presentasi sidang tesis oktri oke (22 september 2006)
TRANSCRIPT
Pemodelan Knowledge Management Perawat dan Pengukuran Efektivitas Sistem Pakar Keperawatan di Rumah Sakit
OKTRI MOHAMMAD FIRDAUS
Program Magister Teknik & Manajemen IndustriProgram Studi Teknik Industri
Institut Teknologi Bandung
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkembangan industri pelayanan kesehatan saat ini
yang sangat pesat Proses penyembuhan penyakit khususnya untuk
pasien yang harus melalui proses rawat inap sangat dipengaruhi oleh peran perawat didalamnya.
Perawat memegang peranan penting dalam hal ini dikarenakan interaksi perawat dengan pasien jauh lebih sering dan lebih lama dibandingkan dengan dokter.
Sehingga secara otomatis ketergantungan terhadap perawat menjadi cukup tinggi.
Kualitas pelayanan harus selalu dipantau dan ditingkatkan.
Perumusan Masalah Aspek-aspek apa saja yang menentukan kualitas dan
kompetensi seorang perawat pada saat menangani pasien dengan berbagai macam karakterstik?
Bagaimana mendukung aktivitas perawat agar diperoleh tingkat kualitas pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan standar prosedur keperawatan serta tercapainya tingkat kepuasan terhadap pelayanan serta kesembuhan pasien?
Bagaimana memfasilitasi perawat yang sudah dianggap pakar dalam proses transfer knowledge baik kepada perawat baru maupun perawat lama yang membutuhkan pengetahuan baru dalam upaya peningkatan produktivitas kerja perawat?
Bagaimana memfasilitasi perawat dalam proses knowledge sharing dan knowledge update?
Apa dampak dari penerapan sistem pakar keperawatan di rumah sakit?
Tujuan Penelitian Melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang diperlukan
oleh perawat dalam menangani pasien dengan karakteristik unik khususnya pasien yang memiliki tingkat ketergantungan cukup tinggi terhadap peran perawat
Melakukan perancangan model knowledge management perawat yang menggambarkan proses bisnis yang terjadi di dalam dunia keperawatan ini
Melakukan perancangan model knowledge transfer perawat yang menggambarkan hubungan saling ketergantungan baik antara kepala ruangan, perawat lama maupun perawat baru.
Dan salah satu output dari model knowledge transfer ini adalah pembangunan sebuah sistem pakar keperawatan yang diharapkan dapat menunjang kinerja perawat dalam menangani pasien.
… Tujuan Penelitian
Melakukan perancangan model knowledge sharing yang menjelaskan tentang cara yang efektif dalam proses pertukaran pengetahuan diantara perawat.
Dan juga perancangan model knowledge update yang bertujuan untuk menjaga konsistensi dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada maupun yang baru.
Melakukan pengukuran efektivitas penerapan sistem pakar keperawatan di rumah sakit
Pembatasan Masalah
Penelitian untuk pembangunan sistem pakar keperawatan hanya dilakukan di ruangan ICU dan VIP Rumah Sakit Al Islam Bandung, sedangkan pada saat pengukuran efektivitas sistem pakar keperawatan ini dilakukan juga di 3 (tiga) buah rumah sakit lainnya sebagai bahan pembanding
Pengetahuan yang dimasukkan ke dalam program sistem pakar yang dirancang mencakup masalah-masalah : prosedur inti keperawatan, prosedur penanganan pasien ICU, prosedur penanganan pasien VIP serta keahlian praktis yang dimiliki oleh pakar dalam penanganan pasien.
… Pembatasan Masalah
Perawat yang dianggap sebagai pakar adalah perawat yang minimal sudah bekerja sebagai perawat di rumah sakit tersebut minimal 5 (lima) tahun dengan latar belakang pendidikan minimal D3 Keperawatan atau S1 Ilmu Keperawatan atau telah layak dianggap sebagai pakar oleh institusi bersangkutan merujuk kepada tingkat keahlian dan kecepatan tanggap dalam memecahkan suatu permasalahan keperawatan.
Karakteristik pengetahuan yang dimiliki pakar bersifat Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge.
PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update
Probst et.al (1999) menjelaskan tentang elemen-elemen utama dari knowledge management serta hubungan diantara elmen-elemen tersebut.
Salah satu modelnya menjelaskan mulai dari tujuan dari sebuah knowledge, identifikasi, akuisisi, pengembangan, distribusi dan sharing, penggunaan knowledge, penyimpannya sampai dengan tahap evaluasi dari knowledge tersebut.
Dan kesemuanya menghasilkan sebuah siklus yang sangat baik dilihat dari sudut pandang efektivitas dan efisiensi dari knowledge tersebut pada saat implementasinya nanti di dunia nyata.
… Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update
Gambar 2.1Elemen-elemen dari Knowledge Management (Probst et.al, 1999)
… Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update
Srinivasan et.al (2004) menjelaskan tentang hubungan antara knowledge sharing dengan knowledge capture dalam mendukung peningkatan produktivitas kerja karyawan di suatu perusahaan.
Employee Productivity
Knowledge Sharing
Knowledge Capture
+
+Existence of knowledge hoarding cultureAdequacy of knowledge forums
Amount of training
Amt of data captured in IT systems
Documentation of info from data analysis
Organizational time spent on gleaning from documented info
Employee morale level
Job-Employee skill level mismatch
Time spent in unproductive tasks
(Causal Path)
… Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update Hariharan (2005) lebih fokus pada bagaimana merancang
suatu siklus dari knowledge management yang baik dalam upaya memperoleh hasil yang optimal dari suatu bisnis baik dari segi kecepatan maupun konsistensinya pada
kepuasan konsumen.
… Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update
Knowledge Sharing dapat dikatakan merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan knowledge management baik di dalam organisasi dengan skala besar maupun kecil.
Beberapa penelitian yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini antara lain penelitian dari Bhirud et.al (2005) yang membahas secara lengkap tentang teknik-teknik implementasi knowledge sharing praktis dalam knowledge management.
Bhirud et.al (2005) menjelaskan tentang hubungan yang cukup erat antara knowledge management dengan knowledge sharing yang pada akhirnya diharapkan akan menghasilkan suatu inovasi yang berdaya guna dan memiliki nilai yang cukup tinggi.
Penelitiannya menjelaskan tentang aspek-aspek apa saja yang dapat menjadi pendukung maupun penghambat knowledge sharing di suatu organisasi.
… Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update
Kemudian Cummings (2003) menjelaskan tentang betapa berharganya proses knowledge sharing dalam upaya penyederhanaan beberapa tacit knowledge yang cukup penting dalam suatu organisasi menjadi explicit knowledge yang lebih mudah untuk didokumentasikan serta lebih mudah dan efektif dalam proses transfernya.
Chua (2001) menjelaskan tentang hubungan antara beberapa tipe knowledge yang telah berhasil disebarkan dengan beberapa tipe komunikasi pendukungnya.
Sedangkan Garvin (2003) menyoroti tentang masalah pembangunan suatu organisasi yang selalu belajar dengan salah satu pondasi utamanya yaitu proses knowledge sharing di dalam organisasi tersebut.
… Penelitian Tentang Knowledge Management, Knowledge Sharing dan Knowledge Update
Untuk mengetahui sampai sejauhmana kontribusi dari knowledge sharing dalam penelitian ini, maka dilakukan literature review terhadap beberapa penelitian yang khusus membahas mengenai jenis-jenis knowledge apa saja yang ada dan berhubungan secara langsung dengan penelitian ini.
Morgan et.al (2005) dalam penelitiannya yang memfokuskan diri pada knowledge continuity management di bidang kesehatan khususnya dunia keperawatan menjelaskan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk implementasi knowledge management tersebut dengan merujuk kepada model Beazley et.al (2002).
Penelitian Tentang Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan suatu objek penelitian yang sudah banyak dibahas oleh para peneliti di seluruh dunia.
