refrat - terapi
TRANSCRIPT
8/17/2019 Refrat - Terapi
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-terapi 1/5
TERAPI DERMATOFITOSIS KUTANEUS
Terapi Non Farmakologi
Pasien harus diedukasi untuk menggunakan pakaian yang longgar, terbuat dari katun atau
bahan sintetik yang dirancang untuk menjaga agar permukaan tubuh tidak lembab. Kaos kaki
juga demikian. Area yang kemungkinan terinfeksi harus dijaga agar benar- benar kering
sebelum tertutup pakaian. Pasien juga harus diedukasi untuk menghindari berjalan dengan
kaki telanjang dan berbagi pakaian yang sama dengan orang lain.
Terapi Farmakologi dengan Anti Fungi
Variasi preparat tradisional tanpa antimikroba spesifik masih digunakan, termasuk Whitfield’s
ointment dan Castellani’s (Carbol fuchsin solution) paint . Efikasi preparat tersebut belum
diukur secara pasti. Tabel menunjukkan klasifikasi anti fungi yang biasa digunakan. !esi
pada area tubuh yang luas, yang gagal diterapi secara berulang menggunakan preparat topikal
yang berbeda perlu diberi terapi sistemik. "elum ada studi komparatif mengenai kombinasi
terapi sistemik dan topikal dibandingkan monoterapi anti fungi sistemik.
##TA"E! $$
Terapi topikal memiliki farmakokinetik yang lebih baik dibandingkan terapi sistemik.
%ehingga, kombinasi keduanya diharapkan memiliki efek yang lebih baik dibanding
monoterapi topikal atau monoterapi sistemik. Kombinasi tersebut harus berasal dari
kelompok yang berbeda untuk memperoleh cakupan yang luas dan mencegah timbulnya
resistensi. Terapi medikamentosa yang diberikan untuk jangka pendek dengan dosis tinggi
memiliki resiko resistensi lebih rendah dibanding terapi dengan dosis rendah untuk jangka
panjang. &bat dengan efek keratofilik dan lipofilik, apabila diberikan dengan dosis tinggi
memiliki efek reser'oir dan akan menimbulkan mycological clearance yang lebih baik.
Indikasi Anti Fungi Sistemik pada Dermatofitosis
• Tinea (apitis
• Tinea )nguium• Tinea yang menyerang satu atau lebih regio tubuh secara simultan, misalnya tinea cruris
dan tinea corporis, atau tinea cruris dan tinea pedis.
• Tinea corporis dengan lesi yang luas. *eskipun, tidak ada definisi pasti mengenai luas
lesi.
• Tinea pedis yang melibatkan telapak kaki, tumit, dan dorsum pedis atau ada rekurensi dan
disertai lepuh.
Terapi Anti Fungi Topikal untuk Tinea Cruris Corporis dan Pedis
8/17/2019 Refrat - Terapi
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-terapi 2/5
enin!au bukti ilmiah penggunaan anti fungi topikal yang sudah ada
"erbagai preparat anti fungi topikal tersedia untuk terapi tinea corporis, tinea cruris, tinea
facei, dan tinea pedis. Preparat tersebut juga dapat digunakan sebagai tambahan bagi anti
fungi oral untuk infeksi yang lebih luas. %ebagian besar studi mengenai terapi anti fungi oral
untuk tinea corporis dan tine cruris sudah memperhatikan efikasi anti fungi topikal dengan
sedikit studi pada penggunaan anti fungi oral. *eta-analisis oleh +otta et al. yang
menge'aluasi efikasi terapi anti fungi yang melibatkan anti fungi topikal yang berbeda
dan mencakup +andomi/ed (ontrolled Trial #+(Ts$, membandingkan anti fungi topikal
dengan satu sama lain atau dengan placebo. Efikasi die'aluasi dalam bentuk mycological
cure pada akhir terapi dan sustained cure. *ereka menemukan bah0a tidak ada perbedaan
yang signifikan secara statistik diantara anti fungi mengenai hasil mycological cure pada
akhir terapi. )ntuk sustained cure, butenafine dan terbinafine masing- masing disebut lebih
baik dibanding clotrima/ole. Perbandingan anti fungi topikal secara berpasangan untuk hasil
fungal cure menunjukkan butenafine dan terbinafine masing-masing lebih baik dibanding
clotrima/ole, o1icona/ole, dan sertacona/ole2 terbinafine lebih baik dibanding ciclopiro1, dan
naftifine lebih baik dibanding o1icona/ole.
3egan cara yang sama, re'ie0 (ochrane pada terapi anti fungi topikal untuk tinea cruris dan
tinea corporis menunjukkan bah0a terapi indi'idual dengan terbinafine dan naftifine efektif
dengan beberapa ad"erse effect . Anti fungi topikal lain seperti preparat a/ole juga efektif
dalam hal klinis dan tingkat mycological cure. *engenai terapi kombinasi steroid topikal dan
anti fungi, belum ada guidline standar. Tidak cukup bukti untuk menilai tingkat kekambuhan
dalam monoterapi atau terapi kombinasi. Perbedaan antara antifungi yang berbeda
kebanyakan mengenai beberapa aplikasi dan durasi yang lebih pendek pada terapi dengan
beberapa kelas antifungi topikal dibandingkan lainnya. Terapi anti fungi biasanya diberikan
sekali atau dua kali untuk 4- minggu seperti digambarkan pada tabel 4. Akhir terapi berupa
resolusi klinis pada sebagian besar kasus.
##Tabel 4$$
*oriarly et al. juga menegaskan penggunaan terapi topikal pada pengobatan tinea corporis,
cruris, dan pedis. *ereka juga mendaftar alasan yang banyak terjadi dalam kegagalan terapi,
yakni5 ketidakpatuhan terapi, reinfeksi dari close contact , resistensi obat, misdiagnosis, dan
infeksi oleh spesies yang tidak umum. Pasien seperti itu harus dirujuk untuk manajemen yang
lebih tepat. *ereka juga menyarankan penggunaan hidrokortison jangka pendek pada lesi
inflamasi. "anyak studi juga menunjukkan bah0a tambahan steroid topikal juga
meningkatkan bioa'iabilitas anti fungal topikal terutama grup imida/ole sebagai tambahan
8/17/2019 Refrat - Terapi
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-terapi 3/5
terhadap terapi simptomatik pada a0al tahap inflamasi. *eskipun hal tersebut bermanfaat
bagi pasien dengan lesi inflamasi, hal tersebut harus dicegah di negara seperti 6ndia dimana
steroid topikal tersedia dengan mudah sehingga terjadi seringnya kesalahan penggunaan oleh
pasien yang berakhir sebagai tinea incognito. %teroid mungkin bermanfaat dalam initial
impro"ement secara simptomatik tetapi penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
komplikasi seperti atopi, teleangiektasis, yang lebih menonjol pada lesi di fleksura. Anti fungi
topikal dengan efek anti inflamasi yang poten seperti sertacona/ole atau lulicona/ole
mungkin pilihan yang lebih baik dibanding kombinasi anti fungi dan steroid.
Tinea pedis biasanya diterapi dengan krim anti fungi topikal selama minggu2 tinea pedis
intertridigitalis mungkin hanya perlu minggu terapi. "erbagai anti fungi topikal efektif
untuk tinea pedis, mencakup a/oles, allyamines, butenafine, ciclopiro1, tolnaftate, dan
amorolfine sebagaimana ditunjukkan oleh sebuah meta-analisis yang menemukan bukti kuat
keunggulan preparat anti fungi topikal dibandingkan placebo. *eta-analisis yang mencakup
+(T menyimpulkan bah0a terapi dengan terbinafine atau naftifine menghasilkan tingkat
kesembuhan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan terapi dengan a/ole. 7ystatin tidak
efektif untuk infeksi dermatophyta. 7aftifine hydrochloride gel juga disebut lebih efektif bagi
tine pedis tipe interdigitalis dan moccasin.
Anti fungi topikal terbaru
!ulicona/ole, sebuah anti fungi a/ole memiliki efek fungisidal mela0an spesies
#richophyton yang mirip atau lebih baik dari terbinafine. Tersedia dalam sediaan cream 8,
lulicona/ole efektif diberikan sekali sehari selama -4 minggu untuk infeksi dermatophyta.
3isetujui oleh $S Food and Drug Administration untuk terapi tinea interdigitalis, tinea cruris,
dan tinea corporis, lulicona/ole memiliki profil keamanan yang baik. Econa/ole nitrat foam
juga memiliki efikasi di atas 'ehiculum foam untuk tinea pedis. 7amun, obat-obat terbaru ini
lebih memakan biaya dan mungkin dapat menimbulkan ketidakpatuhan terapi pada pasien
serta cenderung mengembangkan resistensi.
Akhirnya, penggunaan special system carrier dimana obat induk terkait dengan carrier nya,
seperti micelle atau penggunaan nanostructured lipid base%carrier , microemulsion, dan
sistem 'esikuler misal liposom, niosom, transnfersom, ethosom, atau penetration enhancer
"esicles memiliki bioa'iabilitas lebih baik sehingga lebih baik dalam mencapai respon terapi.
