ppt sken 3 malaria fix

38
MALARIA Kelompok A-14

Upload: geryaldilatama

Post on 09-Nov-2015

258 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

MALARIA

MALARIAKelompok A-14KELOMPOK A-14Ketua: Ashiela Nahda Kemala(1102014043)Sekretaris: Dewi Anindya(1102013078)Anggota: Anggun Kusuma Dewi(1102014026) Annisa Aryani Tarigan(1102014030) Dwinta Anggraini(1102014052) Esti Puji Lestari W(1102014087) Farha Muftia Dini Solihah(1102014092) Firmansyah(1102014103) Gery Aldilatama(1102014115)

SKENARIO 3

Menggigil disertai Demam Tn C, 35 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali. Setiap kali demam didahului menggigil dan diakhiri berkeringat. Setelah demam dapat pulih seperti biasa. Pasien baru kembali dari melakukan studi lapangan di Sumatera Selatan selama dua minggu. Setelah melakukan pemeriksaan sediaan hapus darah tepi, dokter mengatakan pasien terinfeksi Plasmodium Vivax.Kata Sulit

1. Plasmodium Vivax: Genus protozoa parasite yang menyebabkan malaria. Mempunyai 2 inang dalam siklus hidup.

Pertanyaan Mengapa demam didahului dengan menggigil dan diakhiri dengan berkeringat?Mengapa demam dirasakan setiap dua hari sekali?Apa hubungan dengan bapak bepergian ke Sumatera Selatan dengan Plasmodium Vivax?Bagaimana gejala lain dengan diagnose infeksi Plasmodium Vivax?Apakah ada pemeriksaan lain selain pemeriksaan apusan darah tepi?Bagaimana siklus seseorang dapat terinfeksi Plasmodium Vivax?Apa saja yang ditemukan pada apusan darah tepi?Apa yang harus dilakukan pada seseorang yang terinfeksi Plasmodium Vivax? Apa komplikasi pada seseorang yang terinfeksi Plasmodium Vivax?Mengapa gejala klinis baru ditemukan setelah dua minggu bepergian ke Sumatera Selatan?

Jawaban Sementara1. Trias malaria ada tiga yaitu periode dingin seperti menggigil dan suhu tubuh meningkat. Periode panas seperti muka memerah, nadi cepat, sakit kepala, dan suhu tubuh meningkat. Periode berkeringat seperti berkeringat, suhu tubuh menurun, dan bisa tidur nyenyak saat bangun merasa sehat.2. Fase konstriksi pada kulit. Untuk mencegah pengeluaran suhu tubuh agar suhu dalam tubuh tetap tinggi (demam).Karena pematangan skizon selama dua hari dalam sel hati sampai skizon pecah dan mengeluarkan merozoit. Lalu sel fagosit aktif dan mengeluarkan mediator sitokinin yang berupa TNF dan IL-6 agar suhu tubuh tinggi (demam) agar proses fagositosis bekerja dengan optimal.3. Karena Sumatera Selatan termasuk dalam salah satu daerah endemis malaria.4. Menggigil, suhu tubuh meningkat, anemia saat sudah kronis, splenomegaly, nyeri punggung, nyeri sendi dan tulang.5. Pemeriksaan serologi, rapid diagnostic test.6. Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai jumlah sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium ekoeritrositer dengan masuk ke sel hati. Di hati sporozoit matang menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan. Merozoit akan akan memasuki alirah darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan mengalami perubahan morfologi yaitu: merozoit -> bentuk cincin -> trofozoit ->merozoit. Proses ini memerlukan waktu dua sampai tiga hari. Di atntara merozoit-merozoit tersebut aka nada yang berkembang membentuk gametosit untuk kembali memulai siklus seksual menjadi mikrogamet (jantan) dan makrogamet (betina). Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah dan bermanifestasi pada gejala klinis. 7. Pada darah tipis ada stadium trofozoit dan skizon. Pada darah tebal biasa nya untuk melihat jenis plasmodium.

8. Pemberian obat kina, pengobatan klorokuin dan primakuin untuk membunuh hipnozoit di sel hati dan bersifat skizontisida darah. Pengobatan ini dinamakan pengobatan radikal (pembunuhan parasit didalam tubuh).9. Gangguan pernafasan, gagal ginjal akut, icterus (bilirubin meningkat), anemia berat, rupture limpa, kejang-kejang, dan gangguan kesadaran.10. Masa inkubasi plasmodium vivax 12-17 hari. Rata-rata 15 hari.

