peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_fulltext.pdf · mengikuti...

160
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: dophuc

Post on 27-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

PERANCANGAN METODE PENILAIAN KINERJA SESUAI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN

DI PT. PUPUK KUJANG

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri

OLEH: AMELIA DWIMAHARANI

10070202058

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1428 H/2007 M

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir:

PERANCANGAN METODE PENILAIAN KINERJA SESUAI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN

DI PT. PUPUK KUJANG

Oleh:

Amelia Dwimaharani NPM: 10070202058

Telah Diperiksa dan Disetujui Sebagai Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Bandung

Menyetujui

Darmawan Giri, Ir., MT Puti Renosori, Ir., MT

Pembimbing Utama Assisten Pembimbing

Mengetahui

Aviasti, Ir., MSc.

Ketua Jurusan Teknik Industri Unisba

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Surat Ar- Ra'd [13]: 11

“......Allah sesungguhnya tidak mengubah keadaan suatu kaum

(masyarakat) sampai mereka mengubah (terlebih dahulu) apa yang

ada pada diri mereka (sikap mental mereka)“

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

ABSTRAKSI

PT. PUPUK KUJANG adalah sebuah BUMN di lingkungan Departemen Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun pabrik urea di desa Dawuan, Cikampek, Jawa Barat. Dimana PT. PUPUK KUJANG ini memproduksi pupuk urea yang terbuat dari bahan baku berupa gas alam, air dan udara. Agar perusahaan dapat terus berjalan dan berkembang maka dibutuhkan pemimpin yang dapat memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki serta membina hubungan kerja yang baik dengan para karyawan. Yukl berpendapat bahwa salah satu ciri kepemimpin yang efektif adalah dengan membantu menciptakan sebuah identitas unik bagi sebuah kelompok atau organisasi, dan mereka menyelesaikan masalah keanggotaan dalam cara yang konsisten dengan identitas ini. Identitas yang dimaksud dapat berupa sistem penilian kinerja yang sesuai dengan gaya kepemimpinannya.

Tujuan dari penelitian adalah merancang sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan gaya kepemimpinan pada studi kasus di bag. sumber daya manusia dan umum PT. Pupuk Kujang. Dimana perancangan tersebut dimaksudkan untuk menilai kinerja karyawan sehingga sistem penilaian tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan kenaikan gaji atau promosi. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang terjadi di bagian sumber daya manusia dan umum maka dalam penelitian ini dipilih pendekatan situasional karena kesuksesan seorang pemimpin dengan ciri yang dimilikinya maupun perilaku yang diterapkannya mendorong untuk dilakukannya penelitian yang berfokus kepada faktor situasional. Terdapat beberapa teori kepemimpinan dalam pendakatan situasional salah satunya adalah path-goal theory atau teori tapak tujuan. Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan perilaku atasan yang mempengaruhi kepuasan dan performansi bawahan. Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis faktor. Dalam metode ini didapat sembilan sifat kepemimpinan yang dominan di bag. SDM dan Umum Dari ketujuh sifat tersebut dirancang sistem penilaian kinerja dengan menggunakan metode MBO dan BARS yang dapat mewakili sembilan sifat kepemimpinan tersebut. Metode MBO merupakan metode yangg tepat untuk mewakili faktor-faktor menentukan tujuan, memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh, membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya, memberikan penghargaan kepada bawahannya, dan memecahkan permasalahan dengan merundingkan kepada bawahannya, sedangkan metode BARS merupakan metode yang tepat untuk mewakili faktor-faktor menolong bawahannya dengan senang hati, memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir, dan memberikan semangat kepada bawahannya. Dengan dirancangnya sistem penilaian yang sesuai dengan gaya kepemimpinan diharapkan dapat memotivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya dan sistem penilaian dapat digunakkan sebagai alat ukur untuk kenaikan upah atau promosi jabatan karyawan.

i

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmaanirrohim

Ass. Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul :

“Perancangan Metode Penilaian Kinerja Sesuai Dengan Gaya

Kepemimpinan Di PT. Pupuk Kujang”.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Islam Bandung.

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah memberikan do’a, bimbingan, perhatian,

dorongan serta dukungan yang tulus baik moril maupun materil. Semoga

Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya,

2. Saudara perempuan penulis, “Teh” Anit yang selalu memberikan motivasi

dan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini,

3. Bapak Darmawan Giri, Ir., MT, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penyusunan Tugas Akhir ini,

4. Ibu Puti Renosori, Ir., MT, selaku asisten pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, masukan dan arahan yang

berguna selama penyusunan Tugas Akhir ini,

5. Bapak M. Dzikron, Ir., MT, selaku dosen wali yang telah memberikan arahan

dan petunjuk selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Teknik Industri

Universitas Islam Bandung,

6. Bapak Asep Nana Rukmana, Ir., MT dan Bapak Djamaludin, Ir., MBA selaku

dosen penguji, terima kasih atas segala masukan yang bermanfaat bagi

penulis.

ii

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

7. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi di Program Studi Teknik Industri, yang

telah banyak memberikan ilmunya dan kerjasamanya selama penulis kuliah.

8. To : Aayang Reza yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam

mengerjakan tugas akhir ini. Makasih atas cinta, uang serta saran-saran yang

telah diberi sejak awal hingga akhirnya penulis mendapat gelar ST. Thanx

ya.... ☺

9. Toek my best friend Diah “ade” Ratnaningsih, kapan ni mo dapet gelar ST-

nya? Kuliah yang rajin ya... biar ipk-nya pas lulus nanti bisa 3,...... Ayo

Chayyo........

10. Toek my best friend Riska Intan Damayanti, ST. Dan Aa Ichwan-nya....

Semoga tetep langgeng.

11. Toek my best friend Sari Muharohmah ato Sari Muharomah? En Helmy yang

katanya mo merried dalam waktu dekat... Ditunggu bahan kebayanya en

pajamas party alias pesta bujang-nya ok!

12. Maksih juga bwat Diana en Anak2 FE temen ku waktu SMA sampai saat ini,

Mukti saudara ku yang sudah rela disuruh-suruh kesana kemari, Bwat Nadine

yang elah menghibur ku dengan tingkah lakunya, en bwat b’irfan & k’devi

atas hadia ultahnya.... tahnx a lot ya.........

13. Rekan-rekan TI’02 yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan studi di Teknik Industri Unisba.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu baik moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak

kekurangan-kekurangan yang jauh dalam kesempurnaan. Akhirnya penulis

berharap mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat diterima oleh semua pihak

dengan baik.

Wassalam

Bandung, 27 Januari 2007

Penulis

iii

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

DAFTAR ISI ABSTRAKSI .................................................................................................. i

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ I-1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................... I-2

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... I-3

1.4 Pembatasan Penelitian ............................................. ................. I-3

1.5 Metode Penelitian ..................................................... ................. I-4

1.6 Sistematika Pembahasan .......................................... ................. I-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ............................ II-1

2.1.1 Pengertian MSDM .......................................................... II-1

2.1.2 Komponen MSDM.......................................................... II-3

2.1.3 Peranan MSDM .............................................................. II-5

2.1.4 Fungsi MSDM ................................................................ II-6

2.2 Teori Kepemimpinan .................................................................. II-8

2.2.1 Perkembangan Teori Kepemimpinan.............................. II-9

2.2.1.1 Pendekatan Kuasa Pengaruh ............................... II-9

2.2.1.2 Pendekatan Ciri atau Sifat................................... II-10

2.2.1.3 Pendekatan Perilaku............................................ II-11

2.2.1.4 Pendekatan Situasional ....................................... II-14

2.2.2 Esensi Kepemimpian yang Efektif Menurut Yukl.......... II-18

2.2.3 Gaya Kepemimpian Merurut Edward Glassman ............ II-21

iv

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.3 Kinerja Karyawan ...................................................................... II-22

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan ........................................ II-22

2.3.2 Pengertian Penilaian Kinerja Karyawan ....................... II-23

2.3.3 Metode Penilaian .......................................................... II-24

2.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja .............................................. II-34

2.3.5 Unsur-Unsur Dalam Penilaian Kinerja ......................... II-37

2.3.6 Permasalahan Dalam Penilaian Kinerja ........................ II-41

2.3.7 Contoh Penilaian Kinerja Untuk Manajer Perusahaan . II-43

2.4 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan ............. II-47

2.5 Teknik Pengumpulan Data.......................................................... II-48

2.5.1 Pembuatan Kuesioner .................................................... II-48

2.6 Teknik Pengolahan Data ............................................................. II-49

2.6.1 Metode Pengambilan Sampel ....................................... II-49

2.6.2 Jumlah Sampel Penelitian ............................................. II-51

2.6.3 Uji Kecukupan Data ...................................................... II-51

2.6.4 Uji Validitas .................................................................. II-52

2.6.5 Uji Reabilitas ................................................................ II-52

2.6.6 Analisis Faktor .............................................................. II-54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Proses Penelitian .......................................................... III-1

3.2 Studi Pendahuluan ...................................................................... III-1

3.3 Perumusan Masalah .................................................................... III-4

3.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ III-4

3.5 Studi Pustaka............................................................................... III-4

3.6 Identifikasi Variabel Penelitian dan Model Penelitian ............... III-5

3.7 Pengumpulan Data ..................................................................... III-6

3.7.1 Penentuan Sampel & Objek Penelitian .............................. III-6

3.7.2 Pembuatan Kuesioner ....................................................... III-6

3.7.3 Kebijakan SDM & Prosedur Penilaian Kinerja ................ III-7

3.8 Penyebaran Kuesioner ............................................................... III-7

v

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3.9 Pengolahan Hasil Kuesioner Menggunakan SPSS 12 ............... III-8

3.9.1 Uji Keandalan Alat Ukur .................................................. III-8

3.9.2 Analisis Faktor .................................................................. III-8

3.10 Perancangan Usulan Penilaian Kinerja ...................................... III-13

3.11 Perbandingan Usulan Dengan Yang Ada

Pada Perusahaan Saat Ini ........................................................... III-13

3.12 Analisa ....................................................................................... III-13

3.13 Kesimpulan dan Saran ............................................................... III-13

BAB IV PENGUMPULAN DATA & PENERAPAN JAMINAN MUTU

4.1 Gambaran Umum Perusahaan..................................................... IV-1

4.1.1 Sejarah PT. Pupuk Kujang ............................................. IV-1

4.1.2 Struktur Organisasi ........................................................ IV-2

4.1.3 Proses Produksi .............................................................. IV-2

4.1.4 Sheet-sheet Produksi ...................................................... IV-4

4.1.4.1 Sheet Pembangkit Listrik ................................... IV-4

4.1.4.2 Sheet Penjernihan Air ........................................ IV-4

4.1.4.3 Sheet Pembangkit Uap ....................................... IV-5

4.1.4.4 Sheet Pemisah Udara .......................................... IV-5

4.1.4.5 Sheet Ammonia ................................................... IV-5

4.1.4.6 Sheet Urea .......................................................... IV-5

4.1.4.7 Sheet Pengantongan ........................................... IV-6

4.1.4.8 Penyediaan Air Baku ......................................... IV-6

4.1.4.9 Penyediaan Gas Alam ........................................ IV-6

4.1.4.10 Industri Peralatan Pabrik .................................. IV-6

4.1.5 Pengolahan Air Buangan ............................................... IV-6

4.1.5.1 Sheet Pemisah Ammonia ................................... IV-6

4.1.5.2 Sheet Pemisah Air Berminyak ........................... IV-7

4.1.5.3 Kolam Penetrasi Asam Basa .............................. IV-7

4.1.5.4 Pengolahan Buangan Sanitasi ............................ IV-7

4.1.6 Administrasi Keuangan .................................................. IV-7

vi

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.1.7 Pemasaran ...................................................................... IV-7

4.1.8 Pengembangan PT. Pupuk Kujang ................................ IV-8

4.1.8.1 Asam Formiat ..................................................... IV-8

4.1.8.2 Ammonium Nitrat .............................................. IV-8

4.1.8.3 Hydrogen Peroksida .......................................... IV-8

4.1.8.4 Katalis ................................................................ IV-9

4.1.8.5 Kemasan ............................................................. IV-9

4.1.8.6 Sheet Jasa Pelayanan Industri ............................ IV-9

4.1.8.7 Pupuk Kujang I B ............................................... IV-9

4.1.8.8 Pusdiklat Industri ............................................... IV-10

4.2 Gambaran Umum Bagian SDM & Umum.................................. IV-10

4.3 Uraian Tugas-Tugas Pokok Yang Terdapat Pada

Biro Ketenagakerjaan ................................................................. IV-11

4.3.1 Kepala Biro Ketenagakerjaan ........................................ IV-11

4.3.2 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian ............. IV-12

4.3.3 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan ........... IV-12

4.3.4 Kepala Bagian Pengendalian Karir ................................ IV-12

4.3.5 Kepala Bagian Administrasi dan Kesejateraan .............. IV-13

4.3.6 Kepala Bagian Penggajian ............................................. IV-13

4.3.7 Kepala Bagian Administrasi Pegawai ............................ IV-13

4.3.8 Kepala Bagian Kesejahteraan ........................................ IV-14

4.4 Pengumpulan Data ...................................................................... IV-14

4.4.1 Kuesioner Penelitian ...................................................... IV-15

4.5 Pengolahan Data ......................................................................... IV-18

4.5.1 Uji Kecukupan Data ....................................................... IV-18

4.5.2 Uji Keandalan Alat Ukur ............................................... IV-19

4.5.3 Perhitungan Analisis Faktor Kuesioner

Gaya Kepemimpinan ................................................... IV-19

4.5.3.1 Nilai-Nilai Statistik Deskriptif Variabel Manifes

Gaya Kepemimpinan ....................................... IV-20

vii

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.5.3.2 Matriks Korelasi Variabel Manifes

Gaya Kepemimpinan ...................................... IV-21

4.5.3.3 KMO dan Bartlett’s Test .................................... IV-22

4.5.3.4 Anti Image Correlation ...................................... IV-23

4.5.3.5 Komunalitas ....................................................... IV-23

4.5.3.6 Total Variance Explained ............................... IV-24

4.5.3.7 Scree Plot ........................................................... IV-25

4.5.3.8 Matrik Komponen .............................................. IV-25

4.5.3.9 Rotasi Matrik Komponen ................................... IV-26

4.5.3.10 Component Transformation Matrix ................. IV-26

4.5.3.11 Pemberian Nama Faktor ................................... IV-26

4.6 Perancangan Usulan Penilaian Kinerja ....................................... IV-28

4.6.1 Penentuan Tugas Rutin, Sasaran Dan Peristiwa Kritis .. IV-29

4.6.1.1 Kepala Biro Ketenagakerjaan ............................ IV-30

4.6.1.2 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian . IV-30

4.6.1.3 Kepala Bagian Perencanaan dan

Pengembangan ................................................... IV-31

4.6.1.4 Kepala Bagian Pengendalian Karir .................... IV-31

4.6.1.5 Kepala Bagian Administrasi dan Kesejateraan .. IV-32

4.6.1.6 Kepala Bagian Penggajian ................................. IV-32

4.6.1.7 Kepala Bagian Administrasi Pegawai ................ IV-33

4.6.1.8 Kepala Bagian Kesejahteraan ............................ IV-33

4.6.2 Perancangan Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan

Metode MBO ................................................................. IV-34

4.6.3 Perancangan Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan

Metode BARS ................................................................ IV-35

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisa Terhadap Kuesioner Bagian I ........................................ V-1

5.2 Analisa Reabilitas Untuk Kuesioner Bagian II .......................... V-2

5.3 Pembahasan Hasil Analisa Faktor Untuk Kuesioner Bagian II .. V-3

viii

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.3.1 Descriptive Statistics ...................................................... V-3

5.3.1.1 Mean (Rata-rata)................................................. V-3

5.3.1.2 Standar Deviasi................................................... V-3

5.3.1.3 Analisa N ............................................................ V-4

5.3.2 Correlation Matrix

(Matriks Korelasi Variabel Manifes)............................. V-4

5.3.3 KMO and Bartlett's Test................................................. V-4

5.3.3.1 Kaiser Meyer Olkin (KMO) ............................... V-4

5.3.3.2 Barlett’s Test of Sphericity ................................. V-4

5.3.4 Anti Image Matrics ........................................................ V-5

5.3.5 Communalities ................................................................ V-6

5.3.6 Total Variance Explained ............................................... V-6

5.3.7 Scree Plot ........................................................................ V-7

5.3.8 Component Matrix .......................................................... V-7

5.3.9 Rotated Component Matrix ............................................. V-8

5.3.10 Component Transformation Matrix ................................ V-8

5.3.11 Pemberian Nama Faktor ................................................. V-8

5.4 Analisa Sistem Penilaian Kinerja PT.Pupuk Kujang Saat Ini .... V-10

5.5 Analisa Rancangan Perbaikan Penilaian Kinerja Dengan

Menggunakan Metode MBO dan BARS .................................... V-11

5.5.1 Analisa Metode Management By Objective (MBO) ....... V-12

5.5.2 Analisa Metode Behaviorally Anchored Rating Scale

(BARS) ............................................................... V-14

5.5.3 Formulir-Formulir Yang Digunakan Pada Usulan ......... V-16

5.6 Perbandingan Rancangan Penilaian Kinerja Dari Perusahaan

Dengan Rancangan Yang Dihasilkan ......................................... V-20

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................. VI-1

6.2 Saran ........................................................................................... VI-2

ix

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran A. Kuesioner dan Data Mentah

Lampiran B. Hasil Pengolahan SPSS 12

Lampiran C. Penilaian Kinerja Dengan Metode MBO & BARS

Lampiran D. Tata Tertib Dan Metode Penilaian Di PT.Pupuk Kujang

x

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Dari Perilaku Pemimpin Dengan Perbaikan Dari

Teori Path-Goal.................................................................................... II-17

Tabel 2.2 Skala Peringkat Grafis Dengan Satandar Yang Tidak Jelas .............. II-30

Tabel 2.3 Persamaan Dan Perbedaan Yang penting, Dan Keuntungan Serta

Kerugian Dari Metode Penilaian ......................................................... II-41

Tabel 2.4 Perhitungan Untuk Eigenvalue ............................................................ II-57

Tabel 2.5 Matriks Faktor...................................................................................... II-57

Tabel 2.6 Perhitungan Komunalitas..................................................................... II-60

Tabel 3.1 Perhitungan Untuk Eigenvalue ............................................................ III-9

Tabel 3.2 Matriks Faktor ..................................................................................... III-9

Tabel 3.3 Perhitungan Komunalitas .................................................................... III-11

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variable Manifest Gaya Kepemimpinan .......... IV-20

Tabel 4.2 Hasil KMO dan Bartlett’s Test ............................................................ IV-23

Tabel 4.3 Penamaan Faktor Yang Terbentuk .................................................. IV-27

Tabel 4.4 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala biro ketenagakerjaan................................................................. IV-30

Tabel 4.5 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian perencanaan dan pengendalian ..................................... IV-30

Tabel 4.6 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian perencanaan dan pengembangan................................... IV-31

Tabel 4.7 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian pengendalian karir......................................................... IV-31

Tabel 4.8 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian administrasi dan kesejahteraan ..................................... IV-32

Tabel 4.9 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian penggajian ..................................................................... IV-32

Tabel 4.10 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian administrasi pegawai..................................................... IV-33

xi

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tabel 4.11 Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan

kepala bagian kesejahteraan................................................................. IV-34

Tabel 4.12 Sasaran dan KRA pada Metode MBO Untuk

Kepala Biro Ketenagakerjaan ......................................................... IV-35

Tabel 4.13 Penerapan Metode BARS Untuk Kepala Biro Ketenagakerjaan ..... IV-36

Tabel 5.1 Reability Statistic .............................................................................. V-2

Tabel 5.2 Penamaan Faktor Yang Terbentuk .................................................... V-8

xii

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Halaman Pertama Dari Dua Halaman Penilaian Prestasi

menggunakan Skala Peringkat Grafis ............................................ II-16

Gambar 2.2 Halaman Pertama Dari Dua Halaman Penilaian Prestasi

menggunakan Skala Peringkat Grafis ............................................ II-25

Gambar 2.3 Contoh Formulir Penilaian Kinerja Dari Kejadian Sebenarnya..... II-26

Gambar 2.4 Contoh Formulir Penilaian Kinerja Dari Kejadian

Sebenarnya (Lanjutan) ................................................................... II-27

Gambar 2.5 Penilaian Prestasi menggunakan Metode Peringkat Alternasi....... II-28

Gambar 2.6 Penilaian Prestasi menggunakan Metode Perbandingan

Berpasangan................................................................................... II-29

Gambar 2.7 Rencana Peningkatan Prestasi Karyawan ...................................... II-31

Gambar 2.8 Rencana Peningkatan Prestasi Karyawan (Lanjutan) .................... II-32

Gambar 2.9 Contoh Penilaian Kinerja Mengunakan Metode BARS ................ II-33

Gambar 2.10 Tahapan Analisis Faktor ................................................................ II-62

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................... III-2

Gambar 4.1 Diagram Proses Produksi PT. Pupuk Kujang ................................ IV-2

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Pupuk Kujang.......................................... IV-3

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Biro Ketenagakerjaan .................................... IV-11

Gambar 4.4 Grafik Scree Plot....................................................................... IV-25

xiii

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PT. PUPUK KUJANG adalah sebuah BUMN di lingkungan Departemen

Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun pabrik urea di desa Dawuan,

Cikampek, Jawa Barat. Dimana PT. PUPUK KUJANG ini memproduksi pupuk urea

yang terbuat dari bahan baku berupa gas alam, air dan udara. Perusahaan ini telah

beroperasi sejak 7 November 1978 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 12

Desember 1978 dan pada 1 april 1979 PT. PUPUK KUJANG mulai dengan operasi

komersial.

Struktur organisasi merupakan susunan kepengurusan atau pengelolaan dari sebuah

organisasi atau perusahaan. Struktur ini sangat menentukan kelancaran kerja, dimana

hubungan antara pimpinan dan bawahan diatur secara proporsional dan seprofesional

mungkin. Dimana PT. PUPUK KUJANG memiliki struktur organisasi lini. Dari struktur

ini dapat terlihat bahwa perusahaan sangat memperhatikan karyawannya dengan adanya

bagian sumber daya manusia dan umum yang didalamnya terdapat biro pendidikan dan

latihan untuk meningkatkan produktivitas karyawannya dalam melakukan pekerjaan.

Tujuan organisasi merupakan tanggung jawab bersama dari pihak-pihak yang ada

dalam organisasi itu, akan tetapi bila masing-masing pihak bekerja sendiri-sendiri dan

tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan maka jauh kemungkinan dapat mencapai

sasaran. Oleh karena itu untuk menyatukan arah kegiatan tersebut diperlukan

adanya sistem kepemimpinan. Dalam organisasi pemimpin sangat

bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan.

Menurut Yukl (Dikutip dari Gary Yukl, 2001) terdapat 10 fungsi kepemimpinan

yang paling penting untuk memperkuat kerja kolektif dalam tim dan organisasi yaitu

membantu menerjemahkan makna dari peristiwa, menciptakan kesejajaran atas sasaran

dan strategi, membangun komitmen dan optimisme tugas, membangun saling

mempercayai dan kerja sama, memperkuat identitas kolektif, mengatur dan

mengoordinasikan aktivitas, mendorong dan memudahkan pembelajaran kolektif,

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

mendapatkan sumber daya dan dukungan yang diperlukan, mengembangkan dan

memberi kewenangan kepada orang, serta mempromosikan keadilan sosial dan

moralitas.

Diantara 10 faktor tersebut terdapat faktor memperkuat identitas kolektif,

dimana menurut Yukl (Dikutip dari Gary Yukl, 2001) efektivitas dari sebuah

kelompok atau organisasi membutuhkan paling tidak derajat identifikasi kolektif yang

menengah. Dalam era tim yang cair, organisasi virtual, dan usaha patungan, batasan

sering kali tidak jelas dan kesetiaan terbagi. Para pemimpin yang efektif membantu

untuk menciptakan sebuah identitas unik bagi sebuah kelompok atau organisasi, dan

mereka menyelesaikan masalah keanggotaan dalam cara yang konsisten dengan

identitas ini.

Terdapat empat pendekatan gaya kepemimpinan yang biasanya digunakan oleh

seseorang untuk mempelajari kepemimpinan yaitu Pendekatan kuasa - pengaruh (Power

- Influence Approach), Pendekatan sifat atau ciri (Trait- Approach), Pendekatan perilaku

(Behavior - Approach), dan Pendekatan situasional (Contingency - Approach).

Dalam penelitian ini dipilih pendekatan situasional karena kesuksesan seorang

pemimpin dengan ciri yang dimilikinya maupun perilaku yang diterapkannya mendorong

untuk dilakukannya penelitian yang berfokus kepada faktor situasional. Studi ini

menemukan bahwa pada situasi tertentu, tipe kepemimpinan tertentu akan lebih sesuai.

Terdapat beberapa teori kepemimpinan dalam pendakatan situasional salah satunya

adalah path-goal theory atau teori tapak tujuan. Teori ini dikembangkan untuk

menjelaskan perilaku atasan yang mempengaruhi kepuasan dan performansi bawahan.

Teori ini menggambarkan empat buah gaya kepemimpinan yaitu suportif, direktif,

partisipatif, dan berorientasi pada prestasi. Dimana menurut peneliti keempat gaya ini

adalah yang paling tepat diterapkan jika perusahaan ingin maju dan berkembang.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

PT. PUPUK KUJANG terdiri dari empat bagian utama yaitu bagian produksi,

bagian komisi dan pengembangan, bagian keuangan serta bagian sumber daya manusia

dan umum. Pada penelitian kali ini peneliti akan melakukan penelitiannya di bagian

sumber daya manusia dan umum. Bagian sumber daya manusia dan umum merupakan

I-2

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

bagian yang berfungsi untuk memanage hasil-hasil tugas rutinitas dari tiap bagian dalam

perusahaan dengan kata lain bagian ini melakukian penilaian kinerja.

Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka akan dirumuskan masalah yang

akan diteliti dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan yang ada diperusahaan pada saat ini?

2. Bagaimanakah metode penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan pada saat

ini?

3. Apakah metode penilaian kinerja yang ada telah sesuai dengan gaya kepemimpinan

pada saat ini?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian adalah :

- Mengetahui gaya kepemimpinan yang ada diperusahaan pada saat ini menurut

karyawan bagian SDM & Umum di PT.PUPUK KUJANG.

- Mengetahui metode penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan pada saat

ini.

- Merancang penilaian kinerja yang sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ada.

1.4 PEMBATASAN MASALAH

Untuk mengatasi faktor yang tidak terkontrol dan menghindarkan

kesimpangsiuran pengertian yang diluar jangkauan pemecahan, maka perlu dilakukan

pembatasan-pembatasan sebagai berikut :

1. Variabel pengamatan dalam penelitian ini dibatasi hanya meliputi variabel-variabel

yang ada kaitannya dengan perumusan masalah, yaitu variabel kepemimpinan yang

dihubungkan dengan kinerja karyawan yang dilakukan dengan menggunakan path-

goal theory.

2. Sarana dan fasilitas yang ada di perusahaan dianggap sesuai untuk melaksanakan

penelitian variabel-variabel kepemimpinan yang berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

3. Mengingat masalah kepemimpinan ini terdapat dalam berbagai macam organisasi

seperti halnya organisasi sosial, politik, jasa, produksi dan lain sebagainya. Maka

I-3

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

dalam penelitian ini yang diambil sebagai populasi pengamatan dibatasi hanya dalam

organisasi produksi.

4. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas struktur organisasi perusahaan, sistem

akuntansi dan administrasi walaupun banyak kaitannya dengan masalah ini.

5. Karena adanya keterbatasan, maka penelitian ini tidak dilakukan langsung melalui

manajemen puncak tetapi hanya dilakukan pada bagian manajemen sumberdaya

manusia diperusahaan.

6. Sebagai contoh penerapan metode penilaian kinerja terpilih hanya dilakukan untuk

kepala jabatan-jabatan dibiro ketenagakerjaan.

1.5 METODE PENELITIAN

Adapun metodologi yang dipergunakan dalam pengumpulan data pada tugas akhir

ini, adalah sebagai berikut :

a Wawancara

Yaitu mewawancarai secara langsung dengan mengajukan pertanyaan –

pertanyaan kepada pihak yang dapat dimintai keterangan dan bantuannya dalam

penyusunan laporan ini, yaitu pihak yang mempunyai wewenang dan tanggung

jawab dalam melaksanakan kegiatan ini, seperti pembimbing, pemimpin bagian

SDM dan karyawan.

b Observasi langsung

Yaitu melakukan tinjauan secara langsung ke perusahaan dimana proses

kepemimpinan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan dalam penulisan laporan ini.

c Studi Literatur

Merupakan kajian dari berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini.

I-4

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini digunakan sistematika pembahasan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penelitian perumusan masalah

penelitian, pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengemukakan teori-teori penunjang mengenai

pembahasan masalah ini, juga sebagai landasan pengolahan data dan

analisis pembahasan.

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah pemecahan masalah

dalam penelitian dan penulisan laporan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini akan disajikan data-data yang dibutuhkan untuk landasan

analisis dan pengolahan data.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan lanjutan dari bab sebelumnya serta berisikan analisis

dan pembahasan dari keseluruhan laporan dan memberikan saran

konstruktif.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang rangkuman dari keseluruhan serta disertai

saran-saran yang sifatnya konstruktif bagi perusahaan.

I-5

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian manajemen sumber daya

manusia, komponen manajemen sumber daya manusia, peranan manajemen sumber daya

manusia dan fungsi manajemen sumber daya manusia.

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah bagian dari manajemen. Oleh

karena itu, teori-teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya. MSDM lebih

memfokuskan pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam

mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan itu meliputi masalah perencanaan

(human resources planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,

pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,

kedisiplinan, dan pemberhentian tenaga kerja untuk rnembantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnva MSDM mengatur tenaga kerja

manusia sedemikian rupa sehingga terwujud tujuan perusahaan, kepuasan

karyawan, dan masyarakat.

Agar pengertian MSDM ini lebih jelas, di bawah ini dirumuskan dan dikutip

definisi yang dikemukakan oleh para ahli :

Drs. Malayu S.P. Hasibuan

MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja

agar efektif dan efsien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

Edwin B. Filippo

Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan

perusahaan, individu, karyawan, dan masyarakat.

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Dale Yoder

Menajemen personalia adalah penyedia kepemimpinan dan pengarahan para

karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka.

Andrew F. Sikula

Administrasi kepegawaian adalah penempatan orang-orang dalam suatu

perusahaan.

John B. Miner dan Mary Green Miner

Manajemen personalia didefinisikan sebagai suatu proses pengembangan,

menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, metode-metode,

dan program-program yang berhubungan dengan individu karyawan dalam

organisasi.

Michael J. Jucius

Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang didalamnya terdapat

perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian bermacam-macam fungsi

pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan tenaga kerja

sedemikian rupa sehingga :

1. Tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

2. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat yang optimal.

3. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus kajian MSDM

adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya

agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat dimana karyawan adalah perencana, pelaku, dan selalu berperan aktif

dalam setiap aktivitas perusahaan.

II-2

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.1.2 Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan,

dan pemimpin.

1. Pengusaha

Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk mem-

peroleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba

yang dicapai perusahaan tersebut.

2. Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan

aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.

Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya).dan mendapat

kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan

terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh

kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan

dibedakan atas karyawan operasional dan karyawan manajerial.

a. Karyawan Operasional

Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus

mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.

b. Karyawan Manajerial

Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya

untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah.

Mereka mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Karyawan manajerial

ini dibedakan atas manajer lini dan manajer staf.

1) Manajer Lini

Manajer lini adalah seorang pemimpm yang mempunyai wewenang lini (line

authority), berhak dan bertanggung jawab langsung merealisasikan tujuan perusahaan.

2) Manajer Staf

Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf (staff authority)

yang hanya berhak memberikan saran dan pelayanan untuk memperlancar penyelesaian

tugas-tugas manajer lini.

II-3

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3. Pemimpin atau Manajer

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas

pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah gaya

seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dari bekerja

efektif sesuai dengan perintahnya. Asas-asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan

rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil dan jujur.

Setiap pemimpin atau manajer adalah termasuk manajer personalia, karena tugas-

nya mengatur personel yang menjadi bawahannya. Berikut ini dua pendapat yang

membedakan manajer lini dan manajer personalia.

E. L. Trist

Manajer lini dalam memimpin perusahaan dengan pendekatan social system dan

technical system atau pendekatan sistem sosioteknik, agar interaksi atasan dan bawahan

harmonis dalam mewujudkan hasil yang optimal.

Chester L Barnard

Manajer personalia pendekatannya hanya dengan sistem kerja sama sosial atau

cooperative social system approach, sebab dalam pelaksanaan tugas-tugasnya tidak

menyangkut metode kerja, mesin-mesin dan equipment, karena dia tidak merealisasikan

tujuan perusahaan secara langsung.

Menurut John Frech dan Bertram Raven faktor yang dapat mendukung

manajer dalam memimpin para bawahannya antara lain sebagai berikut:

1. Otoritas-otoritas manajer untuk coercive power, reward power, legitimate power,

expert power, dan reference power.

2. Para karyawan masih mempunyai kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan

makan, hidup berkelompok, kebutuhan sosial , kebutuhan kerjasama, dan

kebutuhan untuk memperoleh kepuasan kerja.

3. Orang-orang mau bekerja sama dan hidup berkelompok karena adanya

keterbatasan (limit factors), yaitu keterbatasan fisik dan mental.

4. Orang-orang mau bekerja sama karena keinginan untuk mempertahankan

hidup, berkuasa, mendapat pujian, dan pengakuan.

II-4

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Jadi, seorang manajer dalam memimpin para bawahannya harus mampu

memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan, pengendalian,

keteladanan, dan bersikap jujur serta tegas, agar para bawahan mau bekerja sama

dan bekerja efektif untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

2.1.3 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil

rertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya

manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen.

MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian.yang mencakup

masalah-masalah sebagai berikut.

1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif

sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job

specification, job requirement, dan job evaluation.

2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas

the right man in the right place and the right man in the right job.

3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhen-

tian.

4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang

akan datang.

5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan

perusahaan pada khususnya.

6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhsn dan kebijaksanaan

pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis

7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh

8. Melaksanakan pendidikan latihan, dan penilaian prestasi karyawan

9. Mengatur mutasi karyawan b a i k vertikal maupun horizontal

10. Mengatur pensiun pemberhentian, dan pesangonnya

Peranan MSDM menentukan bagi t e r w u j u d n y a t u j u a n tetapi untuk

memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan rumit.

II-5

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga tidak kalah

pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien.

Kemampuan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan

kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan.

2.1.4 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi manajemen sumber daya manusia meiliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,

kompensasi, nengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.

1. Perencanaan

Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja

secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan

program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian,

pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, penintegrasian,

pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian

yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahan, karyawan, dan masvarakat.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan

dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,

integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi

hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan

membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

3. Pengarahan

Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar

mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan

dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

4. Pengendalian

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan,

agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

II-6

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan

penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,

perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan

pekerjaan.

5. Pengadaan

Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,

orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.

6. Pengembangan

Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis,

teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutunan pekerjaan

masa kini maupun masa depan.

7. Kompensasi

Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan

tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa

yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil

diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi

kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan

berdasarkan interval dan eksternal konsitensi.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang

serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat

memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal

yang penting dan sulit didalam MSDM karena mempersatukan dua kepentingan

yang bertolak belakang.

9. Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintanance) adalah kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap

mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan

II-7

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta

berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.

10. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujud-

nya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.

Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial.

11. Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,

keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.

Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964.

2.2 Teori Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan banyak dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan hasil

penelitian yang mereka lakukan. Hemphill dan Coons ( 1957, dikutip dari Agust J.

Purba. 2000) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah perilaku individu ketika ia

mengarahkan aktivitas-akrtivitas dari sebuah kelompok menuju pencapaian tujuan

bersama. Stogdill (1974, dikutip dari Agust J. Purba, 2000) menganggap bahwa

kepemimpinan sebagai sesuatu yang harus melibatkan orang-orang yang berstatus

bawahan atau pengikut, melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara

pemimpin dan anggota serta menyangkut kemampuan untuk memberikan petunjuk atau

perintah kepada bawahannya. Katz dan Kahn (Dikutip dari Agust J. Purba. 2000)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah penambahan yang berpengaruh atas

kepatuhan yang mekanistik dengan perintah yang rutin. Kottler (Dikutip dari Agust J.

Purba, 2000) menyatakan kepemimpinan berhubungan dengan proses untuk

menggerakkan orang-orang dengan petunjuk-petunjuk dan tanpa paksaan.

Dari berbagai definisi kepemimpinan di atas dapat diambil suatu ringkasan

definisi kepemimpinan yang mudah untuk dapat dimengerti yaitu rangkaian kegiatan

penataan yang diwujudkan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang

lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

II-8

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.2.1 Perkembangan Teori Kepemimpinan

Pendekatan untuk mempelajari tentang kepemimpinan telah banyak dilakukan oleh

para ahli. Berbagai faktor yang mempengaruhi dan menentukan gaya kepemimpinan

yang efektif menjadi pusat perhatian dalam penelitian tersebut. Secara umum pendekatan

yang digunakan untuk mempelajari kepemimpinan adalah sebagai berikut :

l. Pendekatan kuasa - pengaruh (Power - Influence Approach)

2. Pendekatan sifat atau ciri (Trait- Approach)

3. Pendekatan perilaku (Behavior - Approach)

4. Pendekatan situasional (Contingency - Approach)

Dibawah ini akan dijelaskan berbagai teori tentang kepemimpinan berdasarkan

keempat macam pendekatan di atas.

2.2.1.1 Pendekatan Kuasa Pengaruh

Pendekatan kuasa - pengaruh mencoba untuk dapat menjelaskan tentang

efektivitas kepemimpinan dalam konteks dan jumlah kekuasaan yang dimiliki oleh

pemimpin, jenis kekuasaan, dan bagaimana kekuasaan itu dapat digunakan. Kekuasaan di

sini sangat penting bukan hanya untuk mempengaruhi bawahan, akan tetapi juga untuk

mempengaruhi rekan kerja, atasan, dan orang-orang di luar organisasi. Sebagian besar

pendekatan kuasa - pengaruh berdasarkan kepada lima jenis kekuasaan yang

dikemukakan oleh French dan Raven (19.59, dikutip dari Agust J. Purba, 2000),

diantaranya yaitu :

1. Kekuasaan imbalan, yaitu kekuasaan berdasarkan kepada kemampuan seseorang

untuk dapat memberikan imbalan kepada pengikutnya.

2. Kekuasaan paksaan, merupakan kebalikan dari kekuasaan imbalan, yaitu kekuasaan

untuk menghukum. Seseorang dapat digerakkan karena rasa takut akan hukuman

yang akan diberikan.

3. Kekuasaan legitimasi, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain

karena posisinya. Seseorang yang hirarkinya lebih tinggi dalam suatu organisasi

akan memiliki kekuasaan legitimasi yang lebih besar dibandingkan dengan orang

lain yang berada di bawahnya.

II-9

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4. Kekuasaan ahli, yaitu kekuasaan yang diperoleh seseorang karena keahlian,

keterampilan, dan pengetahuan yang dimilikinya.

5. Kekuasaan referen, yaitu kekuasaan yang muncul pada diri seseorang karena orang

lain mengagumi kepribadian dan perilakunya. Adanya kharisma dalam diri

seseorang merupakan petunjuk adanya kekuasaan referen pada dirinya.

Hersey dan Blanchard (1982, dikutip dari Agust J. Purba, 2000) mengajukan

kekuasaan berbasis kuasa koneksi, yaitu kekuasaan yang diperoleh berdasarkan pada

hubungan seseorang dengan orang-orang penting di luar maupun di dalam tubuh

organisasi.

Penelitian dengan menggunakan kuasa - pengaruh biasanya mengukur seberapa

banyak seorang pemimpin menggunakan setiap tipe kekuasaan yang dihubungkan

dengan kriteria efektivitas pemimpin tersebut. Kriteria efektivitas seorang pemimpin

biasanya berupa kepuasan bawahan atau performansinya.

2.2.1.2 Pendekatan Ciri Atau Sifat

Pendekatan ini didasarkan kepada asumsi bahwa dapat ditentukan sejumlah ciri-

ciri tertentu pada pemimpin yang dapat mempengaruhi keefektifan pemimpin tersebut

(Gibson, 1985, dikutip dari Agust J. Purba, 2000). Ciri-ciri tersebut dapat berupa

kecerdasan, ciri-ciri fisik, emosional, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Penelitian yang

menggunakan pendekatan ini difokuskan untuk menemukan beberapa ciri atau sifat

pemimpin yang dianggap sukses serta mencari keterkaitan antara sifat dengan proses

kepemimpinan dan keefektifan kelompok atau organisasi. Pendekatan ini

menyimpulkan bahwa apabila kita dapat mengidentitikasikan ciri-ciri tersebut pada

seorang pemimpin atau calon pemimpin, maka dapat diketahui mana yang merupakan

pemimpin yang efektif.

Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap pendekatan ini karena kurang efisien

dalam mengidentifikasikan sifat-sifat atau ciri-ciri dari pemimpin, yang semakin lama

semakin bertambah dan mungkin tidak berkesudahan. Ciri atau sifat tersebut tidak

konsisten dalam menggambarkan keefektifan pemimpin sebab ciri atau sifat-sifat

tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan kombinasi dalam upaya

mempengaruhi pengikut.

II-10

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.2.1.3 Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan

pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak dari pemimpin yang

bersangkutan. Penelitian lebih lanjut mengenai kepemimpinan adalah studi yang

menekankan pada perilaku pemimpin yang efektif. Para peneliti mencoba untuk

meneliti cara pemimpin mendelegasikan tugas, berkomunikasi, memotivasi bawahan,

dan menyelesaikan tugas mereka sendiri.

Di antara peneiitian yang menggunakan pendekatan ini adalah penelitian

Universitas IOWA, penelitian Tannenbaum-Schmidt, penelitian Universitas OHIO,

serta penelitian Universitas Michigan.

2.2.1.3.1 Studi Kepemimpinan Dari Universitas IOWA

Penelitian Universitas IOWA dilakukan oleh Ronald Lippit dan Ralph K.

White di bawah pimpinan Kurt Leewin. Penelitiannya mengambil subyek pada klub

hobi anak-anak berusia sepuluh tahun. Tiap-tiap kelompok disimulasikan dalam tiga

gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu :

a. Otokratik, yaitu gaya kepemimpinan yang sangat tegas dan tidak mengenal adanya

partisipasi dari bawahan.

b. Demokratik, yaitu gaya kepemimpinan yang mengikutsertakan bawahan dalam

pengambilan keputusan.

c. Laissez Faire, yaitu gaya kepemimpinan yang membiarkan bawahan bertindak

menurut kehendaknya.

Penelitian ini memperlihatkan suatu kecenderungan yang cukup besar dari

anak-anak untuk menyukai kepemimpinan yang demokratik. Dari 20 anak, 19 di

antaranya lebih menyukai kepemimpinan yang demokratik.

II-11

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.2.1.3.2 Studi Kepemimpinan Oleh Robert Tansenbaum dan Schimidt

Penelitian ini menjelaskan bahwa pemimpin dapat mempengaruhi pengikutnya

dengan dua cara, yaitu :

a. Memberitahu pengikut tentang hal-hal yang perlu dilakukan dan bagaimana cara

melakukannya. Cara yang menekankan perhatian dan tugas ini dinamakan gaya

otokratik.

b. Berbagi tanggung jawab kepemimpinan dengan melibatkan pengikut dalam

perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas. Cara ini dikenal dengan gaya demokratik

yang menekankan pada hubungan antara manusia.

Perbedaan gaya tersebut didasarkan pada asumsi pemimpin tentang sumber

kekuasaan atau wewenang dan asumsi mereka tentang hakekat manusia. Gaya

kepemimpinan yang otokratik didasarkan pada gabungan asumsi bahwa kekuasaan

pemimpin berasal dari posisi yang mereka miliki dan bahwa orang-orang pada dasarnya

memiliki watak malas dan tidak dapat dipercaya. Gaya demokratik berasumsi bahwa

kekuasaan pemimpin berasal dari kelompok yang dipimpinnya dan pada asumsi bahwa

orang-orang pada hakekatnya dapat mengarahkan diri sendiri dan kreatif di tempat

kerjanya, apabila dimotivasi dengan cepat. Akibatnya dalam gaya otokratik, semua

kebijakan ditentukan oleh pemimpin sedangkan dalam gaya demokratik semua keputusan

terbuka untuk didiskusikan dengan kelompok.

2.2.1.3.3 Studi Kepemimpinan Dari Ohio State

Pada sekitar tahun 1940-an, Carroll Shartle melakukan penelitian tentang

kepemimpinan di Ohio State University. Hasil penelitian diterbitkan secara berkala

oleh Bureau of Business di Ohio State. Salah satu dari inti penelitiannya adalah

mengenai perilaku pemimpin yang dikelompokkan menjadi dua perilaku yaitu :

a. Konsiderasi. Merupakan tipe kepemimpinan yang menekankan hubungan yang

terjalin dengan baik antara pemimpin dan bawahannya dalam mencapai suatu

tujuan. Pemimpin seperti ini bersifat memperhatikan kebutuhan karyawan,

menciptakan suasana saling mempercayai, saling menghargai, bersifat mendorong,

bersahabat, berkonsultasi dengan bawahan, memperhatikan kepentingan bawahan,

berkomunikasi secara terbuka dan menghargai kontribusi bawahan.

II-12

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

b. Inisiasi Struktur. Merupakan tipe kepemimpinan yang menekankan perencanaan

dan pengorganisasian pada pekerjaan dan tugas dalam mencapai tujuan. Pemimpin

seperti ini memiliki sifat mengutamakan tercapainya tujuan, mementingkan

produksi tinggi, lebih banyak memberikan pengarahan atau perintah atau

petunjuk, mendefinisikan peranan bawahan dengan jelas, melakukan pengawasan

dengan ketat, menyediakan persoalan, memberikan kritik atas hasil yang buruk,

serta menekankan bawahan agar bekerja lebih baik.

2.2.1.3.4 Studi Kepemimpinan Dari Universitas Michigan

Mulai tahun 1947, Universitas Michigan mengadakan penelitian tentang

kepemimpinan. Berbagai macam perusahaan dijadikan sample penelitian seperti

perusahaan asuransi, manufaktur, listrik, automobil dan lain-lain. Hasil penelitian

tentang tipe kepemimpinan yang disebut Michigan Style Continuum itu dibagi

menjadi dua kelompok yaitu :

a. Orientasi pada karyawan (Employee Centered), yaitu pemimpin yang memiliki

gaya kepemimpinan dengan berorientasi pada hubungan baik antara kayawan.

Pemimpin yang memiliki gaya seperti ini akan melibatkan bawahan untuk turut

serta di dalam pengambilan sebuah keputusan dan juga menolong mereka untuk

mendapatkan performansi yang lebih baik.

b. Orientasi pada produksi (Production Centered), yaitu pemimpin yang memiliki

gaya kepemimpinan dengan memusatkan pada bagaimana cara untuk

meningkatkan produksi. Pemimpin yang seperti ini akan menetapkan standar kerja

yang baku, mengorganisasikan kepada bawahan secara lebih terperinci,

menetapkan metoda kerja yang harus dijalankan, dan mengawasi bawahan di

dalam melaksanakan tugas.

Penelitian lanjutan yang dilaksanakan di Universitas Michigan menunjukkan

bahwa adanya partisipasi bawahan dalam membuat sebuah keputusan akan

menghasilkan kepuasan dan performansi bawahan yang semakin baik

II-13

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.2.1.4 Pendekatan Situasional

Kesulitan para ahli dan peneliti dalam meramalkan kesuksesan seorang pemimpin

dengan ciri yang dimilikinya maupun perilaku yang diterapkannya mendorong untuk

dilakukannya penelitian yang berfokus kepada faktor situasional. Studi ini menemukan

bahwa pada situasi tertentu, tipe kepemimpinan tertentu akan lebih sesuai.

Faktor situasional yang dianggap mempengaruhi gaya kepemimpinan itu, antara

lain tekanan pekerjaan, kepuasan kerja intrinsic, kebutuhan bawahan akan informasi dan

konsiderasi pemimpin (Dessler, 1980, dikutip dari Agust ,J. Purha, 2000). Saat ini tidak

terdapat kesamaan pendapat di antara para pakar teori kepemimpinan tentang pengaruh

faktor situasional ini. Hal ini disebabkan adanya perbedaan etnik dan budaya di antara

responden yang diteliti sehingga terjadi perbedaan preferensi terhadap gaya kepemimpinan.

Yukl (1989) mengkategorikan penelitian dengan pendekatan situasional menjadi

dua. Pada kategori pertama, perilaku pemimpin dijadikan sebagai variabel dependen,

sementara peneliti berusaha meneliti berbagai situasi kepemimpinan yang mempengaruhi

perilaku tersebut. Kategori yang kedua, berusaha mengidentifikasikan aspek-aspek yang

menjadi variabel moderator dalam hubungan antara ciri dan perilaku pemimpin dengan

efektivitas pemimpin. Asumsi yang digunakan adalah bahwa perilaku yang berbeda akan

lebih efektif dalam situasi yang berbeda pula dan perilaku yang sama tidak akan selalu

optimal dalam segala situasi. Dari kedua kategori ini, terkadang disebut sebagai pendekatan

kontingensi (Contingency Approach).

Menurut Fred Luthans (1974, dikutip dari Agust J. Purba, 2000), pendekatan

situasional atau kontingensi sebagai hubungan “Jika.. . ,maka...”. Kata “jika” merupakan

variabel lingkungan, sedangkan kata “maka” merupakan variabel manajemen atau tipe

kepemimpinan. Jadi tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik. Yang ada adalah

gaya kepemimpinan yang lebih tepat untuk diterapkan dalam konteks (situasi dan

kondisi) tertentu.

2.2.1.4.1 Path-Goal Theory

Teori path-goal dikembangkan untuk menjelaskan perilaku atasan yang

mempengaruhi kepuasan dan performansi bawahan. Pada awalnya teori yang

dikembangkan oleh Evans (1970, dikutip dari Agust J. Purba, 2000) ini bersifat non

II-14

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

situasional, kemudian House (1971, dikutip dari Agust J. Purba, 2000)

menyempurnakannya dengan memperhitungkan faktor situasi.

Teori ini pada awalnya hanya menggambarkan dua buah gaya kepemimpinan yaitu

suportif dan instrumental (direktif). Kemudian House dan Mitchell (1974, dikutip dari

Agust J. Purba, 2000) menambahkan dua gaya kepemimpinan. Keempat gaya

kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Suportif, yaitu gaya kepemimpinan yang mempertimbangkan kepentingan bawahan,

memperlihatkan kesejahteraan karyawan, dan menciptakan suasana kerja yang

bersahabat.

b. Direktif, yaitu gaya kepemimpinan yang membuat bawahan tahu apa yang harus

mereka kerjakan, memberikan pengarahan yang spesifik, memerintahkan bawahan

agar mengikut seperangkat aturan dan prosedur, serta melakukan penjadwalan dan

kondisi kerja.

c. Partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang melakukan konsultasi dengan bawahan dan

menghargai serta memperhitungkan pendapat dari bawahan.

d. Berorientasi pada prestasi (Achievement-Oriented), yaitu gaya kepemimpinan yang

menetapkan tujuan yang menantang, mengembangkan perfomansi, menekankan

pentingnya prestasi kerja, dan memberikan kepercayaan diri kepada bawahan, bahwa

mereka mampu mencapai standar yang tinggi (Yukl, 1989, Schermerhorn, Hunt, dan

Osborn, 1982, dikutip dari Agust J. Purba, 2000).

Terdapat tiga kunci yang berubah pada teori perbaikan yang diperlihakan pada

Gambar 2.1. Pertama, House sekarang percaya bahwa kepemimpinan lebih rumit dan

melibatkan lebih banyak variasi perilaku kepemimpinan. Selanjutnya ia mengidentifikasi

delapan kategori dari gaya atau perilaku kepemimpinan (lihat tabel 2.1). Kebutuhan

untuk mengembangkan daftar dari perilaku kepemimpinan didukung oleh penelitian

sebelumnya dan deskripsi dari kepemimpinan diperusahaan. Pertimbangan perilaku

kepemimpinan yang berbeda dikembangkan oleh Dieter Zetsche. Zetsche, eksekutif dari

Jerman, yang merupakan CEO dari Chrysler Group sebelumnya yang sekarang telah

digabungkan oleh Daimler dan Chysler menjadi DaimlerChysler.

II-15

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Gambar 2.1 Pengambaran dasar dari perbaikan Path-Goal teori oleh House

Dieter Zetsche menunjukkan perilaku klarifikasi path-goal, perilaku yang

berorientasi pada penghargaan, perilaku suportif, perilaku sebagai fasilitator untuk

berinteraksi, perilaku yang berorientasi pada pengambilan keputusan dalam kelompok,

serta perilaku penggambaran dan jaringan.

Kunci kedua dalam perubahan melibatkan peran dari motivasi dan kekuasaan

dalam pengaruhnya terhadap kepemimpinan yang efektif. House lebih menekankan pada

kebutuhan pemimpin untuk membantu mengambangkan motivasi melalui kekuasaan.

Daftar dari perilaku pemimpin ini ditunjukkan pada Tabel 2.1. Pembagian kepemimpinan

ini mewakili perubahan akhir dari teori perbaikan. Teori path-goal merupakan teori yang

didasarkan pada alas an bahwa pekerja tidak harus menjadi supervisor atau manajer unuk

menggunakan perilaku kepemimpinan. Walaupun House percaya bahwa kepemimpinan

telah ada pada setiap pekerja yang bekerja dalam perusahaan.

II-16

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tabel 2.1 Kategori Dari Perilaku Pemimpin Dengan Perbaikan Dari Teori Path-Goal

Kategori Perilaku Pemimpin Deskripsi Dari Perilaku Pemimpin

perilaku klarifikasi path-goal

Mengklarifikasi performansi tujuan pekerja, mnyediakan panduan tentang bagaimana pekerja dapat menyelesaikan tugas mereka,

mengklarifikasikan standar performansi dan peluang, menggunakan penghargaan positif dan negatif pada performansi.

perilaku yang berorientasi pada penghargaan

Menetapkan tujuan yang harus dicapai, menekankan mutu, menunjukkan kepercayaan pada kemampuan pekerja.

Perilaku memfasilitasi pekerjaan

Perencanaan, penjadwalan, pengaturan, dan pengkoordinasian pekerjaan, menyediakan mentor, pelatihan, konsultasi, dan umpan

balik sebagai bantuan untuk pekerja dalam mengembangkan keahlian mereka, mengurangi penghalang, menyediakan sumber, memberi

wewenang kepada pekerja untuk mengambil tindakan dan keputusan.

perilaku suportif Memperlihatkan perhatian pada kesejahteraan dan kebutuhan pekerja, ramah dan mudah ditemui, tidak membeda-bedakan pekerjanya.

perilaku sebagai fasilitator untuk berinteraksi

Mecahkan perselisihan, memfasilitasi komunikasi, mempertimbangkan opini yang sedikit, menekankan kolaborasi dan kerjasama team,

mengembangkan hubungan yang dekat diantara pekerja.

perilaku yang berorientasi pada pengambilan keputusan

dalam kelompok

Menyelesaikan masalah dari pada mencari solusi dari pekerjaan kelompok, menambah anggota kelompok untuk berpartisipasi dalm pengambilan keputusan, menyediakan informasi yang dibutuhkan

untuk analisis kelompok, menggunakan pengetahuan pekerja dalam mengambil keputusan.

perilaku penggambaran dan jaringan

Menjelaskan sisi positif dalam melakukan pekerjaan berkelompok kepada yang lainnya, melakukan hubungan baik dengan lainnya,

berpartisipasi dalam fungsi lingkungan sosial dan perayaan, membantu orang lain tanpa imbalan.

Perilaku Dasar Penilaian

Mengembangkan visi, menunjukkan ketertarikan terhadap visi tersebut dan mendukung pencapaian visi tersebut, menunjukkan kepercayaan

diri, membicarakan harapan untuk performansi yang tinggi dan percaya pada kemampuan orang lain untuk mencapai tujuannya,

memberikan umpan balik yang positif.

Tidak terdapat pengujian yang cukup dari perbaikan teori path-goal oleh House

dengan menggunakan penelitian yang tepat dan prosedur statistik untuk menggambarkan

kesimpulan secara keseluruhan. Penelitian pada kepemimpinan karismatik bagaimanapun

merupakan perbaikan dari model kepemimpinan suportif. Penelitian selanjutnya

merupakan penjelasan yang dibutuhkan untuk menaksir ketepatan model ini. Disebutkan

bahwa masih terdapat dua implikasi manajerial yang penting. Pertama, mempunyai

kepemimpinan yang efektif dan menggunakan lebih dari satu tipe kepemimpinan.

Manajer dianjurkan untuk membiasakan diri mereka dengan kaegori kepemimpinan yang

berbeda-beda yang terdapat pada teori path-goal dan untuk mencoba perilaku baru pada

situasi tertentu. Kedua, bagian kecil dari karakteristik pekerja (misalnya kemampuan,

pengalaman dan kebutuhan akan kemandirian) dan faktor lingkungan (karakteristik tugas,

keragaman dan ketepatan) relevan dengan faktor-faktor lainnya yang mungkin. Manajer

II-17

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

dianjurkan untuk mengubah gaya kepemimpinan mereka untuk disesuaikan dengan

berbagai macam sifat pekerja dan karakteristik tugas.

2.2.1.4.2 Teori Kepemimpinan Situasional Hersey & Blanchard

Hersey dan Bianchard (1969, 1977, 1982, dikutip dari Agust J. Purba, 2000),

mengembangkan suatu teori kepemimpinan yang disebut teori kepemimpinan situasional.

Teori ini menjelaskan efektivitas kepemimpinan yang dipengaruhi oleh suatu variabel

moderator situasional.

Perilaku kepemimpinan yang dikemukakan oleh teori ini adalah perilaku tugas dan

perilaku hubungan. Perilaku tugas adalah gaya kepemimpinan yang mengorganisasikan

dan mendefinisikan peranan bawahan dengan menjelaskan prosedur yang harus dipatuhi

oleh bawahan. Perilaku hubungan adalah gaya kepemimpinan yang memelihara hubungan

baik dengan bawahan dengan cara berkomunikasi, memberikan dukungan sosio-emosional

dan psikologik.

Variabel moderator situasional yang mempengaruhi efektivitas pemimpin disebut

kematangan bawahan. Kematangan bawahan ini meliputi :

a. Kematangan pekerjaan, yaitu kemampuan bawahan menguasai pekerjaannya dan

pengetahuan teknik.

b. Kematangan psikologik, yaitu kepercayaan diri dan kehormatan diri dari bawahan.

Bawahan disebut matang apabila nilai dari kedua faktor tersebut tinggi. Sedangkan

jika kedua nilai dari kedua faktor tersebut rendah maka bawahan dikatakan belum matang.

Tingkat kematangan bawahan ini menentukan tingkat optimalisasi efektivitas

kepemimpinan.

2.2.2 Esensi Dari Kepemimpinan Yang Efektif Menurut Yukl

Yukl mengambil perspektif yang amat luas dan menguji banyak aspek

kepemimpinan yang berbeda. Begitu banyaknya teori berbeda dan kurangnya temuan

yang konsisten membuat sulit untuk mengidentifikasikan fungsi kepemimpinan penting.

Menurut Yukl terdapat 10 fungsi kepemimpinan yang paling penting untuk

memperkuat kerja kolektif dalam tim dan organisasi. Dalam organisasi yang besar,

kondisi yang menciptakan sebuah kebutuhan akan tindakan kepemimpinan ini

II-18

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

dimainkan pada setiap tingkatan manajemen dan dalam setiap subunit. Fungsi itu dapat

dilakukan oleh anggota mana pun dalam organisasi, tetapi fungsi itu amatlah relevan

bagi para pemimpin yang ditunjuk.

1. Membantu Menerjemahkan Makna dari Peristiwa. Membantu orang untuk

menemukan makna dalam peristiwa rumit adalah penting, khususnya saat langkah

perubahan dipercepat dan menyentuh setiap bagian dari kehidupan kita. Para

pemimpin yang efektif membantu orang untuk menerjemahkan peristiwa,

memahami mengapa mereka relevan, dan mengenali ancaman dan kesempatan yang

muncul.

2. Menciptakan Kesejajaran atas Sasaran dan Strategi. Kinerja yang efektif dari

sebuah tugas kolektif meminta kesepakatan yang cukup besar tentang apa yang akan

dilakukan dan bagaimana melakukannya. Membantu membangun sebuah konsensus

tentang pilihan ini amatlah penting dalam kelompok yang baru terbentuk dan dalam

organisasi yang telah kehilangan jalan mereka. Para pemimpin yang efektif

membantu menciptakan kesepakataxv tentang sasaxan, prioxitas, dan stxategi.

3. Membangun Komitmen dan Optimisme Tugas. Kinerja dari tugas yang sulit dan

menekan membutuhkan komitmen dan keteguhan di hadapan halangan dan kemund

uran. Para pemim pin yang efektif meningkatkan antusiasme unfuk pekerjaan itu,

komitmen terhadap sasaran tugas, dan keyakinan bahwa upaya itu akan berhasil.

4. Membangun Saling Mempercayai dan Kerja Sama. Kinerja yang efektif dari

tugas kolektif membutuhkan kerja sama dan saling mempercayai, yang akan

terjadi saat orang saling memahami, menghargai keragaman, dan mampu

menghadapi dan menyelesaikan perbedaan dalam cara yang konstruktif. Para

pernimpin yang efektif memupuk saling menghormati, kepercayaan dan kerja

sama.

5. Memperkuat Identitas Kolektif. Efektivitas dari sebuah kelompok atau

organisasi membutuhkan paling tidak derajat identifikasi kolektif yang menengah.

Dalam era tim yang cair, organisasi virtual, dan usaha patungan, batasan sering

kali tidak jelas dan kesetiaan terbagi. Para pernimpin yang efektif membantu

untuk menciptakan sebuah identitas unik bagi sebuah kelompok atau organisasi,

II-19

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

dan mereka menyelesaikan masalah keanggotaan dalam cara yang konsisten

dengan identitas ini.

6. Mengatur dan Mengoordinasikan Aktivitas. Kinerja yang berhasil dari sebuah

tugas yang rumit membutuhkan kapasitas untuk mengoordinasikan banyak

aktivitas yang berbeda tetapi saling terkait dalam cara yang menggunakan orang

dan sumber daya secara efisien. Para pernimpin yang efektif membantu orang

menjadi teratur untuk melaksanakan aktivitas kolektif secara efisien, dan mereka

membantu untuk mengoordinasikan aktivitas ini saat terjadi.

7. Mendorong dan Memudahkan Pembelajaran Kolektif. Dalam lingkungan yang

amat kompetitif dan bergolak, pembelajaran dan inovasi yang berkelanjutan amat

penting bagi kelangsungan dan kemakmuran sebuah organisasi. Para anggota

harus secara kolektif mempelajari cara yang lebih baik untuk bekerja bersama

menuju sasaran bersama. Para pernimpin yang efektif mendorong dan

memudahkan pembelajaran dan inovasi kolektif.

