print lisa pkl ok

111
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Hal ini tentunya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang adil dan makmur bagi seluruh masyarakatnya. Bangunan memiliki peranan kuat dalam kehidupan masyarakat dan seringkali mempengaruhi aktifitas setiap individu. Sebagian besar dari hidup kita berada disekitar bangunan seperti perumahan, kantor-kantor, rumah sakit, jalan, jembatan dan lain sebagainya, sehingga mengakibatkan sektor bangunan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahtaran dan perekonomian suatu negara. Suatu konstruksi gedung terdiri dari beberapa elemen struktur, yaitu elemen struktur pondasi, elemen struktur kolom, elemen struktur balok, elemen struktur pelat lantai dan sebagainya. Setiap elemen struktur tersebut mempunyai fungsi tersendiri dan memikul beban yang berbeda-beda yang bekerja sesuai dengan arah beban, tetapi akibat adanya hubungan saling mempengaruhi maka konstruksi dapat berdiri kokoh.. Tangga dan plat lantai adalah bagian penting bagi sebuah bangunan. Tangga adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai sarana untuk berpindah dari satu lantai ke lantai di atasnya dengan 1

Upload: hendrasyahputra

Post on 21-Dec-2015

91 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

LAPORAN PKL TANGGA

TRANSCRIPT

Page 1: Print Lisa Pkl OK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, saat ini sedang giat-

giatnya melakukan pembangunan. Hal ini tentunya untuk mewujudkan Indonesia

sebagai Negara yang adil dan makmur bagi seluruh masyarakatnya. Bangunan

memiliki peranan kuat dalam kehidupan masyarakat dan seringkali mempengaruhi

aktifitas setiap individu. Sebagian besar dari hidup kita  berada disekitar bangunan

seperti perumahan, kantor-kantor, rumah sakit, jalan, jembatan dan lain sebagainya,

sehingga mengakibatkan sektor bangunan memegang peranan penting dalam

meningkatkan kesejahtaran dan perekonomian suatu negara.

Suatu konstruksi gedung terdiri dari beberapa elemen struktur, yaitu elemen

struktur pondasi, elemen struktur kolom, elemen struktur balok, elemen struktur pelat

lantai dan sebagainya. Setiap elemen struktur tersebut mempunyai fungsi tersendiri

dan memikul beban yang berbeda-beda yang bekerja sesuai dengan arah beban,

tetapi akibat adanya hubungan saling mempengaruhi maka konstruksi dapat berdiri

kokoh.. Tangga dan plat lantai adalah bagian penting bagi sebuah bangunan. Tangga

adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai sarana untuk berpindah dari satu

lantai ke lantai di atasnya dengan menggunakan sejumlah pijakan yang sering disebut

dengan anak tangga. Sedangkan, Plat lantai merupakan bagian dari bangunan yang

mempunyai fungsi sebagai penahan beban yang meliputi beban hidup dan beban mati

yang bekerja pada plat tersebut.

Pembangunan konstruksi yang baik adalah sesuainya pelaksanaan dilapangan

terhadap perencanaan yang matang serta perhitungan yang tepat dengan harapan

konstruksi bangunan tersebut aman, efesien, kuat dan ekonomis. Terkadang pada

pelaksanaan yang dialami dilapangan dengan apa yang direncanakan banyak

mengalami penyimpangan dan keliru dapat menyebabkan bangunan menjadi lebih

cepat rusak misalnya adanya retak-retak pada plat lantai, maupun patah/ambruknya

konstruksi tangga hingga biaya yang dikeluarkan melebihi rencana anggaran yang

telah direncanakan dan lain-lain.

1

Page 2: Print Lisa Pkl OK

Kemampuan untuk mengaplikasi teori yang diperoleh dari bangku

perkuliahan kebidang konstruksi merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh

setiap mahasiswa, Maka dalam hal ini Program Studi S-1 Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (UNIMED) mewujudkan hal

ini dengan adanya PKLI sebagai mata kuliah wajib untuk melaksanakan suatu

praktek kerja lapangan sehingga dapat mengetahui dan memahami keterkaitan antara

teori dan aplikasinya dilapangan.

Oleh karena itu, ditetapkan judul laporan berupa “ TEKNIK

PELAKSANAAN PEKERJAAN TANGGA LANTAI I DAN PLAT LANTAI II

PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIT RUKO SKYDEX BUSSINESS HUB

TANJUNG MORAWA - MEDAN”. Dimana dalam laporan ini berisi tentang

teknik pelaksanaan pekerjaan tangga dan plat lantai sesuai dengan apa yang dilihat

dan diamati selama melakukan PKLI.

B. Tujuan PKLI

Tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui struktur organisasi proyek pembangunan unit ruko Skydex

Bussiness Hub Tanjung Morawa - Medan

2. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek

pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub Tanjung Morawa - Medan

3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek

pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub Tanjung Morawa - Medan

4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pekerjaan tangga lantai I dan pelat

lantai II pada proyek pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub Tanjung

Morawa - Medan

5. Untuk mengetahui perbandingan antara kajian teori dengan pelaksanaan

dilapangan pada proyek pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub

Tanjung Morawa - Medan

2

Page 3: Print Lisa Pkl OK

C. Manfaat PKLI

Adapun manfaat PKLI adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemilik proyek, kegiatan PKLI dapat dijadikan sebagai media

pemasaran

2. Bagi mandor dan tukang, kegiatan PKLI dapat menjadi bahan masukan bagi

untuk membandingkan antara teori yang diperoleh di universitas dengan

pekerjaan kegiatan pembangunan di lapangan.

3. Bagi mahasiswa, kegiatan PKLI dapat memperkenalkan tentang konstruksi

bangunan yang sebenarnya dan meningkatkan pengetahuan serta keahlian

mahasiswa di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, khususnya pada

pelaksanaan pekerjaan tangga dan pelat.

4. Bagi pembaca, Laporan PKLI ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi

dan bahan bacaan yang dapat menambah wawasan pembaca dibidang

konstruksi bangunan.

3

Page 4: Print Lisa Pkl OK

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Organisasi

Organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang

melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan

kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai

dengan yang telah direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik

diharapkan akan memberikan hasil yang efektif dan efisien dengan kualitas tinggi.

Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan

fisik yang memenuhi persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu

yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek-proyek

besar yang harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek dapat

memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut manajemen

konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer. Organisasi

yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terdapat tujuan yang jelas.

2. Tujuan organisasi harus di tangani oleh setiap orang didalamnya.

3. Tujuan organisasi harus di terima oleh setiap orang didalammya.

4. Adanya kesatuan arah.

5. Adanya kesatuan perintah.

6. Adanya kesatuan wewenang dan tanggung jawab yang besar.

7. Adanya pembagian tugas.

8. Struktur organisasi harus disusun seefisien mungkin.

9. Pola dasar organisasi harus relatif permanen.

10. Adanya jaminan jabatan.

11. Balas jasa yang diberikan harus setimpal dengan jasa yang diterima.

12. Penempatan orang yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian manajeman dari struktur

organisasi yang ada didalamnya antara lain:

4

Page 5: Print Lisa Pkl OK

Pemilik proyek

Manager Proyek

Site Engineering Manager

Site Operational Manager

Site Administration Manager

Konsultan

Pelaksana

Konsultan Perencana

Konsultan Pengawas

SDM

Quality Control

Quantity Surveyor

Arsitek

Kontraktor

Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja

1. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki

keinginan untuk mendirikan suatu bangunan dan menyampaikan keinginannya

kepada pihak lain yang mampu melaksanakan proyek tersebut sesuai dengan

perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban

yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek. Berikut penjelasan mengenai

tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan :

5

Page 6: Print Lisa Pkl OK

a. Tugas Pemilik Proyek Atau Owner :

Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerja proyek.

Mengadakan kegiatan administrasi proyek.

Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan

proyek.

Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau

manejeman konstruksi (MK)

Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

b. Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner :

Membuat surat perintah kerja (SPK)

Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah

direncanakan.

Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil

pekerjaan konstruksi.

Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak

dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

Dalam melaksanakan kegiatan konstruksi seorang pemilik proyek dapat

meminta konsultan pengawas atau manajeman konstruksi untuk mengatur agar

proyek dapat berjalan dengan baik, sehingga owner tidak perlu repot memantau

setiap saat dan secara detail tentang bangunan yang dibangun. Namun owner dapat

membuat jadwal rapat mingguan atau bulanan untuk membahas proyek agar sesuai

dengan cita-cita dan keinginan yang diharapkan pemilik proyek. Misalnya suatu kali

owner menginginkan adanya perubahan desain dalam hal tambah kurang pekerjaan

seperti penambahan ruangan atau penguranan bentuk bangunan pada bagian tertentu

namun tetap berpedoman pada kontrak kerja konstruksi yang dibuat bersama

kontraktor sebelum memulai kegiatan pelaksanaan pembangunan sehingga tidak ada

pihak yang dirugikan.

Dalam memilih kontraktor mana yang akan diajak bekerja sama dalam

membangun sebaiknya menyesuaikan kualitas dan grade kontraktor agar dapat

mewujudkan bangunan berkualitas maksimal, dengan harga murah dan dalam waktu

6

Page 7: Print Lisa Pkl OK

yang singkat. Proses tender atau lelang proyek dapat dilakukan untuk dapat memilih

kontraktor terbaik yang akan dipilih untuk menyelesaikan pembangunan.

2. Project Manager

Project manager adalah orang yang bertanggung jawab atas berlangsungnya

kegiatan proyek.

Tugas dan tanggung jawab project manager antara lain:

a. Memimpin kegiatan lapangan dengan memanfaatkan sumber daya

perusahaan secara optimal dan memenuhi persyaratan baik mutu, biaya,

dan waktu yang telah ditetapkan.

b. Memimpin pengendalian kegiatan pelaksanaan di lapangan agar tercapai

proses dan hasil yang ditetapkan.

c. Membuat laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di lapangan.

3. Quantity Surveyor

Quantity surveyor / estimator pada perusahaan kontraktor bertugas

menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung maupun infrastruktur,

berikut ini beberapa tugas quantity surveyor pada kontraktor dalam pelaksanaan

proyek bangunan.

Tugas quantity surveyor pada kontraktor

a. Menghitung luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata,

plesteran, pasangan keramik, pekerjaan genteng dll.

b. Menghitung volume m3 pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai,

pekerjaan urugan tanah dll.

c. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium,

profil baja dll.

d. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan

informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek

pembangunan.

e. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa

pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan

7

Page 8: Print Lisa Pkl OK

untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan

pembangunan.

f. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan

bangunan.

g. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang

dihitung oleh estimator.

h. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari

apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas

quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau

menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.

i. kemampuan yang sebaiknya dimiliki oleh quantity surveyor dalam

melaksanakan pekerjaanya antara lain:

j. mampu mengoperasikan software autocad karena dengan ini pekerjaan

menghitung volume material bangunan akan lebih cepat dan teliti.

k. Dapat mengopersikan software microsoft terutama microsoft excel karena

akan sangat membantu dalam melaksanakan pekerjaan perhitungan volume

bangunan.

l. mengetahui berbagai macam rumus bidang luas dan volume bentuk

bangunan.

m. mempunyai sifat sabar dalam menghitung dan teliti dalam melaksanakan

perhitungan.

n. Tidak mudah mengeluh karena terjadinya perubahan item pekerjaan/ gambar

pelaksanaan yang menyebabkan diperlukanya pekerjaan perhitungan ulang

volume bangunan.

4. Quality Control

Kualitas bangunan yang baik merupakan harapan pemilik proyek yang

diamanatkan kepada kontraktor, oleh karena itu diperlukan seorang staf quality

control untuk memastika setiap item pekerjaan di proyek mampu diproduksi dengan

kualitas maksimal sesuai dengan standar perusahaan akan kualitas produk bangunan.

