obsgin, mala sc bekas sc

25
PENDAHULUAN Seorang wanita yang telah mengalami SC sebaiknya tidak hamil selama 3 tahun, untuk memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik dan untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri. 1 Dalam pengelolaan kehamilan dan persalinan pada bekas seksio sesarea ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu: 1 Versi luar tidak boleh dilakukan Wanita harus dirawat mulai kehamilan 38 minggu. Pada kehamilan dengan bekas sc, diambil tindakan : Seksio sesarea (SC) apabila SC terdahulu adalah SC klasik/ korporal, penyembuhan luka operasi buruk, sudah dua kali atau lebih SC, SC sebelumnya kurang dari 1 tahun dan penyebab SC tetap seperti panggul sempit absolut disertai penyulit lain seperti kelainan letak, kehamilan lewat waktu dengan pelvic skore rendah, plasenta previa 1

Upload: masibocah

Post on 30-Dec-2014

95 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

SC atas indikasi Oligohidramnion + Bekas SC

TRANSCRIPT

Page 1: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

PENDAHULUAN

Seorang wanita yang telah mengalami SC sebaiknya tidak hamil selama 3

tahun, untuk memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik dan

untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri.1

Dalam pengelolaan kehamilan dan persalinan pada bekas seksio

sesarea ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu:1

Versi luar tidak boleh dilakukan

Wanita harus dirawat mulai kehamilan 38 minggu.

Pada kehamilan dengan bekas sc, diambil tindakan :

Seksio sesarea (SC) apabila SC terdahulu adalah SC klasik/ korporal,

penyembuhan luka operasi buruk, sudah dua kali atau lebih SC, SC

sebelumnya kurang dari 1 tahun dan penyebab SC tetap seperti panggul

sempit absolut disertai penyulit lain seperti kelainan letak, kehamilan lewat

waktu dengan pelvic skore rendah, plasenta previa dan distosia.2 Bahkan

dikatakan “ sekali dilakukan seksio sesarea, maka selalu akan dilakukan

seksio sesarea”.3

Partus pervaginam bila hal-hal diatas tidak ada, dengan ketentuan

tidak dibenarkan memakai oksitosin dalam kala I untuk memperbaiki his dan

kala II harus dipersingkat (wanita diperbolehkan mengedan 15 menit).1 Seksio

sesarea didefinisikan sebagai pengeluaran janin hidup atau meninggal

melalui insisi dinding abdomen dan dinding uterus. Katz dan kawan-kawan

menganjurkan penggunaan terminologi histeretomi sebagai pengganti seksio

1

Page 2: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

sesarea. Seksio sesarea adalah metode operasi modern diabad 20 yang

berperan dalam menurunkan angka kesakitan pada ibu bersalin. Di berbagai

bagian dunia, frekuensi seksio sesarea mengalami peningkatan, sementara

di beberapa tempat lainnya frekuensinya tetap karena perbedaan indikasi

dan ketetapan. Di Indonesia sendiri angka kejadiannya sekitar 30 % di tahun

2002. Di RSCM Jakarta, sebagai rumah sakit pusat rujukan, mempunyai

angka kekerapan rata-rata 41,2 % dengan 18 % diantaranya adalah kasus

seksio sesarea elektif.4-8

Di RSUP Malalayang, tahun 2001 terdapat 489 kasus, tahun 2002 ada

556 kasus dan tahun 2003 terdapat 493 kasus. Peningkatan ini terjadi berkat

kemajuan dalam bidang antibiotika, teknik operasi yang lebih sempurna,

transfusi darah, anestesi yang lebih baik, pengenalan gawat janin yang cepat

dan penurunan paritas.9

Indikasi untuk melakukan seksio sesarea antara lain:10

Indikasi ibu: panggul sempit absolut, tumor pada jalan lahir yang

menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/ vagina, plasenta previa, disproporsi

sefalopelvik dan ruptura uteri membakat.

Indikasi janin: kelainan letak (letak lintang yang tidak bisa diputar, letak

sungsang pada primigravida dan letak muka dengan dagu didepan), gawat

janin, bayi besar (>3500 gram pada letak bokong).

Berikut ini akan kami sajikan laporan kasus seksio sesarea pada

bekas seksio kurang dari 1 tahun.

2

Page 3: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Ny. ET

Umur : 35 tahun

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Ranomuut L II

Suku : Batak

Bangsa : Indonesia

Agama : Kristen

Nama suami : Tn. MS

Pekerjaan : PNS

MRS : 12 Desember 2004, jam 20.00

ANAMNESIS

Anamnesis Utama

Anamnesis diberikan oleh penderita.

Keluhan utama:

Dikirim oleh dokter ahli dengan G2 P1 A0, 35 tahun, hamil aterm + bekas

seksio

Riwayat penyakit sekarang:

Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan. Pelepasan lendir campur darah

Θ, pelepasan air Θ, pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.

Riwayat kembar disangkal penderita.

Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) biasa.

Riwayat penyakit dahulu

Penyakit darah tinggi, jantung, paru, hati, ginjal, kencing manis disangkal

3

Page 4: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

ANAMNESIS KEBIDANAN

Riwayat Kehamilan Sekarang

Pemeriksaan Ante Natal (PAN)

PAN dilakukan sebanyak 8 kali di dokter ahli

Riwayat Haid

Haid pertama pada usia 12 tahun dengan siklus tidak teratur dan lamanya

haid tiap siklus 3-4 hari. Hari pertama haid terakhir (HPHT) 13 Maret 2004

dan taksiran tanggal partus 20 Desember 2005.

Riwayat Keluarga

Penderita menikah satu kali dengan suami sekarang 3 tahun.

Jumlah anak sekarang 1 orang

Keluarga Berencana

Tidak pernah ikut KB

Riwayat Kehamilan Terdahulu

1. 2003, laki-laki, cukup bulan, dengan SC ai. KPD dan bayi besar, di

rumah sakit umum oleh dokter ahli, BBL: 4060 gram, hidup

2. 2004, ini

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Umum

Status Praesens

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Compos mentis.

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/m.

Pernapasan : 24 x/m.

Suhu badan : 36,4 0C.

4

Page 5: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

Berat badan : 73 kg.

Tinggi badan : 159 cm.

Gizi : Cukup.

Kepala

Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidak anemis, kedua sklera

tidak ikterik. Telinga berbentuk normal dan tidak ada sekret yang keluar dari

liang telinga. Hidung berbentuk normal dengan kedua septum intak, tidak ada

sekret yang keluar dari hidung. Pada gigi ditemukan adanya karies dentis.

Tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.

Leher

Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening leher.

Dada

Bentuk simetris normal.

Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising jantung.

Paru-paru : Tidak ditemukan adanya ronki dan “wheezing” di kedua

lapangan paru.

Abdomen

Hepar dan lien sukar dievaluasi

Anggota gerak

Tidak ditemukan adanya edema pada kedua tungkai. Varises tidak ada.

Refleks

Refleks fisiologis positif normal, tidak terdapat refleks patologis.

Kulit

Turgor normal.

5

Page 6: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

Status Obstetri

Pemeriksaan luar

Tinggi fundus uteri : 38 cm.

Letak janin : Letak kepala, punggung kiri

Detak jantung janin : 12 – 12 – 13.

His : -

TBBA : 3900 gram

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hb : 12,0 gr %.

Leukosit : 7.400/mm3.

Trombosit : 280.000/mm3.

RESUME MASUK

G2P1A0, 35 tahun MRS tanggal 12 Desember 2004 jam 20.00 Wita dengan

keluhan utama dikirim dari dokter ahli dengan hamil aterm + bekas SC.

Tanda inpartu Θ, pelepasan air Θ, gerak janin , Riwayat gemeli (-), RPD (-).

HPHT 13-03-2004, TTP 20-12-2004

Status Praesens : KU: Cukup; Kes: CM; T: 120/80 mmHg; N: 88 x/mnt;

R: 24x/mnt; SB: 36.4 0C.

Status Obstetri : TFU: 38 cm; Letak kepala punggung kiri

BJA: 12 – 12– 13; His: Θ

TBBA: 3900 gram

DIAGNOSIS KERJA

G2P1A0, 35 tahun, hamil 38 – 39 minggu, belum inpartu + Bekas SC < 1 tahun

Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala puki

SIKAP/ TERAPI/ RENCANA

- SC elektif

- Sedia donor, setuju operasi

- Lapor konsulen setuju SC elektif tanggal 15-12-2004

6

Page 7: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

OBSERVASI

Tanggal 12 Desember 2004

Pemeriksaaan : Kes: CM; T; 120/80 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 24 x/mnt

BJA: 12-12-13, His: Θ

Diagnosis:

G2P1A0, 35 tahun, hamil 38 – 39 minggu, belum inpartu + bekas SC <

1 tahun

Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala puki

Sikap:

- SC elektif

- Sedia donor dan Informed concent

- Lapor konsulen setuju SC

Cat: Penderita meminta izin untuk pulang

Tanggal 15 Desember 2004

Pemeriksaaan : Kes: CM; T; 120/80 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 20 x/mnt

BJA: 12-12-12, His: Θ

Diagnosis:

G2P1A0, 35 tahun, hamil 38 – 39 minggu, belum inpartu + bekas SC < 1

tahun

Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala puki

Sikap:

- SC elektif

Jam 10.00 : Penderita dibawa ke OK IBS

Jam 11.10 : Operasi dimulai dilakukan SCTP

7

Page 8: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

Laporan Operasi:

- Penderita terlentang di atas meja operasi, dilakukan tindakan antiseptik

pada abdomen dan sekitarnya, ditutup dengan doek steril kecuali lapangan

operasi

- Dalam GA dilakukan insisi pada skar lama pfannenstiel, dilakukan eksisi

jaringan keloid. Insisi diperdalam lapis demi lapis secara tajam dan tumpul

sampai tampak peritoneum. Peritoneum dijepit dengan 2 pinset

- Setelah yakin tidak ada usus di bawahnya, digunting dan diperlebar,

tampak uterus gravidarum

- Identifikasi plika vesiko uterina, dijepit dan digunting, diperlebar kekiri dan

kekanan, disisihkan kebawah, vesika urinaria dilindungi dengan haak

abdomen.

- Insisi pada SBR diperdalam sampai ke kavum uteri, tampak keluar cairan

ketuban putih keruh 100 cc disuction. Eksplorasi janin letak kepala.

Dengan meluksir kepala janin dilahirkan

- Jam 11.15 lahir bayi perempuan, BBL: 3850 gr, PBL: 50 cm, Apgar

Score: 8-10

- Sementara jalan napas dibersihkan, tali pusat dijepit pada 2 tempat dan

digunting diantaranya.

- Bayi diserahkan ke neonati, Eksplorasi implantasi plasenta pada korpus

uteri belakang, plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan, Kavum uteri

dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban

- Luka SBR dijepit dengan beberapa ringtang, uterus dijahit 2 lapis simpul

dan jelujur, kontrol perdarahan, perdarahan tidak ada, dilakukan

reperitonealisasi, kontrol perdarahan kembali, jika tidak ada perdarahan

eksplorasi uterus bentuk arkuatus. Kavum abdomen dibersihkan dari sisa-

sisa perdarahan dan bekuan darah.

- Kontraksi uterus baik, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, kulit dijahit

subkutikuler. Luka ditutup dengan gaas steril.

8

Page 9: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

Jam 12.15 : Operasi selesai

KU post Operasi: T: 120/80, N: 88 x/m, R: 24 x/m

Kontraksi uterus baik

Perdarahan kira-kira 500 cc

Diuresis kira-kira 300 cc

Follow up Ruangan

16 Desember 2004

Keluhan: (-)

Pemeriksaan Fisik:

KU: Cukup; Kes: CM

Status Praesens:

T: 110/70 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,8 0C

Status Puerpuralis:

TFU : Setinggi pusat, kontraksi uterus baik

Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen: Peristaltik (-), luka operasi baik, tertutup kain gaas.

Lokia : Rubra

Terpasang infus dan kateter

Diagnosis:

P2A0, 35 tahun post SCTP Hr I a.i. Bekas SC < 1 tahun

Lahir bayi perempuan, BBL 3850 gr, PBL 50 cm, AS 8–10

Sikap:

- IVFD RL : D5% 1:1

- Ceftriakson inj 2 x 1 gram IV

- Metronidazol 2 x 500 mg IV

- Pitosin drips 3 x 1 amp

- Vit c. 1 x 1 amp

- Penderita puasa sampai peristaltik , boleh minum sedikit

- Periksa HB post OP ( HB: 11 gr%)

9

Page 10: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

17 Desember 2004

Keluhan: (-)

Pemeriksaan Fisik:

KU: Cukup; Kes: CM

Status Praesens:

T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,5 0C

Status Puerpuralis:

TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik

Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen: Peristaltik (+), luka operasi baik, tertutup kain gaas.

Lokia : Rubra

Terpasang infus dan kateter

Diagnosis:

P2A0, 35 tahun post SCTP Hr II a.i. Bekas SC < 1 tahun

Lahir bayi perempuan, BBL 3850 gr, PBL 50 cm, AS 8–10

Sikap:

- Aff infus dan kateter

- Cefadroksil 3 x 500 mg tab

- Metronidazol 3 x 500 mg tab

- Becomzet 1 x 1 tab

- Diet: TKTP

18 Desember 2004

Keluhan: (-)

Pemeriksaan Fisik:

KU: Cukup; Kes: CM

Status Praesens:

T: 110/60 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,3 0C

Status Puerpuralis:

TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik

10

Page 11: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen: Peristaltik (+), luka operasi baik, tertutup kain gaas.

Lokia : Sanguinolenta

Diagnosis:

P2A0, 35 tahun post SCTP Hr III a.i. Bekas SC < 1 tahun

Lahir bayi perempuan, BBL 3850 gr, PBL 50 cm, AS 8–10

Sikap:

- Cefadroksil 3 x 500 mg tab

- Metronidazol 3 x 500 mg tab

- Becomzet 1 x 1 tab

- Diet: TKTP

- Rawa luka ganti gaas

19 Desember 2004

Keluhan: (-)

Pemeriksaan Fisik:

KU: Cukup; Kes: CM

Status Praesens:

T: 120/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,3 0C

Status Puerpuralis:

TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik

Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen: Peristaltik (+), luka operasi kering, tertutup kain gaas.

Lokia : Sanguinolenta

Diagnosis:

P2A0, 35 tahun post SCTP Hr IV a.i. Bekas SC < 1 tahun

Lahir bayi perempuan, BBL 3850 gr, PBL 50 cm, AS 8–10

11

Page 12: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

Sikap:

- Cefadroksil 3 x 500 mg tab

- Metronidazol 3 x 500 mg tab

- Becomzet 1 x 1 tab

- Diet: TKTP

20 Desember 2004

Keluhan: (-)

Pemeriksaan Fisik:

KU: Cukup; Kes: CM

Status Praesens:

T: 110/70 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,5 0C

Status Puerpuralis:

TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik

Payudara: Laktasi +/+ ; Tanda-tanda infeksi: -/-

Abdomen: Peristaltik (+), luka operasi baik.

Lokia : Sanguinolenta

Diagnosis:

P2A0, 35 tahun post SCTP Hr V a.i. Bekas SC < 1 tahun

Lahir bayi perempuan, BBL 3850 gr, PBL 50 cm, AS 8–10

Sikap:

- Cefadroksil 3 x 500 mg tab

- Metronidazol 3 x 500 mg tab

- Becomzet 1 x 1 tab

- Diet: TKTP

Rencana: Pulang

12

Page 13: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

DISKUSI

Seorang Ibu G2P1A0, 35 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + bekas

SC < 1 tahun, janin intra uterin , tunggal, hidup, letak kepala, punggung kiri.

Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:

1. Diagnosis

2. Penanganan

3. Komplikasi

4. Prognosis

Diagnosis

Penderita ini didiagnosis dengan:

G2P1A0, 35 tahun, hamil 38 – 39 minggu, belum inpartu + bekas SC < 1 tahun

Janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala punggung kiri

Dignosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta

pemeriksaan kebidanan.

Dari anamnesis diketahui bahwa kehamilan adalah kehamilan kedua,

dimana kehamilan pertama pada tahun 2003 dengan melahirkan secara

seksio sesarea atas indikasi bayi besar. Sesuai dengan HPHT, saat ini ibu

hamil 38-39 minggu dan saat datang ibu belum ada tanda-tanda inpartu.

Diagnosis janin intra uterin tunggal hidup letak kepala punggung kiri

ditegakkan berdasarkan adanya pergerakan anak terasa oleh ibu, dan pada

13

Page 14: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

pemeriksaan kebidanan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada

uterus bagian bawah.

Penatalaksanaan

Pasien ini merupakan bekas SC dimana pada setiap bekas SC harus

masuk rumah sakit pada umur kehamilan 34 minggu. Hal ini dilakukan untuk

mencegah terjadinya ruptur uteri. Dimana ruptur bekas SC klasik sudah

dapat terjadi pada akhir kehamilan, sedangkan luka bekas SC profunda

biasanya baru terjadi dalam persalinan.

Ruptur uteri pada luka bekas SC sukar sekali didiagnosis sehingga

disebut “silent ruptur” karena tidak ada gejala-gejala yang khas seperti yang

terdapat pada ruptur uteri yang utuh misalnya:

Sewaktu kontraksi yang kuat, pasien tiba-tiba merasa nyeri yang

mengiris di perut bagian bawah.

SBR nyeri sekali kalau di palpasi

Ada perdarahan pervaginam walaupun tidak banyak

Kalau ruptur sudah lama terjadi maka seluruh perut nyeri dan

gembung

Air kencing mengandung darah karena kandung kencing teregang

atau tertekan.

Pada pasien ini diambil keputusan seksio sesarea karena pada persalinan

pertama dilakukan dengan SC (bekas SC) dimana seksio sesarea tersebut

dilakukan kurang dari 1 tahun. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang

14

Page 15: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

menyatakan bahwa pada kehamilan dengan bekas sc diambil tindakan

seksio sesarea (SC) apabila SC terdahulu adalah SC klasik/ korporal,

penyembuhan luka operasi buruk, sudah dua kali atau lebih SC, SC

sebelumnya kurang dari 1 tahun dan penyebab SC tetap seperti panggul

sempit absolut disertai penyulit lain seperti kelainan letak, kehamilan lewat

waktu dengan pelvic skore rendah, plasenta previa dan distosia.

Dilakukan SC elektif atau direncanakan sebab ibu datang belum inpartu dan

belum ada indikasi dilkukan SC cito.

Komplikasi

Komplikasi yang paling ditakutkan pada suatu bekas seksio adalah ruptur

uteri, pada pasien ini tidak ditemukan adanya komplikasi.

Prognosis

Prognosis untuk ibu sebelum operasi adalah dubia, sebab meskipun

ibu datang belum inpartu dan belum ada tanda-tanda komplikasi jadi masih

bisa dilakukan perencanaan untuk dilakukan seksio elektif yang pastinya

memiliki risiko lebih kecil dibanding Cito, tetapi kehamilan dengan bekas SC

kurang dari satu tahun ditambah usia ibu yang sudah 35 tahun tetap memiliki

risiko untuk terjadinya komplikasi.

Prognosis post operasi adalah dubia ad bonam, karena operasi

berjalan dengan lancar tanpa komplikasi. Selain itu pada follow up tidak

15

Page 16: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

didapatkan keluhan yang berarti dan penderita dipulangkan dengan kondisi

baik.

Prognosis untuk bayi adalah dubia ad bonam dengan apgar skore 8-

10 tanpa komplikasi dan keluhan selama follow-up.

Prognosis untuk kehamilan berikutnya adalah dubia ad malam karena

sudah dilakukan SC dua kali, maka kemungkinan terjadinya komplikasi

berupa ruptura uteri spontan cukup besar.

16

Page 17: Obsgin, Mala Sc Bekas Sc

KEPUSTAKAAN

1. Bagian Obstetri dan Ginekologi UNPAD. Gestose. Dalam: Obstetri

patologi. Bandung: 84-98

2. Mochtar R. Toksemia gravidarum. Dalam: Lutan G, editor. Sinopsis

Obstetri jilid I. Jakarta: EGC, 1998; 207

3. DeCherney AH, Pernoll ML. Cesarean section. In: Obstetric &

ginekologic diagnosis and treatment. Philadelphia: Lange, 1999; 559-

70

4. Cunningham FG, MacDonad PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC.

Caesarean section and caesarean hysterectomy. In: Williams

obstetrics. 19th ed. New Jersey: Prentice Hall International Inc, 1993.p.

591-604

5. Hanskins GDV, Clark SL, Cunningham FG, Gilstrap LC. Caesarean

section in operative obstetrics. 1st ed. Connecticut: Appleton and

Lange, 1995.p. 308-28

6. Wiknjosastro GH, Baslamah A. Iatrogenic obstetrics intervention and

high caecarea section tare. In: Saifuddin AB, Afandi B, Wiknjosastro

GH, editors. Womens health. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, 1995.p. 391-4

7. Quilingan EJ. Caesarean section: modern prospective in management

of high risk pregnancy. 3th ed. Boston: Blackwell Scientific Publication,

1994.p. 520-3

8. Saifuddin AB, Afandi B, Wiknjosastro GH. Kehamilan dan persalinan

dengan parut uterus. Dalam: Buku panduan praktis pelayanan

kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, 2002; 76-7

9. Data Obstetric. RSUP Malalayang tahun 2002.

10.Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Ed.3. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirahardjo. Jakarta, 1999: 6628-9.

17