sap anc tm i
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Pembahasan : ANC TM I
Sub pokok pembahasan :
Perubahan Fisiologis
Ketidaknyaman
Tanda bahaya kehamilan (abortus habitualis)
Nutrisi (kebiasaan minum jamu)
Pentingnya kunjungan kehamilan
Sasaran : Ibu hamil di Desa Argosari
Hari/tanggal : Jum’at, 13 November 205
Tempat : Rumah warga
Pukul : 15.00 – 17.00 WIB
Penyuluh : Mahasiswa S1 Kebidanan FKUB
A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 30 menit tentang ANC TM I diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan ibu hamil terutama kehamilan 3 bulan pertama.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan tanda perubahan fisiologis
2. Mengetahui tanda bahaya kehamilan
3. Menjelaskan mengenai ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil
4. Mengetahui nutrisi yang baik bagi ibu hamil
5. Melakukan kunjungan kehamilan sesuai jadwal
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Perubahan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil
2. Tanda - tanda bahaya kehamilan
3. Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil
4. Nutrisi yang baik bagi ibu hamil
5. Pentingnya kunjungan kehamilan
C. Media
Leaflet
D. Metode Penyuluhan
Ceramah
Tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Ibu
1 Pembukaan
(5 menit)
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menggali pengetahuan
ibu hamil mengenai
kehamilan
4. Menjelaskan tujuan
Penyuluhan
5. Membuat kontrak
waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menjawab pertanyaan
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Menyetujui kontrak
waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang
Perubahan fisiologis
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
(20 menit) yang dialami oleh ibu
hamil
Tanda - tanda bahaya
kehamilan
Ketidaknyamanan
yang dialami oleh ibu
hamil
Nutrisi yang baik bagi
ibu hamil
Pentingnya kunjungan
kehamilan
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
penjelasan Penyuluh
2. Aktif bertanya
3. Mendengarkan
3 Penutup
(1menit)
1. Menyimpulkan materi
yang disampaikan oleh
penyuluh
2. Mengevaluasi ibu hamil
atas penjelasan yang
disampaikan dan
penyuluh menanyakan
kembali mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup
1. Mendengarkan dan
Memperhatikan
2. Menjawab pertanyaan
yang diberikan
3. Menjawab salam
F. Evaluasi lisan dan tertulis
1. Sebutkan 3 hal perubahan yang normal dialami oleh ibu hamil ?
2. Sebutkan 2 ketidaknyamanan yang mungkin dialami oleh ibu hamil ?
3. Sebutkan salah satu tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan 3 bulan pertama?
4. Resiko apa yang mungkin terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi jamu ?
5. Berapa kali minimal ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya?
MATERI
1. PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS KEHAMILAN TRIMESTER I
Kehamilan mempengaruhi tubuh wanita secara keseluruhan dengan menimbulkan
perubahan fisiologis yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ. Tubuh seorang
wanita hamil harus:
– Melindungi embrio/janin yang sedang berkembang
– Memberikan semua yang diperlukan embrio/janin
– Beradaptasi untuk menyediakan tempat bagi pertumbuhan embrio/janin
– Mempersiapkan pemberian makanannya ketika janin lahir
Sebagian besar perubahan pada tubuh seorang wanita hamil bersifat temporer dan
kebanyakan dipengaruhi oleh kerja hormonal (Helen, 2001)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kehamilan akan mempengaruhi sistem-sistem organ
pada tubuh. Berikut akan dijelaskan perubahan-perubahan pada sistem organ wanita hamil
khususnya pada trimester I:
1. Sistem endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan
progesteron. Fungsi utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan
desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut.
2. Sistem reproduksi
Tidak diragukan lagi organ-organ pada sistem reproduksi mengalami perubahan dalam masa
hamil. Mulai dari uterus, vagina, ovarium, dan lain-lain.
1) Uterus
Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai respon terhadap
stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat:
– peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
– hiperpalsia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi
(pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada)
– perkembangan desidua
Selain bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-
dinding otot menguat dan menjadi lebih elastis. Pada saat konsepsi, uteris berbentuk seperti buah
pir terbalik
Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe
mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya, uterus, serviks, dan istmus melunak
secara progresif dan serviks menjadi agak kebiruan (tanda Chadwick, tanda kemungkinan
kehamilan). Pada sekitar minggu ke-7 dan ke-8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut:
istmus melunak dan dapat ditekan (tanda Hegar), serviks melunak (tanda Goodell), dan fundus
pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald). Ini adalah tanda kemungkinan kehamilan. Setelah
minggu ke-8, korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan (Bobak, dkk.,
2005)
2) Vagina
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna yang hampir biru (normalnya, warna
bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan
oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron. Sekresi vagina yang normalnya
bersifat asam meningkat secara bermakna (Helen, 2001).