Ini terbukti dengan ditemukannya kurang lebih 10.439 artikel, jurnal maupun laporan penelitian lainnya yang berhubungan dengan sistem pakar dalam kurun waktu tahun 1995 – 2004 (Liao, 2004).
Sistem pakar seakan menjadi primadona bagi para peneliti dikarenakan selain permintaan pasar yang sangat tinggi juga implementasi sistem pakar yang sudah ada dirasakan masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan user.
… Penelitian Tentang Sistem Pakar
Penelitian ini mengadaptasi salah satu metodologi sistem pakar yang ada yaitu metodologi Rule-based systems.
Penelitian-penelitian yang secara langsung berkorelasi dengan penelitian ini antara lain penelitian mengenai proses verifikasi dan validasi pengetahuan (Wu dan Lee, 1997).
Metode pemeliharaan berbasis pengetahuan (Higa dan Lee, 1997),
Proses akuisisi pengetahuan (Wu dan Chen, 1999) Proses representasi pengetahuan (Hatzilygeroudis
dan Prentzas, 2004).
… Penelitian Tentang Sistem Pakar
Selain itu penelitian-penelitian lainnya yang membahas mengenai permasalahan kesehatan dan industri pelayanan kesehatan Alonso-Amo, Perez, Gomez, dan Montes (1995); Boegl, Adlassnig, Hayashi, Rothenfluh, dan Leitich (2004); Abidi dan Manickam (2002); Montani and Bellazzi (2002); Tu, Eriksson, Gennari, Shahar, dan Musen (1995) serta Yan et al. (2004).
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pemilihan Permasalahan
Analisis PenelitianTerdahulu
Pemodelan Proses BisnisRS Al Islam Bandung
Perancangan ModelDasar Penelitian
Perancangan ModelKnowledge Transfer
Perancangan ModelKnowledge Sharing
Pembuatan Matriks Hubungan Antara JenisKnowledge Dengan Metode Knowledge Sharing
Perancangan ModelKnowledge Update
Perancangan ModelPengetahuan
Perancangan ModelSistem Pakar
Pengukuran EfektivitasSistem PakarKeperawatan
Selesai
Pemilihan Pakar danAkuisisi
Pengetahuan
Antar MukaPemakai
MesinInferensi
BasisPengetahuan
Basis DataAdaptiveSystem
Pemilihan PerangkatLunak dan Keras
PembangunanSistem
Pengujian danPerbaikan
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Tahap 6
Perancangan Konseptual
PerancanganModel Sistem Pakar
Tahap 1
PEMBAHASAN
Model Dasar PenelitianPerawat
Fresh Graduate
PerawatBerpengalaman
Rekrutmen Training Internal
Evaluasi
Ruang PerawatanVIP
Ruang PerawatanBiasa
RuangPenanganan
Intensif
OrientasiLapangan
InstalasiGawat Darurat
Training InternalTraining
Eksternal
EvaluasiJabatan ?
Mutasi / PromosiTetap Pada
Posisi Semula
Pensiun
PerawatLama
PerawatLama
Model Knowledge Transfer
Perawat Baru
Perawat Lama
Kepala Ruangan(Pakar)
ProtapKeperawatan
Standar
Keahlian Praktis
Pasien
TrainingInternal
TrainingEksternal
KnowledgeSharing
KnowledgeSharing
Model Knowledge Sharing
ExplicitKnowledge
TacitKnowledge
Knowledge Sharing(Bhirud et.al, 2005) :
1. Information andcommunication technology
tools2. Innovation day
3. Organizational’s internalconferences
4. Storytelling5. Technology show6. Best practices day
7. Internal trainers
TrainingInternal
TrainingEksternal
Kepala Ruangan(Pakar)
PerawatLama
PerawatBaru
Protap StandarKeperawatan
Information andCommunication
Technology Tools(1)
Knowledge SharingOrganization’s internal
conferences(3)
Internal Trainers(7)
Innovation Day(2)
Technology Show(5)
Best Practices Day(6)
Storytelling(4)
