skripsi hubungan pola makan dan waktu santai …
TRANSCRIPT
Skripsi
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN WAKTU SANTAI DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI SD ISLAM ATHIRAH KOTA MAKASSAR
Oleh:
RAHAYU PERDANI RUMALUTUR
C 121 09 109
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
SKRIPSI
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN WAKTU SANTAI DENGAN KEJADIAN
OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI SD ISLAM ATHIRAH KOTA MAKASSAR
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian akhir dan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep)
OLEH :
RAHAYU PERDANI RUMALUTUR
C 121 09 109
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : RAHAYU PERDANI RUMALUTUR
Nomor Mahasiswa : C121 09 109
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat-beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama sekali.
Makassar, MEI 2013
Yang membuat pernyataan,
RAHAYU PERDANI RUMALUTUR
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, kasih dan penyertaan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi ini.
Skripsi ini penulis beri judul “HUBUNGAN POLA MAKAN DAN WAKTU SANTAI
DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD ISLAM ATHIRAH KOTA
MAKASSAR”.
Adapun tujuan penulisan Skripsi ini dimaksudkan sebagai pengaplikasian konsep-
konsep manajemen keperawatan serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian sarjana program strata satu (S1) pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak
terdapat kesalahan, baik dalam struktur dan sistematika penulisan, EYD, materi yang
dipaparkan penulis dan sebagainya. Hal tersebut terjadi akibat keterbatasan dalam
pengontrolan waktu, kemampuan serta sumber-sumber yang menjadi pedoman penulis
dalam mencermati setiap kejadian dan perubahan yang terjadi selama penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, masukan atau kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis
harapkan dari semua pihak yang terkait demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, dimulai pada tahap persiapan pengajuan judul
sampai tahap persiapan ujian skripsi, penulis memperoleh banyak bantuan dan kerjasama
berupa sumbangsih pemikiran, saran begitu pula dorongan semangat yang luar biasa, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan berbahagia ini penulis ingin
mengucapkan rasa hormat, simpati serta terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof.,Dr.,dr. H. Idrus Paturusi, SpBO, selaku Rektor Universitas Hasanuddin
Makassar.
2. Dr.Irawan Yusuf,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
3. Ibu Dr.Dra. Werna Nontji,S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
4. Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp, M.Kes selaku dosen pembimbing pertama penulis yang
telah meluangkan perhatiannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kadek Ayu Erika,S.Kep,Ns,M.Kes selaku pembimbing kedua penulis yang membantu
dalam merampungkan penyusunan skripsi ini. Ucapan beribu terima kasih atas
bantuan dan kerjasama yang baik selama penulis menjadi anak bimbingan dari
kedua ibu.
6. Hapsa, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Erfina, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku tim penguji yang telah
memberikan sumbang saran yang membangun untuk kelanjutan penyusunan skripsi
ini.
7. Kepala sekolah serta guru-guru SD Islam Athirah Kota Makassar.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, kedua saudaraku Fitriyani dan Reza yang telah
memberikan dukungan doa serta dorongan semangat sehingga penyusunan skripsi
ini dapat selesai.
9. Adik-adik SD Islam Athirah Kota Makassar yang telah membantu peneliti dalam
pengumpulan data
10. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan yang
telah membantu penulis selama ini serta Teman-teman PSIK UNHAS angkatan 2009
FIDELITY yang telah membantu memberi masukan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan segala karunia-Nya kepada kita
semua. Dan semoga pada kesempatan mendatang kita bisa dipertemukan kembali dalam
situasi yang berbeda.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat diterima dan memenuhi syarat dalam
melanjutkan penelitian dan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
terutama dibidang Keperawatan.
Makassar, Mei 2013
Penulis
ABSTRAK
RAHAYU PERDANI RUMALUTUR. Hubungan pola makan dan waktu santai dengan kejadian obesitas pada anak SD di SD Islam Athirah kota Makassar Tahun 2013 (dibimbing oleh Ariyanti Saleh dan Kadek Ayu Erika)
Latar belakang; Obesitas atau kelebihan berat badan dari normal, biasanya terjadi ketika jumlah cadangan lemak dalam tubuh berlebih. Diseluruh dunia prevalensi kelebihan berat badan, obesitas meningkat tajam dan telah mencapai tingkatan yang membahayakan. Obesitas pada masa anak beresiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari.
Tujuan untuk mengetahui hubungan faktor pola makan dan waktu santai dengan kejadian obesitas pada anak SD Islam Athirah Kota Makassar.
Metode Penelitian: adalah case control dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel 150 anak yang terdiri dari 75 anak obesitas dan 75 anak normal. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disajikan dengan pertanyaan dan observasi. Data diuji statistik Chi-square dengan tingkat kemaknaan p≤ 0,005 untuk menguji antara variabel.
Hasil : penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara (1) pola makan dengan kejadian obesitas pada anak SD; dengan penerapan nilai p= 0,006 (2) waktu santai dengan kejadian obesitas pada anak SD; dengan penerapan nilai p=0,034..
Penutup: dari 2 variabel yang di dapat keduanya variabel berhubungan dalam faktor resiko obesitas, dan saran ditujukkan untuk peneliti, pemerintah, sekolah, dan orang tua.
Kata kunci : Faktor-faktor, Kejadian Obesitas
Daftar Pustaka :
ABSTRACK
RAHAYU PERDANI RUMALUTUR. Relationship to diet and leisure time with the incidence of obesity in elementary school children in Islam Athirah Makassar in 2013 (guided oleh Ariyanti Saleh dan Kadek Ayu Erika).
Background; Obesity or being overweight than normal, usually occurs when the amount of excess body fat reserves. Worldwide prevalence of overweight, obesity has increased sharply and reached a dangerous level. Obesity in childhood are at high risk of becoming obese adults and potentially future metabolic disease and degenerative diseases in the future.
Purpose: to determine the relationship of dietary factors and relaxing time with the incidence of obesity in elementary school children Islam Athirah Makassar.
Methods: This was a case control using purposive sampling method. Number of samples 150 children consisting of 75 obese children and 75 normal children. Collecting data using questionnaires presented with questions and observations. Data statistic Chi-square test with a significance level of p ≤ 0.005 for the test between the variables.
Results: The study showed that there is a relationship between (1) the diet and the incidence of obesity in elementary school children: by applying the value of p = 0.006 (2) relaxing time with the incidence of obesity in elementary school children: by applying p-value = 0.034 .
Closing: of 2 variables in both variables related to the risk factors of obesity, and ditujukkan suggestions for researchers, governments, schools, and parents.
Key words : Factors, Genesis Obese
References :
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN………………………………… iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………… v
ABSTRAK……………………………………………………………………. viii
ABSTRACT…………………………………………………………………... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Obesitas ............................................ 8
B. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan ..................................... 20
C. Tinjauan Umum Tentang Waktu Santai ................................... 27
D. Tinjauan Umum Tentang Anak ................................................. 31
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep ..................................................................... 35
B. Hipotesis .................................................................................. 36
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu .................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 37
D. Alur Penelitian .......................................................................... 40
E. Defenisi Operasional ................................................................ 41
F. Instrument Penelitian ................................................................ 43
G. Pengolahan dan Analisa Data .................................................... 44
H. Etika penelitian ......................................................................... 45
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ……………………………………………………………. 46
B. Pembahasan ……………………………………………………... 54
C. Keterbatasan Peneliti ……………………………………………. 58
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 57
B. Saran …………………………………………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Konsep…………………………………………..... 35
Bagan 2 Alur Penelitian………………………………………………. 40
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Individu di SD Islam
Athirah Kota Makassar
Tabel 1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Obesitas di SD Islam
Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Tabel 1.3 Distribusi Faktor Jenis Kelamin Berdasarkan Status Obesitas pada
Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Tabel 1.4 Distribusi Faktor Saudara Kandung Berdasarkan Status Obesitas pada
Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Tabel 1.5 Distribusi Faktor Pendapatan Orang Tua Perbulan Berdasarkan Status
Obesitas pada Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun
2013 (n=150)
Tabel 1.6 Distribusi Faktor Pola Makan Berdasarkan Status Obesitas pada Anak
SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Tabel 1.7 Distribusi Faktor Waktu Santai Berdasarkan Status Obesitas pada
Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Tabel 2.1 Analisa Faktor Pola Makan Berdasarkan Kejadian Obesitas pada Anak
SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Tabel 2.2 Analisa Faktor Waktu Santai Berdasarkan Obesitas pada Anak SD di
SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Grafik persentil BB laki-laki menurut umur dan TB menurut umur
dari CDC 2000
Lampiran 2: Grafik persentil BB perempuan menurut umur dan TB menurut umur
dari CDC 2000
Lampiran 3: Lembaran persetujuan menjadi responden
Lampiran 4: Kuesioner
Lampiran 5: Persuratan
Lampiran 6: Master Data
Lampiran 7: Tabel Distribusi SPSS 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan nasional khususnya dalam bidang gizi dan
kesehatan, beberapa tahun belakangan ini berdampak baik bagi penurunan jumlah
penderita kasus gizi kurang di Indonesia dan dunia. Namun keberhasilan tersebut
diikuti oleh peningkatan prevalensi gizi lebih pada masyarakat. Berdasarkan
catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, tidak kurang dari 1,2
miliar pendududk dunia mengalami obesitas. Data survei yang dikumpulkan oleh
WHO sejak tahun 1983 hingga 2004 menggambarkan bahwa 12 dari 28 negara di
dunia ( dua negara Afrika, satu negara di Amerika Utara, satu negara di Amerika
Latin, 3 negara di Asia, 8 negara di Eropa, dan dua negara di Oceania),
mengalami peningkatan prevalensi obesitas (Nishida & Mucavalen, 2005).
Obesitas merupakan suatu keadaan terjadinya kelebihan berat badan
melebihi 20% dari berat badan normal. Obesitas ditandai dengan penimbunnan
lemak yang berlebihan pada berbagai bagian tubuh, terutama pada pinggang,
panggul, dan lengan atas (Slagian, 2004). Obesitas mulai menjadi masalah
kesehatan di seluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah
merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas sudah merupakan suatu
masalah kesehatan yang harus segera ditangani (WHO, 2000).
