portofolio hernia

Upload: dianc87

Post on 30-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

portofoliointernsip hernia

TRANSCRIPT

user

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Topik

: Hernia Skrotalis Sinistra InkarserataTanggal (kasus ): ......................

Presenter:

Tanggal presentasi : .....................

Pendamping: Tempat presentasi : Obyektif Presentasi:

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

RemajaDewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi : laki-laki, usia 70 tahun, benjolan skrotum kiri tidak dapat dimasukkan, nyeri perut, hernia skrotalis sinistra inkarserata.Tujuan : mengetahui gejala dan tatalaksana hernia skrotalis sinistra inkarserata

Bahan bahasan :

Tinjauan pustakaRiset

Kasus

Audit

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Email

Pos

Data Pasien

: Nama:Tn.S

Data Utama Untuk Bahan Diskusi

1. Diagnosis/gambaran klinis

Pasien datang dengan keluhan benjolan di skrotum kiri yang tidak dapat masuk kembali disertai dengan nyeri perut.2. Riwayat penyakit

Keluhan pasien dirasakan sejak + satu tahun, dan tidak hilang meskipun pasien berbaring. Disertai dengan nyeri perut sejak 3 hari, mual dan muntah, tidak dapat BAB dan tidak dapat flatus sejak 1 hari. Tidak ada gangguan BAK.

3. Riwayat Keluarga

Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien

4. Riwayat pekerjaan

Pasien bekerja sebagai petani

Hasil Pembelajaran

1. Etiologi dan Faktor Risiko Hernia2. Manifestasi klinis hernia3. Diagnosis hernia4. Penatalaksanaan herniaDAFTAR PUSTAKA

R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718

A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317

Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003. (Ebook, di akses 10 juli 2010)

H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356

C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58

Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder Arnold. 2006.

Rangkuman Hasil Pembelajaran

SUBJEKTIVE

Pasien datang mengeluh terdapat benjolan di skrotum kiri yang ada sejak 1 tahun SMRS. Awalnya dapat keluar masuk, namun sejak 3 hari SMRS benjolan tidak dapat masuk. Disertai dengan nyeri perut, mual dan muntah, tidak dapat BAB dan tidak dapat flatus sejak 1 hari. Tidak ada gangguan BAK.

OBJEKTIVE

Hasil pemeriksaan fisik ditemukan adanya benjolan di skrotum kiri , permukaan rata, nyeri tekan, massa teraba kenyal dan tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam cavum abdominalis. Finger tip test dilakukan dan teraba di ujung jari. Disertai dengan adanya suara metalic sound dan nyeri di seluruh lapang perut. ASSESSMENT

Keluhan benjolan di skrotum kiri disebabkan oleh adanya herniasi usus yang tidak dapat masuk kembali. Hal ini terjadi karena pembengkakan progresif akibat inkarserasi dari hernia menimbulkan obstruksi di pembuluh vena, arteri dan pembuluh limfe di kantong hernia. Hal ini menimbulkan edema lebih lanjut sehingga tekanan meningkat sedemikian rupa, sehingga aliran arteri terancam dan bisa berlanjut menjadi iskemik dan nekrosis pada bagian hernia. Adanya bunyi metalic sound di lapang perut menunjukkan adanya obstruksi.PLAN

Diagnosis pasien ini adalah Hernia Skrotalis Sinistra Inkarserata. Penatalaksanaan dari penyakit ini adalah perlu dilakukan operasi emergensi segera . Jika hernia yang sudah mengalami inkarserasi tidak dapat dilakukan reposisi secepatnya, dapat menimbulkan strangulasi yang dapat diikuti dengan nekrosis dan gangren usus yang bisa membahayakan. Komplikasi lebih lanjut yang dapat terjadi adalah keadaan perotinitis abdomen sampai dengan sepsis yang dapat mengancam jiwa penderita.