resume pertanian berkelanjutan.docx

11
NAMA : Taufik Dhany NIM : 30000213410045 MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA DOSEN : DR. EKO HENDARTO Resume mata Kuliah Pertanian Berkelanjutan (sustainable Agriculture) I. Pengertian Pertanian Berkelanjutan Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah sebuah konsep dalam pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan. Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah. The International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk:

Upload: dhany-r

Post on 16-Sep-2015

127 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

konsep dan aplikasi penerapan pertanian berkelanjutan di indonesia

TRANSCRIPT

NAMA : Taufik DhanyNIM: 30000213410045MATA KULIAH: KAPITA SELEKTADOSEN: DR. EKO HENDARTO

Resume mata Kuliah Pertanian Berkelanjutan (sustainable Agriculture)

I. Pengertian Pertanian BerkelanjutanPertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah sebuah konsep dalam pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah.The International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM)menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk:a) Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,b)Membudidayakan tanaman secara alami,c) Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,d) Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,e) Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,f) Memelihara keragaman genetik sistem pertanian dan sekitarnya, sertag) Mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem usaha tani.

Pertanian berkelanjutan mengupayakan sebuah sistem yang berkelanjutan untuk saat ini, saat yang akan datang dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya.Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita atau generasi yang akan datang.Menurut Gips, suatu sistem pertanian itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat yaitu : Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada Luwes yang berarri mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.

II. Dimensi Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan dapat diuraikan dalam beberapa dimensi sebagai berikut :

A. Dimensi Ekonomi (Profit) Dimensi ekonomi dapat diartikan menjadi beberapa bagian:1. Efisiensi : Dalam melakukan pertanian harus dilakukan secara efisien dan praktis, tidak boros dan mubasir.2. Daya saing: hasil dari pertanian mempunyai daya saing karena mutunya tinggi3. Nilai Tambah dan Laba : hasil dari pertanian harus mempunyai nilai tambah dan mempunyai laba tinggi4. Pertumbuhan : Pertanian berkelanjutan harus ada perkembangan dan pertumbuhan dari kualitas5. Stabilitas : Pertanian harus mempunyai kestabilan dalam kualitas dan tahan terhadap kendala-kendala yang ada seperti hama dan penyakit.

B. Dimensi Lingkungan AlamDimensi Lingkungan Alam merupakan dimensi yang tidak bisa ditinggalkan karena dengan mewujudkan pertanian berkelanjutan harus memperhatikan faktor-faktor yaitu 1. Keragaman Hayati: harus mempertahankan keragaman hayati.2. Daya Luntur ekosistem : harus mempu mempertahankan keberadaan ekosistem3.Kesehatan Lingkungan: harus mampu menjaga kesehatan lingkungan

C. Dmensi Sosial Dimensi Sosial Dimensi sosial tidak bisa ditinggalkan karena masalah sosial dipastikan akan memperngangaruhi keberlanjutan pertanian.Hal yang harus diperhatikan dalam dimensi sosial adalah :1. Mengurangi Kemiskinan2. Pemerataan /keadilan sosial, adanya pemerataan kemakmuran3. Masyarakat diajak ikut serta (Partisipasif)4. Stabilitas Sosial,dalam mewujudkan kegiatan pertanian berkelanjutan syaratnya harus adanya kestabilan dan keamanan dalam masyarakat5. Preservasi Budaya, dalam melakukan pertanian berkelanjutan harus memperhatikan masalah budaya

III. Ciri, indikator dan Sayarat Pertanian Berkelanjutan

A. ciri-ciri pertanian berkelanjutan 1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.2. Berwawasan ekologis (ecologically sound). Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).3. Berkeadilan sosial. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.4. Manusiawi dan menghargai budaya lokal. Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal5. Mampu berdaptasi (adaptable). Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.6. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Para petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang masih bisa ditolelir/diterima. 7. Berkeadilan sosial, ini yang sering mendapat hambatan, sistem ini harus menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi dan pasar bagi yang terlibat, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, maupun etnis.B. Indikator pertanian berkelanjutan1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,2. Membudidayakan tanaman secara alami,3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,6. Memelihara keragaman genetik sistem pertanianC. Prasyarat bagi pertanian berkelanjutan 1. Kualitas tanah tidak boleh rusak, penggunaan bahan yang ramah lingkungan, topsoil tidak boleh menipis 2. Sumberdaya air tersedia harus mampu memenuhi kebutuhan tanaman, tdk berlebihan & tdk kekurangan3. Integritas biologis dan ekologis harus dilestarikan melalui berbagai upaya pengelolaan sumberdaya genetik, siklus hara, hama tanaman, dll4. Sistem harus menguntungkan secara ekonomis untuk memenuhi kebutuhan manusia5. Nilai sosial dan norma budaya harus dipenuhi, seperti kebutuhan kepercayaan antar individu, kejujuran, saling membantu dan lainnya6. Penyelamatan Plasma Nutfah