8. Mendapatkan Sumber Daya dan Dukungan yang Diperlukan. Bagi

kebanyakan kelompok dan organisasi, kelangsungan dan kemakmuran

membutuhkan pertukaran yang menguntungkan dengan pihak-pihak luar. Sumber

daya, persetujuan, bantuan, dan dukungan politis harus diperoleh dari atasan dan

orang di luar unit itu. Para pernimpin yang efektif mempromosikan dan

mempertahankan minat unit dan membantu untuk memperoleh sumber daya dan

dukungan yang diperlukan.

9. Mengembangkan dan Memberi Kewenangan kepada Orang. Agar berhasil,

sebuah kelompok atau organisasi biasanya membutuhkan keterlibatan aktif dari

para anggota dalam memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menerapkan

perubahan. Keterampilan yang tepat harus dikembangkan untuk menyiapkan

orang akan peran kepemimpinan, tanggung jawab baru, dan perubahan besar. Para

pernimpin yang efektif membantu orang mengembangkan keterampilan penting

dan memberikan kewenangan kepada orang untuk menjadi agen perubahan dan

pernimpin itu sendiri.

II-20

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

10. Mempromosikan Keadilan Sosial dan Moralitas. Kepuasan dan komitmen

anggota ditingkatkan dengan iklim keadilan, rasa iba, dan tanggung jawab sosial.

Untuk memelihara iklim demikian, membutuhkan upaya aktif untuk melindungi

hak individual, mendorong tanggung jawab sosial, dan menentang praktik yang

tidak etis. Para pernimpin yang efektif memberikan contoh perilaku moral, dan

mereka melakukan tindakan yang diperlukan untuk mempromosikan keadilan

sosial.

2.2.3 Gaya Kepemimpinan Menurut Edward Glassman

Edward Glassman, Ph D, kepala Program .for Team Effeciveness dan professor

di School of Medicine dari University of North Carolina di Chapel Hill, mengemukakan

dalam buku seri Ilmu dan Manajemen Bisnis, 1991 (Kepemimpinan, Gaya

Kepemimpinan Anda) bahwa gaya kepemimpinan adalah kumpulan ciri yang digunakan

untuk mempengaruhi bawahan supaya sasaran organisasional dapat dicapai. Gaya

kepemimpinan yang diterapkan bukanlah gaya kepemimpinan yang menurut seorang

pemimpin telah lakukan melainkan gaya kepemimpinan yang dipersepsikan oleh seorang

bawahan.

Gaya kepemimpinan dalam pekerjaan dapat dibagi kedalam dua jenis, diantara

yaitu :

a. Perilaku Tugas yang bersifat mengarahkan, komunikasi satu arah yang

menjelaskan apa yang harus dikerjakan setiap orang, kapan, dan bagaimana

pekerjaan itu harus dilakukan

b. Perilaku Hubungan yang bersifat mendukung, komunikasi dua arah termasuk

mendengarkan tanpa mengkaji serta pemberian semangat lainnya.

Edward Glassman mengkombinasikan kedua jenis perilaku ini ke dalam empat

gaya kepemimpinan, yaitu :

1. Gaya Memerintah

Gaya kepemimpinan dimana pemimpin mengatakan apa yang harus dikerjakan,

menegaskan kapan harus dikerjakan dan diselesaikannya dan membentuk bagaimana

hal tersebut harus diselesaikan.

2. Gaya Partisipatif

II-21

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Gaya kepemimpinan dimana pemimpin membimbing bawahan dalam pekerjaannya,

merundingkan permasalahan yang dihadapi dan bekerjasama dengan bawahannya.

3. Gaya Katalis

Gaya kepemimpin dimana pemimpin memberikan semangat kepada bawahannya

dalam melaksanakan pekerjaannya, memudahkan mereka dalam pekerjaannya serta

berkomunikasi dua arah dengan bawahannya.

4. Gaya Mendelegasikan

Gaya kepemimpinan dimana pemimpin mendelegasikan wewenangnya pada bawahan

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Faktor yang menentukan dalam memilih gaya kepemimpinan adalah

tergantung pada kesediaan atau motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas,

kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas tersebut serta tingkat performa yang

mereka miliki.

2.3 Kinerja Karyawan

Dibawah ini akan dijelaskan tentang pengertian kinerja, penilaian kinerja, tujuan

dilakukannya penilaian kinerja serta unsur-unsur dalam penilaian kinerja.

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Dibawah ini adalah definisi-definisi tentang kinerja karyawan yang diungkapkan

oleh beberapa ahli sebagai berikut :

Menurut Bernardin & Russel yang dikutip oleh Achmad. S. Ruky :

“ Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function

or activity during a specified time period”.

Sedangkan menurut Hasibuan :

“ Kinerja/prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, kesungguhan, serta waktu”.

Berdasarkan dari pendapat-pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja karyawan adalah merupakan suatu tingkat kemajuan seseorang karyawan atas

hasil dari usahanya untuk meningkatkan kemampuan secara positif dalam pekerjaannya.

II-22

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.3.2 Pengertian Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen/penyelia

penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas

kinerja dengan uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya

setiap akhir tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-

masing tenaga kerja dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan selanjutnya,

tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang sesuai dengan deskripsi pekerjaan,

serta untuk keperluan yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan lainnya.

Penilaian kinerja terhadap tenaga kerja biasanya dilakukan manajemen/penyelia

penilai yang hierarkinya langsung di atas tenaga kerja yang bersangkutan atau

manajemen/penyelia yang ditunjuk untuk itu. Hasil penilaian kinerja tersebut

disampaikan kepada manajemen tenaga kerja untuk mendapatkan kajian dalam

rangka keperluan selanjutnya, baik yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja

yang bersangkutan maupun yang berhubungan dengan pengembangan perusahaan.

Manajemen/Penyelia penilai yang mempersiapkan diri untuk menilai kinerja

seorang tenaga kerja sering menghadapi dua alternatif pilihan, yaitu: pertama, ia

dapat menilai kinerja yang dihasilkan seorang tenaga kerja berdasarkan deskripsi

pekerjaan yang telah ditetapkan; kedua, la dapat menilai kinerja berdasarkan

harapan-harapan pribadinya mengenai pekerjaan tersebut. Agaknya, terdapat

kesenjangan yang begitu besar antara kedua alternatif pilihan tersebut, dan besar

kemungkinan bahwa hanya satu perangkat kriteria saja yang digunakan.

Penentuan pilihan yang sederhana adalah menilai kinerja yang dihasilkan

tenaga kerja berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan pada saat

melaksanakan kegiatan analisis pekerjaan. Meskipun kenyataannya, cara ini jarang

diperoleh kepastian antara pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh seorang tenaga

kerja dengan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan. Karena seringkali deskripsi

pekerjaan yang tertulis dalam perusahaan kurang menceminkan karakteristik seluruh

persoalan yang ada.

Kebiasaan yang sering dialami tenaga kerja adalah meskipun penilaian

kinerja telah selesai dilakukan manajemen/penyelia penilai, tenaga kerja yang

II-23

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

bersangkutan tetap kurang mengetahui seberapa jauh mereka telah memenuhi apa yang

mereka harapkan. Seluruh proses tersebut (penilaian kinerja) a n a l i s i s dan

perencanaan diliputi oleh kondisi yang tidak realistis seperti permainan

komedi/sandiwara, improviaasi, dan sebagainya. Jalan yang lebih berat bagi

manajemen/penyelia penilai ialah untuk menentukan hal-hal yang sebenarnya

diharapkan tenaga kerja dalam pekerjaan pada saat itu. Mungkin akan lebih berat lagi

apabila ia menyadari bahwa ia sendiri kurang begitu mengetahui tentang hal-hal

tersebut.

Cara menghindarkan hal tersebut dan biasa dilakukan Manajemen adalah

dengan cara menanyakan pada masing-masing tenaga kerja untuk merumuskan

pekerjaannya. Meskipun cara ini sebenarnya agak bertentangan dengan literatur tentang

ketenagakerjaan yang ada. Dengan alasan para tenaga kerja cenderung merumuskan

pekerjaan mereka dalam arti apa yang telah mereka kerjakan, bukannya apa yang

diperlukan perusahaan. Hal ini bukan berarti tenaga kerja tidak memiliki hak suara

dalam merumuskan destiripsi pekerjaan mereka. Mereka dapat juga membantu

merumuskan pekerjaan secara konstruktif. Kesalahan bukan karena tenaga kerja tidak

diminta untuk membantu merumuskan pekerjaan, tetapi karena seluruh beban pekerjaan

dilimpahkan di atas pundak mereka.

2.3.3 Metode Penilaian

Biasanya para manajer melakukan penilaian dengan menggunakan sebuah metode

formal yang telah ditentukan sebelumnya seperti yang dijelaskan berikut ini. "Telah

ditentukan sebelumnya" berarti bahwa kebanyakan perusahaan sejak awal menentukan

(atau harus) memutuskan alat dan proses apa yang akan mereka gunakan. (Proses itu akan

meliputi keputusan khusus seperti kapan penilaian dilakukan pada setiap tahunnya, dan

siapa yang akan meninjau penilaian yang telah diselesaikan.) Beberapa perusahaan

menciptakan formulir dan alat penilaian mereka sendiri; yang lainnya-khususnya

perusahaan yang lebih kecil-menggunakan metode langsung dari pemasok SDM.

II-24

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Metode Skala Peringkat Grafis

Skala peringkat grafis adalah teknik paling sederhana dan paling populer untuk menilai

prestasi. Skala peringkat grafis menyebutkan sifat (seperti kualitas dan bisa diandalkan)

dan kisaran nilai prestasi (dari tidak memuaskan hingga luar biasa) untuk setiap sifat.

Anda memberikan peringkat bagi setiap bawahan dengan melingkari atau memberi tanda

nilai yang paling baik untuk menjelaskan prestasi seseorang untuk setiap sifatnya.

Kemudian Anda menjumlahkan nilai yang diberikan untuk sifat tersebut.

Gambar 2.2 Halaman Pertama Dari Dua Halaman Penilaian Prestasi menggunakan Skala Peringkat

Grafis

II-25

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Gambar 2.3 Contoh Formulir Penilaian Kinerja Dari Kejadian Sebenarnya

II-26

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Gambar 2.4 Contoh Formulir Penilaian Kinerja Dari Kejadian Sebenarnya (Lanjutan)

II-27

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Metode Peringkat Alternasi

Membuat peringkat karyawan dari paling baik hingga paling buruk atas sifatnya adalah

pilihan lain. Karena biasanya lebih mudah untuk membedakan antara karyawan terburuk

dan terbaik, metode peringkat alternasi merupakan yang paling populer. Pertama,

sebutkan semua bawahan untuk diberikan peringkat, dan kemudian keluarkan nama

orang yang tidak cukup dikenal baik untuk diberikan peringkat. Kemudian, tunjukkan

karyawan yang karakteristiknya diukur paling tinggi dan juga yang paling rendah.

Kemudian pilihlah tertinggi berikutnya dan terendah berikutnya, dan meneruskan

membuat alternasi di antara tertinggi dan terendah hingga semua karyawan telah

diberikan peringkat.

Gambar 2.5 Penilaian Prestasi menggunakan Metode Peringkat Alternasi

II-28

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Metode Perbandingan Berpasangan

Metode ini membantu membuat metode peringkat menjadi lebih tepat. Untuk setiap sifat

(kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, dan seterusnya), Anda memasangkan dan

membandingkan setiap bawahan dengan bawahan lainnya.

Gambar 2.6 Penilaian Prestasi menggunakan Metode Perbandingan Berpasangan

Metode Distribusi Buatan

Metode ini serupa dengan memberikan peringkat pada sebuah kurva. Dengan metode ini,

Anda menempatkan persentase yang telah ditentukan sebelumnya atas orang-orang yang

akan diberikan peringkat kedalam beberapa kategori prestasi. Sebagai contoh, Anda bisa

memutuskan untuk mendistribusikan karyawan sebagai berikut:

15% berprestasi tinggi

20% berprestasi tinggi-rata-rata

30% berprestasi rata-rata

20% berprestasi rendah-rata-rata

15% berprestasi rendah

(Proporsi dalam setiap kategori tidak perlu simetris).

II-29

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Metode Kejadian Kritis

Dengan metode ini, penyelia menyimpan sebuah catatan tentang contoh positif dan

negatif (kejadian kritis) dari perilaku bawahan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Setiap kira-kira enam bulan, penyelia dan bawahan bertemu untuk membahas prestasi

bawahan, dengan menggunakan kejadian itu sebagai contoh.

Metode ini memiliki beberapa keuntungan. Hal ini membuktikan contoh nyata dari

prestasi yang bagus dan buruk yang bisa digunakan penyelia untuk menjelaskan

peringkat karyawan. Hal ini memastikan bahwa manajer atau penyelia memikirkan

tentang penilaian bawahan itu sepanjang tahun. Peringkat itu tidak hanya

mencerminkan prestasi terbaru karyawan. Daftar itu diharapkan memberikan contoh

tentang apa yang bisa dilakukan bawahan secara spesifik untuk menghilangkan

kekurangan. Namun, tanpa suatu peringkat numerik, metode ini tidaklah terlalu berguna

untuk membandingkan karyawan atau membuat keputusan gaji.

Sangatlah berguna untuk mengakumulasikan kejadian yang berhubungan dengan

sasaran karyawan. Dalam Tabel 2-1, salah satu tanggung jawab berkelanjutan dari

asisten manajer pabrik adalah mengawasi usaha mendapatkan dan meminimalkan

biaya persediaan. Catatan kejadian kritis memperlihatkan bahwa asisten manajer

pabrik itu membiarkan biaya penyimpanan meningkat 15%; ini memberikan sebuah

contoh spesifik tentang prestasi apa yang harus ditingkatkan di masa mendatang.

Tabel 2.2 Skala Peringkat Grafis Dengan Standar Yang Tidak Jelas

II-30

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Bentuk Naratif

Penilaian tertulis final seringkali dalam bentuk naratif. Sebagai contoh, Gambar 9.4

menyajikan bagian dari sebuah Rencana Peningkatan Prestasi; para manajer

menggunakannya untuk mengevaluasi kemajuan dan perkembangan karyawan. Seperti

yang dapat Anda lihat, penyelia orang itu diminta (1) untuk memberikan peringkat atas

prestasi karyawan itu untuk setiap faktor prestasi atau ketrampilan, dan (2) menuliskan

contoh-contoh, dan (3) sebuah rencana peningkatan. Hal ini membantu si karyawan

dalam memahami prestasinya yang bagus atau buruk, dan bagaimana meningkatkan

prestasi itu.

Gambar 2.7 Rencana Peningkatan Prestasi Karyawan

II-31

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Gambar 2.8 Rencana Peningkatan Prestasi Karyawan (Lanjutan)

Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)

Di singkat BARS/skala peringkat standar perilaku yang mengkombinasikan keuntungan

dari naratif, kejadian kritis, dan skala terukur (jenis peringkat grafis), dengan membuat

standar sebuah skala peringkat dengan contoh perilaku khusus dari prestasi yang baik

atau buruk. Para pendukungnya mengatakan hal ini memberikan penilaian yang lebih

baik dan lebih pantas daripada alat lainnya yang telah kita bahas."

Mengembangkan BARS biasanya membutuhkan lima langkah:

l. Membuat kejadian kritis. Mintalah orang yang mengetahui pekerjaan itu (pejabat

pekerjaan dan/atau penyelia) untuk menjelaskan ilustrasi khusus (kejadian kritis) atas

prestasi yang efektif dan tidak efektif.

II-32

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2. Mengembangkan dimensi prestasi. Mintalah orang-orang ini mengelompokkan kejadian

tersebut menjadi kumpulan yang lebih kecil atas (5 atau 10) dimensi prestasi, dan

definisikanlah setiap dimensi, seperti "kehati-hatian."

3. Kejadian realokasi. Kelompok orang yang lainnya yang juga mengetahui pekerjan itu

kemudian merealokasi kejadiari kritis aslinya. Mereka mendapatkan definisi kelompok

dan kejadian kritis, dan harus menugaskan setiap kejadian ke kelompok yang mereka

pikir paling sesuai. Pertahankanlah sebuah kejadian kritis bila suatu persentase (biasanya

50% hingga 80%) dari kelompok kedua ini menempatkannya ke kelompok yang sarna

seperti yang dilakukan kelompok pertama.

4. Skala-kan kejadian itu. Kelompok kedua ini kemudian membuat peringkat perilaku

yang dijelaskan oleh kejadian itu dengan seberapa efektif atau tidak efektifnya hal itu

mewakili prestasi pada dimensi itu (biasanya skala nilai 7-9)

5. Mengembangkan sebuah perangkat akhir. Pilihlah sekitar enam atau tujuh kejadian

sebagai standar perilaku dimensi itu.

Gambar 2.9 Contoh Penilaian Kinerja Mengunakan Metode BARS

II-33

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Manajement by Objectives (MBO)

MBO/manajemen dengan tujuan meminta manajer untuk menetapkan sasaran tertentu

yang bisa duikur dengan setiap karyawan kemudian secara periodic membahas kemajuan

karyawan terhadap sasaran ini. Anda bisa terlibat dengan program MBO yang sederhana

dengan bawahan anda yang secara bersama menetapkan sasaran dan secara periodic

memberikan umpan balik. Namun, isilah MBO mengacu pada program penilaian dan

penetapan sasaran yang komprehensif untuk seluruh perusahaan yang terdiri dari enam

langkah yaitu:

1. Menetapkan sasaran organisatoris.

2. Menetapkan sasaran departemental.

3. Membahas sasaran departemental.

4. Mendefinisikan hasil yang diharapkan (menetapkan sasaran perorangan).

5. Tinjauan prestasi.

6. Memberikan umpan balik.

Metode Campuran

Sebagian besar perusahaan mengkombinasikan beberapa metode. Pada dasarnya, ini

merupakan sebuah skala peringkat grafis, dengan kalimat deskriptif yang disertakan

untuk mendefinisikan setiap sifat. Namun, hal ini juga memiliki sebuah bagian untuk

komentar di atas setiap sifat. Ini membiarkan pemberi peringkat untuk menyediakan

beberapa kejadian kritis. Peringkat yang terukur memfasilitasi perbandingan karyawan,

dan berguna untuk gaji, pemindahan dan keputusan promosi. Kejadian kritis memberikan

contoh khusus untuk diskusi perkembangan.

2.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja

Landasan utama dalam penyelenggaraan penilaian kinerja yang efektif adalah

kesadaran bahwa keberhasilannya paling tidak dipengaruhi oleh masalah prosedur dan

proses maupun jenis bentuk atau sistem pencatatan standar yang digunakan. Seringkali

perusahaan, khususnya manajemen/penyelia penilai terlalu menitikberatkan pada

bagaimana penilaian yang tepat, dan sangat langka yang memperhatikan bagaimana

sebenarnya penilaian kinerja dilaksanakan.

II-34

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Penilaian kinerja merupakan proses subjektif yang menyangkut penilaian

manusia. Dengan demikian, penilaian kinerja sangat mungkin keliru dan sangat mudah

dipengaruhi oleh sumber yang tidak aktual. Tidak sedikit sumber tersebut

mempengaruhi proses penilaian, sehingga harus diperhitungkan dan dipertimbangkan

dengan wajar. Penilaian kinerja dianggap memenuhi sasaran apabila memiliki dampak

yang baik pada tenaga kerja yang baru dinilai kinerja/keragaannya.

Masukan atas rencana kenaikan kompensasi dan jenis imbalan lainnya adalah dari

sistem penilaian kinerja yang mengharapkan agar manajemen/penyelia penilai

mengadakan penilaian pekerjaan yang subjektif tentang kinerja masing-masing tenaga

kerja. Dikatakan penilaian kinerja subjektif, karena kebanyakan pekerjaan benar-benar

tidak mungkin diukur secara objektif. Hal ini disebabkan beberapa alasan, termasuk

alasan kerumitan dalam tugas pengukuran, lingkaran yang berubah-ubah dan

kesulitan dalam merumuskan tugas dan pekerjaan individual.

Efektivitas dan integritas sistem pemberian kompensasi berdasarkan kinerja

yang diperoleh tenaga kerja, sangat bergantung kepada efektivitas proses penilaian

pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh manajemen/penyelia penilai.

Selain dapat digunakan sebagai standar dalam penentuan tinngi rendahnya

kompensasi serta administrasi bagi tenaga kerja, penilaian kinerja dilakukan

dengan tujuan sebagai.

1. Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan

jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan;

2. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam perusahaan;

3. Alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang mendorong kearah

kemajuan dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja bagi para

tenaga kerja;

4. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seorang

pemegang tugas dan pekerja;

5. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi maupun kegiatan ketenagakerjaan

lainnya.

II-35

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Dalam praktek ketenagakerjaan pada perusahaan-pemsahaan, terdapat kecen-

derugan bahwa semakin banyak perusahaan memiliki program penilaian kinerja

secara formal, program-program tersebut akan semakin penting artinya. Dewasa ini

perusahaan-perusahaan besar mengadakan penilaian kinerja khusus terhadap para

tenaga kerja tetap secara teratur dan periodik (biasanya pada akhir tahun). Tenaga

kerja yang bekerja dalam perusahaan dan sifatnya borongan (tenaga kerja tetap)

pembinaan dan pengembangan yang berhubungan dengan dirinya maupun bagi masa

depan perusahaan jarang dinilai.

Praktek penilaian kinerja pada setiap perusahaan hampir tidak sama, kecuali

pada perusahaan-perusahaan cabang, perusahaan-perusahaan yang sejenis, maupun

yang ada ikatan dengan perusahaan yang bersangkutan. Perbedaan praktek tersebut,

misalnya:

1. Ada yang melakukan penilaian kinerja dengan cara menilai secara menyeluruh

terhadap beberapa kriteria dan butir-butir (unsur-unsur) yang ditetapkan dan

harus dinilai. Kriteria (unsur) tersebut, misalnya kesetiaan, kinerja, dan tanggung

jawab. Proses penilaian semacam ini seringkali dilakukan secara sembarangan

oleh manajemen/penyelia penilai, tanpa data yang valid, khususnya sering terjadi

pada instansi/badan pemerintah. Manajemen penyelia penilai biasanya hanya

melihat standar penilaian yang dianggap umum oleh manajemen/penyelia penilai

lain.

2. Banyak laboratorium penelitian dan pengembangan mengelompokkan tenaga

kerja berdasarkan kinerja menyeluruh. Hasilnya seluruh tenaga kerja didaftar

mulai dari yang berkinerja paling tinggi sampai dengan yang berkinerja paling

rendah.

3. Beberapa perusahaan meminta agar para tenaga kerja yang akan dinilai kinerjanya

menuliskan abstraksi ringkas mengenai kinerja mereka selama satu tahun berjalan.

Cara ini kemudian dikaji bersama siapa saja yang akan melakukan penilaian,

khususnya manajemen/penyelia penilai.

4. Pada perusaharan-perusahaan besar, khususnya perusahaan asing telah mengambil

sistem manajemen berdasarkan sasaran (management by objective) yang

II-36

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

kompleks, termasuk di dalamnya penetapan sasaran pada seluruh tingkat organisasi

dan penilaian atas individu terhadap sasaran tersebut.

Harus disadari oleh manajemen pada seluruh hierarki perusahaan bahwa

penilaian kinerja penting artinya dan banyak fungsinya. Perusahaan-perusahaan

melakukan penilaian kinerja bagi para tenaga kerjanya dengan sangat rendah, bahkan

dapat merugikan tenaga kerja, itu pun kalau mungkin dikerjakan. Misalnya di bidang

kompensasi berdasarkan kinerja, penilaian kinerja dapat menyebabkan sinisme dan

kepercayaan bahwa kompensasi dan kinerja/keragaan tidak ada kaitannya. Meskipun

menurut berbagai pernyataan dan kebijakan umum (general pulic) dikatakan bahwa

memang demikian. Meskipun tidak banyak diketahui tentang bagaimana melakukan

penilaian kinerja yang efektif, tentu terdapat hal-hal yang benar dan salah dalam

pelaksanaan penilaian kinerja.

2.3.5 Unsur-unsur Dalam Penilaian Kinerja

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa deskripsi pekerjaan formal seringkali

berbeda dengan hal-hal yang sebenarnya diharapkan dari pekerjaan. Salah satu

alasannya adalah bahwa uraian/deskripsi pekerjaan formal tersebut dirumuskan secara

sentralistis dan dibuat untuk dapat diterapkan pada berbagai macam posisi. Manajemen

tenaga kerja dan manajemen pemasaran (marketing management), misalnya dapat

bekerja sama untuk membuat suatu uraian/deskripsi pekerjaan bagi seluruh wiraniaga

perusahaan. Dengan cara demikian, mereka dapat menciptakan seperangkat kriteria

penilaian kinerja lebih banyak. Akan tetapi, hal ini juga akan meniadakan harapan atas

pekerjaan yang diciptakan secara sendiri-sendiri oleh manajemen lini pertama dari para

wiraniaga.

Alasan lain seringkali terdapat perbedaan antara deskripsi pekerjaan formal

dengan harapan sebenarnya dalam deskripsi pekerjaan itu. Deskripsi pekerjaan

seringkali dirumuskan dalam istilah hukum dan tanpa menyebut caranya. "Bertanggung

jawab atas terpilihnya hubungan yang efektif dengan pelanggan perusahaan" adalah

bahasa yang khas. Hal ini meletakkan beban yang berat di atas pundak tenaga kerja

yang diberikan beban dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, tetapi tidak memberikan

gambaran apa yang harus dilakukannya untuk memikul beban tersebut.

II-37

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Belum terdapat kesamaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang

lainnya dalam menentukan unsur yang harus dinilai dalam proses penilaian

kinerja yang dilakukan manajemen/penyelia penilai. Hal ini disebabkan selain

terdapat perbedaan yang diharapkan dari masing-masing perusahaan, juga karena

belum terdapat standar baku tentang unsure-unsur yang harus diadakan penilaian.

Menurut Siswanto Sastrohadiwiriyo pada umumnya unsur-unsur yang

perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja antara lain:

1. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksudkan adalah tekad dan kesanggupan menaati,

melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran

dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan

sikap dan perilaku tenaga kerja yang bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari,

serta dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Kesetiaan tenaga kerja terhadap perusahaan sangat berhubungan dengan pengab-

diannya. Pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang

ikhlas dengan mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.

2. Prestasi Kerja

Yang dimaksud dengan prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang

tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Pada umumnya kerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh

kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang

bersangkutan.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan

tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat

waktu serta berani memikul risiko atas keputusan yang telah diambilnya atau

tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan

Yang dimaksud dengan ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk

menaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan peraturan

kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang

II-38

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah dite-

tapkan perusahaan maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tak tertulis.

5. Kejujuran

Yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak

menyalahkan orang lain.

6. Kerja Sama

Kerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama

dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah

ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

7. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan,

langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari

manajemen lininya.

8. Kepemimpinan

Yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seorang

tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat

dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsur

kepemimpinan bagi tenaga kerja sebenarnya khusus diperuntukkan bagi tenaga

kerja yang memiliki jabatan seluruh hierarki dalam perusahaan.

Yoder (1975) mengemukakan beberapa sifat yang paling umum diadakan penilaian

dari para tenaga kerja yang bekerja dengan tangan atau tenaga kerja di bidang

produksi, tenaga kerja administratif, dan tenaga kerja yang memiliki kedudukan

sebagai manajemen dalam perusahaan adalah:

a. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja bidang produksi,

meliputi:

1) Kualitas kerja (quality of work);

2) Kuantitas kerja (quantity of work);

3) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job);

4) Ketergantungan (dependability);

II-39

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5) Kerja sama (cooperation);

6) Adaptasi/penyesuaian diri (adaptability);

7) Kehadiran (attendance);

8) Kepandaian yang beragam (versatility);

9) Kesehatan (health);

10) Keamanan (safety).

b. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dart tenaga kerja di bidang administratif

meliputi:

1) Kuantitas kerja (quantity of work);

2) Ketergantungan (dependability);

3) Kualitas kerja (quality of work);

4) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job);

5) Kerja sama (cooperation);

6) Inisiatif/prakarsa (initiative);

8) Pendapat/pengarnbilan keputusan (Judgement);

9) Kehadiran/presensi (attendance);

10) Kesehatan (health).

c. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja yang memiliki kedudukan

sebagai manajemen dalam meliputi:

1) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job);

2) Kerjasama (cooperation);

3) Ketergantungan (dependability);

4) Kualitas kerja (quality of work);

5) Pendapat/pengambilan keputusan (judgement);

6) Inisiatif/prakarsa (initiative);

7) Kuantitas kerja (quatity of work);

8) Kepemimpinan (leadership);

9) Perencanaan dan organisasi (planning and organization);

10) Kesehatan (health).

II-40

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.3.6 Permasalahan Dalam Penilaian Kinerja

Kebanyakan pengusaha masih bergantung pada skala peringkat jenis grafis untuk

menilai prestasi; tetapi skala ini sangatlah rentan terhadap beberapa masalah: standar

yang tidak jelas, efek halo, kecenderungan terpusat, longgar atau ketat, dan prasangka.

Standar yang Tidak Jelas

Skala peringkat grafis ini terlihat obyektif, tetapi barangkali akan menghasilkan

penilaian yang tidak adil, karena sifat dan derajat manfaatnya memiliki arti ganda.

Sebagai contoh, penyelia berbeda barangkali akan mendefinisikan prestasi "bagus",

prestasi "biasa", dan seterusnya secara berbeda. Hal sama juga berlaku atas sifat

seperti "kualitas kerja" atau "kreativitas."

Terdapat beberapa cara untuk memperbaiki masalah ini. Cara terbaik adalah dengan

mengembangkan dan menyertakan kalimat deskriptif yang mendefinisikan setiap sifat

dengan menyebutkan apa yang dimaksud dengan "luar biasa", "superior", dan "bagus"

kualitas kerja. Kekhususan ini dihasilkan dalam penilaian yang lebih konsisten dan lebih

mudah dijelaskan.

Efek Halo

Para ahli mendefinisikan efek halo sebagai "pengaruh dari kesan umum penilai atas

peringkat sifat khusus orang yang diberikan peringkat." Sebagai contoh, penyelia sering

memberikan peringkat lebih rendah atas semua sifat karyawan yang tidak bersahabat,

lebih daripada orang yang sifat "bisa bersahabat." Menyadari akan masalah ini

merupakan sebuah langkah besar untuk menghindari hal ini. Pelatihan penyelia juga bisa

mengurangi masalahnya.

Kecenderungan Terpusat

Beberapa penyelia bersikeras saat mengisi skala peringkat. Sebagai contoh, bila

skala peringkat berkisar dari 1 hingga 7, mereka cenderung untuk menghindari angka

tinggi (6 dan 7) dan rendah (1 dan 2) dan memberikan peringkat di antara 3 dan 5

untuk sebagian besar orang-orang mereka. Bila Anda menggunakan sebuah skala

peringkat grafis, kecenderungan terpusat ini bisa berarti bahwa Anda memberikan

II-41

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

peringkat semua karyawan Anda dengan "rata-rata." Hal itu bisa mengaburkan

evaluasi, membuat mereka kurang berguna untuk promosi, gaji, atau tujuan konseling.

Memberikan peringkat kepada karyawan dengan tidak menggunakan skala peringkat

grafis bisa mengurangi masalah ini, karena pemberian peringkat berarti Anda tidak

bisa memberikan peringkat ratarata kepada mereka semua.

Longgar atau Ketat

Penyelia lainnya cenderung untuk memberikan peringkat semua bawahan mereka

tinggi (atau rendah) secara konsisten, seperti beberapa instruktur yang terkenal

memberikan peringkat yang tinggi atau rendah secara konsisten. Masalah ketat /

longgar ini sangatlah parah dengan skala peringkat grafis; saat perusahaan tidak

memberitahu penyelia mereka untuk menghindari memberikan semua karyawan

mereka dengan peringkat tinggi (atau rendah). Di sisi lain, peringkat memaksa mereka

untuk membedakan orang yang berprestasi tinggi dan rendah.

Penyebab longgar atau ketatnya penilaian itu bukan hanya kecenderungan si penilai

saja tetapi juga tujuan dari penilaian itu. Dua periset meninjau 22 studi longgarnya

penilaian prestasi. Mereka menyimpulkan bahwa "peringkat penilaian prestasi

diperoleh untuk tujuan administratif [seperti kenaikan gaji atau promosi] adalah

hampir satu-pertiga kali lebih besar dari, penyimpangan standar daripada yang

diperoleh untuk tujuan riset atau pengembangan karyawan."

Prasangka

Karakteristik pribadi orang yang dinilai (seperti umur, ras, dan jenis kelamin) bisa

mempengaruhi peringkat mereka, seringkali terpisah dari prestasi orang itu

sebenarnya. Dalam sebuah studi periset menemukan sebuah kecenderungan sistematis

untuk mengevaluasi orang yang lebih tua (di atas 60 tahun) mendapat nilai lebih

rendah pada "kapasitas prestasi" dan "berpotensi untuk pengembangan" daripada

karyawan yang lebih muda.

II-42

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tabel 2.3 Persamaan Dan Perbedaan Yang penting, Dan Keuntungan Serta Kerugian Dari

Metode Penilaian

2.3.7 Contoh Penilaian Kinerja Untuk Manajer Perusahaan

1. Tujuan

Sistem penilaian kinerja merupakan salah satu sarana untuk mencatat dan memonitor

kinerja karyawan sehingga dapat diketahui keunggulan ataupun kelemahan karyawan,

yang akhirnya akan menjadi masukan bagi program pengembangan bagi karyawan

yang bersangkutan. Dengan meningkatnya kualitas pekerjaan karyawan, tujuan

perusahaan dari waktu ke waktu dapat dicapai. Dengan adanya penilaian kinerja ini,

diharapkan akan tercipta suasana kerja yang harmonis, kondusif untuk peningkatan

produktivitas kerja dan pencapaian target/sasaran kerja yang lebih baik.

2. Standar Persyaratan Penilaian

Standar penilaian ini dibangun dengan maksud untuk terciptanya keseragaman dan

konsisten dalam pelaksanaannya sehingga terhindar dari:

a. subjektivitas penyelia;

b. perasaan suka-tidak suka, senang-tidak senang;

c. prasangka buruk;

II-43

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

d. balas dendam atau pengaruh emosional tertentu.

Untuk itu diperlukan adanya standar tertentu, yaitu:

a. dapat dijadikan sebagai acuan dalam program pengembangan dan pelatihan

karyawan;

b. dapat dijadikan sarana untuk menciptakan komitmen bersama dalam pencapaian

sasaran kerja tiap karyawan;

c. ukuran penilaian sama;

d. praktis, artinya mudah dipahami oleh setiap orang.

3. Parameter Pengukuran Kinerja

Penilaian kinerja lebih ditekankan pada tingkat penyelesaian tugas terhadap sasaran

yang telah disepakati pada awal tahun penugasan

a. Istimewa, derigan pencapaian sasaran sama atau di atas 150% (Bobot nilai = 5),

artinya karyawan tersebut mampu melampaui kriteria kinerja yang diharapkan

dengan derajat yang sangat tinggi dan pada semua sasaran yang ditetapkan.

b. Sangat Baik, dengan pencapaian sasaran antara 111%-149% (Bobot nilai = 4),

artinya karyawan tersebut mampu melampaui kriteria kinerja pada sebagian

sasaran yang diharapkan dan tidak satu pun dari sasaran yang ditetapkan

pencapaiannya di bawah taraf yang ditetapkan.

c. Baik, dengan pencapaian sasaran antara 100%-110 (Bobot nilai = 3), artinya

karyawan tersebut mampu mencapai kriteria pada sebagian besaran dari sasaran

yang diharapkan perusahaan.

d. Cukup, dengan pencapaian sasaran antara 81%-99 (Bobot nilai = 2), artinya

pencapaian kriteria kinerja karyawan tersebut pada sebagian sasaran yang

diharapkan perusahaan.

II-44

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

e. Kurang, dengan pencapaian sasaran kurang dari 80% (Bobot nilai = 1): artinya

karyawan tersebut tidak mampu mencapai sejumlah sasaran yang diharapkan

perusahaan.

4. Parameter Penilaian Kinerja

a. Luar biasa (LB), dengan nilai sama atau lebih besar dari 4,5

b. Baik Sekali (BS), dengan nilai 3,4 s.d. 4.4

c. Baik (B), dengan nilai 2.4 s.d 3.3

d. Cukup (C), dengan nilai 1.4 s.d. 2.3

e. Kurang (K), dengan nilai kurang dari 1.4

5. Formulir Penilaian Kinerja

a) Kompetensi

II-45

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

b) Pencapaian SasaranlTarget Kerja

c) Jumlah Penilaian Kinerja

I. Kesimpulan Kinerja

II. Rencana Pengembangan Karyawan

- Diikutsertakan dalam program simulasi marketing

- Diikutsertakan kursus marketing strategy

- Diikutsertakan dalam berbagai seminar marketing

II-46

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

III. Sasaran Kerja Tahun 2004

IV. Komenter Karyawan yang dinilai

- Menyadari pengalaman dan pengetahuan masih kurang, sehingga mohon

diberikan kesempatan mengikuti berbagai kursus dibidang marketing

2.4 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola tingkah laku yang disukai pemimpin

dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Setiap pemimpin mempunyai

gaya kepemimpinan tersendiri. Seorang pemimpin yang berhasil mengusahakan

bawahannya agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, sangat bergantung pada

kemampuan pemimpin menyesuaikan kepemimpinannya dengan situasi kerja yang

dihadapi.

Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditopang oleh kepemimpinannya yang

tepat waktu yaitu sesuai dengan harapan karyawan, dimana dengan kepemimpinannya ia

dapat membangkitkan motivasi dan prestasi kerja bawahan untuk mencapai tujuan atau

sasaran perusahaan. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan maslah pokok dalam

kepengurusan perusahaan dan sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan manajemen.

Dengan mengerti dan memahami hal-hal apa yang dapat membangkitkan motivasi dalam

diri seseorang merupakan kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Tugas pemimpin adalah mengidentifikasi dan memotivasi karyawan agar berpresasi

dengan baik, sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan. Keadaan ini merupakan

II-47

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

suatu tantangan bagi seorang pemimpin untuk dapat menciptakan iklim organisasi yang

dapat meningkakan kinerja karyawan yang tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja karyawan.

2.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang kita lakukan adalah membuat kuesioner yang

berhubungan dengan penelitian dimana pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner

tersebut harus mudah dimengerti sehingga responden dapat mengisinya dengan mudah

pula.

2.5.1 Pembuatan Kuesioner

Dalam penelitian ini dimana dilakukan pembuatan kuisioner yang merupakan hal

pokok untuk mengumpulkan data. Analisa data kuantitatif didasarkan pada hasil kuisioner

tersebut. Sebuah kuisioner yang baik adalah kuisioner yang mengandung pertanyaan-

pertanyaan yang baik pula dimana menimbulkan interpretasi yang baik dari responden,

jelas, dan mudah dimengerti.

Berdasarkan jenis pertanyaan kuisioner dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam

yaitu :

• Pertanyaan tertutup, merupakan pertanyaan yang telah disertai pilihan jawabannya.

Responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang tersedia. Pertanyaan tertutup

dapat berupa pilihan berganda atau berupa skala.

• Pertanyaan terbuka, merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban bebas dari

responden. Responden tidak diberi pilihan jawaban yang sudah ada tapi menjawab

pertanyaan sesuai dengan apa yang terdapat dalam pikirannya.

• Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka, merupakan pentanyaan yang jawabannya

telah ditentukan, tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

• Pertanyaan semi terbuka, merupakan pertanyaan yang jawabannya telah disusun rapi

tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawabannya.

II-48

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.6 Teknik Pengolahan Data

Dalam mengamati objek penelitian, jika populasinya tidak terlalu besar kita dapat

mengambil seluruh populasi sebagai sumber data. Namun jika jumlah populasi tertalu

besar akan sulit untuk mengamati seluruh populasi dalam penelitian yang dilakukan,

untuk itu digunakan sampel dari populasi yang akan diamati sebagai sumber data

penelitian

2.6.1 Metode Pengambilan Sampel

Penggunaan teknik sampling dalam suatu penelitian memiliki beberapa

keuntungan, antara lain adalah mengurangi biaya, mempercepat waktu penelitian dan

dapat memperbesar ruang lingkup penelitian.

Dalam penelitian yang menggunakan sampel, kita harus memahami lebih dulu,

bahwa sampel yang akan kita gunakan itu sampel macam apa. Karena sampel dapat

dibedakan menurut data yang diperlukan. Pada dasarnya ada dua macam metode

pengambilan sampel, yaitu:

1. Sampel Probabilitas, dimana setiap anggota populasi mendapatkan kesempatan

yang sama untuk dipilih atau di ikutsertakan menjadi sampel, yang meliputi:

a. Sampel acak sederhana (simple Random sampling)

Penarikan sampel acak sederhana ini dapat dilakukan dengan cara undian atau

mempergunakan tabel bilangan random. Langkah-langkah pengambilan sampel

acak sederhana ini dapat dilakukan dengan pengembalian maupun tanpa

pengembalian.

b. Sampel acak sistematis (Sistematic random sampling)

Sampel acak ini, pada cara pengambilan pertama dilakukan secara acak.

Sedangkan pengambilan kedua dan seterusnya hingga selesai dilakukan secara

sistematis, menurut interval tertentu dari nomor sampel pertama dan seterusnya

hingga jumlah sampel yang diperlukan tercapai.

c. Sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling)

II-49

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Teknik pengambilan secara berlapis (stratifikasi) dipergunakan bila populasinya

cukup besar/banyak dan sangat heterogen, terdiri atas beberapa lapisan.

Lapisan-lapisan tersebut terbagi atas beberapa kategori, misalnya: tingkat

pendidikan pekerjaan, lokasi tempat tinggal, pendapatan, jenis kelamin, usia,

kelompok sosial dan lain-lain.

d. Sampel acak kelompok (cluster random sampling)

Sampel random kelompok adalah sampel yang pengambilannya dilakukan

secara acak berdasarkan kelompok-kelompok. Pengelompokan itu dapat

berdasarkan: daerah administratif, geografis, budaya, agama, etnis, dan lain-

lain. Tiap-tiap kelompok dipandang sebagai populasi mini.

2. Sampel Non-Probabilitas, dimana setiap anggota populasi tidak mendapat

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Sampel Non-Probabiliti ini

terdiri dari:

a. Sampel secara kebetulan (accidental sampling)

Cara penarikan sampel ini tanpa direncanakan secara seksama. Peneliti memilih

sampel secara sembarangan. Orang-orang yang kebetulan dapat dijumpai atau

hadir dalam suatu peristiwa dijadikan sampel/responden. Misalnya peneliti ingin

mengetahui bagaiman pendapat penonton tentang film yang ditontonnya pada

suatu bioskop, maka serta merta peneliti itu menjumpai dan mewawancarai

sejumlah penonton yang dapat dijumpai untuk dimintai pendapatnya dan

mengisi kuesioner tentang film yang baru saja disaksikannya.

b. Sampel secara sengaja (purposive sampling)

Cara pengambilan dalam teknik sampling ini adalah pengambilan sampel

dilakukan secara sengaja, dalam arti direncanakan berdasarkan kriteria tertentu.

Misalkan peneliti bermaksud meneliti sejauh mana pengaruh beasiswa

peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang menerima beasiswa.

c. Sampel bola salju (snow ball sampling)

Cara penarikan sampel yang dilakukannya adalah dengan menggelindingkan

bola, mula-mula dari atas bola salju itu kecil, akan tetapi makin kebawah makin

II-50

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

besar. Penarikan sampel ini mempunyai beberapa tahapan. Tahap pertama,

menentukan satu atau beberapa responden yang akan diwawancarai. Responden

tersebut berperan sebagai titik awal penarikan sampel. Tahap kedua,

menentukan responden atau sampel selanjutnya, jumlah lebih besar dari pada

tahap pertama, berdasarkan petunjuk dari responden tadi. Langkah seperti ini

terus dilakukan hingga peneliti berpendapat pengambilan sampel sudah cukup.

2.6.2 Jumlah Sampel Penelitian

Untuk mengetahui jumlah penyebaran kuesioner yang diperlukan untuk mewakili,

yaitu dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,2002,hal 141).

Berikut ini: ( )21 eN

Nn+

=

n = Unit sampel (jumlah responden yang dibutuhkan)

N = Populasi

e = Nilai error yang digunakan

2.6.3 Uji Kecukupan Data

Dalam teknik penyebaran kuisioner secara sampling, diperlukan suatu pengujuan

yang disebut uji kecukupan data. Untuk menguji data tersebut apakah telah cukup untuk

diolah maka sampel yang ada dihitung berdasarkan Rumus Bernoulli

(Walpole,1986),yaitu:

2)2/(

eqxpxZ

n α≥

Dimana:

n : Jumlah sampel minimum

: Tingkat kepercayaan a

Z (α/2) : Nilai Distribusi normal

e : Tingkat ketelitian

p : Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar

II-51

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

q : Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah.

Jika data yang diambil masih dibawah jumlah minimum yang disyaratkan,

penelitian harus dilakukan lagi dengan cara menambah jumlah kuesioner sehingga data

menjadi diatas minimum, dan penelitian dianggap dapat dilanjutkan.

2.6.4 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yaitu kuesioner dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Jenis uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Validitas Konstruk, yaitu uji validitas untuk melihat konsistensi antara komponen

konstruk yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen tersebut konsisten antara

yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid (Singarimbun,1995, hal

123-127).

Uji Validitas Konstruk dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-

masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi

“product moment” (9, hal 137) yaitu :

∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

])([])([

)()(2222 YYNXXN

YXXYNr

Keterangan :

r = Korelasi product moment

X = Skor pernyataan

Y = Skor total seluruh pernyataan

XY = Skor pernyataan dikalikan skor total

N = Jumlah responden pretest

2.6.5 Uji Reliabilitas

Keandalan (Reliability) didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari

varian kesalahan acak (free from random error variance). Reliabilitas dapat juga

dikatakan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran Reliabilitas

bertujuan untuk menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan alat ukur dalam mengukur

konsep yang ingin diukur. Setiap alat ukur seharusnya memiliki kemampuan untuk

II-52

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pengukuran yang memiliki reliabilitas

tinggi, artinya pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang konsisten (reliable),

dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran yang berbeda

waktunya. Reliabilitas ini adalah salah satu ciri atau karakter utama instrument

pengukuran yang baik.

Reliabilitas memberikan gambaran sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya,

artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari salah pengukuran

(measurenment error). Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh

suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis besarnya koefisien

reliabilitas berkisar antara 0.00-1.00 namun pada kenyataannya koefisien 1.00 tidak

pernah tercapai dalam pengukuran, hal tersebut disebabkan karena manusia sebagai

subjek pengukuran psikologis merupakan sumber ketidak konsistenan yang potensial.

Besarnya koefisien reliabilitas minimal yang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur adalah

0.7. Disamping itu walaupun, koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negative

(-), namun dalam hal reliabilitas, koefisien yang besarnya kurang dari nol tidak ada

artinya, karena interprestasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif.

Salah satu metode metode untuk menguji keandalan alat ukur adalah Alpha

Cronbach yaitu metode perhitungan reliabilitas yang dikembangkan oleh Cronbach.

Koefisien Alpha Cronbach merupakan koefisien reliabilitas yang paling umum

digunakan untuk mengevaluasi internal consistency, karena koefisien ini menggambarkan

variasi dari item-item baik untuk format benar/salah ataupun format lainnya, koefisien

alpha Cronbach (α) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Singarimbun,1995, hal 137)

)r(kkrαR

11 −+==

Dimana :

α : Koefisien reliabilitas alpha Cronbach

r : korelasi item rata-rata

k : Jumlah Variabel

II-53

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

2.6.6 Analisis Faktor

Analisis Faktor merupakan teknik analisis yang menyangkut interdependensi antar

variabel yang pada dasarnya mencoba melakukan penyederhaan permasalahan untuk

memudahkan interpretasi melalui penggambaran pola hubungan ataupun reduksi data

(Singgih Santoso, 1999). Berdasarkan definisi tersebut, diketahui bahwa metode analisis

faktor mampu menerangkan karakteristik tersamar yang dimiliki oleh setiap variabel

yang jumlahnya sangat besar. Karakteristik tersamar tersebut dapat berupa besarnya

pengaruh setiap variabel dalam setiap dimensi yang baru dan biasanya disebut faktor.

Metode ini juga mampu menunjukkan rating suatu variabel lain dalam faktor yang

dihasilkan. Faktor-faktor tersebut disebut dengan cara mereduksi keseluruhan

kompleksitas dari data dengan memanfaatkan tingkat hubungan antar variabel. Sebagai

hasilnya akan diperoleh faktor-faktor yang jumlahnya lebih kecil dari sekumpulan

variabel yang diteliti.

Analisis Faktor ini memperhatikan semua variabel sekaligus. Jadi, berbeda dengan

teknik interdependensi lainnya, seperti Regresi Berganda, Analisis Diskriminan dan

sebagainya, yang menetapkan satu atau beberapa variabel yang berperan sebagai variabel

dependen dan lainnya sebagai variabel independen.

Ada tiga fungsi dari analisis faktor antara lain (Dillon & Goldstein, 1984) :

1. Mereduksi jumlah variabel yang banyak untuk pengolahan data selanjutnya dengan

cepat mempertahankan infomasi awal yang terkandung dalam variabel sebanyak

mungkin.

2. Memberikan perbedaan kualitatif dan kuantitatif data, misalnya mengenai jumlah dan

karakteristik dimensi yang mendasari variasi set variabel.

3. Digunakan untuk menguji hipotesis tentang perbedaan kuantitatif dan kualitatif yang

terdapat didalam data.

Tujuan yang hendak dicapai dengan analisis faktor adalah meringkas informasi

yang terkandung dalam sejumlah variabel awal menjadi sebuah set faktor yang hanya

terdiri dari beberapa faktor saja. Jadi dengan analisis faktor akan dapat diketahui faktor-

faktor apa saja yang berpengaruh dari sejumlah variabel yang bersifat bias antara satu dan

II-54

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

lainnya. Selanjutnya analisis dapat menetapkan sebuah “factor loading” (muatan) dari

setiap variabel ke dalam setiap faktornya.

Terdapat dua tujuan utama seorang peneliti menggunakan tools analisis faktor:

1. Mengidentifikasi konstruksi yang mendasari sebuah data.

2. Mengurangi jumlah variabel penelitian sehingga lebih mudah ditangani (mereduksi

data).

Menyeleksi variabel-variabel yang tepat untuk digunakan dalam analisis lanjutan,

misalnya untuk analisis regresi, korelasi, atau diskriminan.

Scaling : Transformasi data ⇒ skor faktor, yaitu membentuk set variabel baru

yang berukuran lebih kecil daripada set variabel awal untuk digunakan dalam

analisis lanjutan.

Secara garis besar, terdapat 6 tahap dalam melakukan analisis faktor :

Tahap 1 : Masalah Penelitian

Tahap pertama dari analisis faktor adalah menentukan masalah penelitian.

Tahap 2 : Desain Penelitian

Matriks data mentah n x p (n obyek dan p variabel) diubah menjadi matriks

kovariansi atau matriks korelasi.

Terdapat dua pendekatan dalam pembuatan matriks korelasi, yaitu :

1. Analisis tipe R : Matriks korelasi dari variabel.

2. Analisis tipe Q : Matriks korelasi dari responden.

Catatan : Analisis tipe Q tidak sering digunakan karena kesulitan dalam

perhitungan. Selain itu fungsinya dapat digantikan oleh Analisis Kelompok.

Variabel yang dipilih adalah yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Sampel umumnya berukuran tidak kurang dari 50 observasi dan akan lebih baik

jika lebih dari 100 observasi. Aturan umumnya adalah jumlah observasi sama

dengan 4 atau 5 kali jumlah variabel yang dianalisis.

II-55

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Kovariansi antara Xi dan Yi diberikan oleh:

∑=

=n

1iiiXY yx

n1C

Korelasi rXY antara Xi dan Yi diberikan oleh :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛σ−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛σ−

=Y

YYx

XXn1r ii

XY

Dalam bentuk matriks :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

−=

−−21

21

SDD1N

1R

Ukuran kecukupan sampling : Kaiser Meyer Olkin (KMO)

Rumus KMO :

jiuntuk,ar

rKMO

ij22

ij

2ij ≠

+=∑∑ ∑∑

∑∑

Rumus MSA :

jiuntuk,ar

rMSA

ij22

ij

2ij

i ≠+

=∑∑∑∑

∑∑

Keterangan :

rij = Koefisien korelasi sederhana antara variabel i dengan variabel j

aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dengan variabel j

Jarak indeks MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika variabel nilai MSA nya

mencapai 1, berarti variabel sempurna diprediksi tanpa kesalahan dari variabel lain.

Ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi mengenai nilai MSA yang

diperoleh dapat menggunakan pedoman sebagai berikut :

Jika nilai MSA > 0,8 berarti variabel bermanfaat untuk dilakukan ke tahapan

selanjutnya.

Jika nilai MSA > 0,7 berarti variabel berada dalam ukuran yang masih cenderung

bermanfaat.

II-56

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Jika nilai MSA > 0,6 berarti variabel sudah cukup atau sedang untuk digunakan ke

tahapan selanjutnya.

Jika nilai MSA > 0,5 berarti variabel masih bisa digunakan untuk tahapan selanjutnya.

Jika nilai MSA < 0,5 berarti variabel tidak dapat diterima dan tidak dapat digunakan pada

tahapan selanjutnya.

Tahap 3 : Asumsi

Asumsi : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal multivariat.

Dengan memperhatikan informasi yang diperoleh dari tahap 1 sampai tahap 3 dari

analisis faktor, maka kita dapat mengetahui mengenai informasi tentang data yang

diperoleh apakah sudah teruji untuk dilakukan ke tahapan analisis faktor yang selanjut

nya atau tidak.

Tahap 4 : Model Faktor

Pada tahap keempat ini dilakukan dua hal yaitu : menentukan model faktor, dan

menentukan jumlah faktor.

Model faktor dipilih berdasarkan tujuan analsiis serta pengetahuan analis tentang

variansi data untuk menentukan apakah analisis komponen utama atau analisis faktor

umum yang akan digunakan.

II-57

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tabel 2.4 Perhitungan Untuk Eigenvalue

Faktor Eigenvalue % varians (varians

faktor)

% varians

(kumulatif)

1 )1(e TVe )1( )1(e

2 )2(e TVe )2(

TVee )2()1( +

3 )3(e TVe )3(

TVeee )3()2()1( ++

: : : :

p )p(e TVe )p(

100

Jumlah ∑=

=p

1j)j( TVe

Tabel 2.5 Matriks Faktor

Faktor Variabel

1 ... m

1X

2X

:

:

PX

( ) ( )1e11a ... ( ) ( )me1ma

( ) ( )1e21a ... ( ) ( )me2ma

:

( ) ( )1ep1a ... ( ) ( )mepma

II-58

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Metode dalam menentukan jumlah faktor :

1. Eksploratory : Bila teknik analisis faktor yang digunakan tanpa terlebih dahulu

menentukan batasan-batasan awal dalam perkiraan jumlah komponen atau faktor

yang akan diekstraksi.

2. Confirmatory : Bila seorang analis menggunakan analisis faktor untuk menguji

hipotesis yang berkaitan dengan pengelompokan variabel atau jumlah faktor.

Tahap 5 : Interpretasi Output Analisis Faktor

Terdapat tiga tahap dalam melakukan interpretasi faktor :

Perhitungan matriks faktor inisial (yang belum dirotasikan)

Matriks faktor sebelum dirotasi digunakan untuk meneliti kemungkinan-

kemungkinan pengelompokan variabel kedalam sejumlah faktor yang sudah

diekstraksi. Matriks ini merangkum informasi mengenai bobot variabel kedalam

setiap faktor. Informasi yang terkandung didalam matriks ini belum dapat

digunakan untuk menginterpretasikan dengan jelas mengenai pengelompokkan

variabel kedalam setiap faktor karena bobot dalam masing-masing variabel pada

setiap faktor belum jauh berbeda. Matriks faktor ini harus dirotasikan agar

diperoleh bobot variabel yang mudah untuk diinterpretasikan.

Ekstraksi faktor

Matriks faktor yang telah dirotasi dapat memudahkan dalam menentukan

variabel-variabel mana saja yang tercakup dalam suatu faktor. Tujuannya untuk

mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan.

Interpretasi matriks faktor

Tahapan dalam interpretasi matriks faktor diantaranya :

1. Untuk setiap baris variabel, interpretasi dimulai dengan bergerak dari faktor

paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang

nilai mutlaknya paling besar dalam baris tersebut, kemudian tandai.

2. Periksa setiap loading yang telah ditandai untuk ‘signifikansi’, baik

berdasarkan signifikansi statistik dari loading koefisien korelasi atau

signifikansi praktis : Jumlah variansi minimum yang harus dijelaskan oleh

faktor tersebut (kita menentukan nilai ijλ minimum). Untuk signifikansi

II-59

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

statistik dimana jumlah sampel <100, loading terbesar minimum ± 0.30 untuk

dinilai signifikansi. Loading yang signifikan digarisbawahi.

3. Periksa matrik untuk mengidentifikasikan variabel yang tidak digarisbawahi

untuk tidak diikutsertakan dalam faktor manapun. Tujuan evaluasi ini untuk

mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan.

4. variabel dengan loading lebih tinggi dinilai mempunyai pengaruh yang lebbih

besar. Berikan nama atau label yang mencerminkan arti gabungan dari variabel-

variabel yang tergabung dalam satu faktor.

Perhitungan Komunalitas: Tabel 2.6 Perhitungan Komunalitas

Komunalitas

( ) ( ) ( ) )m(1m2

)2(122

)1(112 ea...eaea +++

( ) ( ) ( ) )m(2m2

)2(222

)1(212 ea...eaea +++

:

:

( ) ( ) ( ) )m(pm2

)2(p22

)1(p12 ea...eaea +++

Tahap 6 : Validasi Analisis Faktor

Salah satu cara mem-validasi hasil analisis faktor adalah dengan melihat replicability

hasil analisis faktor. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan data yang sama

dengan data yang dianalisis, yaitu dengan membagi dua data tersebut, atau dengan

menggunakan data lain yang terpisah. Kemudian bandingkan hasilnya dengan hasil

analisis faktor yang telah didapat sebelumnya.

Tahap 7 : Penggunaan Tambahan Hasil Analisis Faktor

Tergantung atas sasran hasil untuk penerapan analisis faktor, peneliti boleh stop

dengan penafsiran faktor atau lebih lanjut mulai bekerja salah satu dari metoda untuk

pengurangan data. Jika sasaran sederhanya untuk mengidentifikasi kombinasi

variabel yang logis dan lebih baik memahami hubungan timbal balik antar variabel,

kemudian penafsiran faktor akan mencukupi. Ini menyediakan suatu basis empiris

untuk menghakimi struktur dari variabel dan dampak dari struktur ini ketika

II-60

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

menginterprestasikan hasil dari multivariate teknik yang lainnya. Jika sasarn akan

mengidentifikasi variabel sesuai untuk aplikasi berikut ke teknik statistik lain,

kemudian beberapa format pengurangan data akn dipekerjakan. Pilihan meliputi :

1. Menguji acuan/matriks faktor dan memilih variabel dengan faktor yang paling

tinggi yang memuat sebaai wakil/pengganti wakil unuk dimensi faktr ertentu,

atau:

2. menggantikan yang asli satuan variabel dengan satuan baru, yang lebih kecil

satuan variabel menciptakan baik dari skala rumus maupun faktor mencetak

prestasi. Yang manapun pilihan akan menyediakan variabel baru untuk

penggunaan.

Untuk lebih jelasnya, tahapan analisis faktor dapat dilihat pada Gambar 2.10.

II-61

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tahap 1 Masalah Penelitian

Gambar 2.9 Tahapan Analisis Faktor

Eksploratori / Konfirmatori ?Tentukan Tujuan Penelitian

Tipe Analisis FaktorPengelompokan Objek atau

Variabel ?

Eksploratori

Desain PenelitianVariabel Apa Yang Dilibatkan ?Bagaimana Variabel Diukur ?Ukuran Sampel ?

AsumsiNormalitas, Linearitas, HomoscedasticityKehomogenan SampelHubungan Konseptual

Metoda FaktorAnalisis Terhadap Total Variance atau

Common Variance ?

Matriks FaktorTentukan Ukuran Faktor

Metoda RotasiApakah Faktor Dikorelasikan

Interpretasi Matriks Faktor RotasiApakah terdapat signifikan loading ?Apakah faktor dapat diberi nama ?Apakah komunalitas mencukupi?

Structural Equation Modeling

Konfirmatori

Tahap 2

VariabelAnalisis Faktor R Objek

Analisis Faktor Q

Tahap 3

Common Variance Ekstrak faktor deng an

analisis umum Total Variance

Ekstrak faktor dengan analisis komponen

Metoda Oblique Oblimin Promax

Ortobolik

Metoda Ortog nal oVarimax Equimax

Quartimax

Tidak

Tahap 4

Tahap 5

Ya

ValidasiTahap 6

Tahap 7 Pemilihan Variabel Pengganti Penghitungan score

faktor Pembuatan Skala Jumlah

II-62

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BAB III

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Tahapan Proses Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini agar masalah yang dibahas dapat diolah dengan

baik secara terstruktur dan sistematis, maka perlu adanya suatu kerangka pemecahan

masalah yang mencakup langkah-langkah yang dilakukan mulai dari perumusan masalah

hingga kesimpulan yang diambil.

Rangkaian langkah-langkah atau tahapan yang dijalankan merupakan perwujudan

dari pola piker ilmiah. Dalam setiap tahapan-tahapan tersebut terdapat teori yang menjadi

acuan dalam melakukan penelitian. Suatu penelitian dapat tersusun dengan baik apabila

setiap tahapan merupakan penentu bagi tahapan selanjutnya. Tidak jarang digunakan pula

hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dijadikan referensi bagi peneliti saat ini.

Setiap tahapan yang dilakukan mengacu pada teori-teori yang ada yang relevan dengan

penelitian yang sedang dilakukan dimana pada akhirnya penelitian ini diharapkan akan

memberi manfaat dan dapat dikembangkan lagi sehingga diharapkan dapat memberi

manfaat dan juga dapat dikembangkan lagi. Adapun tahapan-tahapan penelitian yang

dilakukan pada penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

3.2 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan tahap paling awal dari rangkaian tahapan penelitian

ini, yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai masukan dan informasi tentang masalah

yang akan diteliti, sehingga dapat dijadikan landasan dan kerangka berpikir untuk

pengembangan proses penelitian. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan membaca

literatur baik berupa buku maupun jurnal yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti,

membaca hasii penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan juga melalui diskusi

dengan pakar atau melakukan pengamatan terhadap kondisi atau fenomena yang terlihat

di lapangan. Sumber-sumber informasi tersebut haruslah relevan sehingga masukan yang

diterima akan sesuai dengan konteks permasalahan nyata yang terjadi dan pastinya

penyimpangan yang mungkin terjadi dalam penelitian ini dapat diminimalkan.

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

III-2

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Bartlett’s Test- Alpha > 0,5 (Matrik Identitas)- Alpha < 0,5 (Bukan Matrik Identitas)

Anti-Image Matrix- MSA > 0,5 (Variabel Layak Dianalisis Lebih Lanjut)- MSA < 0,5 (Variabel Tidak Layak Dianalisis Lebih Lanjut)

Communalities

Total Varience Explained

Component Matrix

Component Tranformation Matrix

MSA > 0,5 Variabel tersebut dibuang lalu ulangi lagi dari analisis faktor

YA

TIDAK

A

Analisis

Kesimpulan Dan Saran

Perancangan Usulan Penilaian Kinerja

Perbandingan Usulan Dengan Yang Ada Pada Perusahaan Saat Ini

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

III-3

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu proses merumuskan keadaan riil yang ada

secara sisematik berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh. Perumusan masalah

ini akan menjadi arahan dan pembatasan yang memudahkan arah dan ruang lingkup

penelitian. Perumusan masalah yang baik akan sangat menentukan efektivitas penelitian

yang dilakukan. Perumusan masalah pada penelitian ini secara terperinci dapat dilihat

pada Bab I.

3.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan pada tahap sebelumnya. Tujuan penelitian ini ditentukan berdasarkan

fenomena yang terlihat pada kehidupan nyata. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini telah ditetapkan pada bab sebelumnya (Bab I), yaitu :

- Mengetahui gaya kepemimpinan yang ada diperusahaan pada saat ini menurut

karyawan bagian SDM & Umum di PT.PUPUK KUJANG.

- Mengetahui metode penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan pada saat

ini.

- Merancang penilaian kinerja yang sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ada.

3.5 Studi Pustaka

Landasan acuan yang digunakan di dalam penelitian ini adaiah teori-teori dan

hasil-hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya. Landasan teori ini berguna untuk

mengontrol langkah-langkah dalam peneiitian yang dilakukan. Dengan adanya landasan

teori ini maka penelitian didasarkan pada suatu Iogika tertentu dan bukan didasarkan

dengan cara coba-coba.

Landasan teori yang dikemukakan di dalam penelitian ini adalah teori-teori

mengenai gaya kepemimpinan, teori tentang kepuasan kerja, teori mengenai komitmen,

metode statistik yang digunakan untuk pengolahan data dan teori-teori lain yang

mendukung dalam penelitian ini.

III-4

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3.6 Identifikasi Variabel Penelitian Dan Model Penelitian

Identifikasi variabel-variabel penelitian bertitik tolak dari hasil studi pustaka dan

berdasarkan pada konsep toeritis yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Pada

tahap ini akan ditentukan variabel-variabel yang dianggap sebagai faktor-faktor dominan,

yang mencerminkan gaya kepemimpinan dan prosedur penilaian kinerja.

Adapun variabel-variabel penelitian sesuai dengan teori tapak tujuan (path-goal

theory) mengenai empat macam gaya kepemimpinan yaitu :

a. Suportif, yaitu gaya kepemimpinan yang mempertimbangkan kepentingan bawahan,

memperlihatkan kesejahteraan karyawan, dan menciptakan suasana kerja yang

bersahabat.

b. Direktif, yaitu gaya kepemimpinan yang membuat bawahan tahu apa yang harus

mereka kerjakan, memberikan pengarahan yang spesifik, memerintahkan bawahan

agar mengikut seperangkat aturan dan prosedur, serta melakukan penjadwalan dan

kondisi kerja.

c. Partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang melakukan konsultasi dengan bawahan dan

menghargai serta memperhitungkan pendapat dari bawahan.

d. Berorientasi pada prestasi (Achievement-Oriented), yaitu gaya kepemimpinan yang

menetapkan tujuan yang menantang, mengembangkan perfomansi, menekankan

pentingnya prestasi kerja, dan memberikan kepercayaan diri kepada bawahan, bahwa

mereka mampu mencapai standar yang tinggi (Yukl, 1989, Schermerhorn, Hunt, dan

Osborn, 1982, dikutip dari Agust J. Purba, 2000).

Dari variabel-variabel yang sudah diidentifikasikan maka selanjutnya disusun

model penelitian yang menunjukkan keterkaitan antara variabel-variabel yang digunakan

untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.

III-5

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Penentuan Sampel & Objek Penelitian

Dalam penelitian ini ditetapkan bahwa yang dijadikan sebagai sampel penelitian

adalah karyawan PT.PUPUK KUJANG dibagian SDM. Keputusan ini diambil

berdasarkan pertimbangan bahwa penilaian kinerja dilakukan oleh bagian SDM sehingga

dapat lebih memudahkan peneliti dalam mengambil data dan melakukan penelitiannya.

Untuk mengetahui jumlah penyebaran kuesioner yang diperlukan untuk mewakili, yaitu

dengan menggunakan rumus Slovin berikut ini:

( )21 eNNn

+=

n = Unit sampel (jumlah responden yang dibutuhkan)

N = Populasi

e = Nilai error yang digunakan

Dengan menggunakan humus tersebut didapat jumlah responden yang dapat

mewakili 72 karyawan yang bekerja di bagian sumber daya manusia dan umum adalah

sebanyak 42 orang.

3.7.2 Pembuatan Kuesioner

Dalam penelitian ini kategori kuesioner yang dipakai merupakan penggabungan

kuesioner dengan pertanyaan terbuaka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka

adalah pertanyaan yang tidak memberikan alternative jawaban sehingga para responden

bebas memberikan jawabannya. Pertanyaan tertutup telah menyediakan alternative

jawabannya yang untuas. Dalam hal ini responden tidak diberi kesempatan untuk

memberikan jawaban diluar alternative yang disediakan.

Kuesioner dengan pertanyaan terbuka digunakan pada bagian I, yakni untuk

memperoleh keterangan mengenai identitas responden dan pekerjaannya. Kuesioner

dengan pertanyaan tertutup digunakan pada bagian II dimana responden dimungkinkan

untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya. Pada bagian II ini

berisikan tentang informasi gaya kepemimpinan dimana pertanyaan yang diajukan

III-6

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh perusahaan saat

ini.

3.7.3 Kebijakan SDM & Prosedur Penilaian Kinerja

Pada bagian ini peneliti menganalisis kebijakan-kebijakan di perusahaan yang dapat

mempengaruhi gaya kepemimpinan dan bagaimana prosedur atau metoda penilaian

kinerja yang dilakukan diperusahaan pada saat ini. Adapaun kebijakan yang

mempengaruhi adalah kebijakan yang tercantum dalam pasal 1 mengenai norma-norma

serta pasal 4 sampai dengan pasal 14 mengenai sanksi-sanksi.

3.8 Penyebaran Kuesioner

Dalam teknik penyebaran kuisioner secara sampling, diperlukan suatu pengujuan

yang disebut uji kecukupan data. Untuk menguji data tersebut apakah telah cukup untuk

diolah maka sampel yang ada dihitung berdasarkan Rumus Bernoulli, yaitu:

2)2/(

eqxpxZ

n α≥

Dimana:

n : Jumlah sampel minimum

: Tingkat kepercayaan a

Z (α/2) : Nilai Distribusi normal

e : Tingkat ketelitian

p : Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar

q : Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah.

Jika data yang diambil masih dibawah jumlah minimum yang disyaratkan,

penelitian harus dilakukan lagi dengan cara menambah jumlah kuesioner sehingga data

menjadi diatas minimum, dan penelitian dianggap dapat dilanjutkan. Dalam penelitian ini

data yang diambil sebanyak 42 responden diangap telah cukup dan dapat dilanjutkan

ketahap selanjutnya.

III-7

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3.9 Pengolahan Hasil Kuesioner Menggunakan SPSS 12

Pengolahan data hasil kuesioner dilakukan dengan menguji keandalan alat

ukur dan metoda statistika yaitu dengan analisis faktor yang menggunakan bantuan

software SPSS 12.

3.9.1 Uji Keandalan Alat Ukur

Untuk mengetahui mutu penelitian, maka perlu dilakukan pengujian

keandalan alat ukur yang digunakan untuk menunjukkan ketetapan, kemantapan,

dan homogenitas suatu alat ukur (dalam hal ini kuesioner penelitian). Dalam

penelitian ini ujui keandalan alat ukur dilakukan dengan mengggunakan software

SPSS 12.

Adapun salah satu metoda pengujian keandalan alat ukur adalah metoda

Alpha Cronbach dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

a = koefisien keandalan alat ukur

r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel manifes

k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten

3.9.2 Analisis Faktor

Secara garis besar, terdapat 6 tahap dalam melakukan analisis faktor :

Tahap 1 : Masalah penelitian

Tahap pertama dari analisis faktor adalah menentukan masalah penelitian.

Tahap 2 : Desain penelitian

III-8

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

• Matriks data mentah n x p (n obyek dan p variabel) diubah menjadi matrik

kovariansi atau matriks korelasi.

• Terdapat dua pendekatan dalam pembuatan matriks korelasi, yaitu :

1. Analisis tipe R : matriks korelasi dari variabel.

2. Analisis tipe Q : matriks korelasi dari responden.

Catatan : Analisis tipe Q tidak sering digunakan karena kesulitan dalam

perhitungan. Selain itu fungsinya dapat digantikan oleh Analisis Kelompok.

• Variabel yang dipilih adalah yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan. Sampel umumnya berukuran tidak kurang dari 50 observasi

dan akan lebih baik jika lebih dari 100 observasi. Aturan umumnya adalah

jumlah observasi sama dengan 4 atau 5 kali jumlah variabel yang

dianalisis.

• Kovariansi antara Xi dan Yi diberikan oleh :

i

n

iixy YX

nC ∑

=

=1

1

• Korelasi rxy antara Xi dan Yi diberikan oleh :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −=

yYY

xXX

nr ii

xy σσ1

Dalam bentuk matriks :

( )2/12/1

11 −−

−= SDD

NR

• Ukuran kecukupan Sampling : Kaiser Meyer Olkin (KMO)

Rumus KMO :

jiuntukar

rKMO

ijij

ij ≠+

=∑ ∑∑∑

∑∑ ,22

2

Rumus MSA :

jiuntukar

rMSA

ijij

iji ≠

+=

∑∑∑∑∑∑ ,22

2

Keterangan :

III-9

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

rij = Koefisien korelasi sederhana antara variabel i dengan variabel j.

aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dengan variabel j.

Tahap 3 : Asumsi

Asumsi : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Multivariat.

Tahap 4 : Model faktor

Pada tahap keempat ini dilakukan dua hal, yaitu menentukan model faktor,

dan menentukan jumlah faktor. Model faktor dipilih berdasarkan tujuan

analisis serta pengetahuan analisis tentang variansi data untuk menentukan

apakah analisis komponen utama atau analisis faktor umum yang akan

digunakan. Tabel 3.1 Perhitungan Untuk Eigenvalue

Faktor Eigenvalue % Varians

(varians faktor)

% varians

(kumulatif)

1 e(1) ( )

TV1e

e(1)

2 e(2) ( )

TV

e 2

( ) ( )

TVee 21 +

3 e(3) ( )

TV

e 2

( ) ( ) ( )

TVeee 321 ++

:

:

:

:

:

:

:

:

P e(p) ( )

TVe p

100

Jumlah ( )∑=

=1

1 TVej

Tabel 3.2 Matriks Faktor

Faktor variabel 1 … m X1 X2 : :

XP

( )( )

( )( )m1

e1me11 aa L

( )( )

( )( )m1

e2me21 aa L

:

III-10

Page 95: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

( )( )

( )( )m1

epmep1 aa L

Metode dalam menentukan jumlah faktor :

1. Eksploratory : Bila teknik analisis faktor yang digunakan tanpa terlebih

dahulu menentukan batasan-batasan awal dalam perkiraan jumlah

komponen atau faktor yang akan diekstraksi.

2. Confirmatory : Bila seorang analis menggunakan analisis faktor untuk

menguji hipotesis yang berkaitan dengan pengelompokkan variabel atau

jumlah faktor.

Tahap 5 : Interpretasi output analisis faktor

Terdapat tiga tahap dalam melakukan interperetasi faktor :

- Perhitungan matriks faktor inisial (yang belum dirotasikan)

Matriks faktor sebelum dirotasi digunakan untuk meneliti kemungkinan-

kemungkinan pengelompokkan variabel kedalam sejumlah faktor yang

sudah diekstraksi. Matriks ini merangkum informasi mengenai bobot

variabel kedalam setiap faktor informasi yang terkandung didalam matriks

ini belum dapat digunakan untuk menginterpretasikan dengan jelas

mengenai pengelompokkan variabel kedaalam setiap faktor karena bobot

dalam masing-masing variabel pada setiap faktor belum jauh berbeda.

Matriks faktor ini harus dirotasikan agar diperoleh bobot variabel yang

mudah untuk diinterpretasikan.

- Ekstraksi faktor

Matriks faktor yang telah dirotasi dapat memudahkan dalam menentukan

variabel mana saja yang tercakup dalam suatu faktor. Tujuannya untuk

mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan.

- Interpretasi matriks faktor

Tahapan dalam interpretasi matriks faktor diantaranya :

1. Untuk setiap baris variabel, interpretasi dimulai dengan bergerak dari

faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari

III-11

Page 96: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

bilangan yang nilai mutlaknya paling besar dalam baris terebut, kemudian

tandai.

2. Periksa setiap loading yang telah ditandai untuk ‘signifikasi’, baik

berdasarkan signifikasi statistik dari loading koefisien korelasi atau

signifikasi praktis : Jumlah variansi minimum yang harus dijelaskan oleh

faktor tersebut (kita menentukan nilai λij minimum). Untuk signifikasi

statistik dimana jumlah sampel , < 100, loading terbesar minimum ± 0.30

untuk dinilai signifikasi. Loading yang signifikan digarisbawahi.

3. Periksa matriks untuk mengidentifikasi variabel yang tidak digarisbawahi

untuk tidak diikutsertakan dalam faktor manapun. Tujuan evaluasi ini

untuk mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan.

4. Variabel dengan loading lebih tinggi dinilai mempunyai pengaruh yang

lebih besar. Berikan nama atau label yang mencerminkan arti gabungan

dari variabel-variabel yang tergabung dalam satu faktor.

Perhitungan Komunalitas :

Tabel 3.3 Perhitungan Komunalitas

Komunalitas

a2(1)1e(1)+a2

(2)1e(2)+….+a2(m)1e(m)

a2(1)2e(1)+a2

(2)2e(2)+….+a2(m)2e(m)

:

:

a2(1)pe(1)+a2

(2)pe(2)+….+a2(m)pe(m)

Tahap 6 : Validasi analisis faktor

Salah satu cara memvalidasi hasil analisis faktor adalah dengan melihat

replicability hasil analisis faktor. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan data yang sama dengan data yang dianalisis, yaitu dengan

membagi dua data tersebut, atau dengan menggunakan data lain yang terpisah.

Kemudian bandingkan hasilnya dengan analisis faktor yang telah didapat

sebelumnya.

III-12

Page 97: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

3.10 Perancangan Usulan Penilaian Kinerja

Setelah dilakukan penilaian kinerja, peneliti membuat usulan penilaian kinerja yang

sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ada diperusahaan yang diketahui melalui

penyebaran kuesioner dan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Diamana

perancangan ini dilakukan dengan melihat sifat dominan pemimpin yang terdapat pada

bagian SDM & Umum yang didapat dari hasil SPSS 12.

3.11 Perbandingan Usulan Dengan Yang Ada Pada Perusahaan Saat Ini

Dengan adanya metode penilaian kinerja yang diusulkan dimana metode tersebut

telah sesuai dengan gaya kepemimpinan yang terdapat diperusahaan maka peneliti

membandingkan metode tersebut dengan metode lama yang selama ini dijalankan

sehingga dapat dilihat perbedaannya.

3.12 Analisa

Pengolahan data dengan analisis faktor dilakukan dengan menggunakan

perangkat lunak Statistical Package for Social Science (SPSS) 12. Setelah

pengolahan data tersebut, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisa data.

variabel-variabel dominan yang mempengaruhi objek penelitian dilakukan analisis

satu persatu.

3.13 Kesimpulan Dan Saran

Setetah dilakukan analisa terhadap pengolahan data, maka tahapan selanjutnya

adalah mengambil kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang didapat

tersebut. Kesimpulan ini pada dasarnya merupakan jawaban dari tujuan penelitian.

Penarikan kesimpulan ini dapat berguna untuk melengkapi hasil dari penelitian dan

juga saran-saran yang berguna bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian

khususnya bagi pihak yang melakukan penilaian kinerja.

III-13

Page 98: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi,

proses produksi, sheet-sheet produksi serta utilitas yang ada di PT. Pupuk Kujang sebagai

Gambaran umum perusahaan PT. Pupuk Kujang.

4.1.1 Sejarah PT. Pupuk Kujang

Pada tahun enam puluhan, pemerintah mencanangkan pelaksanaan Program

Peningkatan Produksi Pertanian di dalam usaha Swasembada Pangan. Demi suksesnya

program pemerintah ini maka kebutuhan akan pupuk harus dipenuhi mengingat produksi

PUSRI tidak akan mencukupi.

Menyusul ditemukannya beberapa sumber gas alam dibagian utara Jawa Barat,

munculah gagasan untuk membangun pabrik pupuk di Jawa Barat. Untuk mewujudkan

proyek tersebut pemerintah menunjuk Departemen Pertambangan clan Energi untuk

rnengelola proyek tersebut dan Pertamina ditunjuk sebagai pelaksana. Tanggal 17 April

1975 keluar SK Presiden No 16/1975 tentang pengalihan tugas dari Departemen

Pertambangan dan Energi diserahkan ke Departemen Perindustrian.

Dengan keluar SK tersebut serta didukung SK Menteri No 24/M/4/1975, maka

tanggal 9 Juni lahirlah PT. Pupuk Kujang, sebuah BUMN di lingkungan Departemen

Perindustrian yang mengemban tugas untuk membangun pabrik pupuk urea di Desa

Dawuan, Cikampek Kabupaten Karawang-Jawa Barat.

Bulan Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakuakan dengan kontraktor utama

Kellogg Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Japan)

sebagai kontraktor pabrik urea. Pembangunan berjalan lancar sehingga pada tanggal 7

November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 570.000 ton/tahun dan

ini terjadi 3 bulan lebih awal dari jadwal. Pada tanggal 12 Desember 1978, Presiden

Page 99: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

IV-2

4.1.3 Proses Produksi

Bahan Baku utama dalam proses produksi urea adalah gas alam, air dan udara.

Ketiga bahan baku tersebut diolah untuk menghasilkan nitrogen (N2), hydrogen (H?) dan

karbon dioksida(CO). Ammonia dibentuk atas dasar reaksi gas nitrogen (NA dan

hydrogen (H2).

Tahap selanjutnya ammonia dan karborz dioksida dilanjutkan pengolahannya ke

sheet urea untuk memperoleh urea butiran dengan diameter 12mm. Kemudian urea

butiran dikirim ke bagian pengantongan dan selanjutnya di bagian pengantongan urea

dirnasukan kedalam karung yang berat timbangannya rata-rata 50 Kg/karung.

Selengkapnya mengenai proses produksi secara garis besar dapat dilihat pada gambar 4.1.

4.1.2 Struktur Organisasi

Tujuan adanya struktur organisasi di PT. Pupuk Kujang adalah untuk

memperjelas dan mempertegas suatu bagian atau dinas dalam menjalankan tugasnya yang

dibebankan oleh perusahaan, sehingga akan memudahkan dalam pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan oleh organisasi.

Adapun organisasi di PT Pupuk Kujang mempunyai tujuan jangka pendek dan

jangka panjang yang menjadi arah pengembangan perusahaan untuk lebih jelasnya

struktur organisasi PT. Pupuk Kujang bisa dilihat pada gambar 4.2.

Suharto berkenan meresmikan pembukaan pabrik dan 1 April 1979, PT. Pupuk Kujang

mulai dengan operasi komersial.

Gambar 4.1 Diagram Proses Produksi PT. Pupuk Kujang

Page 100: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT. Pupuk Kujang

Page 101: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.1.4 Sheet-sheet Produksi

Di PT. Pupuk Kujang memiliki beberapa sheet produksi untuk menunjang

kegiatan produksi. Sheet-sheet produksi tersebut diantaranya adalah sheet pembangkit

listrik, sheet penjernihan air, sheet pembangkit uap, sheet pemisah udara, sheet ammonia.

sheet urea, sheet pengantongan, penyediaan air baku, penyediaan gas alam , dan industri

peralatan pabrik.

4.1.4.1 Sheet Pembangkit Listrik

Sumber tenaga listrik di PT. Pupuk Kujang diambil dari PLN . Disarnping itu

dibantu satu sheet Gas Turbine Generator dengan kapasitas 15 MW. Tiga sheet Diesel

Standby Generator dengan kapasitas 375 KW/Sheet. Satu sheet Diesel Emergency

Generator dengan kapasitas kapasitas 375 KW.

4.1.4.2 Sheet Penjernihan Air

Air dari Parungkadali dialirkan melalui dua buah pompa dengan kapasitas

masing-masing 5500 gpr, sedang air dari Cikao-Jatiluhur dipakai bila level air di

Parungkadali berkurang atau turbiditinya tinggi. Air tersebut ditampung di Premix Tank

dan diinjeksikan bahan kimia, di tanki ini air yang kotor dialirkan ke elarifier, yaitu

sebuah bak penampungan air dengan diameter 27,4 m dan tinggi dari bak tersebut 6,5 m.

Disini air diaduk dengan keeepatan lambat untuk membentuk lapisan Lumpur pembatas

(Sludge Blanket) hingga terdapat air yang bersihl jernih di bagian atas, sedang yang

mengandung lumpur ada di bagian bam,ah. Kemudian air yang jernih dikirim ke sand

litter (C buah tanki) yang sebelumnya diinjeksikan bahan kimia yaitu Hipoclorit. Outlet

dari sand filter airnya bisa dikonsumsi kemudian airnya ditampung di flter water tank.

Dari proses penjernihan air diatas didapat air pendingin dengan kapasitas 57,4

m;/jam. air minum dengan kapasitas 75 m3/jam. Air pemadam kebakaran dan air bebas

mineral untuk umpan ketel sheet Pembangkit Uap dengan kapasitas 180 ton/jam.

Page 102: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.1.4.3 Sheet Pembangkit Uap

Pembangkit uap (steam) di Pabrik Utility terdapat tiga buah yaitu :

• 1 (satu) sheet Waste Heat Boiler yang memanfaatkan gas buang dari generator

pembangkit listri dengan kapasitas 97 ton/jam pada tekanan 42 Kg/cm2 dan temperatur

+ 400°C

• 2 (dua) sheet Package Boiler Kapasitas 100 ton/jam pada tekanan dan temperatur yang

sama dengan Waste Heat Boiler.

4.1.4.4 Sheet Pemisah Udara

Sheet pemisah udara ini menghasilkan nitrogen dengan kapasitas 260Nm3ljam.

4.1.4.5 Sheet Ammonia

Sheet ini menghasilkan ammonia dengan kapasitas terpasang 1000 MT/hari atau

330.000 MT/tahun dan disamping itu menghasilkan kurbon dioksida dan hydrogen yang

mana bahan tersebut sebagai umpan untuk pabrik urea. Di sheet ini juga dihasilkan steam

dengan tekanan 105 kg/cm '` sebagai penggerak turbin 103-J compressor (syntetys gas

compressor) yang mana tekananya sebesar 150 kg/cm Z diumpankan ke 105-D (ammonia

converter) untuk diubah menjadi ammonia.

4.1.4.6 Sheet Urea

Pada sheet ini ammonia dan karbon dioksidcr yang diperoleh dari sheet ammonia

kemudian diproses di sheet urea. Ammonia dan karhon dioksidu dikompresikan masing-

masing oleh compressor yang diumpankan ke sebuah reaktor dengan tekanan 250 kg/cm2

dengan temperatur 200°C. Keluarannya masuk ke beberapa vessel untuk diturunkan

tekanannya sehingga menjadi tekanan atmosfir yang berupa bubur urea (.sturry),

kemudian masuk ke menara pembutiran (Prilling Tower) yang tingginya ± 75 m

kernudian dicurahkan melalui distributor sambil dihembus udara dari bawah, maka

terjadilah urea yang berdiameter ± 1-1,2 mm. Sheet urea ini menghasilkan butiran urea

dengan kapasitas terpasang 1.725 MT/hari atau 570.000 MT/tahun.

IV-5

Page 103: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.1.4.7 Sheet Pengantongan

Sheet butiran yang dihasilkan sheet urea disalurkan ke sheet pengantongan

melalui Belt Conveyor Di sheet ini urea butiran dikernas dalam karung plastik dengan

berat masing-masing 50 kg untuk kemudian dipasarkan.

4.1.4.8 Penyediaan Air Baku

Untuk penyediaan air baku pabrik telah dibangun stasiun pompa air, yakni di

daerah Parungkadali, Bendung Curug dan di Cikao sebelah hilir Jatiluhur. Untuk

mengatasi masalah kekurangan air telah dibuat 8 kolam penampungan air yang

dibutuhkan adalah 9000m3/jam .

4.1.4.9 Penyediaan Gas Alam

Untuk penyediaan gas alam ini, pertamina mengambil dari tiga buah sumber,

yaitu di offshore : Arco dan L Parigi di lepas pantai Cilamaya sekitar 70 km dari kawasan

pabrik dan sumber gas alam di Mundu Kabupaten Indramayu.

4.1.4.10 Industri Peralatan Pabrik

PT, Pupuk Kujang telah mengembangkan industri peralatan pabrik untuk fabrikasi

peralatan pabrik bagi keperluan industri pupuk dan industri kimia dengan kapasitas

produksi 500 ton/jam.

4.1.5 Pengolahan Air Buangan

Menghindari masalah pencemaran lingkungan terutama yang disebabkan oleh air

buangan pabrik, PT. Pupuk Kujang telah dilengkapi dengan sheet-sheet pengelolaan air

buangan.

4.1.5.1 Sheet Pemisah Ammonia

Dengan kemampuan sendiri PT. Pupuk Kujang telah merancang dan membangun

sheet ini yang fungsinya adalah memisahkan ammonia dari air pembuangan yang berasal

dari sheet ammonia dan urea.

IV-6

Page 104: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.1.5.2 Sheet Pemisah Air Berminyak

Sheet Pemisah Air Berminyak ini berfungsi memisahkan minyak dari air buangan

pabrik. Minyak yang terpisah itu kemudian dibakar bdalam sebuah tungku pembakaran.

4.1.5.3 Kolam Penetrasi Asam Basa

Sheet ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang mengandung asam atau

basa berlebihan yang berasal dari sheet demineralisasi.

4.1.5.4 Pengolahan Buangan Sanitasi

Buangan dari toilet sekitar pabrik dan perkantoran diolah pada sheet stabilisasi

dengan cara: sludge aktif aerasi dan injeksi chlorine.

4.1.6 Administrasi Keuangan

Laporan keuangan perusahaan sebagai bahan untuk penilaian hasil kegiatan usaha

selalu dapat diterbitkan baik secara bulanan (paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya)

maupun tahunan.

Demikian pula dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya PT. Pupuk

Kujang yang merupakan pedoman bagi kegiatan operasional perusahaan selalu tepat

disampaikan kepada pemegang saham dan kuasa pemegang saham tiga bulan sebelum

kegiatan perusahaan tahun yang akan berjalan.

Hal ini semua berkat penyempurnaan tata kerja dan peningkatan kualitas

pelaksana serta adanya dukungan fasilitas komputer yang dimiliki PT. Pupuk Kujang

sudah mulai berperan. Penataan prosedur yang cepat dan aman terus ditingkatkan baik

melalui pengawasan aktif oleh satuan pengawasan intern maupun pengawasan aktif oleh

satuan pengawasan intern maupun pengawasan

melekat (built in control) dalam rangka rneningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

4.1.7 Pemasaran

Penyaluran pupuk urea Kujang selain dilakukan oleh PT. Pupuk Sriwijaya

(PUSRI), juga dilakukan aleh 5 (lima) distributor yang ditunjuk oleh PT. Pupuk Ku jang

yaitu PT. Pertani, PT. Hurip Utama, PT. Selini, PT. Cipta Niaga dan PT. Muara Teguh

Perkasa. Dengan daerah pemasarannya ditentukan di 3awa Barat. Dalam rangka

IV-7

Page 105: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

mensukseskan "Panca Usaha Pertanian" PT. Pupuk Kujang telah melakukan penyuluhan

mengenai cara pemakaian pupuk kepada para petani demikian juga telah dilakukan

demonstrasi pertanian meliputi tanaman padi palawija, holtikultura dan lain-lain.

Tujuannya adalah untuk ikut serta memberikan contoh kepada para petani tentang

bercocak tanam yang baik sehingga produksi per satuan luas dan per satuan waktu bisa

ditingkatkan.

4.1.8 Pengembangan PT. Pupuk Kujang

Dalam rangka pengembangan PT. Pupuk Kujang telah dilakuakn pula

pembangunan beberapa sheet produksi. Usaha ini dilaksanakan untuk menunjang

program pemerintah antara lain menumbuhkan usaha keterkaitan industri dan

meningkatkan ekspor hasil industri atau mensubstitusi praduk impor.

4.1.8.1 Asam Formiat

Bahan ini berguna untuk industri karet dan tekstil. Bahan baku yang digunakan

adalah karbon dioksidu yang diambil dari sheet ammonia dan kapasitas produksi 11.000

MTltahun. Pabrik asam forminat ini dibangun di kawasan industri Kujang Cikampek dan

dikelola oleh PT. Sintas Kurama Perdana, yang merupakan salah satu perusahaan

patungan PT. Pupuk Kujang.

4.1.8.2 Ammonium Nitrat

Bahan ini digunakan sebagian besar untuk bahan baku peledak. Bahan baku

pembuatan ammonium nitrat adalah ammonia dan asam nitrat, dimana asam nitrat

sendiri diperoleh dari reaksi ammonia, udara dan air. Kapasitas produksi pabrik asam

nitrat 49.510 tonJtahun dan pabrik ammonium nitrat 32.520 ton/tahun. Pabrik ini

dibangun di kawasan industri Kujang Cikampek dan dikelola oleh PT. Multi Nitrotama

Kimia, salah satu perusahaan patungan PT. Pupuk Kujang.

4.1.8.3 Hydrogen Peroksida

Bahan ini berguna untuk industri kertas dan tekstil. Bahan baku yang digunakan

adalah gas hydrogen yang diperoleh dari pemurnian gas buangan dari hydrogen recovery

sheet pabrik ammonia. Pabrik ini dibangun di kawasan industri Kujang Cikampek dan

IV-8

Page 106: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

pengelolaannya dilakukan oleh PT. Peroksida Indonesia Pratama. Kapasitas produksi

10.500 ton/tahun H202 dengan konsentrasi 50%.

4.1.8.4 Katalis

Katalis sangat diperlukan bagi industri pupuk dan pengolahan minyak bumi.

Pabrik ini dibangun di kawasan industri Kujang Cikampek dengan kapasitas produksi 1

100 MT/tahun. Pengelola pabrik ini adalah PT. Kujang Sud Chemi Catalysts yaitu salah

satu perusahaan patungan PT. Pupuk Kujang.

4.1.8.5 Kemasan

Pabrik ini memproduksi Jerry can yang diperlukan untuk pengemasan bahan-

bahan seperti asam forminat, asam nitrat, hydrogen peroksida dan lainlain. Pabrik ini

dibangun di kawasan industri Kujang Cikampek dan pengelolaannya oleh PT. Megayaku

Kemasan Perdana dengan kapasitas produksi 640.000 buah/tahun.

4.1.8.6 Sheet Jasa Pelayanan Industri

Sheet jasa pelayanan industri merupakan sheet kerja yang terdiri dari beberapa

tenaga ahli dalam bidangnya masing-masing guna melayani setiap permintaan jasa dalam

bidangnya seperti operasi dan pemeliharaan pabrik, rancang bangun clan perekayasaan

kontruksi, laboratorium, inspeksi dan keseiamatan kerja. Beberapa perusahaan yang telah

memanfaatkan jasa pelayanan industri PT. Pupuk Kujang antara lain pabrik-pabrik

pupuk, pabrik rayon, pabrik tekstil, pabrik polyethylene dan lain-lain.

