documentrm

13
4. KLASIFIKASI Menurut PPDGJ III Retardasi Mental dibagi menjadi : F70 Retardasi Mental Ringan Bila menggunakan test IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar antara 50-69 menunjukkan Retardasi Mental Ringan. Pemahaman dan pengunaan bahasa cenderung terlambat pada berbagai tingkat, dan masalah kemampuan berbicara yang mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai dewasa. Walaupun mengalami dalam keterlambatan dalam kemampuan bahasa, tapi sebagian besar dapat mencapai kemampuan bicara untuk keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam merawat diri sendiri dan mencapai ketrampilan praktis dan ketrampilan rumah tangga, walaupun tingkat perkembangannya agak terlambat daripada normal. Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang bersifat akademis dan banyak masalah khusus dalam membaca dan menulis. Etiologi organic hanya dapat diidentifikasikan pada sebagian kecil penderita, keadaan lain yang menyertai, seperti autism, gangguan pekerjaan lain, epilepsy, gangguan tingkah laku, atau disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila terdapat gangguan demikian, maka harus diberi kode diagnosis sendiri.

Upload: vanniyya-salka

Post on 29-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Psikiatri

TRANSCRIPT

4. KLASIFIKASIMenurut PPDGJ III Retardasi Mental dibagi menjadi :

F70 Retardasi Mental Ringan

Bila menggunakan test IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar antara 50-69 menunjukkan Retardasi Mental Ringan.

Pemahaman dan pengunaan bahasa cenderung terlambat pada berbagai tingkat, dan masalah kemampuan berbicara yang mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai dewasa. Walaupun mengalami dalam keterlambatan dalam kemampuan bahasa, tapi sebagian besar dapat mencapai kemampuan bicara untuk keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam merawat diri sendiri dan mencapai ketrampilan praktis dan ketrampilan rumah tangga, walaupun tingkat perkembangannya agak terlambat daripada normal.

Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang bersifat akademis dan banyak masalah khusus dalam membaca dan menulis. Etiologi organic hanya dapat diidentifikasikan pada sebagian kecil penderita, keadaan lain yang menyertai, seperti autism, gangguan pekerjaan lain, epilepsy, gangguan tingkah laku, atau disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila terdapat gangguan demikian, maka harus diberi kode diagnosis sendiri.F71 Retardasi Mental Sedang

IQ biaanya berada pada rentang 35-49. Umumnya ada profil kesenjangan dari kemampuan, beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam ketrampilan visuo-spasial daripada tugas-tugas yang tergantung pada bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung namun dapat mengadakan interaksi social dan percakapan sederhana.

Tingkat perkembangan bahasa bervariasi, ada yang dapat mengikuti percakaan sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka.

Suatu etiologi organic dapat diidentifikasikan pada kebanyakan penyandang retardasi mental sedang. Autism masa kanaka tau gangguan perkembangan pervasive lainnya terdapat pada sebagian kecil kasus, dan mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan tipe penatalaksaan yang dibutuhkan. Epilepsi, disabilitas neurologic dan fisik juga lazim ditemukan meskipun kebanyakan penyandang retardasi mental sedang mampu berjalan tanpa bantuan.

Kadang-kadang didapatkan gangguan jiwa lain, tetapi karena tingkat perkembangan bahasanya yang terbatas sehingga sulitmenegakkan diagnosis dan harus tergantung dari informasi yang diperoleh dari orang lain yang mengenalnya. Setiap gangguan penyerta harus diberi kode tersendiri.

F72 Retardasi Mental Berat

IQ biasanya berada dalam rentang 20-34. Pada umumnya mirip dengan retardasi sedang dalam hal :

Gambaran klinis

Ada etiologi organic Kondisi yang menyertai

Tingkat prestasi yang rendah

Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita gangguan motorik yang mencolok atau deficit lain yang menyertai, menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna dari SSP.

F73 Retardasi Mental Sangat Berat

IQ biasanya dibawah 20. Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, hanya mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana. Ketrampilan visuospasial yang paling dasar dan sederhana tentang memilih dan mencocokkan mungkin dapat dicapainya dan dengan pengawasan dan petunjuk yang tepat, penderita mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis dan rumah tangga.

Suatu etiologi organic dapat diidentifikasikan pada sebagian besar kasus. Biasanya ada disabilitas neurologic dan fisik lain yang berat yang mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsy dan hendaya daya lihat dan dengar. Sering ada gangguan perkembangan invasive dalam bentuk sangat berat khususnya autism yang tidak khas (atypical autism) terutama pada penderita yang dapat bergerak.F78 Retardasi Mental Lainnya

Kategori ini hanya digunakan bila penilaian dari tinkat retardasi mental dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik, misalnya buta, bisu, tuli, dan penderita yang perilakumya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.

F79 Retardasi Mental YTT

Jelas terdapat retardasi mental, tetapi tidak ada informasi yang cukup untuk menggolongkannya dalam salah satu kategori diatas.

5. PENATALAKSANAAN

Retardasi mental berhubungan dengan beberapa gangguan heterogen dan berbagai factor psikososial. Terapi yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier.A. Pencegahan Primer

Merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :

Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental.

Usaha terus-menerus dari professional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat.

Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal

Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan sisitem saraf pusat.

Koseling keluarga dan genetic membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetic yang berhubungan dengan retardasi mental. Untuk anak-anak dan ibu dnegan sosio-ekonomi rendah, pelayanan medis prenatal dan perinatal yang sesuai dan berbagai program pelengkap dan bantuan pelayanan social dapat menolong menekan komplikasi medis dan psikososial.

B. Pencegahan Sekunder dan Tersier

Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah dikenali, gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan penyakit (pencegahan sekunder) dan untuk menekan sekuel atau kecacatan yang terjadi setelahnya.Gangguan metabolic dan endokrin herediter, seperti PKU dan hipotiroidisme, dapat diobati dalam stadium awal dengan control diet atau dengan terapi penggantian hormone.

Anak retardasi mental seringkali memiliki ksulitan emosional dan perilaku yang memerluka terapi psikiatrik. Kemampuan kognitif dan social yang terbatas yang dimiliki anak tersebut memerlukan modalitas terapi psikiatrik yang dimodifikasi berdasarkan tingkat kecerdasan anak. a. Pendidikan Untuk Anak

Lingkungan pendidikan untuk anak-anak dengan retardasi mental harus termasuk program yang lengkap yang menjawab latihan ketrampilan adaptif, latihan ketrampilan social, dan latihan kejujuran. Perhatian khusus harus dipusatkan pada komunikasi dan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi kelompok seringkali merupakan format yang berhasil dimana anak-anak dengan retardasi mental dapat belajar dan mempraktekkan situasi hidup nyata dan mendapatkan umpan balik yang mendukung. b. Terapi Perilaku, Kognitif, dan Psikodinamika

Kesulitan dalam beradaptasi diantara orang retardasi mental adalah luas dan sangat bervariasi sehingga sejumlah intervensi sendiri atau dalam kombinasi mungkin berguna.Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun-tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku social dan untuk mengendalikan dan menekan perilaku agresif dan destruksi pasien. Dorongan positif untuk perilaku yang diharapkan dan memulai hukuman (seperti mencabut hak istimewa) untuk perilaku yang tidak diinginkan telah banyak menolong.Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu mengikuti instruksi pasien. Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien retardasi mental dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan yang menyebabkan kecemasan , kekerasan, dan depresi yang menetap.c. Pedidikan Keluarga

Satu bidang yang penting dalam pendidikan keluarga dari pasien dengan retardasi mental adalah tentang cara meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistic untuk pasien. Keluarga seringkali merasa sulit untuk menyeimbangkan antara mendorong kemandirian dan memberikan lingkungan yang mengasuh dan suportif bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat penolakan dan kegagalan di luar konteks keluarga.

