ppt pleno - kelompok 1 modul 1

16
PBL MODUL 1 – VIRUS & JAMUR KEDOKTERAN TROPIS Tutor : dr Nurasikin Kelompok 1 Dyah Raras 2011730130 Conny Nurhayyini 2012730023 Nublah Nur Amalina Slamet 2012730071 Hamal Hadyan 2012730048 Robi Fahlepi 2012730092 Sarah Khairina 2012730096 Yaumul Robbi Fakhri 2012730109 Ahmad Abqari 2012730115 Aghnia Putri Mahardiyanti 2013730002 Ahmad Rizky Ferdina 2013730003 Alda Yulianita 2013730004 Andhika Budi Hertaanti 2013730006 Anisah Asma Fauziyah Farida 2013730010

Upload: robi-fahlepi

Post on 12-Dec-2015

258 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

modul 1

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

PBL MODUL 1 – VIRUS & JAMURKEDOKTERAN TROPIS

Tutor : dr NurasikinKelompok 1

Dyah Raras 2011730130Conny Nurhayyini 2012730023Nublah Nur Amalina Slamet 2012730071Hamal Hadyan 2012730048Robi Fahlepi 2012730092Sarah Khairina 2012730096Yaumul Robbi Fakhri 2012730109Ahmad Abqari 2012730115Aghnia Putri Mahardiyanti 2013730002Ahmad Rizky Ferdina 2013730003Alda Yulianita 2013730004Andhika Budi Hertaanti 2013730006Anisah Asma Fauziyah Farida 2013730010

Page 2: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

SKENARIO 1

Seorang perempuan, berusia 25 tahun datang ke unit gawat darurat RS dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu Keluhan disertai rasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, nyeri otot dan tadi pagi gusinya berdarah waktu menggosok gigi. Pemeriksaan fisis: temperatur 39◦C, terdapat petekiae di ekstremitas atas dan bawah dan nyeri tekan epigastrium.

Page 3: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

KATA SULIT

• -

KATA KUNCI

• Perempuan usia 25 tahun• KU : Demam tinggi 5 hari • KT : Rasa lemas, tidak

nafsu makan, mual, nyeri otot dan gusi berdarah

• Pem. Fisik : temperature 39, petekie di ekstremitas atas dan bawah, nyeri epigastrium

Page 4: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

MIND MAPPerempuan

usia 25 tahun

Anamnesis :KU : Demam tinggi 5 hari KT : Rasa lemas, tidak nafsu makan, mual, nyeri otot dan gusi berdarah

Pemfis :temperature 39,

petekie di ekstremitas atas dan bawah, nyeri

epigastrium

DD

Pem. Penunjang

Penatalaksanaan Prognosis Pencegahan

Page 5: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Definisi & Klasifikasi DemamDefinisi

• Peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.

Klasifikasi

• Demam septik

Suhu berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.

• Demam remiten

Suhu badan turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.

• Demam intermitten

Suhu badan turun ke tingkat normal selama beberapa jam dalam satu hari.

• Demam kontinyu

Suhu tubuh saat demam tidak memiliki variasi signifikan (tidak sampai satu derajat).

Page 6: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Dampak Positif

• Demam menjadi sebuah reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi. Sehingga ketika seorang anak mengalami infeksi, keberadaan demam sangat bermanfaat demi kesembuhannya. Selain itu, demam yang terjadi karena infeksi bakteri atau virus, pada umumnya tidak akan menyebabkan kerusakan otak atau kerusakan fisik permanen seperti anggapan yang telah dianut selama ini. Hanya demam di atas 42,2 derajat Celcius yang telah diketahui dapat menyebabkan kerusakan otak.

Dampak Negatif

• Meningkatkan resiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Terjadinya dehidrasi disebabkan oleh peningkatan penguapan cairan tubuh saat anak demam, sehingga anak bisa kekurangan cairan.

• Menyebabkan kerusakan neurologis (syaraf). Kerusakan otak karena demam bisa terjadi ketika demam mencapai lebih dari 42 derajat Celsius

• Apabila panas terus menerus dalm suhu tinggi dapat menyebabkan kematian pada tubuh penderita yang mengalami panas berlebih dikarenakan daya tahan tubuh yang lemah.

Page 7: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Mekanisme Demam

Terjadi infeksi virus, parasit

Inflamasi didalam tubuh

Zat toksin (pirogen eksogen)

Tubuh mengeluarkan fagosit yang

menghasilkan pirogen

endogen ( khusus IL-1)

Merangsang sel- sel endotel hipotalamus

Prostaglandin keluar dibantu

oleh enzim siklooksigenase

(COX)

Mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus

untuk meningkatkan suhun tubuh

Page 8: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Demam, malaise, nyeri kepala, mual,

timbul vesikel.

