peringatan -...

163
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: trannhu

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

Penerapan Teori Uses and Gratification Dalam Program Acara

Televisi “Golempang” di Bandung TV

Studi Deskriptif Analisis mengenai penerapan teori uses and gratification dalam

program acara talk show “ Golempang ” di Bandung TV

SKRIPSI

Diajukan sebagi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :

Nama :Mahesa Herlambang Nalan

NPM :10080001088

Bidang Kajian Hubungan Masyarakat

FAKULTAS ILMU KOMU0NIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2006

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENERAPAN TEORI USES AND GRATIFICATION DALAM

PROGRAM ACARA GOLEMPANG DI BANDUNG TV

SUB JUDUL : STUDI DESKRIPTIF ANALISIS MENGENAI PENERAPAN

TEORI USES AND GRATIFICATION DALAM

PROGRAM ACARA TALK SHOW “GOLEMPANG DI

BANDUNG TV

Nama : Mahesa Herlambang Nalan

NPM : 10080001088

Bidang Kajian : Hubungan Masyarakat

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ema Khotimah, Dra., S.Pd., M.Si Nova Yuliati., Dra.

Mengetahui

Ketua Bidang Kajian Hubungan Masyarakat

Oji Kurniadi, Drs.,M.Si

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

i

ABSTRAK

Talk show sebagai acara bincang – bincang yang memadukan antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai serta pertanyaan yang diajukan bersifat non formal pemandu acara talk show memiliki peran ganda, yakni sebagai pembawa acara dan menjadi pewawancara. Narasumber yang dihadirkan beragam sesuai dengan bidang keahlian masing – masing. Dalam sebuah acara talk show terdapat unsur –unsur yang dapat dikomunikasikan, diantaranya daya tarik narasumber, daya tarik presenter, maupun daya tarik materi acara.

Tanggapan penonton tentang program acara “Golempang” di Bandung TV, merupakan judul dari skripsi ini dimana mempunyai tujuan penelitian diantaranya mengetahui tentang lingkungan sosial demografi penonton program acara Golempang di Bandung TV, mengetahui pemenuhan kebutuhan penonton oleh program acara Golempang di Bandung TV dan untuk mengetahui pendapat penonton tentang program acara Golempang di Bandung TV Sedangkan Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat dengan cara menyebarkan angket, wawancara dan studi kepustakaan. teknik pengambilan sample, purposive sampling .

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : Program acara “Golempang” Bandung TV lebih banyak dikonsumsi oleh penonton yang berusia 31 s/d 36 tahun (audiens dewasa) mayoritas beragama islam, dengan status rata – rata sudah menikah (berumah tangga), audiens adalah dosen – dosen STSI Bandung dengan latarbelakang pendidikan strata 1 dan 2, selain itu target audiens “Golempang” adalah orang – orang sunda walaupun ada sebagian kecil yang bersuku bangsa selain sunda hal ini disebabkan keingintahuan mereka akan sebuah acara seni dan budaya sunda di kota Bandung. Kebutuhan penonton program acara “Golempang” di Bandung TV belum terpenuhi dengan baik hal ini disebabkan kerena adanya perbedaan kepentingan antara program acara yang disiarkan oleh Bandung TV dengan apa yang dibutuhkan penontonnya, ketidakpuasan penonton terhadap program acara “Golempang” dapat dilihat dari narasumber yang ditampilkan kurang relevan dengan topik yang sedang dibahas dan argumentasi yang kurang jelas, pembuka acara, penutup acara, dan penataan studio (setting studio) kurang menarik, serta pengambilan gambar yang kurang akurat, dan keterbatasan keahlian presenter dalam melakukan wawancara dalam sebuah acara talk show.

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Tidak ada kata lain yang pantas penulis ucapkan selain

Alhamdulillahirobbil’Alamiin dan puji syukur setinggi - tingginya penulis

panjatkan ke khadirot ALLAH SWT, karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Bandung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berusaha memecahkan masalah yang

penulis harapkan ada manfaatnya khususnya bagi penulis bagi pembaca pada

umumnya. Masalah yang dibahas berjudul “Tanggapan Penonton Tentang

Program Acara “Golempang” di Bandung TV”. Dalam proses mengerjakan skripsi

ini, penulis banyak mendapat tantangan serta kendala namun berkat dorongan,

semangat, bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak maka pada akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis ucapkan terima kasih yang tiada terkira kepada orang – orang yang

telah membantu penulis selama ini,

1. Bapak DR. Yusuf Hamdan, Drs, Msi. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi, yang telah berkenan memberi izin pada penelitian ini dan atas

semangat yang diberikan pada penulis.

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

iii

2. Ibu DR. Hj. Neni Yulianita, Dra., M.S. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi (periode 2004 – 2006) yang telah memberikan perizinan dan

kesempatan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

3. Bapak Oji kurniadi, Drs., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Bidang Kajian Ilmu

Hubungan Masyarakat yang telah memberikan berbagai dorongan moril,

kesempatan dan kemudahan dalam menyusun shkripsi ini.

4. Ibu Sri Setiawati, Dra., M.Si. Selaku Ketua Bidang Kajian Hubungan

Masyarakat (periode 2004 – 2006) atas kesabarannya mendengar keluh

kesah penulis dan memberikan pandangan serta dorongan pada penulis

dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ema Khotimah, Dra., S.Pd. M.Si Selaku pembimbing I penulis yang

sangat keras mengarahkan dan merubah pandangan penulis terhadap proses

pembuatan sebuah skripsi, meskipun sering penulis merasakan

ketidaksanggupan terhadap saran yang diarahkannya, namun berkat

bimbingannya penulis dapat berfikir dan bersikap lebih tangguh untuk mau

mengerti dan menyusun karya ilmiah ini dengan baik

6. Ibu Nova Yuliati, Dra. Selaku pembimbing kedua II atas kebaikannya yang

telah membimbing penulis dengan kecermatan dan ketelitian serta keluasan

pandangan yang diberikan kepada penulis

7. Ibu DR. Atie Rachmiati, Dra,.M.Si selaku Dosen Wali Akademik yang

telah banyak membantu, membimbing dan memberian kemudahan kepada

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

iv

penulis sejak awal mengikuti perkuliahan hingga terselesaikannya tugas

akhir ini.

8. Segenap Pimpinan Fakultas Ilmu Komunikasi beserta seluruh staf pengajar

dan administrasi yang telah banyak membantu penulis selama menempuh

pendidikan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung

9. Bpk Komang Darmayasa, selaku Direktur Pelaksana PT Bandung Media

Televisi Indonesia, Bpk IGM Wisnu Arta, selaku Direktur HRD Bandung

TV yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian ini.

10. Bapak Mugi Gurewis selaku produser program acara “Golempang” yang

telah membantu penulis dalam memberikan data yang penulis perlukan

dalam penyusunan skripsi ini

11. Bapak dan Ibu Dosen – Dosen STSI atas bantuan kerjasamanya dan

waktunya dalam menjawab angket – angket penel;itian yang dijadikan

sebagai data dan masukan yang diperlukan dalam mendukung penyusunan

skripsi ini

12. Terkhusus untuk Lina Marliana H dan Arthur S Nalan, ibu dan bapak yang

sangat penulis cintai yang tidak henti –hentinya memberikan dorogan, doa

dan nasihat kepada penulis hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini dan keluarga penulis, yang selalu mendukung dan menyayangi

penulis

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

v

13. Adik tercinta Ziad Bestari Nalan (beuteukok jigong) yang penulis sayangi.

Atas dorongan, hiburan, keceriaan dan semangat yang diberikan hingga

akhirnya skripsi ini selesai.

14. Uwa Tatat yang telah sangat banyak berjasa membantu penulis dengan

kesabaran dan pengertiannya ikut membantu penulis dalam proses

penyusuan skripsi

15. Untuk sahabat – sahabatku tercinta barudak Animasi01 : Adhi prast, Adit

kasep, Acca meuh, Gorilla isal, Erik nocturno, Zaenal, Juju odat,

Yumanda, Umi mahmudah, Adjeng, Lia A, Abi Laksita, Mitha uno, Fanny

(neng Nathalie), Yuli (neng franciska), Lina (neng stephany). Barudak

Fj2k Family : Udhe bear, krisna momon, Razky acong, Annas W, Eki

Nurnikmat. Barudak Padyangan KMB : senior Padyangan 6, kang Erik

(OperetOZ) Arsal, Aja Bagja, Baksil, Fian, Lingga, Galih, Imam sas, Giles

dll. Band Kuburan : Memet, Deni, Aum, Raka, Toto, Handy, Rully, Wuri,

Iqbal, Ijal, Elmo, Miki.

16. Untuk teman – teman Fikom 2001 kelas B : Dian mbon, Indri Baliung,

Rahma..t, Irni, Dini, Sekar, Annissa, Husna, Lucky Marissa, Gilang (Jamie

aditya), Eko bangun, irfan hehe, tresna ndut, etc.

17. Rekan – Rekan kerjaku di Telkom Flexi, BEM Fikom (2001 – 2005),

DAM Fikom (2002 – 2005), Hima Humas periode 2004-2005, dan Teman

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

vi

– teman di 8eh radio ITB 108 FM, The edutainment Radio station in

Bandung.

18. Orang – orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

berjasa bagi penyusunan skripsi ini.

Akhir kata semoga uraian skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan

sumbangsih bagi Ilmu Komunikasi dan Ilmu Hubungan Masyarakat pada

khususnya dan juga semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya,

Amin. “Hidup ini Indah”, “Jauhi Narkoba Utamakan Keluarga”, dan Semoga

Sukses”

Waalaikumsalam. Wr. Wb

Bandung, Agustus 2006

Penulis,

Mahesa Herlambang Nalan

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………...... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………… 5

1.3 Identifikasi Masalah……………………….. 5

1.4 Tujuan Penelitian ………………………….. 6

1.5 Alasan Pemilihan Masalah………………… 6

1.6 Pembatasan Masalah……………………… 7

1.7 Pengertian Istilah…………………………. 8

1.8 Kerangka Pemikiran………………………. 9

1.9 Operasional Variabel……………………… 11

1.10 Metode Penelitian dan teknik Pengumpulan Data

1.10.1 Metode Penelitian………………… 12

1.10.2 Teknik Pengumpulan Data……….. 13

1.11 Populasi dan Sampel

1.11.1 Populasi…………………………… 14

1.11.2 Sampel…………………………….. 15

1.12 Organisasi Karangan……………………… 16

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi Massa………………. 18

2.2 Teori Uses and Gratification………………… 20

2.3 Elemen Komunikasi Massa

2.2.1 Tinjauan Tentang Komunikator……… 27

2.2.2 Tinjauan Tentang Pesan……………… 30

2.2.3 Tinjauan Tentang Media…………….. 31

2.2.4 Tinjauan Tentang Khalayak (Audience).. 32

2. 4 Tinjauan Televisi………………………………. 33

2.5 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

2.5.1 Fungsi Informasi……………………… 36

2.5.2 Fungsi Hiburan………………………. 37

2.5.3 Fungsi Penyebaran Nilai – Nilai…….. 38

2.6 Program Televisi.............................................. 39

2.6.1 Pengertian Talk Show………………... 40

2.6.2 Tujuan Talk Show……………………. 41

2.6.3 Rumus Talk Sow……………………... 41

2.6.4 Presenter Talk show………………….. 43

2.6.5 Daya Tarik Isi Materi Acara…………. 43

2.6.6 Ragam Pertanyaan Talk Show……….. 45

2.6.7 Tipe Narasumber………………………. 46

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

ix

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Bandung TV………………….. 48

3.1.1 Rasional………………………………… 49

3.1.2 Maksud dan Tujuan…………………….. 51

3.2 Spirit, Visi dan Misi Bandung TV

3.2.1 Spirit……………………………………. 52

3.2.2 Visi……………………………………… 53

3.2.3 Misi…………………………………….. 53

3.2.4 Strategi………………………………….. 54

3.2.5 Ijin Frekuensi…………………………… 54

3.2.6 Jaringan dan Peralatan Transmisi……… 55

3.2.7 Gedung Perkantoran……………………. 56

3.3 Orientasi Program dan Khalayak……………….. 57

3.4 Latar belakang “Golempang” ………………….. 57

3.4.1 Tujuan Program acara…………………… 59

3.4.2 Metode Penyajian……………………….. 59

3.4.3 Kelompok Kerja Produksi………………. 60

3.4.4 Satuan Kerja Produksi…………………… 62

3.4.5 Struktur Produksi………………………… 62

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

x

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Analisis Data Responden……………………… 64

4.2 Analisis Data Penelitian..................................... 73

4.2.1 Lingkungan Sosial Demografi Penonton.. 73

4.2.2 Kebutuhan Penonton…………………… 83

4.2.3 Pendapat Penonton……………………... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……………………………………….. 129

5.2 Saran ……………………………………………… 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 : Jenis Kelamin Responden……………………… 65

2 : Informasi Program Acara……………………… 66

3 : Frekuensi Menonton…………………………... 69

4 : 4 episode periode bulan Maret 2006…………… 71

Lingkungan Sosial Demografi Penonton

5 : Usia penonton………………………………….. 74

6 : Agama………………………………………….. 76

7 : Status…………………………………………... 78

8 : Pendidikan formal terakhir…………………….. 79

9 : Suku Bangsa……………………………………. 81

Kebutuhan Penonton

10 : Kebutuhan Informasi…………………………… 84

11 : Kebutuhan Hiburan…………………………….. 86

12 : Kebutuhan Nilai – nilai…………………………. 89

Pendapat Penonton

Topik Program Acara

13 : : Topik program acara menarik untuk disimak dan diikuti…… 91

14 : Topik program acara sesuai dengan kebutuhan masyarakat….. 93

15 : Topik program bermanfaat bagi penonton…………………….94

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

xii

Daya tarik pembicara

16 : Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode

kadaharan tradisional sunda…………………………………… 97

17 : Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode Novel

senja di langit majapahit………………………………………. 98

18 : Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode

lahirnya Koran sunda…………………………………………. 99

19 : Kemampuan pembicara dalam mengusai materi pada episode

kamekaran tari jaipongan di tatar sunda………………………. 101

20 : Penampilan pembicara yang dihadirkan pada program acara

“Golempang” di Bandung TV…………………………………. 102

21 : Kejelasan argumentasi yang dikemukakan pembicara pada program

acara “Golempang” di Bandung TV…………………………… 104

22 : Kesesuaian pembicara dalam menyampaikan materi dengan topik

yang sedang dibahas…………………………………………… 106

23 : kemampuan pembicara bersifat terbuka (dinamis) dalam menerima

pendapat orang lain …………………………………………… 108

Daya tarik materi acara

24 : Tune animasi (musik dan gambar pembuka) ……………… 110

25 : Keahlian presenter dalam melakukan wawancara………….. 112

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

xiii

26 : Pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara

wawancara………………………………………………. 115

27 : Kemampuan presenter dalam menggali informasi dari

pembicara……………………………………………….. 117

28 : Penataan studio (setting studio) …………………………. 120

29 : Sudut pengambilan gambar yang ditampilkan…………… 122

30 : Penggunaan bahasa sunda………………………………… 125

31 : Clossing (penutup acara) berupa uraian – uraian tentang topik yang

dibahas…………………………………………………….. 127

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 : Angket

2 : Coding Book

3 : Coding Sheet

4 : Surat Pengajuan Masalah

5 : Surat Ijin Riset

6 : Surat Izin Penyebaran angket

7 : Struktur Organisasi PT. Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung

TV)

8 : Riwayat Hidup

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI

menanyangkan langsung upacara tahun kemerdekaan Indonesia yang ke 17 pada

tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran

percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang

menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke – 4 dari stadion

utama Gelora Bung karno (Mila Day, 2004 : 16)

Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI maka selama 27 tahun

penonton televisi Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah

pada tahun 1989, pemerintah memberi izin operasi kepada kelompok usaha

bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta

pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI.

Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri

media massa khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat

terhadap informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul

hampir secara serentak lima stasiun swasta baru (Metro, Trans, TV-7, Lativi dan

Global TV) serta beberapa televisi daerah (Riau TV, Jak TV, Jawa TV, Bali TV,

Bandung TV, DLL) yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

2

lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan

beberapa program televisi.

Bandung TV hadir sebagai perwujudan kreativitas seni budaya masyarakat

sunda dalam menemukan jati diri melalui media televisi. Media televisi dipilih

dengan asumsi televisi sebagai perwujudan audio visual memiliki pengaruh besar

terhadap perilaku masyarakat sebagai suatu komunitas konsumsi. (company profile

Bandung TV)

Munculnya stasiun – stasiun televisi lokal di Indonesia seperti halnya

Bandung TV adalah suatu fenomena yang baru, mereka hadir dengan visi, misi

dan identitas yang berbeda satu sama lain. Dan seiring dengan berkembangnya

gaya hidup manusia yang sarat dengan pembaharuan atau modernisasi, maka

masing – masing stasiun televisi lokal saling berlomba menyajikan program –

program acara terbaik, teraktual dan mampu memberikan program – program yang

diinginkan oleh masyarakat yang tidak terlepas dari seni dan budaya yang mereka

tonjolkan dalam setiap pembuatan program acaranya.

Target audience stasiun penyiaran lokal di daerah tentu saja masyarakat

lokal setempat. Selain itu, pengelola program media penyiaran daerah dapat

bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memproduksi acara dengan setting

berdasarkan kebutuhan daerah setempat, misalnya mengemas sebuah talk show.

Program acara memiliki peranan penting dalam proses pemberian

informasi kepada masyarakat. Program acara dewasa ini suatu hal yang sangat

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

3

penting bagi stasiun televisi. Stasiun televisi swasta yang berskala nasional

maupun lokal berlomba – lomba menyajikan sajian program acaranya yang

berbagai macam jenisnya.

Menurut Vane-Gross (1994) dalam bukunya “Programming for tv, radio

and cable“, menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya

tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini

adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennnya. Menurut Vane-

Gross : the programmers must select the appeal trough which the audience will be

reached (programmer harus memilih daya tarik yang meruupakan cara untuk

meraih audien)

Sebagai wadah kreativitas masyarakat sunda, Bandung TV, televisi lokal

pertama di Bandung menitikberatkan program acaranya pada upaya pencerahan

masyarakat dalam segala aspek kehidupan dan fondasi seni budaya sunda. Hal

tersebut diwujudkan dengan 70% program acara budaya lokal (seni budaya sunda),

20% nasional dan 10% program internasional. (company profile Bandung TV)

Program acara “Golempang” adalah program acara talk show yang

dikemas dengan bahasa daerah sunda, yang membahas suatu topik dimana

pemirsanya dapat berinteraksi melalui telepon Golempang disiarkan secara

langsung 2 kali dalam satu minggunya setiap hari senin dan kamis, dimulai dari

pukul 21:00 s/d 22:00 WIB. Dalam program acara “Golempang” ini menggunakan

bahasa sunda sebagai bahasa pengantarnya, topik – topik yang dibahas dalam

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

4

setiap episodenya adalah kegiatan masyarakat Bandung pada khususnya dan Jawa

Barat pada umumnya dan tentu saja berkaitan dengan kegiatan seni dan budaya

sunda.

Dari fenomena yang ada Bandung TV melalui program acara

“Golempang” belum memenuhi harapan para penontonnya hal ini dapat diketahui

dari wawancara penulis dengan orang - orang yang telah menonton program acara

“Golempang”, menurut mereka pengemasan acara seadanya mulai dari setting

studio (tata letak), sudut pengambilan gambar yang kurang akurat, kurang

relevannya topik – topik yang dibahas, kehadiran narasumber yang kurang ahli di

bidangnya dan lain sebagainya. (programmer dan satuan kerja produksi) program

acara Golempang belum dapat mengemas program acara “Golempang” yang

berorientasi kepada seni dan budaya sunda dengan baik

Audien atau penonton inilah yang sesungguhnya memegang kekuasaan

mutlak atas televisi. Harapan yang sangat besar penonton terhadap program acara

“Golempang” yaitu program acara ini dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan

penontonnya yang rindu akan sebuah acara tentang seni dan budaya sunda

Pemenuhan kebutuhan informasi akan pengetahuan serta harapan peonton setelah

menonton program acara Golempang sehingga menghasilkan suatu kepuasan

penonton merupakan sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka

merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya suatu program acara.

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

5

Khalayak pemirsa memberikan umpan baliknya setelah mengikuti acara

tadi. Dari umpan balik sudah menunjukan suatu pertanda keberhasilan acara

Golempang, disamping itu merupakan suatu masukan berharga karena dapat

digunakan sebagai bahan pengkajian dalam rangka penyempurnaan.

Dari paparan diatas membuat keinginan penulis untuk mengetahui

bagaimana tanggapan para penonton mengenai program acara televisi

“Golempang“ di Bandung TV. Bandung TV sebagai pencerahan segala aspek

kehidupan masyarakat dengan fondasi budaya, dalam hal ini adalah seni dan

budaya sunda. Namun demikian hadirnya televisi Lokal seperti Bandung TV

merupakan daya tarik diharapkan mampu membuka wawasan di kalangan

masyarakat yang sudah rindu akan budaya Indung dalam hal ini budaya sunda

yang sudah lama mereka tinggalkan.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan penulis di atas, maka dapatlah

dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :

“ Bagaimana penerapan teori uses and gratification dalam program acara

“Golempang” di Bandung TV ? “

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

6

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan penulisan di atas, maka masalah

tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana lingkungan sosial demografi (segmentasi) penonton program

acara Golempang di Bandung TV ?

2. Bagaimana pemenuhan kebutuhan penonton oleh program acara

Golempang di Bandung TV?

3. Bagaimana pendapat penonton tentang program acara Golempang di

Bandung TV ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran pertanyaan penelitian tersebut di atas maka tujuan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui lingkungan sosial demografi (segmentasi) penonton

program acara Golempang di Bandung TV

2. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan penonton oleh program acara

Golempang di Bandung TV

3. Untuk mengetahui pendapat penonton tentang program acara Golempang

di Bandung TV

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

7

1.5 Alasan Pemilihan Masalah

1. PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV) sebagai stasiun

televisi lokal swasta pertama di Bandung. selain Bandung TV memiliki

visi dan misi pencerahan segala aspek kehidupan masyarakat dengan

fondasi budaya. Melalui program acara “Golempang” dapat mewakili

Bandung TV dalam membentuk citra sebagai televisi lokal yang berbudaya

lokal

2. Ketidakpuasan penonton dan kurang terpenuhinya kebutuhan penonton

akan budaya sunda yang ditampilkan pada program acara “Golempang” di

Bandung TV

3. Kerinduan masyarakat Bandung dan Jawa Barat pada umumnya akan

kebudayaan sunda menjadikan Bandung TV membuat program – program

acara yang mempresentasikan seni budaya Sunda.

I.6 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami

permasalahan yang diangkat, serta untuk menghindari adanya kesimpangsiuran

dalam pemahaman, maka penulis membuat batasan-batasan terhadap masalah

yang akan diteliti, sebagai berikut :

1. Objek penelitian PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Jln Sumatera no 19. Bandung.

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

8

2. Masalah yang diteliti disini adalah penerapan teori uses and

gratification dalam program acara “Golempang” yang disiarkan di

televisi lokal (Bandung TV) yang berlangsung dua kali dalam

seminggu (senin dan kamis) dimulai pada pukul 21.00 s/d 22.00 WIB

3. Golempang adalah sebuah acara yang berdurasi 60 menit (live

interactive), formatnya adalah talkshow dan dapat dideskripsikan

sebagai program acara talkshow yang dikemas dalam bahasa daerah

Sunda, yang membahas suatu topik dimana pemirsa dapat berinteraksi

didalamnya melalui line telepon

4. Penelitian ini memfokuskan 4 episode selama satu bulan (tanggal 13

s/d 23 Maret 2006)

5. Responden pada penelitian ini adalah dosen Sekolah Seni Tinggi

Indonesia (STSI) Bandung

6. Penelitian ini tidak meneliti pengaruh atau efek dari program acara “

Golempang “ tersebut

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

9

1.7 Pengertian Istilah

1. Tanggapan adalah suatu penerapan dan pengungkapan kembali segala

sesuatu yang dilihat, dialami, dan dirasakan oleh panca indera berupa

komentar, penelitian, pendapat, saran atau kritik (Assegaf, 1983 : 33 )

2. Audience (penonton) adalah orang – orang yang menjadi sasaran

komunikasi, baik dalam bentuk kelompok yang berkumpul di suatu tempat,

maupun dalam keadaan terpencar – pencar, tetapi sama – sama terpikat

perhatiannya oleh suatu pesan dari media massa (Kamus Komunikasi,

1989)

3. Programme (acara) adalah Rancangan produksi siaran radio atau televisi

4. Talk show adalah “ wawancara santai dan kadang – kadang diselingi

dengan musik atau lawak yang juga diperlukan pewawancara/penyiar/

announcer untuk memimpin jalannnya acara (Wahyudi, 1994 : 8)

5. Atau program acara yang bentuk formatnya berupa dialog antara

komunikator sebagai moderator dan komunikan sebagai nara sumber/

tokoh – tokoh yang sedang membicarakan suatu masalah (Muis, 1997 : 54)

6. Perangkat audiovisual adalah suatu media yang bercukupan terbatas yang

dimiliki dan sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu yang diarahkan

kepada khalayak yang bersifat terbatas pula (Kasali, 1999 : 178)

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

10

I.8 Kerangka Pemikiran

Teori Uses and Gratification pertamakali diperkenalkan oleh Herbert

Blumer dan Elihu Katz. Teori kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada tahun

1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communications : current perspectives on

gratification research. Teori uses and gratification milik Blumer dan katz ini

mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak

yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari

sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya,

teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan

alternative untuk memuaskan kebutuhannya.

Menurut para pendirinya Elihu Katz, Jay G Blumer dan Michael

Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula kenutuhan secara psikologis

dan social, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber –

sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau

keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan

akibat akibat lain, barangkali termasuk juga yang kita inginkan (Katz, Blumer,

Gurevicth, 1974 : 20).

Teori uses and gratification ini lebih menekankan pada pendekatan

manusiawi di dalam melihat media artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang

untuk memperlakukan media. Blumer dan katz percaya bahwa tidak hanya satu

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

11

jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya

bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat

teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana

(lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan

berdampak pada dirinya. Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa

cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :

(Blumer dan Katz, 1974 : 22)

Lingkungan sosial dapat dilihat dari ciri – ciri demografis, afiliasi

kelompok dan ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak adalah kebutuhan kognitif

yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, nilai – nilai dan

hiburan Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai

lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk

penyelidikan kita. Sumber pemuas kebutuhan dalam program acara talk show

Golempang yaitu daya tarik komunikator, topik pembicaraan dan materi acara.

LingkunganSosial

Kebutuhankhalayak

Sumber Pemuas Kebutuhan

PenggunaanMedia Massa

FungsiMedia

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

12

1.9 Operasional Variabel

Agar konsep – konsep dapat diteliti secara empiris maka harus

dioperasionalisasikan menjadi variabel. Operasionalisasi variabel dalam penelitian

ini adalah :

Variabel : Tanggapan penonton mengenai program acara Golempang

di Bandung TV

Indikator I : Lingkungan sosial demografi (segmentasi) penonton

Alat ukur : Usia

Status

Pendidikan tertinggi

Agama

Suku

Indikator II : Kebutuhan penonton

Alat ukur : Kebutuhan informasi

Kebutuhan nilai nilai

Kebutuhan hiburan

Indikator III : Pendapat penonton

Alat ukur : Daya tarik pembicara

Topik pembicaraan

Materi acara

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

13

1.10 Metode dan Teknik Penelitian

1.10.1 Metode Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif. Menurut Jalaludin Rakhmat, yang dimaksud dengan

metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis

fakta – fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual

dan cermat (Rakhmat, 1995:22)

Metode deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak

menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi

(Rakhmat, 1995:24)

Adapun tujuan metode deskriptif yaitu :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang

ada

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek –

praktek yang berlaku

3. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana

dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat,1989:25)

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

14

1.10.2 Teknik Penelitian

Usaha untuk mengadakan analisa masalah ini, adalaah berdasarkan data

yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik – teknik sebagai berikut :

1. Angket yaitu suatu cara yang digunakan untuk menghimpun informasi

atau keterangan mngenai hal – hal yang diketahui oleh responden

menurut apa yang ia alami atau diketahui (Faisal, 1995:52). Penulis

menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket yang berisi

daftar pertanyaan tertulis, baik pertanyaan terbuka ataupun pertanyaan

tertutup ditujukan kepada responden yang telah digunakan dengan

menggunakan teknik purporsif sampling

2. Wawancara adalah pertanyaan yang ditujukan kepada responden

secara lisan (pengumpulan data bertatap muka dengan responden).

Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah opinion interview,

yakni wawancara yang bertujuan untuk mngungkapkan pendapat untuk

dijadikan data untuk memperoleh informasi mengenai hal – hal yang

berkaitan dengan penelitian (Faisal, 1995:52)

3. Studi kepustakaan yaitu mencari data penunjang untuk penelitian dari

buku – buku ilmiah atau dari hasil penelitian seseorang, laporan –

laporan yang ada hubungannya dengan penelitian

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

15

1.11 Populasi dan Sampel

1.11.1 Populasi

Populasi yaitu jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri – cirinya

akan diduga. Dalam setiap penelitian populasi dipilih erat hubungannya dengan

masalah yang dipelajari (Singarimbun dan Effendy, 1985 : 108). Target populasi

juga berarti kumpulan objek yang diteliti dan sesuai dengan masalah yang dibahas,

objek penelitian bisa berupa orang, lembaga, kelompok, kata – kata dan lain – lain

(Singarimbun, 1989 : 106). Adapun yang menjadi target populasi dalam

penelitian ini adalah dosen Sekolah Seni Tinggi Indonesia (STSI) Bandung dan

jumlah populasinya adalah 115 orang dengan asumsi awal mereka pernah

menonton program acara “ Golempang “ di Bandung TV.

1.11.2 Sampel

Sample memiliki ciri – ciri esensial dari populasi sehingga dapat dianggap

cukup representative (Nasution, 1992 : 113). Penulis menggunakan teknik

pengambilan sample, purposive sampling yaitu memilih orang – orang tertentu

karena dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap dan berdasarkan kriteria khusus yang ditentukan peneliti (Rakhmat, 1984 :

81). Dikarenakan program acara “Golempang” merupakan sebuah acara televisi

yang memaparkan masalah – masalah tentang seni dan budaya sunda. Dalam hal

ini kriteria yang ditentukan penulis yaitu berdasarkan pengetahuan secara umum

tentang seni dan budaya sunda. Maka penulis memilih dosen STSI Bandung

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

16

sebagai responden dalam penelitian ini karena mereka pernah menonton program

acara “Golempang“ dan memliki latar belakang dan dianggap tahu secara umum

tentang seni dan budaya sunda.

Berkenaan dengan ketentuan pengambilan sample yang akan diteliti

menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya ‘Metodologi Research’ menyatakan “

sebenarnya tidak ada ketepatan yang mutlak berapa persen suatu sample harus

diambil dari populasi ” (Hadi, 1981 : 71). Dari total populasi yang berjumlah 115

orang, penulis mengambil sample 50% dari total populasi yang berarti sebanyak

60 orang dosen Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung untuk dijadikan

respondennya.

1.11 Organisasi karangan

Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan organisasi

karangan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Latar Belakang Masalah,

Masalah Penelitian, Pertanyan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Alasan Pemilihan Masalah, Pembatasan Masalah, Kerangka Pemikiran,operasional

variable, Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan, Populasi dan Sampel.

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini penulis mengemukakan pembahasan secara teoritis

tinjauan mengenai pengertian Komunikasi Massa, teori Uses and Gratification,

Elemen Komunikasi Massa, Tinjauan Televisi, Fungsi Televisi sebagai Media

Massa, Program Televisi.

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini terdiri dari perkenalan dan sekilas perusahaan yaitu sejarah

singkat PT Media Televisi Bandung (Bandung TV), Spirit,Visi, Misi dan Strategi

PT Bandung Media Televisi Indonesia, Orientasi Program dan khalayak, Latar

Belakang Program Acara Talk show “Golempang”.

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

Hasil penelitian dan pembahasan secara mendalam terdiri atas analisis

sumber data responden dan analisis data penelitian secara Deskriptif Analisis yang

didasarkan data kuantitatif

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran untuk pengembangan ilmu dan

pengembangan praktis.

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Sebagai mahluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia

perlu berkomunikasi

Dalam hidup bermasyarakat, orang tidak pernah berkomunikasi dengan

orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini

akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang

kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan dari

East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari

kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka

ia perlu berkomunikasi.

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,

dalam Liliweri.1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan

menimbulkan efek tertentu.

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

19

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bitter

(Rakhmat, seperti disitir komala, dalam karlinah dkk. 1999), yakni: komunikasi

massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa adalah pesan

yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass

communication is messages communicated through a mass medium to a large

number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa

itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan

kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri

oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa,

maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media

massa adalah radio siaran, dan televisi keduanya dikenal dengan sebagai media

elektronik: surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak: serta

media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop

Komunikasi massa bagi Djalaluddin Rakhmat adalah sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan “dapat” dalam definisi ini menekankan pengertian bahwa sebenarnya penerima komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah essensial. Yang terpenting adalah kemampuan organisasi social dalam memproduksi pesan itu kembali dan mengirimnya sebagai rangsangan kepada sejumlah orang dalam tempat yang terpisah (Rakhmat 1996;189)

Proses komunikasi massa terjadi dalam proses yang rumit, karena terdiri

dari berbagai komponen pertama sumber pesan yang akan dipilih untuk diberikan

kepada komunikan. Dalam penyampaiannya diperlukan perumusan pemberian

bentuk dimaksudkan untuk mempermudah diterimanya pesan tersebut dengan

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

20

melalui bentuk bahasa, tanda – tanda atau lambang – lambang tertentu pesan

disampaikan melalui media kemudian komunikan menangkap tanda atau lmbang

tersebut, apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator sama maknanya

dengan pesan – pesan yang diterima oleh komunikan maka tujuan komunikasi

tercapai bila terjadi dengan tidaknya adanya persamaan arti pesan yang dimaksud

oleh komunikator dengan komunikan.

2.2 Teori Uses and Gratification

Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan

teori ini. Teori kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam

bukunya The Uses of Mass Communications : current perspectives on

gratification research. Teori uses and gratification milik Blumer dan katz ini

mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak

yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari

sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya,

teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan

alternative untuk memuaskan kebutuhannya.

Dalam buku “ilmu, teori dan filsafat komunikasi” karangan Prof. Onong

Uchjana Effendy., M. A .Menurut para pendirinya Elihu Katz, Jay G Blumer dan

Michael Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula keutuhan secara

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

21

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau

sumber – sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan

(atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan

akibat akibat lain, barangkali termasuk juga yang kita inginkan (Katz, Blumer,

Gurevicth, 1974). Mereka merumuskan asumsi – asumsi dasar teori :

1. Khalayak dianggap aktif ; artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mngeitkan pemuas kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak

3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada khalayak yang bersangkutan

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mngerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus dutangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (Blumer dan Katz, 1974 dalam Effendy, 2003 : 289)

Teori uses and gratification ini lebih menekankan pada pendekatan

manusiawi di dalam melihat media artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang

untuk memperlakukan media. Blumer dan katz percaya bahwa tidak hanya satu

jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya

bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat

teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana

(lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

22

berdampak pada dirinya. Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa

cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :

(Blumer dan Katz, 1974 dalam Nurudin, 2003 : 183)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “ilmu teori dan filsafat

komunikasi” Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment)

yang menentukan kebutuhan kita. Menurut Morissan, M.A. dalam bukunya

“Media Penyiaran : strategi mengelola radio dan televisi”, 2005. Lingkungan

sosial berdasarkan demografi pada dasarnya adalah lingkungan yang didasarkan

pada peta kependudukan misalnya : usia, jenis kelamin, besarnya anggota

keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan audien, tingkat

penghasilan agama, suku dan sebagainya. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Usia : biasanya audien dibedakan menurut usia anak – anak, remaja, dewasa dan orang tua.

2. Jenis Kelamin : tidak semua program dapat dibedakan menurut segmen ini. Program drama komedi misalnya, jarang dibedakan menurut segmentasi audien berdasarkan jenis kelamin (gender). Tetapi program – program tertentu seperti program oleh raga (biasanya disukai audien laki – laki), infotainment (wanita), sinetron (wanita), program memasak (wanita), program berita (laki-laki) dapat menggunakan segemen ini. Pada umumnya wanita lebih banyak menonton televisi darpada pria. Saat ini, jumlah penduduk pria dan wanita di Indonesia tidak jauh berbeda

LingkunganSosial

Kebutuhankhalayak

Sumber Pemuas Kebutuhan

PenggunaanMedia Massa

FungsiMedia

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

23

3. Pekerjaan : audien yang memiliki jenis pekerjaan tertentu umumnya mengkonsumsi barang – barang tertentu yang berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya. Selera merekapun umumnya jauh berbeda dalam mengkonsumsi program. Kalangan eksekutif lebih menyukai program yang dapat mendorong daya pikir mereka atau membantu mereka dalam mengambil keputusan misalnya program berita atau film – film tertentu. sementara kalangan pekerja kasar lebih menyukai musik dangdut.

4. Pendidikan : audien dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang dicapai. Pendidikan yang berhasil diselesaikan audien biasanya menentukan pendapatan dan kelas sosial mereka. Selain itu pendidikan juga menentukan tingkat intelektualitas seseorang. Pada gilirannya, tingkat intelektualitas ini akan menentukan pilihan barang – barang, jenis hiburan dan program radio atau televisi yang diikutinya. Tingkat pendidikan biasanya terkait pula dengan tingkat pekerjaannya walaupun tidak selalu. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung membaca secara rutin surat kabar dan majalah – majalah tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Biasanya bacaannya agak berat, memerlukan pemikiran – pemikiran dan analisa, menyukai konsep – konsep baru dan tertantang untuk menggali hal – hal baru. Sebaliknya, mereka yang hanya berhasil mencapai sekolah dasar umumnya akan mencari bacaan – bacaan yang ringan, mudah dipahami, banyak gambar atau foto, berjudul besar dengan permasalahan sehari hari yang dekat dengan kehidupannya.

5. Agama : belakangan ini agama telah digunakan untuk memasarkan berbagai macam produk. Segemntasi audien berdasarkan agama telah digunakan untuk membuat program – program tertentu misalnya sinetron religius, ceramah agama dan sebaginya. Program yang berbau agama ini dapat digunakan untuk memasarkan produk – produk yang erat dengan agama. Namun, dengan demikian segmentasi cara ini umumnya sangat sensitifdan memerlukan keseriusan dalam menjalani hubungan dengan konsumennya. Segmentasi berdasarkan agamna hanya dapat diterapkan pada komoditi tertentu yang pasarnya amat sensitif terhadap simbol – simbol agama

6. Suku dan kebangsaan : pengelola media penyiaran dapat pula melakukan segemntasi audien berdasarkan suku dan kebangsaan sepanjang suku – suku itu memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal – kebiasaan – kebiasaan dan kebutuhan – kebutuhannya bila dibandingkan dengan suku – suku lainnya. Selain itu, tentu saja segmentnya cukup besar, potensial dan memiliki daya beli yang tinggi. Suku – suku tertentu biasanya memiliki ciri khas dalam soal makanan, pakaian dan cara berkomunikasi. (Morissan, 2005 : 151-153)

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

24

Selain itu, lingkungan sosial tersebut meliputi ciri – ciri afiliasi kelompok dan

ciri – ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs)

dikategorisasikan sebagai cognitive needs, effective needs, personal intergrative

needs dan escapist needs

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

2. Affective needs (kebutuhan afektif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional

3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integrative) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal – hal tersebut diperoleh dari hasrat dan harga diri

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal – hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman (Effendy, 2003:294)

Pada umumnya setiap individu memiliki kebutuhan mendasar terhadap

interaksi sosial. Berdasarkan pengalamannya, seseorang mengaharapkan bahwa

konsumsi atau penggunaan media tertentu, akan memberikan sejumlah pemenuhan

bagi kebutuhannya. Hal ini akan membuatnya menonton acara televisi tertentu,

membaca artikel tertentu dalam majalah dan sebagainya. Dalam beberapa kasus

aktivitas ini dapat menghasilkan suatu pemenuhan kebutuhan, namun pada saat

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

25

yang bersamaan aktivitas ini juga menciptakan ketergantungan pada media massa

tertentu. Dengan demikian, penggunaan media massa oleh individu telah

memberikan fungsi alternatif bagi interaksi sosial sesungguhnya.

Versi lain dari pendekatan uses and gratification ini pada buku karangan

Morissan, M.A “Media Penyiaran” (2005), dikemukakan Karl Erik Rosengren

(1974) yang menyatakan bahwa :

1. Kebutuhan mendasar tertentu dalam interaksi dengan berbagai kombinasi antara karakteristik intra dan ekstra individu dan juga dengan struktur masyarakat termasuk struktur media menghasilkan berbagai kombinasi persoalan individu dan juga persepsi mengenai solusi bagi persoalan tertentu

2. Kombinasi persoalan dan solusinya menunjukkan berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan yang menghasilkan perbedaan pola konsumsi media dan perbedaan pola perilaku lainnya yang menyebabkan perbedaan pola pemenuhan yang dapat mempengaruhi kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu yang sekaligus akan mempengaruhi pula struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi masyarakat (Morissan, 2005 : 25)

Dengan demikian menurut Rosengren, kebutuhan individu dianggap sebagai

titik awal. Kebutuhan ini kemudian berinteraksi dengan karakteristik individu

bersangkutan dan kondisi – kondisi lingkungan sosialnya yang pada akhirnya

menimbulkan persoalan. Tingkat kerumitan persoalan akan berbeda antara satu

individu dengan individu lainnya. Hal serupa berlaku pula dalam persepsi

mengenai bagaimana persoalan tersebut dapat terselesaikan.

Persoalan yang dimiliki individu akan mendorongnya untuk memiliki motif

tertentu yang akan menimbulkan tindakan pada bentuk konsumsi media atau

perilaku yang berbeda pula. Sejumlah orang akan mencari sesuatu yang

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

26

menghibur, lainnya memilih informasi dan sejumlah lainnya bahkan tidak

menggunakan media sama sekali. Perbedaan pola merupakan hasil proses ini.

Keseluruhan proses ini menunjukkan uses and gratification dapat mempengaruhi

masyarakat dan media yang beroperasi di dalamnya

2.3 Elemen Komunikasi Massa

Dalam buku “komunikasi massa suatu pengantar” karangan Elvinaro dan

lukiati, 2004. Everett M Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi

ada empat elemen yang harus diperhatikan, yaitu source, message, channel dan

receiver. Kemudian komponen tersebut dirinci kembali menjadi lima bagian oleh

Wilbur Scramm, yaitu; source (sumber), encoder (komunikator), signal

(sinyal/tanda), decoder (komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen

tersebut sesuai dengan paradigma Harold D Laswell yakni who- says what- in

which channel- to whom- with what effect. Komponen – komponen tersebut

merupakan suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada

komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa

Sebagaimana telah dijelaskan, komunikasi massa pada dasarnya

merupakan proses komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari

komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Dalam

komunikasi antar persona tidak demikian halnya, karena pesan mengalir dari

komunikator. Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu arah,

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

27

namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan

lancarnya proses komunikasi tersebut. Komponen dalam komunikasi massa

ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi lainnya. Proses komunikasi

massa lebih kompleks karena setiap komponenya mempunyai karakteristik

tertentu.

2.3.1 Tinjauan tentang Komunikator

Sebagaimana telah diuraikan, dalam proses komunikasi diperlukan adanya

komponen – komponen yang menunjang kelangsungannya, yang meliputi

komunikator, pesan, komunikan, dan media. Contoh yang sederhana, pembicara

(komunikator), kata-kata (pesan), hubungan telepon (media), dan penerima

(komunikan). Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya

langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha – usaha yang terorganisasikan dari

beberapa partisipan, diproduksi secara massal dan didistribusikan kepada massa

Untuk mencari atau mememukan komunikator dalam proses yang begitu

kompleks bukan masalah yang mudah, bahkan mungkin sangat sulit dan tidak

biasa dilakukan sembarangan.

Jeremy Tunstall mendefinisikan komunikator sebagai petugas

nonadninistratif (non clerical) di dalam organisasi – organisasi komunikasi orang

– orang bekerja dalam memilih, menyusun dan merencanakan program – program,

cerita – cerita dan pesan – pesan lainnya akhirnya disebarkan kepada khalayak

(Tunstall, 1990)

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

28

Adapun menurut Hafied Cangara definisi komunikator adalah pihak yang

mengirim pesan kepada khalayak. Karena itu komunikator biasa disebut pengirim,

sumber, source atau encoder. (Cangara, 2000 : 89). Ditinjau dari komponen

komunikator, menurut Onong Uchjana Effendy., M.A dalam bukunya ilmu, teori

dan filsafat komunikasi, terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu

kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator

(source attractiveness )

1. Kepercayaan kepada Komunikator (Source Credibility)Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan bisa tidaknya ia dipercaya. Hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli menunjukan bahwa kepercayaan yang besar akan meningkatkan daya perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang rendah akan menyebabkan berkurangnya daya perubahan yang diharapakan. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Apabila komunikator dianggap sebagai ahli dalam suatu bidang, misalnya ahli dalam bidang ekonomi atau memiliki status sosial atau jabatan profesi yang lebih tinggi, maka pesan yang disampaikan mempunyai daya pengaruh yang lebih besar. (Effendy 1989 : 30)

2. Daya tarik komunikator (Source Attractiveness) Wilbur Scramm mengatakan bahwa apabila kita berkomunikasi, berarti kita sedang mengusahakan kesamaan makna antar komunikator dengan komunikan. Seorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk mengubah sikap komunikan melalui mekanisme daya tarik, artinya komunikan merasa bahwa komunikator dapat dianggap mempunyai persamaan dengan komunikan, sehingga komunikan bersedia mengikuti pesan yang disampaikan oleh komunikator. Yang dimaksud dengan kesamaan antara komunikator dan komunikan disini khususnya adalah kesamaan ideologis dan demografis. Ideologi merupakan hal yang lebih penting daripada demografi. Perasaan yang sama antara komunikator dengan komunikan akan menyebabkan komunikasi berjalan lancar. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan akan menimbulkan rasa simpati kepada komunikator. Seorang komunikator komunikasi massa akan sukses dalam menyampaikan pesannya jika ia dapat menyesuaikan diri dengan komunikan dalam hal kecakapan,

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

29

pengalaman, kemampuan berfikir, dan sebagainya. (Effendy, 1989 : 41 - 42)

Seorang komunikator adalah orang yang memberikan infiormasi atau

pesan kepada orang lain atau suatu kelompok tertentu yang bertujuan untuk

mempengaruhinya, tugas yang paling pokok dari komunikator adalah

membimbing komunikan untuk percaya, bahwa ia adalah orang yang

berkemampuan dalam subjek yang didukungnya, disamping itu pula mempunyai

integritas dan goodwill terhadap komunikasi, seorang komunikator dalam

melakukan komunikasi memiliki kredibilitas yaitu “seperangkat persepsi

komunikate tentang sifat – sifat komunikator“ (Effendy, 1996 : 257)

1. Keahlian (ekspertise) adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan, komunikator yang dinilai tinggi pada keahliannya dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu banyak berpengalaman dan tertarik. Tentu sebaliknya komunikator dinilai rendah jika keahliannya dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu atau bodoh.

2. kepercayaan (trustworthiness) kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya (Rakhmat, 1996 : 256)

Kemudian Kohler dan Anator dan juga Appelbaum memberikan 4 komponen

dan kredibilitas antara lain :

1. Dinamisme adalah komunikator memiliki bila ia dipandang sebagai orang yang periang bersemangat, aktif, dan tegas serta berani, sebaliknya komunikator yang tidak dinamis dianggap pasif, ragu – ragu, lesu dan lemas dalam komunikasi dinamisme memperkokoh kesan, keahlian dan kepercayaan

2. Sosiabilitas adalah kesan kaomunikate tentang komuniator sebagi orang yang pariang dan senang bergaul

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

30

3. Ko Orientasi merupakan kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang kita senangi yang bisa mewakili nilai kita

4. Kharisma dipergunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar biasa yang dimiliki komunikator yang menarik dan mngendalikan komunkate seperti magnet menarik berita – berita disekitarnya (Rakhmat, 1996 : 260)

Dengan demikian , orang yang menyampaikan pesan yaitu komunikator

ikut menentukan berhasilnya komunikasi, seseorang komunikator harus

merupakan orang yang memiliki keahlian dan mempunyai kepercayaan bagi

komunikan dalam menyampaikan sesuatu.

