laporan kasus malaria falciparum fix

50
LAPORAN KASUS SINDROM MALARIA FLCIPARUM Oleh : dr. Pangeran E. K Pembimbing : dr. Teguh Rumanto, Sp.PD

Upload: beequeen30

Post on 11-Jul-2015

1.081 views

Category:

Health & Medicine


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan kasus malaria falciparum fix

LAPORAN KASUS

SINDROM MALARIA FLCIPARUM

Oleh : dr. Pangeran E. K

Pembimbing : dr. Teguh Rumanto, Sp.PD

Page 2: Laporan kasus malaria falciparum fix

Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Usia : 38 tahun

Alamat : Mandarian

Agama : Islam

Pekerjaan : Pendulang Emas

Jenis Kelamin : Laki - laki

Tanggal MRS : 19 – 12 – 2013 / 22.30

WITA

No. Rekam Medik : 09. 90. xx

Page 3: Laporan kasus malaria falciparum fix

Anamnesis

Keluhan Utama

Demam sejak 10 hari SMRS

Page 4: Laporan kasus malaria falciparum fix

Riwayat Penyakit Sekarang

Demam sejak 10 hari SMRS. Demam dirasakan tinggi

secara tiba – tiba, dan naik turun, demam timbul tidak

menentu.

Keluhan demam juga disertai dengan menggigil selama

15 – 30 menit, kemudian badannya terasa panas dan

berkeringat.

Keluhan juga disertai mual dan muntah yang berisi

setiap makanan yang dimakan.

Muntah darah disangkal. BAB darah disangkal, BAB

berwarna kehitaman disangkal, BAB seperti dempul

disangkal.

BAK warna kuning jernih, tidak ada keluhan menurut

pasien.

Page 5: Laporan kasus malaria falciparum fix

• Pasien tidak pernah mengalami sakitseperti ini sebelumnya.

• Riwayat penyakit ginjal disangkal, riwayatsakit kuning disangkal, riwayat batuklama atau sakit paru disangkal, riwayatdarah tinggi disangkal, asma disangkal,kencing manis disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu

• Tidak ada yang mempunyai keluhanyang seperti ini.

• Riwayat DM(-)

• Riwayat hipertensi (-)

• Riwayat hepatitis (-)

RiwayatPenyakitKeluarga

• Pasien hanya berobat ke mantriyang ada di kampungnya, diberiobat penurun panas tapi tidak adaperbaikan.

RiwayatPengobatan

Page 6: Laporan kasus malaria falciparum fix

Riwayat Psikososial

Pasien bekerja sebagai pendulang emas

Minum obat – obatan dalam jangka waktu

lama disangkal

Minum jamu – jamuan disangkal

Memakai narkoba dan jarum suntik disangkal

Minum alkohol disangkal

Merokok disangkal

Page 7: Laporan kasus malaria falciparum fix

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Pasien tampak

sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Vital sign :

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Suhu : 37,8 C

- Frek. Nadi : 80 x/menit

- Frek. Napas : 22 x/ menit

Page 8: Laporan kasus malaria falciparum fix

Status Gizi

Berat Badan : 75 kg

Tinggi Badan : 175 cm

Kesimpulan : IMT = 24.4 (normal)

Page 9: Laporan kasus malaria falciparum fix

Status Generalis

Kepala : Rambut Hitam, lurus, tidak rontok

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (+/+), reflek cahaya (+/+),

pupil isokor

Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)

Telinga : Normotia, serumen (-/-)

Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), sianosis

(-), lidah kotor (-),stomatitis (-), tonsil

hiperemis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar KGB (-)

Page 10: Laporan kasus malaria falciparum fix

Status Generalis

Dada : Normochest (+)

Inspeksi : Dada simetris (+), retraksi dinding dada (-)

Palpasi : Bagian dada tidak ada yang tertinggal (-)

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis (-)

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : -

Auskultasi : BJ I/II murni Reguler, murmur (-), gallop(-)

Page 11: Laporan kasus malaria falciparum fix

Status Generalis

Abdomen :

Inspeksi : Perut tampak datar

Auskultasi : Bising Usus ( + ) Normal

Palpasi : Supel

Perkusi : Timpani

Ektremitas : Akral hangat, RCT <2 detik,

edema (-/-)

Inguinal : Pembesaran kelenjar inguinal ( -)

Anus dan rektum : Dalam batas normal

Genitalia : Laki – laki

Page 12: Laporan kasus malaria falciparum fix

Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan Laboratorium

(11 September 2013)

Hb : 10,6 g/dL

Hematokrit : 30 %

Trombosit : 380.000

Leukosit : 5.100

SGOT : 57

SGPT : 27

Bilirubin Total : 20 mg/dL

Creatinin : 6,4 mg/dL

HbsAg : negatif

Malaria Rapid Test : negatif

Page 13: Laporan kasus malaria falciparum fix

Pemeriksaan Penunjang

Urinalisa :

Makroskopis : Warna kuning tua agak keruh

Kimia : Protein +1

Mikroskopis : Leukosit 0 – 3, eritrosit 0 – 1,

silinder (-), bakteri (-)

Page 14: Laporan kasus malaria falciparum fix

RESUME

Seorang laki - laki, 38 tahun, pekerjaan

mendulang emas, dengan keluhan demam

sejak 10 hari SMRS, demam disertai dengan

menggigil, mual, dan muntah.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak

sakit sedang, kesadaran kompos mentis, suhu

: 37,8ºC, mata sklera ikterik dan pada

abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.

Page 15: Laporan kasus malaria falciparum fix

RESUME

Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000

(nilai rujukan : 150 – 440 ribu/µL), eritrosit 3,89

(nilai rujukan 4,5 – 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57

(nilai rujukan <35), bilirubin total 20 mg/dL

(nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4

mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan

Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria

Falciparum (+), Malaria rapid test (-).

Page 16: Laporan kasus malaria falciparum fix

Dari data tersebut maka pasien ini didiagnosa awal dengan Malaria Falciparum, rencana tindakan terapi pasien ini :

- IVFD RL 20 tpm

- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

- Paracetamol tablet 3x500 mg (prn)

- Darplex 1x3 tablet

- Primakuin 1x3 tablet

- Monitoring tanda – tanda vital dan kesadaran

Page 17: Laporan kasus malaria falciparum fix

PROBLEM / ASSESSMENT

Demam

DD/ :

Malaria

Thyfoid Fever

Hepatitis

Page 18: Laporan kasus malaria falciparum fix

INITIAL PLAN

Px/

Morfologi Darah Tepi, Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Eritrosit,

Urinalisa

Tx/

- IVFD RL 20 tpm

- Paracetamol 3x500 mg

Mx/

Tanda - tanda vital dan kesadaran

Ex/

- Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur

- Menggunakan obat nyamuk atau kawat anti nyamuk

- Modifikasi lingkungan disekitar rumah

- Menggunakan obat profilaksis malaria sebelum bepergian ke daerah endemis

Page 19: Laporan kasus malaria falciparum fix

PROGRESS NOTE

Page 20: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

21-12-2013 Demam (-), mual (+),

muntah (-)

TD :

100/70mmHg,

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik

(+/+)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (+)

Bilirubin total 20

mg/dL ( nilai

rujukan : < 1,1

mg/dL ).

1. Demam ec

DD/ Malaria

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

5. Cek SADT &

USG

Abdomen

Page 21: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

22-12-2013 Demam (-), mual (+),

muntah (-)

O ( Objek )

TD : 100/70mmHg

N : 80x/menit,reguler

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan sklera

ikterik (+/+)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (+),

Sediaan

Apusan Darah

Tepi (SADT)pada pasien ini

dan didapatkan

hasil eritrosit

(anisositosis dan

poikilositosis

sedang), leukosit

(estimasi jumlah

normal,

gametosit

falciparum +),

trombosit

(estimasi jumlah

menurun ringan,

bentuk dan

sebaran normal),

kesan anemia

hemolitik,

trombositopenia,

malaria

falciparum. USG

Abd : tidak

1. Demam ec

Malaria

Falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 22: Laporan kasus malaria falciparum fix

Gambaran SADT

Eritrosit : anisositosis dan poikilositosis sedang

Leukosit : estimasi jumlah normal, gametosit falciparum +

Trombosit : estimasi jumlah menurun ringan, bentuk dan sebaran

normal

Kesan : anemia hemolitik, trombositopenia, malaria falciparum

Page 23: Laporan kasus malaria falciparum fix

USG Abdomen

Kesan : tidak ditemukan adanya kelainan organ pada USG

Abdomen.

Page 24: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

23-12-2013 Demam (-), mual (+),

muntah (-)

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik

(+/+)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (+)

HCV (-)

Creatinin 2,4

mg/dL (nilai

rujukan : 1,1

mg/dL)

1. Demam ec

Malaria

Falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Primakuin

1x3 tablet

6. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 25: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

24-12-2013 Demam (-), mual (+),

muntah (-)

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (+)

1. Demam ec

Malaria

Falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 26: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

25-12-2013 Demam (-), mual (+),

muntah (-)

KU baik,

kesadaran

compos mentis

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (+)

1. Demam ec

Malaria

Falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 27: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

26-12-2013 Demam (-), mual (-),

muntah (-)

KU baik,

kesadaran

compos mentis

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (-)

Sediaan

Apusan Darah

Tepi (SADT)ulang masih

didapatkan

Malaria

falciparum (+)

1. Demam ec

Malaria

Falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Doksisiklin

2x1 tablet

6. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 28: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

27-12-2013 Demam (-), mual (-),

muntah (-)

KU baik,

kesadaran

compos mentis

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (-)

1. Demam ec

malaria

falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Doksisiklin

2x1 tablet

6. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 29: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

28-12-2013 Demam (-), mual (-),

muntah (-)

KU baik,

kesadaran

compos mentis

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-)

Abd : Nyeri

tekan

epigastrium (-)

1. Demam ec

malaria

falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Doksisiklin

2x1 tablet

6. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 30: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

29-12-2013 Demam (-), mual (-),

muntah (-)

KU baik,

kesadaran

compos mentis,

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-)

Abd : nyeri tekan

epigastrium (-)

1. Demam ec

malaria

falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Doksisiklin

2x1 tablet

6. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 31: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

30-12-2013 Demam (-), mual (-),

muntah (-)

KU baik,

kesadaran

compos mentis,

TD :

100/80mmHg

N :

80x/menit,regule

r

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-

),

Abd : nyeri tekan

epigastrium (-),

Sediaan

Apusan Darah

Tepi (SADT)ulang

1. Demam ec

malaria

falciparum

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin

2 x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Doksisiklin

2x1 tablet

6. Monitoring

tanda –

tanda vital

dan

kesadaran

Page 32: Laporan kasus malaria falciparum fix

Tanggal S ( Subjek ) O ( Objek ) A (Asesment) P ( Planing )

31-12-2013 Demam (-), mual (-),

muntah (-), Pasien

meminta pulang

KU baik,

kesadaran

compos mentis,

TD :

120/80mmHg

N :

80x/menit,regul

er

RR : 20x/menit

T : 36,8°C

Wajah dan

sklera ikterik (-/-

),

Abd : nyeri

tekan

epigastrium (-)

Sediaan

Apusan Darah

Tepi (SADT)

ulang masih

didapatkan

1. Demam ec

malaria

falciparum

P ( Planing )

1. IVFD RL 20

tpm

2. Inj. Ranitidin 2

x 1 amp

3. Paracetamol

tablet 3x500

mg (prn)

4. Darplex 1x3

tablet

5. Doksisiklin

2x1 tablet

6. Pasien

diminta

untuk

kontrol

ulang ke

Sp.PD yang

merawat

dan

melakukan

7. Pemeriksaa

n ulang

SADT dan

dilakukan

USG

Abdomen

setelah 3

hari pulang

8. (Jumat, 03

Januari

2014) dari

Rumah

Sakit Datu

Page 33: Laporan kasus malaria falciparum fix

PEMBAHASAN

MALARIA FALCIPARUM

Page 34: Laporan kasus malaria falciparum fix

Pasien adalah seorang laki - laki, 38 tahun,

pekerjaan mendulang emas, dengan keluhan

demam sejak 10 hari SMRS, demam disertai

dengan menggigil, mual, dan muntah sejak 7

hari SMRS.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan tampak

sakit sedang, kesadaran kompos mentis, suhu

: 37,8ºC, mata sklera ikterik dan pada

abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium.

Page 35: Laporan kasus malaria falciparum fix

Pemeriksaan laboratorium trombosit 38.000

(nilai rujukan : 150 – 440 ribu/µL), eritrosit 3,89

(nilai rujukan 4,5 – 6, 2 juta / mm3 ), SGOT/ 57

(nilai rujukan <35), bilirubin total 20 mg/dL

(nilai rujukan : < 1,1 mg/dL), creatinin 6,4

mg/dL (nilai rujukan : 1,1 mg/dL), Sediaan

Apusan Darah Tepi (SADT) : Malaria

Falciparum (+), Malaria rapid test (-).

Berdasarkan data tersebut maka pasien ini di

diagnosa awal dengan Malaria Falciparum.

Page 36: Laporan kasus malaria falciparum fix

DEFINISI

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh

infeksi protozoa genus Plasmodium yang

menyerang eritrosit dan ditandai ditemukannya

bentuk aseksual dalam darah. Penyakit malaria

memiliki trias khas : menggigil, demam, keringat

banyak.

Definisi malaria dengan ikterus adalah

ditemukannya Plasmodium falciparum stadium

aseksual pada pemeriksaan apusan darah tepi

disertai kadar bilirubin total >3 mg/dl. Malaria

dengan ikterus ditandai dengan adanya demam

intermiten, mual, mata kuning.

Page 37: Laporan kasus malaria falciparum fix

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, ditemukan trias khas malaria pada pasien yaitu demam, menggigil, dan keringat banyak. Gejalaini sesuai teori dimana terdapat keadaanmenggigil yang diikuti dengan demam dankemudian timbul keringat banyak. PemeriksaanLaboratorium dilakukan pemeriksaan sediaandarah tebal dan tipis ditemukan plasmodium serologi malaria (+).

Pada pasien ini dari gejala dan pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan maka mengarah pada diagnosa Malaria Faciparum.

Page 38: Laporan kasus malaria falciparum fix

ETIOLOGI

Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit, dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit

Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina

Page 39: Laporan kasus malaria falciparum fix

PENATALAKSANAAN

Pada pasien ini diberikan terapi suportif

dengan pemberian cairan intravena ringer

laktat 20 tetes per menit.

Terapi suportif dimaksudkan untuk menjaga

keseimbangan cairan elektrolit dan

keseimbangan asam-basa, karena pada

malaria terjadi gangguan hidrasi, maka sangat

penting mengatasi keadaan hipovolemia ini.

Page 40: Laporan kasus malaria falciparum fix

PENATALAKSANAAN

Pasien diberikan darplex 1x3 tablet, selanjutnya setiap hari hingga hari ke 3. Pasien juga diberikan primakuin 3 Tablet ( single dose), primakuin dipakai sebagai obat pelengkap atau pengobatan radikal terhadap P.Falciparum dosis nya 45 mg dosis tunggal untuk membunuh gamet.

Pengobatan simptomatik yang diberikan pada pasien ini yaitu paracetamol 3 x 1 tablet.

Setelah diberi terapi darplex 1x3 tablet selama 3 hari dan primakuin 3 tablet (single dose), pada pasien ini dilakukan pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) ulang dan didapatkan hasil Malaria falciparum (+). Maka pada pasien ini diberikan terapi malaria falciparum lini ke dua, terapi primakuin diganti dengan doksisiklin 2x1 tablet.

Page 41: Laporan kasus malaria falciparum fix

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan malaria pada prinsipnya

yaitu eliminasi parasit secepat mungkin

dengan pemberian obat anti-malaria (OAM)

parenteral, terapi suportif dan simptomatik,

serta penanganan terhadap komplikasi.

Page 42: Laporan kasus malaria falciparum fix

PENATALAKSANAAN

Pada pasien ini diberikan artesunate dan primakuinyang merupakan pengobatan lini pertama padamalaria dengan rekomendasi WHO bahwapengobatan malaria secara global menggunakanregimen obat ACT (Artemisine Combination therapy).

Artemisin saat ini merupakan pilihan pertama untukpenanganan malaria berat karena memilikikemampuan parasite clearence paling cepat.

Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimanaditemukan : gejala klinis tidak memburuk tetapi parasitaseksual tidak berkurang (persisten) atau timbulkembali (rekrudesensi).

Page 43: Laporan kasus malaria falciparum fix

Manajemen pada pasien ini sudah cukup

optimal sesuai dengan acuan penanganan

berdasarkan literature. Pada pasien ini

diberikan artesunate dan primakuin yang

merupakan pengobatan lini pertama pada

malaria dengan rekomendasi WHO bahwa

pengobatan malaria secara global

menggunakan regimen obat ACT (Artemisine

Combination therapy).

Page 44: Laporan kasus malaria falciparum fix

KOMPLIKASI

Malria cerebral

Anemia berat

Gagal ginjal

Splenomegali

Page 45: Laporan kasus malaria falciparum fix

PROGNOSIS

Pada pasien ini sudah terdapat kegagalan

fungsi organ yaitu ginjal.

Pada Morfologi Darah Tepi didapatkan jumlah

parasit yang banyak. Maka kemungkinan

prognosis pasien ini buruk, selain itu juga jenis

plasmodium yang ditemukan pada pasien ini

adalah plasmodium falciparum yang

merupakan plasmodium malaria berat yang

bisa menimbulkan banyak komplikasi.

Page 46: Laporan kasus malaria falciparum fix

PROGNOSIS

Kecepatan atau ketepatan diagnosis dan

pengobatan, makin cepat dan tepat dalam

menegakkan diagnosis dan pengobatannya

akan memperbaiki prognosisnya serta

memperkecil angka kematiannya.

Kegagalan fungsi organ, yang dapat terjadi

pada malaria berat terutama organ – organ

vital. Semakin sedikit organ vital yang

terganggu dan mengalami kegagalan dalam

fungsinya, semakin baik prognosisnya.

Page 47: Laporan kasus malaria falciparum fix

PROGNOSIS

Kepadatan parasit, pada pemeriksaan hitung

parasit (parasite count) semakin padat/banyak

jumlah parasitnya yang didapatkan, semakin

buruk prognosisnya.

Page 48: Laporan kasus malaria falciparum fix

TERIMA KASIH…

Page 49: Laporan kasus malaria falciparum fix
Page 50: Laporan kasus malaria falciparum fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz RA,dkk. Malaria. Dalam : Panduan Pelayanan Medik. Editor: Sidartawan S,dkk. Jakarta : PB PAPDI; 2009.h.148

2. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW.dkk. Edisi V. Jilid III. Jakarta : InternaPublishin; 2009.h. 2813.

3. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan Departemen Kesehatan RI. PedomanPenatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta; 2008.h. 1.

4. Harijanto PN, Nugroho A, Gunawan CA. Malaria dari Molekuler keKlinis. EGC, Jakarta 2009, h.268-274.

5. Zulkarnain I, Setiawan B. Malaria Berat. Dalam : Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW, dkk. Edisi-4. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing; 2006.h.1764.

6. Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor : Sudoyo AW, dkk. Edisi-4. Jilid III. Jakarta : InternaPublishing; 2006.h. 1741.