Penentuan Skala PrioritasPenerapan MetodaKnowledge Sharing
Waktu
BiayaEfektivitas Hasil
(Output)
Follow Up dan ImplementasiHasil Knowledge Sharing
Group B(2,3,6)
Group C(4,7)
Group A(1,5)
Evaluasi danPerbaikan
PerawatBaru
PerawatLama
Kepala Ruangan(Pakar)
Matriks Hubungan Jenis Knowledge Dengan Metode Knowledge Sharing
JenisKnowledge **)
Metode Knowledge Sharing *)
ICT ToolsInnovation
Day
Organizational’s internal
conferencesStorytelling
Technology Show
Best Practices Day
Internal Trainers
Knowledge tentang penyakit baru
Knowledge tentang metode penanganan praktis pasien
Knowledge tentang CRM (Customer Relationship Management)
Knowledge tentang ESQ (Emotional Spiritual Quetient)
Knowledge tentang penggunaan alat-alat kedokteran baru
Knowledge tentang pengembangan metode diagnosis keperawatan
Knowledge tentang aturan organisasi dan undang-undang kesehatan
Keterangan : *) Diadaptasi dari Model Knowledge Sharing yang telah dikembangkan oleh Bhirud et.al (2005) **) Diadaptasi dari Knowledge Profiles yang telah dikembangkan oleh Morgan et.al (2005)
Model Knowledge Sharing Untuk Diagnosis dan Treatment Penyakit
Pasien a Pasien b Pasien c Pasien n...
Diagnosis A
Diagnosis C
Diagnosis B
Penyakit “X”
Diagnosis ?
Treatment 1 Treatment 5
Treatment 2 Treatment 6
Treatment 3 Treatment 4
Analisis Diagnosa & Treatmentuntuk Penyakit “X”
Diagnosis B(Hasil analisis)
Diagnosis A(Hasil analisis)
Diagnosis C(Hasil analisis)
Treatment 1 Treatment 6
Treatment 2 Treatment 5
Treatment 3 Treatment 4
Treatment 7(Baru)
Perawat di Ruangan atauRumah Sakit lain
Model Knowledge UpdateTrainingInternal
TrainingEksternal
PengetahuanBaru
UpdatingKnowledge(Segera)
ApakahProsedur Inti ?
ApakahProtap ICU ?
ValidasiPengetahuan Baru
SistemTidak Berubah
UpdatingKnowledge
(Tidak Segera)
ImplementasiPengetahuan Baru
Evaluasi
ApakahKeahlianPraktis ?
UpdatingKnowledge
(Tidak Segera)
SistemTidak Berubah
Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ya Ya
Model Pengetahuan
PenangananInfark Miokard
Akut (IMA)
Potensial perubahan curahjantung yang berhubungandengan faktor-faktor listrik
(distrimia), penurunankontraktilitas miokard, dan
defek struktural
Ansietas yang berhubungandengan penerimaan atauancaman aktual terhadap
integritas biologis
Nyeri dada yang berhubungandengan iskemia miokard atau
nekrosis
Pertahankan tirah baring untuk 24-30 jam pertamadan sesuai indikasi; posisi pasien yang nyaman
Kaji dan rekam gambaran nyeri dan faktor-faktoryang memperburuk nyeri; tentukan jika dipengaruhi
oleh pernafasan atau posisi tubuh
Berikan oksigen sesuai pesanan
Berikan terapi obat sesuai pesanan; kaji dan catatrespons-respons yang ada
Ukur TD, nadi, dan pernafasan selama episodenyeri
Lakukan tindakan non-farmakologis untukmengurangi nyeri, teknik relaksasi, bimbinganimajinasi, lingkungan yang tenang, tenteram
Pertahankan tirah baring
Kaji dan lapor tanda-tanda penurunan curahjantung
Kaji dan pantau TD, S, P, dan nadi apikal setiap 2sampai 4 jam atau sesuai indikasi status klinis
Pantau dan rekam EKG secara kontinyu untukmengkaji frekuensi dan irama setiap 2 sampai 4 jam
sesuai indikasi
Dapatkan dan bandingkan 12-lead EKG sesuaipesanan
Berikan terapi oksigen sesuai pesanan
Auskultasi pernafasan dan jantung setiap 1 sampai2 jam sesuai indikasi
Pantau seri serum
Pantau TAP, PCWP atau CVP sesuai indikasi
Kaji adanya tanda dan ekspresi verbal terhadapansietas
Lakukan memberikan rasa nyaman sepertilingkungan, tenang, tenteram, dan teknik relaksasi
misalnya: imajinasi visual, irama musik yang lembut
Minimalkan kontak dengan rangsang yangmembuat stress, seperti pasien lain yang
mengalami ansietas
Gunakan suara yang tenang, meyakinkan
Diskusikan dan orientasikan pasien denganlingkungan dan peralatan UPK
Berikan sedasi sesuai indikasi
Model Sistem Pakar
UserAntar Muka
PemakaiAdaptiveSystem
BasisPengetahuan
MesinInferensi
BasisData
Gambar Model Sistem Pakar (Nurzal, 1998)
… Model Sistem Pakar
UserAntar Muka
PemakaiUpdateSystem
BasisPengetahuan
MesinInferensi
BasisData
Antar MukaPemakai Umum
Antar MukaPemakai Khusus
Ruang ICU
Antar MukaPemakai Khusus
Ruang VIP
Antar MukaPemakai
Administrator
Gambar Model Nurse Expert System (Penelitian ini)
Pengukuran Efektivitas Sistem Pakar
Indikator Pengukuran*
Ruang VIP Ruang ICU
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Penggunaan Waktu Kerja (rata-rata) **
69% 72% 82% 86%
Komunikasi antar perawat (rata-rata)
10 kali dalam 1 shift kerja
18 kali dalam 1 shift kerja
17 kali dalam 1 shift kerja
22 kali dalam1 shift kerja
Kecepatan Penanganan setelah bel dari ruangan / tempat tidur berbunyi (rata-rata) ***
2 menit 1 menit 40 detik 1 menit 56 detik
Kesesuaian Penanganan dengan SOP (%)
69% 81% 84% 91%
Tingkat Kesalahan Penanganan (%)
5,2% 0 0 6,1%
Jumlah Pengetahuan Praktis yang didokumentasikan
2 7 0 5
Jumlah Pengetahuan Baru yang di-transfer dari satu perawat ke perawat lainnya ****
3 5 6 9
Tabel 1. Pengukuran Efektivitas Sistem Pakar Keperawatan di RS “A”
Sumber : Data diolah
Indikator Pengukuran*
Ruang VIP Ruang ICU
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Penggunaan Waktu Kerja (rata-rata)**
57% 59% 75% 76%
Komunikasi antar perawat (rata-rata)
6 kali dalam1 shift kerja
8 kali dalam1 shift kerja
11 kali dalam1 shift kerja
15 kali dalam1 shift kerja
Kecepatan Penanganan setelah bel dari ruangan / tempat tidur berbunyi (rata-rata)***
2 menit 26 detik 2 menit 1 menit 1 menit 10 detik
Kesesuaian Penanganan dengan SOP (%)
51% 72% 66% 79%
Tingkat Kesalahan Penanganan (%)
4,7% 3,1% 4,2% 0
Jumlah Pengetahuan Praktis yang didokumentasikan
0 3 0 7
Jumlah Pengetahuan Baru yang di-transfer dari satu perawat ke perawat lainnya****
1 3 0 3
Tabel 2. Pengukuran Efektivitas Sistem Pakar Keperawatan di RS “B”
Sumber : Data diolah
Indikator Pengukuran*
Ruang VIP Ruang ICU
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Penggunaan Waktu Kerja (rata-rata)**
71% 79% 88% 91%
Komunikasi antar perawat (rata-rata)
14 kali dalam1 shift kerja
19 kali dalam1 shift kerja
17 kali dalam1 shift kerja
22 kali dalam1 shift kerja
Kecepatan Penanganan setelah bel dari ruangan / tempat tidur berbunyi (rata-rata)***
1 menit 18 detik 1 menit 55 detik 1 menit
Kesesuaian Penanganan dengan SOP (%)
77% 83% 89% 92%
Tingkat Kesalahan Penanganan (%)
0 0 0 2,8%
Jumlah Pengetahuan Praktis yang didokumentasikan
2 7 0 4
Jumlah Pengetahuan Baru yang di-transfer dari satu perawat ke perawat lainnya****
5 6 2 8
Tabel 3. Pengukuran Efektivitas Sistem Pakar Keperawatan di RS “C”
Sumber : Data diolah
Indikator Pengukuran*
Ruang VIP Ruang ICU
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Sebelum Implementasi Sistem Pakar
Sesudah Implementasi Sistem Pakar
Penggunaan Waktu Kerja (rata-rata)**
59% 62% 77% 83%
Komunikasi antar perawat (rata-rata)
11 kali dalam1 shift kerja
17 kali dalam1 shift kerja
6 kali dalam 1 shift kerja
6 kali dalam1 shift kerja
Kecepatan Penanganan setelah bel dari ruangan / tempat tidur berbunyi (rata-rata)***
3 menit 10 detik 2 menit 35 detik 2 menit 40 detik 1 menit 25 detik
Kesesuaian Penanganan dengan SOP (%)
56% 63% 52% 57%
Tingkat Kesalahan Penanganan (%)
5,9% 2,2% 4,7% 4,2%
Jumlah Pengetahuan Praktis yang didokumentasikan
0 2 0 1
Jumlah Pengetahuan Baru yang di-transfer dari satu perawat ke perawat lainnya****
0 3 1 2
Tabel 4. Pengukuran Efektivitas Sistem Pakar Keperawatan di RS “D”
Sumber : Data diolah
Kesimpulan
Pengetahuan yang berasal dari kepakaran seorang perawat dan referensi lainnya seperti buku serta jurnal-jurnal ilmiah telah berhasil dikumpulkan dan dikategorisasikan berdasarkan jenis penyakit, jenis diagnosa, tahapan penatalaksanaan keperawatan dan hasil yang diharapkan berdasarkan dalam suatu basis pengetahuan (knowledge base), dan hal tersebut merupakan input awal dalam proses perancangan model knowledge management, model knowledge transfer, model knowledge sharing, model knowledge update sampai dengan pembangunan sistem pakar keperawatan.
Model knowledge management yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dikatakan telah merepresentasikan suatu proses bisnis yang terjadi di dunia keperawatan, dan juga berfungsi sebagai bahan evaluasi bagi manajemen sebuah rumah sakit.
… Kesimpulan
Model knowledge transfer yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan model rujukan sebelumnya, yaitu selain menggambarkan hubungan yang jelas antar perawat, didalamnya juga sudah digambarkan secara eksplisit solusi yang efektif dalam proses knowledge transfer ini yaitu dengan adanya sistem pakar yang berisi kemampuan praktis dari pakar didukung oleh prosedur tetap keperawatan itu sendiri.
Model knowledge sharing dari penelitian ini menggambarkan hubungan yang sangat jelas antara tacit knowledge dengan explicit knowledge yang merupakan sumber utama dalam proses knowledge sharing ini.
Selain itu juga model knowledge sharing ini menjelaskan cara pemilihan metode knowledge sharing yang tepat untuk diterapkan di masing-masing rumah sakit.
Sedangkan model knowledge update yang dirancang, lebih mengedepankan penentuan skala prioritas yang tepat dalam proses update suatu pengetahuan baru.
… Kesimpulan
Secara garis besar proses implementasi dari sistem pakar keperawatan ini mendapat respon yang cukup baik dari para perawat di 4 (empat) rumah sakit tempat penelitian dilakukan
Dari 7 (tujuh) indikator pengukuran, hampir sebagian besar menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik setelah implementasi sistem pakar keperawatan, kecuali indikator tingkat kesalahan penangan pasien yang justru menunjukkan peningkatan ke arah yang kurang baik.
Salah satu penyebabnya adalah belum terbiasanya para
perawat dengan metode maupun teknologi yang baru dalam proses penanganan pasien.
Terima Kasih …