laporan asamsalisilat salep

26
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Salep Asam Salisilat 10%” Disusun oleh: Nidia Puspaningrum P17335113050

Upload: nidiapus

Post on 22-Nov-2015

1.037 views

Category:

Documents


50 download

DESCRIPTION

laporan asam salisilat, liquid semi solid farmasi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDASediaan Salep Asam Salisilat 10%

Disusun oleh:

Nidia PuspaningrumP17335113050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG JURUSAN FARMASI 2013/2014

SEDIAAN SALEP ASAM SALISILAT 10%

I. TUJUAN PERCOBAAN1. Menentukan performulasi yang tepat dalam pembuatan salep asam salisilat

II. PENDAHULUANsalep (unguenta) menurut FI edisi III adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan sebagai obat luar. Bahan obat harus terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.Peraturan pembuatan salep menurut F. Van Duin :1) Peraturan salep pertamaZat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan pemansan.2) Peraturan salep keduaBahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep danjumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya.3) Peraturan salep ketigaBahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak atau air harus dileburkan lebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak no.60.4) Peraturan salep keempatsalep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin, bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobot.Persyaratan salep menurut FI III : Pemerian : tidak boleh berbau tengik Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik, kadar bahan obat adalan 10%. Dasar salep : kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep digunakan vaselin putih. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar salep sebagai berikut: Dasar senyawa hidrokarbon (vaselin album, vaselin flavum, cera album (malam putih), dan cera flavum atau campurannya.) Dasar serap (lemak bulu domba, campuranmalam putih dan 86 bag vaselin putih atau campuranny) Dasar yang dapat dicuci dengan air atau dasar emulsi, misalnya emulsi o/w Dasar yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya. Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkansusunan yang homogen. Penandaan : pada etiket harus tertera obat luar.Penggolongan salep.Menurut konsistensinya salep dapat dibagi : Unguenta : salep yang mmepunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. Cream (krim) : salep yang banyak mengandung air,mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. Pasta : salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk), salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi. Cerata : salep berlemak yang mengandung presentase liin (wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras Gelones.Menurut sifat farmakologi/terapeutik dan penetrasinya salep dibagi menjadi : Salep epidermis (epidermic ointment;salep penutup) guna melindungi kulit dan menghasilkan efek lokan, tidak diabsorpsu, kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringensia untuk meredakan rangsangan atau anestesi lokan. Dasar salep yang baik adalah dasar salep hidrokarbon. Salep endodermis : salep yang bahan obatnya menembus ke dalam kulit, tetapi tidak melalui kulit, terabsorpsi sebagian, digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar alep yang baik adalah minyak lemak. Salep diadermis : salep yang bahanobatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit mencapai efek yang diinginkan, misalnya salep yang mengandung senyawa merkuri iodida, beladona.Menurut dasar salepnya, salep dapat dibagi : Salep hidrofobik, yaitu salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar salep berlemak Salep hidrofilik, yaitu salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya tipe o/w.Syarat salep yang baik adalah : Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas. Lunak, harus halus dan homogen Mudah dipakai Dasar salepnya cocok Dapat terdistribusi secara merata(ILMU RESEP, p.63-66)Asam salisilat berkhasiat fungisid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep. Disamping itu, zat ini berkhasiat bakteriostatis lemah dan berdaya keratolisis, yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10% asam salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini dikombinasi dengan asam benzoat dan belerang yang keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis. Bila dikombinasi dengan obat lain, misalnya kortikosteroida, asam salisilat meningkatkan penetrasinya ke dalam kulit. Tidak dapat dikombinasi dengan sengoksida karena akan membentuk garam sengsalisilat yang tidak aktif.(OBAT-OBAT PENTING, p.105)Karena asam salisilat bekerja pada stratum korneum maka saya akan menjelaskan sedikit tentang struktur kulit manusia.Kulit termasuk ke dalam sistem integumen. Lapisan terluar dari kulit adalah epidermis. Bagian ini terususun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi; jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah; dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan kaki. 5 lapisan dari epidermis adalah :1. Stratum basalis (lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya, dermis. Pada sel ini berlangsung pembelahan sel yang cepat dan sel baru didorong ke lapisan selanjutnya.)2. Stratum spinosum (lapisan sel spina atau sel tanduk. Spina adalah bagian penghubung intraselular yang disebut desmosom)3. Stratum granulosum4. Stratum lusidum (lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau hampir mati)5. Stratum korneum adalah lapisan teratas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit.Kemudian dibawah epidermis ada juga dermis dan hipodermis. Dermis mengandung reseptor sensorik taktil dan pembuluh darah.(ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PEMULA, p.85-86)

