post sc dg peb

54
ASUHAN KEBIDANAN Pada Ny ”I” P IOOOI Ab OOO Post SC hari pertama Dengan Pre Eklamsi Berat Di Ruang Nifas RSUD dr. Moch Soewandhie SURABAYA Di susun oleh : Mita khurniasari 0605.27

Upload: ervina-meraih-bintang

Post on 29-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gcfgcvgvcyhvy

TRANSCRIPT

Page 1: Post SC dg PEB

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny ”I” PIOOOI AbOOO Post SC hari pertama

Dengan Pre Eklamsi Berat

Di Ruang Nifas RSUD dr. Moch Soewandhie

SURABAYA

Di susun oleh :

Mita khurniasari

0605.27

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYAGAMA HUSADA - MALANG

2008

Page 2: Post SC dg PEB

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masa nifas dimulai setelah dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Sarwono,

1999: 37). Nifas merupakan suatu hal yang selalu dilalui wanita setelah proses

persalinan sampai organ-organ reproduksi kembali seperti ke keadaan semula dalam

waktu 6 minggu. Sangat diperlukan perawatan yang benar pada masa nifas. Karena

metode ini merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa 60 % kematian

maternalakibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas

terjadi dalam 24 jam.

Dengan diberikan asuhan kebidanan pada masa nifas post SC dengan benar dan

sesuai dengan kebutuhan pasien diharapkan masa nifas terlewati dengan lancar

sehingga angka kematian dapat menurun.

1.2 Tujuan penulisan

a. Tujuan umum

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas sehingga dapat

memperluas dan memperbanyak pengetahuan serta keterampilan mengenai

asuhan kebidanan pada ibu nifas post SC.

b. Tujuan khusus

Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu:

Mengumpulkan dan menganalisa data

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

Mengidentifikasi kebutuhan segera

Merencanakan antisipasi masalah potensial

Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan

Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

Page 3: Post SC dg PEB

1.3 Sistematika penulisan

BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan dan

sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan pustaka berisi konsep dasar SC, post partum, dan PEB,

manajemen asuhan kebidanan.

BAB III : Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian data, identifikasi diagnosa

dan masalah, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan

segera, intervensi, implementasi, dan evaluasi

BAB IV : Pembahasan

BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Post SC dg PEB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dasar sectio secarea

2.1.1 Pengertian sectio secarea

Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi

pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam

keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.

(Mari hamilton, Perawatan maternitas)

Pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut

dan dinding rahim.

(Kapita selecta kedokteran hal 334)

2.1.2 Indikasi sectio secarea

Ibu

- Panggul sempit absolute

- Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi

- Partus lama

- Placenta previa

- Induksi yang gagal

- Kelainan letak

Janin

a. Letak lintang

- Bila ada kesenpitan panggul adalah yang terbaik dalam segala

letak lintang dengan janin janin hidup atau besar

- Primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan SC

meskipun tidak ada gangguan atau panggul sempit

b. Letak bokong

SC dianjurkan pada letak bokong bila ada:

- Panggul sempit

- Primigravida

Page 5: Post SC dg PEB

- Gawat janin

- Anak mahal atau anak besar

- Presentasi janin muka (bila defleksi)

- Gemeli menurut edtsman SC dianjurkan bila janin pertama

letak lintang/ presentasi bahu dan bila terjadi inter locking

(Rustam mochtar, 118)

2.1.3 Jenis operasi sectio secarea

a. Abdomen (sectio secarea abdominalis)

Sectio secarea klasik atau kosporal dengan insisi memanjang

pada korpus uteri

Sectio secarea ismika atau profunda/ low servikal dengan insisi

pada segmen bawah rahim

Sectio secarea ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka perineum

perietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis

c. Vagina (sectio secarea vaginalis)

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio secarea dapat dilakukan

sebagai berikut:

Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroning

Sayatan melintang (transversal) menurut kerr

Sayatan huruf T (T-incision)

2.1.4 Teknik sectio secarea

1. Sectio secarea klasik (korporal)

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri

kira-kira sepanjang 10 cm

Kelebihan

- Mengeluarkan janin lebih cepat

- Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik

- Sayatan dapat diperpanjang proksimal atau distal

Page 6: Post SC dg PEB

Kekurangan

- Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena

tidak ada repertonealisasi yang baik

- Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura

uteri spontan

2. Sectio secarea ismika (profunda)

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen

bawah rahim (low servikal transversal) kira-kira 10 cm dari bawah

pusat

Kelebihan

- Penjahitan luka lebih mudah

- Penutupan luka dengan reperitoneal yang baik

- Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk

menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum

- Perdarahan kurang

- Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan rupture

uteri spontan kurang atau lebih kecil

Kekurangan

- Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat

menyebabkan atonia uteri putus sehingga mengakibatkan

perdarahan yang banyak

- Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi

(Rustam mochtar, 100)

2.1.5 Perawatan fisik pasca operasi

Membaringkan ibu dengan posisi nyaman

Melakukan observasi setelah operasi yaitu TTV tiap 15 menit

setiap 1 jam kemudian 30 menit pada jam selanjutnya

Mempertahankan kecepatan aliran infus

Jika pasien bisa flatus mulai berikan makanan padat

Page 7: Post SC dg PEB

Ukur pengeluaran urine, kateter dilepas 1-2 jam seelah

pemberian cairan dihentikan

- Jika urine jernih, kateter dilepas 8 jam setelah bedah atau

sesudah semalam (U-41)

