peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/skr.12.12.07048.pdf · pengaruh...
TRANSCRIPT
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
TERHADAP PELAYANAN NASABAH BANK SYARIAH
MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BALARAJA
TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah
pada Program Studi Lembaga Keuangan dan Perbankan Syariah Fakultas Syariah
Disusun oleh:
Benazir Noor Syafril
NPM : 10010207048
PROGRAM STUDI
LEMBAGA KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN 2012 M/ 1433 H
ii
PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
Mengetahui:
Pembimbing I Pembimbing II
H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si. H. Aminuddin Irfani, S.E., M.Si.
Dekan Fakultas Syariah Ketua Program Studi Lembaga Keuangan dan Perbankan Syariah
H. Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si. Zaini Abdul Malik, S.Ag., MA.
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh tim penguji skripsi pada hari Kamis,
tanggal 16 Februari 2012 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Syariah Program Studi Keuangan
dan Perbankan Syariah Universitas Islam Bandung.
Bandung, 16 Februari 2012
23 Rabiul Awal 1344 H
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
TIM PENGUJI
1. Prof. DR. HM. Abdurrahman, MA.
2. Neneng Nurhasanah, Dra., M. Hum.
3. N. Eva Fauziah, Dra., M. Ag.
Ketua Sekretaris
H. Asep Ramdan Hidayat., Drs., M.Si. Zaini Abdul Malik, S.Ag,MA
iv
“Jangan sesali yang sudah pergi, jangan tangisi yang sudah tiada, tapi
bangkitlah dan bina kembali apa yang telah hilang dan pergi.”
“Allah memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita
untuk mengajarkan hikmah kepada kita.”
(~Kata-kata Mutiara~)
Kupersembahkan karya ini untuk :
Ibunda dan Ayahanda tercinta, kakak-kakak,
serta adik-adikku tersayang yang senantiasa
memberikan do’a dan kasih sayang yang
tak terhingga nilainya.....
v
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADA P PELAYANAN NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI CABANG
PEMBANTU BALARAJA TANGERANG BENAZIR NOOR SYAFRIL
Kata kunci : Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Kualitas Pelayanan
Dengan semakin berkembangnya perekonomian, persaingan dalam industri jasa khususnya dalam perbankan syariah semakin ketat pula. Pada industri jasa, kualitas pelayanan merupakan hal yang diutamakan, begitu pula dengan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang sebagai salah satu bank syariah terkemuka yang terus berusaha memberikan pelayanan yang maksimal. Agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal maka dibutuhkan kualitas SDM yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai dan dengan harapan dapat memberikan kepuasan terhadap nasabah.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut, yaitu bagaimana kualitas sumber daya manusia, bagaimana kualitas pelayanan terhadap nasabah, dan bagaimana pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Balaraja Tangerang.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas SDM, kualitas pelayanan, dan pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Balaraja Tangerang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner, analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dan untuk mencari pengaruh variable independen dan dependen menggunakan metode analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase kualitas SDM secara keseluruhan sebesar 74,11% yang artinya kualitas SDM yang ada dapat dinilai baik. Adapun persentase kualitas pelayanan secara keseluruhan yaitu sebesar 79,04% yang artinya kualitas pelayanan yang dirasakan oleh nasabah dapat dinilai baik pula. Adapun pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah adalah tinggi, dapat terlihat dari nilai R sebesar 0,862. Nilai t hitung > t table = 6,121 > 1,960 yang berarti Ho ditolak. Besarnya sig hitung adalah 0,000 karena 0,000 < 0,1 maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian, artinya kualitas SDM berpengaruh tinggi terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang yaitu sebesar 86,2%.
vi
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan,
dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap Pelayanan
nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Balaraja Tangerang”, sebagai
syarat untuk mendapat gelar Sarjana Syariah pada Fakultas Syariah Universitas
Islam Bandung. Salawat dan Salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, Sahabat dan para pengikut setianya,
dimana berkat ajaran-ajarannya kita bisa terbebas dari kebodohan serta menuju
kepada dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan cahaya kebenaran.
Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak pengalaman yang dialami
oleh penulis dan memberikan banyak pelajaran yang berharga bagi penulis yang
didapat dari orang-orang disekitar penulis yang sangat mendukung dan membantu
penulis, sehingga tidak bijaksana apabila dalam kata pengantar ini penulis tidak
menghaturkan kata terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah ikut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menghaturkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT karena dengan izin-Nya dan kekuasaan-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibunda tercinta Meity Suryati, ayahanda tercinta Syafril Sofyan, kakak-
kakakku yang tercinta Fenty Meilisya S. dan Fuad Prima Pusaka, serta
adik-adikku tercinta Abu Bakar Ash-Shidiq dan M. Imran Al-Ghifari yang
senantiasa selalu mendoakan, mendukung dan memberikan motivasi
kepada penulis, I Love You So Much.
3. Bapak Basri Sofyan selaku Pimpinan Bank Syariah Mandiri Cabang
Pambantu Balaraja, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
vii
sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di Bank Syariah Mandiri
Cabang Pembantu Balaraja Tangerang.
4. Seluruh Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Balaraja
tangerang, Bapak Syukri Amba selaku Pj. Operasional Officer, Mas
Rusmawa selaku Back Office, Mba Nurul Hayat dan Mas Jamal Irfani
selaku Pelaksana Marketing Support, Mas Haryadi dan Mba Ade selaku
Pelaksana Marketing Mikro, Mas Ahmad Sodaqoh selaku Teller, Mba
Sheila Nurwinda selaku Customer Service Representative, Mas Dede
selaku Office Boy, Mas Ary selaku Messenger, Pak Riyan dan Pak Aldi
selaku Security, dan Pak Eman selaku driver, yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian ini.
5. Bpk. H. Asep Ramdhan H, Drs., M.Si. selaku selaku dosen pembimbing 1
(satu) yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran serta
pengarahannya dengan sabar demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Bpk. H. Aminuddin Irfani, S.E., M.Si. selaku selaku dosen pembimbing 2
(dua) yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran serta
pengarahannya dengan sabar demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Bpk. H. Asep Ramdhan H, Drs., M.Si. selaku Dekan Fakultas Syariah.
8. Sahabat-sahabatku: Nadya Kartika, Shinta Uswattun Hasanah, Ayudita
Nurfitriani, Eqa Apriliani, Putri Marlena Utami, dan Ranty Nur Annisa
Fauziyyah atas dukungan, kerjasama dan hari-hari yang sangat
menyenangkan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kalian,
semuanya tidak akan seindah ini.
9. Sdr. Hendarsyah S. Sukarna yang telah mendukung dan mendoakan
penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Sahabat seperjuangan angkatan 2007 atas bantuan, dan dukungannya
selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat protokoler angkatan XVII dan XVIII untuk semua
dukungannya terhadap penulis.
viii
12. Kakak-kakak dan adik-adikku di Fakultas Syariah atas segala bantuan dan
dukungannya yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi
ini.
13. Kepada semua pihak yang telah membantu penulisan sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, pendapat dan koreksi akan sangat bermanfaat dalam melengkapi dan
menyempurnakan langkah-langkah lanjut demi hasil yang lebih baik. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Februari 2012
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii
PENGESAHAN iii
MOTTO iv
ABSTRAKSI v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 8
D. Kerangka Pemikiran 8
E. Metode dan Sumber Pengumpulan Data 14
1. Metode penelitian 14
2. Populasi dan Sampel 15
3. Metode pengumpulan data dan sumber data 17
F. Sistematika Penulisan 18
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20
A. Bank Syariah 20
1. Pengertian Bank Syariah 20
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah 23
B. Sumber Daya Manusia 24
1. Pengertian Sumber Daya Manusia 24
2. Manajemen SDM 25
C. Kualitas 27
1. Pengertian Kualitas 27
2. Kualitas Sumber Daya Manusia 28
3. Kualitas Sumber Daya Manusia menurut Islam 29
D. Pelayanan 37
1. Kualitas Pelayanan 37
2. Dimensi Kualitas Pelayanan 38
3. Prinsip Kualitas Pelayanan 39
4. Faktor Penyebab Kualitas Pelayanan yang Buruk 41
5. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan yang Baik 43
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 47
A. Objek Penelitian 47
1. Profil Bank Syariah Mandiri 47
2. Visi Misi Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang 52
a. Visi 52
xi
b. Misi 52
c. Nilai-nilai Perusahaan 52
3. Produk-produk Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
Tangerang 53
a. Produk Pendanaan 53
b. Produk Pembiayaan 54
c. Produk Jasa 55
4. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan Pada Bank Syariah
Mandiri KCP Balaraja Tangerang. 57
a. Dewan Komisaris dan Senior Advisor Dewan Komisaris 57
b. Dewan Pengawas Syariah 58
c. Direksi dan Kepala Direktorat 58
d. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja Tangerang 59
e. Uraian Jabatan 60
5. Standar Pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
Tangerang. 63
a. Prosedur Pelayanan 65
b. Standar Penampilan Harian 70
1) Wanita 71
2) Pria 73
3) Standar Penampilan Security 75
xii
B. Metode Penelitian 76
1. Uji Validitas dan Reliabilitas 76
a. Uji Validitas 76
b. Uji Reliabilitas 77
2. Operasional Variabel 77
3. Metode Analisis Data 80
4. Uji Hipotesis 81
BAB IV ANALISIS 83
A. Uji Validitas dan Reliabilitas 83
1. Uji Validitas 84
2. Uji Reliabilitas 85
B. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada Bank Syariah
Mandiri KCP Balaraja Tangerang. 86
C. Kualitas Pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
Tangerang. 100
D. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap
Pelayanan Nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
Tangerang. 106
BAB V PENUTUP 110
A. Kesimpulan 110
B. Saran 111
xiii
DAFTAR PUSTAKA 113
LAMPIRAN 115
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Indikator Keuangan Bank Syariah Mandiri 49
Tabel 3.2 Operasional Variabel X 78
Tabel 3.3 Operasional Variabel Y 79
Tabel 3.4 Independent Variabel X 80
Tabel 3.5 Dependent Variabel Y 80
Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel X 84
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Y 85
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas 86
Tabel 4.4 Model Summary 106
Tabel 4.5 Derajat Hubungan 107
Tabel 4.6 Coefficientsa 108
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja Tangerang 59
Gambar 3.2 Uji 2 (dua) pihak 82
Gambar 4.1 Uji 2 (dua) pihak 109
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Skripsi
Lampiran 2 Daftar Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Kuisioner Penelitian
1
PENDAHULUAN
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Sektor perbankan memegang peranan penting dalam usaha pengembangan
di sektor ekonomi, dan juga berperan dalam meningkatkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, serta pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat.
Sebagai lembaga intermediasi, pihak perbankan membutuhkan
kepercayaan dari masyarakat terutama nasabahnya sehingga kelangsungan sektor
perbankan sebagai urat nadi perekonomian dapat terus berjalan. Untuk
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, maka sektor perbankan harus dikelola
secara profesional mulai dari segi pelayanannya, strategi pemasaran yang baik,
segi keuangan yang harus dikelola dengan prinsip kehati-hatian, serta perbankan
juga harus inovatif dalam menciptakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2
Menurut Tjiptono (2004:58) pelayanan yang baik akan dapat menciptakan
loyalitas pelanggan yang semakin melekat erat dan pelanggan tidak berpaling
pada perusahaan lain.
Kualitas pelayanan didalam perusahaan perbankan tentunya sangat
berpengaruh terhadap kepuasan nasabah baik dari sisi keamanan, kenyamanan
maupun faktor-faktor lain yang mendukung, karena seperti kita ketahui perbankan
adalah adalah suatu perusahaan jasa.
Perusahaan perbankan harus mampu melakukan riset untuk
mengindentifikasi determinan jasa yang paling penting bagi pasar sasaran dan
memperkirakan penilaian yang diberikan pasar sasaran terhadap perusahaan dan
pesaing berdasarkan determinan-determinan tersebut. Dengan demikian dapat
diketahui posisi relatif perusahaan di mata pelanggan dibandingkan para pesaing,
sehingga perusahaan dapat memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada
determinan-determinan tersebut.
Selain hal tersebut diatas, hal lain yang harus diperhatikan adalah semakin
banyak janji yang diberikan, maka semakin besar pula harapan pelanggan yang
pada gilirannya akan menambah peluang tidak dapat terpenuhinya harapan
pelanggan oleh perusahaan. Untuk itu ada satu hal yang dapat dijadikan pedoman
yaitu jangan janjikan apa yang tidak bisa diberikan tetapi berikan lebih dari yang
dijanjikan, maka dari itu perusahaan membutuhkan sumber daya yang cakap pada
saat pelayanan berlangsung baik dari bidang operasional maupun manajemen
perusahaan tersebut.
3
Dari sebuah riset yang dilakukan oleh Karim Business Consulting,
diproyeksikan bahwa total aset bank syariah di Indonesia akan tumbuh sebesar
2850% selama 8 tahun, atau rata -rata tumbuh 356.25 % tiap tahunnya. Sebuah
pertumbuhan aset yang sangat mengesankan. Tumbuh kembangnya aset bank
syariah ini dikarenakan adanya kepastian di sisi regulasi serta berkembangnya
pemikiran masyarakat tentang keberadaan bank syariah. Perkembangan
perbankan syariah ini tentunya juga harus didukung oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun
realitas yang ada menunjukkan bahwa masih banyak SDM yang selama ini
terlibat di institusi syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis
dalam Islamic Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi
produktifitas dan profesionalisme perbankan syariah itu sendiri. Dan inilah
memang yang harus mendapatkan perhatian dari kita semua, yakni mencetak
SDM yang mampu mengamalkan ekonomi syariah di semua lini. Karena sistem
yang baik tidak mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh SDM yang baik
pula.
Bank Indonesia menilai minimnya SDM di perbankan syariah dalam
negeri menjadi kendala dalam pertumbuhan industri syariah. Padahal dalam
situasi krisis seperti diharapkan industri perbankan syariah bisa mengembangkan
dan memperluas jaringannya.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad, tingginya
permintaan SDM perbankan syariah membuat kompetensi seorang bankir menjadi
menurun.
4
"Penurunan kompetensi tersebut akan berpengaruh pada kualitas
pengelolaan industri syariah," katanya di pertemuan tahunan Asian Development
Bank (ADB) di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Sabtu (2/5/2009).
Ia mengatakan, saat ini bankir di perbankan syariah mencapai sekitar
15.000 bankir. Namun, kebutuhan saat ini mencapai lebih dari 20.000 bankir.
Muliaman memperkirakan, hingga tahun depan kebutuhan akan bankir syariah
bisa mencapai di atas 30.000 bankir.
Dengan SDM yang minim tersebut, Muliaman menilai seharusnya hal
tersebut perlu menjadi perhatian semua pihak perbankan walau hal tersebut sulit
untuk dilakukan dalam jangka pendek. (http://www.detikfinance.com)
Perbankan syariah di Indonesia akan menjadi poros Perbankan Syariah di
Asia dan bahkan di dunia. Untuk mendukung peningkatan dan perkembangannya,
kita perlu menitikberatkan pada dua fakta penting, yaitu sosialisasi dan kualitas
SDM Perbankan Syariah. Sosialisasi perlu disampaikan secara lebih optimal, agar
pasar atau masyarakat mendapatkan pengetahuan yang baik mengenai Perbankan
Syariah. Fenomena dimasyarakat menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap
produk-produk perbankan syariah masih sangat minim. Walaupun mayoritas
masyarakat adalah muslim, namun pemahaman akan perbankan syariah,
pendanaan syariah, dan produk-produknya belum menunjukkan geliat seperti yang
diharapkan.
Guna mendukung sosialisasi yang optimal diperlukan SDM yang
kompeten dalam Perbankan Syariah. Pertama, SDM harus menguasai “What &
Why” (Apa dan bagaimana sebenar-benarnya mengenai Perbankan Syariah).
5
Kemudian SDM juga harus mengetahui dan menguasai “How to” yaitu cara
pengoperasian Perbankan Syariah, cara menyampaikan atau sosialisasi mengenai
Perbankan Syariah, dan bagaimana mengelola keberlangsungan dan
mengembangkan Perbankan Syariah.
Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal (non material) didalam organisasi, yang dapat diwujudkan menjadi
potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi
(Nawawi, 2000)
Sedangkan menurut Soewardi (2000), menyebutkan bahwa manusia yang
berkarakter unggul atau berkualitas harus bersifat lurus, kuat, dan tinggi. Lurus
mencerminkan adab tinggi, atau amar ma’ruf nahi munkar atau berbuat kebaikan
dan menentang kejahatan dan istiqomah terhadap-Nya. Kuat, mencerminkan karas
Kuat, atau kekuatan iman dan psikis untuk melakukan kewajiban-kewajiban yang
ditetapkan kepadanya. Sedangkan tinggi mencerminkan konsistensi niat, agar
tetap berusaha memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk menciptakan SDM berkualitas dan handal yang diperlukan adalah
pendidikan. Sebab dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme
kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan.
Pendidikan merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan ekonomi sangat
berkepentingan karena walau bagaimanapun pembangunan ekonomi
membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik dalam kapasitas penguasaan
IPTEK maupun sikap mental, sehingga dapat menjadi subyek atau pelaku
pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan
6
perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya
saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu
kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Berbanding lurus dengan kualitas SDM yang telah diungkap sebelumnya,
pelayanan terhadap nasabah berjalan seiring dengan peningkatan kualitas SDM,
maka apabila kualitas SDM telah mumpuni maka pelayanan terhadap nasabah
akan semakin baik yang pada akhirnya meningkatkan perkembangan bagi
perusahaan.
Menurut Mulya E Siregar selaku Direktur Pengembangan Perbankan
Syariah Bank Indonesia (BI), perbankan syariah masih harus kerja lebih keras
untuk menyamakan pelayanannya kepada nasabah. “Banyak yang harus
dibenahi,” katanya. Karenanya, ia menilai peran bank induk amat penting dalam
pengembangan perbankan syariah. Induk harus punya komitmen mulai unit usaha
syariah (UUS) hingga akhirnya memisahkan diri (spin off) menjadi bank umum
syariah (BUS).
Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu bank syariah yang sudah
diakui standar pelayanannya. Pada IQBA (Islamic Quality Banking Award) 2006
Bank Syariah Mandiri meraih peringkat keempat. Sedangkan pada ISBLA 2007
BSM menjadi bank peringkat terbaik. Untuk meningkatkan layanan prima ini,
BSM serius melakukannya pembinaan seluruh SDM dalam semua jenjang.
”Karena kami yakin layanan prima tidak akan terbentuk tanpa dukungan dan
kerjasama semua orang yag terlibat”. Terang Ary Bastri Kepala Divisi Pembinaan
Cabang BSM.
7
BSM melakukan beberapa perbaikan antara lain : membuat Updating
standar layanan dan melakukan program Training Servie Excelen untuk berbagai
tingkat pelayanan. Selain itu, secara berkala dilakukan proses observasi terhadap
standar layanan dan memberikan reward kepada yang menerapkan standar
layanan dengan baik.
Dalam bidang perbankan, pelayanan merupakan syarat utama bagi
kelangsungan hidup suatu bank, khususnya bank syariah. Dengan pelayanan yang
baik serta kenyamanan yang diberikan kepada nasabah dapat menentukan laju
pertumbuhan suatu bank. Terlihat dari perkembangan BSM baik secara regional
yaitu dengan tersebarnya 603 outlet BSM diseluruh Indonesia, maupun secara
lokal yaitu di Balaraja sendiri selama satu tahun setengah telah memperoleh
nasabah sebanyak 3346.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, penulis
merasa tertarik untuk meneliti kualitas SDM bank syariah sebagai salah satu
faktor yang menentukan kualitas pelayanan, maka penulis memilih judul
“Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Terhadap Pelayanan
Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka perumusan
masalah yang akan penulis kemukakan pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kualitas SDM Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Pembantu
Balaraja ?
8
2. Bagaimana pelayanan Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Pembantu
Balaraja terhadap nasabah ?
3. Bagaimana pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah
Mandiri (BSM) Cabang Pembantu Balaraja ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas SDM Bank Syariah Mandiri (BSM)
Cabang Pembantu Balaraja.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan Bank Syariah Mandiri (BSM)
Cabang Pembantu Balaraja terhadap nasabah.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan
nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Pembantu Balaraja.
D. Kerangka pemikiran
Pada masa sekarang ini perbankan syari’ah di Indonesia telah
menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari
banyak bermunculannya bank syari’ah atau unit usaha syari’ah yang dapat
menimbulkan persaingan yang ketat. Perbankan adalah salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa, dimana kualitas pelayanan karyawan
berpengaruh terhadap kepuasan serta kenyamanan konsumen/nasabah dalam
mempertahankan loyalitasnya terhadap perusahaan.
Sejalan dengan semakin maraknya perusahaan jasa perbankan maka
masing-masing Bank harus dapat survive mempertahankan nasabahnya atau
9
menggaet nasabah baru, setiap Bank menawarkan produk unggulan yang mereka
miliki, kenyamanan serta kepuasan yang diberikan. Dengan kondisi seperti ini
setiap bank harus memperhatikan kegiatan pemasaran agar dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya.
Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau tersirat. (Kotler,2006)
Kualitas adalah sesuatu yang abstrak sehingga agak sulit untuk
mendefinisikan pengertian kualitas secara sempurna. Beberapa pakar kualitas
memberikan definisi yang berbeda berdasarkan perspektif dan pandangan yang
berbeda. Masing-masing definisi mengandung kelebihan dan kelemahan. Oleh
karena itu, setiap organisasi jasa harus mendefinisikan kualitas berdasarkan
tujuan, harapan, budaya dan pelanggan masing-masing (Stamatis, 1996).
Keberhasilan perusahaan jasa yang tercermin dari kualitas jasa, akan
berpengaruh pada kepuasan nasabah yang pada akhirnya akan berdampak pada
loyalitas nasabah pada penyedia jasa tersebut.
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai
dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari
kualitas biasanya menggambarkan karakteristik suatu produk seperti : Kinerja
(Performance), keandalan (Realibility), mudah dalam penggunaan (Easy of use),
estetika (Esthetics,), dan sebagainya. Sedangkan dalam definisi strategis
dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi
keinginan dan kebutuhan pelanggan (Meeting the needs of costumer).
10
Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang
lebih strategis oleh Gasperz (1997) dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas
mengacu kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah
keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif
yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan
kepuasaan atas penggunaan produk.
Adapun pengertian sumber daya manusia menurut Byars dan Rue (2004),
adalah desain aktivitas yang mencangkup pengadaan dan pengkoordinasian
sumber daya manusia. Sedangkan pengertian sumber daya manusia menurut Jacob
dan Schuler (2000), adalah orang berbakat yang bersemangat tinggi yang tersedia
bagi organisasi sebagai contributor potensial untuk menciptakan dan
merealisasikan tujuan, misi serta visi organisasi, ini sebagaimana yang disebutkan
Al Fajar dan Tri heru (2010:2).
Menurut Ary Ginanjar Agustian (2007) menyebutkan bahwa sifat unggul
yang harus dimiliki oleh manusia adalah tidak hanya mampu memilki kecerdasan
intelektual (IQ), akan tetapi juga memilki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) yang nantinya akan menjadikan manusia dapat sukses,
bahagia, dan selamat dunia maupun akhirat.
Sedangkan indikator kualitas Sumber Daya Manusia menurut (Ali Hasan,
SE., M.M, 2010 : 92) diantaranya :
1) Competence; Karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan (professional skill) dalam melayani nasabah.
11
2) Courtesy; ramah, hormat, dan timbang rasa dalam melayani setiap
nasabah (friendliness).
3) Credibility; karyawan terpercaya.
4) Reliability; Karyawan mampu melaksanakan layanan secara
konsisten.
5) Responsiveness; kemampuan merespons pelanggan dan mampu
menyelesaikan permasalahan dengan cepat.
6) Gamesmanship, yaitu sikap dalam menghadapi setiap keluhan
nasabah sebagai suatu permintaan dengan objek utama adalah
memenangkan kepuasan nasabah.
7) Timeliness, yaitu sikap yang memperlihatkan untuk memberikan
pelayanan tepat waktu, cepat, dan garansi pelayanan bank yang
melebihi waktu 5 menit, nasabah memperoleh tambahan saldo
tertentu, misalnya.
8) Communication, yaitu karyawan berusaha untuk memahami
pelanggan dan mampu berkomunikasi dengan jelas.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik merupakan hal yang
sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Pelayanan dengan
kualitas tinggi yang diberikan sangat mempengaruhi nasabah pada perilaku
berikutnya. Jika nasabah merasa puas terhadap layanan yang diberikan maka
nasabah akan mengulangi perilakunya. Tetapi sebaliknya, jika nasabah tidak puas
terhadap layanan yang diberikan maka nasabah tersebut tidak akan mengulangi
perilaku selanjutnya.
12
Nasabah/konsumen merupakan kunci utama bagi bisnis perbankan saat ini.
Berdasarkan hal ini, perusahaan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia terhadap suatu produk dengan memberikan kemudahan,
yang pada akhirnya membuat pelanggan loyal. Hal ini ditegaskan dalam hadits
dari Abi Hurairah :
��� إن� ا���� ����ك أن ����� و �����، و����� �� و
Sesungguhnya Allah swt memerintahkanmu untuk mempermudah dan
janganlah mempersulit, gembirakanlah dan janganlah membuat mereka lari (HR
Bukhari)
Kualitas pelayanan merupakan ciri dan sifat dari pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuan karyawan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Kualitas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan dan
ini merupakan pekerjaan setiap karyawan. Kualitas pelayanan karyawan digerakan
oleh kepuasan dalam mempertegas adanya jaminan produk, menunjukan tingkat
responsivitas, ketepatan waktu memberikan pelayanan, kesempurnaan pelayanan,
kemampuan menimbulkan perasaan senang kepada nasabah. (Ali Hasan,
SE.,M.M, 2010 : 91)
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.
Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan
yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan
serta kebutuhan mereka. Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
dengan memaksimalkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan
13
meminimalkan pengalaman yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya
kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan kepada perusahaan yang
memberikan kualitas yang memuaskan (Tjiptono, 2000).
Menurut M. Napis Djuaeni (2005:470), Pelayanan dalam Bahasa Arab
dikenal dengan istilah khidmah ( �!" ). Pelayanan merupakan jiwa dalam bisnis
syariah. Al-Qur’an memerintahkan dengan sangat ekspresif agar kaum muslim
bersifat lembut dan sopan santun manakala berbicara dan melayani pelanggan.
Hal ini ditegaskan dalam Surat Ali-Imran ayat 159 :
مهنع ففاع كلوح نوا مفضيظ القلب لانا غلفظ تكن لوو مله تنل الله نم ةمحا رفبم
هم وشاورهم في الأمر فإذا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتوكلنيواستغفر ل
“Maka disebabkan karena rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu...”.
Pada ayat di atas, dijelaskan bahwa Rasul memilki sikap lemah lembut,
tidak lekas marah kepada umat-Nya. Pemimpin yang kasar dan berkeras hati atau
kaku sikapnya, maka orang akan segan menghampirinya. Sehingga orang akan
menjauh satu per satu, apabila orang-orang telah menjauh, maka janganlah orang
itu yang disalahkan melainkan selidikilah cacat pada diri sendiri.
Sedangkan menurut Atep Adya Brata (2003:16) menyatakan bahwa
service adalah singkatan yang memiliki arti sebagai berikut:
S (self awarness) : menanamkan kesadaran diri sehingga dapat
memahami posisi, agar memberikan pelayanan dengan cepat, benar dan akurat.
14
E (euthusiasm) : melaksanakan pelayanan penuh gairah.
R (reform) : memperbaiki kinerja pelayanan dari waktu ke waktu.
V (value) : memberikan pelayanan yang mempunyai nilai tambah.
I (impressive) : menampilkan diri secara menarik tetapi tidak
berlebihan.
C (care) : memberikan perhatian atau kepedulian kepada
pelanggan(nasabah) secara optimal.
E (evaluation) : mengevaluasi pelaksanaan layanan yang sudah
diberikan.
Pelayanan pun memiliki etika, adapun pengertian dari etika pelayanan (M.
Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si., 2011:152) adalah perilaku petugas bank terutama
petugas pelayanan (customer service) dalam memenuhi apa yang diinginkan atau
diharapkan konsumen/nasabah. Etika pelayanan bertitik tolak pada petugas bank
dalam berbagai lini dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan
memperhatikan mana yang baik dan mana yang buruk, srta mana yang benar dan
mana yang salah.
E. Metode dan Sumber Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis. Metode penelitian yang akan digunakan penulis untuk
15
mengumpulkan data adalah Metode Deskriptif Analisis dengan pendekatan
kuantitatif.
Metode deskriptif analisis, yaitu “suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” (Nasir, 1983 : 61).
Adapun definisi metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2008:8),
menyatakan bahwa:
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan
secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel
yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan
menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.
2. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ( Sugiono, 2005:8)
Berdasarkan pengertian di atas dan disesuaikan dengan judul pengaruh
kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah bank syariah mandiri kantor cabang
16
pembantu balaraja, maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah nasabah dan karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Balaraja.
a. Sampel
Menurut Malhotra (2004:364) Sampel adalah sub elemen populasi yang
terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Sugiyono (2004:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam penelitian ini tidak memungkinkan untuk meneliti satu persatu dari
nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja, akan tetapi untuk penelitian ini
hanya diambil beberapa sampel saja sebagai bahan penelitian. Dalam
menetapkan ukuran anggota sampel peneliti menetapkan dari populasi nasabah
Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja, digunakan rumus Slovin (1960) sebagai
berikut:
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat presisi / tingkat signifikansi
Dari populasi yang berjumlah 3.346 orang dengan tingkat signifikansi
10%, maka dapat diperoleh sample sebagai berikut:
17
3.346 3.346 (0.1)2 + 1
97,09808
Dari hasil perhitungan tersebut, maka sampel yang akan diambil adalah
sebanyak 97 nasabah. Adapun teknik pengambilan sampelnya akan digunakan
insidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan
sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono:2008).
3. Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu data yang diperoleh langsung
dari objek penelitian untuk memperoleh data primer yang diperlukan yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data primer
yang digunakan adalah sebagai berikut:
i. Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data-data
atau bahan-bahan yang diperlukan berupa dokumen yang terdapat di
perusahaan.
ii. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan pihak bank untuk memperoleh informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
18
iii. Kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden/karyawan dan nasabah di Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja.
2. Studi kepustakaan (Library Reserch), yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara mengumpulkan data dan bahan-bahan yang berasal dari pustaka, yaitu
buku-buku dan literatur yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas
sebagai landasan teori masalah yang diteliti.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sumber data primer yaitu merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari lapangan melalui wawancara dan kuisioner dengan pihak
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja serta kuesioner
yang disebarkan kepada seluruh karyawan dan sampel/nasabah yang
menggunakan layanan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Balaraja.
2. Data sekunder yaitu data tertulis yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Data ini berupa sejarah dan keadaan perusahaan, pertumbuhan
nasabah , literatur, artikel, booklet dan tulisan ilmiah yang dianggap
relevan dengan penelitian tersebut.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam upaya mempermudah pembahasan dan gambaran mengenai
penelitian, maka penulis membuat sistematika pembahasan per bab-bab sebagai
berikut:
19
Bab I, Pendahuluan yang memuat tentang Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka pemikiran, dan Metode dan
Sumber Pengumpulan Data.
Bab II, Tinjauan Pustaka yang meliputi: Pengertian Bank Syariah,
Sumber Daya Manusia, Pengertian Kualitas, Kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), serta Pelayanan.
Bab III, Objek Penelitian dan Metode Penelitian yang meliputi:
Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja.
Diantaranya sejarah, visi misi, produk-produk, dan Metode Penelitian yang
digunakan dalam penelitian.
Bab IV, Analisis
Bab ini berisi analisa permasalahan berdasarkan data yang telah diolah
pada bab sebelumnya.
Bab V, Penutup meliputi: Kesimpulan dan Saran.
Bab ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan
kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak yang
terkait dalam upaya meningkatkan kinerja suatu bank.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Secara bahasa, kata bank berasal dari banque dalam bahasa Perancis, dan
dari kata banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti/ lemari atau bangku. Kata peti
atau lemari meyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga,
seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya. (Zainul Arifin, 2005 : 1)
Sedangkan pengertian bank secara istilah menurut Kasmir diartikan sebagai
“Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya.” (Kasmir, 1998: 11)
Menurut Frianto Pandia dkk secara istilah berpendapat bahwa, bank adalah
“suatu badan usaha yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.” (Frianto Pandia dkk, 2005: 10)
Sedangkan menurut Fuad Moch Fachruddin sebagaimana dikutip oleh Hendi
Suhendi berpendapat bahwa, bank menurut istilah adalah “suatu perdagangan utang
piutang, baik yang berupa uangnya sendiri maupun uang orang lain.” (Hendi
Suhendi, 2002: 277)
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan “bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
21
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” (Sutan Remi Sjahdaeni, 1999:221)
Dengan demikian, bank secara umum adalah suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan, yang menghimpun dana masyarakat kemudian
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau utang piutang.
Setelah diketahui pengertian bank secara bahasa dan istilah, berikut
pengertian bank syariah menurut Heri Sudarsono dalam Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah: “bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.” (Heri Sudarsono,
2003 : 27)
Sedangkan Muhammad menyebutkan bahwa “bank syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut
dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional
dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-qur’an dan Hadits Nabi SAW."
(Muhammad, 2005 : 1).
Menurut Rachmat Firdaus yang dimaksud dengan bank syariah atau bank
Islam adalah:
a. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
b. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-
Quran dan Hadits. (Rachmat Firdaus, 2001:226)
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 13 tentang
perbankan prinsip syariah dikemukakan sebagai berikut:
22
Prinsip syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari’ah, antara lain,
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan
prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). (Sutan
Remi Sjahdeni, 1999:251)
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai
bank tidak terlepas dari masalah keuangan.
Pada dasarnya operasi bank syariah (Bank Islam) tidak jauh berbeda dengan
bank konvensional (bank komersil/ umum) yaitu sebagai lembaga perantara. Bank
Syariah berperan sebagai lembaga perantara antara kelompok masyarakat atau unit-
unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit lain yang mengalami
kekurangan dana. Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada
pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
Sedangkan, bank berbasis bunga melaksanakan peran melalui kegiatannya
sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk
menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan. Demikian pula
bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana berdasarkan
23
kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu. Hubungan antara bank
dengan nasabahnya adalah hubungan antara kreditur dengan debitur.
Dari pernyataan di atas ditarik kesimpulan pula bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu
berkaitan dengan masalah bidang keuangan, yaitu:
a. Menghimpun dana
b. Menyalurkan dana dan
c. Memberikan jasa bank lainnya
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran bank syariah tercantum dalam pembukaan standar
akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for
Financial Institution) yang dikutip oleh Heri Sudarsono, sebagai berikut:
1. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya
maupun dana nasabah yang dipercaya kepadanya.
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat sebagai entitas
lembaga keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. (Heri Sudarsono,
2003: 39)
24
B. Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Pengertian sumber daya manusia yang dipandang secara mikro, dalam arti
lingkungan suatu unit kerja, menurut Sedamayanti (2001:27) menyatakan: SDM
adalah tenaga kerja atau pegawai didalam suatu organisasi, yang mempunyai peran
penting dalam mencapai keberhasilan
Pengertian dasar dari SDM menurut H. Malayu S.P. Hasibuan (2001:244),
berpendapat bahwa SDM adalah kemampuan keterpaduan dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu.
Menurut Veithzal Rivai, (2009:6), SDM adalah seseorang yang siap, mau
dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi.
SDM merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama dengan
unsur lainnya seperti : modal bahan mesin dan teknologi diubah melalui proses
manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang dan jasa dalam usaha mencapai
tujuan perusahaan. SDM perlu dikelola secara baik dan professional agar tercipta
keseimbangan antara kebutuhan SDM dengan tuntutan serta kemajuan bisnis
perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci sukses utama bagi perusahaan
agar dapat berkembang dan tumbuh secara produktif. Perkembangan bisnis
perusahaan sangat tergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada di
perusahaan.
SDM mencangkup keseluruhan manusia yang ada di dalam organisasi
perusahaan, yaitu mereka yang secara keseluruhan terlibat dalam aktivitas
operasionalisasi bisnis perusahaan. Aktivitas SDM meliputi: mengelola, mengatur,
25
mengurus, dan menggunakan SDM sehingga dapat berfungsi secara produktif,
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Manajemen SDM
Pengertian Manajemen SDM menurut Sedarmayanti (2005:5), MSDM
adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan
SDM oleh organisasi.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu
prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi
dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Menurut Newman dan Hodgetts, Human Resources Management (HRM)
is the process by which organizations ensure the effective use of their associates
in the pursuit of both organizational and individual goals”. yang artinya kurang
lebih seperti ini: Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang
dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa sumber
daya manusia yang ada digunakan secara efektif dalam usaha mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan serta tujuan individu.
Pengertian manajemen SDM menurut Ernie Tisnawati dan Kurniawan
Saefullah (2005:13), berpendapat bahwa MSDM adalah penerapan manajemen
berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi
bisnis yang kita jalankan dan bagaimana SDM yang terbaik tersebut dapat dipelihara
dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan
ataupun bertambah.
26
Berdasarkan buku manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan yang
disusun oleh (Veithzal Rivai, 2009:8), peran manajemen SDM dalam menjalankan
aspek SDM antara lain meliputi:
1. Melakukan analisis jabatan (menetapkan karakteristik pekerjaan masing-
masing SDM).
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon pekerja.
3. Menyeleksi calon pekerja.
4. Memberikan pengenalan dan penempatan pada karyawan baru.
5. Menetapkan upah, gaji, dan cara memberikan kompensasi.
6. Memberikan insentif dan kesejahteraan.
7. Melakukan evaluasi kerja.
8. Mengkomunikasikan, memberikan penyuluhan, menegakkan disiplin
kerja.
9. Memberikan pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
10. Membangun komitmen kerja.
11. Memberikan kesempatan kerja.
12. Memberikan jaminan kerja.
13. Menyelesaikan perselisihan perburuhan.
14. Menyelesaikan keluhan dan relationship karyawan.
Manajemen SDM merupakan sistem yang terdiri dari banyak aktivitas
interdependen (saling terkait satu sama lain). Aktivitas SDM dilibatkan secara
keseluruhan, maka aktivitas tersebut membantu sistem manajeman SDM perusahaan.
Perusahaan dan orang merupakan sistem yang terbuka karena mereka dipengaruhi
27
oleh lingkungannya. Manjemen SDM juga merupakan sistem terbuka yang
dipengaruhi oleh lingkungan luar.
C. Kualitas
1. Pengertian Kualitas
Kualitas pada dasarnya memiliki berbagai definisi, akan tetapi secara
umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu
produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh
melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan
(Continuous Improvement).
Adapun beberapa definisi lainnya tentang kualitas antara lain:
a. Deming (1986) menyatakan: The difficulty in defining quality is to
translate future needs of the user into measurable characteristics, so
that a product can be designed and turned out to give satisfaction at a
price that will user pay.
Kesulitan dalam pendefinisian kualitas adalah mentranslate atau
mengubah kebutuhan yang akan datang dari user atau pengguna
kedalam suatu karakteristik yang dapat diperlakukan , supaya sebuah
produk dapat didisain dan diubah untuk memberikan kepuasan dengan
harga yang akan dibayar oleh user atau pemakai.
b. Crosby (1979) menyatakan: Quality is conformance to requirements
or specification. Kualitas adalah kesesuaian dari permintaan atau
spesifikasi.
28
c. Juran (1974) menyatakan: Quality is fitness for use. Kualitas adalah
kelayakan atau kecocokan penggunaan.
d. Hence menyatakan: The quality of a product or service is the fitness
of that product or service for meeting its intended used as required by
the customer. Kualitas dari suatu produk atau jasa adalah kelayakan
atau kecocokan dari produk arau jasa tersebut untuk memenuhi
kegunaannya sehingga sesuai dengan yang diinginkan oleh customer.
2. Kualitas Sumber Daya Manusia
Dalam kamus J.M Echols dan Hasan Shadily, quality diartikan sebagai
mutu atau kualitas. Kualitas ini dapat ditinjau dari berbagai aspek yang meliputi
input, proses dan output. Kualitas pada prinsipnya menunjukkan adanya
perubahan dan peningkatan kepada suatu bentuk atau hal yang lebih baik menuju
pada kesempurnaan.
Perubahan dan peningkatan itu bisa dimulai dari perubahan sikap,
perilaku, ilmu dan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kemandirian.
Kualitas juga bisa dilihat dari berapa waktu yang digunakan untuk melakukan
perubahan dan perolehan hasil yang didapat dari suatu kegiatan dalam waktu
tertentu.
SDM pada hakikatnya adalah makhluk yang memiliki kemampuan dan
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan potensi akal yang
dimiliki, maka manusia bisa dididik dan mendididik.
Sedangkan menurut pendapat dari M. Dawam Raharjo dalam bukunya
yang berjudul “Intelektual, Inteligensia dan prilaku politik bangsa”, beliau
29
mengatakan bahwa yang dimaksud kualitas sumber daya manusia adalah:
“Kualitas sumber daya manusia itu tidak hanya ditentukan oleh aspek
keterampilan atau kekuatan tenaga fisiknya saja, akan tetapi juga ditentukan oleh
pendidikan atau kadar pengetahuannya, pengalaman atau kematangannya dan
sikapnya serta nilai-nilai yang dimilikinya”. Dan beliau juga mengatakan bahwa
aspek biologi juga memiliki peran dan arti penting bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Dengan pengertian yang dikemukankan di atas, maka
dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kualitas sumber daya manusia
adalah sumber daya manusia yang memenuhi kriteria kualitas fisik (kesehatan)
dan kualitas intelektual (pengetahuan dan keterampilan).
Frederick Harbisor yang dikutip oleh Todaro (1994:327) menyatakan
bahwa SDM merupakan modal dasar dari kekayaan suatu bangsa. Modal fisik
dan sumber daya alam (SDA) hanyalah merupakan faktor produksi yang bersifat
pasif, dan manusia adalah agen-agen aktif yang berusaha mengumpulkan modal
dan mengeksploitasi SDA yang tersedia semaksimal mungkin.
3. Kualitas Sumber Daya Manusia menurut Islam
Kualitas sumber daya manusia yang baik menurut pandangan Islam
adalah adanya keseimbangan antara pemahaman teori konvensional dengan
pemahaman aqidah, sehingga segala sesuatu yang dikerjakannya bernilai manfaat
dan ibadah.
Sumber daya manusia yang berkualitas menurut Ary Ginanjar Agustian
(2007) harus memiliki 7(tujuh) karakter unggul sumber daya manusia, yaitu 7
30
dasar nilai ESQ yang diambil dari Asmaul Husna sebagai bentuk pengabdian
manusia kepada Allah SWT, adapun 7 dasar nilai ESQ tersebut adalah:
1) Jujur, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah SWT,
Maha Mengamankan (Al Mukmin).
Dengan jujur, maka berbagai kotoran hati dari berbagai sifat tercela
dapat di hindari. Berdasarkan hadist Rasulullah saw ketika ditanya
tentang sebaik-baiknya manusia, Beliaupun bersabda :
) اناللس قودم القلب صومخكل م . ( رفهعن اناللس قودا صقالو . مومخا مفم
)لا إثم فيه ولا بغي ولا غل ولا حسد . هو التقي النقيث ( القلب ؟ قال
“Setiap orang yang bersih hatinya dan selalu benar/jujur lisannya.” Kemudian para sahabat berkata: “mengenai (benar/jujur lisannya) kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan bersih hatinya?” Beliaupun bersabda: “yaitu seseorang yang bertaqwa dan bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dzalim, tidak iri, dan juga tidak dengki.” (HR. Ibnu Majah no. 4216).
Dengan nilai jujur banyak manfaat yang akan diperoleh seseorang,
baik di dunia maupun di akhirat. Bagi pribadi yang bersikap jujur,
kehidupannya akan tenang karena tidak ada sesuatu yang dia
sembunyikan, dan segala sesuatu yang dikerjakannya dengan
kejujuran maka menjadi berkah baginya serta Allah ridho terhadap
apa yang dilakukannya.
2) Tanggung Jawab, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat
Allah SWT, Maha Pemanggul Amanat (Al Wakiil).
31
Nilai tanggung jawab sangatlah diperhatikan dalam Islam, hal tersebut
dapat terlihat dari salah satu hadist Rasulullah saw, beliau bersabda:
نم يلو نر مأم نيملسئا الميش رفأم همليا عداة أحابحم هلية فعناهللا لع
“Barang siapa yang menjalankan perkara muslimin tetapi dia
menyerahkannya kepada orang lain maka baginya laknat Allah.” (HR.
Ahmad juz 6 halaman 166).
Dari hadist diatas telah sangat jelas diterangkan bahwa bagi
seseorang yang tidak menyelesaikan tugas yang telah diberikan
kepadanya, maka laknat Allah tersedia baginya. Karena suatu tugas
yang telah diserahkan kepada seseorang berarti menjadi kewajibannya
hingga tugas tersebut selesai.
3) Disiplin, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah SWT,
Maha Menggenggam Kekuatan (Al Matiin).
Nilai disiplin merupakan hal yang penting dalam pembentukan
karakter yang unggul. Permasalahan kedisiplinan, tepat waktu atas
janji yang telah disepakati merupakan salah satu ciri yang seharusnya
dimiliki oleh pribadi seorang muslim. Ada 2 poin sesungguhnya yang
menjadi titik tekan, yaitu disiplin dan kesepakatan. Keduanya
merupakan adab pergaulan sesama muslim yang telah diperintahkan
oleh Allah dalam surah An-Nahl 91:
32
(#θ èù÷ρr& uρ ωôγ yè Î/ «! $# #sŒ Î) óΟ›?‰yγ≈ tã Ÿωuρ (#θàÒ à)Ζs? z≈ yϑ÷ƒ F{ $# y‰÷èt/ $ yδ ω‹Å2öθ s?
ô‰s%uρ ÞΟ çFù=yèy_ ©!$# öΝà6 ø‹ n=tæ ¸ξŠÏ�x. 4 ¨βÎ) ©!$# ÞΟn=÷ètƒ $tΒ šχθè=yè ø�s? ∩⊇∪
91. Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kaum Muslimin untuk
menepati perjanjian serta berusaha untuk disiplin dan komitmen untuk
memenuhinya. Dalam tafsir jalalain dijelaskan bahwa dalam ayat ini,
semua ikatan perjanjian yang dibuat dengan kehendak sendiri wajib
dipenuhi baik perjanjian itu dengan sesama muslim ataupun terhadap
orang diluar Islam. Karena Allah telah ditempatkan menjadi saksi
ketika akad janji itu diikrarkan. Huruf lam dalam “wa laa tanqudhu”
merupakan laa nahiy yang berarti larangan. Maka Allah akan
memberikan pahala terhadap orang yang menepati janji, dan
membalas dengan azab bagi mereka yang mengkhianati janji yang
telah diucapkan. Karena sesungguhnya Allah lah yang menilai siapa
yang berusaha memenuhi janji dan siapa yang tidak.
Bahkan Allah menegaskan dalam Surah Al-Maidah ayat 1:
$ yγ •ƒ r'‾≈ tƒ šÏ% ©!$# (# þθãΨtΒ#u (#θ èù÷ρr& ÏŠθ à)ãè ø9 $$ Î/ … ∩⊇∪
1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[388]….
[388] Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.
33
Kata Aufu bil’ukud adalah fi’il amr yaitu kata kerja perintah. Dan
ayat ini ditujukan terhadap orang-orang yang beriman. Yang
diperintahkan untuk memenuhi janji terhadap Allah dan disiplin
terhadap janji dalam pergaulan antar manusia.
4) Kerjasama, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah
SWT, Maha Penghimpun (Al Jaami’)
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda:
نع ى أبي أبيهوسن مع بيلى الناهللا ص ليعه ـلمسقـال و نمـؤن الممـؤلمل انينكالب دشي هضعا بضعب ثم كبش نـيب هـابعكـان أصو بـيـلى الناهللا ص
هليع لمسا وسالاء إذ جل ججأل رسي أو ـبطال ـةاجح ) ـبـة طالاجح ( نبيـه لسـان علـى اهللا ولـيقض فلتـؤجروا اشفعوا فقال بوجهه يناعل أقبل
شاء ما“Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.
Dijelaskan pula didalam Al-qur’an bahwa kita harus saling tolong-
menolong didalam kebaikan (QS. Al-Maidah: 2) :
(#θ çΡuρ$ yè s?uρ… ’ n?tã Îh� É9 ø9$# 3“uθ ø) −G9$# uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yè s? ’ n?tã ÉΟ øOM} $# Èβ≡uρ ô‰ ãè ø9$# uρ 4 (#θ à) ¨?$# uρ ©!$# ( ¨βÎ) ©!$# ߉ƒ ω x© É>$ s) Ïè ø9$# ∩⊄∪
(2)… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
34
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.
Dari hadist serta ayat Al-qur’an diatas sangat jelas disampaikan
bahwa kita sebagai seorang muslim harus saling tolong-menolong
kepada sesama, akan tetapi Allah pun memperingatkan kepada kita
agar saling tolong-menolong hanya di dalam kebajikan. Sebagai
makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain
dalam kehidupannya, karena sifat dasar dari manusia yang tidak bisa
hidup sendiri, begitupun didalam pekerjaan. Suatu perusahaan
merupakan suatu organisasi yang didalamnya terdapat beberapa orang
yang saling bekerjasama agar tujuan dari perusahaan tersebut dapat
tercapai.
5) Adil, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah SWT,
Maha Adil (Al Adl).
Dalil dasar nilai adil, yaitu surat An-Nahl ayat 90 :
* ¨βÎ) ©!$# ã�ãΒ ù'tƒ ÉΑô‰ yè ø9$$ Î/ Ç≈ |¡ ôm M} $# uρ Ç›!$ tGƒ Î) uρ “ÏŒ 4†n1 ö� à) ø9$# 4‘ sS÷Ζ tƒuρ Çtã
Ï !$ t± ós x� ø9$# Ì�x6Ψßϑ ø9$# uρ Äøöt7ø9$# uρ 4 öΝ ä3 Ýà Ïè tƒ öΝà6 ‾= yès9 šχρã� ©.x‹s? ∩⊃∪
(90) Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS.
An-Nahl: 90)
35
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
kepada hamba-Nya untuk berlaku adil agar memperoleh manfaat atas
apa yang telah dikerjakannya.
Sikap adil sangat penting dalam membentuk karakter yang unggul,
karena dengan keadilan maka tidak ada pihak yang merasa didzalimi
ataupun dirugikan atas suatu perbuatan maupun keputusan yang di
ambil. Adapun pengertian dari adil itu sendiri adalah dapat
meletakkan suatu pada tempatnya, misalnya dalam menetapkan
hukum, yang salah disalahkan dan yang benar dibenarkan, dengan
tidak membedakan orang yang diadili, sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan memperoleh haknya masing-masing.
6) Visioner, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah SWT,
Maha Akhir (Al Aakhir).
Maksud dari nilai visioner adalah, untuk memperoleh pribadi yang
berkarakter unggul, maka pribadi tersebut harus mempersiapkan
segala kemungkinan yang akan terjadi, dan didalam Islam salah
satunya percaya terhadap hari akhir, maksudnya pribadi tersebut harus
mempersiapkan bekal di akhirat nanti karena keyakinannya terhadap
hari akhir yang pasti akan datang (Al-luqman : 33) :
$ pκš‰ r'‾≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9$# (#θ à) ®?$# öΝ ä3 −/u‘ (# öθ t± ÷z$# uρ $ YΒ öθ tƒ āω ” Ì“ øgs† ì$ Î!# uρ tã Íν ω s9uρ Ÿωuρ
îŠθ ä9öθ tΒ uθ èδ A—% y tã Íν Ï$ Î!# uρ $ º↔ø‹ x© 4 āχ Î) y‰ ôã uρ «!$# A, ym ( Ÿξ sù ãΝ à6‾Ρ§� äó s?
äο 4θ u‹ys ø9$# $ u‹÷Ρ‘‰9$# Ÿωuρ Ν à6‾Ρ§� äó tƒ «!$$ Î/ â‘ρ ã� tó ø9$# ∩⊂⊂∪
36
33. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (QS. Al-Luqman : 33)
Pribadi yang memiliki sikap visioner berarti pribadi tersebut
memiliki cita-cita yang tinggi serta selalu berjuang agar dapat
memperoleh cita-citanya tersebut. Selain itu, pribadi tersebut juga
memiliki keberanian untuk melangkah kedepan, selalu bekerja keras
dan tidak mudah putus asa, serta memiliki pemikiran yang terbuka,
dan percaya terhadap hari akhir merupakan salah satu hal yang
dipahami oleh orang-orang yang memiliki sikap visioner, karena
untuk menghadapi hari akhir mereka harus memiliki persiapan agar
tidak menyesal dikemudian hari.
7) Peduli, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah SWT,
Maha Mendengar (As Sami’) dan Maha Melihat (Al Bashir), seperti
didalam Al-qur’an pun di perintahkan kepada orang beriman agar
saling mengingatkan didalam kebaikan, yaitu:
Î� óÇyè ø9$# uρ ∩⊇∪ ¨βÎ) z≈ |¡Σ M} $# ’ Å∀s9 A� ô£ äz ∩⊄∪ āωÎ) t Ï% ©!$# (#θãΖ tΒ# u (#θ è= Ïϑ tã uρ
ÏM≈ ys Î=≈ ¢Á9$# (#öθ |¹# uθ s? uρ Èd, ys ø9$$ Î/ (#öθ |¹# uθ s?uρ Î� ö9 ¢Á9$$ Î/ ∩⊂∪
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”
37
(QS. Al-’Ashr: 1-3)
Kepedulian antara sesama muslim sangatlah penting, karena
muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah saudara.
Mengingatkan seseorang dalam hal kebajikan merupakan hal yang
diperintahkan oleh Allah yang terdapat didalam Al-qur’an. Terkadang
seseorang membutuhkan pendapat maupun masukan saran dari orang
lain, agar tidak salah dalam mengambil keputusan dan disinilah
manfaat dari sikap peduli yang harus dimiliki. Dengan kepedulian
pula seseorang dapat dihargai oleh orang lain.
D. Pelayanan
1. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1998), kualitas pelayanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain,
ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu expected
service dan percevide service (Parasuraman, et al.,1985). Apabila jasa yang
diterima atau dirasakan (perceved service) sesuai dengan jasa yang diharapkan,
maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai
kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika pelayanan yang diterima lebih rendah
daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan
38
demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten (M. N.
Nasution, 2003 : 47)
2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Ada lima dimensi kualitas pelayanan yang dirangkum oleh Parasuraman
(1998, Dikutip oleh Rambat Lupiyoadi, 2001 : 148), kelima dimensi kualitas
pelayanan tersebut diantaranya :
a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keaadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung,
gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang
dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
b. Realiability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan
tanpa kesalahan, sikap simpatik, dengan akurasi yang tinggi.
c. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan
tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
39
Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang
jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan
santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.
Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi
(communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),
kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus yang bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
3. Prinsip Kualitas Pelayanan
Untuk menciptakan suatu gaya manajemen dan lingkungan yang kondusif
bagi perusahaan jasa untuk memperbaiki kualitas, perusahaan harus mampu
memenuhi enam prinsip utama yang berlaku baik bagi perusahaan manufaktur
maupun perusahaan jasa. Keenam prinsip tersebut sangat bermanfaat dalam
membentuk dan mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan
perbaikan kualitas secara terus-menerus dengan didukung oleh pemasok,
karyawan, dan pelanggan. Enam prinsip pokok tersebut meliputi hal berikut
40
(Wolkins dalam Scheuing dan Cristhiper, 1993; dikutip oleh M. N. Nasution,
2004: 60 – 61):
a. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan
komitmen dari manajemen puncak. Manajemen puncak harus
memimpin perusahaan untuk meningkatkan kinerja kualitasnya.
Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, maka usaha
untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap
perusahaan.
b. Pendidikan
Seluruh personil perusahaan dari manajer puncak sampai
karyawan oprasional, harus memperoleh pendidikan mengenai
kulaitas. Aspek-aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam
pendidikan tersebut meliputi konsep kualitas sebagai strategi bisnis,
alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan peranan eksekutif
dalam implementasi strategi kualitas.
c. Perencanaan
Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan
tujuan kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan
untuk mencapai visinya.
d. Review
Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif
bagi manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini
41
merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang
konstan dan terus-menerus untuk mencapai tujuan kualitas.
e. Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh
proses komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan
dengan karyawan, pelanggan dan stakeholder perusahaan lainnya.
f. Penghargaan dan pengakuan
Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting
dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang
berprestasi baik perlu diberi penghargaan dan prestasinya tersebut
diakui. Dengan demikian dapat meningkatkan motivasi, moral kerja,
rasa bangga, dan rasa kepemilikan setiap orang dalam organisasi,
yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi
perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.
4. Faktor Penyebab Kualitas Pelayanan yang Buruk
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas suatu jasa menjadi buruk
(Fandy, 2001 : 85) yang meliputi hal berikut ini.
a. Produksi dan konsumsi terjadi secara simultan.
Salah satu karakteristik jasa adalah inseparability, artinya jasa
diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Ini berarti,
dalam memberikan jasa dibutuhkan kehadiran dan partisipasi
pelanggan. Akibatnya timbul permasalahan sehubungan dengan
interaksi produsen dan konsumen jasa. Beberapa kekurangan yang
42
mungkin ada pada karyawan dapat memberi pengaruh terhadap
persepsi pelanggan pada kualitas jasa.
b. Intensitas tenaga kerja yang tinggi
Keterlibatan karyawan yang intensif dalam penyampaian jasa dapat
menimbulkan masalah pada kualitas, yaitu tingkat variabilitas yang
tinggi.
c. Dukungan pada pelanggan internal kurang memadai
Karyawan front-line merupakan ujung tombak dari sistem
penyampaian jasa. Supaya mereka dapat memberikan jasa yang
efektif, diperlukan mendapat dukungan dari fungsi-fungsi utama
manajemen (operasi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya
manusia). Dukungan tersebut bisa berupa peralatan kerja, pakaian
seragam, pelatihan, dan informasi prosedur kerja.
d. Kesenjangan Komunikasi
Tidak dapat dipungkiri, bahwa komunikasi merupakan faktor yang
sangat esensial dalam kontak dengan pelanggan. Bila terjadi
kesenjangan komunikasi, maka akan timbul penialaian atas persepsi
negative pada kualitas jasa.
e. Melayani semua pelanggan dengan cara yang sama
Pelanggan adalah manusia yang bersifat unik, karena mereka
memiliki perasaan dan emosi. Dalam interaksi dengan pemberi jasa,
tidak semua pelanggan bersedia menerima pelayanan yang seragam.
43
Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan agar memahami
perasaan pelanggan dengan pelayanan kepada mereka.
f. Perluasan atau pengembangan jasa secara berlebihan
Di satu sisi, memperkenalkan jasa baru yang telah dikembangkan
dapat meningkatkan peluang pasar dan menghindari terjadinya
pelayanan yang buruk. Akan tetapi jika terlampau banyak
menawarkan jasa baru yang diperbaiki, maka hasil yang diperoleh
tidak selalu optimal, bahkan kemungkinan timbul permasalahan pada
standar kualitas jasa.
g. Visi bisnis jangka pendek.
Visi jangka pendek, seperti pencapaian target penjualan dan laba
tahunan, penghematan biaya, peningkatan produktivitas tahunan, dan
lain-lain bisa merusak kualitas yang sedang dibentuk untuk jangka
panjang. Sebagai contoh kebijakan suatu bank untuk menekan biaya
dengan mangurangi jumlah teller menyebabkan makin panjang jumlah
antrian di bank tersebut.
5. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Meningkatkan kualitas jasa tidaklah mudah, karena banyak faktor yang
perlu dipertimbangkan. Upaya tersebut juga berdampak luas, yaitu terhadap
budaya organisasi secara keseluruhan. Di antara berbagai faktor yang perlu
mendapat perhatian adalah mengidentifikasi determinan utama kualitas jasa,
mendidik konsumen tentang jasa, mengembangkan budaya kualitas, menciptakan
44
automating quality, menindaklanjuti jasa, dan mengembangkan sistem informasi
kualitas jasa. (Fandy, 2001:88)
a. Mengidentifikasi determinan utama kualitas jasa
Setiap perusahaan jasa berupaya memberikan kualitas yang terbaik
pada pelangganya. Untuk itu, dibutuhkan identifikasi determinan
utama kualitas jasa dari sudut pandang pelanggan. Langkah pertama
yang dilakukan adalah riset kepuasan pelanggan, langkah berikutnya
adalah memperkirakan penilaian yang diberikan pelanggan pada
perusahaan dan pesaing berdasarkan determinan tersebut. Dengan
demikian, dapat diketahui posisi relatif perusahaan di mata pelanggan
di bandingkan para pesaing, sehingga perusahaan dapat memfokuskan
upaya peningkatan kualitasnya pada determina tersebut.
b. Mengelola harapan pelanggan
Tidak jarang suatu perusahaan melebih-lebihkan pesan
komunikasinya kepada pelanggan agar mereka terpikat. Hal seperti ini
malah menjadi bumerang bagi perusahaan. Makin banyak janji yang
diberikan, makin besar pula harapan pelanggan yang bahkan tidak
menjadi realistik, yang pada gilirannya akan menambah makin
sulitnya memenuhi harapan pelanggan.
c. Mengelola bukti kualitas jasa
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi
pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh karena jasa
45
merupakan kinerja dan tidak dapat dilihat/dipegang, maka pelanggan
cenderung memperhatikan fakta tangibles yang berkaitan dengan jasa
sebagai bukti kualitas.
d. Mendidik konsumen
Membantu pelanggan dalam memahami suatu jasa merupakan upaya
yang sangat positif dalam menyampaikan kualitas jasa. Pelanggan
yang lebih terdidik akan dapat mengambil keputusan secara lebih
baik. Oleh karenanya, kepuasan mereka dapat tercipta lebih tinggi.
e. Mengembangkan budaya kualitas
Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan
lingkungan yang kondusif bagi penyempurnaan kualitas secara terus-
menerus. Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap,
norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapan meningkatkan kualitas.
Agar dapat tercipta budaya kualitas yang baik, dibutuhkan komitmen
menyeluruh dari anggota organisasi.
f. Menciptakan automating quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas kualitas jasa yang
disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki.
Meskipun demikian, sebelum memutuskan akan melakukan
otomatisasi, perusahaan perlu melakukan riset secara seksama untuk
menentukan bagian yang membutuhkan sentuhan manusia dan bagian
yang memerlukan otomatisasi. Harus dihindari adanya otomatisasi
yang mencangkup keseluruhan jasa.
46
g. Menindaklanjuti jasa
Menindaklanjuti jasa dapat memisahkan aspek-aspek jasa yang perlu
diperbaiki. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk menghubungi
sebagian atau semua pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan
dan persepsi mereka pada jasa yang diberikan. Perusahaan dapat pula
memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk berkomunikasi, baik
menyangkut kebutuhan maupun keluhan mereka.
h. Mengembangkan sistem informasi kualitas jasa
Sistem informasi kualitas jasa merupakan suatu sistem yang
menggunakan berbagai macam pendekatan riset secara sistematis
untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi guna
mendukung pengambilan keputusan. Pengembangan sistem informasi
kualitas tidak hanya terbatas pada perusahaan besar. Mendengarkan
suara pelanggan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan
perusahaan. Untuk memahami suara pelanggan dibutuhkan riset
mengenai harapan dan persepsi pelanggan. Melalui riset ini akan
diketahui kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dari sudut pandang
pelanggan.
47
BAB III
OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
1. Profil Bank Syariah Mandiri
Pada tahun 1997-1999 PT. Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara
dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai
cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih
konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada
tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank
syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri
(Persero).
PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya
dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah,
sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit
syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank
Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah dan kembali diubah menjadi PT
Bank Syariah Mandiri.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan
hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah
48
Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT
Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang
pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan
idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni
antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keunggulan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai alternatif jasa perbankan di
Indonesia.
BSM tumbuh dan terus berkembang setiap waktunya. Kinerja tersebut
terlihat dari salah satu bentuk pengakuan lembaga independen yaitu pergerakan
rating BSM. Pada tahun 2004, rating BSM dilakukan oleh Pefindo, masih BBB
(triple B). Tahun 2011 ini, rating BSM dilakukan oleh Fitch Ratings telah
bergerak menjadi AA (idn). Peningkatan rating yang terus menerus dalam delapan
tahun adalah sebuah berkah.
Pengakuan lain dapat dilihat dari penghargaan yang diperoleh BSM. Pada
tahun 2005, BSM memperoleh lima (5) penghargaan. Jumlah penghargaan yang
diperoleh BSM dari lembaga independen, lokal dan internasional terus bertambah
hingga mencapai 21 per September 2011. Di antara bentuk penghargaan
internasional, adalah:
1. The Best Islamic Bank (Indonesia) dari Asiamoney,
2. The Best Islamic Bank (Indonesia) dari The Asset
3. The Best Islamic Retail Bank (Indonesia) dari The Asset
4. The Best Islamic Trade Finance Bank (Indonesia) dari The Asset
49
5. The Best Deals of The Year 2011 (Indonesia) dari The Asset
6. The Best Deals of The Year 2011 (Indonesia), Redmoney
Dari dalam negeri, BSM baru saja memperoleh Annual Report Award
(ARA) 2011. BSM meraih peringkat pertama ARA 2011 untuk kategori
Perusahaan Keuangan, Swasta, non-Publik. BSM bangga meraih peringkat
pertama ARA karena dua alasan. Yang pertama, penyelenggaraan dan kriteria
penilaian. ARA 2011 digelar oleh sedikitnya tujuh lembaga yakni Bank Indonesia,
Departemen Keuangan, Dirjen Pajak, Kementerian BUMN, Bursa Efek Indonesia,
Bapepam LK, IAI dan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Dasar
penilaian ARA adalah aspek good corporate governance, transparansi, atau
akuntabilitas. Yang kedua, aspek result. Salah satu hadiah bagi pemenang ARA
2011 adalah pembebasan pemeriksaan pajak untuk tahun buku 2010.
BSM berterimakasih kepada lembaga independen atas seluruh
pengakuannya. Penghargaan tersebut tentu tak lepas dari kinerja keuangan BSM
yang terus membaik dari tahun-ke tahun. Indikator keuangan dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Indikator Keuangan Bank Syariah Mandiri
Tahun 1999 September 2011 1. Asset Rp. 450 miliar Rp. 43, 51 triliun 2. Dana Pihak Ketiga Rp. 50 juta Rp. 32, 89 triliun 3. Pembiayaan Rp. 50 miliar Rp. 34, 41 triliun 4. Jaringan 8 outlet 603 outlet
Pertumbuhan BSM selama 12 tahun, dihitung secara compounded annual
growth rate (CAGR) di atas rerata industri perbankan konvensional dan juga di
atas rerata industri perbankan syariah. Dari sisi aset, BSM tumbuh 48,37% per
50
tahun jauh di atas pertumbuhan perbankan konvensional yang tumbuh 10,93% per
tahun dan industri perbankan syariah yang tumbuh 47,98 persen per tahun. Dari
sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pertumbuhan BSM 64,98% jauh lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan konvensional yang 12,25% dan DPK
industri perbankan syariah yang tumbuh 52,60% per tahun. Dari sisi pembiayaan
BSM tumbuh rata-rata 54,33% per tahun, sementara pembiayaan industri
perbankan konvensional tumbuh 19,74% per tahun dan pembiayaan industri
perbankan syariah 48,82% per tahun.
Manajemen dan insan BSM tak boleh berpuas diri atas kinerja tersebut.
BSM adalah perbankan yang mengusung nama syariah. Karena misi syariah
adalah menyejahterakan umat, maka BSM sebagai lembaga intermediasi
menanamkan tujuan mulia bahwa seluruh kinerja BSM ditujukan untuk
menyejahterakan umat. Inilah jalan dakwah yang harus ditempuh, sajadah panjang
perkhikmadan insan BSM untuk perekonomian bangsa Indonesia.
Sebagai perwujudan misi menyejahterakan umat, BSM fokus pada
segmen mikro, kecil dan menengah (UMKM). Segmen ini menyerap tenaga kerja
paling tinggi. Dengan jumlah sekitar 47 juta unit, sektor UMKM menyerap tenaga
kerja di atas seratus juta orang. Jika perekonomian pelaku UMKM terangkat,
mereka bisa mengirim anak-anaknya ke pendidikan yang lebih baik. Pendidikan
yang lebih baik membuka peluang ekonomi yang lebih baik. Itulah lompatan
kehidupan. Per September 2011, pembiayaan segmen UMKM BSM mencapai
72,40% dan hanya 27,60% yang disalurkan ke segmen korporasi.
51
Fokus pada kegiatan meningkatkan kesejahteraan umat adalah bagian dari
perwujudan pemaknaan syariah secara universal. Makna itu lebih luas
dibandingkan syariah partikular yang merujuk pada ketentuan fiqh sehingga lebih
banyak bicara pada aspek legal formal seperti halal dan haram. Bentuk akhir
kegiatan syariah partikular adalah kegiatan yang hanya terbatas pada anti riba,
maysir, gharar. Itu penting, namun ada hal yang lebih penting dalam rangka
mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Pada tahun 2010, tepatnya pada tanggal 24 Agustus 2010 PT Bank Syariah
Mandiri membuka salah satu cabangnya di kabupaten Balaraja kota Tangerang.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Balaraja berada dibawah
pengawasan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang (KC) Tangerang. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Balaraja hadir untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Balaraja yang bertempat di Komp. Ruko Indah Mas No. 1,
Jalan Raya Serang KM. 24. Pada awal pembukaan Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja jumlah seluruh karyawan adalah 14 orang. Adapun struktur awal
organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja terdiri dari seorang Kepala
Cabang Pembantu yaitu Basri Sofyan, seorang Pejabat sementara Operational
Officer dan merangkap sebagai Head Teller yaitu Syukri Amba, seorang
Pelaksana Back Office dan merangkap sebagai Pelaksana SDI, Pelaksana Trade
Service, Pelaksana Administrasi Pembiayaan, Pelaksana Domestik Kliring, serta
Pelaksana GA/Logistik oleh Rusmawa, seorang Pelaksana Marketing Support
yang merangkap sebagai Account Officer yaitu Jamal Irfani, seorang Pelaksana
Marketing Mikro yaitu Haryanto, dua orang pada Teller yaitu M. Shodaqoh dan
52
Meilisya Ayu, dua orang pada Customer Service yaitu Romy dan Amalia
Febrianti, dua orang Security yaitu Aldy Mesah dan Fadly kurniawan, seorang
Messenger yaitu Aryanto, seorang Office Boy yaitu Dede Suhendri dan seorang
Driver yaitu Eman Sa’ban.
2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan Bank Syariah Mandiri
a. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
b. Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
c. Nilai-nilai Perusahaan
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak
pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati
bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang
disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah
Mandiri disingkat “ETHIC”.
53
1) Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinambungan.
2) Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3) Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
4) Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
5) Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan.
3. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri
a. Produk Pendanaan
1) Tabungan BSM
2) Tabungan Berencana BSM
3) Tabungan Simpatik BSM
4) Tabungan Mabrur BSM
5) Tabungan BSM Dollar
6) Tabungan BSM Investa Cendikia (TIC)
7) Tabungan Kurban BSM.
8) Deposito BSM
54
9) Deposito BSM Valas
10) Giro BSM
11) Giro BSM Valas
12) Giro BSM Singapore Dollar
13) Giro BSM Euro
14) Obligasi Bank Syariah Mandiri.
15) Tabungan Perusahaan
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Mudharabah BSM
2) Pembiayaan Musyarakah BSM
3) Pembiayaan Murabahah BSM.
4) Pembiayaan Talangan Haji BSM
5) Pembiayaan Istishna (pemesanan/indent) BSM
6) Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamlik)
7) Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
8) BSM Customer Network Financing
9) Pembiayaan Resi Gudang BSM
10) PKPA (Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para
Anggotanya)
11) Pembiayaan Edukasi BSM
12) BSM Implan
13) Pembiayaan Dana Berputar
14) Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM)
55
15) Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM Optima)
16) Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah Bersubsidi
17) Pembiayaan Umroh
18) Pembiayaan Griya BSM DP 0%.
19) Pembiayaan dengan Agunan Investasi Terikat Syariah Mandiri
20) Pembiayaan Kepada Pensiunan
21) Pembiayaan Peralatan Kedokteran.
c. Produk Jasa
1) BSM Card
2) Sentra Bayar BSM
3) BSM Mobile Banking
4) BSM Net Banking.
5) BSM Mobile Banking GPRS.
6) PPBA (Pembayaran melalui menu PemindahBukuan di ATM)
7) BSM Pooling Fund (Cash Management)
8) Pertukaran Valas BSM
9) Bank Garansi BS.
10) BSM Elektronic Payrol
11) SKBDN BSM
12) BSM Letter of Credit.
13) BSM SUHC (Saudi Umrah dan Haj Card)
14) Transfer BSM Western Union
15) Kliring BSM
56
16) Inkaso BSM
17) BSM Intercity Clearing
18) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
19) Transfer Dalam Kota (LLG)
20) Transfer Valas BSM
Transfer valas terdiri dari:
i. Transfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke
nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri.
ii. Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain baik
dalam maupun luar negeri ke nasabah BSM.
21) Transfer DUIT
22) Pajak Online BSM
23) Pajak Impor BSM
24) Referensi Bank BSM
25) BSM Standing Order
26) BSM Autosave
27) Reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang
28) Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syariah (MITRA Syariah)
29) Bancassurance BSM.
Bancassurance BSM adalah kerjasama antara bank dan perusahaan
asuransi dalam memasarkan produk bank dan asuransi atau produk
asuransi pada kantor layanan bank. Untuk saat ini produk
bancassurance terdiri dari 2 produk, yakni:
57
i. Syariah Medika Plus
Syariah Medika Plus adalah produk asuransi jiwa yang
memberikan manfaat berupa santunan rawat inap dan santunan
tunai kepada nasabah BSM.
ii. Syariah Investa Link
Syariah Investa Link adalah produk investasi berbasis syariah yang
dilengkapi dengan perlindungan asuransi dengan manfaat hingga
80% dari premi tahunan.
30) Layanan Penerimaan Pembayaran Premi Asuransi Takaful
31) BSM Sistem Pembayaran Off Line.
4. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan Pada Bank syariah
Mandiri KCP Balaraja Tangerang
Adapun struktur organisasi yang ada di Bank Syariah Mandiri saat ini
adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris dan Senior Advisor Dewan Komisaris
1) Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen
Achmad Marzuki
2) Komisaris Independen
Abdillah
3) Komisaris Independen
Ramzi A. Zuhdi
4) Komisaris
Lilis Kurniasih
58
5) Komisaris
Tardi
b. Dewan Pengawas Syariah
1) Ketua
Prof. K.H. Ali Yafie
2) Anggota
Drs. H. Mohamad Hidayat, MBH.,MH.
3) Anggota
DR. M. Syafi’i Antonio, M.Ec.
c. Direksi dan Kepala Direktorat
1) Direktur Utama
Yuslam Fauzi
2) Direktur
Hanawijaya
3) Direktur
Amran Nasution
4) Direktur
Zainal Fanani
5) Direktur
Ahmad Syamsudin
6) Direktur
Sugiharto.
59
d. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Balaraja
Adapun struktur organisasi yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang
Pembantu Balaraja saat ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Balaraja
1) Nama Pegawai dan Jabatannya
a) Kepala Cabang Pembantu : Basri Sofyan
b) Pj Operasional Officer : Syukri Amba
c) Customer Service Representatif : Shella Nurwinda
d) Teller : Ahmad Sodaqoh
e) Back Office : Rusmawa
f) Pelaksana Marketing Support : - Jamal Irfani
- Nurul Hayat
g) Pelaksana Marketing Mikro : - Haryadi
60
- Ade
- Abdullah
h) Driver : Eman Sa’ban
i) Messenger : Aryanto
j) Office Boy : Dede Suhendri
k) Security : - Riyanto
- Aldi
e. Uraian Jabatan
Berdasarkan struktur organisasi di atas terdapat uraian jabatan sebagai
berikut:
1) Kepala Cabang Pembantu (Kacapem)
Seorang Kacapem membawahi seluruh bagian yang terdapat dalam
struktur organisasi perusahaan Cabang Pembantu (Capem). Akan tetapi
terdapat empat bagian yang langsung dibawahi olehnya, yaitu bagian Pj.
Operational Officer, bagian Account Officer, bagian Officer Gadai dan
Kepala Warung Mikro. Dengan empat bagian dibawahnya, Kacapem dapat
mengontrol secara mudah dan efisien bagaimana berjalannya standar
operasional perusahaan yang telah ditetapkan untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas kinerja Capem.
2) Pj. Operasional Officer (OO)
Seorang Pj. Operasional Officer (OO) bertanggung terhadap tiga bagian di
bawahnya, yaitu bagian Back Oficce, bagian Customer Service, dan bagian
Teller. Dimana seorang Operasional Officer harus memastikan jalannya
61
SOP yang telah ditetapkan agar jasa pelayanan yang diberikan bisa secara
optimal. Selain itu seorang Pj. Oo juga harus memastikan semua kegiatan
administrasi dan pelaporan transaksi dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku (internal dan eksternal), serta memastikan penyediaan dan
pengolahan data laporan dilakukan secara akurat dan tepat waktu.
3) Pelaksana Back Office (BO)
Seorang pelaksana BO pada capem Balaraja, membawahi empat bagian,
yaitu bagian driver, messenger, office boy, dan security. Seorang BO juga
memiliki tanggung jawab sebagai pelaksana SDI (Sumber Daya Insani),
dimana salah satu tugas intinya adalah memastikan kualitas SDI dalam
perusahaan, selain itu membuat proofing atas tiket-tiket KRR yang berada
dalam pengelolaannya, seperti: tiket KRR Pajak, KRR Tunjangan Hari
Raya, BDD Porsekot Gaji (jika ada), dan berbagai bentuk kontinjensi
lainnya yang berhubungan dengan personalia setiap akhir bulan atau akhir
periode. Adapun tugas lain seorang BO adalah sebagai pelaksana Trade
Service, Pelaksana Administrasi Pembiayaan, Pelaksana Domestik dan
Kliring, dan Pelaksana GA/Logistik.
4) Customer Service Representatif (CSR)
Seorang CSR bertanggung jawab terhadap citra pertama perusahaan di
mata nasabah, karena CSR merupakan bagian dari frontliner yang
berhubungan langsung dengan nasabah. Seorang CSR harus memahami
secara penuh akan produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah, serta
membantu nasabah dalam menyelesaikan keluhannya.
62
5) Teller
Seorang Teller secara umum memiliki tanggung jawab untuk melakukan
transaksi sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan, yaitu
melayani penyetoran/penarikan tunai maupun non tunai dengan benar dan
cepat sesuai dengan wewenangnya.
6) Account Officer (AO)
Seorang AO membawahi secara langsung bagian pelaksana Marketing
Support, selain bertanggung jawab untuk membantu Kepala Cabang
Pembantu dalam menyusun Rencana Kerja (RKAP) Tahunan Bidang
Pemasaran baik pembiayaan, pendanaan, maupun jasa-jasa bank,
melaksanakan strategi pemasaran produk Bank, melakukan
survei/pengamatan langsung terhadap kondisi/potensi bisnis daerah serta
membuat perencanaan solisitasi nasabah maupun investor, untuk
memperoleh nasabah/investor yang baik.
7) Pelaksana Marketing Support (PMS)
Seorang Pelaksana Marketing Support bertanggung jawab melaksanakan
strategi marketing produk Bank guna mencapai volume/sasaran yang telah
ditetapkan dengan melakukan survei/pengamat an secara langsung
terhadap kondisi/potensi bisnis daerah serta melayani permohonan
pembiayaan nasabah, baik baru maupun perpanjangan dan memberikan
informasi kepada nasabah mengenai persyaratan pembiayaan yang harus
dipenuhi sehubungan dengan permohonan pembiayaan nasabah tersebut
63
dan memeriksa kebenaran atas kelengkapan berkas permohonan
pembiayaan nasabah.
8) Messenger
Seorang messenger bertanggung jawab melaksanakan tugas ekspedisi
Capem, menjaga kebersihan dan keamanan sepeda motor operasional
Capem, membantu tugas pengarsipan korespondensi Capem, membantu
tugas kegiatan operasional harian Capem, setiap unit kerja khususnya unit
kerja yang ditempati seperti tugas fotocopy, pencarian file/data/barang,
pembelian barang dan tugas lainnya.
9) Office Boy
Seorang Office Boy bertanggung jawab memberikan pelayanan konsumsi
karyawan Capem, menjaga kebersihan dan keamanan ruang kerja dan
gudang pada Cabang, peralatan dan barang-barang konsumsi.
10) Driver
Seorang Driver bertanggung jawab melaksanakan tugas trasportasi Capem
dan menjaga kebersihan dan keamanan mobil operasional Capem.
5. Standar Pelayanan Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu
Balaraja Tangerang
Dalam upaya mewujudkan Pelayanan Prima (Service Excellence) di
seluruh cabang Bank Syariah Mandiri, diperlukan adanya standar pelayanan yang
lebih detail agar setiap individu memiliki persepsi yang sama tentang cara
melayani dan dapat mengimplementasikannya dengan lebih mudah dan seragam.
Standarisasi ini dimaksudkan agar dapat memberikan arahan dan sebagai dasar
64
dalam mengaplikasikan Pelayanan Prima dalam tugas sehari-hari guna
meningkatkan kepuasan nasabah, agar nasabah memiliki pengalaman pelayanan
yang sama di setiap kantor Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia termasuk
di Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang, agar nasabah senantiasa
terpuaskan dalam berinteraksi dengan Bank Syariah Mandiri dan kemudian
menetapkan Bank Syariah Mandiri sebagai bank pilihan mitra usaha, serta untuk
meningkatkan loyalitas nasabah dan citra perusahaan melalui peningkatan kualitas
layanan.
Untuk memastikan semua standar layanan dapat dipenuhi oleh setiap
karyawan, maka terdapat bagian di Bank Syariah Mandiri untuk terus
memonitoring sistem pelayanan yang dilakukan secara berkelanjutan. Bagian
tersebut bernama Service Quality Management, selanjutnya disingkat SQM adalah
unit kerja di kantor pusat yang mendukung proses pelayanan cabang dan unit
kerja, baik terhadap pihak eksternal maupun internal, serta memantau
pemeliharaan pelayanan secara berkesinambungan, yang bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan nasabah dan citra perusahaan. Selanjutnya untuk
mendukung proses penerapan standar layanan di kantor cabang, kantor cabang
pembantu dan kantor kas dibawah koordinasi cabang yang bersangkutan untuk
meningkatkan kepuasan nasabah dan citra perusahaan maka Bank Syariah
Mandiri menerapkan system Service Quality Assurance, selanjutnya disingkat
SQA. Untuk mengetahui apakah proses pelayanan berjalan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan maka Bank Syariah Mandiri melakukan Mystery Shopping
Program, dimana petugas dari unit SQM datang ke kantor cabang atau cabang
65
pembantu dan melakukan transaksi seperti nasabah pada umumnya tanpa
sepengetahuan dari kantor cabang maupun cabang pembantu tersebut.
Untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja Tangerang terhadap nasabanya, maka atasan melakukan proses
pembelajaran secara berkelanjutan kepada anaka buahnya yang antara lain
meliputi proses: keteladanana, penjelasan, instruksi, perbaikan serta penghargaan,
dan proses tersebut disebut coaching.
a. Prosedur Pelayanan
Pada prinsipnya pelayanan harus diberikan oleh semua unsur yang terlibat.
Semua harus mau dan mampu memberikan pelayanan yang kualitasnya sama.
Masing-masing harus saling mendukung, sehingga pelayanan yang diberikan
dalam rangka memberikan kepuasan kepada nasabah dapat optimal, dalam hal ini
Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja mempunyai Prosedur layanan yang harus
diterapkan oleh seluruh karyawan, diantaranya adalah:
1. Security:
a. Menjaga keamanan di banking hall.
b. Mengawasi Nasabah yang bertransaksi.
c. Mengatur antrian didepan Teller dan Customer Service.
d. Membantu mengatur form/slip transaksi.
e. Membantu nasabah yang kesulitan.
f. Membantu dan berkoordinasi Bagian Umum/Office Boy dalam
hal kebersihan banking hall, termasuk memungut sampah-
sampah kecil untuk dipindahkan ke tempat sampah.
66
g. Menyambut nasabah di pintu masuk dengan sikap badan
berdiri agak membungkuk. Membukakan pintu dengan
menggunakan tangan kiri dan mempersilakan dengan tangan
kanan.
h. Mengucapkan salam dan terima kasih saat nasabah
meninggalkan Banking Hall: ”Terima kasih Pak/Bu,
Assalaamu ’alaikum”.
2. Customer Service
a. Pada saat nasabah menghampiri meja Customer Service:
1) Berdiri dan tersenyum,
2) Mengucapkan salam,
3) Mempersilakan nasabah untuk duduk,
4) Memperkenalkan nama diri,
5) Menanyakan nama nasabah,
6) Mengucapkan kalimat bantuan.
Contoh :
“Assalamu'alaikum Pak/Ibu, silakan duduk…”
”Nama saya Sinta, boleh saya tahu nama Bapak/Ibu ?”
“Baik pak Soni, ada yang bisa dibantu?”
Catatan: Panggilan yang sopan untuk nasabah adalah Pak
atau Ibu.
67
b. Dalam kondisi Customer Service sedang melayani nasabah
lain, maka Customer Service dapat mempersilakan nasabah
untuk menunggu di lokasi antrian.
c. Dalam hal nasabah dimaksud sudah dikenal, tidak perlu
memperkenalkan diri atau menanyakan nama nasabah
kembali.
d. Pada saat melayani nasabah, tindakan yang harus dilakukan
oleh Customer Service adalah:
1) Selalu tersenyum,
2) Konsentrasi pada masalah yang dibicarakan,
3) Menatap lawan bicara secara professional,
4) Menyebutkan nama nasabah secara konsisten,
5) Tidak sambil berbicara hal lain dengan rekannya,
6) Intonasi/nada bicara jelas,
7) Posisi duduk tegak dan mendekati meja (tidak bersandar
pada kursi),
8) Posisi tangan di atas meja,
9) Tidak melakukan gerakan-gerakan yang mengganggu
konsentrasi seperti melipat-lipat kertas, memain-mainkan
tangan atau pulpen,
10) Meminta izin terlebih dulu apabila harus menerima telepon
atau meninggalkan nasabah karena suatu hal,
11) Mengucapkan terima kasih dan salam diakhir pelayanan.
68
e. Pada saat menerima keluhan nasabah :
1) Menyambut setiap komplain dengan sikap terbuka dan
positive thinking. Tidak merasa takut terhadap keluhan, yang
dapat menyebabkan sikap marah dan rasa benci. Justru
inilah kesempatan dan tantangan untuk membuat nasabah
yang tidak puas menjadi puas.
2) Tidak membantah dan menunjukkan rasa penyesalan yang
tulus tetapi juga tidak terlarut sehingga ikut mencela produk
sendiri agar nasabah merasa benar-benar diperhatikan
keluhannya.
3) Mendengarkan keluhan dengan penuh perhatian.
Membiarkan nasabah menceritakan seluruh masalah dan
jangan menginterupsi.
4) Mengumpulkan semua fakta yang ada dan berusaha untuk
menangkap inti masalah. Segera menindaklanjuti keluhan
nasabah, tidak menunda waktu untuk menyelesaikannya.
5) Menginformasikan tindakan penanganan yang sedang
dilakukan. Pastikan nasabah dapat menghargai tindakan
yang sedang diambil. Pergunakan momen ini untuk
menunjukkan bahwa perusahaan telah menyediakan waktu
dan perhatian untuk kepuasan nasabah.
69
6) Mengikuti perkembangan penyelesaian keluhan dan segera
memberikan kabar kepada nasabah jika keluhan sudah dapat
diatasi.
7) Memberitahukan setiap keluhan yang masuk kepada atasan.
3. Teller
a. Pada saat Teller menyambut nasabah yang datang:
1) Berdiri dan tersenyum,
2) Mengucapkan salam,
3) Menyapa nasabah dengan panggilan yang sopan,
4) Jika nasabah sudah dikenal, gunakan nama nasabah secara
konsisten.
Contoh: “Assalaamu’alaikum pak Soni, silakan”
b. Pada saat Teller melayani nasabah:
1) Selalu tersenyum,
2) Konsentrasi pada transaksi dengan senantiasa menatap
lawan bicara,
3) Tidak sambil bicara hal lain dengan rekannya,
4) Intonasi atau nada bicara jelas,
5) Menghitung uang didepan nasabah,
6) Melakukan konfirmasi nominal uang yang diterima,
7) Mengucapkan terima kasih dan salam diakhir pelayanan.
Contoh: “Terima kasih pak Soni, Assalaamu ’alaikum”
70
4. Marketing
a. Pada Saat Konfirmasi melalui telepon :
1) Mengucapkan salam.
2) Nada suara ramah (Smilling Voice) dan jelas.
3) Perkenalkan diri dan menginformasikan sumber referensi.
4) Menyampaikan maksud.
5) Janji waktu untuk bertemu.
6) Konfirmasi ulang janji waktu pertemuan.
7) Mengucapkan terima kasih dan salam.
b. Pada Saat bertemu langsung dengan calon nasabah :
1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
2) Memberikan kartu nama dengan kedua tangan.
3) Menyampaikan maksud.
4) Merekomendasikan nasabah untuk produk atau layan yang
sesuai
5) Menentukan target waktu untuk hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti.
6) Mengucapkan terimakasih dan salam.
b. Standar Penampilan Harian
Adapun standar penampilan harian yang harus diterapkan oleh seluruh
karyawan, adalah sebagai berikut:
71
1) Wanita
1. Ketentuan Umum Pakaian
a. Sesuai peraturan kebijakan perusahaan tentang pakaian kerja
karyawan Bank Syariah Mandiri. Pemakaian seragam selama jam
kerja harus lengkap.
b. Dalam hal yang bersangkutan belum mendapatkan seragam
dimaksud, diperkenankan menggunakan busana dengan
ketentuan:
1) Rok warna gelap dan polos,
2) Blus putih atau warna muda lainnya, polos, lengan panjang,
3) Blazer warna gelap dan polos, panjang menutupi pinggul.
c. Pakaian dikenakan dengan apik, jahitan rapi, tidak luntur, tidak
ada kancing yang lepas, dan tidak ada noda.
d. ID Card dijepit pada posisi baju kiri atas dan mudah dibaca.
2. Sepatu
a. Sepatu model pantofel bahan kulit (asli atau imitasi) berwarna
gelap dan tertutup.
b. Bersemir dan tidak kotor.
c. Tinggi tumit: 5 – 7 cm (tidak berlaku bagi yang sedang hamil).
d. Tidak diperkenankan mengenakan sepatu bertali-tali atau
terbuka, sepatu santai atau sepatu dari bahan kulit balik (suede),
atau memakai sandal.
3. Aksesoris
72
Aksesoris sederhana dan tidak mencolok dan maksimal meliputi :
a. Pergelangan tangan berupa: gelang dan jam tangan,
b. Wajah/mata berupa: kacamata,
c. Cincin maksimum 2 titik di 1 tangan,
d. 1 (satu) buah bros untuk jilbab.
4. Rias wajah
Menggunakan rias wajah sederhana, minimal menggunakan:
a. Bedak tidak tebal dan merata,
b. Lipstick tipis dengan warna yang disesuaikan dengan seragam.
Tidak diperkenankan menggunakan lipstick dengan warna
ataupun warna yang terlalu pucat.
5. Kebersihan Pribadi
a. Pewangi diperlukan untuk menghindari atau mencegah bau
badan yang tidak sedap. Pewangi antara lain memenuhi kriteria:
aroma segar dan lembut. Untuk mencegah bau badan, disarankan
agar senantiasa menggunakan deodorant ataupun lainnya.
b. Kuku tangan yang terawat rapi dan bersih. Panjang maksimum
0,3 cm dan tidak diperkenankan memakai cat kuku berwarna.
c. Mulut dan gigi harus senantiasa bersih dengan menggosok gigi
atau berkumur terutama setelah makan siang.
d. Diharuskan menjaga kebersihan kulit terutama sekitar tangan.
Untuk Teller, dianjurkan mencuci tangan setiap 3 jam sekali.
73
2) Pria
1. Ketentuan Umum Pakaian
a. Sesuai peraturan perusahaan tentang pakaian kerja karyawan
Bank Syariah Mandiri.
b. Dalam hal yang bersangkutan belum mendapatkan seragam
dimaksud, diperkenankan menggunakan busana dengan
ketentuan pakaian lengan panjang warna terang polos dan
celana panjang warna gelap.
c. Pakaian dikenakan dengan apik, warnanya tidak pudar, tidak
lusuh, jahitannya rapi, tidak ada kancing yang lepas dan
bersih dari noda.
d. ID Card dipasang pada kantung baju kiri dan mudah dibaca.
e. Memakai kaos dalam putih polos.
f. Selama jam kerja, tidak diperkenankan menggulung lengan
baju.
2. Sepatu
a. Sepatu pantofel bahan kulit (asli/imitasi) warna gelap polos,
b. Bersemir dan tidak kotor,
c. Tidak diperkenankan menggunakan sepatu kulit balik (suede)
ataupun sepatu karet, santai, atau sepatu olah raga.
3. Aksesoris
a. Aksesoris sederhana, maksimum 5 (lima) titik antara lain:
i. Jari: cincin pada 1 (satu) tangan,
74
ii. Pergelangan tangan: jam tangan,
iii. Dasi: jepit dasi,
iv. Baju: manset dan pin,
v. Wajah/mata: kacamata.
b. Dasi:
i. Simpul dasi tidak terlalu kecil atau terlalu longgar dari
kerah,
ii. Panjang dasi didepan kepala ikat pinggang,
iii. Tidak diperkenankan menggunakan ikat pinggang
dengan banyak aksesori atau ikat pinggang berajut.
c. Tidak diperkenankan memakai gelang, kalung dan anting-
anting.
d. Tidak diperkenankan memiliki tato terutama pada bagian-
bagian tubuh yang terlihat dari luar.
4. Rambut
a. Rambut disisir rapi dan tidak melebihi kerah baju.
b. Jika menggunakan minyak rambut, tidak memberikan kesan
berminyak.
c. Jika berkumis atau berkumis, harus dicukur rapi.
5. Kebersihan Pribadi
a. Pewangi diperlukan untuk menghindari atau mencegah bau
badan yang tidak sedap. Pewangi antara lain memenuhi
kriteria: aroma segar dan lembut. Untuk mencegah bau
75
badan, disarankan agar senantiasa menggunakan deodorant
ataupun lainnya.
b. Kuku tangan dipotong pendek dan bersih. Tidak
diperkenankan memelihara kuku panjang.
c. Mulut dan gigi harus dijaga kebersihannya dengan
menggosok gigi atau berkumur terutama setelah makan siang.
d. Menjaga kulit terutama sekitar tangan. Untuk Teller,
dianjurkan mencuci tangan setiap 3 jam sekali.
3) Standar Penampilan Security
1. Standar Penampilan:
a. Celana panjang dan kemeja seragam lengkap,
b. Dasi (dikenakan pada jam operasional kantor dan wajib
dikenakan untuk Security di Banking Hall/dalam ruangan),
c. Nama dada, Badge Polda dan badge Bank Syariah Mandiri,
d. Sepatu pantofel warna hitam,
e. Topi, Kopel rim, Tali kur,
f. Sangkur, Borgol dan Pentungan.
2. Kualitas Penampilan:
a. Berpenampilan rapi, bersih,
b. Rambut dan kumis ditata rapi,
c. Tidak bau badan dan bau mulut,
d. Senantiasa menampilkan wajah yang ramah dan senantiasa
tersenyum,
76
e. Menggunakan tangan kanan untuk menunjuk arah (posisi
tangan: menggunakan lima jari dengan telapak tangan terbuka
ke atas). Tidak diperkenankan menunjuk dengan satu jari
termasuk ibu jari,
f. Saat bertugas dilarang keras membaca koran/majalah,
merokok, mengisi TTS, main catur, kartu, game, menggunakan
handphone, SMS, atau menerima uang parkir,
g. Sedapat mungkin mengenali nama setiap nasabah terutama
nasabah utama untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
B. Metode Penelitian
1. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2003:223).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila memenuhi syarat, yaitu mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud.
Kriteria untuk menguji validitas variable yaitu dengan menggunakan
metode SPSS Versi 17, dengan membandingkan hasil item-total corelation
dengan nilai R tabel. Jika r hasil > 0,3 maka instrument dinyatakan valid.
77
b. Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang
sama.
Kriteria untuk menguji reliabilitas yaitu dengan menggunakan metode
SPSS Versi 17,dengan melihat hasil Cronbach Alpha, Yaitu :
Cronbach Alpha< r table, artinya instrument yang digunakan tidak reliable
Cronbach Alpha> r table, artinya instrument yang digunakan reliable.
2. Operasional Variabel
“Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
mengukur variabel tersebut”(M. Nazir, 2003:126).
Sesuai dengan judul, maka penulis menentukan variabel:
a. Variabel bebas (independent variable), merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif (Uma Sekaran,
2006:117) yang dinyatakan dengan X. dalam hal ini kualitas sumber daya
manusia (sdm) di bank syariah mandiri kantor cabang pembantu balaraja
sebagai variabel independen (X).
b. Variabel terikat (dependent variable), merupakan variabel utama yang
menjadi faktor yang berlaku dalam variabel (Uma Sekaran, 2006:116) yang
78
dinyatakan dengan Y. dalam hal ini pelayanan terhadap nasabah bank syariah
mandiri kantor cabang pembantu balaraja sebagai variabel (Y).
Tabel 3.2 Operasional Variabel X
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Ukuran
Kualitas Sumber Daya Manusia
Keterampilan (Competence)
Keramahan (Courtesy)
Terpercaya (Credibility)
Ketelitian (Reliability)
Daya tanggap
(Responsiveness)
Penanganan terhadap keluhan (Gamesmanship)
� Pengetahuan karyawan.
� Keterampilan karyawan dalam melayani nasabah
� Pemahaman Karyawan tentang aspek perbankan
� Keramahan karyawan
terhadap nasabah � Perhatian pribadi dari
karyawan terhadap kebutuhan nasabah
� Rasa Aman dalam
bertransaksi � Keamanan dan yang
dititipkan � Kehandalan
menangani transaksi � Kesesuaian
pencatatan transaksi � Ketelitian pekerjaan
karyawan � Kesungguhan
Karyawan membantu � Kecepatan dalam
memenuhi kebutuhan nasabah
� Kesediaan karyawan
dalam menangani keluhan nasabah
� Kemampuan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
79
Ketepatan (Timeliness)
Komunikasi (Communication)
karyawan dalam mengatasi permasalahan nasabah
� Ketepatan memenuhi janji
� Waktu menunggu � Kemampuan
karyawan dalam berkomunikasi
� Kemampuan karyawan dalam memahami nasabah
� Penampilan karyawan
Ordinal
Ordinal
Tabel 3.3 Operasional Variabel Y
Dari hasil Operasionalisasi variabel diperoleh skala data/ variabel untuk
setiap indikator, baik variabel independent maupun variabel dependent adalah
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala Ukuran
Pelayanan nasabah bank syariah mandiri kantor cabang pembantu balaraja
� Keramahan � Kenyamanan
� Kemudahan
� Menyambut Nasabah � Salam, senyum dan ramah. � Duduk tegak dan kedua tangan di atas
meja. � Berdiri menyambut nasabah, senyum
dan salam atau isyarat duduk dengan tangan kanan terbuka.
� Meminta maaf atas setiap komplain. � Ruangan Ber-AC � Ruang tunggu yang nyaman. � Waktu menunggu yang relatif singkat � Melakukan pengecekan dan
memberikan solusi. � Pemberian janji waktu penyelesaian. � Atasan siap membantu melayani
nasabah.
Ordinal Ordinal
Ordinal
80
ordinal (yang menunjukan tingkatan), maka peneliti memutuskan bentuk
instrumennya dalam skala Likert dengan 5 tingkatan. Misalnya:
Tabel 3.4 Independent Variabel (X)
Penilaian responden terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Ukuran Skala
Sangat Baik 5 Baik 4
Cukup Baik 3 Tidak Baik 2
Sangat Tidak Baik 1
Tabel 3.5 Dependent Variabel (Y)
Penilaian responden terhadap Pelayanan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja
Ukuran Skala Sangat Setuju 5
Setuju 4 Cukup Setuju 3 Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
analisis regresi sederhana, yaitu analisis regresi yang menyangkut sebuah variabel
independen dan sebuah variabel dependen. (Moh. Nazir, 2005: 459)
Adapun rumus dari regeresi sederhana sebagai berikut:
Y = a + bx
Keterangan:
Y = Kualitas Pelayanan
X = Kualitas Sumber Daya Manusia
81
21
2
r
nrt
−−=
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan
nasabah bank Syariah Mandiri KCP Balaraja, maka dilakukan pengujian hipotesis
dengan rumusan hipotesis sebagi berikut:
H0 = Tidak terdapat pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan
nasabah bank Syariah Mandiri KCP Balaraja.
Ha = Terdapat pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah
bank Syariah Mandiri KCP Balaraja.
Untuk menentukan hipotesis tersebut diterima atau ditolak, penulis
membandingkan t hitung dengan t tabel:
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak.
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
Pengujian tingkat signifikan (level of significance) yang digunakan
adalah 0,1 (10%) dengan derajat kebebasan (df = n-2). Tingkat ini dipilih karena
dinilai cukup ketat untuk mewakili dalam pengujian kedua variabel tersebut dan
merupakan tingkat signifikan yang sering digunakan terutama dalam ilmu-ilmu
sosial.
Untuk mencari t hitung digunakan rumus:
b)
Dengan N = total pengamatan
82
Gambar: 3.2 Uji 2 (dua) pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
t table 0 t table
Kemudian dilakukan Uji Signifikansi:
a. Jika Sig. hitung > Sig. yang diharapkan (0.1) maka H0 diterima.
b. Jika Sig. hitung < Sig. yang diharapkan (0.1) maka H0 ditolak.
83
BAB IV
ANALISIS
Setelah penulis melakukan studi lapangan dengan menyebarkan kuesioner
kepada 15 karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang dan 97
nasabah terdiri dari 19 item pertanyaan untuk variabel x (kulitas SDM) dan 12
item pertanyaan untuk variabel y (kualitas pelayanan), maka dalam bab ini penulis
akan menyajikan dan menganalisis hasil pengolahan data yang telah diperoleh
tersebut untuk kemudian membahasnya.
Penelitian ini memiliki tiga (3) tujuan yaitu untuk mengetahui: (1)
bagaimana kualitas SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang, (2)
bagaimana kualitas pelayanan terhadap nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja Tangerang, dan (3) bagaimana pengaruh kualitas SDM terhadap
pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang.
A. Uji Vadilitas dan Reabilitas
Analisis terhadap alat pengumpul data primer yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengujian validitas (kesahihan) dan juga uji reliabilitas
(keandalan) dari kuesioner-kuesioner yang disebarkan. Kesahihan dan keandalan
ini merupakan syarat untuk dapat diolahnya data mentah yang diperoleh dari
kuesioner. Kemudian hasil nilai kuesioner yang telah disebarkan kepada
responden harus diuji kesahihannya dari instrument yang telah disebarkan dan
instrumen tersebut cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat ukur
84
pengumpul data atau keandalannya dengan cara melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Valid berarti instrumen yang telah digunakan dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah hasil
data kuesioner yang telah disebarkan kepada 15 karyawan dan 97 nasabah,
sedangkan apa yang seharusnya diukur pada penelitian ini yaitu pengaruh kualitas
SDM terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
Tangerang.
Untuk mengetahui tingkat validitas sebuah data, penguji harus
membandingkan antara r hitung yang diperoleh dengan r tabel. Apabila r hitung
yang dihasilkan lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel), maka data dinyatakan
valid. Dan apabila r hitung yang dihasilkan lebih kecil dari r tabel (r hitung < r
tabel) , maka data dinyatakan tidak valid. Nilai r tabel yang digunakan adalah
0,30.
Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel X
Variabel Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Variabel X (Kualitas SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang)
item 1 0.827 0.3 valid
item2 0.570 0.3 valid
item 3 0.700 0.3 valid
item 4 0.683 0.3 valid
item 5 0.608 0.3 valid
item 6 0.462 0.3 valid
item 7 0.332 0.3 valid
item 8 0.311 0.3 valid
item 9 0.449 0.3 valid
item 10 0.664 0.3 valid
85
item 11 0.691 0.3 valid
item 12 0.600 0.3 valid
item 13 0.706 0.3 valid
item 14 0.417 0.3 valid item 15 0.469 0.3 valid
item 16 0.345 0.3 valid item 17 0.396 0.3 valid
item 18 0.445 0.3 valid
item 19 0.541 0.3 valid Sumber: Data Primer yang telah diolah
Tabel 4.2
Uji Validitas Variabel Y Variabel Pertanyaan r hitung r table Keterangan
Variabel Y (Kualitas Pelayanan
Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang)
item 1 0.646 0.3 valid
item2 0.429 0.3 valid
item 3 0.651 0.3 valid
item 4 0.496 0.3 valid
item 5 0.578 0.3 valid
item 6 0.526 0.3 valid
item 7 0.661 0.3 valid
item 8 0.552 0.3 valid
item 9 0.485 0.3 valid
item 10 0.751 0.3 valid
item 11 0.679 0.3 valid
item 12 0.533 0.3 valid Sumber: Data primer yang telah diolah
Pada tabel 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa data yang diolah dinyatakan
valid karena hasil koefisien korelasi dari variable x maupun variable y lebih besar
dari 0,30.
2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, data yang telah terkumpul akan dilakukan
uji reliabel. Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur jawaban responden
86
terhadap kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan handal (reliable) jika jawaban responden terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau tidak random. Formula statistika yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas adalah uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel atau
konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > r tabel.
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach Alpha r tabel Keterangan
X 0,738 0,30 Reliabel
Y 0,745 0,30 Reliabel
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui nilai Cronbach Alpha pada
varibel x dan y > r tabel, yaitu Cronbach Alpha variabel x sebesar 0,738 >
0,30 dan Cronbach Alpha variabel y sebesar 0,745 > 0,30. Hal ini berarti
data pada variabel x dan y reliabel.
B. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja Tangerang
Kualitas Sumber Daya Manusia sangatlah penting bagi pertumbuhan suatu
perusahaan termasuk dalam bidang perbankan. Saat ini kebutuhan SDM
perbankan syariah sangatlah banyak, lulusan-lulusan perbankan syariah dari
perguruan tinggi semakin banyak akan tetapi tidak siap pakai. Berbagai cara
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri demi memperoleh SDM yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan yang ada agar dapat bersaing dengan bank-bank
syariah lainnya.
87
Salah satu kunci penting dalam menjaga kualitas SDM Bank Syariah
Mandiri adalah mengembangkan dan mendidik karyawan secara
berkesinambungan. Bank Syariah Mandiri memilki komitmen yang tinggi
terhadap peningkatan kualitas SDM. SDM yang unggul adalah penopang utama
untuk menjadi pemimpin pasar dan lokomotif pengembangan perbankan syariah
di Indonesia. Untuk melahirkan SDM yang unggul Bank Syariah Mandiri
menumbuh kembangkan budaya pembelajaran secara berkelanjutan dan didukung
fasilitas belajar yang baik. Bank Syariah Mandiri telah menyediakan sarana
peningkatan kualitas SDM melalui beragam fasilitas pendidikan dan pelatihan
(diklat), yang terdiri: Program Pelatihan Berbasis Kompetensi, E-Learning dan
Learning Center.
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah program diklat yang
bertujuan untuk memenuhi kompetensi sesuai jabatan setiap pegawai. Program ini
disusun berdasarkan Competency Based Human Resources Management
(CBHRM) yang dikembangkan di internal BSM. Rincian program berbasis
kompetensi ini meliputi: Core Training yaitu diklat dasar yang wajib diikuti oleh
seluruh pegawai BSM, Functional Training yaitu diklat yang bertujuan
meningkatkan kompetensi teknis sesuai dengan jabatan (job desk) pegawai,
Behaviour Training yaitu diklat yang bertujuan meningkatkan kompetensi
perilaku pegawai pada level dan jabatan tertentu, Managerial Training yaitu diklat
yang bertujuan meningkatkan kompetensi manajerial dan leadership pegawai
BSM yang menduduki jabatan struktural. Program diklat di BSM berjalan melalui
3 metode delivery, yaitu:
88
1. E-Learning: Proses pelatihan yang sepenuhnya dilakukan melalui media
E-Learning. Pembelajaran melalui E-Learning dimulai dari proses
pendaftaran, pelatihan, test dan evaluasi sampai dengan penerbitan
sertifikat pelatihan.
2. Classroom Training: Proses pelatihan yang dilaksanakan di dalam kelas
(di Learning Centre BSM maupun di Cab. Koordinator) untuk
meningkatkan skill pegawai.
3. Blended Learning: Proses pelatihan yang memadukan antara proses
pembelajaran melalui E-Learning dan classroom. Pegawai terlebih dahulu
belajar melalui E-Learning untuk meningkatkan pengetahuan. Setelah
lulus pre-test di E-Learning, pegawai mengikuti classroom training guna
meningkatkan skill dari pengetahuan yang telah didapat melalui E-
Learning.
E-Learning adalah proses pembelajaran melalui bantuan teknologi
informasi. E-Learning merupakan salah satu infrastruktur yang dapat
mempercepat proses pengembangan pegawai karena dapat diakses melalui seluruh
kantor cabang BSM di seluruh Indonesia pada waktu yang tidak terbatas. Fasilitas
E-Learning yang dikembangkan secara internal dan telah mengintegrasikan 3
aplikasi pengembangan pegawai, meliputi: Human Resources Information System
(HRIS), Learning Management System (LMS), Competency Based Human
Resources Management (CBHRM). E-Learning BSM menyediakan ratusan materi
pelatihan dan ribuan soal-soal test evaluasi dari berbagai topik pelatihan.
89
Adapun Learning Centre adalah pusat pembelajaran classroom training
baik di Jakarta maupun Kantor Wilayah yang disediakan BSM. Learning Centre
BSM berlokasi di Universitas Al-Azhar Lt. 7, Jakarta. Fasilitas yang disediakan
meliputi: ruang kelas, laboratorium mini bank dengan jaringan intranet dan E-
Learning, ruang makan, musholla dan antor pengelola diklat. BSM juga
menyediakan Laboratorium Gadai Emas untuk peningkatan keterampilan pegawai
yang mengembangkan bisnis gadai emas, baik dari level Pelaksana sampai level
Manajerial. Untuk mengembangkan budaya perusahaan, segenap pegawai BSM
terlibat secara aktif pada program implementasi Shared Values terdiri dari nilai-
nilai: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus (ETHIC).
BSM juga memiliki program peningkatan integritas pegawai melalui kegiatan:
Forum Do’a Pagi (FDP) hari Senin, di mana jajaran Direksi BSM dengan seluruh
pegawai kantor pusat bertemu untuk membahas kinerja mingguan dan informasi-
informasi terkini. Hasil FDP dapat diakses oleh seluruh pegawai di Kantor
Cabang seluruh Indonesia melalui intranet, selanjutnya pengajian rabu sore di
kantor pusat maupun di cabang-cabang di seluruh Indonesia, dzikir jum’at pagi di
kantor pusat maupun cabang-cabang di seluruh Indonesia.
Seluruh pelatihan-pelatihan yang telah disediakan Bank Syariah Mandiri
bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki, begitupun dengan
SDM Bank Syariah KCP Balaraja Tangerang yang memperoleh pendidikan dan
pelatihan yang sama dengan yang lainnya.
90
Sesuai dengan teori indikator kualitas SDM yang telah dibahas di bab
sebelumnya, maka kualitas SDM pada Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
Tangerang dapat dirinci kedalam beberapa indikator berikut ini:
1) Competence
2) Courtesy
3) Credibility
4) Reliability
5) Responsiveness
6) Gamesmanship
7) Timeliness
8) Communication
Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan perhitungan data hasil kuisioner yang
telah disebarkan kepada karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebanyak
15 orang mengenai indikator-indikator di atas.
1) Competence (Keterampilan)
Karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebagian besar
dikategorikan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melayani
nasabah, hal tersebut dapat dilihat dari 3 (tiga) pertanyaan kuisioner yang
mewakili indikator Competence, yaitu dilihat dari pengetahuannya,
keterampilan dalam memberikan pelayanan dan pemahaman dalam segi
perbankan, dimana sebanyak 2 orang (4%) mengatakan sangat baik, 15
orang (26,7%) mengatakan baik, 19 orang (25,3%) mengatakan cukup baik
dan 10 orang (8%) mengatakan tidak baik.
91
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari tiga
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
2 orang mengatakan SB = 2 x 5 = 10
15 orang mengatakan B = 15 x 4 = 60
19 orang mengatakan CB = 19 x 3 = 57
10 orang mengatakan TB = 10 x 2 = 20
Total = 147
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 3 = 225. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 147. Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat
Competence (Keterampilan) dari karyawan Bank Syariah Mandiri = (147 :
225) x 100% = 65,3% dari yang diharapkan.
2) Courtesy (Keramahan)
Dalam segi keramahan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja dapat
dikategorikan memiliki tingkat keramahan yang baik, hal tersebut dapat
terlihat dari data hasil kuisioner yang diwakili oleh 2 (dua) pertanyan, yaitu
mengenai keramahan terhadap nasabah dan memberikan perhatian pribadi
terhadap nasabah, dimana 5 orang (16,67%) mengatakan sangat baik, 12
orang (32%) mengatakan baik, 10 orang (20%) mengatakan cukup baik,
dan 3 orang (4%) mengatakan tidak baik.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari dua
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
5 orang mengatakan SB = 5 x 5 = 25
12 orang mengatakan B = 12 x 4 = 48
92
10 orang mengatakan CB = 10 x 3 = 30
2 orang mengatakan TB = 3 x 2 = 20
Total = 109
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 2 = 150. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 109. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Courtesy (Keramahan) dari karyawan Bank Syariah Mandiri dapat dihitung
sebgai berikut:
(109 : 150) x 100% = 72,67% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat
keramahan karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebesar 72,76%
terletak pada kategori baik.
3) Credibility (Terpercaya)
Kredibilitas atau kepercayaan para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja termasuk dalam kategori sangat baik, hal tersebut dapat terlihat
dari data hasil kuisioner yang diwakili oleh 2 (dua) pertanyan, yaitu
mengenai memberikan rasa aman kepada nasabah dalam bertransaksi serta
membuat nasabah merasa aman atas dana yang tersimpan dibank, dimana 8
orang (26,67%) mengatakan sangat baik, 16 orang (42,67%) mengatakan
baik, dan sisanya 6 orang (12%) mengatakn cukup baik.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari dua
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
8 orang mengatakan SB = 8 x 5 = 40
16 orang mengatakan B = 16 x 4 = 64
93
6 orang mengatakan CB = 6 x 3 = 18
Total = 122
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 2 = 150. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 122. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Credibility (Kepercayaan) para karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
dihitung sebagai berikut:
(122 : 150) x 100% = 81,33% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat
kepercayaan para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebesar
81,33% terletak pada kategori sangat baik.
4) Reliability (Ketelitian)
Karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja dapat dikatakan memiliki
tingkat ketelitian yang baik, terlihat dari data hasil penelitian yang
diwakilkan oleh 3 (tiga) pertanyaan yaitu mengenai ketelitian karyawan
dalam mengerjakan pekerjaannya, kehandalan karyawan dalam menangani
transaksi, serta kesesuaian dalam pencatatan transaksi. Dari 3 pertanyaan
tersebut 12 orang (26,67%) menyatakan sangat baik, 17 orang (30,02%)
menyatakan baik, 9 orang (12%) menyatakan cukup baik, 4 orang (3,56%)
menyatakan tidak teliti dan sisanya 3 orang (1,33%) menyatakan sangat
tidak baik.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari tiga
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
12 orang mengatakan SB = 12 x 5 = 60
94
17 orang mengatakan B = 17 x 4 = 68
9 orang mengatakan CB = 9 x 3 = 27
4 orang mengatakan TB = 4 x 2 = 8
3 orang mengatakan STB = 3 x 1 = 3
Total = 166
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 3 = 225. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 166. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Reliability (Ketelitian) para karyawan Bank Syariah Mandiri dapat dihitung
sebagai berikut:
(166 : 225) x 100% = 73,78% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat
ketelitian para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebesar
73,78% terletak pada kategori baik.
5) Responsiveness (Daya Tanggap)
Daya tanggap yang dimiliki para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja dapat dikatakan baik dalam melayani nasabah, terlihat dari hasil
penilitian dari 2 (dua) pertanyaan mengenai daya tanggap karyawan, yaitu
mengenai kecepatan karyawan dalam memenuhi kebutuhan nasabah, serta
kesungguhan nasabah dalam membantu nasabah. Dan dari kedua
pertanyaan tersebut 5 orang (16,67%) mengatakan sangat baik, 17 orang
(45,33%) mengatakan baik, 7 orang (21%) mengatakan cukup baik, dan 1
orang (1,33%) mengatakan tidak baik.
95
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari dua
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
5 orang mengatakan SB = 5 x 5 = 25
17 orang mengatakan B = 17 x 4 = 68
7 orang mengatakan CB = 7 x 3 = 21
1 orang mengatakan TB = 1 x 2 = 2
Total = 116
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 2 = 150. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 116. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Responsiveness (Daya Tanggap) para karyawan Bank Syariah Mandiri
dapat dihitung sebagai berikut:
(116 : 150) x 100% = 77,33% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat daya
tanggap para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebesar
77,33% terletak pada kategori baik.
6) Gamesmanship (Penanganan Terhadap Keluhan)
Penanganan terhadap keluhan sangat penting khususnya dalam bidang yang
menawarkan jasa seperti perbankan, oleh karna itu salah satu indikator
untuk mengetahui kualitas dari SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja,
dimana peneliti telah menyertakan pertanyaan mengenai penganan terhadap
keluhan yang diwakili oleh 2 (dua) pertanyaan yaitu mengenai kesediaan
karyawan dalam menangani keluhan nasabah dan kemampuan karyawan
dalam mengatasi permasalahan yang dikeluhkan oleh nasabah. Dari 2
96
pertanyaan tersebut 8 orang (26,67%) mengatakan sangat baik, 14 orang
(37,33%) mengatakan baik, dan 8 orang (16%) mengatakan cukup baik.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari dua
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
8 orang mengatakan SB = 8 x 5 = 40
14 orang mengatakan B = 14 x 4 = 56
8 orang mengatakan CB = 8 x 3 = 24
Total = 120
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 2 = 150. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 120. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Gamesmanship (Penanganan terhadap Keluhan) para karyawan Bank
Syariah Mandiri dapat dihitung sebagai berikut:
(120 : 150) x 100% = 80% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat daya
tanggap para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebesar 80%
terletak pada kategori sangat baik.
7) Timeliness (Ketepatan)
Ketepatan waktu dalam melayani nasabah sangatlah penting, hal tersebut
akan menjadi salah satu pertimbangan bagi nasabah dalam memilih untuk
menggunakan jasa bank yang bersangkutan, dan untuk mengukur tingkat
ketepatan karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja terdapat 2 (dua)
pertanyaan didalam kuisioner, yang menanyakan mengenai ketepatan
waktu karyawan dalam memenuhi janji terhadap nasabah dan kemampuan
97
karyawan memaksimalkan kinerja pada saat nasabah menunggu. Dari 2
pertanyaan tersebut 1 orang (3%) mengatakan sangat baik, 18 orang (48%)
mengatakan baik, 8 orang (16%) mengatakan cukup baik, dan 3 orang (4%)
mengatakan tidak baik.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari dua
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
1 orang mengatakan SB = 1 x 5 = 8
18 orang mengatakan B = 18 x 4 = 72
8 orang mengatakan CB = 8 x 3 = 24
3 orang mengatakan TB = 3 x 2 = 6
Total = 107
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 2 = 150. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 107. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Timeliness (Ketepatan) para karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
dihitung sebagai berikut:
(107 : 150) x 100% = 71,33% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat
ketepatan waktu para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
sebesar 71,33% terletak pada kategori baik.
8) Communication
Indikator komunikasi adalah indikator terakhir dalam mengukur kualitas
SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja, akan tetapi indikator yang satu
ini merupakan indikator yang sangat penting. Karena dengan komunikasi
98
yang baik dan benar maka pesan yang dimaksud akan sampai dengan tepat.
Karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja dalam hal ini memiliki
tingkat komunikasi yang baik. Untuk mengetahuinya, peneliti telah
meyertakan 3 (tiga) pertanyaan yang berkaitan dengan hal berkomunikasi,
yaitu mengenai kemampuan karyawan dalam berkomunikasi baik dengan
sesama karyawan maupun dengan nasabah, kemampuan karyawan dalam
memahami nasabah, serta penampilan berpakaian karyawan sebagai
pencitraan awal.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari dua
pertanyaan kuisioner dapat dihitung sebagai berikut :
11 orang mengatakan SB = 11 x 5 = 55
17 orang mengatakan B = 17 x 4 = 68
12 orang mengatakan CB = 12 x 3 = 36
5 orang mengatakan TB = 5 x 2 = 10
Total = 169
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 3 = 225. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 169. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Communication (Komunikasi) para karyawan Bank Syariah Mandiri dapat
dihitung sebagai berikut:
(169 : 225) x 100% = 75,11% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat
kemampuan berkomunikasi para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja sebesar 75,11% terletak pada kategori baik.
99
Maka berdasarkan hasil data keseluruhan yang diperoleh mengenai
indikator kualitas SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja, dapat dihitung
sebagai berikut :
Total skor indikator ke-1 = 147
Total skor indikator ke-2 = 109
Total skor indikator ke-3 = 122
Total skor indikator ke-4 = 166
Total skor indikator ke-5 = 116
Total skor indikator ke-6 = 120
Total skor indikator ke-7 = 107
Total skor indikator ke-8 = 169
Total = 1056
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 15 x 19 = 1425. Jumlah skor
dari penelitian = 1056. Jadi berdasarkan data tersebut, maka tingkat kualitas SDM
Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja dapat dihitung sebagai berikut:
(1056 : 1425) x 100% = 74,11%
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 15 responden maka tingkat
kualitas SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang sebesar 74,11%
terletak pada kategori baik. Dengan tingkat rata-rata kualitas SDM sebesar
74,11%, maka SDM pada Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang sudah
cukup memenuhi kriteria yang dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan
yang baik kepada nasabah. Akan tetapi, kualitas yang ada harus terus ditingkatkan
demi tercapainya tujuan perusahaan. “Kualitas sumber daya manusia itu tidak
100
hanya ditentukan oleh aspek keterampilan atau kekuatan tenaga fisiknya saja,
akan tetapi juga ditentukan oleh pendidikan atau kadar pengetahuannya,
pengalaman atau kematangannya dan sikapnya serta nilai-nilai yang
dimilikinya”(M. Dawam Raharjo). Dari pengertian kualitas SDM tersebut, maka
nilai-nilai islami demi memperoleh karakter yang unggul yang telah dibahas di
bab sebelumnya merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh para karyawan,
sebagai salah satu unsur yang dapat meningkatkan kualitas SDM. Nilai jujur,
tanggung jawab, disiplin, kerjasama, adil, visioner dan peduli merupakan nilai-
nilai dasar yang harus dimiliki, agar SDM yang tercipta adalah SDM yang
berkualitas tidak hanya dari segi standar manusia, tetapi juga berkualitas dari segi
agama Islam.
C. Kualitas Pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang
Kualitas pelayanan Bank Syariah Mandiri pada penilitian ini akan
dianalisis melalui kuisioner yang berbeda yang telah diberikan kepada para
nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang. Adapun standar
pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang telah dijelaskan
didalam bab 3 (tiga). Selanjutnya penjelasan mengenai kualitas pelayanan akan
dijelaskan berdasarkan teori indikator-indikator kualitas pelayanan yang telah di
bahas di dalam bab sebelumnya. Dan data yang dihasilkan berdasarkan
perhitungan kuesioner yang telah disebar kepada 97 responden adalah sebagai
berikut:
101
1. Keramahan
Keramahan dalam melayani nasabah sangatlah penting, karena hal tersebut
akan memberikan rasa nyaman di dalam diri nasabah, sehingga jarak yang
ada antara karyawan dan nasabah tidak terasa. Dan untuk mengukur
kualitas pelayanan karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja menurut
yang nasabah rasakan, maka peneliti menyertakan 5 (lima) pertanyaan
didalam kuisioner penelitian. Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut
mengenai sambutan kepada nasabah ketika datang, mengucapkan salam
disertai senyum kepada nasabah, menanyakan nama nasabah dan meminta
maaf atas keluhan yang disampaikan oleh nasabah.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari 5
pertanyaan kuisioner yang ada dapat dihitung sebagai berikut :
Pertanyaan ke-1 = 380
Pertanyaan ke-2 = 387
Pertanyaan ke-3 = 364
Pertanyaan ke-4 = 416
Pertanyaan ke-5 = 387
Total = 1934
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 97 x 5 = 2425. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 1934. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Keramahan para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja yang
dirasakan oleh nasabah dapat dihitung sebagai berikut:
(1934 : 2425) x 100% = 79,75% dari yang diharapkan.
102
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 97 responden maka tingkat
keramahan para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja sebesar
79,75% terletak pada kategori baik.
2. Kenyamanan
Rasa nyaman yang dirasakan nasabah penting untuk diperhatikan, baik
dari fasilitas yang disediakan oleh pihak bank untuk para nasabah, maupun
rasa nyaman ketika nasabah melakukan transaksi. Untuk mengukur rasa
nyaman tersebut, peneliti telah menyertakan 3 (tiga) pertanyaan kepada
nasabah kedalam kuisioner penelitian. Adapun pertanyaan-pertanyaan
tersebut mengenai kenyamanan dari fasilitas yang ada, serta kenyaman
waktu menunggu yang relatif singkat.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari 3
pertanyaan kuisioner yang ada dapat dihitung sebagai berikut :
Pertanyaan ke-6 = 357
Pertanyaan ke-7 = 377
Pertanyaan ke-8 = 403
Total = 1137
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 97 x 3 = 1455. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 1137. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
Kenyamanan yang dirasakan para nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja dapat dihitung sebagai berikut:
(1137 : 1455) x 100% = 78,14% dari yang diharapkan.
103
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 97 responden maka tingkat
Kenyamanan yang dirasakan para nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja sebesar 78,14% terletak pada kategori baik.
3. Kemudahan
Indikator yang terakhir dalam mengukur kualitas pelayanan dari Bank
Syariah Mandiri KCP Balaraja adalah indikator kemudahan. Penting bagi
nasabah merasakan kemudahan dalam melakukan transaksi maupun
menyelesaikan keluhan-keluhan yang dirasakan. Dan untuk mengukur
tingakt kemudahan yang dirasakan oleh nasabah, peneliti menyertakan 4
(empat) pertanyaan di dalam kuisioner penelitian. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut mengenai kemudahan nasabah dalam meminta pertolongan
kepada petugas apabila mengalami kesulitan, pemeberian solusi atas
keluhan yang disampiakan, pemberian batas waktu kepada nasabah, serta
atasan ikut membantu dalam melayani nasabah.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan, maka perhitungan dari 4
pertanyaan kuisioner yang ada dapat dihitung sebagai berikut :
Pertanyaan ke-9 = 377
Pertanyaan ke-10 = 393
Pertanyaan ke-11 = 375
Pertanyaan ke-12 = 384
Total = 1529
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 97 x 4 = 1940. Jumlah skor
penilitian yang didapat = 1529. Berdasarkan data tersebut maka tingkat
104
Kemudahan yang dirasakan para nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja dapat dihitung sebagai berikut:
(1529 : 1940) x 100% = 78,81% dari yang diharapkan.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 97 responden maka tingkat
kemudahan yang dirasakan para nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja sebesar 78,81% terletak pada kategori baik.
Maka berdasarkan hasil data keseluruhan yang diperoleh mengenai
indikator kualitas pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja, dapat dihitung
sebagai berikut :
Total skor indikator ke-1 = 1934
Total skor indikator ke-2 = 1137
Total skor indikator ke-3 = 1529
Total keseluruhan = 4600
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 5 x 97 x 12 = 5820. Jumlah skor
dari penelitian = 4600. Jadi berdasarkan data tersebut, maka tingkat kualitas
pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja dapat dihitung sebagai berikut:
(4600 : 5820) x 100% = 79,04%
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 97 responden maka tingkat
kualitas pelayanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang sebesar
79,04% terletak pada kategori baik. Adapun baik tidaknya kualitas pelayanan
tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan
secara konsisten (M. N. Nasution), hal tersebut berlaku pula bagi Bank Syariah
105
Mandiri KCP Balaraja Tangerang. Tingkat rata-rata pelayanan yang dirasakan
nasabah sebesar 79,04% mengartikan bahwa nasabah menerima pelayanan dengan
baik dari para karyawan, akan tetapi sisanya sebesar 20,96% harus sangat
diperhatikan, karena mungkin saja nilai tersebut semakin besar apabila karyawan
tidak memperhatikan faktor-faktor yang mungkin dapat menyebabkan suatu
kualitas jasa menjadi buruk, seperti :
1. Produksi dan konsumsi terjadi secara simultan.
2. Intensitas tenaga kerja yang tinggi
3. Dukungan pada pelanggan internal kurang memadai.
4. Kesenjangan Komunikasi
5. Melayani semua pelanggan dengan cara yang sama.
6. Perluasan atau pengembangan jasa secara berlebihan.
7. Visi bisnis jangka pendek.
Dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, penulis pun telah
mejelaskannya di bab sebelumnya, seperti mengidentifikasi determinan utama
kualitas jasa, mengelola harapan pelanggan, mengelola bukti kualitas jasa,
mendidik konsumen, mengembangkan budaya kualitas, menciptakan automating
quality, menindaklanjuti jasa, serta m engembangkan sistem informasi kualitas
jasa. Dengan demikian karyawan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang
ada, sehingga harapan-harapan nasabah dapat terpenuhi.
106
D. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap Pelayanan
Nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan
nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang harus dilakukan analisis
data dengan menggunakan regresi lininer sederhana. Data yang telah terkumpul
telah diuji terlebih dahulu melalui uji validitas dan uji reliabilitas terhadap hasil
perhitungan kuesioner penelitian.
1. Koefisien Regresi Linier Sederhana
Regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas SDM
terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang,
adapun pengolahan datanya penulis menggunakan alat bantu software SPSS for
windows versi 17.
Tabel 4.4 Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .862a .742 .723 4.530 .742 37.466 1 13 .000
Dari hasil olahan data diatas terlihat bahwa tingkat signifikansi, hasilnya
adalah sebesar 0,000 dan koefisien regresi adalah sebesar 0,862. Penentuan kuat
lemahnya suatu hubungan akan mengikuti batasan yang dikemukakan oleh
Sutrisno Hadi (1990:275), yaitu :
107
Tabel 4.5 Derajat Hubungan
Koefisien Korelasi Kekuatan Hubungan
0,8 – 1 Tinggi
0,6 – 0,799 Cukup Tinggi 0,4 – 0,599 Agak Rendah 0,2 – 0.399 Rendah 0 – 0,199 Sangat Rendah
(Sutrisno Hadi, 1990:275)
Berdasarkan derajat hubungan dan penafsiran yang dikemukakan oleh
Sutrisno Hadi (1990:275), untuk koefisien regresi yang besarnya 0,862 termasuk
ke dalam kategori hubungan positif yang tinggi. Artinya, faktor kualitas SDM di
Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Balaraja mempunyai pengaruh yang
tinggi terhadap kualitas pelayanan kepada nasabah. Tanda positif (+) pada
koefisien regresi menggambarkan bahwa jika kualitas SDM meningkat, maka
kualitas pelayanan kepada nasabah akan meningkat pula, dan jika kualitas SDM
menurun, maka kualitas pelayanan kepada nasabah juga akan menurun.
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yang akan diuji, yaitu sebagai
berikut:
H0 = Tidak terdapat pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah
bank Syariah Mandiri KCP Balaraja.
Ha = Terdapat pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah bank
Syariah Mandiri KCP Balaraja.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan analisis Regresi Linear
Sederhana, yang diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows dimana
hasilnya dapat terlihat pada tabel berikut ini:
108
Tabel 4.6 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26.802 7.175 3.735 .002
VARIABEL_Y
.974 .159 .862 6.121 .000
a. Dependent Variable: VARIABEL_X
Kriteria penolakan dan penerimaan H0 serta penolakan dan penerimaan Ha,
adalah:
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima
Dari tabel diatas , maka diperoleh tthitung sebesar 6,121, sedangkan ttabel
sebesar 1,960. Hal ini menunjukkan lebih besar jika dibandingkan dengan ttabel
1,960 dengan kriterian thitung > ttabel (6,121 > 1,960), maka H0 ditolak, yang berarti
bahwa “terdapat pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah Bank
Syariah Mandiri KCP Balaraja”.
a. Uji Signifikansi
Dalam uji signifikansi, disini akan dibandingkan antara hasil signifikansi
dari program SPSS 17.0 for Windows, dengan tingkat signifikansi yang penulis
gunakan yaitu sebesar 0,1, adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
Jika sighitung > 0,1 maka H0 diterima
Jika sighitung < 0,1 maka H0 ditolak
109
Dari hasil pengolahan SPSS 17.0 for Windows, maka dihasilkan
signifikansi hitung 0,000. Hal ini menunjukan bahwa sighitung < 0,1 (0,000 < 0,1),
yang artinya H0 ditolak. Dengan demikian terbukti sekali lagi bahwa “terdapat
pengaruh kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Balaraja”.
b. Menggambarkan daerah hasil pengujian
Apabila digambarkan, maka daerah penolakan H0 dan penerimaan H0
dengan hasil yang telah diperoleh bahwa thitung > ttabel (6,121 > 1,960) yang
menunjukkan H0 ditolak akan terlihat seperti di bawah ini:
Gambar: 4.1 Uji 2 (dua) pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
-1.960 0 1.960 6.121
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
kualitas Sumber Daya Manusia terhadap pelayanan nasabah Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja Tangerang, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas Sumber Daya Manusia secara keseluruhan bisa dikatakan
baik, hal tersebut dapat terlihat dari data yang penulis peroleh dalam
penelitian dengan perolehan persentase sebesar 74,11%. Dari 8
(delapan) indikator yang ada, 2 (dua) diantaranya memperoleh nilai
yang sangat baik yaitu indikator Terpercaya (Credibility) dan indikator
Penanganan Terhadap Keluhan (Gamesmanship), sedangkan 6 (enam)
indikator lainnya yaitu Keterampilan (Competence), Keramahan
(Courtesy), Ketelitian (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness),
Ketepatan (Timeliness), dan Komunikasi (Communication)
memperoleh penilaian yang baik.
2. Kualitas pelayanan yang dirasakan nasabah Bank Syariah Mandiri
KCP Balaraja Tangerang secara keseluruhan dapat dikatakan baik
dengan perolehan persentase 79,04%, dapat terlihat dari hasil
penelitian penulis yang berdasarkan kepada 3 (tiga) indikator, yaitu
111
Keramahan, Kenyamanan, dan Kemudahan memperoleh penilaian
yang termasuk dalam kategori baik.
3. Berdasarkan hasil analisis data yang menggunakan teknik regresi
linear sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS for windows
version 17 yang menunjukkan hasil bahwa antara variabel X, yaitu
kualitas SDM, dan variabel Y, yaitu kualitas pelayanan terhadap
nasabah koefisien regresi sebesar 0,862 dengan tingkat signifikansi
0,000. Dan setelah melakukan uji t, maka dihasilkan t hitung sebesar
6,121 lebih besar dari t tabel 1,960. Kriteria t hitung > t tabel ( 6,121
> 1,960) menunjukkan bahwa H0 ditolak, yang berarti terdapat
pengaruh antara kualitas SDM terhadap pelayanan nasabah bank
Syariah Mandiri KCP Balaraja.
B. Saran
Setelah menlakukan penelitian dan memperoleh hasil data, maka pada
bagian ini penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai masukan untuk
bahan pertimbangan bagi pihak Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang
dalam meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan, diantaranya sebagai berikut:
1. Pada dasarnya kualitas SDM Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja
secara keseluruhan sudah terbilang baik, akan tetapi ada beberapa
indikator kualitas dari SDM tersebut yang memerlukan peningkatan
agar dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada para
nasabah, adapun indikator yang menurut penulis masih perlu untuk
112
ditingkatkan adalah kualitas SDM dalam hal keterampilan, keramahan,
ketelitian serta ketepatan. Sebenarnya indikator-indikator tersebut
sudah masuk kedalam kategori baik, akan tetapi masih perlu untuk
ditingkatkan agar memperoleh kualitas SDM yang baik pula dengan
cara mengikuti pelatihan-pelatihan yang telah disediakan oleh Bank
Syariah Mandiri.
2. Dalam segi pelayanan secara keseluruhan nasabah merasakan bahwa
pelayanan yang diberikan sudah cukup baik, akan tetapi tidak ada
salahnya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan
agar dapat memberikan yang terbaik kepada nasabah.
113
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Arga Publishing.
Al Arif, S.E., M.Si, M. Nur Rianto. 2011. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Era Intermedia. Aspiranti, Tasya. 2006. Statistika Bisnis. UNISBA. Bandung. Arifin, Zainul. 2003. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Alfabeta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima: Persiapan membangun
budaya Pelayanan Prima. Jakarta: Elexmedia Komputindo, Byars, Lloyd L, Leslie W. Rue. 2004. Human Resource Management. Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al Quran dan Terjemahan. Bandung :
CV Penerbit Diponegoro Djuaeni, M. Napis, M. Danial Djalaluddin, M. Mawardi Djalaludin. 2005. Kamus
Kontemporer Istilah Politik-Ekonomi:Indonesia-Arab. Gasperz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas; Penerapan Konsep-konsep Utama
dalam Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan
Pelanggan. Edisi Revisi dan Terbaru. Erlangga. Jakarta. Hadi, Sutrisno. 1999. Methode Research. Yogyakarta Hafiduddin, Didin dan Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik,
Gema Insani Press, Jakarta, Hasan, Ali. 2010. Marketing Bank Syari’ah. Ghalia Indonesia. Bogor. Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Jilid 3. Andi Offset. Yogyakarta.
Kartajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing. Mizan.
Bandung.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium Jilid 1 dan 2, Prenhallindo, Jakarta,
Kotler, Philip. 2006. B2B Brand Management. Jakarta.
114
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad, 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN M. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nawawi, H. Hadari. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gama
Press. Nazir, Habib dan Muhammad Hasanuddin. 2004. Ensiklopedi Ekonomi Islam dan
Perbankan Syariah. Kaki Langit, Bandung, Rivai, Veithzal. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Edisi 2. Ekonosia.
Yogyakarta. 2003. Soewardi, Herman. 2000. Mempersiapkan Kelahiran Sains Tauhidullah. Bandung. Stamatis, D.H. 1996. Total Quality Service: Principles, Practices, And Implementation, Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Penerbit Alfabeta Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business : Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis. Jakarta. Salemba Empat. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung Refika
Aditama. S.P. Hasibuan, H. Malayu. 2001. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta. Stoner, James AF dan R. Edward Freeman. 1992. Manajemen. Jakarta. Intermedia. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1990. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi.
LP3ES. Jakarta. Sjahdeini, Sutan Remi. 1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia. Grafiti. Jakarta. Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta. Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. 2002.
Menggagas Bisnis Islami. Gema Insani Press. Jakarta.
115
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth
Responden Karyawan Bank Syariah Mandiri
Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dimaksud untuk mengukur kualitas Sumber
Daya Manusia pada Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kualitas SDM yang ada.
Dalam survei ini anda bebas memberikan jawaban sesuai dengan yang anda rasakan, silahkan
ditandai atau diberi tanda ( √) pada jawaban pertanyaan.
Data yang diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penyusunan skripsi dengan judul:
“Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terdahap Pelayanan Nasabah Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja Tangerang”. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
Benazir Noor Syafril
Mahasiswa Keuangan Perbankan Syariah
Fakultas Syariah UNISBA
NPM 10010207048
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Responden
Nama responden:……….
1. Jenis Kelamin
� laki-laki � Perempuan
2. Usia
� 20-22 thn � 23-25 thn � >25 thn
3. Jabatan
� Kepala Cabang Pembantu � PJs. Operational Officer
� Pelaksana Marketing Support � Customer Service
� Teller � Back Office
� Pelaksana Marketing Mikro � Driver
� Messanger � Office Boy
� Security
B. Tentang kualitas SDM
Silahkan ditandai atau diberi tanda ( √) pada jawaban pertanyaan. Dimana: SB=sangat baik,
B=baik, CB=cukup baik, TB=tidak baik, STB=sangat tidak baik.
Tanggapan tentang keterampilan (Competence) yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
1 Pengetahuan karyawan tentang produk
2 Keterampilan karyawan dalam memberikan pelayanan
terhadap nasabah
3 Pemahaman karyawan tentang aspek perbankan
Tanggapan tentang keramahan (Courtesy) yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
4 Keramahan karyawan terhadap nasabah
5 Perhatian pribadi dari karyawan terhadap kebutuhan
nasabah
Tanggapan tentang kepercayaan (Credibility)yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
6 Karyawan memberikan rasa aman kepada nasabah dalam
bertransaksi
7 Keamanan dana yang disimpan
Tanggapan tentang ketelitian (Reliability) yang dimiliki karyawan.
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
8 Ketelitian pekerjaan karyawan
9 Kehandalan karyawan menangani transaksi
10 Kesesuaian dalam pencatatan transaksi
Tanggapan tentang daya tanggap (responsiveness) yang dimiliki karyawan.
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
11 Kecepatan karyawan dalam memenuhi kebutuhan
nasabah
12 Kesungguhan karyawan dalam membantu nasabah
Tanggapan tentang penanganan terhadap keluhan (gamesmanship) yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
13 Kesediaan karyawan dalam menangani keluhan nasabah
14 Kemampuan karyawan dalam mengatasi permasalahan
nasabah
Tanggapan tentang ketepatan (Timeliness) yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
15 Ketepatan waktu karyawan dalam memenuhi janji
terhadap nasabah
16 Kemampuan karyawan memaksimalkan kinerja saat
nasabah menunggu
Tanggapan tentang komunikasi (Communication) yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SB B CB TB STB
17 Kemampuan karyawan dalam berkomunikasi
18 Kemampuan karyawan dalam memahami nasabah
19 Penampilan berpakaian karyawan
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth
Responden Nasabah Bank Syariah Mandiri
Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dimaksud untuk mengukur kualitas
pelayanan/layanan Bank Syariah Mandiri KCP Balaraja Tangerang. Tujuannya adalah untuk
mengetahui tingkat pelayanan yang diberikan kepada nasabah.
Dalam survei ini anda bebas memberikan jawaban sesuai dengan yang anda rasakan, silahkan
ditandai atau diberi tanda ( √) pada jawaban pertanyaan.
Data yang diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penyusunan skripsi dengan judul:
“Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terdahap Pelayanan Nasabah Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Balaraja Tangerang”. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
Benazir Noor Syafril
Mahasiswa Keuangan Perbankan Syariah
Fakultas Syariah UNISBA
NPM 10010207048
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Responden
Nama responden:……….
1. Jenis Kelamin
� laki-laki � Perempuan
2. Usia
� <17 thn � 17-19 thn � 20-22 thn
� 23-25 thn � >25 thn
3. Pekerjaan
� Karyawan � Wiraswasta � Mahasiswa
� Pelajar
Tentang Kualitas Pelayanan
Silahkan ditandai atau diberi tanda ( √) pada jawaban pertanyaan. Dimana: SS=sangat setuju,
S= setuju, CS=cukup setuju TS=tidak setuju, STS=sangat tidak setuju (tidak pernah).
Tanggapan tentang Keramahan yang dimiliki karyawan
Jawaban
Item Penilaian SS S CS TS STS
1 Security menyambut anda ketika dating
2 Security/teller/customer service mengucapkan salam
disertai senyum ketika anda dating
3 Security/teller/customer service menanyakan keperluan
anda
4 Teller/customer service menanyakan nama anda
5 Meminta maaf atas setiap keluhan yang anda sampaikan
Tanggapan tentang Kenyamanan yang diberikan kepada Nasabah
Jawaban
Item Penilaian SS S CS TS STS
6 Tempat parkir yang luas
7 Ruang tunggu nasabah yang nyaman
8 Waktu menunggu yang relatif singkat
Tanggapan tentang Kemudahan yang diberikan kepada Nasabah
Jawaban
Item Penilaian SS S CS TS STS
9 Security/teller/customer service membantu anda dalam
pengisian formulir aplikasi
10 Melakukan pengecekan dan memberikan solusi kepada
anda sebagai nasabah
11 Memberikan batas waktu penyelesaian kepada nasabah
12 Atasan membantu dalam melayani nasabah