Prevalensi obesitas meningkat dari tahun ke tahun, baik negara maju
maupun negara yang sedang berkembang. Berdasarkan data Kementrian
Kesehatan tahun 2007, prevalensi obesitas pada anak-anak usia 6- 14 tahun
mencapai 9,5% untuk pria, sedangkan pada perempuan mencapai 6,4%. Kondisi
ini meningkat dari tahun 1990-an yang berkisar 4% (RISKESDAS, 2007).
Menurut RISKESDAS (2010) secara nasional masalah kegemukan pada
anak 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2% atau masih di atas 5,0%. Prevalensi
kegemukan pada anak laki-laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi pada
anak perempuan yaitu berturut-turut sebesar 10,7% dan 7,7%. Berdasarkan
tempat tinggal prevalensi kegemukan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan
dengan prevalensi di pedesaan yaitu berturut-turut sebesar 10,4% dan 6,1%.
Peningkatan prevalensi obesitas dapat dikaitkan dengan beberapa faktor
yang mempengaruhi antara lain, sosial ekonomi keluarga, konsumsi energi
berlebih, aktifitas fisik, konsumsi makan berlemak,konsumsi sayuran, konsumsi
buah-buahan, juga bisa karena faktor lingkungan. Hasil penelitian Kusumajaya
(2007), menyebutkan bahwa anak yang dengan kategori gemuk,ternyata
olahraganya < 3 kali/minggu, untuk makan sayur,remaja gemuk,lebih sedikit,
mengkonsumsi sayur dibandingkan dengan yang tidak gemuk, untuk makanan
berlemak, anak gemuk mengkonsumsi makanan berlemaknya lebih banyak
(11%), dibanding anak yang tidak gemuk(9,7%).
Obesitas pada masa anak beresiko tinggi menjadi obesitas di masa dewasa
dan berpotensi mengalami oenyakit metabolik dan penyakit degeneratif di
kemudian hari. Profil lipid darah anak obesitas menyerupai profil lipid pada
penyakit kardiovaskular dan anak yang obesitas mempunyai resiko hipertensi
lebih besar. Penelitian (Syarif, 2003) menemukan hipertensi pada20-30% anak
yang obesitas, terutama obesitas tipe abdominal. Ancaman obesitas di kalangan
anak-anak juga melanda Indonesia (Hidayat, 2009).
Faktor utama terjadinya obesitas adalah ketidakseimbangan asupan
energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi makanan
berlebih, sedangkan keluaran energi menjadi lebih rendah bila metabolisme
tubuh dan waktu santai (IOTF, 2004). Hal tersebut banyak dialami oleh golongan
masyarakat tingkat menengah ke atas. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar,
dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan
sedentary berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang
merujuk pada pola makn tinggi kalori, tinggi lemak, dan kolesterol, terutama
terhadap penawaran makanan siap saji (fast food) yang berdampak meningkatkan
risiko obesitas ( Heird, 2002).
Obesitas yang terjadi pada masa anak-anak, memiliki konsekuensi medis
jangka pendek, meliputi efek yang merugikan terhadap pertumbuhan, dan
konsekuensi medis jangka panjang meliputi resik yang lebih besar untuk terkena
hipertensi,diabetes,penyakit kardiovaskular, dan penyakit lainya pada masa
dewasa. Obesitas pada masa anak-anak juga menimbulkan konsekuensi
psikososial jangka pendek dan jangka panjang seperti image diri yang negatif,
penurunan kepercayaan diri, gangguan makan, dan kesehatan yang lenih rendah
hubungannya dengan kualitas hidup (Thorpe et al.2004).
Salah satu penyebab obesitas pada anak dapat terjadi karena faktor genetik. Hal
ini merupakan faktor keturunan dari orang tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau
ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.
Waktu santai anak juga mempengaruhi terjadinya obesitas pada anak. Dulu
permainan anak yang umumnya dilakukan adalah permainan fisik yang
mengharuskan anak berlari, melompat, atau gerakan lainya, namun kinidigantika
dengan permainan anak yang kurang melakukan gerak badannya seperti game
elektronik, komputer, internet, atau televisi yang cukup dilakukan hanya duduk di
depanya tanpa harus bergerak. Obesitas tidak hanya disebabkan oleh kebanyakan
makan dalam hal karbohidrat, lemak, maupun protein, tetapi juga karena
kebiasaan waktu santai (Almasler, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian Hendrawati dan Talib pada tiga SD swasta
di Makassar, diperoleh bahwa prevalensi obesitas di SD Islam Athirah berada di
posisi kedua yaitu 27 siswa obesitas dari 144 siswa(18,8%) setelah SD Nusantara
yang dari 149 siswa ternyata 45 siswa Obesitas (Hendrawati, 2002). Dan dari data
yang diperoleh peneliti memilih untuk memilih SD Athirah sebagai tempat
dimana peneliti akan melakukan penelitian karena SD Athirah merupakan sekolah
yang memperoleh posisi kedua kejadian obesitas di Makassar
Diagnosis dan penanganan obesitas pada anak tidaklah mudah.
Pengelolaan penurunan berat badan pada anak harus dilakukan berhati-hati,
karena anak masih dalam proses pertumbuhan. Oleh karena itu, upaya yang lebih
penting adalah mencegah terjadinya obesitas pada anak sedini mungkin dan untuk
itu dibutuhkan peran orang tua dalam pengawasan pertumbuhan anak. Hal-hal di
atas yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Masalah kegemukan pada usia dini, harus menjad perhatian serius,
mengingat prevalensi kegemukan pada usia dini cukup tinggi, kondisi kegemukan
pada usia anak-anak akan dibawah sampai dewasa, yang berdampak terhadap
peningkatan resiko penyakit degeneratif.
Meningkatnya status sosial ekonomi masyarakat saat ini, ditambah lagi
dengan gaya hidup yang kurang baik, seperti pola makan yang tidak teratur dan
kurangnya aktifitas fisik pada saat waktu santai anak cenderung meningkatkan
kejadian gizi lebih.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan rumusan
masalahnya adalah apakah ada hubungan pola makan dan waktu santai dengan
kejadian obesitas pada anak Sekolah Dasar Islam Athirah Kota Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan waktu
santai terhadap kejadian obesitas pada anak sekolah Dasar.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya kejadian obesitas pada anak di SD Islam Athirah kota
Makassar.
b. Teridentifikasinya hubungan faktor pola makan terhadap kejadian obesitas
pada anak di SD Islam Athirah kota Makassar.
c. Teridentifikasinya hubungan waktu santai terhadap kejadian obesitas pada
anak di SD Islam Athirah kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan tentang akibat dari kebiasaan
mengkonsumsi makanan dan menghabiskan waktu santai.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai sumbangan dalam mengkaji masalah obesitas pada anak sekolah dasar
dan faktor resiko terjadinya obesitas.
3. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam menambah pengetahuan
dan wawasan tentang faktor penyebab terjadinya obesitas pada anak.
4. Bagi penelitian
Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya dan menjadi
acuan untuk meningkatkan penelitian di bidang kesehatan.
5. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan dan pengetahuan tentang pentingnya
mengurangi konsumsi lemak dan protein dalam pengaturan makanan
seimbang dan aktifitas seimbang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Obesitas
1. Defenisi
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebih daripada yang diperlukan untuk fungsi
tubuh, sehingga mengganggu kesehatan atau setidaknya berada dalam risiko
mengalami gangguan kesehatan. Obesitas merupakan masalah klinik yang
tidak sederhana, karena etiologinya yang kompleks atau multifaktorial dan
banyaknya faktor berpengaruh terhadap terjadinya obesitas. Kondisi sosial,
perilaku, dan faktor-faktor biologi akan berpengaruh terhadap masukan dan
pengeluaran energi dan akhirnya akan mempengaruhi regulasi homeostasis
cadangan energi tubuh (Faizah ,2004).
Obesitas pada anak didefinisikan secara fungsional sebagai
maladaptasi peningkatan masa lemak tubuh. Anak-anak dengan nilai
BMI(Body Mass Index) di atas persentil 95 menunjukkan obesitas, dan anak-
anak dengan BMI di atas persentil beresiko mengalami obesitas.
2. Etiologi
Penyebab obesitas adalah multi faktoral, interaksi kompleks antara
genetik, metabolik, perilaku, faktor psikososial, lingkungan (sosial dan
kultur).
Overweight dan obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan
energi(energy imbalance) untuk waktu yang lama. Hal ini dapat terjadi karena
terlalu banyak masuka kalori tanpa diimbangi dengan aktifitas fisik yang
cukup. Penyebab energy imbalance bisa karena beberapa faktor, termasuk di
dalamnya adalah kebiasaan hidup, faktor lingkungan, dan genetik. Berat
badan seseorang melibatkan faktor-faktor genetik,metabolisme, kebiasaan,
lingkungan, kultur, dan status sosial ekonomi. Komposisi diet juga
berpengaruh besar terhadap terjadinya overweight dan obesitas, dankedua
faktor ini banyak digunakan untuk mencegah dan mengobati obesitas (Smith,
1996).
Faktor genetik yang secara langsung menyebabkan obesitas adalah
pada penyakit seperti Bardet-Biedl syndrome dan Prader-willisyndrome.
Beberapa penyakitjuga dapat berpengaruh terhadap terjadinya obesitas, seperti
Cushing’s disease, dan polycystic ovary syndrome, dan hipotiroidisme.
Individu yang mengalami obesitas mempunyai kesamaan genetik, sehingga
hal ini berguna untuk mencegah atau memberikan terapi pada individu yang
mempunyai faktor predisposisi obesitas. Beberapa kasus obesitas
berhubungan dengan mutasi genetik, gen yang terlibat adalah MC4R, yang
merupakan kependekan dari reseptor melanocortin-4. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa MC4R berperan dalam pengaturan nafsu makan.
Reseptor MC4R banyak terdapat di hipotalamus, yang berfungsi mengontrol
nafsu makan. Penelitian sebelumnya mendapatkan bahwa tikus yang
kehilangan reseptor MC4R akan mengalami obesitas dan makan berlebihan.
Beberapa obat seperti steroid dan anti depresan juga dapat menyebabkan
peningkatan berat badan (Faizah, 2004).
a. Faktor Genetik
Banyak laporan yang menunjukkan adanya hubungan antara pola
keturunan dengan obesitas. Jika salah satu orang tua dengan obesitas mka
peluang anaknya menjadi obesitas adalah 40%. Jika kedua orang tua
dengan obesitasmaka peluang anaknya menjadi obesitas yaitu 80%.
Peluang tersebut makiin kecil jika kedua orang tua tidak mengalami
obesitas,yaitu 7%. Obesitas berhubungan dengan pertumbuhan pada satu
tahun pertama yang akan berpengaruh terhadap terjadinya obesitas pada
masa dewasa beserta komoditas (Smith, 1996).
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor penentu pertumbuhan dan
perkembangan anak karena penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan
mencakup lingkungan fisik, biologik dan fisikobiopsokososial.
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan perlindungan kesehatan anak
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan stimulasi
c. Faktor Neuro-psikologik
Nafsu makan dikendalikan oleh stimulus sensorik yang akan merangsang
korteks serebri serta pusat otonom di hipotalamus. Gangguan yang
menyebabkann perubahan pada pola makan sangat luas, mulai dari
kerusakan di hipotalamus bagian ventromedial yang mengakibatkan
peningkatan konsumsi makanan sampai pada reaksi individu dalam
menanggapi stimulus.
3. Patofisiologi dan patogenesis
Pada hakekatnya obesitas terjadi jika terhadap kelebihan energi yang
dikonsumsi melebihi penggunaan energi oleh tubuh, antara lain akibat
masukan energi tinggi sedangkan penggunaan energi normal/rendah atau
masukan energi normal tetapi penggunaan energi rendah.
Akumulasi lemak dalam tubuh berlebihan terjadi masukan energi total
melebihi total energy expenditure, termasuk energi yang digunakan untuk
pertumbuhan normal. Ketidakseimbangan energi in didapat terjadi karena
masukan energi yang berlebih dan atau berkurang energy expenditure yang
digunakan untuk metabolisme, termolregulasi, dan aktivitas fisik. Peningkatan
masukan energy tampak pada sindrome genetik, seperti prader-will syndrome,
cushing syndrome , dan obesitas akibat obat. Menurunya energy expenditure
ditandai dengan defisiensi hormonal termasuk hipotiroidisme dan defisiensi
hormon pertumbuhan. Kelainan genetik dan hormonal seringkali tidak dapat
menjelaskan kelebihan berat badan yang dialami pasien-pasien tersebut.
Sebagian besar anak dengan overweight memiliki riwayat keluarga obesitas
yang terjadi akibat multifaktor. Terdapat hubungan antara petilaku orang tua
dalam memperbaharui terjadinya obesitas di samping faktor genetik (Wang,
2001).
Akumulasi lemak terutama di organ viseral akan mengakibatkan
resistesnsi, yang merupakan faktor predisposisi intoleransi glukosa dan
hipertrigliseridemia. Peningkatan kadar insulin dan insulin like growth factor
akan meningkatkan tekanan darah dan memacu produksi androgen, sehingga
dapat mengakibatkan dismonore dan virilasi pada wanita, dan ginekomastia
pada pria. Resistensi insulin,dislipidemia, dan hipertensi merupakan faktor
predisposisi diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Komposisi diet yang kuat yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat
akan mengakibatkan termoregulasi yang rendah dibandingkan isoenergik dan
isoprotek pada diet rendah lemak. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan
berat badan yang progresif.
Hiperflipidemia atau dislipidemia yang banyak dijumpai pada obesitas
dapat menyebabkan renal injury, akibat proliferasi sel mesangial dan matriks
sekstraseluler yang diinduksikan oleh kolesterol LDL (Smith, 1996).
Terdapat tiga periode kritis dalam masa tumbuh kembang anak dalam
kaitanya dengan perkembangan lemak dan terjadinya obesitas,yaitu ;
1. Periode pra-natal, sel lemak mulai dibentuk pada minggu ke-16 kehamilan
sedangkan deposit lemak baru terjadi pada minggu ke-30 kehamilan.
Berarti antara minggu ke-16 sampai minggu ke-30 pembentukan lemak
terjadi terutama melalui hiperplasi sel lemak. Sejak minggu ke-30, sel
lemak mulai mengalami hipertrofi disamping mengalami hiperplasi,
sehingga pada trimester ke-3 kehamilan terjadi akumulasi lemak yang
cepat. Karena proses hipertrofi melebihi hiperplasia, akhirnya saat lahir
pada neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan jumlah lemak
merupakan 16% berat badan atau kurang lebih 400 gram.
2. Masa adipositi rebound (usia 6-7 tahun) selama 6 bulan pertama lahir,
jumlah lemak total meningkat sampai 1500 gram, hal ini terutama karena
terjadinya hipertrofi lemak. Puncak penimbunan lemak terjadi pada umur
6-8 bulan. Setelah periode tersebut pembentukan lemak mulai menurun
dan berhenti pada umur 28 bulan. Penurunan ini terjadi karena mulai usia
1 tahun terjadi demobilisasi lemak sehingga pada usia 6 tahun, seorang
anak mempunyai kandungan lemak tubuh paling sedikit. Setelah periode
tersebut akibat pengaruh sistem endokrin masa puberitas, penimbunan sel
lemak akan meningkat kembali(rebound), yang berarti deposit sel lemak
kembali. Usia mulai terjadinya rebound ini sangat menentukan untuk
terjadinya obesitas yangmenetap. Apabila proses rebound terjadi dini,
maka kemungkinan untuk menetapnya obesitas makin besar dan biasanya
rebound dini sangat mungkin bersifat genetik(Faizah, 2004).
3. Masa adolesen, masa ini merupakan masa kritis terakhir dalam terjadinya
obesitas. Risiko ini lebih besar pada anak perempuan daripada anak laki-
laki. Baik dalam onset maupun menetapnya obesitas. Sekitar 30% wanita
dewasa yang menderita obesitas berasal dari obesitas yang timbul sejak
masa remaja sedangkan pada laki-laki kemungkinan ini terjadi hanya
sekitar 10% (Salbe, 2002).
Pada tahun 1995 ditemukan leptin yang merupakan protein yang
dihasilkan oleh sel lemak, dan mempunyai peranan penting dalam metabolisme
lemak. Zat ini dilepaskan ke dalam sirkulasi untuk menurunkan ambilan makanan
melalui perangsangan pada neuropeptida Y di hipotalamus. Penelitian
menyebutkan bahwa leptin juga meningkatkan penggunaan energy. Pada
penelitian yang digunakan pada manusia atau binatang percobaan menunjukkan
adanya korelasi antara leptin di sirkulasi dengan masa jaringan lemak. Kadar
leptin dipengaruhi oleh hormon insulin, kortikosteroid, dan masukan tinggi
lemak. Kekurangan leptin menyebabkan terjadinya peningkatan ambilan makanan
dan penurunan penggunaan energi meningkat sehingga timbul obesitas (Salbe,
2002).
4. Dampak Obesitas
Dari segi kesehatan ada beberapa hal yang menyebabkan kegemukan dapat
menjadi masalah yaitu (Agoes, 2003):
1. Resiko terserang penyakit.
Anak yang mengalami kegemukan memiliki risiko tinggi terserang
berbagai penyakit. Berikut ini beberapa risiko penyakit yang sering
menyerang anak-anak yang menderita kegemukan:
1) Penyakit Kardiovaskuler
Faktor risiko ini meliputi peningkatan : kadar insulin, trigliserida, LDL-
kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan HDL-kolesterol.
Risiko penyakit kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar
1,7 – 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar insulin.
Anak dengan IMT > persentil ke 99,40% diantaranya mempunyai kadar
insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan
33% dengan kadar trigliserida tinggi. Anak obesitas cenderung
mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, serta 20-30%
menderita hipertensi.
2) Diabetes Melitus tipe-2
Diabetes melitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.
Perevelemsi penurunan glukosa toleransi test pada anak obes adalah 25%
sedang diabetes melitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas
dengan diabetes melitus tipe-2 mempunyai IMT >+3SD.
3) Obstructive sleep apnea
Obstruktive sleep apnea sering dijumpai pada anak obesitas dengan
kejadian satu berbanding seratus dan ditujukan dengan gejala menggorok.
Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada
dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma,
sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru
serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi
penurunan tonus otot dinding dada CO2, serta penurunan tonus otot yang
mengatur pergerakan lidah dan menyebabkan lidah jatuh ke arah dinding
belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermitten
dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak
cenderung mengantuk dan kurangnya suplay oksigen ke otak
(hipoventilasi). Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat
badan.
4) Gangguan ortopedik
Anak obesitas cenderung beresiko mengalami gangguan ortopedik yang
disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput
femoris yang menimbulakan gejala nyeri penggung atay lutut dan
terbatasnya gerakan panggul.
5) Pseudotumor serebri
Pseudotumor serebri akibat peningkatanringan tekanan intrakranial pada
anak obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-paru yang
menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit
kepala.
2. Resiko aspek psikologis
Selama beresiko tinggi terserang penyakit, kegemukkan pada anak bisa
berpengaruh pada aspek psikologisnya. Berikut ini beberapa resiko
psikologis akibat kegemukan.
a. Anak yang gemuk akan bergerak lebih lambat (kurang lincah) dari
teman seusianya dengan berat badan yang normal, sehingga kurang
merasa percaya diri dalam bersosialisas
b. Kegemukan pada anak balita dan berlanjut terus pada usia remaja akan
beresiko terjadinya gangguan psikologi seperti rasa rendah diri atau
kurang percaya diri karena adanya anggapan bahwa orang gemuk
tampak lebih menarik.
Hartoyo (2007), kegemukan (obesitas) berdampak terhadap penyakit
jantung koroner, diabetes, darah tinggi, ginjal, mudah lelah dan lainya.
