun kotoran.

Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering

timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi

makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini. Bakteri

Salmonella typhosa merupakan bakteri yang bertanggung jawab terhadap penyakit

ini. Kuman ini dapat hidup lama di air yang kotor, makanan tercemar, dan alas tidur

yang kotor. Siapa saja dan kapan saja dapat menderita penyakit ini. Termasuk bayi

yang dilahirkan dari ibu yang terkena demam tifoid.

Page 8: Sap Tifus

Kebiasaan tidak sehat seperti jajan sembarangan, tidak mencuci tangan

menjadi penyebab terbanyak penyakit ini. Penyakit tifus cukup menular lewat air

seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat dilakukan binatang seperti lalat dan

kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-tempat kotor.

C. Tanda dan Gejala Penyakit Tifus

Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi klinik

pada anak umumnya bervariasi. Demam adalah gejala yang paling utama di antara

semua gejala klinisnya.

Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini. Bahkan,

gejalanya menyerupai penyakit infeksi akut lainnya. Gejala yang muncul yaitu

antara lain:

1. Demam;

2. Sering bengong;

3. Tidur secara terus-menerus;

4. Sakit kepala;

5. Mual dan muntah;

6. Nafsu makan menurun;

7. Sakit perut;

8. Diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari;

9. Peningkatan suhu bertambah setiap hari.

Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas dan dapat dikatakan sebagai

cirri khas dari penyakit tifus, yaitu antara lain:

1. Demam yang dialami semakin tinggi;

2. Lidah kotor;

3. Bibir kering;

4. Kembung;

5. Penderita terlihat acuh tidak acuh.

Page 9: Sap Tifus

D. Pencegahan Penyakit Tifus

Sebelum terlambat alangkah baiknya jika kita mengambil langkah-langkah

pencegahan agar terhindar dari penyakit ini. Pencegahan tifus dapat kita lakukan

mulai dari hal yang sederhana, seperti memperhatikan makanan dan minuman kita

sehari-hari, hindari jajan atau membeli makanan dan minuman di tempat yang

kurang bersih, serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang benar-benar sudah

dimasak. Air minum yang kita konsumsi harus dimasak terlebih dulu hingga

mendidih (100°C). Lindungi makanan kita dari lalat, kecoa dan tikus karena hewan-

hewan tersebut dapat membawa bakteri Salmonella typhosa yang merupakan

penyebab tipus.

Selanjutnya, kita harus senantiasa memperhatikan kebersihan diri sendiri

dan lingkungan kita. Cucilah tangan dengan sabun setelah ke WC. Pembuangan

kotoran manusia juga harus pada tempatnya. Jangan pernah membuangnya secara

sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat dapat membawa bakteri

Salmonella typhosa dari feses ke makanan. Oleh karena itu, bila di rumah banyak

lalat harus dibasmi hingga tuntas untuk menghindari dari penyebaran bakteri

penyebab tipus.

Selain dengan memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan, saat ini

pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi

bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Vaksinasi

dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Vaksinasi ini sebaiknya

dilakukan terhadap seluruh keluarga, bahkan untuk anak usia balita yang masih

rentan dapat juga divaksinasi.

Penyakit tipus ini tidak boleh dianggap enteng. Penderita tipus dapat

mengalami komplikasi perdarahan pada usus halus dan usus halus berlubang,

infeksi paru, infeksi empedu. Pengobatan penderita tipus juga harus dilakukan

secara total. Pengobatan yang tidak tuntas, membuat bakteri akan terus terbawa dan

berkembang biak. Bahkan tingkat kemungkinan kambuh lagi dapat mencapai 15%.

Selain itu penyakit ini juga dapat kambuh sesudah dua minggu pemberian

antibiotik. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penderita tipus

dalam upaya pencegahan dan pemulihan kondisi dari penderita:

Page 10: Sap Tifus

1. Harus berobat tuntas, artinya pada saat sakit, harus istirahat total, makan

makanan yang lunak, dan antibiotik yang diberikan dokter dihabiskan, sampai 7

hari bebas demam. Dengan cara demikian, semua bakteri salmonella akan mati

dan sisa bakteri yang masih hidup dapat diatasi oleh sistem kekebalan tubuh.

2. Jangan makan makanan yang kurang sehat dan bersih, karena kemungkinan tifus

dapat menyerang kembali.

3. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan, seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam

sehari, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam.

4. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit tipus sebaiknya tidak melakukan

kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali

daripada orang yang sama sekali belum menderita tifus.