IV. Pendekatan Pertanian BerkelanjutanSalah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input) secara khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty Centuries. King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat sebagai kesalahan metoda yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas internal yang besar untuk melakukan regenerasi dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya internal.Baru-baru ini, Undang-undang Produktivitas Pertanian Amerika, yang merupakan bagian dari Undang-undang Keamanan Pangan 1985, menyediakan kewenangan untuk melaksanakan program riset dan pendidikan pada sistem pertanian alternatif -yang kemudian dikenal sebagai pertanian berkelanjutan dengan input minimal (Low Input Sustainable Agriculture (LISA)). Pada bulan Desember 1987, Kongres Amerika menyetujui US $ 3,9 juta untuk memulai pekerjaan tersebut atas dasar undang-undang Keamanan Pangan. Undang-undang tersebut memberikan mandat untuk melakukan investigasi ilmiah pada a) peningkatan produktivitas pertanian, b) produktivitas lahan sentra produksi, c) mengurangi erosi tanah, kehilangan air dan nutrisi, dan d) melakukan konservasi sumberdaya natural dan energi.Petani Amerika saat ini sedang mencari sumberdaya yang efisien, biaya lebih rendah, dan sistem-sistem produksi yang lebih menguntungkan. Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi paradigma yang mengangkat masyarakat pertanian dari kondisi yang mengharuskan produktivitas lebih tinggi menuju suatu kondisi masyarakat yang peduli pada keberlanjutan. Hal ini dirasakan sebagai suatu kesalahan bahwa produktivitas yang tinggi dari kegiatan pertanian konvensional telah menimbulkan biaya kerusakan yang cukup siginifikan terhadap lingkungan alam dan disrupsi masalah sosial.Dalam usaha mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian konvensional, beberapa format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah direkomendasikan sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Dalam sistem pertanian sering dimotivasi dengan suatu keinginan untuk menurunkan tingkat kesehatan lingkungan dan kerusakan lingkungan dan sebuah komitmen terhadap manajemen sumberdaya alam yang berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk kebanyakan petani dalam mempertimbangkan suatu perubahan usaha tani adalah keingingan memperoleh hasil yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode pertanian alternatif yang lebih lebar ini membutuhkan bahwa metode tersebut sedikitnya sama kualitasnya dalam memperoleh keuntungan dengan metode konvensional atau memiliki keuntungan-keuntungan non-keuangan yang signifikan, seperti sebagai usaha menjaga penurunan kualitas sumberdaya air dan tanah secara cepat.Ketika perubahan dari kegiatan pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan dilaksanakan, perubahan sosial dan struktur ekonomi juga akan terjadi. Pada saat input menurun, terdapat hubungan yang menurun pula pada hubungan kerja terhadap mereka yang selama ini terlibat dan mendapatkan manfaat dari pertanian konvensional. Hasilnya adalah terdapat banyak kemungkinan yang dapat ditemukan yaitu meningkatnya kualitas hidup, dan peningkatan kegiatan pertanian mereka. Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem berkelanjutan dapat menunjukkan penurunan potensial fungsi-fungsi eksternal atau konsekuensi-konsekuensi negatif dari jebakan sosial pada masyarakat. Petani sering terperangkap dalam perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang mereka terima dari kegiatan produksi saat ini.

Di Indonesia saat ini mayoritas masyarakatnya masih menggunakan system pertanian yang komvensonal, yaitu pertanian yang mengutamakan kualitas hasil dan produksi. Pestisida adalah yang paling sering digunakan oleh para petani di Indonesia untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman pertanian mereka. Apalagi pada tahun 1980 sampai dengan 1990 Pemerintah turut serta mempromosikan dan mengajak masyarakat tani untuk memakai pestisida. Tanpa disadari hal ini dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi lingkungan, yang meliputi tanah, air , udara bahkan hasil tanaman itu sendiri mencakup buah, biji, batang, daun, dll mengandung pestisida. Hal yang sangat diharapkan dari munculnya system pertanian berkelanjutan adalah para petani dan masyarakat dapat mengetahui tentang dampak dan keberlanjutan dari proses pertanian yang selama ini telah diterapkan dan digunakan secara luas. Yang menjadi titik berat dari system pertanian ini adalah keberlanjutan. Berlanjut dalam hal ini berarti dapat dilaksanakan seterusnya, berlanjut pula secara ekonomi artinya dalam system pertanian ini petani mendapatkan keuntungan sehingga petani mau untuk bertani. Sehingga disini akan terciptanya keselarasan dalam system ini. Sehingga pertanian ini dapat dilakukan bukan hanya kita (pada saat ini) juga bisa dilakukan oleh anak cucu kita kelak.