Rahmat Fadil09101043

PembimbingDr. Imawan Hardiman, Sp.KK

Infeksi disebabkan oleh staphylococcus aureus, biasanya diawali biasanya diawali oleh trauma atau dapat karena pemakaian deodoran dan rambut ketiak di gunting, Obesitas , infeksi bakteri dan merokok juga dapat menyebabkan terjadinya hidradenitis supurativa.

gejala konstitusi seperti demam dan malese

Lesi kulit dapat berupa nodus dengan kelima tanda radang, kemudian melunak menjadi abses , pecah membentuk fistel. Biasanya sering menyebabkan keloid

Stadium klinis pada hidradenitis supurativa (Hurley) yaitu:

stadium 1 : Dalam beberapa kasus , gejala awal seperti gatal atau rasa tidak nyaman yang lokal dan pembentukan satu atau beberapa abses , tanpa saluran sinus dan jaringan parut.

stadium 2 : abses berulang , dengan formasi saluran dan pembentukan parut, terdapat satu atau beberapa lesi yang terpisah .  

stadium 3 : Diffuse atau hampir menyebar, beberapa sinus dan abses yang saling berhubungan , timbul sikatrik

Diagnosis hidradenitis supurativa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang pewarnaan gram dan histopatologi dengan gambaran awal terdapat oklusi saluran apokrin dan folikel rambut. Pada pemeriksaan darah rutin terdapat leukositosis

Pemeriksaan penunjang pada Hhidradenitis supuratif meliputi:

Pemeriksaan darah lengkap Analisis Bakteriologis Histopatologi

Frunkel/karbunkel

Skrofuloderma

Erisipelas

Manajemen medis dianjurkan dalam tahap awal, sedangkan operasi harus dilakukan setelah pembentukan abses, fistula, bekas luka, dan saluran sinus

Perawatan topikal termasuk antiseptik dan antibiotik seperti clindamicyn.

Antibiotik Oral. Eritromisin 250-500 mg 4x1, tetracycline 250-500 mg 4x1, minocycline 100 mg 2x1 hingga lesi sembuh

Steroid intralesi, misalnya triamsinolon ( 5-10 mg/mL ) Kortikosteroid oral dapat digunakan untuk kasus

berat misalnya , , prednison 70 mg perhari selama 2-3 hari.

Insisi dan drainase, meredakan nyeri segera dan memungkinkan evakuasi nanah

keparahan penyakit ini sangat bervariasi, banyak pasien hanya mengalami gejala ringan yang rekuren, dapat sembuh sendiri sehingga terkadang pasien jarang berobat.

Pada beberapa individu gejalanya dapat menjadi progresif dengan morbiditas nyata terkait penyakit kronis, pembentukan sinus dan sikatriks yang timbul