laporan ptk lisa

42
UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SDN KATIKAN I KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 oleh : Lisa Atik Suryaningsih 09141131/7D/PGSD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN

Upload: riskesusanti

Post on 24-Jun-2015

3.403 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan ptk lisa

UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN

MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA

SISWA KELAS IV SDN KATIKAN I KECAMATAN KEDUNGGALAR

KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

oleh :

Lisa Atik Suryaningsih

09141131/7D/PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2012

Page 2: Laporan ptk lisa

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih mulia selain mengucap puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Upaya Peningkatkan

Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber

Belajar pada Siswa Kelas IV SDN Katikan I Kecamatan Kedunggalar Kabupaten

Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, keturunanya, sahabat serta siapa saja yang

selalu mengikuti sunah tauladannya.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan laporan ini tidak

terlepas dari dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.H. Parji, M.Pd, selaku rektor di IKIP PGRI Madiun.

2. Bapak Drs.H.Ibadullah Malawi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen pembimbuing yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran, walaupun beliau sibuk namun tetap

bertanggung jawab dan professional dalam membimbing dan mengarahkan

penulis sampai penullisan laporan ini terselesaikan.

4. Bapak Suparno, S.Pd, selaku kepala SDN Katikan I Kecamatan kedunggalar,

Kabupaten Ngawi.

Page 3: Laporan ptk lisa

5. Teman-teman PGSD 7D yang selalu membantu, bekerjasama dan sumbang

saran dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

tetap mengharapkan kritik dan saran untuk kebaikan penulisan ini. Semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin.

Madiun, Januari 2013

Penulis

Page 4: Laporan ptk lisa

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 4

C. Batasan Masalah........................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 6

A. Kajian Teori.................................................................................. 6

1. Pengertian Menulis.................................................................. 6

2. Pengertian Puisi........................................................................ 7

3. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar....................................... 9

B. Kerangka Berpikir......................................................................... 12

C. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 13

Page 5: Laporan ptk lisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 14

A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 14

B. Subyek Penelitian.......................................................................... 14

C. Prosedur Penelitian....................................................................... 14

D. Pengumpulan Data ....................................................................... 19

E. Analisis Data ................................................................................ 19

F. Jadwal Penelitian.......................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 24

Page 6: Laporan ptk lisa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami gaya belajar peserta

didik dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran

peserta didik sehingga menjadi miliknya serta bertahan lama dalam

pikirannya. Dengan kata lain perlu disadari bahwa peserta didik merupakan

sumber daya manusia sebagai aset bangsa yang sangat berharga. Oleh karena

itu perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk mendapatkan

lulusan yang kreatif, inovatif, dan berkeinginan untuk maju melalui

pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya secara utuh

dan optimal.

Berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran antara lain: pembaharuan dalam kurikulum, perubahan dalam

menggunakan model pembelajaran dan lain-lain. Selama ini kegiatan

pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih berpusat kepada guru,

sehingga siswa cenderung kurang aktif. Banyak cara yang dapat dilaksanakan

agar siswa menjadi aktif, salah satunya dengan mengubah paradigma

pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai

pembimbing, motivator, dan fasilitator. Selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, siswa yang dituntut aktif sehingga guru tidak merupakan peran

utama pembelajaran.

Kenyataan yang ada adalah siswa hanya menerima pelajaran yang

diberikan oleh guru. Dan selama proses belajar mengajar berlangsung

keaktifan siswa sangat kurang. Hal ini menggambarkan belajar secara

tradisional dimana siswa hanya mendengar penjelasan guru sebagai satu-

satunya sumber. Sedangkan diketahui kemampuan guru terbatas dari segi

keterampilan maupun pengetahuan.

Page 7: Laporan ptk lisa

Pada pengajaran Bahasa Indonesia menurut pengamatan penulis

kondisi memprihatinkan terjadi dalam menulis puisi. Para siswa apabila

disuruh menulis puisi merasa kesulitan dan hasilnya kurang memuaskan. Guru

juga kurang memberikan perhatian yang penuh terhadap kemampuan menulis

puisi siswa. Hal ini disebabkan karena para guru lebih banyak menekankan

pada kemampuan bahasa Indonesia, khususnya pada tata bahasa.