Samsudin (1994), dampak obesitas pada anak terhadap kesehatan pada
umumnya lebih ringan jika dibandingkan pada orang dewasa yang biasanya
telah menimbulkan gangguan kesehatan atau sekurang-kurangnya merupakan
faktor risiko untuk penyakit pernafasan dan kardiovaskular. Dijelaskan lebih
lanjut, dampak obesitas pada anak antara lain karena pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang lebih cepat matang, sehingga pada anak wanita lebih
cepat menarche (haid untuk pertama kali) pada usia yang lebih dini. Obes
pada bayi dan anak balita umumnya belum termasuk masalah medis, namun
bukan berarti bisa dibiarkan begitu saja, karena kemungkinan untuk menjadi
obesitas pada usia dewasa relatif lebih besar jika dibandingkan dengan anak
yang bergizi baik.
Manuaba (2004) dampak obesitas pada kesehatan umunya mungkin
masih terbatas pada gangguan psikososial, yaitu keterbatasan dalam
pergaulan,aktivitas fisik, lebih suka menyendiri, dan memuaskan dirinya
dengan bersantai dan makan. Akan tetapi pada obesitas berat, mungkin telah
disertai gangguan pernafasan, hipertensi, eksima pada lipatan kulit akibat
timbunan lemak dibawah kulit yang mengakibatkan bau badan yang
tidaksedap sehingga tidak disukai teman pergaulanya.
5. Cara Menentukan Obesitas pada Anak
a. Antropometri
Obesitas pada anak dapat dinilai melalui beberapa metode. Menurut (Sjarif,
2011) berdasarkan antropometri, umumnya obesitas pada anak ditentukan
berdasarkan pengukuran sebagai berikut:
1) Berat Badan.
Ukuran ini merupakan yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan
memeriksa anak pada setiap kelompok umur. Berat badan merupakan
hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot, lemak, jaringan tubuh
lainnya. Ukuran ini merupakan indikator tulang yang terbaik pada waktu
ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang.
2) Tinggi Badan.
Ukuran ini merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting. Perlu
diketahui bahwa nilai TB meningkat terus, walaupun laju tumbuh
kembang berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat
dan menjadi pesat lagi pada masa remaja.
3) Pengukuran lemak
Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit
(TLK). Terdapat empat macam pengukuran TLK yang ideal untuk
mendapatkan proporsi lemak tubuh yaitu TLK biseps, triseps, subkapular,
dan suprailiaka. Bila TLK triseps di atas sentil ke-85, merupakan indicator
obesitas.
b. Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
Pengukuran IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan
overweight serta berkorelasi tinggi dengan masa lemak tubuh.
Underweight : IMT Persentil <5
Overweight : IMT Persenril 5-<94
Normal : IMT persentil 5-< 84
Obesitas : IMT Persentil ≥ 95
c. Grafik pertumbuhan CDC 2000
Pada tahun 2000 Center for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat
menerbitkan grafik pertumbuhan yang tersedia untuk anak lelaki dan
perempuan mulai dari umur 0 sampai 36 bulan untuk BB, PB, dan LK.
Disamping itu juga grafik berdasarkan umur dan BB/TB mulai umur 2
sampai 20 tahun umtuk BB,TB, dan IMT menurut umur dan BB/TB2 x
10.000 (Hendarto dan Sjarif, 2011).
B. Tinjauan Umum Pola Makan
1. Pengertian Pola makan
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada
waktu yang tertentu (Baliwati, 2004).
Pola makan merupakan berbagai informasi yang memeberi gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh
suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu (Soegeng, 2004).
Pendapat pakar yang berbeda-beda dapat diartikan sevara umum
bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atas
sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makannan, jumlah makanan,
frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana
mereka hidup, pola makan terdiri dari :
a. Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik
kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh
melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama
makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika dirata-
ratakankan,umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal
makan ini pun menyesuaikan dengan kososngnya lambung.
Porsi makan pagi tidak perlu sebanyak porsi makan siang dan
makan malam secukupunya saja, untuk memenuhi energi dan sebagian zat
gizi sebelum tiba makan siang. Lebih baik lagi jika makan makanan
ringan sekitar pukul 10.00. menu sarapan yang baik harus mengandung
karbohidrat, protein dan lomak, serta cukup air untuk mempermudah
pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi. Pilihan menu yang praktis
dan mudah disiapkan dan usahakan selalu untuk makan pagi karena
penting dan mempersiapkan energi dalam beraktivitas dalam sehari.
b. Jenis makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,
diverna dan diserap akan menghasilkan paling sedikit sususnan menu
sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan merupakan salah satu
cara untuk menghilangkan rasa bosan. Sehingga mengurangi selera
makan. Menyususn hidangan sehat memerlukan keterampilan dan
pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersususunoleh kombinasi bahan
makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan memberikan hidangan
sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik pengolahan makanan
adalah guna memperoleh intake yang baik dan bervariasi (Uripi, 2002).
Jenis makanan yang biasa dikonsumsi dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan
1). Makanan Utama
Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang
berupa makan pagi, makan siang dan makan malam yang terdiri dari
makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan minuman.
Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang
peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan
pokok berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan
memberi rasa kenyang ( Sediaotama, 2004). Makanan pokok yang
biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti, dan mie atau bihun.
2). Makanan selingan
Makanan selingan adalah makanan kecil yang dibuat sendiri
maupun yang dijual di depan rumah maupun di sekolah. Makanan
selingan menurut bentuknya terdiri dari :
1. Makanan selingan berbentuk kering. Pada umumnya keripik
pisang, keripik singkong, kacang telur, pop corn dan
sebagainya.
2. Makanan selingan berbentuk basah. Pada umumnya lemper,
semar mendem, tahu isi, pastel, pisang goreng dan sebagainya.
3. Makanan selingan berbentuk kuah. Pada umumnya bakso, mie
ayam, empek-empek dan sebagainya.
4. Makanan selingan yang dijual di sekolah. Makanan sering
dijual antara lain siomay, batagor, tempura, hamburger, hotdog
dan sebagainya.
c. Jumlah Makanan
Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupaun takaran makanan
yang dikonsumsi pada setiap kali makan. Jumlah standar antara lain :
a) Makanan pokok
Makanan pokok berupa nasi, roti tawar dan mie instan. Jumlah
atau posris makanan pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar
50 gram, mie instan untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil
60 gram.
b) Lauk pauk
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani.
Jumlah atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50
gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram ( dua potong), tahu 100 gram (
dua potong.
c) Sayur
Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan
sayuran antara lain sayur 100 gram.
d) Buah
Buah merupakan suatu hidangan yang disajikan setelah makanan
utama yang berfungsi sebagai pencuci mulut, jumlah atau porsi
buah ukuran buah 100 gram, ukuran potongan 75 gram.
e) Makanan selingan
Makanan selingan atau kecil biasanya dihidangkan antara waktu
makan pagi, makan siang maupun sore hari. Porsi atau jumlah
untuk makanan selingan tidak terbatas jumlahnya ( bisa sedikit
atau banyak)/
f) Minuman
Minuman mempunyai fungsi membantu proses metabolisme
tubuh, tiap jenis minuman berbeda-beda pada umumnya jumlah
atau ukurannya untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih
per gelas ( 2 liter perhari), sedangkan susu 1 gelas (200 gram).
Jumlah makanan tersebut yang dianjurkan ( Soediaoetama, 2004).
2. Pola makan terhadap Obesitas
Kenaikan berat badan dan lemak pada anak juga dipengaruhi oleh lama
makan, waktu pertama kali mendapat makan padat pada tahun petama kehidupan.
Peranan diet terhadap terjadinya obesitas sangat besar terutama diet tinggi kalori yang
berasal dari karbohidrat dan lemak (Subardja D, 2002). Penyebab tersering, dan
merupakan penyebab langsung, bahkan pada anak obesitas yang benar-benar di
sebabkan oleh kelainan endokrin. Terlalu banyak makan bahkan jajan di luar
menyebabkan lingkaran setan pada obesitas, karena mengakibatkan aktifitas
berkurang, kemudian mengakibatkan obesitas semakin berat (Short dkk, 2009).
Anak yang obesitas cenderung memiliki kebiasaan pola makan berlebih
serta mengkonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak setiap kalinya. Anak yang
obesitas sangat menyukai aktifitas makan. Anak makan lebih banyak daripada
kebutuhan energi sesungguhnya yang mereka butuhkan. Mengunyah makanan dalam
jumlah yang sama dalam sehari dapat menyebabkan sistem enzim tubuh untuk
menggunakan energi lebih dan akhirnya disimpan menjadi lemak(Anonymous 2007).
Peranan faktor gizi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak
tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh: waktu pertama kali mendapatkan
makanan padat, asupan tinggi energi dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan
mengkonumsi makanan yang mengandung energi tinggi(Hidayat et.al2006)
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk
dengan energi yang dikeluarkan sehingga terjadilah kelebihan energi yang
selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pola makan tidak teratur sering
ngemil atau makan camilan, sementara aktivitas kurang(Hartono 2007)
Menurut Popkin (2007), akar masalah kegemukan di masa anak-anak
terjadi antara umur satu sampai lima tahun. Camilan sebenarnya penting bagi anak,
sebab perutnya kecil dan ia perlu ngemil lebih sering. Namun apapun camilanya
dalam sehari seharusnya hanya memberikan 20 persen dari total energinya.
Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik diperkotaan maupun di pedesaan.
Konsumsi makanan jajanan masyarakat diperkirakan terus meningkat mengingat
makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri.
Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya
yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat.
Menurut WHO (2000), perkembangan food industry yang salah satunya
berkembangnya makanan cepat saji, yaitu makanan yang tinggi lemak tetapi rendah
karbohidrat kompleks merupakan salah satu faktor risiko obesitas. Banyaknya jenis
fast food akan beresiko 11 kali mengalami obesitas jika dibandingkan mereka yang
tidak mengkonsumsinya.