HipotesaSetelah berpergian dari wilayah endemis anopheles betina yang mengandung Plasmodium Vivax menggigit manusia lalu sporozoit masuk peredaran darah perifer masuk ke she hati yang menjadi skizon hati menghasilkan hipnozoit yang merozoit. Merozoit menginfeksi eritrosit berubah menjadi trofozoit muda lalu menjadi trofozoit tua menjadi skizon matang kemudian pecah menghasilkan merozoit. Sebagian merozoit ada yang yang menjadi gametosit da nada pula yang menginfeksi eritrosit dan menimbulkan manifestasi klinis dilakukan pemeriksaan terdiagnosis sebagai malaria dan menjalani pengobatan. Pada saat menjalani pengobatan ada yang resistensi sehingga menyebabkan komplikasi.

Sasaran Belajar1. Memahami dan Menjelaskan Plasmodium1.1. Klasifikasi1.2. Morfologi1..3. Siklus Hidup1.4. Vektor2. Memahami dan Menjelaskan Malaria2.1. Definisi2.2. Etiologi2.3. Epidemiologi2.4. Patogenesis2.5. Patofisiologi2.6. Manifestasi Klinis2.7. Pemeriksaan2.8. Diagnosis dan Diagnosis Banding2.9. Komplikasi

3. Memahami dan Menjelaskan Pengobatan Malaria3.1. Farmakodinamik3.2. Farmakokinetik3.3. Efek Samping3.4. Kontraindikasi4. Memahami dan Menjelaskan Strategi Pemberantasan Malaria

1. Memahami dan Menjelaskan Plasmodium1.1. KlasifikasiKingdom:ProtistaSubkingdom :ProtozoaPhylum:ApicomplexaClass:Sporozoasida/CoccidiaOrder:EucoccidioridaFamily:PlasmodidaeGenus:PlasmodiumSpecies:falciparum, malariae, ovale, vivax1.2. Morfologi

1.3. Siklus Hidup

1.4. Vektor

No.SpesiesDistribusiHabitat1A. sundaicusJawa, Bali, NTT, NTB, KalimantanLagun berlumut kena sinar (pantai)2A. subpictusJawa,Bali,NTT,NTB, Bengkulu, Sulawesi3A.sanoticusJawa,Kalimantan,NTT, NTB, Sumatera, SulawesiSawah, saluran irigasi4A.barbirostrisJawa,Bali,Sumatera,NTT,NTB, SulawesiSawah, saluran irigasi, kolam, rawa5A. maculatusSumatera, Jawa, Bali, NTT,NTB, Kalimantan, SulawesiSungai kecil/mata air yang kena sinar,tanaman selada6A. balacensisSumatera, Jawa, KalimantanAir tawar dalam hutan, pinggiran sungai7A. letiferKalimantan, SumateraGengangan air dalam hutan yang terlindung sinar matahari, rawa8A. sinesisSawah, kolam terbuka, rawa9A.nigerrimusKalimantan, Sumatera, SulawesiSawah, rawa&air mengalir perlahan, kolam yang berumput, air payau10A. annullarisSumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTBSawah, kolam ikan air tawar11A. vagusSumatera s/d PapuaAir kotor agak berlumpur, kolam, saluran irigasi12A. tessellatusSumatera s/d MalukuSawah, kobakan, air mengalir, kolam, air payau13A. umbrosusSumatera, KalimantanRawa di hutan terlindung dari sinar matahari2. Memahami dan Menjelaskan Malaria2.1. DefinisiMalaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria bentuk aseksual (sporozoit) yang masuk kedalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Anopheles betina.2.2. EtiologiMalaria disebabkan oleh parasit sporozoa Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif.

2.3. EpidemiologiInfeksi malaria menyebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian Selatan) dan daerah Oceania dan kepulauan Caribia. Lebih dari 1,6 triliun manusia terpapar oleh malaria dengan dugaan morbilitas 200-300 jta dan mortalitas lebih dari 1 juta pertahun. Beberapa daerah yang bebas malaria yaitu Amerika Serikat, Canada, Megara di Eropa (kecuali Rusia), Israel, Singapura, Hongkong, Japan, Taiwan, Korea, Brunei dan Australia. Negara tersebut terhindar dari malaria karena vector kontrolnya yang baik; walaupun demikian di Negara tersebut makin banyak dijumpai kasus malaria ynag diimport karena pendatang dari Negara malaria atau penduduknya mengunjungi daerah-daerah malaria.2.4. PatogenesisPenghancuran eritrositMediator endotoksin-makrofag- Sekuestrasi eritrosit yang terluka

2.5. PatofisiologiPerubahan hemodinamikPerubahan imunologikPerubahan metabolika. Gangguan sel membran yang abnormalb. Nutrisi parasitc. Hipoksia jaringan

2.6. Manifestasi Klinisa. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat.b. Splenomegalic. Anemia yang disertai dengan malaise

2.7. Pemeriksaan Utama dan Penunjanga. Anamnesisb. Vital SignPemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan mikroskopis2. Tes diagnostik cepat (RDT, rapid diagnostic test)Pemeriksaan Penunjang untuk Malaria Berat:

Hemoglobin dan hematokritHitung jumlah leukosit & trombositKimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali fosfatase,albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas darah)EKGFoto toraksAnalisis cairan serebrospinalisBiakan darah dan uji serologi8. Urinalisis2.8. Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosis atas dasar pemeriksaan laboratoriuma. Pemeriksaan dengan mikroskopb. Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/lapangan/rumah sakituntuk menentukan:c. Ada tidaknya parasit malaria (positif negatif)d. Spesies dan stadium plasmodiume. Keadaan parasitDiagnosis BandingManifestasi klinis malaria sangat bervariasi dari gejala yang ringan sampai berat.Malaria tanpa komplikasi harus dapat dibedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai berikut :a. Demam tifoidb. Demam denguec. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)d. Leptospirosis ringane. Infeksi virus akut lainnya

2.9. Komplikasi1. Malaria Serebral2. Anemia Berat3. Gagal Ginjal4. Edema Paru5. Hipoglikemia6. Malaria Algid7. Hemoglobinuria8. Asidosis9. Manifestasi Gangguan Gastro-Intestinal10. Hiponatremia11. Gangguan Perdarahan3. Memahami dan Menjelaskan Pengobatan Malaria3.1. Farmakodinamika. Klorokuin dan turunannya (klorokuin, amodiakuin, dan hidroksiklokuin)Mekanisme kerja obat : menghambat aktifitas polimerase heme plasmodia.Resistensi terhadap klorokuin ditemukan pada plasmodium falciparum yang melibatkan berbagai mekanisme genetik yang kompleks.b. PirimetaminMerupakan skizontisid darah yang bekerja lambat.Mekanisme kerja: pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat reduktase plasmodia yang bekerja dalam rangkainan reaksi sintesis purin, sehingga penghambatannya menyebabkan gagalnya pembelahan inti pada pertumbuhan skizon dalam hati dan eritrosit.

c. PrimakuinEfek toksisitasnya terutama terlihat pada darah.Aktifitas antimalaria: dalam penyembuhan radikal malaria vivax dan ovale, karna bentuk laten jaringan plasmodia ini dapat dihancurkan oleh primakuin.d. KuinidinUntuk terapi supresi dan serangan klinik, obat ini lebih toksik dan kurang efektif dibanding dengankan dengan klorokuin.Mekanisme kerja : bekerja didalam organel (vakuol makanan) plasmodium falciparum melalui penghambatan aktivitas heme polymerase, sehingga terjadi penumpukan substrat yang bersifat sitotoksik yaitu heme.3.2. Farmakokinetika. Klorokuin dan turunannya (klorokuin, amodiakuin, dan hidroksiklokuin)Absorbsi: setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat, dan adanya makanan mempercepat absorbsi ini.Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam. Kira-kira 55% dari jumlah obat dalam plasma akan terikat pada non-diffusible plasma constituent.b. PirimetaminAbsorbs: melalui saluran cerna, barlangsung lambat tetapi lengkap.Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 4-6 jam.

c. PrimakuinAbsorbs: setelah pemberian oral, primakuin segera diabsorbsi.Distribusi: luas ke jaringan.d. KuinidinAbsorbs: baik terutama melalui usus halus bagian atas.Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah suatu dosis tunggal.Distribusi: luas, terutama ke hati dan melalui sawar uri, tetapi kurang ke paru, ginjal, dan limpa.

3.3. Efek Sampinga. Klorokuin dan turunannya (klorokuin, amodiakuin, dan hidroksiklokuin)Sakit kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, dan gatal-gatal.Pengobatan kronik sebagai terapi supresi kadang kala menimbulkan sakit kepala, penglihatan kabur, diplopia, erupsi kulit, rambut putih, dan perubahan gambaran EKG.b. PirimetaminDengan dosis besar dapat terjadi anemia makrositik yang serupa dengan yang terjadi pada asam folat.c. PrimakuinYang paling berat adalah anemia hemolitik akut pada pasien yang mengalami defisiensi enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase (g6pd).Dengan dosis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan gangguan lambung. Dosis yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan sianosis.

d. KuinidinDosis terapi kina dapat menyebabkan sinkonisme yang tidak terlalu memerlukan penghentian pengobatan. Gejalanya mirip salsilimus yaitu tinnitus, sakit kepala, gangguan pendengaran, pandangan kabur, diare, dan mual.

