responsi paru 2015

9
RESPONSI PARU SEORANG PENDERITA PNEUMOTORAKS SPONTAN DENGAN PENYAKIT PENYERTA TB PARU ON TREATMENT Oleh: Bobby Wahyu W Lendy N. M. Rosres Priyobudi Utomo Rudi Rakhmad H Pembimbing: dr. Teguh R. Sartono, SpP (K) LABORATORIUM RESPIROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

Upload: rudi-rakhmad-hidayatullah

Post on 07-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Responsi Paru 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Responsi Paru 2015

RESPONSI PARU

SEORANG PENDERITA PNEUMOTORAKS SPONTAN DENGAN

PENYAKIT PENYERTA TB PARU ON TREATMENT

Oleh:

Bobby Wahyu W

Lendy N. M. Rosres

Priyobudi Utomo

Rudi Rakhmad H

Pembimbing:

dr. Teguh R. Sartono, SpP (K)

LABORATORIUM RESPIROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RSUD DR. SAIFUL ANWAR

MALANG

2015

1

Page 2: Responsi Paru 2015

1. Data Pasien

Nama : Nn. Melati Natalia

Tanggal lahir : 30-11-1993

Usia : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status pernikahan : Belum menikah

Alamat : Jl. DI Panjahitan Toba Samosir, Sumatera Utara

Pendidikan : S1 Pertanian

Pekerjaan : Mahasiswi

Suku : Batak

Agama : Kristen

No.Reg : 11222533/1513527

Ruang perawatan : R. HCU paru → R. 23i

MRS tanggal : 10 Mei 2015

2. Keluhan utama : Sesak nafas

3. Keterangan lebih lanjut

A. Paru: sesak nafas sejak 1 bulan SMRS, memberat 4 hari sebelum MRS,

muncul mendadak, diawali batuk lama sejak 6 bulan, dengan sedikit dahak dan

darah. Ada riwayat demam hilang timbul sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri dada

kanan sejak 2 hari lalu.

B. Riwayat penyakit sekarang: Berat badan menurun sekitar 3 kg dalam 1

minggu. Pasien biasa tidur dengan posisi sedikit duduk. Keringat malam (+).

Pasien terdiagnosa TB 6 bulan lalu, MRS di RS Lavalette dan sudah mendapat

pengobatan tetapi berhenti setelah 1 bulan, diganti obat biasa dari apotek. Pasien

tidak merokok. Sudah dirawat di RS UNISMA belum ada perbaikan

C. DOE (-), PND (-), kaki bengkak (-), tidak ada penyakit lain,riwayat kontak

penderita TB (+) kakak pasien

4. Pemeriksaan fisik

Status generalis:

2

Page 3: Responsi Paru 2015

Tampak sakit sedang, gizi kurang, GCS 456, TD: 110/70, N: 118x/menit, RR:

36x/menit, SpO2: 95%, Tax: 36.7O C

Status lokalis:

Cor: Ictus teraba 2 cm lateral ICS V MCL S, boundary pulse, S1S2 tunggal

regular, gallop (-), murmur (-),

Pulmo: I: Nafas asimetris, statis D>S, dinamis D<S, retraksi +

P: SF seluruh lapang paru kanan menurun

P: Hipersonor di seluruh lapang paru kanan

A: Rhonki di toraks dextra atas dan tengah, suara nafas paru kanan

menurun, Wheezing -/-

5. Laborat standar

DL (9-5-2015): Hb: 12.6 g/dL

Leukosit: 23430 /uL

Hematokrit: 38.8%

Trombosit: 524000

MCV/MCH/MCHC: 89.00/28.9/32.5

Diff count: 0/0.1/97.1/2.3/0.5

OT/PT: 18/7 U/L

GDS: 155 mg/dl

Ur/Cr: 17.4/0.38 ,g/dL

LED 89mm/jam

Bil T/D/I: 0.47/0.18/0.29

Albumin: 3.11

SE: 129/3.87/99 mmol/ L

3

Page 4: Responsi Paru 2015

Foto toraks PA-lateral (29-5-2015):

PA dan Lateral posisi, simetris, cukup KV, cukup inspirasi

Soft tissue: D: emfisema subkutis, S: dalam batas normal

Bone: costae D/S dalam batas normal, ICS D/S dalam batas normal

Trakea: posisi di tengah

Hilus: D: menebal, S: sulit dievaluasi

Cor: posisi terdorong ke arah sinistra, ukuran CTR < 50%, bentuk normal

Pulmo: infiltrat di seluruh lapang paru kiri, corakan vaskular dan hilus normal

tampak clear space hemithorax kanan dengan pleural line dan kolaps paru

kanan

tampak lusensi subkutis hemithorax kanan superior

Terpasang WSD di hemithorax kanan setinggi v.torakalis VI

Tampak opasitas lateral hemitoraks kiri menutupi sinus kostofrenikus

Hemidiafragma: D: Dome shape, S: sulit dievaluasi

Sudut costofrenicus: D: tajam, S: sulit dievaluasi

4

Page 5: Responsi Paru 2015

Kesimpulan:

TB paru far advanced tetap, pneumothorax kanan berkurang, emfisema subkutis

hemitoraks kanan berkurang, efusi pleura kiri minimal

6. Laborat lain

Kultur sputum: 27-05-2015: sel radang >25/LP, sel epitel>10/LP, BTA +,

Klebsiella pneumoniae +, bakteri resisten penisilin, cephalosporin, aminoglikosida,

dan sensitif meropenem

BTA SPS: +/+/tidak dilakukan

Rapid test (9-5-2015 di RSI Unisma): non reaktif

oncoprobe HIV (11-5-2015): non reaktif

BGA (on O2 10 lpm NRBM): pH: 7.37

pCO2: 32.7 mmHg

pO2:152.4 mmHg

HCO3: 18.9 mmol/L

BE: -6.6 mmol/L

Sao2: 98%

Hb: 12.8 g.dL

True O2: 32.32

PAO2: 664.99

FiO2 need: 0.87 ~ 8lpm NRBM

USG Lung scan (10-5-2015): D-S: lung sliding

Gene Xpert: rifampicin resistance (-)

7. Diagnosis

Paru: SOB dt pneumothorax spontan D

Lung TB far advanced dropout OAT kategori I

5

Page 6: Responsi Paru 2015

Pneumonia CAP

Non paru: Hiponatremia dt SIADH

8. Terapi

O2 NRBM 10 LPM

IVFD NS 0.9% 15 tpm

Inj: ceftriaxon 2x1 gr

Levofloxacin 1x750 mg

Ketorolac 3x1 amp

Nebul farbivent 3x1

PO: OAT kategori I

Codein 3x10 mg

Laxadin syr 1x1 cth

Insersi Chest tube

Suction berkala

Diet TKTP

Chest fisioterapi

Massage emfisema subkutis berkala

9. Diskusi

Pasien sebelum mengalami keluhan sesak sebelumnya telah terdiagnosis

sebagai penderita TB paru, tetapi putus berobat setelah hanya sebulan

meminumnya secara teratur. Kesulitan diagnosis di sini adalah harus melakukan

berbagai macam tes untuk mengkonfirmasi diagnosis TB dan menentukan

apakah bakteri telah resisten karena putus berobat. Hal ini juga menyebabkan

terjadinya kesulitan terapi karena jika resisten tidak bisa menggunakan regimen

OAT kategori I, tetapi harus menyesuaikan kondisi pasien. Tetapi ternyata setelah

dicek hasilnya tidak resisten terhadap rifampicin, meskipun ada juga bakteri yang

resisten pada beberapa antibiotik yang ditemukan pada kultur sputum pasien. Di

6

Page 7: Responsi Paru 2015

sini kepatuhan pasien yang terbukti kurang baik juga menjadi kendala dalam

terapi. Pasien juga didiagnosis dengan penyakit yang cukup banyak, sehingga

obat yang harus diberikan juga banyak. Jika terapi tidak adekuat pada pasien juga

dapat terjadi komplikasi lebih lanjut yang berbahaya seperti syok septik.

10. Resume

Perempuan usia 21 tahun datang ke IGD tanggal 10 Mei 2015 dengan keluhan

sesak napas sejak 1 bulan SMRS yang memberat 4 hari sebelum MRS, batuk

lama sejak 6 bulan, dengan sedikit dahak dan darah. Ada riwayat demam hilang

timbul sejak 6 bulan yang lalu. Nyeri dada kanan sejak 2 hari lalu. Berat badan

menurun 3 kg dalam 1 minggu. Keringat malam (+). Pasien terdiagnosa TB 6

bulan lalu, MRS di RS Lavalette dan sudah mendapat pengobatan tetapi berhenti

setelah 1 bulan, diganti obat biasa dari apotek,riwayat kontak penderita TB (+)

kakak pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan N: 118x/menit, RR: 36x/menit,

SpO2: 95%, nafas asimetris, statis D>S, dinamis D < S, retraksi +, SF seluruh

lapang paru kanan menurun, hipersonor di seluruh lapang paru kanan, rhonki di

toraks dextra atas dan tengah, suara nafas paru kanan menurun. Dari

pemeriksaan darah lengkap leukosit: 23430 /uL,Trombosit: 524000, Diff count:

0/0.1/97.1/2.3/0.5, LED 89 mm/jam, Albumin: 3.11, SE: 129/3.87/99 mmol/ L. Dari

x-ray thorax PA-lateral didapati TB paru far advanced, pneumothorax kanan,

emfisema subkutis hemitoraks kanan, efusi pleura kiri minimal. Kultur sputum: 27-

05-2015: sel radang >25/LP, sel epitel>10/LP, BTA +, Klebsiella pneumoniae +,

bakteri resisten penisilin, cephalosporin, aminoglikosida, dan sensitif meropenem,

BTA SPS: +/+/tidak dilakukan. Dari BGA (on O2 10 lpm NRBM) didapati pCO2:

32.7 mmHg, pO2:152.4 mmHg, HCO3: 18.9 mmol/L, BE: -6.6 mmol/L, Sao2:

98%, True O2: 32.32, FiO2 need: 0.87 ~ 8lpm NRBM. Dari USG Lung scan

didapati lung sliding D-S. Dari Gene Xpert bakteri tidak terbukti resisten rifampicin.

Diagnosisnya adalah SOB dt pneumothorax spontan D, lung TB far advanced

dropout OAT kategori I, pneumonia CAP, dan hiponatremia dt SIADH. Pasien

direncanakan diberi O2 NRBM 10 LPM, IVFD NS 0.9% 15 tpm, inj. ceftriaxon 2x1

gr,levofloxacin 1x750 mg, ketorolac 3x1 amp, nebul farbivent 3x1, OAT kategori I,

kodein 3x10 mg, laxadin syr 1x1 cth, sudah diinsersi chest tube dan pasang WSD,

suction berkala, diet TKTP, chest fisioterapi, dan massage emfisema subkutis

berkala. Kondisi saat ini stabil.

7