referat keracunan arsenik newest new

27
BAB I PENDAHULUAN Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun ”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium (hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane. Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr). Logam-logam berat tersebut dalam konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara. 1,2 Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4. Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya 1

Upload: dwi-akbarini-awi

Post on 13-Aug-2015

333 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Keracunan Arsenik Newest New

BAB I

PENDAHULUAN

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau

konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau

merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun

”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated

Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic

Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene,

Chromium (hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane.

Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury

(Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr). Logam-logam berat tersebut dalam konsentrasi

tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di

dalam air, tanah maupun udara.1,2

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam,

Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As)

dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4. Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya

berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa

Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa

arsen pada awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic

ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).3

Toksisitas dari arsen tergantung dari bentuknya (organik/inorganik), valensinya, dan

kelarutannya. Arsen dalam bentuk unsur bukanlah bahan yang toksik. Arsen yang merupakan

racun adalah senyawa arsen. Senyawa  arsen yang paling sering digunakan untuk meracuni

orang adalah Arsen trioksida (As2O3). Arsen bersifat sitotoksik, karena  menyebabkan efek

racun pada protoplasma sel tubuh manusia. Racun arsen yang masuk ke dalam saluran cerna

akan diserap secara sempurna di dalam usus dan masuk ke aliran darah dan disebar ke

seluruh organ tubuh.3

Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai

definesi arsen, karakteristik arsen, sifat arsen, epidemiologi, farmokokinetik dan

farmakodinamik arsen, patofisiologi, manifestasi klinis serta penatalaksanaan pada

intoksikasi arsenik yang akan dibahas lebih lengkap pada bab selanjutnya.

1

Page 2: Referat Keracunan Arsenik Newest New

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Arsen

2.1.1 Definisi Arsen

Arsen merupakan  logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal

(steel-grey). Arsenik merupakan  logam berat dengan nomor atom 33, berat atom 74.91.

Senyawa arsen didalam alam  berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa

cairan  berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa

gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah

satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya

dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam

air, khususnya dalam air panas.1,2,3

Gambar 1. Gambar logam arsen

Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa  arsen

trioksida  misalnya pernah digunakan sebagai  tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.

Dalam jangka panjang, penggunaan  tonikum ini ternyata telah menyebabkan 

timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat

untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan

tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang

lebih aman.3,4

2

Page 3: Referat Keracunan Arsenik Newest New

Gambar 2: Lambang Arsen dalam gugusan rantai kimia

2.1.2. Jenis-jenis Arsen4,5

Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;

1.      Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial dari

asam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.

2.      Arsen pentaoksida (As2O5)

3.      Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat,

merupakan senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang toksik.

4.      Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau

struktur cincin,dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.Bentuk

senyawa arsen ini kurang toksin dibandingkan denagn bentuk senyawa arsen

inorganic trivalent.

Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3),yang

terbentuk bila asam bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam lain.

Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat

ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun

pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau

komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut)

biasanya tidak beracun(tidak toksik). Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi

tiga dan bervalensi lima. Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik

trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida.,  sedangkan  bentuk in organik arsen

bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca

arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup

potensial untuk menimbulkan terjadinya  keracunan akut.

2.1.3. Karakteristik Arsen5,6

Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di

air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain.

Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan

sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga

beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang

3

Page 4: Referat Keracunan Arsenik Newest New

berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat

langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih

dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan

metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

2.1.4.  Sifat Kimia Arsen1,3,4

Arsen diperoleh dari logamnya, membentuk kristal yang strukturnya mirip

dengan fosfor hitam.

Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda karena ia larut

dalam sejumlah air yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang dalam

pengenceran menghasilkan okso klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl dan

Sb4O5Cl2. Tidak ada ion Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan Kristal

putih, terhidrolisis oleh air menjadi BiOCl namun reaksi ini di bolak=balik : BiCl3 +

H2O ↔ BiOCl + 2 HCl.

Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan interaksi

langsung. Dua yang terakhir juga dapat mengendap dari larutan asam

hidroklorida   dan   dengan  S. As2S3 tidak larut dalam air dan

asam, namun larut sebagai asam dalam larutan alkalin sulfide menghasilkan anionlhio.

