salep & cream tugas

30
UNGUENTA Unguenta = salep= oinment= zalf 1. SALEP Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. (Menurut Farmakope Indonesia edisi III). Dasar salep yang cocok harus disesuaikan dengan sifat obat dan tujuan pemakaian. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat narkotika, kadar bahan obat adalah 10%. Salep jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Kecuali dinyatakan lain, salep disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk. 2. PEMBAGIAN SALEP Pembagian salep berdasarkan konsistensinya : a. Salep/unguenta Konsitensinya lembek seperti mentega, tetapi jika dioleskan akan mencair pada suhu tubuh. Salep digunakan untuk melindungi atau menutupi kulit, dan menutupi luka. b. Krim/ kremores Konsistensinya lembek dan banyak mengandung air. Krim digunakan sebagai krim pendingin pada kosmetikdan untuk luka yang dalam.

Upload: badriyatunnikmah

Post on 26-Dec-2015

363 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

Page 1: Salep & Cream Tugas

UNGUENTA

Unguenta = salep= oinment= zalf

1. SALEP

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai

obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang

cocok. (Menurut Farmakope Indonesia edisi III). Dasar salep yang cocok harus

disesuaikan dengan sifat obat dan tujuan pemakaian. Salep tidak boleh berbau tengik.

Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat

narkotika, kadar bahan obat adalah 10%. Salep jika dioleskan pada sekeping kaca atau

bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.

Kecuali dinyatakan lain, salep disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari

cahaya dan ditempat sejuk.

2. PEMBAGIAN SALEP

Pembagian salep berdasarkan konsistensinya :

a. Salep/unguenta

Konsitensinya lembek seperti mentega, tetapi jika dioleskan akan mencair pada

suhu tubuh. Salep digunakan untuk melindungi atau menutupi kulit, dan menutupi

luka.

b. Krim/ kremores

Konsistensinya lembek dan banyak mengandung air. Krim digunakan sebagai

krim pendingin pada kosmetikdan untuk luka yang dalam.

Berdasarkan daya penetrasi bahan obat :

a. Salep epidermik

Salep ini tidak mampu berpenetrasi kedalam kulit dan efek terapinya terbatas pada

permukaan kulit, jadi bekerja lokal. Tujuan pemakainnya sebagai salep penutup,

guna melindungi jaringan tertentu.

Dasar salep yang dipakai adalah : Dasar salep hidrokarbon

b. Salep endodermik

Salep ini mampu berpenetrasi kedalam kulit, tetapi tidak sampai melewati kulit.

Tujuan pemakaiannya adalah untuk pengobatan permukaan kulit dan digunakan

Page 2: Salep & Cream Tugas

untuk melembutkan kulit, menghilangkan rasa sakit, stimulans (merangsang) dan

lokal iritasi.

Dasar salep yang dipakai adalah : Dasar salep serap

c. Salep diadermik

Salep ini mampu berpenetrasi kedalam kulit dan melewati kulit, dapat mencapai

peredaran darah dan menghasilkan efek sistemik. Tujuan pemakaiannya adalah

untuk melindungi jaringan dibawah kulit.

Dasar salep yang digunakan adalah : dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan

dasar salep yang dapat larut dalam air.

Pembagian menurut daya penetrasi ini sekarang tidak populer lagi, karena dari

penyelidikan ternyata bahwa tingkat penyerapan mungkin disebabkan oleh tipe dasar salep

dan faktor-faktor lain seperti : keadaan kulit penderita, daerah yang diobati dan lamanya

kontak antara salep dengan daerah yang diobati.

3. DASAR SALEP

Dasar salep adalah pembawa dengan masa lembek, mudah dioleskan, umumnya

berlemak dapat digunakan bahan yang telah mempunyai masa lembek atau zat cair

dan zat padat yang terlebih dahlu diubah menjadi masa yang lembek.

