refrat

10
Pendahuluan Trypanosoma termasuk kelas kinetoplastida, merupakan grup dari parasit protozoa yang uniseluler. Namanya diambil dari bahasa yunani trypano ( menggali) dan soma (tubuh) karena gerakannya seperti corkscrew ( melingkar dan melubangi). Trypanosoma dapat menginfeksi berbagai host dan menyebabkan berbgai penyakit termasuk penyakit tidur (sleeping sickness) yang cukup fatal bagi manusia. 1 Ciri khas dari klas kinetoplastida membutuhkan kompleks protein catenatated circles dan mini circles selama pembelahan sel. 1 Pada genus trypanosoma terdapat tiga spesies , yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu trypanosome rhodesiense , try panosoma gambiense, dan trypanosome cruzy. Penyakit yang disebabkan oleh ketiga spesies tersebut, yaitu trypanosomiasis , tidak ditemukan di Indonesia . 3 Trypanosoma rhodesiense dan Trypanosoma gambiense Etiologi Antara spesies T.rhodesiese dan T.gambiense tidak terdapat perbedaan morfologi. Pada manusia, kedua spesies tersebut terdapat dalam stadium Trypomastigot yang hidup dalam darah . bentuk ini ada dua macam yaitu bentuk panjang (32 mikron) dan bentuk pendek (16 mikron) yang tidak mempunyai flagel. Oleh karena itu parasit ini disebut mempunyai sifat polimorf. Stadium tripomastigot hidup di luar sel (ekstraselular ) dalam darah , 1

Upload: vini-fardila

Post on 04-Aug-2015

109 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: refrat

Pendahuluan

Trypanosoma termasuk kelas kinetoplastida, merupakan grup dari parasit protozoa yang

uniseluler. Namanya diambil dari bahasa yunani trypano ( menggali) dan soma (tubuh) karena

gerakannya seperti corkscrew ( melingkar dan melubangi). Trypanosoma dapat menginfeksi

berbagai host dan menyebabkan berbgai penyakit termasuk penyakit tidur (sleeping sickness)

yang cukup fatal bagi manusia.1

Ciri khas dari klas kinetoplastida membutuhkan kompleks protein catenatated circles dan

mini circles selama pembelahan sel.1 Pada genus trypanosoma terdapat tiga spesies , yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu trypanosome rhodesiense , try panosoma gambiense,

dan trypanosome cruzy. Penyakit yang disebabkan oleh ketiga spesies tersebut, yaitu

trypanosomiasis , tidak ditemukan di Indonesia .3

Trypanosoma rhodesiense dan Trypanosoma gambiense

Etiologi

Antara spesies T.rhodesiese dan T.gambiense tidak terdapat perbedaan morfologi. Pada

manusia, kedua spesies tersebut terdapat dalam stadium Trypomastigot yang hidup dalam darah .

bentuk ini ada dua macam yaitu bentuk panjang (32 mikron) dan bentuk pendek (16 mikron)

yang tidak mempunyai flagel. Oleh karena itu parasit ini disebut mempunyai sifat polimorf.

Stadium tripomastigot hidup di luar sel (ekstraselular ) dalam darah , limpa, kelenjar limfe,

cairan otak dan di otak. Parasit ini berkembang biak secara belah pasang longitudinal dan dalam

darah tampak bentuk yang membelah.3

Dalam tubuh Glossina , stadium trypomastigot yang terisap dengan darah bekembang

biak di usus tengah dan usus belakang ( midgut dan hindgut) secara belah pasang longitudinal.

Sesudah 15 hari tampak bentuk langsing (pro ventricular form ) yang membelah lagi kemudian

bermigrasi melalui esophagus, faring, mulut, untuk kemudian masuk ke dalam kelenjar

ludahnya. Dalam kelenjar ludah, parasit ini melekat pada epitel dan berubah menjadi stadium

epimastigot.1

Stadium epimastigot berkembang biak berkali-kali kemudian berubah menjadi stadium

trypomastigot metasiklik yang masuk ke saluran kelenjar ludah, lalu ke proboscis dan dari sini

1

Page 2: refrat

dapat ditularkan kepada manusia. Untuk T.gambiense , lalat menjadi infektif sesudah 20 hari,

sedangkan untuk T.rhodesiense sesudah 14 hari.2 Infeksi terjadi dengan tusukan lalat glossina

yang mengandung stadium trypomastigot metasiklik, yaitu sebagai bentuk infektif. Cara

penularan ini disebut anterior inoculative. 6

Epidemiologi

Penyakit yang disebabkan oleh T.rhodesiense sangat jarang, tetapi penting karena

penyakit ini sangat berbahaya. Hospes perantaranya ialah lalat glossina morsitans yang hidup di

daerah padang rumput (savanna). Baik lalat jantan maupun betina dapat menularkan penyakit.

Pada trypanosomiasis rodesiense hospes reservoar penting karena penularan terjadi di hospes

reservoar melalui lalat ke manusia.1

Hospes perantara untuk T.gambiense ialah lalat glossina palpalis yang terdapat di daerah

dataran rendah dengan hutan yang lebat dan keadaan yang lembap. Peran hospen reservoar

T.gambiense tidak penting oleh karena penyakit ditularkan dari manusia ke lalat, kemudian ke

manusia lain.3 Pengawasan terhadap penyakit ini sulit dilakukan oleh karena penduduk Afrika

pada umumnya sering berpindah tempat (nomad). Bila penduduk pindah ke daerah yang tidak

ada vektornya kadang-kadang dijumpai kesulitan lain, misalnya tidak ada air untu minum ( jauh

dari sumber air atau sungai) , sehingga kehidupan menjadi lebih sulit. Di Indonesia terdapat

T.evansi yang dapat menyebabkan penyakit surrah pada binatang . hospes perantaranya ialah

lalat Stomoxys calcitrans atau lalat kandang.1

Pathogenesis

Di dalam tubuh host, parasit ini berubah menjadi tripomastigotes yang beredar di

pembuluh darah. Setelah itu akan dibawa ke seluruh tubuh , dan ada yang sampai ke cairan tubuh

lainnya (limfe dan cairan spinal), kemudian mengalami replikasi dengan binary fission. Jika

tripomastigotes ini masuk ke tubuh lalat tsetse, maka akan mengalami perubahan lagi menjadi

prosiklik tripomastigotes di dalam midgut dari lalat tsetse tersebut. Setelah di gigit oleh lalat

tsetse yang terinfeksi, maka akan timbul lesi inflamasi (trypanosoma chancre ).1 Reaksi di kulit

ini biasa menimbulkan rasa yang menyakitkan dan berwarna merah. Parasit ini kemudian akan

menuju ke salauran limfe dan pembuluh darah, dan hal ini akan menyebabkan demam akut.2

2

Page 3: refrat

Stadium 1

Demam terjadi karena terdapat penyebaran parasit dalam aliran darah dan aliran limfe.

Demam ini terjadi karena adanya pirogen eksogen, seperti bahan-bahan atau zat toksik

dari trypanosoma, sehingga terjadi stimulasi dari proliferasi dari limfosit selama terjadi

respon imun. Selain itu akan dihasilkan beberapa sitokin- sitokin berupa IL1 ,IL6, TNF.

Hal ini memicu hipotalamus untuk meninggalkan ambang batasnya ke ambang febris.

Pruritus dan rash makulopapular timbul akibat parasit yang mengikuti aliran darah dan

aliran limfe. Hal ini menyebabkan reaksi dari pembuluh darah untuk menghasilkan

beberapa mediator. Rash timbul akibat proses vasodilatasi, sedangkan pruritus timbul

akibat histamine.

Hepatoslenomegali tejadi karena sel-sel fagositik pada hepar dan spleen sebagai system

RES teraktivasi , sel-sel tersebut merupakan system monosit makrofag yang fungsi

utamanya adalah menelan benda asing lain dalam tubuh.

Tanda winterbottom . merupakan bentuk reaksi pembesaran kelenjar limfre ( limfa

denopati) sepanjang leher belakang ( padatriangle servical posterior) . Hal ini disebabkan

karena perjalanan dari trypanosome yang mengikuti aliran limfe dan pada akhinya

menimbulkan proses keradangan pada daerah tesebut.

Stadium 2

Pada stadium ini parasit yang terdapat dalam aliran darah akan nmenginvasi system saraf

pusat hal ini terutama ditandai oleh perubahan neurologis yang terjadi perlahan, disertai

abnormalitas yang progresif dari CSS . ini disebut stadium meningoensefalitis , dimana

selain terjadi gangguan pada saraf sensoris dan motoris , terjadi juga proses demyelinisasi

otak, hal ini menyebabkan kelemahan ( weakness) akibat gangguan pada saraf tersebut.1

Diagnosis

Diagnosis ditegakan dengan menemukan parasit :

1) secara langsung dalam sediaan darah atau cairan otak

2) dalam biopsy kelenjar dan fungsi sumsum tulang

3) secara imunologi dengan zat anti fluorensen

3

Page 4: refrat

Penatalaksanaaan

Trypanosomal chancre merupakan ”self limited inflammatory lesion” dimana reaksi radang

akan hilang sekitar satu minggu setelah gigitan lalat tsetse. Pengobatan standar yang digunakan

untuk stadium 1 adalah 3 :

- Pentamidine iv digunakan untuk T.gambiense

- Suramin iv digunakan untuk T.rhodesiense

Standar terapi yang digunakan untuk stadium 2 adalah ;

- Melarsoprol 2,2 mg/kg iv tiap hari selama 10 hari

Alternative pengobatan lini pertama adalah ;

- Melarsoprol 0,6 mg/kg iv pada hari pertama 1,2 mg/kg iv melarsoprol pada hari kedua

dan 1,2 mg/kg/hari iv melarsoprol dikombinasikan dengan 7,5 mg/kg nifurtimoks oral 2

kali sehari pada hari ke 3 sampai 10 , atau

- Eflornithine 50mg/kg iv setiap 6 jam selama 14 hari

Trypanosoma Cruzy

Epidemiologi

Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan cara pencegahan dapat dilakukan

dengan memberantas vektornya yaitu triatoma dan melindungi manusia dari gigitannya. Hospes

perantaranya adalah triatoma infestans, Rhodnius prolixus dan panstrongylus megistus yang

hidup di sela-sela dinding rumah yang tebuat dari papan atau batu. Pengawasan bank darah juga

merupakan upaya yang dapat mencegah timbulnya infeksi pada manusia.4

Pathogenesis

Pada porte d’entrée stadium tripomastigot metasiklik dikelilingi oleh makrofag kemudian

masuk ke dalamnya dan berubah menjadi stadium amastigot dan membelah. Banyak makrofag

4

Page 5: refrat

yang diserang, sehingga terbentuk suatu granuloma (chagoma) yang dapat membendung aliran

limfe.3 Bila hal ini terjadi pada mata, timbul edema kelopak mata pada salah satu mata ( edema

unilateral) yang disebut gejala romana. Melalui stadium promastigot dan epimastigot, parasit ini

masuk ke aliran darah dan berubah menjadi stadium tripomastigot. Kemudian terjadi parasitemia

yang memberi gejala toksik. Parasit masuk ke alat-alat dalam yang mengandung sel RE,

sehingga timbul gejala splenomegali, hepatomegali dan limfadenopati; juga terjadi kelainan pada

sumsum tulang, karena penuh dengan parasit. Penderita sakit berat, demam, dan sering ada

gejala jantung sehingga penderita meninggal pada stadium akut. Hal ini biasanya terjadi pada

anak. Pada orang dewasa penyakitnya dapat menahun.1

Diagnosis

Diagnosis ditegakan dengan :

1. Menemukan parasit dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsy kelenjar limfe,

limfa, hati dan sumsum tulang (stadium tripomastigot dan stadium amastigot)

2. Menemukan parasit pada pembiakan dalam medium NNN (stadium spimastigot)

3. Xenodiagnosis, dengan percobaan serangga triatoma atau Cimex

4. Ada beberapa uji imunodiagnostik yang telat dikembangkan untuk mendeteksi zat anti

terhadap T.gambiense antara lain :

- Uji aglutinasi kartu ( card agglutination test for trypanosomiasis atau CATT) yang

banyak digunakan di lapangan.

- ELISA untuk mendeteksi antigen tripanosoma di dalam serum dan cairan

serebrospinalis.

- Card Indirect Agglutination Test ( CIAT) yang merupakan modifikasi ELISA dengan

uji aglutinasi lateks.

Reaksi rantai polymerase merupakan cara yang cukup sentisitif dan spesifik yang sedang

dikembangkan untuk mendeteksi DNA tripanosoma di dalam otak penderita yang meninggal

akibat ensefalopati pasca pengobatan serta DNA di dalam kelenjar air liur dan lambung lalat tse-

tse. 5

5

Page 6: refrat

Penatalaksanaan

Nifurtimox adalah obat satu-satunya secara aktif melawan T.cruzy dan beredar di

Amerika Serikat. Pada penyakit chagas akut, nifurtimox mengurangi durasi gejala dan

parasittemia dan menurunkan angka kematian. Walaupun begitu, efikasi obat ini untuk

mengeradikasi parasit adalah rendah. Jika ditemukan secara laboratories dengan penampakan

yang mirip infeksi T.cruzy, terapi nifurtimox harus segera dimulai tanpa menunggu gejala klinis

atau indikasi parasitologis dari infeksi ini.1

Efek samping nifurtimox yang sering muncul adalah nyeri abdominal , anoreksia, mual,

muntah, dan penurunan berat badan. Reaksi neurologis obat tersebut adalah tidak dapat tidur,

disorientasi, insomnia, kedutan, parestesia , polyneuritis dan kejang. Gejala ini biasanya hilang

bila dosis dikurangi atau terapi dihentikan. Dosis harian yang dianjurkan adalah 8-10 mg/kg

untuk dewasa , 12,5-15 mg/kg untuk remaja dan 15-20 mg/kg untuk anak-anak usia 1-10 tahun.

Obat di berikan per oral dalam 4 dosis terpisah dalam setiap harinya dan terapi diberikan selama

90-120 hari. 1

Benznidazole adalah pilihan kedua untuk digunakan sebagai terapi penyakit chagas.

Efikasinya hampir sama dengan nifurtimox dan efek sampingnya adalah neuropati perifer , rash,

dan granulositopenia. Dosis yang dianjurkan per oral adalah 5 mg/kg perhari selama 60 hari.

Penutup

Trypanosomiasis merupakan permasalahan yang cukup kompleks. Di beberapa daerah

sudah dilakukan program eradikasi vector, namun belum ada consensus dalam memecahkan

semua masalah yang ada. Tiap individu dapat menghindari resiko terinfeksi trypanosomiasis

dengan menghindari daerah-daerah yang diketahui banyak kasus atau dengan memakai lotion

anti serangga. Dan sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah tranmisi parasit ini.

6

Page 7: refrat

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, AW et al.2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

2. Kasper, D.2004. Harrison’s Principles Internal Medicine. 16th edition. Mc Grow

Hill :Boston

3. Susanto, I et al. 2008. Parasitologi Kedokteran. Balai penerbit FKUI : Jakarta.

4. Kennedy, PG .2005. Sleeping sickness – human African trypanosomiasis. Glashow

www.pn.bmj.com/content/5/5/260.full.pdf Acces 27 April 2012

5. Desforges , JF. 1993. American Trypanosomiasis (Chagas Disease). The New England

journal of Medicine. www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199308263290909 acces 27

April 2012

6. Maddocks S et al. 2000. African Trypanosomiasis in Australia. New England journal of

Medicine. www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM200004273421705 acces 27 April 2012

7