Fast food atau ready-to-eat-food jadi pilihan utama orang tua yang sibuk
atau konsumsi ketika menghabiskan waktu bersama keluarga pada masyarakat
modern. Hal ini disebabkan karena menggunakan tenaga mesin, terlihat bersih karena
penjamahnya adalah mesin, restoran yang mudah ditemukan serta karena
pelayananya yang selalu sedia setiap saat, bagaimanapun cara pemesanannya
(Worthington & William 2000)
C. Tinjauan Umum Waktu luang
1. Waktu Luang
Dalam bahasa inggris waktu luang dikenal dengan sebutan
Leisure. Kata leisure sendiri berasal dari bahasa latin yaitu licere yang
berarti diizinkan atau menjadi bebas. Jadi secara umum wakru luang dapat
diidentifikasikan sebagai waktu yang terlepas dari tekanan.
Waktu luang adalah kesempatan untuk memilih (opportunity to
choose), waktu yang tersisa sehabis bekerja (time left over often work), atau
waktu setelah mengerjakan segala tugas sosial yang menjadi sumber
kewajiban( free time aftr obligatory social duties have been met) (George,
2005).
a. Pandangan Tentang Waktu Luang
1) Waktu luang dilihat sebagai waktu (leisure as time).
Berdasarkan kamus sosiolog waktu luang sebagai waktu senggang setelah
segala kebutuhan hidup selesai dilakukan. Hal ini memberikan tambahan
waktu untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan.
2) Waktu Luang Sebagai Aktifitas
Adanya waktu luang dikarenakan adanya berbagai macam kegiatan, baik itu
yang sifatnya mendidik atau menghibur. Waktu luang berisikan berbagai
macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri
baik itu untuk beristrirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan
atau mengembangkan keterampilannya secara objektif atau meningkatkan
keikutsertaan dalam bermasyarakat setelau ia melepaskan diri dari
pekerjaanya,keluarga dan kegiatan sosial.
3) Waktu Luang Sebagai suatu Suasana hati atau Sikap mental yang positif.
Menurut Torkildsen, George (digilib.petra.ac.id, 2005) waktu luang harus
dimengerti sebagai suasana hati dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan. Hal ini bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir
pekan. Sejak awal merupakan suatu keadaan dalam jiwa atau sikap dalam suatu
pola pemikiran.
4) Waktu luang yang memiliki arti luas
Dumazdezier, 1992 (digilib.petra.ac.id, 2005) mengatakan bahwa waktu luang
adalah relaksasi, hiburan dan pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut
akan menemukan kesembuhan dari rasa capek,pelepasan dari rasa bosan, dan
kebiasaan dari hal-hal yang bersifat menghasilkan.
b. Faktor-faktor yang melatarbelakangi Terjadinya waktu luang
a. Usia dan urutan dalam keluarga
Usia mempunyai pengaruh yang sangat menonjol dalam mempengaruhi
seseorang untuk turut berpartisipasi dalam suatu aktivitas leisure. Contohnya
adalah ketika masa kanak-kanak, ada suatu perubahan yang sangat besar baik
dalam waktu dan ruangan dimulai dari masa balita, sekolah dasar hingga
remaja. Dalam hal ini dijelaskan semakin tinggi tingkat usianya, semakin
menurun tingkat keaktifanya.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam
membedakan jenis aktovitas waktu luang yang sama. Pada kelanjtanya
perempuan saling berbagi aktivitas waktu luas untuk melakukan aktivitas
waktu luang (Hanna, 2005).
c. Tingkat Pendidikan
Jenis dan lamanya pendidikan seseorang berhubungan erat dengan tingkat
pendidikan, tingkat sosial, jenis pekerjaan dan lain-lainya. Dalam
keikutsertaannya, laki-laki dengan tingkat usia yang relatif muda memiliki
pekerjaan yang non-manual dan memiliki gaji yang tinggi lebih berkulifikasi
untuk melakukan aktifitas leisure. Torklidsen (George, 2005).
d. Pendapatan
Pilihan kegiatan dan jumlah uang yang dibayarkan untuk biaya masuk,
peralatan, perjalanan dan lain-lainya adalah tergantung dari besarnya uang
yang dikeluarkan. Semakin tinggi level pekerjaan seseorang maka akan
semakin besar pula pendapatanya yang diperoleh sehingga mampu memilih
berbagai aktiitas dalam mengisi waktu luang.
3. Pengaruh Waktu Santai terhadap Obesitas anak
Anak dengan obesitas biasanya kurang melakukan aktifitas dan
cenderung bersantai. Hal yang terjadi pada anak-anak dengan sedentary life,
anak-anak menhabiskan waktunya hanya dengan banyak bermain dengan
peralatan elektronik,mulai dari computer, televisi, hingga video game
dibandingkan bermain diluar. Anak-anak dibawah usia 8 tahun
menghabiskan waktu rata-rata 2,5 jam untuk menonton televisi, dan anak
yang berusia di atas delapan tahun menhabiskan 4,5 jam di depan televisi
atau video game. Anak-anak yang menonton televisi lebih dari empat jam
sehari, lebih muda menjadi gemuk daripada anak yang menonton televisi
dua jam sehari atau kurang (Gavin 2005).
Penelitian di Amerika pada anak-anak, menunjukkan bahwa anak
dengan lama waktu menonton televisi 5 jam per hari, memiliki risiko
obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar daripada anak dengan lama waktu
menonton 2 jam per hari (Hidayati et al, 2006).
Selain aktifitas menonton TV, jumlah waktu tidur juga berhubungan
dengan kegemukan. Anak dengan waktu tidur lebih banyak beresiko lebih
tinggi untuk mengalami kegemukan (Chaput et al. 2006). Kemungkinan
tersebut disebabkan karena orang gemuk memiliki kualitas tidur yang
buruk, hal ini berhubungan dengan gangguan dari hormone dan kelenjar
neuroendokrin (vioque et al. 2000). Penurunan titik berat pada pelajaran
olahraga di sekolah dibarengi dengan penurunan fitness pada anak-anak.
Kurangnya aktifitas dan cenderung bersantai merupakan resiko utama untuk
perkembangan obesitas pada anak-anak dan dewasa (Institute of Medicine of
National Academelees 2001).
D. Tinjauan Umum Tentang Anak
1. Pengertian Anak
Pengertian anak menurut UU No 39 tahun 2009, Anak adalah setiap
manusia yang berusia di bawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk
anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya. Yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum kawin.
Pengertian anak sehat menurut Santoso (2004) Anak yang sehat akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar, yaitu
sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya dan memiliki
kemampuan anak seusianya. Selain itu, anak yang sehat tampak senang,
mau bermain, berlari, berteriak, meloncat, memanjat, tidak berdiam diri
saja.
Asnak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik
dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif,
gembira, makannya teratur, bersih, dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkunganya.
Setiap orang baik itu anak-anak, remaja dan dewasa sangat mengidam-
idamkan berat badan yang normal agar tercapai tingkat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian berat badan yang normal maka akan memberikan
penampilan yang baik, dapat bergerak dengan lincah dan resiko sakit juga
rendah.
2. Karakteristik Anak usia 6-12 Tahun
Definisi anak usia 6-12 tahun adalah usia masa peralihan dari
balita menjadi anak-anak dan remaja, ditandai dengan perubahan fisik dan
mental. Perubahan fisik ditandai membesar dan meningginya organ tubuh.
Anak usia ini lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, klub
olahraga, dan tempat mainya. Anak usia ini juga sangat mudah
terpengaruh oleh lingkungan teman sebaya,guru,instruktur olahraga, dan
idolanya ( Mahan & Escott-Stump 2004).
Anak yang berusia 6-12 tahun mengalami masa perkembangan
dan pertumbuhan yang lebih stabil dibandingkan bayi dan balita.
Pertumbuhan fisiknya terlihat lebih lambat, tetapi perkembangan motorik,
kognitif dan emosi sosial mulai matang. Pada periode ini ditandai dengan
masa puber, anak perempuan lebih dulu mengalami masa ini dibandingkan
anak laki-laki. Kelompok anak memiliki growth spurt dengan
pertumbuhan yang pesat sehingga berbagai masalh gizi lebih seperti
obesitas sering terjadi pada usia ini.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa anak laki-laki
memiliki risiko mengalami obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan anak
perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh anak perempuan lebih
sering membatasi makan untuk alasan penampilan. Hasil penelitian
berbeda dinyatakan oleh Malik & Bakir, proporsi kelebihan berat badan
pada anak perempuan (5-17 tahun) lebih tinggi dibanding laki-laki.
Obesitas merupakan faktor pemungkin bagi pubertas anak perempuan.
Sedangkan pengaruhnya bagi anak laki-laki adalah peningkatan masa
tubuh. Hasil analisis antara jenis kelamin dengan asupan energi dan
karbihidrat menunjukkan bahwa rerata asupan energi dan karbohidrat
menunjukkan bahwa rerata asupan energi total dan karbohidrat pada laki-
laki lebih tinggi dibandingkan perempuan (p<0,05). Kebutuhan zat gizi
anak laki-laki usia 10-12 tahun lebih besar dibandingkan anak perempuan
karena pengaruh aktivitas fisik dan growth spurt anak laki-laki lebih
besar, akibatnya kebutuhan energi menjadi lebih banyak.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. KERANGKA KONSEP
Prevalensi anak yang menderita obesitas di Indonesia makin meningkat.
Banyak faktor yang memicu makin meningktanya angka obesitas pada
anak,diantaranta pengaruh pola makan dan aktivitas fisik anak dalam waktu
santai.
Kebiasaan pola makan mencakup riwayat makan anak,konsumsi pangan dan
konsumsi camilan. Sedangkan aktivitas fisik anak dalam waktu santai menyoroti
banyaknya waktu yang dihabiskan anak untuk tidur,menonton televisi dan
bermain di luar rumah dalam satu hari.
Variabel Independen Variabel Dependen
Keterangan : = Variabel yang diteliti
Gambar 1.Kerangka Konsep
Obesitas
Waktu Santai Anak :
Jumlah waktu tidur Menonton Televisi
Pola makan anak:
Riwayat Makan
Riwayat Cemilan
B. HIPOTESIS
Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenaranya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Ada hubungan antara Waktu Santai dengan kejadian obesitas pada anak
2. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas pada anak
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desaian Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian case control
yaitu rancangan penelitian yang membandingkan antara kelompok kasus dengan
kelompok control untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada
tidaknya riwayat.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan mengunakan
pedekatan dimana anak yang mengalami obesitas sebagai kasus dan anak yang
tidak mengalami obesitas (gizi normal) sebagai control.
B. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi penelitian : SD Islam Athira Makassar
2. Waktu : 25 Februari- 26 Maret 2013
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SD Islam Athirah Kota Makassar..
Populasi yang akan dijadikan sampel adalah siswa SD kelas 4 dan 5 yang
berjumlah 243 siswa yang mengalami obesitas sebagai kasus dan yang tidak
mengalami obesitas (status gizi normal) sebagai control atau kelompok
pembanding (Notoatmodjo, 2002).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi
(Murti, 2006). Cara pengambilan sampel adalah menggunakan metode
purposive sampling. Penentuan sampel ini didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri dengan memilih hanya
kelas 4 dan 5 sebagai sampel, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2002). Pemilihan sampel
berdasarkan kriteria.
a. Kriteria inklusi dan Ekslusi :
Kriteria Inklusi
1) Siswa yang pintar membaca dan menulis.
2) Siswa yang tercatat di kelas 4 dan 5
3) Siswa yang bersedia menjadi responden.
4) Siswa yang mengalami obesitas dan gizi normal
Kriteria eksklusi
1) Siswa yang tidak hadir pada saat penelitian berlangsung.
2) Menolak untuk dijadikan responden
b. Estimasi salmpel dalam penelitian ini adalah :
Rumus Slovin :
= ேଵାே(ௗమ)
=243
1 + 243 (0.05ଶ)
= ଶସଷଵ,ଵ
= 150
Ket : : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d : Nilai presisi
Jadi besar sampel untuk penelitian ini adalah 150 yang minimal akan menjadi
sampel penelitian sebagai kelompok kasus dan menjadi kelompok pembanding..
D. Alur Penelitian
Bagan 2. Alur penelitian
Populasi semua anak obesitas dan gizi normal di SD Islam
Athyra Makassar
purposive sampling
(150)
Sampel Semua anak kelas 4 & 5 yang
memenuhi kriteria inklusi
Pengumpulan data Menggunakan kuesioner dan
pengamatan langsung
Analisa data
Penyajian data
Pengukuran IMT semua anak kelas 4 & 5 yang memenuhi
kriteria inklusi
E. Defenisi Operasional
1. Identifikasi variabel
Variabel adalah karekteristik subjek penelitian yang berubah dari suatu
subjek ke subjek lainnya, sehingga variabel dapat pula disebut sebagai
karakteristik suatu benda atau subjek. Menurut fungsinya dalam konteks
penelitian secara keseluruhan khususnya dalam hubungan antara variabel
terdapat beberapa jenis yaitu:
a. Variabel independen
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah ,
aktivitas fisik pada waktu santai, pola makan.
b. Variabel dependen
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah obesitas.
2. Defenisi Operesional dan Kriteria Objektif
a. Obesitas
Obesitas adalah kejadian (kasus) kelebihan berat badan (kegemukan)
siswa menurut umur berdasarkan Indeks Masa Tubuh dari Centre for
Disiase Control and Prevention 2000 (IMT-CDC 2000).
Kriteria Objektif :
Tidak mengalami Obesitas : IMT persentil 5- < 84
Obesitas : IMT Persentil ≥ 95
b. Pola makan
Yang dimaksud dalam penelitin ini adalah pola makan dalam satu hari
yang dinilai dengan menggunakan
Kriteria Objektif :
Berlebihan : Jika skor responden ≥ 17
Tidak Berlebihan : Jika skor responden < 17
Skala : Nominal
c. Waktu santai
Yang dimaksud dengan waktu santai dalam penelitian ini adalah
pernyataan tentang kejadian yang sering dilakukan oleh anak selama di
rumah, sekolah dan di luar sekolah.
Kriteria objektif :
Aktif : Jika skor waktu santai ≥ 17
Kurang aktif : jika skor waktu santai < 17
F. Instrumen Penelitian
1. Obesitas adalah kejadian (kasus) kelebihan berat badan (kegemukan) siswa.
Alat yang digunakan yaitu pengukuran tinggi badan yaitu microtoice dengan
ketelitian 0,1 cm yang dipasang pada dinding yang rata. Pengukuran berat
badan melalui penimbangan yang menggunakan timbangan injak digital yang
sudah ditera dengan ketelitian 0,1 kg dan dihitung menggunakan rumus
Indeks Masa Tubuh dari Centre for Disiase Control and Prevention 2000
(IMT-CDC 2000). Skala yang digunakan yaitu nominal
2. Pola makan adalah frekuesi makan dalam satu hari. Metode yang digunakan
adalah kuesioner, berupa pertanyaan-pertanyaan tentang kebiasaan makan.
Jumlah pertanyaan 7 dan dinilai menggunakan skala Linkert yaitu selalu,
sering, kadang-kadang, tidak pernah. Dibuat dalam chek list dengan skor
tertinggi bernilai (4) dan skor terendah bernilai (1). Skala yang digunakan
yaitu: nominal.
3. Waktu santai adalah frekuensi waktu anak tanpa aktifitas, bergerak. Metode
yang digunakan adalah kuisioner, berupa pertanyaan-pertanyaan tentang
kebiasaan anak pada saat santai/luang. Jumlah pertanyaan 7 dan dinilai
menggunakan skala Linkert yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.
Dibuat dalam chek list dengan skor tertinggi (4) dan skor terendah (1). Skala
yang digunakan yaitu : nominal
G. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Setelah kuesioner diisi oleh anak, kemudian dikumpulkan dalam bentuk
data, data tersebut dilakukan pengecekan dan memeriksa kelengkapan
data, kesinambungan dan memeriksa keseragaman data.
b. Koding
Untuk memudahkan kelengkapan data, semua data atau jawaban
disederhanakan dengan memberikan simbol untuk setiap jawaban.
c. Tabulasi
Data dikelompokan dalam satu table menurut sifat-sifat yang dimiliki,
kemudian data di analisa secara statistik.
2. Analisa Data
a. Analisa univariate
Analisa univariate dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian. Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
variabel yang diteliti.
b. Analisa bivariate
Analisa bivariate dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebes
terhadap independen dengan menggunakan uji statistik Chi-Squaere
Test dengan menggunakan computer program SPSS 16,0.
H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari
institusinya atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
institusi/lembaga tempat penelitian dan dalam pelaksanaan penelitian, peneliti
tetap memperhatikan etik penelitian sesuai Pedoman Nasional Etik Penelitian
Kesehatan (Loadin A, 2003), meliputi :
1. Respec for people (Menghormati seseorang)
Penelitian yang dilakukan harus menghormati otonomi responden dan
melindungi responden terhadap otonominya yang terganggu atau kurang.
Peneliti menghormati hak subjek penelitian, apakah subjek tersebut bersedia
untuk ikut serta dalam penelitian atau tidak, dengan memberikan Informed
Consent (lembar persetujuan) pada subjek penelitian.
2. Beneffience (Kemanfaatan)
Penelitian yang dilakukan dapat memberi manfaat maksimal dengan
meminimalkan risiko, memenuhi persyaratan ilmiah, peneliti mampu
meneliti dan menjaga kesejahteraan subjek penelitian serta tidak
mencelakakan atau melakukan hal-hal yang merugikan (nonmaleficence, do
no harm) subjek penelitian.
3. Justice (Keadilan)
Penelitian yang dilakukan memperlakukan subjek penelitian dengan moral
yang benar dan pantas, memperhatikan hak dari subjek penelitian serta
distribusi seimbang dan adil antara beban manfaat keikutsertaan dalam
penelitian.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 25 Februari 2013 sampai
tanggal 26 Maret 2013 dan dilaksanakan di SD Islam Athirah Kota Makassar.
Pengumpulan data dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan
pengumpulan data antropometri, umur anak, dan jenis kelamin sebagai data
screening dalam rangka untuk menentukan anak tergolong obesitas. Jumlah
anak yang di ukur sebanyak 243 orang yang terdiri dari kelas empat dan lima.
Dari hasil pengukuran tersebut dipilih sampel sebanyak 150 anak yang terdiri
dari 75 anak yang mengalami obesitas dan 75 anak yang tidak mengalami
obesitas.
Setelah terpilih sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi, maka
dilakukan pengambilan data tahap kedua melalui penyebaran lembaran
kuesioner yang memuat tentang identitas responden dan pertanyaan yang
mencakup tentang faktor-faktor penyebab obesitas.
Pertanyaan pada angket meliputi pertanyaan yang berhubungan dengan
kebiasaan anak dalam keseharian. Sedangkan data untuk pendapatan orang tua
dan keturunan didapatkan dari orang tua. Kemudian data diolah dengan
tahap, editing, coding dan tabulasi. Penyajian data dikelompokan menjadi data
umum dan data khusus, data umum menjelaskan tentang karakteristik
responden meliputi: jenis kelamin, umur, tinggi badan dan berat badan,
pendapatan orang tua, dan jumlah saudara kandung. Data khusus meliputi,
pola makan dan waktu santai. Hubungan antar variable diuji dengan uji Chi-
square dengan tingkat pemaknaan (p = < 0,05).
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei analitik dengan
pendekatan case control. Data yang terkumpulkan selanjutnya melalui tahap
editing, koding, dan tabulasi. Kemudian ditentukan frekuensi dan
presentasinya dalam bentuk tabel dan dianalisa sesuai dengan variabel yang
telah ditemtukan.
1. ANALISIS UNIVARIAT
a. Distribusi responden menurut karakteristik individu
Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi status gizi anak,
umur, dan jenis kelamin. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari 150 anak
yang menjadi responden dalam penelitian ini, terdapat 75 anak (50%)
obesitas dan 75 anak (50%) normal. Untuk umur terdapat 32 anak
(21,3%) yang berumur 9 tahun, 64 anak (42,7%) yang berumur 10
tahun, dan 50 anak (33,3%) yang berumur 11 tahun dan 4 anak (2,7%)
yang berumur 12 tahun, sedangkan untuk jenis kelamin, responden
laki-laki sebanyak 80 anak (53,3%) dan perempuan sebanyak 70
anak(46,7%).
Tabel 1.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Individu Kejadian
Obesitas di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Kejadian Obesitas Frekuensi Presentase
Obesitas
Non Obesitas
75
75
50 %
50 %
Jumlah 150 100%
Umur Anak (tahun) Frekuensi Presentase
9
10
11
12
32
64
50
4
21,2%
42,7%
33,3%
2,7%
Jumlah 150 100%
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-laki
Perempuan
80
70
53,3 %
46,7 %
Jumlah 150 100%
b. Tabel distribusi faktor Kejadian Obesitas pada Anak SD islam
Athirah Kota Makassar
Tabel 1.2 Distribusi Jenis Kelamin Berdasarkan Status Obesitas pada Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150) Jenis Kelamin Obesitas Tidak Obesitas Ferekuensi
Laki-laki
Perempuan
40
35
40
35
80
70
Jumlah Saudara
Kandung
Obesitas Tidak Obesitas Frekuensi
≤ 2 19 37 56
≥ 2 56 38 94
Pendapatan Perbulan Obesitas Tidak Obesitas Frekuensi
Tinggi 65 67 132
Rendah 10 8 18
Pola Makan Obesitas Tidak Obesitas Frekuensi
Berlebihan 56 40 96
Tidak Berlebih 19 35 54
Waktu Santai Obesitas Tidak Obesitas Frekuensi
Aktif 38 38 76
Tidak aktif 37 37 74
Table 1.2 dari 150 anak yang diteliti terdapat anak laki-laki
yang mengalami obesitas sebanyak 40 anak (26,7%) yang mengalami
obesitas. Anak perempuan sebesar 35 anak (23,3%) mengalami
obesitas.
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari 150 anak yang menjadi
responden terdapat anak yang memiliki saudara yang ≤ anak
memiliki resiko untuk mengalami obesitas sebanyak 94 anak
(62,7%) bila dibandingkan dengan anak yang memiliki saudara ≥ 2,
sebesar 56 anak (37,3%).
Table 1.2 menunjukkan bahwa dari 150 responden yang
diteliti, anak dengan tingkat pendapatan keluarga tinggi sebanyak
132 anak (88%) dan anak dengan orang tua yang berpenghasilan
rendah sebanyak 18 anak (12%).
c. Faktor Pola Makan Berdasarkan Kejadian Obesitas Pada Anak SD di SD
Islam Athirah Kota Makassar (n= 150)
Tabel 1.3 memperlihatkan bahwa dari 150 persponden yang diteliti,
persentase anak dengan pola makan berlebih yang mengalami obesitas
sebesar 96 anak (62,7%), sedangkan anak dengan pola makan tidak
berlebih sebesar 54 anak (36%).
Tabel 1.3
Distribusi Faktor Pola Makan Berdasarkan Status Obesitas pada Anak
SD di Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
Pola Makan Obesitas Tidak Obesitas Frekuensi
Berlebihan
Tidak berlebihan
56
19
40
35
96
54
Total 75 75 150
d. Faktor Waktu Santai Berdasarkan Kejadian Obesitas Pada Anak SD di SD
Islam Athirah Kota Makassar (n= 150)
Tabel 1.4 memperlihatkan bahwa dari 150 persponden yang diteliti,
persentase anak dengan waktu santai baik baik yang mengalami obesitas
sebesar 75 anak (50%), sedangkan anak dengan waktu santai kurang baik
sebesar 75 anak (50%).
Tabel 1.4
Distribusi Waktu Santai Berdasarkan Status Obesitas pada Anak SD di
Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
2. Analisis Bivariat
Untuk melihat hasil analisis antara hubungan masing-masing variabel dengan
kejadian Obesitas akan dilakukan uji statistic Pearson Chi-Square (Yates
Corrected) sebagai berikut.
a. Hubungan Pola Makan dengan kejadian Obesitas pada anak SD.
Tabel 2.1 menunjukkan dari 150 responden yang diteliti terdapat, 96
anak yang mengalami pola makan berlebihan, tetapi anak yang mengalami
riwayat obesitas sebanyak 56 anak (74,7%) dan anak yang tidak mengalami
obesitas sebanyak 40 anak (53,3%). Bila dibandingkan dengan anak yang
Waktu Santai Obesitas Tidak Obesitas Frekuensi
Aktif
Kurang Aktif
38
37
38
37
76
74
Total 75 75 150
kurang baik pola konsumsi makananya sebanyak 54, yang menglami obesitas
sebanyak 19 anak (25,3%) dan 35 anak (46,7%) yang tidak mengalami
obesitas. Artinya anak yang pola konsumsi makananya berlebihan
cenderung mengalami obesitas. Hasil uji statistik ditemukan bahwa nilai p>α
(0,006) yang berarti bahwa faktor pola makan ada hubungan dengan
kejadian obesitas, dengan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2,579.
Tabel 2.1
Analisa Pola Makan Berdasarkan Kejadian Obesitas
pada Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
N
o Pola Makan
Obesitas Tidak Obesitas Jumlah p OR
N % N % N %
1 Berlebihan 56 74,7% 40 53,3% 95 50%
0,006 2,579 2
Tidak
Berlebihan 19 25,3% 35 46,7% 54 50%
Total 75 100% 75 100% 150 100
%
b. Hubungan Waktu Santai dengan kejadian Obesitas pada anak SD.
Tabel 2.2 menunjukkan dari 150 responden yang diteliti terdapat, 75
anak yang aktif dalam aktifitas fisik, tetapi anak yang mengalami riwayat
obesitas sebanyak 38 anak (60,0%) dan anak yang tidak mengalami obesitas
sebanyak 38 anak (41,3%). Bila dibandingkan dengan anak yang kurang aktif
sebanyak 75, yang menglami obesitas sebanyak 37 anak (41,3%) dan 44 anak
(58,7%) yang tidak mengalami obesitas. Artinya anak yang beraktifitas tinggi
maupun rendah cenderung mengalami obesitas. Hasil uji statistik ditemukan
bahwa nilai p>α (0,022) yang berarti bahwa faktor waktu santai ada
hubungan dengan kejadian obesitas, dengan nilai Odds Ratio (OR) sebesar
2,129
Tabel 2.2
Analisa Faktor Waktu Santai Berdasarkan Kejadian Obesitas
pada Anak SD di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 (n=150)
N
o Waktu Santai
Obesitas Tidak Obesitas Jumlah p OR
N % N % N %
1 Kurang Aktif 38 60,0% 38 41,3% 76 50% 0,022 2,129
2 Aktif 37 40,0% 35 58,7% 74 50%
Total 75 100% 75 100% 150 100
%
B. PEMBAHASAN
a. Faktor pola makan dengan kejadian obesitas pada anak SD Islam Athirah
Kota Makassar
Dari hasil analisa statistik, menunjukkan bahwa pola makan dengan
kejadian obesitas ada hubungan yang bermakna dimana hasil uji Chi-
square test dengan nilai p=0,006
Adapun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang mengalami
obesitas memiliki pola makan yang berlebihan sebanyak 96 anak (64%)
dibandingkan dengan anak yang memiliki pola makan yang tidak
berlebihan sebanyak 54 anak (36%) yang beresiko untuk obesitas. Dan
pada anak dengan kategori normal juga beresiko mengalami obesitas
karena di dapat bahwa anak dengan kategori normal juga mempunyai
riwayat pola makan yang berlebih dibandingkan anak yang pola
makananya tidak berlebih.
Pola makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makanan meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan
makanan dalam kelompok yang dapat memberikan dampak pada distribusi
makanan anggota keluarga (Khumaidi, 2007). Dari hasil penelitian yang
didapat dilapangan, sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hendrayati,(2010) yang mengatakan bahwa pola makan anak yang
berlebihan menentukan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga anak cenderung untuk obesitas.
Menrut hasil penelitian, Popkin (2007) akar masalah kegemukan di
masa anak-anak terjadi pada anak umur pada masa sekolah dasar. Camilan
sebenarnya penting bagi anak, sebab perutnya kecil dan anak perlu ngemil
lebih sering. Namun apapun camilanya dalam sehari, seharusnya hanya
memberikan 20% dari total energinya. Kebiasaan mengkonsumsi camilan
biasanya dilakukan saat anak menonton televisi, bermain game dan saat
belajar. Ketiga kegiatan tersebut merupakan aktivitas fisik yang sangat
rendah, namun dalam waktu bersamaan anak mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup banyak energi. Tidak seimbang antara konsumsi
energi dengan aktivitas fisik yang dilakukan merupakan salah satu
penyebab obese pada anak.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Ana medawati dkk (2005 ) di
Yogyakarta yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi asupan energi
semakin tinggi kemungkinan untuk terjadinya obesitas pada remaja dan
semakin tinggi asupan lemak semakin tinggi untuk terjadinya obesitas.
Penelitian yang dilakukan di Brazil tentang hubungan antara tingkat
pengetahun dan kebiasaan makan dengan kejadian obesitas pada anak
sekolah dasar kelas 4 dan 5 oleh Rozane dan Elsa (2003), juga
menentukan bahwa pola makan merupakan variabel paling berpengaruh
terhadap kejadian obesitas pada anak sekolah dasar, dan besarnya
pengaruh pola makan dengan nilai OR sebesar 5,3.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut, didukung pula oleh pendapat
suhardjo (2004) yang menyatakan bahwa kebiasaan makan yang salah
pada anak akan mempertinggi resiko terjadinya obesitas. kebiasaan
tersebut meliputi frekuensi makan, kebiasaan makan makanan camilan,
atau jajanan. Pendapt ini, lebih dipertajam oleh Musaiger (2004) yang
menyatakan bahwa pola makan di Wilayah Mediterania Timur mengalami
perubahan pada empat dekade. Perubahan ini menunjukkan terjadinya
peningkatan pada asupan energi dan lemak pehari di seluruh negara dan
ini memiliki peran dalam peningkatan resiko terjadinya pergeseran dari
kebiasaan mengkonsumsi makanan tradisional ke makanan ala barat
dengan karakteristik kandungan lemak, kolesterol, garam yang tinggi dan
rendah serat.
