makalah job stress - newest

27
BAB I PENDAHULUAN Dunia perindustrian di masa globalisasi ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah industri-industri di Indonesia, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Perkembangan ini meliputi semua jenis industri, seperti industri makanan, minuman, tekstil, pakaian jadi dan kulit, industri kayu, industri bahan galian bukan logam, industri logam, bahkan sampa industri jasa seperti properti, perbankan, asuransi dan sebagainya. (http://www.indonesia.go.id/id/index.php? option=com_content&task=view&id=3413&Itemid=1510) Perkembangan dunia industri ini membawa banyak dampak, baik positif maupun negatif. Salah satu dampak positif yang muncul dari berkembangnya industri di Indonesia adalah bertambahnya lapangan pekerjaan yang dapat menampung para pengangguran yang saat ini sedang menjamur di negara kita. Selain itu, perkembangan ini juga membawa hawa positif bagi perekonomian Indonesia. Sektor industri memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan perekonomian. Perekonomian di Indonesia

Upload: lintang-utami-putri

Post on 23-Jun-2015

1.090 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Job Stress - Newest

BAB I

PENDAHULUAN

Dunia perindustrian di masa globalisasi ini sedang mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah industri-industri di

Indonesia, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Perkembangan ini

meliputi semua jenis industri, seperti industri makanan, minuman, tekstil, pakaian

jadi dan kulit, industri kayu, industri bahan galian bukan logam, industri logam,

bahkan sampa industri jasa seperti properti, perbankan, asuransi dan sebagainya.

(http://www.indonesia.go.id/id/index.php?

option=com_content&task=view&id=3413&Itemid=1510)

Perkembangan dunia industri ini membawa banyak dampak, baik positif

maupun negatif. Salah satu dampak positif yang muncul dari berkembangnya industri

di Indonesia adalah bertambahnya lapangan pekerjaan yang dapat menampung para

pengangguran yang saat ini sedang menjamur di negara kita. Selain itu,

perkembangan ini juga membawa hawa positif bagi perekonomian Indonesia. Sektor

industri memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan perekonomian.

Perekonomian di Indonesia tidak akan berkembang tanpa dukungan dari peningkatan

perindustrian sebagai salah satu sektor perekonomian yang sangat dominan di jaman

sekarang ini. (http://jelita249.blogspot.com/2009/08/dampak-perkembangan-industri-

terhadap.html)

Tidak hanya memberikan dampak positif, ternyata perkembangan industri ini

juga membawa dampak negatif. Dampak dari perkembangan industri ini yang paling

dirasakan oleh para pekerja adalah stress kerja. Dampak ini harus sangat diperhatikan

karena dapat mempengaruhi kinerja pegawai tersebut, dan akan memberikan

pengaruh kepada produktivitas industri tersebut.

Secara umum, stress didefinisikan sebagai suatu keadaan yang bersifat internal

yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial,

Page 2: Makalah Job Stress - Newest

yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Selain itu, stress juga didefinisikan

sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat

ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan

subyek (Cooper, 1994). (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html)

Sedangkan, stres dalam dunia kerja, atau yang biasa disebut dengan stress kerja

dapat didefinisikan sebagai: “Work stress is an individual’s response to work related

environmental stressors. Stress as the reaction of organism, which can be

physiological, psychological, or behavioural reaction” (Selye, dalam Beehr, et al.,

1978). Berdasarkan definisi tersebut, stres kerja dapat diartikan sebagai sumber

atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis,

psikologis, dan perilaku. Seperti yang telah diungkapkan di atas, lingkungan

pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressor kerja merupakan segala kondisi

pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat

menimbulkan stres kerja.

Banyak efek buruk dari stress kerja yang dialami oleh para pekerja. Untuk itu,

setiap perusahaan sebaiknya sangat memperhatikan kesejahteraan setiap pekerjanya

agar mereka terbebas dari stress kerja. Dengan terbebasnya pekerja dari stress kerja,

maka perusahan tersebut juga tidak akan mengalami kerugian di bidang apapun.

Page 3: Makalah Job Stress - Newest

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Stres Kerja

Menurut Morgan dan King, stres merupakan: 

“…as an internal state which can be caused by physical demands on the body

(disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by

environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful,

uncontrollable, or exceeding our resources for coping” (Morgan & King, 1986).

Jadi stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan

oleh tuntutan fisik, atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak

dan tidak terkontrol. Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan atau proses

internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis

sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper, 1994). 

Definisi stres kerja dapat dinyatakan sebagai berikut:

“Work stress is an individual’s response to work related environmental

stressors. Stress as the reaction of organism, which can be physiological,

psychological, or behavioural reaction” (Selye, dalam Beehr, et al., 1978).

Berdasarkan definisi di atas, stres kerja dapat diartikan sebagai sumber

atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis,

psikologis, dan perilaku. Seperti yang telah diungkapkan di atas, lingkungan

pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressor kerja merupakan segala

kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat

menimbulkan stres kerja.

Page 4: Makalah Job Stress - Newest

B. Sumber-Sumber & Konsekuensi Stres Kerja

Sumber Stres Kerja

Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri atas

empat hal utama, yakni:

1. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi,

keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan

komunitas/tempat tinggal.

2. Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur

organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam

organisasi.

3. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,

kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal,

dan intergrup.

4. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan

peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol

personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.

Sedangkan Cooper dan Davidson (Cooper, et al., 1991) membagi penyebab

stres dalam pekerjaan menjadi dua, yakni:

1. Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun

keadaan di dalam perusahaan, misalnya kurangnya kerjasama antara karyawan,

konflik antara individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan

sosial dari sesama karyawan di dalam perusahaan.

2. Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri

individu, misalnya tipe kepribadian seseorang, kontrol personal dan tingkat

kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam

menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.

Page 5: Makalah Job Stress - Newest

Robbins (2007) menjelaskan model stres sebagai berikut:

Potensi Sumber

Konsekuensi

Faktor lingkungan Ketidakpastian ekonomi Ketidakpastian politik Ketidakpastian teknologi

Faktor organisasi Tuntutan tugas Tuntutan sarana Tuntutan antar-pribadi Struktur organisasi Kepemimpinan

organisasi Tahap perkembangan

organisasiFaktor individu Masalah keluarga Masalah ekonomi Kepribadian

Perbedaan individu Persepsi Pengalaman kerja Dukungan sosial Keyakinan terhadap

locus of control Permusuhan

Stress yang dialami

Gejala fisiologis Sakit kepala Tekanan darah tinggi Sakit hati

Gejala psikologis Gelisah Depresi Penurunan kepuasan

kerja

Gejala perilaku Produktivitas Absensi Keluar kerja

Page 6: Makalah Job Stress - Newest

Dampak  Stres  Kerja

Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun

perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya

gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999).

Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja

saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur

dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan

sebagainya. Sedangkan Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi

yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggunya

kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta mempengaruhi individu

dalam pengambilan keputusan.

Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah

meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara

psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi,

hingga turnover (Robbins, 2007).

Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa

kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:

1. Gejala psikologis

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil

penelitian mengenai stres pekerjaan:

Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung

Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)

Sensitif dan hyperreactivity

Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi

Komunikasi yang tidak efektif

Perasaan terkucil dan terasing

Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi

Page 7: Makalah Job Stress - Newest

Kehilangan spontanitas dan kreativitas

Menurunnya rasa percaya diri

2. Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami

penyakit kardiovaskular

Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)

Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)

Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan

Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang

kronis (chronic fatigue syndrome)

Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada

Gangguan pada kulit

Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot

Gangguan tidur

Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena

kanker

3. Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan

Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan

Perilaku sabotase dalam pekerjaan

Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,

mengarah ke obesitas

Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan

diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi

dengan tanda-tanda depresi

Page 8: Makalah Job Stress - Newest

Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir

dengan tidak hati-hati dan berjudi

Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas

Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman

Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

Page 9: Makalah Job Stress - Newest

BAB III

KASUS & PEMBAHASAN

1. Kasus

Perampingan karyawan akan dilakukan oleh PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk (Telkom). Sekitar 1.156 karyawan PT. Telkom akan pensiun dini

pada tahun 2009. PT. Telkom menyediakan dana sebesar Rp750 miliar untuk

pelaksanaan program ini.

Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom

Eddy Kurnia, program pensiun dini dilakukan agar perusahaan lebih lincah

bergerak menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Perusahaan juga

memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan potensi diri di

luar perusahaan. Secara lugas, Eddy mengatakan Telkom harus melakukan

efisiensi dan efektivitas operasionalnya agar mampu bersaing.

Edi mengatakan bahwa program ini ditawarkan secara sukarela kepada

karyawan. Selain itu, Edi mengatakan bahwa dana itu (Rp750 miliar) untuk

membayar kompensasi karyawan yang mengambil program pensiun dini.

Rencananya, program pensiun dini akan dilakukan lagi dan berlanjut

hingga tahun 2011. Saat ini, jumlah karyawan PT. Telkom yang tersebar di

seluruh Indonesia sekitar 25.000 orang.

Selain rencana pensiun dini ini, pensiun reguler pada tahun ini akan

mempensiunkan karyawan yang telah memasuki masa pensiun sebanyak 700

orang.

Menurutnya, tidak sedikit karyawan yang umurnya sudah mendekati

masa pensiun ikut mengambil pensiun dini.

Page 10: Makalah Job Stress - Newest

2. Pembahasan

Adanya perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan,

PHK, merger dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis

yang berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi

ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Mereka harus rela dipindahkan kebagian yang

tidak mereka kuasai dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan

atau dipekerjakan. Selain itu mereka harus menghadapi boss baru, pengawasan

yang ketat, tunjangan kesejahteraan berkurang dari sebelumnya, dan harus

bekerja lebih lama dan lebih giat demi mempertahankan status sosial ekonomi

keluarga. Para pekerja di setiap level mengalami tekanan dan ketidakpastian.

Situasi inilah yang seringkali memicu terjadinya stress kerja. Stress yang dialami

oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Stress akan

menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara

menurunkan jumlah fighting disease cells (sel-sel kekebalan tubuh). Akibatnya,

orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung

lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel

kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah.

Stress kerja ternyata sangat berhubungan dengan kesehatan. Stress sangat

berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena

alergi serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti

penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan

akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif. Stress

berhubungan dengan daya tahan tubuh. Menurutnya, pengaruh stress terhadap

daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi stress yang

dialami seseorang. Mereka mengungkapkan, jika stress yang dialami seseorang

itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat letih health promoting respons dan

akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh.

Sehingga disimpulkan adanya kaitan sebab-akibat antara stress kerja dengan

Page 11: Makalah Job Stress - Newest

penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan

beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang

untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja,

tetapi juga psikisnya sehingga fisik individu dapat berjalan normal dan

melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik.

Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada

tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka

dikatakan bahwa individu itu mengalami stress kerja. Namun apakah sebenarnya

yang dikategorikan sebagai stress kerja? Menurut Phillip L. Rice (Stress &

Health, 1999) seseorang dapat dikategorikan mengalami stress kerja jika urusan

stress yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat

individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena

masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang

terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja. Hal tersebut

mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. Oleh

karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan

persoalan stress tersebut.

Dampak terhadap perusahaan sebuah organisasi atau perusahaan dapat

dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu

terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh

tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara

normal. Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi

mengalami stress kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan

terganggu. Jika stress yang dialami oleh organisasi atau perusahaan tidak

kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang lebih serius.

Bukan hanya individu yang bisa mengalami penyakit, organisasi pun

dapat memiliki apa yang dinamakan ”Penyakit Organisasi”. Ada beberapa

perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Stress yang

dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja,

Page 12: Makalah Job Stress - Newest

peningkatan ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara

singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat

berupa: terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun

operasional kerja, mengganggu kenormalan aktivitas kerja,

menurunkan tingkat produktivitas, dan menurunkan pemasukan dan keuntungan

perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya

antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji,

tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja

dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena

kelambanan atau pun karena banyaknya kesalahan yang berulang. Dampak

Terhadap Individu, Dampak stress kerja bagi individu adalah munculnya

masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi

interpersonal

Stress berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran

yang terus-menerus. Menurut istilah psikologi, stress berkepanjangan ini disebut

stress kronis. Stress kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh,

pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan. Stress kronis

umumnya terjadi di seputar masalah kemiskinan, kekacauan keluarga, terjebak

dalam perkawinan yang tidak bahagia, atau masalah ketidakpuasan kerja.

