pleno 1- kelompok 2

Upload: silvia-thamrin

Post on 17-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pleno

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    1/49

    MODUL 1

    ANEMIA DEFISIENSI DAN ANEMIA

    APLASTIK

    Dara Phonna ArdiantyLoli Rasita Ginting

    Mayang Sukma M.

    Miftahul Hasanah Y.Silvia Thamrin

    Sindi Fitria Amelia L.

    Dexel Simbolon

    Doni Damara

    Haidir

    M.Afif Iskandar

    M.Fadhlan La Tabari

    Kelompok 2

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    2/49

    Rini, seorang anak berusia 4 tahun dibawa ibunya

    ke dokter dengan keluhan sering terlihat lelah dan pucat.Pada tangan dan tungkai ditemukan bintik-bintik merah

    dan lebam biru. Pada pemeriksaan dokter menemukan

    konjungtiva anemis, ptechie, sklera non ikterik,

    hepatosplenomegali (-).Hail laboratorium di RSUC ut Meutia ditemukan Hb

    4,6 gr/dl , leukosit 3200/mm , trombosit 4400/mm, MCV

    68 H , MCH 24 pg dan retikulosit 2%. Dokter

    menganjurkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

    Ibu Rini cemas apakah anaknya mengalami hal yangsama seperti dirinya pada saat hamil mengami pucat dan

    lemas.

    Bagaimana anda menjelaskan apa nyang dialami

    Rini dan ibunya?

    Skenario : SI PUCAT

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    3/49

    JUMP 1 : TERMILOGI

    ANEMIA APLASTIK: Anemia yang disebabkan kegagalann sumsum

    tulang dengan penurunan hematopoetik dan pennggantiannyaoleh lemak yang menyebabkan pansitopenia.

    ANEMIA DEFISIENSI: Anemia yang ditandai oleh kurangnya

    komponen seperti zat besi , vit B12 , dan asam folat yang

    diperlukan untuk sintesis Hb normal dan eritrosit yang

    disebabkan karena asupan diet yang buruk.

    KONJUNGTIVA ANEMIS: Konjungtiva yang pucat kareana Hb yang

    menurun.

    PTECHIE: Bintik merah keunguan kecil dan bulat sempurana yang

    tidak menonjol akibant pendarhan intradermal atau submukosa ,ukurannya < 3mm.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    4/49

    MCV (Mean CorpuscularVolume) : Volume rata-rata eritrosit

    yang dapat terdeteksi apabila terjadi penurunan kadar defisiensibesi (normal : dewasa (80-100 fl) dan anak-anak (72-88 fl))

    MCH ( Mean Corpuscular Hb) : Ukuran dan massa Hb yang

    terkandung dalam eitrosit.

    PANSITOPENIA: Penurunan eritrosit leiukosit, dan trombosit

    dalam sirkulasi darah.

    HEPATOSPLENOMEGALI: Pembesaran hati dan limpa.

    RETIKULOSIT: Eritrosit muda , tiidak berinti dan berasal dari

    pematangan normoblas sumsum tulang.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    5/49

    1. Kenapa Rini terlihat pucat dan lelah, pada tangan dan tungkai ditemukan

    bintik-bintik merah dan lebam biru?

    PUCAT: Derah sensitif pada bantalan kuku, telapak tangan , membran mucosa mulut

    banyak terdapat pembuluh darah.

    Berkurangnya Hb, O2, Volume darah dan Vasokonstriksi untuk memaksimalkan

    pengiriman O2 ke organ vital , seperti otak, dan organ penting lainnya.

    Ada hubungan dengan pansitopenia:

    Eritrosit: anemia

    Leukositopenia: infeksi

    Tromb ositopenia: gangguan pembekuan dan pemulihan endotel karena

    pendarahn.

    LEBAM BIRU:

    Trombositopenia: Kesulitan dalam pemulihan kerusakan endotel

    menyebabkan lebam.

    Ptechie: Turbulensi pembuluh darah tinggi yang menyebabkan penurunan

    energi yang menyebabkan cepat lelah.

    JUMP 2 & 3

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    6/49

    LELAH: Anemia , diamana penurunan O2 menyebabkan metabolismejuga menurun, sehingga energi kurang dan cepat lelah. Selain itu, tubuhjuga melakukan metabolisme anaerob yang mengakibatkan penumpukaasam laktat sehingga mengakibatkan lelah.

    2. Bagaimana interpretasi dan cara penegakan hasil pemeriksaanmengenai ptechie dan konjungtiva anemis ?

    Konjungtiva anemis: pucat terjadi defisiensi eritrosit.

    Ptechie: bintik-bintik merrah petanda ada trombositopenia.

    Sklera non ikterik: sklera tidak menguning mengartikan bukan kerenaanemia hemolitik.

    Hepatosplenomegali (-) : Tidak ada pembesaran hati dan limpa ( tidakada infeksi).

    Cara penegakan :

    Warna kulit seperti pada telapak tangan ( ikterik)

    Pada bagian kepala terdapat sklera dan ikterik serta mucositis padamulut.

    Dada: pada pemeriksaan dengan auskultasi terdapat irama gallops dandesah.

    Kuku: reparongeal thores.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    7/49

    3. Apa diagnosa sementara dan diagnosa banding pada Rini ?

    DS : Anemia Aplastik

    DD: Leukimia Leukemik , Syndrom Mielodisplastik, Anemia

    Mieloplastik

    4. Bagaimana patofisiologi penyakit pada Rini dan apakah ada

    hubungan keluhan ?

    Anemia aplastik: disebabkan oleh kongenital, didapat, dan

    idiopatik. Hipoplasia dimana terjadi depresi tulang menyebabkankegaglan dalam homeopoesis sehingga terjadi penurunan jumlah

    sel pada sumsum tulang yang akhirnya menyebabkan

    abnormalitas stem sel.

    Hubungan dengan kelluhan :

    Eritrositopenia: Gejala pucat dan cepat lelah

    Leukopenia: penyerapan mikrofag berkurang, menyebabkan

    mudah terserang infeksi dan ulkus.

    Trombositopenia: lebam dan ptechie.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    8/49

    5. Apa epidemiologi / insiden terjadinya anemia aplastik?

    Puncak insiden: 15-25 tahun

    Faktor risiko lain anemia aplastik:

    Resiko lebih besar pada negara belahan timur 2-3 kali dibandingbarat.

    Terpapar radiasi seperti sinar pengion serta obat-obatan (kloramfenikol)

    Virus (EBV) dan penyakit kongenital

    6. bagaiman interpretasi hasil lab darah lengkap pada Rini?

    Hb : 4,6 gr/dl ( anemia)

    leukosit: 3200/ mm( normal 4500-10.000/ mm)

    trombosit : 4400 / mm( normal 50.000-450.000 /mm)

    MCV : 68 fl ( normal 72-88 fl pada anak-anak)

    MCH : 24 pg ( normal pada anak-anak 23-31 pg pendapat lain27-31 pg)

    Retikulosit : 2% ( normal 0,5- 2,5 %)

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    9/49

    7. Mengapa dokter menganjurka pemeriksaan danpengobatan lebih lanjut?

    Pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosanya. LED

    FISH ( Fluoresence In Situ Hybridazation) : kelainan genetik

    Flow Glometry : jumlah dan sel-sel dalam sumsusm

    tulang. Nuclear MRI: Luasnya perlemakan.

    8. Apakah DS dan DD yang mungkin pada Ibu Rini?

    DS: Anemia defisiensi besiDD: - anemia akibat penyakit kronik

    - thalasemia

    - anemia sidenoblastik

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    10/49

    9. Adakah pengaruh penyakit yang dialami Rini dengan

    tumbuh kembangnya?

    - penurunan nafsu makan , penurunan nutrisi sehinggaterjadi gangguan pertumbuhannya.

    - mudah terkena infeksi

    - anak usia 4 tahun masih terdapat perkembangan saraf

    dimana mengakibatkan gangguan kognitif

    10. Bagaimana prognisis npada kasus Rini?

    terapi tranplantasi sel induk : kesembuhan 80 %

    Immunosupresan: buruk karena menimbulkan keganasanKasus berat dan progresif, meniggal dalm 3 bulan ( 10-15

    % )

    penderita dengan disertai penyakit kroni , prognosis buruk

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    11/49

    JUMP 4 :

    SKEMAPENGERTIAN DAN JENIS

    ANEMIA

    PENDARAHANHEMOLITIKDEFISIENSIAPLASTIK

    PEMERIKSAAN

    PATOFISIOLOGIGEJALA DAN TANDAFAKTOR RISIKOEPIDEMIOLOGI

    PENATALAKSANAAN

    PROGNOSIS

    DD

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    12/49

    Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan:

    1. PENGERTIAN DAN JENIS ANEMIA

    2. ANEMIA APLASTIK

    3. ANEMIA DEFISIENSI

    JUMP 5 : LO

    a. Epidemiologi

    b. Faktor risiko

    c. Gejala

    d. Patofisiolofi

    e. Pemeriksan

    f. Diagnosis banding

    g. penatalaksanaan

    h. prognosis

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    13/49

    1. Pengertian dan Jenis Anemia

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    14/49

    Anemia: berkurangnya hingga dibawah nilai

    normal jumlah sel darah merah, kuantitas

    hemoglobin, dan volume packed red blood

    cells (hematokrit) per 100 ml darah.

    Anemia dapat diklasifikasikan menurut :

    1. Faktor-faktor morfologik Sel Darah Merah

    dan Indeksnya

    2. Etiologi

    B d k F k M f l ik S l

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    15/49

    Berdasarkan Faktor Morfologik Sel

    Darah Merah dan Indeksnya1. Anemia Normokromik Normositik

    SDM memiliki ukuran dan bentuk normal serta mengandung

    jumlah Hb normal MCV (Mean Corpuscular Volume) dan MCHC

    (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) normal

    Penyebab : Kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis

    yang meliputi infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal,

    kegagalan sumsum tulang, dan penyakit metastasik tulang.

    2. Anemia Normokromik Makrositik

    Sel Darah Merah lebih besar dari normal, namun normokromik

    karena konsentrasi Hb normal

    Penyebab : terganggunya atau terhentinya sintesis DNA, seperti

    yang ditemukan padda defisiensi B12 atau asam folat. Anemia

    ini juga dapat ditemukan pada kemoterapi kankerkarena agen-

    agen yang mengganggu sintesis DNA.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    16/49

    3. Anemia Hipokromik Mikrositik

    Mikrositik berarti sel kecil dan hipokromik

    berarti pewarnaan yang berkurang.Karena warna berasal dari Hb -> sel-sel inimengandung Hb dalam jumlah yang kurang

    dari normal (MCV , MCHC )Keadaan ini mencerminkan insufisiensi

    sintesis heme atau kekurangan zat besi,seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan

    sideroblastik dan kehilangan darah kronis,atau gangguan sintesis globin seperti padapenderita Thalassemia.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    17/49

    Berdasarkan Etiologi

    1. Anemia Pasca Perdarahan (Post Hemorrhagic) Terjadi akibat perdarahan yang masif (kecelakaan,

    luka operasi pasca persalinan

    2. Anemia Hemolitik

    Terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosityang berlebihan

    3. Anemia Defisiensi

    Karena kekurangan faktor pematangan eritroit4. Anemia Aplastik

    Disebabkan berhentinya pembuatan pembentukanSel darah merah oleh sumsum tulang

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    18/49

    2. Anemia Aplastik

    d l

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    19/49

    Epidemiologi

    Insidennya bervariasi diseluruh dunia dan berkisar antara 2-6

    kasus/1juta penduduk/tahun dengan variasi geografis.

    Di negara Timur (Asia Tenggara dan Cina) insidennya 23 kali

    lebih tinggi dibandingkan dengan di negara Barat

    Umumnya muncul pada usia 15-25 tahun, setelah usia 60 tahun.

    Umur dan jk bervariasi scr geografis, di AS dan Eropa sebagian

    besar berkisar antata 15-24 tahun, sedangkan di Cina sebagian kasus

    AA pada perempuan (>50 tahun) dan pria (60 tahun)

    Perjalan penyakit pada pria lebih berat diband. perempuan

    Negara Insiden

    Eropa dan Israel 2 kasus/1juta penduduk/tahunPerancis 1.5 kasus/1juta penduduk/tahun

    Cina 0.74 kasus/100.000 penduduk/tahun

    Bangkok 3.7 kasus/1 juta penduduk/tahun

    k ik

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    20/49

    Faktor Resiko

    1. Radiasi dan kemoterapi.

    2. Obat-obatan

    karena hipersensitivitas atau dosis obat yang

    berlebihan

    Yang paling banyak menyebabkan AA adalah

    kloramfenikol. Yang lainnya seperti fenilbutazon,

    senyawa sulfur, antikonvulsan.

    3. Paparan bahan kimia beracun Paparan benzena juga dikaitkan dengan anemia

    aplastik.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    21/49

    4. Penyakit Infeksi

    Virus yang dikaitkan dengan perkembangan

    anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-

    Barr, cytomegalovirus, dan HIV.

    5. Gangguan autoimun

    6. Kehamilan

    Kadang-kadang dijumpai pansitopenia disertai

    aplasia sumsum tulang yang berlangsung

    sementara.

    Sering kambuh setelah terminasi kehamilan,

    dapat terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.

    P t i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    22/49

    Kegagalan Hematopoietiik

    Kegagalan produksi SDM bertanggung jawab ataskosongnya sumsum tulang.

    Secara kuantitatif , sel-sel hematopoietik imatur dapatdihitung dengan flow cytometry, sel-sel tsbmengekspresikan protein cytoadhesive (CD34)

    Pada AA, sel CD34 juga hampir tidak ada yang berarti

    bahwa sel-sel induk pembentuk koloni eritroid,myeloid, dan megakaryositik sangat kurang jumlahnya

    terjadi penurunan populasi sel asal dan sel indukpemendekan telomer granulosit pada pasien AA.

    Patogenesis

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    23/49

    Destruksi Imun

    Data laboratorium menunjukkan pada pasien AAdidapat, Limfosit bertanggung jawab atasdestruksi kompartemen sel hematopoietik,eksperiment tsb memperlihatkan bahwa sel

    limfodit pasien menekan hematopoiesis.Sel tsb memproduksi faktor penghambat

    Interferon-

    Perubahan imunitas menyebabkan destruksi,

    khususnya kematian sel CD34 yang diperantarailigan fas, dan aktivasi alur intrasel yangmenyebabkan penghentian siklus sel

    M if t i Kli i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    24/49

    Manifestasi KlinisManifestasi yang menjadi ciri khas pada Aplastik ialahpansitopenia(defisit pada eritrosit,leukosit dan

    trombosit) yang ditemukan pada darah tepi.Anemia: fatig, dispnea, penglihatan kabur, jantung

    berdebar

    Trombositopenia: mudah memar dan perdarahan

    mukosaNeutropenia:rentan terhadap infeksi

    Pemeriksaan FisikPucat

    Perdarahan (kulit, gusi, retina, hidung, saluran cerna,

    vagina)

    Hepatomegali ditemukan pada sebagian kecil pasien.

    Splenomegali tidak dijumpai

    P ik L b i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    25/49

    Pemeriksaan Laboratorium

    Darah tepi

    -Hb-retikulosit-hematokrit-leukosit terjadi penurunan

    -trombosit-MCV-LED terjadi peningkatan

    Sumsum tulang

    Virus

    Tes Ham atau tesHemolisis Sukrosa

    Kromosom

    P ik R di l i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    26/49

    -MRI

    untuk mengetahui luasnya perlemakan,karenaMRI dapat buat pemisahan tegas antara

    sumsum tulang yang berlemak dengan yang

    berseluler

    -Bone Marrow Scaning

    dengan bantuan scan sumsum tulang yang

    sebelumnya telah disuntik dengan koloid

    radioaktif technetium sulfur

    Pemeriksaan Radiologis

    Di i B di

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    27/49

    Diagnosis Banding

    1. Myelodisplasia Hiposeluler

    2. Leukimia Limfositik GranularBesar

    3. Hemoglobinuria NockturnalParoksismal (PNH)

    P l k

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    28/49

    Trapi standar AA : imunosupresi atau Translantasisumsum tulang (TST).

    Pasien yang lebih muda umumnya mentoleransi TSTlebih baik dan sedikit mengalami GVHD.

    Pasien usia >20 thn dengan hitung neutrofil 200-500/mm3 lebih bermanfaat dari imunosupresidaripada TST.

    Pasien dengan hitung neutrofil yang sangat rendahcenderung lebih baik dengan TST

    Penatalaksanaan

    Terapi imunosupresiATG (antithymocyte globulin) atau ALG(antilymphocyte globulin) dan Csa(siklosforin A)

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    29/49

    ATG dan ALG diindikasikan pada :

    -anemia aplastik bukan berat

    -pasien tidak mempunyai donor sumsum tulang yang

    cocok-anemia aplastik berat, usia >20tahun

    - pada saat pengobatan tidak terdapat infeksi atauperdarahan atau dengan granulosit >200/mm3.

    dapat terjadi reaksi alergi ringan sampai beratdiberikan bersama dengan kortikosteroid

    Siklosporin bekerja dengan menghambat aktivas danproliferasi prekursor limfosit sitotoksik, dosis : 3-10mm/kgBB/hari peroral dan diberikan selama 4-6 bulan

    Kombinas:

    - ATG, siklosporin, dan metilprednisolon : 70% pada AAberat

    - ATG dan metilprednisolon : 46%.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    30/49

    Terapi Anabolik

    Androgen merangsang produksi erittopoietin dan sel-sel induk sumsum tulang.

    Digunakan sebagai terapi penyelamat untuk pasienrefrakter terapi imunosupresif.

    Con: oxymethylone dan danazol

    Komplikasi utama : virilisasi, hepatotoksitas.

    Terapi Suportif

    bila terdapat kel. Anemia : transfusi eritrosit berupapacked red cells sampai kadar Hb 7-8% atau lebih pada

    orang tua dan pasien dengan penyakit kardiovaskular Transfusi trombosit diberikan bila terdapat

    perdarahan/kadar trombosit

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    31/49

    3. Anemia Defisiensi Besi

    Epidemiologi

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    32/49

    Epidemiologi

    Pada penelitian pada pensiunan pegawai negri di Balididapatkan anemia 36%, dengan 61% disebabkankarena ADB. Sedangkan pada penduduk desa di Balididapatkan angka prevalensi ADB sebesar 27%.

    BUMIL merupakan segmen penduduk yang paling

    rentan pada ADB. Di India, Amerika Latin dan Filiphinaprev berkisar antara 35-99%.

    Dalam suatu survei pada 42 desa di Bali yangmelibatkan 1684 bumil, didapatkan prev. ADB sebesar46%; sebagian besar derajat anemia adalah ringan.

    Afrika Amerika Latin Indonesia

    Pria 6% 3% 16-50%

    Wanita 20% 17-21% 25-48%

    Wanita hamil 60% 39-46% 46-92%

    Eti l i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    33/49

    Diakibatkan perdarahan menahun dapat berasaldari : sal. cerna, sal. Genitalia, sal. Kemih, sal.nafas.

    Faktor Nutrisi : akibat berkurangnya jumlah besi

    total dalam makanan, atau kualitas besi(bioavailabilitas) besi yang tidak baik.

    Kebutuhan besi meningkat

    Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, kolitiskronik.

    Etiologi

    P t i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    34/49

    Perdarahan menahun kehilangan besi cadangan

    besi iron depleted state/negative ironbalance ditandai oleh kadar fenitin serum,

    peningkatan absorbsi besi dalam usus serta

    pengecetan besi dalam sumsum tulang negative

    kekurangan besi terus berlanjut penyediaan besiuntuk eritropoiesis menimbulkan gangguan pada

    bentuk eritrosit (tapi anemia secara klinis belum

    terjadi iron deficient eritropoiesis fase ini

    kelainan pertama yang dijumpai ialah peningkatan

    kadar free protophorphyrin dalam eritrosit

    apabila jumlah besi terus eritropoiesis semakin

    terganggu kadar Hb

    Patogenesis

    G j l

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    35/49

    Gejala

    Gejala umum : anemic sindrom (

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    36/49

    Ada 3 tahap :

    1. Menentukan adanya anemia dengan mengukur kadar Hbatau Hematokrit.

    2. memastikan adanya defisiensi besi

    3. menentukan penyebab dari defisiensi yang terjadi.

    Kriteria diagnosis ADB : anemia hipokromik mikrositer padahapusan darah tepi atau MCV

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    37/49

    Diagnosis Diferensial

    Anemia akibat penyakit kronik

    Thalassemia

    Anemia Sideroblastik

    b. Pengecetan sumsum tulang dengan biru prusia

    menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin)

    negativec. Dengan pemberian sulfas ferosus 3x200 mg/hari

    (atau preparat besi lain yang setara) selama 4 minggu

    disertai kenaikan kadar Hb .2 g/dl

    Sambungan..

    T i

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    38/49

    Terapi terhadap ADB:

    1. Terapi kausal

    2. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekuranganbesi dalam tubuh.

    terapi besi oral

    ferrous sulphat (sulfas ferrous), dosis anjuran 3x200 mg,

    setiap 200 mg mengandung 66 mg besi elemental selama 3-6 bulan.

    preparat lain : ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrouslactate, dan ferrous siccinate.

    Preparat oral sebaiknya diberikan saat lambung kosong,ES lebih sering dengan pemberian setelah makan

    ES utama : gang. GI

    Untuk meningkatkan penyerapan besipreparatvitaminC.

    Terapi

    T i b i l

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    39/49

    Terapi besi parenteral

    sangat efektif, tapi resiko lebih besar, dan harga lebihmahal

    diberikan atas indikasi: (1)intolerasi thd pemberianpreparat oral, (2) kepatuhan terhadap obat yang rendah,(3) gang. Percenaan sprt kolitif ulseratif, (4) Penyerapanbesi terganggu, mis pada gastrekstomi (5) keadaan dimanakehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup

    dikompensasi dengan pemberian oral. Preparat : iron dextran complex, iron sorbitol citric acid

    complex, dan yang terbaru iron ferric gluconate dan ironsucrose yang lebih aman

    3. Pengobatan lain :

    Diet : makanan bergizi dengan tinggi protein yangterutama berasal dari protein hewani

    Vit.C : 3x100mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi

    transfusi darah

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    40/49

    Anemia Megaloblastik

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    41/49

    Vit. B12

    Vitamin mempunyai struktur yg sama dengankobalt

    Berasal dari pangan hewani.

    Diabsorbsi di ileum distal oleh bantuanprotein amnionless yang sebelumnya telahdipisahkan dari protein makanan lai dandigabung dengan glikoprotein faktor instrinsik(IF-B12) sehingga berikatan dengan reseptor IFcubilin.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    42/49

    Diangkut ke sumsum tulang oleh protein plasma

    transkobalamin TC. Defisiensi TCanemiaMegaloblastik

    Punya dua fungsi esensial

    Kofaktor untuk metionin sintase, suatu enzim untuk

    metilasi homosistein menjadi metionin menggunakan

    metil tetrahidrofolat (metil THF) sebagai donor.

    Sebagai deoksiadenosil KoA membantu konversi

    metilmalonil KoA menjadi suksinil KoA Pemeriksaan Homosistein dan metil malonat

    sering dipakai untuk mengetahui def. B12

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    43/49

    Vit B9

    Disebut juga Asam Folat

    Diabsorbsi diusus kecil proksimal

    Folat diubah menjadi Metil THF selama Absorbsi

    Metil THF diubah menjadi folat poliglutamatketika berada dalam sel.

    Folat dibutuhkan dalam

    Pemindahan satu unit karbon

    Perubahan antara asam amino

    Sintesis prkursor purin (DNA)

    Faktor resiko

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    44/49

    Anemia defisiensi asam folat, faktor risikonya:

    a. Asupan nutrisi kurang : pada usia tua,kemiskinan, kelaparan, dan diet khusus.

    b. Malabsorpi: tropical sprue, enteropati yang

    diinduksi glutten, gastrektomi total atauparsial dan adanya penyakit crohn.

    c. Kebutuhan berlebih :

    Fisiologik: kehamilan, menyusui dan prematurasi.

    Patologik : penyakit hematologik ( anemiahemolitik dan mielofibrosis) , keganasan ( kanker,limfoma, mieloma), peradangan ( crohn, TB,artrhitis, hemoroid, malaria ).

    Faktor resiko

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    45/49

    Anemia defisiensi B12, faktor risikonya:

    a. Terutama pada vegetarian

    b. Malabsorpsi :

    - penyebab dari lambung: gastrektomi total

    maupun parsial

    - penyebab dari usus : syndro lengkung stagnan

    intestinal, divertikulosis jejnum, lengkung

    buntu, reseksi ileum, penyakit crohn, sertainfeksi cacing pita ikan.

    Gejala anemia megaloblastik

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    46/49

    Gejala anemia megaloblastik

    Anenia defisiensi B12 , gejalanya:

    a. Perubahan psikiatri

    b. Peningkatan penyakit kardiovaskular

    c. Malnutrisi

    d. Glositis berat ( lidah meradang, nyeri) , diare

    dan anoreksia.

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    47/49

    Defisiensi asam folat, gejalanya:

    a. Parah : sesak napas dan gagal jantung kongesti

    b. Peningkatn ikterus jaringan : peningkatanpregenitor eritrosit.

    c. Gejala pada saluran cerna

    d. Kelainan neurologik : baal , kesemutan danneuropati progresif yang mengenai saraf periferserta kolumna posterior dan lateralis yangbersifat lateral. Penyebab neuropati: akumulasi

    S-adenosil hemosistein dan penurunan kadar S-adenosil metionin dalam jaringan saraf sehinggaterganggunya mielin dan substansi lain.

    S

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    48/49

    PEMERIKSAAN ANEMIA

    MEGALOBLASTIK

    Pemeriksaan lab darah ( Hb, hematokrit,

    retikulosit, leukosit, trombosit, LED, serum vit

    B12, serum folat, folat eritrosit, MCV, MCH )

    Pemeriksaan sumsum tulang

    Pemeriksaan film / hapusan darah perifer (

    bentuk-bentuk sel darah )

  • 5/27/2018 pleno 1- KELOMPOK 2

    49/49

    PENATALAKSANAAN ANEMIA

    DEFISIENSI ASAM FOLAT

    1. Terapi pengganti : pemberian folat dengan

    dosis ( 1 mg / hari per oral) . Namu, dosis

    tinggi 5 mg / hari mungkin dapat diberikanpada defisiensi folat karen malabsorbsi.

    2. Diet yang optimal dengan kecukupan folat.