2.3.2 Tinjauan Tentang Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat

umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung

pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. Disini dimensi seni

tampak sangat berperan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Severin dan Tankard

(1992) bahwa :

komunikasi massa adalah sebagian keterampilan (skill), sebagian seni (art)dan sebagian ilmu (science). Tanpa dimensi seni menata pesan, tidak mungkin media surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, dan film dapat memikat perhatian khalayak, yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan dan perilaku komunikan (Severin dan Tankard, 1992)

Dalam hal menyampaikan isi pesan secara tepat dan jelas ada 9 hal yang

harus diperhatikan yaitu sebagi berikut :

1. Pesan isi harus cukup jelas (clear) bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit – belit, topik denotasi yang menyimpang dan tuntas

2. Pesan itu harus mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct) pesanitu berdasarkan fakta tidak mengada – ada dan tidak diragukan

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

31

3. Pesan itu singkat atau ringkas (concise) ringkas dan padat dan dapat disusun dengan kalimat pendek, to the poin tanpa mengurangi arti sesungguhnya

4. Pesan itu mencangkup keseluruhan (comprehensive) ruang lingkup pesan mencakup bagian – bagian yang terpenting patut diketahui komunikan

5. Pesan itu nyata (conkret) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada tidak sekedar issue dan kabar angin

6. Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis 7. Pesan itu menarik menyakinkan menarik karena bertautan dengan dirinya

sendiri sesuai dengan radio 8. Pesan itu disampaikan dengan sopan harus dipertimbangkan kadar

kepribadiannya, kebiasaan, pola hidup dan nilai – nilai komunikan bila sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa bersikap terbuka

9. Pesan itu sangat mantap (consistent) artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan yang lainnya, konsistensi ini sangat perlu untuk bisa menyakinkan komunikan kita (Siahaan, 1991 : 62-64)

Kesembilan hal diatas adalah menciptakan pengertian baik dan tepat anatar

komunikator dengan komunikan, pesan komunikasi harus disampaikan sebaik

mungkin agar komunikan dapat mengerti dan memahami maksud dan tujuan isi

pesan tersebut dan menerimanya dengan sikap terbuka

2.3.3 Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa

yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian

khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous)

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominant dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan (Cangara, 2000 : 131)

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

32

Para sarjana sepakat bahwa jenis – jenis media yang digolongkan dalam

media massa adalah pers, radio siaran, televisi dan film. Media massa inilah yang

paling sering menimbulkan masalah dalam semua bidang kehidupan, yang

semakin lama semakin kompleks kerena perkembangan teknologi sehingga,

senantiasa memerlukan pengkajian yang seksama. Sifat media yang akan

digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan komunikasi massa harus benar –

benar mendapat perhatian, karena erat sekali kaitannya dengan khalayak yang

akan diterpa.

2.3.4 Tinjauan Tentang Khalayak (Audience)

Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa ini sangat beragam,

dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku atau ratusan pembaca jurnal

ilmiah.

khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komuniasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan (Cangara, 2000 : 151)

Istilah “audience media” berlaku universal dan secara sederhana dapat

diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa

berbagai media atau komponen isinya (Mc Quail, 1987 : 201). Lebih lanjut Mc

Quail (1987 : 203) menjelaskan konsep alternatif tentang audien:

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

33

1. Audien sebagai sekumpulan penonton, pembaca, pendengar dan pemirsa kumpulan inilah yang disebut audien dalam bentuknya yang penting dikenali dan versi yang diterapkan dalam hamper seluruh penelitian tentang media

2. Audien sebagai massa, pandangan audien sebagai massa ini ditekankan berdasarkan akurasi yang besar, heterogenitas, penyebaran serta lamanya organisasi sosial dan komposisi yang berubah dengan cepat dan tidak konsisten

3. Audien sebagi publik atau kelompok sosial, unsur penting dalam versi audien ini adalah praksistensi dan kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang dilayani oleh media terkait tetapi keberadaannya tidak tergantung kepada media

4. Audien sebagai pasar, perkembangan ekonomi mnyebabkan timbul konsep audien sebagai pasar, dalam konsep ini produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen terkait yang potensial, yang bersaing dengan produk media lainnya

Adapun audience (khalayak) dapat dikarakteristikkan lebih lanjut sebagai

berikut :

1. Kelompok atau publik. Sejalan dengan suatu pengelompokkan sosial yang ada dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelompok sosial, politik, budaya dan sebagainya

2. Kelompok kepuasan. Terbentuk atau dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu akan informasi atau akan kepuasan emosional dan afeksi tertentu

3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa, terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya atau intelektualitas tertentu

4. Audien medium berasal dan dari dipertahankan kebiasaan atau loyalitas pada sumber media terkait, misalnya surat kabar, majalah, siaran radio atau televisi (Mc Quail, 1987 : 206)

2.4 Tinjauan Televisi

Televisi terdiri dari istilah “ tele“ (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan

“visi“ (vision) yang berarti penglihatan segi “jauhnya“-nya oleh gambar dengan

demikian televisi yang dalam bahasa inggrisnya “television“ diartikan dengan

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

34

gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat “lain“ melalui sebuah perangkat

penerima (kamus komunikasi: 1989).

Kata televisi diartikan dengan televisi siaran yang dapat dilakukan melalui

transmisi atau pancaran dan dapat juga dipancarkan melalui kabel (televisi kabel)

dalam situasi transmisi/pancaran gmbar dan suara yang dihasilkan oleh elektronika

diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan selanjutnya ditransmisikan

pemancar. Gelombang elektromagnetik oleh system antene yang menyalurkan ke

pesawat penerima di pesawat televisi gelombang elektromagnetik diubah menjadi

gambar dan suara yang dapat kita nikmati di layer monitor televisi. Bila dilihat

lebih jauh, televisi siaran akan menghasilkan siaran televisi (audio visual) di

sukung dua unsur utama yaitu :

1. Perangkat keras (hard ware)

2. Perangkat lunak (soft ware)

Perangkat keras disini terdiri dari studio televisi transmisi/ pemancar dan

pesawat penerima televisi. Ketiga unsur perangkat ini disebut trilogy. Menurut Drs

J.B. Wahyudi, dalam bukunya “ Media Komunikasi Massa Televisi “, menyatakan

dalam organisasi penyiaran / badan penyiaran khususnya pada televisi siaran harus

didukung oleh individu – individu yang memiliki :

1. Keahlian di bidang masing – masing 2. Tanggung jawab profesi 3. Kreativitas 4. Sifat untuk kerjasama, tidak boleh egoistis 5. Kepemimpinan yang bijaksana, tegas tetapi tidak kaku 6. Kesadaran pada fungsi masing – masing

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

35

7. Satu tekad untuk mencapai tujuan yang baik yang telah ditetapkan bersama, atau yang telah ditetapkan oleh pemerintah

8. Memiliki pandangan jauh ke depan di bidang perangkat keras (Wahyudi, 1996 : 52)

Televisi siaran yang didukung oleh teknologi canggih harus dikelola secara

professional. Setiap individu yang bekerja di stasiun televisi harus mengetahui

sifat – sifat dari media televisi yang sangat kompleks demikian pula perangkat

kerasnya yang selalu berubah setiap saat karena kemajuan teknologi elektronika

dengan demikian akan terjamin jangkauan siaran televisi dan benar – benar

mencerminkan sifat yang dimiliki oleh media massa televisi.

Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio visual

(suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat maka siaran

televisi tidak akan memuaskan semua lapisan masyarakat. Siaran televisi dapat

membuat kagum dan memukau sebagian penontonnya, tetapi sebaliknya siaran

televisi dapat membuat jengkel dan rasa tidak puas bagi penonton lainnya. Suatu

program mungkin disukai oleh kelompok masyarakat terdidik namun program itu

akan ditinggalkan oleh kelompok masyarakat lainnya.

2.5 Fungsi Televisi sebagai Media Massa

Menurut Alo Liliweri, bahwa Media Massa merupakan sifat, instrument

komunikasi massa yang telah memberi peluang pada kita untuk merekam

mentransmisikan berbagai pengalaman dan informasi secara cepat dan meluas

untuk mencapi suatu khalayak yang heterogen (Liliweri, 1991 : 41)

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

36

Adapun media massa dapat dibedakan ke dalam media elektronik seperti

televisi, radio, film dan media cetak .

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tanyangan televisi mereka Sebagai dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agge, et. Al. 2001 : 279)

Salah satu medium komunikasi massa televisi mempunyai beberapa fungsi

dasar yang membedakan dengan medium komunikasi massa lainnya.

2.5.1 Fungsi Informasi

Dalam buku “komunikasi massa suatu pengantar” karangan Drs Elvirano

A M.Si dan Dra. Lukiati Komala E, M.Si. menurut Karlinah, dalam Karlinah, dkk.

(1999).

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebaran informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersnagkutan sesuai dengan kepentingan khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus akan informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya (Karlinah, dalam Karlinah, dkk. (1999).

Sebagian informasi didapat buikan dari sekolah, atau tempat bekerja

melainkan dari media. Kita belajar musik, politik ekonomi, hokum, seni, sosiologi,

psikologi, komunikasi, dan hal lain dari media. Kita belajar keterampilan

menggunakan computer, memasak, menjahit dan sebagainya dari media. Kita

mngenal tempat – tempat bersejarah yang ada di dunia juga dai media elektronik

(terutama film) dan media cetak yaitu buku – buku sejarah

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

37

Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan

radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi

tentang persitiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa

yang dilakukan, dicapkan atau dilihat orang lain.

2.5.2 Fungsi Hiburan

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media

menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang menjalankan

fungsi hiburan, hampir tiga per empat bentuk siaran televisi setiap hari

menrupakan tanyangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya banyak dimuati

acara hiburan. memang ada beberapa televisi dan radio siaran yang memuat 100%

berita. Tetapi televisi dan radio siaran lainnya menyajikan berita kurang dari 5%.

Majalah pun demikian halnya. Ada yang banyak memuat hiburan , ada pula yang

sedikit memuat hiburan. bahkan ada beberapa majalah yang hanya menampilkan

berita seperti Time dan News Week, Tempo, Gatra, dan Garda.

Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik mendukung posisi yang

paling tinggi dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain. Masalahnya,

masyarakat kita memang masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. dalam

sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu. Misalnya,

suami istri kerja seharian, anak sekolah. Karena dalam kesehariannya mereka

capek dengan aktivitas masing – masing, maka ketika malam hari mereka berada

di rumah punya kemungkinan besar menjadikan televisi sebagai media hiburan.

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

38

paling tidak, untuk hiburan karena dalam aktivitas hariannya telah membuat lelah.

Acara hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena mereka akan bisa melihat

bersama – sama, bercanda, menikmati acara televisi. Melalui berbagai program

acara yang ditanyangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang

dikehendakinya.

Berdasarkan penelitian siaran langsung olah raga yang ditanyangkan media

televisi dan media massa telah meningkatkan jumlah penonton yang menaikkan

olah raga. Pertanyaan ini diperkuat oleh pendapat seorang ahli sosiologi John

Tulamin dan Charles Page yang menyatakan bahwa “meningkatnya olah raga

secara luar biasa sebagai hiburan massa setelah berakhirya perang dunia II,

sebagian besar merupakan hasil televisi” (Rakhmat, pada Karlinah dalam

Karlinah, dkk. 1999). Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain

tujuannya adalah mengurangi keterangan pemikiran khalayak. Karerna dengan

membaca berita – berita ringan atau melihat televisi dapat membuat pikiran

khalayak segar kembali.

2.5.3 Fungsi Penyebaran Nilai – Nilai

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization

(sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana inidividu mengadopsi

perilaku dan nilai kelompok . media massa yang mewakili gambaran masyarakat

yang ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita

bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

39

lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk

menirunya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja belajar tentang

perilaku berpacaran dari menonton film dan acara televisi yang mengisahkan

tentang pacaran, termasuk pecaran yang agak liberal atau bebas.

Diantara semua media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya

sosialisasi (penyebaraan nilai nilai) pada anak muda, terutama anak – anak yang

telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton

televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat

memperiongatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan

salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai – nilai). Sebagai contoh

maraknya tanyangan kekerasan di stasiun televisi yang membuat anak muda

berfikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan

hidup.

2.6 Program Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja

bisa dijadikan program untuk ditanyangkan di televisi selama program itu menarik

dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesususilaan, hukum

dan peraturan yang berlaku. Pengelolaan stasiun penyiaran dituntut untuk

memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang

menarik

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

40

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar

berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan

(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu

berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera

disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta,

gossip, opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu,

musik drama permainan (game show) dan pertunjukan

Menurut Edwin T Vane dan Lynne S Gross (1994) dalam bukunya “programming for TV, Radio and Cable” menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) disini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiencenya. Menurut Vane-Gross: the programmers must select the appeal through which the audience will be reached (programmer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audience). (Vane-Gross : 1994.)

2.6.1 Pengertian Talk Show

Talk show dalam pengertian sempit diartikan acara yang memadukan unsur

seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik, wawancara dilakukan di tengah

atau di sela – sela pertujukkan, baik musik lawak dengan suasana santai

Dalam pengertian luas, talk show bebarti acara perbincangan yang

bertujuan untuk tukar menukar pendapat serta diselingi show yang relevansinya

dengan topik perbincangan dimana penuaji acara bertindak sebagai pengantar dan

sekaligus mengambil penonton aktif tanpa menarik kesimpulan

Istilah talk show untuk pertama kali digunakan dalam acara “Tonightshow” yang disiarkan jaringan telavisi NBC pada September 1954. acara talk show ini dipandu oleh pembawa acara Gene Rayburn yang mengadakan dialog dengan Steve Allen (pemain piano) dan Shictch

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

41

Hendersen (pemimpin orkestra). Pembicaraan dalam acara ini cukup santai, diselingi dengan canda. Sajian musik serta dialog diperagakan saling bergantian dengan demikian, bentuk atau formal penyajian selain berupa show yang dapat jugaa berupa dialog yang bersifat santai (Wahyudi, 1996:135)

Nama talk show baru diberikan pada 29 Juli 1957 oleh aktor film kawakan

Franklin Pangborn, yang bertindak sebagai pembawa acara pada suatu mata acara

yang berjudul “the jack paar show” Franklin Pangborn mengawali acara ini

dengan mengatakan,” This is an hour and 45 minutes night and I cant figure it

out. Really , its telethone, but I cant figure who its for the format was still simple,

it was almost entirely a talk show…” (Aylessworth dalam Wahyudi 1996:136)

2.6.2 Tujuan Talk Show

Dalam sebuah penanyangan acara talk show tujuan adalah yang melatar

belakangi acara tersebut disiarkan dan dapat diterima penonton. Adapun tujuan

daripada talk show adalah

1. Memberikan informasi tentang gaya hidup tokoh yang ditampilkan pada khalayak penonton

2. Meminta pendapat atau opini tokoh yang ditampilkan atas masalah yang berhubungan dengan topik yang aktual

3. Menghimbau pada penonton untuk berbuat sesuatu atas masalah atau topik yang terjadi, suatu komentar yang keluar dari tokoh tersebut

4. Menjadi bahan cerita atau human interst mengenai kebiasaan tokoh yang menarik untuk diketahui penonton

5. Memeberikan bahan biografi mngenai tokoh yang ditampilkan penonton (Kuswandi, 1993:109)

2.6.3 Rumus Talk Show

Rumus yang kerap digunakan pada acara talk show adalah “A + B = C”

atau, accuracy + balance = credibility artinya mengalirkan suatu acara talk show

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

42

dengan menghubungi narasumber satu per satu (atau sekaligus), maka kriteria

akurat (accuracy) harus diutamakan. Akurat disini berarti tepat dan sebenar –

benarnya dalam memiliki narasumber yang akan dimintai komentar opini saran

dan sebagainya. Balance artinya seimbang. Dalam dunia jurnalistik dikenal

dengan istilah “cover both side story“ atau mudahnya diartikan sebagai peliputan,

pemberitaan yang mengcover kedua sisi. Inilah perwujudan dari Balance, sehingga

berita, wawancara, atau liputan menjadi semakin seimbang karena menegcover

kedua sisi. Jika unsur accuracy dan balance sudah dapat dilaksanakan dengan

baik, maka nilai program talk show akan menjadi credible (credibility) khalayak

penonton akan semakin percaya dengan materi acara yang ditampilkan seimbang,

didukung oleh narasumber yang akurat (Fadli, 2001:19)

Rumus “A + B = C” untuk program talk show dapat menjadikan suasana

acara menjadi netral, karena masing – masing pihak yakni pewawancara

narasumber, serta penonton telah diberikan kesempatan untuk mengungkapkan

opininya. Keberfihakkan dalam talk show baik sengaja maupun tidak sengaja

karena sikap emosi terhadap atau dua pertanyaan yang digencarkan pewawancara

kepada narasumber dapat serta diminimalkan

Selain rumusan talk show diatas, faktor clarity (kejelasan) dapat dijadikan

ukuran apakah khalayak penonton mengerti isi dan maksud naskah yang disiarkan

kejelasan ini bukan dalam pengertian teknis suara, melainkan kejelasan mengenai

topik dalam penulisan dan kosakata yang diucapkan, hingga mudah untuk

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

43

dipahami. Faktor ini memiliki peran yang penting dalam acara talk show. Karena

dapat menghindari sikap pewawancara untuk bertanya secara terus – menerus

tanpa alur pertanyaan yang jelas kepada narasumber, dimana akhirnya

menciptakan kondisi tidak paham kepada penonton terhadap isi naskah yang

dibahas.

2.6.4 Presenter Dalam Talk show

Presenter merupakan salah satu bagian dari pelaku penyiaran , jika

kaitannya dengan acara pemberitaan maka presenter adalah pembaca berita

melalui paket informasi (Soemandoyo, 1999 : 335). Presenter adalah kepribadian

suatu stasiun TV pada hakekatnya sebagai medium dialog media TV dengan

pemirsa (Ishadi, 1999 : 164) presenter memiliki posisi sangat penting sehingga

untuk menjadi presenter, Ishadi dalam bukunya “Dunia Penyiaran” menuturkan

beberapa persyaratan menjadi seorang penyiar di media TV yaitu :

1. pertama – tama harus memiliki gelar sarjana atau diberikan kepada mereka yang memilki pengalaman atau pengetahuan spesifik

2. mempunyai pengetahuan dan atau kehlian dalam bidang jurnalistik 3. mempunyai sikap ekstrovet, mudah bergaul dan memiliki dasar mampu

bicara di hadapan umum 4. mempunyai volume broadcast voice, mempunyai (appearance) yang

mendukung dan kira – kira memilki TV genik (Ishadi, 1999 : 164)

2.6.5 Daya tarik Isi Materi Program Acara

Dalam upaya menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan informasi

penonton, program acara “Golempang” harus menyajikan topik – topik yang

menarik dan bervariasi

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

44

Mengingat format acara “Golempang” memiliki fungsi untuk mengundang

pendapat, peristiwa realita yang terjadi di masyarakat secara disajikan melalui

media massa secara periode hal ini selaras dengan Wahyudi mengatakan hal daya

tarik pesan dalam rangka menarik perhatian para khalayak J.B Wahyudi,

mengatakan “biasanya berita yang harus mengandung nilai berita tinggi seperti

persitiwa atau pendapat atau realita yang terjadi itu memiliki nilai penting yang

menarik sekaligus, nilai penting, nilai menarik, dan nilai kebaruan atau aktualitas”

(wahyudi, 1994 : 32)

Soewardi idris dalam bukunya “Jurnalistik TV” yang menyatakan “

betapa besarnya pengaruh gambar dalam siaran TV, dampak Film atau gambar tidak dapat diperbaiki dengan kata – kata (the impact of strong film is not neutralizal by words) gambar penunjang itu dapat berupa film (bersuara/tidak) foto – foto ataupun grafis yang dibuat pelukis – pelukis TV mereka yang bekerja di bidang pemberitaan TV haruslah selalu memikirkan gambar – gambar itu akan berfungsi sebagai pelengkap informasi dan memberi kesan yang lebih sempurna bagi penonton (Idris, 1987 : 3)

Selain itu Wahyudi mengatakan bahwa “ materi acara yang disajikan harus

berorientasi kepada selera khalayak dan suatu materi acara tidak boleh monoton

dan statis, karena siaran yang monoton akan menimbulkan kebosanan khalayak”

(Wahyudi, 1994 : 3)

set construction secara sederhana yaitu bangunan latar belakang untuk

keperluan pengambulan gambar. Pada prakteknya set construction tidak selalu

berwujud bangunan dekorasi seperti yang kita banyangkan terbentuk tata ruang

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

45

yang besar. Set construction lebih menitikberatkan bagaimana gambar mendukung

dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur acara dengan baik.

2.6.6 Ragam Pertanyaan Talk Show

Ragam pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber

merupakan pertanyaan – pertanyaan yang memancing jawaban dari narasumber,

dimana jawaban ini merupakan informasi yang benar – benar diperlukan dan

diinginkan khalayak diantara adalah

1. Pertanyaan terbuka Pertanyaan yang memberikan kesempaatan kepada narasumber untuk memberikan sikap kemungkinan jawaaban. Biasanya dimulai dengan kata Tanya (siapa, mengapa, apa, dimana, yang mana, berapa, kapan dan bagaimana)

2. Pertanyaan terutup Pertanyan yang hanya memberikan pilihan jawaban dari srangkaian tanggapan, biasanya dimulai dengan kata kerja. Untuk pertanyaan ini jawaban yang mungkin hanyalah “ya” atau “tidak”

3. Pertanyaan langsung Pertanyaan yang mengarah langsung kepada target, sifatnya segera dan jelas, untuk memperoleh pengungkapan apa yang ingin diketahui

4. Pertanyaan tidak langsung Pertanyaan yang menyembunyikan apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh pewawancara. Lebih memingkinkan untuk menghasilkan jawaban yang jujur

5. Pertanyaan pilihan ganda Pertanyaan yang menyediakan kemungkinan satu rangkaian jawaban, yang menguarangi kemungkinan jawaban kurang penting dari narasumber yang berusaha mengelak / terlalu diplomatis

6. Pertanyaan mengarahkan Pertanyaan ini mengandung saran, dimana pendapat pewawancara sendiri atau pokok pembicaraan dapat diketahui

7. Pertanyaan reflektif Pertanyaan yang digunakan pewawancara untuk mendorong responden agar mau memberikan komentar lebih lanjut

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

46

8. Pertanyaan pengandaian Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendorong narasumber berfikir kedepan

9. Pertanyaan netral Pertanyaan yang tidak secra eksplisit atau implisit menyarankan jawaban yang diinginkan

10. Pertanyaan mengiringi Pertanyaan yang direkayasaa dengan mengisyaratkan jawaban yang diinginkan

11. Pertanyaan yang membebani Pertanyaan yang direkayasa dengan mengisyaratkan jawaban yang diinginkan juga merupakan bentuk pertanyaan mengiringi yang sering menjengkelkan pertanyaan jenis ini terkadang menguntungkan, kerena mampu “memeksa” narasumber untuk segera memberikan pendapat (Stokkink dalam Fadli, 2001:41)

Dengan ragam pertanyaan ini, maka pewawancara dapat membuat suasana

wawancara menjadi interaktif, karena pendapat mengenai klarifikasi dan

konfrontasi dan narasumber dapat tergali menjadi sebuah informasi yang berguna

bagi penonton. Dengan demikian tujuan daripada wawancara dapat tercapai

dengan baik

2.6.7 Tipe Narasumber Talk Show

Setiap narasumber mempunyai hak untuk mengoreksi, melengkapi

merunurutkan dan menuntaskan pertanyaan yang digunakan akan tetapi tidak

jarang jawaban mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan, berbagai tipe yang

dimiliki narasumber, adalah :

1. Sempurna (perfect)Tipe narsumber special, yang memiliki kapabilitas dan kredibilitas yang tidak diragukan, baik dari segi akademis, pengalaman sampai pada “nama baik”

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

47

2. Biasa (Usual) Tipe narasumber yang kalau memberikan jawaban jarang atau behkan tidak ada yang baru. Atau tipe narsumber yang tidak punya nama tetapi memiliki pendapat yang cukup baik

3. Normatif Tipe narsumber, yang kalau memberian jawaban selalu normative tidak berani menyimpang dari arus opini umum, bukan vokalis jawaban bukan sesuatu yang baru dan cenderung menyelamatan diri.

4. Bad temper Tipe narasumber yang sama sekali tidak dapat diajak untuk mengembangkan topik diskusi. Setiap pertanyaan yang disampaikan hanya dijawab dengan beberapa kata seperti “iya, benar”, “tidak selalu begitu”, “biasa juga”, “setuju” dan jawaaban “pelit” lainnya. Hal ini dilakukan bukan karena tidak paham akan pertanyaan yang diajukan akan tetapi dengan kesadaran atau bisa juga karena ketakutan dan kecurigaannya

5. Timer Tipe narasumber yang selalu menentukan panjang pendeknya wawancara (Fadli, 2001:130)

Berbagai tipe narasumber, dapat memudahkan pewawancara dalam

mengenali karakter pribadi narasumber, pertanyaan dan cara pendekatan dalam

wawancara dapat disesuaikan dengan tipe yang mereka miliki. Dengan demikian

pelaksanaan wawancara tidak akan berlangsung dalam suasana kontra, akibat

ketidaktahuaan atau kekurangpahaman pewawancara mengenai karakter tokoh

yang diwawancara.

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

48

BAB III

DESKRIPSI PT BANDUNG MEDIA TELEVISI INDONESIA

3.1 Sejarah Singkat PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Bandung adalah sejarah tanah sunda dengan budaya yang berkembang

pesat sejak pertengahan abad ke 5. suatu tradisi budaya nusantara yang

berkembang seiring dengan perkembangan jati diri bangsa Indonesia

Sejarah tanah sunda menjadi komponen penting bagi terwujudnya ikatan

tatar sunda, suatu ikatan sejarah adanya kesamaan religi, kesadaran akan nilai –

nilai pandangan hidup yang nyunda sekaligus sejarah kota bandung sebagai daerah

heroic dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia

Di tengah revolusi teknologi yang melanda masyarakat, Bandung TV hadir

sebagai perwujudan kreativitas seni budaya masyarakat sunda dalam menemukan

jati diri melalui media televisi. Media televisi dipilih dengan asumsi televisi

sebagai perwujudan audio visual memiliki pengaruh besar terhadap perilaku

masyarakat sebagai suatu komunitas kosumsi

Sebagai wadah kreativitas masyarakat sunda, Bandung TV, televisi local

pertama di Bandung menitik beratkan program acaranya pada upaya pencerahan

masyarakat dalam segala aspek kehidupan dengan fondasi seni budaya. Titik berat

ini dipilih karena seni budaya merupakan poros kehidupan yang mengerakkan

dimensi sosial dan ekonomi masyarakat.

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

49

PT Bandung Media Televisi Indonesia berdiri sejak November 2003

sebagai perseroan terbatas, yang kemudian baru dapat direalisasikan opersionalnya

pada Oktober 2004

Bandung TV sebagai stasiun televisi lokal yang mempunyai motto “ Jati

Diri Pasundan“, lebih mengedepankan aspek budaya Sunda yang diselingi dengan

acara bermuatan lokal (local content), maksudnya adalah dengan memasukkan

segala macam muatan lokal baik dari segi berita, bahasa, hingga tayangan film

atau sinetron yang berlatar belakang budaya setempat.

Stasiun televisi yang mulai mengudara pada tanggal 3 Januari 2005 ini

berada di kanal frekuensi 38 UHF, dengan jangkauan siaran meliputi wilayah

Bnadung, Cimahi, Padaralang, dan Cianjur. (company profile Bandung TV, 2005)

3.1.1 Rasional

Kehadiran Bandung TV dilatar belakangi oleh beberapa pertimbangan

berikut. Pertama, kehadiran beberaapa stasuin televisi swasta nasional semula

diharapkan mampu menyediakan pilihan informasi dan hiburan secara lebih

variatif, namun ketatnya persaingan antar stasiun dalam merebut perhatian

khalayak telah mendorong munculnya acara yang semata – mata mengejar rating

dan menafikan akal sehat. Duplikasi acara pun terjadi dengan amat kentara. Gejala

ini selain mempersempit ruang kreativitas juga membatasi hak publik untuk

mendapatkan informasi, pendidikan dan hiburan yang bermanfaat bagi

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

50

pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan kekuatan bangsa serta

mengamalkan nilai – nilai agama dan budaya.

Kedua, peluang demokratisasi kehidupan social politik yang lahir

menyertai penerapan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

pemerintah daerah dan kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam

menumbuhkan industri penyiaran di daerah sebagaimana diatur di dalam Undang

– undang Nomor 32 Tahun 2002 tidak bisa diabaikan lagi. Peluang ini bernilai

strategis baik untuk kepentingan “melindungi“ entitas budaya warga Bandung

khususnya dan Jawa Barat pada umumnya yang kaya akan khasanah budaya dan

kearifan lokal naamun menghadapi keterbataasaan saluran untuk

mengaktualisasikan diri maupun untuk kepentingan pengembangan kehidupan

yang bertumpu pada potensi alam, wisata, kependudukan, social, budaya dan

geopolitik yang diperuntukkan bagi sebesar – besarnya kemakmuran warga

Bandung khususnya dan Jawa Barat umumnya.

Ketiga, menjadi saluran bagi kreativitas warga Bandung khususnya dan

Jawa Barat umumnya, sekaligus menjadi bagian dari pranata sosial yang berperan

memelihara dan mengembangkan budaya dan kehidupan warga Bandung

khususnya Jawa Barat pada umumnya dari serbuan arus penyereagaman global,

yang didesain menurut selera Jakarta sedemikian rupa sehingga seakan – akan

tertawa saja harus menirukan orang Jakarta. Padahal, sebagaimana daerah lainnya

di Jawa Barat, Bandung memiliki khasanah budaya yang diyakini mampu

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

51

menawarkan oase bagi kemunculan kreativitas antara lain melalui revitalitasasi

nilai – nilai dan kearifan sosial dalam konteks negara – negara Indonesia.

Oleh karena itu, selain menjanjikan informasi, hiburan dan pendidikan

yang kontekstual, kemunculan Bandung TV sebagai televisi lokal pertama di Jawa

Barat akan menawarkan pilihan acara yang lebih variatif sesuai potensi, selera dan

kebutuhan khalayak di kota Bandung. Kebutuhan dan selera warga kota diyakini

sebagai élan vital dunia penyiaran di daerah dalam mewujudkan keseimbangan

informasi antar daerah serta antara daerah dan pusat. Sebagai media pemberdayaan

Bandung TV diharapkan menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan

kemelekwacanaan dan prakarsa sendiri (teledemokrasi) warga Bandung khususnya

dan Jawa Barat pada umumnya guna ikut serta membangun daerah dan bangsanya.

(company profile Bandung TV, 2005)

3.1.2 Maksud dan Tujuan

1. Menyelengarakan penyiaran yang berlandaskan budaya komunikasi warga

Bandung dan Jawa Barat yang menempatkan cara komunikasi sama

pentingnya dengan isi komunikasi

2. Menegakkan ajen inajen budaya sunda yang adiluhung sebagai landasan

peningkatan harkat dan martabat warga Bandung dan Jawa Barat secara

keseluruhan dalam segala lapangan kehidupan.

Menyediakan pilihan informasi, hiburan, dan pendidikan menjadi motivasi bagi

khalayak Jawa Barat terutama di kota Bandung untuk memberdayakan diri dan

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

52

bersama – sama dengan anggota masyarakat lainnya membangun bangsa dan

Negara Indonesia. (company profile Bandung TV, 2005)

3.2 Spirit,Visi, Misi dan Strategi PT Bandung Media Televisi Indonesia

3.2.1 Spirit

Spirit yang membidani kehadiran Bandung TV adalah sebagai berikut :

1. Amanah, memanfaatkan spectrum frekuensi sebagai dominant public yang

terbatas secara beranggung jawab sebagai sumbangan nyata dalam

memajukan kehidupan serta memelihara dan mengembangkan budaya

warga Bandung dan Jawa Barat sebagai bagian dari upaya memperkukuh

integrasi nasional, membina watak dan jati diri bangsa yang beriman dan

bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan

umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis,

adil dan sejahtera.

2. Etis, menjunjung tinggi norma agama dan nilai – nilai budaya di dalam

mengukur baik buruk dan layak tidaknya materi siaran sehingga setiap

“tontonan menjadi tuntutan“ bagi khalayak, antara lain dengan memegang

teguh budaya komunikasi yang berlandaskan prinsip caina herang laukna

beunang, hade ku omong goring ku omong, hade tata hade titi hade diduga

peryoga sebagai upaya menegakkan pranata social warga Bandung dan

Jawa Barat secara keseluruhan yang silih asah, silih asoh dan silih asuh.

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

53

3. Sinergis, menempatkan diri, menjalin hubungan dan memandang elemen

system penyiaran lain yang ada di Jawa Barat layaknya sebagai sebuah

orkresta bagi tercapainya asas, tujuan, fungsi dan arah penyiaran nasional

sebagai upaya mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum di

dalam Undang – Undang Dasar 1945

4. Egalitarian, menjunjung tinggi kesederajatan khalayak dan mitra kerja

sehingga setiap gagasan dan kepentingan dapat ditimbangi secara jujur dan

adil dalam suasana yang demokrasi sehingga tercapai kebaikan bersama.

(company profile Bandung TV, 2005)

3.2.2 Visi

Sebagai media elektronik yang bergerak di bidang pertelivisian terutama

menjadi televisi lokal pertama di kota Bandung. Bandung TV memiliki visi yaitu

pencerahan segala aspek kehidupan masyarakat dengan fondasi budaya, Bandung

TV hadir dengan lambang bunga Wijaya Kusuma, suatu lambang kejayaan tradisi

seni budaya

3.2.3 Misi

Meyediakan informasi, pendidikan dan hiburan bagi penguatan ajen inajen

budaya warga Bandung dan Jawa Barat melalui sajian yang bermakna bagi

pemaknaan dan aktualisasi potensi insani, serta menjadi inspirasi bagi penciptaan

akses terhadap perkembangan manusia yang utuh, kesejahteraan, dan keadilan

secara berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan ekologi manusia serta

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

54

menempatkan informasi dan prakarsa yang kreatif sebagai kekuatan utamanya

dengan melakukan upaya – upaya berikut :

1. Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, dan hiburan khususnya

kepada warga Kota Bandung dan warga Jawa Barat lainnya ynag

terjangkau siaran

2. Mengembangkan jati diri dan nilai budaya warga serta memperbaikai taraf

hidup seluruh warga Bandung dan Jawa Barat melalui kegiatan research

and development yang mendasari perancangan program Bandung TV

3. Melaksanakan control social melalui berbagai acara liputan dan investigasi

yang cermat dan professional

4. Turut serta membangun kompetensi sosial warga baik terbentuknya

kehidupan sosial yang harmonis melalui tayangan yang interaktif

berlandaskan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamana,

keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kemerdekaan, dan tanggung

jawab.

3.2.4 Strategi

1. Mengedepankan sajian dengan muatan local tanpa mengabaikan orientasi

kebudayaan nasional, sehingga mendorong terbentuknya orientasi

bukultural metropolitan superorientation (orientasi kebangsaan yang

didasarkan atas apresiasi terhadap budaya daerah)

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

55

2. Mengangkat agenda publik secara berimbang dengan melibatkan peran

serta masyarakat setempat sebagai warga Negara

3. Mendorong peningkatan fungsi yang melekat pada infrstuktur sosial politik

di daerah bagi perluasan peran serta masyarakat dalam pembangunan

daerah tanpa mengorbankan indenpedensi dan keharusan menjaga jarak

yang sama dengan semua kekuatan sosial politik yang ada dengan

menyajikan materi siaran yang mengandung pembelajaran social,

pemberdayaan masyarak, membangun kompetensi dan kesalehan social

warga guna mempercepaat pencapaian visi Jawa Barat sebagai propinsi

termaju Indonesia dan mitra terdepan ibukota Negara tahun 2010.

(company profile Bandung TV, 2005)

3.2.5 Ijin Frekuensi

Proses perijinan frekuensi telah menempuh prosedur yang ditetapkan

namun sebagian tahapan tengah ditempuh

3.2.6 Jaringan dan Peralatan Transmisi

Pada tahap pertama bandung TV akan mengudara dengan menggunakan

saluran UHF pada frekuensi 38 UHF yang ditunjang oleh satu buah pemancar

berkekuatan 2 KW. Dengan dukungan stasiun pemancar tersebut, siaran Bandung

TV diharapkan pada tahap awal sudah dapat menjangkau wilayah kota Bandung

dan sebagian wilayah kabupaten Bandung, dengan batas jangkauan sebagai berikut

Sebelah Utara : Cisarua

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

56

Sebelah Selatan : Pangalengan, Soreang, Ciwidey

Sebelah Timur : Cileunyi

Sebelah Barat : Padalarang

3.2.7 Gedung Perkantoran

1. Studio dan Kantor penyiaran : Jalan Sumatera no 19 kelurahan Braga

Kecamatan Sumur Bandung, Jawa Barat 40011

Telp 022-70785618, 707856119 Fax. 022-4205467

Web : bandungtv.tv – bandungtv.com

E-mail : [email protected][email protected]

2. Marketing : Jalan Baranangsiang, komplek ITC Kosambi, Blok F5

Telp. 022-4222157, email : [email protected]

Perwakilan

Jakarta : Jl.Palmerah Barat 21 F. Telp. 021-5357602. Fax. 021-5357605

Surabaya : Ruko Bintoro, JL. Taman Ketampon No.22-23 Surabaya

Telp.0325633456, Fax. 031-5675240

Bali : JL. Kebo Iwa 63 A – P.O.Box 3788 Denpasar – 80116, Telp. 0361-

427372, Fax. 0361 – 426949

(company profile Bandung TV, 2005)

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

57

3.3 Orientasi Program dan khalayak

Program yang ditayangkan akan mencerminkan posisi Bandung TV

sebagai TV niaga. Positioning ini dimaksudkan bukan hanya untuk membedakan

Bandung TV dari stasiun televisi yang sudah ada dan dapat dijangkau di wilayah

Bandung dan Jawa Barat, tetapi juga memenuhi kebutuhan warga dan para

pengguna jasa di Bandung akan informasi tentang jenis barang dan jasa sehingga

makin mengairahkan kehidupan Bandung sebagai kota jasa dan Jawa Barat secara

keseluruhan sebagai mitra terdepan ibu kota Negara.

Mengingat keterbatasan jangkauan siaran, Bandung TV akan membidik

penonton di kota Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya sebagai

khalayak strategis, sehingga program acara informasi, pendidikan, dan hiburan

akan berorientasi pada kebutuhan khas penduduk kota yang kritis dan multikultur

dengan khasanah budaya lokal yang kaya dan unik. (company profile Bandung TV,

2005)

3. 4 Latar Belakang Program Acara Talk show “Golempang”

Jawa barat dilihat dari sudut budaya kaya akan nuansa. Sejak sebutan

“Paris Van Java” melekat di kota Bandung semua itu menunjukkan satu hal bahwa

jawa barat kayak akan potensi seni dan budayanya. Maka, tak heran bila tempo

dulu Jawa Barat khususnya Bandung sebagai pusat budaya, disebut sebagai tempat

yang “ Geunah, Mereunah Turmaninah”.

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

58

Bagaimana dengan sekarang, derap pembangunan, perubahan waktu dan

perilaku sosial masyarakatnya, telah membawa Jawa barat khususnya kota

Bandung ke titik persoalan yang pelik. Dari sudut budaya misalnya, kesadaran

pendatang khususnya dari luar Jawa Barat, telah melahirkan pluraritas subkultur

yang selain memperkaya budaya setempat juga membawa akses makin

tersumbatnya identitas budaya setempat apalagi pengaruh kultur global yang

dibawa lewat media teknologi dan informasi yang canggih, dan lebarnya khalayak

yang dibidik, membuat identitas budaya Jawa Barat semakin terdesak. Sementara

subkultur – subkultur Jawa Barat penuh varisasi itu pun kurang mendapat

perhatian proposisi dan adil sehingga pluralitas diantara mereka, kurang

teraktualisasikan dengan baik. Akibatnya, identitas seni, nilai dan perilaku, bukan

saja cenderung semakin homogen, melainkan juga semakin tergusur karena

hilangnya kesadaran budaya masyarakat yang semakin kosmopolit dan

meninggalkan jejak – jejak sejarah masa lalunya

Atas dasar itulah program acara Talk show “ Golempang” dibuat dalam

waktu yang belum terlalu lama, program talk show ini akan mengangkat wilayah

seni dan budaya. Program acara “Golempang” adalah program acara talk show

yang dikemas dengan bahasa daerah sunda, yang membahas suatu topik dimana

pemirsanya dapat berinteraksi melalui telepon Golempang disiarkan secara

langsung dua kali dalam satu minggunya setiap hari senin dan kamis, dimulai dari

pukul 21:00 s/d 22:00 WIB. Dalam program acara “Golempang” ini menggunakan

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

59

bahasa sunda sebagai bahasa pengantarnya, topik – topik pembicaraan yang

dibahas dalam setiap episodenya adalah kegiatan masyarakat Bandung pada

khususnya dan Jawa Barat pada umumnya dan tentu saja berkaitan dengan

kegiatan seni dan budaya sunda.

3.4.1 Tujuan program acara Talk show “Golempang”

Adapun yang menjadi tujuan program acara talk show “Golempang” di

Bandung TV yaitu :

1. Membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya seni dan

budaya untuk memelihara dan mengembangkan seni dan budaya sunda

2. Mengangkat isu – isu publik, khususnya yang berkaitan dengan Public

service dalam bidang seni dan budaya

3. Menampung aspirasi masyarakat untuk dijadikan bahan inspirasi dan

kebijakan dalam bidang seni dan budaya

3.4.2 Metode Penyajian Talk show “Golempang”

Golempang sebagai salah satu ragam acara non news Bandung TV

memiliki bentuk penyajian Talk show, berupa bincang – bincang yang

menekankan kepada pengetahuan akan seni dan budaya sunda dari narasumber

yang ditampilkan. Acara ini disajikan secara langsung dan interaktif dari studio

Bandung TV namun adakalanya tidak disajikan secara langsung dan harus

melewati proses taping terlebih dahulu, dikarenakan kondisi dari narasumber yang

tidak memungkinkan atau sedang berhalangan.

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

60

Metode penyajian program acara talk show “Golempang” terbagi ke dalam

4 segmen yaitu :

1. Segmen pertama yaitu : opening acara yang dibuka oleh presenter, beliau

memaparkan topik yang akan dibahas, sekaligus memperkenalkan

narasumber yang telah hadir di studio.

2. Segmen kedua yaitu : narasumber memaparkan materinya sekaligus

presenter melakukan wawancara terhadap narasumber

3. Segmen ketiga yaitu : presenter membuka line telepon atau memberikan

kesempatan kepada penonton yang ingin berinteraksi dengan narasumber.

Sekaligus narsumber menjawab pertanyaan - pertanyaan yang diajukan

oleh penonton

4. segmen keempat yaitu : closing (penutup acara) berupa kesimpulan dari

uraian – uraian topik yang dibahas narasumber oleh presenter

3.4.3 Kelompok Kerja Produksi program acara talk show “Golempang”

Menurut Drs Darwanto SS dalam bukunya “produksi acara televisi” ,

1991. Kelompok kerja produksi ini merupakan satuan kerja yang akan menangani

kerja produksi secara bersama – sama (kolektif). Sampai hasil karyanya

dinyatakan layak untuk disiarkan. Meskipun mereka berkerja di bidang tugas

yang berbeda, tetapi semuanya hanya mempunyai satu tujuan, tujuan untuk

menghasilkan karya produksi yang nantinya akan digunakan sebagai acara siaran

dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kerena itu sebelum melangkah

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

61

kepelaksanaan produksi, semua anggota kerabat kerja harus mendapat informasi

secukupnya, sehingga semua kegiatan yang mereka lakukan sesuai dengan rencana

produksinya. Demikian pula mereka harus melakukan melalui berbagai tahapan

dan setiap tahapan dan setiap tahapan mereka melaksanakan tugasnya sesuai

dengan rencana yang telah disepakati bersama – sama.

Dari gambaran diatas menunjukan bahwa proses perjalanan produksi

memerlukan waktu panjang dan berliku – liku, dan diantara kerabat kerja harus

mampu menjalin kerjasama yang benar – benar homogen, karena itu harus mampu

menciptakan suatu satuan kerja yang “ one well coordinated unit “ di samping itu

proses produksinya mempunyai prosedur tersendiri, meskipun tidak semua stasiun

penyiaran mempunyai prosedur yang sama, hal ini tergantung dari kondisi stasiun

masing – masing, khususnya yang menyangkut masalah peralatan serta jumlah

tenaga yang tersedia, sehingga perlu dilakukan penyesuaian, meskipun demikian

prinsip dasarnya sama dan yang paling penting adalah tanpa melupakan tujuan

yang ingin dicapai agar dapat menghasilkan acara siaran dan bermanfaat bagi

khalayak.

Kelompok kerja produksi dibagi menjadi 4 satuan kerja yang terdiri dari: 1. Satuan kerja produksi/ siaran 2. Satuan kerja fasilitas produksi 3. Satuan kerja operator teknik 4. Satuan kerja teknisi (Darwonto SS, 1991)

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

62

3.4.5 Satuan kerja Produksi/ Siaran

Setiap anggota satuan kerja produksi/ siaran, disamping bertugas dalam

ruang lingkup tanggug jawab yang berbeda, namun wajib membantu

mengembangkan ide – ide yang ada dan agar dapat divisualisasikan dengan baik

dan jelas, sesuai dengan tuntutan perencanaannya.

Untuk masing – masing stasiun penyiaran anggota dari satuan kerja produksi sangat beragam, tetapi secara umum terdiri dari :

1. Kepala siaran2. Produser3. Pengarah acara 4. Penulis naskah 5. Pembaca berita 6. Pewawancara7. Penyiar kesinambungan (Darwonto SS, 1991)

3.4.6 Struktur Produksi Program Acara talk show “Golempang”

Iklim kerja yang tercipta pada setiap program acara apa pun di media

massa elektronik adalah cepat, dinamis, kreatif, dan professional, sesuai dengan

sifat jurnalistik yang mengutamakan kecepatan personel dari program acara TV,

khususnya terbentuk dalam sebauh tim produksi yang tidak melibatkan jumlah

personil yang banyak. Adapun satuan kerja produksi program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV yaitu :

1. Kepala siaran (Pemimpi Redaksi) : Bpk Uus Tiarsa 2. Produser : Mugi Gurewis 3. Pengarah acara : Krisna 4. Penulis naskah : Ugie E 5. Pembawa acara : Dian Hendrayana 6. Staf Teknisi

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

63

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan diuraikan analisis hasil penelitian mengenai

tanggapan penonton terhadap program acara talk show “Golempang” di Bandung

TV. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pnelitian ini meliputi

penyebaran kuesioner berbentuk angket, wawancara, observasi dan studi

kepustakaan. Data hasil penyebaran angket merupakan data utama yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini sedangkan wawancara, observasi dan studi

kepustakaan akan digunakan sebagai data penunjang untuk memperkuat serta

memperdalam hasil yang diperoleh dari angket tersebut.

Jumlah angket yang dibagikan kepada responden sebanyak 60 kuesioner,

dari 5 pertanyaan mengenai data responden, 27 pertanyaan mengenai data

penelitian. Jumlah keseluruhan pertanyaan yang diajukan melalui angket adalah

sebanyak 32 pertanyan. Pertanyaan yang dijadikan data penelitian dalam angket

pada intinya merupakan turunan dari operasional variable yang diselaraskan

dengan tujuan penelitian.

4.1 Analisis Data Responden

Tabel 1 sampai dengan table 5 merupakan data – data responden yang

dipilih sebagai sampel penelitian dalam memberikan tanggapan terhadap program

acara talk show “Golempang” di Bandung TV. Data penelitian tersebut diambil

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

64

dosen STSI Bandung sebagai responden. Data responden meliputi jenis kelamin

responden, keterangan menonton, informasi tentang program acara “Golempang”

dan frekuensi menonton responden, 4 episode di bulan Maret 2006.

4.1.1 Jenis kelamin responden

Tabel 1

Jenis Kelamin Responden

NO Keterangan Frekuensi %

1 Pria 43 72

2 Wanita 17 28

Jumlah 60 100

n : 60 Sumber : angket

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa, penonton program

acara talk show “Golempang” di Bandung TV dapat dilihat jumlah responden pria

lebih banyak daripada responden wanita dari 60 orang yang dijadikan sebagai

responden dalam penelitian ini, dari hasil data yang penulis peroleh menunjukkan

43 orang atau (72%) adalah pria dan 17 orang atau (28%) adalah wanita.

Dari data diatas dapat kita simpulkan 43 orang pria atau (72%) menonton

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV lebih besar daripada

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

65

wanita. “pria dengan wanita secara struktur genesis memiliki perbedaan misalnya

tingkat kecerdasan, kemampuan, sensasi dan emosi, kemudian system hormonal,

tidak saja mempengaruhi mekanisme biologis tetapi juga proses

psikologisnya”(Rakhmat, 2000 : 34)

Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan pandangan yang dilakukan oleh

responden pria dan wanita tentang tema – tema masalah yang dibicarakan, dengan

setiap tema yang dibicarakan selalu menarik perhatian responden pria.

4.1.2 Informasi program acara “Golempang” di Bandung TV

Tabel 2

Informasi program acara “Golempang”

NO Keterangan Frekuensi %

1 Iklan Bandung TV 53 88

2 Teman 7 12

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas dapat dilihat bahwa, mayoritas responden mengetahui

informasi mengenai program acara talk show “Golempang” di Bandung TV,

sebanyak 53 orang atau (88%), responden mengatakan mengetahui informasi

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

66

tentang program acara talk show “Golempang” dari iklan yang ditayangkan di

Bandung TV dan sebanyak 7 orang atau (12%) responden mengatakan mengetahui

adanya program acara talk show “Golempang’ di Bandung TV dari temannya atau

koleganya. Sedangkan untuk jawaban media cetak dan lainnya reponden tidak ada

yang menjawab disebabkan karena Bandung TV tidak memasang iklan untuk

program acara “Golempang” di media cetak.

“Iklan adalah cara yang efektif untuk menyebar pesan – pesan yang

disampaikan suatu perusahaan, untuk memberitahu kepada masyarakat yang dituju

(Kotler, 1992 : 280).

Dari data diatas dapat kita simpulkan sebanyak 53 orang atau (88%),

sehingga Informasi yang disebarkan pihak Bandung TV melalui iklan – iklan

mengenai program – program acaranya yang ditanyangkan pada saat on air

(siaran). Sama halnya dengan iklan program acara talk show “Golempang”, hal ini

membuat penonton program acara talk show “Golempang” sebagian besar

mengetahui program acara tersebut dari iklan yang ditanyangkan di Bandung TV.

Sebanyak 7 orang atau (12%) responden mengatakan mengetahui adanya

program acara talk show “Golempang’ di Bandung TV dari temannya, hal ini

disebabkan oleh proses komunikasi yang dilakukan diantara mereka sehingga

responden mengetahui informasi tentang “Golempang” tersebut yaitu melalui

komunikasi antar persona.

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

67

Komunikasi antar persona atau dikenal juga dengan komunikasi pribadi

adalah komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan orang lain, biasanya

melibatkan dua pihak dengan jarak yang dekat, komunikasi antar persona ada yang

menggunakan media (seperti telepon, televisi, radio) dan ada pula yang tidak

menggunakan media. Menurut Devito yang dikutip Liliweri menyatakan bahwa,

“Komunikasi antar persona merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan

diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung” (Liliweri,

1997 :12)

Dapat dirumuskan bahwa ciri – ciri komunikasi antar persona menurut

Liliweri (1997:13-14) adalah sebagai berikut :

1. Spontan dan terjadi sambil lalu saja (umumnya tatap muka) 2. Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu 3. Terjadi secara kebetulan diantara peserta yang tidak mempunyai

identitas yang belum tentu jelas 4. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja 5. Kerap kali berbalas balasan 6. mempersyaratkan adanya hubungan yang paling sedikit dua orang,

serta hubungan harus bebars, bervariasi, adanya keterpengaruhan 7. Harus membuahkan hasil 8. Menggunakan berbagai lambang – lambang barmakna

Dalam komunikasi antar persona masing masing pihak menyadari dirinya

sebagai pribadi yang dapat menerima dan dapat juga menyampaikan pesan,

sehingga terjadi suatu dialog antar pribadi yang satu dengan pribadi yang lainnya.

Jadi dalam komunikasi antar persona masing – masing pihak berkomunikasi

secara aktif.

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

68

4.1.3 Frekuensi menonton program acara “Golempang” di Bandung TV

Pernyataan ini akan memberikan konstribusi yang mendasar bagi penulis

apakah program acara sering atau tidak pernah disaksikan responden untuk lebih

jelasnya kita dapat melihat tabel di bawah ini.

Tabel 3

Frekuensi menonton program acara “Golempang”

NO Keterangan Frekuensi %

1 4 – 5 Kali 5 9

2 2 – 3 Kali 9 15

3 Tidak tentu 46 76

Jumlah 60 100 n : 60 sumber : angket

Dari data diatas menunjukkan bahwa frekuensi menonton responden

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV yaitu dari frekuensi

menonton responden selama satu bulan sebanyak 5 orang atau (9%) memilih 4-5

kali menonton, lalu sebanyak 9 orang atau (15%) memilih 2-3 kali menonton

selama satu bulan dan sisanya sebanyak 46 orang atau (76%) memilih menonton

tidak tentu.

Dari data diatas dapat kita simpulkan seiring dengan pernyataan Jalaludin

Rakhmat yang menjelaskan hal yang disajikan berkali – kali, bila disertai dengan

sedikit variasi akan lebih menarik perhatian. Disini unsur “Familiarity” (yang

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

69

sudah kita kenal) berpadu dengan unsur – unsur “Novelty” (yang baru kita kenal),

(Rakhmat,1996 : 53)

Dalam hal ini membuktikan bahwa responden sebagian besar sebanyak 46

orang atau (76%) menjawab tidak tentu dalam menonton program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV dan tidak ada responden yang menjawab tidak

pernah menonton. Namun sebagian besar dari mereka dalam satu bulan pasti

menonton program acara talk show “Golempang” di Bandung TV dan akan lebih

baik lagi apabila acara “Golempang” di Bandung TV disajikan lebih sering dengan

variasi – variasi yang lebih menarik perhatian penontonnya.

4.1.4 4 episode pada bulan Maret 2006

Pernyataan ini akan memberikan informasi tentang responden menonton

salah satu episode program acara talk show “Golempang” di Bandung TV selama

periode di bulan Maret 2006. dan dapat kita lihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4

4 episode pada bulan Maret 2006

NO Keterangan Frekuensi %

1 Kadaharan tradisional sunda 21 35

2 Buku senja di langit majapahit 4 7

3 Lahirnya Koran sunda 11 18

4 Kamekaran tari jaipongan di 24 40

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

70

tatar sunda

Jumlah 60 100n : 60 sumber : angket

Dari data menunjukkan bahwa responden yang menjawab salah satu topik

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV yaitu “Kadaharan

tradisional sunda” sebanyak 21 orang atau (35%), “Buku senja di langit

majapahit” sebanyak 4 orang atau (7%), “lahirnya Koran sunda” sebanyak 11

orang atau (18%) dan sebanyak 24 orang atau (40%) orang menjawab “kamekaran

tari jaipongan di tatar sunda”.

Sehingga dapat kita simpulkan sebagian besar responden menonton

episode “kamekaran tari jaipongan di tatar sunda” sebanyak 40% dan “episode

kadaharan tradisional sunda” sebanyak 35% dan sisanya responden menonton

“lahirnya Koran sunda” 18% dan yang terakhir episode “buku senja di langit

majapahit”sebanyak 7%.

4.2 Analisis Data Penelitian

Setelah penulis membahas analisis data responden, selanjutnya

dikemukakan mengenai data penelitian yang pertanyaannya mencakup tentang

lingkungan sosial demografi penonton, kebutuhan penonton, dan pendapat

penonton mengenai daya tarik program acara talk show “Golempang” di Bandung

TV. Pembahasannya sebagai berikut :

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

71

4.2.1 Lingkungan sosial demografi (segmentasi) penonton

Pada tabel 6 sampai dengan 10 membahas mengenai lingkungan sosial

demografi penonton program acara talk show “ Golempang ” di Bandung TV. Hal

ini berkaitan dengan data mengenai latarbelakang lingkungan sosial demografi

(segmentasi) penonton

4.2.1.1 Usia penonton

Usia merupakan salah satu faktor demografi (segmentasi) penonton yang

sangat penting, faktor ini akan memperlihatkan perbedaan minat dan persepsi

komunikan ke dalam beberapa kelompok, hal tersebut dapat terlihat pada tabel di

bawah ini

Tabel 5

Usia Penonton

n : 60 sumber : angket

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa, mayoritas usia penonton

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV sebanyak 43 orang (71%)

NO Keterangan Frekuensi %

1 26 – 30 Tahun 2 4

2 31 – 35 Tahun 15 25

3 36 Tahun keatas 43 71

Jumlah 60 100

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

72

yang berusia 36 tahun keatas, disusul 15 orang (25%) yang berusia 31 sampai

dengan 35 tahun dan sebanyak 2 orang (4%) yang berusia 26 sampai dengan 30

tahun.

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor usia sangat

berpengaruh pada persepsi seseorang karena “persepsi merupakan pengalaman

tentang objek, peristiwa atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan

mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan” walaupun begitu, menafsirkan

makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi,

ekspetasi, motivasi dan memori” (Desiderato, investigasi behaviour 1976 : 129

dikritisi Rakhmat, 2000 : 51)

“ Usia : biasanya audien dibedakan menurut usia anak – anak, remaja,

dewasa dan orang tua” (Morissan, 2005 : 151-153). Lingkungan sosial demografi

penonton program acara talk show “Golempang” di Bandung TV, dilihat dari

faktor usia audien sebagian besar mereka yang berusia 36 tahun keatas lebih

banyak peluang untuk menonton program acara tersebut, hal ini juga menunjukkan

bahwa sehubungan dengan usia responden yang diketegorikan tingkat usia dewasa

yang pasti luas dan banyak pengalamannya dan konsumsi untuk program acara

talk show “Golempang” di Bandung TV memang untuk kalangan penonton

dewasa. Dan dapat diketahui tidak adanya responden yang yang menjawab usia 15

– 20 tahun dan 21 – 25 disebabkan program acara talk show “Golempang di

Bandung TV kurang diminati oleh penonton remaja.

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

73

4.2.1.2 Agama penonton

Pernyataan responden mengenai agama yang dianut, termasuk ke dalam

faktor demografi penonton dan di Indonesia terbagi dalam beberapa agama yang

mayoritas adalah agama Islam, seperti terlihat pada tabel 5 di bawah ini

Tabel 6

Agama

NO Keterangan Frekuensi %

1 Islam 60 100

Jumlah 60 100 n : 60 sumber : angket

Hasil angket menunjukkan bahwa 60 orang atau (100%) responden

beragama Islam, sehingga dapat diketahui bahwa Lingkungan sosial demografi

penonton (audience) program acara talk show “Golempang” dilihat dari faktor

agama, responden mayoritas beragama Islam.

Agama : belakangan ini agama telah digunakan untuk memasarkan berbagai macam produk. Segemntasi audien berdasarkan agama telah digunakan untuk membuat program – program tertentu misalnya sinetron religius, ceramah agama dan sebaginya. Program yang berbau agama ini dapat digunakan untuk memasarkan produk – produk yang erat dengan agama. Namun, dengan demikian segmentasi cara ini umumnya sangat sensitif dan memerlukan keseriusan dalam menjalani hubungan dengan konsumennya. Segmentasi berdasarkan agamna hanya dapat diterapkan pada komoditi tertentu yang pasarnya amat sensitif terhadap simbol – simbol agama (Morissan, 2005 : 151-153).

Namun program acara talk show “Golempang” bukan sebuah acara televisi

tentang ajaran suatu agama atau program acara yang berbau agama melainkan

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

74

sebuah program acara talk show tentang seni dan budaya sunda, namun data yang

diperoleh semua responden sebanyak 60 orang (100%) responden beragama islam.

“Fakta lain menjelaskan bahwa agama Islam dianut lebih dari 95% orang

Indonesia termasuk orang sunda. sedangkan sunda wiwitan berarti Sunda asal atau

Sunda asli (Danasasmita, 1986 : 4 – 5)”

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai agama yang dianut,

maka ini sesuai dengan mayoritas penduduk di Indonesia beragama islam tetapi

tidak menutup kemungkinan responden dari agama – agama yang lain dapat

menonton program acara “Golempang” di Bandung TV

4.2.1.3 Status penonton

Pernyataan responden mengenai status responden saat ini termasuk ke

dalam faktor demografi penonton, dalam hal ini dapat kita lihat pada tabel di

bawah ini

Tabel 7

Status Penonton

NO Keterangan Frekuensi %

1 Tidak menikah 5 9

2 Menikah 55 91

Jumlah 60 100 n : 60 sumber : angket

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

75

Data diatas menunjukkan status penonton program acara talk show

“Golempang” Bandung TV, sebanyak 55 orang atau (91%) memiliki status sudah

menikah dan 5 orang atau (9%) responden memiliki status tidak menikah atau

belum menikah.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 55 orang atau (91%)

memiliki status sudah menikah maka dari itu “Golempang” adalah sebuah

program acara yang lebih banyak dikonsumsi oleh kalangan penonton yang sudah

menikah (berumah tangga) dan perlu diketahui pula sebanyak 5 orang atau (9%)

responden memiliki status tidak menikah atau belum menikah. Namun program

acara “Golempang” ini layak dikonsumsi oleh setiap orang dengan status tidak

menikah atau belum menikah.

4.2.1.4 Pendidikan formal terakhir penonton

Pendidikan merupakan faktor dalam demografi penonton, faktor ini dapat

memperlihatkan tingkat pendidikan responden yang menonton program acara talk

show “Golempang” di Bandung TV, dalam penelitian ini tingkat pendidikan

Diploma 3, Strata 1, Strata 2, Strata 3 dan lainnya. Dan dapat kita lihat pada tabel

di bawah ini

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

76

Tabel 8

Pendidikan formal penonton

NO Keterangan Frekuensi %

1 Diploma 3 7 11

2 Strata 1 29 49

3 Strata 2 24 40

Jumlah 60 100 n : 60 sumber : angket

Berdasarkan data diatas, pendidikan formal terakhir penonton program

acara talk show “Golempang” sebanyak 7 orang atau (11%) berpendidikan

diploma 3, 29 orang atau (49%) berpendidikan strata 1 dan 24 orang atau (40%)

yang berpendidikan terakhir strata 2. dan tidak ada responden yang menjawab

strata 3 dan lainnya.

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa 29 orang atau (49%)

berpendidikan strata 1 dan 24 orang atau (40%) yang berpendidikan terakhir strata

2. latar belakang pendidikan kerap mempengaruhi sikap, karena” sikap yang

terbentuk bukan hanya sekedar rekaman masa lalu tetapi juga menentukan pro dan

kontra terhadap sesuatu menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan;

mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindarkan”

(Sherrif & Sherif, An Outline of Social Psykology 1956. dikritisi Rakhmat, 2000 :

40)

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

77

“ Pendidikan : audien dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang dicapai. Pendidikan yang berhasil diselesaikan audien biasanya menentukan pendapatan dan kelas sosial mereka. Selain itu pendidikan juga menentukan tingkat intelektualitas seseorang. Pada gilirannya, tingkat intelektualitas ini akan menentukan pilihan barang – barang, jenis hiburan dan program radio atau televisi yang diikutinya. Tingkat pendidikan biasanya terkait pula dengan tingkat pekerjaannya walaupun tidak selalu. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung membaca secara rutin surat kabar dan majalah – majalah tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Biasanya bacaannya agak berat, memerlukan pemikiran – pemikiran dan analisa, menyukai konsep – konsep baru dan tertantang untuk menggali hal – hal baru. Sebaliknya, mereka yang hanya berhasil mencapai sekolah dasar umumnya akan mencari bacaan – bacaan yang ringan, mudah dipahami, banyak gambar atau foto, berjudul besar dengan permasalahan sehari hari yang dekat dengan kehidupannya. “ (Morissan, 2005 : 151-153).

Dari data demografi Pendidikan audien program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV yang menjadi responden pada penelitian ini adalah

dosen – dosen dari STSI Bandung yang memiliki latar belakang pendidikan Strata

1 dan Strata 2.

4.2.1.5 Suku bangsa penonton

Suku bangsa penonton termasuk ke dalam faktor demografi penonton yang

dapat memberikan konstribusi kepada penulis untuk mengetahui apakah program

acara “Golempang” di Bandung TV pernah ditonton oleh suku -suku bangsa yang

ada di Indonesia seperti sunda, jawa, minang, batak dan lainnya, sehingga dapat

kita lihat di bawah ini

Page 95: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

78

Tabel 9

Suku bangsa penonton

NO Keterangan Frekuensi %

1 Sunda 57 95

2 Jawa 3 5

Jumlah 60 100 n : 60 sumber : angket

Data diatas menunjukkan penonton program acara “Golempang“ di

Bandung TV sebagian besar sebanyak 57 orang atau (95%) dari mereka suku

bangsa sunda dan sisanya sebanyak 3 orang atau (5%), mereka suku bangsa jawa.

Dari dara diatas dapat kita simpulkan bahwa responden sebanyak 57 orang

atau (95%) adalah suku bangsa sunda.

Suku dan kebangsaan : pengelola media penyiaran dapat pula melakukan segementasi audien berdasarkan suku dan kebangsaan sepanjang suku – suku itu memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal – kebiasaan – kebiasaan dan kebutuhan – kebutuhannya bila dibandingkan dengan suku – suku lainnya. Selain itu, tentu saja segmentnya cukup besar, potensial dan memiliki daya beli yang tinggi. Suku – suku tertentu biasanya memiliki ciri khas dalam soal makanan, pakaian dan cara berkomunikasi. (Morissan, 2005 : 151-153)

Pengelola media penyiaran melakukan segementasi audien berdasarkan

demografi suku dan kebangsaan dalam membuat suatu program acara, sama

halnya dengan Bandung TV, yang hadir di kota Bandung dan berada di daerah

Jawa Barat, yang penduduk mayoritasnya adalah suku sunda. Maka mereka lebih

Page 96: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

79

mengedepankan membuat program – program acara yang bernuansa seni dan

budaya sunda.

Penghuni Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok etnis,

yaitu :

1. Kelompok etnis sunda, mendiami wilayah Priangan dan sekitarnya sepanjang pantai Selatan sampai Ujungkulon

2. Kelompok etnis Jawa, mendiami wilayah Cirebon dan sekitarnya sepanjang pantai Utara sampai Banten

3. Kelompok etnis Melayu Betawi, mendiami wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, termasuk Betawi dan pinggiran Bogor Jawa Barat yang selama ini dianggap sebagai tanah pasundan, sebenernya penduduknya cukup majemuk (Tesis,” Sanghyang Raja Uyeg” Arthur S Nalan, 1994 : 33)

Etnis sunda pun sebenarnya memiliki berbagai perbedaan disebabkan letak

geografisnya (dataran rendah dan dataran tinggi). Sehingga muncul julukan orang

pakeleran (orang pesisir) dan orang pakidulan (orang gunung). Orang pakeleran

untuk menunjukan penduduk yang berdomisili di daerah sepanjang pantai utara

Jawa barat, sedangkan orang pakidulan dan orang gunung untuk menunjukan

penduduk yang berdomisili di daerah tengah dan selatan Jawa Barat

Adapun sebanyak 3 orang atau (5%), mereka suku bangsa jawa. Dikutip

dari wawancara dengan responden yang menjawab menonton program acara

“Golempang” di Bandung TV lebih disebabkan rasa ingin tahu mereka akan

informasi tentang seni dan budaya sunda di kota Bandung dan Jawa barat pada

umumnya (wawancara)

Tidak adanya responden yang menjawab suku bangsa minang dan batak

maupun suku bangsa lainnya disebabkan tidak ada responden yang bersuku

Page 97: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

80

minang dan batak, lalu selain letak geografis Bandung TV yang berada di daerah

Jawa Barat dan program acara talk show “Golempang” di Bandung TV ini

merupakan sebuah acara talk show tentang seni dan budaya sunda sehingga suku

lain kurang berminat untuk menonton program acara ini.

4.2.2 Kebutuhan penonton

Pada tabel 11 sampai dengan 13 membahas tentang kebutuhan penonton

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV. Diantaranya kebutuhan

akan informasi, hiburan dan nilai – nilai tentang seni dan budaya sunda.

4.2.2.1 Kebutuhan informasi

Fungsi media massa dalam memberikan informasi merupakan hal sangat

penting demi kepuasan penontonnya, dari tabel di bawah ini dapat kita lihat

keberhasilan program acara talk show “Golempang” dalam memenuhi kebutuhan

informasi kepada penontonnya

Tabel 10

Kebutuhan informasi

NO Keterangan Frekuensi %

1 Memenuhi 26 43

2 Kurang memenuhi 32 53

3 Tidak memenuhi 2 4

Jumlah 60 100 n : 60 sumber : angket

Page 98: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

81

Dari data diatas dihasilkan, responden sebanyak 26 orang atau (43%)

menjawab memenuhi, lalu responden yang menjawab kurang memenuhi sebanyak

32 orang atau (53%) dan 2 orang atau (4%) menjawab tidak memenuhi.

“Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebaran informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersnagkutan sesuai dengan kepentingan khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus akan informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya” (Karlinah, dalam Karlinah, dkk. (1999).

Data diatas dapat disimpulkan bahwa penonton program acara talk show

“Golempang” sebanyak 43% menjawab memenuhi Namun ada pula sebagian

besar responden sebanyak 53% merasa acara tersebut kurang memenuhi

kebutuhan mereka akan informasi seni dan budaya sunda. Hal ini disebabkan

program acara “Golempang” belum bisa memanjakan penontonnya melalui

informasi yang mereka berikan, khalayak media massa akan menonton sebuah

program acara televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang

peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang

dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain.

Selain itu responden yang menyatakan tidak terpenuhinya kebutuhan

informasinya, kerena adanya perbedaan kepentingan antara program acara yang

disiarkan oleh Bandung TV dengan apa yang dibutuhkan penontonnya. Jika

informasi yang disampaikan mampu memuaskan berbagai pertanyaan yang

mungkin muncul di benak pemirsa, maka acara itu telah mencapai tujuannya. Ada

Page 99: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

82

dua macam kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan informasi yang baik

yaitu :

1. Penting (important), suatu informasi dapat dikatakan penting jika informasi tersebut memiliki dampak terhadap penonton. Informasi yang baik biasanya adalah informasi yang bersentuhan langsung dengan kehidupan pemirsa.

2. Menarik, beberapa informasi dipilih kalena hal – hal tersebut akan menarik perhatian sebagian atau seluruh pemirsa. Adapaun yang dimaksud dengan informasi yang menarik adalah jika informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan kekaguman, rasa lucu atau humor, atau informasi mengenai pilihan hidup. Tugas stasiun televisi adalah memberikan fakta kepada pemirsa, dan informasi itu tidak boleh berat sebelah (Morissan, 2005 : 33-34)

Dalam hal ini sebagai media elektronik yang memiliki fungsi memberi

kebutuhan informasi, Bandung TV melalui program acara talk show “Golempang”

tentunya memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi

penontonnya.

4.2.2.2 Kebutuhan hiburan

Fungsi media massa dalam memberikan hiburan merupakan hal sangat

penting demi kepuasan penontonnya, kerena media massa tidak terlepas dari unsur

hiburan dari tabel di bawah ini dapat kita lihat keberhasilan program acara talk

show “Golempang” dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan kepada

penontonnya

Page 100: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

83

Table 11

Kebutuhan hiburan

NO Keterangan Frekuensi %

1 Memenuhi 18 30

2 Kurang memenuhi 39 65

3 Tidak memenuhi 3 5

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Pada tabel tentang pemenuhan kebutuhan hiburan tentang seni dan budaya

sunda pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV bahwa

responden yang menyatakan memenuhi sebanyak 18 orang atau (30%), kurang

memenuhi 39 orang atau (65%) dan responden yang menjawab tidak memenuhi

sebanyak 3 orang atau (5%).

Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik mendukung posisi yang

paling tinggi dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain. Masalahnya,

masyarakat kita memang masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. dalam

sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu.

Berdasarkan penelitian siaran langsung olah raga yang ditanyangkan media

televisi dan media massa telah meningkatkan jumlah penonton yang menaikkan

Page 101: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

84

olah raga. Pertanyaan ini diperkuat oleh pendapat seorang ahli sosiologi John

Tulamin dan Charles Page yang menyatakan bahwa “meningkatnya olah raga

secara luar biasa sebagai hiburan massa setelah berakhirya perang dunia II,

sebagian besar merupakan hasil televisi” (Rakhmat, pada Karlinah dalam

Karlinah, dkk. 1999). Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain

tujuannya adalah mengurangi keterangan pemikiran khalayak. Karena dengan

membaca berita – berita ringan atau melihat televisi dapat membuat pikiran

khalayak segar kembali.

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagi jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja

yang bisa dijadikan program untuk ditanyangkan di televisi selama program acara

itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan,

hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk

memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program

menarik.

Berbagai jenis program itu dikelompokkan menjadi dua besar berdasarkan

jenisnya yaitu :

1. Program informasi (berita) yang kemudian dibagi menjdi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi fakta, gossip dan opini.

2. Program hiburan (entertainment) terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukkan. (Morissan, 2005 : 100)

Page 102: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

85

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak kurang memenuhi 39

orang (65%) dan responden yang menjawab tidak memenuhi sebanyak 3 orang

(5%), sehingga dapat kita ketahui Bandung TV melalui program acara

“Golempang” belum memenuhi kebutuhan akan hiburan tentang seni dan budaya

sunda penontonnya. Hal ini disebabkan sebagian besar dari responden merasa

unsur hiburan pada program acara “Golempang” itu sangat sedikit dan selain itu

program acara “Golempang” bukan sebuah program hiburan (entertainment)

melainkan program informasi (berita) yang unsur hiburannya lebih sedikit

dibandingkan dengan unsur informasinya.

4.2.2.3 Kebutuhan nilai – nilai

Fungsi nilai – nilai merupakan salah satu fungsi media massa yang sangat

penting demi kepuasan penontonnya, dalam hal ini program acara talk show

“Golempang” memenuhi kebutuhan akan nilai – nilai seni dan budaya sunda, dan

dapat kita lihat dari tabel di bawah ini

Page 103: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

86

Tabel 12

Kebutuhan nilai – nilai

NO Keterangan Frekuensi %

1 Memenuhi 23 38

2 Kurang memenuhi 37 62

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Pada tabel tentang pemenuhan kebutuhan nilai nilai seni dan budaya sunda

pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV bahwa responden

yang menyatakan memenuhi sebanyak 23 orang atau (38%), kurang memenuhi

sebanyak 37 orang atau (62%) dan tidak ada responden yang menjawab tidak

memenuhi.

Fungsi penyebaran nilai - nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut

socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu

mengadopsi perilaku dan nilai kelompok . media massa yang mewakili gambaran

masyarakat yang ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan

kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka.

Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati

dan harapan untuk menirunya.

Page 104: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

87

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih banyak

menjawab kurang memenuhi sebanyak 62% atau 37 orang dari total 60 responden.

Hal ini disebabkan Bandung TV sebagai media elektronik melalui program acara

“Golempang” belum berhasil dalam menyebarkan nilai – nilai seni dan budaya

sunda. dalam hal ini program acara “Golempang” belum berhasil

mensosialisasikan menyebarkan nilai – nilai seni dan budaya sunda kepada

penontonnya.

4.2.3 Pendapat penonton

Pada tabel 14 sampai dengan 32 membahas tentang pendapat penonton

mengenai program acara Talk show “ Golempang “ di Bandung TV yang terbagi

menjadi Topik Program Acara, Daya Tarik Pembicara dan Daya Tarik Materi

acara

4.2.3.1 Topik Program Acara

Pada tabel 12 sampai dengan 16 membahas tentang pendapat penonton

mengenai topik program acara talk show “ Golempang “ di Bandung TV,

diantaranya tentang topik program acara yang menarik untuk disimak, topik

program acara yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan topik yang

bermanfaat bagi masyarakat atau penontonnya

Page 105: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

88

4.2.3.1.1 Topik program acara menarik untuk disimak dan diikuti

Topik yang dijadikan bahan pembicaraan dalam sebuah program acara

sangat penting, topik yang menarik dapat menarik perhatian penonton untuk

disimak dan diikuti. Dapat kita lihat di bawah ini

Table 13

Topik program acara menarik untuk disimak dan diikuti

NO Keterangan Frekuensi %

1 Menarik 45 75

2 Kurang menarik 15 25

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari tabel 14 menunjukkan bahwa responden menjawab topik program

acara sudah menarik untuk disimak dan diikuti yaitu sebanyak 45 orang atau

(75%) menjawab menarik, 15 orang atau (25%) menjawab kurang menarik dan

tidak ada responden yang menjawab tidak menarik.

Dari data diatas dapat disimpulkan sebagian besar responden sebanyak

75% orang menyatakan menarik. Sehingga topik program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV berhasil membuat penontonnya tertarik untuk

menyimak dan mengikuti program acara tersebut.

Page 106: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

89

Dalam hal menyampaikan isi pesan secara tepat dan jelas, hal yang harus

diperhatikan yaitu sebagi berikut :

1. Pesan isi harus cukup jelas (clear) bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit – belit, topik denotasi yang menyimpang dan tuntas

2. Pesan itu harus mengandung kebenaran yang sudah diuji (correct) pesanitu berdasarkan fakta tidak mengada – ada dan tidak diragukan

3. Pesan itu singkat atau ringkas (concise) ringkas dan padat dan dapat disusun dengan kalimat pendek, to the poin tanpa mengurangi arti sesungguhnya

4. Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis 5. Pesan itu menarik menyakinkan menarik karena bertautan dengan dirinya

sendiri sesuai dengan radio (Siahaan, 1991 : 62-64)

Mengingat format acara talk show merupakan bagian dari siaran berita

maka acara “Golempang” memiliki fungsi untuk menginformasikan pendapat,

persitiwa, realita yang kontriversial yang mengandung nilai berita dan nilai

kebaharuan (aktual) yang terjadi di masyarakat secara faktual yang diinginkan

melalui media massa secara periodic.

Namun perlu diketahui pula adanya responden yang menyatakan kurang

menarik sebanyak 25% terhadap topik pembicaraan program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV maka dari itu program acara “Golempang” harus

selalu mengadakan perbaikan dan menghadirkan topik – topik yang menarik

sehingga penonton akan terus menyaksikan acara tersebut.

Page 107: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

90

4.2.3.1.2 Topik program acara sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Topik program acara sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah target

dari sebuah program acara yang dijadikan sebagai senjata untuk menarik perhatian

penontonnya sehingga penonton tertarik untuk menonton program acara tersebut.

Hal hal dapat kita lihat pada pada tabel bawah ini

Tabel 14

Topik program acara sesuai dengan kebutuhan masyarakat

NO Keterangan Frekuensi %

1 Sesuai 31 52

2 Kurang sesuai 29 48

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari tabel 15 menunjukkan bahwa responden menjawab bahwa topik

program acara sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sebanyak 31 orang atau

(52%) menjawab sesuai, sebanyak 29 orang atau (48%) menjawab kurang sesuai

dan tidak ada responden yang menjawab tidak sesuai.

“ Cognitive needs (kebutuhan kognitif) kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.” (Effendy, 2003:294)

Page 108: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

91

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 52% responden

menjawab topik program acara “Golempang” sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan

menguasai lingkungan dan juga memuaskan rasa penasaran kita dan mendorong

untuk penyelidikan kita.

4.2.3.1.4. Topik program bermanfaat bagi penonton

Topik sebuah program acara dinyatakan berhasil apabila program acara

tersebut dirasakan bermanfaat bagi penontonnya sehingga layak untuk disimak dan

diikuti, hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 15

Topik program bermanfaat bagi penonton

NO Keterangan Frekuensi %

1 Bermanfaat 57 95

2 Kurang bermanfaat 3 5

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari tabel 16 menunjukkan bahwa responden menjawab bahwa topik

program acara bermanfaat bagi penontonnya sebanyak 57 orang atau (95%)

Page 109: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

92

menjawab bermanfaat, sebanyak 3 orang atau (5%) kurang bermanfaat dan tidak

ada responden yang menjawab tidak bermanfaat

Dari data diatas dapat disimpulkan sebagian besar responden sebanyak

95% menyatakan bermanfaat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Severin dan

Tankard (1992) bahwa :

“komunikasi massa adalah sebagian keterampilan (skill), sebagian seni (art)dan sebagian ilmu (science). Tanpa dimensi seni menata pesan, tidak mungkin media surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, dan film dapat memikat perhatian khalayak, yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan dan perilaku komunikan” (Severin dan Tankard, 1992)

Sehingga topik program acara talk show “Golempang” di Bandung TV

dinyatakan bermanfaat bagi penontonnya sehingga berhasil membuat penontonnya

tertarik untuk menyimak dan mengikuti program acara tersebut.

Selain itu agar topik pembicaraan dirasakan bermanfaat bagi penontonnya

bisa terpenuhi apabila terpenuhinya beberapa syarat sebuah topik pembicaraan

yang dikemas menjadi sebuah pesan yang baik yaitu :

1. Pesan itu mencangkup keseluruhan (comprehensive) ruang lingkup pesan mencakup bagian – bagian yang terpenting patut diketahui komunikan

2. Pesan itu nyata (conkret) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada tidak sekedar issue dan kabar angin

3. Pesan itu disampaikan dengan sopan harus dipertimbangkan kadar kepribadiannya, kebiasaan, pola hidup dan nilai – nilai komunikan bila sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa bersikap terbuka

4. Pesan itu sangat mantap (consistent) artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan yang lainnya, konsistensi ini sangat perlu untuk bisa menyakinkan komunikan kita (Siahaan, 1991 : 62-64)

Page 110: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

93

4.2.3.2 Daya tarik pembicara

Pada tabel 17 sampai dengan 24 membahas tentang daya tarik pembicara

program acara talk show “ Golempang “ di Bandung TV. Adapun untuk tabel 17

sampai dengan 20 akan membahas tentang kemampuan pembicara, dan tabel 21

sampai dengan 24 akan membahas tentang penampilan (kharisma) pembicara yang

ditampilkan, kejelasan argumentasi yang dikemukakan pembicara, penyampaian

topik yang sesuai dengan meteri yang sedang dibahas dan sikap pembicara dalam

menerima pendapat orang lain.

Namun perlu diketahui untuk tabel 17 sampai dengan 20, jumlah

responden didasarkan pada tabel 5, jadi untuk tabel 17 jumlah respondennya

adalah 21 orang atau (35%), untuk tabel 18 jumlah respondennya adalah 4 orang

atau (7%), untuk tabel 19 jumlah respondennya adalah 11 orang atau (18%) dan

untuk tabel 20 jumlah respondennya adalah 24 orang atau (40%) dari total 60

orang yang menjadi responden.

4.2.3.2.1 Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode

kadaharan sunda

Pada tabel 17 akan menjelaskan kemampuan pembicara dalam menguasai

materi yang akan dibahas atau didiskusikan pada episode kadaharan sunda. Hal

tersebut dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

Page 111: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

94

Tabel 16

Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode kadaharan

tradisional sunda

NO Keterangan Frekuensi %

1 Mampu 13 62

2 Kurang mampu 8 32

Jumlah 21 100

n : 21 sumber : angket

Dari tabel diatas menunjukkan dari jumlah 21 orang responden yang

menjawab mampu sebanyak 13 orang (21%), responden yang kurang mampu

sebanyak 8 orang (14%) dan tidak ada responden yang menjawab tidak mampu.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 14% menjawab kurang mampu

dari jumlah 35% responden hal ini disebabkan oleh kurangnya contoh – contoh

kadaharan tradisional sunda yang ditampilkan dan keterbatasan waktu yang

diberikan sehingga paparan narasumber tidak maksimal.

Namun pada umumnya pembicara - pembicara yang ditampilkan pada

episode kadaharan tradisional sunda diantaranya yaitu H Dodo, Ibu Tuti dadang

(juru masak) dan Ano Karsono (tradisi), responden menjawab secara umum

mereka mampu menguasai materi yang didiskusikan secara keseluruhan dengan

Page 112: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

95

baik hal ini disebabkan karena “Golempang” menghadirkan pembicara yang sesuai

dengan bidangnya atau yang ada hubungannya dengan topik yang sedang dibahas

4.2.3.2.2 Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode

Novel senja di langit majapahit

Pada tabel 18 akan menjelaskan kemampuan pembicara dalam menguasai

materi yang akan didiskusikan pada episode buku senja di langit majapahit. Untuk

lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 17

Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode Novel senja di

langit majapahit

NO Keterangan Frekuensi %

1 Mampu 4 100

Jumlah 4 100

n : 4 sumber : angket

Dari data di atas meskipun jumlah responden yang menjawab pernah

menonton episode Buku senja di langit majapahit hanya 4 orang atau (7%), data

tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden menjawab mampu, sehingga

dapat kita simpulkan pembicara pada episode novel Senja di langit majapahit yaitu

Dyah pitaloka selaku pengarang novel dan Hermawan (sastrawan) secara umum

mereka mampu menguasai materi yang disajikan secara keseluruhan dengan baik.

Page 113: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

96

4.2.3.2.3 Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode

Lahirnya koran sunda

Pada tabel 19 akan menjelaskan kemampuan pembicara dalam menguasai

materi yang akan dibahas atau didiskusikan pada episode Lahirnya koran sunda.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 18

Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode lahirnya

Koran sunda

NO Keterangan Frekuensi %

1 Mampu 8 72

2 Kurang mampu 3 28

Jumlah 11 100

n : 11 sumber : angket

Dari data diatas menunjukkan dari jumlah 11 orang atau (18%) bahwa

kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode lahirnya koran

sunda yaitu sebanyak 8 orang responden atau (13%) menjawab mampu 3 orang

responden atau (5%) menjawab kurang mampu, dan tidak ada responden yang

menjawab tidak mampu.

Page 114: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

97

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 8 orang responden atau (13%)

menjawab mampu dan sebanyak 3 orang responden atau (5%) menjawab kurang

mampu hal ini disebabkan oleh tidak adanya faktor pelengkap tentang Koran

sunda seperti informasi yang memuat tentang profile Koran sunda tersebut

Dapat kita ketahui pula bahwa Bapak Uu Rukmana (Pim – Umum) koran

sunda dan Bapak Chaedar Alwasiah (dosen UPI) selaku pembicara pada episode

lahirnya koran sunda secara umum mereka mampu menguasai materi yang

didiskusikan secara keseluruhan dengan baik hal ini disebabkan bapak Uu

Rukmana adalah pimpinan umum dari koran sunda yang mengetahui dan

memahami tentang seluk – beluk koran sunda dan bapak Chaedar Alwasiah

sebagai seorang dosen sekaligus pemerhati koran sunda.

4.2.3.2.4 Kemampuan pembicara dalam menguasai materi pada episode

kamekaran tari jaipongan di tatar sunda

Pada tabel 20 akan menjelaskan kemampuan pembicara dalam menguasai

materi yang akan dibahas atau didiskusikan pada episode Lahirnya koran sunda.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini

Page 115: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

98

Tabel 19

Kemampuan pembicara dalam mengusai materi pada episode kamekaran

tari jaipongan di tatar sunda

NO Keterangan Frekuensi %

1 Mampu 22 92

2 Kurang mampu 2 8

Jumlah 24 100

n : 24 sumber : angket

Dari data diatas menunjukkan pembicara dalam menguasai materi pada

episode kamekaran tradisional tari jaipongan di tatar sunda, sebanyak 22 orang

atau (36%) responden menjawab mampu, sebanyak 2 orang atau (4%) menjawab

kurang mampu, dan tidak ada responden yang menjawab tidak mampu.

Dapat disimpulkan bahwa dari pembicara yang ditampilkan pada episode

kamekaran tari jaipongan di tatar sunda yaitu Bapak Gugum Gumbira, Elly Somali

dan Yeti M (penari senior) secara umum mampu menguasai materi yang disajikan

secara keseluruhan dengan baik ini disebabkan mereka adalah ahli - ahli di bidang

tari jaipongan.

Page 116: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

99

4.2.3.2.5 Penampilan pembicara yang dihadirkan pada program acara

“Golempang” di Bandung TV

Pada tabel 21 menjelaskan tentang karakter pembicara yang ditampilkan

pada program acara “Golempang” di Bandung TV. Untuk lebih jelasnya dapat kita

lihat dari tabel di bawah ini

Tabel 20

Penampilan pembicara yang dihadirkan pada program acara “Golempang”

di Bandung TV

NO Keterangan Frekuensi %

1 Sesuai 26 44

2 Kurang sesuai 34 56

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas menunjukkan penampilan pembicara yang dihadirkan pada

program acara “Golempang” di Bandung TV, sebanyak 26 orang responden (44%)

menjawab sesuai, sebanyak 34 orang responden (56%) menjawab kurang sesuai

dan tidak ada responden menjawab tidak sesuai.

Dapat disimpulkan bahwa penampilan pembicara pada program acara

“Golempang” kurang sesuai, ini dapat kita lihat dari sebanyak 56% responden

Page 117: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

100

menjawab tidak sesuai. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan penampilan yang

dimiliki oleh setiap pembicara yang ditampilkan, dan ketidaksesuaian ini terjadi

karena seringkali narasumber yang ditampilkan kurang relevan dengan topik yang

sedang dibahas pada program acara “Golempang” di Bandung TV.

“Kharisma dipergunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar biasa yang

dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunkate seperti magnet

menarik berita – berita disekitarnya” (Rakhmat, 1996 : 260). Perbedaan

penampilan ini dapat menyebabkan perbedaan kharisma padahal kharisma ini yang

dapat dipergunakan untuk menarik dan mengendalikan penonton untuk menonton

program acara “Golempang” di Bandung TV.

4.2.3.2.6 Kejelasan argumentasi yang dikemukakan pembicara pada

program acara “Golempang” di Bandung TV

Pada tabel 22 menjelaskan tentang kejelasan argumantasi pembicara pada

program acara “Golempang” di Bandung TV. Untuk lebih jesanya dapat kita lihat

dari tabel di bawah ini

Page 118: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

101

Tabel 21

Kejelasan argumentasi yang dikemukakan pembicara pada program acara

“Golempang” di Bandung TV

NO Keterangan Frekuensi %

1 Jelas 13 22

2 Kurang jelas 47 78

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas menunjukkan bahwa kejelasan argumentasi yang

dikemukakan pembicara pada program acara “Golempang” di Bandung TV,

sebanyak 13 orang responden atau (22%) menjawab jelas, sebanyak 47 orang atau

(78%) menjawab kurang jelas dan tidak ada responden yang menjawab tidak jelas.

Dapat kita simpulkan bahwa kejelasan argumentasi pembicara yang

dikemukakan pembicara dalam program acara “Golempang” kurang jelas hal ini

dapat kita lihat dari sebagian responden menjawab kurang jelas sebanyak 78%.ini

disebabkan pembicara kurang berhasil memberikan argumennya secara jelas

tentang materi topik yang sedang didiskusikan kepada penontonnya, selain itu

pula dipengaruhi oleh waktu yang terbatas, keterbatasan kemampuan pembicara

memilih atau memberikan argumentasinya dalam waktu yang singkat merupakan

Page 119: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

102

salah satu faktor yang mengakibatkan argumentasi yang diberikan narasumber

menjadi kurang jelas

Jeremy Tunstall mendefinisikan komunikator sebagai petugas

nonadninistratif (non clerical) di dalam organisasi – organisasi komunikasi orang

– orang bekerja dalam memilih, menyusun dan merencanakan program – program,

cerita – cerita dan pesan – pesan lainnya akhirnya disebarkan kepada khalayak

(Tunstall, 1990).

Sesuai dengan apa yang didefinisikan oleh Jeremy Tunstall bahwa seorang

komunikator berkomunikasi dengan orang – orang dalam memilih cerita – cerita

dan pesan – pesan lainnya akhirnya disebarkan kepada khalayak maka dari itu

kejelasan suatu argumentasi yang dikemukakakan pembicara dalam program acara

“Golempang” di Bandung TV sangatlah penting karena sudah menjadi tugas bagi

seorang komunikator memberikan argumennya secara jelas untuk kepuasan

penontonnya dan untuk keberhasilan program acara tersebut

4.2.3.2.7 Kesesuaian argumen pembicara dalam menyampaikan materi

dengan topik yang sedang dibahas

Pada tabel 23 menjelaskan tentang kesesuaian pembicara dengan materi

yang topik yang sedang dibahas, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di

bawah ini.

Page 120: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

103

Tabel 22

Kesesuaian argumen pembicara dalam menyampaikan materi dengan topik

yang sedang dibahas

NO Keterangan Frekuensi %

1 Sesuai 36 60

2 Kurang sesuai 34 40

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas menunjukkan bahwa kesesuaian pembicara dalam

menyampaikan materi dengan topik yang dibahas pada program acara

“Golempang” di Bandung TV, sebanyak 36 orang responden atau (60%)

menjawab sesuai, sebanyak 34 orang atau (40%) menjawab kurang sesuai dan

tidak ada responden yang menjawab tidak sesuai

Pada program acara “Golempang” ini dapat kita simpulkan bahwa

pembicara mampu menyampaikan materi yang sesuai dengan topik yang sedang

dibahas hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa responden

menjawab sesuai sebanyak 60 % responden.

Namun perlu kita ketahui pula masih ada responden sebanyak 40% yang

menjawab pembicara kurang sesuai dalam menyampaikan materi yang sesuai

Page 121: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

104

dengan topik yang sedang dibicarakan. Kurang sesuainya pembicara dalam

menyampaikan materi dengan topik yang sedang dibahas disebabkan oleh

keterbatasan wawasan narasumber, kurang tepatnya narasumber yang ditampilkan

dengan topik yang sedang dibahas dan improvisasi yang kurang sesuai.

“Keahlian (ekspertise) adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan, komunikator yang dinilai tinggi pada keahliannya dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu banyak berpengalaman dan tertarik. Tentu sebaliknya komunikator dinilai rendah jika keahliannya dianggap tidak berpengalaman, tidak tahu atau bodoh”. (Rakhmat, 1996 : 256)

Kesesuaian pembicara dalam menyampaikan materi dengan topik yang

sedang dibahas berkaitan dengan keahlian yaitu kesan yang yang dibentuk

komunikan tentang kemampuan komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian

dianggap cerdas, mampu ahli dalam menjaga kesesuaian pada saat membawakan

materi dengan topik yang sedang dibahas atau dibicarakan.

4.2.3.2.8 Kemampuan pembicara bersifat terbuka (dinamis) dalam

menerima pendapat orang lain

Pada tabel 24 menjelaskan tentang kemampuan pembicara bersifat terbuka

(dinamis) dalam menerima pendapat orang lain untuk lebih jelasnya dapat kita

lihat pada tabel di bawah ini.

Page 122: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

105

Table 23

Kemampuan pembicara bersifat terbuka (dinamis) dalam menerima

pendapat orang lain

NO Keterangan Frekuensi %

1 Mampu 31 52

2 Kurang mampu 29 48

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data menunjukkan bahwa kemampuan pembicara bersifat terbuka

(dinamis) dalam menerima pendapat orang lain, sebanyak 31 orang responden atau

(52%) menjawab mampu, sebanyak 29 orang atau (48%) menjawab kurang

mampu, dan tidak ada responden yang menjawab tidak mampu.

Dari data yang penulis peroleh sebanyak 52% responden, dapat

disimpulkan pembicara pada program acara “Golempang” dalam menyampaikan

pesan mampu bersifat terbuka dalam menerima pendapat orang lain.

“Dinamisme adalah komunikator memiliki bila ia dipandang sebagai orang yang periang bersemangat, aktif, dan tegas serta berani, sebaliknya komunikator yang tidak dinamis dianggap pasif, ragu – ragu, lesu dan lemas dalam komunikasi dinamisme memperkokoh kesan, keahlian dan kepercayaan”. (Rakhmat, 1996 : 260)

Page 123: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

106

Dinamisme (keterbukaan) dari seorang komunikator (pembicara) dalam

menerima pendapat orang lain dipandang sebagai orang yang bersemangat, aktif

dan tegas serta berani. Adapun bagi pembicara sebuah program acara talk show

seperti halnya “Golempang” sangatlah penting, sehingga penonton memiliki

penilaian tersendiri mengenai kredibilitas mereka sebagai pembicara.

4.2.3.3 Daya tarik materi acara

Pada tabel 25 sampai dengan 32 akan menjelaskan daya tarik materi

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV diantaranya Tune Animasi

(musik dan gambar), keahlian presenter dalam melakukan wawancara,

pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara wawancara, kemampuan

presenter dalam menggali informasi dari pembicara, penataan studio (setting

studio), pengambilan sudut gambar, penggunaan bahasa sunda dan penutup acara

(clossing). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini

4.2.3.3.1 Tune Animasi (musik dan gambar pembuka)

Pada tabel 25 ini menjelaskan tentang Tune Animasi (musik dan gambar

pembuka) pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV. untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini

Page 124: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

107

Tabel 24

Tune animasi (musik dan gambar pembuka)

NO Keterangan Frekuensi %

1 Menarik 16 26

2 Kurang menarik 40 66

3 Tidak menarik 4 7

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas mengenai tune animasi (musik dan gambar pembuka),

menunjukkan bahwa sebanyak 16 orang atau (16%) responden menjawab menarik,

sebanyak 40 orang atau (66%) menjawab kurang menarik, dan 4 orang atau (7%)

menjawab tidak menarik.

Dapat diketahui tune animasi program acara “Golempang” belum berhasil

menarik perhatian penontonnya hal ini dapat terlihat dari responden yang

menjawab kurang menarik sebanyak 66% ditambah lagi dengan 7% responden

yang menjawab tidak menarik. hal ini disebabkan oleh keterbatasan wawasan

sumber daya manusia dalam hal ini adalah desainer komunikasi visualnya yang

dimiliki oleh program acara “Golempang” di Bandung TV (wawancara)

Page 125: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

108

Daya tarik tune animasi dirasakan penting untuk menambah daya tarik

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV, hal ini seperti yang

diungkapkan Soewardi idris dalam bukunya “Jurnalistik TV” yang menyatakan

“betapa besarnya pengaruh gambar dalam siaran TV, dampak Film atau gambar tidak dapat diperbaiki dengan kata – kata (the impact of strong film is not neutralizal by words) gambar penunjang itu dapat berupa film (bersuara/tidak) foto – foto ataupun grafis yang dibuat pelukis – pelukis TV mereka yang bekerja di bidang pemberitaan TV haruslah selalu memikirkan gambar – gambar itu akan berfungsi sebagai pelengkap informasi dan memberi kesan yang lebih sempurna bagi penonton” (Idris, 1987 : 3)

Daya tarik tune animasi dapat memberikan ketertarikan penonton untuk

menyimak acara “Golempang”, namun dengan banyaknya responden menjawab

kurang menarik membuat tune animasi tidak sebagus yang diharapkan. Namun

perubahan yang mendasar pada tune animasi program acara “Golempang” di

Bandung TV dirasakan sangat perlu karena tune animasi ini merupakan daya tarik

awal yang ditempatkan pada pembuka acara (openning) “Golempang” yang dapat

menarik perhatian penonton untuk menonton acara tersebut.

4.2.3.3.2 Keahlian presenter dalam melakukan wawancara

Pada tabel 26 ini akan menjelaskan tentang keahlian presenter dalam

melakukan wawancara kepada para pembicara yang hadir dalam program acara

talk show “Golempang” di Bandung TV. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari

tabel di bawah ini

Page 126: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

109

Tabel 25

Keahlian presenter dalam melakukan wawancara

NO Keterangan Frekuensi %

1 Ahli 20 34

2 Kurang ahli 40 66

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Data diatas mengenai keahlian presenter dalam melakukan wawancara

menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang atau (34%) responden menjawab ahli,

sebayak 40 orang atau (66%) menjawab kurang ahli, dan tidak ada responden yang

menjawab tidak ahli.

Presenter program acara “Golempang” belum ahli dalam menciptakan

suasana interaktif ketika melakukan wawancara hal ini dapat kita lihat dari data

yang diperoleh sebanyak 66% menjawab kurang ahli. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan keahlian presenter dalam melakukan wawancara dan kurangnya

persiapan presenter ketika akan memulai sebuah wawancara.

Presenter adalah kepribadian suatu stasiun TV pada hakekatnya sebagai

medium dialog media TV dengan pemirsa (Ishadi, 1999 : 164), Wilson dan

Page 127: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

110

Goodall (1991) mengemukakan tiga tujuan yang saling berhubungan dari

pembukaan wawancara :

1. Untuk membuat pembicara merasa disambut dan santai 2. Memberikan pembicara perasaan bahwa kedatangannya bermanfaat 3. Membahas beberapa topik utama (Wilson dan Goodall,1991)

Untuk seorang prersenter dalam melakukan wawancara harus memenuhi

tiga tujuan diatas guna mencapai keberhasilan dalam menciptakan suasana

interaktif dalam melakukan wawancara pada sebuah program acara talk show.

Selain itu ragam pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber

merupakan pertanyaan – pertanyaan yang memancing jawaban dari narasumber,

dimana jawaban ini merupakan informasi yang benar – benar diperlukan dan

diinginkan khalayak diantara adalah

1. Pertanyaan terbuka Pertanyaan yang memberikan kesempaatan kepada narasumber untuk memberikan sikap kemungkinan jawaaban. Biasanya dimulai dengan kata Tanya (siapa, mengapa, apa, dimana, yang mana, berapa, kapan dan bagaimana)

2. Pertanyaan terutup Pertanyan yang hanya memberikan pilihan jawaban dari srangkaian tanggapan, biasanya dimulai dengan kata kerja. Untuk pertanyaan ini jawaban yang mungkin hanyalah “ya” atau “tidak”

3. Pertanyaan langsung Pertanyaan yang mengarah langsung kepada target, sifatnya segera dan jelas, untuk memperoleh pengungkapan apa yang ingin diketahui

4. Pertanyaan tidak langsung Pertanyaan yang menyembunyikan apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh pewawancara. Lebih memingkinkan untuk menghasilkan jawaban yang jujur

5. Pertanyaan pilihan ganda Pertanyaan yang menyediakan kemungkinan satu rangkaian jawaban, yang menguarangi kemungkinan jawaban kurang penting dari narasumber yang berusaha mengelak / terlalu diplomatis

Page 128: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

111

6. Pertanyaan mengarahkan Pertanyaan ini mengandung saran, dimana pendapat pewawancara sendiri atau pokok pembicaraan dapat diketahui

7. Pertanyaan reflektif Pertanyaan yang digunakan pewawancara untuk mendorong responden agar mau memberikan komentar lebih lanjut

8. Pertanyaan pengandaian Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendorong narasumber berfikir kedepan

9. Pertanyaan netral Pertanyaan yang tidak secra eksplisit atau implisit menyarankan jawaban yang diinginkan

10. Pertanyaan mengiringi Pertanyaan yang direkayasaa dengan mengisyaratkan jawaban yang diinginkan

11. Pertanyaan yang membebani Pertanyaan yang direkayasa dengan mengisyaratkan jawaban yang diinginkan juga merupakan bentuk pertanyaan mengiringi yang sering menjengkelkan pertanyaan jenis ini terkadang menguntungkan, kerena mampu “memaksa” narasumber untuk segera memberikan pendapat (Stokkink dalam Fadli, 2001:41)

Dengan ragam pertanyaan ini, maka pewawancara dapat membuat suasana

wawancara menjadi interaktif, karena pendapat mengenai klarifikasi dan

konfrontasi dan narasumber dapat tergali menjadi sebuah informasi yang berguna

bagi penonton. Dengan demikian tujuan daripada wawancara dapat tercapai

dengan baik

4.2.3.3.3 Pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara wawancara

Pada tabel 27 ini akan menjelaskan tentang pengetahuan presenter dalam

menguasai materi acara wawancara, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada

tabel di bawah ini

Page 129: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

112

Tabel 26

Pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara wawancara

NO Keterangan Frekuensi %

1 Menguasai 31 52

2 Kurang menguasai 34 56

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Data diatas mengenai pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara

menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang atau (52%) menjawab menguasai,

sebanayk 34 orang atau (56%) menjawab kurang menguasai, dan tidak ada

responden yang menjawab tidak menguasai.

Dari data diatas disimpulkan bahwa responden sebanyak 56% menjawab

presenter kurang menguasai dan 52% responden menjawab presenter menguasai

materi wawancara pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV.

Sebanyak 56% menjawab presenter kurang menguasai meteri wawancara

disebabkan oleh keterbatasan wawasan presenter terhadap materi acara yang

sedang didiskusikan. Presenter memiliki posisi sangat penting sehingga untuk

menjadi presenter, Ishadi dalam bukunya “Dunia Penyiaran” menuturkan beberapa

persyaratan menjadi seorang penyiar di media TV yaitu :

Page 130: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

113

1. Pertama – tama harus memiliki gelar sarjana atau diberikan kepada mereka yang memilki pengalaman atau pengetahuan spesifik

2. Mempunyai pengetahuan dan atau kehlian dalam bidang jurnalistik 3. Mempunyai sikap ekstrovet, mudah bergaul dan memiliki dasar mampu

bicara di hadapan umum 4. Mempunyai volume broadcast voice, mempunyai (appearance) yang

mendukung dan kira – kira memilki TV genik (Ishadi, 1999 : 164)

Dari empat persyaratan diatas sangat menjadi latar belakang menentukan

pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara wawancara pada sebuah

program acara diantaranya seorang presenter harus memiliki pengetahuan dan atau

keahlian dalam bidang jurnalistik dan sikap ekstrovet, mudah bergaul dan

memiliki dasar mampu berbicara di hadapan umum. Apabila persyaratan tersebut

sudah terpenuhi maka akan memudahkan presenter dalam melakukan wawancara

dan menguasai materi wawancara.

4.2.3.3.4 Kemampuan presenter dalam menggali informasi dari pembicara

Pada tabel 28 akan menjelaskan tentang kemampuan presenter dalam

menggali informasi dari pembicara pada program acara talk show “Golempang” di

Bandung TV, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 27

Kemampuan presenter dalam menggali informasi dari pembicara

NO Keterangan Frekuensi %

1 Mampu 27 45

Page 131: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

114

2 Kurang mampu 33 55

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari tabel diatas mengenai kemampuan presenter dalam menggali

informasi dari pembicara menunjukkan bahwa sebanyak 27 orang atau (45%)

menjawab mampu, sebanyak 33 orang atau (55%) menjawab kurang mampu dan

tidak ada responden yang menjawab tidak ahli.

Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 55% menjawab

kurang mampu dalam menggali informasi dari pembicara. Hal ini disebabkan oleh

pertanyaan – pertanyaan yang diajukan presenter kepada narasumber cenderung

klise sehingga jawaban dari narasumber yang diterima tidak memuaskan dan

terkesan seadanya. Hal ini senada dengan pernyataan Sutisno, antara lain “seorang

pembawa acara merupakan perwakilan dari penonton dalam menggali, mengejar,

membujuk, dan mengerakkan secara halus sehingga narasumber bersedia

mengetengahkan segala yang ingin diketahui penonton” (Sutisno, 1993 : 59)

Ada beberapa langkah yang dapat digunakan presenter guna menggali

informasi dari pembicara. Langkah pertama dalam perencanaan wawancara guna

menggali informasi dari pembicara adalah menentukan topik yang akan dibahas.

Setelah memilih topik, presenter bisa melakukan urutan sebenarnya dari

pertanyaan – pertanyaan. Dalam hal ini, urutan corong sering berguna :

Page 132: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

115

“pewawancara (presenter) mulai dengan pertanyaan yang luas dan secara bertahap

diikuti dengan pertanyaan – pertanyaan yang lebih spesifik” (Kahn dan Cannell,

1968). Maka dari itu pewawancara (presenter) akan lebih mudah menggali

informasi dari pembicara atau pihak yang diwawancarai.

Langkah selanjutnya adalah kenali tipe narasumber atau pembicara. Setiap

narasumber mempunyai hak untuk mengoreksi, melengkapi merunurutkan dan

menuntaskan pertanyaan yang digunakan akan tetapi tidak jarang jawaban mereka

tidak sesuai dengan yang diharapkan, berbagai tipe yang dimiliki narasumber,

adalah :

1. Sempurna (perfect)Tipe narsumber special, yang memiliki kapabilitas dan kredibilitas yang tidak diragukan, baik dari segi akademis, pengalaman sampai pada “nama baik”

2. Biasa (Usual) Tipe narasumber yang kalau memberikan jawaban jarang atau behkan tidak ada yang baru. Atau tipe narsumber yang tidak punya nama tetapi memiliki pendapat yang cukup baik

3. Normatif Tipe narsumber, yang kalau memberian jawaban selalu normative tidak berani menyimpang dari arus opini umum, bukan vokalis jawaban bukan sesuatu yang baru dan cenderung menyelamatan diri.

4. Bad temper Tipe narasumber yang sama sekali tidak dapat diajak untuk mengembangkan topik diskusi. Setiap pertanyaan yang disampaikan hanya dijawab dengan beberapa kata seperti “iya, benar”, “tidak selalu begitu”, “biasa juga”, “setuju” dan jawaaban “pelit” lainnya. Hal ini dilakukan bukan karena tidak paham akan pertanyaan yang diajukan akan tetapi dengan kesadaran atau bisa juga karena ketakutan dan kecurigaannya

5. Timer

Page 133: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

116

Tipe narasumber yang selalu menentukan panjang pendeknya wawancara (Fadli, 2001:130)

Berbagai tipe narasumber, dapat memudahkan pewawancara dalam

mengenali karakter pribadi narasumber, pertanyaan dan cara pendekatan dalam

wawancara dapat disesuaikan dengan tipe yang mereka miliki. Dengan demikian

pelaksanaan wawancara tidak akan berlangsung dalam suasana kontra, akibat

ketidaktahuaan atau kekurangpahaman pewawancara mengenai karakter tokoh

yang diwawancarai.

4.2.3.3.5 Penataan studio

Pada tabel 29 akan menjelaskan tentang penataan studio (setting studio)

program acara talk show “Golempang” di Bandung TV, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 28

Penataan studio (setting studio)

NO Keterangan Frekuensi %

1 menarik 12 20

2 Kurang menarik 46 80

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Page 134: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

117

Dari data diatas mengenai setting studio (penataan studio) program acara

talk show “Golempang” di Bandung TV, sebanyak 12 responden atau (20%)

menjawab menarik sebanyak 46 orang responden atau (80%) menjawab kurang

menarik, dan tidak ada responden yang menjawab tidak menarik.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80% responden yang

menjawab penataan studio (setting studio) kurang menarik. hal ini disebabkan oleh

penata artistik yang kurang ahli sehingga penataan studio dalam program acara

talk show “Golempang” yang terkesan seadanya

Setting studio merupakan hal yang sangat penting dalam suatu acara dialog

pada media televisi, hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian penonton,

seperti yang dikatakan oleh Roekamy dalam bukunya “Dasar – dasar persuasi”,

yaitu salah satu usaha untuk menumbuhkan stimuli – stimuli dengan jalan

penyajian, intensitas, dan objek “ objek perangsang yang memiliki intensitas

dalam warna suara, dan wangian akan lebih menarik, warna – warna dengan

kombinasi yang harmonis pun dapat mengerakkan emosi atau mnyejukkan pikiran

(Roekamy, 1992 : 31)

Dengan men setting kembali studio secara keseluruhan ke dalam bentuk

konsep yang baru baik aspek visual, suasana, konsep warna, sound dan segala

sesuatu yang mendukung hasil akhir sebuah studio siaran.

Selain itu diperlukan juga pemahaman mengenai set construction secara

sederhana yaitu bangunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar.

Page 135: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

118

Pada prakteknya set construction tidak selalu berwujud bangunan dekorasi seperti

yang kita banyangkan terbentuk tata ruang yang besar. Set construction lebih

menitikberatkan bagaimana gambar mendukung dan mempertegas latar peristiwa

sehingga mengantarkan alur acara dengan baik.

4.2.3.3.6 Sudut pengambilan gambar yang ditampilkan

Pada tabel 30 akan menjelaskan tentang sudut pengambilan gambar yang

ditampilkan pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 29

Sudut pengambilan gambar yang ditampilkan

NO Keterangan Frekuensi %

1 Akurat 6 10

2 Kurang akurat 52 86

3 Tidak akurat 2 4

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas mengenai sudut pengambilan gambar yang ditampilkan

menunjukkan bahwa 6 orang responden atau (10%) menjawab akurat, sebanyak 52

Page 136: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

119

orang responden atau (86%) menjawab kurang akurat, dan sebanyak 2 orang

responden atau (4%) menjawab tidak akurat.

Dapat kita simpulkan bahwa sudut pengambilan gambar pada program

acara talk show “Golempang” di Bandung TV kurang akurat ini terlihat dari

responden yang menjawab kurang akurat sebanyak 86% seperti dikatakan oleh

Wahyudi, bahwa : “kejelasan suara dan gambar merupakan suatu yang sangat

penting di dalam acara televisi, agar penonton dapat menikmatinya dengan baik

pula” (Wahyudi, 1988 : 105).

Data diatas menunjukkan bahwa Bandung TV belum berhasil dalam

mengemas program acara “Golempang” selain itu ini tidak terlepas dari sumber

daya yang dimiliki Bandung TV belum handal dan professional, ada beberapa hal

yang menyebabkan belum berhasilnya produksi sebuah program acara dapat

dilihat dari sudut pengambilan gambar diantaranya adalah kemampuan seorang

kameramen dan pengarah acara.

Seorang kameramen merupakan tangan kanan seorang pengarah acara,

karena itu harus mempunyai hubungan batin yang kuat diantara mereka, agar

memudahkan mencernakan dan menginterprestasikan rasa seni yang dimiliki oleh

pengarah acara, sebab dengan jalan demikian akan membantu memudahkan di

dalam melaksanakan tugasnya. Demikian juga sebagai seorang kamerawan harus

mempunyai rasa seni, khususnya didalam seni komposisi gambar, dengan cara

seni yang dimiliki hasilnya mempunyai nilai – nilai statistik yang tinggi.

Page 137: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

120

Pengarah acara adalah seorang yang berpengalaman dan merupakan

spesialis dalam tugasnya dan selalu mempertanggungjawabkan hasil karyanya dari

segi artistic maupun dari segi produksinya kepada seorang produser. Di dalam

stasiun penyiaran yang kecil, biasanya tugas seorang produser dirangkap oleh

pengarah acara, hal ini ditempuh semata-mata hanya masalah efisiensi saja.

Didalam tugasnya ia bertindak sebagai pimpinan dan panuutan dari seluruh

kerabat kerjanya, karena itu harus selalu bertindak secara konseptual. Karena

begitu banyak orang yang berada di bawah koordinasi seorang pengarah acara

maka diperlukan sejumlah persyaratan untuk dapat menjadi seorang pengarah

acara yaitu antara lain

1. memiliki pengetahuan dasar tentang kamera video2. memiliki pengetahuan dasar penggunaan switcher3. memiliki pengetahuan tentang screen direction4. memiliki pengetahuan dasar tentang audio broadcast5. memiliki pengetahuan dasar tentang lighting video6. memiliki pengetahuan dasar editing7. memiliki pengetahuan dasar tentang equipment8. mampu menggabungkan aspek teknis dan seni (morrisan, 2005 :

273 – 274 )

Kelancaran program acara sangat menentukan dukungan dan kesiapan

masing – masing unsur pendukung yang disebutkan diatas. Masing – masing unsur

pendukung harus terdiri dari orang – orang yang memiliki keahlian (skill). Masing

– masing unsur pendukung itu harus memahami istilah standar agar dapat

berkomunikasi dengan baik dan lancar tanpa menimbulkan kesalahpahaman

Page 138: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

121

4.2.3.3.7 Penggunaan bahasa sunda

Pada tabel 31 akan menjelaskan tentang penggunaan bahasa sunda yang

dijadikan sebagai behasa pengantar pada program acara talk show “Golempang” di

Bandung TV, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 30

Penggunaan bahasa sunda

NO Keterangan Frekuensi %

1 Dapat dimengerti 46 76

2 kurang dimengerti 14 24

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas mengenai penggunaan bahasa sunda dalam program acara

talk show “Golempang” di Bandung TV menunjukkan bahwa sebanyak 46 orang

atau (76%) responden menjawab mengerti, sebanyak 14 orang atau (24%)

responden menjawab kurang mengerti dan tidak ada responden yang menjawab

tidak mengerti.

Dari tebel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

mengatakan bahwa bahasa sunda sebagai bahasa pengantar dapat dimengerti. Data

menunjukkan 76% menyatakan bahasa sunda yang digunakan dapat dimengerti,

Page 139: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

122

namun ada responden sebanyak 24% menyatakan bahasa sunda yang digunakan

kurang dimengerti, hal ini disebabkan responden merasa ada kata – kata dari

bahasa sunda yang kurang dimengerti.

Perlu kita ketahui di Jawa Barat memiliki dua pembagian bahasa, yakni :

1. Bahasa sunda lulugu (umum) artinya bahasa sunda umum yang dipakai dan dipahami sebagai bahasa sehari – hari serta dikenal luas oleh masyarakat pada umumnya

2. Bahasa sunda wewengkon (daerah setempat) artuinya hanya dipakai dan dipahami sebagai bahasa sehari – hari di suatu daerah saja. (Tesis,” Sanghyang Raja Uyeg” Arthur S Nalan, 1994 : 33)

Dalam hal ini latar belakang responden sebagai orang sunda yang dapat kita

lihat dari hasil tabel 8 yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah

orang sunda dan mereka mengerti bahasa sunda.

4.2.3.3.8 Clossing (penutup acara) berupa uraian – uraian tentang topik yang

dibahas

Pada tabel 32 membahas tentang kepuasan penonton akan clossing

(penutup acara) program acara talk show “Golempang” di Bandung TV, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 140: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

123

Tabel 31

Clossing (penutup acara) berupa uraian – uraian tentang topik yang dibahas

NO Keterangan Frekuensi %

1 Puas 17 28

2 Kurang puas 43 72

Jumlah 60 100

n : 60 sumber : angket

Dari data diatas mengenai Clossing (penutup acara) berupa uraian – uraian

kesimpulan tentang topik yang dibahas menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang

atau (28%) responden menjawab puas, sebanyak 43 orang atau (72%) menjawab

kurang puas dan tidak ada responden yang menjawab tidak puas.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 72% responden

menjawab kurang puas akan clossing (penutup acara) program acara talk show

“Golempang”. Seperti apa yang dikatakan oleh MO. Palapah. dan Atang

Syamsudin dalam bukunya studi ilmu komunikasi, mereka mengatakan “jika kita

menonton televisi semenjak dari siaran pembukaan sampai dengan siaran penutup,

maka kita akan memperoleh keanekaragaman siaran mengenai aneka ragam

peristiwa dengan jelas dan dapat dimengerti (Palapah, Syamsudin. 1983).

Page 141: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

124

Uraian – uraian kesimpulan tentang topik yang dibahas hal ini disebabkan

oleh kemungkinan adanya kesimpulan yang tidak menyenangkan atau sekurang –

kurangnya tidak memuaskan menunjukkan pentingnya mengakhiri wawancara

secara terampil. Terlalu sering wawancara berakhir tiba – tiba karena kekurangan

waktu, dan kedua belah pihak merasa harus mengakhiri wawancara . hampir setiap

wawancara memenfaatkan ringkasan wawancara. Ringkasan itu dapat berkisar dari

pertanyaan singkat hingga ke tinjauan topik – topik yang didiskusikan.

Dalam hal ini diperlukan pula keterampilan presenter program acara talk

show “Golempang” di Bandung TV dalam meringkas hasil wawancara tersebut

kedalam uraian berupa kesimpulan guna memuaskan penontonnya.

Page 142: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

125

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian angket, wawancara dan

tinjauan pusataka serta uraian pembahasan data yang telah dikemukakan, maka

penulis menarik beberapa kesimpulan dan mengemukakan beberapa saran yang

diharapkan dapat memenuhi tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada BAB IV yaitu analisis data deskriptif mengenai

hasil angket penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Program acara “Golempang” Bandung TV lebih banyak dikonsumsi oleh

penonton yang berusia 31 s/d 36 tahun keatas yang termasuk kedalam audiens

dewasa, penonton dapat diketahui mayoritas beragama islam, dengan status rata –

rata sudah menikah (berumah tangga), dan dikarenakan audiens adalah dosen –

dosen STSI Bandung maka latar belakang pendidikan mereka adalah strata 1 dan

strata 2, selain itu “Golempang” adalah sebuah acara yang disiarkan oleh Bandung

TV yang bermuatan seni dan budaya sunda maka target audiens mereka adalah

orang – orang sunda walaupun ada sebagian kecil yang bersuku bangsa selain

sunda hal ini disebabkan keingintahuan mereka akan sebuah acara seni dan budaya

sunda di kota Bandung.

Page 143: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

126

2. Kebutuhan penonton program acara “Golempang” di Bandung TV belum

terpenuhi dengan baik hal ini disebabkan kerena adanya perbedaan kepentingan

antara program acara yang disiarkan oleh Bandung TV dengan apa yang

dibutuhkan penontonnya, “Golempang” adalah program informasi (berita) yang

unsur hiburannya lebih sedikit dibandingkan dengan unsur informasinya, dan

program acara ini belum berhasil mensosialisasikan menyebarkan nilai – nilai seni

dan budaya sunda kepada penontonnya.

3. Topik program acara, Daya Tarik Pembicara dan Daya Tarik Materi acara

“Golempang” umum sudah sesuai dan menarik perhatian penontonnya namun

seringkali narasumber yang ditampilkan kurang relevan dengan topik yang sedang

dibahas dan argumentasi yang kurang jelas. pembuka acara dan penutup acara

yang belum menarik, ditambah lagi dengan penataan studio (setting studio) kurang

menarik, pengambilan gambar yang kurang akurat, dan keterbatasan keahlian

presenter dalam melakukan wawancara dalam sebuah acara talk show.

Penggunaan bahasa sunda pada program acara “Golempang” sebagai bahasa

pengantar menjadi daya tarik tersendiri dalam melestarikan dan memenuhi

kebutuhan seni budaya sunda.

Page 144: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

127

5.2 Saran – saran

Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh dalam penelitian yang telah

dilakukan, maka berikut ini disampaikan saran – saran sebagai berikut :

Daya tarik program acara “Golempang” secara umum, yaitu diantaranya acara

“Golempang” perlu ditata ulang sehingga lebih memperlihatkan profesionalisme

entertainment yang mengakar pada tradisinya terutama mengangkat tema – tema

kesenian yang ada di masyarakat jawa barat. Pembawa acara (presenter)

diharapkan agar dipilih wanita yang masih muda agar lebih menarik, presenter

selalu menyiapkan diri dalam materi wawancara. Narasumber disarankan

terseleksi sesuai dengan tema dan bidangnya. cepat tanggap terhadap pertanyaan –

pertanyaan yang diajukan karena dibatasi oleh waktu dan pembicara lebih variatif

Latar tempat (setting studio) perlu ditata kembali, jangan duduk (sila), lebih baik

memakai kursi agar lebih menarik dan bisa disesuaikan dengan materi bahasan

tidak menutup kemungkinan dilakukan di lokasi habitatnya, komitmen

menggunakan bahasa sunda dan sumber daya manusia produksi acara lebih

profesional

Page 145: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar, Prof.,DR., Ilmu Komunikasi, sebuah pengantar ringkas, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2003

Ardianto, Elvinaro, Drs.,M.Si dan Komala Erdinaya, Lukiati, Dra.,M.Si.,

Komunikasi Massa, suatu pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2005

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

edisi kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1996.

Effendi, Onong Uchana, Prof.,M.A., Kamus Komunikasi, CV. Mandar Maju,

Bandung, 1989

---------------------------------------------------, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi ,

Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.

Ekadjati, Edi S, Kebudayaan Sunda, suatu pendekatan sejarah, Pustaka Jaya,

Jakarta, 1995

Faisal, Sanapiah., Format – Format Penelitian Sosial, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2003.

Hofman, Ruedi. Dasar – Dasar Apresiasi Program TV, PT Grasindo, Jakarta,

1999

Idris, Soewardi, Jurnalistik TV, Erlangga, Jakarta, 1987

Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations,PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,

2003

Page 146: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

Koentjaraningrat, Prof. DR., Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, cetakan

ketiga, Djambatan, Jakarta Pusat, 1986

Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa, sebuah analisis media televisi, Jakarta ,

Rimeka Cipta, 1996.

Liliweri, Alo, Komunikasi Antarpribadi, PT Citra Aditya, Bakti, Bandung,1997

Mc Quail, Denis, Teori Komunikasi Massa, (edisi kedua), Erlangga, Jakarta, 1989

Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian. Jakarta, LP3S

Morissan M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir, 2005

--------------------------------- Media Penyiaran, strategi mengelola radio dan

televisi, Ramdina Perkasa, Tangerang. 2005

Mustapa, R.H. Hasan., diterjemahkan oleh Sastrawijaya, Maryati, Adat Istiadat

Sunda, Alumni, Bandung, 1991

Nurudin, Komunikasi Massa, Gespur, Malang, 2003.

Rakhmat, Jalaludin. 2003, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung

--------------------------------- Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2002

Roekamy, R. Drs., Dasar – Dasar Persuasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,

1992.

Wahyudi, JB. 1996. Media Komunikasi Massa Televisi (edisi revisi) PT Alumni

Bandung

Page 147: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

-------------------------------- 1994 Dasar – Dasar Manajemen Penyiaran (cetakan

pertama). PT Alumni, Bandung.

Tubbs, Strewart L & Moss, Silvia, Human Communication, Konteks – Konteks

Komunikasi, Dedi Mulyana. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001

Sumber lain :

Company Profile PT Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV)

Tesis,” Sanghyang Raja Uyeg” Arthur S Nalan, 1994

Makalah, Drs Darwanto ss, “Produksi Acara TV”, 1991

Page 148: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

ANGKET PENELITIAN

TANGGAPAN PENONTON TENTANG PROGRAM ACARA TALK SHOW

“GOLEMPANG“ DI BANDUNG TV

Terimakasih anda telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi angket ini. Bantuan

anda sangat berarti bagi penelitian ini, namun sebelum mengisi angket ini bacalah

terlebih dahulu petunjuk pengisian di bawah ini

Petunjuk Pengisian Angket :

1. Bacalah dengan baik semua pertanyaan pada angket ini

2. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan

pendapat anda

3. kajujuran anda dalam mengisi angket ini sangat berguna bagi penelitian

4. Terimakasih atas kerjasamanya

I. Data Responden

1. Jenis kelamin anda :

a. Pria b. Wanita

2. Darimanakah anda mengetahui acara “ Golempang “ sehingga tertarik untuk

menontonnya :

a. Bandung TV (iklan Bandung TV)

b. Iklan di media cetak

c. Teman

Page 149: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

d. Lainnya, sebutkan…………….

3. Berapa kali anda menonton acara “ Golempang “ di Bandung TV

a. 6-7 kali dalam sebulan

b. 4-5 kali dalam sebulan

c. 2-3 kali dalam sebulan

d. tidak tentu

e. tidak pernah menonton

4. Apabila anda menonton salah satu topik program acara talk show “Golempang”

dalam 4 episode pada bulan maret 2006 di Bandung TV, topik mana yang paling

menarik?

a. Kadaharan tradisional sunda c. Lahirnya Koran Sunda

b. Buku senja di langit majapahit d. Kamekaran tari jaipongan di tatar sunda

II. Data Penelitian

A. Lingkungan sosial demografi penonton acara “ Golempang “ di Bandung TV

5. Berapa Usia anda saat ini ?

a. 15 – 20 tahun c. 26 – 30 tahun e. 36 tahun keatas

b. 21 – 25 tahun d. 31 – 35 tahun

6. Agama anda :

a. Islam b. Kristen Protestan c. Hindu d. Budha e. Kristen Katolik

7. Status Anda saat ini :

a. Tidak menikah b. Menikah

8. Pendidikan formal terakhir yang anda capai :

Page 150: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

a. Diploma 3 c. Strata 2 e. Lainnya, sebutkan……………..

b. Strata 1 d. Strata 3

9. Suku Bangsa anda :

a. Sunda c. Minang e. Lainnya, sebutkan……………

b. Jawa d. Batak

B. Kebutuhan penonton program acara talk show “ Golempang “

10. Apakah program acara talk show “Golempang” memenuhi kebutuhan anda akan

informasi tentang seni dan budaya sunda ?

a. memenuhi b. kurang memenuhi c. tidak memenuhi

11. Apakah program acara talk show “Golempang” memenuhi kebutuhan anda akan

hiburan tentang seni dan budaya sunda ?

a. memenuhi b. kurang memenuhi c. tidak memenuhi

12. Apakah program acara talk show “Golempang” memenuhi kebutuhan anda akan

nilai – nilai tentang seni dan budaya sunda ?

a. memenuhi b. kurang memenuhi c. tidak memenuhi

C. Pendapat penonton

Topik Program Acara

13. Apakah topik program acara talk show “Golempang” di Bandung TV menarik

untuk disimak atau diikuti ?

a. menarik b. kurang menarik c. tidak menarik

14. Apakah topik program acara talk show “Golempang” di Bandung TV sesuai

dengan kebutuhan masyarakat ?

a. sesuai b. kurang sesuai c. tidak sesuai

Page 151: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

15. Apakah topik program acara talk show “Golempang” di Bandung TV bermanfaat

bagi anda ?

a. bermanfaat b. kurang bermanfaat c. tidak bermanfaat

Daya Tarik Pembicara

(pertanyaan di bawah ini disesuaikan pada jawaban no 14)

16. Menurut anda apakah pembicara pada episode kadaharan tradisional Sunda yaitu

H dodo, Ibu Tuti Dadang (juru masak) dan Ano Karsono (tardisi) mampu

menguasai materi yang disajikan secara keseluruhan dengan baik ?

a. mampu b. kurang mampu c. tidak mampu

17. Menurut anda apakah pembicara pada episode buku senja di langit majapahit

yaitu Dyah pitaloka (pengarang novel) dan Hermawan aksan (sastrawan) mampu

menguasai materi yang disajikan secara keseluruhan dengan baik ?

a. mampu b. kurang mampu c. tidak mampu

18. Menurut anda apakah pembicara pada episode lahirnya Koran Sunda oleh Bpk Uu

Rukmana (pim – umum koran sunda) dan Bpk Chaedar Alwasiah (dosen UPI)

mampu menguasai materi yang disajikan secara keseluruhan dengan baik ?

a. mampu b. kurang mampu c. tidak mampu

19. Menurut anda apakah pembicara pada episode kamekaran jaipongan di tatar sunda

yaitu Bpk Gugum Gumbira, Elly Somali dan Yeti M (penari) mampu menguasai

materi yang disajikan secara keseluruhan dengan baik ?

a. mampu b. kurang mampu c. tidak mampu

20. Menurut anda bagaimana penampilan pembicara yang dihadirkan program acara

talk show “Golempang” di bandung TV ?

Page 152: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

a. sesuai b. kurang sesuai c. tidak sesuai

21. Menurut anda bagaimana kejelasan argumentasi yang dikemukakan pembicara

dalam program acara talk show “Golempang” di Bandung TV?

a. jelas b. kurang jelas c. tidak jelas

22. Apakah pembicara program acara talk show “Golempang” dalam menyampaikan

materi sesuai dengan topik yang sedang dibahas?

a. sesuai b. kurang sesuai c. tidak sesuai

23. Apakah sikap pembicara program acara talk show “Golempang” dalam

menyampaikan pesan mampu bersifat terbuka dalam menerima pendapat orang

lain (dinamis) ?

a. mampu b. kurang mampu c. tidak mampu

Daya Tarik Materi Acara

24. Menurut anda Apakah “tune animasi” (musik dan gambar pembuka) pada

Openning (pembuka acara) program acara talk show “Golempang“ di Bandung

TV menarik untuk disimak sehingga menarik perhatian anda?

a. menarik b. kurang menarik c. tidak menarik

25. Apakah pembawa acara (presenter) program acara “Golempang” ahli dalam

melakukan wawancara ?

a. ahli, dalam menciptakan suasana interaktif

b. kurang ahli dalam menciptakan suasana interaktif

c. tidak ahli dalam menciptakn suasana interaktif

26. Menurut anda bagaimana pengetahuan presenter dalam menguasai materi acara

wawancara pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV ?

Page 153: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

a. menguasai b. kurang menguasai c. tidak menguasai

27. Menurut anda bagaimana kemampuan presenter dalam menggali informasi dari

narasumber (pembicara) melalui pertanyaan yang diajukan dalam wawancara ?

a. mampu b. kurang mampu c. tidak mampu

28 Menurut anda bagaiamana penataan studio (setting studio) pada program acara

talk show “Golempang di Bandung TV ?

a. menarik b. kurang menarik c. tidak menarik

29. Bagaimana menurut anda mengenai sudut pengambilan gambar yang ditampilkan

pada program acara talk show “Golempang” di Bandung TV?

a. akurat b. kurang akurat c. tidak akurat

30. Apakah penggunaan bahasa sunda pada program acara “Golempang” di Bandung

TV dapat anda mengerti?

a. mengerti b. kurang mengerti c. tidak mengerti

31. Apakah anda puas akan Clossing (penutup acara) berupa uraian – uraian solusi

tentang masalah (topik) yang dibahas pembicara program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV?

a. puas b. kurang puas c. tidak puas

32. Bisa anda kemukakan saran atau pendapat anda yang menyangkut semua tentang

penanyangan program acara talk show “ Golempang “ di Bandung TV ?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Page 154: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

Coding Book

No

Pertanyaan

Keterangan Arti kode Kode Bobot

Nilai

1 - 2

3

4

5

Nomor responden

Jenis kelamin

Informasi program acara

“Golempang”

Frekuensi menonton program

acara “Golempang”

--

a. Pria

b. Wanita

a. Bandung TV

(Iklan

Bandung TV

b. Iklan media

cetak

c. Teman

d. Lainnya,

sebutkan…

a. 6-7 kali

dalam

sebulan

b. 4-5 kali

dalam

sebulan

c. 2-3 kali

dalam

sebulan

d. Tidak tentu

e. Tidak pernah

menonton

--

1

2

1

2

3

4

1

2

3

4

5

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

Page 155: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

6

7

8

9

Menonton salah satu topik

program acara talk show

“Golempang” dalam 4 episode

pada bulan maret 2006 di

Bandung TV

Topik mana yang paling

menarik

Usia Penonton

Agama

a. Ya

b. Tidak

a. Kadaharan

tradisional

sunda

b. Buku senja di

langit

majapahit

c. Lahirnya

Koran sunda

d. Kamekaran

tari jaipongan

di tatar sunda

a. 15- 20 tahun

b. 21- 25 tahun

c. 26-30 tahun

d. 31-35 tahun

e. 36 tahun

keatas

a. Islam

b. Kristen

Protestan

c. Hindu

d. Budha

1

2

1

2

3

4

1

2

3

4

5

1

2

3

4

--

--

--

--

--

--

5

4

3

2

1

5

4

3

2

Page 156: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

10

11

12

13

14

Status penonton

Pendidikan formal terakhir

Suku bangsa

Pemenuhan kebutuhan informasi

tentang seni dan budaya sunda

Pemenuhan kebutuhan akan

hiburan tentang seni dan budaya

sunda

e. Kristen

katolik

a. Menikah

b. Tidak

menikah

a. Diploma 3

b. Strata 1

c. Strata 2

d. Strata 3

e. Lainnya,

sebutkan…

a. Sunda

b. Jawa

c. Minang

d. Batak

e. Lainnya,

sebutkan…

a. Memenuhi

b. Kurang

memenuhi

c. Tidak

memenuhi

a. Memenuhi

b. Kurang

memenuhi

c. Tidak

5

1

2

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

1

2

3

1

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

3

2

1

3

2

1

Page 157: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

15

16

17

18

19

Topik program acara talk show

“Golempang” menarik untuk

disimak dan diikuti

Topik program acara talk show

sesuia dengan kebutuhan

masyarakat

Topik program acara bermanfaat

bagi penonton

Kemampuan pembicara dalam

menguasai materi pada episode

kadaharan tradisional sunda

Kemampuan pembicara dalam

menguasai materi pada episode

buku senja di langit majapahit

memenuhi

a. Menarik

b. Kurang

menarik

c. Tidak

menarik

a. Sesuai

b. Kurang

sesuai

c. Tidak sesuai

a. Bermanfaat

b. Kurang

bermanfaat

c. Tidak

bermanfaat

a. Mampu

b. Kurang

mampu

c. Tidak

mampu

a. Mampu

b. Kurang

mampu

c. Tidak

mampu

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

Page 158: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

20

21

22

23

24

25

Kemampuan pembicara dalam

menguasai materi pada episode

lahirnya Koran sunda

Kemampuan pembicara dalam

menguasai materi pada

kamekaran tari jaipongan di

tatar sunda

Karakter pembicara yang

ditampilkan dalam program

acara talk show “Golempang” di

Bandung TV

Kejelasan argumentasi yang

dikemukakan pembicara dalam

program acara talk show

“Golempang” di Bandung TV

Kesesuaian pembicara dalam

menyampaikan materi sesuai

dengan topik yang sedang

dibahas

Kemampuan pembicara bersifat

terbuka (dinamis) dalam

menerima pendapat orang lain

a. Mampu

b. Kurang

mampu

c. Tidak

mampu

a. Mampu

b. Kurang

mampu

c. Tidak

mampu

a. Sesuai

b. Kurang

sesuai

c. Tidak sesuai

a. Jelas

b. Kurang jelas

c. Tidak jelas

a. Sesuai

b. Kurang

sesuai

c. Tidak sesuai

a. Mampu

b. Kurang

mampu

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

Page 159: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

26

27

28

Tune Animasi (musik dan

gambar pembuka)

Keahlian presenter dalam

melakukan wawancara

Pengetahuan presenter dalam

menguasai materi acara

c. Tidak

mampu

a. Menarik

b. Kurang

menarik

c. Tidak

menarik

a. ahli, dalam

menciptakan

suasana

interaktif

b. kurang ahli,

dalam

menciptakan

suasana

interaktif

c. tidak ahli

dalam

menciptakan

suasana

interaktif

a. Menguasai

b. Kurang

Menguasai

c. Tidak

menguuasai

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

Page 160: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

29

30

31

32

Kemampuan presenter dalam

menggali informasi dari

narasumber (pembicara) melalui

pertanyaan yang diajukan dalam

wawancara

Penataan studio (setting studio)

Sudut pengambilan gambar yang

ditampilkan

Penggunaan bahasa sunda

Kepuasaan penonton akan

(Clossing) penutup acara berupa

uraian – uraian solusi tentang

masalah (topik) yang dibahas

a. Mampu

b. Kurang

mampu

c. Tidak

mampu

a. Akurat

b. Kurang

akurat

c. Tidak akurat

a. Mengerti

b. Kurang

mengerti

c. Tidak

mengerti

a. Mengerti

b. Kurang

mengerti

c. Tidak

mengerti

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

Page 161: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

CO

DIN

G S

HE

ET

PEN

DA

PAT

PEN

ON

TON

N

O R

ES

DA

TA R

ES

LIN

GK

UN

GA

N

SOSI

AL

DEM

OG

RA

FI

KEB

UTU

HA

N

PEN

ON

TON

TO

PIK

AC

AR

A

DA

YA T

AR

IK P

EMB

ICA

RA

D

AYA

TA

RIK

MA

TER

I AC

AR

A

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

0

1 1

1 4

2 1

5 4

3 5

2 2

2 3

3 3

0 0

3 0

2 2

3 3

2 2

2 2

2 2

3 2

0 2

1 1

4 3

2 5

2 4

5 3

3 3

3 3

3 0

0 3

0 3

2 3

3 3

3 3

3 3

2 2

3 0

3 1

1 4

3 2

5 1

5 5

3 2

2 3

3 3

0 0

3 0

2 3

3 2

3 2

3 3

2 2

3 3

0 4

1 1

4 4

1 5

1 4

5 3

2 3

3 2

3 0

0 0

3 3

3 2

2 2

3 3

3 2

2 3

2 0

5 1

3 4

1 2

5 5

4 5

1 1

2 3

3 3

3 0

0 0

2 2

3 2

2 2

3 2

2 3

3 3

0 6

1 1

4 1

1 5

1 3

5 2

2 2

3 2

3 3

0 0

0 2

3 2

2 2

3 3

3 2

2 3

3 0

7 1

1 4

1 1

5 1

4 5

2 1

2 2

2 2

3 0

0 0

2 2

2 2

1 3

2 2

1 1

3 2

0 8

1 1

4 1

1 5

1 3

5 2

2 2

3 2

3 0

0 0

3 2

2 2

2 2

2 3

2 2

2 3

2 0

9 1

1 4

1 1

5 1

4 5

2 2

3 3

3 3

3 0

0 0

3 2

2 2

2 3

3 3

2 2

3 3

1 0

1 1

4 4

1 5

1 4

4 2

3 3

3 2

3 0

0 0

3 3

3 2

3 2

3 2

2 2

2 2

2 1

1 1

1 4

1 1

5 1

3 5

2 2

3 3

3 3

2 0

0 0

3 2

3 3

3 2

3 3

3 3

3 2

1 2

1 3

4 4

1 5

1 3

5 2

3 2

3 3

3 0

0 0

3 3

2 2

3 2

3 2

2 3

3 3

3 1

3 1

1 4

1 1

5 1

3 5

1 1

2 3

3 3

2 0

0 0

2 2

2 2

3 2

2 2

3 2

3 2

1 4

1 1

2 1

1 5

1 5

5 3

2 3

3 3

3 2

0 0

0 3

3 3

3 2

3 3

3 3

3 3

3 1

5 1

3 4

1 1

5 1

3 5

3 3

3 3

2 3

0 0

0 0

2 2

2 3

3 3

3 3

3 2

3 3

1 6

1 1

3 1

1 5

1 3

5 2

2 2

2 2

3 2

0 0

0 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 3

2 1

7 1

1 4

3 2

5 1

3 4

3 2

3 3

2 3

0 0

2 0

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

3 2

1 8

1 1

4 1

2 5

1 3

5 3

3 3

3 3

3 0

0 0

3 3

3 3

3 2

3 3

3 2

2 3

2 1

9 2

1 4

1 2

5 1

4 5

3 3

2 3

2 3

3 0

0 0

3 2

3 3

3 3

3 3

3 3

2 3

2 0

1 1

4 2

2 1

4 5

2 2

2 2

3 3

3 0

3 0

0 2

2 3

3 3

2 3

3 2

2 3

3 2

1 1

1 3

4 1

5 1

3 5

3 3

3 3

3 3

0 0

0 3

3 2

2 3

2 3

3 3

2 2

3 3

2 2

1 1

3 4

1 5

1 5

5 3

3 2

3 3

3 0

0 0

3 3

3 3

3 2

3 3

3 2

2 3

3 2

3 1

1 2

4 1

5 1

4 5

2 1

3 3

3 3

0 0

0 3

3 2

3 2

3 2

2 2

2 2

3 3

2 4

1 1

4 4

2 5

1 4

5 2

2 2

3 2

3 0

0 0

3 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

5 1

1 4

3 1

5 1

3 5

2 2

2 2

2 3

0 0

3 0

3 2

3 3

3 2

2 2

2 2

3 2

2 6

1 1

4 4

2 5

1 4

5 3

3 2

3 2

3 0

0 0

2 3

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

7 1

1 2

3 2

5 2

4 5

3 2

2 2

3 3

0 0

2 0

2 2

2 2

2 2

2 2

1 1

2 3

2 8

1 3

5 4

1 5

1 5

5 2

2 2

2 2

3 0

0 0

3 2

2 2

3 2

2 2

2 2

2 3

2 2

9 2

1 4

4 1

5 1

3 5

3 3

3 3

3 3

3 0

0 0

3 3

3 3

2 3

3 3

2 2

3 2

3 0

2 1

4 3

2 5

1 3

4 2

3 2

3 2

3 3

0 0

0 2

2 3

2 2

2 2

3 2

2 2

3 3

1 2

1 4

4 1

5 1

4 5

2 2

3 3

2 3

0 0

0 3

2 2

3 3

3 2

3 2

3 2

2 2

3 2

2 1

4 1

1 5

1 4

5 3

3 3

3 2

3 2

0 0

0 2

2 2

3 2

2 3

3 3

2 3

2 3

3 2

1 4

1 1

5 1

3 5

3 2

3 2

3 3

2 0

0 0

3 2

2 2

2 2

2 2

2 2

3 2

Page 162: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

CO

DIN

G S

HE

ET

(LA

NJU

TA

N) PE

ND

APA

T PE

NO

NTO

N

NO

RES

D

ATA

RES

LI

NG

KU

NG

AN

SO

SIA

L D

EMO

GR

AFI

K

EBU

TUH

AN

PE

NO

NTO

N

TOPI

K A

CA

RA

D

AYA

TA

RIK

PEM

BIC

AR

A

DA

YA T

AR

IK M

ATE

RI A

CA

RA

3 4

2 1

4 4

1 5

1 4

5 2

2 2

2 3

3 0

0 0

3 3

3 3

3 2

2 3

3 2

2 3

2 3

5 2

3 4

4 1

5 1

3 5

3 3

2 3

3 3

0 0

0 3

2 3

2 2

2 2

2 3

3 2

2 3

3 6

1 1

4 3

1 5

1 4

5 2

2 2

3 2

3 0

0 3

0 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 3

7 2

1 4

4 1

5 1

4 5

2 2

2 3

3 3

0 0

0 3

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

3 8

2 1

4 1

1 5

1 4

5 3

2 3

2 2

3 3

0 0

0 3

3 3

3 2

3 2

3 2

2 3

3 3

9 2

1 4

1 1

5 1

4 5

2 2

2 3

2 3

3 0

0 0

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

4 0

1 3

4 4

2 5

2 3

5 3

2 2

3 3

3 0

0 0

3 3

2 3

3 2

2 2

3 2

2 3

2 4

1 1

1 4

4 1

5 1

3 5

2 2

2 2

2 2

0 0

0 3

2 2

2 3

1 2

2 2

2 2

2 2

4 2

2 1

3 3

2 5

1 3

5 2

2 2

2 2

2 0

0 3

0 2

2 2

2 2

3 3

3 2

2 3

3 4

3 1

1 3

4 3

5 1

4 5

3 3

3 3

2 3

0 0

0 3

2 2

2 3

3 2

2 3

3 2

3 2

4 4

2 1

3 1

2 5

1 4

5 2

2 3

3 3

3 2

0 0

0 2

3 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 4

5 1

1 3

1 1

5 1

3 5

2 2

2 3

3 3

2 0

0 0

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

4 6

1 1

4 1

1 5

1 4

5 2

2 2

2 3

3 0

3 0

0 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 3

2 4

7 2

1 4

1 1

5 1

3 5

2 2

2 2

2 2

3 0

0 0

2 2

2 3

2 2

2 2

2 3

3 2

4 8

1 1

4 2

1 5

1 4

5 3

2 3

2 3

3 0

0 3

0 2

3 3

2 3

2 2

2 2

2 3

2 4

9 1

1 4

2 3

5 2

4 5

2 2

2 3

3 3

0 3

0 0

2 2

3 3

3 2

3 3

2 2

3 3

5 0

1 1

3 4

1 5

1 3

5 3

3 3

3 3

3 0

0 0

3 3

2 2

3 2

3 3

3 2

2 3

2 5

1 1

1 3

4 1

5 1

5 5

3 3

2 3

3 3

0 0

0 3

3 3

3 3

2 3

3 3

2 2

3 3

5 2

1 1

2 4

1 5

1 4

5 2

2 2

3 2

3 0

0 0

3 3

2 3

2 3

2 2

2 2

2 3

3 5

3 1

1 4

4 2

5 1

4 5

2 2

2 3

2 3

0 0

0 3

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

5 4

1 1

4 3

1 5

1 3

5 2

2 2

2 2

3 0

0 3

3 2

2 2

2 3

2 2

2 2

2 3

2 5

5 1

1 4

4 2

5 1

4 5

3 3

2 3

2 3

0 0

0 3

3 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

5 6

1 1

2 3

2 5

2 4

5 3

2 2

2 3

3 0

0 2

0 2

2 2

2 2

1 2

2 1

1 2

3 5

7 1

3 5

4 1

5 1

5 5

2 2

2 2

2 3

0 0

0 3

2 2

2 3

2 2

2 2

2 2

3 2

5 8

2 1

4 4

1 5

1 4

5 3

3 3

3 3

3 3

0 0

0 3

3 3

3 2

3 3

3 2

2 3

2 5

9 2

1 4

4 1

5 1

4 5

2 2

3 3

2 3

0 0

0 3

2 2

3 3

3 2

3 2

3 2

2 2

6 0

2 1

4 3

1 5

1 4

5 3

3 3

3 2

3 2

0 0

0 2

2 2

3 2

2 3

3 3

2 3

2

Page 163: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/Mahesaherlambangnalan_10080001088_skr... · panggung dan teknik wawancara jurnalistik, dilakukan dengan suasana santai

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mahesa Herlambang Nalan

Tempat/tgl Lahir : Bandung, 27 Oktober 1983

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Parakan Asih no 7. Soekarno Hatta Bandung

40266

Telepon : Hp. 0818202519 / 70659767

E-Mail : [email protected]

Pendidkan Formal

2001 – Sekarang : Universitas Islam Bandung (UNISBA)

Fakultas Ilmu Komunikasi

Hubungan Masyarakat

1999 – 2001 : SMA Pasundan 1 Bandung

1996 – 1999 : SMP Negeri 34 Bandung

1990 – 1996 : SDN Cijagra 1 Bandung

1989 – 1990 : TK Pertiwi Bandung