presentasi ptk
TRANSCRIPT
Biodata Pribadi
Drs. ANLATIFKarawang, 3 – 9 – 1967SMA Negeri 2 CikampekBlok DC 3/31 Rt01/14 Perum BIP Cikampek
Barat, Cikampek, Kab. Karawang [email protected]@gmail.comAdmin blog : http://sejarahcikampek2.blogspot.com
http://sejarahkontemporer.blogspot.com
PENELITIAN TINDAKAN KELASoleh Drs. Anlatif
Judul penelitian :
“PENGARUH MEMBACA BUKU MATA PELAJARAN SEJARAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XII IPA”
Latar belakangnya :Kurangnya minat siswa untuk membaca materi pelajaran
Tujuan PTK :
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran sejarah yang peneliti lakukan dan untuk mencari format pembelajaran yang sesuai dengan materi, metode, pendekatan pembelajaran atau menghasilkan proses pembelajaran yang bermutu dan output pembelajaran sejarah yang bermutu, sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran sejarah tercapai.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data penelitian diambil dari dari nilai-nilai free test, post test dengan metode ceramah, tugas, presentasi, berdasar acuan perangkat pembelajaran sejarah yang dilakukan peneliti pada kelas XII IPA .
Masalah Penelitian
Peneliti berasumsi bahwa kelemahan dalam pendidikan kita didasarkan pada kurangnya kemauan siswa dalam membaca buku materi pelajaran. Pengalaman mengajar dari peneliti : kerap didapati anak yang tidak tahu berbagai materi penting yang sebenarnya sudah diajarkan dalam kurikulum SD, SMP/Mts, seperti para tokoh kemerdekaan, isi teks proklamasi, isi teks sumpah pemuda dll.
Penelitian tindakan kelas bertujuan :
Untuk mengetahui daya serap siswa melalui proses membaca buku mata pelajaran sejarah
Untuk mengetahui peran membaca biografi terhadap peningkatan penguasaan materi sejarah
KERANGKA TEORITIS :
Ivan P Pavlov berpendapat orang dapat melakukan pekerjaan bila dikondisikan terlebih dahulu atau dirangsang dan dibiasakan dulu.
Edwin Gutrie, tingkal laku manusia dapat diubah menjadi baik atau buruk dengan adanya pergantian stimulus sehingga terjadi respon yang dikehendaki.
Robert R gagne berpendapat belajar merupakan proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
Kerangka Berfikir :
Edward Lee Thorndike melalui teori connectionism, belajar adalah terjadinya hubungan antara stimulus dengan respons. Dalam konteks tersebut berarti ada hubungan antara proses mengajar dengan proses belajar. Guru harus menstimulus belajar siswanya melalui perancangan proses belajar mengajar sehingga setiap siswanya terkondisi ( terskenario ) dengan situasi belajar yang dikembangkannya, sehingga, siswa merespon situasi dan model pembelajaran yang diterapkan guru.
Kerangka berfikir :
Teori konstruktivisme sangat menekankan proses pembalajaran oleh siswa. Siswa aktif belajar. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Karena itu setiap siswa harus belajar dan membangun system pengetahuan diotaknya. Guru hanya berperan bagaimana mengkondisikan agar anak mau dan harus belajar dan memaksimalkan proses belajarnya,. Fungsi guru membantu anak didiknya untuk belajar sesuai kemampuan maksimal usaha si anak didiknya.
Kesimpulan Kerangka berfikir :
Keberhasilan siswa menurut teori konstruktivisme ditentukan oleh keterampilan guru dalam merancang proses pembalajaran dan capaian target yang diinginkannya.
Siklus dalam PTK ini :
Siklus pertama untuk mengetahui apakah metode yang digunakan guru dalam mengajar sejarah kepada siswa meningkatkan pemahaman siswa yang dibuktikan dari nilai tes yang didapatnya.
Siklus kedua untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan siswa menguasai mata pelajaran sejarah dengan menambah metode pembelajaran yang diterapkan dan instruksi yang terus dilakukan guru .
PTK Model Kurt Lewin
planing acting
observingreflecting
Siklus pertama :
Langkah pertama (Planning ): peneliti menentukan kelas dari 6 kelas dan dipilih secara random yaitu kelas XII IPA 6. yang akan dijadikan objek penelitian , mempersiapkan soal fre test dan post test.
Langkah kedua ( acting ): peneliti melakukan free tes terhadap materi yang akan diajarkan untuk mengetahui sikap siswa , motivasi siswa serta pengetahuan dasar yang dimiliki siswa dengan materi perang dunia 1 , perang dunia 2 dan perang dingin.
Langkah ketiga ( Observing), peneliti mengamati proses pembelajaran siswa ( scenario pembelajaran ) dengan metode ceramah dan Tanya jawab. peneliti melakukan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan metode ceramah dan Tanya jawab serta sikap siswa, motivasi siswa serta perkembangan kognitif siswa.
Langkah keempat (reflecting ) , peneliti melakukan refleksi atas kekurangan dan kelebihan dalam perencanaan ( model intruksional ); kekurangan dan kelebihan motivasi siswa; pengetahuan dasar siswa.
Siklus ke dua :
Langkah pertama ( planning ) : peneliti mewajibkan siswa membaca teks materi pelajaran .
Langkah kedua ( Acting ) : peneliti meminta siswa merangkum berdasarkan what ( apa ) , how ( bagaimana), when (kapan) , who (siapa) where ( dimana ). menugaskan siswa untuk membuat hubungan tokoh sejarah dengan peristiwa sejarah dengan materi perang dingin .
Langkah ketiga ( Observing ): peneliti mengamati siswa membaca biografi tokoh sejarah yang terlibat dan peran sejarahnya , mengawasi proses belajar siswa dan melakukan post tes terhadap hasil belajar siswa
Langkah keempat ( reflecting ), peneliti mengevaluasi tindakan instrusional yang dilakukan ; hasil tes tulis, serta sikap siswa dan motivasi siswa terhadap pembelajaran sejarah
Penceritaan ulang Tokoh sejarah ( Biografi ) Menlu Indonesia Mr. Ahmad Soebardjo.
Penceritaan biografi PM Wilopo
Perubahan regional pasca perang dingin : NAFTA
Kesimpulan siklus pertama :
Dari perbandingan antara hasil free test dengan hasil belajar yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab terdapat progress nilai dari 63. 738 (free test) ke 73 (tes 1) atau naik 10.262 .
Kesimpulan siklus ke 2
Dari nilai tes ke 2 yang menggunakan soal multiple choice sebanyak 50 soal, didapatkan hasil rata nilai siswa 78.00, berarti terdapat kenaikan nilai rata dari 73 ke 78.00 atau naik sebesar 5.00
Kesimpulan Penelitian :
Indikator pembelajaran sebagai target yang dicapai melalui proses pembelajaran harus disampaikan ke siswa, sebelum pembelajaran dimulai.
Inti dari proses pembelajaran harus oleh siswa untuk kepentingan siswa sendiri dengan menitikberatkan pada kewajiban mencari informasi (membaca sumber, buku teks sejarah ), mengolah informasi ( merangkum), mempublish ke forum kelas ( diskusi ) dan melakukan evaluasi berdasar kritik teman dan guru, untuk mensintesanya ( historiografi ) agar pengetahuan dan ilmu pengetahuan sejarah, jadi milik diri pembelajar sejarah.
Pemahaman sejarah dan pemahaman bahan ajar sejarah harus melalui dan dialami , dirasakan dan dihayati oleh siswa pembelajar.
Sekolah membutuhkan buku-buku referensi sejarah dalam jumlah yang banyak sesuai standar kompetensi, indicator, materi dan bahan ajar yang diinginkan dan disampaikan ke siswa.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA !