reasi pembuatan alkena dengan dehidrasi alkohol
DESCRIPTION
reaksi pembuatan alkena dengan dehidrasi alkoholTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK
Judul : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari reaksi dehidrasi dari suatu alkohol untuk menghasilkan senyawa dengan
ikatan rangkap
2. Mengidentifikasi senyawa dengan ikatan rangkap
Pendahuluan
Alkohol merupakan suatu kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada senyawa alkana. Alkohol memiliki rumus umum R-OH yaitu
alkil alifatik ataupun siklik yang mengikat gugus -OH. Alkohol dapat diubah dari dan ke
banyak tipe senyawa lain. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa.
Reaksi tersebut dapat menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau
menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan O-H (Fessenden, 1998).
Alkohol berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang memiliki gugus -OH yang
terletak pada atom C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain.
Contohnya adalah n-oktanol.
Alkohol sekunder merupakan alkohol yang memiliki gugus -OH yang terletak pada atom C
sekunder yang terikat pada 2 atom C yang lain. Contohnya adalah sikloheksanol.
Alkohol tersier adalah alkohol yang memiliki gugus -OH yang terletak pada atom C tersier
yang terikat langsung pada 3 atom C yang lain. Contohnya adalah 2-metil-2-heksanol.
(Suminar, 1990).
Paraf Asisten
Alkohol termasuk senyawa penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar, maupun pelarut berbagai zat. Alkohol
digunakan sebagai pelarut dan reagensia dalam dunia industri. Alkohol mempunyai titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan alkana dengan jumlah atom C yang sama, karena molekul
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen. Kelarutan alkohol dipengaruhi oleh panjang
pendeknya gugus alkil yang dimiliki, banyaknya cabang, dan banyaknya gugus hidroksil
yang terikat pada atom karbon yang berkaitan dengan kekuatan ikatan hidrogen. Pengaruh
banyaknya cabang pada kelarutan alkohol yaitu semakin banyak cabang, maka semakin
rendah titik didihnya (Suminar, 1990).
Alkena termasuk golongan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
dua antara dua atom C yang berdampingan. Alkena juga sering disebut sebagai hidrokarbon
tak jenuh. Alkena mempunyai dua jenis ikatan yaitu ikatan sigma (σ) dan ikatan phi (π).
Alkena merupakan senyawa yang relatif stabil, tetapi lebih reaktif jika dibandingkan dengan
alkana karena pada alkena terdapat ikatan rangkap antar karbon-karbon (C=C). Ikatan
rangkap pada alkena memiliki kekuatan yang lebih dari ikatan tunggal pada alkana. Reaksi
pada alkena sebagian besar terjadi pada ikatan rangkap yang dimilikinya dan dua ikatan
tunggal akan dihasilkan (Wade, 2006).
Alkohol dapat mengalami reaksi eliminasi membentuk alkena yaitu dengan hilangnya
gugus -OH dari suatu karbon dan H dari karbon di dekatnya. Reaksi eliminasi alkohol
melepaskan H2O yang disebut juga sebagai reaksi dehidrasi. Dehidrasi alkohol membutuhkan
suatu katalis asam dan panas. Asam sulfat (H2SO4) dan Asam fosfat (H3PO4) adalah katalis
asam yang umum digunakan. Katalis ini tidak hanya bersifat asam, tetapi juga merupakan
agen pengoksidasi kuat. Katalis ini mengoksidasi beberapa alkohol menjadi karbon dioksida
dan disaat yang sama tereduksi dengan sendirinya menjadi sulfur oksida. Contoh reaksi
dehidrasi alkohol dengan katalis asam sulfat yaitu :
Asam sulfat pekat merupakan sebuah katalis sehingga biasanya dituliskan diatas tanda panah
bukan disebelah kanan atau kiri persamaan reaksi (Wade, 2006).
Dehidrasi alkohol dimulai dengan asam yang melakukan protonasi, mengubah gugus
pergi (leaving group) yang buruk yaitu -OH menjadi gugus pergi yang baik yaitu H2O.
H2O akan pergi meninggalkan karbokation. Basa pada campuran (air adalah basa pada
H2SO4
Δ
konsentrasi tertinggi), memindahkan satu proton dari karbon β (karbon yang berdekatan
dengan karbokation) membentuk alkena dan katalis asam akan terbentuk kembali. Reaksi
dehidrasi alkohol termasuk dalam reaksi E1. Ketika lebih dari 1 produk terbentuk, maka
produk mayor adalah alkena yang lebih tersubtitusi karena alkena yang lebih tersubtitusi
sifatnya lebih stabil (Bruice, 2001).
Dehidrasi alkohol 2° dan alkohol 3° adalah reaksi E1 (eliminasi 1)
yang melibatkan pembentukan karbokation, sedangkan dehidrasi alkohol
1° adalah reaksi E2 (eliminasi 2). Reaksi E2 terjadi pada satu tahap, yaitu
tahap pertama asam akan memprotonasi oksigen dari alkohol, proton
diambil oleh basa (H2SO4-) dan secara simultan membentuk ikatan
rangkap karbon-karbon (C=C) melalui hilangnya molekul air (Hoffman,
2004).
Hilangnya H2O diikuti dengan hilangnya proton akan menghasilkan alkena.
Kesetimbangan diarahkan ke kanan dilakukan dengan destilasi produk dari reaksi campuran
atau penambahan suatu agen dehidrasi untuk menghilangkan air. Alkohol dicampurkan
dengan asam sebagai agen dehidrasi, kemudian dididihkan. Alkena mendidih pada suhu yang
lebih rendah daripada alkohol karena adanya ikatan hidrogen pada alkohol. Alkena adalah
hasil dari destilasi (Wade, 2006).
Contohnya yaitu etanol dipanaskan bersama dengan asam sulfat berlebihan pada suhu
170oC. Gas-gas yang dihasilkan dilewatkan kedalam larutan natrium hidroksida untuk
menghilangkan karbondioksida dan sulfur dioksida yang dihasilkan dari reaksi-reaksi
sampingan. Etena yang dihasilkan terkumpul diatas air. Reaksi dehidrasi alkohol yang
menghasilkan lebih dari satu produk, maka hasil utama dapat diramalkan berdasarkan kaidah
Zaitsev yaitu alkena yang lebih tersubstitusi dihasilkan lebih banyak daripada alkena yang
kurang tersubstitusi (Hoffman, 2004).
Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi sintesis yang mungkin terjadi dalam percobaan ini adalah:
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum reaksi pembuatan alkena dengan dehidrasi alkohol
adalah set alat destilasi, pemanas listrik, gelas ukur 50 ml, thermometer, pipet mohr,
piknometer, penangas air.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum reaksi pembuatan alkena dengan dehidrasi alkohol
adalah H2SO4 pekat, 2-heksanol atau sikloheksanol, 2-metil-2-butanol, MgSO4 anhidrat,
larutan 5% Br2 dalam n-oktanol.
Prosedur Kerja
- Skema kerja
- Dimasukkan ke dalam labu destilasi 100 mL
- Ditambahkan beberapa potong batu didih dan ditambahkan tetes demi
tetes 3,3 mL H2SO4 pekat kedalam labu sambil selalu digoyang
- Didistilasi campuran secara perlahan-lahan di atas pengangas listrik dan
dihentikan saat suhu mencapai 900C
- Ditambah 1 g MgSO4 anhidrat pada distilat yang diperoleh dan dipisah
cairannya dengan didekantasi secara hati-hati
- Diidentifikasi distilat yang diperoleh dengan mengukur titik didihnya,
massa jenisnya dan ikatan rangkapnya
- Dibandingkan hasilnya dengan alkohol yang digunakan.
Hasil
20 mL Sikloheksanol
- Prosedur kerja
Siapkan satu set alat destilasi, gunakan labu destilasi 100 mL dan hubungkan dengan
air pendingin, gunakan labu erlenmeyer yang ditaruh dalam es sebagai penampung distilat.
Masukkan 20 mL sikloheksanol ke dalam labu destilasi, tambahkan beberapa potong
batu didih, kemudian tambahkan tetes demi tetes 3,3 mL H2SO4 pekat ke dalam labu sambil
selalu digoyang, kemudian destilasi campuran secara perlahan-lahan diatas pemanas listrik
dan hentikan destilasi saat suhunya 900C. Tambahkan 1 g MgSO4 anhidrat pada distilat yang
diperoleh dan pisahkan cairannya dengan dekantasi secara hati-hati.
Identifikasilah destilat yang diperoleh pada prosedur diatas dengan mengukur titik
didihnya, massa jenisnya dan identifikasi ikatan rangkapnya (melalui reaksi dengan brom
atau oksidasi dengan KMnO4), bandingkan hasilnya dengan alkohol yang digunakan (secara
literatur).
Waktu yang dibutuhkan
Perlakuan Waktu
Preparasi set alat destilasi dan bahan 20 menit
Mencampurkan sikloheksanol dengan
H2SO4
10 menit
Destilasi campuran hingga suhu 900C 1 jam 30 menit
Penambahan MgSO4 anhidrat pada destilat dan
dekantasi
20 menit
Identifikasi dengan mengukur titik didih dan
massa jenis destilat
20 menit
Identifikasi ikatan rangkap destilat 20 menit
Total 3 jam
Nama Praktikan
Dewi Adriana Putri (121810301053)