sap anc tm i

28
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Pembahasan : ANC TM I Sub pokok pembahasan : Perubahan Fisiologis Ketidaknyaman Tanda bahaya kehamilan (abortus habitualis) Nutrisi (kebiasaan minum jamu) Pentingnya kunjungan kehamilan Sasaran : Ibu hamil di Desa Argosari Hari/tanggal : Jum’at, 13 November 205 Tempat : Rumah warga Pukul : 15.00 – 17.00 WIB Penyuluh : Mahasiswa S1 Kebidanan FKUB A. Tujuan Tujuan Umum

Upload: dewi-larasati

Post on 17-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: SAP ANC TM I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : ANC TM I

Sub pokok pembahasan :

Perubahan Fisiologis

Ketidaknyaman

Tanda bahaya kehamilan (abortus habitualis)

Nutrisi (kebiasaan minum jamu)

Pentingnya kunjungan kehamilan

Sasaran : Ibu hamil di Desa Argosari

Hari/tanggal : Jum’at, 13 November 205

Tempat : Rumah warga

Pukul : 15.00 – 17.00 WIB

Penyuluh : Mahasiswa S1 Kebidanan FKUB

A. Tujuan

Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama ± 30 menit tentang ANC TM I diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan ibu hamil terutama kehamilan 3 bulan pertama.

Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama ± 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu :

1. Menjelaskan tanda perubahan fisiologis

Page 2: SAP ANC TM I

2. Mengetahui tanda bahaya kehamilan

3. Menjelaskan mengenai ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil

4. Mengetahui nutrisi yang baik bagi ibu hamil

5. Melakukan kunjungan kehamilan sesuai jadwal

B. Materi (terlampir)

Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :

1. Perubahan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil

2. Tanda - tanda bahaya kehamilan

3. Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil

4. Nutrisi yang baik bagi ibu hamil

5. Pentingnya kunjungan kehamilan

C. Media

Leaflet

D. Metode Penyuluhan

Ceramah

Tanya jawab

E. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Ibu

1 Pembukaan

(5 menit)

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menggali pengetahuan

ibu hamil mengenai

kehamilan

4. Menjelaskan tujuan

Penyuluhan

5. Membuat kontrak

waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Menjawab pertanyaan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Menyetujui kontrak

waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang

Perubahan fisiologis

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

Page 3: SAP ANC TM I

(20 menit) yang dialami oleh ibu

hamil

Tanda - tanda bahaya

kehamilan

Ketidaknyamanan

yang dialami oleh ibu

hamil

Nutrisi yang baik bagi

ibu hamil

Pentingnya kunjungan

kehamilan

2. Memberikan kesempatan

untuk bertanya

3. Menjawab pertanyaan

peserta

penjelasan Penyuluh

2. Aktif bertanya

3. Mendengarkan

3 Penutup

(1menit)

1. Menyimpulkan materi

yang disampaikan oleh

penyuluh

2. Mengevaluasi ibu hamil

atas penjelasan yang

disampaikan dan

penyuluh menanyakan

kembali mengenai materi

penyuluhan

3. Salam Penutup

1. Mendengarkan dan

Memperhatikan

2. Menjawab pertanyaan

yang diberikan

3. Menjawab salam

F. Evaluasi lisan dan tertulis

1. Sebutkan 3 hal perubahan yang normal dialami oleh ibu hamil ?

2. Sebutkan 2 ketidaknyamanan yang mungkin dialami oleh ibu hamil ?

3. Sebutkan salah satu tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan 3 bulan pertama?

Page 4: SAP ANC TM I

4. Resiko apa yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi jamu ?

5. Berapa kali minimal ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya?

MATERI

1. PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS KEHAMILAN TRIMESTER I

Kehamilan mempengaruhi tubuh wanita secara keseluruhan dengan  menimbulkan

perubahan fisiologis yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ. Tubuh seorang

wanita hamil harus:

–          Melindungi embrio/janin yang sedang berkembang

–          Memberikan semua yang diperlukan embrio/janin

–          Beradaptasi untuk menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin

–          Mempersiapkan pemberian makanannya ketika janin lahir

Sebagian besar perubahan pada tubuh seorang wanita hamil bersifat temporer dan

kebanyakan dipengaruhi oleh kerja hormonal (Helen, 2001)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kehamilan akan mempengaruhi sistem-sistem organ

pada tubuh. Berikut akan dijelaskan perubahan-perubahan pada sistem organ wanita hamil

khususnya pada trimester I:

1.    Sistem endokrin

Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan

progesteron. Fungsi utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan

desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut.