As 2S5 berperilaku sama. As4S4 yang terdapat sebagai mineral realgar, mempunyai

struktur dengan tetrahedron As4.

2.1.5. Sumber Pencemaran Oleh Arsen4,5,7

Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen,

udara, air dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan sumber

pencemaran arsen di lingkungan.

A. Keberadaan Arsen di Alam

a. Batuan (Tanah) dan Sedimen

Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As

tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan

bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah

arsenopyrite (FeAsS), realgar (As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara kasar

kandungan arsen di bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida arsen

banyak ditemukan pada deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di

lingkungan.

4

Page 5: Referat Keracunan Arsenik Newest New

Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As

antara 0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata

lebih dari 550 mg/kg.

Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10

mg/kg berat kering. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang

berasal dari sumber buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang

dekat dengan buangan pelelehan tembaga.

b. Udara

Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa

arsen dalam bentuk anorganik dan organic menunjukkan bahwa hanya 35% arsen

anorganik terlarut dalam air hujan. Di lokasi tercemar, kadar As di udara ambien

kurang dari satu gram per meter kubik.

c. Air

Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat

merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi

adalah daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan

kaya bahan organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari

sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah

permukaan tanah.

Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik. Jenis arsen

bentuk organik adalah methylarsenic acid dan methylarsenic acid, sedang

anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat ditemukan pada air

permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir, serta pada air di

lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).

d. Biota

Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium,

sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman.

Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari

pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering. Tanaman yang tumbuh

pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen tinggi,

khususnya di bagian akar Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen

tinggi merupakan petunjuk/indikator kandungan

5

Page 6: Referat Keracunan Arsenik Newest New

arsen dalam tanah. Selain itu, ganggang laut dan rumput laut juga umumnya

mengandung sejumlah kecil arsen.

B. Produksi dalam Industri

Berdasarkan data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika Serikat, dapat

diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di dunia mulai tahun 1975 sekitar

600.000 ton. Negara-negara produsen utama adalah: China, Peru, Swedia, USA dan

USSR. Negara-negara tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk dunia. Arsen

trivalen adalah basis utama industri kimia arsen dan merupakan produk samping

dalam pelelehan bijih tembaga dan timah hitam.

C. Penggunaan Senyawa Arsen

Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam

bidang pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit,

natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai

pestisida.

Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida

yang mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman

tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan

baku pembuatan rokok.

2.2. Epidemiologi 2,5

Di dunia, lebih dari 100 juta orang berisiko terpapar arsenic dari minuman air yang

mengandung arsenic dengan kadar tinggi. Di Bangladesh, lebih dari 95% persediaan air untuk

lebih dari 138 juta orang berpotensii terkontaminasi arsenic. Menurut American Association

of Poisioning Control Centres ‘ (AAPCC) National Poisioning Data System (NPDS) tiga

orang meniggal akibat terpapar arsenic di tahun 2011. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki

lebih sering terpapar arsenk pestisida lebiih dominan (274 dari 379 menurut data NPDS

2007). Sedangkan, arsenic non peptesida didominasi usia lebih 19 tahun.

2.3.     Toksisitas Arsenik5,6

Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya

memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah

menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi

daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada

orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan

keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen,

terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni.

6

Page 7: Referat Keracunan Arsenik Newest New

Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus

dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah

(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada

organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,

mata merah dan berair.

Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang

menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian.

2.4.     Mekanisme Terjadinya Toksisitas4,8

Mekanisme masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari

makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus

kemudian masuk ke peredaran darah.

Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum. Hal tersebut terjadi apabila

arsen terikat dengan gugus sulfhidril ( -SH), terutama yang berada dalam enzim. Salah satu

system enzim tersebut ialah kompleks piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi

dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2  sebelum masuk dalam siklus TOA

(tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor. Reaksi

tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A (CoA-SH) untuk membentuk

asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril. Kelompok

sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk kelat-kelat dari dihidrofil-

arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan

system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.

Gambar 3. Mekanisme masuknya arsen dalam tubuh

     Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dari glikolosis dengan

jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase. Dengan adanya

pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik

7

Page 8: Referat Keracunan Arsenik Newest New

hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP. Selama Arsen bergabung

dengan gugus –SH, maupun gugus –SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan

As dalam hati yang terikat sebagai enzim metabolic. Karena adanya protein yang juga

mengandung gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga

ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang. Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH,

maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun kemudian.

2.5. Farmokodinamik dan Farmokokinetik8,9

Toksisitas dari arsen tergantung dari bentuknya (organik/inorganik), valensinya, dan

kelarutannya. Arsen dalam bentuk unsur bukanlah bahan yang toksik. Arsen yang merupakan

racun adalah senyawa arsen. Senyawa arsen inorganik lebih bersifat toksik dibandingkan

organik. Dan arsenik trivalen (As3+) lebih bersifat toksik dibanding arsenik pentavalen (As5+).(2,3,7,10)

Senyawa arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 cara, yaitu peroral, inhalasi,

dan absorpsi melalui kulit / mukosa membran. (2,7,10)

Senyawa  arsen yang paling sering digunakan untuk meracuni orang adalah Arsen

trioksida (As2O3). Arsen bersifat sitotoksik, karena  menyebabkan efek racun pada

protoplasma sel tubuh manusia. Racun arsen yang masuk ke dalam saluran cerna akan diserap

secara sempurna di dalam usus dan masuk ke aliran darah dan disebar ke seluruh organ

tubuh. Sebagai suatu racun protoplasmik arsen melakukan kerjanya melalui  efek toksik

ganda, yaitu :

a) Mempengaruhi respirasi sel dengan cara berikatan dengan gugus sulfhidril (SH)

pada dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang terkait dengan transfer

energi, terutama pada piruvate dehydrogenase, succinate oxidative pathway, dan

tricarbxylic acid (Krebs) cycle, yang menyebabkan berkurangnya produksi ATP

sehingga menimbulkan efek patologis yang reversibel. Efek toksik ini  dikatakan

reversible karena dapat dinetralisir dengan pemberian dithiol, 2,3,

dimerkaptopropanol (dimercaprol, BritishAnti-Lewisite atau BAL) yang akan

berkompetisi dengan arsen dalam mengikat gugus SH. Selain itu sebagian arsen juga

menggantikan gugus fosfat sehingga  terjadi gangguan  oksidasi fosforilasi dalam

tubuh. (2,4,5,7)

b) Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel pembuluh darah,

khususnya di dearah splanknik dan menyebakan vasodilatasi dan peningkatan

permeabilitas yang patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena menyebabkan

timbulnya petekie subepikardial dan subendokardial yang jelas serta ekstravasasi

8

Page 9: Referat Keracunan Arsenik Newest New

perdarahan. Efek lokal arsen pada kapiler menyebabkan serangkaian respons mulai

dari kongesti, stasis serta trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia

jaringan. (2,9)

Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah. Dalam waktu

24 jam setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi di berbagai

organ  tubuh, seperti hati, ginjal,  limpa, paru-paru serta saluran cerna, dimana arsen  akan

mengikat gugus syulfhidril dalam protein jaringan. Hanya sebagian kecil dari arsen yang

menembus blood-brain barrier. Arsen anorganik  yang masuk ke tubuh wanita hamil dapat

menembus sawar  darah plasenta dan masuk ke tubuh janin.Didalam tulang arsen

menggantikan posisi fosfor, sehingga arsen dapat dideteksi didalam tulang setelah  bertahun-

tahun kemudian. (2,4,5)

Sebagian arsen dibuang melalui urin dalam bentuk methylated arsenic dan

sebagian lainnya ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut. Fakta terakhir ini penting, karena

setiap kali ada paparan arsen, maka menambah depot arsen di dalam kulit, kuku dan rambut.

Dalam penyidikan kasus pembunuhan dengan menggunakan arsen, adanya peracunan  kronis

dan berulang dapat dilacak dengan melakukan pemeriksaan kadar arsen pada berbagai bagian

(fragmen) potongan rambut dari  pangkal sampai ke ujungnya. (4,5)

Bentuk fisik senyawa arsen yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi efeknya

pada tubuh. Menelan senyawa atau garam arsen dalam bentuk larutan lebih cepat

penyerapannya dibandingkan penyerapan arsen dalam bentuk padat. Penyerapan senyawa

arsen dalam bentuk padat halus lebih cepat dibandingkan bentuk padat kasar, sehingga gejala

klinis yang terjadi pun lebih berat juga. Secara umum efek arsen terhadap tubuh tergantung

dari sifat fisik dan kimiawi racun, jumlah racun yang masuk, kecepatan absorpsi, serta

kecepatan dan jumlah eliminasi, baik yang terjadi alamiah (melalui muntah dan diare)

maupun buatan, misalnya akibat pengobatan (lavase). (3)

Perlu diketahui terlebih dahulu mengenai kadar normal arsen dalam tubuh kita, karena

dalam keadaan normal sekalipun tubuh kita sering terpapar dengan zat yang mengandung

arsen dan secara rutin tanpa sadar kita juga mengkonsumsinya setiap hari, misalnya dari

makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Kadar normal arsen dalam serum

adalah kurang dari 5 µg /L. Nilai ambang batas dalam air minum adalah 0.2 ppm. Pada orang

dewasa kadar normal dalam urin 100 ug/L, rambut 0,5 mg/kg. Kadar dalam rambut pada

keracunan 0.75 mg/kg dan pada kuku 1 mg/kg atau lebih. Kadar normal dalam darah normal

anak-anak 30 ug/L, urine 100 ug/24 jam. Takaran fatal As2O3 adalah 200-300 mg sedangkan

untuk arsin 1 : 20.000 dalam udara.

9

Page 10: Referat Keracunan Arsenik Newest New

2.6.   Gejala Toksisitas Arsen1,9,10,11

A. Toksisitas Akut

Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut

disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan

mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan

usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang bercampur

darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti bawang putih, diare profus

menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga menyebabkan gejala hipontesi.

Terjadinya diare profus menyebabakan banyak larutan protein terbuang keluar

tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi normal (enteropati). Arsen juga

dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat

mengakibatkan hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus

ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.

Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya

gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai

dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan

lumpuh, dan daya reflex menurun.

Intoksikasi arsen yang sifatnya akut saat ini jarang terjadi di tempat kerja, biasanya

terjadi karena konsumsi peroral akibat ketidaktahuan, bunuh diri, ataupun pembunuhan.

Timbulnya gejala biasanya dalam waktu beberapa menit hingga jam. Untuk lebih

jelasnya intoksikasi arsen yang sifatnya akut dijelaskan dibawah ini :

a. Gastrointestinal

Sindrom gastrointestinal ini merupakan gambaran klasik keracunan akut arsen

yang masuk per oral. Masuknya arsen ke dalam tubuh dalam dosis besar biasanya

baru menimbulkan gejala keracunan akut setelah 30 menit sampai 2 jam setelah

paparan racun. Gejala yang timbul berupa rasa terbakar pada tenggorokan dan

uluhati, diikuti dengan mual, muntah, nyeri abdomen, diare dengan feses seperti

air cucian beras, yang kadang-kadang berdarah. (2,4,7)

b. Sistem respirasi

Dapat terjadi iritasi pada saluran nafas seperti batuk, laringitis, bronkitis

ringan, dan sesak nafas, hal ini dapat terjadi akibat pemaparan akut terhadap debu

arsen. Selanjutnya mungkin dapat terjadi edema paru akut. (8,9)

10

Page 11: Referat Keracunan Arsenik Newest New

c.Sistem kardiovaskuler

Manifestasinya dapat berupa hipotensi, syok hipovolemik, ventrikular

disritmia, dan congestive heart failure. Pada intoksikasi arsen terjadi dilatasi

kapiler yang mengakibatkan permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat

dan cairan keluar ke interstisial. Keadaan ini bisa menyebabkan hipovolemi dan

hipotensi. (2,8)

d. Sistem saraf

Intoksikasi pada sistem saraf memberikan gejala pusing, sakit kepala, lemah,

lesu, delirium, kejang, koma, ensefalopati, dan gejala neuropati perifer sensoris

dan motoris. Gejala neuropati dapat bersifat lambat (delayed) dan muncul 2-4

minggu setelah gejala akut. (2,7,8)

e. Hati dan Ginjal

Dapat terjadi peningkatan enzim hepar, hematuria, oliguria, proteinuria, renal

insufisiensi dan nekrosis tubular akut, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal

ginjal akut. (2,8)

f. Hematologi: anemia, leucopenia, trombositopenia, dan disseminated

intravascular coagulation (DIC). (1,3,7)

g. Kematian mendadak dapat terjadi akibat syok jika korban menelan senyawa

arsen yang cepat diabsorpsi dalam jumlah besar. Namun jika korban tersebut

dapat bertahan hidup maka ia akan menderita gagal ginjal ataupun kegagalan

fungsi hati.(3,8)

B. Toksisitas kronis

Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk yang 

tinggal dalam suatu kawasan  pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah industri

pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas

arsen kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi

air tanah yang mengandung arsen.

Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai

1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai

mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya

kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi,

dermatitis dengan terkelupasnya kulit  dan adanya warna putih pada persambungan

kulit dan kuku.

11

Page 12: Referat Keracunan Arsenik Newest New

Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker

pada kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon.

Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat

menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum yang

terkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air

tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari 248 pasien yang

dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan

kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang

disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih

parah dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan

sensorik. Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan,

hepatitis kronis, dan sirosis.

Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah

berkurang),terutama neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah merah

berhenti dan adanya gambaran basophilic stippling. Anemia yang ada hubungannya

dengan defisiensi asam folat juga terlihat.

Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen

trivial dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan

kanker kulit.

2.7. Dampak Toksisitas Arsen2,10

Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam

hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru. Juga tersimpan dalam jumlah sedikit

dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa tahun setelah

keracunan kronis.Di dalam darah yang normal ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan

pada kondisi keracunan ditemukan 10µg/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen

ditemukan 60-90µg/100ml.

2.8. Pencegahan Terjadinya  Paparan Arsen10,11

Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum  adalah pemakaian alat

proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi

diri tersebut misalnya :

- Masker yang memadai

- Sarung tangan yang memadai

12

Page 13: Referat Keracunan Arsenik Newest New

- Tutup kepala

- Kacamata khusus

Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan

kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan dianggap

luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.

Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan adalah

perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel

debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi

tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.

2.9. Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen1,2,4

Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk

mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu

BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4 jam selama 2 hari

diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5

mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan tersebut, sampel

urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam

urine kurang dari 50 mg. pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang

diberikan setiap 6 jam selama 5 hari.

Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan

sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena As

mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

2.10. Temuan otopsi 1,12

Pada pemeriksaan luar akan ditemukan tanda-tanda dehidrasi, pada pemeriksaan

dalam ditemukan tanda-tanda iritasi lambung, mukosa berwarna kemerahan terkadang

terdapat perdarahan ( flea bitten apperenace). Iritasi lambung dpat menyebabkan produk-

produk musin lambung yang menutupi mukosa dengan partikel-partikel arsenic dapat

tertahan.7

Pada jantung ditemukan tanda-tanda perdarahan sub-endokard pada septum.

Histpatologik menunjukkan adanya infiltrasi sel-sel radang bulat ke miokard. Sedangkan

organ lain dapat ditemukan edema. Pada korban meninggal perlu diambil organ-organ seperti

darah, urin, isi lambung, rambut, kuku, kulit dan tulang. Sedangkan pada korban hidup perlu

diambil bahan-bahan untuk cek toksikologi adalah muntahan, urin, tinja hasil kumbah

lambung, darah, rambut, dan kuku.7

13

Page 14: Referat Keracunan Arsenik Newest New

Korban mati akibat keracunan akut maka didapati ikterus, anemia hemolitik, tanda-

tanda kerusakan ginjal berupa degenerasi lemak, dengan nekrosis fokal dan nekrosis tubuli,

bila mati lambat namun bila mati cepat ditemukan tabda-tanda cardiac arrest. Korban

keracunan arsenic kronis didapati keadaan kurang gizi, kulit hiperpigmentasi dan

hyperkeratosis, pada kuku tampak garis-garis warna putih (mee’s line)7

Pada pemeriksaan laboratorium dicurigai keracunan arsen bila kadar arsen pada bahan

yang diperiksa diatas batas normal:

Rambut dalam keadaan normal : 0,5 mg/kg

Dicurigai bila :0,75 mg/kg

Keracunan bila : 30 mg/kg

Kuku dalam keadaan normal : sampai 1 mg/kg

Dicurigai bila: 1 mg/kg

Keracunan bila : 80 ug/kg7

Pemeriksaan toksikologinya 10 cc darah + 10 cc HCL pekat, kemudian celupkan

tembaga ke dalam larutan tersebut. Jika posotif ada arsen maka akan tampak warna

kehitaman hingga abu-abu pada batang tembaga tersebut.

Adanya sejumlah besar arsenic dalam organ akan memungkinkan lambatnya

pembusukan mayat. Bukti yang nyata perihal jumlah arsenik dalam organ akan tergantung

pada jenis kasusnya. Meskipun demikian, riwayat penyakit dan penemuan pada otopsi sangat

mengarahkan keracunan karena obat ini, memperhitungkan jumlah tiap menitnya harus hati-

hati, banyak jumlah arsenik yang ada dalam tubuh merupakan akibat pengobatan. Jika analisa

kimia hanya terbatas pada luar tubuh atau hanya ada arsenic dalam lambung, usus, tetapi

organ lain seperti hati, ginjal, dan otak tidak, maka kesimpilan sebab kematian tidak bisa

dibuat.

2.11. Aspek Medikolegal1,4,12

Pemeriksaan forensic dalam kasus keracunan, dapat dibagi dalam dua kelompok,

yaitu atas dasar dari tujuan pemeriksaan itu sendiri. Yang pertama bertujuan untuk mencari

penyebab kematian, dalam hal ini keracunan akibat arsen. Yang kedua untuk mengetahui

mengapa peristiwa keracunan terjadi, misalnya pembunuhan, kelalaia/kecelakaan, ataupun

bunuh diri.8

Ditinjau dari segi kepentingan menurut medikolegal, maka dapat disimpulkan

mengenai arsen sebagai berikut8 :

1. Arsen sangat sering digunakan untuk membunuh, karena

- Harganya murah

14

Page 15: Referat Keracunan Arsenik Newest New

- Mudah diperoleh

- Tidak mempunyai bau dan rasa sehingga mudah dicampur dengan makanan

- Sangat efektif karenan hanya dibtuhkan dalam jumlah sedikit.

2. Keracunan karena ketidak sengajaan biasanya karena salah menentukan identitas

3. Bunuh diri dengan arsen sangat jarang ditemukan

Mengenai keracunan itu sendiri dalam KUHAP diatur dalam pasal 133 (1), yang

berbunyi, Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan mengenai seorang korban baik

luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidanan,

ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman

atau ahli lainnya.8

15

Page 16: Referat Keracunan Arsenik Newest New

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.   Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-

grey). Arsenik merupakan  logam berat dengan nomor atom 33, berat atom 74.91.

2.   Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya

memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.

3.   Cara pencegahan paparan arsen dengan menggunakan alat proteksi diri dan

melakukkan surveilance medis.

B.     Saran

Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air,

tanah,biota dan kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat

proteksi diri , seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di lingkungan

kerja yang berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan surveilance medis

setiap tahun secara rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya keracunan akibat paparan Arsen.

16

Page 17: Referat Keracunan Arsenik Newest New

DAFTAR PUSTAKA

1. Cotton dan Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar . Jakarta  : UI-Press

2. Darmono . 2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan

Toksikologi Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press

3. Adnan Agnesa. 2010. Makalah Toksikologi Industri ARSEN. http://kesmas-

unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30 Maret 2012

4. Fhazira. 2010. Logam Berat Arsen. http://chitralestari.blogspot.com/2010/09/logam-

berat-arsen.html. 30 Maret 2012

5. Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi . Jakarta : UI-Press

6. Arsen. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen

7. Ilmu Kedokteran Forensik. P.101. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Universitas

Indoesia.

8. Chadha, Vijay. Ilmu Kedokteran Forensik dan Toksikologi. Edisi kelima. Jkarta :

Widya Medika. 1995

9. Atmadja, DS. Mendeteksi kematian karena arsen.Available from: URL:

http://www.freewebs.com/arsenpapdi/caramendeteksi.html.

10. Sampurna B,dr. Ilmu Kedokteran Forensik. Cetakan 2. Jakarta: FKUI. p.101-106

11. Suyono A. Keracunan Zat Korosif dan logam. Available on :

http://www.freewebs.com/reef_forensik/index.htm. [Access on: 24th August 2008].

12. 12.Abdul MI. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Jakarta: Binarupa Aksara.

1997. p.330-31.

17

Page 18: Referat Keracunan Arsenik Newest New

18