perpajakan internasional.pptx

127
PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Upload: aryandyliman

Post on 13-Nov-2015

254 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Buku dan dokumen lain yang harus dibaca:

UU No.36 tahun 2008 tentang Pajak penghasilan.Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, Sebuah Pengantar oleh : Rachmanto Surahmat.Konsep dan Aplikasi Perpajakan Internasional, oleh Darussalam, John Hutagaol, Denny Septriadi.Pajak Internasional oleh Anang Mury KurniawanModel Tax Convention on Income and on Capital (OECD Model)United Nations Model Double Taxation Convention Between Develope and Developing Countries (UN Model) Tax Treaty (Dalam Bahasa Inggris)Indonesia JepangIndonesia SingaporeIndonesia USAIndonesia Belanda8.Serta surat edaran lainnya yang berkaitanKEBIJAKAN PEMAJAKAN

Keadilan (equality) Netralitas (neutrality) Penerimaan (revenue) Pertimbangan administrasi dan kepatuhan. (administrative and compliance)

Pemajakan atas arus penghasilan Internasional adalah perluasan pemajakan penghasilan dalam negeri.

AZAS PENGENAAN PAJAK

Azas Domisili Azas Sumber Azas Kewarganegaraan Azas Teritorial Azas Campuran

HUKUM PAJAK INTERNASIONAL

PengertianRosendorf :Hukum pajak Internasional adalah keseluruhan hukum pajak nasional dari semua negara.

P.Verloren van Themaat :Hukum pajak Internasional adalah keseluruhan norma-norma (kebiasaan atau traktat) internasional, yang membatasi kedaulatan suatu negara dalam soal pajak.

Rochmat Soemitro : Hukum Pajak Internasional adalah hukum pajak nasional yang terdiri dari kaedah, baik berupa kaedah nasional maupun kaedah yang berasal dari traktat antar negara dan dari prinsip/kebiasaan yang telah diterima baik oleh negara-negara di dunia untuk mengatur soal-soal perpajakan dan dalam mana dapat ditunjukan adanya unsur-unsur asing baik mengenai subjeknya maupun mengenai objeknya.

SUMBER FORMIL DARI HUKUM PAJAK INTERNASIONAL

Hukum pajak nasional masing masing negara yang mengatur secara sepihak dari setiap negara yang maksudnya tidak ditunjukan kepada negara lain.Azas hukum antar negara, baik tertulis maupun tidak tertulis.Traktat ( Perjanjian ) dengan negara lain.- Untuk meniadakan pajak berganda- Perlakuan fiskal terhadap orang asing- Mengatur soal pemecahan untung- Mengatur masalah tarif- Mengatur penghindaran pajak berganda- Pemberian informasi- Saling memberi bantuan untuk pengenaan pajak

PAJAK BERGANDA INTERNASIONAL

Terjadi karena tidak ada Hukum Internasional yang mengatur secara khusus tentang hal ini, sehingga terjadi bentrokan hukum pajak antar negara.

Pengertian Volkenbond :Pajak ganda internasional terjadi apabila pajak pajak dua negara atau lebih saling menindih sedemikian rupa, sehingga orang orang yang dikenakan pajak di negara- negara yang lebih dari satu memikul beban pajak yang lebih besar daripada jika mereka dikenakan pajak di satu negara saja.

Ehrenzweig dan Koch :Pajak ganda terjadi apabila suatu sistem hukum atau beberapa Yurisdiksi hukum mengenakan pada satu objek pajak atau lebih yang pada pokoknya mempunyai sifat dan efek yang sama.

CONTOH PAJAK BERGANDA INTERNASIONALWAJIB PAJAK ATOTAL PENGHASILAN10 MILYARPAJAK 30% 3 MILYARPenjelasan :Seluruh penghasilan diperoleh di Indonesia. Total beban pajak yang harus dibayar atau ditanggung Wajib Pajak A adalah 3 MilyarWAJIB PAJAK BTOTAL PENGHASILAN 10 MILYARPAJAK 30% 3 MILYARPenjelasan :Penghasilan diperoleh dari :Indonesia5 MilyarMalaysia3 MilyarPajak di Malaysia 25%750 JutaThailand2 MilyarPajak di Thailand 35%700 Juta

Total beban pajak yang harus dibayar atau ditangung Wajib Pajak B adalah: 3 Milyar + 750 Juta + 700 = 4.450 Milyar Sebab terjadinya pajak berganda secara internasional (International double taxation)

Konflik azas pengenaan pajak, seperti bertemunya azas domicili dengan azas sumber.

Konflik perbedaan definisi penduduk, seseorang atau badan pada saat yang bersamaan dianggap penduduk dari dua negara.

Perbedaan definisi tentang sumber penghasilan, dua atau lebih negara menganggap satu jenis penghasilan bersumber di wilayahnya.

DAMPAK PAJAK BERGANDAINTERNASIONAL

Sumber ekonomis pajak merupakan pengorbanan sumber daya yang harus ditanggung oleh pengusaha dan masyarakat.

Pajak berganda akan memberikan tambahan beban kepada pengusaha, sehingga bila tidak ada upaya untuk mencegah atau meringankannya berarti akan ikut memicu ekonomi global dengan biaya tinggi

Kebiasaan perpajakan seharusnya bersifat netral terhadap kompetisi internasional, dan hal ini hanya dapat dilaksanakan dengan penyediaan atau eliminasi terhadap pajak berganda internasional.

Suatu kebijakan perpajakan yag bersifat netral akan mendorong alokasi sumber daya yang paling efisien dan optimal sehingga tidak mempengaruhi pilihan seseorang untuk bertempat tinggal atau melakukan investasi dimanapun.

PENCEGAHAN PAJAK BERGANDA INTERNASIONAL

Cara UnilateralMasing masing negara mengatur dalam undang undang pajaknya sendiri tentang cara pencegahan pajak berganda, dan biasanya dengan memperhatikan kebiasaan kebiasaan internasional atau berdasarkan prinsip prinsip yang telah diterima baik oleh negara-negara didunia, dan biasanya disyaratkan timbal balik.

Cara BilateralPenghindaran pajak berganda didasarkan atas kesepakatan (persetujuan) dari 2 (dua) negara pemegang yurisdiksi pemajakan dan pada umumnya dirumuskan dalam suatu bentuk Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang diratifikasi oleh kedua negara.

3. Cara MultilateralKarena Menyangkut beberapa negara biasanya lebih bersifat harmonisasi dari ketentuan perpajakan masing-masing negara.

Pencegahan pajak berganda secara unilateral biasanya kurang efektif karena beberapa hal :

Tidak adanya jaminan timbal balik dari negara lainnya.Sistem pajak atas penghasilan di suatu negara itu unik, sehingga kemungkinan pengenaan pajak ganda atas penghasilan dari transaksi antara dua negara sangat mungkin terjadi.Ketentuan undang undang domestik biasanya kaku, tidak lentur, karena secara umum memang ditunjukan untuk penerimaan negara dan bukan untuk pencegahan pajak berganda. Setiap pencegahan pajak ganda artinya memberikan keringanan pajak yang pada akhirnya berarti penurunan penerimaan negara.

Upaya penghindaran pajak berganda secara bilateral yang biasanya dirumuskan dalam suatu perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty) dianggap paling baik dan kedudukan tax treaty ini diatas undang undang domestik.

Upaya pencegahan pajak berganda dalam tax treaty diatur secara berlapis.

Lapisan pertama adalah ketentuan untuk mencegah dual residence

Lapisan kedua diatur dengan 2 (dua) ketentuan yaitu ;

Pertama dengan pembagian hak pemajakan antara negara domicili dan negara sumber.

Kedua dengan mengatur ketentuan cara mencegah pajak ganda di negara domicili bila ternyata di negara sumber dikenakan pajak.

Lapisan ketiga dengan Mutual Agreament Procedure (MAP) yaitu upaya subjek pajak di negara domicili untuk melakukan Mutual Agreament dengan negara sumber untuk menghilangkan pajak ganda.HAK PEMAJAKAN NEGARA SUMBER ATAS PENGHASILAN / KEKAYAAN

Penghasilan dan kekayaan yang dapat dikenakan pajak tanpa pembatasan (Exclusively taxing rights)

Penghasilan dan kekayaan yang dapat dikenakan pajak tetapi dengan pembatasan. (Limited taxing rights)

Penghasilan dan kekayaan yang sama sekali tidak boleh dikenakan pajak. (Relinguished taxing rights)

METODE PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

A. Credit Method (metode kredit pajak)- Full Credit- Ordinary Credit- per country limitation- Tax Sparing B. Exemption Method (metode pembebasan)- Pembebasan penuh- Pembebasan dengan Proporsional

METODE PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

METODE PENGURANGAN PAJAK {TAX CREDIT}Penghasilan Luar Negeri merupakan penghasilan objek dan harus digabungkan penghasilan DN dalam menentukan besarnya PKP. Pajak yang terhutang atau telah dibayar di luar negeri, atas penghasilan LN tersebut dapat dikurangkan sebagai pengurang pajak ( kredit pajak ) terhadap pajak yang terhutang atas PKP. Metode Pengurangan Pajak Penuh ( FULL TAX CREDIT METHOD )Penghasilan Luar Negeri merupakan objek pajak dan ikut dihitung dalam menentukan besarnya PKP. Pajak yang terhutang atau dibayar di LN atas penghasilan LN dapat dikurangkan seluruhnya terhadap pajak yang terhutang PKP.Contoh :Tn A pada tahun 2012 memperoleh penghasilan sbb :a. Penghasilan DNRp. 600.000.000b. Penghasilan LNRp. 1.200.000.000Tarif pajak di LN 30%Tarif pajak di DN sbb:Lapisan PKPTarif Pajaks/d 50 jt 5%diatas 50 jt s/d 250 jt 15%diatas 250 jt s/d 500 jt 25%diatas 500 jt 30%Diminta : Hitunglah besarnya kredit pajak LN dan pajak yang masih harus dibayar

METODE PENGURANGAN PAJAK PENUH {Full Tax Credit Method}

Penghasilan DN 600.000.000Penghasilan LN 1.200.000.000PKP 1.800.000.000

PPh Terhutang 5% x 50.000.000= 2.500.000 15% x 200.000.000= 30.000.00025% x 250.000.000= 62.500.00030% x 1.300.000.000= 390.000.000PPh terhutang 485.000.000Kredit Pajak LN{ Full tax credit } 30% x 1.200 jt 360.000.000Pajak yang masih harus dibayar di DN 125.000.000

Metode pengurangan Pajak Terbatas { Ordinary Tax Credit Method }Pajak terhutang atau dibayar di LN atas penghasilan LN dapat dikurangkan dari pajak yang terhutang atas PKP, tidak melebihi jumlah pengurangan pajak yang dihitung berdasarkan UU Pajak DN atas pengasilan LN yang bersangkutanMetode Pengurangan Pajak Terbatas ( Ordinary Tax Credit Method )Penghasilan DN 600.000.000Penghasilan LN1.200.000.000PKP1.800.000.000Pajak Terhutang 5% x 50.000.000= 2.500.000 15% x 200.000.000= 30.000.000 25% x 250.000.000= 62.500.000 30% x 1.300.000.000= 390.000.000PPh terhutang 485.000.000Pajak yang dibayar di LN30% x 1.200.000.000 = 360.000.000

Maksimal kredit pajak1.200.000.000 x 485.000.000= 323.333.3331.800.000.000Pajak DN yang masih harus dibayar= 161.666.667

Metode Pengurangan Pajak Terbatas yang dihitung Per Negara ( Per Country limitation Ordinary Tax Credit Method )

Seluruh penghasilan yang diperoleh di LN dijumlahkan menjadi satu, begitu juga pajaknya, sedangkan menurut metode ini penghitungannya dilakukan per negara. Setelah diperoleh hasil perhitungan per negara, baru maksimum kredit pajak LN per negara tersebut dijumlahkan.Metode Tax Sparing Credit ( Tax Sparing Credit Method )

Pada saat menghitung kredit pajak LN atas penghasilan LN dinegara domisili, pembebasan atau keringanan pajak yang diberikan negara sumber atas pengahsilan negeri tersebut akan dihitung menurut tarif pajak yang normal, seolah olah dinegara sumber tidak diberikan pembebasan atau keringanan pajak.

Maksud dari pemberian sparing credit ini adalah agar pembebasan pajak atau keringan pajak tersebut benar benar dapat dinikmati oleh WP yang bersangkutan.

Pembebasan atau keringanan pajak yang diberikan dinegara sumber akan dinikmati oleh WP karena kredit pajak untuk penghasilan LN nol dan akan dinikmati oleh negara domisili.

Penghasilan DN 600.000.000Penghasilan LN1.200.000.000PKP1.800.000.000Pajak Terhutang 5% x 50.000.000= 2.500.000 15% x 200.000.000= 30.000.000 25% x 250.000.000= 62.500.000 30% x 1.300.000.000= 390.000.000PPh terhutang 485.000.000

Kredit pajak30% x 1.200.000.000Pajak yang masih harus dibayar 360.000.000 125.000.000

METODE PEMBEBASAN PAJAK ( TAX EXEMPTION METHOD )

Metode Pembebasan Pajak Penuh ( Full Exemption Method )Penghasilan LN tidak dianggap sebagai penghasilan dalam menentukan besarnya PKP, jadi menurut metode ini penghasilan yang dikenakan pajak hanyalah penghasilan yang diperoleh di dalam negeri saja.

PKP 600.000.000Penghasilan LN sebesar 1.200.000.000Tidak dihitung sebagai penghasilanPajak terhutang 5% x 50.000.000= 2.500.000 15% x 200.000.000= 30.000.000 25% x 250.000.000= 62.500.000 30% x 100.000.000= 30.000.000 PPh terhutang di DN 125.000.000

Metode Pembebasan Pajak ( Propotional Tax Exemption )

Penghasilan LN tetap dianggap dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak. Atas penghasilan luar negeri diberikan pembebasan pajak secara proposional, yang dihitung berdasarkan perbandingan antar penghasilan LN dengan PKP yang dikalikan terhadap pajak terhutang atas PKP Contoh Penghasilan DN 600.000.000Penghasilan LN1.200.000.000PKP1.800.000.000Pajak Terhutang 5% x 50.000.000= 2.500.000 15% x 200.000.000= 30.000.000 25% x 250.000.000= 62.500.000 30% x 1.300.000.000= 390.000.000PPh terhutang 485.000.000Pembebasan pajak proposional( propotional tax exemption )1.200.000.000 x 485.000.000= 323.333.3331.800.000.000Pajak DN yang masih harus dibayar= 161.666.667

ASPEK INTERNASIONAL DARI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

Pasal 2 ayat (1) huruf c Pasal 2 ayat (2) Pasal 2 ayat (4) Pasal 2 ayat (5) Pasal 3 Pasal 5 Pasal 16 ayat (3) Pasal 18 ayat (2,3,3a dan 4) Pasal 24 Pasal 26 Pasal 32A

SUBJEK PAJAKPasal 2 ayat (1)

ORANG PRIBADI

WARISAN YANG BELUM TERBAGIBADANBENTUK USAHA TETAP (BUT)SUBJEK PAJAKPasal 2 ayat (2)SUBJEK PAJAKDALAM NEGERILUAR NEGERI

SUBJEK PAJAK LUAR NEGERIPasal 2 ayat (4)ORANG PRIBADI YANG TIDAK BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA/ BERADA DI INDONESIA TIDAK LEBIH DARI 183 HARI DALAM 12 BULANBADAN YANG TIDAK DIDIRIKAN DAN TIDAK BERKEDUDUKAN DI INDONESIAYANG MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIAYANG MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA BUKAN DARI MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN MELALUI BUT DI INDONESIABENTUK USAHA TETAPPasal 2 ayat (5)BENTUK USAHA YANG DIPERGUNAKAN OLEHORANG PRIBADISEBAGAISUBJEK PAJAK LNBADANSEBAGAISUBJEK PAJAK LNUNTUK MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATANDI INDONESIABENTUK USAHATETAPPasal 2 ayat (5)DAPAT BERUPATempat kedudukan manajemenCabang perusahaan Kantor perwakilan Gedung kantorPabrikBengkelGudangRuang untuk promosi dan penjualanPertambangan dan penggalian sumber alamWilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumiPerikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutananProyek konstruksi, instalasi dan perakitanPemberian jasa yang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulanOrang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebasAgen atau pegawai dari perusahaan asuransi luar negeri yang menerima premi atau menanggung resiko di IndonesiaKomputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAKPasal 3BADAN PERWAKILAN NEGARA ASINGPEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK DAN KONSULAT ATAU PEJABAT-PEJABAT LAIN DARI NEGARA ASING, DAN ORANG-ORANGYANG DIPERBANTUKAN KEPADA MEREKA YANG BEKERJA PADA DAN BERTEMPAT TINGGAL BERSAMA-SAMA MEREKA DENGAN SYARAT BUKAN WNI DAN DI INDONESIA TIDAK MENERIMA TAU MEMPEROLEH PENGHASILAN LAIN DILUAR JABATAN ATAU PEKERJAANNYA TERSEBUT SERTA NEGARA YANG BERSANGKUTAN MEMBERIKAN PERLAKUAN TIMBAL BALIK

ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH MENKEU DENGAN SYARAT INDONESIA MENJADI ANGGOTANYA DAN TIDAK MENJALANKAN USAHA/ KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROEH PENGHASILAN DARI INDONESIA SELAIN PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA PEMERINTAH YANG DANANYA BERASAL DARI IURAN PARA ANGGOTA.

PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN DENGAN KEPMENKEU DENGAN SYARAT BUKAN WNI DAN TIDAK MENJALANKAN USAHA/ KEGIATAN/ PEKERJAAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN LAIN DARI INDONESIA SESUAI KMK NO.574/KMK.04/2000

OBJEK PAJAK BUTPasal 5 ayat (1)PENGHASILANDARI-USAHA/ KEGIATAN BUT-HARTA YANG DIMILIKI/ DIKUASAI BUTPENGHASILANKANTOR PUSAT DARI -USAHA ATAU KEGIATAN-PENJUALAN BARANG BARANG-PEMBERIAN JASADI INDONESIAYANG SEJENIS DENGANYANG DILAKUKAN BUT DI INDONESIA

SEPANJANG ADA HUBUNGAN EFEKTIF ANTARA BUT DENGANHARTA/KEGIATAN YANGMEMBERIKAN PENGHASILAN

PENGHASILAN YANGTERSEBUT DALAM PASAL 26 YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH KANTOR PUSAT PINJAMAN

BUNGA PINJAMAN

BARANG LISTRIK LABA BARANG LISTRIK JASA KONSULTASI FEE JASA KONSULTASIOBJEK PAJAK BUTPENGHASILAN KANTOR PUSAT DARI USAHA ATAUKEGIATAN DAN PENJUALAN BARANG YANG SEJENISDENGAN YANG DILAKUKAN BUT DI INDONESIAPenjelasan Pasal 5 ayat (1) huruf b BANKDI LUARINDONESIABUT DI INDONESIAPT. BDI INDONESIAPT. A DI INDONESIAKANTOR PUSATDI LNBUT DIINDONESIAPT. D DI INDONESIAPT. CDI INDONESIAKANTOR PUSATKONSULTANDI LNBUT DIINDONESIAPT. FDI INDONESIAPT. E DIINDONESIA PERJANJIAN/ LISENSI PENGGUNAAN MERK X Inc

JASA MANAJEMENJASA PEMASARANJASA PRODUKSIOBJEK PAJAK BUTPENGHASILAN KANTOR PUSAT TERSEBUT DALAMPASAL 26 SEPANJANG TERDAPAT HUBUNGAN EFEKTIF ANTARA BUT DENGAN HARTA/KEGIATAN YANG MEMBERIKAN PENGHASILAN Penjelasan Pasal 5 ayat () huruf c

X. IncDI LUARINDONESIA

BUTDIINDONESIAROYALTYPT. YDIINDONESIAKONSEP PENGHASILAN B.U.T(BENTUK USAHA TETAP) DALAM UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN INDONESIA

Penghasilan dari usaha/ kegitan BUT. (attributable income)

Penghasilan Kantor Pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang atau pemberian jasa sejenis (Force of attraction income)

Penghasilan Kantor Pusat sebagaimana dalam Psl 26 UU PPh, sepanjang terdapat hubungan effektif antara BUT dengan harta/kegiatan yang memberikan penghasilan tersebut (Effectively Connected income)

BIAYA YANG BOLEHDIKURANGKAN DARIPENGHASILAN BUTPasal 5 Ayat (2)BIAYA YANG BERKENAANDENGANPENGHASILANKANTOR PUSAT

SEHUBUNGAN DENGAN:

-Usaha atau kegiatan,-Penjualan barang-Pemberian jasa

YANG SEJENIS DENGAN YANG DIJALANKAN BUT DIINDONESIAPENGHASILAN SEBAGAIMANATSB DALAM PASAL 26JIKA TERDAPATHUBUNGAN EFEKTIFANTARA BUT DENGANHARTA/KEGIATAN YANGMEMBERIKANPENGHASILANPENENTUAN LABABUTPasal 5 Ayat (3)BIAYA ADM KANTORPUSAT YANG BOLEHDIBEBANKANSEBAGAI BIAYABIAYA YG BERKAITANDENGAN USAHAATAU KEGIATAN BUTBESARNYA DITETAPKANDIRJEN PAJAKPEMBAYARAN KPDKANTOR PUSAT YGTIDAK BOLEHDIBEBANKAN SBGBIAYA- ROYALTY/IMBALANSEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA PATEN ATAU HAK LAINNYA- IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN JASA MANAJEMEN DAN JASA LAINNYA-BUNGA KECUALI BUNGA YANG BERKENAAN DENGAN USAHA PERBANKAN

-ROYALTI/IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA PATEN ATAU HAK LAINNYA IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN JASA MANAGEMEN DAN JASA LAINNYABUNGA KECUALI BUNGA YANG BERKENAAN DENGAN USAHA PERBANKANBUKAN SEBAGAI PENGHASILAN BUT PEMBAYARAN DARI KANTOR PUSAT BERUPAPENGHASILAN KENA PAJAK(PKP)Pasal 16 Ayat (1), (2), (3) DAN (4)

PKP BAGIWAJIB PAJAKDALAM NEGERIPENGHASILAN DIKURANGIDENGAN BIAYA YANGDIPERKENANKANKOMPENSASI KERUGIANUNTUK WP ORANG PRIBADIDIKURANGI DENGAN PTKPPKP BAGIWAJIB PAJAK YGDIHITUNG DGNNORMADIHITUNG DENGAN NORMA PENGHITUNGAN DANUNTUK WP ORANG PRIBADIDIKURANGI PTKPPKP BAGIWP BUTPENGHASILAN DIKURANGIDENGAN BIAYA YANGDIPERKENANKANKOMPENSASI KERUGIAN

PKP BAGI WPORANG PRIBADIDENGAN YG KEWAJIBANPAJAK SUBJEKTIF NYA