Menulis di sekolah dasar sejak dini harus mulai diberikan dan dilatih

kepada murid-murid. Guru bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya aktif

dan peduli dengan kondisi pengajaran bahasa Indonesia yang saat ini

dirasakan sangat memprihatinkan. Dari aspek guru, menurut pengamatan

penulis kondisi di atas disebabkan masih banyaknya guru yang belum melatih

ketrampilan menulis atau kepada siswa. Dalam pengajarannya, guru belum

menyentuh aspek keterampilan menulis yang sebenarnya, tetapi masih

mengajarkan teori menulis.

Keadaan masing-masing sekolah dasar yang berbeda dari segi sarana

dan prasarana juga menjadi penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa di

sekolah dasar. Sarana dan prasarana yang sangat kurang, khususnya pada

penyediaan buku cerita anak-anak juga menyebabkan anak kurang mau

membaca. Akibatnya anak-anak kurang memiliki wawasan.

Faktor lain menurut penulis adalah penggunaan pendekatan

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar di sekolah dasar.

Masih banyak sekolah dasar yang menggunakan pendekatan yang kurang

mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya. Guru lebih banyak

mendominasi pembelajarannya. Dalam mengajarkan menulispun, banyak guru

yang sekedar hanya mengajarkan teori-teori tentang menulis. Kemampuan

menulis merupakan bentuk keterampilan murid-murid dalam menuangkan

gagasan, isi hati, ide-ide, pikiran-pikiran yang ada dalam dirinya. Dengan

banyak latihan menulis, para murid akan terampil dan mampu menulis.

Page 8: Laporan ptk lisa

Selain itu kondisi dalam diri siswa juga ikut menentukan berhasil

tidaknya guru dalam mengajarkan keterampilan menulis. Adanya keinginan

dan dorongan untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan baik.

Seseorang akan berhasil kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk

belajar.

  Oleh karena itu,  seharusnya tidak ada lagi guru yang  enggan

menggunakan media atau sumber pembelajaran karena alasan ketiadaan

biaya. Karena begitu  banyak jenis media  belajar  yang dapat kita peroleh

secara mudah dan murah di sekitar kita.  Yang diperlukan adalah kemauan,

kejelian dan kreatifitas kita dalam memilih dan mendayagunakan potensi

berbagai sumber dan media belajar yang ada di sekeliling kita. Sehingga

perlu dikembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan

siswa dalam menulis terutama menulis puisi.

Sumber belajar sebenarnya tidak harus memakai yang mahal. Bahan-

bahan sederhanapun bisa dijadikian sumber belajar yang berharga. Belajar

dengan meggunakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi

pada siswa. Fenomena yang dilihat sekarang ini sumber belajar yang tersedia

di lingkungan masih kurang dimanfaatkan sehinggan pelaksanaan proses

belajar mengajar kurang optimal yang lebih jauh mengakibatkan mutu

pendidikan yang diharapkan belum tercapai.

Sumber belajar sebagaimana diketahui adalah sarana atau fasilitas

pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses

belajar mengajar di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

guru sewajarnya menggunakan sumber-sumber belajar, karena pemanfaatan

sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar

mengajar. Dikatakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan

dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi

serta dapat memberikan perjalanan belajar yang konkret. Kemudian dapat

juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah

ditentukan dapat dicapai secara efisien dan efektif. Sumber belajar dapat

Page 9: Laporan ptk lisa

diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkan untuk

belajar, dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.

Lingkungan sebagai sumber belajar berada dalam ranah praktek bukan teori.

Pelaku pendidikan yang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajarnya

akan muncul kepermukaan sebagai guru kreatif, inspiratif, dan potensial.

Lingkungan menjadi motivasi instrinsik bagi pelaku pendidikan dalam

mengembangkan kompetensi kepribadiannya.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan mengadakan penelitian

dengan judul: “Upaya Peningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Dengan

Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Siswa Kelas IV

SDN Katikan I Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran

2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dalam penelitian ini

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kondisi kemampuan menulis puisi siswa di sekolah dasar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa.

3. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.

C. Batasan Masalah

Fokus masalah PTK ini adalah “upaya peningkatkan kemampuan

menulis puisi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada

siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar tahun ajaran 2012/2013”.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas banyak

permasalahan yang dapat dijadikan bahan kajian. Adapun masalah yang

dirumuskan : “Apakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis

Page 10: Laporan ptk lisa

puisi pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar Kabupaten

Ngawi tahun ajaran 2012/2013?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah

Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran dengan menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis

puisi pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar Kabupaten

Ngawi tahun ajaran 2012/2013”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya teori menulis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan

bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melatih

kemampuan siswa dalam menulis puisi khususnya dengan penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian dapat memberikan pengalaman dalam melatih

kemampuan menulis puisi.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan

bahan kajian penelitian lebih lanjut.

Page 11: Laporan ptk lisa

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Kemampuan setiap

individu berbeda-beda. Setiap kemampuan saling berhubungan membentuk

suatu tindakan. Akhmad Sudrajad membagi kemampuan menjadi 2 jenis,

yaitu : 1) actual ability adalah kecakapan nyata yang merupakan kecakapan

yang diperoleh karena belajar yang dapat segera didemonstrasikian atau diuji

sekarang. dan 2) potencial ability adalah kecakapan yang masih terkandung

dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan.

Henry Guntur tarigan ( 1986: 15) menyatakan bahwa menulis adalah

kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai

media penyampainya. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif,

Zulkarnaini, Sumarno ( 2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara

tertulis gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina

Syarif, Zulkarnaini, Sumarno ( 2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya

mengenai menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang

dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun

suatu hasil. Menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

untuk menghasilakan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y

Slamet( 2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan

kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues ( 1989: 1) writing is one

of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu

hal yang paling penting yang dilakukan di sekolah. Kemampuan menulis

yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan. Menurut Eric

Gould, Robert Diyanni dan William smith ( 1989: 18 ) menyebutkan writing

is a creative act, the act of writing is creative because its requires to

Page 12: Laporan ptk lisa

interpretor make sense of something : a experience, a text, an event. Menulis

adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan

pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan peristiwa.

M. Atar Semi (2007: 14) menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan

gagasan ke lambang-lambang tulisan. Menurut McCrimmon dalam St. Y

Slamet( 2008:141) menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan

perasaan mengenai sutu subjek, memilih-milih yang akan ditulis,

mementukan cara menulisnya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan

mudah dan jelas.

Menurut Raimes (1987) (dalam www.puskur.net) tujuan pembelajaran

menulis meliputi (1) memberikan penguatan (reinforcement), (2) memberikan

pelatihan (training), (3) membimbing siswa melakukan peniruan atau imitasi

(imitation), (4) melatih siswa berkomunikasi (communication), (5) membuat

siswa lebih lancar dalam berbahasa (fluency), dan (6) menjadikan siswa lebih

giat belajar (learning).

2. Pengertian Puisi:

Puisi dari bahasa Yunani kuno yaitu poiéo/poió = I create adalah seni

tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan,

atau selain arti semantiknya. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca

puisi sebagai berikut:

Ketepatan ekspresi/mimik

Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah

gerak air muka.

Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.

Kejelasan artikulasi

Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.

Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.

Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.

Intonasi atau lagu suara

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :

Page 13: Laporan ptk lisa

1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.

2. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi

menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah

mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.

3. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata. Unsur-unsur puisi

Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi

a. Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:

Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak

dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi

yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam

puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata

dapat. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,

keselarasan bunyi, dan urutan kata.

Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji

penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat

mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan

seperti apa yang dialami penyair.

Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang

memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan

kiasan atau lambang.

Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat

menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.

Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya

memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut

Page 14: Laporan ptk lisa

juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile,

personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,

pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,

totem pro parte, hingga paradoks.

Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan

akhir baris puisi. Rima mencakup:

a) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek

magis pada puisi Sutadji C.B.),

b) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,

persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi

bunyi [kata], dan sebagainya

c) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang

pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam

pembacaan puisi.

b. Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi terdiri dari

Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah

hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna

tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang

terdapat dalam puisinya.

Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga

berhubungan dengan tema dan rasa.

Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan

penyair kepada pembaca.

3. Lingkungan sebagai sumber belajar

a. Pengertian lingkungan

Devinisi lingkungan, jika dilihat secara makna lingkungan berarti

segala sesuatu benda baik hidup ataupun matiyang ada di sekitar kita.

Page 15: Laporan ptk lisa

Tujuan lingkungan sebagai sunmber belajar dalam proses belajar

mengajar, terkadang guru menampilkan sosok tiruan benda yang

sebenarnya yang dijadikian sebagai objek pelajaran, akan tetapi lebih

mengena apabila murid diajak langsung ke alam ( lingkungan).

Tujuan pemilihan lingkungan sebagai sumber belajar adalah sebagai

berikut:

1) Supaya kegiatan pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan,

siswa duduk berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih

tinggi.

2) Supaya hakikat belajar lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan pada

keadaan yang sebenarnya.atau bersifat alami.

3) Bahan-bahan yangdapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual

sehingga kebenarannya lebih akurat.

4) Kegiatan belajar siswa lebih lebih komprehensif dan lebuh aktif

sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,

bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemostrasikan,

menguji fakta dan lain-lain.

5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat

dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan

alam, lingkungan buatan dan lain-lain.

6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang

ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak

asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta

lingkungan.

b. Teknik penggunaan lingkungan

Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai

media dan sumber belajar:

1) Dengan survei, yakni siswa menginjungi lingkungan seperti

masyarakat setempat untuk mempelajari proses soail, budaya,

ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan

Page 16: Laporan ptk lisa

siswa melalui observasi, wawancara, dengan beberapa pihak yang

dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada.

2) Dengan berkemah, yakni siswa dapat menghayati bagaimana

kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana dan lain-lain.

3) Field trip atau karyawisata, yakni kunjungan siswa keluar kelas

untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari

kegiatan kurikulum di sekolah.

4) Praktek lapangan, yakni dilakukan sisa untuk memperoleh

keterampilan dan kecakapoan khusus.

5) Mengundang narasumber, yakni narasumber memberikan

penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa.

c. Jenis Lingkungan Belajar

Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam

proses pendidikan atau pengajaran secara umum dapat dikategorikan

menjadi tiga macam lingkungan belajar, yakni

1) Lingkungan sosial

lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi

manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi, sosial, adat

dan kebiasaan.

2) Lingkungan alam,

3) Lingkungan buatan.

d. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran memiliki

banyak keuntungan.   Beberapa beberapa keuntungan tersebut  antara

lain:

1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah

ada di lingkungan.

2) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus

seperti  listrik.

3) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi

lebih konkrit, tidak verbalistik.

Page 17: Laporan ptk lisa

4) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka

benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik  dan

kebutuhan siswa.  Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran

kontekstual (contextual learning).

5) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh

siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat

diaplikasikan langsung,  karena siswa   akan sering menemui  benda-

benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

6) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. 

Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung

dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

7) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di

lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan

dengan media yang dikemas (didesain).

 

Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita 

dapat tergugah  untuk  memanfaatkan semaksimal mungkin  lingkungan 

di sekitar kita   untuk  menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan

kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak

terbatas.  Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar 

untuk  berbagai mata pelajaran.  Kita tinggal memilihnya berdasarkan

prinsip-prinsip atau kriteria  pemilihan media dan menyesuaikannya

dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Masalah- masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN

Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi adalah kemampuan

siswa dalam menulis puisi masih rendah, karena siswa masih kurang kreatif

dalam membuat sebuah puisi. Hal ini disebabkan karena sumber belajar yang

digunakan masih kurang.

Page 18: Laporan ptk lisa

Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pasa siswa perlu

digunakan suatu inovasi. Inovasi tersebut adalah penggunaan lingkungan

sebagai sumber belajar. Tujuan dari penggunaan lingkungan sebagai sumber

belajar adalah untuk membantu dan memberikan kesempatan belajar yang

berpartisipasi serta dapat memberikan perjalanan belajar yang konkret selain

itu dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah

ditentukan dapat dicapai secara efisien dan efektif sehingga kemampuan

menulis puisi siswa dapat meningkat.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan ini adalah sebagai berikut :

o Jika siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar dibelajarkan

menulis puisi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

maka kemampuannya menulis puisi akan meningkat.

Page 19: Laporan ptk lisa

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Katikan I, Kecamatan

Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan

dimulai dari bulan febrari 2012 sampai bulan juni 2013. Penelitian ini

dilaksanakan di SDN Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi

karena kegiatan belajar mengajar dan kemampuan menulis puisi pada siswa

kelas IV perlu ditingkatkan terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Katikan I, Kecamatan

Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, semester 1, tahun pelajaran 2012/2013.

Dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Terdiri dari 12 siswa perempuan dan

8 siswa laki-laki.

C. Prosedur Penelitian

a. Rancangan Penelitian

Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas “Penelitian tindakan

kelas merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam

kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa dalam

penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi.

Page 20: Laporan ptk lisa

Rochiati Wiriaatmadja, (2009:13) mengemukakan bahwa

penelitain tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pemeblajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri.

Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas

Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini:

a. Tahap perencanaa (planning)

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini

dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara

berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan

pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan.

b. Tahap pelaksanaan (acting)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perncanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Page 21: Laporan ptk lisa

Menurut Supardi, (2006:99) Tahap pelaksanaan merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan

tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada

program yang telah dipersiapkan dan disepakati.

c. Tahap pengamatan (observing)

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan

berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan

pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer.

d. Refleksi (reflecting )

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan

dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan

tindakan.

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut :

a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat

penelitian.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas.

c. Menentukan pokok bahasan.

d. Menyusun silabus dan RPP.

e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal –

soal, pedoman penilaian, format penilaian.

2. Tahap Pelaksanaan (actuating)

Pertemuan I

a. Kegiatan awal

Page 22: Laporan ptk lisa

1. Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)

2. Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan)

b. Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan materi puisi dan menentukan topik dalam

pembelajaran yaitu tentang lingkungan sekitar.

2. Setelah siswa paham kemudian guru menjelaskan tata cara

pelaksanaan pembelajaran.

3. Siswa disuruh keluar kelas dan menyuruh siswa untuk melihat

pemandangan yang ada di luar.

4. Guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan yang ada di

sekolah tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi

sesuai dengan yang diamati.

5. Guru mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.

6. Setelah semua selesai guru menyuruh siswa untuk kembali

kedalam kelas dan kemudian mengumpulkan tugas pada guru.

7. Guru mengoreksi hasil kerja siswa.

c. Kegiatan akhir

1. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

2. Guru memberikan pesan moral.

3. Menanyakan kesan-kesan selama pe,belajaran.

4. Guru menutup pelajaran (salam)

Pertemuan II Pada Siklus II

b. Kegiatan awal

3. Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)

4. Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan)

b. Kegiatan inti

Page 23: Laporan ptk lisa

8. Guru menjelaskan materi puisi dan menentukan topik dalam

pembelajaran yaitu tentang lingkungan sekitar.

9. Setelah siswa paham kemudian guru menjelaskan tata cara

pelaksanaan pembelajaran.

10. Siswa disuruh keluar kelas dan menyuruh siswa untuk melihat

pemandangan yang ada di luar.

11. Guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan yang ada di

sekolah tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi

sesuai dengan yang diamati.

12. Guru mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.

13. Setelah semua selesai guru menyuruh siswa untuk kembali

kedalam kelas dan kemudian mengumpulkan tugas pada guru.

