salep nosib

11
28/11/2013 Evaluasi Salep Nosib I. Tujuan a. Mengetahui cara evaluasi dan uji stabilitas sediaan salep b. Mengetahui metode titrasi dalam penetapan kadar Asam Benzoat dan Asam Salisilat pada Salep Nosib II. Teori dan Monografi : a. Salep 1. Definisi Salep Menurut buku Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ansel, Salep adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang dimaksudkan untuk pemakaian pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata. Menurut Farmakope Indonesia edisi III, Salep (unguenta) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. Menurut Buku Ilmu Meracik Obat (IMO) Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan

Upload: mad-mad

Post on 18-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Salep Nosib

28/11/2013

Evaluasi Salep Nosib

I. Tujuan

a. Mengetahui cara evaluasi dan uji stabilitas sediaan salep

b. Mengetahui metode titrasi dalam penetapan kadar Asam Benzoat dan Asam Salisilat

pada Salep Nosib

II. Teori dan Monografi :

a. Salep

1. Definisi Salep

Menurut buku Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ansel, Salep adalah

preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang dimaksudkan untuk pemakaian

pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata.

Menurut Farmakope Indonesia edisi III, Salep (unguenta) adalah sediaan

setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat

harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Salep adalah sediaan setengah

padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir.

Menurut Buku Ilmu Meracik Obat (IMO) Salep adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya

harus larut atau terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok.

Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar obat dalam

salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik adalah 10%. Salep dapat

terdiri dari substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang

mengandung air dalam proporsi relative tinggi.

2. Fungsi Salep

- Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

- Sebagai bahan pelumas pada kulit

- Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan

larutan berair dan rangsang kulit.

Page 2: Salep Nosib

3. Dasar Salep

Berdasarkan komposisi dasar salep digolongkan ke dalam 4 kelompok besar:

(IMO)

- Dasar salep hidrokarbon

- Dasar salep absorbsi

- Dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dan

- Dasar salep yang larut dalam air

Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi dari salep tergantung pada

pemikiran yang cermat atas sejumlah faktor-faktor termasuk:

- Laju penglepasan yang diinginkan bahan obat dari dasar salep

- Keinginan peningkatan oleh dasar salep absorbs per kutan dari obat

- Kelayakan melindungi lembab dari kulit oleh dasar salep

- Jangka lama dan pendeknya obat stabil dalam dasar salep

- Pengaruh obat bila ada terhadap kekentalan atau hal lainnya dari dasar salep.

4. Kualitas Dasar Salep

- Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari

inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam

kamar.

- Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi

lunak dan homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,

inflamasi, dan ekskoriasi.

- Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai

dan dihilangkan dari kulit.

- Dasar salep yang cocok, yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan

kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau

menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah

yang diobati.

- Terdistribusi merata, harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau

cair pada pengobatan.

Page 3: Salep Nosib

b. Salep Nosib/ Salep As. Benzoat dan Salisilat (Acidi Benzoici et Salicylici

Unguentum) [FI edisi IV halaman 40]

Salep asam benzoat dan salisilat adalah asam benzoat, C7H6O2, dan asam

salisilat, C7H6O3 dengan perbandingan lebih kurang 2 berbanding 1 yang dikandung

dalam dasar salep yang sesuai. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih

dari 110,0% C7H6O2 dan C7H6O3 dari jumlah masing-masing seperti yang tertera pada

etiket.

Baku pembanding Asam benzoat BPFI; lakukan pengeringan di atas silica gel P

selama 3 jam sebelum digunakan. Asam salisilat BPFI; lakukan pengeringan di atas

silica gel P selama 3 jam sebelum digunakan.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, dan hindarkan dari suhu

lebih dari 300.

c. Monografi Kandungan Zat Aktif Salep

1. Asam Benzoat (FI IV hal:47)

Rumus molekul : C7H6O2

BM : 122,12

Pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik, putih. Sedikit berbau,

biasanya bau benzaldehid atau benzoin. Agak menguap pada

suhu hangat. Mudah menguap dalam uap air.

Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam

kloroform dan dalam eter.