III. FORMULASI1. Bahan aktifZat AktifAsam salisilat

Struktur(JP, p.1096)

Rumus molekulC7H6O3(JP, p.1096)

Titik lebur 158-161oC(JP, p.1096)

PemerianHablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau,rasa agak manis dan tajam.(FI III, p.56)

KelarutanLarut dalam 550 bag air dan dalam 4 bagian etanol, mudah larut dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam larutan amonium asetat , dinatrium hidrogen, kalium sitrat dan natrium sitrat.(FI III, p.56)

StabilitasStabil dalam udara bebas. Formulasi sediaan asam salisilat yang efektif adalah yang memiliki pH mendekati 2.97.(J.Indon Med ASSOC, vol : 62 nomor 7 juli 2012)(artikel pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan)

Inkompabilitas Asam salisilat tidak dapat dicampurkan ke dalam vanishing cream sebab cincin sromatiknya akan menghancurka komponen sabun yang diperlukan dalam pembentukan emulsi. Pencampuran asam salisilat dengan kalsiprotein tidak dianjurkan karena membuat senyawa tidak stabil.(J.Indon Med ASSOC, vol : 62 nomor 7 juli 2012)(artikel pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan)

Keterangan lainDigunakan sebagai zat aktif.

PenyimpananDalam wadah terlindung dari cahaya.(FI III, p.56)

Kadar penggunaanDigunakan 10% sebagai keratolitik.(OOP, p.105)

2. AntioksidanZat BHT (Butil Hidroksi Toluen)

SinonimAgidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol; butylhydroxytoluene;butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylatedhydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-butyl-4-hydroxytoluene; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP;Nipanox BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT; Topanol; Vianol.(HOPE 6th ed 2009, p.75)

Struktur(HOPE 6th ed 2009, p.75)

Rumus molekulC15H24O(HOPE 6th ed 2009, p.75)

Titik lebur 70oC(HOPE 6th ed 2009, p.75)

PemerianHablur padat, putih, bau khas.(FI III, p.664)

KelarutanPraktis tidak larut dalam air dan propilenglikol. Larut dalam alkohol, kloroform dan eter.(FI III, p.664)

StabilitasBila terpapar cahaya dan suhu ekstrim dapat mengubah warna dan menyebabkan ketidakefektifan. (HOPE 6th ed 2009, p.76)

Inkompabilitas Inkompatibel dengan oksidator kuatseperti peroksida dan permanganat. Garam besi dapat merubah warna dan menghilangkan aktivitas. Pemanasan dengan katalis menyebabkan peningkatan dekomposisi dengan keluarnya gas isobuten.(HOPE 6th ed 2009, p.76)

Keterangan lainDigunakan sebagai antioksidan pada sediaan kali ini.

PenyimpananWadah tertutup rapat, sejuk, terlindung dari cahaya dan kering.(HOPE 6th ed 2009, p.76)

Kadar penggunaanDigunakan 0,1% dalam sediaan ini.(HOPE 6th ed 2009, p.75)

3. PreservativeZat Asam benzoat

SinonimAcidum benzoicum; benzenecarboxylic acid; benzeneformic acid;carboxybenzene; dracylic acid; E210; phenylcarboxylic acid;phenylformic acid.(HOPE 6th ed 2009, p.61)

Struktur(HOPE 6th ed 2009, p.61)

Rumus molekulC7H6O2(HOPE 6th ed 2009, p.61)

Titik lebur 122oC (mulai menyublim pada suhu 100oC)(HOPE 6th ed 2009, p.61)

PemerianSerbuk putih atau kristal tidak berwarna. Tidak berasa dan berwarna, dengan bau khas benzoin.(HOPE 6th ed 2009, p.62)

KelarutanKelarutan dapat ditingkatkan dengan penambahan asam sitrik dan asam asetat ke dalam larutan. Larut dalam 1:300 bagian air. 1:3,72 dalam etanol 76%.(HOPE 6th ed 2009, p.62)