14. Guru mengoreksi hasil kerja siswa.

c. Kegiatan akhir

5. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

6. Guru memberikan pesan moral.

7. Menanyakan kesan-kesan selama pe,belajaran.

8. Guru menutup pelajaran (salam)

5. Tahap Pengamatan (observing)

Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan

pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan

pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang diteliti.

Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa

6. Refleksi

Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang diperoleh

untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya

apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain yang

menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.

Page 24: Laporan ptk lisa

SIKLUS II

Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan tahapan dalam

siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap

pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II akan mengalami

beberapa perubahan, didasarkan atas analisis perubahan dan analisis

refleksi pada siklus I. Perubahan yang dilakukan pada siklus II ini

dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan prestasi siswa dan

kreativitas.

D. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode atau

alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur yang

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ketepatan

penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis data pada

penelitian yang akan dikumpulkan.

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa macam teknik pengumpulan

data:

a. Tes

Muchtar Buchori (dalam Ibadullah Malawi, 2009:11) tes adalah suatu

percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil – hasil

pelajaran tertentu pada seseorang murid atau tidaknya.

Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengumpulan data dilakukan

untuk memperoleh data kognitif yaitu melalui tes secara individu.

b. Observasi

Menurut Tatag Yuli Eko Siswono (2008: 25) observasi merupakan

segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu

berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.

Page 25: Laporan ptk lisa

Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk

memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data

dilakukan dengan lembar observasi berbentuk cheklist.

E. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis

sebagai berikut:

a. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data

prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan

belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18)

Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%

∑ skor maksimal

Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70

sesuai dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Katikan I.

Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Ketuntasan klasikal = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 %

∑ seluruh siswa

Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila 70% dari

seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor

dan afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan

kelompok dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data

unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:

Page 26: Laporan ptk lisa

Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23)

Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100%

∑ skor maksimal

Kriteria pencapaian:

81%-100% : sangat aktif

61%-80% : Aktif

41%-61% : cukup aktif

21%-40% : kurang aktif

Sedangkan untuk Meningkatnya kreativitas siswa dalam

pembelajaran IPS yang dilihat adalah dalam membuat sebuah catatan

selama proses pembelajaran berlangsung dan dalam mengerjakan tugas

kelompok. Cara menghitung nilai keaktifan siswa berdasarkan lembar

observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut :

Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 90)

Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%

∑ skor maksimal

Kriteria pencapaian:

81%-100% = sangat baik

61%-80% = baik

41%-61% = cukup baik

21%-40% = kurang baik

Sedangkan untuk menghitung kreativitas siswa berdasarkan

observasi untuk tiap pertemuan adalah

Page 27: Laporan ptk lisa

Nilai=

∑ skoryangdiperoleh

∑ skormaksimalx100 %

Kriteria pencapaian:

81%-100% = sangat kreatif

61%-80% = kreatif

41%-61% = cukup kreatif

21%-40% = kurang kreatif

F .Jadwal penelitian

Tabel 3.1 Rincian Jadwal Penelitian

No

.

Jenis

Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni

Minggu ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan

judul

2. Pengajuan

proposal

3. Mengurus

surat ijin dari

fakultas

4. Penyerahan

surat ijin ke

sekolah

Page 28: Laporan ptk lisa

5. Mengatur

jadwal

penelitian

6. Siklus 1

a.Perencanaan

b.Pelaksanaan

c.Pengamatan

d.Refleksi

7. Siklus II

a.Perencanaan

b.Pelaksanaan

c.Pengamatan

d.Refleksi

8. Pengolahan

data

9. Penyelesaian

BAB I,II,III

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Laporan ptk lisa

Nurgiayantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.

Saddhano, Kundharu, St. Y Slamet, 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati.

Sudjana, Nana, Rivai, Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindo

Tarigan, Henry Guntur, 1992. Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung:

Angkasa

The Liang Gie, 2002. Terampil mengarang. Yogyakarta: Andi