akuntansi perpajakan
DESCRIPTION
Metode menjurnal dan contoh soal menjurnal setelah menghitung pajak.TRANSCRIPT
AKUNTANSI PAJAK
(TAX ACCOUNTING)
DISUSUN OLEH IBNU SINA AZLY
2010031224
I. PENGERTIAN Akuntansi : Proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan pelaporan keuangan suatu organisasi /perusahaan yang terdiri dari neraca, L/R, dan perubahan modal
Pajak : Iuran dari rakyat kepada negara (yang dapat dipaksakan) berdasarkan UU dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra prestasi) secara langsung dari pemerintah kepada individu yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
Akuntansi Pajak : Suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan keuangan suatu organisasi /perusahaan dalam suatu periode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
II. TUJUAN AKUNTANSI KOMERSIAL DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN
AKUNTANSI KOMERSIAL AKUNTANSI PERPAJAKAN
Menyediakan laporan dan informasi keuangan serta
informasi lain kepada misalnya pimpinan
perusahaan, pemegang saham dll.
•Untuk dapat menyajikan informasi perpajak yang cepat, tepat dan lengkap kepada administrasi pajak. Penyajian itu sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan (Tax Compliance)•Penyajian Akuntansi perpajakan (metode, prosedur, dan teknik pembukuan) sangat dipengaruhi oleh hukum pajak.•Hukum pajak meliputi Undang-Undang Pajak, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri dan Keputusan Direktur Jendral Pajak.
III. CIRI KUALITATIF PELAPORAN KEUANGAN PERPAJAKAN
Ciri Kualitatif Informasi Pelaporan Perpajakan =
Ciri Kualitatif Informasi Keuangan
RELEVAN DAPAT DIPAHAMI
KEANDALANDAPAT
DIBANDINGKAN
IV. PEMBUKUAN / PENCATATAN PERPAJAKAN
A. ARTI PENTING 1) Mempermudah pengisian Surat Pemberitahuan (SPT)2) Mempermudah perhitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) (atau Dasar Pengenaan Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai) 3) Penyajian informasi tentang posisi finansial dan hasil usaha (pekerjaan bebas wajib pajak) untuk bahan analisis maupun pengambilan keputusan.
B. KEWAJIBAN PEMBUKUAN / PENCATATAN1) WP Orang Pribadi (OP) dan WP Badan yang
melakukan kegiatan usaha di Indonesia. 2) WP OP yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia menurut ketentuan perundang-undangan diperbolehkan menghitung Penghasilan Netto dan WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha, dikecualikan dari
kewajiban Pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan.3) Pembukuan / Pencatatan harus :
- Diselenggarakan dengan itikad baik di Wilayah NKRI, dengan prinsip taat
azas dan dengan metode Akuntansi Accrual Basis atau Cash Basis.Accrual Basis : Pencatatan/pembukuan dilakukan saat terjadi transaksi sekalipun belum dilakukan pembayaran.
Cash Basis : Pencatatan/pembukuan yang diakui pada saat pembayaran secara tunai
- Terdiri dari catatan Harga, Kewajiban/Hutang, Modal,
Penghasilan dan Biaya serta Penjualan dan Pembelian.
- Tutup Buku setiap akhir tahun dengan membuat Laporan
Laba/Rugi, berdasarkan Neraca Pembukuan yang taat Azas (Konsisten).
- Menggunakan Huruf latin dan angka Arab.
- Menggunakan satuan mata uang Rupiah atau mata uang asing yang diizinkan oleh MenKeu.
Notes : Perubahan atas metode pembukuan harus disetujui oleh Dirjen Pajak, Pembukuan beserta Dokumen-dokumen pendukungnya harus disimpan selama 10 tahun
4) Sanksi Tidak Memenuhi Kewajiban Pembukuan.
a. Tidak mengadakan pembukuan/pencatatan, pajak yang terutang kenaikan 100%, khusus untuk PPh Pasal 29 di tambah kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen)
b. Dengan sengaja :
1. Pemalsuan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain atau di palsukan seolah-
olah benar.
2. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.
3. Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya.
Dipidana dengan penjara selama-lamanya 6 tahun dan denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali jumlah pajak yang kurang atau tidak dibayar.
C. LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKALLAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL
LAPORAN KEUANGAN FISKAL
Dibuat/disajikan berdasarkan Prinsip-prinsip Akuntansi Keuangan atau Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum
Dibuat/disajikan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
PERBEDAAN DASAR
PEMBUATAN L/K KOMERSIAL DGN
L/K FISKAL
BEDA TETAP
BEDA WAKTU
REKONSILIASI FISKAL
Permanent Different (Beda Tetap) : Perbedaan pengakuan antara laporan keuangan komersial (LKK), terhadap pengakuan biaya (beban) maupun pengakuan penghasilan (pendapatan). Contoh : sumbangan, kepentingan pribadi, sanksi administrasi, dll
Timing Different (Beda Waktu) : Perbedaan pengakuan antara laporan keuangan komersial (LKK) secara temporer (beda waktu) terhadap pengakuan biaya (beban) maupun pengakuan penghasilan. Contoh : biaya penyusutan untuk aktiva tetap dan amortisasi untuk aktiva tetap tidak berwujud.
PERBEDAA
N
BEDA TETAP
BEDA WAKTU
Sanksi Administrasi Perpajakan
Sumbangan
Penyusutan Penilaian Inventory Penyisihan Kerugian
Piutang
AKUNTANSI PAJAK
Biaya Non Deductible
Expense
Penghasilan Bukan Objek Pajak
Bukan
Penghasilan
Penghasilan
Bukan Biaya Deductible Expense
1. PENGERTIAN REKONSILIASI FISKAL Adalah Koreksi – koreksi terhadap perkiraan – perkiraan (Akun-akun) yang terdapat pada L/K Komersial.
2. JENIS REKONSILIASI FISKALa) Koreksi Fiskal Positif (+)
Koreksi Fiskal Pengurangan terhadap Beban/Biaya dan atau Penambahan Penghasilan.b) Koreksi Fiskal Negatif (-)
Koreksi Fiskal Penambahan Beban/Biaya dan atau Pengurangan Penghasilan.
Mengurangi Laba/Penghasilan Kena Pajak (PKP)
3. SKEMATIS PROSES PENYUSUNAN L/K FISKAL
Dok.Dasar
Jurnal Buku Besar
Dicocokan
Buku Tambahan
Neraca Percobaan
Laporan Keuangan Komersial
Rekonsiliasi
Laporan Keuangan
Fiskal
Dasar Pengisian
SPT
A. PENGHASILAN
PENGHASILAN
1. Penghasilan yang bukan merupakan objek PPh
•Tidak diakui fiskal / dikoreksi fiskal ( - )•Contoh: sumbangan, hibah, bantuan, zakat, infaq
2. Penghasilan merupakan objek PPh
a. Bersifat final b. Bersifat tidak final
•Tidak diakui fiskal / dikoreksi fiskal ( - )•Contoh: bunga deposito, bunga tabungan, sertifikat BI, sewa tanah
•Diakui fiskal / tidak dikoreksi fiskal ( + )•Dapat dikreditkan•Contoh: deviden
B. BIAYA/BEBAN
BIAYA / BEBAN
1. Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (Deductible
Expenses/DE)
• Diakui fiskal / tidak dikoreksi fiskal ( - )• Contoh: biaya gaji
karyawan
2. Biaya-biaya yang tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto (Non
Deductible Expenses/NDE)
• Tidak diakui fiskal / dikoreksi fiskal ( + )• Contoh: biaya sanksi
administrasi pajak, biaya perjalanan dinas
4. FORMAT REKONSILIASI FISKAL
Keterangan : - LKK = Laporan Keuangan Komersial, LKF = Laporan Keuangan
Fiskal- Koreksi Fiskal Positif adalah Koreksi yang mengakibatkan
bertambahnya penghasilan/pendapatan - Koreksi Fiskal Negatif adalah Koreksi yang mengakibatkan
berkurang penghasilan/pendapatan
PT.ABCREKONSILIASI FISKAL PER 31 DESEMBER
2006No. Akun
Akun/Perkiraa
n
LKK Koreksi Fiskal LKF
(+) (-)
Ket
V. PEMBUKUAN AKUN-AKUN PAJAK 1. Pajak Penghasilan Karyawan (PPh Pasal 21)
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri.a. Jurnal pada saat pembayaran gaji dan pemotongan
PPh pasal 21 sbb:
Beban gaji XXX
PPh pasal 21 XXXKas/Bank XXX
b. Jurnal pada saat pembayaran/penyetoran PPh pasal 21 ke Kas Negara sbb:
PPh pasal 21 XXXKas/Bank XXX
Contoh soal :PT. ABC membayar gaji karyawan sebesar Rp.20.000.000 dan memotong PPh pasal 21 sebesar Rp.600.000Diminta : buatlah jurnalnya!
Jawab : Beban gaji Rp.20.000.000
PPh pasal 21 Rp. 600.000
Kas Rp. 19.400.000
2. Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22)adalah PPh yang dipungut oleh:
Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang
Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain
a. Jurnal pada saat Pembelian Barang Import dan Pembayaran PPh Pasal 22 sbb:
Pembelian Barang Impor XXXPPh Pasal 22 XXX
Kas/Bank XXX
b. Jurnal pada saat Penjualan Barang kepada Instansi pemerintah/Badan- badan Pemerintah sbb:
Kas/Piutang XXXPPh Pasal 22 XXX
Penjualan XXX
c. Jurnal pada saat Penjualan Barang Hasil Industri yang dilakukan oleh Pabrikan kepada Distributor Utama sbb:
Kas/Piutang XXXPPh Pasal 22 XXXPenjualan XXX
d. Jurnal pada saat Pembelian Barang Hasil Industri oleh Distributor Utama sbb:
Pembelian XXXPPh Pasal 22 XXX
Kas/Utang XXX
Contoh soal: (Pembelian Barang Import dan Pembayaran PPh Pasal 22 )PT. Importindo mengimport barang dari Prancis berupa pakaian bayi, dengan nilai import Rp.200.000.000, PPh pasal 22 : 2,5%, dan PPN atas import barang 10% dibayar secara tunai.
Diminta: Buatlah jurnalnya!
Jawab: PPh Pasal 22 (Rp.200.000.000 x 2,5%) = Rp.5.000.000PPN 10% (Rp.200.000.000 x 10%) = Rp.20.000.000
Pembelian Barang Impor Rp.200.000.000PPh Pasal 22 Rp. 5.000.000PPN 10% Rp. 20.000.000
Kas/Bank Rp.225.000.000
Contoh soal : (Penjualan Barang kepada Instansi pemerintah/Badan-badan Pemerintah)PT. Rekanan Idaman sebagai salah satu rekanan instansi pemerintah menjual barang dengan harga Rp.110.000.000 (termasuk PPN) atas transaksi tersebut dipungut oleh bendaharawan pemerintah pajak berupa PPN 10%, dan PPh Pasal 22 : 1,5%, pembayaran dilakukan secara tunai.
Diminta: Buatlah jurnal transaksi tersebut jika dalam pembayaran tunai dan pembayaran kredit!
Jawab: (Pembayaran Tunai)PPN Keluar 10% =Rp.10.000.000PPh Pasal 22 (1,5%xRp.100juta) =Rp. 1.500.000 + Rp.11.500.000Kas = Rp.110juta – Rp.11.500.000 =Rp.98.500.000
Kas Rp.98.500.000PPh Pasal 22 Rp. 1.500.000PPN Keluar Rp.10.000.000Penjualan Rp.100.000.000PPN Rp. 10.000.000
Jawab: (Pembayaran Kredit)Pada saat transaksi penjualanPiutang Rp.110.000.000
PenjualanRp.100.000.000
PPN Keluar Rp. 10.000.000Pada saat pembayaran Kas Rp.98.500.000PPh Pasal 22 Rp. 1.500.000PPN Keluar Rp.10.000.000
Piutang Rp.110.000.000
Contoh soal : (Penjualan / Pembelian Barang Hasil Industri yang dilakukan oleh Pabrikan kepada Distributor UtamaPT. Toyota Astra Motor (TAM) menjual 10 unit Toyota Kijang @Rp.100.000.000, PPN 10%, PPnBM 25%, PPh pasal 22 0,45%, kepada distributor utama PT. Astra International pembayaran dilakukan secara tunai.
Diminta : Buatlah jurnal bagi transaksi tsb!a. Jurnal bagi pihak penjual b. Jurnal bagi pihak pembeli
Jawab : a. Jurnal bagi pihak penjual
PT. Toyota Astra Motor (TAM) Kas Rp.1.354.500.000 PPh Pasal 22 Rp 4.500.000
Penjualan Rp.1.000.000.000PPN Keluar Rp. 100.000.000 PPnBM Keluar Rp. 250.000.000
b. Jurnal bagi pihak pembeli PT. Astra International Pembelian
Rp.1.000.000.000PPN Masukan 10% Rp.
100.000.000PPh Pasal 22 Rp.
4.500.000PPnBM 25% Rp.
250.000.000Kas
Rp.1.354.500.000
3. Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23)adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.Contoh: Deviden
Deviden
DEVIDEN
2. Badan
a. Penyetoran modal minimal 25% dari
modal yang disetor maka deviden yang
diperoleh bukan objek PPh
b. Penyetoran modal kurang dari 25% dari modal yang
disetor maka deviden tersebut
memperoleh objek PPh pasal 23, tarif
15 %
1. Orang Pribadi
PPh Pasal 4 ayat 2, tarif
10%, bersifat final
PPh yang bersifat final dan tidak final
PPh
2. Bersifat tidak final
a. Penghasilan-penghasilan yang dikenakan final, penghasilan dikoreksi fiskal positif ( + )
b. Semua biaya yang penghasilannya tidak dikenakan PPh final, berarti biayanya dikoreksi fiskal negatif( - )
c. PPh yang tidak dikenakan PPh final, dapat dikreditkan / dikurangkan dengan PPh yang terutang pada akhir tahun pajak yang bersangkutan
1. Bersifat final (Pasal.4(2))
a. Penghasilan-penghasilan yang tidak dikenakan final, penghasilan dikoreksi fiskal negatif ( - )
b. Semua biaya yang penghasilannya dikenakan PPh final, berarti biayanya dikoreksi fiskal positif ( + )
c. PPh yang dikenakan PPh final, tidak dapat dikreditkan / dikurangkan dengan PPh yang terutang pada akhir tahun pajak yang bersangkutan
a. (atas Penghasilan Bunga, Sewa, Royalty, Deviden dan Jasa-jasa)
Jurnal pada saat memperoleh penghasilan bunga, sewa, royalty, deviden dan jasa – jasa serta dipotong PPh Pasal 23 sbb :
Kas XXXPPh Pasal 23 XXX
Pendapatan B/S/R/D/J XXX
b. (atas Pembayaran Bunga, Sewa, Royalty, dan Jasa-jasa)Biaya/Beban B/S/R/D/JXXX
PPh Pasal 23 XXXKas/Bank XXX
Contoh soal: (Badan) PT. ABC memperoleh deviden dari PT.XYZ sebesar Rp.100.000.000 dipotong PPh pasal 23 sebesar 15% (penyetoran modalnya besarnya 20% dari modal yang disetor).
Diminta : Buatlah jurnal dari transaksi tsb!a. Jurnal atas perolehan devidenb. Jurnal atas pembayaran devidenJawab: a. Jurnal pada saat memperoleh deviden Kas Rp.85.000.000PPh Pasal 23 15% Rp.15.000.000Pendapatan Deviden Rp.100.000.000b. Jurnal atas pembayaran devidenBiaya/Beban Deviden Rp.100.000.000PPh Pasal 23 Rp. 15.000.000Kas/Bank Rp. 85.000.000
Contoh soal: (Orang Pribadi)Pak Gendeng memperoleh deviden sebesar
Rp.10.000.000 dari PT.XYZ dan dipotong PPh pasal 4 (2) sebesar 10%.
Diminta: Buatlah jurnal! a. Pada saat memperoleh devidenb. atas pembayaran deviden
Jawab: a. Jurnal pada saat memperoleh devidenKas Rp.9.000.000PPh Pasal 4 (2) Rp.1.000.000
Pendapatan Deviden Rp.10.000.000b. Jurnal atas pembayaran deviden
Biaya/Beban Deviden Rp.10.000.000PPh Pasal 4 (2) Rp.1.000.000Kas Rp.9.000.000
4. Pajak Penghasilan Pasal 24 (PPh Pasal 24)PPh pasal 24 adalah penghasilan yang diperoleh wajib pajak dalam negeri, yang dapat dikreditkan / dikurangkan terhadap PPh yang terhutang pada akhir tahun pajak bersangkutan sesuai dengan batas maksimum kredit pajak luar negeri yang diperkenankan (PPh pasal 24).Jurnal pada saat memperoleh penghasilan di luar negeri dan dipotong pajak diluar negeri :Kas XXXPPh Luar Negeri XXX
Pendapatan Luar Negeri XXX
Contoh soal: PT. Cemara memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sbb:1. Penghasilan dari luar negeri Rp.5.000.000.000, dengan tarif pajak sebesar 40%2. Penghasilan usaha di Indonesia Rp.3.000.000.000 Diminta: Tentukan batas maksimum kredit pajak luar negeri dan buatlah jurnalnya!
a. Jurnal saat memperoleh penghasilan dan dipotong pajak luar negeri
b. Jurnal pada saat pengakuan c. Jurnal pada saat pengkreditand. Jurnal pada saat disetor
Jawab:Total penghasilan neto : Rp.5.000.000.000 Rp.3.000.000.000 + Rp.8.000.000.000
Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah dari 3 unsur/perhitungan berikut:1. PPh terhutang atau dibayar diluar negeri adalah : 40%xRp.5.000.000.000 = Rp.2.000.000.0002. PPh terhutang :Rp.8.000.000.000x28% = Rp.2.240.000.0003. (Rp.5.000.000.000 : Rp.8.000.000.000) x Rp. 2.240.000.000 = Rp.1.400.000.000
Maka kredit pajak yang diperkenankan adalah sebesar Rp.1.400.000.000
a. Jurnal saat memperoleh penghasilan di luar negeri dan dipotong pajak luar negeriKas Rp.3.600.000.000PPh Luar Negeri Rp.1.400.000.000 Pendapatan Luar Negeri Rp.5.000.000.000
b. Jurnal pada saat pengakuan PPh Pasal 24 Rp.1.400.000.000Biaya PPh LN Rp. 600.000.000
PPh LN Rp.2.000.000.000 c. Jurnal pada saat pengkreditan
PPh terhutang Rp.2.240.000.000PPh Pasal 24
Rp.1.400.000.000PPh KB(Pasal 29) Rp. 840.000.000
d. Jurnal pada saat disetor PPh KB(Pasal 29) Rp. 840.000.000
Kas Rp.840.000.000
5. Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) (Angsuran PPh setiap bulan)
adalah pajak penghasilan setiap bulang yang dibayar sendiri oleh wajib pajak baik orang pribadi (OP) maupun badan.
PPh Pasal 25 untuk tahun berikutnya.atau 1/12 x PPh yang masih harus dibayar sendiri
1/12 x (PPh yang terhutang tahun lalu – Kredit pajak)
Jurnal pada saat pembayaran PPh Pasal 25 ke kas negaraPPh Pasal 25 XXX
Kas/Bank XXX
Contoh soal: PT. XYZ membayar angsuran PPh (PPh pasal 25) dalam bulan Januari 2012 sebesar Rp.10.000.000
Diminta : Buatlah jurnalnya!
Jawab: Jurnal pada saat pembayaran PPh
Pasal 25 ke kas negara:PPh Pasal 25 Rp.10.000.000
Kas Rp.10.000.000
6. Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh Pasal 26) (WP Luar Negeri)adalah Wajib pajak luar negeri (orang pribadi maupun badan) selain Bentuk Usaha Tetap yang menerima atau memperoleh penghasilan. a. Jurnal pada saat membayar gaji dan
memotong PPh pasal 26 adalah sbb:Beban/Biaya gaji XXX
PPh pasal 26 XXXKas/Bank XXX
b. Jurnal pada saat menyetor PPh pasal 26 ke kas Negara adalah sbb:PPh pasal 26 XXX
Kas XXX
Contoh soal: PT. Rindu menanti membayar gaji pegawai/karyawan luar negeri atau expatriat sebesat Rp.50.000.000.000 dan memotong PPh pasal 26 sebesar 20%.
Diminta: Buatlah Jurnalnya!a. Pada saat membayar gaji b. Pada saat menyetor
Jawab: a. Jurnal pada saat membayar gaji dan memotong
PPh pasal 26:Beban/Biaya Gaji Rp.50.000.000 PPh Pasal 26 Rp.10.000.000
b. Jurnal pada saat menyetor PPh Pasal 26 ke kas negara:
PPh Pasal 26 Rp.10.000.000Kas Rp.10.000.000
7. Pengkreditan Pajak Penghasilan pada dibayar dimuka (Prepaid Tax) dengan PPh Badan/Orang Pribadi pada Akhir Tahun yaitu pembayaran pajak kepada kas negara sesuai dengan ketentuan perpajakan dan akan diperhitungkan sebagai unsur pengurang (kredit pajak) terhadap kewajiban pajak terhutang perusahaan.Jurnal pada saat Pengkreditan Akhir Tahun dengan PPh Badan/Orang Pribadi:PPh Badan/OP XXX
PPh Pasal 21/22/23/24/25XXX
PPh KB (Pasal 29)XXX
Contoh soal:PT.ABC dalam tahun 2011 mempunyai data-data sbb:- PPh yang terhutang Rp.100.000.000- Kredit pajak (pajak dibayar dimuka)
*PPh Pasal 22 Rp. 2.000.000*PPh Pasal 23 Rp. 3.000.000*PPh Pasal 24 Rp. 4.000.000*PPh Pasal 25 Rp.80.000.000
Diminta: Buatlah jurnal!a. Pada saat pengkreditan pembayaran pajak terhutangb. Pada saat penyetoran kurang bayar (pasal 29) ke kas negara
Jawab: a. Jurnal pada saat Pengkreditan Akhir Tahun
dengan PPh Badan/Orang Pribadi:PPh Badan Rp.100.000.000
PPh Pasal 21/22/23/24/25 Rp.89.000.000
PPh KB (Pasal 29) Rp.11.000.000
b. Jurnal pada saat penyetoran ke kas negara
PPh KB (Pasal 29) Rp. 11.000.000Kas
Rp.11.000.000
8. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN)adalah pajak yang dikenakan atas setiap pembelian Barang Kena Pajak dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak baik di dalam wilayah Indonesia maupun dari luar daerah Pabean.a. Metode Fisik (Physical)
1) Jurnal pada saat Pembelian Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena pajak (JKP)
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) sbb: Pembelian XXXPPN Masukan XXX
Kas XXX2) Jurnal pada saat Penjualan BKP/JKP oleh PKP
Kas XXXPenjualan XXXPPN Keluaran XXX
3) Jurnal pada saat pengkreditan PPN Masukan dengan PPN
Keluaran oleh KP pada Akhir Bulan (Masa Pajak)sbb:
PPN Keluaran XXXPPN Masukan
XXXPPN Kurang
Bayar XXX(Jika PPN Kurang Bayar (KB),
harus dibayar KB ke kas Negara)
4) PPN Keluaran XXX PPN Lebih Bayar XXX
PPN Masukan XXX
(Jika PPN Lebih Bayar(LB), dapat di kompensasi/Restitusi)
5) Jurnal pada saat pembayaran PPN ke Kas Negara PPN Kurang Bayar XXX
Kas XXX6) Jurnal pada saat penerimaan
PPN Lebih Bayar dari Kas Negara (Restitusi)
Kas XXXPPN Lebih
Bayar XXX7) Pada saat PPN lebih bayar
dikompensasi/diperhitungkan dgn PPN masa/periode berikutnya:
PPN Masukan XXXPPN Lebih
bayar XXX
b. Metode Perpetual :1) Jurnal untuk transaksi pembelian :
Persediaan XXX PPN Masukan XXX
Kas/Utang XXX2) Jurnal untuk transaksi Pembelian Barang
Modal (contoh mesin)Mesin XXXPPN Masukan XXX
Kas/Utang XXX3) Jurnal untuk transaksi Penjualan BKP/JKP
adalah sbb:Kas/Piutang XXXHarga Pokok XXX
Penjualan XXXPPN Masukan XXXPersediaan XXX
Seandainya pembeli mengembalikan barangnya maka retur penjualan tersebut akan dijurnal sbb: a. Metode Physical untuk Retur Penjualan
Penjualan XXXPPN Keluaran XXXKas/Piutang XXX
b. Metode Perpetual untuk Retur Penjualan Jika menggunakan metode perpetual,
Jurnal diatas akan ditambah jurnal berikut ini:
Persediaan XXXHarga Pokok XXX
Catatan: Untuk setiap Retur Penjualan harus dilengkapi dengan Nota Retur dan ditandatangani oleh
Pembeli
Contoh soal: PT.XYZ sebagai pengusaha kena pajak (PKP) melakukan
pembelian BKP sebesar Rp.100.000.000, PP 10% secara tunai.Diminta: Buatlah jurnalnya dgn metode fisik!
a. Pada saat Pembelian b. Pada saat Penjualan
Jawab:a. Jurnal pada saat Pembelian Barang Kena Pajak (BKP)
Pembelian Rp.110.000.000PPN Masukan Rp. 10.450.000
Kas Rp.114.950.000Pot.Pembelian 5% Rp. 500.000
b. Jurnal pada saat Penjualan BKPKas Rp.114.950.000Pot.Pembelian 5% Rp. 5.500.000
Penjualan Rp.110.000.000PPN Keluaran Rp. 10.450.000
Ket: Harga : Rp.110.000.000Diskon: Rp. 5.500.000 _DPP : Rp.104.500.000PPN 10%: Rp. 10.450.000 +Harga+PPN :Rp.114.950.000
10. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang di daerah pabean yang berdasarkan keputusan Menkeu tergolong barang mewah. a. Jurnal pada saat Pembelian Barang Mewah oleh PKP (BM) sbb:Pembelian XXXEx. PPn BM Masukan XXXKas XXXb. Jurnal pada saat Penjualan Barang Mewah oleh PKP (BM) sbb:Kas XXXPenjualan XXXEx. PPnBM Keluaran XXXc. Jurnal pada saat Pengkreditan PPN BM Masukan dengan PPN BM Keluaran pada akhir bulan (Masa Pajak) sbb:Ex.PPN BM Keluaran XXX Ex.PPN BM Masukan XXX
11. Penyusutan/Amortisasi Pengertian Penyusutan adalah merupakan konsep alokasi aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Contoh aktiva tetap berwujud: Gedung, Mobil, Peralatan dllPengertian Amortisasi adalah aktiva tetap tidak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Contoh aktiva tidak berwujud: hak paten, hak intelektual, hak cipta.
Jurnal pada saat pembebanan biaya penyusutan/amortisasi Biaya penyusutan/amortisasi XXX
Akumulasi penyusutan/amortisasi XXX
Penghitungan biaya penyusutan: Garis Lurus:Harga Perolehan atau HP x %TP(tarif
pajak) Masa Manfaat Saldo Menurun:HP – Ak.Penyusutan atau NSB x %TP Masa Manfaat
Contoh soal: PT. ABC mempunyai data sebagai
berikut:Jenis aktiva
Tgl. Perolehan
Harga Perolehan
Umur usia/MM
MP NSB Kelompok
Kendaraan operasional
1-1-2011
200juta 5 tahun
G/L 50 juta 2
Diminta : 1) Berapa besarnya biaya penyusutan mobil menurut komersial/akuntansi thn 2011?
2) Berapa besarnya biaya penyusutan mobil menurut fiskal/pajak thn 2011?
3) Berapa besarnya koreksi fiskal dan koreksi positif/negatif? Jelaskan!
4) Buatlah jurnal atas bunga penyusutan mobil tahun 2011 tsb?
1) 200juta – 50juta = 30juta (Menurut akuntansi)
52) 200juta = 25juta (Menurut
Pajak/Fiskal)
8 _3) 5juta
Karena mengurangi biaya sehingga dikoreksi fiskal positif ( + )/menambah laba
4) Jurnal (yang dipakai biaya penyusutan komersial)
Biaya penyusutan kend.Rp.30juta
Ak.penyusutan kend.Rp.30juta