adm perpajakan

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan prinsip kemandirian. Peningkatan kesadaran masyarakat di bidang perpajakan harus ditunjang dengan iklim yang mendukung peningkatan peran aktif masyarakat serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundangundangan perpajakan. Peran serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan. Namun, dalam kenyataannya masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya. Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukkan jumlah yang semakin besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini masih belum dapat diimbangi dengan kegiatan pencairannya, namun demikian secara umum penerimaan di bidang pajak semakin meningkat. Terhadap tunggakan pajak dimaksud perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa. Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi strategis dalam peningkatan penerimaan pajak. Dengan demikian pengkajian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak sangat perlu mendapatkan perhatian. Sebagaimana 1

Upload: fidelkhasandra

Post on 12-Jun-2015

116 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adm perpajakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan sehingga

pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan

prinsip kemandirian. Peningkatan kesadaran masyarakat di bidang perpajakan harus

ditunjang dengan iklim yang mendukung peningkatan peran aktif masyarakat serta

pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan

perundangundangan perpajakan.

Peran serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak

berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan. Namun, dalam kenyataannya

masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak

sebagaimana mestinya.

Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukkan jumlah

yang semakin besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini masih belum dapat

diimbangi dengan kegiatan pencairannya, namun demikian secara umum penerimaan di

bidang pajak semakin meningkat. Terhadap tunggakan pajak dimaksud perlu

dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang

memaksa. Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi strategis

dalam peningkatan penerimaan pajak. Dengan demikian pengkajian terhadap faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak sangat perlu mendapatkan

perhatian. Sebagaimana dikemukakan di atas, di dalam sistem self assessment yang

berlaku sekarang ini maka penagihan pajak yang dilaksanakan secara konsisten dan

berkesinambungan merupakan wujud law enforcement untuk meningkatkan kepatuhan

yang menimbulkan aspek psikologis bagi Wajib Pajak.

Tindakan penagihan pajak yang selama ini dilaksanakan adalah berdasarkan pada

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Dengan undang-undang penagihan pajak yang demikian itu diharapkan dapat

memberikan penekanan yang lebih pada keseimbangan antara kepentingan masyarakat

Wajib Pajak dan kepentingan negara. Keseimbangan kepentingan dimaksud berupa

pelaksanaan hak dan kewajiban oleh kedua belah pihak yang tidak berat sebelah atau

1

Page 2: Adm perpajakan

tidak memihak, adil, serasi, dan selaras dalam wujud tata aturan yang jelas dan

sederhana serta memberikan kepastian hukum.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini dan didukung

dengan semangat reformasi, perlu kiranya dilakukan pembaharuan undang-undang

penagihan pajak, dengan dilandasi pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

1.      Memperhatikan ketentuan perundang-undangan lain, seperti Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang

Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah;

2.      Menegakkan keadilan;

3.      Memberikan perlindungan hukum, baik kepada Penanggung Pajak

maupun pihak ketiga berupa hak untuk mengajukan gugatan; dan Melaksanakan

law enforcement secara konsisten dengan berdasar pada jadwal waktu

penagihan yang telah ditentukan.

Beberapa pokok perubahan yang menjadi perhatian dalam pembaharuan

undangundang penagihan pajak ini adalah sebagai berikut:

1.      Mempertegas proses pelaksanaan penagihan pajak dengan

menambahkan ketentuan penerbitan Surat Teguran, Surat Peringatan dan surat

lain yang sejenis sebelum Surat Paksa dilaksanakan;

2.      Mempertegas jangka waktu pelaksanaan penagihan aktif;

3.      Mempertegas pengertian Penanggung Pajak yang meliputi juga

komisaris, pemegang saham, pemilik modal;

4.      Menaikkan nilai peralatan usaha yang dikecualikan dari penyitaan dalam

rangka menjaga kelangsungan usaha Penanggung Pajak;

5.      Menambah jenis barang yang penjualannya dikecualikan dari lelang;

6.      Mempertegas besarnya biaya penagihan pajak, yang didasarkan atas

prosentase tertentu dari hasil penjualan;

7.      Mempertegas bahwa pengajuan keberatan atau permohonan banding

oleh Wajib Pajak tidak menunda pembayaran dan pelaksanaan penagihan pajak;

8.      Memberi kemudahan pelaksanaan lelang dengan cara memberi batasan

nilai barang yang diumumkan tidak melalui media massa dalam rangka efisiensi;

9.      Memperjelas hak Penanggung Pajak untuk memperoleh ganti rugi dan

pemulihan nama baik dalam hal gugatannya dikabulkan; dan

2

Page 3: Adm perpajakan

10.  Mempertegas pemberian sanksi pidana kepada pihak yang sengaja

mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pelaksanaan penagihan

pajak.

3

Page 4: Adm perpajakan

B. Tujuan Penulisan Makalah

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Perpajakan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Komputer

C. Rumusan Masalah

1. Mengetahui Pengertian Penagihan Pajak ?

2. Prosedur Penagihan dengan surat paksa ?

3. Tata cara dan waktu penagiahan Pajak ?

4

Page 5: Adm perpajakan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penagihan Pajak

Kegiatan penagihan pajak dilakukan oleh bagian penagihan (seksi penagihan) di

Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Penagihan pajak adalah tindakan

penagihan yang dilaksanakan oleh fiskus atau juru sita pajak kepada penanggung pajak

tanpa menunggu jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari

semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak.

Definisi penagihan pajak menurut Soemitro (1996:17), yaitu Penagihan pajak

adalah perbuatan yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak karena Wajib Pajak tidak

mematuhi ketentuan Undang-undang pajak, khususnya mengenai pembayaran pajak

yang terutang.

Definisi lain menurut Rusdji (2004:6), yaitu Penagihan pajak adalah serangkaian

tindakan agar Wajib Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan

menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus

memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,

melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita.

Sedangkan Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang

bertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan

memenuhi kewajiban Wajib Pajakmenurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah

Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatakan Lelang, Jasa Penilai, dan

biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak.

B. Prosedur Penagihan dengan Surat Paksa

5

Page 6: Adm perpajakan

Ini merupakan cara penagihan yang terakhir dimana fiskus melalui juru sita pajak

Negara menyampaikan atau memberitahukan surat paksa, melakukan penyitaan dan

melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang milik Wajib

Pajak. Penagihan dengan surat paksa ini dikenal dengan penagihan yang “keras” dalam

rangka melakukan Law- Enforcement di bidang perpajakan. Namun langkah ini

merupakan langkahterakhir yang dilakukan oleh fiskus apabila tidak ada jalan lain yang

dapat dilakukan. Dalam pelaksanaan penagihan aktif tersebut dapat dilakukan dengan 4

tahap, yaitu:

a. Surat Paksa

Penagihan dengan surat paksa dilakukan apabila jumlah tagihan pajak tidak

atau kurang bayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran, atau sampai

dengan jatuh tempo penundaan pembayaran atau tidak memenuhi angsuran

pembayaran pajak. Apabila Wajib Pajak lalai melaksanakan kewajiban membayar

pajak dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam surat teguran maka penagihan

selanjutnya dilakukan oleh juru sita pajak.

Pengertian surat paksa telah diatur dalam Pasal 1 angka 12 Undang-undang no.

19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa yang berbunyi: Surat

paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak

Sedangkan menurut Rusdji (2005:25), yaitu surat yang diterbitkan apabila

Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa surat paksa adalah

surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak yang diterbitkan

apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh

tempo.

Surat paksa diterbitkan apabila Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak

melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo dan Penanggung

Pajak tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran atau

penundaan pembayarannya.

6

Page 7: Adm perpajakan

Sebagai surat yang mempunyai kuasa hukum yang pasif, tentu memiliki cirri-

ciri dan kriteria tersendiri. Dalam Undang-undang no. 19 tahun 2000 sebagai

perubahan atas Undang-undang no.19 tahun 1997 Pasal 7 ayat 1 menyebutkan

bahwa fisik dari surat paksa sendiri di bagian kepalanya bertuliskan “Demi

Keadilan dan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Dalam Pasal 7 ayat 2 disebutkan bahwa surat paksa sekurang-kurangnyaharus

memuat:

1) Nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak

2) Dasar penagihan

3) Besarnya utang pajak

4) Perintah untuk membayar

Selain kriteria di atas, surat paksa juga mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

1) Surat paksa langsung dapat digunakan tanpa bantuan putusan peradilan dan

tidak dapat digunakan untuk mengajukan banding

2) Mempunyai kedudukan hukum yangsama dengan grosse akte, yaitu putusan

peradilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

3) Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan biaya penagihannya

4) Dapat dilanjutkan dengan tindakan penagihan penyanderaan

Secara teori surat paksa diterbitkan setelah surat teguran atau surat peringatan

atau surat lain sejenis yang diterbitkan oleh pejabat. Pasal 8 ayat 1 menerangkan

tentang sebab-sebab penerbitan surat paksa, yaitu:

1) Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah

diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis

7

Page 8: Adm perpajakan

2) Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan

sekaligus

3) Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam

keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Surat paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada:

1) Penanggung pajak

2) Orang dewasa yang tinggal bersama ataupun bekerja di tempat usaha

penanggung pajak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapat

dijumpai

3) Salah satu ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta

peninggalannya apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan

belum dibagi

4) Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan

telah dibagi

Surat paksa terhadap badan diberitahukan oleh Jurusita Pajakkepada:

1) Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik

modal

2) Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan, apabila

Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang. Apabila utang pajak tidak

dilunasi oleh Wajib Pajak dalam jangka waktu 2×24 jam setelah surat paksa

diberitahukan, maka pejabat menerbitkan surat perintah melaksanakan

penyitaan. Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak tidak mengakibatkan

penundaan pelaksanaan Surat Paksa dan apabila Wajib Pajak dinyatakan pailit,

Surat Paksa diberitahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas atau Balai Harta

Peninggalan. Sedangkan dalam hal Wajib Pajak dinyatakan bubar atau dalam

likuidasi,Surat Paksa diberitahukan kepada orang atau badan yang dibebani

untukmelakukan pemberesan atau likuidator.

8

Page 9: Adm perpajakan

b. Surat Penyitaan

Penyitaan merupakan tindakan penagihan lebit lanjut setelah Surat Paksa.

Surat Penyitaan diterbitkan apabila utang pajak belum dilunasidalam jangka waktu

2×24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan, untuk itu maka dapat dilakukan

tindakan penyitaan atas barang-barang Wajib Pajak. Dalam penagihan pajak dengan

surat paksa, juru sita pajak berwenang melakukan penyitaan terhadap harta

kekayaan Wajib Pajak. Untuk melaksanakan penyitaan barang milik Penanggung

Pajak tersebut diperlukan suatu prosedur yang mengatur secara rinci, jelas dan

tegas yang meliputi status, nilai serta tempat penyimpanan atau penitipan barang

sitaan milik Penanggung Pajak dengan tetap memberikan perlindungan

kepentingan pihak ketiga maupun masyarakat Wajib Pajak.

Menurut Undang-undang no. 19 tahun 2000 tentang Penagihan Dengan Surat

Paksa, Penyitaan adalah tindakan juru sita pajak untuk menguasai barang dengan

penanggungan pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut

peraturan perundang-undangan.

Sedangkan penyitaan menurut Hadi (2001:4), yaitu serangkaian tindakan dari

juru sita pajak yang dibantu oleh 2 orang saksi untuk menguasai barang-barang

dari Wajib Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak sesuai dengan

perundang-undangan.

Undang-undang no.19 tahun 2000 Pasal 14 ayat 1 menjelaskan bahwa

penyitaan dapat dilaksanakan terhadap milik Wajib Pajak yang berada di tempat

tinggal, di tempat usaha, di tempat kedudukan atau di tempat lain termasuk

penguasaannya yang berada di tangan pihak lain yang dibebani dengan hak

tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, berupa:

1) Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi kotor

tertentu

2) Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, deposito berjangka,

tabungan, saldo rekening koran ataupun bentuk lainnya.

9

Page 10: Adm perpajakan

Barang bergerak yang dikecualikan dari penyitaan adalah:

a) Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh

penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya

b) Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta

peralatan memasak yang berada di rumah

c) Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas yang diperbolehkan dari

Negara

d) Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan penanggung pajak

dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan

e) Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp

20.000.000 (dua puluh juta rupiah).Besarnya nilai peralatan ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah

f) Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan

keluarga yang menjadi tanggungan. Penyitaan tidak dapat dilaksanakan

terhadap barang yang telah disita oleh Pengadilan Negeri atau instansi lain

yang berwenang. Terhadap barang yang telah disita tersebut, Jurusita Pajak

menyampaikan SuratPaksa kepada Pengadilan Negeri atau instansi lain yang

berwenang. Pengadilan Negeri dalam sidang berikutnya menetapkan barang

tersebut sebagai jaminan pelunasan utang pajak.Pengadilan Negeri atau

instansi lain yang berwenang menentukan pembagian hasil penjualan barang

tersebut berdasarkan ketentuan hak mendahului Negara untuk tagihan pajak.

Hak mendahului untuk tagihan pajak melebihi segala hak mendahului lainnya,

kecuali terhadap:

1) Biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu penghukuman untuk

melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak

2) Biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang tersebut

10

Page 11: Adm perpajakan

3) Biaya perkara yang semata-mata disebabkan pelelangan dan penyelesaian

suatu warisan

Penyitaan tambahan dapat dilaksakan apabila:

1) Nilai barang yang disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak

dan utang pajak

2) Hasil pelelangan barang yang telah disita tidak cukup untuk melunasi biaya

penagihan pajak dan utang pajak.

Penyitaan dilakukan oleh juru sita pajak yang telah disumpah terlebih dahulu

dengan didampingi oleh 2 orang saksi, penduduk Indonesia yang telah dewasa,

yang dikenal juru sita pajak dan dapat dipercaya(undang-undang No 19 tahun 2000

tentang Penagihan dengan Surat Paksa). Tujuan dilakukannya penyitaan adalah

untuk memperoleh jaminan pelunasan utang pajak dari penanggung pajak.

Setiap pelaksanaan penyitaan, juru sita pajak membuat berita acara

pelaksanaan sita yang ditandatangani oleh juru sita pajak, penanggung pajak dan

saksi-saksi.Jika penanggung pajak adalah badan maka berita acara pelaksanaan sita

ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung

pajak, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan.Salinan berita acara

pelaksanaan sita dapat ditempelkan di tempat umum dan berlaku sebagai

pemberitahuan maksud tindakan juru sita pajak pada penanggung pajak atas

barang yang disita atau diberi segel sita.

Penyitaan dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan

cukup untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak.Hal lainnya yang

dapat disita diatur dengan peraturan pemerintah.Pencabutan sita dilaksanakan

apabila penanggung pajak telah melunasi biaya penagihan dan utang pajak atau

berdasarkan putusan pengadilan atau putusan Badan Peradilan Pajak atau

ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala

Daerah.

c. Lelang

11

Page 12: Adm perpajakan

Apabila Wajib Pajak telah melunasi utang pajak tetapi belum melunasi biaya

penagihan pajak maka penjualan secara lelang terhadap barang yang telah disita

tetap dapat dilakukan.

Pengertian lelang menurut Keputusan Menteri Keuangan no.13/KMK.01/2002,

yaitu lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara

langsung maupun media elektronik dengan carapenawaran harga secara lisan dan

tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli. Apabila Wajib

Pajak atau penanggung pajak tidak melunasi kewajiban perpajakannya dan

terhadap fiskus telah melakukan segala upaya hukum agar Wajib Pajak atau

penanggung pajak melunasi kewajiban perpajakannya dengan jalan menyampaikan

Surat Teguran, Surat Paksa dan melakukan penyitaan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, maka barang-barang milik Wajib Pajak atau penanggung pajak dapat

dilelang oleh Kantor Lelang Negara.

Pengertian lelang menurut Rusdji (2005:26), yaitu setiap penjualan barang

dimuka umum dengan cara penawaran harga secara lisan atau tertulis melalui

pengumpulan calon pembeli.

1) Syarat-syarat lelang

Syarat yang terkandung dalam pengertian lelang adalah:

a) Lelang dilakukan dimuka umum

b) Lelang dilakukan berdasarkan hukum

c) Lelang dilakukan dihadapan pejabat

d) Lelang dilakukan dengan penawaran harga

e) Lelang dilakukan dengan usaha pengumpulan peminat

f) Lelang ditutup dengan berita acara

2) Pejabat lelang dan fungsinya

12

Page 13: Adm perpajakan

a) Pejabat lelang atau juru lelang terdiri atas:

1) Juru lelang juru kelas 1

(a) Pejabat pemerintah yang diangkat oleh menteri keuangan,khusus untuk

petugas lelang.

(b) Penerima uang kas negara, yang kepadanya ditugaskansebagai juru lelang.

2) Juru lelang yang kedua

(a) Pejabat negara, pejabat lelang menjadi saksi terjadinyalelang, baik bagi

penjual pemiliki maupun pemegang yang menjabat pekerjaan yang dikaitkan

dengan jabatan juru lelang.

(b) Orang-orang yang khusus diangkat untuk jabatan ini.

Fungsi pejabat lelang atau juru lelang adalah :

(1) Sebagai pemimpin lelang

Pejabat lelang merupakan pejabat yang berwenangmelaksanakan lelang. Kepala

Kantor Pelayanan Pajak atauwakilnya yang ditujukan untuk menghadiri lelang

hanya mendampingi pejabat lelang

(2) Sebagai hakim juri dalam lelang.

Jika dalam pelaksanaan lelang terjadi kesalahpahaman atau ketidakjelasan atau

terjadi kericuhan, pejabat lelang harus bias mengatasi itu.

(3) Sebagai saksi dalam lelang

Pejabat lelang menjadi saksi terjadinya lelang, baik bagi penjual, pemilik

maupun pemegang kuasa atau pembeli.

(4) Sebagai comtable lelang.

13

Page 14: Adm perpajakan

Pejabat lelang melaksanakan tugas pemungutan uang untuk kasnegara berupa

bea lelang untuk penerimaan pajak tidak langsung lainnya dan uang miskin

untuk penerimaan Departemen Sosial.

3) Persiapan lelang

Sebelum dilaksanakan lelang, pejabat terlebih dahulu melakukan pengumuman

mass media.Pengumuman lelang ini diumumkan sekurang-kurangnya 14 hari

setelah penyitaan.

a)      Permintaan jadwal waktu dan tempat lelang

Jika setelah 14 hari sejak tanggal surat perintah pelaksanaan penyitaan wajib

pajak atau penanggung pajak belum juga melunasi hutang pajaknya maka

pejabat mengajukan permintaan penetapantanggal dan tempat pelelangan

kepada Kantor Lelang Negarasetempat.

b) Pengeluaran Surat Pemberitahuan

Pengeluaran Surat Pemberitahuan akan dilakukan pelelangansetelah mendapat

kepastian tentang tanggal dan tempat akandiselenggarakan pelelangan, maka

juru sita pajak segeramemberitahuan hal tersebut kepada wajib pajak atau

penanggungpajak secara tertulis dengan menyampaikan Surat

Pemberitahuankapan dilaksanakan pelelangan atau kesempatan terakhir

kepadawajib pajak.

4) Pelaksanaan Lelang

Juru sita pajak datang ketempat dimana barang-barang sitaan ituakan dilelang

untuk mendampingi juru lelang. Sesaat sebelumpelelangan dimulai sebaiknya juru

sita pajak menanyakan kepada wajibpajak apakah utang pajaknya telah dilunasi,

maka pelelangan dibatalkandan apabila tidak maka pelelangan segera dilakukan.

Juru lelangmengumumkan kepada para calon pembeli tentang syarat-syarat

apayang harus dipenuhi serta cara-cara penawarannya. Wajib pajak

berhakmenentukan urutan nama barang-barang yang disita akan dilelang. Jikahasil

14

Page 15: Adm perpajakan

penjualan barang telah mencapai jumlah utang pajak ditambahdengan biaya

penagihannya maka penjualan tersebut dihentikan dan sisa

barang dikembalikan dengan segera dengan wajib pajak.Setelah selesai

pelelangan, maka kantor lelang, juru sita atau orang yang diserahi untuk menjual

barang-barang sitaan melaporkan kepada atasannya dengan membuat laporan hasil

pelaksanaan lelang maka pengumuman lelang dibatalkan dengan memuat iklan

pembatalan lelang dalam media masa, media cetak, atau media elektronik yang

bersangkutan.

5) Pembatalan Lelang

Apabila wajib pajak melunasi utang pajak serta biaya penagihannya sesudah

pengumuman lelang dimuat dimedia masa, media cetak atau media elektronik

tetapi sebelum pembatalan wajib pajak yang bersangkutan harus menunjukan bukti

pembayaran utang pajak dan penagihannya.

C. Tata Cara dan Waktu Pengihan Pajak

Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000 menguraikan hal-

hal yang berkaitan dengan tata cara dan waktu penagihan pajak sebagai berikut:

a. Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan suratteguran

setelah 7 hari jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap

penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran

pajaknya.

b. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi

olehpenanggung pajak setelah 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran, makaakan

diterbitkan Surat paksa

c. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar dilunasi olehpenanggung

pajak seteelah lewat waktu 2×24 jam sejak Surat Paksadiberitahukan, maka segera akan

diterbitkan Surat Perintah MelaksanakanPenyitaan (SPMP)

15

Page 16: Adm perpajakan

d. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masih harus dilunasioleh

penanggung pajak setelah lewat dari jangka waktu 14 hari sejaktanggal pelaksanaan

penyitaan, maka akan dilaksanakan pengumumanlelang

e. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masih harus dilunasioleh

penanggung pajak setelah lewat dari jangka waktu 14 hari sejakpengumuman lelang,

akan segera dilakukan penjualan barang.

16

Page 17: Adm perpajakan

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan

sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri

berdasarkan prinsip kemandirian. Peningkatan kesadaran masyarakat di bidang

perpajakan harus ditunjang dengan iklim yang mendukung peningkatan peran aktif

masyarakat serta pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan

peraturan perundangundangan perpajakan.

Peran serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran

pajak berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan. Namun, dalam

kenyataannya masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya

utang pajak sebagaimana mestinya.

Perkembangan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukkan jumlah

yang semakin besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini masih belum dapat

diimbangi dengan kegiatan pencairannya, namun demikian secara umum penerimaan di

bidang pajak semakin meningkat. Terhadap tunggakan pajak dimaksud perlu

dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang

memaksa. Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi strategis

dalam peningkatan penerimaan pajak. Dengan demikian pengkajian terhadap faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak sangat perlu mendapatkan

perhatian. Sebagaimana dikemukakan di atas, di dalam sistem self assessment yang

berlaku sekarang ini maka penagihan pajak yang dilaksanakan secara konsisten dan

berkesinambungan merupakan wujud law enforcement untuk meningkatkan kepatuhan

yang menimbulkan aspek psikologis bagi Wajib Pajak.

Tindakan penagihan pajak yang selama ini dilaksanakan adalah berdasarkan pada

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Dengan undang-undang penagihan pajak yang demikian itu diharapkan dapat

memberikan penekanan yang lebih pada keseimbangan antara kepentingan masyarakat

Wajib Pajak dan kepentingan negara. Keseimbangan kepentingan dimaksud berupa

17

Page 18: Adm perpajakan

pelaksanaan hak dan kewajiban oleh kedua belah pihak yang tidak berat sebelah atau

tidak memihak, adil, serasi, dan selaras dalam wujud tata aturan yang jelas dan

sederhana serta memberikan kepastian hukum.

18

Page 19: Adm perpajakan

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan

Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara

Perpajakan

http://catarts.wordpress.com/2012/04/12/penagihan-pajak-dengan-surat-

paksa/

19