plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/7739/1/072114081_full.pdf · pasal 21...

158
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Studi Kasus di PT. X SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Tjitra Tania Sari NIM : 072114081 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Studi Kasus di PT. X

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Tjitra Tania Sari

NIM : 072114081

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21

(Studi Kasus di PT. X)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Tjitra Tania Sari

072114081

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan

atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama

Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada

Allah, Bapa kita. (Kolose 3:17)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.

(Pengkotbah 3:11a)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus2. Mama dan Kokoku tersayang3. Pacarku4. Semua orang yang telah mendukungku5. Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSIYOGYAKARTA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi

dengan judul:

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21, Studi

Kasus di PT. X dan dimajukan pada tanggal 22 Juli 2013 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kaliamat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang

saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian

atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru. Atau yang saya ambil dari tulisan

orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan

saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan

tindakanmenyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya

sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya

terima.

Yogyakarta, 8 Juli 2013

Yang membuat pernyataan,

Tjitra Tania Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Tjitra Tania sari

NIM : 072114081

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21Studi Kasus di PT. X

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolannya dalam bentuk pangkalan data,

mendidtribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarya, 8 Juli 2013

Yang menyatakan,

Tjitra Tania Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRAK

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Studi Kasus di PT. X

Tjitra Tania SariNIM : 072114081

Universitas Sanata DharmaYogyakarta

2013

Penelitian ini secara garis besar bertujuan untuk memberikan penilaian tentang penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di PT. X tahun pajak 2011. Latar belakang dalam penelitian ini adalah pentingnya melakukan penghitungan Pajak penghasilan Pasal 21 yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di PT. X. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode komparasi yang bertujuan untuk membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur dan untuk pegawai tidak tetap telah mengacu pada peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Namun, hasil penelitian untuk pegawai tetap atas penghasilan tidak teratur belum mengacu pada peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRACT

An Evaluation of Calculation of Income Tax Article 21

A Case Study at PT. X

Tjitra Tania SariStudent Number: 072114081Sanata Dharma University

Yogyakarta2013

The purpose of this research is to provide an assessment of the Calculation of Income Tax Article 21 of the PT. X for the tax year 2011. The background of this research is the importance of Income Tax Calculation in order to be in accordance with Article 21 legislation.

This is a case study research at the PT. X. The data are collected by interviews and documentation. The data analysis technique used is comparative methods comparing the process of article 21-Income Tax Calculations done by the PT. X with the taxation legislation.

The results showed that the calculation of Income Tax Payable Article 21 at the PT. X for permanent employees on a regular income and for temporary staff has referred to the rules of taxation legislation. But, the research results for permanent employees on an irregular income does not comply with the rules of taxation legislation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena dengan rahmat,

berkat dan penyertaan-Nya dalam perencanaan dan penyusunan skripsi ini, sampai

dengan selesainya penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penghitungan

Pajak Penghasilan Pasal 21”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi, Prodi Akuntansi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Banyak hal yang selalu memotivasi penulis untuk bersemangat

mengerjakan sampai akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kekuatan, kasih setiaMu yang

selalu mengalir selama penyusunan skripsi ini.

2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing yang

dengan sabar membimbing, memberi masukan, dan mengarahkan penulis

selama penyusunan skripsi ini.

4. Mama Lionny, Koko Adhen, dan Daniel yang selalu memberikan kasih

sayang dan doa yang tak habis-habisnya agar penulis dapat tetap terus

berusaha untuk melakukan yang terbaik.

5. Seluruh keluarga besar dari Mama, terutama Alm. Engkong Tek Hong dan

Alm. Emak Ay Tjin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

6. Seluruh anggota dari Christ Disciple Ministry, khususnya untuk Pak Tatang,

Bu Firma, Oma Heru, Bu Bambang, Ezra, Esther dan Elsa yang selalu

memberikan semangat dan doa sampai akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Ci Yeyen, William, Echa, Jojo, Unyil, Tanti, Sela, Babun yang sudah

memberikan masukan dan dorongan sampai akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan.

8. Teman-teman Akuntansi 2007.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuannya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa ada banyak keterbatasan saat

mengerjakan skripsi ini sehingga masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan masukan dan saran yang dapat membantu

skripsi ini menjadi lebih baik lagi dan sempurna. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembacanya.

Yogyakarta, 8 Juli 2013

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL….…………………………………..……………… iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. iiHALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iiiHALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………….................... ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………...…. vHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………….. viABSTRAK ………………………..…………………………………… viiABSTRACT ………………………..…………………………………… viiiKATA PENGANTAR……………………………………………………. ixDAFTAR ISI…………………………………….………………….…….. xiDAFTAR TABEL ……………………………………………………… xivBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…..……………………………… 1B. Rumusan Masalah………………………………………… 2C. Tujuan Penelitian……………..…………………………… 3D. Manfaat Penelitian……………………………………….... 3E. Sistematika Penulisan …...………………………………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pajak…..……………………………………………….…… 6

1. Pengertian Pajak……………………………………….. 62. Fungsi Pajak……………………………………….…... 63. Syarat Pemungutan Pajak …………………………..…. 74. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak…...… 85. Tata Cara Pemungutan Pajak…...……………….……. 96. Sistem Pemungutan Pajak……………...……………… 106. Pengelompokkan Pajak……...………………………... 127. Hambatan Pemungutan Pajak...…………..…………… 148. Tarif Pajak……………………...……………………… 15

B. Pajak Penghasilan (PPh)……………………………….…… 161. Pengertian Pajak Penghasilan…….….………………... 162. Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21…………....…...…... 173. Dasar Hukum.…………………..……..………………. 184. Subjek Pajak Penghasilan……...…...….……………… 195. Objek Pajak Penghasilan..…………………………….. 216. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21……….…...…... 217. Tarif Pajak dan Penerapannya………………………… 24

C. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21)……………...… 281. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21…………..……..… 292. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21.... 313. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21…………………..... 324. Penghasilan yang dikecualikan dari PPh Pasal 21.…… 345. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun…………………….. 356. Cara menghitungan PPh 21………………………….... 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)……………….…. 47

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian……………………………………………. 49B. Subjek dan Objek Penelitian…………………………….… 49C. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………. 49D. Data yang Diperlukan………………………………….…. 49E. Teknik Pengumpulan Data……………………………...... 50F. Teknik Analisis Data..……………………………….…… 50

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……………….…… 55BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data……………………………………………. 56B. Analisis Data ……………………………………………. 62

1. Membandingkan penghitungan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji teratur untuk pegawai tetap yang dilakukan oleh PT.X dengan peraturan perundang-undangan perpajakanyang berlaku ……..…………………..………………… 63a. Penentuan seluruh penghasilan bruto yang diterima

oleh pegawai tetap selama sebulan………………… 63b. Penentuan jumlah penghasilan neto sebulan …..… 67c. Penentuan penghasilan neto disetahunkan………… 72d. Penentuan Penghasilan Kena Pajak………………… 75e. Penetuan PPh Pasal 21 Terutang Setahun..………… 78f. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang Sebulan………… 81

2. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur berupa bonus dan THR untuk pegawai tetap yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undangan perpajakanyang berlaku…………………………………………… 84a. Menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan

teratur dantidak teratur setahun yang diterima oleh pegawaitetapselama sebulan………………………...….… 84

b. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang atas GajiTeratur…………………………………….……… 106

c. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang atas GajiTidakTeratur……………………………………… 111

3. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tidak tetap yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undanganperpajakan yang berlaku …………………………… 116a. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-

rata upah/uang saku yang diterima atau diperolehdalam sehari…………………….…………………. 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

b. Penentuan upah/uang saku harian atau rata-rataupah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutanbelum melebihi Rp1.320.000,00…………………… 118

c. Penentuan jumlah upah kumulatif yang diterimaatau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00dan kurang dari Rp6.000.000,0………..…………… 122

C. Pembahasan1. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai

Tetap atas PenghasilanTeratur………………………… 1262. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap

atas Penghasilan Tidak Teratur…..…………………… 1303. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tidak

Tetap…………………….……………………….......... 132BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………… 135B. Keterbatasan Penelitian.………………………..…….……. 136C. Saran……………………………………………………….. 137

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak untuk WajibPajak Orang Pribadi………………...................................... 25

Tabel 2.2 Penghitungan PPh bagi Wajib Pajak OrangPribadi…………………………………………………...…. 42

Tabel 5.1 Data Pegawai Tetap A…………………………………..…. 57Tabel 5.2 Data Pegawai Tetap B……………………………..………. 58Tabel 5.3 Penghitungan Jumlah Upah pada hari ke-9

sampai hari ke-12………………………………………….. 59Tabel 5.4 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan PT. X

Tahun 2011………………………….……………............... 65Tabel 5.5 penghitungan penghasilan bruto sebulan menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun2011………….……………………………………………… 65

Tabel 5.6 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulanPT. X Tahun 2011…………………………..……………… 66

Tabel 5.7 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…………….……………………… 66

Tabel 5.8 Penghitungan biaya jabatan perbulan Tahun 2011PT. X dengan Peraturan Perundang-UndanganPerpajakan ………………………………………………..... 69

Tabel 5.9 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT. XTahun 2011……………………………………………...…. 70

Tabel 5.10 Penghitungan Biaya Jabatan perbulan Tahun 2011menurutPeraturan Perundang-Undangan Perpajakan………………. 70

Tabel 5.11 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT. XTahun 2011……………………………………………...…. 71

Tabel 5.12 Penghitungan penghasilan neto sebulan Tahun 2011menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan...…... 71

Tabel 5.13 Penghitungan Penghasilan Netto Setahun PT. X Tahun2011……………………………………………….……….. 73

Tabel 5.14 Penghitungan Penghasilan Netto Setahun PT. X Tahun2011……………………………….……………………….. 73

Tabel 5.15 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun2011 …………………………..………...…………………. 74

Tabel 5.16 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurutPeraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011 ………………………………………………... 74

Tabel 5.17 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan……..……. 75Tabel 5.18 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun

2011……………………………………………………..…. 76Tabel 5.19 Penghasilan Kena Pajak menurut peraturan Peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……………. 76Tabel 5.20 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun

2011……………………………………………………..…. 77Tabel 5.21 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan

Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……………. 77Tabel 5.22 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X 2011.... 79Tabel 5.23 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 79Tabel 5.24 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X

Tahun 2011……………………..……………………….…. 80Tabel 5.25 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 80Tabel 5.26 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 82Tabel 5.27 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 82Tabel 5.28 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan PT. X

Tahun 2011……………………………………………….… 83Tabel 5.29 PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan

Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……..……… 83Tabel 5.30 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk

penghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011….. 85Tabel 5.31 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk

penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011..... 86

Tabel 5.32 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untukpenghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011…… 87

Tabel 5.33 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 88

Tabel 5.34 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011…….……… 90Tabel 5.35 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan

Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011………….… 91Tabel 5.36 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011 …………… 92Tabel 5.37 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan

Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011………….… 93Tabel 5.38 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X

Tahun 2011………………………………………………… 94Tabel 5.39 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut

Peraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011………………………………………………… 94

Tabel 5.40 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. XTahun 2011………………………………………………… 95

Tabel 5.41 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurutPeraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011………………………………………………… 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

Tabel 5.42 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan…………… 96Tabel 5.43 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X

Tahun 2011………………………………………………… 97Tabel 5.44 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan

Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……………. 97Tabel 5.45 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011.. 98Tabel 5.46 Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-

Undangan Perpajakan Tahun 2011………………………... 98Tabel 5.47 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X

tahun 2011…………………………………………………. 100Tabel 5.48 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011... 100Tabel 5.49 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X

Tahun 2011………………………………………………… 101Tabel 5.50 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut

Peraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011………………………………………………… 101

Tabel 5.51 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas PenghasilanTeratur dan Penghasilan Tidak Teratur berupa THR dan Bonus menurut PT. X………………...………………………….... 102

Tabel 5.52 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas PenghasilaTeratur dan Penghasilan Tidak Teratur berupa THRdan Bonus berdasarkan Peraturan Perundang-undanganPerpajakan yang berlaku………………………………….. 103

Tabel 5.53 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teraturdan Penghasilan Tidak Teratur berupa THR dan Bonusmenurut PT. X……………..………………………………. 104

Tabel 5.54 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas PenghasilanTeratur dan Penghasilan Tidak Teratur berupa THRdan Bonus berdasarkan Peraturan Perundang-undanganPerpajakan yang berlaku…………………………………… 105

Tabel 5.55 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teraturmenurut PT.X ……………………………………………… 107

Tabel 5.56 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas penghasilan teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakanyang berlaku……………………………………………..… 108

Tabel 5.57 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teraturmenurut PT.X ………………………………………….….. 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

Tabel 5.58 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakan yangberlaku…………………………………………………….. 110

Tabel 5.59 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 atas Penghasilan Tidak TeraturMenurut PT. X…………………………………………….. 112

Tabel 5.60 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.. 113

Tabel 5.61 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak TeraturMenurut PT. X…………………….……………………….. 114

Tabel 5.62 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teraturberdasarkan Peraturan Perundang-undanganPerpajakan yang berlaku…………………………………… 115

Tabel 5.63 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rataupah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalamsehari untuk bulan Agustus menurut PT. X Tahun 2011… 117

Tabel 5.64 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rataupah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehariuntuk bulan Agustus menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011………………………… 117

Tabel 5.65 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rataupah/uangsaku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperolehdalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 menurut PT. X Tahun 2011……………… 120

Tabel 5.66 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rataupah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dansepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperolehdalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihiRp1.320.000,00 menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…………………………………… 121

Tabel 5.67 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yangditerima atau diperoleh dalam bulan kalender yangbersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dankurang dari Rp6.000.000,00 menurut PT. X untukBulan Agustus 2011………………………………….…… 123

Tabel 5.68 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yangditerima atau diperoleh dalam bulan kalender yangbersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dan kurangdari Rp6.000.000,00 menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan untuk Bulan Agustus 2011…..…… 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

Tabel 5.69 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai harike-12 yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalenderyang bersangkutan, jumlah PPh Pasal 2l per hari yangdipotong menurut PT. X untuk Bulan Agustus 2011……... 125

Tabel 5.70 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai hari ke-12yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yangbersangkutan, jumlah PPh Pasal 2l per hari yang dipotongmenurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakanuntuk Bulan Agustus 2011……………………………….. 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah

memiliki Sumber Daya Manusia atau pegawai yang berkualitas. Pegawai

memiliki peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga

diharapkan dapat memberikan hasil kerja yang maksimal sesuai dengan

target yang diinginkan dalam suatu perusahaan tersebut. Oleh karena itu,

pimpinan suatu perusahaan juga diharapkan dapat memberikan motivasi

kepada para pegawainya. Salah satu motivasi yang diberikan dapat berupa

pemberian gaji dan upah yang sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh

seorang pegawai kepada perusahaannya. Gaji dan upah yang diterima oleh

pegawai tersebut, nantinya akan dikenai pajak yaitu Pajak Penghasilan Pasal

21. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dibayarkan oleh pegawai

biasanya telah dipotong badan usaha (pemberi kerja) tempat dimana

pegawai tersebut bekerja. Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 36 tahun

2008 yang didalamnya terdapat aturan tentang besarnya tarif pajak dan tata

cara pembayaran pajak. Hal ini pula yang membuat perusahaan tersebut

harus menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi pegawai dan

melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 ini tergolong rumit dan banyak

peraturan yang dapat berubah sewaktu-waktu serta pada penghitungannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

pun perlu dicermati karena kemungkinan besar dapat terjadi

ketidaksesuaian dengan praktik sebenarnya. Sehingga dibutuhkan

pemahaman tentang undang-undang dan peraturan perpajakan yang terkait.

Hal ini dikarenakan, apabila pajak yang dipotong tidak sesuai dengan

peraturan yang terkait, maka dapat terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan

pertama, apabila pajak yang dipotong terlalu besar maka Take Home Pay

yang diterima oleh pegawai menjadi lebih kecil. Dan kemungkinan kedua,

apabila pajak yang dipotong terlalu kecil, maka Take Home Pay yang

diterima oleh pegawai akan menjadi lebih besar. Dari kesalahan-kesalahan

yang muncul tersebut, maka penulis ingin mengevaluasi penghitungan Pajak

Penghasilan Pasal 21 pada pegawai terhadap peraturan perpajakan untuk

mengetahui kebenarannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

yang diajukan penulis adalah apakah penghitungan Pajak Penghasilan Pasal

21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur

serta pegawai tidak tetap di PT X tahun pajak 2011 mengacu pada peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku tersebut

meliputi: Pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja

pada Kategori Usaha Tertentu, Peraturan Menteri Keuangan Nomor

250/PMK.03/2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan ayau Pensiun yang Dapat

Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan,

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi, Peraturan Dirjen Pajak Nomor

57/PJ/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-

31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan

Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara garis besar adalah untuk memberikan penilaian

tentang penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di PT. X tahun pajak 2011.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan koleksi

dan informasi serta wawasan dalam penelitian mahasiswa yang

membacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2. Bagi Perusahaan yang diteliti

Bagi perusahaan yang diteliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat berupa pengetahuan dan referensi kepada perusahaan dalam

meningkatkan kualitas dan evaluasi yang dibutuhkan untuk kemajuan

perusahaan tersebut.

3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

bidang perpajakan, khususnya penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

pada suatu Perusahaan. Serta dapat menerapkan teori yang diperoleh

selama kuliah dalam praktek yang sesungguhnya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini berisi tentang penjelasan mengenai urutan dari

penulisan, yang disusun sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari

penelitian, manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini, serta

sistematika dari penulisan skripsi ini.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai tinjauan pustaka yang akan

digunakan oleh penulis dalam penulisan karya ilmiah ini, baik

tentang teori-teori atau literatur maupun hasil temuan lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

terkait dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tetap

dan pegawai tidak tetap.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menggambarkan cara-cara untuk melaksanakan kegiatan

penelitian mulai dari rancangan penelitian sampai dengan teknik

analisis data yang digunakan dalam melakukan evaluasi

penyelesaian masalah.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi mengenai gambaran umum tentang perusahaan yang

diteliti.

BAB V Analisis Dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai data-data yang berasal dari

perusahaan serta pembahasan masalah yang dihadapi perusahaan

berdasarkan tinjauan pustaka yang relevan untuk menentukan

alternatif penyelesaian masalah.

BAB VI Penutup

Dalam bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah

dilakukan, keterbatasan, serta saran untuk perusahaan/ instansi

yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pajak

1. Pengertian Pajak

Berikut ini adalah pengertian pajak menurut beberapa ahli, yaitu:

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani:

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Undang-undang Pajak No.36 Tahun 2008:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara, bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Fungsi Pajak (Mardiasmo, 2009: 2)

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua

pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal

diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

a. Fungsi anggaran (budgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah baik pengeluaran

rutin maupun pengeluaran pembangunan

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan

ekonomi.Sebagai contoh yaitu pajak yang tinggi dikenakan terhadap

minuman keras dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi minuman

keras.

3. Syarat Pemungutan Pajak (Supramono, 2010: 5)

1. Pemungutan pajak harus adil

Pemungutan pajak yang adil berarti pajak yang dipungut harus

adil dan merata sehingga harus sebanding dengan kemampuan

membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diminta Wajib

Pajak dari Pemerintah.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang

Untuk mewujudkan pemungutan yang adil, pemungutan pajak

harus dapat memberikan kepastian hukum bagi Negara dan warga

negaranya. Pemungutan pajak harus didasarkan atas Undang-Undang

yang disahkan oleh lembaga legislatif. Untuk perwujudannya,

pemungutan pajak dilandaskan atas Undang-Undang Pasal 23 Ayat 2

UUD 1945.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

3. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian

Pemungutan pajak yang merupakan penyerapan sebagian sumber

daya dari masyarakat tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan

produksi dan perdagangan yang akan mengakibatkan kelesuan

perekonomian negara.

4. Pemungutan pajak harus efesien

Biaya untuk pemungutan pajak harus seminimal mungkin dan hasil

pemungutan pajak seharusnya digunakan secara optimal untuk

membiayai pengeluaran negara seperti yang tercantum dalam APBN.

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Pemungutan pajak secara sederhana sehingga memudahkan Wajib

Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

4. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak (Supramono, 2010: 23)

a. Teori Asuransi

Dalam perjanjian asuransi, peserta asuransi wajib untuk

membayar premi asuransi dengan tujuan sebagai perlindungan bagi

orang yang bersangkutan atas keselamatan dan harta bendanya.

b. Teori Kepentingan

Pembebanan pajak kepada masyarakat didasarkan atas

besarnya kepentingan masyarakat dalam suatu Negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

c. Teori Daya Pikul

Teori ini menyatakan bahwa biaya-biaya atas perlindungan

yang diberikan oleh Negara kepada warga Negara harus dipikul oleh

segenap orang yang menikmatinya dalam bentuk pajak.

d. Teori Asas Daya Beli

Teori ini beranggapan bahwa pajak digunakan untuk menarik

daya beli masyarakat.

e. Teori Bakti

Masyarakat dianggap memiliki kewajiban mutlak, yaitu

berbakti kepada Negara. Untuk membuktikan baktinya, masyarakat

harus menyadari bahwa pajak adalah suatu kewajiban, oleh karena

itu Negara memiliki hak mutlak untuk memungut pajak dari

masyarakatnya.

5. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara atas pemungutan pajak dapat disebut juga dengan stelsel

pajak. Pemungutan pajak menurut Prof. Dr. Mardiasmo (2009) dapat

dilakukan berdasarkan 3 stelsel, yaitu:

a. Stelsel nyata (real stelsel)

Pengenaan pajak yang berdasarkan pada objek (penghasilan

yang nyata) sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada

akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya

diketahui. Pajak yang dikenakan pada stelsel nyata lebih realistis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

namun baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan

riel diketahui).

b. Stelsel anggapan (fictieve stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur

oleh undang-undang. Sebagai contoh yaitu penghasilan suatu tahun

dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun

pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk

tahun pajak berjalan. Pada stelsel ini pajak dapat dibayar selama

thaun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun namun tidak

berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

c. Stelsel campuran

Stelsel campuran ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata

dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung

berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya

pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.

Apabila pajak yang menurut kenyataan lebih besar dari pajak

menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah namun

sebaliknya apabila lebih kecil maka kelebihannya dapat diambil

kembali.

6. Sistem Pemungutan Pajak (Supramono dan Damayanti, 2009: 4)

a. Official Assessment system

Official assessment system merupakan suatu sistem

pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib

Pajak. Ciri-ciri dari sistem ini adalah:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

2) Wajib Pajak bersifat pasif.

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak

oleh fiskus.

b. Self Assessment system

Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk

menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri dari

sistem ini adalah:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri,

2) Wajib Pajak aktif (mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang),

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. Withholding system

Withholding system merupakan suatu sistem pemungutan

pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus

dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

7. Pengelompokkan Pajak (Supramono dan Damayanti, 2009: 5)

a. Jenis pajak menurut golongannya.

1) Pajak langsung

Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak

dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi

beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Contoh pajak

langsung adalah Pajak Panghasilan (PPh) karena pengenaan

pajaknya langsung kepada Wajib Pajak yang menerima

penghasilan, tidak dapat di limpahkan.

2) Pajak tak langsung.

Pajak tak langsung adalah pajak yang pembebanannya

dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh pajak tak langsung

adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena yang menjadi

Wajib Pajak seharusnya adalah penjualnya.

b. Jenis pajak menurut sifatnya

1) Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang didasarkan atas keadaan

subjeknya, memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh

pajak subjektif adalah Pajak Penghasilan (PPh) karena

pengenaan Pajak Penghasilan memperhatikan keadaan diri

Wajib Pajak yang menerima penghasilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2) Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan tanpa

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh pajak

objektif adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB).

3) Jenis pajak menurut lembaga pemungutnya

a) Pajak pusat (Negara)

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara. Contoh pajak negara adalah Pajak

Pengahasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

b) Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran daerah.

c) Pajak provinsi

Contoh dari pajak provinsi adalah Pajak Kendaraan

Bermotor dan Kendaraan di atas air, serta Bea Balik Nama

kendaraan dan Kendaraan di atas air.

d) Pajak Kabupaten/kota

Contoh dari pajak kabupaten adalah pajak hotel, pajak

restoran, pajak hiburan, pajak reklame.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

e) Pajak final

Pajak final berarti pajak yang telah dibayarkan oleh

Wajib Pajak melalui pemungutan atau pemotongan pihak

lain dalam tahun berjalan tidak dapat dikreditkan atau

dikurangkan pada total PPh yang terutang pada akhir tahun

saat pengisiian SPT Tahunan PPh.

f) Pajak tidak Final

Pajak tidak final adalah pajak yang telah dibayarkan

oleh Wajib Pajak melalui pemungutan atau pemotongan

pihak lain dalam tahun berjalan dan dapat dikreditkan pada

total PPh yang terutang pada akhir tahun saat pengisian SPT

Tahunan PPh.

8. Hambatan Pemungutan Pajak

Hambatan terhadap pemungutan pajak menurut Mardiasmo dalam

Purnandika (2005: 17) dapat dikelompokkan menjadi:

a. Perlawanan pasif

Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat

disebabkan karena:

1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat,

2) Sistem perpajakan yang sulit dipahami masyarakat, dan

3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan

dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

b. Perlawanan aktif

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang

secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk

menghindari pajak.

9. Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan tarif yang digunakan untuk menetukan

besarnya pajak yang harus dibayar. Tarif pajak digunakan dalam

perhitungan besarnya pajak terutang yang secara umum dinyatakan

dalam bentuk persentase. Berdasarkan pola persentase, tarif pajak

dibagi menjadi 4 macam, antara lain (Supramono dan Theresia,

2009: 7)

a. Tarif pajak proposional/ sebanding

Tarif pajak proposional adalah persentase pengenaan pajak

yang tetap atas berapapun dasar pengenaan pajaknya.

Contohnya adalah PPN akan dikenakan tarif sebesar 10% atas

berapapun penyerahan barang dan jasa kena pajak. PPh badan

yang dikenakan tarif sebesar 28% atas berapapun penghasilan

kena pajak.

b. Tarif pajak tetap

Tarif pajak tetap adalah jumlah nominal pajak yang tetap

terhadap berapapun yang menjad dasar pengenaan pajak.

Contohnya adalah tarif atas bea materai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

c. Tarif pajak degresif

Tarif pajak degresif adalah persentase pajak yang menurun

seiring dengan peningkatan dasar pengenaan pajaknya.

Contohnya adalah besar tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet

giro dengan nilai nominal berapapun adalah Rp1.000,00

d. Tarif pajak progresif (Mardiasmo, 2009: 9)

Tarif pajak progresif adalah persentase pajak yang

bertambah seiring dengan peningkatan dasar pengenaan

pajaknya. Contohnya adalah Pajak Penghasilan (PPh) Wajib

Pajak Orang Pribadi, setiap terjadi peningkatan pendapatan

dalam level tertentu maka tarif yang dikenakan juga akan

meningkat.

Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresif dibagi:

a) Tarif progresif progresif: kenaikan presentase semakin besar.

b) Tarif progresif tetap : kenaikan presentase tetap.

c) Tarif progresif degresif : kenaikan presentase semakin kecil.

B. Pajak Penghasilan (PPh)

1. Pengertian Pajak Penghasilan

a. Penghasilan merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

nama dan dalam bentuk apapun (Undang-Undang Pajak Penghasilan

2008 Pasal 4 Ayat 1).

b. Pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan

kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang

diterima/diperoleh dalam tahun pajak untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran Negara (Supramono dan Damayanti, 2009).

2. Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Prabowo (2004: 34) yang menjadi Wajib Pajak PPh Pasal

21 terdiri dari:

a. Pegawai Tetap

Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi

kerja, yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu

secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota

dewan pengawas yang secara teratur ikut serta melaksanakan kegiatan

perusahaan.

b. Pegawai Tidak Tetap

Pegawai tidak tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada

pemberi kerja dan hanya menerima upah apabila ornag pribadi yang

bersangkutan bekerja.

c. Penerima Honorarium

Penerima honorarium adalah orang pribadi atau persekutuan

orang pribadi yang memberikan jasa menerima atau memperoleh

imbalan tetrtentu sesuai jasa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

d. Penerima Upah

Penerima upah adalah orang pribadi yang menerima upah baik

berupa upah harian, upah borongan, maupun upah satuan. Upaha

harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar hari

kerja. Upah borongan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas

dasar penyelesaian pekerjaan tertentu. Upah satuan adalah upah yang

terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan yang

dihasilkan.

3. Dasar Hukum

Dasar hukum yang berhubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh)

adalah peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang

Pajak Penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah UU no.7

tahun 1983 yang sebagaimana telah mengalami empat kali perubahan,

yaitu:

a. Nomor 7 Tahun 1991 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1991 dan Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3459)

b. Nomor 10 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1994 dan Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3576)

c. Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 dan Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3985)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

d. Nomor 36 Tahun 2008.

4. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-

Undang untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap

subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam tahun pajak (Supramono dan Damayanti, 2009).

Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Menurut UU 36 Tahun 2008,

yang termasuk dalam subjek pajak, antara lain :

a. Subjek pajak Orang Pribadi

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal

atau berada di Indonesia atau di luar Indonesia.

b. Subjek Pajak Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak.

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak merupakan subjek pajak pengganti,

menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Ketika warisan

ini sudah terbagi maka pewaris nyalah yang merupakan subjek pajak.

c. Subjek Pajak Badan

Pengertian ‘badan’ mengacu pada Undang-Undang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan. Badan adalah sekumpulan orang

atau modal yang merupakan kesatuan, baik melakukan usaha maupun

tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

komanditer, perseroan lainnya, BUMN, atau BUMD dengan nama

dan bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

sosial politik atau organisasi sejenis, lembaga, Bentuk Usaha Tetap,

dan badan lainnya. Badan sebagai subjek pajak merupakan

perkumpulan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk

memperoleh penghasilan dan/atau memberikan jasa kepada anggota.

d. Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap

Yang dimaksud dengan Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk

usaha yang dipergunakan oleh pribadi yang tidak bertempat tinggal di

Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, serta

badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia

untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

Bentuk Usaha Tetap ini ditentukan sebagai subjek pajak tersendiri,

terpisah dari badan. Perlakuan perpajakannya disamakan dengan

subjek pajak badan.

5. Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan

dasar untuk menghitung pajak terutang. Yang menjadi objek Pajak

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dalam bentuk apapun (Supramono dan Damayanti, 2009). Penghasilan

yang termasuk objek pajak dikelompokkan menjadi:

a. Penghasilan dari pekerjaan dala hubungan kerja

b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan

c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta

d. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat dalam tiga

kelompok diatas tersebut.

6. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Pengertian Pemotong

Pengenaan PPh Pasal 21 bersifat pemotongan. Pemotongan

yang dimaksud adalah ketika pegawai menerima gaji atau upah,

maka gaji atau upah yang diterima tidak utuh lagi, tetapi sudah

dipotong dengan PPh Pasal 21. Pemotong pajak untuk Pajak

Penghasilan Pasal 21 yang biasa disebut sebagai pemotong pajak

(Supramono dan Daayanti, 2009:54) terdiri dari:

1) Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan

dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan

pegawai.

2) Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan,

jasa atau kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

3) Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun

dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka

pensiun.

4) Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain

sebagai imbalan sehubungan dengan jasa tenaga ahli yang

melakukan pekerjaan bebas.

5) Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran

sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

Yang tidak termasuk sebagai pemotong pajak yang wajib

memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 adalah

(Supramono dan Damayanti, 2009:54):

a) Badan perwakilan negara asing,

b) Organisasi internasional yang tercantum dalam Keputusan

Menteri Keuangan

b. Kewajiban Pemotong Pajak

Sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 21, memiliki

beberapa kewajiban, diantaranya (Waluyo, 2008:194-196):

1) Kewajiban menghitung, memotong, dan menyetorkan, sebagai

berikut :

a) Pemotong pajak wajib menghitung, memotong, dan

menyetorkan PPh pasal 21 dan pasal 26 yang terutang

untuk setiap bulan takwim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

b) Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat

Setoran Pajak (SSP) ke bank BUMN atau BUMD atau bank

lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Anggaran, atau

PT Posindo, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim

berikutnya.

c) Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut

sekalipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan

(SPT) Masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor

Penyuluhan Pajak dan Pengamatan Potensi Perpajakan

setempat, selambat-lambatnya tanggal 20 bulan takwim

berikutnya.

d) Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan

penyetoran PPh pasal 21 atau PPh pasal 26, maka kelebihan

tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh pasal 21 dan

pasal 26 yang terutang dalam bulan takwim yang

bersangkutan.

e) Pemotong wajib memberikan bukti pemotongan PPh pasal

21 atau PPh pasal 26 baik yang diminta maupun tidak pada

saat dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi

bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan

pensiun, penerima jaminan hari tua, penerima pesangon,

dan penerima dana pensiun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

f) Pemotong pajak wajib menerima bukti pemotongan PPh

pasal 21 tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima

pensiun bulanan, dengan menggunakan formulir yang

ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam waktu 2

(dua) bulan setelah tahun takwim berakhir. Namun, apabila

pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian

tahun takwin, maka bukti pemotongan tersebut diberikan

oleh pemberi kerja selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau

pensiun.

i. Kewajiban mendaftarkan diri.

ii. Kewajiban menghitung kembali PPh pasal 21 yang

terutang

iii. Kewajiban mengisi, menandatangani, dan

menyampaikan SPT

7. Tarif Pajak dan Penerapannya

Tarif pajak yang berlaku beserta penerapannya menurut ketentuan

dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai

berikut (Mardiasmo, 2009: 172):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh No. 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan UU No.36 Tahun 2008, yaitu:

Tabel 2.1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

Lapisan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

5%(lima persen)

Di atas Rp 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah)–Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

15%(lima belas persen)

Di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) – Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)

25%(dua puluh lima

persen)Di atas Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)

30%(tiga puluh persen)

a. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh No. 7 Tahun 1983 sebagaimana

diubah dengan UU No.36 Tahun 2008, diterapkan atas Penghasilan

Kena Pajak dari:

1) Pegawai tetap;

2) Penerima pensiun berkala yang dibayarkan secara bulanan;

3) Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan

secara bulanan.

Penghasilan Kena Pajak dihitung sebesar:

a) Bagi pegawai tetap:

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi pegawai

tetap adalah sebesar penghasilan netto dikurangi PTKP.

Sedangkan penghasilan neto dihitung seluruh penghasilan

bruto dikurangi dengan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

i. Biaya jabatan.

ii. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh

pegawai kepada dana pensiun, yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan

penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari

tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan.

Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

PPh Pasal 21:

=(Penghasilan netto - PTKP) x tarif Pajak

=(Penghasilan bruto - Biaya Jabatan – iuran pensiun dan

iuran THT yang dibayar sendiri – PTKP) x tarif Pajak

b) Bagi penerima pensiun berkala:

Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah bagi

penerima pensiun berkala sebesar penghasilan neto

dikurangi PTKP. Besarnya penghasilan neto adalah seluruh

jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun.

Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

PPh Pasal 21:

= ( Penghasilan neto - PTKP) x tarif Pajak

= (Penghasilan bruto – Biaya Pensiun – PTKP) x tarif Pajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

b. Tarif diterapkan atas jumlah kumulatif dari (Mardiasmo, 2009:171):

1) Penghasilan Kena Pajak sebesar jumlah penghasilan bruto

dikurangi PTKP yang diterima atau diperoleh bukan pegawai

(selain tenaga ahli), yang menerima imbalan yang bersifat

berkesinambungan yang memenuhi ketentuan:

a) Yang bersangkutan telah mempunyai NPWP,

b) Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan

Pemotong PPh Pasal 21.

c) tidak memperoleh penghasilan lainnya

2) 50% dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh

tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai,

dan aktuaris. PPh Pasal 21:

= (50% x Penghasilan bruto) x tarif Pajak

3) Jumlah penghasilan bruto bersifat tidak teratur yang diterima

atau dipeloleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas

yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada Perusahaan

yang sama. PPh Pasal 21:

= (Penghasilan bruto x tarif Pajak)

4) Jumlah penghasilan bruto berupa jasa produksi, tantiem,

gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur

yang diterima atau diperoleh manten Pegawai. PPh Pasal 21:

= (Penghasilan bruto x tarif Pajak)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

5) Jumlah penghasilan bruto berupa penarikan dana pensiun oleh

peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai,

dari dana pensiun pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan. PPh Pasal 21:

= (Penghasilan bruto x tarif Pajak)

c. Tarif diterapkan atas jumlah penghasilan bruto (Mardiasmo, 2009:

172):

1) untuk setiap pembayaran imbalan kepada bukan pegawai yang

tidak berisfat berkesinambungan,

2) untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak

dipecah, yang diterima oleh peserta kegiatan.

C. Pajak Penghasilan Pasal 21

Penghasilan berdasarkan UU Pajak No.36 Tahun 2008, pasal 4 ayat 1

adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,

yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib

Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,

upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam

bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang

dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagai mana telah

diaturdalam pasal 21 UU no.7 tahun 1983 sebagaimana diubah dengan UU

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

no.17 tahun 2000 (Waluyo, 2000) dan terakhir diubah dengan UU No.36

tahun 2008.

1. Subjek Pajak Pengahasilan Pasal 21

a. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang

pribadi yang merupakan (Mardiasmo, 2009: 166):

1) Pegawai

2) Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,

tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua. Termasuk alih

warisnya.

3) Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan antara lain

meliputi:

a) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri

dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris,

penilai dan aktuaris;

b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang

film, bintang sinetron, bintarg iklan, sutradara, kru film, foto

model, peragawati/peragawati, pemain drama, penari,

pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.

b. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan keikut sertaannya dalam suatu kegiatan, antara

lain meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

1) Peserta perlombaan dalam segala bidang antara lain perlombaan

olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan

perlombaan lainnya

2) Peserta rapat, konferensi, sidang pertemuan atau kunjungan

kerja;

3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai

penyelenggara kegiatan tertentu;

4) Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;

5) Peserta kegiatan lainnya.

c. Hak dan kewajiban subjek pajak/ penerima penghasilan

Seorang subjek pajak/penerima penghasilan memiliki

beberapa hak dan kewajiban dalam bidang perpajakan, diantaranya

adalah (Waluyo, 2008: 197):

1) Pada saat seseorang mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk

mendapatkan pengurangan PTKP, penerima penghasilan harus

menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong pajak yang

menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun

takwim atau pada permulaan menjadi subjek pajak dalam

negeri.

2) Kewajiban tersebut harus dilaksanakan pula dalam hal ada

perubahan jumlah tanggungan keluarga menurut keadaan pada

permulaan tahun takwim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

3) Jumlah pajak penghasilan pasal 21 yang dipotong merupakan

kredit pajak bagi penerima penghasilan yang dikenakan

pemotongan untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali pajak

penghasilan pasal 21 yang bersifat final.

4) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari badan

perwakilan negara asing dan organisasi internasional yang

dikecualikan sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 21,

diwajibkan untuk menghitung dan membayar sendiri jumlah

pajak penghasilan yang terutang dalam tahun berjalan dan atas

penghasilan tersebut dilaporkan dalam surat pemberitahuan.

2. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21

Yang tidak termasuk dalam pengertian Penerima Penghasilan

yang dipotong PPh Pasal 21 (Supramono dan Damayanti, 2009: 50):

a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari

negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka

yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan

syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak

menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau

pekerjaannya tersebut, serta Negara yang bersangkutan memberikan

perlakuan timbal balik.

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional dan pejabat perwakilan

organisasi Internasional yang tidak termasuk sebagai subjek pajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

keputusan Menteri Keuangan Nomor 601/KMK.03/2005 dengan

syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha

atau kegiatan atau pekerjaanm lain untuk memperoleh penghasilan

dari Indonesia.

3. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Penghasilan yang dapat dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

adalah (Mardiasmo, 2009: 167):

a. Penghasilan pegawai tetap yang bersifat teratur, yaitu penghasilan

bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan

dan imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja,

termasuk yang lembur

b. penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara

teratur uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;

c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja

penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara

sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan

hari tua atau jaminan hari tua atau pembayaran lain sejenis;

d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa

upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah potongan atau

upah yang dibayarkan secara bulanan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,

komisi, fee dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa.

f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku,

uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau atau

penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan

sejenis dengan nama apa pun.

g. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya

dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan oleh:

1) Bukan Wajib Pajak;

2) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat

final; atau

3) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan

norma penghitungan khusus

Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa penerimaan

dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya didasarkan pada

harga pasar atas barang yang diberikan atau nilai wajar atas pemberian

kenikmatan yang diberikan. Dalam hal penghasilan diterima atau

diperoleh dalam mata uang asing, penghitungan PPh pasal 21

didasarkan pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri

Keuangan yang.berlaku pada saat pembayaran penghasilan tersebut

atau pada. saat dibebankan sebagai biaya.

Penghasilan yang dipotong pajak penghasilan pasal 21 yang

bersifat final yaitu sebagai berikut (Waluyo, 2008:199):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

a) Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dana pensiun yang

telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan tunjangan hari tua yang

dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara jaminan sosial

tenaga kerja.

b) Uang pesangon.

c) Hadiah dan penghargaan lomba.

d) Honorarium atau komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang

dagangan dan petugas dinas luar asuransi. Barang dagangan yang

dimaksud adalah barang dagangan berupa kosmetik, sabun, pasta

gigi, buku, dan barang-barang keperluan rumah tangga sehari-hari

lainnya.

e) Penghasilan bruto berupa honorarium dan imbalan lain dengan

nama apapun yang diterima oleh pejabat negara, pegawai negeri

sipil, anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari

keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan

oleh pegawai negeri sipil golongan Iid ke bawah dan anggota

TNI/POLRI berpangkat pembantu letnan satu ke bawah atau ajun

inspektur tingkat satu ke bawah.

4. Penghasilan yang dikecualikan dari Pajak Pengahasilan Pasal 21

Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh

pasal 21 (Mardiasmo, 2009: 169) adalah:

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan

asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi

beasiswa.

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam

bentuk apa pun diberikan oleh Wajib pajak atau Pemerintah, yang

diberikan wajib Pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang

bersifat final dan yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan

penghitungan khusus.

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran

tunjangan hari tua atau badan penyelenggaran jaminan sosial yang

dibayar oleh pemberi kerja.

d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan

atau lembaga amal zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

Pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi

pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang

pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau

disahkan oleh Pemerintah.

e. Beasiswa, beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu.

5. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

Biaya jabatan adalah biaya yang dapat dikurangkan dari

penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa

memandang mempunyai jabatan atau tidak (Mardiasmo, 2006: 171).

Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap,

ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya

Rp.6.000.000,00 setahun atau RP. 500.000,00 sebulan. Besarnya biaya

pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk

penghitungan pomotongan pajak penghasilan bagi pensiunan, ditetapkan

sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00

setahun atau Rp. 200.000.00 sebulan. (PMK Nomor 250/PMK.03/2008).

6. Cara menghitungan PPh 21

a. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/ PJ/ 2009

penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur bagi pegawai

tetap yaitu:

1) Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap,

terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto yang diterima

atau diperoleh selama sebulan, yang meliputi seluruh gaji, segala

jenis tunjangan dan pembayaran teratur lainnya, termasuk uang

lembur (overtime) dan pembayaran sejenisnya.

2) Untuk perusahaan yang masuk program Jamsostek, premi

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), premi Jaminan Kematian (JK)

dan premi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dibayar

oleh pemberi kerja merupakan penghasilan bagi pegawai.

Ketentuan yang sama diberlakukan juga bagi premi asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa,

asuransidwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayarkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

pemberi kerja untuk pegawai kepada perusahaan asuransi

lainnya. Dalam menghitung PPh Pasal 21, premi tersebut

digabungkan dengan penghasilan bruto yang dibayarkan oleh

pemberi kerja kepada pegawai.

3) Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan neto sebulan yang

diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan

dengan biaya jabatan, serta iuran pensiun, iuran Jaminan Hari

Tua, dan/ atau Tunjangan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh

pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja kepada Dana

Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan atau kepada Badan Penyelenggara Program Jamsostek

4) Selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah

penghasilan neto sebulan dikalikan 12.

5) Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak

subjektifnya sebagai Wajib Pajak dalam negeri sudah ada sejak

awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari, maka

penghasilan neto setahun dihitung dengan mengalikan

penghasilan neto sebulan dengan banyaknya bulan sejak pegawai

yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan

Desember.

6) Selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar

penerapan Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh, yaitu sebesar

Penghasilan neto setahun pada huruf a atau b di atas, dikurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

dengan PTKP.

7) Setelah diperoleh PPh terutang dengan menerapkan Tarif Pasal

17 ayat (1) huruf a UU PPh terhadap Penghasilan Kena Pajak

sebagaimana dimaksud pada huruf c, selanjutnya dihitung PPh

Pasal 21 sebulan, yang harus dipotong dan/ atau disetor ke kas

negara, yaitu sebesar:

a) Jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dibagi dengan 12; atau

b) Jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana

dimaksud pada huruf b dibagi banyaknya bulan yang menjadi

faktor pengali sebagaimana dimaksud pada huruf b.

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan

teratur bagi pegawai tetap.

Pada tahun 2009, Susanto bekerja pada perusahaan Makmur Jaya

dengan memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00 dan membayar

iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. Susanto menikah namun

belum memiliki anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai

berikut:

Gaji sebulan Rp 3.000.000,00

Pengurangan:

(1)Biaya Jabatan:

5% x Rp3.000.000 Rp150.000,00

(2)Iuran pensiun Rp200.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Rp 350.000,00

Penghasilan neto sebulan Rp 2.650.000,00

Penghasilan neto setahun adalah

12 x Rp2.650.000,00 Rp31.800.000,00

PTKP setahun

- untuk WP sendiri Rp15.840.000,00

- tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00

Rp17.160.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp14.640.000,00

PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp 14.640.000,000 = Rp732.000,00

PPh Pasal 21 sebulan

Rp732.000,00 : 12 = Rp61.000,00

a. Cara Menghitung PPh Pasal 21 terutang atas Penghasilan Tidak

Teratur Bagi Pegawai Tetap

1) Apabila kepada pegawai tetap diberikan jasa produksi, tantiem,

gratifikasi, bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan

lain semacam itu yang sifatnya tidak tetap dan biasanya

dibayarkan sekali setahun, maka PPh Pasal 21 dihitung dan

dipotong dengan cara sebagai berikut:

a) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang

disetahunkan ditambah dengan penghasilan tidak teratur

berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

b) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang

disetahunkan tanpa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

c) Selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan huruf a

dan huruf b adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak

teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

2) Dalam hal pegawai tetap yang kewajiban pajak subjektifnya

sudah ada sejak awal tahun, namun baru mulai bekerja setelah

bulan Januari, maka PPh Pasal 21 atas penghasilan yang tidak

teratur tersebut dihitung dengan cara sebagaimana pada butir 1

dengan memperhatikan ketentuan mengenai Penghitungan PPh

Pasal 21 Bulanan atas Penghasilan Teratur pada huruf a angka

5, 6, dan 7 di atas.

Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur dan

penghasilan tidak teratur bagi pegawai tetap.

Maman (tidak kawin) bekerja pada PT Gudang Gula

memperoleh gaji sebesar Rp2.500.000,00 sebulan. Dalam tahun

yang bersangkutan Maman menerima bonus sebesar

Rp6.500.000,00. Setiap bulannya Maman membayar iuran

pensiun ke Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan

oleh Menteri Keuangan sebesar Rp100.000,00

(1) PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun):

Gaji setahun (12x2.500.000,00) Rp30.000.000

Bonus 6.500.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Penghasilan Bruto setahun Rp36.500.000

Pengurang:

Biaya Jabatan:

5% x Rp36.500.000,- Rp1.825.000

Iuran pensiun setahun

12 x Rp100.000,- 1.200.000

Rp 3.025.000

Penghasilan neto setahun Rp33.475.000

PTKP

- untuk WP sendiri Rp15.840.000

Penghasilan Kena Pajak Rp17.635.000

PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp17.635.000 = Rp881.750

(2) PPh Pasal 21 atas Gaji setahun

Gaji setahun Rp30.000.000

Pengurang:

1. Biaya Jabatan:

5% x Rp30.000.000,- Rp1.500.000

2. Iuran pensiun setahun

12 x Rp100.000,- 1.200.000

Rp 2.700.000

Penghasilan neto setahun Rp 27.300.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

PTKP

untuk WP sendiri Rp15.840.000

Penghasilan Kena Pajak Rp11.460.000

PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp11.460.000 = Rp573.000

(3) PPh Pasal 21 atas Bonus

PPh Pasal 21 atas Bonus adalah:

Rp881.750– Rp573.000 = Rp308.750

Cara penghitungan PPh Pasal 21:

Tabel 2.2 Penghitungan PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi

b. Cara Menghitung PPh Pasal 21 terutang Bagi Pegawai Tidak Tetap

1. Apabila upah dibayar secara harian maka penentuan jumlah

upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang

diterima atau diperoleh dalam sehari sebagai berikut:

a) Upah/uang saku mingguan dibagi banyaknya hari bekerja

dalam seminggu.

b) Upah satuan dikalikan dengan jumlah rata-rata satuan yang

dihasilkan dalam sehari.

c) Upah borongan dibagi dengan jumlah hari yang digunakan

Sumber: Waluyo: 196

PPh = Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17

= (penghasilan neto - PTKP) x tarif Pasal 17

= {(penghasilan bruto–pengurang penghasilan bruto) – PTKP}x tarif Pasal 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

untuk menyelesaikan pekerjaan borongan.

2. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian belum melebihi Rp150.000,00 dan jumlah kumulatif

yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang

bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 maka tidak ada

PPh Pasal 2l yang harus dipotong.

3. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah

kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender

yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh

Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku

harian atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi

Rp150.000,00 dikalikan 5% .

4. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh

dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00, maka PPh

Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku

harian atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi

PTKP sehari dikalikan 5% .

5. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh

dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp6.000.000,00 maka

PPh pasal 21 dihitung dengan menerapkan Tarif Pasal 17 ayat

(1) huruf a UU PPh atas jumlah upah bruto dalam satu bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

yang disetahunkan setelah dikurangi PTKP dan PPh pasal 21

yang harus dipotong adalah sebesar PPh Pasal 21 hasil

perhitungan tersebut dibagi 12.

6. Apabila upah dibayar secara bulanan maka PPh Pasal 21

dihitung dengan menerapkan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU

PPh atas jumlah upah bruto yang disetahunkan setelah

dikurangi PTKP, dan PPh Pasal 21 yang harus dipotongadalah

sebesar PPh Pasal 21 hasil perhitungan tersebut dibagi 12.

- Contoh penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak tetap

dibayar secara harian.

Sentot dengan status belum menikah pada bulan Januari 2009

bekerja sebagai buruh harian pada PT Harapan Sentosa. la

bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar

Rp150.000, Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

Upah sehari Rp 150.000,00

Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan

pemotongan PPh Rp1 50.000,00

Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp 0,00

PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari Rp 0,00

Sampai dengan hari k e-8, karena jumlah kumulatif upah yang

diterima belum melebihi Rp 1.320.000,00 maka tidak ada PPh

Pasal 21 yang dipotong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Pada hari ke-9 jumlah kumulatif upah yang diterima melebihi

Rp1.320.000,00, maka PPh Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan

upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.

Upah s.d hari ke-9 (Rp150.000,00 x 9 ) Rp 1.350.000,00

PTKP sebenarnya:

9 x (Rp1 5.840.000,00/360) Rp 396.000,00

Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-9 Rp 954.000,00

PPh Pasal 2l terutang s.d hari ke-9

5% x Rp 954.000,00 Rp 47.700,00

PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-8

Rp 0,00

PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-9

Rp 47.700,00

Sehingga pada hari ke-9, upah bersih yang diterima Sentot sebesar:

Rp150.000,00 – Rp47.700,00 = Rp102.300,00

Misalkan Sentot bekerja selama 10 hari, maka penghitungan PPh

Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-10 adalah sebagai

berikut:

Pada hari kerja ke-10 jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:

Upah sehari Rp150.000,00

PTKP sehari

untuk WP sendiri (Rp15.840.000,0/360) Rp 44.000,00

Penghasilan Kena Pajak Rp 106.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

PPh Pasal 21terutang

5% x Rp 106.000,00 Rp 5.300,00

Sehingga pada hari ke-10 Sentot menerima upah bersih sebesar:

Rp150.000,00 - Rp5.300,00 =Rp144.700,00

- Contoh penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak tetap

dibayar secara bulanan.

Wardi bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upah

harian yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan Januari 2009

Wardi hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari adalah Rp

120.000,00. Wardi menikah tetapi belum memiliki anak.

Penghitungan PPh Pasal 21:

Upah Januari 2009

20 x Rp120.000,00 = Rp2.400.000,00

Penghasilan neto setahun

12 x Rp2.400.000,00 = Rp28.800.000,00

PTKP (K/-) adalah sebesar:

untuk WP sendiri Rp15.840.000,00

tambahan karena menikah Rp1.320.000,00

Rp17.160.000,00

Penghasilan Kena Pajak Rp11.640.000,00

PPh Pasal 21 setahun adalah sebesar:

5% x Rp11.640.000,00 = Rp 582.000,00

PPh Pasal 21 sebulan adalah sebesar:

Rp582.000,00 : 12 = Rp 48.500,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menurut Supramono adalah

nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana administrasi

perpajakan, yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas

Wajib Pajak.

Fungsi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah sebagai tanda

pengenal atau identitas Wajib Pajak serta sebagai sarana administrasi

perpajakan.

Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP -

161/PJ./2001 pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa:

WP orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, apabila sampai dengan suatu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat pada akhir bulan berikutnya.

Namun, khusus untuk Wajib Pajak orang pribadi yang hanya

berstatus sebagai karyawan, kewajiban memiliki NPWP tidak selalu

timbul. Ada syarat khusus yang menjadi dasar kapan timbulnya

kewajiban ber-NPWP berdasarkan peraturan ini. dan dilanjutkan lagi

jika seorang karyawan atau pegawai yang telah memenuhi ketentuan

untuk memiliki NPWP namun tidak mendaftarkan diri untuk

memperoleh NPWP, maka berdasarkan Pasal 2 ayat (6) KEP-

161/PJ./2001, karyawan tersebut bisa diberikan NPWP secara jabatan

atau secara paksa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Ada ketentuan pengenaan pajak lebih tinggi bagi pegawai yang

tidak memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dibanding dengan

pegawai yang memiliki NPWP. Ketentuan ini terdapat dalam UU Nomor

36 tahun 2008 pasal 21 ayat (5a) yang menyebutkan bahwa:

Pemotongan PPh Pasal 21 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 20% terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dibanding tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak. dan sedikit tambahan Khusus untuk Pasal 21 (imbalan sehubungan dengan pekerjaan), pihak pemberi kerja (swasta, bendaharawan) dan pekerja (karyawan, PNS) akan sama-sama dirugikan kalau ada karyawan yang tidak memiliki NPWP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara studi kasus, yaitu penelitian dengan

karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat

ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.

Kesimpulan yang diambil nantinya hanya berlaku untuk PT X.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pegawai

tetap dan pegawai tidak tetap sebagai Wajib pajak orang pribadi di

perusahaan yang diteliti.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah pajak terutang yang

dipotong perusahaan selaku pemberi kerja atas penghasilan pegawai tetap

dan pegawai tidak tetap tidak tetap selama tahun 2011.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian April 2012 – Mei 2012

2. Tempat penelitian PT. X

D. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Gambaran mengenai PT X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

2. Rekap daftar gaji pegawai tetap dan pegawai tidak tetap

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada 2

cara, antara lain:

1. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara, yaitu pengumpulan

data secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak yang

bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, data singkat

perusahaan, dan melakukan tanya jawab kepada karyawan bagian

keuangan yang menangani penghitungan gaji karyawan pada perusahaan

tersebut.

2. Dokumentasi

Selain dengan wawancara, penelitian ini juga dilakukan dengan

cara dokumentasi, yaitu dengan pengumpulan data, dokumen serta

mempelajarinya dokumen tersebut agar dapat bermanfaat untuk penelitian

ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah

yang ada dalam rumusan masalah adalah dengan menggunakan metode

komparasi, yaitu membandingkan antara penghitungan yang dilakukan

perusahaan dengan undang-undang yang berlaku. Penelitian komparasi akan

dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang

benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

terhadap orang, kelompok, terhadap suatu idea tau suatu prosedur kerja

(Aswani, 1987:6). Komponen-komponen penghitungan Pajak Penghasilan

Pasal 21 atas penghasilan teratur berupa gaji sebagai berikut:

1. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Teratur

Pegawai Tetap

a. Penentuan seluruh penghasilan bruto yang diterima oleh pegawai

tetap selama sebulan.

b. Penentuan penghasilan neto sebulan.

c. Penentuan penghasilan neto setahun.

d. Penentuan Penghasilan Kena Pajak.

e. Penentuan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang setahun.

f. Penentuan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang sebulan.

Membuat kesimpulan dengan kriteria:

a. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap

atas Penghasilan Teratur Pegawai Tetap menurut PT.X sama dengan

cara penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan

sudah mengacu.

b. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap

atas Penghasilan Teratur menurut PT.X tidak sama dengan cara

penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan belum mengacu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

2. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Tidak

Teratur Pegawai Tetap

a. Penentuan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan teratur dan tidak

teratur.

b. Penentuan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan teratur.

c. Penentuan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan tidak teratur.

Membuat kesimpulan dengan kriteria:

a. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap

atas Penghasilan Tidak Teratur menurut PT.X sama dengan cara

penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan sudah mengacu.

b. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap

atas Penghasilan Tidak Teratur menurut PT.X tidak sama dengan

cara penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan

belum mengacu.

3. Penghitungan PPh 21 untuk Pegawai Tidak Tetap

a. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang

saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari:

1) upah/uang saku mingguan dibagi banyaknya hari bekerja dalam

seminggu;

2) upah satuan dikalikan dengan jumlah rata-rata atau yang

dihasilkan dalam sehari;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3) upah borongan dibagi dengan jumlah hari yang digunakan

untuk menyelesaikan pekerjaan borongan.

b. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian belum melebihi Rp150.000,00 dan jumlah kumulatif yang

diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan

belum melebihi Rp1.320.000,00 maka tidak ada PPh Pasal 2l yang

harus dipotong.

c. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah

kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang

bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh Pasal 21

yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian atau

rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi Rp150.000,00

dikalikan 5% .

d. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh

dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00, maka PPh Pasal

21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian atau

rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari

dikalikan 5% .

e. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh

dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp6.000.000,00 maka PPh

pasal 21 dihitung dengan menerapkan Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

a UU PPh atas jumlah upah bruto dalam satu bulan yang

disetahunkan setelah dikurangi PTKP dan PPh pasal 21 yang harus

dipotong adalah sebesar PPh Pasal 21 hasil perhitungan tersebut

dibagi 12.

Membuat kesimpulan dengan kriteria:

a. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tidak

Tetap menurut PT.X sama dengan cara penentuan PPh Pasal 21

terutang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku maka dikatakan sudah mengacu.

b. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tidak

Tetap menurut PT.X tidak sama dengan cara penentuan PPh Pasal

21 terutang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan

yang berlaku maka dikatakan belum mengacu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. X merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan

furniture dan desain interior, yang berdiri pada tanggal 30 November 2010.

Untuk keterangan lain penulis tidak dapat menjelaskan lebih dalam mengenai

gambaran perusahaan yang diteliti karena penulis diwajibkan untuk tidak

menyebutkan nama perusahaan tersebut, termasuk seluk-beluk tentang perusahan

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan di PT. X adalah untuk menilai apakah

penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh perusahaan

tersebut dalam satu tahun pajak telah mengacu pada peraturan pajak yang

berlaku di Indonesia. Data utama yang diperlukan adalah data diri pegawai

yang meliputi status, jenis kelamin, dan jumlah keluarga yang ditanggung;

data penghasilan yang diterima pegawai; jumlah pajak terhutang yang

telah dipotong oleh perusahaan selama tahun 2011. Wajib pajak yang

dipotong pajak penghasilan pasal 21 di PT X adalah pegawai tetap dan

pegawai tidak tetap. PT. X memiliki pegawai tetap sebanyak 10 (sepuluh

orang) dan pegawai tetap tersebut sudah memiliki NPWP semua.

Berdasarkan 10 (sepuluh) pegawai tetap tersebut terdiri dari 6 (enam)

pegawai tetap berjenis kelamin laki-laki dan 4 (empat) pegawai tetap

berjenis kelamin perempuan yang belum menikah.

Sampel yang digunakan adalah 2 orang pegawai tetap yang telah

memiliki NPWP dan 1 orang pegawai tidak tetap yang belum memiliki

NPWP. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PT.X termasuk data

yang bersifat homogen sehingga tidak dibutuhkan sampel yang banyak.

Berikut ini adalah data yang diperoleh dari PT. X:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

1. Tabel 5.1 Data Pegawai Tetap A

Penghitungan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur per BulanGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Penghasilan Tidak Teratur per BulanTHR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.500.000 Rp 5.200.000 Rp 6.500.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 Rp 9.200.000Penghasilan Bruto Setahun Rp 63.900.000 Rp 62.400.000 Rp 62.900.000 Rp 63.400.000 Rp 62.700.000 Rp 62.400.000 Rp 63.700.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 63.900.000 Rp 62.900.000 Rp 66.400.000

Biaya Jabatan (5%) Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000

Penghasilan Neto setahun Rp 60.705.000 Rp 59.280.000 Rp 59.755.000 Rp 60.230.000 Rp 59.565.000 Rp 59.280.000 Rp 60.515.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 60.705.000 Rp 59.755.000 Rp 63.080.000PTKP (TK):Wajib Pajak Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000Tambahan Kawin Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000Jumlah Tanggungan Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Total PTKP Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000Pembulatan PKP Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000PPh Terutang atas Penghasilan Disetahunkan

Rp 2.117.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000 Rp 2.167.750 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.296.000

PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November

Rp 1.956.600

PPh Terutang Sebulan Rp 181.400 Rp 175.500 Rp 177.500 Rp 179.500 Rp 176.700 Rp 175.500 Rp 180.600 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 181.400 Rp 177.500 Rp 339.400

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

2. Tabel 5.2 Data Pegawai Tetap B

Penghitungan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur per BulanGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Penghasilan Tidak Teratur per BulanTHR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 3.000.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 Rp 4.500.000Penghasilan Bruto Setahun Rp 32.700.000 Rp 32.600.000 Rp 32.400.000 Rp 32.950.000 Rp 32.450.000 Rp 32.400.000 Rp 32.650.000 Rp 33.100.000 Rp 32.400.000 Rp 32.400.000 Rp 32.600.000 Rp 34.200.000

Biaya Jabatan (5%) Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000

Penghasilan Neto setahun Rp 31.065.000 Rp 30.970.000 Rp 30.780.000 Rp 31.302.500 Rp 30.827.500 Rp 30.780.000 Rp 31.017.500 Rp 31.445.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.970.000 Rp 32.490.000PTKP (TK):Wajib Pajak Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000Tambahan Kawin Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Jumlah Tanggungan Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Total PTKP Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000Pembulatan PKP Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000PPh Terutang atas Penghasilan Disetahunkan

Rp 761.250 Rp 756.500 Rp 747.000 Rp 773.125 Rp 749.375 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500

PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November

Rp 693.400

PPh Terutang Sebulan Rp 63.400 Rp 63.000 Rp 62.250 Rp 64.400 Rp 62.400 Rp 62.250 Rp 63.200 Rp 65.000 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 63.000 Rp 139.100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3. Data Pegawai Tidak Tetap C

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang

Upah sehari Rp 175.000

Dikurangi batas upah harian

tidak dilakukan pemotongan PPh (Rp 150.000)

Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp 25.000

PPh Pasal 21 dipotong atas Upah Sehari 5% Rp 1.250

Penghitungan Jumlah Upah Kumulatif (8 hari kerja)

Upah s.d hari ke-8 (Rp 175.000 x 8) Rp 1.400.000

PTKP (8x (15.840.000/360)) (Rp 352.000)

PKP Rp 1.048.000

PPh Pasal 21 (5%) Rp 52.400

Dikurangi PPh Pasal 21 yg telah dipotong s.d hari ke-7 (7x1.250) (Rp 8.750)

PPh Pasal 21 yg harus dipotong pd hari ke-8 Rp 43.650

Tabel 5.3 C

No. UraianTanggal

9 10 11 12

1 Upah harian Rp 175.000 Rp 175.000 Rp 175.000 Rp 175.000

2 PTKP

Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000WP sendiri

(Rp15.840.000/360)

3 PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000

PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Dalam melakukan analisi data, penulis menggunakan data-data dan

penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dihitung menggunakan formula

dari PT.X.

Berikut ini adalah formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak

Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur, pegawai tetap

atas penghasilan teratur dan tidak teratur, dan pegawai tidak tetap.

1. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

untuk pegawai tetap atas Penghasilan Teratur

- Penghasilan Bruto setahun = Gaji Pokok + Tunjangan Lainnya

- Biaya jabatan = 5% x Penghasilan Bruto (maksimal biaya

jabatan adalah Rp500.000 sebulan atau Rp6.000.000,00 setahun)

- Penghasilan Neto setahun = Penghasilan bruto setahun – Biaya jabatan

- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun:

Wajib pajak =Rp15.840.000,00

Kawin = Rp1.320.000,00

Anak @ Rp1.320.000,00 =Rp1.320.000,00 x jumlah anak (maksimal 3)

- Penghasilan Kena Pajak(PKP) = Penghasilan Neto setahun – PTKP

- PPh Pasal 21 terutang setahun = PKP x Tarif pajak (pasal 17)

- PPh Pasal 21 terutang sebulan = PPh setahun dibagi 12

2. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

untuk pegawai tetap atas Penghasilan Teratur dan Tidak Teratur adalah

- Penghasilan Bruto setahun = Gaji Pokok + Tunjangan Lainnya + THR

+ Bonus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

- Biaya jabatan = 5% x Penghasilan Bruto (maksimal biaya

jabatan adalah Rp500.000 sebulan atau Rp6.000.000,00 setahun)

- Penghasilan Neto setahun = Penghasilan bruto setahun – Biaya jabatan

Pensiun

- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun:

Wajib pajak = Rp15.840.000,00

Kawin = Rp1.320.000,00

Anak @ Rp1.320.000,00 = Rp1.320.000,00 x jumlah anak

(maksimal 3)

- Penghasilan Kena Pajak(PKP) = Penghasilan Neto setahun – PTKP

- PPh Pasal 21 terutang setahun = PKP x Tarif pajak (pasal 17)

- PPh Pasal 21 terutang sebulan = PPh setahun dibagi 12

3. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

untuk pegawai tidak tetap adalah

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

Upah sehari Rp xxx

Dikurangi batas upah hariantidak dilakukan pemotongan PPh Rp 150.000

Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp xxx

PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari (5%) Rp xxx

apabila upah yg diterima dalam bulan kalender yang bersangkutan telah

melebihi 1.320.000 ,maka:

Jumlah Upah telah melebihi Rp1.320.000 Rp xxx

PTKP:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Jumlah hari x (Rp15.840.000/360) RP xxx

PKP Rp xxx

PPh Pasal 21 = 5% x PKP Rp xxx

Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong(saat jumlah upah belum melebihiRp 1.320.000) Rp xxx

PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari dimana upah telah lebih dari 1.320.000 Rp xxx

Pada hari kerja dimana upah telah melebihi Rp 1.320.000 dalam bulan

kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal 21 perhari yang dipotong

adalah:

Upah sehari Rp xxx

dikurangi PTKP:

- untuk WP sendiriRp15.840.000,00/360 Rp 44.000,00

Penghasilan Kena Pajak Rp xxx

PPh Pasal 21 terutang adalah 5% x PKP Rp xxx

A. Analisis Data

Dalam menjawab rumusan masalah, langkah-langkah yang digunakan

oleh penulis adalah dengan membandingkan proses penghitungan Pajak

Penghasilan Pasal 21 yang telah dilakukan oleh PT. X dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yaitu: Pasal 21 Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja pada Kategori Usaha

Tertentu, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang

Besarnya Biaya Jabatan ayau Pensiun yang Dapat Dikurangkan dari

Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan, Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pemotongan Pajak atas Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan

kegiatan orang pribadi, Peraturan Dirjen Pajak Nomor 57/PJ/2009 tentang

Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-31/PJ/2009 tentang

Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi:

1. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji teratur

untuk pegawai tetap yang dilakukan oleh PT.X dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku adalah sebagai berikut:

a. Penentuan penghasilan bruto yang diterima oleh pegawai tetap selama

sebulan, yaitu:

Penentuan penghasilan bruto ditentukan berdasarkan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni dihitung seluruh

penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh selama sebulan, yang

terdiri dari gaji, segala jenis tunjangan, dan pembayaran teratur

lainnya, termasuk uang lembur (overtime) dan pembayaran sejenisnya.

Cara penentuan penghasilan bruto sebulan menurut PT.X yakni dengan

menghitung penghasilan bruto sebulan diterima atau diperoleh sebulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

PT.X menghitung penghasilan berupa gaji pokok ditambah tunjangan

pangan, tunjangan transport, dan tunjangan struktural. Berdasarkan

penentuan penghasilan bruto sebulan yang dilakukan oleh PT.X,

komponen yang digunakan sudah sama dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan. Cara penghitungan dalam menentukan

penghasilan bruto PT.X dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 5.4 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Gaji Pokok Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp42.000.000

2Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000

3Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000

4Tunjangan Struktural Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp12.000.000

Jumlah Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp62.400.000Sumber: PT. X

Tabel 5.5 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Gaji Pokok Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp42.000.000

2Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000

3Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000

4Tunjangan Struktural Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp12.000.000

Jumlah Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp62.400.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 5.6 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Gaji Pokok Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp21.600.000

2Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

3Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

4Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000

Jumlah Rp2.700.000 2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000Sumber: PT. X

Tabel 5.7 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Gaji Pokok Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp21.600.000

2Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

3Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

4Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000

Jumlah Rp2.700.000 2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

b. Penentuan Penghasilan Netto Sebulan

Penentuan penghasilan netto sebulan yang dilakukan menurut

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 menyatakan bahwa,

penentuan jumlah penghasilan netto sebulan adalah penghasilan bruto

sebulan dikurangi dengan biaya jabatan, serta iuran pensiun, iuran

Jaminan Hari Tua, dan/atau iuran Tunjangan Hari Tua yang dibayar

sendiri oleh pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja kepada

Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

atau kepada Badan Penyelenggara program Jamsostek. Cara penentuan

penghasilan neto sebulan yang dilakuan PT. X dimulai dari menghitung

penghasilan bruto kemudian dikurangi dengan biaya jabatan. Penentuan

penghasilan bruto sebulan yang dilakukan PT. X telah memasukkan

komponen penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan. Berdasarkan

penentuan penghasilan neto setahun yang dilakukan oleh PT. X sudah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara

penghitungan pengurang penghasilan neto sebulan sebagai berikut:

1) Biaya Jabatan

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-

31/PJ/2009, biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto,

dengan ketentuan setinggi-tingginya Rp500.000 (lima ratus ribu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

rupiah) sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah) setahun. Cara

penentuan biaya jabatan yang dilakukan oleh PT. X adalah sebesar

5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000 (lima

ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah)

setahun. Penentuan biaya jabatan yang dilakukan oleh PT. X

dengan menentukan tarif 5% dari penghasilan bruto dan

menetapkan ketentuan setinggi-tingginya Rp500.000 (lima ratus

ribu rupiah) untuk sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah)

untuk setahun sudah sesuai menurut peraturan perundang-

undangan perpajakan.

Berdasarkan penghitungan biaya jabatan yang dilakukan oleh

PT. X dapat disimpulkan bahwa cara penentuan biaya jabatan yang

dilakukan oleh PT. X sudah sama dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku yaitu penentuan penghasilan

yang dipotong PPh Pasal 21 dalam PER-31/PJ/2009 Pasal 10 Ayat

(3), karena penghitungan biaya jabatan yang dilakukan nilai paling

besar biaya jabatan adalah Rp.500.000 untuk sebulan dan

Rp6.000.000 untuk setahun. Penghitungan biaya jabatan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 5.8 Penghitungan Biaya Jabatan per bulan pada Tahun 2011 PT.X dengan peraturan perundang-undangan perpajakan

Penentuan penghasilan neto yang dilakukan PT.X telah memasukkan

komponen penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan yang telah sama

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghitungan

penghasilan neto setahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No KriteriaPT.X

Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan

Data A Data B Data A Data B

1Penghasilan

BrutoRp5.200.000 Rp2.700.000 Rp5.200.000 Rp2.700.000

2 Biaya Jabatan 5% 5% 5% 5%

Jumlah sebulan Rp 260,000 Rp 135.000 Rp 260,000 Rp 135.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 5.9 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT.X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan bruto Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000

2

Biaya jabatan(5%)

Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000

Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000Sumber: PT. X

Tabel 5.10 Penghitungan penghasilan neto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan bruto Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000

2

Biaya jabatan(5%)

Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000

Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel 5.11 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT.X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan bruto Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000

2Biaya jabatan

Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000

Jumlah Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.12 Penghitungan penghasilan neto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan bruto Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000

2Biaya jabatan

Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000

Jumlah Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

c. Penentuan penghasilan netto setahun

Penentuan penghasilan netto setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak

Nomor PER-31/PJ/2009 adalah penghasilan netto sebulan dikalikan 12.

Penentuan penghasilan netto setahun menurut PT. X adalah penghasilan

netto sebulan dikalikan 12. Cara penentuan penghasilan netto sebulan

yang dilakukan oleh PT. X telah memasukkan komponen penghasilan

netto sebulan kemudian dikalikan 12, penentuan yang dilakukan oleh PT.

X sudah sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara

penghitungan penghasilan neto setahun dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 5.13 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp59.280.000

2.1 tahun = 12 bulan x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -

Jumlah Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000Sumber: PT. X

Tabel 5.14 Penghitungan Penghasilan Netto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp59.280.000

2.1 tahun = 12 bulan x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -

Jumlah Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 5.15 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan neto sebulan

Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp30.780.000

21 tahun = 12 bulan

x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -

Jumlah Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.16 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan neto sebulan

Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp30.780.000

21 tahun = 12 bulan

x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -

Jumlah Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

d. Penentuan Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Penentuan PKP setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor

PER-31/PJ/2009 adalah penghasilan netto setahun dikurangi Penghasilan

Tidak Kena Pajak (PTKP). Cara penentuan PKP setahun menurut PT. X

adalah penghasilan netto setahun dikurangi PTKP. Penentuan PKP

menurut PT. X telah menggunakan komponen penghasilan netto setahun

dikurangi PTKP yang sudah sama peraturan perundang-undangan

perpajakan. Cara penghitungan PKP dapat dilihat pada tabel 5.14.

Penghitungan PTKP dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.17 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan

No UraianNama Pegawai Tetap

Data A Data B1 Wajib Pajak Orang Pribadi Rp15.840.000 Rp15.840.0002 Wajib Pajak yang kawin Rp1.320.0003 Anggota keluarga sedarah dan keluarga

semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya

Jumlah PTKP Rp17.160.000 Rp15.840.000Sumber: Data diolah

Cara penghitungan PKP antara PT. X dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tabel 5.18 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan neto setahun

Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000

2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000

Jumlah PKP Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.19 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut peraturan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasian neto setahun

Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000

2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000

Jumlah PKP Rp42.120.000 42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Tabel 5.20 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

Penghasilan neto setahun

Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000

2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000

Jumlah PKP Rp14.940.000 14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.21 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

Penghasian neto setahun

Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000

2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000

Jumlah PKP Rp14.940.000 14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

e. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang Setahun

Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut peraturan

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 adalah PKP dikalikan

dengan PPh Pasal 17. Cara penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun

menurut PT. X adalah PKP dikalikan dengan PPh Pasal 17. Penentuan

PPh Pasal 21 terutang setahun telah menggunakan komponen PKP

dikalikan dengan PPh Pasal 17 yang sudah sama dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan PPh Pasal 21

terutang setahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 5.22 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan Kena Pajak Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000

2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Jumlah Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Sumber: PT. X

Tabel 5.23 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan Kena Pajak Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000

2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Jumlah Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tabel 5.24 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasialn Kena Pajak Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000

2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Jumlah Rp 747.000 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000Sumber: PT. X

Tabel 5.25 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasialn Kena Pajak Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000

2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Jumlah Rp 747.000 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

f. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang Sebulan

Penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan Dirjen

Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 adalah PPh Pasal 21 terutang setahun

dibagi 12 (1 tahun = 12 bulan). Cara penentuan PPh Pasal 21 terutang

sebulan menurut PT. X adalah PPh Pasal 21 terutang setahun dibagi 12 (1

tahun = 12 bulan). Penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan yang

dilakukan PT. X telah menggunakan komponen PPh Pasal 21 terutang

setahun dibagi 12 (1 tahun = 12 bulan) yang sudah sama dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan PPh Pasal 21 dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Tabel 5.26 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

PPh Pasal 21 terutang setahun

Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000

21 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12

Jumlah Rp 175.500 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500

Sumber: PT. X

Tabel 5.27 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

PPh Pasal 21 terutang setahun

Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000

21 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12

Jumlah Rp 175.500 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Tabel 5.28 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1PPh Pasal 21 terutang setahun Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000

2 1 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12

Jumlah Rp 62.250 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250

Sumber: PT. X

Tabel 5.29 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1PPh Pasal 21 terutang setahun Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000

2 1 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12

Jumlah Rp 62.250 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

2. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan

Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur untuk Pegawai Tetap yang dilakukan

oleh PT. X dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.

a. Menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur dan tidak teratur

setahun yang diterima oleh pegawai tetap selama sebulan, yaitu:

Penghitungan penghasilan bruto untuk penghasilan teratur dan tidak

teratur dilakukan oleh PT. X dengan cara menjumlahkan penghasilan

teratur yang diterima pegawai tetap berupa gaji dan tunjangan, dengan

penghasilan tidak teratur yang berupa THR dan Bonus. Berdasarkan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 10 ayat

(1), jumlah penghasilan bruto yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh

jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik

berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur. Cara

penentuan penghasilan bruto menurut PT.X yakni menjumlahkan

penghasilan teratur yang diterima pegawai berupa gaji pokok dan

tunjangan dengan penghasilan tidak teratur yakni THR dan Bonus.

Sedangkan pada peraturan perundang-undangan, Bonus merupakan bagian

dari penghasilan teratur karena diterima secara periodik. Sehingga cara

penentuan penghasilan bruto dilakukan oleh PT.X tidak sama dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Tabel 5.30 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur

1. Gaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp42.000.000

2.Tunjangan Pangan

Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000

3.Tunjangan Transport

Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000

4.Tunjangan Struktural

Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp12.000.000

Jumlah penghasilan teratur

Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 -

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000

Penghasilan Tidak Teratur

5. Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 7.100.000

6. THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000

Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp63.900.000 Rp62.400.000 Rp62.900.000 Rp63.400.000 Rp62.700.000 Rp62.400.000 Rp63.700.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp63.900.000 Rp62.900.000 Rp69.500.000

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Tabel 5.31 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur

1 Gaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp42.000.000

2Tunjangan Pangan

Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000

3Tunjangan Transport

Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000

4Tunjangan Struktural

Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp12.000.000

5 Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 7.100.000

Jumlah penghasilan teratur

Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.500.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 -

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp69.500.000

Penghasilan Tidak Teratur

6 THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000

Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp73.000.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Tabel 5.32 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur

1. Gaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp21.600.000

2.Tunjangan Pangan

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

3.Tunjangan Transport

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

4.Tunjangan Struktural

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000

Jumlah penghasilan teratur

Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 -

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000

Penghasilan Tidak Teratur

5. Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0

6. THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000

Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp32.700.000 Rp32.600.000 Rp32.400.000 Rp32.950.000 Rp32.450.000 Rp32.400.000 Rp32.650.000 Rp33.100.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.600.000 Rp34.200.000

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Tabel 5.33 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur

1. Gaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp21.600.000

2.Tunjangan Pangan

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

3.Tunjangan Transport

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000

4.Tunjangan Struktural

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000

5. Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0

Jumlahpenghasilan teraturSebulan

Rp 3.000.000 Rp 2.900.000 Rp2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 -

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000

Penghasilan Tidak Teratur

6. THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000

Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp34.200.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009, biaya

jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000

(lima ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah) setahun.

Biaya jabatan yang ditanggung oleh pegawai PT. X didapat dari 5% dikalikan

dengan penghasilan bruto. Perbandingan Penghitungan biaya jabatan PT. X

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel 5.34 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan teratur bruto setahun

Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan penghasilan teratur

Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000

2.Penghasilan tidak teratur berupa THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000

3.Penghasilan tidak teratur berupa Bonus

Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 7.100.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan penghasilan tidak teratur

Rp 75.000 Rp 0 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 0 Rp 65.000 Rp 0 Rp 0 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 25.000

Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 175.000

Jumlah biaya jabatan Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tabel 5.35 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

Penghasilan teratur bruto setahun

Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp69.500.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan penghasilan teratur

Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.475.000

2

Penghasilan tidak teratur berupa THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 175.000

Jumlah biaya jabatan Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.650.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Tabel 5.36 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan teratur bruto setahun

Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan penghasilan teratur

Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000

2Penghasilan tidak teratur berupa THR

- - - - - - - - - - - Rp 1.800.000

3.Penghasilan tidak teratur berupa Bonus

Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan penghasilan tidak teratur

Rp 15.000 Rp 10.000 Rp 0 Rp 27.500 Rp 2.500 Rp 0 Rp 12.500 Rp 35.000 Rp 0 Rp 0 Rp 10.000 Rp 0

Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 90.000

Jumlah biaya jabatan Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Tabel 5.37 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan teratur bruto setahun

Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan penghasilan teratur

Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000

2Penghasilan tidak teratur berupa THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000

Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 90.000

Jumlah biaya jabatan Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 1.710.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Tabel 5.38 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan bruto setahun

Rp63.900.000 Rp62.400.000 Rp62.900.000 Rp63.400.000 Rp62.700.000 Rp62.400.000 Rp63.700.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp63.900.000 Rp62.900.000 Rp69.500.000

2.Biaya Jabatan

Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000

Penghasilan neto setahun

Rp60.705.000 Rp59.280.000 Rp59.755.000 Rp60.230.000 Rp59.565.000 Rp59.280.000 Rp60.515.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp60.705.000 Rp59.755.000 Rp66.180.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.39 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan bruto setahun

Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp73.000.000

2.Biaya Jabatan

Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.650.000

Penghasilan neto setahun

Rp76.380.000 Rp59.280.000 Rp64.980.000 Rp70.680.000 Rp62.700.000 Rp59.280.000 Rp74.100.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp76.380.000 Rp64.980.000 Rp65.850.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Tabel 5.40 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan bruto setahun

Rp32.700.000 Rp32.600.000 Rp32.400.000 Rp32.950.000 Rp32.450.000 Rp32.400.000 Rp32.650.000 Rp33.100.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.600.000 Rp34.200.000

2.Biaya Jabatan

Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000

Penghasilan neto setahun

Rp31.065.000 Rp30.970.000 Rp30.780.000 Rp31.302..500 Rp30.827.500 Rp30.780.000 Rp31.017.500 Rp31.445.000 Rp31.445.000 Rp30.780.000 Rp30.970.000 Rp32.490.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.41 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1.Penghasilan bruto setahun

Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp34.200.000

2. Biaya Jabatan

Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.710.000

Penghasilan neto setahun

Rp34.200.000 Rp33.060.000 Rp30.780.000 Rp37.050.000 Rp31.350.000 Rp30.780.000 Rp33.630.000 Rp38.760.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp33.060.000 Rp32.490.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Penentuan PKP setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-

31/PJ/2009 adalah penghasilan neto setahun dikurangi Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP). Penentuan PKP setahun menurut PT. X adalah

penghasilan neto setahun dikurangi PTKP. Penghitungan PKP menurut

peraturan perundang-undangan adalah penghasilan neto setahun dikurangi

PTKP.

Tabel 5.42 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan

No UraianNama Pegawai Tetap

Data A Data B1 Wajib Pajak Orang Pribadi Rp15.840.000 Rp15.840.0002 Wajib Pajak yang kawin Rp 1.320.000

3

Anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya

Jumlah PTKP Rp 17.160.000 Rp 15.840.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Tabel 5.43 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasilan neto setahun

Rp60.705.000 Rp59.280.000 Rp59.755.000 Rp60.230.000 Rp59.565.000 Rp59.280.000 Rp60.515.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp60.705.000 Rp59.755.000 Rp66.180.000

2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000

Jumlah PKP Rp43.545.000 Rp42.120.000 Rp42.595.000 Rp43.070.000 Rp42.405.000 Rp42.120.000 Rp42.991.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp43.545.000 Rp42.595.000 Rp49.020.000Sumber: PT. X

Tabel 5.44 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

Penghasilan neto setahun

Rp76.380.000 Rp59.280.000 Rp64.980.000 Rp70.680.000 Rp62.700.000 Rp59.280.000 Rp74.100.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp76.380.000 Rp64.980.000 Rp65.850.000

2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000

Jumlah PKP Rp59.220.000 Rp42.120.000 Rp47.820.000 Rp53.520.000 Rp45.540.000 Rp42.120.000 Rp56.940.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp59.220.000 Rp47.820.000 Rp48.690.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Tabel 5.45 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

Penghasilan neto setahun

Rp31.065.000 Rp30.970.000 Rp30.780.000 Rp31.302..500 Rp30.827.500 Rp30.780.000 Rp31.017.500 Rp31.445.000 Rp31.445.000 Rp30.780.000 Rp30.970.000 Rp32.490.000

2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000

Jumlah PKP Rp15.225.000 Rp15.130.000 Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000Sumber: PT. X

Tabel 5.46 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1

Penghasilan neto setahun

Rp34.200.000 Rp33.060.000 Rp30.780.000 Rp37.050.000 Rp31.350.000 Rp30.780.000 Rp33.630.000 Rp38.760.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp33.060.000 Rp30.780.000

2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000

Jumlah PKP Rp18.360.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000 Rp21.210.000 Rp15.510.000 Rp14.940.000 Rp17.790.000 Rp22.920.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak

Nomor PER-31/PJ/2009 adalah PKP dikalikan dengan PPh Pasal 17. Cara

penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut PT. X adalah PKP

dikalikan dengan PPh Pasal 17. Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun

telah menggunakan komponen PKP dikalikan dengan PPh Pasal 17 yang

sudah sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara

penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Tabel 5.47 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasialn Kena Pajak

Rp43.545.000 Rp42.120.000 Rp42.595.000 Rp43.070.000 Rp42.405.000 Rp42.120.000 Rp42.991.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp43.545.000 Rp42.595.000 Rp49.020.000

2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)

Rp 2.177.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000 Rp 2.149.550 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.451.000

Take Home Pay Rp41.367.750 Rp40.014.000 Rp40.465.250 Rp40.916.500 Rp40.284.750 Rp40.014.000 Rp40.841.450 Rp40.014.000 Rp40.014.000 Rp41.367.750 Rp40.465.250 Rp46.569.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.48 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData A

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasialn Kena Pajak

Rp59.220.000 Rp42.120.000 Rp47.820.000 Rp53.520.000 Rp45.540.000 Rp42.120.000 Rp56.940.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp59.220.000 Rp47.820.000 Rp48.690.000

2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)

Rp 2.500.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000 Rp 3.028.000 Rp 2.277.000 Rp 2.106.000 Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.500.000 Rp 2.391.000 Rp 2.391.000

3Tarif Pajak Pasal 17 (15%)

Rp 1.383.000 Rp 1.383.000

Jumlah tariff pajak

Rp 3.883.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000 Rp 3.028.000 Rp 2.277.000 Rp 2.106.000 Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 3.883.000 Rp 2.391.000 Rp 2.391.000

Take Home Pay Rp55.337.000 Rp40.014.000 Rp45.429.000 Rp50.844.000 Rp43.263.000 Rp40.014.000 Rp54.093.000 Rp40.014.000 Rp40.014.000 Rp55.337.000 Rp45.429.000 Rp46.255.500

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Tabel 5.49 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasialn Kena Pajak

Rp15.225.000 Rp15.130.000 Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000

2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)

Rp 761.250 Rp 756.500 Rp 747.000 Rp 773.100 Rp 746.875 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500

Take Home Pay Rp14.463.750 Rp14.373.500 Rp14.193.000 Rp14.166.875 Rp14.688.900 Rp14.193.000 Rp14.418.625 Rp14.824.750 Rp14.824.750 Rp14.193.000 Rp14.373.500 Rp15.817.500

Sumber: PT. X

Tabel 5.50 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No UraianData B

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1Penghasialn Kena Pajak Rp18.360.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000 Rp21.210.000 Rp15.510.000 Rp14.940.000 Rp17.790.000 Rp22.920.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000

2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)

Rp 918.000 Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.000 Rp 747.000 Rp 889.500 Rp 1.146.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 861.000 Rp 747.000

Take Home Pay Rp17.442.000 Rp16.359.000 Rp14.193.000 Rp20.149.500 Rp14.734.500 Rp14.193.000 Rp16.900.500 Rp21.774.000 Rp14.193.000 Rp14.193.000 Rp16.359.000 Rp14.193.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Tabel 5.51 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur menurut PT. X

PenghitunganData A

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp 62.400.000 Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000

THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah Penghasilan Bruto Setahun

Rp 63.900.000 Rp 62.400.000 Rp 62.900.000 Rp 63.400.000 Rp 62.700.000 Rp 62.400.000 Rp 63.700.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 63.900.000 Rp 62.900.000 Rp 66.400.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000Jumlah Pengurang Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 60.705.000 Rp 59.280.000 Rp 59.755.000 Rp 60.230.000 Rp 59.565.000 Rp 59.280.000 Rp 60.515.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 60.705.000 Rp 59.755.000 Rp 63.080.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000Pembulatan PKP Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000

PPh Terutang atas Penghasilan setahun

Rp 2.117.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000 Rp 2.167.750 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.296.000

PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November

Rp 1.956.600

PPh Terutang Sebulan Rp 181.400 Rp 175.500 Rp 177.500 Rp 179.500 Rp 176.700 Rp 175.500 Rp 180.600 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 181.400 Rp 177.500 Rp 339.400Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Tabel 5.52 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku

PenghitunganData A

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.500.000 Rp 5.200.000 Rp 6.500.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 Rp 5.700.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp 80.400.000 Rp 62.400.000Rp 68.400.000Rp 74.400.000Rp 66.000.000Rp 62.400.000Rp 78.000.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 80.400.000Rp 68.400.000Rp 68.400.000

THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Jumlah Penghasilan Bruto Setahun

Rp 80.400.000 Rp 62.400.000Rp 68.400.000Rp 74.400.000Rp 66.000.000Rp 62.400.000Rp 78.000.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 80.400.000Rp 68.400.000 Rp 71.900.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.595.000Jumlah Pengurang Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.595.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 76.380.000 Rp 59.280.000 Rp 64.980.000 Rp 70.680.000 Rp 62.700.000 Rp 59.280.000 Rp 74.100.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 76.380.000 Rp 64.980.000 Rp 68.305.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 59.220.000 Rp 42.120.000 Rp 47.820.000 Rp 53.520.000 Rp 45.540.000 Rp 42.120.000 Rp 56.940.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 59.220.000 Rp 47.820.000 Rp 51.145.000PPh Terutang atas Penghasilan

setahunRp 2.961.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000 Rp 2.676.000 Rp 2.277.000 Rp 2.106.000 Rp 2.847.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.961.000 Rp 2.391.000 Rp 2.557.250

PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November

Rp 2.244.000

PPh Terutang Sebulan Rp 246.750 Rp 175.500 Rp 199.250 Rp 223.000 Rp 189.750 Rp 175.500 Rp 237.250 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 246.750 Rp 199.250 Rp 313.250Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Tabel 5.53 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur menurut PT. X