!ebih lanjut, lipid%based amphotericin & gel menunjukkan properti farmakologis dan hasil
klinis yang menjanjikan pada terapi berbagai infeksi fungi mukokutaneus termasuk
dermatofitosis, tanpa ad"erse effect . Amphotericin " yang disatukan dengan microemulsion
menunjukkan peningkatan retensi kulit 998 dengan akti'itas anti fungi in 'itro yang lebih
8/17/2019 Refrat - Terapi
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-terapi 4/5
baik mela0an #' rubrum. %atu yang perlu diperhatikan adalah apakah penggunaan
amphotericin topikal mungkin menimbulkan resistensi dalam komunitas, dengan demikian
perlu pembatasan penggunaan untuk infeksi fungi yang lebih in'asif. %ediaan microemulsion
griseo'ulfin menunjukkan tingkat kesembuhan yang baik pada dermatofitosis. %ebagai
tambahan sediaan baru terbinafine, yang dikenal sebagai terbinafine film forming solution
yang membentuk aplikasi topikal berbentuk selapis film tebal dan memiliki efek fungisidal
selama : hari dalam sekali pemberian. Terapi yang sukses untuk tinea corporis dengan
kombinasi isocona/ole topikal dan diflucotolone #sebuah steroid topikal poten$ juga
dilaporkan.
Terapi Anti Fungi Oral pada tinea Corporis Cruris dan Pedis
enin!au bukti ilmiah penggunaan anti fungi oral yang sudah ada
Anti fungi sistemik diindikasikan pada kasus yang luas dan pasien yang gagal pada terapi
topikal. 3ari berbagai anti fungi sistemik, terbinafine dan itrocona/ole adalah yang umum
diresepkan. ;riseo'ulfin dan flucona/ole juga efektif tapi butuh terapi dalam jangka panjang.
3ukungan data +(T terkait efikasi anti fungi sistemik terdapat di tabel :. Perbandingan
antara itracona/ole 99mg<hari dengan ultramicroni/ed griseo'ulfin 99 mg<hari untuk tinea
corporis atau tinea cruris menunjukkan hasil klinis dan mikologis yang lebih baik pada
itracona/ole setelah 4 minggu terapi. %tudi serupa membandingkan terbinafine dengan
griseoful'in #keduanya 99mg<hari selama minggu$ untuk tine corporis menunjukkan
tingkat kesembuhan secara mikologis sebesar =>8 dalam grup pertama dibandingkan >:8
dalam grup berikutnya. %tudi double%blinded antara itracona/ole #99mg<hari$ dan
griseo'ulfin #99mg<hari$ menunjukkan bah0a itracona/ole lebih unggul.
##Tabel :$$
Terapi topikal tidak lebih efektif dibandingkan anti fungi oral pada tinea pedis, dan terapi oral
umumnya diberikan -= minggu. Systematic e"ie mengenai efikasi anti fungi oral
menunjukkan bah0a terbinafine lebih efektif dibanding griseo'ulfin, dimana efikasi
terbinafine dan itracona/ole hampir sama. %ebagai tambahan mengenai terapi anti fungi,
&urro’s (*+ alumunium acetate atau ,+ alumunium subacetate) et dressing , selama 49
menit 4-: kali<hari membantu jika terdapat 'esikulasi atau maserasi. 3ari berbagai 'ariasi
tinea pedis, tipe hiperkeratotik lebih sukar diterapi karena terdapat thick scale yang dapat
menimbulkan ketidakefektifan pada terapi anti fungi topikal dan membutuhkan anti fungi
sistemik dalam jangka 0aktu yang lebih lama. Penggunaan preparat keratolitik dan anti fungi
topikal bersama dengan anti fungi sistemik disebutkan lebih berguna dengan kesembuhan
klinis dan mikologis lebih dini yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien. 6nfeksi bakteri
8/17/2019 Refrat - Terapi
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-terapi 5/5
sekunder sebaiknya diterapi dengan antibotik oral. Tambahan terapi lainnya termasuk
penggunaan bedak antifungi untuk mencegah maserasi dan penggunan alas kaki yang oklusif.
Anti fungi oral yang lebih baru
Ada kekuranagn pada literatur mengenai anti fungi sistemik dalam terapi tinea cruris dan
corporis. *eskipun beberapa anti fungi sistemik sudah diakui selama 4 dekade terakhir tetapi
kebanyakan digunakan untuk mikosis sistemik in'asif berat yang mengancam nya0a, dengan
kekurangan bukti ilmiah mengenai efikasi pada mikosis superfisial. "aru-baru ini,
posocona/ole ditemukan efektif pada pasien dengan infeksi dermatofitik yang luas pada kuku
dan kulit dengan didasari oleh mutasi (A+3?.
Terapi Potensial dan !aru
@@ *asuk bagian 3esy