- Jika urine tidak jernih biarkan kateter dipasang sampai

urine jernih

Menganjurkan ibu untuk menekan insisi ketika nafas dalam 2

jam selama 24 jam

Merawat luka operasi setiap hari

Psikologis

- Memberikan kesempatan sedini mungkin bagi ibu untuk

interaksi ibu dengan bayinya (bounding attachment)

- Memberikan informasi tentang perasaan ibu terhadap

kelahiran secarea dan peranannya sebagai ibu

2.1.6 Perawatan pasca bedah

a. Pemberian cairan

- Selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi

- Cairan yang diberikan dekstrosa 5-10% gram fisiologis dan

ringer laktat secara bergantian dengan jumlah tetesan + 20 tetes

permenit

- Bila kadar Hb rendah berikan transfusi darah sesuai dengan

kebutuhan

- Jumlah cairan yang keluar ditampung dan diukur

b. Diit

- Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita

flatus, lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan per oral

- Pemberian sedikit minuman sudah boleh diberikan 6-10 jam

pasca bedahberupa air putih/ air teh

Page 8: Post SC dg PEB

- Setelah cairan infus dihentikan, berikan makanan bubur

saring, minuman air buah, selanjutnya bertahap kemakanan biasa

- Pemberian makanan rutin tersebut akan berubah bila

dijumpai komplikasi pada saluran pencernaan seperti adanya

kembung/ meteorismus dan peristaltik usus yang kurang

sempurna

c. Nyeri

Diberikan obat-obat anti sakit dan penenang seperti IM Pethidin

dengan dosis 100-150 mg/ Morfin 10-15 mg per infus atau obat-obat

lainnya

d. Mobilisasi

- Miring kekanan dan kekiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam

setelah penderita sadar

- Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur

terlentang sedini mungkin

- Pada hari kedua penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan

diminta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya

- Posisi tidur dirubah menjadi setengah duduk (semi fowler)

- Secara berturut-turut penderita dianjurkan belajar duduk selama

sehari, belajar jalan sendiri pada hari ke 3-5 pasca bedah

e. Kateterisasi

- Dianjurkan pemasangan kateter menetap (dower kateter/ balon

kateter) yang terpasang selama 24 jam sampai 48 jam atau lebih

lama lagi

- Bila tidak dipasang kateter menetap maka kira-kira 12 jam pasca

bedah dilakukan kateterisasi, kateterisasi dapat diulang setiap 8

jam kecuali penderita dapat kencing sendiri

f. Pemberian obat-obatan

- Antibiotika, kemotherapi dan antiflamasi

Page 9: Post SC dg PEB

- Obat-obatan pencegah perut kembung (plasil, perimperan,

prostigmin) jika terjadi distensi abdomen boleh diberikan

suppositoria 36 jam pasca bedah

g. Perawatan rutin dilakukan + tiap 24 jam

Yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran :

- Tekanan darah

- Jumlah nadi permenit

- Frekuensi pernafasan permenit

- Jumlah cairan masuk dan keluar

- Suhu badan dan pemeriksaan lainnya menurut jenis

operasi dan kasus

2.1.7 Konsep dasar masa nifas

2.2.1 Definisi

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti

sebelum hamil

(Rustam mochtar, 1998: 115)

Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil

(Helena varney, 1999: 225)

Puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya

alat kandungan pada keadaan normal, berlangsung selama 6

minggu/ 42 hari

Page 10: Post SC dg PEB

2.2.2 Fisiologi masa nifas

a. Involusi

Proses involusi uterus

Involusi Tinggi fundus uteri Berat badan

Bayi lahir

Uri lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Setinggi pusat

2 jari di bawah pusat

pertengahan pusat sympisis

tidak teraba di atas sympisis

bertambah kecil

sebesar normal

1000 gr

750 gr

500 gr

350 gr

50 gr

30 gr

b. Lochea

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya:

Lochea rubra

Keluar pada hari ke-3 berwarna merah dan hitam yang terdiri dari

sel desidua, verniks kaseosa, sisa mekonium, sisa darah

Lochea sanguinolenta

Keluar pada hari ke 3-7 berisi darah lendir berwarna merah

kekuningan

Loche serosa

Keluar pada hari ke 7-14 berwarna kuning

Lochea alba

Keluar dan terjadi setelah hari ke 14 berwarna putih

c. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus setelah persalinan,

ostium uteri eksternum dapat dimasuki oleh 2-3 jari tangan, setelah 6

minggu post natal serviks menutup

Page 11: Post SC dg PEB

d. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta penegangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, vulva vagina kembali ke keadaan tidak hamil

dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali

sementara labia menjadi lebih menonjol

e. Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju pada post natal

hari ke-5 perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya

sekalipun tetap kendur daripada keadaan sebelum melahirkan

f. Payudara

Payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa kembali, jika

laktasi disupresi payudara akan terjadi lebih besar, lebih kencang dan

lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal

serta dimulai laktasi.

g. Traktus urinarius

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama kemungkinan terdapat

spasme sfingter dan oedema leher buli-buli sesudah bagian ini

mengalami kompresi antara kepala janin dan pubis selama persalinan

h. Sistem gastrointestinal

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan namun asupan

makanan juga mengalami penurunan selama 1-2 hari

i. Sistem kardiovaskuler

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar

esterogen. Volume darah kembali kepada keadaan sebelum hamil.

Page 12: Post SC dg PEB

Jumlah sel darah merah dan kadar haemoglobin kembali normal pada

hari ke-6

j. Perubahan psikologis

Fase taking in (ketergantungan)

Terjadi pada hari 1-2 biasanya perhatian ibu terutama terhadap

kebutuhan dirinya sendiri pasif dan tidak menginginkan

kontakdengan bayinya tetapi bukan tidak memperhatikan

Fase taking hold

Terjadi pada hari 3-4, ibu biasanya mengatasi fungsi tubuh seperti

BAK dan BAB melakukan aktifitas duduk, jalan dan belajar tentang

perawatan diri sendiri dan anaknya sehingga timbul kurang percaya

diri

Fase letting go

Berlangsung pada hari ke 5-6 terjadi peningkatan kemandirian dalam

perawatan bayi dan dirinya

2.1.8 KIE

a. Mobilisasi

Ibu harus isirahat sering miring kiri dan kanan kemudian mulai

berjalan-jalan

b. Diet

Ibu harus makan-makanan yang bergizi dan cukup kalori yang

mengandung protein, banyak cairan, sayur dan buah-buahan

c. Miksi

Jangan ditahan, segera dilakukan sendiri secepatnya, kadang

mengalami sulit kencing karena oedema selama persalinan/ sfingter

uretra tertekan oleh kepala janin

d. Defekasi

Page 13: Post SC dg PEB

BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila sulit BAB bisa

diberikan obat laksan per oral/ per rectal

e. Perawatan payudara

Hendaknya dilakukan perawatan payudarasecara rutin 2 kali sehari

sebelum mandi untuk memperlancar produksi ASI

f. Menyusui

Hendaknya memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan

menyusui bayinya secara teratur setiap 2 jam dengan bergantian

antara payudara kanan dan kiri

g. Senggama

Secara fisik melakukan hubungan suami istri bila darah merah sudah

berhenti dan ibu dapat memasukkan 1-2 jari kedalam vagina tanpa

rasa sakit

h. KB

Menganjurkan pada ibu untuk segera ikutr KB jika sudah

mendapatkan menstruasi dan menganjurkan ibu untuk menggunakan

jenis KB yang tidak mengganggu proses laktasi seperti jenis KB non

hormonal (IUD, kalender, atau juga KB suntik 3 bulan)

2.3 Konsep dasar preeklamsi berat

2.3.1 Pengertian

Pre eklamsi berat merupakan suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan hipertensi > 160/110 disertai protein urine dan atau edema pada

kehamilan 20 minggu atau lebih

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, proteinuria

timbul karena kehamilan dan terjadi pada triwulan ke-3

2.3.2 Etiologi

Apa yang menjadi penyebab sampai sekarang masih belum diketahui, banyak

teori yang mencoba menerangkan. Teori yang dapat diterima harus dapat

menerangkan hal-hal berikut :

Page 14: Post SC dg PEB

Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion dan mola hidatidosa

Sebab bertambahnya frekuenso dengan makin tuanya kehamilan

Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin

dalam uterus

Sebab jarangnya terjadi eklamsi pada kehamilan-kehamilan tersebut

Sebab terjadinya hipertensi, edema, protein urine, kejang dan koma

2.3.3 Patologi

Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa

perubahan anatomi patologi pada alat-alat itu pada eklamsi tidak banyak berbeda

dari pada yang ditemukan pada eklamsi. Perubahan tersebut mungkin sekali

disebabkan oleh vaso spasmus arteriola. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah

merupakan faktor penting juga dalam patogenesis kelainan- kelainan tersebut

2.3.4 Gejala klinis

Gejala dan tanda-tanda pre eklamsi berat:

Desakan/ tekanan darah systole >160 mmHg , diastole >110 mmHg. Desakan

atau tekanan darah tidak menurun meskipun bumil sudah dirawat di RS dan

menjalani tirah baring

Protein urine >5 gr / 24 jam atau kuantitatif 4+ (++++)

Oliguria jumlah produksi urine <500 cc/ 24 jam atau disertai kenaikan kadar

kreatinin darah

Adanya gejala-gejala impending eklamsi yaitu gangguan virus, gangguan

cerebral, nyeri epigastrium, dan hiperfleksia

Adanya sindrom help (Hemolysis elevated liver enymness low platelet count)

Tromboait > 100000/mm2

Edema pulmonal

Koma

2.3.5 Pemeriksaan dan diagnosa

Kronik hipertensi kehamilan 20 minggu/ lebih

Didapatkan satu/ lebih gejala-gejala preeklamsi berat

2.3.6 Diagnosa banding

Page 15: Post SC dg PEB

Kronik hipertensi dan kenhamilan

Pada hipertensi menahun (kronik) adanya tekanan darah yang meninggi.

Sebelum hamil, pada kehamilan muda atau 6 bulan post partum akan akan

sangat berguna untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan fundaskopijuga

berguna karena perdarahan dan eksudat jarang terjadi / ditemuksn pada

preeklamsi kelainan tersebut biasanya menunjukkan hipertensi menahun

Kehamilan dengan sindron nefrotik

Kehamilan dengan payah jantung

2.3.7 Penatalaksanaan

Perawatan konservatif

Indikasi

Pada kehamilan <37 minggu adanya tanda-tanda impending eklamsi

Pengobatan

Dikamar bersalin

Pengobatan dan evaluasi selama tinggal diruang bersalin

- Tirah baring

- Infus RL yang mengandung 5% dekstrosa 60-125 cc/jam

- 10 gr MgSO4 40% IM setiap 6 jam sampai dengan 24 jam pasca

persalinan (kalau tidak ada kontraindikasi)

- Berikan anti hipertensi :