Berikut ini beberapa tugas quality control pada proyek bangunan.

 

8

Page 9: Print Lisa Pkl OK

Tugas quality control proyek bangunan, adalah sebagai berikut :

a. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk

intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau

owner untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai

dengan criteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.

b. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana,

sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam

pelaksanaan atau pemngadaan material yang mempengaruhi mutu hasil

pekerjaan dilapangan.

c. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan

maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status

kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah

melihat kualitas bahan.

d. Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap

penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu

pekerjaan dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan

pengecekan pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu

yang kurang baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat

menyebabkan biaya tambahan.

e. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah

sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.

f. Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material

bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material

terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.

g. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang

berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.

5. Humas (SDM)

Tujuan utama dari humas didalam suatu proyek adalah menciptakan,

mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi/perusahan dalam pelaksanaan

pembangunan di proyek tersebut.

Adapun fungsi humas, antara lain :

9

Page 10: Print Lisa Pkl OK

a. menumbuhkan dan mengmbangkan hubungan baik antara perusahaan

dan kegiatan proyek dengan masyarakat.

b. menunjukkan I’tikad baik dari perusahaan dengan masyarakat serta

mencegah konflik dengan adanya kegiatan pembangunan.

c. meningkatkan rasa saling hormat dan tanggung jawab social dengan

menjalin kommunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat

sekitar.

6. Site Supervisor

Tugas dan tanggung jawab site supervisor antara lain:

a. Memberikan saran-saran perbaikan apabila terjadi penuruan kemajuan

atas proses dan pencapaian hasil sesuai dengan volume pekerjaan yang

dikerjakan oleh kontraktor dan mengacu pada time schedule.

b. Bertanggung jawab atas kualitas pelaksanaan baik tenaga kerja, material

maupun peralatan

7. Accounting/Bendahara

Accounting berfungsi penanggung jawab masalah-masalah keuangan,

akuntansi/pembukuan secara benar dan tepat waktu. Tugas administrasi pembukuan

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media

pembukuan secara benar dan tepat waktu.

b. Melakukan penelitian kembali untuk menyakinkan kebenaran/ketetapan

yang telah dilakukan.

c. Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah ditetapankan,

dimintakan pengesahan pada pejabat yang berwewengan dan

mengirimkannya kepada pihak-pihak yang memerlukan sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

d. Mencocokkan buku bank dan rekening yang diterima dari bank.

e. Mencocokkan verifikasi seluruh dokumen traksi pembayaran dan

mengurus masalah-masaloah perpajakan dan asuransi.

10

Page 11: Print Lisa Pkl OK

f. Melaksanakan penutupan proyek secara administrative dan

mengendalikan kas bon/uang muka/ kas kecil.

g. Menyiakan, mengevaluasi, mengikuti realisasi, mengudate rencana,

penerimaan, dan pengeluaran proyek.

h. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak lain, memeriksa kelengkapan

tagihan dan tanda terima.

i. Melaksanakan penagihan kepada pihak luar dan pemberian tugas atas

prestasi proyek yang telah dicapai.

j. Membuat Daftar Upah Borongan (DUP) dengan dasar Laporan

Pengeluaran Baran (LPB).

k. Mengurus masalah-masalah kepegawaian, seperti : kebutuhan tenaga

kerja proyek. Asuransi-asuransi lain yang dipersyaratkan dalam proyek.

l. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan perjalanan dinas

bagi personal proyek.

m. Bertanggung jawab atas terlaksananya sistem manajemen jaminan

kualitas (Quality Assurance).

n. Membina staff di lingkungan unitnya, guna peningkatan kinerjanya dalam

mendukung visi perusahaan.

Administrasi / pembukuan bertanggung jawab keada direktur atas

terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.

8. Logistik

Logistik proyek adalah suatu kegiatan profesi yang ada dalam rangkaian

struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan penyaluran

material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan. Tugas logistic proyek ada

beberapa macam yang jika dilaksanakan dengan baik diharapkan kegiatan pelaksana

pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini beberapa tugas yang

dilakukan :

a. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari

beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih

harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

11

Page 12: Print Lisa Pkl OK

b. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan

dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehngga bisa mendapatkan harga

material termurah pada supplier terpilih.

c. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah

didatangkan ke area proyek sehingga daat tertata rapi dan terkontrol dengan

baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.

d. Membuat label keterangan keluar masuknya barang serta bertanggun jawab

atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pembangunan.

e. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material

tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi persyaratan mutu

spesifikasi bahan dalam kontrak konstruksi.

f. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah

menjadi standar perusahaan kontraktor.

g. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah

melalui control kualitas bahan oleh kuality kontrol.

h. Menyusun macam-macam laporan logistic yang diminta oleh perusahaan.

i. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek

mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada

masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.

9. Konsultan Perencana

Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan hukum

yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksanaan untuk melakukan

perencanaan. Konsultan perencanaan arsitektur yang ditunjuk oleh owner, berada

langsung di bawah owner karena memegang peranan penting untuk perencanaan

awal/konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan. Tugas untuk konsultan

perencana adalah :

a. Membantu pemilik proyek dalam merencanakan proyek dan persiapan

dokumen kontrak.

b. Mengatur dan menyelenggarakan pekerjaan – pekerjaan pengukuran,

penelitian, dan perencanaan teknis dalam proyek.

12

Page 13: Print Lisa Pkl OK

c. Membuat gambar dari konstruksi, spesifikasi, peraturan dan estándar yang

harus dipenuhi.

d. Membuat perhitungan – perhitungan mengenai volume pekerjaan.

e. Membuat rencana anggaran biaya konstruksi yang akan dibangun.

f. Memberikan penjelasan – penjelasan mengenai pekerjaan dan pelaksanaan

konstruksi fisik.

Konsultan perencana bertanggung jawab secara kontraktor terhadap pemilik

proyek, konsultan perencana juga harus mempunyai hubungan koordinasi dan

informasi yang baik terhadap proyek.

10. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)

untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa

badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya

masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-

lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan

efesien.

Konsultan pengawas dalam suatu proyek yang mempunyai tugas sebagai

berikut :

Menyelanggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek

Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh

pemilik proyek.

Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik

proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan

Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor

sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang

diusulkan oleh kontraktor agar sesuai denan harapan pemilik proyek namun

tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat

sebelumnya.

13

Page 14: Print Lisa Pkl OK

Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai berikut :

Memperingatin atau menegur pihak pelaksanaan pekerjaan jika terjadi

penyimpangan terhadap kontrak kerja.

Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksanaan proyek tidak

memerhatikan peringatan yang diberikan.

Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksanaan proyek.

Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shodrawin pelaksana proyek.

Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site

Instruction)

Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan

kontrak kerja yang telah diseakati sebelumnya.

Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek bangunan dengan skala

besar seperti gedung bertingkat tinggi, bagian ini bisa merangka dalam hal

Managemant Kontruksi ( MK ) namun perbedaannya adalah MK mengelola jalannya

proyek dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai berakhirnya proyek sedangkan

konsultan pengawas hanya bertugas mengawasi jalannya pelaksanaan proyek saja.

Dalam kondisi nyata dilapangan diperlukan kerjasama yang baik antar konsultan

pengawas dengan kontraktor agar bisa saling melengkai dalam pelaksanaan

pembangunan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Misalnya kontraktor dibatasi

oleh waktu dalam melaksanakan pekerjaan jadi akan sangat terpengaruh dari proses

aproval material atau shop drawing dari konsultan pengawas.

11. Pelaksana (Kontraktor)

Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk

melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahlian. Atau dalam defenisi lain

menyebutkan bahwa pihak yang penawaran telah diterima dan telah diberi surat

penujukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborong kerja dengan

pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pemilik proyek (Owner)

memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor pelaksana untuk

melaksanakan pekerjaan diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat

berkonsultasi seacara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi

14

Page 15: Print Lisa Pkl OK

dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum

pekerjaan dilaksanakan.

Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan

tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi

yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontak perjanjian

pemborongan.

b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan

harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara

lain:

Pelaksana pekerjaan

Prestasi kerja yang dicapai

Jumlah tenaga kerja yang digunakan

Jumlah bahan yang masuk

Keadaan cuaca dan lain-lain.

Adapun kewajiban di lapangan adalah pelaksana harus menyelesaikan

pekerjaan secara langsung sesuai dengan dokumen perjanjian yaitu ;

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat

pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang

telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan

pekerjaan.

b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah

disepakati.

d. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan

dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.

e. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan

yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan

material ke tempat pekerjaan.

f. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek

sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan

15

Page 16: Print Lisa Pkl OK

memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang

memerlukan tambahan waktu.

g. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu

pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan

pertama pada kecelakaan.

12. Mandor

Mandor merupakan suatu rantai penting antara pengelola lapangan dan

tukang serta pimpinan kelompok kerja yang langsung berhubungan dengan pekerja :

a. Mengurus masalah pemburuhan.

b. Menerima masukan mengenai hal – hal yang dibutuhkan oleh tukang.

c. Mengkoordinasikan tukang yang bekerja.

d. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang berada di bawah ruang

lingkup dengan yang ditugaskan.

13. Tukang

Tukang adalah orang – orang yang ahli dalam suatu pekerjaan tertentu.

Dalam proyek terdapat tukang batu, tukang besi, tukang kayu, dan tukang cat. Tugas

dan tanggung jawab tukang adalah :

a. Mempunyai tanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Bertanggung jawab kepada mandor atas pekerjaan yang dilaksanakan.

c. Mengerjakan pekerjaanya sesuai dengan job sheet pekerjaan di

lapangan.

d. Membantu mandor jika ada hal yang diperlukan mengenai pekerjaan

yang bersangkutan.

e. Bertanggung jawab atas pekejaan yang dilakukan para pekerja yang

berfungsi membantu pekerjaannya.

14. Pekerja

Pekerja merupakan orang-orang yang ditunjuk untuk membantu tukang

dalam melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan. Pekerja bertugas untuk

menyediakan segala bahan dan alat yang diperlukan tukang. Dengan adanya struktur

16

Page 17: Print Lisa Pkl OK

organisasi yang jelas dan formal maka masing-masing komponen dapat bekerja

dengan maksimal dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan efesien.

B. Alat

Alat yang umum digunakan dalam suatu proyek pembangunan elemen

struktur antara lain :

1. Truk (Truck)

Truck adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan material yang

diperlukan dalam suatu proyek dari tempat penyimpanan ke proyek. Dalam industri

pertambangan khususnya pertambangan terbuka (open pit mining) truk digunakan

untuk memindahkan material hasil tambang maupun material tanah penutup barang

tambang.

Ada beberapa jenis truck yang memungkinkan untuk digunakan dalam

pembangunan sebuah ruko antara lain adalah :

1. End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan

muatan ke belakang

2. Side-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping

3. Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke

samping.

Gambar 1 . Truck

17

Page 18: Print Lisa Pkl OK

2. Lift

Lift adalah alat yang berfungsi mengangkut campuran beton pada arah

vertical. Lift digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan pengecoran yang dilakukan

pada pekerjaan plat lantai, balok, dan tangga ,dimana pengecoran tersebut biasanya

menggunakan ready mix yang di angkut menggunakan mixer truck.

Gambar 2. Lift

3. Generator (Genset)

Pemenuhan tenaga listrik untuk keperluan proyek digunakan generator.

Pasokan tenaga listrik ini digunakan untuk penggunaan jet pump, pengelasan,

penerangan sementara dan keperluan lainnya.