4.1.8.7 Pupuk Kujang I B

Proyek ini bertujuan membangun pabrik ummoniulurea sebagai pengganti dari

pabrik ammoniafurea yang ada dan telah beroperasi sejak tahun 1978. Kapasitas pabrik

sama seperti pabrik yang ada yaitu ammonia 330.000 ton/tahun dan pabrik urea 570.000

ton/tahun. Proses yang akan digunakan adalah proses hemat energi. Pabrik ini mulai

beroperasi tahun 2005.

IV-9

Page 107: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.1.8.8 Pusdiklat Industri

Kegiatan Pusdiklat Industri PT. Pupuk Kujang clikernbangkan clan didukung oleh

tenaga ahli dan berpengalaman dalam bidang operasi clan pemeliharaan pabrik, rancang

bangun dan manajemen kontruksi.

Seluruh kegiatan Pusdiklat industri ini selalu diperuntukan bagi kepentingan

intern PT. Pupuk Kujang sendiri guna menambah pengetahuan dan wawasan, juga

disediakan untuk memenuhi permintaan pihak luar. Perusahaan perusahaan yang telah

memanfaatkan jasa diklat industri ini antara lain industri pupuk, pengelolaan minyak

Pertamina dan PT. Perokimia Nusantara Interindo.

4.2 Gambaran Umum Bagian SDM & Umum

Visi PT.PUPUK KUJANG adalah manjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang

efisien dan kompetitif dipasar global sedangka misi PT.PUPUK KUJANG adalah

memberikan kontribusi kepada pembangunan/pertumbuhan ekonomi nasional demi

kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan industri kimia

berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan dengan melaksanakan etika bisnis

secara konsisten. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan maka dibuatlah bagian

sumber daya manusia dan umum yang berfungsi sebagai pengontrol kegiatan kerja

karyawan diperusahaan agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Terdapat 4 biro dalam bagian sumber daya manusia & umum yang keempatnya

berguna untuk mendukung pengembangan kerja dan kesejateraan karyawan di

perusahaan. Biro-biro yang termasuk dalam bagian sumber daya manusia dan umum

adalah biro ketenagakerjaan, biro pendidikan dan latihan, biro umum dan biro kesehatan.

Karena adanya keterbatasan, maka pembuatan rancangan penilaian kinerja dilakukan

hanya pada biro ketenagakerjaan.

Berikut ini adalah struktur organisasi biro ketenaga kerjaan yang berada dibawah

divisi sumber daya manusia dan umum pada PT. PUPUK KUJANG. Bila dilihat dari

strukturnya maka PT. PUPUK KUJANG menggunakan struktur yang garis tugas dan

wewenangnya terlihat jelas. Adapun struktur organisasi biro ketenagakerjaan di PT.

PUPUK KUJANG dapat dilihat pada Gambar 4.2.

IV-10

Page 108: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BIROKETENAGAKERJAAN

STAF ADM

BAGIANPERENCANAAN & PENGENDALIAN

BAGIANADMINISTRASI & KESEJAHTERAAN

BAGIANPERENCANAAN & PENGEMBANGAN

BAGIANPENGENDALIAN KARIR

BAGIANPENGGAJIAN

BAGIANADMINISTRASI PEGAWAI

BAGIANKESEJAHTERAAN

Gambar 4.3. Struktur Organisasi Biro Ketenagakerjaan

4.3 Uraian Tugas-Tugas Pokok Yang Terdapat Pada Biro Ketenagakerjaan

Berikut akan dijabarkan mengenai tugas-tugas pokok yang terdapat dalam biro

ketenagakerjaan sesuai dengan struktur organisasi yang telah diperlihatkan pada Gambar

4.3.

4.3.1 Kepala Biro Ketenagakerjaan

Perincian dari tugas pokok kepala biro ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

1. Mengajukan usulan/draft keputusan Direksi sesuai dengan kebutuhan atau

perkembangan perusahaan.

2. Merumuskan dan menyusun program kepegawaian sesuai kebutuhan perusahaan,

meliputi pengadaan karyawan, pembinaan & pemeliharaan karyawan.

3. Merumuskan sistem/peraturan kepegawaian meliputi tata tertib bekerja, hak dan

kewajiban pegawai, pengargaan dan sanksi.

IV-11

Page 109: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.3.2 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian

Perincian dari tugas pokok kepala bagian perencanaan dan pengendalian adalah sebagai

berikut :

1. Menyiapkan konsep surat-surat keputusan atau memo-memo direksi yang

berhubungan dengan kepegawaian untuk bahan penetapan.

2. Menyiapkan data jabatan untuk menjaga kestabilan piramida jabatan sebagai bahan

tinjauan umum organisasi maupun manajemen.

3. Menyiapkan usulan rencana kebutuhan personil sesuai dengan jumlah dan kualifikasi

kebutuhan organisasi.

4. Melaksanakan seleksi calon karyawan.

4.3.3 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan

Perincian dari tugas pokok kepala bagian perencanaan dan pengembangan adalah sebagai

berikut :

1. Menyiapkan data dan melaksanakan proses tahapan seleksi calon karyawan.

2. Menyusun bahan evaluasi disiplin kerja karyawan sebagai bahan kajian sesuai dengan

peraturan tata tertib perusahaan.

3. Menyiapkan kontrak kerja dengan karyawan yang melaksanakan training.

4. Menyusun dan menyiapkan surat perjanjian untuk karyawan baru.

4.3.4 Kepala Bagian Pengendalian Karir

Perincian dari tugas pokok kepala bagian Pengendalian karir adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan persyaratan administrasi karyawan yang dialih tugaskan, penetapan gaji

karyawan, kontrak kerja karyawan honorer.

2. Menyiapkan data nomatif karyawan yang berkaitan dengan kepangkatan.

3. Menyiapkan data sebagai bahan pembuatan evaluasi penilaian hasil karyawan.

4. Menyiapkan data untuk bahan penyusunan surat keputusan yang berkaitan dengan

pembianaan karir karyawan.

IV-12

Page 110: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.3.5 Kepala Bagian Administrasi dan Kesejateraan

Perincian dari tugas pokok kepala bagian administrasi dan kesejahteraan adalah sebagai

berikut :

1. Menerbitkan hasil perhitungan biaya pegawai.

2. Menyiapkan surat keputusan/memo direksi yang berkaitan dengan penggajian

karyawan.

3. Menerbitkan realisasi pertanggung jawaban biaya perjalanan dinas.

4. Menyusun hasil analisa biaya pegawai, kesejahteraan dan pendapatan lainnya.

5. Menyiapkan usulan untuk kenaikan biaya-biaya pegawai.

4.3.6 Kepala Bagian Penggajian

Perincian dari tugas pokok kepala bagian penggajian adalah sebagai berikut :

1. Proses data absensi karyawan dan distribusi data entry kepada seluruh unit kerja

sebagai bahan penilaian.

2. Proses perhitungan biaya perjalanan dinas dan penghasilan lainnya sebagai

kompensasi diluar penggajian.

3. Menyusun data biaya pegawai dan menyiapkan surat keterangan bagi karyawan

sebagai pernyataan sesuai dengan kebutuhan karyawan.

4.3.7 Kepala Bagian Administrasi Pegawai

Perincian dari tugas pokok kepala bagian administrasi pegawai adalah sebagai berikut :

1. Menghitung anggaran biaya kebutuhan tenaga kerja jasa insidentil serta menyiapkan

surat permintaan kepada perusahaan jasa.

2. Menyiapkan data biaya kepegawaian tenaga kerja jasa.

3. Memberikan penjelasan kepada pimpinan perusahaan jasa mengenai materi yang

berkaitan dengan surat perintah kerja.

4. Pengarsipan, pencatatan dan pemeliharaan data.

5. Menyiapkan biaya imbalan bantuan konsultasi.

IV-13

Page 111: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.3.8 Kepala Bagian Kesejahteraan

Perincian dari tugas pokok kepala bagian kesejahteraan adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan dan melaksanakan jadwal kegiatan yang sifatnya sosial, baik intern

maupun ekstern.

2. Menyiapkan data dan biaya sebagai bahan pengajuan kegiatan olah raga, kesenian

dan rekreasi.

3. Menyiapkan dan menyusun data kepegawaian karyawan mengenai kepesertaan dalam

jaminan sosial asuransi, pensiun dan hari tua.

4. Melakukan perhitungan pengajuan penggantian restitusi dan tagihan perawatan

karyawan/keluarga karyawan.

4.4 Pengumpulan Data

Bagian ini menjelaskan tentang pengumpulan data yang dilakukan di PT. PUPUK

KUJANG Cikampek berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan pada bab

sebelumnya. Dimana data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari responden

yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu responden merupakan anggota

sumber daya manusia dan umum diperusahaan pupuk kujang.

Pada penelitian ini, ingin diketahui bagaimana gaya kepemimpinan yang terjadi di

bagian sumber daya manusia & umum di PT. PUPUK KUJANG. Pengumpulan data

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada bulan Januari 2006, dimana jumlah

kuesioner yang disebarkan sebanyak 42 kuesioner. Nilai tersebut didapatkan dengan

menggunakan rumus slovin sbb :

( )21 eN

Nn+

=

( )21.0721

72+

=n

4286.41 ≈=n

IV-14

Page 112: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.4.1 Kuesioner Penelitian

Kuesioner yang disebarkan kepada responden terdiri dari tiga bagian. Bagian

pertama adalah kata pengantar yang berisikan gambaran umum mengenai topik dari

penelitian ini. Bagian kedua berisi beberapa pertanyaan terbuka yang berkaitan dengan

identitas responden. Pertanyaan tersebut meliputi : lama bekerja diperusahaan, jabatan

saat ini, dan pendidikan terakhir responden. Seluruh pertanyaan tersebut bertujuan untuk

memilih responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Bagian ketiga merupakan bagian yang bersifat tertutup, yang berisi pernyataan-

pernyataan untuk mengetahui persepsi dan penilaian responden terhadap variabel-

variabel yang akan diukur pada penelitian ini. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk

mengetahui karakteristik dan kepemimpinan yang diterapkan pada bagian SDM &

UMUM di PT. PUPUK KUJANG. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian in adalah sebagai berikut :

a. Kepemimpinan Suportif, meliputi :

• Pimpinan saya bersikap sopan kepada semua orang (V1),

• Pimpinan saya bersikap ramah kepada semua orang (V2),

• Pimpinan saya membangun solidaritas diantara bawahannya (V3),

• Pimpinan saya menunjukkan rasa simpati terhadap masalah-masalah yang

dihadapi oleh bawahannya (V4),

• Pimpinan saya memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengembangkan karir (V5),

• Pimpinan saya menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan bawahannya (V6)

• Pimpinan saya menyampaikan kegembiraan yang dialaminya kepada bawahannya

(V7),

• Pimpinan saya mengutamakan kesejahteraan bawahannya (V8),

• Pimpinan saya tidak membeda-bedakan bawahannya (V9),

• Pimpinan saya tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap bawahannya (V10).

b. Kepemimpinan Direktif, meliputi :

• Pimpinan saya sering mengingatkan bawahannya untuk mentaati segala jenis

peraturan yang berlaku diperusahaan (V11),

IV-15

Page 113: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

• Pimpinan saya memberikan sanksi kepada seseorang yang melakukan kesalahan

sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya (V12),

• Pimpinan saya menentukan tujuan yang harus dicapai kepada bawahannya (V13),

• Pimpinan saya dapat menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dengan jelas dan

mudah dipahami (V14),

• Pimpinan saya menentukan apa yang harus dikerjakan oleh bawahannya (V15),

• Pimpinan saya mengingatkan apa yang harus dikerjakan kepada bawahannya

(V16),

• Pimpinan saya menentukan dan mengatakan bagaimana cara mengerjakan setiap

tugas yang diberikan kepada bawahannya (V17),

• Pimpinan saya menentukan dan mengatakan kepada bawahannya kapan

mengerjakan tugas (V18),

• Pimpinan saya mendemonstrasikan setiap tugas yang akan dikerjakan kepada

bawahannya (V19),

• Pimpinan saya menentukan pemecahan masalah tanpa meminta persetujuan dari

bawahannya (V20).

c. Kepemimpinan Partisipatif, meliputi :

• Pimpinan saya bersedia mendengarkan pendapat bawahannya (V21),

• Pimpinan saya berusaha memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-

sungguh (V22),

• Pimpinan saya memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk

mengungkapkan pendapat (V23),

• Pimpinan saya memperkenankan bawahannya untuk turut serta dalam

pengambilan keputusan (V24),

• Pimpinan saya selalu menanyakan saran bawahannya tentang segala sesuatu

sebelum mengambil keputusan (V25),

• Pimpinan saya memecahkan suatu permasalahan dengan merundingkan kepada

bawahannya terlebih dahulu (V26),

• Pimpinan saya sering mengadakan diskusi kelompok (V27),

• Pimpinan saya sering menemui bawahannya saat bekerja (V28),

IV-16

Page 114: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

• Pimpinan saya membuat suatu sarana yang dapat menampung saran/opini tertulis

dari bawahannya (V29),

• Pimpinan saya selalu mengadakan diskusi dengan bawahannya jika mendapatkan

kesulitan (V30).

d. Kepemimpinan Yang Berorientasi Prestasi, meliputi :

• Pimpinan saya menolong bawahannya dengan senang hati apabila ada yang

mendapatkan kesulitan (V31),

• Pimpinan saya membantu bawahannya untuk belajar dari kesalahan yang telah

dibuatnya (V32),

• Pimpinan saya menganjurkan bawahannya untuk dapat mencapai hasil yang jauh

lebih tinggi (V33),

• Pimpinan saya memberikan umpan balik terhadap setiap pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahannya (V34),

• Pimpinan saya memberikan semangat kepada bawahannya agar dapat bekerja

lebih baik lagi (V35),

• Pimpinan saya menganjurkan agar bawahannya untuk memiliki target dan cita-

cita tinggi yang dapat dicapai dalam setiap pekerjaanya (V36),

• Pimpinan saya menganjurkan kepada bawahannya agar tidak putus asa dalam

mengadapi masalah (V37),

• Pimpinan saya membantu rekan-rekan kerja dan bawahannya untuk berkembang

(V38)

• Pimpinan saya memberikan penghargaan kepada bawahannya sesuai dengan

prestasi yang dicapainya (V39)

• Pimpinan saya menganjurkan bawahannya agar dapat meningkatkan kinerjanya

dari hari kehari (V40).

Teknik kuesioner yang dipakai adalah dengan menggunakan simantik differensial,

dimana pada metode ini digunakan nilai 1 – 10 untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan dengan angka 1 mewakili pernyataan sangat tidak setuju sekali hingga nilai 10

yang mewakili pernyataan sangat setuju sekali. Contoh kuesioner yang disebarkan pada

responden dapat dilihat pada Lampiran A.

IV-17

Page 115: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.5 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan atas

data yang telah terkumpul dari penyebaran kuisioner kepada karyawan bagian SDM &

UMUM di PT. PUPUK KUJANG sebanyak 42.

Adapun perincian dari penyebaran kuisioner tersebut adalah sebagai berikut :

- Jumlah kuisioner yang dibagikan : 42 buah

- Jumlah kuisioner yang diterima kembali : 42 buah

- Jumlah kuisioner yang tidak kembali : 0 buah

- Jumlah kuisioner yang sah : 42 buah

Kuisioner diangap sah apabila semua pertanyaan yang diajukan didalam kuisioner

tersebut dijawab dengan baik sesuai dengan persyaratan pengisian kuisioner, misalnya

jawaban yang diberikan dalam kuisioner lebih dari satu untuk setiap pertanyaan yang

diajukan. Adapun data tentang karakeristik setiap responden adalah sebagai berikut :

• Lama bekerja di perusahaan

o < 1 Tahun : 13 Responden

o 1 – 5 Tahun : 6 Responden

o > 5 Tahun : 23 Responden

• Pendidikan terakhir

o SMU (Sederajat) : –

o Diploma : –

o Strata 1 (S1) : 34 Responden

o Strata 2 (S2) : 8 Responden

o Strata 3 (S3) : –

o Lain-lain : –

4.5.1 Uji Kecukupan Data

Untuk menguji data tersebut apakah telah cukup untuk diolah maka sampel yang

ada dihitung berdasarkan Rumus Bernoulli. Jika proporsi jumlah kuesioner yang

dianggap benar dan yang diangap salah adalah 0.5 dengan tingkat kepercayaan sebesar

IV-18

Page 116: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

90% dan tingkat ketelitian sebesar 10%, maka akan diperoleh nilai sebesar 1,65

(dari tabel distribusi normal). Maka jumlah sample minimum yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu:

)2/(αZ

2

)2/(

eqxpxZ

n α≥

21,0

)5,0()5,0(65,1 xxn ≥

4225,41 ≈≥n

Dengan demikian data yang telah terkumpul sebanyak 42 buah diangap telah

memenuhi persyaraan kecukupan data secara statistik sehingga dapat digunakan untuk

pengolahan selanjutnya.

4.5.2 Uji Keandalan Alat Ukur

Untuk mengetahui mutu penelitian, maka perlu dilakukan pengujian keandalan alat

ukur yang digunakan untuk menunjukkan ketetapan, kemantapan, dan homogenitas suatu

alat ukur (dalam hal ini kuesioner penelitian). Salah satu metoda pengujian keandalan alat

ukur adalah metoda Alpha Cronbach yang dapat dihitung dengan menggunakan SPSS

12 dimana nilainya berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi nilai keandalan alat ukur,

maka semakin baik. Nilai Alpha Cronbach yang didapat dari penelitian ini adalah

0,937. Adapun hasil dari perhitungan alat ukur ini dapat dilihat pada Lampiran B.

4.5.3 Perhitungan Analisis Faktor Kuesioner Gaya Kepemimpinan

Analisis faktor dilakukan sebagai proses pengujian validitas alat ukur. Analisis ini

bertujuan untuk mengelompokkan variabel manifest kedalam variabel latennya yang

sesuai. Perhitungan analisis faktor dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak

yaitu SPSS 12.0 for Windows. Hasil dari analisis faktor untuk keseluruhan variabel

laten dapat dilihat pada Lampiran B. Dibawah ini dijeiaskan hasil analisis faktor.

Pada tahap ini data mentah yang telah diolah dengan menggunakan "Method of

Successive Interval" sebanyak 40 buah variabel manifes yang membentuk matriks

IV-19

Page 117: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

42 x 40. Variabel-variabel ini merupakan variabel manifes yang menyatakan

karakteristik dari gaya kepemimpinan.

4.5.3.1 Nilai-Nilai Statistik Deskriptif Variabel Manifes Gaya Kepemimpinan

Keluaran pertama dari analisis faktor variabel manifes gaya kepemimpinan

dapat dilihat pada tabel 4.1. Nilai rata-rata berguna untuk meIihat kecenderungan

responden di dalam menilai suatu variabel. Dari tabel 4.1 dapat dilihat kecenderungan

para responden di dalam menilai sebuah variabel manifes memiliki rata-rata dibawah

9. Hal ini menunjukkan bahwa reponden cenderung berpendapat setujudengan

variabel-variabel manifes tersebut.

Standar deviasi berguna untuk melihat keragaman responden dalarn menilai

suatu variabel (pertanyaan). Semakin besar standar deviasi berarti jawaban responden

terhadap variabel tersebut akan semakin beragam. Sedangkan standar deviasi yang

semakin kecil menunjukkan bahwa responden semakin tidak beragam (sepakat)

terhadap variabel tersebut. Dari tabel 4.1 dapat dilihat standar deviasi sebagian besar

berada diatas 0.7. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keragaman didalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Variable Manifest Gaya Kepemimpinan

Mean Std. Deviation

Analysis N

Bersikap Sopan 8.48 1.11 42 Bersikap Ramah 8.43 0.941 42 Membangun Solidaritas 8.45 0.916 42 Menunjukkan rasa simpati terhadap masalah 8.45 0.942 42 Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir 8.6 0.828 42 menunjukkan perhatian 8.57 0.77 42 menyampaikan kegembiraan yang dialaminya 8.57 0.831 42 mengutamakan kesejahteraan 8.43 0.703 42 tidak membeda-bedakan bawahannya. 8.67 0.816 42 tidak menunjukkan sikap pilih kasih 8.5 0.834 42 sering mengingatkan bawahan 8.31 0.78 42 memberikan sanksi 8.86 0.926 42 menentukan tujuan 8.86 0.872 42 menjelaskan tujuan yang ingin dicapai 8.93 0.808 42 menentukan apa yang harus dikerjakan 8.86 0.751 42

IV-20

Page 118: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Lanjutan Tabel 4.1 mengatakan apa yang harus dikerjakan 8.88 0.803 42 menentukan dan mengatakan bagaimana cara mengerjakan setiap tugas 8.5 0.862 42 menentukan dan mengatakan kepada bawahannya kapan mengerjakan tugas 8.57 0.966 42 mendemonstrasikan setiap tugas 8.74 0.857 42 menentukan pemecahan masalah 8.86 0.843 42 bersedia mendengarkan pendapat bawahannya 8.38 0.731 42 memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh 8.17 0.696 42 memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk mengungkapkan pendapat 8.33 0.816 42 memperkenankan bawahannya untuk turut serta dalam pengambilan keputusan 8.24 0.906 42 selalu menanyakan saran bawahannya 8.88 0.705 42 suatu permasalahan dengan merundingkan kepada bawahannya 8.71 0.944 42 sering mengadakan diskusi kelompok 8.67 0.816 42 sering menemui bawahannya saat bekerja 8.64 0.821 42 membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya 8.71 0.995 42 mengadakan diskusi dengan bawahannya jika mendapatkan kesulitan 8.5 1.153 42 menolong bawahannya dengan senang hati 8.57 0.914 42 membantu bawahannya untuk belajar dari kesalahan 8.57 0.941 42 menganjurkan bawahannya untuk dapat mencapai hasil yang jauh lebih tinggi 8.64 0.821 42 memberikan umpan balik terhadap setiap pekerjaan 8.64 0.932 42 memberikan semangat kepada bawahannya 8.57 0.887 42 menganjurkan agar bawahannya untuk memiliki target dan cita-cita 8.48 0.833 42 membantu rekan-rekan kerja dan bawahannya 8.86 0.783 42 memberikan penghargaan kepada bawahannya 8.69 1.047 42 menganjurkan bawahannya agar dapat meningkatkan kinerjanya 8.67 0.902 42

4.5.3.2 Matriks Korelasi Variabel Manifes Gaya Kepemimpinan

Dari hasil data proses transformasi (konversi) dapat dibuat matriks korelasi

antara variabel-variabel manifes yang menyatakan tingkat keterkaitan antara masing-

masing variabel. Matriks korelasi tersebut merupakan matriks dengan diagonal utama

bernilai satu. Besar atau kecilnya nilai lcoefisien korelasi tersebut mengindikasikan

kuat atau lemahnya hubungan yang terjadi dari kedua variabel yang diamati. Adapun

hasil dari matriks korelasi antara variabel manifes dapat dilihat pada Lampiran B.

Dan hasil matriks korelasi dapat juga dilihat bahwa nilai determinan dari

matriks korelasi adalah 0,000. Hal ini berarti bahwa korelasi antara variabei manifes

IV-21

Page 119: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

adalah balk karena semakin kecil nilai determinan (mendekati nol) maka semakin

besar hubungan antara variabel-variabel yang ada.

4.5.3.3 KMO dan Bartlett’s Test

Uji verifikasi data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut layak

untuk diolah dengan menggunakan metoda analisis faktor atau tidak. Terdapat dua

jenis pengujian terhadap sampel data yang ada yaitu Kaiser Mayer Olkin (KMO)

dan Bartlett’s Test Of Sphericity

a. Metoda Pengukuran Kaiser Mayer Olkin (KMO).

Metoda Pengukuran KMO yaitu metoda pengukuran yang dilakukan dengan

membandingkan besarnya nilai koefisien korelasi dengan koefisien korelasi

parsialnya untuk menguji kecukupan sampel. Nilai KMO yang diharapkan dalam

analisis faktor ini adalah lebih besar atau sama dengan 0,5 (KMO O,5). Jika nilai

KMO kurang dari 0,5 maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan analisis faktor

sebagai metoda pengolahan data. Dari pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh

nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dari KMO sebesar 0,536 yang berarti

bahwa data sampel sudah cukup, dan ini berarti dapat dilanjutkan ke langkah analisis

faktor selanjutnya.

b. Bartlett’s Test Of Sphericity.

Bartlett’s Test Of Sphericity adalah suatu uji statistic untuk arti keseluruhan dari semua

korelasi dalam suatu matrik korelasi. Bartlett’s Test Of Sphericity digunakan untuk

mengukur tingkat korelasi antar variabel. Tidak ada batasan yang pasti untuk Bartlett’s

Test namun ukurannya semakin besar nilainya maka korelasinya semakin baik. Nilai

Approx Chi-Square untuk penelitian ini sebesar 1700,918 nilai ini cukup besar maka

korelasinya sudah baik. Batasan untuk nilai significant adalah = 0.05. Jika nilainya

kurang dari 0.05 maka matrik yang terbentuk bukan matrik identitas yang berarti

hubungan seluruh variabel sangat nyata, datanya valid dan penggunaan metode sudah

sesuai. Dalam penelitian ini nilai signifikannya adalah 0.000 yang berarti bahwa matrik

yang terbentuk bukan matrik identitas.

IV-22

Page 120: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tabel 4.2. Hasil KMO dan Bartlett’s Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0.536 Approx. Chi-Square 1700.918 df 741

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. 0 4.5.3.4 Anti Image Correlation

Pengujian anti image matrik ini yang dilihat hanya Anti Image Correlation yang

terdapat nilai a (Diagonal dari Anti Image Correlation). Dimana nilai ini untuk

mengetahui ukuran kecukupan sampling untuk tiap variabel. Sedangkan nilai yang bukan

diagonal (off diagonal) merupakan hubungan parsial antar variabel.

Angka MSA berkisar 0 sampai 1, dengan kriteria sebagai berikut :

MSA = 1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain

karena sampling data variabel tersebut telah mencukupi dan dapat dianalisis lebih

lanjut.

MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

MSA < 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau

harus dikeluarkan dari variabel lainnya dan proses diulang kembali. Dengan catatan

: jika ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA di bawah 0.5, maka yang

dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil.

Pada tabel Anti Image Matrice (dapat dilihat pada Lampiran B) terdapat 17 buah

variabel yang memiliki nilai MSA < 0.5, yaitu pada V8 (0.486), V9 (0.424), V23 (0.440),

V24 (0.470), V26 (0.383), V27 (0.323), V28 (0.272), V31 (0.228), V32 (0.430), V33

(0.309), V34 (0.375), V35 (0.499), V36 (0.234), V37 (0.176), V38 (0.209), V39 (0.268),

dan V40 (0.279). Nilai yang terkecil adalah V37. Maka variabel tersebut dikeluarkan dan

pengujian diulang lagi.

4.5.3.5 Komunalitas

Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah variansi (bisa dalam persentase) dari

suatu variabel mula-mula (manifes) yang bisa dijelaskan oleh faktor yang diekstraksi.

Initial Comunalitas suatu variabel sama dengan 1, memperlihatkan bahwa faktor-faktor

yang terbentuk secara sempurna dapat mewakili variabel-variabel manifest tersebut.

IV-23

Page 121: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Sedangkan untuk nilai extraction menunjukkan besarnya nilai yang dapat dijelaskan oleh

faktor yang akan terbentuk. Tabel komunalitas dapat dilihat pada Lampiran B.

4.5.3.6 Total Variance Explained

Metoda ekstraksi yang digunakan untuk semua ekstraksi faktor didalam

pengolahan data ini adalah principal component analysis. Untuk Iebih jelasnva total

variance explained dapat dilihat pada Lampiran B. Dari Total variance explained

dapat diketahui Nilai Eigenvalue dalam Initial Statistics, jumlah faktor minimiun yang

dibutuhkan untuk menerangkan bagian terbesar dari variansi yang dipresentasikan

dalam himpunan variabel asal.

Dalam analisis faktor, fakrtor eigenvalue menggambarkan variansi total yang

dijelaskan oleh masing-masing faktor. Nilai eigenvalue digunakan untuk menentukan

banyaknya faktor yang terbentuk. Nilai eigen faktor yang terpilih mempunyai kriteria

bahwa nilai eigenvalue tersebut harus Iebih besar atau sama dengan satu. Semakin

besar eigenvalue yang dimiliki oleh suatu faktor berarti semakin penting faktor

tersebut bagi para responden. Sebaliknva, semakin rendah eigenvalue yang dimiliki

oleh suatu faktor berarti semakin tidak dipertimbangkan fakor tersebut oleh

responden.

Pada output ini dapat dilihat banyaknya faktor yang terbentuk, dengan melihat

total nilai eigenvalues yang diatas 1. Total nilai eigenvalues di bawah 1 tidak digunakan

dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Dari output penelitian dapat dilihat

bahwa hanya 9 faktor yang terbentuk, karena hanya 9 faktor yang memiliki nilai total

diatas 1.

IV-24

Page 122: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.5.3.7 Scree Plot

Gambar 4.4. Grafik Scree Plot

Jika tabel total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan

perhitungan angka, maka scree plot menampakkan hal tersebut dengan grafik. Dari

gambar di atas terlihat bahwa dari faktor ke-1 sampai faktor ke- 9, memiliki nilai

eigenvalue di atas 1. Tetapi pada faktor ke-10 sampai faktor ke-39 nilai eigenvaluenya di

bawah 1. Hal ini menunjukkan bahwa 9 faktor adalah paling bagus untuk meringkas ke

39 variabel tersebut.

4.5.3.8 Matrik Komponen

Pada output ini menunjukkan hubungan antara variabel manifes dengan faktor

yang terbentuk, setelah diketahui bahwa 9 faktor adalah jumlah yang paling optimal,

maka tabel component matrix menunjukkan distribusi 39 variabel tersebut pada 9 faktor

yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor

loading, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2,

faktor 3, faktor 4, faktor 5, faktor 6, faktor 7, faktor 8 dan faktor 9. Proses penentuan

variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan melakukan

perbandingan korelasi pada setiap baris. Adapun hasil dari matriks komponen dapat

dilihat pada Lampiran B.

IV-25

Page 123: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.5.3.9 Rotasi Matrik Komponen

Matriks faktor terotasi menjadi dasar agregasi variabel manifes menjadi variabel-

variabel laten independen. Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi varimax dengan

dilakukan secara iteratif dengan meminimasi jumlah variabel manifes yang memiliki

bobot tertinggi pada suatu faktor.

Adapun alasan dilakukannya rotasi faktor ini adalah :

- Untuk mendapatkan solusi faktor yang lebih sederhana dan optimal dan secara teoritis

lebih berarti.

- Meredistribusi varians dari faktor-faktor sehingga diperoleh pola faktor yang lebih

sederhana dan lebih berarti.

Tabel component transformation matrix yang terdapat pada Lampiran B

menuniukkan bahwa faktor yang terbentuk setelah dilakukan rotasi faktor sebanyak

sembilan buah faktor. Matriks faktor yang terdapa pada tabel component transformation

matrix diperoleh setelah melalui 14 iterasi. Matriks faktor ini memuat variable-variabel

manifes yang dikelompokkan menurut urutan bobot faktornya. Bobot faktor yang lebih

kecil dari 0.5 sengaja dihilangkan. Sebagai contoh pada variabel 13 dikelompokkan

kedalam faktor 1 dengan bobot faktor sebesar 0,879.