Klonidin

Satu ampul mengandung 0,15 mg/cc, tersedia di kamar bersalin

Tablet nifedipin 3 x 10 mg (pilihan pertama) atau

tablet Metaldopsi 3 x 250 mg. Bila systole >180 mmHg atau

diastole >110 mmHg digunakan injeksi 1 ampul klonidin yang

mengandung 0,15 mg/cc klonidin dilarutkan dalam 10cc larutan

aquabidest. Disuntikkan mula-mula 5 cc (IV) perlahan-lahan

selama 5 menitkemudian tekanan darah diukur, bila belum ada

penurunan diberi sisanya 5 cc (IV) sampai 5 menit sampai tekanan

darah diastole normal

Pemeriksaan lab

Page 16: Post SC dg PEB

Dilakukan pemerikasaan lab tertentu (fungsi hepar dan ginjal) dan

produksi urine selama 24 jam

Konsultasi pada bagian lain

- Bagian mata

- Bagian jantung

- Bagian lain sesuai indikasi

Diit tinggi protein rendah karbohidrat

Dilakukan penilaian kesejahteraan janin

Pemeriksaan fisisk

Adanya tanda-tanda impending eklamsi

Kenaikan progesif dan tekanan darah

Adanya sindrom help

Adanya kenaikan fungsi ginjal

Penilaian kesejahteraan janin jelek

Penderita boleh pulang jika :

Pasien sudah mencapai perbaikan dengan tanda-tanda pre eklamsi ringan

Perawatan dilanjutkan sukurang-kurangnya 3 hari lagi (diperkirakan lama

perawatan 1-2 minggu)

Jika keadaan tetap, tidak bertambah berat/ buruk

2.4 Konsep manajemen kebidanan pada post SC hari ke 1 dengan PEB

2.4.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal MRS :

Tanggal pengkajian :

Jam :

Tempat :

A. Data subyektif

1. Biodata

2. Keluhan utama

Page 17: Post SC dg PEB

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama secara secarea

karena tekanan darahnya tinggi dan ibu merasakan nyeri pada luka

operasinya

3. Riwayat haid

Dikaji untuk mengetahui siklus haid, banyaknya , keluhan saat haid,

mengetahui HPHT untuk menentukan TP

4. Riwayat pernikahan

5. Riwayat kesehatan sekarang

Penyakit hipertensi biasanya muncul baik selama hamil maupun setelah

melahirkan, biasanya saat hamil usia >20 minggu

6. Riwayat kesehatan yang lalu

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menuru, menular dan menahun

seperti hipertensi, DM dll

7. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada dalam keluarganya yang memiliki riwayat penyakit menular

menurun dan menahun seperti hipertensi, DM dll

8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang

a. Kehamilan

Penyakit hipertensi dalam kehamilan biasanya muncul pada UK > 20

minggu/ pada umumnya trimester III. PEB sering terjadi pada

Primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan molahidatindosa

b. Riwayat persalinan

Memiliki riwayat persalinan SC, riwayat preeklamsi pada persalinan

yang lalu

c. Riwayat nifas

Ibu mengeluh nyeri pada luka bekas operasinya

9. Riwayat KB

10. Pola kebiasaan sehari-hari

Pola istirahat

Pada ibu post partum dengan luka bekas SC dianjurkan untuk banyak

istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang berat

Page 18: Post SC dg PEB

Pola nutrisi

Pada ibu post SC dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang

bergizi terutama makanan yang berprotein, karena berfungsi untuk

mengganti jaringan tubuh atau sel yang rusak sehingga luka bekas SC

cepat kering dan sembuh

Pola aktivitas

Pada ibu post SC dianjurkan untuk mobilisasi dini misalnya tidur miring

kiri/miring kanan. Aktivitas ibu post SC tidak boleh terlalu berat karena

luka bekas SC belum benar-benar pulih

Pola eliminasi

Pada ibu post SC biasanya masih terpasang kateter. Ibu dianjurkan untuk

tidak menahan kencing karena kandung kemih yang penuh dapat

menyebabkan retensi urune yang mengakibatkan proses involusi uterus

tidak berjalan lancar

Pola kebersihan

Ibu post SC dianjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene &

environtment hygiene. Terutama pada daerah luka bekas SC usahakan

luka yang masih basah selalu bersih dan terhindar dari bakteri atau virus

agar tidak terjadi infeksi.

Pola kebiasaan lain \

Perlu dikaji kebiasaan merokok, minum jamu-jamuan/ pantang makanan

dapat membahayakan kondisi ibu dan bayinya. Pantang makanan dan

jamu-jamuan dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka

11. Riwayat psikologis

Pada hari pertama post partum biasanya ibu masih merasakan

ketergantungan

12. Riwayat social budaya

Untuk mengetahui tradisi/ kebiasaan yang dianut yang dapat mempengaruhi

keadaan ibupost SC (seperti pantang makanan)

13. Riwayat spititual

Mengetahui kepercayaan apa yang dianut

Page 19: Post SC dg PEB

B. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik -lemah

Kesadaran : Composmentis – coma

TTV : TD : >160/90 mmHg

Nadi : normalnya 70-90 x/menit

Suhu : normalnya 36,5-37,5 oC

RR : normalnya 16-24 x/menit

2. Pemeriksaan khusus

Inspeksi

Muka : kadang terdapat oedema

Mata : kadang terdapat oedem pada kelopak mata

Mulut :

Leher :

Payudara :

Abdomen : terdapat luka bekas operasi adakah infeksi pada luka operasi

Genetalia : terdapat lochea rubra dan biasanya terpasang kateter

Anus :

