stress manajemen stress animasi
TRANSCRIPT
Stress dan Manajemen StressStress dan Manajemen Stress
Nataya Charoonsri RizaniPsikologi Industri
Stress ??? Tuntutan psikologis dan/atau fisik pada
seseorang Secara formal, stress adalah : Suatu respon yang adaptif Dihubungkan oleh karakteristik dan/atau proses
psikologis individu Yang merupakan suatu konsekuensi dari suatu
tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang menempatkan
Dimensi stress Tuntutan lingkungan, diartikan sebagai penyebab
stress, yang menghasilkan Suatu respon yang adaptif yang dipengaruhi oleh Perbedaan individual
Stresor
Tingkat Kelompok•Perilaku manajerial•Kurangnya kekompakan•Konflik dalam kelompok•Perbedaan status
Tingkat Individual•Tuntutan pekerjaan•Konflik peran•Pengendalian lingkungan yang dirasakan•Hubungan dengan supervisor’•Beban kerja
Ekstraorganissional•Keluarga•Ekonomi•Waktu yang berubah•Polusi,panas, kepadatan, udara
Tingkat Organisasi•Kebudayaan•Struktur•Teknologi•Pengenalan dan perubahan dalam kondisi kerja
Psikologis yang berkaitan dengan sikap
•Kepuasan kerja•Komitmen organisasional•Keterlibatan dgn pekerjaan•Kepercayaan diri•Kepenatan•Emosi•Depresi
Keperilakuan•Ketidakhadiran•Turnover•Kinerja Kecelakaan•Penyalahgunaan substansi
Kognitif•Pengambilan keputusan yang buruk•Kurang konsentrasi•Mudah lupa
Kesehatan Fisik•Sistem kardiovaskuler•Sistem kekebalan•Sistem muskuloskeletal•Sistem gastrointestinal
Hasil
Stress yang
dirasakan
Perbedaan Individual•Keturunan, usia, kemampuan pribadi, jenis kelamin,dukungan sosial, ciri kepribadian, pekerjaan
Tahapan Stress Seperti Apa ???
Dikenal dengan ‘general adaptation syndrome’ Tahap alarm (bahaya), menerima tuntutan
dari lingkungan dan menganggap sebagai ancaman. Masa ini tidak berlangsung lama
Tahap resistance (perlawanan), berupaya untuk menghadapi tuntutan
Tahap exhaustion (kehabisan tenaga)
Tahapan Stress Seperti Apa ???
Menurut Hans Seyle (Bapak dari konsep stress modern) Menerima rangsangan stress Mekanisme pertahanan badan diaktifkan :
kelenjar mengeluarkan adrenalin, cortisone Perubahan diatur oleh saraf pusat Perlawanan terhadap sakit Jika reaksi badan tidak cukup dapat timbul
penyakit yang dinamakan diseases of adaptation
Stress berkonotasi negatif ???
Seyle membagi stress menjadi dua: Stress yang positif (eustress)
Konstruktif Menghasilkan sesuatu yang positif
Stress yang negatif (distress) Destruktif Menghasilkan sesuatu yang negatif
Tambahan dari Seyle : Stress bukanlah sekedar ketegangan saraf Stress dapat memiliki konsekuensi positif Stress bukanlah sesuatu yang harus dihindari Tidak adanya stress samasekali adalah kematian
Untuk apa stress dipelajari ???
stress
Unjuk kerja
Untuk apa mempelajari stress ???
Karena dikenal ‘eustress’, yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kinerja yang paling optimal
Karena terdapat biaya ekonomi dan kewajiban hukum dari stress
Tingkatan stress (Dr. Robert J. Van Amberg,1979) Stress tahap 1
Merupakan tahapan stress yang paling ringan dan menggembirakan / membangun
Biasanya ditandai oleh semangat kerja yang berlebih, senang dengan pekerjaannya
Secara tidak sadar menyebabkan cadangan energi menipis Stress tahap 2
Dampak stress yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap 1 mulai menghilang dan
Timbul keluhan-keluhan lelah yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.
Stress tahap 3 Bila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya, maka keluhan
lelah semakin nyata Mulai muncul perasaan tidak tenang Meningkatnya ketegangan emosional, insomnia, dan koordinasi tubuh
terganggu Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk
memperoleh terapi, atau mengurangi beban stressnya dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit
Mulai timbul kelelahan / keluhan fisik semu yang apabila diperiksakan ke dokter seringkali oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya
Tingkatan stress Stress tahap 4
Tahapan ini terjadi bila seseorang merasakan keluhan semu pada tahap 3 namun tetap memaksakan dirinya untuk bekerja tanpa istirahat yang cukup.
Mulai merasakan kebosanan / kejenuhan terhadap pekerjaan yang semula menyenangkan
Respon melambat Konsentrasi menurun Timbul rasa takut dan cemas
Stress tahap 5 Ditandai dengan ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan
sehari-hari yang ringan dan sederhana Ketakutan dan kecemasan semakin meningkat, timbul perasaan
bingung dan panik Stress tahap 6
Merupakan tahapan klimaks, seseorang sering mengalami serangan panik dan perasaan takut mati.
Tidak jarang orang pada tahapan ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
Bagaimana Menghadapi Stress?
Flight or fight?
Moderator Stress, Apa itu??? Variabel yang menyebabkan hubungan antara
stressor dan stress yang dirasakan, dan hasil menjadi lebih lemah pada beberapa orang dan lebih kuat pada beberapa orang.
Pengetahuan mengenai moderator stress yang penting dapat menghadapi stress karyawan.
Moderator tersebut adalah : Dukungan sosial Penanggulangan (coping) Keteguhan Hati (hardiness) Perilaku Tipe A
Dukungan Sosial Jaringan pendukung bersumber dari :
norma budaya, lembaga sosial, perusahaan, kelompok,individu
Jenis dukungan : Dukungan penghargaan (esteem) Dukungan informasional Persahabatan sosial Dukungan instrumental
Penanggulangan (coping)
Mengendalikan
Manajemen terhadap gejala
Melarikan diri
Faktor situasional
Faktor pribadi
Penilaian kognitif
atas stressor
Berbahaya?Mengancam?Menantang?
Strategi penanggul
angan
Keteguhan Hati Kemampuan secara sudut pandang atau
secara keperilakuan mengubah bentuk stressor yang negatif menjadi tantangan yang positif
Dimensi kepribadian yang berpengaruh : Komitmen Lokus pengendalian (locus of control) Tantangan
Kepribadian Tipe A Dikenal dua tipe kepribadian A dan B Tipe A yang lebih rentan terkena stress
Manajemen Stress Kerekayasaan organisasi Kerekayasaan pribadi Teknik penenangan pikiran Teknik penenangan melalui aktivitas fisik
Kerekayasaan Organisasi Mengubah lingkungan kerja agar tidak
dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stress
Memperhatikan lingkungan kerja Menurut Everly&Girdano:
Management by Objective Menetapkan sasara realistik Merancang perangkat perencanaan, tindakan, metode
untuk mencapai sasaran Menciptakan strategi untuk mengukur keberhasilan Mengukur keberhasilan mencapai sasaran
Time management Analisis waktu Strategi untuk mengorganisasi Strategi untuk follow up
Kerekayasaan Individu Mengubah faktor-faktor dalam individu
agar : Ambang stress meningkat Toleransi terhadap stress meningkat, dapat
lebih lama bertahan pada situasi yang penuh stress,dapat mempertahankan kesehatan
Penenangan Pikiran Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu
proses berpikir dalm bentuk merencana,mengingat, berkhayal,menalar yang secara berkesinambungan kita lakukan dalam keadaan bangun dan sadar
Cara yang dapat dilakukan : Meditasi Pelatihan relaksasi autogenik Pelatihan relaksasi neuromuskular
Penenangan Melalui Aktivitas Fisik Menghamburkan atau untuk
menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman
Mengubah sistem hormon dan saraf ke dalam sikap mempertahankan
Tipe ACiri-ciri pola perilaku tipe A (Rosenmen & Chesney, 1980) :• Ambisius, agresif, dan kompetitif, banyak jabatan rangkap.• Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah
(emosional).• Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebih.• Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat
diam.• Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).• Pandai berorganisasi, memimpin, dan memerintah (otoriter).• Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.• Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba
tergesa-gesa.• Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati
dan bila tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan.• Tidak mudah dipengaruhi, tidak fleksibel.• Bila berlibur, pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai.• Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali
Tipe BCiri-ciri pola perilaku tipe A (Rosenmen & Chesney, 1980) :• Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi,
serta tidak memaksakan diri.• Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah
(emosi terkendali).• Kewaspadaan dalam batas yang wajar, demikian pula kontrol diri dan
percaya diri tidak berlebihan.• Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku
tidak hiperaktif• Dapat mengatur waktu dalam bekerja.• Dalam berorganisasi dan memimpin bersifat akomodatif dan manusiawi.• Lebih suka bekerjasama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi
tantangan.• Pandai mengatur waktu dan tenang (relaks).• Mudah bergaul, ramah, dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai
kebersamaan (mutual benefit).• Tidak kaku (fleksibel), dapat menghargai pendapat orang lain, tidak
merasa dirinya paling benar.• Dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan
pekerjaan manakala sedang berlibur.• Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta
mengendalikan diri.