4.5.3.10 Component Transformation Matrix

Pada output penelitian ini dapat mengetahui apakah faktor sudah tepat atau

belum. Dimana faktor yang sudah tepat memiliki nilai diatas 0.5. Dari output dapat

dilihat bahwa faktor 1, 7 dan 8 mempunyai nilai diatas 0.5 dan hal ini menunjukkan

bahwa faktor yang terbentuk sudah tepat dan korelasinya tinggi. Tetapi pada faktor 2, 3,

4, 5, 6 dan 9 mempunyai nilai yang jauh dari 0.5 yang menandakan faktor ini tidak tepat

dan korelasinya rendah.

4.5.3.11 Pemberian Nama Faktor

Untuk pemberian nama faktor bisa diambil dari salah satu variabel yang

menjadi anggota faktor dengan bobot yang terbesar karena dianggap mewakili variabel-

IV-26

Page 124: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

variabel manifes lainnya. Penamaan faktor yang terbentuk dapat dilihat dari tabel di

bawah ini : Tabel 4.3. Penamaan Faktor Yang Terbentuk

Menentukan tujuan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai Menentukan pemecahan masalah Mengatakan apa yang harus dikerjakan Memberikan sanksi Menentukan apa yang harus dikerjakan Mendemonstrasikan setiap tugas Menentukan dan mengatakan bagaimana cara mengerjakan setiap tugas Bersikap Sopan Menentukan dan mengatakan kepada bawahannya kapan mengerjakan tugas

Menentukan tujuan

Menyampaikan kegembiraan yang dialaminya Memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh Selalu menanyakan saran bawahannya Memperkenankan bawahannya untuk turut serta dalam pengambilan keputusan Memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk mengungkapkan pendapat Bersedia mendengarkan pendapat bawahannya Sering mengingatkan bawahan

Memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh

Tidak menunjukkan sikap pilih kasih Bersikap Ramah Menunjukkan rasa simpati terhadap masalah Membangun Solidaritas

Bersikap Ramah

Mengutamakan kesejahteraan Menolong bawahannya dengan senang hati Membantu bawahannya untuk belajar dari kesalahan Menganjurkan agar bawahannya untuk memiliki target dan cita-cita

Menolong bawahannya dengan senang hati

Menganjurkan bawahannya untuk dapat mencapai hasil yang jauh lebih tinggi Membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya Sering menemui bawahannya saat bekerja Sering mengadakan diskusi kelompok

Membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya

Mengadakan diskusi dengan bawahannya jika mendapatkan kesulitan Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir Menunjukkan perhatian

Memberikan kesempatan kepada bawahannya

untuk mengembangkan karir Membantu rekan-rekan kerja dan bawahannya

IV-27

Page 125: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Lanjutan Tabel 4.3

Memberikan semangat kepada bawahannya Memberikan semangat kepada bawahannya Tidak membeda-bedakan bawahannya.

Memberikan penghargaan kepada bawahannya Memberikan penghargaan kepada bawahannya Menganjurkan bawahannya agar dapat meningkatkan

kinerjanya Memecahkan suatu permasalahan dengan merundingkan kepada bawahannya

Memecahkan suatu permasalahan dengan merundingkan kepada

bawahannya Memberikan umpan balik terhadap setiap pekerjaan

4.6 Perancangan Usulan Penilaian Kinerja

Setelah dilakukan penilaian kinerja, peneliti membuat usulan penilaian kinerja yang

sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ada diperusahaan yang diketahui melalui

penyebaran kuesioner dan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Didapat

hasil 9 buah faktor yang menjelaskan gaya kepemimpinan yang terdapat pada bagian

SDM & Umum PT. PUPUK KUJANG. Adapun kesembilan faktor tersebut adalah

menentukan tujuan, memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh,

bersikap ramah, menolong bawahannya dengan senang hati, membuat suatu sarana

menampung saran/opini tertulis dari bawahannya, memberikan kesempatan kepada

bawahannya untuk mengembangkan karir, memberikan semangat kepada bawahannya,

memberikan penghargaan kepada bawahannya, dan memecahkan permasalahan dengan

merundingkan kepada bawahannya.

Dari sembilan faktor itu didapat dua metode penilaian kinerja yang paling sesuai

dengan faktor-faktor tersebut. Kedua metode penilaian itu adalah metode Management By

Objectives (MBO) dan metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS). Metode

Management By Objectives (MBO) ini dirasa paling efektif digunakan untuk faktor-

faktor menentukan tujuan, memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh,

membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya, memberikan

penghargaan kepada bawahannya, dan memecahkan permasalahan dengan merundingkan

kepada bawahannya dikarenakan pada metode ini manajer diminta untuk menetapkan

sasaran tertentu yang bisa diukur dengan setiap karyawan dan kemudian secara periodik

membahas kemajuan karyawan terhadap sasaran ini. Dalam program MBO, manajer dan

bawahannya secara bersama-sama menetapkan sasaran dan secara periodik memberikan

umpan balik.

IV-28

Page 126: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Sedangkan metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) merupakan

metode yang tepat untuk mewakili faktor-faktor menolong bawahannya dengan

senang hati, memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir,

dan memberikan semangat kepada bawahannya dikarenakan pada metode ini dibuat

critical insiden atau kejadian kritis yang dapat menjelaskan apa yang harus dicari

karyawan saat melakukan pekerjaannya dalam hal prestasi superior, prestasi rata-rata, dan

seterusnya.

Dengan penggabungan kedua metoda ini diharapkan pengukuran MBO dan BARS

dapat dijadikan suatu sistem penilaian prestasi kerja yang memiliki mekanisme tidak hanya

mengenali, mengukur dan mengembangkan kemampuan karyawan, tetapi juga memiliki

manfaat lain, yaitu :

• Dapat mengidentifikasikan kebutuhan karyawan akan training .

• Dapat mengenali karyawan yang pantas dipromosikan.

• Dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan pengargaan baik berupa

kenaikan upah maupun promosi.

4.6.1 Penentuan Tugas Rutin, Sasaran Dan Peristiwa Kritis

Berdasarkan uraian jabatan tentang tugas-tugas pokok para kepala bagian yang ada

di biro ketenagakerjaan bagian sumber daya manusia dan umum maka dapat diketahui

tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan-jabatan tersebut.

IV-29

Page 127: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.6.1.1 Kepala Biro Ketenagakerjaan

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala biro

ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala biro ketenagakerjaan

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis

Mengajukan usulan/draft keputusan Direksi sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan perusahaan

Usulan yang sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan

perusahaan

Mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal-hal

yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan

Merumuskan dan menyusun program kepegawaian sesuai kebutuhan perusahaan, meliputi pengadaan karyawan, pembinaan & pemeliharaan karyawan

Membuat program kepegawaian yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Mengetahui program kepegawaian yang dibutuhkan

perusahaan saat ini

Merumuskan sistem/peraturan kepegawaian meliputi tata tertib bekerja, hak dan kewajiban pegawai, penghargaan dan sanksi

Membuat sistem/peraturan

yang sesuai dengan kondisi perusahaan

Mengetahui peraturan perusahaan yang kira-kira

kurang sesuai sehingga dapat ditambahkan atau dihilangkan

4.6.1.2 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian

perencanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian perencanaan

dan pengendalian

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis Menyiapkan konsep surat-surat keputusan atau memo-memo direksi yang berhubungan dengan kepegawaian untuk bahan penetapan.

Konsep yang dibuat sesuai dengan kebutuhan

kepegawaian

Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan

kepegawaian Menyiapkan data jabatan untuk menjaga kestabilan piramida jabatan sebagai bahan tinjauan umum organisasi maupun manajemen

Tercipta kestabilan piramida jabatan di

perusahaan

Data-data jabatan disusun secara teratur dan mudah

ditelusuri Menyiapkan usulan rencana kebutuhan personil sesuai dengan jumlah dan kualifikasi kebutuhan organisasi

Jumlah dan kualifikasi personil sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Mengidentifikasi jumlah beban pekerjaan yang

diterima di setiap bagian

Melaksanakan seleksi calon karyawan

Mendapatkan karyawan yang sesuai dengan

kualifikasi dan kebutuhan perusahaan

Proses seleksi calon karyawan dilaksanakan

secara profesional

IV-30

Page 128: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.6.1.3 Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian

perencanaan dan pengembangan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian perencanaan

dan pengembangan

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis

Menyiapkan data dan melaksanakan proses tahapan seleksi calon karyawan

Melaksanakan proses tahapan calon karyawan

Mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam proses

tahapan seleksi calon karyawan Menyusun bahan evaluasi disiplin kerja karyawan sebagai bahan kajian sesuai dengan peraturan tata tertib perusahaan

Bahan evaluasi sesuai dengan tata tertib

perusahaan

Mengetahui benar tentang tata tertib perusahaan

Menyiapkan kontrak kerja dengan karyawan yang melaksanakan training

Konrak kerja telah siap saat karyawan baru telah melaksanakan training

Kontrak kerja siap tepat waktu

Menyusun dan menyiapkan surat perjanjian untuk karyawan baru

Surat perjanjian telah siap saat terdapat karyawan baru

Surat perjanjian siap tepat waktu

4.6.1.4 Kepala Bagian Pengendalian Karir

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian

pengendalian karir adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian pengendalian karir

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis Menyiapkan persyaratan administrasi

karyawan yang dialih tugaskan, penetapan gaji karyawan, kontrak kerja karyawan

honorer

Persyaratan siap tepat waktu

Persyaratan telah siap saat dibutuhkan

Menyiapkan data nomatif karyawan yang berkaitan dengan kepangkatan

Data normatif yang sesuai dengan kepangkatan

Data normatif yang disiapkan berkaitan dengan kepangkatan

Menyiapkan data sebagai bahan pembuatan evaluasi penilaian hasil karyawan

Data yang disiapkan dapat digunakan dalam evaluasi penilaian hasil

karyawan

Mengetahui bahan-bahan apasaja yang dibutuhkan

dalam evaluasi penilaian hasil karyawan

Menyiapkan data untuk bahan penyusunan surat keputusan yang berkaitan dengan

pembianaan karir karyawan

Data yang disiapkan sesuai untuk pembianaan

karir karyawan

Data yang disiapkan dapat membantu pembinaan karir

karyawan

IV-31

Page 129: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.6.1.5 Kepala Bagian Administrasi dan Kesejateraan

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian

administrasi dan kesejahteraan adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian administrasi dan

kesejahteraan

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis Menerbitkan hasil perhitungan biaya pegawai Hasil perhitungan yang akurat Penerbitan tepat waktu dan hasil

perhitungan yang akurat Menyiapkan surat keputusan/memo direksi yang berkaitan dengan penggajian karyawan

Surat keputusan siap tepat waktu Memo berkaitan dengan penggajian karyawan

Menerbitkan realisasi pertanggung jawaban biaya perjalanan dinas

Biaya perjalanan dinas dapat dipertanggung jawabkan

Penerbitan tepat waktu dan biaya perjalanan dinas yang dapat dipertanggung jawabkan

Menyusun hasil analisa biaya pegawai, kesejahteraan dan pendapatan lainnya

Menganalisa dengan tepat mengenai biaya pegawai, kesejahteraan dan pendapatan lainnya

Hasil analisa biaya pegawai, kesejahteraan dan pendapatan lainnya yang tepat

Menyiapkan usulan untuk kenaikan biaya-biaya pegawai

Usulan kenaikan biaya pegawai yang relevan

Usulan kenaikan biaya yang disiapkan memang dibutuhkan oleh pegawai

4.6.1.6 Kepala Bagian Penggajian

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian

penggajian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian penggajian

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis Proses data absensi karyawan dan distribusi data entry kepada seluruh unit kerja sebagai bahan penilaian

Ketepatan dalam memproses data absensi dan data entry

Proses data absensi telah sesuai dengan kenyataan

Proses perhitungan biaya perjalanan dinas dan penghasilan lainnya sebagai kompensasi diluar penggajian

Tepat dalam melakukan perhitungan biaya dinas dan kompensasi lainnya

Tidak melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan biaya dinas dan penghasilan lainnya

Menyusun data biaya pegawai dan menyiapkan surat keterangan bagi karyawan sebagai pernyataan sesuai dengan kebutuhan karyawan

Susunan data yang terstruktur

Menyusun data secara terstruktur dan menyiapkan surat pernyataan sesuai kebutuhan karyawan

IV-32

Page 130: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.6.1.7 Kepala Bagian Administrasi Pegawai

Perincian tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian administrasi

pegawai adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kpl. Bag. administrasi pegawai

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis Menghitung anggaran biaya kebutuhan tenaga kerja jasa insidentil serta menyiapkan surat permintaan kepada perusahaan jasa

Ketepatan dalam menghitung anggaran biaya

Tidak terjadi kesalahan dalam peritungan biaya kebutuhan tenaga kerja jasa insidentil

Menyiapkan data biaya kepegawaian tenaga kerja jasa

Data biaya kepegawaian siap tepat waktu Data yang disiapkan lengkap

Memberikan penjelasan kepada pimpinan perusahaan jasa mengenai materi yang berkaitan dengan surat perintah kerja

Menjelaskan mengenai materi yang berkaitan dengan surat perintah kerja sejelas-jelasnya

Menjelaskan dengan baik materi yang berkaitan dengan surat perintah kerja kepada pimpinan perusahaan jasa

Pengarsipan, pencatatan dan pemeliharaan data

Data tersimpan dengan baik

Penyimpanan data yang tersusun rapih dan terpelihara.

Menyiapkan biaya imbalan bantuan konsultasi

Biaya imbalan yang diberikan tidak berlebihan

Biaya yang disiapkan untuk bantuan konsultasi tidak berlebihan

4.6.1.8 Kepala Bagian Kesejahteraan

Perincian dari tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian

kesejahteraan adalah sebagai berikut : Tabel 4.11. Tugas rutin, sasaran dan peristiwa kritis dari jabatan kepala bagian kesejahteraan

Tugas Rutin Sasaran Peristiwa Kritis

Menyiapkan dan melaksanakan jadwal kegiatan yang sifatnya sosial,

baik intern maupun ekstern

Melaksanakan kegiatan yang telah dijadwalkan

tepat pada waktunya

Melakukan kegiatan sosial yang telah dijadwalkan tepat pada

waktunya dan sesuai dengan apa yang telah disiapkan

Menyiapkan data dan biaya sebagai bahan pengajuan kegiatan olah raga,

kesenian dan rekreasi

Data dan biaya yang disiapkan dapat

digunakan untuk kegiatan olah raga, kesenian dan

rekreasi

Data dan biaya yang disiapkan digunakan sebagai acuan untuk

kegiatan olah raga, kesenian dan rekreasi karena terlalu berlebihan

Menyiapkan dan menyusun data kepegawaian karyawan mengenai kepesertaan dalam jaminan sosial

asuransi, pensiun dan hari tua

Seluruh pegawai ikut serta dalam jaminan

sosial asuransi, pensiun dan hari tua

Mendata dengan tepat seluruh pegawai yang masih aktif dan yang tidak agar mendapat jaminan sosial

asuransi, pensiun dan hari tua Melakukan perhitungan pengajuan penggantian restitusi dan tagihan

perawatan karyawan/keluarga karyawan

Penggantian biaya restitusi sesuai dengan peraturan perusahaan

Ketepatan dalam melakukan perhitungan penggantian biaya restitusi dan tagihan perawatan karyawan/keluarga karyawan

IV-33

Page 131: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

4.6.2 Perancangan Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan Metode MBO

Untuk melakukan penialian terhadap prestasi dari jabatan-jabatan yang ada,

maka akan digunakan beberapa pedoman sebagai berikut :

1. Unsur yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja terdiri dari sasara yang harus

dicapai oleh jabatan yang bersangkutan dan dilihat dari Kunci Keberhasilan

Jabatan atau Key Result Analisys (KRA) seperti yang terdapat pada format

penilaian MBO. Untuk setiap jabatan, sasaran yang harus dicapai bisa berbeda

tergantung dari tujuan jabatan maupun tugas rutin yang harus dilakuakan.

2. Nilai dari sasaran tersebut adalah total nilai yang diperoleh dengan menjumlahkan

seluruh nilai dari setiap nilai rating (N/R) sasaran pokok yang dapat dicapai.

Dimana nilai (N) yang terdapat dalam tabel adalah besarnya bobot yang diberikan

oleh perusahaan terhadap KRA sesuai dengan jabatannya.

3. Terdapat enam kategori hasil penilaian prestasi kerja yang dinyatakan dengan

sebutan dan nilainya sebagai berikut :

• Isimewa (I), jika jumlah nilai 125 - 150

• Sangat Baik (SB), jika jumlah nilai 100 – 124

• Baik (B), jika jumlah nilai 90 – 99

• Cukup (C), jika jumlah nilai 80 – 89

• Kurang Baik (KB), jika jumlah nilai 60 – 79

• Tidak Baik (TB), jika jumlah nilai 0 – 59

4. Hasil penilaian berikutnya disajikan dalam Daftar Penilaian Prestasi berdasakan

metoda MBO.

5. Daftar Penilaian Prestasi MBO tersebut harus diisi dan ditanda tangani oleh

pejabat penilai, disetujui oleh atasan pejabat penilai.

Pada Tabel 4.4 diperlihatkan contoh penggunaan metode MBO untuk kepala

biro ketenagakerjaan. Penggunaan metode MBO untuk jabatan lainnya yang terdapat

dalam biro ketenagakerjaan dapat dilihat pada Lampiran C.

IV-34

Page 132: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Tabel 4.12. Sasaran dan KRA pada Metode MBO Untuk Kepala Biro Ketenagakerjaan

KRA Sasaran N Ratting N/R Deskripsi Memuaskan 60 Pencapaian target 90% - 100% Diatas rata-rata 50 Pencapaian target 80% - 89% Rata-rata 40 Pencapaian target 70% - 79%

Kuantias Pencapaian target untuk pembinaan karyawan guna perkembangan perusahaan

60

Dibawah rata-rata 30 Pencapaian target < 69%

Memuaskan

40

Kualitas sistem/program kepegawaian diterima 95% - 100%

Diatas rata-rata

30

Kualitas sistem/program kepegawaian diterima 79% - 94%

Rata-rata

20

Kualitas sistem/program kepegawaian diterima 73% - 78%

Kualitas Membuat suatu sistem atau program kepegawaian yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan perusahaan

40

Dibawah rata-rata 10

Kualitas sistem/program kepegawaian diterima < 73%

Memuaskan 50 Mengurangi biaya 20% Diatas rata-rata 40 Mengurangi biaya 15% Rata-rata 30 Mengurangi biaya 10%

Ongkos Mengurangi biaya untuk pembinaan karyawan

50

Dibawah rata-rata 20 Mengurangi biaya < 10% Nilai MBO = Nilai Kuantitas + Nilai Kualitas + Ongkos

Pencapaian Sasaran (MBO) Nilai 121 - 150 5 91 - 120 4 61 - 90 3 31 - 60 2 0 - 30 1

Terdapat kekurangan dalam metode ini dikarenakan metode MBO hanya mengukur

hasil tanpa melihat prilakunya sedangkan metode BARS hanya mengukur prilaku tanpa

melihat hasil. Dengan penggabungan kedua metoda ini diharapkan pengukuran MBO dan

BARS dapat dijadikan suatu sistem penilaian prestasi kerja yang memiliki mekanisme

untuk mengenali, mengukur dan mengembangkan kemampuan karyawan.

4.6.3 Perancangan Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan Metode BARS

Untuk penilaian prestasi dengan menggunakan BARS, pedoman yang akan

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Unsur-unsur yang dinilai dalam BARS, terdiri dari dimensi prestasi jabatan yang

didapat dari penggunaan Peristiwa Kritis (Critical Incidents), seperti yang

terdapat dalam format penilaian BARS. Untuk setiap jabatan dimensi prestasinya

IV-35

Page 133: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

dapat berbeda-beda tergantung dari peristiwa kritis yang didapat dari sasaran yang

harus dicapai dari tugas rutin jabatan.

2. Nilai dari dimensi prestasinya adalah total nilai yang diperoleh dengan

menjumlahkan seluruh nilai skala dari dimensi prestasi dan dibagi jumlah dimensi

prestasi pada unsur-unsur yang bersangkutan. Dengan pembulatan sebagai berikut:

• Pecahan 0,5 atau lebih dibulatkan keatas menjadi 1

• Pecahan dibawah 0,5 dihilangkan

Pada Tabel 4.5 diperlihatkan contoh penggunaan metode BARS untuk kepala

biro ketenagakerjaan. Penggunaan metode BARS untuk jabatan lainnya yang terdapat

dalam biro ketenagakerjaan dapat dilihat pada Lampiran C.

Tabel 4.13. Penerapan Metode BARS Untuk Kepala Biro Ketenagakerjaan

Posisi : Kepala Biro Ketenagakerjaan Bagian : Sumber Daya Manusia & Umum Critical Insiden : Mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan

Standar Penjabaran Standar Sangat Baik (5) Sangat mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan Baik (4) Cukup mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan Cukup (3) Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan Kurang (2) Kurang mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan Sangat Kurang (1) Tidak mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan

sama sekali

Nilai ( )

Critical Insiden : Mengetahui program kepegawaian yang dibutuhkan perusahaan saat ini

Standar Penjabaran Standar Sangat Baik (5) Sangat mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan Baik (4) Cukup mengetahui program kepegawaian yang dibutuhkan perusahaan saat ini Cukup (3) Mengetahui program kepegawaian yang dibutuhkan perusahaan saat ini Kurang (2) Kurang mengetahui program kepegawaian yang dibutuhkan perusahaan saat ini Sangat Kurang (1) Tidak mengetahui program kepegawaian yang dibutuhkan perusahaan saat ini

Nilai ( )

IV-36

Page 134: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Critical Insiden : Mengetahui peraturan perusahaan yang kira-kira kurang sesuai sehingga dapat ditambahkan atau dihilangkan

Standar Penjabaran Standar Sangat Baik (5) Sangat mengetahui peraturan perusahaan yang kira-kira kurang sesuai dengan

kondisi perusahaan Baik (4) Cukup mengetahui peraturan perusahaan yang kira-kira kurang sesuai dengan

kondisi perusahaan Cukup (3) Mengetahui peraturan perusahaan yang kira-kira kurang sesuai dengan kondisi

perusahaan Kurang (2) Kurang mengetahui peraturan perusahaan yang kira-kira kurang sesuai dengan

kondisi perusahaan Sangat Kurang (1) Tidak mengetahui sama sekali peraturan perusahaan yang kira-kira kurang

sesuai dengan kondisi perusahaan

Nilai ( )

InsidenCriticalJumlahNilaiTotalBARSNilai =

IV-37

Page 135: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

FORMULIR PENILAIAN KINERJA

KKK

=+

=

+=

2

2BARSNilaiMBONilaiNilaiTotal

IV-38

Page 136: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

PREDIKAT PENILAIAN ATAS DASAR HASIL PEKERJAAN

No. Rentang Nilai Hasil Pekerjaan Predikat 1 > 4,5 Isimewa 2 3,6 – 4,5 Sangat Baik 3 3,0 – 3,7 Baik 4 2,2 – 2,9 Cukup 5 1,4 – 2,1 Kurang Baik 6 < 1,3 Tidak Baik

Catatan:

• Pedikat Istimewa, diberikan kenaikan gali pokok sebesar 50% dari gaji pokok saat

ini dan secara otomatis dapat dipromosikan pada pangkat yang lebih tinggi

setingkat.

• Predikat Sangat Baik, diberikan kenaikan gaji pokok sebesar 25% dari gaji pokok

saat ini dan bila predikat ini diperoleh berturutturut selama dua tahun dapat

dipromosikan pada pangkat yang lebih tinggi setingkat.

• Predikat Baik, diberikan kenaikan gaji pokok sesuai dengan tarif yang berlaku

secara umum, dan bila predikat ini diperoleh berturut turut selama tiga tahun dapat

dipromosikan pada pangkat yang lebih tinggi setingkat.

• Predikat Cukup, tidak diberikan kenaikan gaji pokok dan bila predikat ini

diperoleh berturut-turut selama dua tahun dapat dimutasikan dan disertai harus

mengikuti pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

• Predikat Kurang Baik, gaji pokok diturunkan pada jenjang setingkat lebih rendah

dan disertai dengan surat peringatan, serta bila predikat ini diperoleh berturut-turut

selama dua tahun akan diturunkan pangkatnya.

• Predikat Tidak Baik, gaji pokok diturun dua jenjang lebih rendah dan disertai

dengan surat peringatan, serta bila perdikat ini diperoleh berturut-turut dua tahun

akan diberhentikan dengan hormat dengan pesangon dua bulan gaji.

IV-39

Page 137: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisa Terhadap Kuesioner Bagian I (Karakteristik Responden)

Dalam menganalisa karakteristik dari responden ini, masalah yang akan dibahas

mencakup lama bekerja diperusahaan dan pendidikan terakhir. Berdasarkan data

penelitian dengan jumlah responden sebanyak 42 orang yang telah diolah pada bab IV,

ditunjukkan bahwa persentase dari masing-masing karakteristik para responden adalah

sebagai berikut :

• Karakteristik menurut lama bekerja

Untuk karakteristik lama bekerja dapat dilihat bahwa karyawan yang telah bekerja

kurang dari satu tahun berjumlah 13 orang dengan persentase 31%, karyawan yang telah

bekerja diantara satu sampai lima tahun berjumlah 6 orang dengan persentase 14% dan

karyawan yang telah bekerja lebih dari lima tahun berjumlah 23 orang dengan persentase

55%. Dari hasil perhitungan persenase tersebut terlihat bahwa karyawan yang telah

bekerja lebih dari lima tahun memiliki persentase paling besar diantara yang lainnya.

• Karakteristik menurut pendidikan terakhir

Untuk karakteristik pendidikan terakhir dapat dilihat bahwa karyawan yang

berpendidikan strata 1 (Sarjana) berjumlah 34 orang dengan persentase 81% dan

karyawan yang berpendidikan strata 2 (Magister) berjumlah 8 orang dengan persentase

19%. Dari hasil perhitungan persenase tersebut terlihat bahwa karyawan yang

berpendidikan strata 1 (Sarjana) memiliki persentase paling besar diantara yang lainnya.

Page 138: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.2 Analisa Reabilitas Untuk Kuesioner Bagian II (Gaya Kepemimpinan)

Analisa reliabilitas dilakukan untuk menguji korelasi antar item yang ada dari

variabel-variabel pembentuk skala (inter-item correlation on scale). Untuk mengetahui

apakah sebuah variabel memiliki hubungan yang erat atau tidak dengan variabel yang

Iainnya adalah dengan melihat alpha if item delated dari setiap item dan

membandingkannya dengan alpha dari skala tersebut. Jika alpha sudah lebih besar dari

alpha if item delated untuk semua item, maka kuesioner tersebut dinyatakan sudah

handal. Namun jika masih ada alpha if item delated yang lebih besar dari alpha

keseluruhan, maka, item yang memiliki alpha if item delated yang lebih besar tersebut

dikeluarkan dari skala karena korelasinya dianggap kurang besar dengan item lain.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang

disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara. teoritis besarnya koefisien relibilitas

berkisar antara 0.00 - 1.00, akan tetapi kenyataannya koefisien sebesar 1.00 tidak

pernah dicapai dalam pengukuran. Hal ini disebabkan karena manusia sebagai subyek

pengukuran psikologis merupakan sumber kesalahan yang potensial.

Secara umum, apabila nilai koefisien α Cronbach yang diperoleh lebih tinggi

dari 0.50, berarti telah terjadi konsistensi pola jawaban dari responden terhadap item-

item pernyataan. Dengan kata lain responden memiliki pemahaman yang relatif sama

terhadap alat ukur variabel tersebut. Hasil uji reliabilitas untuk variabel Gaya

Kepemimpinan memberikan hasil nilai α Cronbach sebesar 0,937. Sesuai dengan

kriteria, maka nilai tersebutpun sudah dapat menyatakan bahwa alat ukur yang

digunakan adalah handal. Hasil perhitungan pengujian reliabilitas dapat dilihat pada

table berikut: Tabel 5.1. Reability Statistic

V-2

Page 139: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.3 Pembahasan Hasil Analisa Faktor Untuk Kuesioner Bagian II (Gaya

Kepemimpinan)

Dari hasil kuesioner didapat sekumpulan data berupa angka-angka yang harus diolah

terlebih dahulu agar dapat diketahui apakah data tersebut layak digunakan untuk

penelitian atau tidak. Metode yang digunakan untuk pengolahan data tersebut adalah

analisa faktor dengan menggunakan software SPSS 12.0 for windows. Adapun analisa

hasil yang didapat dari Program tersebut adalah sebagai berikut :

5.3.1 Descriptive Statistics

Tampilan Descriptive berisi alat-alat statistik yang digunakan untuk

menggambarkan variabel-variabel, termasuk pengujiannya.

5.3.1.1 Mean (Rata-rata)

Mean adalah nilai rata-rata dari semua nilai yang terdapat dalam setiap variabel

dimana menggambarkan keragaman jawaban dari 42 responden atas tanggapan terhadap

faktor-faktor gaya kepemimpinan yang terdapat di perusahaan tersebut. Nilai rata rata

ini berguna untuk melihat kecenderungan responden dalam menilai atau menjawab

suatu pernyataan. Nilai kecenderungan rata-rata yang diberikan oleh setiap responden

berada diatas 8. Hal ini menjelaskan bahwa varibel manifest ini cenderung dianggap

sangat penting oleh responden, berarti semua variabel tersebut sangat penting

diinginkan oleh karyawan perusahaan tersebut.

5.3.1.2 Standar Deviasi

Merupakan nilai simpangan dari jawaban yang diberikan oleh responden

terhadap pernyataaan dari setiap varibel. Standar deviasi ini berguna untuk melihat

kecenderungan keragaman responden dalam menilai suatu varibel.

Dari hasil penelitian didapat bahwa jawaban yang diberikan oleh responden

adalah seragam karena nilainya cenderung berada di bawah 1, kecuali untuk variabel 1,

30 dan 39 nilainya diatas 1.00 maka jawaban responden terhadap variabel beragam.

V-3

Page 140: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.3.1.3 Analisa N

Dari keseluruhan responden terlihat bahwa jumlah responden yang memberikan

jawaban secara sempurna adalah 42 orang.

5.3.2 Correlation Matrix (Matriks Korelasi Variabel Manifes)

Tabel matriks korelasi ini akan memperlihatkan korelasi antar variabel-variabel

tersebut. Nilai korelasi yang tinggi akan diperlihatkan dengan diperolehnya nilai

determinan matriks yang mendekati nol. Nilai determinan yang diperoleh adalah 0.000,

menunjukkan korelasi antar variabel sudah cukup kuat sehingga syarat untuk pemakaian

metoda analisa faktor sudah terpenuhi.

5.3.3 KMO and Bartlett's Test

Uji verifikasi data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut layak

untuk diolah dengan menggunakan metoda analisa faktor atau tidak. Terdapat dua

jenis pengujian terhadap sampel data yang ada yaitu Kaiser Mayer Olkin (KMO)

dan Bartlett’s Test Of Sphericity

5.3.3.1 Kaiser Meyer Olkin (KMO)

KMO digunakan untuk menguji kecukupan sampel. Dari tabel dapat dilihat bahwa

nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dari KMO adalah 0,536. Nilai ini sudah

barada di atas 0,5 yang berarti bahwa data sampel sudah cukup dan bisa dilanjutkan ke

langkah analisa faktor berikutnya.

5.3.3.2 Bartlett's Test of Sphericity

Bartlett's Test of Sphericity adalah suatu uji statistik untuk arti keseluruhan dari

semua korelasi dalam suatu matriks korelasi dan digunakan untuk mengukur tingkat

korelasi antar variabel. Apabila nilai Bartlett's Test semakin besar nilainya maka

korelasinya semakin baik atau kuat. Nilai Approx Chi-Square untuk penelitian ini sebesar

1700,918 nilai ini cukup besar maka korelasinya sudah cukup baik. Batasan untuk nilai

V-4

Page 141: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

significant adalah 0,05 Jika nilainya kurang dari 0,05 maka matrik yang terbentuk bukan

matrik identitas yang berarti hubungan seluruh variabel sangat nyata, datanya valid dan

penggunaan metode sudah sesuai. Dalam penelitian ini nilai significant-nya adalah 0,000

yang berarti bahwa matrik yang terbentuk bukan matrik identitas.