Ekstremitas : atas (tidak oedema, terpasang infuse RD5%)

bawah (biasanya terdapat oedema)

Palpasi

Leher :

Dada :

Abdoment : TFU 2 jari dibawah pusat, UC baik/ jelek

Ekstremitas : pitting oedema

Auskultasi

Dada :

Abdomen : terndapat meteorismus

Perkusi

Page 20: Post SC dg PEB

Abdomen : kembung

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan protein urine (++++)

Pemeriksaan kadar Hb post SC

2.2.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny”…” P…. Ab… post SC hari ke-1

Ds : ibu mengatakan telah melahirkan anak yang ke… pada tanggal … dengan

operasi secarea

Do : Keadaan umum : baik -lemah

Kesadaran : Composmentis – coma

TTV : TD : >160/90 mmHg

Nadi : normalnya 70-90 x/menit

Suhu : normalnya 36,5-37,5 oC

RR : normalnya 16-24 x/menit

Inspeksi

Muka : kadang terdapat oedema

Mata : kadang terdapat oedem pada kelopak mata

Abdomen : terdapat luka bekas operasi adakah infeksi pada luka operasi

Genetalia : terdapat lochea rubra dan biasanya terpasang kateter

Ekstremitas : atas (tidak oedema, terpasang infuse RD5%)

bawah (biasanya terdapat oedema)

Palpasi

Abdoment : TFU 2 jari dibawah pusat, UC baik/ jelek

Ekstremitas : pitting oedema

Auskultasi

Abdomen : terndapat meteorismus

Perkusi

Abdomen : kembung

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan protein urine (++++)

Pemeriksaan kadar Hb post SC

Page 21: Post SC dg PEB

Masalah 1: gangguan rasa nyeri sehubungan dengan nyeri luka operasi

Masalah 2: bendungan payudara

2.4.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

- Infeksi pada luka bekas operasi

2.4.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

- Perawatan luka bekas operasi

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

2.4.5 INTERVENSI

Dx : Ny”…” P….Ab… post SC hari ke-1 dengan PEB dan febris

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kondisi ibu membaik dan

luka bekas operasi kering

Kriteria hasil : - KU dan TTV dalam batas normal

- Tidak terjadi komplikasi, TFU, UC dan lochea normal

Intervensi

1. Beri penjelasan pada ibu tentang keadaannya dan tindakan yang diberikan

R/ ibu dan keluarga kooperati terhadap tindakan yang diberikan

2. Lakukan cuci tangan sebelum dan susedah melakukan tindakan

R/ upaya pencegahan masuknya kuman/ bakteri yang merupakan sumber infeksi

3. Lakukan pemeriksaan TTV dan keluhan lainnya

R/ sebagai parameter deteksi dini adanya infeksi dan komplikasi

4. Lakukan observasi TFU, UC, pengeluaran lochea dan perdarahan

R/ deteksi dini terjadinya infeksi dan subinvolusi

5. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

R/ ibu merasa lebih tenang dan mengerti akan kondisinya saat ini

6. Lakukan pemantauan jumlah intake dan out put

R/ parameter kerja organ tubuh

7. Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap

Page 22: Post SC dg PEB

R/ mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah dan relaksasi otot

8. berikan pada ibu diet bertahap dengan makanan TKTP dan rendah garam

R/ melatih motilitas usus dan mencegahviskositas darah

9. lakukan kolaborasi pemberian terapi dengan dokter

R/ melakukan fungsi dependent

Masalah 1 : gangguan rasa nyeri sehubungan dengan luka bekas operasi

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu diharapkan nyeri

berkurang

Kritera hasil : ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri dan rasa nyeri berkurang

Intervensi :

1. Berikan obat analgesik pada ibu secara IV

R/ mengurangi rasa nyeri

2. Posisikan ibu senyaman mungkin

R/ dengan posisi yang nyaman, merasa tenang dan dapat mengurangi rasa

nyeri

3. Ajari ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam-dalam

R/ merelaksasikan otot-otot diding perut

Masalah 2 : bendungan payudara

1. Lakukan perawatan payudara

R/ memperlancar peredaran darah

2. Kompres dengan air hangat kemudian air dingin

R/ merelaksasikan otot-otot payudara

2.4.6 IMPLEMENTASI

Sesuai dengan intervensi

2.4.7 EVALUASI

Sesuai dengan kriteria hasil

Page 23: Post SC dg PEB

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal MRS : 18 juli 2008

Tanggal pengkajian : 22 juli 2008

Tempat : Ruang nifas RSD Dr. Moch. Soewandhie, Surabaya

A. Data subyektif

1. Biodata

Nama ibu : Ny “I” Nama suami : Tn “M”

Umur : 37 tahun Umur : 30 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : STM

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Boto putih Gg 2 no 19

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama secara operasi

karena tekanan darahnya tinggi dan ibu merasakan nyeri pada luka

operasinya, dan merasakan badannya terasa panas

3. Riwayat haid

Menarche : 13 th

Siklus : teratur 28 hari

Lama : 7-10 hari

Dismenorhea : -

Page 24: Post SC dg PEB

HPHT : 24-10-2007

TP : 31-07-2008

UK : 38-39 minggu

4. Riwayat pernikahan

Menikah : 1 kali

Lama : 1 th

5. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini sedang menderita penyakit tekanan darah tinggi

6. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil memang menderita tekanan

darah tinggi

7. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarganya ada yang menderita tekanan darah

tinggi dan diabetes yaitu kakak kandungnya

8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang

a. Kehamilan

Trimester 1: ibu memeriksakan kehamilannya 2x di puskesmas diberi

tablet tambah darah dengan keluhan mual muntah

Trimester 2: ibu memeriksakan kehamilannya 4x di puskesmas dan

mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe tetapi tidak ada keluhan apapun

Trimester 3: ibu memeriksakan kehamilannya 2x di RS dan di beri tablet

Fe tidak ada keluhan apapun

b. Riwayat persalinan

Pada tanggal 21-07-2008 ibu melahirkan dengan operasi secarea karena

darah tingginya. Bayi lahir langsung menangis dengan berat badan 3600

gr dan berjenis kelamin perempuan

c. Riwayat nifas

Ibu mengeluh nyeri pada luka bekas operasinya

9. Riwayat KB

Ibu mengatakan ingin mengikuti KB suntik 3 bulanan setelah kelahiran anak

pertamanya ini

Page 25: Post SC dg PEB

10. Pola kebiasaan sehari-hari

no Pola

kebiasaan

Sebelum MRS Saat MRS

1

2

3

4

Istirahat

Nutrisi

Aktivitas

Eleminasi

Tidur siang 2 jam

Tidur malam 8 jam

Makan 3x sehari dengan porsi

nasi, sayur, lauk: tahu, tempe,

ikan, dan buah dan minum 6-8

gelas per hari

Waktu hamil ibu masih dapat

mengerjakan pekerjaan rumah

tangga seperti memasak,

menyapu, mengepel dll

BAK 5-6 x/hari dengan

konsistensi cair, warna

kekuningan bau amoniak

BAB 1 x/hari dengan

konsistensi padat lunak, warna

kuning bau yang khas

Ibu banyak istirahat karena

hanya berbaring di tempat tidur

Ibu makan 3x dengan porsi

nasi, lauk ikan & tempe buah

pepaya dan minum 6-8 gelas

per hari

Ibu hanya berbaring di tempat

tidur dan saat melakukan

kegiatan selalu dibantu

keluarganya karena rasa

nyerinya

BAK masih terpasang kateter

BAB ibu masih belum bias

BAB setelah operasi sampai

sekarang

11. Riwayat psikologis

Ibu merasa lega karena telah melahirkan anaknya meskipun melalui operasi

12. Riwayat social budaya

a. Riwayat social

Hubungan ibu dengan keluarganya baik, hal itu terbukti karena keluarga

dan tetangganya yang menjenguk

b. Riwayat budaya

Dalam keluarganya tidak ada budaya pantang makanan

13. Riwayat spititual

Ibu menganut agama islam dan selalu berdoa agar bayinya selamat

Page 26: Post SC dg PEB

B. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 130/90 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 38,2 oC

RR : 42 x/menit

2. Pemeriksaan khusus

Inspeksi

Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema

Mata : simetris, sclera tidak icterus, konjungtiva tidak pucat, mata tidak oedem

Mulut : bibir tidak kering, tidak pucat, tidak terdapat stomatitis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun bendungan vena jugularis

Dada : payudara bersih, putting susu menonjol terdapat bendungan payudara

Abdomen : terdapat luka bekas operasi yang tertutup kasa kering

Genetalia : terdapat lochea rubra dan terpasang kateter

Anus : tidak ada hemmoroid

Ekstremitas : atas (tidak oedema, terpasang infuse RD5%)

bawah (tidak ada oedema)

Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun vena jugularis

Dada : tidak ada benjolan

Abdoment : TFU 2 jari dibawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong

Auskultasi

Dada : tidak ada bunyi ronkhi maupun wheezing

Abdomen : bising usus 20 x permenit

Perkusi

Abdomen : tidak kembung

3. Pemeriksaan penunjang

Page 27: Post SC dg PEB

Pemeriksaan protein urine (-)

Pemeriksaan lab:

Hematologi: - Hb 9,8 gr %

- Leucocyte 8200

- PCV 29,5

- LED/BBS (1 jam) 31

- Deferential: eusinophil, basofil, staff, segmen 83

- Lymphocyte 12

- Monocyte 5

- Trombocyte 230.000

Klinik kimia : AIK phorphatese

SGOT 16

SGPT 11

Protein total : Albumin 2,8

Kreatine serum 0,54

Urium darah 18

d. Terapi : Injeksi Amphisilin 4 X 1

Gentamisin 1 X 160

Ondacentron 3 X 1

Xyclo 1

Ketorolac 3 X 1

Pemberian Infus RD 5 %

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1

Ds : ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 21-07-2008

dengan operasi secarea

Do : Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 130/90 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Page 28: Post SC dg PEB

Suhu : 38,2 oC

RR : 42 x/menit

Inspeksi

Dada : payudara bersih, putting susu menonjol terdapat bendungan payudara

Abdomen : terdapat luka bekas operasi yang tertutup kasa kering

Genetalia : terdapat lochea rubra dan terpasang kateter

Ekstremitas : atas (tidak oedema, terpasang infuse RD5%)

bawah (tidak oedema)

Palpasi

Dada : tidak ada benjolan, terdapat nyeri tekan

Abdoment : TFU 2 jari dibawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong

Ekstremitas : oedema -/-

Masalah 1: gangguan rasa nyeri sehubungan dengan nyeri luka operasi

Masalah 2: bendungan payudara

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

- Infeksi pada luka bekas operasi

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

- Perawatan luka bekas operasi

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

3.5 INTERVENSI

Dx : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1 dengan PEB dan febris

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kondisi ibu membaik dan

luka bekas operasi kering

Kriteria hasil : - KU dan TTV dalam batas normal

- Tidak terjadi komplikasi, TFU, UC dan lochea normal

Intervensi

1. Beri penjelasan pada ibu tentang keadaannya dan tindakan yang diberikan

Page 29: Post SC dg PEB

R/ ibu dan keluarga kooperati terhadap tindakan yang diberikan

2. Lakukan cuci tangan sebelum dan susedah melakukan tindakan

R/ upaya pencegahan masuknya kuman/ bakteri yang merupakan sumber infeksi

3. Lakukan pemeriksaan TTV dan keluhan lainnya

R/ sebagai parameter deteksi dini adanya infeksi dan komplikasi

4. Lakukan observasi TFU, UC, pengeluaran lochea dan perdarahan

R/ deteksi dini terjadinya infeksi dan subinvolusi

5. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

R/ ibu merasa lebih tenang dan mengerti akan kondisinya saat ini

6. Lakukan pemantauan jumlah intake dan out put

R/ parameter kerja organ tubuh

7. Anjurkan ibu untuk mobilisasi bertahap

R/ mobilisasi dapat memperlancar peredaran darah dan relaksasi otot

8. berikan pada ibu diet bertahap dengan makanan TKTP dan rendah garam

R/ melatih motilitas usus dan mencegahviskositas darah

9. lakukan kolaborasi pemberian terapi dengan dokter

R/ melakukan fungsi dependent

Masalah 1 : gangguan rasa nyeri sehubungan dengan luka bekas operasi

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu diharapkan nyeri

berkurang

Kritera hasil : ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri dan rasa nyeri berkurang

Intervensi :

1. Berikan obat analgesik pada ibu secara IV

R/ mengurangi rasa nyeri

2. Posisikan ibu senyaman mungkin

R/ dengan posisi yang nyaman, merasa tenang dan dapat mengurangi rasa

nyeri

3. Ajari ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam-dalam

R/ merelaksasikan otot-otot diding perut

Masalah 2 : bendungan payudara

1. Lakukan perawatan payudara

Page 30: Post SC dg PEB

R/ memperlancar peredaran darah

2. Kompres dengan air hangat kemudian air dingin

R/ merelaksasikan otot-otot payudara

3.6 IMPLEMENTASI

Tanggal : 22 Juli 2008

Jam : 10.00 WIB

Dx : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1 dengan PEB dan febris

1. Memberikan penjelasan tentang keadaan dirinya bahwa keadaannya baik-baik

saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan, lukanya akan sembuh mengering

dalam waktu 5-7 hari tergantung dari perwatan yang dilakukan dan memang

awalnya ada rasa sedikit nyeri

2. Melakukan cuci tangan dengan air dan sabun kemudian dibasuh dengan air

mengalir kemudian mengeringkannya dengan handuk kering

3. Melakukan pemeriksaan dan observasi TTV dan keadaan umum untuk

mendeteksi adanya komplikasi

4. Melakukan observasi : TFU 2 jari di bawah pusat, UC baik, dan pengeluaran

lochea rubra

5. Melakukan observasi & menjelaskan pada ibu temtang hasil pemeriksaannya

dan menganjurkan ibu harus banyak istirahat dan ibu masih tetap menjalani

terapi agar kondisinya cepat pulih dan tekanan darah ibu menjadi normal

kembali

6. Melakukan pemantauan jumlah intake dan oup put termasuk cairan yang

diberikan yaitu per infuse, makan, minum dan urine setiap 6 jam. Urine

sebanyak 250 cc/ 6 jam dan nterpasang cairan RD5%

7. Mengajarkan pada ibu mobilisasi bertahapyaitu miring kiri/ kanan dimulai sejak

6-10 jam setelah ibu sadar, melakukan latihan pernafasan dengan posisi tidur

terlentang sedini mungkin, pada hari ke-2

Page 31: Post SC dg PEB

8. memberikan pada ibu diet bertahap TKTP dan rendah garamsetelah ibu bias

flatus ibu boleh makan dan minum mulai dari bubur halus sampai nantinya

makanan biasa. Dan ibu harus mengurangi makanan yang mengandung banyak

garam agar tekanan darah tidak naik lagi

9. melakukan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapi yaitu Amphisilin,

gentamisin, ondacentron dan Xyclo

Masalah 1 : gangguan rasa nyeri sehubungan dengan luka bekas operasi

1. memberikan obat analgesik pada ibu secara IM untuk mengurangi rasa nyeri

2. memberikan posisi senyaman mungkin pada ibu dengan posisi terlentang

3. mengajari ibu teknik relaksasi dengan enarik nafas dalam-dalam lalu

menghembuskannya

Masalah 2 : pembengkakan akibat bendungan payudara

1. melakukan perawatan payudara

2. mengompres payudara dengan air hangat kemudian air dingin dengancara

berselang-seling untuk memperlancar peredaran darah dan juga

merelaksasikan otot-otot payudara

3.7 EVALUASI

Tanggal : 22 Juli 2008

Jam : 12.00 WIB

S : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama secara operasi secarea

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 130/ 90 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 37,6 oC

Payudara : lunak tidak ada pembengkakan, dan tidak ada nyeri tekan

Genetalia : terdapat lochea rubra dan terpasang kateter

Abdomen : terdapat luka bekas operasi, TFU 2 jari di bawah pusat, UC baik

Ekstremitas : tidak oedema, ekstremitas atas terpasang RD5%

Page 32: Post SC dg PEB

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1 masalah teratasi

P : Observasi TTV, kandung kemih dan KU

Observasi TFU lochea dan UC

Pemenuhan nutrisi

Mobilisasi bertahap

Terapi sesuai advice dokter

Masalah 1

S : ibu mengatakan luka bekas operasi masih terasa nyeri akan tetapi sudah

berkurang

O : ibu tampak sedikit menyeringai ketika melakukan aktivitas miring kiri, miring

kanan maupun duduk

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1 masalah teratasi sebagian

P : Atur posisi dan mobilisasi bertahap

Masalah 2

S : ibu mengatakan sudah tidak nyeri tekan lagi pada payudaranya karena sudah

dilakukan perawatan payudara

O : KU : baik

Kesadaran : composmentis

TD 120/70 mmHg

Nadi 78 x/menit

Suhu 38 oC

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1 masalah teratasi

P : berikan makan dan minum dengan porsi sedikit tetapi sering dan minum yang

banyak , personal hygiene dan perwatan payudara

3.8 CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 23 Juli 2008

Jam : 18.00 WIB

Page 33: Post SC dg PEB

S : Ibu mengatakan sudah bisa menyusui bayinya karena sudah di rawat gabung

dengannya

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/ 70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Suhu : 37,5 oC

Payudara : lunak tidak ada pembengkakan, dan tidak ada nyeri tekan

Genetalia : terdapat lochea rubra dan terpasang kateter

Abdomen : terdapat luka bekas operasi, TFU 3 jari di bawah pusat, UC baik

Ekstremitas : tidak oedema, ekstremitas atas terpasang RD5%

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-2 masalah teratasi

P : Observasi TTV, kandung kemih dan KU

Observasi TFU lochea dan UC

Pemenuhan nutrisi

Mobilisasi bertahap

Terapi sesuai advice dokter

Masalah 1

S : ibu mengatakan luka bekas operasi masih terasa nyeri akan tetapi sudah

berkurang dan ibu mulai dapat menyesuaikan diri dengan rasa nyerinya

O : ibu tampak sedikit menyeringai ketika melakukan aktivitas miring kiri, miring

kanan maupun duduk

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-2 masalah teratasi sebagian

P : Atur posisi dan mobilisasi bertahap

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 24 Juli 2008

Jam : 18.00 WIB

Page 34: Post SC dg PEB

S : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama secara operasi secarea

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/ 70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Suhu : 37,3 OC

Payudara : lunak tidak ada pembengkakan, dan tidak ada nyeri tekan

Genetalia : terdapat lochea rubra dan terpasang kateter

Abdomen : terdapat luka bekas operasi, TFU 4 jari di bawah pusat, UC baik

Ekstremitas : tidak oedema, ekstremitas atas terpasang RD5%

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-3 masalah teratasi

P : Observasi TTV, kandung kemih dan KU

Observasi TFU lochea dan UC

Pemenuhan nutrisi

Mobilisasi bertahap

Terapi sesuai advice dokter

Masalah 1

S : ibu mengatakan nyeri sudah berkurang dan ibu akan menjalankan saran petugas

kesehatan

O : wajah ibu tampak rileks dan ibu tidak lagi meringis kesakitan, lokhea rubra, bau

biasa, TFU 4 jari di bawah pusat, UC baik

A : Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-3 masalah teratasi sebagian

P : Anjurkan ibu untuk relaksasi bila timbul nyerilanjutkan obat secara teratur

Beritahu ibu untuk control dan agar ibu untuk control sesuai jadwal

Page 35: Post SC dg PEB

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang membahas kesenjangan

dan kesamaan antara teori dan praktek yaitu antara tinjauan pustaka dengan praktek

klinik di lapangan. Dalam kasus tidak di temukan perbedaan yang berarti/ penting.

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1

di Ruang nifas RSUD Dr. Moch. Soewandhie Surabaya. Maka diharapkan dengan

intervensi yang benar dan didukung dengan implementasi yang optimal dan KIE

yang jelas sehingga lebih bisa diterima oleh pasien dam keluarga. Diharapkan pasien

terus membaik dan luka bekas operasi cepat sembuh dan kering.

Page 36: Post SC dg PEB

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kasus Ny”I” PIOOOI AbOOO post SC hari ke-1 dengan PEB mendapatkan

penanganan yang tidak jauh beda dengan teori

Pada masa post partum dengan luka operasi, ibu dianjurkan untuk melakukan

mobilisasi dini, makan-makanan bergizi yang mengandung banyak protein (zat

pembangun) untuk mengganti sel/ jaringan yang rusak selain itu ibu dianjurkan

untuk selalu menjaga kebersihan terutama pada daerah bekas operasi agar terhindar

dari infeksi

Saran

1. Keluhan-keluhan setelah operasi (post SC) sebaiknya mendapat perhatian

khusus dari petugas kesehatan

2. untuk petugas kesehatan diharapkan memberikan informasi dan KIE yang

dibutuhkan ibu nifas secara jelas

3. bagi ibu nifas post SC diharapkan dapat melaksanakan KIE sesuai anjuran

petugas

Page 37: Post SC dg PEB

DAFTAR PUSATAKA

FKUI. Obstetri patologi bagian obstetri dan ginekologi, FKUI: Bandung

Hamilton, persis. Dasar-dasar perawatan maternitas. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta

: EGC

Mansjoer arif dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran jilid 1 edisi 3. Jakarta : Media

Aeuscapelus

Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri jilid 2. Jakarta : EGC

Prairohardjo, sarwono, 1999. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan

maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP