laprak lemak

23
I. PENDAHULUAN Lipida merupakan komponen sel atau jaringan yang terdiri atas beraneka ragam senyawa yang sebagian besar hanya larut dalam pelarut organik. Lipida tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organiknya, berupa: eter, kloroform, benzen, alcohol, bensin, dan tetra yang karena sebagian besar tergolong gugus lipofil. Secara sederhana lipida terdiri dari asil gliserol, fosfolipida, sfingolipida, glikolipida, lipida terpen, termasuk korotenoid, dan steroid. Dalam lipida ini terdapat dua komponen utama yaitu lemak (olive), dan minyak (oil). Lemak lebih banyak ditemukan pada hewan, dan minyak lebih banyak diperoleh dari tumbuh- tumbuhan. Lemak (lipida) merupakan senyawa organik yang tidak larut dalarn air tetapi dapat diekstrasikan dengan pelarut non polar seperti kloroform, benzen, dan eter. Lemak terdiri dari ester asam lemak dan gliserin, Iemak tidak dalam air tetapi larut dalam ester, kloroform, bensin" karena sebagian besar tergolong gugus lipofil. Dialam terdapat sebagai lemak yang netral dan disamping zat-zat yang menyerupai lemak (lipoid). Lipida terutama disusun atas rantai hidrokarbon panjang beiantai lurus, bercabang atau membuat stnrktur siklis. Lipida kompleks mengandung komponen non lipida seperti fosfat pada lipida protein pada

Upload: aditya-yusril-hidayat

Post on 18-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum lemak

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANLipida merupakan komponen sel atau jaringan yang terdiri atas beraneka ragam senyawa yang sebagian besar hanya larut dalam pelarut organik. Lipida tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organiknya, berupa: eter, kloroform, benzen, alcohol, bensin, dan tetra yang karena sebagian besar tergolong gugus lipofil. Secara sederhana lipida terdiri dari asil gliserol, fosfolipida, sfingolipida, glikolipida, lipida terpen, termasuk korotenoid, dan steroid. Dalam lipida ini terdapat dua komponen utama yaitu lemak (olive), dan minyak (oil). Lemak lebih banyak ditemukan pada hewan, dan minyak lebih banyak diperoleh dari tumbuh- tumbuhan.Lemak (lipida) merupakan senyawa organik yang tidak larut dalarn air tetapi dapat diekstrasikan dengan pelarut non polar seperti kloroform, benzen, dan eter. Lemak terdiri dari ester asam lemak dan gliserin, Iemak tidak dalam air tetapi larut dalam ester, kloroform, bensin" karena sebagian besar tergolong gugus lipofil. Dialam terdapat sebagai lemak yang netral dan disamping zat-zat yang menyerupai lemak (lipoid). Lipida terutama disusun atas rantai hidrokarbon panjang beiantai lurus, bercabang atau membuat stnrktur siklis. Lipida kompleks mengandung komponen non lipida seperti fosfat pada lipida protein pada proteolipida atau pada glukolipida. Trigleserida atau hiasil gliserol merupakan molekul tidak bermuatan dan dikenal juga sebagai lipida nehal, lemak atau minyak sederhana. Trigleserida merupakan bagian lipida yang dikonsumsi. Trigleserida terurai menjadi komponen penyusun oleh lipase. Fosfolipida merupakan turunan tiasil gliserol yang salah satu komponen asam lemaknya oleh senyawa fosfat. Fosfolipida yang sering dijumpai dialam adalah lesitin, sefalin" fosfogliserida serin, fosfogleserida inositol.Terdapat beberapa uji yang dilakukan pada praktikum ini diantaranya : Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan), Emulsi, Penyabunan, Reaksi Akrolein, Asam Lemak Tidak Jenuh.Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan). Uji kelarutan lipid ini merupakan uji untuk mengetahui larut atau tidaknya suatu sampel untuk mengetahui termasuk larutan polar atau non polar. Lemak yang punya titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh (Poedjiadi, 2007). Lipid atau lemak adalah produksi biologi dari jasad renik, hewan, tumbuhan. Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang akan larut dalam air yang diekstraksi dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut nonpolar (Kuchel, 2006). Bahwa pada umumnya lemak tidak larut dalam air. Lemak ada yang berbentuk cair dalam suhu kamar (Hawab, 2004). Bahwa lemak berbentuk cair dalam suhu kamar, yaitu minyak (Sumardjo, 1997).Emulsi adalah sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi dimana fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (emulgator). Fase cairan terdispersi disebut fase dalam, sedangkan fase cairan pembawanya disebut fase luar (Anonim, 1978).Reaksi saponifikasi suatu lemak adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Prinsip dalam proses saponifikasi yaitu lemak akan terhidrolisis oleh basa menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol. Pengujian sifat sabun yang dihasilkan adalah sabun dapat mengemulsi minyak. Reaksi Aklorein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.Asamlemaktidakjenuhadalahasam-asamyangdidalamrantaikarbonnya mengandungikatanrangkap.Derajadketidakjenuhandariminyaktergantung pada jumlahrata-ratadanikatan rangkap didalamasamlemak. Pada asam lemak tidak jenuh masih dibedakan antara asam yang mempunyai bentuk terkonjugasi dan bentuk non terkonjugasi. bentukterkonjugasibilaikatan rangkap dalamrantai Cselalu dipisahkan olehikatan rangkapdan tunggal, sedangkanbentuk tidakterkonjugasibilatidak tesusun secaraberganti-ganti (Fessenden,1982).

II. TUJUAN1. Untuk mengetahui daya larut minyak kelapa, margarin, mentega, gliserol dan keju dalam beberapa jenis pelarut.2. Untuk mengetahui terbentuk emulsi pada minyak kelapa dan gliserol.3. Untuk mengetahui terjadinya penyabunan dalam minyak kelapa dan gliserol.4. Untuk mengetahui terjadinya reaksi akrolein dalam minyak kelapa dan gliserol.5. Untuk mengetahui asam lemak tidak jenuh dalam beberapa bahan percobaan.

III. BAHAN DAN ALATa. Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan)Alat: Tabung Reaksi Pipet TetesBahan: Alkohol Ether Chloroform Air NaOH Natrium Karbonat

b. EmulsiAlat: Tabung Reaksi Pipet TetesBahan: Larutan Albumin Encer Natrium Karbonat 0,5 % Minyak Kelapa Glicerol

c. PenyabunanAlat: Tabung Reaksi Pipet Tetes Alat Pembakar atau PemanasBahan: Minyak Kelapa Aquades NaOH-beralkohol 0,5N

d. Reaksi AkroleinAlat: Tabung Reaksi Pipet Tetes Alat Pembakar atau PemanasBahan: Minyak kelapa Glicerol Kalium Hidrosulfat (KHSO4)

e. Asam Lemak Tidak JenuhAlat: Tabung Reaksi Pipet TetesBahan: Chloroform Larutan Iodine Hubl Minyak kelapa Margarine Keju

IV. CARA KERJAa. Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan) Dimasukkan 2ml pereaksi/pelarut ke dalam tabung reaksi yang bersih. Bubuhkan sedikit bahan percobaan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi bahan pelarut. Kemudian kocok kuat-kuat Perhatikan perubahan yang terjadi.

b. Emulsi Dimasukkan air masing-masing 2 ml ke dalam tabung reaksi yang bersih, Kemudian ditambahkan 2 tetes bahan percobaan Kocok kuat-kuat (1-2 menit), diamkan sebentar. Diamati apa yang terlihat. Selanjutnya tabung pertama ditambahkan 2 ml larutan albumin encer dan pada tabung kedua ditambahkan 1 ml larutan Natrium Karbonat 0,5% dan kocok lagi. Diperhatikan pengaruh albumin dan natrium karbonat terhadap emulsi lemak.

c. Penyabunan Dimasukkan 4-5 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi yang sudah bersih. Ditambahkan 3 ml air suling (aquades) Tambahkan juga 1 ml NaOH beralkohol Panaskan campuran tersebut sampai mendidih selama 2 menit Setelah dingin, kocok dan diperhatikan pembentukan busa Ulangi percobaan dengan mengganti NaOh beralkohol dengan KOH beralkohol Dibandingkan hasilnya.

d. Reaksi Akrolein Ke dalam tabung reaksi dimasukkan bubuk halus KHSO4 padat sampai setinggi 1 cm 3-4 tetes minyak kelapa diteteskan ke dalam tabung reaksi tersebut Lalu dipanaskna dengan hati-hati di atas nyala api Kemudian pemanasan dilakukan lebih kuat Diperhatikan akroelin yang terbentuk Ulangi percobaan dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai ganti minyak kelapa.

e. Asam Lemak Tidak Jenuh Diambil 3 buah tabung reaksi yang kering Ke dalam tabung pertama dimasukkan sedikit minyak kelapa Ke dalam tabung kedua dimasukkan sedikit margarine Dan dalam tabung ketiga dimasukkan sedikit keju Ke dalam tiap tabung ditambahkan kloroform dalam jumlah yang sama Kemudian diteteskan tiap tabung larutan Iodine Hubl Goyangkan tabung reaksi pada setiap penambahan iodium

V. HASIL DAN PEMBAHASANa. Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan)No.BahanJenis Pelarut

AlkoholEtherChloroform

1.Minyak Kelapa-++

2.Mentega-++

3.Keju+--

4.Gliserol+--

5.Margarin-++

No.BahanJenis Pelarut

AquadesNaOHNatrium Carbonat

1.Minyak Kelapa---

2.Mentega---

3.Keju+++

4.Gliserol+++

5.Margarin---

Pada percobaankali inimengenai lipid bertujuanuntukMenguji kelarutan lemak pada berbagai jenis pelarut. Dengan larutan yang diuji cobakan yaitu minyak goreng, gliserol, margarin, keju, dan mentega. Pada Uji Kelarutan ini, yang digunakan sebagai bahan terlarut yaitu minyak goreng, gliserol, Margarin, Keju, dan mentega.Sedangkan untuk pereaksinya bahanyangdigunakan yaituAlkohol, ether, chloroform, aquades, NaOH dan Na2CO3. Menurut teori, lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar. Hal ini dibuktikan pada tabung reaksi yang berisi pelarut Aquades, NaOH, Alkohol dan Natrium Karbonat memberikan hasil negatif dalam melarutkan sampel lemak berupa margarine, mentega, dan minyak kelapa karena pelarut tersebutbersifat polar sedangkan margarin, mentega, dan minyak kelapa bersifat non polar. Namunmargarin, mentega, dan minyak kelapa larut padapelarutnon polaryaituether dan chloroform. Kelarutan dapat dilihat dari fase larutan yang terbentuk. Satu fase menunjukkan bahwa lipid larut, dan dua fase menunjukkan bahwa lipid tidak larut, di mana fase yang di atas memiliki massa jenis lebih kecil dari pada fase yang di bawah.Sedangkan pada keju dan gliserol mengalami hal sebaliknya yaitu larut dalam pelarut polar yaitu Aquades, NaOH, Alkohol dan Natrium Karbonat, namun tidak larut dalam pelarut non polar yaitu ether dan chloroform. Karena salah satunya keju bukan merupakan lipid murni karena tidak memiliki sifat lipid yang larut dalam pelarut nonpolar. Keju memang mengandung lemak, namun akibat proses fermentasi dan proses lainnya selama proses pengubahan susu menjadi keju, sehingga lipid pecah dan tidak murni sebagai lipid lagi. Serta Gliserol merupakan unsur pembentuk lemak tetapi bukan lemak sehingga bersifat lebih polar dibandingkan dengan sampel lain yang mengandung asam lemak.

b. EmulsiNoBahanHasilEmulgatorHasil Emulsi

1Air + Minyak kelapaTidak tercampurLarutan albumin encerEmulsi tidak stabil

2Air + Minyak kelapaTidak tercampurNatrium karbonat 0,5%Emulsi tidak stabil

3Air + GliserolTidak tercampurLarutan albumin encerEmulsi tidak stabil

4Air + GliserolTidak tercampurNatrium karbonat 0,5%Emulsi stabil

Pada praktikum kali ini, kita menguji bagaimana pencampuran air dengan minyak/kelapa serta mengetahui bagaimana pencampuran kedua fase berbeda itu jika ditambahkan emulgator sebagai pembentuk emulsi. Hasil yang didapat dalam perobaan kali ini yaitu yang pertama pencampuran air dengan minyak hasilnya kedua fase tersebut tidak dapat menyatu atau tercampur menjadi satu melainkan memisahkan diri satu sama lain. Hal yang sama juga terjadi pada pencampuran air dengn gliserol yaitu keduany memisahka diri satu dengan lainnya dan tidak dapat tercampur atau menyatu. Setelah dilakukan langkah pertama pencampuran antara minyak/lipid dengan air yang menghasilkan hasil yang sama yaitu tidak dapat tercampur tersebut, kami melakukan penambahan emulgator/pereksi kedalam 2 jenis bahan percobaan yaitu minyak kelapa dan gliserol. Pereaksi yang pertama pada campuran air dengan minyak kelapa yang ditambahkan adalah larutan albumin encer dan yang kedua natrium karbonat yang menghasilkan emulsi yang sama yaitu emulsi yang tidak stabil, keduanya hanya tercampur dalam beberapa saat namun setelah itu memisah dengan sendirinya hal ini menunjukkan bahwa larutan albumin dan natrium karbonat tidak mempengaruhi emulsi antara air dengan minyak. Pada campuran air dan gliserol juga dilakukan langkah kedua yaitu dengan penambahan pereaksi/emulgator dengan pereaksi yang pertama pada campuran air dengan minyak kelapa yang ditambahkan adalah larutan albumin encer dan yang kedua natrium karbonat yang menghasilkan emulsi yang berbeda yaitu pada campuran air+gliserol+larutan albumin encer tetap menghasilkan emulsi yang tidak stabil dan hasil berbeda diperoleh pada penambahan pereaksi natrium karbonat yang menghasilkan campuran emulsi yang stabil.

c. PenyabunanNama BahanReagenBerbuih/BusaKeterangan

Minyak Kelapa 4 tetesAquades 3ml, NaOH-beralkohol 0,5NYaBanyak

Minyak Kelapa 4 tetesAquades 3ml, KOH-beralkohol 0,5NYaSedikit

Reaksi penyabunan atau juga yang disebut reaksi saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkangliserol dan garam asam lemak atausabun. Dalam praktikum ini digunakan lemak nabati yaitu minyak kelapa. Dapat dilihat dari praktikum diatas, bahwa reaksi penyabunan dapat terjadi apabila minyak direaksikan dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH yang sudah dipanaskan sebelumnya.Pada penambahan minyak kelapa dengan NaOH beralkohol yang sebelumnya sudah dipanaskan terlebih dahulu lalu dikococok dengan sangat kuat, maka lemak atau minyak akan larut dalam NaOH dan larutannya berwarna putih keruh seperti susu dan menghasilkan busa yang cukup banyak. Sedangkan pada pencampuran lemak dengan KOH beralkohol yang sebelumnya juga sudah dipanaskan terlebih dahulu dan dikocok, lemak atau minyak akan larut sempurna atau membentuk emulsi yang stabil, dengn larutan yang putih seperti susu, namun memiliki busa yang lebih sedikit dari pada pelarut NaOH. Banyak-sedikitnya busa yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh kecepatan dan lama pengocokan sehingga sabun dapat larut dengan sempurna. Sabun adalah emulgator yang memiliki gugus polar dan polar, dari sifat kimia yang seperti itu, maka sabun dapat melarutka air ataupun minyak. Sabun umumnya juga digunakan sebagai pembersih karena sifatnya sebagai emulgator atau emulsifier. Sabun KOH umumnya dibuat untuk sabun yang memiliki tekstur cair atau lunak, sedangkan sabun NaOH digunakan untuk membuat sabun dengan tekstur padat.

d. Reaksi AkroleinNo.BahanReagenHasil Percobaan

1.Minyak kelapaKHSO4 + dipanaskan+

2.GliserolKHSO4 + dipanaskan+

Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam kecuali pada margarin hal ini diidentifikasi oleh sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak (Anwar, 1994).Uji akrolein KHSO4 berfungsi menarik molekul air dari gliserol. Dalam uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl (Riawan, 1990).Hasil percobaan menunjukan adanya bau khas gliserol, adanya asap yang sangat tipis, dan adanya air yang terkunci dalam serbuk KHSO4 yang dipanaskan. Ini menandakan bahwa pada minyak kelapa dan gliserol menunjukkan hasil positif yang artinya sampel tersebut mengandung lipid.

e. Asam Lemak Tidak JenuhNo.BahanHasil Percobaan

1.Minyak kelapa + larutan HubI + chloroformSetelah ditambahkan 3 tetes larutan HubI larutan berubah warna dari bening menjadi pink

2.Keju + larutan HubI + chloroformSetelah ditambahkan 1 tetes larutan HubI larutan berubah warna dari bening menjadi pink

3.Margarin + larutan HubI + chloroformSetelah ditambahkan 9 tetes larutan HubI larutan berubah warna dari bening menjadi pink

Dari hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa minyak kelapa, keju dan margarin termasuk asam lemak tidak jenuh, hal ini dikarenakan ketika dicampur dengan larutan chloroform dan diteteskan larutan Hubl terjadi perubahan warna menjadi pink. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna pink asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna pink yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.

VI. KESIMPULAN Minyak goreng, gliserol, margarin, keju, dan mentega merupakan lipid, yang larut dalam pelaut non polar yaituether dan chloroform. Sedangkan keju dan gliserol mengalami hal sebaliknya yaitu larut dalam pelarut polar yaitu Aquades, NaOH, Alkohol dan Natrium Karbonat Minyak kelapa dan air tidak dapat tercampur sempurna dan tidak dapat membentuk emulsi yang stabil sebelum atau sesudah ditambahkan larutan albumin dan natrium karbonat sebagai pereaksi atau emulgator. Sedangkan gliserol dapat tercampur dengan bantuan pereaksi natrium karbonat dan tidak dapat tercampur dengan air walaupun sudah ditambahkan pereaksi larutan albumin dalam camuran air dan gliserol. Sabun merupakan hasil hidrolisis dari lemak atau lipid dengan basa kuat yang membentuk sabun dan gliserol. Basa kuat yang digunakan umumnya adalah NaOH atau KOH tergantung bentuk pada sabun yang ingin dibuat. Sabun merupakan emulgator karena memiliki gugus polar ataupun nonpolar sehingga dapat melarutkan minyak atau air yang dapat digunakan sebagai pembersih pada kehidupan sehari-hari. Minyak kelapa dan gliserol merupakan lipid Minyak kelapa, keju dan margarin termasuk asam lemak tidak jenuh. ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna pink asam lemak, yang menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.

DAFTAR PUSTAKAAnshory, I. 2003.Kimia SMU untuk kelas XII.Jakarta : Erlangga.Cahyana, U. 2007.Kimia Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama.Deni, P. 2006.Kimia Jilid 3B Untuk Kelas SMA. Klaten : Intan Pariwara.Fessenden danFessenden.1986.Kimia Organik jilid 2 edisi ketiga. Terjemahan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Ph. D.1992.Jakarta : Erlangga.Purba, M. 2006.Kimia Untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.Sudarmo, U. 2006.Kimia untuk SMA kelas XI1. Surakarta : PhibetaFebrina, Ellin.dkk. 2007. FORMULASI SEDIAAN EMULSI BUAH MERAH (PANDANUS CONOIDEUS LAM.) SEBAGAI PRODUK ANTIOKSIDAN ALAMI..http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/10/formulasi_sediaan_emulsi_buah_merah.pdf

LAMPIRAN