Orang tua mungkin mendapatkan manfaat dari konseling yang terus-menerus atau terapi keluarga. Orang tua harus diberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan bersalah, putus asa, kesedihan, penyangkalan yang terus menerus timbul dan kemarahan tentang gangguan dan masa depan anak. Dokter psikiatrik harus siap untuk memberikan semua informasi medis dasar dan terakhir tenang penyebab, terapi, dan bidang lain yang berhubungan. d. Intervensi Farmakologis

Pendekatan farmakologis dalam terapi gangguan mental komorbid pada pasien retardsai mental adalah banyaknya kesamaan seperti untuk pasien yang tidak mengalami retardasi mental. Semakin banyak data yang mendukung pemakaian berbagai medikasi untuk pasien dengan gangguan mental yang tidak retardasi mental. Beberapa penelitian telah memusatkan perhatian pada pemakaian medikasi untuk sindrom perilaku berikut ini yang sering terjadi diantara retardasi mental. Agresi dan perilaku melukai diri sendiri

Beberapa buki dari penelitian telah menyatakan bahwa Lithium berguna dalam menurunkan agresi dan perilaku melukai diri sendiri.

Antagonist narkotik seperti Naltrexone telah dilaporkan menurunkan perilaku melukai diri sendiri pada pasien retardasi mental yang juga memenuhi criteria diagnostic untuk gangguan autistic infantile. Satu hipotesis yang diajukan sebagai mekanisme kerja terapi Naltrexone adalah bahwa obat mempengaruhi pelepasan opioid endogen yang dianggap berhubungan dengan melukai diri sendiri.

Gerakan motorik stereotipik

Medikasi antipsikotik, seperti haloperidol dan Chlorpromazine menurunkan perilaku stimulasi diri yang berulang pada pasien retardasi mental, terapi medikasi tersebut tidak meningkatka perilaku adaptif. Beberapa anak dan orang dewasa dengan retardasi mental menghadapi resiko tinggi mengalami tardive dyskinesia dengan pemakaian kontinu medikasi antipsikotik. Perilaku kemarahan eksplosif

Penghambat seperti Propanolol dan buspirone telah dilaporkan menyebabkan penurunan kemarahan eksplorasif diantara pasien denga retardasi mental dan gangguan autistic. Penelitian sistematik diperlukan sebelum obat dapat ditetapkan sebagai manjur.

Gangguan deficit atensi

Penelitian terapi metylphenidate pada pasien retardasi mental rigan dengan gangguan deficit atensi /hiperaktifitas telah menunjukkan perbaikan bermakna dalam kemampuan mempertahankan perhatian dan menyelesaikan tugas. Penelitian terapi metylphenidate tidak menunjkkan bukti adanya perbaikan jangka panjang dalam ketrampilan social atau belajar.BAB IIIKESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dalam referat ini disimpulkan bahwa retardasi mental merupakan suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahas, motorik, dan social yang dapay didiagnosis berdasarkan :1. Fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ 70 atau kurang) yang telah diperiksa secara individual.

2. Kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif (sama dengan kekurangan individu untuk memenuhi standar perilaku sesuai dengan usianyadari lingkungan budayanya) dalam sedikitnya 2 hal, yaitu komunikasi, selfcare, kehidupan rumah tangga, ketrampilan social/interpersonal, menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, ketrampilan akademis fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan keamanan.3. Awitan sebelum usia 18 tahun

Berdasarkan PPGJ III, retardasi mental diklasifikasikan menjadi retardasi mental ringan, retardasi mental sedang, retardasi mental berat, retardasi mental sangat berat, retardasi mental lainnya, dan retardasi mental yang tidak tergolongkan. Untuk penatalaksanaannya dibagi menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.DAFTAR PUSTAKA

Kaplan HI, Sadlock BJ, Grebb JA. 2010. Retardasi Mental. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara

Elvira SD, Hadisukanto G. 2010. Retardasi Mental. Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : FKUI

Salmiah, S. 2010. Retardasi Mental. Medan : Departemen Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera UtaraMaslim, R. 2003. Buku Saku PPDGJ III, F70-F79 Retardasi Mental. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.