3.4. Kontraindikasia. Klorokuin dan turunannya (klorokuin, amodiakuin, dan hidroksiklokuin)Pada pasien dengan penyakit hati, atau pada pasien dengan gangguan saluran cerna.Tidak dianjurkan dipakai bersama fenilbutazol atau preparat yang mengandung emas karna menyebabkan dermatitis.b. PirimetaminPada gangguan fungsi ginjal dan hati, diskrasia darah, riwayat alergi sulfonamid, ibu menyusui dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun.c. PrimakuinPada pasien sistemik yang berat yang cenderung mengalami granulositopenia misalnya arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus.

Memahami dan Menjelaskan Strategi Pemberantasan MalariaGebrak Malaria

PengertianGebrak malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen masyarakat untuk memberantas malaria secara intensife melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, lembaga wadaya masyarakat, dan badan-badan internasional serta penyandang dana.

TujuanTujuan gebrak malaria adalah meningkatnya kemampuan setiap orang dan kepedulian masyarakat untuk mengatasi malaria, terciptanya lingkungan yang terbebas dari penularan malaria, terselengara dan terjangkaunya upaya penanggulangan malaria yang bermutu untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan malaria serta meningkatkan produktifitas kerja guna mencapai indonesia sehat 2010.

SasaranSasaran gebrak malaria meliputi 3 kahalayak sasaran, yaitu: Sasaran Primer. Sasaran primer adalah kelompok sasaran didaerah bermasalah malaria, meliputi siapa yang paling beresiko malaria, siapa yang paling banyak terkena malaria, mana yang paling penting yang harus dijangkau.Sasaran sekunder adalah kelompok sasaran yang mempengaruhi perubahan perilaku ( melatih, mendukung, meotivasi ) kelompok sasaran primer.Sasaran tersier adalah para pembuat dan pengambil keputusan, penyandang dan yang memungkinkkan terlaksannya kegiatan gebrak malaria.

Baberapa Cara dalam membunuh nyamukSecara kimiawiPemberantasan nyamuk anopheles secara kimiawi dapat dilakukkan dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang dapat membunuh larva nyamuk, yang termasuk dalam kemolompok ini adalah solar/minyak tanah, parisgreen, tenephos, fention altosid dll.selain itu juga bisa menggunakan herbisida untuk membunuh tumbuhan-tumbuhan air tempat berlindung larva nyamukSecara Hayati Dapat dilakukan dengan menggunakan agen-agen biologis seperti predator misal pemakan jentik seperti guppy, gambusa, dan panchax. Lalu dapat dilakukan pengelolaan lingkungan hidup seperti 4M+Jenis kegiatan dalam malaria ini meliputi:Advokasi Advokasi gebrak malaria adalah suatu upaya persuasi dan motivasi dengan informasi yang tepat, akurat, dan shahi untuk memperoleh dukungan dari pemerintah, dunia usaha, LSM dan para pengambil kebijakan publik sehingga terjadi perubahan kebijakan yang mendukung upaya pemberantasan malaria.KemitraanKemitraan gebrak malaria adalah upaya untuk menciptakan suasana konduktif guna menunjang promosi gebrak malaria, menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan berbagai kelompok yang ada di masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, lembaga sawdaya masyarakat, dunia usaha, swasta dan organisasi.PemberdayaanmasyarakatPemberdayaan masyarakat adalah segala upaya untuk meningktakan pengetahuna dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada.DAFTAR PUSTAKADepkes.Epidemiologi Malaria di Indonesia. 2011. Buletin Data dan InformasI Kesehatan. Jakarta, Pusat Data danInformasiKesehatanNatadisastra,D&Agoes, R..2005. Parasitologi Kedokteran :Ditinjau dari Organ Tubuh yang diserang. Penyakit oleh sporozoa darah dan jaringan (hlm:209-212). Jakarta:EGCSudoyo, et al. 2006.Ilmu Penyakit DalamJilid III Ed.IV. Jakarta: FKUISutanto, et al. 2011.Buku Ajar ParasitologiKedokteran. Jakarta: FKUIWidoyono. 2011. Penyakit Tropis Ed.2. Malari hlm:157-172. Jakarta: Erlanggawww.depkes.go.id/_asset/_download/Vektor_malaria_1.pdf http://www.rph.wa.gov.au/malaria/diagnosis.htmlhttp://www.malaria.com http://www.who.int/topics/malaria/en/