referat fakoemulsifikasi ima-dewi

28
REFERAT FAKO EMULSIFIKASI Disusun oleh: Abcharina Rachmatina 102011101099 Dewi Puji Astutik 112011101028 Dokter Pembimbing: dr. Bagas Kumoro, Sp. M SMF Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Upload: abcharina-rachmatina

Post on 03-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fako

TRANSCRIPT

REFERAT

FAKO EMULSIFIKASIDisusun oleh:

Abcharina Rachmatina 102011101099Dewi Puji Astutik112011101028Dokter Pembimbing:

dr. Bagas Kumoro, Sp. MSMF Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas JemberFakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma SurabayaRSD dr.Soebandi Jember

2015DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiDAFTAR ISIiiDAFTAR GAMBARiiiBAB 1. PENDAHULUAN1BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Retina22.2 Fisiologi Retina52.3 Retinitis Pigmentosa22.3.1 Definisi82.3.2 Insiden82.3.3 Etiologi92.3.4 Bentuk - bentuk Retinitis Pigmentosa10 2.3.5 Patofisiologi112.3.6 Gejala klinis132.3.7 Pemeriksaan182.3.8 Diagnosis192.3.9Diagnosis banding202.3.10Penatalaksanaan212.3.11 Komplikasi242.3.12 Prognosis25

BAB 3. KESIMPULAN26

DAFTAR PUSTAKA27

BAB I

PENDAHULUAN

Bedah katarak telah mengalami perubahan dramatis selama 30 tahun terakhir ini dengan diperkenalkannya mikroskop operasi dan peralatan bedah mikro, perkembangan lensa intraokular, dan perubahan-perubahan tekhnik anestesi lokal. Perbaikan lanjutan terus berjalan, dengan peralatan otomatis dan berbagai modifikasi lensa intraokular yang memungkinkan dilakukannya operasi melalui insisi kecil.1

Metode operasi yang umum dipakai untuk katarak dewasa atau anak-anak adalah meninggalkan bagian posterior kapsul lensa sehingga dikenal sebagai ektraksi katarak ekstrakapsular. Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer, bagian superior atau temporal. Pada ekstraksi katarak ekstrakapsular bentuk ekspresi nukleus, nukleus lensa dikeluarkan dalam keadaan utuh, tetapi prosedur ini memerulukan insisi yang relatif besar. Dengan berkembangnya tekhnologi yang semakin cepat, ditemukanlah tekhnik dengan menggunakan fakoemulsifikasi dan mengalami perkembangan yang cepat dan telah mencapai taraf bedah refraktif oleh karena mempunyai beberapa kelebihan,yaitu rehabilitasi visus yang cepat, komplikasi post operasi yang ringan, dan astigmat akibat operasi yang ringan. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.1BAB II

PEMBAHASAN1. Definisi

Phacoemulsifikasi berasal dari 2 kata, yaitu phaco (lensa) dan emulsification (menghancurkan menjadi bentuk yang lebih lunak). Phacoemulsifikasi adalah teknik operasi pembedahan katarak dengan menggunakan peralatan ultrasonic yang akan bergetar dan menghancurkan lensa mata yang mengeruh, kemudian lensa yang telah hancur berkeping-keping akan dikeluarkan dengan menggunakan alat fako, diikuti dengan insersi lensa buatan intraocular pada posisi yang sama dengan posisi lensa mata sebelumnya.2\2. Indikasi dan kontraindikasiIndikasi teknik fakoemulsifikasi :a. Tidak mempunyai penyakit endotel

b. Bilik mata dalam

c. Pupil dapat dilebarkan hingga 7mm.Kontraindikasi teknik Fakoemulsifikasi:

a. Terdapat tanda-tanda infeksib. Luksasi atau subluksasi lensa3. Keuntungan Phacoemulsificationtermodern memiliki kelebihan sebagai berikut :21. Kinder cut

Pemotongan yang lebih nyaman untuk pasien.2. Smaller incision

Insisi terdahulu biasanya 2.7 mm, dengan MICS hanya 1.8 mm.

Implikasinya:

a. Insisi tersebut terlalu kecil untuk dapat menyebabkan kornea melengkung dengan abnormal, dan menyebabkan astigmatisme (efek samping yang biasa terjadi pada operasi katarak).

b. Kecilnya insisi tersebut juga sangat menekan resiko terhadap infeksi

3. Easy to operate

Karena sedikit sekali cairan yang mungkin keluar dari insisi mikro tersebut maka tekanan pada mata cenderung stabil, sehingga memudahkan para dokter melakukan tindakan operasi.

4. Heals faster

Setelah 1-2 hari tindakan, pasien sudah bisa kembali beraktivitas. Rasa tidak nyaman setelah operasi, hilang dalam 3 hari.Kerugian : Kerve pembelajaran lebih lama, biaya tinggi, dan komplikasi lebih seriusFakoemulsifier menggunakan sebuah jarum titanium berongga untuk memecah-mecah nucleus lensa yang keras, sekaligus membilas dan menyedot debris pecahan tersebut ke dalam mesin. Karena ukuran ujungnya, ECCE dapat dilakukan melalui sebuah insisi 3mm dengan trauma minimal terhadap mata. Namun, karena menggunakan mesin maka harus dilakukan pemeriksaan keamanan praoperatif terhadap system irigasi dan aspirasi, dan ujung ultrasonic harus diatur fungsinya secara tepat. Gelombang suara ultra yang digunakan untuk mengemulsifikasi lensa adalah energy listrik yang diubah menjadi gerakan lancer (maju-mundur), yang mengenai bahan lensa 40.000 kali setiapdetiknya (40.000 Mhz). Ujung ultrasonic dikelilingi oleh sebuah selubung silicon sehingga cairan irigasi dapat terus mengalir agar kamera anterior tetap mengembang serta ujung tersebut dapat dipertahankan tetap dingin.2,34. Persiapan Pre-Operatif

1.Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit semalam sebelum operasi2.Pemberian informed consent

3. Bulu mata dipotong dan dibersihkan dengan povidone-iodine 5%

4. Pemberian tetes antibiotik tiap 6 jam

5.Pemberian sedatif ringan (Diazepam 5 mg) pada malam harinya bila pasiencemas

6.Pada hari operasi, pasien dipuasakan.

7.Pupil dilebarkan dengan midriatika tetes sekitar 2 jam sebelum operasi. 5. Prosedur Tindakan Tekhnik Operasi FakoemulsifikasiTerdapat beberapa hal penting pada bedah katarak fakoemulifikasi dengan penanaman lensa intraokuler, yang sangat erat kaitanya dengan reaksi inflamasi pasca bedah. Adapun beberapa hal tersebut adalah : 4a. Pemberian asam mefenamat 500 mg atau indometasin 50 mg peroral 1 2 jam sebelum operasi. b. Anastesi local pada mata yang ingin dioperasi dengan cara menyuntukkan langsung melalui palpebra bagian atas dan bawah

c. Operator kemudian menekan bola mata dengan tanggannya untuk melihat apakah ada kemungkinan perdarahan, dan juga dapat merendahkan tekanan intraokuler.

d. Operator melihat melalui sebuah mikroskip dan membuat insisi sepanjang kira-kira 3mm pada sisi kornea yang teranestesi.e. Kapsulotomi anterior dengan menggunakan jarum kapsulotomi melalui insisi kecil pada kornea.

f. Setelah insisi dilakukan, suatu cairan viscoelastik dimasukan untuk mengurangi getaran pada jaringan intraokuler.g. Dilakukan hidrodiseksi dan hidrodilemenesi untuk memisahkan inti lensa dari korteks kemudian dilakukan fakoemulsifikasi dengan teknik horizontal choop menggunakan mesin fako unit.

h. Korteks lensa dikeluarkan dengan cara irigasi aspirasi menggunakan mesin fako unit .

i. Insersi lensa intraokuler foldauble pada bilik mata belakang dilakukan secara in the bag, setelah sebelumnya diberikan bahan viskoelastik untuk mengurangi komplikasi.

j. Bahan viskoelastik dikeluarkan dengan cara irigasi aspirasi menggunakan mesin fako unit.

k. Luka operasi ditutup tanpa jahitan.l. Diberikan suntikan antibiotika (Gentamisin) 0,5 ml dan kortikostroid (Kortison Asetat) 0,5 ml, subkonjutiva.

m. Pasca bedah diberikan tetes mata antibiotika (Neomycin-Polymixin B) dan anti inflamasi (Deksametason) 0,1 ml., setiap 8 jam sekali.Gambar 1. Insisi korneaGambar 2. Tindakan kapsulorhexis

Gambar 3. Hidrodiseksi

Gambar 4. Pembuatan alur pada Nukleus

Gambar5. Pemecahan Nukleus

Gambar6. Pecahan nukleus diaspirasi

Gambar 7. Aspirasi Korteks LensaGambar 8. Injeksi Vibroelastic pada KapsulGambar 9. Insisi diperlebar Gambar 10. Pemasukan Intraokular lensa Gambar 11. Proses pemasangan IOL

Gambar 12. IOL disesuaikan dengan posisi lensa sebelumnya6. Inflamasi Pasca Bedah Phaecoemulsifikasi

Pada setiap tindakan bedah katarak fakoemulsifikasi, bahkan pada pembedahan yang sangat hati-hati sekalipun, akan selalu diikuti oleh beberapa komplikasi sebagai berikut.

Iritis atau iridosiklitis

Hal ini terjadi akibat adanya manipulasi iris, lisis dari zonula, adanya tindakan irigasi pada bilik mata depan, serta adanya kemungkinan sisa Materi lensa yang tertinggal. Biasanya iritis terjadi minimal dan dapat menghilang dengan sendirinya, tanpa meninggalkan bekas yang permanen. Tetapi pada beberapa kasus dapat terjadi dimana reaksi tersebut tidak cepat menghilang dan cendrung menjadi kronis atau bertambah berat, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyulit yang lain seperti penurunan tajam penglihatan, pembentukan membrane pada pupil, terjadinya sinekia anterior atau posperior, glaucoma skunder dan lain-lain.

Inflamasi pasca bedah katarak fakoemulsifikasi ditandai dengan rasa tidak nyaman (discomfort) pada mata hingga rasa nyeri, hiperemi konjungtiva dan prikornea, serta adanya flare dan sel pada bilik mata depan.3,4 Ruptur Kapsula lensa Posterior2Tanda :

COA yang dangkal atau dalam secara mendadak, dan dilatasi pupil yang hanya sementara. Jatuhnya nukleus lensa dan tidak dapat didekati oleh ujung dari alat fako

Vitreus yang ikut teraspirasi kedalam alat fako ditandai dengan bahan material lens yang ikut terasspirasi perlahan-lahan.

Cairan vitreus yang dapat dilihat secara langsung

Management:tergangung dari besarnya, ukuran, dan tipe dari sisa material lensa, dan presentasi kemungkinan dari prolaps vitreus. Prinsipnya adakah sebagai berikut: Bahan vibroelastik (Viscoat) disuntikkan di bagian posterior dari nukleus dengan tujuan bahan tersebut masuk ke COA dan mencegah herniasi dari vitreus ke arah anterior. Jika inti nukleus masih dalam keadaan utuh perlu dipertmbangkan untuk melakukan EKEK penggunaan alat vitrektor juga diketahui dapat menghilangkan sisa dari cairan vitreus yang masih berada pada fragmen nukleus. Sayatan dapat diperbesar tergantung dari ukuran lensa Glide yang diletakan dibelakang dari fragmen lensa untuk mencegah terjadinya defect pada kapsul..

Sisa dari fragmen nukleus di bersihkan dengan menggunakan alat fako dengan ketinggian botol yang rendah dan tekanan aspirasi flow rate (AFR) yang rendah., atau jika sisa dari fragmennya berukuran besar bisa digunakan tekhnik viscoexpression. Setelah sisa dari nukleus dibersihkan, ruang COA diisi dengan bahan viscoelastik dan dilakukan manual aspirasi cannula dengan cara irigasi. Sisa dari korteks di bersihkan, Semua cairan vitreus harus dibersihkan dari COA dengan menggunakan alat vitrektor yang dimasukan melalui sayatan menuju robekan pada kapsular posterior. Dengan tekhnik bimanual dilakukan pemisahan dengan menggunakan infus dan alat pemotong khusus. Dalam beberapa kasus sering dibantu dengan visualisasi dari cairan vitreus dengan menggunakan trypan blue 0,06% (vision Blue) atau 0,1mg Triamsinolon. Jika robekan pada kapsular posterior kecil, perlu tindakan yang hati-hati dalam mengimplantasi IOL posterior karena dapat terjadinya capsulorhexis.

Penggunaan asetilcolin (miochol) dapat membuat dilatasi pupil sehingga mempermudah implantasi IOL di COP atau menginsersi IOL pada COA.

Pada kasus kebocoran kapsular, dibutuhkan implantasi dari IOL di COA. Dapat dilakukan iridektomi untuk mencegah terjadinya blok pupil.

Penjahitan dari bekas sayatan, walaupun dapat tertutup dengan sendirinya.

Gambar 13. Ruptur Kapsula Posterior

Gambar 14. Pemasukan IOL kedalam COA

Fragmen Lensa terlepas ke Posterior2 Dislokasi dari material lensa ke arah area vitreus akibat dari ruptunrya kapsula posterior sering terjadi. Tetapi untukasus yang serius sering diakibatkan oleh glaucoma, uveitis kronik, robeknya retina, atau udem cystoid makular kronik. Sebelum pengobatan, perlu ditangani adanya uveitis atau peningkatan TIO terlebih dahulu. jika fragmen kecil, cukup digunakan pengobatan konservatif, tetapi jika fragmen besar dapat digunakan pengambilan dengan tekhnik pars plana vitrektomi. Dislokasi Posterior dari IOL2Dislokasi dari IOL kedalam daerah vitreus sebenarnya jarang terjadi tetapi dapat menimbulkan komplikasi yang serius jika disertai dengan lepasnya material dari lensa. Jika IOL terlepas ke arah posterior dapat menyebabkan pedarahan pada vitreus, robekan retina, uveitus, dan udemcystoid makular kronik. Penanganannya dengan cara dilakukan pars plana vitrectomi untuk mengambil, mereposisi atau mengganti dari IOL tersebut.

Gambar 15. IOL didalam Retina

Gambar 16. IOL dan Fragmen

nuklear dalam vitreus

Perdarahan Suprachoroidalis2Disebabkan oleh karena ruptur dari arteri ciliaris posterior. Pada kasus yang berat mungkin disebabkan oleh karena tekanan dari intraokular. Insidens dari komplikasi ini sudah jarang terjadi (0,04%) dengan adanya phacoemulsifikasi. Faktor yang mendukung terjadinya komplikasi ini adalah dari usia, adanya glaucoma, penyakit cardiovaskular sistemik, robeknya vitreus, dan tindakan EKEK tanpa Phacoemulsifikasi.

Tanda:

COA yang dangkal dan progresif, pem=ningkatan Tekanan Intraokuler, prolaps iris. Tekanan vitreus yang meninggi, pada funduskopi terlihat partikel bebas dan tampak titik hitam dibelakang dari pupil. Dalam kasus yang berat, segmen posterior tertekan kearah COA melalui robekan yang terjadi.

Penanganan segera:

COA diisi dengan bahan viscoelastik jenis cohesive lalu tempat insisi dijahit kembali. Bahan viscoelastic harus ditempatkan dalam bola mata untuk menjaga Tekanan Intraokular dan menyumbat perdarahan.

Menurunkan Tekanan Intraokular dengan obat asetazolamide . Pengobatan postoperatif dengan menggunakan topikal dan sistemik steroid dapat mengurangi peradangan intraokular.

Penanganan lanjut:

Jika tidak dapat terjadi absorpsi spontan, perlu dilakukan tindakan oengkentian perdarahan pada 7-14 hari kemudian dimana harus menunggu dari pencairan bekuan darah. Prognosis dari penglihatan tergantung dari besarnya perdarahan yang terjadi. Mungkin dibutuhkan pars plana vitrectomi untuk menghentikan perdarahan akibat dari robeknya retina. Jika penanganan tepat, dapat dilakukan operasi katarak setelah 1-2 minggu kemudian.BAB III

PENUTUPMetode operasi yang umum dipakai untuk katarak dewasa atau anak-anak adalah meninggalkan bagian posterior kapsul lensa sehingga dikenal sebagai ektraksi katarak ekstrakapsular. Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer, bagian superior atau temporal. Dibuat sebuah saluran pada kapsul anterior, dan nukleus serta korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraokular ditempatkan pada :kantung kapsular yang sudah kosong, disangga oleh kapsul posterior yang utuh. Pada ekstraksi katarak ekstrakapsular bentuk ekspresi nukleus, nukleus lensa dikeluarkan dalam keadaan utuh, tetapi prosedur ini memerulukan insisi yang relatif besar. Korteks lensa disingkirkan dengan penghisapan manual atau otomatis. Saat ini, Phacoemulsifikasi adalah tekhnik ekstraksi katarak ekstrakapsular yang paling sering digunakan. Tekhnik ini menggukanan vibrator ultrasonic genggam untuk menghancurkan nukleus yang keras hingga substansi nukleus dan korteks dapat diaspirasi melalui suatu insisi berukuran sekitar 3mm. Ukuran insisi tersebut cukup untuk memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (foldable intraocular lens). Jika digunakan lensa intraokular yang kaku, insisi perlu dilebarkan hingga kira-kira 5mm. Keuntungan-keuntungan yaang didapat dari tindakan bedah insisi kecil adalah kondisi intraoperasi lebih terkendali, menghindari penjahitan, perbaikan luka yang lebih cepat dengan derajat distorsi kornea yang lebih rendah, dan mengurangi peradangan intraokular pasca operasi- yang semua berakibat pada rehabilitasi penglihatan yang lebih singkat. Walaupun demikian, tekhnik fakoemulsifikasi menimbulkan resiko yang lebih tinggi terjadinya pergeseran materi nukleus ke posterior melalui suatu robekan kapsul posterior, kejadian ini membtuhkan tindakan bedah vitreoretina yang kompleks.1-4DAFTAR PUSTAKA

1. Riordan-Eva P, Whitcher J P. Vaughan & Asbury Oftalmologi umum; alih bahasa: Brahm U Pendit. Edisi 17. Jakarta: EGC; 2009.

2. Kanski JJ. Bowling B. Clinical Ophtalmology a systemic approach. 7th edition. Elsevier Saunders. P.281-9.

3. Phacoemulsification With Intraocular Lens Implantation diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1844198-overview. 7 Juli 2013.

4. Phacoemulsification for cataracts. Diunduh dari http://www.surgeryencyclopedia.com/Pa-St/Phacoemulsification-for-Cataracts.html#ixzz2YJAR1Pl8. 7 Juli 2013