Akibatnya, orang akan terus-menerus merasa tertekan dan kehilangan harapan.

Stress kronis berbahaya karena orang jadi terbiasa “membawa” stress ini

kemana saja, dimana saja dan dalam situasi apapun juga. Stress kronis ini

dianggap sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehingga tidak ada upaya

untuk mencari jalan keluarnya lagi. Singkatnya, orang yang menderita stress

kronis ini sudah hopeless and helpless. Tidak heran jika para penderita stress

kronis akhirnya mengambil keputusan untuk bunuh diri, atau meninggal karena

serangan jantung, stroke, kanker, atau tekanan darah tinggi.

Orang yang sedang stress akan lebih sensitif dibandingkan orang yang

tidak dalam kondisi stress. Oleh karena itulah, sering terjadi salah persepsi dalam

Page 13: Makalah Job Stress - Newest

membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat atau penilaian, kritik,

nasihat, bahkan perilaku orang lain. Obyek yang sama bisa diartikan dan dinilai

secara berbeda oleh orang yang sedang stress. Selain itu, orang stress cenderung

mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stress yang berat, orang

bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Akibatnya, ia

lebih banyak menarik diri dari lingkungan, tidak lagi mengikuti kegiatan yang

biasa dilakukan, jarang berkumpul dengan sesamanya, lebih suka menyendiri,

mudah tersinggung, mudah marah, mudah emosi. Tidak heran kalau akibat dari

sikapnya ini mereka dijauhkan oleh rekan-rekannya. Respon negatif dari

lingkungan ini malah semakin menambah stress yang diderita karena persepsi

yang selama ini ia bayangkan ternyata benar, yaitu bahwa ia kurang berharga di

mata orang lain, kurang berguna, kurang disukai, kurang beruntung, dan kurang-

kurang yang lainnya.

Sekelompok karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukkan,

bahwa stress kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak

karyawan dengan pihak manajemen. Tingginya sensitivitas emosi berpotensi

menyulut pertikaian dan menghambat kerja sama antara individu satu dengan

yang lain.

Untuk memahami sumber stress kerja, kita harus melihat stress kerja ini

sebagai interaksi dari beberapa faktor, yaitu stress di pekerjaan itu sendiri sebagai

faktor eksternal, dan faktor internal seperti karakter dan persepsi dari karyawan

itu sendiri. Dengan kata lain, stress kerja tidak semata-mata disebabkan masalah

internal, sebab reaksi terhadap stimulus akan sangat tergantung pada reaksi

subyektif individu masing-masing. Beberapa sumber stress yang dianggap

sebagai sumber stress kerja adalah stress karena kondisi pekerjaan, masalah

peran, hubungan interpersonal, kesempatan pengembangan karir, dan struktur

organisasi.

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah

jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas

Page 14: Makalah Job Stress - Newest

kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara

kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih,

berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.

Stress kerja dapat menyebabkan overload. Overload terbagi menjadi 2

bagian overload kuantitatif dan kualitatif. Overload secara kuantitatif adalah jika

banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut.

Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam “tegangan tinggi”.

Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit,

sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan.

Ada jenis pekerjaan yang beresiko tinggi, atau berbahaya bagi

keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara,

pemadam kebakaran, pekerja tambang, bahkan pekerja cleaning service yang

biasa menggunakan gondola untuk membersihkan gedung-gedung bertingkat.

Pekerjaan-pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan stress kerja karena

mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang sangat besar,

atau yang kurang memiliki struktur yang jelas, mengalami stress karena konflik

peran. Mereka stress karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu

apa yang diharapkan oleh manajemen (Rice, 1999). Kenyataan seperti ini

mungkin banyak dialami pekerja di Indonesia, dimana perusahaan atau

organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi

yang seringkali tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya,

sering muncul rasa ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga

akhirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang

bekerja dikabarkan sebagai pihak yang mengalami stress lebih tinggi

dibandingkan dengan pria. Masalahnya, wanita bekerja ini menghadapi konflik

peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga. Terutama dalam alam

kebudayaan Indonesia, wanita sangat dituntut perannya sebagai ibu rumah tangga

yang baik dan benar sehingga banyak wanita karir yang merasa bersalah ketika

Page 15: Makalah Job Stress - Newest

harus bekerja. Perasaan bersalah ditambah dengan tuntutan dari dua sisi, yaitu

pekerjaan dan ekonomi rumah tangga, sangat berpotensi menyebabkan wanita

bekerja mengalami stress.

Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu

perusahaan atau organisasi. Bayangan akan kesuksesan karir, menjadi fokus

perhatian dan penantian dari hari ke hari. Namun pada kenyataannya, impian dan

cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan karir yang baik seringkali tidak

terlaksana. Alasannya bisa bermacam-macam seperti ketidakjelasan sistem

pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme dalam

manajemen perusahaan, atau karena sudah “mentok” alias tidak ada kesempatan

lagi untuk naik jabatan.

Gambaran perusahaan Asia dewasa ini masih diwarnai oleh kurangnya

struktur organisasi yang jelas. Salah satu sebabnya karena perusahaan di Asia

termasuk Indonesia, masih banyak yang berbentuk family business. Kebanyakan

(family) business dan bisnis-bisnis lain di Indonesia yang masih sangat

konvensional dan penuh dengan budaya nepotisme, minim akan kejelasan

struktur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab. Tidak

hanya itu, aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, iklim politik

perusahaan yang tidak sehat serta minimnya keterlibatan atasan membuat

karyawan jadi stress karena merasa seperti anak ayam kehilangan induk segala

sesuatu menjadi tidak jelas.

Stress kerja sekecil apapun juga harus ditangani dengan segera. Ada

delapan (8) cara dalam mengatasi stress yaitu:

Pertahankan kesehatan tubuh sebaik mungkin.

Usahakan berbagai cara agar tidak jatuh sakit.

Terimalah diri apa adanya, segala kekurangan dan kelebihan, kegagalan

maupun keberhasilan sebagai bagian dari kehidupan.

Tetaplah memelihara hubungan persahabatan yang indah dengan seseorang

yang dianggap paling bisa diajak sharing.

Page 16: Makalah Job Stress - Newest

Lakukan tindakan positif dan konstruktif dalam mengatasi sumber stress di

dalam pekerjaan, misalnya segera mencari solusi atas permasalahan yang

dihadapi dalam pekerjaan.

Tetaplah memelihara hubungan sosial dengan orang-orang di luar lingkungan

pekerjaan, misalnya dengan tetangga atau kerabat dekat.

Berusahalah mempertahankan aktivitas yang kreatif di luar pekerjaan,

misalnya berolahraga atau berekreasi.

Melibatkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan yang berguna, misalnya kegiatan

sosial dan keagamaan.

Gunakanlah metode analisa yang cukup ilmiah dan rasional dalam melihat

atau menganalisa masalah stress kerja yang dihadapi.

Page 17: Makalah Job Stress - Newest

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Perindustrian. 16 April, 2010 [Online]. Diambil dari: http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3413&Itemid=1510

_______. 2009. Dampak Perkembangan Industri terhadap Perekonomian di Indonesia. 16 April, 2010 [Online]. Diambil dari: http://jelita249.blogspot.com/2009/08/dampak-perkembangan-industri-terhadap.html

Beehr, T. A. (1978). Psychologycal Stress In The Workplace. London: Rotledge.

Cooper, C. L., Dewe, P. J., & O’Driscoll, M. P. (1991). Organizational Stress: A Review and Critique of Theory, Research, and Applications. California: Sage Publications, Inc.

Cooper, C. L., & Payne, R. (1994). Causes, Coping & Consequences of Stress at Work. USA: John Wiley & Sons, Ltd.

Luthans, F. (1992). Organizational Behavior (6th ed.). Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Morgan, C. T., King, R. A, & Weisz, J. R. (1986). Introduction to Psychology (7th ed.). New York: McGraw-Hill Book.

Robbins, S.P. (2007). Perilaku Organisasi (edisi 10). Jakarta: PT Indeks

Rice, P. L. (1999). Stress and Health (3rd ed.). California: Brooks/Cole Publishing Company.

Page 18: Makalah Job Stress - Newest