Gambar 3. Generator

18

Page 19: Print Lisa Pkl OK

4. Pemotong dan Pembengkok Besi (Bar Cutter dan Bar Bender)

Digunakan untuk memotong memotong besi sesuai dengan panjang yang

diinginkan. Cara kerja alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan kedalam

gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik baja

tulangan akan terpotong. Pemotongan baja tulangan yang mempunyai diameter besar

dilakukan satu per satu. Sedangkan baja tulangan yang diameternya lebih kecil,

pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari

alat.

Gambar 4. Bar Cutter dan Bar Bender

5. Molen (Concrete Mixer)

Molen dipergunakan sebagai alat pengaduk beton dengan maksud

mengurangi tenaga manusia dalam pengadukan beton dan mempercepat pengerjaan

pengecoran beton. Pengadukan beton dengan molen akan lebih terjamin bila

dibandingkan dengan pengadukan menggunakan tenaga manusia. Sehingga mutu dan

kualitas beton akan lebih baik. Pengadukan dengan molen akan membuat campuran

beton lebih homogen (merata). Mesin molen juga terbagi menjadi beberapa jenis

menurut kapasitas yang dapat dicampur di dalam tabung mixer.

Gambar 5. Mixer

19

Page 20: Print Lisa Pkl OK

6. Vibrator

Vibrator adalah alat yang digunakan untuk memadatkan beton basah pada

saat dimasukan kedalam cetakan atau yang dikenal dengan proses pengecoran.

Gambar 6. Vibrator

7. Kereta Sorong

Kereta sorong digunakan untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak terlalu

berat seperti waktu pengecoran, misalnya mengangkut coran yang keluar dari mixer,

ataupun untuk mengakut batu bata, pasir ataupun material lainnya.

Gambar 7. Kereta Sorong

20

Page 21: Print Lisa Pkl OK

8. Peralatan Tangan (Hand Tools)

Peralatan tangan yang sering digunakan tukang pada pekerjaan tangga dan

plat yakni:

1) Sendok spesi

Sendok spesi digunakan untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada

pemasangan bata.

Gambar 8. Sendok Semen

2) Martil / Palu

Martil atau palu digunakan untuk memaku dan mencabut paku,

memperbaiki suatu benda dan menghancurkan suatu obyek.

Gambar 9. Martil

3) Sekop

Sekop digunakan untuk mengaduk campuran beton dan mengambil pasir. 

Gambar 10. Sekop

21

Page 22: Print Lisa Pkl OK

4) Ember

Ember digunakan untuk mengambil air, tempatspesi, ember juga berfungsi

sebagai tempat peralatan tukang.Ini digunakan agar alat yang digunakan

pada saat pekerjaan dilaksanakan tidak berserak.

Gambar 11. Ember

5) Meter

Meter digunakan untuk mengukur nahan yang digunakan sesuai dengan

yang diinginkan.Meter digunakan untuk pekerjaan pengukuran panjang

pada pelaksanaan pekerjaanbangunan, mengukur tinggi, lebar, panjang

tulangan balok yang akan dipasang.

Gambar 12. Meter

6) Cangkul

22

Page 23: Print Lisa Pkl OK

Cangkul digunakanuntuk mengaduk campuran beton agar campuran

menjadi rata.

Gambar 13. Cangkul

7) Gergaji

Gergaji digunakan untuk memotong papan, kayu, maupun triplek sesuai

dengan ukuran yang diinginkan.

8) Siku

Siku dibuat dari kayu atau logam yang digunakan untuk membuat sudut

900 antara dua buah garis atau bidang rata yang saling berpotongan. Alat

ini membentuk sudut siku dan dilengkapi dengan garis – garis ukuran

dalam cm.

23

Page 24: Print Lisa Pkl OK

Gambar 15. Siku

9) Tang Kawat

Alat ini digunakan untukpekerjaan penulangan balok pada saat pengikatan

antara tulangan sengkang dan tulangan pokok, yaitu dengancara melilitkan

kawat pengikat dengan kedua tulangan lalu mengikatkan kawat tersebut

dan memutarnya, inidibuat agar tulangantidakmengalamipergeseran.

Gambar 16. Tang Kawat

C. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan tangga dan plat

lantai adalah:

1. Semen

Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah

berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan penting dalam reaksi

kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat

mencegah perubahan-perbahan volume beton setelah pengadukan selesai dan

memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.

24

Page 25: Print Lisa Pkl OK

Gambar 17. Semen

Adapun sifat-sifat semen yang terdapat diindonesia adalah sebagai berikut:

a. Semen tipe I

Tipe I, semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan

persyaratan khusus seperti jenis lainnya.

b. Semen tipe II

Tipe II, semen portdland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan

terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

c. Semen tipe III

Tipe III, semen pordland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan

awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikat terjadi.

d. Semen tipe IV

Tipe IV, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas

hidrasi yang rendah

e. Semen tipe V

Tipe V, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan

yang tinggi terhadap sulfat.

Adapun sifat-sifat semen Portland adalah sebagai berikut:

a. Warna

Semen Portland tanpa campuran bahan lain memiliki warna abu-abu kehijau-

hijauan, tetapi setelah semen Portland mengeras berubah menjadi warna abu-

abu kebiru-biruan.

25

Page 26: Print Lisa Pkl OK

b. Berat Jenis

Semen Portland sebelum dan sesudah mengeras memiliki berat jenis memiliki

berat jenis berlainan, hal ini berada pada keadaan dapurnya dan ketelitian

waktu pembuatannya. Pada umumnya berat jenis semen Portland berkisar

antara 3,12 – 3,25 dan angka ini lebih tinggi dari berat jenis bahan pengikat

lainnya.

c. Pengikat

Semen Portland jika dicampur dengan air akan menjadi lembek seperti bubur

dan akan mengeras dalam waktu tertentu. Antara senyawa-senyawa semen

dan air terjadi suatu reaksi yang menyebabkan adanya pengikat antara semen

dan air tersebut.

Semen yang dapat digunakan dalam campuran beton adalah semen yang

memenuhi standarisasi nasional Indonesia (SNI ) dan juga persyaratan sebagai

berikut :

a. Penyimpanan semen harus di tempat yang kering dengan lantai

terangkat, bebas pengaruh air dan tanah, dan menurut urutan

pengiriman,

b. Semen harus disimpan secara baik,

c. Semen yang telah menggumpal/membatu atau yang telah disimpan lebih

dari 60 hari tidak boleh digunakan,

d. Semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah untuk

diperiksa,

e. Semen harus dilindungi sebaik-baiknya dari pengaruh cuaca dengan

ventilasi secukupnya.

2. Agregat

26

Page 27: Print Lisa Pkl OK

Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi sangat

tinggi. Berdasarkan pengalaman, komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70%

dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi

karena komposisinya yang cukup besar, agregat inipun menjadi penting. Karena

itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan sifat mortar atau

beton yang akan dihasilkan.

Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam

atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat

dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus.

Batasan antara agregat halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin imu yang

satu dengan yang lainnya, meskipun demikian, dapat diberikan batasan ukuran

antara agregat halus dan agregat kasar yaitu: 4.80 mm (British Standard) atau

4.75 mm (Standard ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya

lebih besar dari 4.80 mm (4.75mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih

kecil dari 4.80 mm (4.75mm).Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4.80 mm

dibagi lagi menjadi dua: yang berdiameter antara 4.80-40 mm disebut kerikil

beton dan yang lebih dari 40 mm disebut kerikil kasar. Agregat yang digunakan

dalam campuran beton biasnya berukuran lebih kecil dari 40 mm. Agregat yang

ukurannya lebih besar dari 40mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya,

misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan tanah, bronjong, atau

bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat

kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak dan lainnya.

Secara umum agregat adalah unsur beton berupa butir-butir mineral yang

diperoleh dari hasil disintegrasi alami batuan atau proses pemecahan batuan

ditinjau dari ukurannya, agregat terdiri dari dua macam yaitu:

a. Agregat halus

Agregrat halus adalah agregrat yang semua butirnya menembus ayakan

berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0

mm (BS.812,1976).

27

Page 28: Print Lisa Pkl OK

b.Agregat kasar

Agregrat kasar adalah agregrat yang semua butirnya tertinggal di atas ayakan

4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm

(BS.812,1976).

Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah

sebagai berikut:

a) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.

b) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan

jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur

adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat

c) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap

berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di

cuci.

3. Air

Secara umum air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan

bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli,asam,alkali,garam,bahan

organik,atau bahan-bahan lainya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.

Air pencampur yang digunakan pada beton atau pada beton yang didalamnya

tertanam alumunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat ,tidak

boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. Air yang

tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton.

Menurut British Standart ( BS 3148-80) air yang dapat digunakan untuk

campuran beton adalah air yang memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Konsentrasi garam – garam anorganik tidak melebihi 500 ppm.

b. Konsentrasi NaCl dan Sulfat maksimu 20000 ppm

c. PH air tidak boleh melewati 3,00

d. Konsentrasi basa tidak lebih tinggi dari 0,5 % dari berat semen

e. Kadar gula tidak lebih dari 0,2 % berat semen.

f. Kandungan minyak tidak melebihi 2 %.

28

Page 29: Print Lisa Pkl OK

g. Tidak mengandung rumput laut, Zat anorganik, lanau, bahan terapung dan

limbah industri.

Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002, Air yang dapat digunakan dalam proses

pencampuran beton adalah sebagai berikut :

a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari

bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan

organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau

tulangan.

b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang

didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang

terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam

jumlah yang membahayakan.

c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali

ketentuan berikut terpenuhi:

1) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran

beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.

2) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang

dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus

mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari

kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.

Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan

serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai

dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis

(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C

109 ).

4. Baja Tulangan

Tulangan adalah suatu sistem struktur yang memberi perkuatan yang

mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul dalam sistem yang

berupa batang baja. Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada

tetrapod, bolder, lantai, dermaga, balok memanjang, balok melintang dan

29

Page 30: Print Lisa Pkl OK

penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari karat, sisik

dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang

digunakan adalah Ø 8, Ø12, Ø19, Ø25. Penempatan rebar atau baja tulangan di

didalam suatu penampang beton terutama untuk menahan gaya tarik yang bekerja

pada penampang tersebut.

Ada dua jenis baja tulangan yaitu :

a. Tulangan polos (plain bar)

Tulangan polos adalah batang prismatik berpenampang bulat, persegi,

lonjong, dan lain – lain yang mempunyai permukaan licin.

Gambar 18. Besi Polos

Dalam pelaksanaan konstruksinya, beton bertulang paling banyak

dipergunakan bentuk bulat, karena baja bulat banyak terdapat diperdagangan

dan cara mengerjakannya sangat mudah. Menurut normalisasi baja bulat

mempunyai ukuran yaitu Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14, Ø16, Ø19, Ø22, Ø25,

Ø28, Ø32, Ø36, Ø40, Ø45 dan Ø50mm. Baja tulangan tersedia dalam

beberapa macam diamater, tetapi karena ketentuan SNI hanya

memperkenankan tulangan polos digunakan untuk sengkang dan tulangan

spiral.

b. Tulangan ulir (deformed bar).

Tulangan ulir adalah batang prismatik atau puntir yang permukaannya diberi

rusuk – rusuk terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang

dengan rusuk antara rusuk – rusuk tidak lebih dari 0,7 kali garis tengah

pengenalnya. Tujuan diberikan pemberatan batang yang diprofilkan, yaitu

30

Page 31: Print Lisa Pkl OK

untuk mendapatkan pelekatan lebih besar antara beton dan baja. Dengan

membuat permukaan batang tidak licin.

Gambar 19. Besi Ulir

Sebagian besar baja tulangan yang ada di Indonesia adalah produksi

Krakatau Steel, Yang umumnya berupa tulangan polos untuk baja lunak, dan

tulangan ulir untuk baja keras.

Berdasarkan ketentuan SNI T – 15 – 1991 – 03 Pasal 3.5, baja tulangan ulir lebih

diutamakan pemakaian untuk batang tulangan struktur. Persyaratan yang harus

dipenuhi oleh baja tulangan ulir antara lain :

a. Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekuivalen dengan

JIS G.3112.

b. Baja tulangan ulir yang mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 kN/cm2

boleh dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan

0,30%.

c. Baja tulangan beton yang dianyam harus memenuhi ASTM A184

Specification for Fabricated Deform Steel Bar Mats for Reinforcement.

5. Pipa

Untuk pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor pada proyek pembangunan

Perumahan Grand Menteng menggunakan pipa PVC dengan ukuran ∅ 1 /2 ,

∅ 5 /8 , 2.5 m∅ , dan ∅ 1.5 mm.

31

Page 32: Print Lisa Pkl OK

Gambar 20. Pipa

6. Kawat Pengikat

Kawat pengikat adalah kawat yang digunakan untuk mengikat baja tulangan

dan konstruksi beton bertulang. Kawat pengikat ini terbuat dari besi lunak

(lembek) yang terlebih dahulu dipijarkan dan tidak disepuh seng dengan garis

tengah minimum 1mm.

Gambar 21. Kawat Beton

Kawat pengikat ini tidak boleh berkarat, harus disimpan bebas dari pengaruh

air, sebab apabila kawat berkarat maka kawat tersebut akan mudah patah.Kawat

baja pengikat digunakan untuk mengikat baja tulangan satu dengan lainnya agar

bentuk rangka tulangan tidak berubah. Kawat yang didatangkan masih berbentuk

gulungan.Sebelum kawat digunakan maka gulungan kawat harus dibuka lalu

dipotong-potong sesuai dengan kebutuhannya dengan menggunakan kaka tua

(tang).

7. Kayu, Papan dan Multiplek

Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik penyangga

cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi yang

32

Page 33: Print Lisa Pkl OK

baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Kayu digunakan sebagai perancah dan penguat

bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu

dan sifatnya sementara, maka dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu

tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang akan diterima. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam penggunaan kayu khususnya untuk cetakan bekisting

seperti, kayu harus berkualitas baik, tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah

serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa balok, papan tripleks atau

multiplex.

Standar ukuran kayu lapis dalam perdagangan yaitu :

244 x 122 x 0,4 cm (tripleks)

244 x 122 x 0,6 cm (tripleks)

244 x 122 x 0,9 cm (tripleks)

213,5 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks jati)

213,5 x 94,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil)

183 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil)

244 x 122 x 1,2 cm (multipleks)

244 x 122 x 1,4 cm (multipleks)

244 x 122 x 1,5 cm (multipleks)

244 x 122 x 1,8 cm (multipleks)

244 x 122 x 2,4 cm (multipleks)

Kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan kualitas yang baik yaitu

kayu yang digunakan harus lurus dan tidak terdapat cacat berupa retak – retak

dimensi penampang kayu harus sesuai rencana kelas dan jenis mutu kayu harus

sesuai dengan penggunaan agar kualitas kekuatan terjamin.

8. Bahan Tambahan (admixture)

Admixture atau bahan tambahanadalah bahan – bahan yang ditambahkan

kedalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi

dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat – sifat dari beton agar menjadi lebih

cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.

Penggunaan bahan tambahan zat adiktif untuk beton juga diperlukan untuk

meningkatkan performa beton. 

33

Page 34: Print Lisa Pkl OK

Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral yaitu :

a. Memperbaiki kinerja workability

b. Mengurangi panas hidrasi

c. Mengurangi biaya pekerjaan beton

d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat

e. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika

f. Mempertinggi usia beton

g. Mempertinggi kekuatan tekan beton

h. Mempertinggi keawetan beton

i. Mengurangi penyusutan

j. Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton

D. Tangga

1. Pengertian Tangga

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua

tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga dapat bersifat permanen

maupun non permanen. Tangga permanen biasanya digunakan untuk

menghubungkan:

• dua bidang horisontal pada bangunan

• lantai bangunan yang berbeda

Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang

sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan

dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi

injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan

tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga

ini misalnya seperti yang kita temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran,

"tangga monyet", dsb. Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai

bidang horisontal yang lebih tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu

sehingga bisa dipindahkan / disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga

lipat.

Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada rumah

atau bangunan-bangunan publik perlu dirancang sebagus dan senyaman mungkin.

34

Page 35: Print Lisa Pkl OK

Fungsi dari tangga sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lantai

tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam perencanaan tanggapun perlu kita

perhatikan sudut tangga supaya nyaman, efesien dan mudah dijalani, termasuk dari

kemiringan tangganya itupun sendiri. Kemiringan tangga yang ideal ± 40, karena

pada waktu menjalaninya tidak terasa lelah pada waktu arah naik, serta tidak

berbahaya pada waktu arah turun dari tangga. Beberapa hal yang harus diterapkan

dalam merencanakan konstruksi tangga secara umum yaitu :

1. Direncanakan dan dipasang berdasarkan zoning yang mudah dijangkau oleh

setiap orang

2. Pada daerah tangga harus mendapat penerangan yang cukup terutama pada

siang hari

3. Tangga mudah dijalani atau digunakan

4. Kuat, nyaman, sederhana dan layak untuk dipakai. 

5. Pada saat digunakan tangga tersebut terasa nyaman, menyenangkan dijalani,

maka ukuranOptrade (tegak) dan Aantrede (mendatar) harus sebanding.

2. Bahan bangunan tangga

Bahan – bahan bangunan tangga di buat dari bahan – bahan yang di gunakan

pada bangunannya dan tergantung pada tujuannya serta menurut selera dari pemilik

dan perencana. Tangga terdiri dari anak tangga yang tingginya selalu tepat

sama. Atas dasar bahan bangunannya kita dapat membedakan konstruksi tangga

masif ( dari batu alam, batu buatan atau beton ), konstruksi tangga dari kayu dan

konstruksi tangga dari baja.

Tangga dari kayu banyak di gunakan karena bahan ini mudah di dapat.

Tangga kayu di samping cepat aus, juga tidak baik di pakai di tempat – tempat yang

kasar dan banyak kotoran. Pada tempat yang demikian lebih baik struktur tangga di

buat dari baja. Tangga baja banyak di pakai sebagai tangga kebakaran, bengkel, juga

ruangan di bawah tanah ( kelder ).

Satu lagi tangga dari bahan beton bertulang. Bahan ini selain tidak mudah

terbakar, tidak cepat aus dan tidak licin, dapat di bentuk dengan mudah dan sesuai

keinginan.Tangga dari batu, berhubung struktur batu yang ada, hanya sesuai untuk

pengerjaan undak– undak.

35

Page 36: Print Lisa Pkl OK

3. Konstruksi Tangga

Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah

bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dll.

Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa

tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat

dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang

merancang dan membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat

kesalahan konstruksi langsung. Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga

terhadap pencegahan kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya

dengan baik.

Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi

telah menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk

membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk

banyak kecelakaan, dimana :

Tangga harus bebas dari goncangan keras.

Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga

antara pegangan tangan dengan dinding.

Semua antrede dan optrede dalam setiap anak tangga harus sama.

Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan

tangan di ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.

Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang

halus dan bebas dari serpihan.

Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat

dan tidak kurang dari dua puluh derajat.

Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku

yang menonjol.

4. Konstruksi Tangga Berdasarkan Material

a. Konstruksi tangga kayu

Untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu

ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi

36

Page 37: Print Lisa Pkl OK

dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui

oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi

serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena

kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.

Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4

cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan

menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Umumnya konstruksi tangga baja

memakai anak tangga dari papan kayu utuh tanpa sambungan.

b. Konstruksi tangga baja

Biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-

komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada

bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan

gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai

karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila

ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.

c. Konstruksi tangga beton

Sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau

lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.

Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari

satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih

indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps) saja.

Adapun ukuran tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar dari 26 -

30 cm, sedangkan ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda.

Tangga dengan konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari

papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.

Tulangan/pembesian :

Ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/

perencanaan dan pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang

dipergunakan ;

37

Page 38: Print Lisa Pkl OK

untuk pelat tangga :

tulangan utama/pokok : Ø 8, Ø 10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

untuk balok :

tulangan utama : D.13, D.16, D.19

beugel/sengkang : Ø 8, Ø10

untuk anak tangga :

tulangan utama : Ø10, Ø 12, D.12

tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10

d. Konstruksi tangga batu/bata

Konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam

bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam

penempatannya.

5. Bagian-bagian Tangga

a. Ibu tangga

Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material

yang digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang,

kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi. Kombinasi antara ibu tangga

dan anak tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari

bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga

menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat

baja.

b. Anak Tangga

Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena

sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus

benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti

38

Page 39: Print Lisa Pkl OK

terpeleset karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu

bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik).

Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk

bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga

darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.

Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar

tangga pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga

servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.

c. Railing

Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam

jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat,

baja, dll. Terkadang saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini

penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki

tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya.

Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan

ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia. Untuk

kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing

pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.

d. Baluster

Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah

vertical. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang

juga saya pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan

dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu

jauh, terutama untuk keamanan anak kecil. Untuk ukuran ketinggian baluster,

standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.

39

Page 40: Print Lisa Pkl OK

Gambar 22 . bauster dan rail

e. Bordes

Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai

tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai

pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15.

Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan

sama dengan lebar tangga.

Gambar 23 . Bagian-bagian Tangga

6. Ukuran Tangga

40

Page 41: Print Lisa Pkl OK

a. Lebar tangga

Lebar tangga yang biasa digunakan (dan diijinkan) dalam bangunan rumah

tinggal adalah minimal 80 cm (tangga utama, bukan tangga service). Sedangkan

untuk tangga service minimal lebarnya 60cm. Tangga dalam bangunan tidak

diharuskan memiliki bordes (space datar pada ketinggian tertentu untuk

beristirahat), karena biasanya hanya terdiri dari 2 atau 3 lantai saja. Apabila

terdapat bordes, maka lebarnya biasanya minimal adalah sama lebar dengan lebar

tangga. Dalam satu tangga dimungkinkan untuk terdapat lebih dari satu bordes

(lihat bagian pembahasan bordes).

Lebar tangga minimal untuk 1 orang adalah 60 cm. Maka untuk desain

tangga:

Untuk 1 orang = 60 cm

Untuk 2 orang 2 x 60 = 120 cm

Untuk 3 orang 3 x 60 = 180 cm

Lebar tangga tersebut adalah lebar tangga bersih. Tidak termasuk railling dan

atau batas dinding.

b. Kemiringan tangga

Pada dasarnya kemiringan tangga dibuat tidak terlalu curam agar

memudahkan orang naik tanpa mengeluarkan banyak energi, tetapi juga tidak

terlalu landai sehingga tidak akan menjemukan dan memerlukan banyak tempat

karena akan terlalu panjang. Kemiringan tangga yang wajar dan biasa digunakan

adalah berkisar antara 25o - 42o. untuk bangunan ruah tinggal biasa digunakan

kemiringan 38o.

c. Lebar dan tinggi anak tangga

Satu langkah manusia arah datar adalah 60 - 65 cm, sedangkan untuk

melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada melangkah datar. Oleh

karena itu, perbandingan yang baik adalah satu langkah manusia arah datar

adalah 60 - 65 cm, sedangkan untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih

besar daripada melangkah datar. Oleh karena itu, perbandingan yang baik adalah

L = lebar anak tangga (lebar injakan = antrede)

41

(L + 2T) = 60 s/d 65 cm

Page 42: Print Lisa Pkl OK

T = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrade)

Biasanya,

Gambar 24 . Lebar Dan Tinggi Anak Tangga

T berkisar antara 14 – 20 cm agar masih terasa mudah di daki

L berkisar antara 22,5 – 30 cm agar tapak sepatu dapat berpijak dengan baik.

d. Jumlah anak tangga

Jumlah anak tangga dalam satu tangga diusahakan tidak lebih dari 12 buah

apabila lebih dianjurkan untuk menggunakan bordes. Hal ini untuk mencapai

kenyamanan pengguna terutama penyandang cacat dan orang tua. Kalau keadaan

memaksa, misalnya karena keterbatasan ruangan yang ada, maka dimungkinkan

jumlahnya maksimal 16 anak tangga, hal ini mengacu kondisi maksimal

kemampuan (kelelahan) tubuh manusia.

7. Cara Menghitung Jumlah Anak Tangga

Cara menghitung dan menentukan Jumlah anak tangga dengan rumus yang

berlaku pada anak tangga (undak-undak) adalah : 2t + l = 60-65 cm, t = tinggi anak

tangga (tinggi tanjakan (Optrede) sedangkan l = lebar anak tangga (lebar injakan =

aantrede). Rumus diatas didasarkan pada satu langka arah datar idealnya antara 60-

42

Jumlah anak tangga = tinggi floor ¿ floor ¿T

−1 cm

Page 43: Print Lisa Pkl OK

65 cm, sedangkan untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada

melangkah datar. Misalnya selisih tinggi lantai adalah 320 cm.

Contoh Perhitungan :

t = 16 cm dan l = 26 cm Jika rumus di masukan yakni 2t + l = (2.16) + 26 = 58

cm mengacu pada rumus yang berlaku bahwa idealnya 60-65 cm maka sesuai

hasilnya, ini terlalu landai.

Jika di coba dengan ukuran t =20 dan l = 28 2t + l = (2.20) + 28 = 68 cm.

Angka 68 lebih besar dari 65 maka hasilnya, ini terlalu curam.

Jika di coba dengan ukuran t = 18 dan l = 28 2t + l = (2.18) + 28 = 64 cm

Nah, Angka 64 masuk dalam rentang ideal yakni 60-65 cm berarti inilah

ukuran ideal yang akan di pakai.

Setelah menemukan angka yang ideal, maka jumlah anak tangga yang di

sarankan adalah (320 / 18) -1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah anak tangga. Jumlah anak

tangga yang di bulatkan keatas menjadi 17 buah.  Selisih beda tinggi anak tanggadi

bagi merata 320 / t-1 = 17,778 cm. Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak

akan terasa, maka beda tinggi anak tangga di letakan pada satu anak tangga yang

paling bawah atau paling atas.

8. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pekerjaan Tangga

a. Bahan

• Pipa Galvanis

• Kayu 5/7 x 4m

• Plywood 12 mm

• Minyak Bekisting

• Paku 5, 7, 10

b. Alat-alat

• Gergaji

• Meteran

• Palu

• Scaffolding set

• Pipe Support

• Lot/ Water pas

• Benang

c. Pekerjaan Persiapan

43

Page 44: Print Lisa Pkl OK

Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah

mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Pelat Badan Tangga

Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada

saat penyetelan langsung.

2) Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga serta pipa

galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai

kemiringan badan tangga.

3) Dinding Tangga

Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)

Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.

4) Anak Tangga

Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar

tangga (annterede ), kemudian diberi rangka.

Gambar 25 . Aantrede dan Optrede

d. Penyetelan

1) Bordes Tangga

Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/

ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang

diperlukan, apakah menggunakan pipe support. Pekerjaan bordes tangga

dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya sama seperti

balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak

44

Page 45: Print Lisa Pkl OK

maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena

bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti

pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar

bordes.

2) Badan Tangga

Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan

antara bordes dengan lantai di atasnya.

3) Dinding Tangga dan Bordes

Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang

dinding tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.

Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan

potongan kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku

antara badan tangga dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi,

dan tidak goyang,. Dinding ini ttelah dipabrikasi sebelumnya.

4) Trape/ Dinding Anak Tangga

Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,

kemiringan badan tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding

badan tangga dan pembesian. Pemasangan bordes dan badan tangga salah

apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan uptrade yang telah

ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka

harus dibetulkan tterlebih dahulu. Trade/ dinding anak tangga dipasang

diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada

dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk

memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua

terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7

memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama

halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga telah dipabrikasi

sebelumnya.

e. Pembongkaran

45

Page 46: Print Lisa Pkl OK

Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton

berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah

tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran

balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.

Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran

jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan

kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran

plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada

tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

E. Plat Lantai

1. Pengertian Pelat

Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material

monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi- dimensi lainnya.

Beban yang umumnya bekerja pada pelat mempunyai sifat banyak arah dan tersebar.

Sejak digunakannya beton bertulang modern untuk pelat, hampir semua gedung

menggunakan material ini sebagai elemen pelat. Pelat dapat ditumpu di seluruh

tepinya, atau hanya pada titik- titik tertentu (misalnya kolom- kolom), atau campuran

menerus dan titik. Kondisi tumpuan dapat berbentuk sederhana atau jepit. Adanya

kemungkinan variasi kondisi tumpuan menyebabkan pelat dapat digunakan untuk

berbagai keadaan.

Jenis struktur yang banyak digunakan pada gedung- gedung bertingkat pada

umumnya merupakan jenis struktur pelat lantai yang ditumpu oleh balok menerus

dimana balok- balok itu ditumpu oleh kolom- kolom. Dengan menganggap bahwa

pelat terletak secara sederhana diatas balok, kita akan mendapat kondisi yang terletak

diantara situasi pelat hanya di atas empat kolom dan situasi pelat di atas tumpuan

menerus. Apabila balok itu sangat kaku, kondisi tumpuan pelat semakin mendekati

situasi tumpuan tepi menerus, juga momen- momen yang terjadi pada pelat.

Sebaliknya, apabila balok itu sangat fleksibel, perilaku pelat lebih mendekati

perilaku yang ditunjukkan oleh kolom- kolom di ke empat pojoknya.

2. Fungsi pelat lantai

46

Page 47: Print Lisa Pkl OK

Adapun fungsi dari pelat lantai, yaitu :

a. Untuk memisahkan ruangan bawah dengan ruangan atas

b. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas dalam melakukan

aktivitasnya

c. Untuk bangunan lantai I ke atas, berguna untuk menempatkan kabel – kabel

listrik ruangan dibawahnya

d. Dapat meredam suara dari ruangan dibawahnya atau sebaliknya

e. Untuk menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

3. Jenis – jenis lantai berdasarkan letaknya

a. Lantai di bawah permukaan tanah ( Basement ), adalah lantai yang terletak

di bawah permukaan tanah pada gedung bertingkat banyak, biasanya lantai

ini dimanfaatkan untuk aktivitas; misalnya sebagai ruang parker,

penempatan genset/ruang mesin, gudang sebagainya.

b. Lantai permukaan tanah atau lantai 1 ( Ground Floor ). Lantai ini terletak di

atas permukaan tanah dan langsung berhubungan dengan halaman, biasanya

dipakai sebagai pedoman tinggi bagian bangunan yang lainnya dan

umumnya diberi referensi peil + 0,00 meter.

c. Lantai II adalah lantai tingkat di atas lantai I

d. Lantai III adalah lantai tingkat di atas lantai II

e. Lantai IV adalah lantai tingkat di atas lantai III, dan seterusnya.

4. Bagian – bagian bekisting lantai

1) Acuan

Acuan merupakan bahan yang langsung menentukan bentuk penampang dan

kualitas permukaan dapat dipakai bahan sebagai berikut :

a. Papan

Bahan papan yang umum digunakan berukuran 2 x 20 x 400 cm dari

jenis kayu borneo yang banyak beredar dipasaran. Papan disusun memanjang

bersilangan dengan gelagar, hubungan papan cukup diadu atau tanpa

menggunakan sambungan.

b. Papan acuan dari kayu lapis ( Playwood )

47

Page 48: Print Lisa Pkl OK

Kayu lapis atau playwood tebal dapat dipakai sebagai bahan acuan,

jenis bahan ini mempunyai ukuran 1,8 x 122 x 244.

2) Gelagar

Gelagar merupakan pendukung langsung papan acuan yang dipasang dengan

jarak tertentu berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan tebal papan

acuan, tebal lantai beton, serta beban – beban saat pelaksanaan.

3) Tiang perancah

Tiang perancah dipakai dari bahan kayu berpenampang bulat berdiameter 8 –

10 cm atau kaso 4/6, 5/7,yang dipasang mendukung gelagar pada jarak tertentu.

Pemotongan tiang perancah disesuaikan dengan ketinggian gelagar.

4) Sekur

Sekur bekisting lantai memperkokoh kedudukan lantai agar tidak mengalami

pergesaran horizontal paada bagian atas bekisting.

5) Papan landasan

Sangat penting kiranya papan landasan dipasang pada dasar tiang perancah.

Acuan lantai dituntut agar betul – betul waterpas, maka sebagai tindakan awal

untuk mencapai tujuan perlu diperbbaiki lebih dulu permukaan tanah dasarnya.

Supaya tiang perancah tidak mengalami penurunan yang disebabkan oleh kurang

kuatnya daya dukung tanah dasar setelah dibebani, maka bidang tekan atau tiang

acuan diperluas agar didapat daya dukung yang lebih besar.

5 . Langkah-langkah pelaksanaan pelat lantai

a. Pekerjaan bekisting

Langkah-langkah pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah

sebagai berikut :

1. Perancah bambu didirikan diantara kolom, sedangkan perancah untuk

plat didirikan di tengah areal plat yang akan dikerjakan.

48

Page 49: Print Lisa Pkl OK

2. Perancah bambu harus dipasang diatas tanah yang telah dipadatkan dan

dibuat serapi mungkin agar tidak menganggu aktivitas pekerjaan lain,

yaitu dengan cara diberi bantalan dari papan untuk mengurangi resiko

penurunan tanah pijakan bambu tersebut. Jarak antara bambu adalah ±

50 cm.

3. Balok kayu suri-suri dipasang pada bambu dari bawah sampai keatas

sesuai ketinggian yang direncanakan, sehingga tersambung kuat dengan

perancah bambu sebagai dasar perletakan kayu papan bekisting.

4. Antara perancah bambu yang satu dengan yang lain harus diberi

perkuatan mendatar maupun menyilang dengan bambu.

5. Balok gelagar penyangga bawah dipasang diatas perancah bambu,

karena balok gelagar ini sebagai acuan cetakan beton, maka untuk

menyamakan peil digunakan selang air.

6. Setelah pekerjaan bekisting selesai maka dilanjutkan penulangan balok

dan plat.

7. Setelah penulangan balok selesai, kemudian cetakan bagian samping

kanan dan kiri mulai dipasang disertai penguatan cetakan dengan

memasang papan kres dibawah suri-suri.

b. Pekerjaan penulangan

1. Memahami gambar kerja.

2. Mempersiapkan bahan dan alat-alat yang digunakan.

3. Tulangan untuk plat lantai baik atas maupun bawah, menggunakan

wermesh atau tulangan jadi dengan cara pesan langsung dari toko

material.

4. Wermesh yang digunakan adalah jenis deformed atau ulir dengan jarak

antar tulangan sesuai dengan bestek.

5. Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah agar

tidak berubah, maka perlu dipasang cakar ayam dari besi yang diletakkan

pada daerah tumpuan.

6. Beton decking digunakan untuk mendapatkan selimut beton 25 mm,

yang dipasang antara alas bekisting dengan wermes bagian bawah.

49

Page 50: Print Lisa Pkl OK

c. Pekerjaan pengecoran

1. Pengecoran dilakukan pada malam hari mengingat ketika pagi atau siang

hari ada aktivitas pasar di sekitar area pekerjaan.

2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesiapan bekisting, tulangan dan

perancah serta kebutuhan tenaga kerja untuk meminimalisir kendala

ketika pengecoran berlangsung.

3. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan sebelum pengecoran

dimulai, misalnya : bensin, lampu penerangan, peralatan manual untuk

meratakan adukan beton, peralatan keamanan dan keselamatan kerja,

vibrator dan lain-lain.

4. Beton ready mix dari concrete mixer truck dipompa dengan concrete

pump dengan tujuan untuk menyalurkan beton melalui sebuah pipa

tertutup ke tempat yang akan dicor.

5. Supaya tidak terjadi rongga-rongga kosong dalam beton, maka harus

digunakan concrete vibrator.

6. Jarum concrete vibrator tidak boleh dikenakan langsung pada tulangan

maupun papan kayu cetakan, supaya tidak merubah letak tulangan beton.

7. Tinggi penuangan dari pipa concrete pump ke tempat pengecoran tidak

boleh lebih dari 1 meter untuk menghindari segregasi beton.

8. Selanjutnya dilakukan perataan untuk menghaluskan permukaan beton

dengan peralatan manual.

Gambar 26. Penentuan Peil Plat lantai

50

Page 51: Print Lisa Pkl OK

d. Pembongkaran bekisting

Langkah-langkah pembongkaran bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai

berikut :

1. Jangka waktu minimum pembongkaran bekisting adalah 3 hari terhitung

dari saat pengecoran dan pemadatan beton, pembongkaran bekisting

sepanjang tidak ditentukan.

2. Cetakan dan tiang penyangga boleh dibongkar bila bagian konstruksi

tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri

dan bahan-bahan pelaksanaan yang ada. Selain itu cetakan dan perancah

bambu baru boleh dibongkar setelah beton berumur tiga puluh hari.

3. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan dan

perancah bambu akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari beban yang

ada sebelumnya, atau akan terjadi keadaan yang lebih berbahaya dari pada

yang diperhitungkan maka cetakan tersebut tidak boleh dibongkar selama

keadaan tersebut tetap berlangsung.

4. Bagian-bagian konstruksi yang setelah dibongkar akan langsung memikul

beban rencana seluruhnya seperti pada atap, maka pembongkarannya harus

dilakukan dengan sangat hati-hati.

5. Pembongkaran bekisting diawali dengan pembongkaran suri-suri dan papan

kres, kemudian dilakukan pemotongan pada ujung atas perancah bambu

sehingga bekisting pelat maupun balok masih menempel pada beton.

6. Setelah itu bekisting tersebut baru dibongkar dari beton, dengan melepasnya

menggunakan peralatan manual.

51

Page 52: Print Lisa Pkl OK

BAB III

PELAKSANAAN PKLI

A. Gambaran Umum Proyek

Proyek pembangunan Ruko Skydex Bussiness Hub yang dirancang dan di

desain dengan perencanaan dan teknis pelaksanaan konstruksi yang baik oleh Dexa

Property Persada.

1. Lokasi Proyek

Proyek Ruko Bussiness Hub ini berlokasi di Jalan Lintas Tanjung Morawa –

Medan, Kabupaten Deli Serdang, kecamatan Tanjung Morawa, Sumatera Utara.

Gambar 27. Lokasi Proyek

52

medan

Page 53: Print Lisa Pkl OK

2. Data Proyek

Nama Proyek : Skydex Bussines Hub

Jenis/type bangunan : Permanen /Ruko

Jumlah lantai : 4 (empat)

Jumlah Unit : 9 unit

Ukuran Bangunan per-unit : 4 x 17

Luas Tanah : 800 m2

Luas Bangunan : 612 m2

Tinggi bangunan : 15 m

Pemilik ( Owner ) : Dexa Property Persada

Konsultan Perencana : Dexa Property Persada

Konsultan : Dexa Property Persada

Pelaksana ( Kontraktor ) : Dexa Konstruksindo Persada

3. Struktur Organisasi

Gambar 28. Struktur Organisasi Proyek

Sumber: Personalia PT. Dexa Konstruksindo Persada

53

Page 54: Print Lisa Pkl OK

B. Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan unit ruko “skydex

business hub” ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Concrete Mixer Truck (Truk Pencampur Beton)

Concrete Mixer Truck (Truck Pencampur Beton) digunakan untuk

mengangkut beton dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Truk

pencampur beton ini di datangkan dari Dexton. Biasanya truk pencampur beton ini

mengangkut 5m3 beton.

Gambar 29. Concrete Mixer Truck (Truk Pencampur Beton)

b. Molen (Concrete Mixer)

Molen dipergunakan sebagai alat pengaduk beton dengan maksud

mengurangi tenaga pekerja dalam pengadukan beton dan mempercepat pengerjaan

pengecoran beton. Pengadukan beton dengan molen akan lebih terjamin bila

dibandingkan dengan pengadukan menggunakan tenaga manusia. Sehingga mutu dan

kualitas beton akan lebih baik.

Gambar 30. Concrete Mixer

54

Page 55: Print Lisa Pkl OK

c. Kereta Sorong 

Kereta sorong digunakan untuk mengangkut bahan yang tidak terlalu berat

seperti waktu pengecoran, misalnya mengangkut semen, pasir, kerikil dan lainnya.

Gambar 31. Kereta Sorong

d. lift

Lift berfungsi sebagai alat pengangkut bahan bangunan untuk tempat-tempat

yang lebih tinggi.

Gambar 32. Lift

e. Bar Cutter (Pemotong Besi)

Bar Cutter (Pemotong Besi) mesin yang digunakan untuk memotong besi

sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

Gambar 33. Bar Cutter (Pemotong Besi)

55

Page 56: Print Lisa Pkl OK

f. Bar Binder (Pembengkok Besi)

Bar Binder (Pembengkok Besi) adalah mesin digunakan untuk

membengkokkan besi.

g. Hands Tool (Peralatan Tangan)

Peralatan tangan yang digunakan seperti martil, kakak tua, meteran dan

gergaji.

Gambar 34. Gergaji Tangan Gambar 35. Meteran

Gambar 36. kakak tua Gambar 37. Martil

C. Bahan Yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan unit ruko Skydex

Bussiness Hub ini adalah sebagai berikut:

a. Semen

Dalam proyek pembangunan Unit ruko skydex business hub ini semen yang

digunakan adalah semen portland type I.Campuran beton yang digunakan untuk

pengecoran tangga dan plat lantai merupakan ready mix. Sedangkan campuran beton

56

Page 57: Print Lisa Pkl OK

untuk pekerjaan dinding bata dan lainnya menggunakan campuran yang di aduk

sendiri oleh tukang sesuai dengan perbandingan bahan yang direncanakan.

b. Agregat

Agregat halus yang dipakai adalah pasir dan juga digunakan untuk salah satu

bahan beton cor. Agregat kasar yang dipakai adalah kerikil yang berukuran 5 mm –

31,5 mm, yang juga digunakan pada salah satu bahan campuran untuk beton cor.

Karena beton cor yang dipakai merupakan ready mix jadi agregatnya langsung dari

tempat pembuatan ready mixnya. Bahan campuran beton yang tersedia di lapangan

adalah campuran beton yang akan di aduk menggunakan molen untuk pekerjaan-

pekerjaan tambahan seperti menambal bagian cor yang belum sempurna.

Gambar 38. Agregat kasar dan agregat halus

c. Air

Air yang digunakan pada campuran beton adalah air yang berasal dari sumur

yang dipompa dengan mesin Sanyo.

Gambar 39. Air

d. Papan multipleks

57

Page 58: Print Lisa Pkl OK

Dalam proyek ini papan multipleks digunakan sebagai cetakan yang bersifat

sementara. Ukuran multipleks yang digunakan dalam pekerjaan pelat lantai pada

proyek ini berukuran 12 mm. Multiplek tersebut dapat hanya digunakan 2-3 kali saja

sebagai bekisting.

Gambar 40. Papan Multipleks

e. Wiremesh

Wiremesh adalah jaring kawat baja las yang berkualitas tinggi, wiremesh

sangat cocok untuk digunakan pada tulangan lantai pada gedung-gedung

bertingkat. Wiremesh yang digunakan pada proyek ini adalah sebuah produk

dari Baja dengan diameter 6 mm. Pada proyek ini dipilih wiremesh karena

dinilai akan dapat menghemat pengeluaran dan mempercepat penyelesaian

proyek.

Gambar 41. wiremesh

f. Besi Baja

58

Page 59: Print Lisa Pkl OK

Baja ulir digunakan sebagai tulangan pokok dan Baja polos digunakan

sebagai tulangan sengkang.

Gambar 42 . Baja ulir dan Baja polos

g. Tahu beton

Tahu beton adalah beton biasa (biasanya pasir + semen saja) yang ukurannya

3 cm x 4 cm dengan tebal 2 cm seperti tahu. Tahu beton ini biasanya

diletakkan dibawah pembesian pada saat pekerjaan beton bertulang.

fungsinya agar besi tidak langsung menyentuh papan mal/bekisting sehingga

besi/baja tulangan tidak kelihatan dan terhindar dari karat/korosi pada saat

mal/bekisting dibuka

Gambar 43. Tahu beton

h. Kawat beton

59

Page 60: Print Lisa Pkl OK

Kawat beton digunakan sebagai pengikat besi baja dan tahu beton.

Gambar 44. Kawat Beton

D. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Tangga Lantai 1

Pekerjaan tangga dimulai setelah struktur pelat lantai 1 telah selesai

dikerjakan, tangga ini untuk menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. Mutu beton

yang dipakai adalah K225, menggunakan beton ready mix, dengan tinggi anak

tangga 17 cm, kemiringan 40o, model tangga yaitu tangga borders satu lengan.

a. Pekerjaan Bekisting

Untuk mewujudkan pelat/balok beton bertulang pada tangga diperlukan

kelengkapan alat pembentuk yang biasa digunakan bahan yang habis sekali pakai

seperti kayu. Pembentuk terdiri dari :

1) Pembentuk pelat/balok dan anak tangga itu sendiri disebut bekisting,

2) Konstruksi yang menahan pembentuk tersebut disebut perancah.

Langkah- langkah pemasangan perancah adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan papan bekisting pada badan tangga

Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai

dibawahnya dan antara bordes dengan lantai di atasnya. Pemasangan papan

bekisting pada lantai tangga pada prinsipnya hampir sama dengan pemasangan

papan bekisting pada pelat lantai. Papan bekisting dipasang diatas gelegar.

Setelah itu kemudian dipasang dinding cetakan di pinggir kanan kiri papan

lantai dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.

60

Page 61: Print Lisa Pkl OK

Gambar 45. Pemasangan papan lantai dan dinding cetakan

2. Pemasangan optrade/dinding anak tangga

Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi

bordes, kemiringan badan tangga, penggambaran anak tangga pada dinding

badan tangga dan pembesian. Dinding anak tangga dipasang diantara dinding

badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan tangga.

Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah

semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu

memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku.

3. Pekerjaan pembesian

Pemasangan tulangan harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana.

Pemasangan besi tulangan dirangkai diatas bekisting pada badan tangga secara

vertikal lalu dibengkokan dan dipotong menyesuaikan ukurannya sampai

bagian bordes. Tulangan utama ∅10 – 100mm ditempatkan terlebih dahulu

kemudian tulangan sengkang∅ 8−200 mmdipasang pada tulangan utama dan

kemudian diikat dengan kawat beton. Untuk penulangan pada pondasi tangga

digunakan tulangan ∅13 – 150mm dan ∅10 – 200mm sebanyak 12 batang dan

dengan tulangan sengkang ∅6 – 200mm .Kemudian beton dekcing atau tahu-

tahu dipasang untuk memperoleh selimut beton.

61

Page 62: Print Lisa Pkl OK

Gambar 46. Pemasangan tulangan tangga

4. Pekerjaan Pengecoran

Setelah pekerjaan pemasangan bekisting dan penulangan telah selesai

dilakukan dan dicek dengan benar, maka barulah pekerjaan selanjutnya yang

dilakukan adalah pekerjaan pengecoran. Beton yang digunakan dalam

pengecoran tangga ini adalah beton ready mix yang dipesan dari Dexton

dengan mutu K250. Sebelum dilakukan pengecoran, beton terlebih dahulu di

ambil sampelnya untuk dilakukan uji sampel, guna mengetahui mutu beton

tersebut.

Setelah diambil sampel kemudian dilakukan pengecoran. Pengecoran

pada tangga menggunakan concrete bucket, karena tidak terlalu banyak

dibutuhkan adukan beton. beton yang terdapat pada concrete mixer truck

kemudian dituang kedalam kereta sorong lalu menuju lokasi tangga yang akan

dicor.

Gambar 47. Pengecoran beton

62

Page 63: Print Lisa Pkl OK

Selama pengecoran berlangsung adukan diratakan oleh pekerja dengan

memakai kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan dengan

bekisting.

Gambar 48. Pemadatan dan perataan cor beton

5. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran dinding badan tangga dan optrade dapat dilakukan

setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes

dilakukan setelah 14 hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk

pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pembongkaran

scaffolding dengan melakukan pengendoran pada U-head yang menopang

kayu-kayu gelagar. Setelah itu melakukan pembongkaran kayu optrade. Dan

yang terakhir adalah pembongkaran papan lantai bekisting. Setelah semua

dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah

dijangkau oleh alat angkut.

E. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai 2

Pelat Lantai merupakan tempat berlangsungnya segala kegiatan yang ada

dalam suatu ruangan, maka lantai harus mampu mendukungnya.

1. Pekerjaan Perancah Pelat lantai II

Langkah awal pada pelaksanaan pembuatan perancah pada proyek

pembangunan unit ruko adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akanskydex

business hub digunakan, bahan-bahan yang disediakan tersebut diletakkan pada

lantai I dengan rapi kemudian kayu landasan scaffolding diletakkan dekat pada

scaffolding yang akan dipasang nantinya. Dan seterusnya mendirikan

scaffolding di atas papan landasan dengan merangkaikan sokong dan

63

Page 64: Print Lisa Pkl OK

memasangkan pen pada scaffolding. Setelah pekerjaan tersebut selesai maka

seterusnya adalah menaikkan balok-balok kayu landasan bekisting ke atas

scaffolding dan mengatur letak posisi sesuai dengan letak rencana bekisting

balok dan pelat yang akan dipasang. Periksa danperbaiki kembali sokong-

sokong maupun scaffolding yang masih kurang baik.

Gambar 49 . Perancah Pelat Lantai

2. Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai II

Pada pelaksanaan pembuatan cetakan atau bekisting pelat lantai II yang

pertama dilakukan adalah penarikan benang sebagai patokan kedataran cetakan

atau bekisting pelat lantai. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan galang dan

alur tempat pemakuan triplek. Galang dan alur tersebut disesuaikan dengan lebar

dan panjang multiplek. Galang dan alur tersebut ditopang oleh perancah yang

telah dibuat sebelumnya. Galang dan alur yang berhubungan langsung dengan

bekisting balok dipasang dengan hati-hati. Setelah selesai yang seterusnya

dilakukan adalah memasang multiplek yang diletakkan dan diatur kedudukannya

diatas galang dan alur yang sudah dibuat. Kemudian multiplek dipaku pada

galang dan alur. Setelah selesai sambungan-sambungan atau pertemuan antara

multiplek diplaster plastik, supaya mendapat hasil yang lebih baik dan

sambungan tidak terlalu mencolok.

64

Page 65: Print Lisa Pkl OK

Gambar 50. Bekisting Pelat Lantai Menggunakan Multipleks 12 mm

3. Pekerjaan Penulangan

Pembesian pelat lantai mencakup pekerjaan-pekerjaan pemotongan,

pembengkokan, pemasangan tulangan wermesh dan pengikatan tulangan. Besi

yang di gunakan dalam pekerjaan Penulangan pada Proyek ini antara lain :

a. Besi tulangan Ulir Ø 9 mm

b. Kawat pedengan Ø 1,24 mm

c. Tulangan Wermesh Ø6 (2 lapis)

3.1 Pemotongan

Pada proyek ini pemotongan baja tulangan dilaksanakan di bengkel

kontraktor yang berada di lokasi proyek. Sebelum pemotongan, garis tengah

tulangan diperiksa dengan alat pengukur sehingga dapat diketahui luas

penampang yang sesuai dengan perencanaan proyek ini. Pemotongan baja pada

proyek ini menggunakan alat pemotong baja bar cutter yang digerakkan secara

electrik untuk baja-baja yang berdiameter kecil, maupun untuk baja yang

berdiameter besar. Pemotongan baja tulangan sesuai dengan panjang yang

diinginkan.

Gambar 51. Alat Pemotongan Besi (Bar Cutter)

3.2 Pembengkokan

65

Page 66: Print Lisa Pkl OK

Cara pembengkokan tulangan pada proyek ini adalah dengan

menggunakan alat Bar Bender, Alat untuk membengkokkan besi tulangan

sesuai dengan bentuk, sudut, ukuran yang diinginkan.

Gambar 52. Alat untuk membengkokkan besi(Bar Bender)

3.4 Merangkai Tulangan Pelat Lantai II

Langkah-langkah pekerjaan merangkai penulangan pelat lantai :

a. Memahami gambar kerja.

b. Mempersiapkan bahan dan alat-alat yang digunakan.

c. Kemudian tulangan bawah arah melintang dipasang terlebih dahulu,

selanjutnya tulangan bawah arah memanjang. Kedua tulangan diikat

dengan kawat bendrat, lalu dilanjutkan dengan pemasangan tulangan

atas.

d. Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah

dipasang kaki ayam yang diletakkan pada daerah tumpuan antara

tulangan atas dan tulangan bawah.

Gambar

53. Jaringan

Tulangan Lantai II

3.5

Penyetelan Tulangan

Pada proyek ini

tulangan balok distel lebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran.

66

Page 67: Print Lisa Pkl OK

a. Bekisting pelat lantai diberi tanda atau pada tulangan balok yang

diberi tanda dengan kapur pada jarak tertentu sesuai dengan gambar

kerja.

b. Setelah itu tanda pada tulangan sebagai penentu jarak tulangan.

c. Ikat tulangan-tulangan hingga membentuk jaringan tulangan.

Pengikatan hubungan batang tulangan dilakukan secara berselang atau

dengan cara melewatkan satu titik.

d. Kemudian dipasang pengganjal tulangan berupa beton tahu pada

jaringan tulangan.

e. Lalu baja-baja tulangan diberikan penahan (cakar ayam) pada jaringan

tulangan rangkap sebanyak 2 buah setiap meter persegi.

Gambar 54. Proses Penyetelan Tulangan Lantai II

4. Pekerjaan Pembersihan dan Penyiraman

Setelah pemasangan dan penyetelan tulangan pelat lantai selesai dan di

awasi oleh pengawas maka pengecoran dapat dilakukan. Namun sebelum

melakukan pengecoran hal yang perlu diperhatikan adalah pembersihan lokasi

pekerjaan dan penyiraman bekisting. Pada proyek ini pembersihan bertujuan

untuk membuang sisa-sisa kawat pengikat besi tulangan dan material-material

yang dapat mengakibatkan penurunan kekuatan beton. Pembersihan dilakukan

dengan menggunakan alat manual yaitu dengan besi magnet yang di ikat pada

sepotong besi yang berukuran kira-kira 1 m. Setelah lokasi pekerjaan benar-

benar bersih maka dilakukan penyiraman terhadap bekisting yang bertujuan agar

67

Page 68: Print Lisa Pkl OK

air semen tidak terserap pada saat pengecoran. Pada proyek ini penyiraman

dilakukan dengan slang plastik yang dialiri air dari sumur bor di lokasi proyek.

Gambar 55. Pembersihan Balok & Pelat Lantai II

5. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat Lantai II

1) Persediaan Bahan dan Alat

Sebelum melaksanakan pengecoran, hal-hal yang diperhatikan adalah

persiapan terhadap bahan-bahan dan peralatan yang akan dibutuhkan.

Bahan-bahan dan peralatan itu dalam keadaan yang bersih. Sebelum

melakukan pengecoran dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi

acuan dan tulangan apakah benar-benar sudah kokoh dan tulangan tidak

ada yang bergeser. Kemudian dilakukan pembersihan terhadap semua

ruangan yang akan diisi dengan beton dari kotoran-kotoran seperti debu,

sisa-sisa tulangan dan lain-lain. Dengan mengutip sisa potongan kawat

dan tulangan dengan magnet yang berserakan di bekisting, setelah selesai

kemudian menyemprotnya dengan kompresor yang bertekanan tinggi.

Acuan yang sudah terpasang disiram dengan air sampai penuh sehingga

air semen tidak diserap saat pengecoran.

2) Pengadukan

Pada proyek ini pengadukan beton dilakukan dengan ready mix dari

Dexton Beton, mutu beton yang digunakan adalah K-250 yang talah diuji

dengan alat yang dapat mengukur jumlah air, semen, pasir dan kerikil

yang dibutuhkan yang telah disetujui oleh pengawasnya. Selama

68

Page 69: Print Lisa Pkl OK

pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton diawasi terus oleh

pengawas.

Gambar 56. ready Mix

3) Pemeriksaan Slump

Perusahaan penyedia beton dalam hal ini Dexton beton menyiapkan

cetakan beton, pemeriksaan slump dilaksanakan di lokasi proyek dan

diketahui oleh Pengawas proyek dan perusahaan penyedia beton. Nilai

slump yang didapatkan melalui pengujian dilapangan oleh pihak Dexton

beton yaitu 12 cm.

Gambar 57. Uji Slump

4) Pengangkutan

Setelah selesai pengadukan beton oleh ready mix maka adukan itu siap

untuk disebarkan pada bagian-bagian yang telah ditentukan. Pada proyek

ini pengangkutan yang digunakan untuk menyalurkan beton sampai

kelantai empat bangunan adalah dengan menggunakan lift yang

69

Page 70: Print Lisa Pkl OK

didatangkan dari perusahaan Dexton Beton, dimana leher lift bisa

disambung-sambung apabila tempat yang ingin dicor terlalu tinggi dan

susah untuk dijangkau.

5) Pengecoran

Pada proyek ini pekerjaan pengecoran pelat lantai dan balok dilakukan

secara bersamaan, namun terlebih dahulu pengecoran dilakukan pada

balok kemudian mulai dari tepi pelat sampai ke tepi ujung pelat lantai

dengan tebal pelat lantai 12 cm dan diawasi oleh pengawas proyek.

Pengecoran dilakukan sejajar dengan tulangan pokok.

Gambar 58. Proses

Pengecoran Pelat Lantai II

6) Pemadatan

Setelah selesai pengecoran maka dilakukan pemadatan. Pemadatan

dilakukan dengan menggunakan alat tangan yaitu besi rojok. Pemadatan

ini dilakukan agar coran pada pelat lantai tersebut dapat merata hingga

sampai pada celah ataupun rongga-rongga yang kosong. Sejak

pengecoran dimulai, pekerjaan pemadatan ini dilanjutkan tanpa berhenti

sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang telah ditetapkan.

7) Meratakan Permukaan Ketebalan Beton

Setelah selesai pengecoran dan pemadatan maka pekerjaan berikutnya

meratakan permukaan lantai. Dimana pada proyek ini menggunakan

semen yang cepat kering yang ditaburkan pada lantai yang sudah dicor.

Untuk pengecoran konstruksi yang luas, kerataan permukaan dan

70

Page 71: Print Lisa Pkl OK

ketebalan beton dapat ditentukan dengan mistar pengukur, yang

diletakkan diatas papan yang diberi kaki. Bagian bawah mistar dibuat rata

dan tingginya sama dengan ketebalan konstruksi yang dicor. Mistar ini

dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, setelah ketebalan konstruksi

tercapai papan penyangga mistar dapat dipindahkan tempatnya dan bekas

kaki mistar dicor dengan beton sampai padat.

6. Pekerjaan Perawatan

Perawatan beton sangat berpengaruh pada tingkat keawetan dan kekuatan

bahan. Menurut Purwanto dalam Scrab (2009) apabila beton tidak mendapat

perawatan sama sekali maka akan mengakibatkan proses hidrasi semen akan

segera berhenti karena penguapan air dalam beton tidak tertahan sehingga

menyebabkan :

Retak-retak pada permukaan beton, akibat perbedaan suhu dan

temperatur antara suhu pada permukaan beton dengan suhu didalam

beton.

Timbul pori pada beton

Kekuatan dan keawetan beton akan menurun

Untuk mencapai pengerasan pada adukan beton yang sempurna maka air

didalam beton haruslah dicegah agar jangan sampai hilang. Perawatan beton

dapat dilakukan dengan cara Pembasahan atau penyiraman adalah

menggunakan air untuk memperkecil pengaruh suhu lingkungan, dan panas

hidrasi agar tidak terjadi kehilangan air yang banyak akibat penguapan.

7. Pekerjaan Pembongkaran

Bekisting dapat dibongkar bila beton dianggap telah mampu memikul

beratnya sendiri dan bahan-bahan yang bekerja padanya. Pada bangunan-

bangunan yang memerlukan pengawasan yang benar-benar ketat, kekuatan beton

tersebut harus ditujukan dengan hasil pemeriksaan dan perhitungan. Pengawas

ahli baru memberi ijin pembongkaran setelah memeriksa benda uji dan hasil-

hasil perhitungan tersebut.

71

Page 72: Print Lisa Pkl OK

Pembongkaran bekisting dan perancah dimulai dari tengah bentang

menuju tepi bentang yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya peralihan

gaya-gaya dalam rencana. Rencana/perhitungan serta lendutan secara tiba-tiba.

Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak beton

yang telah mengeras serta bekisting tersebut masih bisa digunakan untuk

pekerjaan selanjutnya. Dalam proyek ini pembongkaran perancah dan bekisting

pelat lantai adalah 10 hari setelah pengecoran. Alat yang digunakan pada saat

pembongkaran perancah dan bekisting antara lain :

1. Palu cakar

2. Linggis kecil

3. Tang atau kaka tua

Gambar 59. Pembongkaran bekisting

Langkah-langkah pembongkaran perancah dan bekisting pelat lantai III

adalah sebagai berikut :

1. Melepaskan sepatu kayu laut (sebagai perancah) hal ini dimaksudkan

agar kayu laut turun sehingga memudahkan pembongkaran

2. Membongkar gelang tengah

3. Membongkar balok tengah yang menuju pada gelagar

4. Membongkar gelagar induk dan anak

5. Membongkar pengaku balok

6. Membongkar bekisting balok

72

Page 73: Print Lisa Pkl OK

7. Membongkar multipleks/bekisting pelat lantai

8. Membongkar balok-balok yang tertumpu pada galang diantara dua

kolom

9. Membongkar galang-galang yang berada diantara dua kolom

Kayu-kayu tersebut dikumpulkan berdasarkan ukurannya. Hal ini

dikarenakan bekisting tersebut akan dipergunakan kembali untuk

pekerjaan beton selanjutnya.

F. Kendala-kendala yang terjadi dilapangan

Pada proyek pembangunan unit ruko “skydex bussines hub” ini, khususnya

pada proses pekerjaan tangga lantai 1dan pelat lantai 2 ditemukan beberapa kendala,

adapun kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:

1. Minimnya komunikasi yang dilakukan pihak konsultan sebagai perencana

dengan kontraktor yang membuat pembangunan sempat terhambat karena

proses pembangunan pondasi tangga pada pelat lantai 2 tidak sesuai dengan

gambar bestek yang telah direncanakan pihak konsultan, sehingga pada

pekerjaan plat diundur beberapa hari hingga masalah tersebut menemukan

titik tengah.

Solusi dari penulis untuk seluruh pelaksana kiranya memperhatikan jalannya

proyek pembangunan dengan serius dan jujur serta meningkatkan komunikasi

antar pelaksana agar proyek pembangunan ini berjalan dengan lancar dan

tepat waktu.

2. Kerusakan Pada Concrete Pump Truck yang sering menghambat kerja

pengecoran.

Solusi dari penulis, diharapkan kepada pihak Dexton agar selalu mengecek

Mesin dan alat sebelum melakukan pengecoran.

3. Tidak adanya perhatian dari pihak pengawas pada saat pihak dexton

melakukan uji slump dilapangan sehingga campuran yang uji slumpnya di

bawah ketentuan mutu beton masih diragukan kekuatannya.

Solusi dari penulis kepada pelaksana khususnya pengawas seharusnya

memperhatikan uji slump yang dilakukan oleh staff lapangan dari pihak

73

Page 74: Print Lisa Pkl OK

dexton agar mutu beton lebih terjamin kualitasnya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

74

Page 75: Print Lisa Pkl OK

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan Industri

(PKLI) yang telah dilaksanakan pada proyek Pembangunan Aula Dinas Pendidikan

Kab. Asahan ini adalah:

1. Struktur Organisasi di proyek pembangunan skydex business hub ini telah

sesuai dengan kajian teori, dimana struktur organisasinya telah disusun dengan baik

karena penempatan orang telah sesuai dengan keahlian yang dimiliki, meskipun

Quantity control di proyek ini tidak ada namun tugas-tugas dari quantity control

tersebut dikerjakan oleh pihak lain seperti bagian quality control, bagian logistic, dan

lainnya dengan kerja sama yang baik sehingga adanya kesatuan arah dan perintah

serta wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pihak untuk mencapai

tujuan organisasi dalam memberikan hasil yang efektif dan efisien dengan kualitas

tinggi dalam pembangunan proyek.

2. Pada proyek ini peralatan yang digunakan telah sesuai dengan kajian teori

dimana alat-alat yang biasanya digunakan utntuk pekerjaan tangga dan plat lantai

seperti Truck Mixer, Concerete Pump truck, Concrete mixer, Lift, Kereta sorong, dll

yang digunakan pada pekerjaan pengecoran, dan peralatan yang digunakan untuk

pekerjaan pembesian tulangan seperti bar bender dan bar cutter, serta peralatan

tangan digunakan untuk pembuatan bekisting .

3. Bahan – bahan yang digunakan dalam proyek ini yaitu; semen, pasir, kerikil,

air, tulangan, beton tahu, kawat beton, kayu, multipleks, serta bahan kimia tambahan.

Semen yang digunakan dalam proyek ini telah sesuai dengan SNI yakni jenis semen

Portland tipe I. Mutu beton yang digunakan adalah K50 dengan nilai slump 12 cm.

Baja tulangan pokok yang dipakai adalah produksi Baja Deli, untuk pekerjaan pelat

lantai dugunakan tulangan wermesh m6 – 2 lapis dan pada pekerjaan tangga

digunakan besi ulir D 10mm, D 8 mm dan D 13mm. Maka secara teori bahan –

bahan dan alat – alat yang digunakan dalam proyek pembangunan unit ruko “skydex

bussines hub” telah memenuhi syarat standar SNI.

75

Page 76: Print Lisa Pkl OK

4. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Tangga lantai 1

a. Pekerjaan Bekisting Tangga

Pekerjaan bekesting tangga meliputi Pemasangan perancah/scaffolding,

Pemasangan balok gelagar, Pemasangan papan bekisting pada badan

tangga,Pemasangan optrade/dinding anak tangga.

b. Pekerjaan Pembesian Tangga

Pekerjaan pembesian tangga, tulangan utama menggunakanbesiukuranD

13 - 15 . Pembesian pada anak tangga di buat berdasarkan gambar

optrade/dinding anak tangga yang telah digambar pada bagian dinding

tangga. Untung tulangan pada anak tangga ini menggunakan besi D8 – 15.

c. Pekerjaan Pengecoran Tangga

Pengecoran dengan beton ready mix dengan mutu beton fc’ = 25 mpa .

Pengecoran menggunakan alat Concrete Mixer.

d. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tangga

Pembongkaran dinding badan tangga dan optrade dapat dilakukan setelah

beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes

dilakukan setelah 14 hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.

4. Teknik Pelaksanaan Plat Lantai

a. Pekerjaan perancah dan bekisting pelat lantai

Angkah awal ialah mendirikan scaffolding di atas papan landasandengan

merangkaikan sokong dan memasangkan pen pada scaffolding. Setelah

pekerjaan tersebut selesai maka seterusnya adalah menaikkan balok-balok

kayu landasan bekisting ke atas scaffolding dan mengatur letak posisi

sesuai dengan letak rencana bekisting balok dan pelat yang akan

dipasang.lalau dipasang Bekisting Pelat Lantai Menggunakan Multipleks

12 mm.

b. Pekerjaan Penulangan

76

Page 77: Print Lisa Pkl OK

Pembesian pelat lantai mencakup pekerjaan-pekerjaan pemotongan,

pembengkokan, pemasangan tulangan wermesh m6 – 2 lapis dan

melakukan pengikatan tulangan dengan kawat beton serta pemasangan

cakar ayam.

c. Pekerjaan Pembersihan dan penyiraman

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat manual yaitu dengan

besi magnet yang di ikat pada sepotong besi yang berukuran kira-kira 1 m.

Setelah lokasi pekerjaan benar-benar bersih maka dilakukan penyiraman

terhadap bekisting yang bertujuan agar air semen tidak terserap pada saat

pengecoran. Pada proyek ini penyiraman dilakukan dengan slang plastik

yang dialiri air dari sumur bor di lokasi proyek.

d. Pekerjaan pengecoran tangga dan pelat lantai

Pada proyek ini pengadukan beton dilakukan dengan ready mix dari

Dexton Beton, mutu beton yang digunakan adalah K-250, setelah

dilakukan pengujian slump, pengecorang dilakukan dengan menyalurkan

beton sampai kelantai dua bangunan menggunakan lift. Setelah selesai

pengecoran dan pemadatan maka pekerjaan berikutnya meratakan

permukaan lantai.

e. Pekerjaan perawatan

Perawatan beton dapat dilakukan dengan cara Pembasahan atau

penyiraman adalah menggunakan air untuk memperkecil pengaruh suhu

lingkungan, dan panas hidrasi agar tidak terjadi kehilangan air yang

banyak akibat penguapan

B. SARAN

Beberapa saran yang dikemukakan penulis selama melakukan PKLI (Praktek

Kerja Lapangan Industri)di proyek pembangunan unit ruko “skydex bussines hub”

ini adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya masing-masing pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja dan

lebih mengutamakan keselamatan kerja.

2. Setiap pekerjaan seharusnya dikerjakan sesuai dengan gambar bestek.

77

Page 78: Print Lisa Pkl OK

3. Seharusnya dilakukan perawatan beton setelah dicor minimal 1 (satu) sampai

7 (tujuh) hari dengan cara menyiram dengan air bersih pada waktu suhu

dingin yang idealnya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.

4. Sebaiknya setiap alat dan bahan disimpan pada tempat yang lebih aman dan

lebih rapi sehingga mutu bahan tersebut tidak berkurang sewaktu dipakai dan

alat tidak gampang rusak.

5. Belum memperhatikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Sebaiknya

para pekerja dan tukang yang melakukan pekerjaan pembangunan unit ruko “

skydex bussines hub” ini menggunakan kelengkapan K3.

78