resume lemak
TRANSCRIPT
LEMAK
1. Pengertian Lemak
Lemak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut
dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air. Sifat kelarutan ini yang membedakan lipida
dari golongan senyawa alam penting lain seperti protein dan karbohidrat yang pada umumnya
tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang efektif,
dimana satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal (Winarno, 1992).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan
asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang
lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya
kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah.
2. Peranan Lemak
Pada teknologi makanan, lemak dan minyak memegang peranan penting, karena
minyak dan lemak memiliki titik didih yang tinggi (sekitar 200ºC) maka dapat dipergunakan
untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar
air yang dikandungnya dan menjadi kering.
Lemak nabati dan lemak hewani dalam kewujudannya ada yang mudah dilihat atau
kentara disebut visible fat, seperti lemak hewani yang sering dijual di pasar (mentega, keju,
dan lain-lain). Sedangkan lemak yang belum kentara disebut invisible fat yaitu lemak yang
terdapat pada susu, kacang-kacangan, kuning telur dan lain-lain. Baik pada visible fat
maupun pada invisible fat terkandung asam- asam lemak (Kartasapoetra,1986 )
a. Kebutuhan Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan
konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan.
Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan
vitamin larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10%
dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak jenuh
ganda.konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah≤ 300 mg per hari.
b. Pemurnian Minyak dan Lemak
Untuk memperoleh minyak yang bermutu baik, minyak dan lemak kasar harus
dimurnikan dari bahan-bahan atau kotoran yang terdapat didalamnya.Tujuan utama dari
proses pemurnian minyak atau lemak adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak
enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum
dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri (ketaren, 1986)
Pada umumnya minyak untuk tujuan bahan pangan dimurnikan dengan tahapan proses
sebagai berikut:
- Pemisahan gum (de-gumming)
Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau lendir-lendir tanpa
mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Pemisahan ini dilakukan dengan
pemanasan uap kemudian disusul dengan proses pemusingan (sentrifusi)
sehingga bagian lendir terpisah dari air.
- Netralisasi
Netralisasi merupakan suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak
atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa sehingga membentuk
sabun. Pemisahan asam lemak bebas dapat juga dilakukan dengan cara penyulingan yang
dikenal dengan istilah de-asidifikasi.
- Pemucatan (bleaching)
Pemucatan adalah suatu proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna yang
tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan dengan mencampur minyak dengan
sejumlah kecil adsorben, seperti tanah serap (fuller earth) lempung aktif (activated clay) dan
arang aktif atau dapat juga menggunakan bahan kimia.
- Deodorisasi
Deodorisasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk
menghilangkan bau yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorisasi yaitu
penyulingan minyak dengan uap panas dalam keadaan vakum.
3. Sebab-Sebab Kerusakan Lemak
- Oksidasi Lemak
Kerusakan lemak yang utama adalah timbul bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas. Oksidasi ini dapat juga
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak.
Terjadinya oksidasi akan mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak.
- Pencegahan Ketengikan
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap
dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Adanya antioksidan
dalam minyak atau lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat
secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan kedalam
minyak atau lemak.
Proses kerusakan lemak berlangsung sejak pengolahan sampai siap konsumsi.
Terjadinya peristiwa ketengikan tidak hanya terbatas pada bahan pangan berkadar lemak
tinggi, tetapi juga dapat terjadi pada bahan berkadar lemak rendah. Sebagai contoh ialah
biskuit yang terbuat dari tepung gandum tanpa penambahan mentega putih akan
menghasilkan bau yang tidak enak pada penyimpanan jangka panjang disebabkan ketengikan
oleh oksidasi. Padahal kadar lemaknya lebih kecil dari 1%.
- Perubahan Kimia Minyak dan Lemak
Peruban-perubahan kimia atau penguraian minyak dan lemak dapat mempengaruhi bau dan
rasa suatu bahan makanan, baik yang menguntungkan ataupun tidak. Pada umumnya
penguraian minyak dan lemak menghasilkan zat- zat yang tidak dapat dimakan. Kerusakan
minyak dan lemak menurunkan nilai gizi serta menyebabkan penyimpangan rasa dan bau
pada minyak dan lemak yang bersangkutan.