Page 4: Salep Nosib

2. Asam Salisilat (FI IV hal:51)

Rumus molekul : C7H6O3

BM : 138,12

Pemerian : hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus

putih, rasa agak manis tajam, dan stabil di udara. Bentuk sintetis

warna putih dan tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzena; mudah larut dalam

etanol dan dalam eter; larut dalam air mendidih, agak sukar larut

dalam kloroform.

d. Metode Pemeriksaan

1. Kromatografi lapis Tipis/ KLT (FI IV hal:1004)

Pada kromatografi lapis tipis, zat penyerap merupakan lapisan tipis serbuk halus

yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik atau logam secara merata, umumnya

digunakan lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom

kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada adsorbs,

partisi atau kombinasi kedua efek, tergantung dari jenis zat penyangga, cara

pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan. Kromatografi lapis tipis dengan

lapis tipis penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Perkiraan

identifikasi diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga Rf yang identik

dan ukuran yang lebih sama, dengan menotolkan zat uji dan baku pembanding

pada lempeng yang sama.

2. Titrasi Asam Basa

Merupakan reaksi penetralan antara asam dengan basa atau sebaliknya, dimana ion

H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basanya membentuk molekul air

yang netral (pH=7). Dalam titrasi ini dapat dikatakan bahwa reaksi yang terjadi

adalah reaksi penetralan antara zat pentiter (titran) atau zat yang dititrasi (titrat).

Page 5: Salep Nosib

III.Alat dan Bahan

a. Alat b. Bahan

- Buret, statip, klem - Salep Nosib

- Erlenmeyer - As. Oksalat

- Beaker glass - NaOH 0,1N dan 1N

- Gelas ukur - PP dan Larutan Kanji

- Labu ukur - Aqua bebas CO2

- Lumpang + alu - Etanol Netral dan

- Kertas pH - Larutan KI 10%

IV. Prosedur Kerja

a. Evaluasi Salep Nosib

1. Uji Etiket

Melihat berat bersih, ED, no. registrasi, no. batch, dosis, komposisi, label, KD,

Indikasi, logo produksi yang tertera pada etiket.

2. Uji Bobot Salep

Menimbang wadah beserta isi, lalu isinya dikeluarkan kemudian menimbang

wadah kosong.

Bobot salep = ( berat wadah + isi ) – wadah kosong.

3. Uji Organoleptis

Melihat bentuk dan warna, serta mencium bau dari sediaan salep nosib.

4. Uji Homogenitas

Mengamati salep yang dioleskan pada sekeping kaca atau objek glass. Susunan

homogen ditunjukkan bila tidak ada partikel-partikel yang menggumpal atau tidak

tercampur.

5. Uji Daya Serap Salep

Menimbang 1 g sediaan salep, kemudian ditetesi dengan air sambil diaduk sampai

dasar salep memisah dengan air.

6. Uji pH

Page 6: Salep Nosib

Dilakukan dengan menggunakan kertas pH indikator universal (dimana harus

sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5).

b. Pembuatan Reagen

1. Pembuatan Aqua Bebas CO2 ( FI. IV halaman 1124 )

Air bebas karbondioksida P adalah air murni yang telah didihkan kuat-kuat selama

5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap

Karbondioksida dari udara.

2. Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1 N ( FI. IV halaman 1183 )

4 gram NaOH dilarutkan dalam air hingga 1000 ml.

3. Pembuatan Larutan PP ( FI. III halaman 675 )

200 mg Fenolftalein dilarutkan dalam Etanol 90%. Ditambahkan air secukupnya

hingga 100 ml.

4. Pembuatan Larutan KI P (16,5%) (FI IV halaman 1166)

16,5 gr KI P dilarutkan dalam 100 ml air.

5. Pembuatan Asam Sulfat 2 N

5,5 ml H2SO4 (p) dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

6. Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1 N (FI. IV halaman 1217)

26 gr Na2S2O3 P dan 200 mg Natrium Karbonat P dilarutkan dalam air bebas CO2

secukupnya hingga 1000 ml.

7. Pembuatan larutan kanji P (FI ed III halaman 694)

Gerus 50 mg pati P atau pati larut P dengan 5 ml air dan tambahkan sambil terus

diaduk air secukupnya hingga 100 ml, didihkan selama beberapa menit dinginkan.

8. Pembuatan KBrO3 0,1 N (FI. IV halaman 1215)

2,784 gr KBrO3 dilarutkan dalam air hingga 1000 ml.

9. Pembuatan Etanol Netral ( FI. IV halaman 1154 )

Pada sejumlah Etanol P ditambahkan 2 tetes atau 3 tetes fenolftalein LP Natrium

Hidroksida 0,02 N atau 0,1 N secukupnya hingga terjadi warna merah pucat .

Etanol netral P dibuat segera sebelum digunakan.

10. Pembuatan Eter Netral

Orientasi : 10 ml eter ditambahkan 3 tetes indikator PP ditambahkan NaOH 0,1 N

sampai merah muda.

Page 7: Salep Nosib

11. Pembuatan Merah Fenol ( FI. III halaman 704)

50 mg merah fenol dihangatkan dengan 2,85 ml NaOH 0,05 N dan 5 ml etanol

(90%). Setelah larut sempurna ditambahkan etanol 20% secukupnya hingga 250

ml.

c. Uji Kualitatif Salep Nosib

1. KLT ( FI edisi IV halaman 40 )

Melakukan kromatografi lapis tipis (931). Pada jarak 2,5 cm dari tepi lempeng

kromatografi silica gel setebal 0,25 mm, menotolkan masing-masing µl larutan

dalam campuran CHCl3 pekat dan methanol pekat dengan volume sama yang

mengandung (1) zat uji setara ± asam benzoat 2,4 mg/ml dan asam salisilat 1,2

mg/ml (2) asam benzoat BPFI 2,4 mg/ml dan (3) asam salisilat BPFI 1,2 mg/ml.

Memasukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak

campuran Kloroform P : Aseton P : Isopropanol P : Metanol P : Ammonium

hidroksida P ( 30 : 30 : 15 : 15 : 10 ) dan membiarkan fase gerak merambat ± tiga

per empat tinggi lempeng, lempeng diangkat dan biarkan fase gerak menguap.

Lempeng diamati di bawah cahaya UV 254 nm. Harga Rf bercak utama yang

diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2) dan (3).

2. Uji Kualitatif Asam Benzoat

- Salep dilarutkan dengan aquadest, lalu dipanaskan di atas waterbath dan

ditambahkan NH4OH sampai larutan menjadi basa. Larutan dipanaskan lagi

di atas waterbath untuk menguapkan NH4OH. Setelah dingin ditambahkan

FeCl3. Jika terbentuk endapan ferribenzoat bewarna jingga kekuningan

sampai kecoklatan menunjukkan adanya asam benzoat.

- Salep ditambahkan merah metil, bila menghasilkan larutan merah muda

maka menunjukkan adanya asam benzoat.

3. Uji Kualitatif Asam Salisilat ( BP 1993 hal 1903 )

Salep Nosib dilebur di atas waterbath dengan menggunakan etanol netral

kemudian ditambahkan FeCl3, jika terbentuk warna ungu menunjukkan adanya

asam salisilat.

Page 8: Salep Nosib

d. Pembakuan NaOH dengan Asam Oksalat (FI. III halaman 651)

Menimbang seksama ± 3 gram Asam Oksalat, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer,

dan dilarutkan dengan 50 ml air bebas CO2. Dititrasi dengan NaOH 1 N menggunakan

indikator PP hingga warna merah muda.

1ml NaOH 1 N ~ 63,04 mg Asam Oksalat

1ml NaOH 0,1 N ~ 6,304 mg Asam Oksalat

e. Penetapan Kadar Tunggal Asam Salisilat dengan metode Alkalimetri (Bp 1993

hal 1093)

Sebanyak 10 gr salep dilarutkan dalam 20 ml alcohol 95% netral dan 20 ml eter.

Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator merah-fenol.

1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg Asam Salisilat

f. Penetapan Kadar Asam Benzoat dengan metode Alkalimetri (Total) (penuntun

praktikum kimia farmasi kuantitatif hal 22)

Salep ditimbang sebanyak 2,5 gr dan dilarutkan ke dalam 50 ml campuran alkohol

95% dan eter sama banyak yang sebelumnya telah dinetralkan dengan Phenolptalein.

Selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dengan indikator Phenolptalein.

1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,212 mg Asam Benzoat