Download - Print Lisa Pkl OK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, saat ini sedang giat-
giatnya melakukan pembangunan. Hal ini tentunya untuk mewujudkan Indonesia
sebagai Negara yang adil dan makmur bagi seluruh masyarakatnya. Bangunan
memiliki peranan kuat dalam kehidupan masyarakat dan seringkali mempengaruhi
aktifitas setiap individu. Sebagian besar dari hidup kita berada disekitar bangunan
seperti perumahan, kantor-kantor, rumah sakit, jalan, jembatan dan lain sebagainya,
sehingga mengakibatkan sektor bangunan memegang peranan penting dalam
meningkatkan kesejahtaran dan perekonomian suatu negara.
Suatu konstruksi gedung terdiri dari beberapa elemen struktur, yaitu elemen
struktur pondasi, elemen struktur kolom, elemen struktur balok, elemen struktur pelat
lantai dan sebagainya. Setiap elemen struktur tersebut mempunyai fungsi tersendiri
dan memikul beban yang berbeda-beda yang bekerja sesuai dengan arah beban,
tetapi akibat adanya hubungan saling mempengaruhi maka konstruksi dapat berdiri
kokoh.. Tangga dan plat lantai adalah bagian penting bagi sebuah bangunan. Tangga
adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai sarana untuk berpindah dari satu
lantai ke lantai di atasnya dengan menggunakan sejumlah pijakan yang sering disebut
dengan anak tangga. Sedangkan, Plat lantai merupakan bagian dari bangunan yang
mempunyai fungsi sebagai penahan beban yang meliputi beban hidup dan beban mati
yang bekerja pada plat tersebut.
Pembangunan konstruksi yang baik adalah sesuainya pelaksanaan dilapangan
terhadap perencanaan yang matang serta perhitungan yang tepat dengan harapan
konstruksi bangunan tersebut aman, efesien, kuat dan ekonomis. Terkadang pada
pelaksanaan yang dialami dilapangan dengan apa yang direncanakan banyak
mengalami penyimpangan dan keliru dapat menyebabkan bangunan menjadi lebih
cepat rusak misalnya adanya retak-retak pada plat lantai, maupun patah/ambruknya
konstruksi tangga hingga biaya yang dikeluarkan melebihi rencana anggaran yang
telah direncanakan dan lain-lain.
1
Kemampuan untuk mengaplikasi teori yang diperoleh dari bangku
perkuliahan kebidang konstruksi merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap mahasiswa, Maka dalam hal ini Program Studi S-1 Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan (UNIMED) mewujudkan hal
ini dengan adanya PKLI sebagai mata kuliah wajib untuk melaksanakan suatu
praktek kerja lapangan sehingga dapat mengetahui dan memahami keterkaitan antara
teori dan aplikasinya dilapangan.
Oleh karena itu, ditetapkan judul laporan berupa “ TEKNIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN TANGGA LANTAI I DAN PLAT LANTAI II
PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIT RUKO SKYDEX BUSSINESS HUB
TANJUNG MORAWA - MEDAN”. Dimana dalam laporan ini berisi tentang
teknik pelaksanaan pekerjaan tangga dan plat lantai sesuai dengan apa yang dilihat
dan diamati selama melakukan PKLI.
B. Tujuan PKLI
Tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui struktur organisasi proyek pembangunan unit ruko Skydex
Bussiness Hub Tanjung Morawa - Medan
2. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek
pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub Tanjung Morawa - Medan
3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek
pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub Tanjung Morawa - Medan
4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pekerjaan tangga lantai I dan pelat
lantai II pada proyek pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub Tanjung
Morawa - Medan
5. Untuk mengetahui perbandingan antara kajian teori dengan pelaksanaan
dilapangan pada proyek pembangunan unit ruko Skydex Bussiness Hub
Tanjung Morawa - Medan
2
C. Manfaat PKLI
Adapun manfaat PKLI adalah sebagai berikut :
1. Bagi pemilik proyek, kegiatan PKLI dapat dijadikan sebagai media
pemasaran
2. Bagi mandor dan tukang, kegiatan PKLI dapat menjadi bahan masukan bagi
untuk membandingkan antara teori yang diperoleh di universitas dengan
pekerjaan kegiatan pembangunan di lapangan.
3. Bagi mahasiswa, kegiatan PKLI dapat memperkenalkan tentang konstruksi
bangunan yang sebenarnya dan meningkatkan pengetahuan serta keahlian
mahasiswa di lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, khususnya pada
pelaksanaan pekerjaan tangga dan pelat.
4. Bagi pembaca, Laporan PKLI ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan bahan bacaan yang dapat menambah wawasan pembaca dibidang
konstruksi bangunan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Organisasi
Organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang
melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan
kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai
dengan yang telah direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik
diharapkan akan memberikan hasil yang efektif dan efisien dengan kualitas tinggi.
Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan
fisik yang memenuhi persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu
yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek-proyek
besar yang harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek dapat
memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut manajemen
konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer. Organisasi
yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terdapat tujuan yang jelas.
2. Tujuan organisasi harus di tangani oleh setiap orang didalamnya.
3. Tujuan organisasi harus di terima oleh setiap orang didalammya.
4. Adanya kesatuan arah.
5. Adanya kesatuan perintah.
6. Adanya kesatuan wewenang dan tanggung jawab yang besar.
7. Adanya pembagian tugas.
8. Struktur organisasi harus disusun seefisien mungkin.
9. Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
10. Adanya jaminan jabatan.
11. Balas jasa yang diberikan harus setimpal dengan jasa yang diterima.
12. Penempatan orang yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian manajeman dari struktur
organisasi yang ada didalamnya antara lain:
4
Pemilik proyek
Manager Proyek
Site Engineering Manager
Site Operational Manager
Site Administration Manager
Konsultan
Pelaksana
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
SDM
Quality Control
Quantity Surveyor
Arsitek
Kontraktor
Mandor Kepala Tukang Tukang Pekerja
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
keinginan untuk mendirikan suatu bangunan dan menyampaikan keinginannya
kepada pihak lain yang mampu melaksanakan proyek tersebut sesuai dengan
perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban
yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek. Berikut penjelasan mengenai
tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan :
5
a. Tugas Pemilik Proyek Atau Owner :
Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerja proyek.
Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan
proyek.
Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manejeman konstruksi (MK)
Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
b. Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner :
Membuat surat perintah kerja (SPK)
Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
Dalam melaksanakan kegiatan konstruksi seorang pemilik proyek dapat
meminta konsultan pengawas atau manajeman konstruksi untuk mengatur agar
proyek dapat berjalan dengan baik, sehingga owner tidak perlu repot memantau
setiap saat dan secara detail tentang bangunan yang dibangun. Namun owner dapat
membuat jadwal rapat mingguan atau bulanan untuk membahas proyek agar sesuai
dengan cita-cita dan keinginan yang diharapkan pemilik proyek. Misalnya suatu kali
owner menginginkan adanya perubahan desain dalam hal tambah kurang pekerjaan
seperti penambahan ruangan atau penguranan bentuk bangunan pada bagian tertentu
namun tetap berpedoman pada kontrak kerja konstruksi yang dibuat bersama
kontraktor sebelum memulai kegiatan pelaksanaan pembangunan sehingga tidak ada
pihak yang dirugikan.
Dalam memilih kontraktor mana yang akan diajak bekerja sama dalam
membangun sebaiknya menyesuaikan kualitas dan grade kontraktor agar dapat
mewujudkan bangunan berkualitas maksimal, dengan harga murah dan dalam waktu
6
yang singkat. Proses tender atau lelang proyek dapat dilakukan untuk dapat memilih
kontraktor terbaik yang akan dipilih untuk menyelesaikan pembangunan.
2. Project Manager
Project manager adalah orang yang bertanggung jawab atas berlangsungnya
kegiatan proyek.
Tugas dan tanggung jawab project manager antara lain:
a. Memimpin kegiatan lapangan dengan memanfaatkan sumber daya
perusahaan secara optimal dan memenuhi persyaratan baik mutu, biaya,
dan waktu yang telah ditetapkan.
b. Memimpin pengendalian kegiatan pelaksanaan di lapangan agar tercapai
proses dan hasil yang ditetapkan.
c. Membuat laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di lapangan.
3. Quantity Surveyor
Quantity surveyor / estimator pada perusahaan kontraktor bertugas
menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung maupun infrastruktur,
berikut ini beberapa tugas quantity surveyor pada kontraktor dalam pelaksanaan
proyek bangunan.
Tugas quantity surveyor pada kontraktor
a. Menghitung luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata,
plesteran, pasangan keramik, pekerjaan genteng dll.
b. Menghitung volume m3 pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai,
pekerjaan urugan tanah dll.
c. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium,
profil baja dll.
d. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan
informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek
pembangunan.
e. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa
pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan
7
untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan
pembangunan.
f. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan
bangunan.
g. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang
dihitung oleh estimator.
h. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari
apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas
quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau
menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.
i. kemampuan yang sebaiknya dimiliki oleh quantity surveyor dalam
melaksanakan pekerjaanya antara lain:
j. mampu mengoperasikan software autocad karena dengan ini pekerjaan
menghitung volume material bangunan akan lebih cepat dan teliti.
k. Dapat mengopersikan software microsoft terutama microsoft excel karena
akan sangat membantu dalam melaksanakan pekerjaan perhitungan volume
bangunan.
l. mengetahui berbagai macam rumus bidang luas dan volume bentuk
bangunan.
m. mempunyai sifat sabar dalam menghitung dan teliti dalam melaksanakan
perhitungan.
n. Tidak mudah mengeluh karena terjadinya perubahan item pekerjaan/ gambar
pelaksanaan yang menyebabkan diperlukanya pekerjaan perhitungan ulang
volume bangunan.
4. Quality Control
Kualitas bangunan yang baik merupakan harapan pemilik proyek yang
diamanatkan kepada kontraktor, oleh karena itu diperlukan seorang staf quality
control untuk memastika setiap item pekerjaan di proyek mampu diproduksi dengan
kualitas maksimal sesuai dengan standar perusahaan akan kualitas produk bangunan.
Berikut ini beberapa tugas quality control pada proyek bangunan.
8
Tugas quality control proyek bangunan, adalah sebagai berikut :
a. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk
intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau
owner untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai
dengan criteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.
b. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana,
sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan atau pemngadaan material yang mempengaruhi mutu hasil
pekerjaan dilapangan.
c. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status
kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah
melihat kualitas bahan.
d. Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan
pengecekan pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu
yang kurang baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat
menyebabkan biaya tambahan.
e. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
f. Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material
bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material
terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.
g. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.
5. Humas (SDM)
Tujuan utama dari humas didalam suatu proyek adalah menciptakan,
mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi/perusahan dalam pelaksanaan
pembangunan di proyek tersebut.