StabilitasLarutan asam benzoat dapat disterilkan dengan autoclave atau filtrasi. 0,1% larutan yang mengandung asam benzoat dapat bertahan selama 8 minggu jika disimpan dalam wadah polivinil dan suhu ruangan. (HOPE 6th ed 2009, p.62)

Inkompabilitas Bereaksi bila dicampur asam organik. Aktivitasnya sebagai pengawet dapat menurun bila dicampur kaolin.(HOPE 6th ed 2009, p.62)

Keterangan lainDigunakan sebagai pengawet pada sediaan kali ini.

PenyimpananDisimpan di wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.(HOPE 6th ed 2009, p.62)

Kadar penggunaanPada sediaan kali ini digunakan sebanyak 0,2%(HOPE 6th ed 2009, p.61)

4. Pelarut Zat Etanol

SinonimEthanolum (96 per centum); ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grainalcohol; methyl carbinol.(HOPE 6th ed 2009, p.17)

Struktur(HOPE 6th ed 2009, p.17)

Rumus molekulC2H6O(HOPE 6th ed 2009, p.17)

Titik lebur -112oC(HOPE 6th ed 2009, p.18)

PemerianLarutan jernih, tidak berwarna dengan karakter bau khas dan rasa terbakar ketika memakainya.(HOPE 6th ed 2009, p.17)

KelarutanTidak larut dalam kloroform, eter dan gliserin, pada air juga apabila terjadi peningkatan suhu dan terjadi kontraksi volume(HOPE 6th ed 2009, p.17)

StabilitasDapat disterilkan dengan autoclave. Stabil dalam panas.(HOPE 6th ed 2009, p.18)

Inkompabilitas Dalam kondisi asam, etanol bereaksi dengan zat teroksidasi. Pencampuran dengan alkali dapat membuat warna keruh. Etanol tidak boleh disimpan di wadah alumunium dan dapat bereaksi dengan berbagai zat.(HOPE 6th ed 2009, p.18)

Keterangan lainDigunakan untuk membuat ukuran partikel asam salisilat, BHT dan asam benzoat lebih kecil.

PenyimpananDi wadah sejuk.(HOPE 6th ed 2009, p.17)

Kadar penggunaanPada sediaan ini digunakan secukupnya.(HOPE 6th ed 2009, p.17)

5. Basis salepZat Vaseline album

SinonimMerkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White; SoftWhite; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow petroleumjelly.(HOPE 6th ed 2009, p.481)

Struktur-

Rumus molekul-

Titik lebur 38-60oC(HOPE 6th ed 2009, p.482)

PemerianMassa lunak, lengket, bening, putih. Jika dicairkan tidak berbau, hampir tidak berasa.(FI III, p.633)

KelarutanPraktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%. Praktis larut dalam kloroform pekat dan eter pekat dan eter minyak tanah pekat,larutan kadang-kadang beropalesensi lemah.(FI III, p.633)

StabilitasPetrolatum adalah zat yang stabil. Ketika terpapar cahaya zat ini dapat teroksidasi. Tingkat oksidasi bergantung kepada beberapa faktor. (HOPE 6th ed 2009, p.482)

Inkompabilitas Petrolatum adalah zat inert dengan inkompatibilitas yang sedikit.(HOPE 6th ed 2009, p.482)

Keterangan lainDigunakan sebagai basis.

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering.(HOPE 6th ed 2009, p.482)

Kadar penggunaanDigunakan sebanyak 89,7 gram untuk 100 gram sediaan.(HOPE 6th ed 2009, p.482)

IV. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIANNo.PermasalahanPenyelesaian

1Zat aktif tidak larut dalam air

Ditetesi etanol terlebih dahulu sebelum dicampur basis untuk memperkecil ukuran molekul.

2Sediaan dibuat dalam multiple dose sehingga mudah ditumbuhi mikroorganisme lain.

Ditambahkan asam benzoat sebagai preservative.

3Beberapa zat dalam sediaan ini mudah teroksidasi.Ditambahkan BHT sebagai antioksidan

V. PENDEKATAN FORMULANo.Nama BahanJumlahKegunaan

1Asam salisilat10%Zat aktif.

2BHT0,1%Antioksidan

3Asam benzoat0,2%Pengawet

4Etanolq.sPelarut zat

5Vaseline albumAd 100%Basis

VI. PENIMBANGANPenimbangan Dibuat sediaan 8 tube (@ 10 g) + 20%= 100 g

No.Nama BahanJumlah yang Ditimbang

1Asam salisilat10 g

2Asam benzoat0,2 g

3BHT0,1 g

4Etanolq.s

5Vaseline album89,7 g

VII. PROSEDUR PEMBUATAN1. Persiapan dan penimbangan a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukanb. Timbang bahan-bahan Asam salisilat (di perkamen) = 10 g Asam benzoat (di perkamen) = 0,2 g BHT (di perkamen)=0,1 g Vaseline album (di perkamen)=89,7 g2. Pembuatan salep asam salisilat 10%a. Dimasukkan asam salisilat sedikit demi sedikit ke dalam mortir 1, sambil ditetesi etanol, digerus sampai halus.b. Dimasukkan beberapa bagian basis (vas.album) ke dalam mortir 1, gerus ad homogen.c. Dimasukkan asam benzoat ke mortir 2, teteskan etanol, gerus ad homogen, tambahkan beberapa bagian basis ke dalam mortir 2, gerus adhomogen.d. Dimasukkan BHT ke dalam mortir 3, teteskan etanol, gerus sampai halus.e. Dimasukkan sedikit basis ke dalam mortir 3, gerus adhomogen.f. Dicampurkan sediaan mortir 2 dan 3 ke dalam mortir 1, gerus adhomogen.g. Dibagi sediaan menjadi 8 tube, masing-masing 10 gram. Sisa sediaan dimasukkan ke tube lain.VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAANNoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1Uji organoleptik Mengamati bau, warna dan penyebaran sediaan di kulit.3 tubeTube 1 :Baunya tidak tengik, warnanya putih dan enak dipandang, penyebarannya mudah.Tube 2:Baunya tidak tengik, warnanya putih dan enak dipandang, penyebarannya mudah.Tube 3 :Baunya tidak tengik, warnanya putih dan enak dipandang, penyebarannya mudah.Status : LOLOS UJI.Bau tidak boleh tengik, warna harus pas dan enak dipandang, penyebaran di kulitnya harus mudah.

2Uji homogenitasKetiga sampel yang dievaluasi dioleskan ke kaca arloji, dilihat apakah masih ada butir zat aktif yang belum terdispersi. Walaupun masih ada yang tidak terdispersi, dispersinya harus kecil dan tidak boleh terlalu besar ukuran partikelnya.3 tubeTube 1 :terdispersi kecil, masih tersisa partikel padatnya.Tube 2 :terdispersi kecil, masih tersisa partikel padatnya.Tube 3 : terdispersi kecil, masih tersisa partikel padatnya.Zat aktif harus terdispersi semua, kalaupun ada yang belum terdispersi, ukuran partikelnya harus kecil, hingga ketika dioleskan di kulit tidak menyebabkan lecet karena ukuran partikelnya yang kasar menggores kulit.

3Uji isi minimumTube yang berisi sediaan ditimbang, dicatat beratnya sebagai (m1), lalu keluarkan isinya, cuci tube dan keringkan lalu timbang lagi dicatat volumenya sebagai (m0). Dari data tersebut dapat ditentukan berapa sediaan yang ada dalam tube.3 tubeTube 1 :w0=2,973 gw1=13,134 gIsi minimum tube 1 :w1-w0=10, 161 g

Tube 2 :w0=2,957 gw1=13,030gIsi minimum tube 2 :w1-w0=10,073 g

Tube 3 :w0=3,141 gw1=13,162 gIsi minimum tube 3 :w1-w0=10,021 g

Hasil pengurangan dari m1 dan m0 tidak boleh kurang dari jumlah yang tertera di etiket.

4Uji pHMemasukkan pH meter ke dalam sediaan3 tubepHtube 1 : 5tube 2 : 5tube 3 : 5pH ketiga sampel harus seragam.

IX. PEMBAHASANpada pembuatan sediaan kali ini digunakan asam salisilat 10% sebagai zat aktif, dimana fungsinya adalah sebagai antifungal dan antikeratolitik. Tidak perlu penambahan penetrant enhancer karena zat ini hanya bekerja di bagian terluar kulit (stratum korneum). Dipilih vaseline album sebagai basis karena bila memilih vaseline flavum warnanya akan kurang bagus, karena vaseline flavum yang berwarna kuning. Kebetulan vaseline album kompatibel dengan seluruh zat yang dipilih di sediaan ini. Vaseline album tidak perlu dipanaskan karena tidak ada kombinasi basis. Dipilih juga BHT sebagai antioksidan dan asam benzoat sebagai pengawet karena sediaannya dibuat multiple dose.Semua zat tambahan di sediaan ini dipilih karena inkompatibilitas zat tambahan dengan zat aktif tidak terlalu banyak.Ketika pembuatan kami mengoptimasi beberapa kali, untuk melihat perbedaan sediaan yang basisnya dipanaskan terlebih dahulu dengan yang tidak, ternyata sediaan yang basisnya dipanaskan terlebih dahulu lebih mudah dibuat karena basis menjadi cair sehingga mudah terhomogenkan zat-zatnya namun teksturnya menjadi seperti krim. Kemudian kami membuat lagi optimasi dengan basis yang tidak dipanaskan, hasilnya zat-zat lebih lama untuk homogen tapi teksturnya persis seperti salep. Akhirnya kami memilih agar basisnya tidak dipanaskan karena memang hanya menggunakan vaseline album saja, tidak menggunakan kombinasi dengan basis yang lain.Seminggu kemudian dilakukan evaluasi terhadap sediaan yang telah kami buat, pertama uji organoleptik, pada uji ini yang diamati adalah bau, warna dan penyebarannya seperti apa, setelah dilakukan uji dengan 3 tube sediaan didapatkan hasil yang cukup baik, ketiganya memiliki bau yang tidak tengik, warna putih susu dan penyebaran di kulitnya relatif mudah. Sehingga sediaan kami dinyatakan lolos uji organoleptik.Uji yang kedua ialah uji homogenitas, uji homogenitas dimaksudkan untuk melihat apakah zat aktif tercampur homogen di dalam sediaan atau tidak, jika tidak maka efek terapi yang diberikan salep akan berlangsung lama selain itu juga kulit pasien tidak akan nyaman jika ukuran zat padat yang masih besar-besar mengenai kulit. Ketika dilakukan uji ini terhadap 3 tube sediaan dihasilkan bahwa ketiganya terdispersi kecil dan masih tersisa partikel padatnya, namun partikel padat yang tersisa masih bisa ditoleransi.Uji evaluasi ketiga yaitu uji isi minimum, uji isi minimum dilakukan dengan menimbang tube yang masih ada sediaannya lalu dicatat jumlahnya (w1), kemudian isi di dalam tube dikeluarkan, dicuci, dan dikeringkan lalu ditimbang lagi tube kosong bersama tutupnya, catat lagi sehingga menghasilkan w0, penghitungan isi minimum menggunakan rumus :

W1-W0=isi minimum

Perhitungan untuk isi minimum 3 tube :1. 13,134 g-2,973 g=10, 161 g2. 13,030g -2,957 g=10,073 g

3. 13,162 g-3,141 g=10,021 g

Ketika uji pH, yang dijadikan ukuran lolos uji atau tidak adalah keseragaman pH. Ketiga sample yang diuji memiliki pH yang sama (5) maka itu dinyatakan lolos uji pH.X. KESIMPULANFormulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.No.Nama BahanJumlahKegunaan

1Asam salisilat10%Zat aktif.

2BHT0,1%Antioksidan

3Asam benzoat0,2%Pengawet

4Etanolq.sPelarut zat

5Vaseline albumAd 100%Basis

XI. DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta. Rowe, Raymond C.2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed. London: pharmaceutical Press.Syamsuni, H. A. 2005, Ilmu Resep. Jakarta: EGC.Tjay,H.T dan Rahardja, Kirana. 2003. Obat-obat penting. Jakarta: elex Media Komputindo.J.Indon Med ASSOC, vol : 62 nomor 7 juli 2012Japanese Pharmacopoeia Committee. 2006. The Japanese Pharmacopoeia. Edisi kelimabelas. Tokyo: The Ministry of Health, Labour and Welfare