Peningkatan keasaman (pH) mengakibatkan wanita hamil lebih rentan terkena infeksi vagina,
khususnya infeksi jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat membuat
lingkungan vagina cocok untuk infeksi jamur (Bobak, dkk., 2005)
Stimulasi estrogen menyebabkan deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya glikogen. Sel-
sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan, disebut
leukore (Bobak, dkk., 2005)
3) Payudara
Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan
kadar estrogen, progesteron, laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini
menimbulkan proliferasi jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada
payudara. Sedikit pembesaran pada payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin
dialami, khususnya oleh primigravida, pada kehamilan minggu ke-4 (Helen, 2001).
Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang tajam. Puting susu dan
areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting
susu menjadi lebih erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea yang muncul di areola primer dan disebut
tuberkel Montgomery dapat terlihat di sekitar puting susu. Kelenjar sebasea ini mempunyai
peran protektif sebagai pelumas puting susu. Kelembutan puting susu terganggu, jika lemak
pelindung ini dicuci dengan sabun (Bobak, dkk., 2005).
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah
yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru
di bawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida
(Bobak, dkk., 2005)
3. Sistem kardiovaskuler
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan sistem kardiovaskuler yang
ekstensif, baik aspek anatomis maupun fisiologis. Adaptasi kardiovaskuler melindungi fungsi
fisiologi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan
kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
Adaptasi kehamilan pada sistem kardiovaskuler meliputi hemodilusi, tekanan darah, dan daya
pembekuan darah (Helen, 2001).
1) Hemodilusi
Volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak 40-50% untuk memenuhi kebutuhan
bagi sirkulasi plasenta. Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke-10 sampai ke-
12. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk
siistem vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan janin dan
ibu yang adekuat saat berdiri atau terlentang, dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang
hilang selama proses melahirkan dan puerperium (Bobak, dkk., 2005).
Volume plasma meningkat lebih banyak daripada volume sel darah merah. Karena itu, terjadi
keadaan hemodilusi dengan penurunan kadar hemoglobin yang menyolok. Keadaan ini disebut
anemia fisiologis kehamilan dan mungkin menyebabkan keluhan mudah lelah serta perasaan
akan pingsan seperti yang dialami sebagian wanita hamil (Helen, 2001).
2) Tekanan darah
Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah. Jantung harus memompa
dengan kekuatan yang lebih besar, khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit
dilatasi. Progesteron akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos dan menyebabkan dilatasi
dinding pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan dari jantung. Dengan
demikian, tekanan darah harus mendekati nilai pada keadaan tidak hamil. Walau demikian,
seorang wanita hamil cenderung mengalami hipotensi supinasio jika berbaring terlentang, karen
vena kava inferior akan tertekan oleh isi uterus (Helen, 2001).
3) Daya pembekuan darah
Daya pembekuan darah atau koagubilitas mengalami peningkatan selama kehamilan. Hal ini
dapat berakibat terjadinya trombosis vena. Jika koagubilitas ini tidak berhasil ditingkatkan, maka
pada saat melahirkan akan terdapat ancaman perdarahan yang hebat (Helen, 2001).
4. Sistem integumen
Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan
sekresi hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormone). Akibat yang ditimbulkan oleh
peningkatan kadar MSH bervariasi menurut warna kulit alami wanita tersebut. Pigmentasi yang
lebih gelap terjadi pada wajah (kloasma), garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus
hingga rambut pubis: linea nigra), puting dan areola mammae (Helen, 2001)
5. Sistem pernafasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan oksigen
ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen uterus dan payudara. Janin memerlukan oksigen
dan suatu cara membuang karbondioksida.
Uterus yang membesar akan mendorong diafragma ke atas sehingga mengubah bentuk toraks
namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi respirasi meningkat untuk mendapatkan lebih
banyak oksigen yang diperlukan. Keadaan ini dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi.
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan ambang
karbondioksida. Progesteron dan estrogen diduga menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat
pernafasan terhadap karbondioksida. Beberapa wanita mengeluh mengalami dispnea saat
istirahat.
6. Sistem perkemihan
Perubahan pada traktus urinarius disebabkan oleh faktor hormonal dan mekanis. Dengan
pembesaran yang terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, uterus akan lebih banyak menyita
tempat dalam panggul. Dengan demikian, tempat bagi pembesaran kandung kemih akan
berkurang dan tekanan pada kandung kemih semakin sering dirasakan. Hal tersebut
menyebabkan meningkatnya frekuensi berkemih (Helen, 2001).
7. Sistem pencernaan
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual dan
muntah. Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi kemungkinan besar keadaan ini merupakan
reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Jika berlangsung melebihi 14
minggu atau bila berat (hiperemesis), maka keadaan ini dianggap abnormal (Helen, 2001).
2. KETIDAKNYAMANAN PADA TRIMESTER I DAN CARA MENGATASINYA
Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita sehingga menimbulkan
perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Adapun
beberapa kondisi ketidaknyamanan saat kehamilan trimester I yaitu:
Ketidaknyamanan Payudara
a) Nyeri,rasa penuh atau tegang
b) Pengeluaran colostrums (susu jolong)
c) Hiperpigmentasi (penghitaman kulit)
Penyebabnya : Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi. Adanya
peningkatan pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi)
Cara mengatasinya:
a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara
b) Pakai nipple pad (bantalan) yg dapat menyerap pengeluaran kolostrum.
c) Ganti segera jika kotor , bersihkan dengan air hangat dan jaga agar tetap kering
Peningkatan frekwensi urinasi
Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan saat batuk, bersin dan tertawa (stress
incontinence).
Penyebab : Berkurangnya kapasitas kandung kencing akibat penekanan rahim
Cara mengatasi:
a) Kosongkan kandung kencing secara teratur
b) Batasi minum di malam hari
c) Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah
Rasa lemah dan mudah lelah
Penyebab:
a) Peningkatan metabolisme
b) Peningkatan hormone estrogen/progesterone,relaxin dan HCG
Cara mengatas i: Istirahat sesuai kebutuhan konsumsi menu seimbang untuk mencegah
anemia (kurang darah)
Mual dan muntah
Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning sickness)
Penyebab:
a) Respon emosional ibu terhadap kehamilan
b) Peningkatan hormone HCG
Cara mengatasi:
a) Hindari perut kosong atau penuh
b) Hindari merokok atau asap rokok
c) Makan makanan tinggi karbohidrat: biscuit
d) Makan dengan porsi sedikit tapi sering
e) Istirahat di bed sampai gejala mereda
f) Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan / bidan setempat bila mual, muntah
terus menerus.
Pengeluaran Air Ludah Berlebihan ( Piyalism )
Penyebab : Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormon esterogen. Malas menelan
ludah akibat mual.
Cara Mengatasi : Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk memberikan
kenyamanan
Keputihan
Penyebab
a. Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel
b. Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim
Cara Mengatasi
a. Jangan membilas bagian dalam vagina
b. Kenakan pembalut wanita
c. Jaga kebersihan alat kelamin ( termasuk membersihkan dari arah depan ke
belakang)
d. Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau perubahan
sifat dan warna
Ginggivitis dan Epulis
Peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan mudah berdarah
Penyebab : Peningkatan pembentukan gusi dan peniingkatan pembuluh darah pada gusi
Cara Mengatasi
a. Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah
b. Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut
Hidung Tersumbat, Mimisan ( Epitaksis )
Penyebab: Peningkatan pembuluh darah pada membran mukosa hidung
Cara Mengatasi
a. Hirup uap hangat
b. Hindari perlukaan pada hidung
Jika perlu gunakan tetes hidung Pusing/sakit kepala
Penyebab
a. Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta
keletihan
b. Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang
berubah
Cara Meringankan/Mencegah
a. Teknik relaksasi
b. Memassase leher dan otot bahu
c. Penggunaan kompres panas atau es pada leher
d. Istirahat
e. Mandi air hangat
Pengobatan
1) Penggunaan yang bijaksana dari tylenol/paracetamol
2) Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik
Kelelahan
Penyebab: Penurunan dan perubahan laju metabolism basal pada awal kehamilan
Cara meringankan/mengatasi
a. Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan
b. Anjurkan ibu untuk sering istirahat
c. Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik
3. Tanda-tanda bahaya kehamilan TM 1
1) Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian
gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya
penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering
pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta
makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat
memicu rasa mual
2) Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat
berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan
pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah,
respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun
tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut
kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera
memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan
restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan. Perdarahan ringan membutuhkan waktu
lebih dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Perdarahan berat
membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
1. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Macam-macam abortus yaitu:
A. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui
ostium uteri eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus
sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan
aktivitas fisik berlebihan atau hubungan sek sual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan
antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus
berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan
adanya penyebab lain.
B. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah.Penanganannya: bila ada
tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian
keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri
obat–obat uterotonika dan antibiotika.
C. Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam,
kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga dapat
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan. Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan, segera atasi syok,
setelah keadaan menbaik baru dilakukan pengeluaran sisa konsepsi.Penanganannya: bila ada
tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian
keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri
obat–obat uterotonika dan antibiotika.
D. Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit,
ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah
sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan
pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu diberi sulfas ferrosus
(tablet Fe) atau transfusi.
E. Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalamrahim
dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud
agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan
dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
F. Abortus Habitualis adalah peristiwa terjadinya abortus spontan sebanyak dua kali atau
lebih secara berturut-turut. Biasanya pada Abortus Habitualis, pasien tidak susah untuk
hamil, namun secara berturut-turut megalami keguguran dalam usia kehamilan kurang dari
28 minggu. Abortus habitualis dapat disebabkan karena berbagai hal, bisa karena kelainan
genetik istri/suami yang menyebabkan ovum/sperma tidak normal sehingga hasil konsepsi
tidak bisa bertahan lama, bisa juga karena malfungsi endometrium yang membuat hasil
konsepsi tidak berkembang/mudah mati, mungkin bisa juga karena kelainan kondisi uterus
atau penyebab lainnya.
G. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar
cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini
dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri
perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan
perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu.
Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada
kehamilan ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri
menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan
mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar,
sehingga sulit membuat diagnosis.
H. KehamilanMola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan
jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
4. Nutrisi Bagi Ibu Hamil
Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien dan mikronutrien seperti yang
dijelaskan dibawah ini:
Karbohidrat : terjadi peningkatan metabolism 15% selama hamil dan membutuhkan
karbohidrat untuk memenuhi peningkatan metabolism tersebut. Pada trimester pertama
tidak dibutuhkan tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin hanya
15 gram. Pada trimester kedua memerlukan tambahan 340 tambahan kalori setiap hari
dan 450 kalori setiap hari selama trimester ketiga. Semuanya dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin yang memadai dan untuk mendukung metabolisme ibu yang lebih
tinggi.
Protein : penting untuk pertumbuhan dan merupakan komponen penting dari janin,
plasenta, cairan amnion, darah dan jaringan ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin
dalam bentuk asam amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena asupan kalori
dan protein yang seimbang dapat memberikan efek yang positif terhadap pertumbuhan
janin. Jumlah protein yang dianjurkan bagi ibu hamil sebesar 70 gram per hari, baik dari
protein hewani maupun nabati. Kekurangan protein pada masa hamil akan
mengakibatkan BBLR, gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain
menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada kematangan seksual
maupun fungsi seksual di kemudian hari.
Zat Besi : Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama kehamilan, dimulai
setelah rasa mual hilang umumnya pada trimester II. Tablet besi ini jangan diminum
bersama teh, susu, atau kopi karena mengganggu penyerapan. Ibu hamil sebaiknya
mengkonsumsi tablet besi diantara waktu makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa
tablet besi tidak dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau kadar feritin yang normal,
karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan menyebabkan BBLR yang disebabkan
adanya hemokonsentrasi. Selain itu penelitian lain melaporkan bahwa kelebihan zat besi
merupakan faktor risiko terhadap Diabetes tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk
perkembangan otak janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi dapat ditemukan di
daging merah, daging unggas, hati, kuning telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Zink : penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses genetika yaitu transkripsi,
translasi, sintesis protein, sintesis DNA, divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari
limfosit. Kekurangan zinc berhubungan dengan malformasi, retardasi mental serta
hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan neurosensory dan gangguan imunitas
dikemudian hari. Kebutuhan zinc pada ibu hamil adalah 11-12 mg per hari.
Kalsium : diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta pertumbuhan tulang janin.
Ibu hamil membutuhkan kalsium 400 mg perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran,
susu, kacang-kacangan, roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya dikonsumsi pada saat
makan dan diikuti dengan minum jus buah yang kaya akan vitamin C untuk membantu
penyerapan. Kalsium juga dapat diberikan pada ibu dengan riwayat preeklampsi pada
usia kehamilan >20 minggu, karena dapat mencegah berulangnya preeklampsi.
Asam Folat : dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin. Asam folat 400 mcg harus
diminum setiap hari sebanyak 90 butir selama kehamilan. Akan lebih baik jika
dikonsumsi sebelum terjadi konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum hamil. Zat
ini diperlukan untuk mencegah adanya kelainan bawaan seperti spina bifida, nuchal
translucency dan anencefali. Bahan makanan yang kaya akan asam folat antara lain
brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk, tomat, stroberi, pisang, anggur hijau dan roti
gandum.
Yodium : Yodium penting untuk perkembangan otak. Kekurangan yodium dapat
mengakibatkan kelahiran mati, cacat lahir, dan gangguan pertumbuhan otak
Vitamin A : Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk melindungi janin dari
masalah sistem kekebalan tubuh, penglihatan yang normal, infeksi, ekspresi gen dan
perkembangan embrionik. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, cacat
lahir pada dosis tinggi
Vitamin D diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Vitamin ini
dianjurkan agar dikonsumsi ole ibu nifas sebanyak 10 mikrogram setiap hari. Sumber
vitamin D dapat ditemukan di susu dan produk susu lainnya, telur, daging, beberapa jenis
ikan seperti salmon, trout, mackerel, sarden, dan tuna segar
Omega-3 dan asam lemak : Penting untuk pertumbuhan otak dan mencegah prematuritas,
esensial untuk penglihatan. Omega-3 dan asam lemak juga dapat menurunkan kejadian
penyakit jantung. Omega – 3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300 milligram
untuk dikonsumsi oleh ibu hamil setiap hari. Bahan makanan yang mengandun omega-3
dan asam lemak dapat ditemukan di kapsul minyak ikan, ikan tertentu seperti salmon,
trout, mackerel, sardin dan tuna segar. Selain itu juga terdapat di minyak nabati seperti
minyak bunga matahari, minyak kenari dan lain-lain.
Bahaya Jamu Pada Ibu Hamil
Jamu merupakanramuan tradisional yang dibuat dari bahan – bahan alami berupa bagian
dari tumbuhan seperti rimpang(akar-akaran), daun-daunan, kulit batang,dan buah. Ada juga yang
menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Adapun
jamu biasanya diminum sebagai alternatif pengobatan yang bersifat herbal atau alami. Manfaat
dari jamu banyak sekali. Salah satunya dapat digunakan untuk mengatasi pegal linu, demam,
batuk, diare, panas dalam, melancarkan haid dan menambah nafsu makan. Nah, dari sekian
manfaat memang khasiat jamu tak kalah dengan obat – obatan kimia. Namun apakah jamu aman
dikonsumsi oleh ibu hamil?
Berdasarkan pengalaman dan beberapa referensi berikut efek negatif yang ditimbulkan
minum jamu saat hamil:
1. Menyebabkan keguguran, untuk jamu kunir asam yang bersifat membersihkan dinding
rahim, maka untuk ibu hamil muda perlu berhati – hati, karena janin belum terlalu kuat
menempel pada dinding rahim dan dapat beresiko menyebabkan keguguran.
2. Mengeruhkan air ketuban, jamu memiliki endapan yang yang mengeruhkan air ketuban
sehingga menyebabkan ketuban menjadi kental bahkan berwarna kehijauan dan akan
membahayakan jika sampai terhirup oleh janin.
3. Kulit janin berlapis atau berkerak, ini karena endapan jamu jika jamu dikonsumsi secara
rutin.
4. Plasenta lengket
5. Kelainan jantung, jamu juga bisa menyebabkan kelainan pada jantung, salah satunya
adalah kebocoran jantung, terutama jika dikonsumsi saat hamil muda
5. Pentingnya Kunjungan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat mengancam
jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal yaitu:
- 1 kali kunjungan antenatal selama trismester pertama (sebelum 14 minggu)
- 1 kali kunjungan selama trismester kedua (antara 14-28 minggu)
- 2 kali kunjungan selama trismester ketiga (antaa 28-36 minggu dan sesudah minggu
ke 36 pada setip kali kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi yang
sangat penting, uraian dibawah ini menekankan garis-garis besarnya.
1. Kunjungan : Trimester pertama
Waktu : Sebelum minggu ke-14 kehamilan
Pentingnya kunjungan pertama kehamilan :
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan menanganinya .
Melakukan tindakan pencegahan terhadap tetanus neonatorum dengan imunisasi
TT, anemia zat besi dengan pemberian tablet Fe, dan terhadap penggunaan praktek
tradisional yang merugikan.
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
Mendapatkan penjelasan tentang perilaku yang sehat (kebutuhan gizi selama hamil,
kebersihan tubuh , istirahat dan mengatasi keluhan saat minggu-minggu awal
kehamilan)