Demam, muntah, nyeri otot, sakit

kepala serta kaki, tangan dan

punggung kaku.

Demam tiba-tiba, sakit kepala,

merasa sangat lemas, perdarahan pada mata, hidung

telinga

Hidung berair, mata berair, conjuctivitis, photo phobia (silau bila melihat cahaya), Koplik Spots, Demam tinggi, muncul

ruam merah-merah

demam tinggi, sakit kepala, tubuh sakit,

gejala penyakit pernapasan, diare, batuk kering. Sebagian besar

pasien mengembangkan radang paru-paru.

demam, mual, muntahan berwarna

hitam,albuminuria, dan penyakit kuning akibat

dari kerusakan hati

Varicella simplex,Varicella-zoster

poliomielitis,Human enterovirus C

Ebola,Ebola virus zaire

Campak,paramiksovirus

SARS,coronavirus - SARS

Demam kuning,yellow fever virus

Page 9: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Alur DiagnosisA

nam

nes

is Demam tinggi

2-7 hari

Nyeri kepala

Nyeri retro-orbital

Mialgia

Ruam kulit Pe

mer

iksa

an F

isik Hepatomegali

Kegagalan sirkulasi

Pem

erik

saan

Lab

ora

tori

um Trombositope

nia < 100.000

Hemokonsentrasi > 20 %

Limfositosis relatif > 45%

Hipoproteinemia

SGOT/SGPT ↑IgM dan IgGPetekia

Pem

erik

saa

n R

adio

log

i

Efusi pleura

Page 10: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Mekanisme nyeri epigastrium

Infeksi virus

Terbentuk antibodi non-netralisasi

Antibodi non-netralisasi

bersirkulasi bebas pada darah

Virus dengan mudah masuk dan

menginfeksi sel fagosit

Virus bereplikasi di sel fagosit dn

menyebar ke organ lain

Sel fagosit yg terinfeksi memicu

respon sel imun yg lain

Peningkatan jumlah histamin

meningkatkan permeabilitas kapiler

Terjadi perembesan cairan plasma dari

intravaskuler ke interstisial

Diperparah dgn penurunan jumlah

albumin akibat gangguan fungsi hati

Hepar bekerja berlebihan untuk

destruksi trombosit & produksi albumin

hepar (sel kupfer) rusak karena virus

dengue

Penderita merasakan nyeri tekan pada

epigastrium

Page 11: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Anoreksia

Mediator Inflamasi

IL-1 & TNF α↑ leptin di jaringan adiposa

Menekan selera makan

Page 12: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Malaise

Anoreksia Tidak ada

intake makanan

Produksi ATP ↓Lemas

Page 13: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Mekanisme Petekie

Infeksi virus masuk ke aliran darah dan Ber-replikasi

(memperbanyak diri)

Terbentuk komplek virus-antibodi dengan virus yang berfungsi sebagai antigen

(Komp. Virus antigen antibodi)

Agregasi trombosit

Mengendap di sel endotel yang membuat jaringan

rusak

Eliminasi trombosit oleh sistem RES

Ketidak seimbangan fungsi trombosit

Trombositopenia

Page 14: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Differential Diagnosis

DHF Chikungunya Demam Typhoid

Demam tinggi + + +

lemas + + +

Tidak nafsu makan

+ + +

mual + + +

Nyeri otot + + +

Gusi berdarah + - -

peteki + + -

Nyeri epigastrium + - +

Page 15: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Demam Berdarah DengueDefinisi Demam berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue.

Epidemiologi DBD di Indonesia terjadi antara 6 hingga 15 orang per 100.000 penduduk dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 orang per 100.000 penduduk.

Patofisiologi Meninggi nya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamine dan serotonine serta aktivasi system kalikreain yang berakibat esktravasasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler. Hal ini berakibat berkurang nya vol plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.

Etiologi Virus dan vektor virus dengue

Tanda dan gejala

Demam, bintik merah, mimisan, tourniquet test positif, petekie, purpura atau ekimosis, nyeri di hati dan lambung

Page 16: Ppt Pleno - Kelompok 1 Modul 1

Pencegahan Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara :- Lingkungan - Biologi- Kimiawi

Penatalaksanaan Pengontrolan volume cairan tubuh merupakan tindakan yang sangat penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu di pertahankan di butuhkan cairan melalui intravena seperti cairan kristaloid untuk mencegah dehidrasi.

Prognosis Dubia ad bonam

Komplikasi - Ensefalopati- Kelainan ginjal- Udem paru