Adapun fungsi humas, antara lain :
9
a. menumbuhkan dan mengmbangkan hubungan baik antara perusahaan
dan kegiatan proyek dengan masyarakat.
b. menunjukkan I’tikad baik dari perusahaan dengan masyarakat serta
mencegah konflik dengan adanya kegiatan pembangunan.
c. meningkatkan rasa saling hormat dan tanggung jawab social dengan
menjalin kommunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat
sekitar.
6. Site Supervisor
Tugas dan tanggung jawab site supervisor antara lain:
a. Memberikan saran-saran perbaikan apabila terjadi penuruan kemajuan
atas proses dan pencapaian hasil sesuai dengan volume pekerjaan yang
dikerjakan oleh kontraktor dan mengacu pada time schedule.
b. Bertanggung jawab atas kualitas pelaksanaan baik tenaga kerja, material
maupun peralatan
7. Accounting/Bendahara
Accounting berfungsi penanggung jawab masalah-masalah keuangan,
akuntansi/pembukuan secara benar dan tepat waktu. Tugas administrasi pembukuan
adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media
pembukuan secara benar dan tepat waktu.
b. Melakukan penelitian kembali untuk menyakinkan kebenaran/ketetapan
yang telah dilakukan.
c. Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah ditetapankan,
dimintakan pengesahan pada pejabat yang berwewengan dan
mengirimkannya kepada pihak-pihak yang memerlukan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
d. Mencocokkan buku bank dan rekening yang diterima dari bank.
e. Mencocokkan verifikasi seluruh dokumen traksi pembayaran dan
mengurus masalah-masaloah perpajakan dan asuransi.
10
f. Melaksanakan penutupan proyek secara administrative dan
mengendalikan kas bon/uang muka/ kas kecil.
g. Menyiakan, mengevaluasi, mengikuti realisasi, mengudate rencana,
penerimaan, dan pengeluaran proyek.
h. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak lain, memeriksa kelengkapan
tagihan dan tanda terima.
i. Melaksanakan penagihan kepada pihak luar dan pemberian tugas atas
prestasi proyek yang telah dicapai.
j. Membuat Daftar Upah Borongan (DUP) dengan dasar Laporan
Pengeluaran Baran (LPB).
k. Mengurus masalah-masalah kepegawaian, seperti : kebutuhan tenaga
kerja proyek. Asuransi-asuransi lain yang dipersyaratkan dalam proyek.
l. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan perjalanan dinas
bagi personal proyek.
m. Bertanggung jawab atas terlaksananya sistem manajemen jaminan
kualitas (Quality Assurance).
n. Membina staff di lingkungan unitnya, guna peningkatan kinerjanya dalam
mendukung visi perusahaan.
Administrasi / pembukuan bertanggung jawab keada direktur atas
terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.
8. Logistik
Logistik proyek adalah suatu kegiatan profesi yang ada dalam rangkaian
struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan penyaluran
material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan. Tugas logistic proyek ada
beberapa macam yang jika dilaksanakan dengan baik diharapkan kegiatan pelaksana
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini beberapa tugas yang
dilakukan :
a. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
11
b. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan
dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehngga bisa mendapatkan harga
material termurah pada supplier terpilih.
c. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga daat tertata rapi dan terkontrol dengan
baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.
d. Membuat label keterangan keluar masuknya barang serta bertanggun jawab
atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan.
e. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material
tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi persyaratan mutu
spesifikasi bahan dalam kontrak konstruksi.
f. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah
menjadi standar perusahaan kontraktor.
g. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah
melalui control kualitas bahan oleh kuality kontrol.
h. Menyusun macam-macam laporan logistic yang diminta oleh perusahaan.
i. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.
9. Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan hukum
yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksanaan untuk melakukan
perencanaan. Konsultan perencanaan arsitektur yang ditunjuk oleh owner, berada
langsung di bawah owner karena memegang peranan penting untuk perencanaan
awal/konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan. Tugas untuk konsultan
perencana adalah :
a. Membantu pemilik proyek dalam merencanakan proyek dan persiapan
dokumen kontrak.
b. Mengatur dan menyelenggarakan pekerjaan – pekerjaan pengukuran,
penelitian, dan perencanaan teknis dalam proyek.
12
c. Membuat gambar dari konstruksi, spesifikasi, peraturan dan estándar yang
harus dipenuhi.
d. Membuat perhitungan – perhitungan mengenai volume pekerjaan.
e. Membuat rencana anggaran biaya konstruksi yang akan dibangun.
f. Memberikan penjelasan – penjelasan mengenai pekerjaan dan pelaksanaan
konstruksi fisik.
Konsultan perencana bertanggung jawab secara kontraktor terhadap pemilik
proyek, konsultan perencana juga harus mempunyai hubungan koordinasi dan
informasi yang baik terhadap proyek.
10. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa
badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya
masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-
lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan
efesien.
Konsultan pengawas dalam suatu proyek yang mempunyai tugas sebagai
berikut :
Menyelanggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek
Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek.
Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan
Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai denan harapan pemilik proyek namun
tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.
13
Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai berikut :
Memperingatin atau menegur pihak pelaksanaan pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksanaan proyek tidak
memerhatikan peringatan yang diberikan.
Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksanaan proyek.
Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shodrawin pelaksana proyek.
Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site
Instruction)
Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan
kontrak kerja yang telah diseakati sebelumnya.
Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek bangunan dengan skala
besar seperti gedung bertingkat tinggi, bagian ini bisa merangka dalam hal
Managemant Kontruksi ( MK ) namun perbedaannya adalah MK mengelola jalannya
proyek dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai berakhirnya proyek sedangkan
konsultan pengawas hanya bertugas mengawasi jalannya pelaksanaan proyek saja.
Dalam kondisi nyata dilapangan diperlukan kerjasama yang baik antar konsultan
pengawas dengan kontraktor agar bisa saling melengkai dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Misalnya kontraktor dibatasi
oleh waktu dalam melaksanakan pekerjaan jadi akan sangat terpengaruh dari proses
aproval material atau shop drawing dari konsultan pengawas.
11. Pelaksana (Kontraktor)
Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahlian. Atau dalam defenisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawaran telah diterima dan telah diberi surat
penujukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborong kerja dengan
pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pemilik proyek (Owner)
memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksanakan pekerjaan diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat
berkonsultasi seacara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi
14
dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontak perjanjian
pemborongan.
b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan
harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara
lain:
Pelaksana pekerjaan
Prestasi kerja yang dicapai
Jumlah tenaga kerja yang digunakan
Jumlah bahan yang masuk
Keadaan cuaca dan lain-lain.
Adapun kewajiban di lapangan adalah pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan secara langsung sesuai dengan dokumen perjanjian yaitu ;
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang
telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan
pekerjaan.
b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah
disepakati.
d. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan
dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
e. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan
yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan
material ke tempat pekerjaan.
f. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan
15
memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang
memerlukan tambahan waktu.
g. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
12. Mandor
Mandor merupakan suatu rantai penting antara pengelola lapangan dan
tukang serta pimpinan kelompok kerja yang langsung berhubungan dengan pekerja :
a. Mengurus masalah pemburuhan.
b. Menerima masukan mengenai hal – hal yang dibutuhkan oleh tukang.
c. Mengkoordinasikan tukang yang bekerja.
d. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang berada di bawah ruang
lingkup dengan yang ditugaskan.
13. Tukang
Tukang adalah orang – orang yang ahli dalam suatu pekerjaan tertentu.
Dalam proyek terdapat tukang batu, tukang besi, tukang kayu, dan tukang cat. Tugas
dan tanggung jawab tukang adalah :
a. Mempunyai tanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab kepada mandor atas pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Mengerjakan pekerjaanya sesuai dengan job sheet pekerjaan di
lapangan.
d. Membantu mandor jika ada hal yang diperlukan mengenai pekerjaan
yang bersangkutan.
e. Bertanggung jawab atas pekejaan yang dilakukan para pekerja yang
berfungsi membantu pekerjaannya.
14. Pekerja
Pekerja merupakan orang-orang yang ditunjuk untuk membantu tukang
dalam melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan. Pekerja bertugas untuk
menyediakan segala bahan dan alat yang diperlukan tukang. Dengan adanya struktur
16
organisasi yang jelas dan formal maka masing-masing komponen dapat bekerja
dengan maksimal dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan efesien.
B. Alat
Alat yang umum digunakan dalam suatu proyek pembangunan elemen
struktur antara lain :
1. Truk (Truck)
Truck adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan material yang
diperlukan dalam suatu proyek dari tempat penyimpanan ke proyek. Dalam industri
pertambangan khususnya pertambangan terbuka (open pit mining) truk digunakan
untuk memindahkan material hasil tambang maupun material tanah penutup barang
tambang.
Ada beberapa jenis truck yang memungkinkan untuk digunakan dalam
pembangunan sebuah ruko antara lain adalah :
1. End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan
muatan ke belakang
2. Side-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping
3. Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke
samping.
Gambar 1 . Truck
17
2. Lift
Lift adalah alat yang berfungsi mengangkut campuran beton pada arah
vertical. Lift digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan pengecoran yang dilakukan
pada pekerjaan plat lantai, balok, dan tangga ,dimana pengecoran tersebut biasanya
menggunakan ready mix yang di angkut menggunakan mixer truck.
Gambar 2. Lift
3. Generator (Genset)
Pemenuhan tenaga listrik untuk keperluan proyek digunakan generator.
Pasokan tenaga listrik ini digunakan untuk penggunaan jet pump, pengelasan,
penerangan sementara dan keperluan lainnya.
Gambar 3. Generator
18
4. Pemotong dan Pembengkok Besi (Bar Cutter dan Bar Bender)
Digunakan untuk memotong memotong besi sesuai dengan panjang yang
diinginkan. Cara kerja alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan kedalam
gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik baja
tulangan akan terpotong. Pemotongan baja tulangan yang mempunyai diameter besar
dilakukan satu per satu. Sedangkan baja tulangan yang diameternya lebih kecil,
pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari
alat.
Gambar 4. Bar Cutter dan Bar Bender
5. Molen (Concrete Mixer)
Molen dipergunakan sebagai alat pengaduk beton dengan maksud
mengurangi tenaga manusia dalam pengadukan beton dan mempercepat pengerjaan
pengecoran beton. Pengadukan beton dengan molen akan lebih terjamin bila
dibandingkan dengan pengadukan menggunakan tenaga manusia. Sehingga mutu dan
kualitas beton akan lebih baik. Pengadukan dengan molen akan membuat campuran
beton lebih homogen (merata). Mesin molen juga terbagi menjadi beberapa jenis
menurut kapasitas yang dapat dicampur di dalam tabung mixer.
Gambar 5. Mixer
19
6. Vibrator
Vibrator adalah alat yang digunakan untuk memadatkan beton basah pada
saat dimasukan kedalam cetakan atau yang dikenal dengan proses pengecoran.
Gambar 6. Vibrator
7. Kereta Sorong
Kereta sorong digunakan untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak terlalu
berat seperti waktu pengecoran, misalnya mengangkut coran yang keluar dari mixer,
ataupun untuk mengakut batu bata, pasir ataupun material lainnya.
Gambar 7. Kereta Sorong
20
8. Peralatan Tangan (Hand Tools)
Peralatan tangan yang sering digunakan tukang pada pekerjaan tangga dan
plat yakni:
1) Sendok spesi
Sendok spesi digunakan untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada
pemasangan bata.
Gambar 8. Sendok Semen
2) Martil / Palu
Martil atau palu digunakan untuk memaku dan mencabut paku,
memperbaiki suatu benda dan menghancurkan suatu obyek.
Gambar 9. Martil
3) Sekop
Sekop digunakan untuk mengaduk campuran beton dan mengambil pasir.
Gambar 10. Sekop
21
4) Ember
Ember digunakan untuk mengambil air, tempatspesi, ember juga berfungsi
sebagai tempat peralatan tukang.Ini digunakan agar alat yang digunakan
pada saat pekerjaan dilaksanakan tidak berserak.
Gambar 11. Ember
5) Meter
Meter digunakan untuk mengukur nahan yang digunakan sesuai dengan
yang diinginkan.Meter digunakan untuk pekerjaan pengukuran panjang
pada pelaksanaan pekerjaanbangunan, mengukur tinggi, lebar, panjang
tulangan balok yang akan dipasang.
Gambar 12. Meter
6) Cangkul
22
Cangkul digunakanuntuk mengaduk campuran beton agar campuran
menjadi rata.
Gambar 13. Cangkul
7) Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong papan, kayu, maupun triplek sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
8) Siku
Siku dibuat dari kayu atau logam yang digunakan untuk membuat sudut
900 antara dua buah garis atau bidang rata yang saling berpotongan. Alat
ini membentuk sudut siku dan dilengkapi dengan garis – garis ukuran
dalam cm.
23
Gambar 15. Siku
9) Tang Kawat
Alat ini digunakan untukpekerjaan penulangan balok pada saat pengikatan
antara tulangan sengkang dan tulangan pokok, yaitu dengancara melilitkan
kawat pengikat dengan kedua tulangan lalu mengikatkan kawat tersebut
dan memutarnya, inidibuat agar tulangantidakmengalamipergeseran.
Gambar 16. Tang Kawat
C. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan tangga dan plat
lantai adalah:
1. Semen
Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah
berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan penting dalam reaksi
kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat
mencegah perubahan-perbahan volume beton setelah pengadukan selesai dan
memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.
24
Gambar 17. Semen
Adapun sifat-sifat semen yang terdapat diindonesia adalah sebagai berikut:
a. Semen tipe I
Tipe I, semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan
persyaratan khusus seperti jenis lainnya.
b. Semen tipe II
Tipe II, semen portdland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
c. Semen tipe III
Tipe III, semen pordland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan
awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikat terjadi.
d. Semen tipe IV
Tipe IV, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas
hidrasi yang rendah
e. Semen tipe V
Tipe V, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
yang tinggi terhadap sulfat.
Adapun sifat-sifat semen Portland adalah sebagai berikut:
a. Warna
Semen Portland tanpa campuran bahan lain memiliki warna abu-abu kehijau-
hijauan, tetapi setelah semen Portland mengeras berubah menjadi warna abu-
abu kebiru-biruan.
25
b. Berat Jenis
Semen Portland sebelum dan sesudah mengeras memiliki berat jenis memiliki
berat jenis berlainan, hal ini berada pada keadaan dapurnya dan ketelitian
waktu pembuatannya. Pada umumnya berat jenis semen Portland berkisar
antara 3,12 – 3,25 dan angka ini lebih tinggi dari berat jenis bahan pengikat
lainnya.
c. Pengikat
Semen Portland jika dicampur dengan air akan menjadi lembek seperti bubur
dan akan mengeras dalam waktu tertentu. Antara senyawa-senyawa semen
dan air terjadi suatu reaksi yang menyebabkan adanya pengikat antara semen
dan air tersebut.
Semen yang dapat digunakan dalam campuran beton adalah semen yang
memenuhi standarisasi nasional Indonesia (SNI ) dan juga persyaratan sebagai
berikut :
a. Penyimpanan semen harus di tempat yang kering dengan lantai
terangkat, bebas pengaruh air dan tanah, dan menurut urutan
pengiriman,
b. Semen harus disimpan secara baik,
c. Semen yang telah menggumpal/membatu atau yang telah disimpan lebih
dari 60 hari tidak boleh digunakan,
d. Semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah untuk
diperiksa,
e. Semen harus dilindungi sebaik-baiknya dari pengaruh cuaca dengan
ventilasi secukupnya.
2. Agregat
26
Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi sangat
tinggi. Berdasarkan pengalaman, komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70%
dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi
karena komposisinya yang cukup besar, agregat inipun menjadi penting. Karena
itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan sifat mortar atau
beton yang akan dihasilkan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam
atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat
dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus.
Batasan antara agregat halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin imu yang
satu dengan yang lainnya, meskipun demikian, dapat diberikan batasan ukuran
antara agregat halus dan agregat kasar yaitu: 4.80 mm (British Standard) atau
4.75 mm (Standard ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya
lebih besar dari 4.80 mm (4.75mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih
kecil dari 4.80 mm (4.75mm).Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4.80 mm
dibagi lagi menjadi dua: yang berdiameter antara 4.80-40 mm disebut kerikil
beton dan yang lebih dari 40 mm disebut kerikil kasar. Agregat yang digunakan
dalam campuran beton biasnya berukuran lebih kecil dari 40 mm. Agregat yang
ukurannya lebih besar dari 40mm digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya,
misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan tanah, bronjong, atau
bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir dan agregat
kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak dan lainnya.
Secara umum agregat adalah unsur beton berupa butir-butir mineral yang
diperoleh dari hasil disintegrasi alami batuan atau proses pemecahan batuan
ditinjau dari ukurannya, agregat terdiri dari dua macam yaitu:
a. Agregat halus
Agregrat halus adalah agregrat yang semua butirnya menembus ayakan
berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0
mm (BS.812,1976).
27
b.Agregat kasar
Agregrat kasar adalah agregrat yang semua butirnya tertinggal di atas ayakan
4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm
(BS.812,1976).
Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah
sebagai berikut:
a) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
b) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan
jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur
adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat
c) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di
cuci.
3. Air
Secara umum air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli,asam,alkali,garam,bahan
organik,atau bahan-bahan lainya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
Air pencampur yang digunakan pada beton atau pada beton yang didalamnya
tertanam alumunium,termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat ,tidak
boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. Air yang
tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton.
Menurut British Standart ( BS 3148-80) air yang dapat digunakan untuk
campuran beton adalah air yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Konsentrasi garam – garam anorganik tidak melebihi 500 ppm.
b. Konsentrasi NaCl dan Sulfat maksimu 20000 ppm
c. PH air tidak boleh melewati 3,00
d. Konsentrasi basa tidak lebih tinggi dari 0,5 % dari berat semen
e. Kadar gula tidak lebih dari 0,2 % berat semen.
f. Kandungan minyak tidak melebihi 2 %.
28
g. Tidak mengandung rumput laut, Zat anorganik, lanau, bahan terapung dan
limbah industri.
Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002, Air yang dapat digunakan dalam proses
pencampuran beton adalah sebagai berikut :
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
1) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
2) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C
109 ).
4. Baja Tulangan
Tulangan adalah suatu sistem struktur yang memberi perkuatan yang
mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul dalam sistem yang
berupa batang baja. Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada
tetrapod, bolder, lantai, dermaga, balok memanjang, balok melintang dan
29
penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari karat, sisik
dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang
digunakan adalah Ø 8, Ø12, Ø19, Ø25. Penempatan rebar atau baja tulangan di
didalam suatu penampang beton terutama untuk menahan gaya tarik yang bekerja
pada penampang tersebut.
Ada dua jenis baja tulangan yaitu :
a. Tulangan polos (plain bar)
Tulangan polos adalah batang prismatik berpenampang bulat, persegi,
lonjong, dan lain – lain yang mempunyai permukaan licin.
Gambar 18. Besi Polos
Dalam pelaksanaan konstruksinya, beton bertulang paling banyak
dipergunakan bentuk bulat, karena baja bulat banyak terdapat diperdagangan
dan cara mengerjakannya sangat mudah. Menurut normalisasi baja bulat
mempunyai ukuran yaitu Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14, Ø16, Ø19, Ø22, Ø25,
Ø28, Ø32, Ø36, Ø40, Ø45 dan Ø50mm. Baja tulangan tersedia dalam
beberapa macam diamater, tetapi karena ketentuan SNI hanya
memperkenankan tulangan polos digunakan untuk sengkang dan tulangan
spiral.
b. Tulangan ulir (deformed bar).
Tulangan ulir adalah batang prismatik atau puntir yang permukaannya diberi
rusuk – rusuk terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang
dengan rusuk antara rusuk – rusuk tidak lebih dari 0,7 kali garis tengah
pengenalnya. Tujuan diberikan pemberatan batang yang diprofilkan, yaitu
30
untuk mendapatkan pelekatan lebih besar antara beton dan baja. Dengan
membuat permukaan batang tidak licin.
Gambar 19. Besi Ulir
Sebagian besar baja tulangan yang ada di Indonesia adalah produksi
Krakatau Steel, Yang umumnya berupa tulangan polos untuk baja lunak, dan
tulangan ulir untuk baja keras.
Berdasarkan ketentuan SNI T – 15 – 1991 – 03 Pasal 3.5, baja tulangan ulir lebih
diutamakan pemakaian untuk batang tulangan struktur. Persyaratan yang harus
dipenuhi oleh baja tulangan ulir antara lain :
a. Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekuivalen dengan
JIS G.3112.
b. Baja tulangan ulir yang mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 kN/cm2
boleh dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan
0,30%.
c. Baja tulangan beton yang dianyam harus memenuhi ASTM A184
Specification for Fabricated Deform Steel Bar Mats for Reinforcement.
5. Pipa
Untuk pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor pada proyek pembangunan
Perumahan Grand Menteng menggunakan pipa PVC dengan ukuran ∅ 1 /2 ,
∅ 5 /8 , 2.5 m∅ , dan ∅ 1.5 mm.
31
Gambar 20. Pipa
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat adalah kawat yang digunakan untuk mengikat baja tulangan
dan konstruksi beton bertulang. Kawat pengikat ini terbuat dari besi lunak
(lembek) yang terlebih dahulu dipijarkan dan tidak disepuh seng dengan garis
tengah minimum 1mm.
Gambar 21. Kawat Beton
Kawat pengikat ini tidak boleh berkarat, harus disimpan bebas dari pengaruh
air, sebab apabila kawat berkarat maka kawat tersebut akan mudah patah.Kawat
baja pengikat digunakan untuk mengikat baja tulangan satu dengan lainnya agar
bentuk rangka tulangan tidak berubah. Kawat yang didatangkan masih berbentuk
gulungan.Sebelum kawat digunakan maka gulungan kawat harus dibuka lalu
dipotong-potong sesuai dengan kebutuhannya dengan menggunakan kaka tua
(tang).
7. Kayu, Papan dan Multiplek
Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik penyangga
cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi yang
32
baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Kayu digunakan sebagai perancah dan penguat
bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu
dan sifatnya sementara, maka dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu
tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang akan diterima. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam penggunaan kayu khususnya untuk cetakan bekisting
seperti, kayu harus berkualitas baik, tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah
serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa balok, papan tripleks atau
multiplex.
Standar ukuran kayu lapis dalam perdagangan yaitu :
244 x 122 x 0,4 cm (tripleks)
244 x 122 x 0,6 cm (tripleks)
244 x 122 x 0,9 cm (tripleks)
213,5 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks jati)
213,5 x 94,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil)
183 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil)
244 x 122 x 1,2 cm (multipleks)
244 x 122 x 1,4 cm (multipleks)
244 x 122 x 1,5 cm (multipleks)
244 x 122 x 1,8 cm (multipleks)
244 x 122 x 2,4 cm (multipleks)
Kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan kualitas yang baik yaitu
kayu yang digunakan harus lurus dan tidak terdapat cacat berupa retak – retak
dimensi penampang kayu harus sesuai rencana kelas dan jenis mutu kayu harus
sesuai dengan penggunaan agar kualitas kekuatan terjamin.
8. Bahan Tambahan (admixture)
Admixture atau bahan tambahanadalah bahan – bahan yang ditambahkan
kedalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi
dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat – sifat dari beton agar menjadi lebih
cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.
Penggunaan bahan tambahan zat adiktif untuk beton juga diperlukan untuk
meningkatkan performa beton.
33
Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral yaitu :
a. Memperbaiki kinerja workability
b. Mengurangi panas hidrasi
c. Mengurangi biaya pekerjaan beton
d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
e. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
f. Mempertinggi usia beton
g. Mempertinggi kekuatan tekan beton
h. Mempertinggi keawetan beton
i. Mengurangi penyusutan
j. Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton
D. Tangga
1. Pengertian Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua
tingkat vertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga dapat bersifat permanen
maupun non permanen. Tangga permanen biasanya digunakan untuk
menghubungkan:
• dua bidang horisontal pada bangunan
• lantai bangunan yang berbeda
Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang
sama. Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan
dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi
injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan
tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga
ini misalnya seperti yang kita temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran,
"tangga monyet", dsb. Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai
bidang horisontal yang lebih tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu
sehingga bisa dipindahkan / disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga
lipat.
Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada rumah
atau bangunan-bangunan publik perlu dirancang sebagus dan senyaman mungkin.
34
Fungsi dari tangga sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lantai
tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam perencanaan tanggapun perlu kita
perhatikan sudut tangga supaya nyaman, efesien dan mudah dijalani, termasuk dari
kemiringan tangganya itupun sendiri. Kemiringan tangga yang ideal ± 40, karena
pada waktu menjalaninya tidak terasa lelah pada waktu arah naik, serta tidak
berbahaya pada waktu arah turun dari tangga. Beberapa hal yang harus diterapkan
dalam merencanakan konstruksi tangga secara umum yaitu :
1. Direncanakan dan dipasang berdasarkan zoning yang mudah dijangkau oleh
setiap orang
2. Pada daerah tangga harus mendapat penerangan yang cukup terutama pada
siang hari
3. Tangga mudah dijalani atau digunakan
4. Kuat, nyaman, sederhana dan layak untuk dipakai.
5. Pada saat digunakan tangga tersebut terasa nyaman, menyenangkan dijalani,
maka ukuranOptrade (tegak) dan Aantrede (mendatar) harus sebanding.
2. Bahan bangunan tangga
Bahan – bahan bangunan tangga di buat dari bahan – bahan yang di gunakan
pada bangunannya dan tergantung pada tujuannya serta menurut selera dari pemilik
dan perencana. Tangga terdiri dari anak tangga yang tingginya selalu tepat
sama. Atas dasar bahan bangunannya kita dapat membedakan konstruksi tangga
masif ( dari batu alam, batu buatan atau beton ), konstruksi tangga dari kayu dan
konstruksi tangga dari baja.
Tangga dari kayu banyak di gunakan karena bahan ini mudah di dapat.
Tangga kayu di samping cepat aus, juga tidak baik di pakai di tempat – tempat yang
kasar dan banyak kotoran. Pada tempat yang demikian lebih baik struktur tangga di
buat dari baja. Tangga baja banyak di pakai sebagai tangga kebakaran, bengkel, juga
ruangan di bawah tanah ( kelder ).
Satu lagi tangga dari bahan beton bertulang. Bahan ini selain tidak mudah
terbakar, tidak cepat aus dan tidak licin, dapat di bentuk dengan mudah dan sesuai
keinginan.Tangga dari batu, berhubung struktur batu yang ada, hanya sesuai untuk
pengerjaan undak– undak.
35
3. Konstruksi Tangga
Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah
bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dll.
Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan bahwa
tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan ini dapat
dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang
merancang dan membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat
kesalahan konstruksi langsung. Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga
terhadap pencegahan kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya
dengan baik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi
telah menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk
membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk
banyak kecelakaan, dimana :
Tangga harus bebas dari goncangan keras.
Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga
antara pegangan tangan dengan dinding.
Semua antrede dan optrede dalam setiap anak tangga harus sama.
Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan
tangan di ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang
halus dan bebas dari serpihan.
Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat
dan tidak kurang dari dua puluh derajat.
Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku
yang menonjol.
4. Konstruksi Tangga Berdasarkan Material
a. Konstruksi tangga kayu
Untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu
ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi
36
dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui
oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi
serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena
kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.
Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4
cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan
menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Umumnya konstruksi tangga baja
memakai anak tangga dari papan kayu utuh tanpa sambungan.
b. Konstruksi tangga baja
Biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-
komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada
bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan
gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai
karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila
ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
c. Konstruksi tangga beton
Sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau
lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.
Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari
satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih
indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps) saja.
Adapun ukuran tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar dari 26 -
30 cm, sedangkan ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda.
Tangga dengan konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari
papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.
Tulangan/pembesian :
Ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/
perencanaan dan pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang
dipergunakan ;
37
untuk pelat tangga :
tulangan utama/pokok : Ø 8, Ø 10, Ø 12, D.12
tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10
untuk balok :
tulangan utama : D.13, D.16, D.19
beugel/sengkang : Ø 8, Ø10
untuk anak tangga :
tulangan utama : Ø10, Ø 12, D.12
tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10
d. Konstruksi tangga batu/bata
Konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam
bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam
penempatannya.
5. Bagian-bagian Tangga
a. Ibu tangga
Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material
yang digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang,
kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi. Kombinasi antara ibu tangga
dan anak tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga dari
bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga
menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat
baja.
b. Anak Tangga
Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena
sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus
benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan seperti
38
terpeleset karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik).
Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm. dan untuk
bagian vertical langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk ukuran tangga
darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.
Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar
tangga pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga
servis biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.
c. Railing
Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam
jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat,
baja, dll. Terkadang saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini
penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki
tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya.
Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan
ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia. Untuk
kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing
pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.
d. Baluster
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah
vertical. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang
juga saya pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan
dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu
jauh, terutama untuk keamanan anak kecil. Untuk ukuran ketinggian baluster,
standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.
39
Gambar 22 . bauster dan rail
e. Bordes
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai
tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai
pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15.
Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan
sama dengan lebar tangga.
Gambar 23 . Bagian-bagian Tangga
6. Ukuran Tangga
40
a. Lebar tangga
Lebar tangga yang biasa digunakan (dan diijinkan) dalam bangunan rumah
tinggal adalah minimal 80 cm (tangga utama, bukan tangga service). Sedangkan
untuk tangga service minimal lebarnya 60cm. Tangga dalam bangunan tidak
diharuskan memiliki bordes (space datar pada ketinggian tertentu untuk
beristirahat), karena biasanya hanya terdiri dari 2 atau 3 lantai saja. Apabila
terdapat bordes, maka lebarnya biasanya minimal adalah sama lebar dengan lebar
tangga. Dalam satu tangga dimungkinkan untuk terdapat lebih dari satu bordes
(lihat bagian pembahasan bordes).
Lebar tangga minimal untuk 1 orang adalah 60 cm. Maka untuk desain
tangga:
Untuk 1 orang = 60 cm
Untuk 2 orang 2 x 60 = 120 cm
Untuk 3 orang 3 x 60 = 180 cm
Lebar tangga tersebut adalah lebar tangga bersih. Tidak termasuk railling dan
atau batas dinding.
b. Kemiringan tangga
Pada dasarnya kemiringan tangga dibuat tidak terlalu curam agar
memudahkan orang naik tanpa mengeluarkan banyak energi, tetapi juga tidak
terlalu landai sehingga tidak akan menjemukan dan memerlukan banyak tempat
karena akan terlalu panjang. Kemiringan tangga yang wajar dan biasa digunakan
adalah berkisar antara 25o - 42o. untuk bangunan ruah tinggal biasa digunakan
kemiringan 38o.
c. Lebar dan tinggi anak tangga
Satu langkah manusia arah datar adalah 60 - 65 cm, sedangkan untuk
melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada melangkah datar. Oleh
karena itu, perbandingan yang baik adalah satu langkah manusia arah datar
adalah 60 - 65 cm, sedangkan untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih
besar daripada melangkah datar. Oleh karena itu, perbandingan yang baik adalah
L = lebar anak tangga (lebar injakan = antrede)
41
(L + 2T) = 60 s/d 65 cm
T = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrade)
Biasanya,
Gambar 24 . Lebar Dan Tinggi Anak Tangga
T berkisar antara 14 – 20 cm agar masih terasa mudah di daki
L berkisar antara 22,5 – 30 cm agar tapak sepatu dapat berpijak dengan baik.
d. Jumlah anak tangga
Jumlah anak tangga dalam satu tangga diusahakan tidak lebih dari 12 buah
apabila lebih dianjurkan untuk menggunakan bordes. Hal ini untuk mencapai
kenyamanan pengguna terutama penyandang cacat dan orang tua. Kalau keadaan
memaksa, misalnya karena keterbatasan ruangan yang ada, maka dimungkinkan
jumlahnya maksimal 16 anak tangga, hal ini mengacu kondisi maksimal
kemampuan (kelelahan) tubuh manusia.
7. Cara Menghitung Jumlah Anak Tangga
Cara menghitung dan menentukan Jumlah anak tangga dengan rumus yang
berlaku pada anak tangga (undak-undak) adalah : 2t + l = 60-65 cm, t = tinggi anak
tangga (tinggi tanjakan (Optrede) sedangkan l = lebar anak tangga (lebar injakan =
aantrede). Rumus diatas didasarkan pada satu langka arah datar idealnya antara 60-
42
Jumlah anak tangga = tinggi floor ¿ floor ¿T
−1 cm
65 cm, sedangkan untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada
melangkah datar. Misalnya selisih tinggi lantai adalah 320 cm.
Contoh Perhitungan :
t = 16 cm dan l = 26 cm Jika rumus di masukan yakni 2t + l = (2.16) + 26 = 58
cm mengacu pada rumus yang berlaku bahwa idealnya 60-65 cm maka sesuai
hasilnya, ini terlalu landai.
Jika di coba dengan ukuran t =20 dan l = 28 2t + l = (2.20) + 28 = 68 cm.
Angka 68 lebih besar dari 65 maka hasilnya, ini terlalu curam.
Jika di coba dengan ukuran t = 18 dan l = 28 2t + l = (2.18) + 28 = 64 cm
Nah, Angka 64 masuk dalam rentang ideal yakni 60-65 cm berarti inilah
ukuran ideal yang akan di pakai.
Setelah menemukan angka yang ideal, maka jumlah anak tangga yang di
sarankan adalah (320 / 18) -1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah anak tangga. Jumlah anak
tangga yang di bulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi anak tanggadi
bagi merata 320 / t-1 = 17,778 cm. Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak
akan terasa, maka beda tinggi anak tangga di letakan pada satu anak tangga yang
paling bawah atau paling atas.
8. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pekerjaan Tangga
a. Bahan
• Pipa Galvanis
• Kayu 5/7 x 4m
• Plywood 12 mm
• Minyak Bekisting
• Paku 5, 7, 10
b. Alat-alat
• Gergaji
• Meteran
• Palu
• Scaffolding set
• Pipe Support
• Lot/ Water pas
• Benang
c. Pekerjaan Persiapan
43
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah
mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Pelat Badan Tangga
Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada
saat penyetelan langsung.
2) Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga serta pipa
galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang disusun sesuai
kemiringan badan tangga.
3) Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga)
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
4) Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar
tangga (annterede ), kemudian diberi rangka.
Gambar 25 . Aantrede dan Optrede
d. Penyetelan
1) Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/
ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang
diperlukan, apakah menggunakan pipe support. Pekerjaan bordes tangga
dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya sama seperti
balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak
44
maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena
bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti
pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar
bordes.
2) Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan
antara bordes dengan lantai di atasnya.
3) Dinding Tangga dan Bordes
Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang
dinding tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.
Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan
potongan kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku
antara badan tangga dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi,
dan tidak goyang,. Dinding ini ttelah dipabrikasi sebelumnya.
4) Trape/ Dinding Anak Tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape/ anak tangga pada dinding
badan tangga dan pembesian. Pemasangan bordes dan badan tangga salah
apabila jumlah anak tangga tidak pas, dengan antrade dan uptrade yang telah
ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka
harus dibetulkan tterlebih dahulu. Trade/ dinding anak tangga dipasang
diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada
dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua
terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7
memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama
halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga telah dipabrikasi
sebelumnya.
e. Pembongkaran
45
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton
berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah
tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran
balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.
Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pengendoran
jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe sipport dan
kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran
plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada
tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.
E. Plat Lantai
1. Pengertian Pelat
Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material
monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi- dimensi lainnya.
Beban yang umumnya bekerja pada pelat mempunyai sifat banyak arah dan tersebar.
Sejak digunakannya beton bertulang modern untuk pelat, hampir semua gedung
menggunakan material ini sebagai elemen pelat. Pelat dapat ditumpu di seluruh
tepinya, atau hanya pada titik- titik tertentu (misalnya kolom- kolom), atau campuran
menerus dan titik. Kondisi tumpuan dapat berbentuk sederhana atau jepit. Adanya
kemungkinan variasi kondisi tumpuan menyebabkan pelat dapat digunakan untuk
berbagai keadaan.
Jenis struktur yang banyak digunakan pada gedung- gedung bertingkat pada
umumnya merupakan jenis struktur pelat lantai yang ditumpu oleh balok menerus
dimana balok- balok itu ditumpu oleh kolom- kolom. Dengan menganggap bahwa
pelat terletak secara sederhana diatas balok, kita akan mendapat kondisi yang terletak
diantara situasi pelat hanya di atas empat kolom dan situasi pelat di atas tumpuan
menerus. Apabila balok itu sangat kaku, kondisi tumpuan pelat semakin mendekati
situasi tumpuan tepi menerus, juga momen- momen yang terjadi pada pelat.
Sebaliknya, apabila balok itu sangat fleksibel, perilaku pelat lebih mendekati
perilaku yang ditunjukkan oleh kolom- kolom di ke empat pojoknya.
2. Fungsi pelat lantai
46
Adapun fungsi dari pelat lantai, yaitu :
a. Untuk memisahkan ruangan bawah dengan ruangan atas
b. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas dalam melakukan
aktivitasnya
c. Untuk bangunan lantai I ke atas, berguna untuk menempatkan kabel – kabel
listrik ruangan dibawahnya
d. Dapat meredam suara dari ruangan dibawahnya atau sebaliknya
e. Untuk menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
3. Jenis – jenis lantai berdasarkan letaknya
a. Lantai di bawah permukaan tanah ( Basement ), adalah lantai yang terletak
di bawah permukaan tanah pada gedung bertingkat banyak, biasanya lantai
ini dimanfaatkan untuk aktivitas; misalnya sebagai ruang parker,
penempatan genset/ruang mesin, gudang sebagainya.
b. Lantai permukaan tanah atau lantai 1 ( Ground Floor ). Lantai ini terletak di
atas permukaan tanah dan langsung berhubungan dengan halaman, biasanya
dipakai sebagai pedoman tinggi bagian bangunan yang lainnya dan
umumnya diberi referensi peil + 0,00 meter.
c. Lantai II adalah lantai tingkat di atas lantai I
d. Lantai III adalah lantai tingkat di atas lantai II
e. Lantai IV adalah lantai tingkat di atas lantai III, dan seterusnya.
4. Bagian – bagian bekisting lantai
1) Acuan
Acuan merupakan bahan yang langsung menentukan bentuk penampang dan
kualitas permukaan dapat dipakai bahan sebagai berikut :
a. Papan
Bahan papan yang umum digunakan berukuran 2 x 20 x 400 cm dari
jenis kayu borneo yang banyak beredar dipasaran. Papan disusun memanjang
bersilangan dengan gelagar, hubungan papan cukup diadu atau tanpa
menggunakan sambungan.
b. Papan acuan dari kayu lapis ( Playwood )
47
Kayu lapis atau playwood tebal dapat dipakai sebagai bahan acuan,
jenis bahan ini mempunyai ukuran 1,8 x 122 x 244.
2) Gelagar
Gelagar merupakan pendukung langsung papan acuan yang dipasang dengan
jarak tertentu berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan tebal papan
acuan, tebal lantai beton, serta beban – beban saat pelaksanaan.
3) Tiang perancah
Tiang perancah dipakai dari bahan kayu berpenampang bulat berdiameter 8 –
10 cm atau kaso 4/6, 5/7,yang dipasang mendukung gelagar pada jarak tertentu.
Pemotongan tiang perancah disesuaikan dengan ketinggian gelagar.
4) Sekur
Sekur bekisting lantai memperkokoh kedudukan lantai agar tidak mengalami
pergesaran horizontal paada bagian atas bekisting.
5) Papan landasan
Sangat penting kiranya papan landasan dipasang pada dasar tiang perancah.
Acuan lantai dituntut agar betul – betul waterpas, maka sebagai tindakan awal
untuk mencapai tujuan perlu diperbbaiki lebih dulu permukaan tanah dasarnya.
Supaya tiang perancah tidak mengalami penurunan yang disebabkan oleh kurang
kuatnya daya dukung tanah dasar setelah dibebani, maka bidang tekan atau tiang
acuan diperluas agar didapat daya dukung yang lebih besar.
5 . Langkah-langkah pelaksanaan pelat lantai
a. Pekerjaan bekisting
Langkah-langkah pemasangan bekisting balok dan plat lantai adalah
sebagai berikut :
1. Perancah bambu didirikan diantara kolom, sedangkan perancah untuk
plat didirikan di tengah areal plat yang akan dikerjakan.
48
2. Perancah bambu harus dipasang diatas tanah yang telah dipadatkan dan
dibuat serapi mungkin agar tidak menganggu aktivitas pekerjaan lain,
yaitu dengan cara diberi bantalan dari papan untuk mengurangi resiko
penurunan tanah pijakan bambu tersebut. Jarak antara bambu adalah ±
50 cm.
3. Balok kayu suri-suri dipasang pada bambu dari bawah sampai keatas
sesuai ketinggian yang direncanakan, sehingga tersambung kuat dengan
perancah bambu sebagai dasar perletakan kayu papan bekisting.
4. Antara perancah bambu yang satu dengan yang lain harus diberi
perkuatan mendatar maupun menyilang dengan bambu.
5. Balok gelagar penyangga bawah dipasang diatas perancah bambu,
karena balok gelagar ini sebagai acuan cetakan beton, maka untuk
menyamakan peil digunakan selang air.
6. Setelah pekerjaan bekisting selesai maka dilanjutkan penulangan balok
dan plat.
7. Setelah penulangan balok selesai, kemudian cetakan bagian samping
kanan dan kiri mulai dipasang disertai penguatan cetakan dengan
memasang papan kres dibawah suri-suri.
b. Pekerjaan penulangan
1. Memahami gambar kerja.
2. Mempersiapkan bahan dan alat-alat yang digunakan.
3. Tulangan untuk plat lantai baik atas maupun bawah, menggunakan
wermesh atau tulangan jadi dengan cara pesan langsung dari toko
material.
4. Wermesh yang digunakan adalah jenis deformed atau ulir dengan jarak
antar tulangan sesuai dengan bestek.
5. Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah agar
tidak berubah, maka perlu dipasang cakar ayam dari besi yang diletakkan
pada daerah tumpuan.
6. Beton decking digunakan untuk mendapatkan selimut beton 25 mm,
yang dipasang antara alas bekisting dengan wermes bagian bawah.
49
c. Pekerjaan pengecoran
1. Pengecoran dilakukan pada malam hari mengingat ketika pagi atau siang
hari ada aktivitas pasar di sekitar area pekerjaan.
2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesiapan bekisting, tulangan dan
perancah serta kebutuhan tenaga kerja untuk meminimalisir kendala
ketika pengecoran berlangsung.
3. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan sebelum pengecoran
dimulai, misalnya : bensin, lampu penerangan, peralatan manual untuk
meratakan adukan beton, peralatan keamanan dan keselamatan kerja,
vibrator dan lain-lain.
4. Beton ready mix dari concrete mixer truck dipompa dengan concrete
pump dengan tujuan untuk menyalurkan beton melalui sebuah pipa
tertutup ke tempat yang akan dicor.
5. Supaya tidak terjadi rongga-rongga kosong dalam beton, maka harus
digunakan concrete vibrator.
6. Jarum concrete vibrator tidak boleh dikenakan langsung pada tulangan
maupun papan kayu cetakan, supaya tidak merubah letak tulangan beton.
7. Tinggi penuangan dari pipa concrete pump ke tempat pengecoran tidak
boleh lebih dari 1 meter untuk menghindari segregasi beton.
8. Selanjutnya dilakukan perataan untuk menghaluskan permukaan beton
dengan peralatan manual.
Gambar 26. Penentuan Peil Plat lantai
50
d. Pembongkaran bekisting
Langkah-langkah pembongkaran bekisting balok dan plat lantai adalah sebagai
berikut :
1. Jangka waktu minimum pembongkaran bekisting adalah 3 hari terhitung
dari saat pengecoran dan pemadatan beton, pembongkaran bekisting
sepanjang tidak ditentukan.
2. Cetakan dan tiang penyangga boleh dibongkar bila bagian konstruksi
tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri
dan bahan-bahan pelaksanaan yang ada. Selain itu cetakan dan perancah
bambu baru boleh dibongkar setelah beton berumur tiga puluh hari.
3. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan dan
perancah bambu akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari beban yang
ada sebelumnya, atau akan terjadi keadaan yang lebih berbahaya dari pada
yang diperhitungkan maka cetakan tersebut tidak boleh dibongkar selama
keadaan tersebut tetap berlangsung.
4. Bagian-bagian konstruksi yang setelah dibongkar akan langsung memikul
beban rencana seluruhnya seperti pada atap, maka pembongkarannya harus
dilakukan dengan sangat hati-hati.
5. Pembongkaran bekisting diawali dengan pembongkaran suri-suri dan papan
kres, kemudian dilakukan pemotongan pada ujung atas perancah bambu
sehingga bekisting pelat maupun balok masih menempel pada beton.
6. Setelah itu bekisting tersebut baru dibongkar dari beton, dengan melepasnya
menggunakan peralatan manual.
51
BAB III
PELAKSANAAN PKLI
A. Gambaran Umum Proyek
Proyek pembangunan Ruko Skydex Bussiness Hub yang dirancang dan di
desain dengan perencanaan dan teknis pelaksanaan konstruksi yang baik oleh Dexa
Property Persada.
1. Lokasi Proyek
Proyek Ruko Bussiness Hub ini berlokasi di Jalan Lintas Tanjung Morawa –
Medan, Kabupaten Deli Serdang, kecamatan Tanjung Morawa, Sumatera Utara.
Gambar 27. Lokasi Proyek
52
medan
2. Data Proyek
Nama Proyek : Skydex Bussines Hub
Jenis/type bangunan : Permanen /Ruko
Jumlah lantai : 4 (empat)
Jumlah Unit : 9 unit
Ukuran Bangunan per-unit : 4 x 17
Luas Tanah : 800 m2
Luas Bangunan : 612 m2
Tinggi bangunan : 15 m
Pemilik ( Owner ) : Dexa Property Persada
Konsultan Perencana : Dexa Property Persada
Konsultan : Dexa Property Persada
Pelaksana ( Kontraktor ) : Dexa Konstruksindo Persada
3. Struktur Organisasi
Gambar 28. Struktur Organisasi Proyek
Sumber: Personalia PT. Dexa Konstruksindo Persada
53
B. Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan unit ruko “skydex
business hub” ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Concrete Mixer Truck (Truk Pencampur Beton)
Concrete Mixer Truck (Truck Pencampur Beton) digunakan untuk
mengangkut beton dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Truk
pencampur beton ini di datangkan dari Dexton. Biasanya truk pencampur beton ini
mengangkut 5m3 beton.
Gambar 29. Concrete Mixer Truck (Truk Pencampur Beton)
b. Molen (Concrete Mixer)
Molen dipergunakan sebagai alat pengaduk beton dengan maksud
mengurangi tenaga pekerja dalam pengadukan beton dan mempercepat pengerjaan
pengecoran beton. Pengadukan beton dengan molen akan lebih terjamin bila
dibandingkan dengan pengadukan menggunakan tenaga manusia. Sehingga mutu dan
kualitas beton akan lebih baik.
Gambar 30. Concrete Mixer
54
c. Kereta Sorong
Kereta sorong digunakan untuk mengangkut bahan yang tidak terlalu berat
seperti waktu pengecoran, misalnya mengangkut semen, pasir, kerikil dan lainnya.
Gambar 31. Kereta Sorong
d. lift
Lift berfungsi sebagai alat pengangkut bahan bangunan untuk tempat-tempat
yang lebih tinggi.
Gambar 32. Lift
e. Bar Cutter (Pemotong Besi)
Bar Cutter (Pemotong Besi) mesin yang digunakan untuk memotong besi
sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Gambar 33. Bar Cutter (Pemotong Besi)
55
f. Bar Binder (Pembengkok Besi)
Bar Binder (Pembengkok Besi) adalah mesin digunakan untuk
membengkokkan besi.
g. Hands Tool (Peralatan Tangan)
Peralatan tangan yang digunakan seperti martil, kakak tua, meteran dan
gergaji.
Gambar 34. Gergaji Tangan Gambar 35. Meteran
Gambar 36. kakak tua Gambar 37. Martil
C. Bahan Yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan unit ruko Skydex
Bussiness Hub ini adalah sebagai berikut:
a. Semen
Dalam proyek pembangunan Unit ruko skydex business hub ini semen yang
digunakan adalah semen portland type I.Campuran beton yang digunakan untuk
pengecoran tangga dan plat lantai merupakan ready mix. Sedangkan campuran beton
56
untuk pekerjaan dinding bata dan lainnya menggunakan campuran yang di aduk
sendiri oleh tukang sesuai dengan perbandingan bahan yang direncanakan.
b. Agregat
Agregat halus yang dipakai adalah pasir dan juga digunakan untuk salah satu
bahan beton cor. Agregat kasar yang dipakai adalah kerikil yang berukuran 5 mm –
31,5 mm, yang juga digunakan pada salah satu bahan campuran untuk beton cor.
Karena beton cor yang dipakai merupakan ready mix jadi agregatnya langsung dari
tempat pembuatan ready mixnya. Bahan campuran beton yang tersedia di lapangan
adalah campuran beton yang akan di aduk menggunakan molen untuk pekerjaan-
pekerjaan tambahan seperti menambal bagian cor yang belum sempurna.
Gambar 38. Agregat kasar dan agregat halus
c. Air
Air yang digunakan pada campuran beton adalah air yang berasal dari sumur
yang dipompa dengan mesin Sanyo.
Gambar 39. Air
d. Papan multipleks
57
Dalam proyek ini papan multipleks digunakan sebagai cetakan yang bersifat
sementara. Ukuran multipleks yang digunakan dalam pekerjaan pelat lantai pada
proyek ini berukuran 12 mm. Multiplek tersebut dapat hanya digunakan 2-3 kali saja
sebagai bekisting.
Gambar 40. Papan Multipleks
e. Wiremesh
Wiremesh adalah jaring kawat baja las yang berkualitas tinggi, wiremesh
sangat cocok untuk digunakan pada tulangan lantai pada gedung-gedung
bertingkat. Wiremesh yang digunakan pada proyek ini adalah sebuah produk
dari Baja dengan diameter 6 mm. Pada proyek ini dipilih wiremesh karena
dinilai akan dapat menghemat pengeluaran dan mempercepat penyelesaian
proyek.
Gambar 41. wiremesh
f. Besi Baja
58
Baja ulir digunakan sebagai tulangan pokok dan Baja polos digunakan
sebagai tulangan sengkang.
Gambar 42 . Baja ulir dan Baja polos
g. Tahu beton
Tahu beton adalah beton biasa (biasanya pasir + semen saja) yang ukurannya
3 cm x 4 cm dengan tebal 2 cm seperti tahu. Tahu beton ini biasanya
diletakkan dibawah pembesian pada saat pekerjaan beton bertulang.
fungsinya agar besi tidak langsung menyentuh papan mal/bekisting sehingga
besi/baja tulangan tidak kelihatan dan terhindar dari karat/korosi pada saat
mal/bekisting dibuka
Gambar 43. Tahu beton
h. Kawat beton
59
Kawat beton digunakan sebagai pengikat besi baja dan tahu beton.
Gambar 44. Kawat Beton
D. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Tangga Lantai 1
Pekerjaan tangga dimulai setelah struktur pelat lantai 1 telah selesai
dikerjakan, tangga ini untuk menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. Mutu beton
yang dipakai adalah K225, menggunakan beton ready mix, dengan tinggi anak
tangga 17 cm, kemiringan 40o, model tangga yaitu tangga borders satu lengan.
a. Pekerjaan Bekisting
Untuk mewujudkan pelat/balok beton bertulang pada tangga diperlukan
kelengkapan alat pembentuk yang biasa digunakan bahan yang habis sekali pakai
seperti kayu. Pembentuk terdiri dari :
1) Pembentuk pelat/balok dan anak tangga itu sendiri disebut bekisting,
2) Konstruksi yang menahan pembentuk tersebut disebut perancah.
Langkah- langkah pemasangan perancah adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan papan bekisting pada badan tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai
dibawahnya dan antara bordes dengan lantai di atasnya. Pemasangan papan
bekisting pada lantai tangga pada prinsipnya hampir sama dengan pemasangan
papan bekisting pada pelat lantai. Papan bekisting dipasang diatas gelegar.
Setelah itu kemudian dipasang dinding cetakan di pinggir kanan kiri papan
lantai dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.
60
Gambar 45. Pemasangan papan lantai dan dinding cetakan
2. Pemasangan optrade/dinding anak tangga
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi
bordes, kemiringan badan tangga, penggambaran anak tangga pada dinding
badan tangga dan pembesian. Dinding anak tangga dipasang diantara dinding
badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan tangga.
Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah
semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu
memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku.
3. Pekerjaan pembesian
Pemasangan tulangan harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
Pemasangan besi tulangan dirangkai diatas bekisting pada badan tangga secara
vertikal lalu dibengkokan dan dipotong menyesuaikan ukurannya sampai
bagian bordes. Tulangan utama ∅10 – 100mm ditempatkan terlebih dahulu
kemudian tulangan sengkang∅ 8−200 mmdipasang pada tulangan utama dan
kemudian diikat dengan kawat beton. Untuk penulangan pada pondasi tangga
digunakan tulangan ∅13 – 150mm dan ∅10 – 200mm sebanyak 12 batang dan
dengan tulangan sengkang ∅6 – 200mm .Kemudian beton dekcing atau tahu-
tahu dipasang untuk memperoleh selimut beton.
61
Gambar 46. Pemasangan tulangan tangga
4. Pekerjaan Pengecoran
Setelah pekerjaan pemasangan bekisting dan penulangan telah selesai
dilakukan dan dicek dengan benar, maka barulah pekerjaan selanjutnya yang
dilakukan adalah pekerjaan pengecoran. Beton yang digunakan dalam
pengecoran tangga ini adalah beton ready mix yang dipesan dari Dexton
dengan mutu K250. Sebelum dilakukan pengecoran, beton terlebih dahulu di
ambil sampelnya untuk dilakukan uji sampel, guna mengetahui mutu beton
tersebut.
Setelah diambil sampel kemudian dilakukan pengecoran. Pengecoran
pada tangga menggunakan concrete bucket, karena tidak terlalu banyak
dibutuhkan adukan beton. beton yang terdapat pada concrete mixer truck
kemudian dituang kedalam kereta sorong lalu menuju lokasi tangga yang akan
dicor.
Gambar 47. Pengecoran beton
62
Selama pengecoran berlangsung adukan diratakan oleh pekerja dengan
memakai kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan dengan
bekisting.
Gambar 48. Pemadatan dan perataan cor beton
5. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran dinding badan tangga dan optrade dapat dilakukan
setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes
dilakukan setelah 14 hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk
pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari pembongkaran
scaffolding dengan melakukan pengendoran pada U-head yang menopang
kayu-kayu gelagar. Setelah itu melakukan pembongkaran kayu optrade. Dan
yang terakhir adalah pembongkaran papan lantai bekisting. Setelah semua
dibongkar kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah
dijangkau oleh alat angkut.
E. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai 2
Pelat Lantai merupakan tempat berlangsungnya segala kegiatan yang ada
dalam suatu ruangan, maka lantai harus mampu mendukungnya.
1. Pekerjaan Perancah Pelat lantai II
Langkah awal pada pelaksanaan pembuatan perancah pada proyek
pembangunan unit ruko adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akanskydex
business hub digunakan, bahan-bahan yang disediakan tersebut diletakkan pada
lantai I dengan rapi kemudian kayu landasan scaffolding diletakkan dekat pada
scaffolding yang akan dipasang nantinya. Dan seterusnya mendirikan
scaffolding di atas papan landasan dengan merangkaikan sokong dan
63
memasangkan pen pada scaffolding. Setelah pekerjaan tersebut selesai maka
seterusnya adalah menaikkan balok-balok kayu landasan bekisting ke atas
scaffolding dan mengatur letak posisi sesuai dengan letak rencana bekisting
balok dan pelat yang akan dipasang. Periksa danperbaiki kembali sokong-
sokong maupun scaffolding yang masih kurang baik.
Gambar 49 . Perancah Pelat Lantai
2. Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai II
Pada pelaksanaan pembuatan cetakan atau bekisting pelat lantai II yang
pertama dilakukan adalah penarikan benang sebagai patokan kedataran cetakan
atau bekisting pelat lantai. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan galang dan
alur tempat pemakuan triplek. Galang dan alur tersebut disesuaikan dengan lebar
dan panjang multiplek. Galang dan alur tersebut ditopang oleh perancah yang
telah dibuat sebelumnya. Galang dan alur yang berhubungan langsung dengan
bekisting balok dipasang dengan hati-hati. Setelah selesai yang seterusnya
dilakukan adalah memasang multiplek yang diletakkan dan diatur kedudukannya
diatas galang dan alur yang sudah dibuat. Kemudian multiplek dipaku pada
galang dan alur. Setelah selesai sambungan-sambungan atau pertemuan antara
multiplek diplaster plastik, supaya mendapat hasil yang lebih baik dan
sambungan tidak terlalu mencolok.
64
Gambar 50. Bekisting Pelat Lantai Menggunakan Multipleks 12 mm
3. Pekerjaan Penulangan
Pembesian pelat lantai mencakup pekerjaan-pekerjaan pemotongan,
pembengkokan, pemasangan tulangan wermesh dan pengikatan tulangan. Besi
yang di gunakan dalam pekerjaan Penulangan pada Proyek ini antara lain :
a. Besi tulangan Ulir Ø 9 mm
b. Kawat pedengan Ø 1,24 mm
c. Tulangan Wermesh Ø6 (2 lapis)
3.1 Pemotongan
Pada proyek ini pemotongan baja tulangan dilaksanakan di bengkel
kontraktor yang berada di lokasi proyek. Sebelum pemotongan, garis tengah
tulangan diperiksa dengan alat pengukur sehingga dapat diketahui luas
penampang yang sesuai dengan perencanaan proyek ini. Pemotongan baja pada
proyek ini menggunakan alat pemotong baja bar cutter yang digerakkan secara
electrik untuk baja-baja yang berdiameter kecil, maupun untuk baja yang
berdiameter besar. Pemotongan baja tulangan sesuai dengan panjang yang
diinginkan.
Gambar 51. Alat Pemotongan Besi (Bar Cutter)
3.2 Pembengkokan
65
Cara pembengkokan tulangan pada proyek ini adalah dengan
menggunakan alat Bar Bender, Alat untuk membengkokkan besi tulangan
sesuai dengan bentuk, sudut, ukuran yang diinginkan.
Gambar 52. Alat untuk membengkokkan besi(Bar Bender)
3.4 Merangkai Tulangan Pelat Lantai II
Langkah-langkah pekerjaan merangkai penulangan pelat lantai :
a. Memahami gambar kerja.
b. Mempersiapkan bahan dan alat-alat yang digunakan.
c. Kemudian tulangan bawah arah melintang dipasang terlebih dahulu,
selanjutnya tulangan bawah arah memanjang. Kedua tulangan diikat
dengan kawat bendrat, lalu dilanjutkan dengan pemasangan tulangan
atas.
d. Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah
dipasang kaki ayam yang diletakkan pada daerah tumpuan antara
tulangan atas dan tulangan bawah.
Gambar
53. Jaringan
Tulangan Lantai II
3.5
Penyetelan Tulangan
Pada proyek ini
tulangan balok distel lebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran.
66
a. Bekisting pelat lantai diberi tanda atau pada tulangan balok yang
diberi tanda dengan kapur pada jarak tertentu sesuai dengan gambar
kerja.
b. Setelah itu tanda pada tulangan sebagai penentu jarak tulangan.
c. Ikat tulangan-tulangan hingga membentuk jaringan tulangan.
Pengikatan hubungan batang tulangan dilakukan secara berselang atau
dengan cara melewatkan satu titik.
d. Kemudian dipasang pengganjal tulangan berupa beton tahu pada
jaringan tulangan.
e. Lalu baja-baja tulangan diberikan penahan (cakar ayam) pada jaringan
tulangan rangkap sebanyak 2 buah setiap meter persegi.
Gambar 54. Proses Penyetelan Tulangan Lantai II
4. Pekerjaan Pembersihan dan Penyiraman
Setelah pemasangan dan penyetelan tulangan pelat lantai selesai dan di
awasi oleh pengawas maka pengecoran dapat dilakukan. Namun sebelum
melakukan pengecoran hal yang perlu diperhatikan adalah pembersihan lokasi
pekerjaan dan penyiraman bekisting. Pada proyek ini pembersihan bertujuan
untuk membuang sisa-sisa kawat pengikat besi tulangan dan material-material
yang dapat mengakibatkan penurunan kekuatan beton. Pembersihan dilakukan
dengan menggunakan alat manual yaitu dengan besi magnet yang di ikat pada
sepotong besi yang berukuran kira-kira 1 m. Setelah lokasi pekerjaan benar-
benar bersih maka dilakukan penyiraman terhadap bekisting yang bertujuan agar
67
air semen tidak terserap pada saat pengecoran. Pada proyek ini penyiraman
dilakukan dengan slang plastik yang dialiri air dari sumur bor di lokasi proyek.
Gambar 55. Pembersihan Balok & Pelat Lantai II
5. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat Lantai II
1) Persediaan Bahan dan Alat
Sebelum melaksanakan pengecoran, hal-hal yang diperhatikan adalah
persiapan terhadap bahan-bahan dan peralatan yang akan dibutuhkan.
Bahan-bahan dan peralatan itu dalam keadaan yang bersih. Sebelum
melakukan pengecoran dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi
acuan dan tulangan apakah benar-benar sudah kokoh dan tulangan tidak
ada yang bergeser. Kemudian dilakukan pembersihan terhadap semua
ruangan yang akan diisi dengan beton dari kotoran-kotoran seperti debu,
sisa-sisa tulangan dan lain-lain. Dengan mengutip sisa potongan kawat
dan tulangan dengan magnet yang berserakan di bekisting, setelah selesai
kemudian menyemprotnya dengan kompresor yang bertekanan tinggi.
Acuan yang sudah terpasang disiram dengan air sampai penuh sehingga
air semen tidak diserap saat pengecoran.
2) Pengadukan
Pada proyek ini pengadukan beton dilakukan dengan ready mix dari
Dexton Beton, mutu beton yang digunakan adalah K-250 yang talah diuji
dengan alat yang dapat mengukur jumlah air, semen, pasir dan kerikil
yang dibutuhkan yang telah disetujui oleh pengawasnya. Selama
68
pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton diawasi terus oleh
pengawas.
Gambar 56. ready Mix
3) Pemeriksaan Slump
Perusahaan penyedia beton dalam hal ini Dexton beton menyiapkan
cetakan beton, pemeriksaan slump dilaksanakan di lokasi proyek dan
diketahui oleh Pengawas proyek dan perusahaan penyedia beton. Nilai
slump yang didapatkan melalui pengujian dilapangan oleh pihak Dexton
beton yaitu 12 cm.
Gambar 57. Uji Slump
4) Pengangkutan
Setelah selesai pengadukan beton oleh ready mix maka adukan itu siap
untuk disebarkan pada bagian-bagian yang telah ditentukan. Pada proyek
ini pengangkutan yang digunakan untuk menyalurkan beton sampai
kelantai empat bangunan adalah dengan menggunakan lift yang
69
didatangkan dari perusahaan Dexton Beton, dimana leher lift bisa
disambung-sambung apabila tempat yang ingin dicor terlalu tinggi dan
susah untuk dijangkau.
5) Pengecoran
Pada proyek ini pekerjaan pengecoran pelat lantai dan balok dilakukan
secara bersamaan, namun terlebih dahulu pengecoran dilakukan pada
balok kemudian mulai dari tepi pelat sampai ke tepi ujung pelat lantai
dengan tebal pelat lantai 12 cm dan diawasi oleh pengawas proyek.
Pengecoran dilakukan sejajar dengan tulangan pokok.
Gambar 58. Proses
Pengecoran Pelat Lantai II
6) Pemadatan
Setelah selesai pengecoran maka dilakukan pemadatan. Pemadatan
dilakukan dengan menggunakan alat tangan yaitu besi rojok. Pemadatan
ini dilakukan agar coran pada pelat lantai tersebut dapat merata hingga
sampai pada celah ataupun rongga-rongga yang kosong. Sejak
pengecoran dimulai, pekerjaan pemadatan ini dilanjutkan tanpa berhenti
sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7) Meratakan Permukaan Ketebalan Beton
Setelah selesai pengecoran dan pemadatan maka pekerjaan berikutnya
meratakan permukaan lantai. Dimana pada proyek ini menggunakan
semen yang cepat kering yang ditaburkan pada lantai yang sudah dicor.
Untuk pengecoran konstruksi yang luas, kerataan permukaan dan
70
ketebalan beton dapat ditentukan dengan mistar pengukur, yang
diletakkan diatas papan yang diberi kaki. Bagian bawah mistar dibuat rata
dan tingginya sama dengan ketebalan konstruksi yang dicor. Mistar ini
dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, setelah ketebalan konstruksi
tercapai papan penyangga mistar dapat dipindahkan tempatnya dan bekas
kaki mistar dicor dengan beton sampai padat.
6. Pekerjaan Perawatan
Perawatan beton sangat berpengaruh pada tingkat keawetan dan kekuatan
bahan. Menurut Purwanto dalam Scrab (2009) apabila beton tidak mendapat
perawatan sama sekali maka akan mengakibatkan proses hidrasi semen akan
segera berhenti karena penguapan air dalam beton tidak tertahan sehingga
menyebabkan :
Retak-retak pada permukaan beton, akibat perbedaan suhu dan
temperatur antara suhu pada permukaan beton dengan suhu didalam
beton.
Timbul pori pada beton
Kekuatan dan keawetan beton akan menurun
Untuk mencapai pengerasan pada adukan beton yang sempurna maka air
didalam beton haruslah dicegah agar jangan sampai hilang. Perawatan beton
dapat dilakukan dengan cara Pembasahan atau penyiraman adalah
menggunakan air untuk memperkecil pengaruh suhu lingkungan, dan panas
hidrasi agar tidak terjadi kehilangan air yang banyak akibat penguapan.
7. Pekerjaan Pembongkaran
Bekisting dapat dibongkar bila beton dianggap telah mampu memikul
beratnya sendiri dan bahan-bahan yang bekerja padanya. Pada bangunan-
bangunan yang memerlukan pengawasan yang benar-benar ketat, kekuatan beton
tersebut harus ditujukan dengan hasil pemeriksaan dan perhitungan. Pengawas
ahli baru memberi ijin pembongkaran setelah memeriksa benda uji dan hasil-
hasil perhitungan tersebut.
71
Pembongkaran bekisting dan perancah dimulai dari tengah bentang
menuju tepi bentang yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya peralihan
gaya-gaya dalam rencana. Rencana/perhitungan serta lendutan secara tiba-tiba.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak merusak beton
yang telah mengeras serta bekisting tersebut masih bisa digunakan untuk
pekerjaan selanjutnya. Dalam proyek ini pembongkaran perancah dan bekisting
pelat lantai adalah 10 hari setelah pengecoran. Alat yang digunakan pada saat
pembongkaran perancah dan bekisting antara lain :
1. Palu cakar
2. Linggis kecil
3. Tang atau kaka tua
Gambar 59. Pembongkaran bekisting
Langkah-langkah pembongkaran perancah dan bekisting pelat lantai III
adalah sebagai berikut :
1. Melepaskan sepatu kayu laut (sebagai perancah) hal ini dimaksudkan
agar kayu laut turun sehingga memudahkan pembongkaran
2. Membongkar gelang tengah
3. Membongkar balok tengah yang menuju pada gelagar
4. Membongkar gelagar induk dan anak
5. Membongkar pengaku balok
6. Membongkar bekisting balok
72
7. Membongkar multipleks/bekisting pelat lantai
8. Membongkar balok-balok yang tertumpu pada galang diantara dua
kolom
9. Membongkar galang-galang yang berada diantara dua kolom
Kayu-kayu tersebut dikumpulkan berdasarkan ukurannya. Hal ini
dikarenakan bekisting tersebut akan dipergunakan kembali untuk
pekerjaan beton selanjutnya.
F. Kendala-kendala yang terjadi dilapangan
Pada proyek pembangunan unit ruko “skydex bussines hub” ini, khususnya
pada proses pekerjaan tangga lantai 1dan pelat lantai 2 ditemukan beberapa kendala,
adapun kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1. Minimnya komunikasi yang dilakukan pihak konsultan sebagai perencana
dengan kontraktor yang membuat pembangunan sempat terhambat karena
proses pembangunan pondasi tangga pada pelat lantai 2 tidak sesuai dengan
gambar bestek yang telah direncanakan pihak konsultan, sehingga pada
pekerjaan plat diundur beberapa hari hingga masalah tersebut menemukan
titik tengah.
Solusi dari penulis untuk seluruh pelaksana kiranya memperhatikan jalannya
proyek pembangunan dengan serius dan jujur serta meningkatkan komunikasi
antar pelaksana agar proyek pembangunan ini berjalan dengan lancar dan
tepat waktu.
2. Kerusakan Pada Concrete Pump Truck yang sering menghambat kerja
pengecoran.
Solusi dari penulis, diharapkan kepada pihak Dexton agar selalu mengecek
Mesin dan alat sebelum melakukan pengecoran.
3. Tidak adanya perhatian dari pihak pengawas pada saat pihak dexton
melakukan uji slump dilapangan sehingga campuran yang uji slumpnya di
bawah ketentuan mutu beton masih diragukan kekuatannya.
Solusi dari penulis kepada pelaksana khususnya pengawas seharusnya
memperhatikan uji slump yang dilakukan oleh staff lapangan dari pihak
73
dexton agar mutu beton lebih terjamin kualitasnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
74
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan Industri
(PKLI) yang telah dilaksanakan pada proyek Pembangunan Aula Dinas Pendidikan
Kab. Asahan ini adalah:
1. Struktur Organisasi di proyek pembangunan skydex business hub ini telah
sesuai dengan kajian teori, dimana struktur organisasinya telah disusun dengan baik
karena penempatan orang telah sesuai dengan keahlian yang dimiliki, meskipun
Quantity control di proyek ini tidak ada namun tugas-tugas dari quantity control
tersebut dikerjakan oleh pihak lain seperti bagian quality control, bagian logistic, dan
lainnya dengan kerja sama yang baik sehingga adanya kesatuan arah dan perintah
serta wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pihak untuk mencapai
tujuan organisasi dalam memberikan hasil yang efektif dan efisien dengan kualitas
tinggi dalam pembangunan proyek.
2. Pada proyek ini peralatan yang digunakan telah sesuai dengan kajian teori
dimana alat-alat yang biasanya digunakan utntuk pekerjaan tangga dan plat lantai
seperti Truck Mixer, Concerete Pump truck, Concrete mixer, Lift, Kereta sorong, dll
yang digunakan pada pekerjaan pengecoran, dan peralatan yang digunakan untuk
pekerjaan pembesian tulangan seperti bar bender dan bar cutter, serta peralatan
tangan digunakan untuk pembuatan bekisting .
3. Bahan – bahan yang digunakan dalam proyek ini yaitu; semen, pasir, kerikil,
air, tulangan, beton tahu, kawat beton, kayu, multipleks, serta bahan kimia tambahan.
Semen yang digunakan dalam proyek ini telah sesuai dengan SNI yakni jenis semen
Portland tipe I. Mutu beton yang digunakan adalah K50 dengan nilai slump 12 cm.
Baja tulangan pokok yang dipakai adalah produksi Baja Deli, untuk pekerjaan pelat
lantai dugunakan tulangan wermesh m6 – 2 lapis dan pada pekerjaan tangga
digunakan besi ulir D 10mm, D 8 mm dan D 13mm. Maka secara teori bahan –
bahan dan alat – alat yang digunakan dalam proyek pembangunan unit ruko “skydex
bussines hub” telah memenuhi syarat standar SNI.
75
4. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Tangga lantai 1
a. Pekerjaan Bekisting Tangga
Pekerjaan bekesting tangga meliputi Pemasangan perancah/scaffolding,
Pemasangan balok gelagar, Pemasangan papan bekisting pada badan
tangga,Pemasangan optrade/dinding anak tangga.
b. Pekerjaan Pembesian Tangga
Pekerjaan pembesian tangga, tulangan utama menggunakanbesiukuranD
13 - 15 . Pembesian pada anak tangga di buat berdasarkan gambar
optrade/dinding anak tangga yang telah digambar pada bagian dinding
tangga. Untung tulangan pada anak tangga ini menggunakan besi D8 – 15.
c. Pekerjaan Pengecoran Tangga
Pengecoran dengan beton ready mix dengan mutu beton fc’ = 25 mpa .
Pengecoran menggunakan alat Concrete Mixer.
d. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tangga
Pembongkaran dinding badan tangga dan optrade dapat dilakukan setelah
beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes
dilakukan setelah 14 hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
4. Teknik Pelaksanaan Plat Lantai
a. Pekerjaan perancah dan bekisting pelat lantai
Angkah awal ialah mendirikan scaffolding di atas papan landasandengan
merangkaikan sokong dan memasangkan pen pada scaffolding. Setelah
pekerjaan tersebut selesai maka seterusnya adalah menaikkan balok-balok
kayu landasan bekisting ke atas scaffolding dan mengatur letak posisi
sesuai dengan letak rencana bekisting balok dan pelat yang akan
dipasang.lalau dipasang Bekisting Pelat Lantai Menggunakan Multipleks
12 mm.
b. Pekerjaan Penulangan
76
Pembesian pelat lantai mencakup pekerjaan-pekerjaan pemotongan,
pembengkokan, pemasangan tulangan wermesh m6 – 2 lapis dan
melakukan pengikatan tulangan dengan kawat beton serta pemasangan
cakar ayam.
c. Pekerjaan Pembersihan dan penyiraman
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat manual yaitu dengan
besi magnet yang di ikat pada sepotong besi yang berukuran kira-kira 1 m.
Setelah lokasi pekerjaan benar-benar bersih maka dilakukan penyiraman
terhadap bekisting yang bertujuan agar air semen tidak terserap pada saat
pengecoran. Pada proyek ini penyiraman dilakukan dengan slang plastik
yang dialiri air dari sumur bor di lokasi proyek.
d. Pekerjaan pengecoran tangga dan pelat lantai
Pada proyek ini pengadukan beton dilakukan dengan ready mix dari
Dexton Beton, mutu beton yang digunakan adalah K-250, setelah
dilakukan pengujian slump, pengecorang dilakukan dengan menyalurkan
beton sampai kelantai dua bangunan menggunakan lift. Setelah selesai
pengecoran dan pemadatan maka pekerjaan berikutnya meratakan
permukaan lantai.
e. Pekerjaan perawatan
Perawatan beton dapat dilakukan dengan cara Pembasahan atau
penyiraman adalah menggunakan air untuk memperkecil pengaruh suhu
lingkungan, dan panas hidrasi agar tidak terjadi kehilangan air yang
banyak akibat penguapan
B. SARAN
Beberapa saran yang dikemukakan penulis selama melakukan PKLI (Praktek
Kerja Lapangan Industri)di proyek pembangunan unit ruko “skydex bussines hub”
ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya masing-masing pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja dan
lebih mengutamakan keselamatan kerja.
2. Setiap pekerjaan seharusnya dikerjakan sesuai dengan gambar bestek.
77
3. Seharusnya dilakukan perawatan beton setelah dicor minimal 1 (satu) sampai
7 (tujuh) hari dengan cara menyiram dengan air bersih pada waktu suhu
dingin yang idealnya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.
4. Sebaiknya setiap alat dan bahan disimpan pada tempat yang lebih aman dan
lebih rapi sehingga mutu bahan tersebut tidak berkurang sewaktu dipakai dan
alat tidak gampang rusak.
5. Belum memperhatikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Sebaiknya
para pekerja dan tukang yang melakukan pekerjaan pembangunan unit ruko “
skydex bussines hub” ini menggunakan kelengkapan K3.
78