pleno kelompok 2 modul 2

35
TUMBUH KEMBANG OROFACIAL POSTNATAL Kelompok 2 Tutor: Drg. Didin K, Sp.Orth

Upload: kiidouble

Post on 31-Dec-2014

136 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pleno Kelompok 2 Modul 2

TUMBUH KEMBANGOROFACIAL POSTNATAL

Kelompok 2Tutor: Drg. Didin K, Sp.Orth

Page 2: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Kelompok 2

Asril Waisakka HidayatFauzan Ahmadi AsnurDesmedio Deno MerindaAddina Ainul HaqTiara AdzakiyahFirstadeina Rezki AnnisaWidya Puspa MayasariAnnisa Desva EliaRizka HumairaRosa Juliasari SantiosoMelisa Fristy EffendiSedaci Yandaka

Page 3: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Modul 2

Tumbuh Kembang Orofacial Postnatal

Skenario 2

Kok sekarang mirip ayah?

Joel mahasiswa baru FKG, senang dengan kehadiran adik perempuannya yang baru dilahirkan 1 minggu yang lalu di rumah sakit. Tapi Joel takut untuk menggendongnya karena adiknya masih tampak lemah, banyak diam dan hanya terdengar suara tangisan apabila merasa haus.

Satu bulan kemudian sewaktu libur Joel bertemu adiknya. Ia terkejut melihat wajah adiknya yang jayh berbeda dengan sewaktu baru lahir. Sekarang wajah adik mirip sekali dengan ayahnya. Bibirnya akan memberi respon bila disentuh, tangan dan kakinya pun sudah lincah bergerak. Joel bertanya kepada ibunya apakah secepat ini perkembangan dan pertumbuhan bayi setelah lahir? Ibu menjawab sesuai penjelasan dokter, bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada facial dan cavum oris sangat cepat. Untuk itu ibu harus menjaganya dan memberikan nutrisi yang cukup sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan baik.

bagaimana saudara menjelaskan keadaan adik joel?

Page 4: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Step 1 :Terminologi

1. Postnatal : bayi dalam proses tumbuh kembang hingga dewasa.

2. Nutrisi :proses pengambilan zat-zat makanan penting 

Page 5: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Step 2 : Menentukan Masalah

1. Bagaimana tumbuh kembang orofacial postnatal?

2. Bagaimana tahap tumbuh kembang postnatal?3. Apa saja gangguan pada pertumbuhan?4. Apa saja zat gizi yang dibutuhkan pada saat

postnatal?5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang postnatal?6. Bagaimana respon terhadap rangsangan pada

perkembangan postnatal?

Page 6: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Step 3 : menganalisa masalah1. Tumbuh kembang orofacial postnatal :

- ukuran kepala relatif lebih besar- abdomen relatif membuncit- sinus ethmoid masih kecil- maxilla -bersatu dengan basis cranium -pertumbuhan tergantung sutura dan aposisi cranium

-berkembang kearah vertikal- cavum oris - terbentuk dari proc. Maxillaris

- dikelilingi oleh labium oris, pipi & palatum molle

- terdapat lingua dan gigi geligi

Page 7: Pleno Kelompok 2 Modul 2

-mandibula

pertumbuhan mandibula ada dua macam :

a. pola pertama, bagian posterior mandibula dan

basis kranium tetap, sementara dagu

bergerak ke bawah dan depan.

b. Pola kedua, dagu dan korpus mandibula

hanya berubah sedikit sementara pertumbuhan

sebagian besar terjadi pd tepi posterior

ramus, koronoid dan kondilus mandibula.

Gerakan pertumbuhan mandibula pada umumnya

dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yg terjadi di

maksila.

Page 8: Pleno Kelompok 2 Modul 2

- lingua tumbuh relatif lebih besar dari cavum oris

- corpus mandibula panjang melalui proc.coronoid

- gingiva membentuk regio mukosa cavum oris

Page 9: Pleno Kelompok 2 Modul 2

2. Tahap tumbuh kembang postnatal :Periode I lahir – 28 hari :- adaptasi terhadap lingkungan, menangis- ginjal berfungsi sempurna, immunoglobin periode bayi akhir 1-2 tahun.

3. Gangguan pada pertumbuhan : - anodonsia tidak berkembang sebagian atau

seluruh gigi - celah wajah kebanyakan karena faktor gen

a. Unilateral : proc. Nasalis medialis dan proc. Maxillaris gagal bergabung pada salah satu sisi

b. Bilateral : disebabkan tidak

sempurnanya pembentukan kedua proc

nasalis medialis dan penggabungan dua

proc maksilaris pada garis median.

Page 10: Pleno Kelompok 2 Modul 2

-celah palatum Disebabkan karena gagalnya

penggabungan proc palatinus pada garis

median, baik bilateral maupun unilateral

menyebabkan celah palatum pada garis

madian.

- Hipodonsia tidak tumbuhnya satu atau dua

benih gigi

Page 11: Pleno Kelompok 2 Modul 2

4. Zat gizi yang dibutuhkan pada saat postnatal- ASI : DHA ( proses pematangan sel otak) & taurin (neurotransmitter)- Vit. D : menjaga kesehatan tulang dan gigi- makronutrien : protein dan lemak- protein- vitamin B kompleks- kolin- iodium- vit. A&K- asam folat

Page 12: Pleno Kelompok 2 Modul 2

5. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang postnatal :- gizi- budaya dan lingkungan- status sosial ekonomi- fisik- lingkungan sosial- faktor genetik

Page 13: Pleno Kelompok 2 Modul 2

6. Perkembangan respon terhadap rangsangan pada tumbuh kembang postnatal :

respon berperan dalam memahami dan mengetahui kemungkinan terjadi kelainan patologis sejak dini, dinilai dari tahap pematangan dan respon neurologik dengan memperhatikan jenis refleks tubuh bayi terhadap rangsangan.

Page 14: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Step 4 : skemajoel (mahasiswa

baru FKG)

adik joel Umur 1 minggu

Masih lemah, banyak diam,

suka menangis karena haus

Adik joel berumur 1 bulan

Wajah mirip ayah

Respon sentuh bibir

Tangan dan kaki lincah

Pertumbuhan dan perkembangan postnatal

Tumbang

orofacial

Kelainan/

ganguan

Zat gizi postnat

al

Faktor yang mempengar

uhiRespon

Tumbang

wajah

Tumbang

orofacial

Page 15: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Step 5 :tujuan pembelajaran1. MMM tumbuh kembang orofacial

postnatal2. MMM respon pada postnatal3. MMM kebutuhan zat gizi pada tumbuh

kembang postnatal4. MMM gangguan/kelainan dari tumbuh

kembang postnatal5. MMM faktor-faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang postnatal

Page 16: Pleno Kelompok 2 Modul 2

3. Kebutuhan zat gizi pada masa postnatal1. ASIASI mengandung:

Protein  8.5 % Lemak 2.5 %Karbohidrat 3.5 % Garam Mineral 0.4 %Air 85.1 %Corpusculum colosrumLeukositSisa-sisa epitel yang matiVitamin A,B,C,D,E, dan vitamin K dalam jumlah

yang sangat sedikit

Page 17: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Faktor PelindungImunoglobulin

Fraksi protein dari kolostrum mengandung antibodi yang serupa dengan antibodi yang terkandung dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena bakteri virus yang pernah diderita ibu atau yang telah memberikan imunitas pada ibu. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

Page 18: Pleno Kelompok 2 Modul 2

LaktoferinProtein dengan afinitas tinggi terhadap zat besi. Bekerja dengan salah satu imunoglobulin ( Ig A), Laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan kuman.  

LisosomLisosom  dengan Ig A memiliki fungsi anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai virus. Kadar lisosom dalam ASI lebih banyak dibanding kadarnya dalam air susu sapi.

Page 19: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Faktor AntitripsinEnzim tripsin yang ada dalam usus dimana fungsinya sebagai pemecah protein akan dihambat oleh faktor antitripsin agar imunoglobulin pelindung tidak akan dipecah oleh tripsin.

Faktor BifidusTerdapat dalam kolostrum dan ASI. Faktor bifidus  dibutuhkan untuk media pertumbuhan laktobasilus yaitu flora normal yang dapat mencegah pertumbuhan kuman patogen dalam usus.  

Page 20: Pleno Kelompok 2 Modul 2

LeukositSel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi  saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT).

Page 21: Pleno Kelompok 2 Modul 2

KarbohidratKarbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi.

Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan factor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi.

Page 22: Pleno Kelompok 2 Modul 2

ProteinProtein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernan bayi yaitu protein unsur whey.

LemakKadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim lipase.Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.

Page 23: Pleno Kelompok 2 Modul 2

MineralZat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

VitaminASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. 

Page 24: Pleno Kelompok 2 Modul 2

4. Gangguan pada tumbang orofaciala. Facial cleft

dapat berupa celah bibir dan celah palatum. Foramen incisivum dianggap sebagai petunjuk pada bagian antara kelainan celah depan dan belakang

Anterior cleft meliputi: lateral cleft up, cleft maxilla dan cleft antara palatum primer dan sekunder. Diakibatkan oleh tidak sempurnanya penyatuan proc. Maksillaris dengan chorda nasalis medialis dari 1 atau 2 sisi.

Posterior cleft meliputi: cleft palatum sekunder dan celah uvula. Celah palatum disebabkan karena kurang bersatunya daun palatina, kecilnya daun palatina, gagal untuk berelevasi

Kombinasi dari ant cleft dan post cleft

Page 25: Pleno Kelompok 2 Modul 2

b. Oblique facial cleftDisebabkan kegagalan maxila bergabung dengan tonjol nasalis lateral biasanya duktus nasi lakrimalis terbuka dan tampak dari luar

c. Median cleft upTidak sempurnanya menyatu 2 tonjol hidung di tengah. Cleft up kurang lebih 1 dari 1000 kelahiran, 80% pria. Angka kejadian semakin tinggi dengan bertambahnya usia ibu Apabila orangtuanya normal dan punya seorang anak dengan

cleft up, kemungkinan bayi berikutnya mendapat cacat yang sama= 4%

Bila saudara kandung menderita cleft up, resiko selanjutnya 9%

Jika orangtua punya cleft up dan punya anak yang cleft up juga, resiko untuk bayi selanjutnya adalah 17%

Page 26: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Cleft palateLebih jarang daripada cleft lip 1/2500 kelahiran. Umumnya terjadi pada wanita dan tidak dipengaruhi usia ibu.Jika ibu/ orangtua normal, dan anak 1 bercelah palatum, resiko anak selanjutnya 2%

d. Sindroma Treacher collins (Dysostocis mandibulo facialis)Telingaluar malformasi, kelainan telina tengah dan dalam, hipoplasia os zygomaticus, maxilla dan mandibula. Kelainan kelopak mata bawah. Karena kelainan autosomal dan dipicu oleh retinoic acid

Page 27: Pleno Kelompok 2 Modul 2

e. Rogin SequenceHipoplasia rahang bawah, kelainan telinga dan mata. 1/8500 kelahiran.

f. Digoerge anomalyAnomali ini mencakup gagal jantung, wajah tidak normal, tidak tumbuh kelenjar timus, celah palatum, hipocalcemia, disebabkan oleh delesi kromosom 22 lengan panjang.

g.Hemifacial microsomiaAbnormalitas pada maxilla, os temporal, os zygomaticum ( bentuknya kecil dan pipih)

h.AnkyloglossiaLidah tidak bebas dari mulut, tidak terjadi degenerasi pada frenulum sehingga frenulum meluas ke ujung lidah.

Page 28: Pleno Kelompok 2 Modul 2

5. Faktor faktor yang mempengaruhi tumbang postnatal

1. Lingkungan Biologisa. Ras atau suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras atau suku bangsa. Bangsa kulit putih/ ras Eropah mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia.b. Jenis Kelamin

Dikatakan anak laki-laki sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi

belum diketahui secara pasti mengapa demikian.

Page 29: Pleno Kelompok 2 Modul 2

c.Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.

d. GiziMakanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan dibutuhkan juga bagi anak untuk pertumbuhan

e. Perawatan Kesehatanf. Kepekaan terhadap penyakitg. Penyakit Kronis

Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengalami stress berkepanjangan akibat dari penyakitnya.

Page 30: Pleno Kelompok 2 Modul 2

h. Fungsi metabolismei. Hormon

Hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain:1. Somatotropin atau growth hormon

Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan.

Page 31: Pleno Kelompok 2 Modul 2

2. Hormon TiroidHormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena mempunyai fungsi metabolisme protein, karboohidrat, dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini.

3. GlukokortikoidMempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin, serta androgen, karena kortison mempunyai efek anti-anabolik. Kalau kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat/ terhenti dan terjadinya osteoporosis

Page 32: Pleno Kelompok 2 Modul 2

4. Hormon-hormon seksPada permulaan pubertas, hormon seks memacu pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan

5. Insulin like growth factors (IGFs)Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan insulin.

2. Faktor Fisika. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah b. Sanitasic. Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi

cahaya dan kepadatan huniand. Radiasi

Page 33: Pleno Kelompok 2 Modul 2

3. Faktor keluarga dan adat istiadat a. Pekerjaan atau pendapatan keluargab. Pendidikan ayah/ibuc. Jumlah saudara d. Jenis kelamin dalam keluargae. Stabilitas rumah tanggaf. Kepribadian ayah/ibug. Adat istiadat, norma-normah. Agamai. Urbanisasi

Page 34: Pleno Kelompok 2 Modul 2

4. Faktor GenetikGen yang bekerja melalui aksi perantara dari enzim dan hormon. Laju pertumbuhan ditentukan terutama oleh pusat hypothalamus otak saat pertumbuhan dan maturasi otak berlangsung sempurna. Faktor genetik merupakan faktor herediter yang diturunkan dari orangtua. Morfologi orofacial nantinya akan dipengaruhi dengan genetik tersebut,

Page 35: Pleno Kelompok 2 Modul 2

Terima Kasih……