PenghitunganData B

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000

THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah Penghasilan Bruto Setahun

Rp 32.700.000 Rp 32.600.000 Rp 32.400.000 Rp 32.950.000 Rp 32.450.000 Rp 32.400.000 Rp 32.650.000 Rp 33.100.000 Rp 32.400.000 Rp 32.400.000 Rp 32.600.000 Rp 34.200.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah Pengurang Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 31.065.000 Rp 30.970.000 Rp 30.780.000 Rp 31.302.500 Rp 30.827.500 Rp 30.780.000 Rp 31.017.500 Rp 31.445.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.970.000 Rp 32.490.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000Pembulatan PKP Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000

PPh Terutang atas Penghasilan setahun

Rp 761.250 Rp 756.500 Rp 747.000 Rp 773.125 Rp 749.375 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500

PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 693.400

PPh Terutang Sebulan Rp 63.400 Rp 63.000 Rp 62.250 Rp 64.400 Rp 62.400 Rp 62.250 Rp 63.200 Rp 65.000 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 63.000 Rp 139.100Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Tabel 5.54 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku

PenghitunganData B

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 3.000.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp36.000.000Rp 34.800.000Rp 32.400.000Rp 39.000.000Rp 33.000.000Rp 32.400.000Rp 35.400.000Rp 40.800.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 34.800.000Rp 32.400.000

THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Jumlah Penghasilan Bruto Setahun

Rp36.000.000Rp 34.800.000Rp 32.400.000Rp 39.000.000Rp 33.000.000Rp 32.400.000Rp 35.400.000Rp 40.800.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 34.800.000 Rp 34.200.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.710.000Jumlah Pengurang Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.710.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp34.200.000 Rp 33.060.000 Rp 30.780.000 Rp 37.050.000 Rp 31.350.000 Rp 30.780.000 Rp 33.630.000 Rp 38.760.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 33.060.000 Rp 32.490.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 18.360.000 Rp 17.220.000 Rp 14.940.000 Rp 21.210.000 Rp 15.510.000 Rp 14.940.000 Rp 17.790.000 Rp 22.920.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 17.220.000 Rp 16.650.000PPh Terutang atas Penghasilan

setahunRp 918.000 Rp 861.000 Rp 747.000Rp 1.060.500 Rp 775.500 Rp 747.000 Rp 889.500Rp 1.146.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 861.000 Rp 832.500

PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November

Rp 791.625

PPh Terutang Sebulan Rp 76.500 Rp 71.750 Rp 62.250 Rp 88.375 Rp 64.625 Rp 62.250 Rp 74.125 Rp 95.500 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 71.750 Rp 40.875Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

b. Cara menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur.

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur terdiri

dari beberapa langkah, yaitu: menentukan jumlah penghasilan bruto,

menentukan jumlah penghasilan neto, menentukan besarnya PTKP,

menentukan PKP, dan menentukan jumlah PPh Pasal 21 terutang setahun.

Penghasilan teratur yang diterima pegawai terdiri dari gaji dan tunjangan.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 5

menyatakan bahwa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah

penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa

penghasilan bersifat teratur maupun tidak teratur.

Penentuan penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan

teratur yang dilakukan PT.X adalah menentukan jumlah penghasilan bruto,

menentukan jumlah penghasilan neto, menentukan besarnya PTKP,

menentukan PKP, dan menentukan jumlah PPh Pasal 21 terutang setahun.

Penentuan penghasilan teratur yang dilakukan PT.X telah memasukkan

komponen cara menentukan penghasilan bruto, cara menentukan jumlah

penghasilan neto, cara menentukan PTKP, cara menentukan PKP dan cara

menentukan PPh Pasal 21 terutang setahun. Berdasarkan penentuan

penghasilan teratur yang dilakukan, PT.X sudah mengacu pada peraturan

perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan dalam menentukan

penghasilan teratur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Tabel 5.55 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur menurut PT.X

PenghitunganData A

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport

Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000

Tunjangan Struktural

Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000Rp 5.200.000Rp 5.200.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp 62.400.000 Rp62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp62.400.000Rp62.400.000Rp62.400.000Rp62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto

Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000

Jumlah Pengurang Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun

Rp 59.280.000 Rp59.280.000Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp59.280.000Rp59.280.000Rp59.280.000Rp59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000

Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000

Pembulatan PKP Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun

Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 2.106.000Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000

PPh Terutang Sebulan

Rp 175.500 Rp 175.500Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500Rp 175.500Rp 175.500Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500

Sumber: PT.X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Tabel 5.56 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas penghasilan teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku

PenghitunganData A

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport

Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000

Tunjangan Struktural

Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000

Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0Rp 1.300.000Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah penghasilan teratur sebulan

Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.500.000 Rp 5.200.000Rp 6.500.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 Rp 5.700.000

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp 80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000Rp78.000.000Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp 80.400.000 Rp68.400.000 Rp68.400.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto

Rp 4.020.000 Rp 3.120.000Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000Rp 3.120.000Rp 3.900.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.420.000

Jumlah Pengurang Rp 4.020.000 Rp 3.120.000Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000Rp 3.120.000Rp 3.900.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.420.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun

Rp 76.380.000 Rp59.280.000Rp 64.980.000 Rp 70.680.000 Rp62.700.000Rp59.280.000Rp74.100.000Rp59.280.000 Rp 59.280.000Rp 76.380.000 Rp 64.980.000 Rp 64.980.000

Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000 Rp 17.160.000Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Rp 59.220.000 Rp42.120.000Rp 47.820.000 Rp 53.520.000 Rp45.540.000Rp42.120.000Rp56.940.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000Rp 59.220.000 Rp 47.820.000 Rp 47.820.000

Pembulatan PKP Rp 59.220.000 Rp42.120.000Rp 47.820.000 Rp 53.520.000 Rp45.540.000Rp42.120.000Rp56.940.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000Rp 59.220.000 Rp 47.820.000 Rp 47.820.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun

Rp 3.883.000 Rp 2.106.000Rp 2.391.000 Rp 3.028.000 Rp 2.277.000Rp 2.106.000Rp 3.541.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 3.883.000 Rp 2.391.000 Rp 2.391.000

PPh Terutang Sebulan

Rp 323.583 Rp 175.500Rp 199.250 Rp 252.333 Rp 189.750Rp 175.500Rp 295.083Rp 175.500 Rp 175.500Rp 323.583 Rp 199.250 Rp 199.250

Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Tabel 5.57 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur menurut PT.X

PenghitunganData B

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000

Tunjangan Struktural

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000

Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto

Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000

Jumlah Pengurang Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun

Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000

Perhitungan PPh Pasal 21PTKP TK/0 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000

Pembulatan PKP Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun

Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000

PPh Terutang Sebulan

Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Tabel 5.58 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku

PenghitunganData B

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport

Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000

Tunjangan Struktural

Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000

Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan

Rp 3.000.000 Rp2.900.000 Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000

Jumlah Penghasilan Teratur Setahun

Rp 36.000.000Rp34.800.000 Rp 32.400.000 Rp 39.000.000 Rp 33.000.000 Rp 32.400.000 Rp 35.400.000 Rp 40.800.000 Rp 32.400.000 Rp 32.400.000 Rp 34.800.000 Rp32.400.000

Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto

Rp 1.800.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000

Jumlah Pengurang Rp 1.80.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun

Rp 34.200.000Rp33.060.000 Rp 30.780.000 Rp 37.050.000 Rp 31.350.000 Rp 30.780.000 Rp 33.630.000 Rp 38.760.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 33.060.000 Rp30.780.000

Perhitungan PPh Pasal 21PTKP TK/0 Rp 15.840.000Rp15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp15.840.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Rp 18.360.000Rp17.220.000 Rp 14.940.000 Rp 21.210.000 Rp 15.510.000 Rp 14.940.000 Rp 17.790.000 Rp 22.920.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 17.220.000 Rp14.940.000

Pembulatan PKP Rp 18.360.000Rp17.220.000 Rp 14.940.000 Rp 21.210.000 Rp 15.510.000 Rp 14.940.000 Rp 17.790.000 Rp 22.920.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 17.220.000 Rp14.940.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun

Rp 918.000Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.500 Rp 747.000 Rp 889.500 Rp 1.146.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 861.000 Rp 747.000

PPh Terutang Sebulan

Rp 76.500Rp 71.750 Rp 62.250 Rp 88.375 Rp 64.625 Rp 62.250 Rp 74.125 Rp 95.500 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 71.750 Rp 62.250

Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

c. Cara menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-

31/PJ/2009 Pasal 1 ayat (16), penghasilan pegawai tetap yang bersifat

tidak teratur adalah penghasilan yang selain penghasilan yang bersifat

teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode lainnya, antara

lain berupa bonus, THR, jasa produksi, tantiem, gratifikasi, atau imabalan

sejenis lainnya dengan nama apapun. Berdasarkan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 14 ayat (3), PPh Pasal 21

terutang atas penghasilan tidak teratur berupa THR adalah sebesar selisih

antara PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan THR dengan

PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur.

Penentuan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak teratur

menurut PT.X yakni dengan menselisihkan penentuan PPh Pasal 21

terutang atas penghasilan teratur dan tidak teratur berupa THR dan Bonus

dengan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur. Sedangkan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bonus yang

dimaksudkan oleh PT. X adalah penghasilan teratur sehingga penentuan

PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak teratur yang dibuat oleh

PT.X tidak sama dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Tabel 5.59 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur Menurut PT. X

PenghitunganData A

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Jumlah penghasilan teratur sebulan

Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000Rp62.400.000Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000

Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000Rp 0Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp63.900.000 Rp62.400.000 Rp62.900.000 Rp63.400.000 Rp62.700.000 Rp62.400.000Rp63.700.000Rp62.400.000Rp 62.400.000 Rp63.900.000 Rp62.900.000 Rp66.400.000

Biaya jabatan 5% Jumlah pengurang Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000Jumlah penghasilan neto setahun

Rp60.705.000 Rp59.280.000 Rp59.755.000 Rp60.230.000 Rp59.565.000 Rp59.280.000Rp60.515.000Rp59.280.000Rp 59.280.000 Rp60.705.000 Rp59.755.000 Rp63.080.000

PTKP TK/0 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp 17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000

PKP Rp43.545.000 Rp42,120.000 Rp42.595.000 Rp43.070.000 Rp42.405.000 Rp42.120.000Rp43.355.000Rp42.120.000Rp 42.120.000 Rp43.545.000 Rp42.595.000 Rp45.920.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.

Rp 2.177.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000Rp 2.167.750Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.296.000

Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur

Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000

Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur

Rp 71.250 Rp 0 Rp 23.750 Rp 47.500 Rp 14.250 Rp 0 Rp 61.750Rp 0Rp 0 Rp 71.250 Rp 23.750 Rp 190.000

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Tabel 5.60 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teraturberdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku

PenghitunganData A

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000Rp 1.000.000Rp 300.000Rp 0Rp 1.300.000Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000Rp 500.000Rp 500.000Jumlah penghasilan teratur sebulan

Rp 6.700.000Rp 5.200.000 Rp 5.700.000Rp 6.200.000Rp 5.500.000Rp 5.200.000Rp 6.500.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000Rp 5.700.000Rp 5.700.000

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp 80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000Rp66.000.000Rp62.400.000Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000Rp68.400.000Rp68.400.000

Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 3.500.000Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp 80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000Rp66.000.000Rp62.400.000Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000Rp68.400.000Rp71.900.000

Biaya jabatan 5%

Jumlah pengurang Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000Rp 3.720.000Rp 3.300.000Rp 3.120.000Rp 3.900.000Rp

3.120.000Rp 3.120.000 Rp 4.020.000Rp 3.420.000Rp 3.595.000

Jumlah penghasilan neto setahun

Rp 76.380.000 Rp59.280.000 Rp64.980.000 Rp70.680.000Rp62.700.000Rp59.280.000Rp74.100.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp76.380.000Rp64.980.000Rp68.305.000

PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000PKP Rp 59.220.000 Rp42.120.000 Rp47.820.000 Rp53.520.000Rp45.540.000Rp42.120.000Rp56.940.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp59.220.000Rp47.820.000Rp51.145.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.

Rp 3.883.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000Rp 3.028.000Rp 2.277.000Rp 2.106.000Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 3.883.000Rp 2.391.000Rp 2.671.750

Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur

Rp 3.883.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000Rp 3.028.000Rp 2.277.000Rp 2.106.000Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 3.883.000Rp 2.391.000Rp 2.391.000

Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur

Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 280.750

Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Tabel 5.61 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur Menurut PT. X

PenghitunganData B

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Rp 1.800.000Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah penghasilan teratur sebulan

Rp 2.700.000Rp 2.700.000Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp32.400.000Rp32.400.000Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000

Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Bonus Rp 300.000Rp 200.000Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp32.700.000Rp32.600.000Rp32.400.000 Rp32.950.000 Rp32.450.000 Rp32.400.000 Rp32.650.000 Rp33.100.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.600.000 Rp34.200.000

Biaya jabatan 5% Rp 1.635.000Rp 1.630.000Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah pengurang Rp 1.635.000Rp 1.630.000Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah penghasilan neto setahun

Rp31.065.000Rp30.970.000Rp30.780.000 Rp31.302.500 Rp30.827.500 Rp30.780.000 Rp31.017.500 Rp31.445.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.970.000 Rp32.490.000

PTKP TK/0 Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000PKP Rp15.225.000Rp15.130.000Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000PKP dibulatkan Rp15.225.000Rp15.130.000Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.

Rp 761.250Rp 756.500Rp 747.000 Rp 773.125 Rp 749.375 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500

Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur

Rp 747.000Rp 747.000Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000

Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur

Rp 14.250Rp 9.500Rp 0 Rp 26.125 Rp 2.375 Rp 0 Rp 11.875 Rp 33.250 Rp 0 Rp 0 Rp 9.500 Rp 85.500

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Tabel 5.62 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku

PenghitunganData B

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000Tunjangan Struktural

Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000

Bonus Rp 300.000Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000Rp 0 Rp 250.000Rp 700.000Rp 0 Rp 0 Rp 200.000Rp 0Jumlah penghasilan teratur sebulan

Rp 3.000.000Rp 2.900.000Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000Rp 2.700.000Rp

2.700.000Rp 2.900.000 Rp2.700.000

Jumlah penghasilan teratur setahun

Rp36.000.000Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000Rp35.400.000Rp40.800.000Rp32.400.000Rp32.400.000Rp 34.800.000 Rp32.400.000

Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 1.800.000Jumlah penghasilan bruto setahun

Rp36.000.000Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000Rp32.400.000Rp35.400.000Rp40.800.000Rp32.400.000Rp32.400.000 Rp34.800.000Rp34.200.000

Biaya jabatan 5% Rp 1.800.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000Rp 1.620.000Rp 1.770.000Rp 2.040.000 Rp 1.620.000Rp 1.620.000 Rp 1.740.000Rp 1.710.000Jumlah pengurang Rp 1.800.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000Rp 1.620.000Rp 1.770.000Rp 2.040.000 Rp 1.620.000Rp 1.620.000 Rp 1.740.000Rp 1.710.000Jumlah penghasilan neto setahun

Rp34.200.000Rp33.060.000 Rp30.780.000 Rp37.050.000 Rp31.350.000Rp30.780.000Rp33.630.000Rp38.760.000Rp30.780.000Rp30.780.000 Rp33.060.000Rp32.490.000

PTKP TK/0 Rp15.840.000Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000 Rp15.840.000Rp15.840.000PKP Rp18.360.000Rp17.220.000 Rp14.940.000 Rp21.210.000 Rp15.510.000Rp14.940.000Rp17.790.000Rp22.920.000Rp14.940.000Rp14.940.000 Rp 17.220.000Rp16.650.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.