2.    Sistem reproduksi

Tidak diragukan lagi organ-organ pada sistem reproduksi mengalami perubahan dalam masa

hamil. Mulai dari uterus, vagina, ovarium, dan lain-lain.

1)   Uterus

Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai respon terhadap

stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat:

–       peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

–       hiperpalsia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi

(pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada)

–       perkembangan desidua

Page 5: SAP ANC TM I

Selain bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-

dinding otot menguat dan menjadi lebih elastis. Pada saat konsepsi, uteris berbentuk seperti buah

pir terbalik

Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe

mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya, uterus, serviks, dan istmus melunak

secara progresif dan serviks menjadi agak kebiruan (tanda Chadwick, tanda kemungkinan

kehamilan). Pada sekitar minggu ke-7 dan ke-8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut:

istmus melunak dan dapat ditekan (tanda Hegar), serviks melunak (tanda Goodell), dan fundus

pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald). Ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Setelah

minggu ke-8, korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan (Bobak, dkk.,

2005)

2)   Vagina

Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna yang hampir biru (normalnya, warna

bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan

oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron. Sekresi vagina yang normalnya

bersifat asam meningkat secara bermakna (Helen, 2001).

Peningkatan keasaman (pH) mengakibatkan wanita hamil lebih rentan terkena infeksi vagina,

khususnya infeksi jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat membuat

lingkungan vagina cocok untuk infeksi jamur (Bobak, dkk., 2005)

Stimulasi estrogen menyebabkan deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya glikogen. Sel-

sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan, disebut

leukore (Bobak, dkk., 2005)

3)   Payudara

Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan

kadar estrogen, progesteron, laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini

menimbulkan proliferasi jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada

payudara. Sedikit pembesaran pada payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin

dialami, khususnya oleh primigravida, pada kehamilan minggu ke-4 (Helen, 2001).

Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang tajam. Puting susu dan

areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting

susu menjadi lebih erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea yang muncul di areola primer dan disebut

Page 6: SAP ANC TM I

tuberkel Montgomery dapat terlihat di sekitar puting susu. Kelenjar sebasea ini mempunyai

peran protektif sebagai pelumas puting susu. Kelembutan puting susu terganggu, jika lemak

pelindung ini dicuci dengan sabun (Bobak, dkk., 2005).

Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah

yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru

di bawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida

(Bobak, dkk., 2005)

3.    Sistem kardiovaskuler

Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan sistem kardiovaskuler yang

ekstensif, baik aspek anatomis maupun fisiologis. Adaptasi kardiovaskuler melindungi fungsi

fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan

kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.

Adaptasi kehamilan pada sistem kardiovaskuler meliputi hemodilusi, tekanan darah, dan daya

pembekuan darah (Helen, 2001).

1)   Hemodilusi

Volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak 40-50% untuk memenuhi kebutuhan

bagi sirkulasi plasenta. Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai ke-

12. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk

siistem vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan janin dan

ibu yang adekuat saat berdiri atau terlentang, dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang

hilang selama proses melahirkan dan puerperium (Bobak, dkk., 2005).

Volume plasma meningkat lebih banyak daripada volume sel darah merah. Karena itu, terjadi

keadaan hemodilusi dengan penurunan kadar hemoglobin yang menyolok. Keadaan ini disebut

anemia fisiologis kehamilan dan mungkin menyebabkan keluhan mudah lelah serta perasaan

akan pingsan seperti yang dialami sebagian wanita hamil (Helen, 2001).

2)   Tekanan darah

Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah. Jantung harus memompa

dengan kekuatan yang lebih besar, khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit

dilatasi. Progesteron akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos dan menyebabkan dilatasi

dinding pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan dari jantung. Dengan

demikian, tekanan darah harus mendekati nilai pada keadaan tidak hamil. Walau demikian,

Page 7: SAP ANC TM I

seorang wanita hamil cenderung mengalami hipotensi supinasio jika berbaring terlentang, karen

vena kava inferior akan tertekan oleh isi uterus (Helen, 2001).

3)   Daya pembekuan darah

Daya pembekuan darah atau koagubilitas mengalami peningkatan selama kehamilan. Hal ini

dapat berakibat terjadinya trombosis vena. Jika koagubilitas ini tidak berhasil ditingkatkan, maka

pada saat melahirkan akan terdapat ancaman perdarahan yang hebat (Helen, 2001).

4.    Sistem integumen

Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan

sekresi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone). Akibat yang ditimbulkan oleh

peningkatan kadar MSH bervariasi menurut warna kulit alami wanita tersebut. Pigmentasi yang

lebih gelap terjadi pada wajah (kloasma), garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus

hingga rambut pubis: linea nigra), puting dan areola mammae (Helen, 2001)

5.    Sistem pernafasan

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan oksigen

ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju

metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen uterus dan payudara. Janin memerlukan oksigen

dan suatu cara membuang karbondioksida.

Uterus yang membesar akan mendorong diafragma ke atas sehingga mengubah bentuk toraks

namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi respirasi meningkat untuk mendapatkan lebih

banyak oksigen yang diperlukan. Keadaan ini dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi.

Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan ambang

karbondioksida. Progesteron dan estrogen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat

pernafasan terhadap karbondioksida. Beberapa wanita mengeluh mengalami dispnea saat

istirahat.

6.    Sistem perkemihan

Perubahan pada traktus urinarius disebabkan oleh faktor hormonal dan mekanis. Dengan

pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, uterus akan lebih banyak menyita

tempat dalam panggul. Dengan demikian, tempat bagi pembesaran kandung kemih akan

berkurang dan tekanan pada kandung kemih semakin sering dirasakan. Hal tersebut

menyebabkan meningkatnya frekuensi berkemih (Helen, 2001).

7.    Sistem pencernaan

Page 8: SAP ANC TM I

Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan

muntah. Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi kemungkinan besar keadaan ini merupakan

reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Jika berlangsung melebihi 14

minggu atau bila berat (hiperemesis), maka keadaan ini dianggap abnormal (Helen, 2001).

2. KETIDAKNYAMANAN PADA TRIMESTER I DAN CARA MENGATASINYA

Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita sehingga menimbulkan

perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Adapun

beberapa kondisi ketidaknyamanan saat kehamilan trimester I yaitu:

Ketidaknyamanan Payudara

a) Nyeri,rasa penuh atau tegang

b) Pengeluaran colostrums (susu jolong)

c) Hiperpigmentasi (penghitaman kulit)

Penyebabnya : Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi. Adanya

peningkatan  pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi)

Cara mengatasinya:

a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara

b) Pakai nipple pad (bantalan) yg dapat menyerap pengeluaran kolostrum.

c) Ganti segera jika kotor , bersihkan dengan air hangat dan jaga agar tetap kering

Peningkatan frekwensi urinasi

Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan saat batuk, bersin dan tertawa (stress

incontinence).

Penyebab : Berkurangnya kapasitas kandung kencing akibat penekanan rahim

Cara mengatasi:

a) Kosongkan kandung kencing secara teratur

b) Batasi minum di malam hari

c) Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah

Rasa lemah dan mudah lelah

Penyebab:

Page 9: SAP ANC TM I

a) Peningkatan metabolisme

b) Peningkatan hormone estrogen/progesterone,relaxin dan HCG

Cara mengatas i: Istirahat sesuai kebutuhan konsumsi menu seimbang untuk mencegah

anemia (kurang darah)

Mual dan muntah

Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning sickness)

Penyebab:

a) Respon emosional ibu terhadap kehamilan

b) Peningkatan hormone HCG

Cara mengatasi:

a) Hindari perut kosong atau penuh

b) Hindari merokok atau asap rokok

c) Makan makanan tinggi karbohidrat: biscuit

d) Makan dengan porsi sedikit tapi sering

e) Istirahat di bed sampai gejala mereda

f) Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan / bidan setempat bila mual, muntah

terus menerus.

Pengeluaran Air Ludah Berlebihan ( Piyalism )

Penyebab : Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormon esterogen. Malas menelan

ludah akibat mual.

Cara Mengatasi : Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk memberikan

kenyamanan

Keputihan

Penyebab

a.       Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel

b.      Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim

Cara Mengatasi

a.       Jangan membilas bagian dalam vagina

b.      Kenakan pembalut wanita

Page 10: SAP ANC TM I

c.       Jaga kebersihan alat kelamin ( termasuk membersihkan dari arah depan ke

belakang)

d.      Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau perubahan

sifat dan warna

Ginggivitis dan Epulis

Peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan mudah berdarah

Penyebab : Peningkatan pembentukan gusi dan peniingkatan pembuluh darah pada gusi

Cara Mengatasi

a.       Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah

b.      Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut

Hidung Tersumbat, Mimisan ( Epitaksis )

Penyebab: Peningkatan pembuluh darah pada membran mukosa hidung

Cara Mengatasi

a.       Hirup uap hangat

b.      Hindari perlukaan pada hidung

Jika perlu gunakan tetes hidung Pusing/sakit kepala

Penyebab

a.    Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta

keletihan

b.   Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang

berubah

Cara Meringankan/Mencegah

a.      Teknik relaksasi

b.      Memassase leher dan otot bahu

c.       Penggunaan kompres panas atau es pada leher

d.      Istirahat

e.       Mandi air hangat

Pengobatan

1)      Penggunaan yang bijaksana dari tylenol/paracetamol

Page 11: SAP ANC TM I

2)      Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik

Kelelahan

Penyebab: Penurunan dan perubahan laju metabolism basal pada awal kehamilan

Cara meringankan/mengatasi

a.       Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan

b.      Anjurkan ibu untuk sering istirahat

c.       Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik

3. Tanda-tanda bahaya kehamilan TM 1

1) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering

kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula

timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu

diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini

disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.

Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian

gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari

menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis

gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya

penyakit.

Mual muntah dapat diatasi dengan

1. Makan sedikit tapi sering

2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.

4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering

pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.

5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta

makanan lain.

6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual

Page 12: SAP ANC TM I

7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi

8. Istirahat cukup

9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat

memicu rasa mual

2) Perdarahan pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa

kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat

berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.

Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan

pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah,

respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun

tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut

kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera

memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan

restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan. Perdarahan ringan membutuhkan waktu

lebih dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Perdarahan berat

membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.

Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:

1. Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia

22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.

Macam-macam abortus yaitu:

A. Abortus Imminens

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.

Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui

ostium uteri eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus

sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan

positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan

aktivitas fisik berlebihan atau hubungan sek sual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan

antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus

Page 13: SAP ANC TM I

berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan

adanya penyebab lain.

B. Abortus Insipiens 

Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu

dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam

uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah.Penanganannya: bila ada

tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian

keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri

obat–obat uterotonika dan antibiotika.

C. Abortus Inkomplit

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam,

kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang

sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.

Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga dapat

menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi

dikeluarkan. Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan, segera atasi syok,

setelah keadaan menbaik baru dilakukan pengeluaran sisa konsepsi.Penanganannya: bila ada

tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian

keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri

obat–obat uterotonika dan antibiotika.

D. Abortus komplit

Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit,

ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.

Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah

sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan

pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu diberi sulfas ferrosus

(tablet Fe) atau transfusi.

Page 14: SAP ANC TM I

E. Missed abortion

Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalamrahim

dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud

agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan

dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.

F. Abortus Habitualis adalah peristiwa terjadinya abortus spontan sebanyak dua kali atau

lebih secara berturut-turut. Biasanya pada Abortus Habitualis, pasien tidak susah untuk

hamil, namun secara berturut-turut megalami keguguran dalam usia kehamilan kurang dari

28 minggu. Abortus habitualis dapat disebabkan karena berbagai hal, bisa karena kelainan

genetik istri/suami yang menyebabkan ovum/sperma tidak normal sehingga hasil konsepsi

tidak bisa bertahan lama, bisa juga karena malfungsi endometrium yang membuat hasil

konsepsi tidak berkembang/mudah mati, mungkin bisa juga karena kelainan kondisi uterus

atau penyebab lainnya.

G. Kehamilan ektopik terganggu

Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar

cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini

dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.

Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri

perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan

perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.

Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu.

Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada

kehamilan ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri

menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.

Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan

mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar,

sehingga sulit membuat diagnosis.

H. KehamilanMola

Page 15: SAP ANC TM I

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan

jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu

berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran

bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.

4. Nutrisi Bagi Ibu Hamil

Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien dan mikronutrien seperti yang

dijelaskan dibawah ini:

Karbohidrat : terjadi peningkatan metabolism 15% selama hamil dan membutuhkan

karbohidrat untuk memenuhi peningkatan metabolism tersebut. Pada trimester pertama

tidak dibutuhkan tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin hanya

15 gram.  Pada trimester kedua memerlukan tambahan 340 tambahan kalori setiap hari

dan 450 kalori setiap hari selama trimester ketiga. Semuanya dibutuhkan untuk

pertumbuhan janin yang memadai dan untuk mendukung metabolisme ibu yang lebih

tinggi.

Protein : penting untuk pertumbuhan dan merupakan komponen penting dari janin,

plasenta, cairan amnion, darah dan jaringan ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin

dalam bentuk asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena asupan kalori

dan protein yang seimbang dapat memberikan efek yang positif terhadap pertumbuhan

janin. Jumlah protein yang dianjurkan bagi ibu hamil sebesar 70 gram per hari, baik dari

protein hewani maupun nabati. Kekurangan protein pada masa hamil akan

mengakibatkan BBLR, gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain

menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada kematangan seksual

maupun fungsi seksual di kemudian hari.

Zat Besi : Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama kehamilan, dimulai

setelah rasa mual hilang umumnya pada trimester II. Tablet besi ini jangan diminum

bersama teh, susu, atau kopi karena mengganggu penyerapan. Ibu hamil  sebaiknya

mengkonsumsi tablet besi diantara waktu makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa

tablet besi tidak dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin yang normal,

karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan menyebabkan BBLR yang disebabkan

adanya hemokonsentrasi. Selain itu penelitian lain melaporkan bahwa kelebihan zat besi

Page 16: SAP ANC TM I

merupakan faktor risiko terhadap Diabetes tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk

perkembangan otak janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi dapat ditemukan di

daging merah, daging unggas, hati, kuning telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

Zink : penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses genetika yaitu transkripsi,

translasi, sintesis protein, sintesis DNA, divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari

limfosit. Kekurangan zinc berhubungan dengan malformasi, retardasi mental  serta

hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan neurosensory dan gangguan imunitas

dikemudian hari. Kebutuhan zinc pada ibu hamil adalah 11-12 mg per hari.

Kalsium : diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta pertumbuhan tulang janin.

Ibu hamil membutuhkan kalsium 400 mg perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran,

susu, kacang-kacangan, roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya dikonsumsi pada saat

makan dan diikuti dengan minum jus buah yang kaya akan vitamin C untuk membantu

penyerapan. Kalsium juga dapat diberikan pada ibu dengan riwayat preeklampsi pada

usia kehamilan >20 minggu, karena dapat mencegah berulangnya preeklampsi.

Asam Folat : dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin. Asam folat 400 mcg harus

diminum setiap hari sebanyak 90 butir selama kehamilan. Akan lebih baik jika

dikonsumsi sebelum terjadi konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum hamil. Zat

ini diperlukan untuk mencegah adanya kelainan bawaan seperti spina bifida, nuchal

translucency dan anencefali. Bahan makanan yang kaya akan asam folat antara lain

brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk, tomat, stroberi, pisang, anggur hijau dan roti

gandum.

Yodium : Yodium penting untuk perkembangan otak. Kekurangan yodium dapat

mengakibatkan kelahiran mati, cacat lahir, dan gangguan pertumbuhan otak

Vitamin A : Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk melindungi janin dari

masalah sistem kekebalan tubuh, penglihatan yang normal, infeksi, ekspresi gen dan

perkembangan embrionik. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja,  cacat

lahir pada dosis tinggi

Vitamin D diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Vitamin ini

dianjurkan agar dikonsumsi ole ibu nifas sebanyak 10 mikrogram setiap hari. Sumber

Page 17: SAP ANC TM I

vitamin D dapat ditemukan di susu dan produk susu lainnya, telur, daging, beberapa jenis

ikan seperti salmon, trout, mackerel, sarden, dan tuna segar

Omega-3 dan asam lemak : Penting untuk pertumbuhan otak dan mencegah prematuritas,

esensial untuk penglihatan. Omega-3 dan asam lemak juga dapat menurunkan kejadian

penyakit jantung. Omega – 3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300 milligram

untuk dikonsumsi oleh ibu hamil setiap hari. Bahan makanan yang mengandun omega-3

dan asam lemak dapat ditemukan di kapsul minyak ikan, ikan tertentu seperti salmon,

trout, mackerel, sardin dan tuna segar. Selain itu juga terdapat di minyak nabati seperti

minyak bunga matahari, minyak kenari dan lain-lain.

Bahaya Jamu Pada Ibu Hamil

Jamu merupakanramuan tradisional yang dibuat dari bahan – bahan alami berupa bagian

dari tumbuhan seperti rimpang(akar-akaran), daun-daunan, kulit batang,dan buah. Ada juga yang

menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Adapun

jamu biasanya diminum sebagai alternatif pengobatan yang bersifat herbal atau alami. Manfaat

dari jamu banyak sekali. Salah satunya dapat digunakan untuk mengatasi pegal linu, demam,

batuk, diare, panas dalam, melancarkan haid dan menambah nafsu makan. Nah, dari sekian

manfaat memang khasiat jamu tak kalah dengan obat – obatan kimia. Namun apakah jamu aman

dikonsumsi oleh ibu hamil?

Berdasarkan pengalaman dan beberapa referensi berikut efek negatif yang ditimbulkan

minum jamu saat hamil:

1. Menyebabkan keguguran, untuk jamu kunir asam yang bersifat membersihkan dinding

rahim, maka untuk ibu hamil muda perlu berhati – hati, karena janin belum terlalu kuat

menempel pada dinding rahim dan dapat beresiko menyebabkan keguguran.

2. Mengeruhkan air ketuban, jamu memiliki endapan yang yang mengeruhkan air ketuban

sehingga menyebabkan ketuban menjadi kental bahkan berwarna kehijauan dan akan

membahayakan jika sampai terhirup oleh janin.

3. Kulit janin berlapis atau berkerak, ini karena endapan jamu jika jamu dikonsumsi secara

rutin.

4. Plasenta lengket

Page 18: SAP ANC TM I

5. Kelainan jantung, jamu juga bisa menyebabkan kelainan pada jantung, salah satunya

adalah kebocoran jantung, terutama jika dikonsumsi saat hamil muda

5. Pentingnya Kunjungan Kehamilan

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat mengancam

jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal yaitu:

- 1 kali kunjungan antenatal selama trismester pertama (sebelum 14 minggu)

- 1 kali kunjungan selama trismester kedua (antara 14-28 minggu)

- 2 kali kunjungan selama trismester ketiga (antaa 28-36 minggu dan sesudah minggu

ke 36 pada setip kali kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi yang

sangat penting, uraian dibawah ini menekankan garis-garis besarnya.

1. Kunjungan : Trimester pertama

Waktu : Sebelum minggu ke-14 kehamilan

Pentingnya kunjungan pertama kehamilan :

Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

Mendeteksi masalah dan menanganinya .

Melakukan tindakan pencegahan terhadap tetanus neonatorum dengan imunisasi

TT, anemia zat besi dengan pemberian tablet Fe, dan terhadap penggunaan praktek

tradisional yang merugikan.

Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi.

Mendapatkan penjelasan tentang perilaku yang sehat (kebutuhan gizi selama hamil,

kebersihan tubuh , istirahat dan mengatasi keluhan saat minggu-minggu awal

kehamilan)