5.3.4 Anti Image Matrics

Pengujian anti image matriks ini yang dilihat hanya Anti Image Correlation

yang terdapat nilai a (Diagonal dari Anti Image Correlation). Dimana nilai ini untuk

mengetahui ukuran kecukupan sampling untuk tiap variabel. Sedangkan nilai yang bukan

diagonal (off diagonal) merupakan hubungan parsial antar variabel.

Angka MSA berkisar 0 sampai 1, dengan kriteria sebagai berikut :

MSA = 1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain

karena sampling data variabel tersebut telah mencukupi dan dapat dianalisa lebih

lanjut.

MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisa lebih lanjut.

MSA < 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisa lebih lanjut, atau

harus dikeluarkan dari variabel lainnya dan proses diulang kembali. Dengan catatan

: jika ada lebih dari satu variabel yang mempunyai MSA di bawah 0.5, maka yang

dikeluarkan adalah variabel dengan MSA terkecil.

Pada tabel Anti Image Matrice (dapat dilihat pada Lampiran) terdapat 17 buah

variabel yang memiliki nilai MSA < 0.5, yaitu pada V8 (0.486), V9 (0.424), V23 (0.440),

V24 (0.470), V26 (0.383), V27 (0.323), V28 (0.272), V31 (0.228), V32 (0.430), V33

(0.309), V34 (0.375), V35 (0.499), V36 (0.234), V37 (0.176), V38 (0.209), V39 (0.268),

dan V40 (0.279). Nilai yang terkecil adalah V37. Maka variabel tersebut dikeluarkan dan

pengujian diulang lagi.

V-5

Page 142: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.3.5 Communalities

Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah variansi dari suatu varibel manifes

yang bisa dijelaskan oleh faktor yang diekstraksi. Initial Communalities suatu varibel

sama dengan 1, ini memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang terbentuk secara sempurna

dapat mewakili variabel-varibel manifest tersebut.

Sedangkan untuk nilai extraction menunjukkan besarnya nilai yang dapat

dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk, contohnya pada variabel 1 dengan nilai

sebesar 84,1% artinya, jika terjadi penggabungan antara variabel 1 dan lainnya maka

variabel tersebut hanya dapat mewakili (membentuk faktor) sebesar 84,1%.

5.3.6 Total Variance Explained

Total Initial Eigenvalues

Disini dapat dilihat banyaknya faktor yang terbentuk, dengan melihat hanya pada

total nilai eigenvalues yang di atas 1. Dari output dapat dilihat hanya 9 faktor yang

terbentuk, karena memiliki nilai total di atas 1.

Persentase Variansi.

Ada 39 variabel yang digunakan pada analisa faktor ini. Jika 39 variabel ini

diekstrak menjadi 1 faktor, maka varian yang bisa dijelaskan oleh 1 faktor tersebut adalah

(14,392/39)x100% = 36,903 %. Dan jika diekstrak menjadi 9 faktor, maka :

Varian faktor 1 = 39.261 % 2 = (4,834/39) x 100% = 12,394 % 3 = (3,237/39) x 100% = 8,301 % 4 = (2,253/39) x 100% = 5,778 % 5 = (1,835/39) x 100% = 4,705 % 6 = (1,536/39) x 100% = 3,939 % 7 = (1,380/39) x 100% = 3,539 % 8 = (1,230/39) x 100% = 3,154 % 9 = (1,034/39) x 100% = 2,560 %

V-6

Page 143: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Total ke-9 faktor = 39.261% + 12,394 % + 8,301% + 5,778% + 4,705% + 3,939% +

3,539% + 3,154% + 2,560% = 81,363%. Artinya pilihan karyawan terhadap perusahaan

tersebut dapat dijelaskan oleh sembilan faktor yang terbentuk oleh 39 varibel sebesar

81,363% dari variabel yang ada. Dan sebesar 18,637% dari variabel manifes lain yang

tidak dapat menjelaskan faktor yang teerbentuk dan sering disebut sebagai faktor

kesalahan.

5.3.7 Scree Plot

Jika tabel total varience menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan

perhitungan angka, maka Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik, dari

gambar di atas terlihat bahwa dari faktor ke-1 sampai faktor ke-9, memiliki nilai

ekivalen di atas 1. tetapi pada faktor ke-10 sampai faktor ke-39 nilai ekivalennya

dibawah 1. Hal ini menunjukkan bahwa 9 faktor adalah paling bagus untuk meringkas

ke 39 variabel tersebut.

Scree Plot Criterion yang digunakan untuk mengidentifikasi jumlah maksimum

faktor yang dapat diekstraksi sebelum jumlah perbedaan (Varience) unik mulai

mendominasi struktur Variance yang umum.

5.3.8 Component Matrix

Pada output ini menunjukkan hubungan antara variabel manifest dengan faktor

yang terbentuk, setelah diketahui bahwa 9 faktor adalah jumlah yang paling optimal,

maka tabel component matrix menunjukkan distribusi 39 variabel tersebut pada 9 faktor

yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah `factor

loading', yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor

2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, faktor 6, faktor 7, faktor 8 dan faktor 9. Proses penentuan

variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan melakukan

perbandingan korelasi pada setiap baris.

V-7

Page 144: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.3.9 Rotated Component Matrix

Dari output penelitian dapat dilihat bahwa variabel 13 (menentukan tujuan)

mempunyai hubungan / korelasi yang kuat pada faktor 1 dengan bobot faktor sebesar

0,879 dan nilai ini merupakan nilai terbesar dibandingkan dengan faktor lainnya..

Korelasi / hubungan dinilai kuat apabila nilai variabel terhadap faktornya mempunyai

nilai diatas 0,5 (Responden > 100), diatas 0.3 (Responden < 100).

Pada output ini dapat menentukan anggota faktor hasil proses rotasi, dalam hal ini

variabel manifes mana saja yang akan masuk ke dalam faktor yang terbentuk secara jelas

dan nyata.

5.3.10 Component Transformation Matrix

Pada output penelitian ini dapat mengetahui apakah faktor sudah tepat atau belum.

Dimana faktor yang sudah tepat memiliki nilai diatas 0.5. Dari output dapat dilihat bahwa

faktor 1, 7 dan 8 mempunyai nilai diatas 0.5 dan hal ini menunjukkan bahwa faktor yang

terbentuk sudah tepat dan korelasinya tinggi. Tetapi pada faktor 2, 3, 4, 5, 6 dan 9

mempunyai nilai yang jauh dari 0.5 yang menandakan faktor ini tidak tepat dan

korelasinya rendah.

5.3.11 Pemberian Nama Faktor

Untuk pemberian nama faktor bisa diambil dari salah satu variabel yang menjadi

anggota faktor dengan bobot yang terbesar karena dianggap mewakili variabel-variabel

manifest lainnya. Penanaman faktor yang terbentuk dapat dilihat dari tabel di bawah

ini: Tabel 5.2. Penamaan Faktor Yang Terbentuk

Menentukan tujuan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai Menentukan pemecahan masalah Mengatakan apa yang harus dikerjakan Memberikan sanksi Menentukan apa yang harus dikerjakan

Menentukan tujuan

Mendemonstrasikan setiap tugas

V-8

Page 145: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Lanjutan Tabel 5.2

Menentukan dan mengatakan bagaimana cara mengerjakan setiap tugas Bersikap Sopan Menentukan dan mengatakan kepada bawahannya kapan mengerjakan tugas

Menentukan tujuan

Menyampaikan kegembiraan yang dialaminya Memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh Selalu menanyakan saran bawahannya Memperkenankan bawahannya untuk turut serta dalam pengambilan keputusan Memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk mengungkapkan pendapat Bersedia mendengarkan pendapat bawahannya Sering mengingatkan bawahan

Memahami pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh

Tidak menunjukkan sikap pilih kasih Bersikap Ramah Menunjukkan rasa simpati terhadap masalah Membangun Solidaritas

Bersikap Ramah

Mengutamakan kesejahteraan Menolong bawahannya dengan senang hati Membantu bawahannya untuk belajar dari kesalahan Menganjurkan agar bawahannya untuk memiliki target dan cita-cita

Menolong bawahannya dengan senang hati

Menganjurkan bawahannya untuk dapat mencapai hasil yang jauh lebih tinggi Membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya Sering menemui bawahannya saat bekerja Sering mengadakan diskusi kelompok

Membuat suatu sarana menampung saran/opini tertulis dari bawahannya

Mengadakan diskusi dengan bawahannya jika mendapatkan kesulitan Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir Menunjukkan perhatian

Memberikan kesempatan kepada bawahannya

untuk mengembangkan karir Membantu rekan-rekan kerja dan bawahannya

Memberikan semangat kepada bawahannya Memberikan semangat kepada bawahannya Tidak membeda-bedakan bawahannya.

Memberikan penghargaan kepada bawahannya Memberikan penghargaan kepada bawahannya Menganjurkan bawahannya agar dapat meningkatkan

kinerjanya Memecahkan suatu permasalahan dengan merundingkan kepada bawahannya

Memecahkan suatu permasalahan dengan merundingkan kepada

bawahannya Memberikan umpan balik terhadap setiap pekerjaan

V-9

Page 146: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.4 Analisa Sistem Penilaian Kinerja PT.PUPUK KUJANG Saat Ini

Berdasarkan data-data sistem penilaian kinerja yang saat ini digunakan oleh PT.

PUPUK KUJANG, dapat dilihat beberapa kekurangan yang menjadi kelemahan sistem

ini. Kelemahan tersebut antara lain :

1. Menyangkut kriteria penilaian dan standar kinerja.

Beberapa kekurangan yang ada menyangkut kriteria penilaian dan standar kinerja, antara

lain :

a. Sebagian besar faktor penilaian dilakukan atas faktor dimensi watak/sifat-sifat

karyawan dan belum secara lebih spesifik meninjau faktor-faktor yang langsung

berkaitan dengan pekerjaan, seperti penentuan sasaran pekerjaan beserta standar

pencapainnya.

b. Untuk masing-masing kriteria, pemberian harkat/nilai (4 sampai 7) menjadikan sistem

penilaian ini memiliki permasalahan yang disebut kecenderungan terpusat. Yang

dimaksud dengan kecenderungan terpusat adalah penyelia memberikan peringkat

terhadap semua karyawannya dengan ‘rata-rata’. Hal ini bisa mengaburkan evaluasi

dan membuat penilain tersebut kurang berguna untuk promosi jabatan, gaji, atau

tunjangan konseling.

2. Menyangkut prosedur/proses penilaian kinerja.

Beberapa kekurangan dalam prosedur/proses penilaian kinerja PT. PUPUK KUJANG,

antara lain:

a. Penilaian hanya dilakukan pada akhir periode penilaian selama satu tahun dan bukan

merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Penilai dituntut untuk mengingat

kinerja yang sudah ditunjukkan oleh ternilai selama satu tahun tersebut. Resiko cara

ini adalah tingkat subjektifitas yang tinggi. Kemungkinan timbulnya kesalahan-

kesalahan penilaian seperti efek hallo (pengaruh pamor), liniency (bermurah

hati), recency (perilaku terakhir) dan central tendency (harga rata-rata) sangat

V-10

Page 147: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

besar. Karena kurang lengkapnya data maka penilai akan melakukan

kesalahan tersebut, sehingga efeknya selain merugikan karyawan yang dinilai

juga lebih luas merugikan perusahaan.

b. Dalam proses penilaian, karyawan tidak dilibatkan secara langsung. Hal ini

dapat menciptakan rasa kurang nyaman, kekuatiran dan rasa takut di kalangan

karyawan. Kondisi ini dapat memancing timbulnya konflik antara penilai dan

ternilai terutama bila ternilai merasa hasil penilaiannya kurang adil. Adalah

sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses penilaian, karena

bagaimanapun merekalah yang menjadi objek penilaian baik atau buruk suatu

sistem merekalah yang dapat mengetahuinya.

5.5 Analisa Rancangan Perbaikan Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan

Metode MBO dan BARS

Pada bagian ini akan dikembangkan usulan perbaikan sistem penilaian kinerja PT.

PUPUK KUJANG. Pada usulan ini akan dikembangkan sistem penilaian kinerja dengan

menggunakan metode MBO dan BARS. Metode Management By Objectives (MBO) ini

dirasa paling efektif digunakan untuk faktor-faktor menentukan tujuan, memahami

pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh, membuat suatu sarana menampung

saran/opini tertulis dari bawahannya, memberikan penghargaan kepada bawahannya, dan

memecahkan permasalahan dengan merundingkan kepada bawahannya dikarenakan pada

metode ini manajer diminta untuk menetapkan sasaran tertentu yang bisa diukur dengan

setiap karyawan dan kemudian secara periodik membahas kemajuan karyawan terhadap

sasaran ini. Dalam program MBO, manajer dan bawahannya secara bersama-sama

menetapkan sasaran dan secara periodik memberikan umpan balik.

Sedangkan metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) merupakan

metode yang tepat untuk mewakili faktor-faktor menolong bawahannya dengan

senang hati, memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir,

dan memberikan semangat kepada bawahannya dikarenakan pada metode ini dibuat

critical insiden atau kejadian kritis yang dapat menjelaskan apa yang harus dicari

V-11

Page 148: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

karyawan saat melakukan pekerjaannya dalam hal prestasi superior, prestasi rata-rata, dan

seterusnya. Dengan menggunakan kedua metode tersebut maka akan didapat keuntungan

seperti :

1. Atasan dan karyawannya terlibat dalam menetapkan sasaran dan secara periodik

memberikan umpan balik.

2. Karyawan dengan tepat mengetahui apa yang diharapkan dirinya, dan apa yabg

mereka capai jika mereka ingin dinilai positif oleh atasannya.

3. Memiliki ukuran yang lebih akurat.

4. Standar yang lebih jelas. Kejadian kritis sepanjang skala membuatnya jelas

tentang apa yang harus dicari dalam hal prestasi superior, prestasi rata-rata, dst.

5.5.1 Analisa Metode Management By Objective (MBO)

Dalam menerapkan metode penilaian berdasarkan sasaran atau Management By

Objective (MBO) ini, penilai sebagai pemimpin terlebih dahulu menentukan sasaran yang

akan dicapai, dan setelah mengetahui sasaran yang akan dicapai, dan setelah mengetahui

sasaran yang akan dicapai tersebut maka kedua belah pihak akan mengerjakan tahap-

tahap sebagai berikut :

1. Penilai dan ternilai bertemu untuk berdiskusi dan bersama-sama menetapkan tujuan

bagi ternilai dalam jangka waktu tertentu.

2. Baik penilai atau ternilai berusaha untuk menetapkan tujuan dan realitas, jelas dan

lengkap. Tujuan ini juga harus dikaitkan dengan kebutuhan pribadi dan kebutuhan

organisasi/ departemen.

3. Kriteria untuk mengukur dan mengevaluasi tujuan disetujui bersama.

4. Penilai dan ternilai menentukan waktu diadakanya tinjauan pertengahan untuk

mengkaji kembali tujuan itu.

5. Keseluruhan proses berfokus pada hasil yang dicapai bukan pada persyaratan

departemen, aktivitas dan kesalahan yang dilakukan.

MBO merupakan proses terus menerus antara atasan dan bawahan dalam

menetapkan sasaran rencana kerja dan target waktu, pencapaian tujuan dan umpan balik.

V-12

Page 149: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Ini merupakan cara dalam mengelola ternilai dengan memberi kesempatan pada mereka

untuk memenuhi kebutuhan pribadi atas tanggung jawab, kebebasan bertindak dan

pengakuan. Keterlibatan dengan bawahan disaat mereka mulai paham akan

tanggungjawabnya, bekerja sama dan membimbing mereka untuk memenuhi tanggung

jawab tersebut, mengakui dan memberi petunjuk dan umpan balik, dapat menciptakan

hubungan baik antara penilai dan ternilai.

Pertemuan dan pembicaraan sasaran prestasi memberi kesempatan pada karyawan

untuk mengeluarkan pendapat ataupun ketidak setujuan pada atasan. Jadi dalam

menetapkan sasaran prestasi, dapat dilakukan tawar menawar antara penilai dan ternilai

atau sebaliknya.

Pada waktu penerapan metode ini memang banyak kendala yang dihadapi oleh

para penilai, tetapi setelah mereka (ternilai) mengetahui tujuan atau rencana penilai

tersebut barulah mereka mengerti apa yang hendak mereka lakukan bersama, dan kendala

tersebut dapat dilalui. Adapun kendala-kendala yang timbul pada saat akan

dilaksanakannya metode ini antara lain :

> Ternilai merasa tidak mempunyai pengetahuan yang dalam mengenai organisasi.

> Ternilai tidak mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat.

> Pengetahuan yang terbatas yang dimiliki oleh ternilai membuat mereka merasa tidak

pantas untuk memberikan masukan dalam menentukan kriteria penilaian prestasi

kerja.

Setelah para pimpinan memberikan pengarahan terhadap para ternilai bahwa

keterlibatan mereka sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama, maka para ternilai dapat

mengerti dan mereka dapat mengemukakan pendapat mereka untuk tujuan bersama dan

untuk kepentingan pribadi mereka sendiri.

V-13

Page 150: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Adapun keuntungan yang didapat bila melakukan penilaian kinerja dengan

menggunakan metode MBO adalah :

1. Dengan mendorong setiap individu karyawan menentukan sendiri sasaran yang

spesifik dan menantang, MBO memiliki potensi memotivasi karyawan disamping

sebagai basis penilaian karyawan.

2. Karyawan mengeahui secara tepat apa yang diharapkan dirinya, dan apa yang

mereka capai jika mereka ingin dinilai positif oleh atasannya.

3. Sangat mudah bagi penyelia untuk melakukan penilain dengan objektif karena

kriterianya jelas yakni berorientasi pada hasil.

5.5.2 Analisa Metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)

Dalam Penilaian berdasarkan prilaku atau Behaviorally Anchored Rating

Scale (BARS) mengandalkan diri pada penggunaan "peristiwa kritis" untuk

menyusun skala penilaian. Peristiwa kritis adalah contoh dari perilaku pekerjaan

khusus yang menemukan berbagai macam tingkat hasil karya. Peristiwa kritis ini

juga merupakan laporan pengamatan atas hal-hal yang dilakukan oleh karyawan

baik yang buruk maupun yang baik, sehingga dari laporan ini diharapkan ditarik

kesimpulan dan dugaan mengenai orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Jika bidang prestasi yang penting sudah didefinisikan oleh kayawan yang

memahami pekerjaan itu, maka pernyataan pristiwa kritis digunakan sebagai

dasar untuk membedakan antara prestasi tinggi, sedang dan rendah.

Untuk menilai prestasi seseorang dengan BARS ini penilai harus membaca

daftar ‘anchor’ atau penjabaran standar pada setiap skala sampai menemukan

kelompok anchor yang paling sesuai dengan prilaku yang ditampilkan oleh orang

tersebut pada saat dia berprestasi.

Keuntungan dari BARS ini adalah bahwa BARS menitik beratkan pada

perilaku karyawan bukan pada kepribadiannya. BARS dapat menunjukan dengan

tepat kekuatan dan kelemahan karyawan yang sedang dievaluasi dan dengan tepat

pula menunjukan dimana mereka dapat melebihi hasil atau kurang. Biasanya

V-14

Page 151: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

karyawan yang dievaluasi sadar akan kekurangannya dan sangat takut pada saat

pelaksanaan penilaian dilakukan. Dengan BARS penilai dapat merencanakan

usulan dalam arti bagaimana karyawan dapat meningkatkan prestasinya pada

waktu dia mencatat prilaku spesifik yang perlu diperbaiki. Keuntungan lainnya

yang didapat dengan menggunakan metode BARS adalah:

1. Ukuran yang lebih akurat. Orang yang mengetahui pekerjaan itu dan

persayaratannya dengan lebih baik dari pada orang lain adalah orang yang

mengemabngkan BARS. Hal ini seharusnya menghasilkan sebuah ukuran

prestasi kerja yang lebih baik.

2. Sandar yang lebih jelas. Kejadian kritis sepanjang skala membuatnya jelas

tentang apa yang harus dicari dalam hal prestasi superior, prestasi rata-rata,

dan seterusnya.

3. Umpan balik. Kejadian kritis memudahkan untuk menjelaskan peringkat

kepada orang yang dinilai.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada penetapan metode BARS ini,

antara lain:

1. Ternilai banyak tidak mengetahui “peristiwa kritis” yang harus mereka

kerjakan.

2. Ternilai merasa dirinya telah lebih baik.

3. Ternilai tidak dapat membedakan dimensi penting dari jabatannya.

Program atau metode BARS ini dapat meminimumkan pembelaan diri dari

ternilai atau orang yang dinilai terhadap evaluasi.

V-15

Page 152: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.5.3 Formulir-Formulir Yang Digunakan Pada Usulan

Terdapat beberapa formulir yang digunakan untuk mendukung sistem penilaian

menggunakan metode MBO dan BARS. Formulir tersebut adalah :

1. Formulir Komitmen Kinerja (Formulir 3)

Berisi persetujuan mengenai bidang prestasi kunci atau sasaran pekerjaan serta target-

target untuk masing-masing sasaran tersebut. Pengisian dilakukan bersama dan

dilaksanakan diawal periode penilaian.

2. Formulir Catatan Peristiwa Penting (Formulir 4)

Merupakan hasil pengamatan penilai atas hal-hal yang dilakukan ternilai yang dianggap

penting. Peristiwa tersebut dapat merupakan hasil positif (kinerja baik) maupun hasil

negative (kinerja jelek). Catatan ini merupakan dokumen untuk melangkah pada tahap

peninjauan dan pengembangan kinerja.

3. Formulir Rencana Pengembangan (Formulir 5)

Merupakan rangkuman hasil diskusi antara penilai dengan ternilai sebagai masukan bagi

pihak perusahaan untuk mengembangkan karyawan. Berisi program-program yang

dibutuhkan oleh karyawan untuk pengembangan kinerjanya, formulir ini bersama

formulir penilaian yang lain akan dikaji oleh divisi SDM sebagai masukan untuk

penyelenggaraan program-program pengembangan karyawan.

Formulir -formulir yang digunakan pada usulan perbaikan ini adalah formulir 1 sampai 3

dapat dilihat pada halaman berikut ini.

V-16

Page 153: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

FORMULIR KOMITMEN KINERJA

Komitmen kinerja ini adalah hasil kesepakatan bersama antara karyawan yang

dinilai dan penilai mengenai sasaran pekerjaan serta target-target yang dibebankan untuk

masing-masing sasaran juga dicantumkan persentase pencapaian target tersebut.

FORMULIR SASARAN KERJATriwulan……………...Tahun………...

No. Sasaran/Target Kerja Rencana Realisasi %Pencapaian1.2.3.4.5.6.7.

Dst,Jumlah

Karyawan yang Dinilai, Penyelia,

(………………..) (………………..) Jabatan

Page 154: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

V-18

Catatan peristitwa penting merupakan alat bantu setiap atasan akan kegiatan setiap bawahan

selama periode penilaian.

Keterangan :

FORMULIR CATATAN PERISTIWA PENTING

Page 155: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

FORMULIR RENCANA PENGEMBANGAN

(DEVELOPMENT PLANT)

Page 156: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

5.6 Perbandingan Rancangan Penilaian Kinerja Dari Perusahaan Dengan

Rancangan Yang Dihasilkan

Rancangan sistem penilaian yang dibuat oleh perusahaan hanya

menempatkan kebutuhan pengembangan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh

masing-masing karyawan. Kebutuhan pengembangan ini diisi sesuai dengan

kekurangan - kekurangan yang dimiliki oleh karyawan tersebut, setelah mengisi

formulir penilaian pengisian ini hanya dilakukan oleh penilai saja. Dan Penilaian

hanya dilakukan atas faktor dimensi watak karyawan dan belum secara lebih

spesifik meninjau faktor-faktor yang Iangsung berkaitan dengan pekerjaan.

Perancangan yang dibuat oleh perusahaan ini belum berjalan dengan sempurna.

Sedangkan rancangan yang dihasilkan dari pengabungan metode MBO dan

BARS menghasilkan sasaran pekerjaan yang melibatkan karyawan secara

langsung dan dibutuhkan oleh karyawan, sasaran pekerjaan ini diperoleh dari

metode MBO berdasarkan sasaran ini maka didapat dimensi-dimensi pengukuran

sebagai acuan untuk menilai hasil kinerja karyawan dengan dimensi pengukuran

ini kita dapat menentukan kekurangan-kekurangan karyawan dan kelebihannya

secara spesifik dan lebih jelas mengenai hal - hal yang dibutuhkan oleh karvawan

tersebut. Dengan kelebihan dan kekurangan ini karyawan dapat dinilai dengan

memberika harkat sesuai dengan kemampuan karyawan. Dengan rancangan ini karyawan

dinilai berdasarkan hasil pekerjaan, kemampuan dan faktor integritas. Dengan

pengabungan metode MBO dan BARS ini dapat dilakukan perancangan sistem

peninjauan dan pengembangan kinerja yang bersifat terbuka, yang akan memberikan

keuntungan bagi perusahaan dan karyawan khususnya.

Rancangan baru ini tidak merubah total rancangan penilaian kinerja sebelumnya

ada juga hal yang harus dipertahankan seperti kebutuhan pengembangan karyawan harus

tetap dipertahankan agar mengetahui tingkat kelemahan dari karyawan tersebut.

Sedangkan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dengan adanya rancangan baru

ini adalah :

Page 157: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

1. Penilaian yang dilakukan berdasarkan proses yang berkesinambungan agar tidak

terjadi kesalahan penilaian.

2. Dalam penilaian ini karyawan harus dilibatkan secara langsung, karena baik buruknya

hanya merekalah yang lebih mengetahui.

3. Pengembangan kinerja bagi karyawan harus dilakukan karena suatu sistem kinerja

yang dianggap baik harus ada pengembangan.

21

Page 158: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Menurut Yukl pemimpin yang efektif akan membantu untuk menciptakan

sebuah identitas unik bagi sebuah kelompok atau organisasi, dan mereka

menyelesaikan masalah keanggotaan dalam cara yang konsisten dengan identitas ini

dimana penilaian kinerja dapat digunakan sebagai identitas sebuah organisasi.

Penilaian kinerja adalah suatu proses untuk mengenali, mengukur dan mengembangkan

kinerja kerja seseorang dalam perusahaan atau organisasi. Dari penjelasan diatas maka

peneliti bermaksud untuk membuat penilaian kinerja yang sesuai dengan gaya

kepemimpinan di PT. Pupuk Kujang, dimana dari penelitian tersebut didapat hasil sebagai

berikut :

• Gaya kepemimpinan yang terdapat di bagian SDM & Umum adalah gaya

kepemimpinan yang lebih bersifat parisipatif dan berorientasi pada pencapaian

(achievement-oriented behaviors).

• Pada saat ini perusahaan menggunakan metode skala peringkat grafis dimana metode

tersebut tidak sesuai dengan gaya kepemimpinan di bagian SDM & Umum.

• Pada usulan ini akan dikembangkan sistem penilaian kinerja dengan menggunakan

metode MBO dan BARS. Metode Management By Objectives (MBO) ini dirasa

paling efektif digunakan untuk faktor-faktor menentukan tujuan, memahami

pendapat bawahannya dengan sungguh-sungguh, membuat suatu sarana

menampung saran/opini tertulis dari bawahannya, memberikan penghargaan kepada

bawahannya, dan memecahkan permasalahan dengan merundingkan kepada

bawahannya dikarenakan pada metode ini manajer diminta untuk menetapkan

sasaran tertentu yang bisa diukur dengan setiap karyawan dan kemudian secara

periodik membahas kemajuan karyawan terhadap sasaran ini. Dalam program

MBO, manajer dan bawahannya secara bersama-sama menetapkan sasaran dan

secara periodik memberikan umpan balik. Sedangkan metode Behaviorally

Page 159: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Anchored Rating Scale (BARS) merupakan metode yang tepat untuk

mewakili faktor-faktor menolong bawahannya dengan senang hati, memberikan

kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karir, dan memberikan

semangat kepada bawahannya dikarenakan pada metode ini dibuat critical insiden

atau kejadian kritis yang dapat menjelaskan apa yang harus dicari karyawan saat

melakukan pekerjaannya dalam hal prestasi superior, prestasi rata-rata, dan

seterusnya.

Dengan metoda ini diharapkan pengukuran MBO dan BARS dapat dijadikan suatu

sistem penilaian prestasi kerja yang memiliki mekanisme tidak hanya mengenali,

mengukur dan mengembangkan kemampuan karyawan, tetapi juga memiliki manfaat lain,

yaitu :

• Dapat mengidentifikasikan kebutuhan karyawan akan training .

• Dapat mengenali karyawan yang pantas dipromosikan.

• Dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan pengargaan baik berupa

kenaikan upah maupun promosi.

6.2 SARAN

Suatu penilaian prestasi akan berjalan dengan baik jika dalam pelaksanaannya

dilakukan hal-hal sebagai berikut :

• Penilaian harus sesuai dengan kemampuan yang ditujukan oleh karyawan secara

keseluruhan dan bukan hanya pada saat pelaksanaan penilaian dilakukan.

• Melibatkan karyawan dalam penyusunan penilaian prestasi.

• Menghindari sejauh mungkin terjadinya subyektivitas dalam penilaian.

• Jelas dan lugas dalam menjelaskan sasaran yang dituntut perusahaan.

VI-2

Page 160: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-2121_Fulltext.pdf · mengikuti seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam

DAFTAR PUSTAKA

1. Agust Juvenly Purba, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan

Kerja Terhadap Komitmen Bawahan, Tugas Akhir S1, Jurusan Teknik

Industri ITB, Bandung, 2000.

2. Cameron, Dyota Prabhata., Idenifikasi Pengaruh Sifa Manusiawi dan Perilaku

Memanusiakan Seorang Pemimpin Terhadap Kredibilias Pimpinan Di Mata

Bawahan dan Komitmen Bawahan Terhadap Organisasi, Tugas Akhir

Sarjana, Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, 2005.

3. Dessler, Gary., Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kesembilan, PT.

Indeks, Jakarta, 2005.

4. Hasibuan, Drs. H. Malayu S. P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

revisi, P. Bumi Aksara, 2000.

5. Isyunuwardhana, Deannes., Pengaruh Gaya Kepemimpinan Teradap Kinerja

Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Pada CV. Indra Sakti, Tugas Akhir

Sarjana, Universitas Widyatama, 2004.

6. Priyono, Eko Jati., Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan

Kerja Terhadap Komitmen Bawahan Pada Bagian Keperawatan Di Rumah

Sakit TNI AU TK.II Dr. M. Salamun Bandung, Tugas Akhir Sarjana, Program

Sudi Teknik Industri, Universitas Islam Bandung, 2002.

7. Rivai, Veithzal & Brigadir Jendral Prof. Dato’ Rr. Ahmad Fauzi Mohd. Basri.,

Performance Appraisal, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.

8. Shani, A.B (Rami) & James B. Lau., Behavior In Organizations : An

Experiential Approach, Eighth Edition, Mc Graw Hill, 2005.

9. Walpole, R.E., & Myers, R.H., Ilmu Peluang dan Statistika Unuk Insinyur dan

Ilmuan, Terbitan ke-2, ITB, Bandung, 2001.

10. Yukl, Gary., Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kelima, PT. Indeks,

Jakarta, 2005.

11. Modul Praktikum Aplikasi Perangkat Lunak, Lab. Manajemen Kualitas,

Progaram Sudi Teknik industri, Universitas Islam Bandung, 2005.