Rp 918.000Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.500Rp 747.000Rp 889.500Rp 1.146.000 Rp 747.000Rp 747.000 Rp 861.000Rp 832.500

Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur

Rp 918.000Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.500Rp 747.000Rp 889.500Rp 1.146.000 Rp 747.000Rp 747.000 Rp 861.000Rp 747.000

Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur

Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0Rp 85.500

Sumber: Data Diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

3. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai

tidak tetap yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku.

a. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku

yang diterima atau diperoleh dalam sehari:

Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang

saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari menurut Peraturan

Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni jumlah penghasilan yang

melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu) sehari,yang berlaku bagi

pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah

satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang

diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp1.320.000,00

(satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah). Penentuan jumlah upah/uang

saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh

dalam sehari menurut PT. X adalah jumlah penghasilan yang melebihi

Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu) dalam sehari. Berdasarkan

penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku

yang diterima atau diperoleh dalam sehari yang dilakukan PT. X sudah

sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara

penghitungan dalam menentukan penghasilan bruto PT. X dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Tabel 5.63 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari untuk bulan Agustus

menurut PT. X Tahun 2011

No.

UraianData C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1Upah Harian

Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

Jumlah Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

Sumber: PT. X

Tabel 5.64 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari untuk bulan Agustus

menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No.

UraianData C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1Upah Harian

Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

Jumlah Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

b. Penentuan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian

telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang

diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum

melebihi Rp1.320.000,00 maka:

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni

PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian

atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi Rp150.000,00

dikalikan 5%. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata

upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari menurut PT. X

adalah apabila upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian

telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang

diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum

melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh Pasal 21 yang dipotong adalah sebesar

upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian setelah

dikurangi Rp150.000,00 dikalikan 5%. Berdasarkan penentuan jumlah

upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi

Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau

diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi

Rp1.320.000,00 yang dilakukan PT. X sudah sama dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan dalam menentukan

upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi

Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi

Rp1.320.000,00 oleh PT. X dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tabel 5.65 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah

kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 menurut PT. X

Tahun 2011

No. UraianData C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1Upah Harian

Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

2

Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh

Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000

Jumlah Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000

3PPh Pasal21

5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Jumlah Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Tabel 5.66 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah

kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 menurut

Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011

No. UraianData C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1Upah Harian

Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

2

Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh

Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000

Jumlah Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000

3PPh Pasal21

5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

Jumlah Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

c. Penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam

bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dan

kurang dari Rp6.000.000,00 maka:

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni

PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian

atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari

dikalikan 5%. Penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima atau

diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 menurut PT. X adalah

PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian

atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari

dikalikan 5%. Berdasarkan penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima

atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 yang dilakukan PT. X

sudah sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara

penghitungan dalam menentukan jumlah upah kumulatif yang diterima atau

diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 oleh PT. X dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Tabel 5.67 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah

melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 menurut PT. X untuk Bulan Agustus 2011 (dalam rupiah)

No UraianData C

1 2 3 4 5 6 7 8

JumlahUpah 8 hari

kerja

1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp1.400.000

2PTKP:8 x (15.840.000/360)

Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 352.000

PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp1.048.000

PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 52.400

Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d.harike-7 ( 7 x 1.250 )

- - - - - - - - Rp 8.750

PPh Pasal 21 yang harusdipotong pada hari ke-8

- - - - - - - - Rp 43.650

Sumber: PT. X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Tabel 5.68 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah

melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan untuk Bulan

Agustus 2011 (dalam rupiah)

No UraianData C

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Upah 8 hari

kerja

1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp1.400.000

2PTKP:8 x (15.840.000/360)

Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 352.000

PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp1.048.000

PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 52.400

Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d.harike-7 ( 7 x 1.250 )

- - - - - - - - Rp 8.750

PPh Pasal 21 yang harusdipotong pada hari ke-8

- - - - - - - - Rp 43.650

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Tabel 5.69 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai hari ke-12 yang diterima

atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal

2l per hari yang dipotong menurut PT. X untuk Bulan Agustus 2011

No UraianData C

9 10 11 12

1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

2PTKP- untukWP sendiri( 15.840.000/360)

Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000

3 PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000

PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550

Sumber: PT. X

Tabel 5.70 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai hari ke-12 yang diterima

atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal

2l per hari yang dipotong menurut Peraturan Perundang-Undangan

Perpajakan untuk Bulan Agustus 2011

No UraianData C

9 10 11 12

1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000

2PTKP- untukWP sendiri( 15.840.000/360)

Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000

3 PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000

PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550

Sumber: Data diolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

C. Pembahasan

Pembahasan tentang item- item perbandingan penghitungan Pajak

Penghasilan Pasal 21 terutang yang terdapat dalam daftar gaji pegawai tetap

dan pegawai tidak tetap PT. X adalah sebagai berikut:

1. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap atas Penghasilan

Teratur

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang pegawai tetap

atas penghasilan teratur terdiri dari beberapa langkah, yaitu: cara

menentukan penghasilan bruto sebulan, cara menentukan penghasilan neto

sebulan, cara menentukan penghasilan neto setahun, cara menentukan

penghasilan PKP setahun, cara menentukan PPh Pasal 21 terutang

setahun, cara menentukan PPh Pasal 21 sebulan.

a. Penentuan penghasilan bruto sebulan

PT.X menentukan jumlah penghasilan bruto sebulan diterima

atau diperoleh sebulan yakni dari gaji pokok ditambah dengan

tunjangan pangan, tunjangan transport dan tunjangan struktural.

Penghasilan bruto diperoleh dari penghasilan teratur berupa gaji dan

tunjangan. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009

Pasal 5 menyatakan bahwa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

berupa penghasilan bersifat teratur maupun tidak teratur. Pengertian

Penghasilan yang bersifat teratur berdasarkan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 1 yaitu penghasilan bagi

pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan, dan

imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk uang

lembur. Cara penentuan penghasilan bruto sebulan yang dilakukan

PT.X sudah mengacu dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

b. Penentuan penghasilan neto sebulan

PT.X menentukan jumlah penghasilan neto dengan cara

mengurangi jumlah penghasilan bruto dengan pengurang penghasilan

yaitu biaya jabatan. Biaya jabatan yang dikenakan sebesar 5% dari

penghasilan bruto, dengan jumlah maksimal Rp6.000.000,00 (enam

juta rupiah) setahun atau Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)

sebulan.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009

Pasal 10 ayat (3) menyatakan besarnya penghasilan neto bagi pegawai

tetap yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh penghasilan bruto

dikurangi dengan biaya jabatan sebesar 5% (lima persen) dari

penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah) sebulan atau Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun; serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana

pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau

badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang

dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan

Menteri Keuangan. Berdasarkan cara penghitungan yang dilakukan

PT.X dapat disimpulkan bahwa PT.X sudah mengacu dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

c. Penentuan Penghasilan neto setahun

PT.X menentukan penghasilan neto setahun yakni penghasilan

neto sebulan dikalikan 12 (bulan). Penentuan penghasilan neto setahun

menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009

menyatakan bahwa jumlah penghasilan teratur dalam 1 (bulan)

dikalikan 12. Berdasarkan cara penentuan penghasilan neto setahun

yang dilakukan PT.X dapat disimpulkan bahwa PT. X sudah mengacu

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

d. Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun

PT.X menentukan penghasilan Kena Pajak yakni penghasilan

neto setahun dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Jumlah PKP dibulatkan dalam ribuan penuh. Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 Pasal 17 ayat (4) menyatakan

bahwa jumlah PKP sebagai dasar penerapan tarif Pasal 17 ayat (1)

huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan dibulatkan ke bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

hingga ribuan penuh. Besarnya PTKP sesuai dengan kriteria masing-

masing pegawai. Berdasarkan penentuan PKP yang dilakukan PT.X

dapat disimpulkan bahwa PT. X sudah mengacu dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

e. Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun

PT.X menentuan PPh Pasal 21 terutang setahun yakni jumlah

penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif PPh Pasal 21 terutang

bagi pegawai tetap yang mempunyai NPWP diperoleh dengan

mengalikan PKP dengan tarif pasal 17 Undang-Undang Pajak

Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008. Penentuan PPh Pasal 21 terutang

setahun yang dilakukan PT.X sudah mengacu dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009.

f. Penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan

PT.X menentukan PPh Pasal 21 terutang sebulan diperoleh dari

PPh Pasal 21 terutang setahun dibagi 12. Penentuan PPh Pasal 21

terutang sebulan menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-

31/PJ/2009 Pasal 14 ayat 3 yakni atas penghasilan yang bersifat teratur

adalah sebesar Pajak Penghasilan terutang atas jumlah penghasilan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibagi 12 (dua belas).

Berdasarkan cara penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan yang

dilakukan PT.X dapat disimpulkan bahwa PT.X sudah mengacu

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

2. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap atas Penghasilan

Tidak Teratur

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang pegawai tetap atas

penghasilan tidak teratur terdiri dari beberapa langkah, antara lain:

menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur ditambah penghasilan

tidak teratur, menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur, dan

menentukan dengan menselisihkan antara PPh Pasal 21 atas penghasilan

teratur dan tidak teratur dengan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur.

a. PT.X dalam menentukan jumlah penghasilan bruto atas penghasilan

teratur dan tidak teratur.

Penentuan penghasilan bruto atas penghasilan teratur dan tidak

teratur menurut PT. X yaitu dengan menjumlahkan penghasilan teratur

yang diterima pegawai tetap berupa gaji dan tunjangan dengan

penghasilan tidak teratur yang diterima pegawai berupa THR dan

bonus. Penentuan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan

tidak teratur terdiri dari beberapa langkah, yaitu: cara menentukan

penghasilan bruto sebulan, cara menentukan penghasilan neto sebulan,

cara menentukan penghasilan neto setahun, cara menentukan

Penghasilan Kena Pajak setahun. Cara penentuan penghasilan bruto

sebulan atas penghasilan tidak teratur yang dilakukan PT.X belum

mengacu dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

dikarenakan PT.X dalam memasukkan komponen Bonus didalam

penghasilan tidak teratur, namun menurut Undang-Undang yang

berlaku Bonus yang dimaksud oleh PT. X seharusnya dimasukkan

dalam penghasilan teratur karena Bonus tersebut diterima oleh

pegawai secara periodik.

b. PT.X dalam menentukan jumlah penghasilan tidak teratur

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak

teratur yang dilakukan PT.X diperoleh dengan mengurangkan PPh

Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur

dengan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur. Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 menyatakan bahwa

PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak teratur adalah sebesar

selisih antara PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan

penghasilan tidak teratur dengan PPh Pasal 21 terutang atas

penghasilan teratur. PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak

teratur yang dilakukan oleh PT. X belum mengacu dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan, hal ini dikarenakan PT. X dalam

memasukkan komponen Bonus dipenghasilan tidak teratur, namun

menurut Undang-Undang yang berlaku Bonus yang dimaksud oleh

PT. X seharusnya dimasukkan dalam penghasilan teratur karena

Bonus tersebut diterima oleh pegawai secara periodik dan hasil yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

diperoleh pun berbeda karena PT. X tidak tepat dalam memasukkan

komponen Bonus tersebut.

3. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tidak Tetap

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang pegawai tidak tetap

terdiri dari beberapa langkah, yaitu: menentukan jumlah upah/uang saku

harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam

sehari; menentukan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang

diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum

melebihi Rp1.320.000,00; menentukan jumlah upah kumulatif yang

diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah

melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00.

a. PT. X dalam menentukan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata

upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari untuk

pegawai tidak tetap adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh

pegawai tidak tetap melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu)

dalam sehari. Berdasarkan penentuan jumlah upah/uang saku harian,

atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam

sehari yang dilakukan PT. X sudah mengacu dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

b. PT. X dalam menentukan jumlah upah/uang saku harian atau rata-rata

upah/uang saku harian yang telah melebihi Rp150.000,00 dan

sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan

kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 adalah

apabila upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian

telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang

diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan

belum melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh Pasal 21 yang dipotong

adalah sebesar upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian setelah dikurangi Rp150.000,00 dikalikan 5%. Berdasarkan

penentuan jumlah upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku

harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif

yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan

belum melebihi Rp1.320.000,00 yang dilakukan PT. X sudah mengacu

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

c. PT. X dalam menentukan jumlah upah kumulatif yang diterima atau

diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 adalah PPh Pasal 21

yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian atau rata-

rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari dikalikan

5%. Berdasarkan penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima atau

diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 yang dilakukan PT.X

sudah mengacu dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka:

1. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk pegawai tetap atas

penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.

a. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk pegawai tetap atas

penghasilan teratur yang dilakukan oleh PT.X sudah mengacu

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku,

yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/ PJ/ 2009.

Langkah-langkah penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

meliputi penentuan penghasilan bruto, penentuan penghasilan neto

sebulan, penentuan penghasilan neto setahun, penentuan

penghasilan kena pajak, penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun,

dan penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan telah mengacu pada

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

b. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk pegawai tetap atas

penghasilan tidak teratur yang dilakukan oleh PT.X belum

mengacu dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku, yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/ PJ/

2009. Hal ini dikarenakan PT. X dalam menentukan komponen

Bonus dimasukkan dalam penghasilan tidak teratur, namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

menurut Undang-Undang yang berlaku seharusnya Bonus yang

dimaksudkan oleh PT. X dimasukkan dalam penghasilan teratur

karena Bonus tersebut bersifat periodik.

2. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tidak tetap

yang dilakukan oleh PT.X telah mengacu pada Peraturan Perundang-

Undangan Perpajakan yang berlaku yaitu Peraturan Direktur Jenderal

Pajak Nomor Per-31/ PJ/ 2009. Langkah-langkah penghitungan Pajak

Penghasilan Pasal 21 yang meliputi penentuan jumlah upah/uang saku

harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh

dalam sehari; penentuan upah/uang saku harian atau rata-rata

upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang

jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender

yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00; penentuan jumlah

upah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender

yang bersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari

Rp6.000.000,00 yang dilakukan telah mengacu pada Peraturan

Perundang-Undangan Perpajakan.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data yang didapatkan

tidak lengkap, khususnya data mengenai slip gaji pegawai yang seharusnya

dilampirkan sebagai bukti penerimaan gaji yang dibuat oleh perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

C. Saran

Beberapa saran yang diharapkan akan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

evaluasi dalam melakukan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

terutang pegawai tetap dan pegawai tidak tetap untuk memperkecil

terjadinya kesalahan penghitungan atau kesalahan memasukkan

komponen.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat mencari tempat penelitian yang bersedia

memberikan data yang lengkap untuk dilakukannya penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pajak. Peraturan DirJen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi

Direktorat Jendral Pajak. Peraturan DirJen Pajak Nomor 57/PJ/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi

Lasmana, Mienati Somya.& Budi Setiorahardjo.2010. Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.

Prabowo, Yusdianto.2004.Akuntansi Perpajakan. (ed. 1). Yogyakarta: BPFE.

Redaksi Nuansa Aulia.2007. Himpunan Peraturan Perundangan-undangan Republik Indonesia Tentang Perpajakan UU No.28. Bandung: Nuansa Aulia.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja pada Kategori Usaha Tertentu

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilansehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi

Republik Indonesia. Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Supramono, & Theresia Woro Damayanti. 2009. Perpajakan Indonesia: Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta: Andi Offset.

Waluyo. 2009. Perpajakan Indonesia. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI