askep tifus abdominalis
TRANSCRIPT
TIFUS ABDOMINALIS
A. Definisi
Tifus abdominalis ( Demam Tifoid, entrit fever ) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.
B. Etiologi
Salmonella typsora, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar tidak
berspora.
C. Patofisiologi
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap usus halus melalui pembuluh
limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limpa.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga organ –organ
tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke
dalam darah ( bakterimia ) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid
usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak peyeri. Tukak
tersebut dapat mengakibatkan pendarahan dan perforasi usus. Gejalah demam disebabkan oleh
endotoksin sedangkan gejalah pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.
SALMONELLA TYPOSA
SALURAN PENCERNAAN
DISERAP OLEH USUS HALUS
BAKTERI MEMASUKI ALIRAN DARAH
1
KELENJAR LIMFOID USUS HALUS HATI LIMPA ENDOTOKSIN
TUKAK HEPATOMEGALI SPLENOMEGALI DEMAM
PENDARAHAN NYERI PADA
DAN PERABAAN
PERFORASI
D. Komplikasi
- Usus : pendarahan usus, melena : perfirasi, usus : peritonitis
- Organ lain : meningitis, koleisistitis, ensefalopati, bronkopneumoni
E. Gambaran Klinis
Masa tunas 10 – 20 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejalah yaitu tidak
enak badan, lesu, nyeri kepala pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.
Gambaran klinis yang ditemukan ialah :
1. Demam.
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu dan suhu tidak tinggi sekali.
2. Gangguan pada saluran pencernaan.
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap bibir kering dan pecah – pecah. Lidah
tertutup putir kotor ( coated tong ) ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai
tremor. Pada abdomen ditemukan keadaan perut kembung ( meteorismus ). Hati
dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi
konstipasi tetapi juga dapat diare atau nonmal.
3. Gangguan kesadaran.
Umumnya kesadaran pasien menurun kalaupun tidak dalam yaitu apatis sampai
somnolen jarang terjadi spoor, koma atau gelisah.
2
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah Tepi.
Terdapat gambaran, limfositosis relative dan aneosinofolia. Pada permulaan
sakit mungkin terjadi anemia dan frumbositopenia ringan.
2. Darah untuk Kultur (biakan empedu ) dan widal.
Biakan empedu untuk menemukan salmonella typhosa dan pemeriksaan ividal
merupakan pemeriksaan yang dapat menetukan diagnosis tifus abdominalis secara
pasti.
G. Penatalaksanaan Terapeutik
- Isolasi, desinfeksi pakaian dan ekstereta.
- Istirahat selama demam hingga 2 minggu.
- Diet tinggi kalori, tinggi protein, tidak mengandung banyak serat.
- Pemberian antibiotic kloramfenikol dengan dosis tinggi.
H. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan.
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada
nafsu makan, mual dan kembung.
b. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan
peningkataan suhu tubuh.
c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran.
d. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
e. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
2. Tujuan
a. Anak menunjukkan tanda – tanda kebutuhan nutrisi.
b. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.
c. Anak tidak menunjukkan tanda – tanda penurunan kesadaran yang lebih lanjut.
d. Anak dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat
perkembangan anak.
e. Anak akan menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal.
3
3. Intervensi.
Diagnosa I
a. Nilai status nutrisi anak.
b. Izinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan
untuk memperbaiki kwalitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
c. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi.
d. Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil
tapi sering.
e. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama.
f. Pertahankan kebersihan mulut anak.
g. Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat.
h. Kolaborasi untuk pemberian makanan parental jika pemberian makanan melalui
oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.
Diagnosa II
a. Observasi tanda – tanda vital.
b. Monitor tanda – tanda vital meningkat cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun
cekung, produksi urine menurun, membrane mukosa kering, bibir pecah – pecah.
c. Observasi dan catat intake dan output serta pertahankan intake output yang
adekuat.
d. Monitor dan catat berat badan pada waktu yang sama.
e. Berikan antibiotic sesuai program.
Diagnosa III
a. Kaji status neurologist.
b. Istirahatkan anak hingga suhu dan tanda – tanda vital stabil.
c. Hindari aktivitas yang berlebihan.
d. Pantau tanda – tanda vital.
Diagnosa IV
a. Kaji aktifitas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan tugas dan perkembangan
anak Jelaskan pada anak dan keluarga aktivitas yang dapat dan tidak dapat
dilakukan hingga demam berangsur – angsur turun.
b. Bantu penuhi kebutuhan dasar anak.
4
c. Libatkan peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anak.
Diagnosa V
a. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipermia.
b. Observasi tanda – tanda vital.
c. Beri minuman yang cukup.
d. Beri kompres hangat.
e. Pakaikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
f. Pemberian obat antipireksia.
5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. FLDENGAN THYPOID FEVER DI IRENE E BAWAH
RSU. PROF. DR. R. D. KANDOU
A. Pengkajian.
1. Identitas Pasien
Nama : An. FL
Umur : 11 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tempat / Tgl lahir : Manado, 31 Mei 1996
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD Kelas VI
Suku / Bangsa : Indonesia
Alamat : Makeret Timur
Tgl MRS / Jam : 13 Agustus 2007 jam. 21.30
Tgl Pengkajian / Jam : 14 Agustus 2007 jam. 08.45
No. Med. Reg. : 118025
DF Medis : Thypoid Fever
2. Identitas Penanggung
a. Nama Ayah : Tn. Al
Umur : 36 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Makeret Timur
Pendidikan : SMU ( lulus )
Pekerjaan : Swata
Penghasilan Perbulan : ≤ Rp 500.000,-
b. Nama Ibu : Ny. MR
Umur : 30 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Makeret Timur
Pendidikan : SD ( lulus )
Pekerjaan : IRT
6
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Panas
2. Riwayat keluhan utama : Panas dialami oleh klien sejak 5 hari yang lalu,
klien sudah pernah dibawa ke dokter praktek, dan RS Teling tapi tidak juga sembuh,
kemudian pasien dirawat di RSU Prof Dr. R. D. Kandau, klien muntah satu kali yang
berisi air dan bubur sebanyak ± ½ gelas aqua. Nyeri perut dan lambung.
3. Keluhan saat dikaji : Nyeri perut nafsu makan kurang.
4. Riwayat penyakit dahulu : -
5. Riwayat kehamilan dan persalinan :
a. • Prenatal
- Kondisi ibu saat hamil : Sehat
- Kelainan saat hamil : Tidak ada
- Nutrisi : Selama hamil makanan ibu biasa yaitu menu :
Nasi, ikan sayur dan kadang – kadang makan
Buah denngan frekuensi 3 – 4 sehari.
- Pemeriksaan kehamilan : Puskesmas
• Natal
- Lahir : Spontan.
- Letak lahir : Letak bokong kepala.
- Ditolong oleh : Bidan.
- Tempat lahir : Di rumah praktek klinik bidan.
• Neonatal
- Kondisi bayi waktu lahir : Tidak sionasis.
- BB / TB : Orang tua klien sudah lupa.
- Warna Kulit : -
• Post natal
- Lamanya ibu dirawat : 2 hari
- Produksi asi : Ada
- Mekonium : Ada
- Metek : Ada
7
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita : Morbili - Demam +
Varisela - Diare -
Batuk - Flu -
c. Riwayat imunisasi
Jenis imunisasi I II III IV
BCG : 9 hari
DPT : 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Polio : 1 bulan 2 bulan 3 bulan
Campak : 9 bulan
Hepatitis : 4 bulan 5 bulan 8 bulan
d. Riwayat tumbuh kembang
1. Pertama kali berceloteh : 4 bulan
2. Pertama kali membalik : 3 bulan
3. Pertama kali tengkurap : 4 bulan
4. Pertama kali tertawa : 3 bulan
5. Pertama kali duduk : 5 bulan
6. Pertama kali merangkak : 10 bulan
7. Pertama kali memanggil mama : 12 bulan
8. Pertama kali memanggil papa : 13 bulan
9. Pertama kali berdiri : 13 bulan
10. Pertama kali berjalan : 16 bulan
e. Riwayat nutrisi
Asi : 2 tahun
Pasi : > 2 tahun
Bubur susu :Usia 4 bulan – 6 bulan
Bubur saring : Usia 6 bulan – 1 tahun
Dan pemberian makanan tambahan.
8
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Didalam keluarga hanya pasien yang menderita penyakit typoid fever.
GENOGRAM.
Ket : + : Meninggal.
A : Kakek, nenek Ps dari sebelah Ayah
B : Kakek, nenek Ps dari sebelah Ibu
C : Saudara Ayah
D : Saudara Ibu
: Pasien
------- : Tinggal dalam serumah.
7. Riwayat kesehatan lingkungan :
- Rumah beratap seng, dinding rumah tripleks lantai beton jumlah kamar hanya 1
yang ditempati oleh 2 orang dewasa dan 2 orang anak.
- Air minum DAP
- WC dan KM hanya numpang sama saudara.
8. Pertama kali Riwayat sosial :
- Klien senang bergaul dengan teman sebayanya, hubungan dengan orang tua baik.
Yang merawat klien adalah kedua orang tuanya.
9. Riwayat psikologis :
- Klien dan orang tua yakin penyakit ini dapat disembuhkan.
9
AC
A
BC
++
C. Kebutuhan Dasar
1. Pola Nafas
Sebelum sakit : Menurut Ibu pernafasan Klien normal.
Saat dikaji : R = 25 x / m, tidak sesak.
2. Pola Makan dan Minum
Sebelum sakit : Klien makan 3 kali sehari dengan menu : Nasi, ikan, sayur dan
kadang buah juga. Minum air ± 1800 – 2000 cc. BB = 30 kg.
Saat dikaji : Napsu makan Klien berkurang, porsi makan tidak dihabiskan,
Klien makan bubur ± 2 – 3 sendok makan. BB = 30 kg.
- minum air putih ± 1100 cc dan pedialite 2 – 3 botol sehari.
Klien juga terpasang IVFD RL 8 gtt/m.
3. Pola Eliminasi.
Sebelum sakit : BAB 1 kali dengan konsisten. Lembek warna kuning, BAK 4 –
5 kali / hari.
Saat dikaji : - Klien sudah BAB 1 kali.
- BAK sudah 2 kali ± 300 cc.
4. Pola Istirahat dan Tidur.
Sebelum sakit : Tidur malam jam 21.00 – 06.00
Tidur siang jam 13.00 – 15.00 kadang – kadang
Saat dikaji : - Klien tidur malam jam 20.00 -05.30
- Klien tidur siang jam 11.00 – 12.00
5. Pola Aktifitas
Sebelum sakit : Klien bermain aktif dan juga kesekolah.
Saat dikaji : Klien tidak bisa kesekolah dan terjadi kerbatasan aktifitas
Sehari-hari karena sedang dirawat, dan terpasang IVFD RL 8
Gtt/m ditangan sebelah kiri
6. Pola Kebersihan Dalam.
Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari dengan memakai sabun mandi, gosok
gigi 2 kali sehari, pakai pasta gigi, cuci rambut setiap kali
dengan memakai sampo.
Saat diikaji : Klien belum mandi, kulit kusam, belum gosok gigi dan kuku
Pendek tapi kotor.
10
D. Pemeriksaan Fisik.
1. Keadaan umum : Tampak lemah
2. Kesadaraan : Kompos mentis
3. Tanda – tanda vital : TD = 100 / 80
N = 88 x / m
R = 25 x / m
SB = 36,6°C
4. Kepala : - Bentuk = Bulat
- Kulit kepala = Bersih
- Warna rambut = Hitam
5. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
6. Hidung : Bersih tidak secret.
7. Telinga : Kotor
8. Mulut : Lidah tertutup selaput putih kotor.
9. Leher : Trakeah ditengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening.
10. Thoraks paru
- Thoraks : Tidak ada kelainan pergerakka dada simetris.
- Perut : Ada nyeri tekan epigastrium.
- Jantung : Tidak ada kelainan.
11. Genetalia : Laki – laki normal
12. Anus : Normal
13. Eksfremitas : Akral hangat tidak ada kelainan.
11
E. Pemeriksaan Penunjang
Senin, 13 Agustus 2007
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
LED / BB
Hemoglobin
Hemaktokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Limforit
Monosit
Neutrafil
Eosinofil
Basofil
Malaria
-
17 mm / jam
14,5 g / dl
42 %
5,0 juta / ul
66,7 %
52
17,2
15,2
-
0,6 %
0,3 %
-
-
-5
13,2 – 17,3
40 – 52
4,4 – 59
3,8 – 10,6
100 – 440
25 – 40
2 – 8
-
2 – 4
0 – 1
-
Pemeriksaan Hasil Normal
( 0 ) ( H )
Salmonela Typhi 1 / 160 1 / 80 1 / 80
Salmonela Parathyphi – A 1 / 80 1 / 80 1 / 80
Salmonela Parathyphi - B 1 / 160 1 / 80 1 / 80
Salmonela Parathyphi – C 1 / 80 1 / 80 1 / 80
Rabu, 14 Agustus 2007.
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Eritrosit
13,4
3,500
28.00
316,9
4,58
13 – 16,5 g / dl
400 – 10.000 juta / ul
150.000 – 450.000 / ul
42,0 – 52,1 %
4,7 – 6,1
12
F. Therapi- Pedialite- PCT 3 x 3 /4 tab- Amoxilin 4 x 500 mg- Oralit- IVFD RL 8 gtt / m- Antasida
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : Klien mengatakan nyeri pada
Do : Nyeri tekan pada Epigastrium
Salmonella thyposa
Saluran pencernaan
Diserap oleh usus halus
Bakteri memasuki aliran darahSistemik
Kelenjar limfoit usus halus
Nyeri pada perut
Nyeri pada perut
2 Ds : Klien dan orang tua mengatakan napsu makan.
Do : - Porsi makan tidak di habiskan Klien hanya makan bubur 2 – 3 sdk makan. - Lidah tertutup Selaput putih kotor.
Salmonella thyposa
Saluran pencernaan
Diserap oleh usus halus
Bakteri memasuki aliran darah
Kelenjar limfoid usus halus
Nyeri pada perut
Intake nutrisi masih kurang
Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Resiko pemenuhannutrisi kurang darikebutuhan.
13
No DATA ETIOLOGI MASALAH
3. Ds :- Klien mengatakan
sebelum sakit akti –
vitas bermain dan ke
sekolah berkurang,
dan kesekolah akti –
vits terbatas.
- Tubuh terasa lemas.
Do :- Klien tidak lagi
kesekolah.
- Tampak sakit
- Terpasang IVFD RL
8 gtt / m ditangan
sebelah kiri.
Akibat kuman salmonella thyposa
Saluran pencernaan
Diserap oleh usus halus
Bakteri memasuki aliran darah
sistematik
Kelenjar limfoid usus halus
Nyeri pada perut
Intake nutrisi masih kurang
Resiko pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
4 Ds : Klien mengatakan, selama sakit ( berada di RS) pasien belum pernah mandi.
Do :- Rambut tampak kering. - Kuku pendek tapi kotor. - Kulit kusam - Telinga kotor - Keadaan umum tam- pak lemah.
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
Pembatasan aktivitas
Istirahat ditempat tidur
Kurangnya personal hygiene
Kurangnya personal hygiene.
Perioritas masalah.
1. Nyeri pada perut b / d Invasi kuman kedalam kelenjar limfoid usus halus.
2. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b / d Intake makanan yang kurang karena
Tidak adanya napsu makan.
3. Intoleransi aktivitas b / d Proses penyakit.
4. Kurangnya personal hygiene b / d Dampak hospital.
CATATAN PERKEMBANGAN
14
Hari /Tanggal
DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Selasa,14 Ags’
07.
Hari /
I
II
.
DX
Jam 08. 45.- Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil nyeri sedang, didaerah epigastrium.
Jam 09.00Mengkaji TN dengan hasil :TD = 100 / 80N = 88 x / mR = 25 x / mSB = 36,6°c.Jam 10.00Pengambilan darah untuk pemeriksaan darah lengkap.Jam 11.00Mengajarkan teknik relaksasi bila ada rangsangan nyeri dengan cara menarik nafas 1 – 2 detik, kemudian dihembuskan perlahan – lahan lewat mulut dengan hasil agar nyeri berkurang.
Jam 12.00.Melayani minum obat antisida IXLJam 12.30.Melakukan pengkajian pola makan Klien dengan hasil Klien makan 3 kali sehari sebanyak 3 – 4 sendok makan, setiap kali makan.Jam 13.10Memberikan makanan bubur porsi sedikit tapi dihabiskan.Jam 13.20.Makanan tidak dipaksakan bila sudah terasa mual.Jam 13. 30.Melibatkan orang tua dalam memberi makan dan minum, makan diberikan sebaiknya hangat dan lunak.
IMPLEMENTASI
S = Klien mengatakan nyeriepigastrium berkurang.
D = Nyeri tekan epigastrium.
A = Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi.
S = - Klien menggatakanNapsu makan berkurang.
- Minum ± 1000 cc dan 1,2pedialite sehari.
O = Makanan bubur dihabis –Kan dengan porsi sedikit.
A = Masalah teratasi sebagian.
P = lanjutkan intervensi.
EVALUASI
15
Tanggal
Rabu,15 Ags2007
III.
IV
I.
Jam 14.00.Mengevaluasi adanya kelemahan / kesulitan beraktifitasJam 14.15.Mengkaji kemampuan untuk beraktivitasJam 15. 00.Memberikan bantuan ADL dengan hasil membantu pasien untuk duduk agar pasien merasa nyaman..Jam 17.00.Menganjurkan Klien untuk istirahat (tidur .
Jam 08.15.Memandikan Klien dengan cara diwaslap, membersihkan telinga, kuku dan mulut berkumur.Jam 19.00.Melibatkan orang tua dalam memenihi kebutuhan BAB dan BAK.Jam 10.00.Mengukur TNTD = 100 / 70 mmHg.N = 80 x / mR = 24 x / mSB + 36,6 °c
Jam 07. 45.Memberikan makan bubur dengan sup dengan hasil porsi makan dihabiskan
Jam 08.00.Memberi minum obat amoxilin, PCT.Jam 08.30.Memberi pedialite sesering mungkin dengan hasil pedialite sudah dihabiskan 1 botol dari jam 07.00 – 08.15.Jam 11.00Menimbang BB 30 kg.
Jam 12.45.Melibatkan orang tua dalam memberiMakan dan minum dengan hasil orang tua berperan aktif dank Klien makan bubur 1 porsi dihabiskan 5-6 sendok makan.
S = Pasien mengatakan dapatBeraktivitas tetapi terbatas.
O = Masing – masing terpa – Sang IVFD RL
A = Masalah belum teratasi.
P = lanjutkan intervensi.
S = -
O = Kulit bersih, telinga dan kuku bersih, mulut tidak berbau.
A = Masalah teratasi.
P = -
Jam 18.00S = -
O = Poersi makan dihabiskan
A = Nutrisi tetap adekuat
P = -
Hari / DX IMPLEMENTASI EVALUASI
16
TanggalRabu,15 Ags2007
Kamis,16 Ags2007
I
II
III
IV
Jam 16.00Memberikan biscuit regal dengan hasil makan dua buah dan air putih 150 cc.
Jam 08.30.Ivfd RL sudah tidak terpasang lagi.
Jam 08.40.- Klien sudah bisa beraktivitas lagi
karena Klien sudah bisa pulang kerumah.
- Tidak lemah lagi.- Enegi Klien mulai npulih kembali- Nyeri epigastrum sudah tidak terasa
lagi.
Jam 09.00.Porsi makan bubur dihabiskan 6 – 7 sendok makan.
Jam 09.30Kuku sudah bersih, telinga bersih, kulit bersih. Tapi pasien belum mandi rambut masih kotor.
S = -
O = IVFD RL ditangan kiri sudah tidak terpasang lagi.
A = masalah teratasi.
P = -
S = -O = Porsi makan dihabiskan Dengan bubur 6-7 sdk.A = masalah teratasi sebagian.P = -
S = -O = Pasien belum mandiA = masalah belum teratasi.P = -
MATERI PENYULUHAN
17
Definisi.
Thypoid fever adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan. Thypoid fever merupakan penyakit menular yang sumber infeksinya dari feser
dan urine, sedangkan lalat sebagai pembawah / penyebar kuman tersebut.
Etioligi.
Salmonela Thyposa.
Gambaran Klinis.
1. Nyeri kepala, lemah, lesu, dan nyeri perut.
2. Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu.
3. Gangguan pada saluran cerna : bibir kering dan pecah – pecah, lidah ditutupi putih
kotor. Meteorismus : mual, tidak napsu makan.
4. Gangguan kesadaran, penurunan kesadaran.
5. Epitaksis.
6. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan prosespenyakit.
Perawatan dan Pengobatan.
a. Berikan makanan lunak.
b. Istirahat mutlak sampai demam turun.
c. Pembuangan fases dan urine, harus dibuang di WC dan disiram air sebanyak – banyak.
d. Pelihara kebersihan lingkungan serta air minumyang bersih dan dimasak mendidih.
e. Anak yang sudah sekolah supaya dinasehatkan jangan membeli jajan / makanan yang
tidak ditutup.
f. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
g. Rendam pakaian kotor dengan desinfektan.
h. Beri minum obat sesuai dosis dokter.
i. Kontrol secara teratur ditempat pelayanan kesehatan.
18
16, Agustus 2007 Penyuluhan atau Ceramah kepada Klien dan Keluarga.
1. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d Intake yang kurang.
Klien dianjurkan agar makan secara teratur dengan porsi makan sedikit tapi dihabiskan
dengan sesering mungkin, Klien makan makanan yang lunak tidak pedas karena
penyembuhan penyakit, sebelum makan Klien jangan lupa cuci tangan dan berdoa. Karena
Klien usia sekolah diharapkan agar jangan jajan sembarangan dan sebaiknya bekal
makanan dibawah dari rumah, sebelum kesekolah Klien jangan lupa sarapan.
2. Pemenuhan personal Hygiene berhubungan dengan proses penyakit.
Klien diharapkan mandi dengan memakai sabun dan mancuci rambut memakai sampo 1 –
2 kali sehari dengan air hangat karena masih dalam proses penyembuhan / pemulihan
tubuh. Klien menggosok gigi 2x setiap hari dan membersihkan kuku, telinga dan lain –
lain.
19
Materi Penyuluhan : Thipoid Fever.Tujuan : Klien sembuh dan tidak terkena lagi Typoid fever..Sasaran : Klien dan orang tuaTempat : Irine E bawah kamar 7, RSU Prof. Kandouw, Manado.Tanggal : 14/08/2007 – 16/08/2007Waktu : 45 menit
Health Education About
Thipoid Fever
1. Pengertian.
- Thipoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu 63an kesadaran
- Thipoid fever merupakan penyakit menular yang sumber infeksinya
dari feses dan urine, sedangkan lalat sebagai pembawa/ penyenar kuman tersebut.
2. Patofisiologi
- Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnakan
dalam lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus,
kejaringan Limfoid dan berkembang biak menyerang villi usus halus kemudian
kuman masuk keperedaran darah (bakterimia primer), dan mencapai sel-sel setikulo
endoteleal, hati, limpa dan organ-organ.
3. Etiologi
Kuman salmonella tyhosa.
4. Manifestasi Klinis
- Neri kepala, lemah, lesu.
- Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selam 3 minggu.
- Gangguan pada saluran cerna.
- Gangguan kesadaran.
- Epitaksis.
5. Penatalaksanaan Terapeutik
- Isolasi, desinfeksi pakaian dan ekskreta.
- Istirahat selama demam hingga dua minggu.
- Diet tinggi kalori, tinggi protein, tidak mengandung banyak serat.
- Pemberian antibiotic Kloromfenikol dengan dosis tinggi.
20
21