Pemilihan dasar salep tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :

a. Laju pelepasan yang diinginkan dari bahan obat oleh dasar salep

b. Dapat melindungi kelembaban kulit

c. Obat stabil dalam dasar salep

d. Pengaruh obat (bila ada) terhadap kekentalan

e. Tujuan pemakaian dari sediaan salep

Harus diingat bahwa tidak ada dasar salep yang ideal dan juga tidak ada yang

memiliki semua sifat yang diinginkan. Pemilihan dasar salep bertujuan untuk

mendapatkan dasar salep yang secara umum menyediakan segala sifat yang dianggap

paling diharapkan.

Page 3: Salep & Cream Tugas

Dasar salep dapat dibagi atas 4 golongan, yaitu :

a. Dasar salep senyawa hidrokarbon (dasar salep berlemak)

Tujuan pemakain : untuk emolient (melunakkan kulit) dan untuk pelindung atau

pengobatan pada permukaan kulit.

Sifat dasar salep ini :

Bertahan lama pada kulit

Sukar dicuci

Tidak mengering

Contoh :

1. Vaselin (Soft Parafin=Petrolatum)

Vaselin Album (Vaselin putih).

Vaselin album diperoleh dari vaselin kuning yang telah dipucatkan warnanya

dengan asam sulfat. Jika dalam resep tertulis vaselin, maka yang dimaksud

adalah vaselin album.

Vaselin kuning

berupa campuran hidrokarbon setengah pada, yang diperoleh dari minyak

bumi.

2. Paraffin

Paraffin padat / paraffinum solidum

Diperoleh dari minyak bumi, merupakan campuran hidrokarbon padat yang

dimurnikan. Tidak berwarna atau berwarna putih, tembus cahaya dan dapat

digunakan untuk membuat dasar sale keras/ kaku setengah padat yang

berlemak.

Paraffin Cair/ paraffinum liquidum

Merupakan minyak mineral yang tediri dari campuran hidrokarbon cair yang

dihasilkan dari minyak bumi. Paraffin ini digunakan untuk memperlunak

konsistensi salep dan untuk menggerus bahan yang tidak larut pada dasar salep

yang berlemak.

Page 4: Salep & Cream Tugas

b. Dasar salep serap (absorbsi)

Dasar salep ini dapat menyerap air dengan membentuk tipe A/M

Dasar salep ini ada 2 jenis :

1. Dasasr salep serap anhidrous

Dasar salep ini tidak mengandung air, jika menyerap air membentuk emulsi

tipe a/m

Contoh : Adeps lanae, cera, kolesterol, unguentum simplek

2. Dasar salep serap hidrous

Dasar salep ini tidak mengandung air dan mempunyai emulsi tipe m/a, tetapi

masih sanggup menyerap air yang ditambahkan. Kekuatan menyerap airnya

agak terbatas. Dasar salep ini digunakan untuk pencampuran larutan berair

kedalam larutan berlemak.

Contoh :

adeps lanae cum aqua= lanolin= hidrous wool fat mengandng 25%air dan 75%

adeps lanae

krim pendingin

Merupakan emulsi tipe a/m, digunakan untuk emollin

c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air (emulsion base)

Dasar salep ini merupakan emulsi tipe m/a mudah tercuci dengan air, karena itu

sering dipakai dalam bentuk kosmetik. Dasar salep ini mampu mengabsorbsi

cairan serosal yang keluar dalam kondisi dermatologi.

Contoh : Vanishing cream, salep hidrofilik

d. Dasar salep yang dapat larut dalam air (water soluble base)

Dasar salep ini tidak mengandung bahan berlemak, mudah melunak dengan

penambahan air, sehingga larutan air tidak efektif dicampurkan kedalam dasar

salep ini. Dasar salep ini lebih baik dicampurkan kedalam bahan yang tidak berair

atau bahan padat

Contoh : PEG atau campurannya.

Page 5: Salep & Cream Tugas

3. PEMBUATAN SALEP

a. Peraturan peraturan pembuatan salep

Salep terdiri dari bahan obat dan dasar salep. Bahan obat harus dicampurkan

kedalam dasar salep menurut peraturan-peraturan salep.

Ada 4 peraturan salep yaitu:

- Bahan obat yang dapat larut dalam dasar salep (lemak atau campuran

lemak) dilarutkan kedalan dasar salep, bila perlu dengan pemanasan.

- Bahan obat yangdapat larut dalam air, dilarutkan dulu dalam air, baru

dicampurkan dengan dasar salep, dengan ketentuan air yang ditambahkan

guna melarutkan obat tersebut harus dapat diserap oleh dasar salep, dan

banyaknya air yang ditambahkan dikurangi dari dasar salep.

- Bahan obat yang tidak larut dalam dasar salep dan air, dijadikan serbuk 100

B40 kecuali dengan acidum boricum yang dijadikan serbuk 120 (B50),

kemudian dicampur dulu dengan setengah sampai sama banyak dengan

dasar salepnya, jika perlu dasar salepnya dicairkan terlebih dahulu,

kemudian sisa dasar salep ditambahkan sedikit demi sedikit dalam keadaan

cair atau tidak.

- Jika salep dibuat dengan peleburan maka salep harus diaduk sampai dingin.

b. Peracikan bahan-bahan obat dalam resep

1. Bahan obat yang diracik menurut peraturan salep pertama

- Camphora (Kamfer)

- Mentholum (Mentol)

- Phenolum (Fenol)

- Iodium

- Resorsinol

- Metil salisilat (Minyak gandapura)

- Naphthalinum (Kapur barus)

2. Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep kedua

- Kalil Iodium

- Acidum tanicum

- Protalgol

- Bahan-bahan yang mudah larut dalam air, tetpi tidak dilarutkan dalam ir,

hanya digerus halus.

3. Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep ketiga

Page 6: Salep & Cream Tugas

- Calomel , mercury ammonium chlorida, bismuth subnitrat

- Zinci oxydum

- Hydragiri oxydum

4. Bahan-bahan obat yang diracik menurut peraturan salep keempat

FUNGSI SALEP

a. Sebagai bahan aktif pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas pada kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit kayu, yaitu mencegah kontak permukan

kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit

d. Sebagai obat luar ( Anief, 2005).

KELEBIHAN PENGGUNAAN SALEP

a. Salep dengan dasar salep lanonin

Walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang

menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan

air dibandingkan dasar salep berminyak.

KEKURANGAN PENGGUNAAN SALEP

Kekurangan berdasarkan basis di antaranya yaitu :

1.    Kekurangan basis hidrokarbon 

Sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta

sulit tercuci hingga sulit di bersihkan dari permukaan kulit. Hal ini

menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon

jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim

dan lotion.

2.    Kekurangan  basis absorpsi

Kurang tepat bila di pakai sebagai pendukung bahan bahan antibiotik dan

bahan bahan kurang stabil dengan adanya air. Mempunyai sifat hidrofil

atau dapat mengikat air .

Page 7: Salep & Cream Tugas

CREAM

• Cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang

dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (Farmakope Indonesia III)

• Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat

terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (Farmakope Indonesia IV)

• Cream adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak

kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. (Formularium Nasional)

Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida Mempunyai viskositas

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan liquida. Sediaan krim terdiri dari dua fase

yang tidak saling bercampur, yaitu fase internal (fase terdispersi) dan fase eksternal (fase

pendispersi) yang digabungkan dengan adanya surfaktan.

Umumnya dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri dari tetes-tetes

kecil minyak (fase internal) yang terdispersi dalam air (fase eksternal), dan sebaliknya pada

krim air dalam minyak.

BASIS CREAM

Cream adalah salep dengan basis emulsi. Emulsi sendiri ada 2 tipe, tipe minyak dalam air

(m/a) yaitu mengandung banyak air dan minyak terbagi rata di dalam air, dan tipe air dalam

minyak (a/m) yaitu mengandung banyak minyak dan butir-butir air terbagi di dalam minyak.

1. M/A

Biasanya digunakan pada kulit, mudah dicuci, sebagai pembawa dipakai pengemulsi

campuran surfaktan. Sistem surfaktan ini juga bisa mengatur konsistensi. Krim M/A yang

digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas. Krim M/A ditujukan untuk penggunaan

kosmetik dan estetika karena dapat dihapus dengan air. pembuatan krim M/A sering

menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan yang umumnya merupakan rantai

panjang alkohol walaupun untuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak

lebihpopular.

Page 8: Salep & Cream Tugas

Sifat Emulsi M/A:

Dapat diencerkan dengan air. Mudah dicuci dan tidak berbekas. Untuk mencegah

terjadinya pengendapan zat maka ditambahkan zat yang mudah bercampur dengan air tetapi

tidak menguap (propilen glikol). Formulasi yang baik adalah cream yang dapat mendeposit

lemak dan senyawa pelembab lain sehingga membantu hidrasi kulit.

Contohnya : sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera.

2. A/M

Mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol, atau

ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi dua.

Sifat Emulsi A/M:

Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan minyak merupakan

fase luarnya. Emulsi tipe A/M umumnya mengandung kadar air yang kurang dari 25% dan

mengandung sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau bercampur

dengan minyak, akan tetapi sangat sulit bercampur/dicuci dengan air.

Contohnya : Sabun monovalen (TEA, Na stearat, K stearat, Amonium stearat), Tween, Na

lauril sulfat, kuning telur, Gelatin, Caseinum, CMC, Pektin, Emulgid.

Karakteristik Sediaan Cream :

• Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari inkompatibilitas,

stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.

• Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan

homogen.

• Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan

dihilangkan dari kulit.

• Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair

pada penggunaan (Anief, 1994).

Page 9: Salep & Cream Tugas

Kelebihan menggunakan sediaan cream :

• Mudah menyebar rata, Praktis

• Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe m/a (minyak dalam air)

• Cara kerja langsung pada jaringan setempat

• Tidak lengket, terutama pada tipe m/a ( minyak dalam air )

• Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun,

sehingga Pengaruh aborpsi biasanya tidak diketahui pasien.

• Aman digunakan dewasa maupun anak– anak.

• Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m ( air dalam minyak )

• Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada fase

a/m ( air dalam minyak ) karena kadar lemaknya cukup tinggi.

• Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan

deodorant.

• Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit

berminyak.

Kekurangan menggunakan sediaan cream :

• Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m ( air dalam minyak ) karena

terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan

perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau

pencampuran 2 tipe crem jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.

• Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan cream mesti dalam keadaan panas.

• mudah lengket, terutama tipe a/m ( air dalam minyak )

• Mudah pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas. Pembuatannya

harus secara aseptis.

Page 10: Salep & Cream Tugas

Perbedaan Salep dan Krim Berdasarkan Basis Yang Dapat Dicuci Dengan Air

Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air merupakan emulsi minyak dalam air

yang dapat dicuci dari kulit dan pakaian dengan air. Atas dasar ini bahan tersebut sering

dikatakan sebagai bahan dasar salep “tercuci air”.Dasar salep ini yang nampaknya seperti

krim dapat diencerkan dengan air atau larutan berair. Dari sudut pandang terapi mempunyai

kemampuan untuk mengabsorbsi cairan serosal yang keluar dalam kondisi dermatologi.

Bahan obat tertentu dapat diabsorbsi lebih baik oleh kulit jika ada dasar salep tipe ini

daripada dasar salep lain nya.

1.Perbedaan Berdasarkan Sifatnya

Sifat-sifat salep berdasarkan basis yang dapat dicuci dengan air:

Komposisi : minyak, air ( 45% w/w ), surfaktan minyak dalam air ( HLB >9 )

Hidrat

Hidrofilik

Mudah dicuci dengan air

Tidak stabil, khususnya dengan basa, koloid, dan nonionik

Campuran obat yang potensial adalah dalam bentuk padat

Kegunaan : emollient, zat pembawa untuk obat padat, cair, atau non-hydrolyzable

Sifat-sifat tipe krim minyak dalam air:

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam–asam

lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan

lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika.

Fase luarnya  air,  jadi mudah dicuci dengan air atau tidak lengket atau meninggalkan

noda pada pakaian.

Tidak lengket

Contoh : Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna

Page 11: Salep & Cream Tugas

putih dan bebas dari butiran. Cold   cream mengandung mineral oil dalam jumlah

besar.

2. Perbedaan Berdasarkan Pemilihan Zat Pengemulsi

Salep

Salep Hidrofilik

Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya salep hidrofilik berarti “suka

air”.Mengandung natrium lauril sulfat sebagai bahan pengemulsi,dengan alcohol stearat dan

petroleum putih mewakili fase berlemak dan emulsi serta propilen glikol dan air mewakili

fase air.Metil paraben dan propil paraben digunakan sebagai pengawet salep melawan

pertumbuhan mikroba.Salep digunakan sebagai pembawa yang dapat dibersihkan dengan air

untuk bahan-bahan obat.

Emulsifier (biasanya menjadi bagian yg paling banyak), bisa non-ionik, kationik,

anionik, atau amfoter. juga terdiri dari komponen yg larut dalam air, stabilizer, pengontrol

pH, atau bahan lain yang berhubungan dgn sistem cair.

Emulsi yang terdiri dari emulsifier nonionik biasanya terdispersi ke komponen lipofilik

pada fase minyak dan komponen hidrofilik pada fase air.

Isi dari emulsifier nonionik dari jumlah total emulsi adalah 10% dari total berat atau

volume. Emulsi dengan emulsifier nonionik umumnya memiliki potensi mengiritasi yang

rendah, stabil, dan memiliki karakteristik kompatibilitas yang baik.

Surfaktan anionik dan kationik dapat menyebabkan kerusakan stratum korneum dan

berbanding langsung dengan konsentrasi dan durasi kontak

Krim

Zat pengemulsi yang biasa digunakan :

Tween

Natrium lauril sulfat

Emulgid

Pectin

Sabuin monofalen

 Trietanolamin

Page 12: Salep & Cream Tugas

Natrium stearat

Emulsifying wax BP

 Lannette wax (campuran etil dan stearil alkohol yang disulfonisasi)

Cetrimide emulsifying wax

Cetomacrogol emulsifying wax.

Page 13: Salep & Cream Tugas

3. Perbedaan Berdasarkan Formula Dasarnya (Fase Minyak)

Salep

Fase minyak (fase internal) terdiri dari petrolatum bersamaan dengan satu atau lebih

alkohol BM tinggi, seperti cetyl atau stearyl alcohol.

Asam stearat mungkin termasuk dalam fase minyak jika emulsi tersebut dalam bentuk

sabun, contohnya trietanolamin stearat. Pemberian asam stearat dalam jumlah yang

berlebihan dalam formulasi akan menghasilkan salep yang mengkilap seperti mutiara.

Petrolatum dalam fase minyak juga dapat mempertahankan kestabilan air dalam

keseluruhan formulasi

Krim

Fase minyak ,yaitu bahan obat larut dalam minyak bersifat asam.Contoh: asam stearat,

parafin liq, cetaceum, cera, vaselin dan lain-lain.

4. Perbedaan Berdasarkan Formula Dasarnya (Fase Air)

Salep

Fase air (fase eksternal) dari basis tipe ini terdiri dari:

1.      Bahan pengawet : metilparaben, propilparaben, benzil alkohol, dan asam sorbat

2.      Humektan : gliserin, propilen glikol, atau polietilen glikol

3.      Emulsifier

Krim

Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.Contoh: Natr. Tetraborat

(borax, Na. Biborat), TEA, NaOH,  KOH, gliserin dan lain-lain.

Page 14: Salep & Cream Tugas

2. GENTAMYCIN KRIM

Kandungan : Gentamicin / Gentamisin sulfat

Indikasi: Impetigo kontagiosa (infeksi kulit oleh bakteri), folikulitis superfisialis, dermatitis ekzematoid menular, akne pustular, psoriasis pustular, lecet hingga berdarah yang terinfeksi

Kontra Indikasi :

Hipersensitif terhadap gentamisin dan aminoglikosida

Efek samping : Ototksisitas dan nefrotoksisitas

Perhatian : Hentikan penggunaan jika terjadi iritasi dan sensitiasi

Dosis : Gunakan 3-4 kali sehari.

4. ZORALIN

Kandungan :Ketoconazole/

Ketokonazol

Indikasi: Tinea corporis (kurap pada badan),

Tinea cruris (kurap lipat paha), Tinea manus

(seperti kutu air tetapi pada tangan) dan Tinea

pedis (kutu air), Tinea versicolor (panu),

kandidiasis kulit.

Kontra Indikasi :Hipersensitif terhadap

penyakit hati, fase pemulihan dari hepatitis

Efek samping : Gangguan GI, pruritus,

peringatan hasil tes fungsi hati .JARANG : reaksi

alergi akut, hepatitis, ginekomastia

Page 15: Salep & Cream Tugas

6. MEFUROSAN

Kandungan : Metason furoata

Indikasi: Meredakan gejala perdangan dan pruritis pada dermatosis yang memberi respon terhadap kortikosteroid

Kontra Indikasi:

Dermatitis perioral dan genital, erupsi akibat popok, infeksi bakteri , virus (herpes kompleks, herpes zoster), jamur , TBC, reaksi pasca vaksinisasi

Efek samping :

Rasa terbakar, atropi kulit, rasa tersengat, iritasi , kulit kering, folikulitis, hipertrikosis, erupsi akneform, dermatitis perioral, infeksi seknder , malaria

Perhatian :

Supresi poros hipotalamus – pituitari-adrenal yangreversibel. Area kulit yang diterapi tidak boleh diterapi atau diperban, jangan digunakan pada wajah , ketiak , dan area lipat paha , hindari kontak langsung dengan mata

8. FUSYCOM

Kandungan : Fusidic acid / Asam Fusidat.

Indikasi: Pengobatan infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, Propionibacterium acnes, Corynebacterium minutissinum dan bakteri lain yang rentan terhadap Asam Fusidat seperti impetigo contagiosa. Dan abses.

Kontra Indikasi:

Penderita yang sensitif terhadap salah satu

Page 16: Salep & Cream Tugas

kandungan obat , infeksi terhadap bakteri yang tidak peka terhadap asam fusidat khususnya Pseudomonas aeruginosa

Efek samping :

Reaksi sensitifitas seperti rash kulit , urtikaria, iritasi

Perhatian :

Bila digunakan untuk kulit muka, jangan sampai terkena mata, dapat meningkatkan resiko sensitasi dan terjadi resisistensi terhadap bakteri

9. BAYCUTEN-N

Kandungan :Dexamethasone 0.4 mg, clotrimazole 10 mg Indikasi:Eksim dan dermatitis, gangguan kulit seperti infeksi jamur dan atau bakteri yang sensitif terhadap klotrimazol Kontra Indikasi:Hipersensitivitas. Penyakit kulit (TB, sifilis); rosasea dan dermatitis perioral, infeksi virus, penggunaan pembalut tertutup dengan dermatitis atopik Efek samping :Reaksi kulit misalnya pruritus, erupsi makulopular, parestesia Perhatian :Hindari kontak dengan mata. Terapi dalam jangka lama. Anak <12 tahun. Hamil dan laktasi

Page 17: Salep & Cream Tugas

10. LOTASBAT

Komposisi : Klobetasol propionate 0.05 % Indikasi : pengobatan jangka pendek dermatosis resisten yang tidak respon terhadap aktivitas steroid , misal eksema rekalsitrans, psoriasis Kontra Indikasi :rosasea, akne vulgaris , dermatitis perioral, genital, infeksi primer pada lesi kulit , dermatosis pada anak <1 tahun Perhatian :Hindari terapi berkelanjutan pada khususnya pada bayi dan anak , pengobatan area yang luas . Jangan kena mata Efek samping :rasa panas , sensasi menyengat, perubhan kulit atropik lokal Dosis : oleskan tipis sehari 1- 2 sehari

11. IKADERM

Kandungan :Clobetasol propionate Indikasi:Pengobatan jangka pendek dermatosis yang resisten terhadap steroid yang kurang kuat seperti psoriasis, eksim, liken planus, diskoid lupus eritematosus Kontra Indikasi:Infeksi kutaneus misalnya: impetigo, tinea korporis, herpes simpleks, akne vulgaris, rosasea. Neonatus Efek samping :Rasa terbakar, gatal, atrofi kulit, iritasi, kulit kering, folikulitis, hipertrikosis, erupsi seperti akne, hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontak dan alergi, maserasi kulit, infeksi sekunder, striae, miliaria. Penggunaan

Page 18: Salep & Cream Tugas

berlebihan: supresi adrenal, sindroma Cushing, hiperglikemi dan hipertensi Perhatian :Hamil, laktasi, anak <12 tahun

12. FAKTU

Kandungan :

Policresulen(Produk kondensasi dari

metacresolsulfonic acid dan methanal)

50 mg, cinchocaine HCl 10 mg

Indikasi:

Hemoroid internal dan eksternal yang

disertai dengan gejala peradangan dan

perdarahan. Fisura ani.

Efek samping :

Rasa tidak nyaman setempat yang

bersifat ringan

13. MYCO-Z

Kandungan :

Nystatin, Zn oxide 200 mg

Indikasi:

Infeksi mikotik kutaneus yang disebabkan

Candida albikans, intertrigo, paronikia,

mikosis interdigitalis, ruam popok dan lesi

kutaneus lainnya

Perhatian :

Iritasi (hentikan pengobatan)

Page 19: Salep & Cream Tugas

14. INERSON

Kandungan :

Desoximetasone / Desoksimetasone.

Indikasi:

Berbagai tipe eksim, dermatitis, psoriasis.

Kontra Indikasi:

Cacar air, sifilis, tuberkulosa,vaksinasi.

Efek samping :

Rasa seperti terbakar, gatal-gatal, kulit

kering.

Perhatian :

Hamil dan menyusui, bayi & anak

kecil.Penggunaan jangka panjang.Hindari

kontak dengan mata.

DAFTAR PUSTAKA

• Anonim .1979 . Farmakope Indonesia Ed . III . Depkes RI : Jakarta

• Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

• Anonim.1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Depkes RI : Jakarta

• Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed 4. Universitas Indonesia

Press: Jakarta.

• http://library.unej.ac.id/

Page 20: Salep & Cream Tugas

• Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

• Anief, M. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press

• Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

FARMASETIKA DASAR “Sediaan obat dalam bentuk cream dan salep”

Paper ini dibuat guna melengkapi tugas mata kuliah farmasetika dasar

Oleh

Page 21: Salep & Cream Tugas

Oleh :

Kelompok empat farmasetika dasar

1. BatariWulaning Dyah Sidi ( 1113102000001 )

2. Fitrahtunnisa ( 1113102000014 )

3. Muzi Latunil Isma ( 1113102000047 )

4. Putri Agni KI ( 1113102000023 )

5. Silviana Adhitya ( 1113102000043 )

6. Sri Komala Sari ( 1113102000057 )

Dosen pembimbing : Yuni Anggraeni, M.Farm,.Apt

Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2014