Anak yang obesitas cenderung memiliki kebiasaan pola makan
berlebih serta konsumsi makanan dalam jumlah banyak setiap kalinya.
Anak yang obese sangat menyukai aktivitas makan. Anak makan lebih
banyak daripada kebutuhan energi seseungguhnya yang dibutuhkan.
Mengunyah makanan dalam jumlah yang sama dalam sehari dapat
menyebabkan sistem enzim tubuh untuk menggunakan energi lebih efisien
dan akhirnya disimpan menjadi lemak (Anonymous, 2007).
a. Faktor Waktu santai dengan kejadian Obesitas pada anak SD di SD Islam
Athirah Kota Makassar
Dari hasil analisa statistik, menunjukkan bahwa pola makan dengan
kejadian obesitas ada hubungan yang bermakna dimana hasil uji Chi-
square test dengan nilai p=0,022
Nilai OR yang diperoleh lebih besar dari 1 dan nilai p lebih kecil dari
α 0,005 baik pada uji bivariat, menunjukkan bahwa variabel waktu santai
beresiko secara bermakna terhadap kejadian obesitas pada anak SD di SD
Islam Athirah Kota Makassar.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa anak dengan kegiatan waktu
santai kurang aktif maupun aktif sama-sama memiliki resiko mengalami
obesitas. Dari hasil uji bivariat menunjukkan bahwa anak dengan dengan
kasus obesitas merupakan salah satu faktor yang beresiko obesitas,
sedangkan anak dengan tidak obesitas atau kontrol mempunyai sedikit
kemungkinan untuk mengalami obesitas.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang mengatakan bahwa salah
satu penyebab utama terjadinya obesitas pada anak adalah waktu santai
yang tidak diseimbangkan oleh aktifitas yang baik selain dari kebiasaan
makan yang tidak seimbang. (Rosembaum, 2008).
Hasil analisa tersebut atas didukung oleh data penunjang yang
mengungkapkan bahwa sebagian besar responden baik kelompok obesitas
maupun tidak obesitas melakukan jenis aktifitas waktu santai yang kurang
seperti membaca, nonton, bermain di dalam rumah, memiliki teman yang
sedikit dan cenderung menutup diri karena tidak diijinkan orang tua untuk
bergaul sembarangan orang.
Penelitian deskritif analitik yang dilakukan oleh Subardja Dedi dkk
2000 di kota bandung pada siswa taman kanak-kanak (TK) dan anak SD
mengungkapkan jika membandingkan besarnya hubungan antara pola
makan dan pola waktu santai lebih berhubungan erat dengan kejadian
obesitas pada anak.
Beberapa studi menyimpulkan bahwa tingkat waktu santai secara
bermakna berbanding terbalik dengan tingkat perlemakan dalam tubuh (
Rosenbaum & Leibel, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Mustelin menunjukkan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara waktu santai dengan obesitas pada anak. Hasil
uji bivariat menunjukkan bahwa respon yang tidak rutin berolahraga
memiliki resiko obesitas sebesar 1,35 kali dibandingkan dengan responden
yang rutin berolahraga. Selain itu terntyata anak yang tidak rutin
berolahraga justrul cenderung memiliki asupan energi yang lebih tinggi
dibandingkan anak yang rutin berolahraga. Makanan dan aktivitas pada
saat santai mempengaruhi timbulnya obesitas baik secara bersamaan
maupun masing-masing.
Pendapat-pendapat dari hasil penelitian di atas memperkuat
ditemukanya data waktu santai pada penelitian sebagaimana telah
dilampirkan dalam tabel 2.2 dimana kegiatan waktu santai anak yang
obesitas maupuntidak obesitas sama-sama memiliki resiko besar dalam
kejadian obesitas pada anak-anak.
C. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini hendaknya diperhatikan,
agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan hasil penelitian. Selain itu
didasari juga dalam pelaksanakan penelitian ini pun tidak terlepas dari
beberapa kelemahan dan hambatan selama melakukan penelitian.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Persiapan ujian tengah semester pendidikan, sehingga ada banyak siswa
yang tidak masuk sekolah.
2. Pertanyaan yang digunakan pada Kuesioner merupakan pertanyaan umum
yang mungkin belum sepenuhnya memberikan gambaran faktor-faktor
yang mempengaruhi obesitas pada anak SD.
BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, peneliti dapat menarik beberapaa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan antara faktor pola makan (p=0,006) dengan kejadian
obesitas pada anak di SD Islam Athirah Kota Makassar.
2. Ada hubungan antara faktor waktu santai (p=0,034) dengan kejadian
obesitas pada anak di SD Islam Athirah Kota Makassar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa
saran kepada pihak yang terkait yang berhubungan dengan:
1. Diharapkan bagi peneliti perlu melakukan penelitian dengan metode
yang lain serta jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian
dapat lebih optimal.
2. Diharapkan bagi SD Islam Athirah Kota Makassar agar selalu menjaga
mutu pendidikan, dan kesehatan anak perlu dipantau setiap saat dengan
memberikan pendidikan olah raga setiap pagi untuk mengurangi anka
kejadian Obesitas pada anak di sekolah.
3. Bagi masyarakat sebagai bahan informasi sehingga dapat memberikan
pengetahuan tentang nutrisi yang baik pada anak secara dini.
4. Diharapkan kepada siswa-siswi yang mengalami Obesitas agar
mengurangi konsumsi lemak dan protein, sehingga dalam pengaturan
makanan seimbang antara sumber karbohidrat, protein, dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2003, Pronsip Dasar Ilmu Gizi.,Jakarta : PT Gramedia
Agoes, D & Poppy, Maria. (2003). Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada Balita. Puspa Swara Anggota IKAPI: Jakarta.
Ana Medawati, Hanan hadi, I.D.P. Pramantara, 2005. Hubungan Antara Asupan Energi, Asupan Lemak dan Obesitas pada Remaja SLTP di kota yogyakarta dan di Kabupaten Bantul, jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Anam, MS. (2010). Pengaruh Intervensi Diet dan Olahraga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Kesegaran Jasmani, hsCRP dan Profil Lipid Pada Anak Obesitas. Semarang: Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik Universitas Diponegoro Semarang.
Anonymous. 2007. Obesitas Mengancam anak-anak. www.kompas.com. Diakses
pada 27 maret 2012 Baliwati,Y.F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I.Jakarta : penerbit
Swadaya Dahlan S. (2009). Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran
dan kesehatan. Sagung Seto: Jakarta.
Faizah, Zainatul. (2004). Faktor resiko obesitas pada murid sekolah dasar usia 6-7 tahun di semarang : Semarang
Gavin ML. 2005. Overweight and Obesity .www.kidshealth.org. Diakses 13 Desember 2012
Hana Hadi dkk, (2005). Hubungan antara Asupan Emergi, Asupan Lemak dan Obesitas Pada Anak Remaja. Pramantra: Yogyakarta.
Hartoyo E. 2007. Gemuk Belum Tentu sehat. www.indamedia.com. Diakses pada 20 November 2012
Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatandan Teknik Analisis Data.
Salemba Medika: Jakarta.
Heird WC, 2002. Parental Feeding Behavior and Children’s Fat Mass am J Clin Nutr
Hendarto A dan Sjarif D9. (2011). Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid I. Badan Penerbit IDAI: Jakarta.
Hendrayati, Salmuah, Rant, S.(2010). Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Jurnal Media Pangan dan Gizi edisi 1
Khumaidi m. 1989. Gizi Masyarakat. Pusat Antar Universitas pangan & Gizi : IPB Bogor
Mahan K. Escott-Stump S, 2004. Krause’s : Food, Nutrition, & Diet Therapy. West Philadelpia, Pennsylvania: Saunders.
Malik M, bakir A. Prevalence of Overweight and Obesity among Children in the United Arab Emirates: 2006.
Manuaba, 2004.Obesitas jaringan dianggap Remeh. www.smallcrab.com. Diakses 25 november 201.
Musadat, Anwar (2010). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegemukan Pada Anak Usia 6-14 tahun di Provinsi Sumatera Selatan, Bogor : Bogor
Musaiger, A.O., 2004 Overweight and obesity in the Eastern Mediteranian Region : Can We Control it?., Eastern Mediterania Health Journal
Mustelin L, Silventinen. Physical Activity Reduces the Influence og genetic Effects on BMI and Waist Circurumferens : a study in young Adult Twins. Int.J.Obes. 2009
Moore, C dan Mary. (2007). Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi 2. Hipokrates: Jakarta.
Nishida C, Mucavelen P. 2005. Monitoring The Rapidly Emerging Public Health Problem of Overweight and Obesity. The WHO Global database on Body mass Index. SCN News
Notoatmodjo S. (2005). Metododogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Popkin B. 2007. Ubah Kebiasaan ngemil anak sekarang juga. www.parenting.co.id. Diakses pada 25 November 2012
Rinjani C. 2006. Perilaku makan dan Aktivitas fisik Anak TK Berstatus Gizi Lebih
dan Gizi Baik di Kota Bogor : Bogor.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007Laporan hasil Riset Kesehatan dasar. 2007. Jakarta : Badan Litbangkes, Depkes RI, 2007
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Laporan hasil Riset Kesehatan dasar. 2010. Jakarta : Badan Litbangkes, Depkes RI, 2010
Rozane Marcia Triches, Alsa Regina justo giugliani, 2003. Obesity, Eating Habits and Nutritional Knowledge among School Children
Sabe AD, Weyer C, Lindsay RS, Ravussin E, Tataranni PA. Assesing Risk Factor for Obesity between Childood and Adolecence: Birt Weight, Childresn Adyposity, Parental Obesity, Insulin and Leptin, Pediatric : 2002
Samsuddin, 1993, Obesitas Pada Anak, Penanggulangan dan Pencegahan, Disampaikan Pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) IX : Semarang
Santoso, Soegeng., Ranti, A. L. (2004). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta: Jakarta. Siagian, A.(2010). Epidemiologi gizi. Jakarta : Erlangga Sjarif, D.R.,2003. Child Hood Obesity : Evaluation and Managemen. Naskah
Lengkap National Obesity Symposium II, Perkeni, DNC : Surabaya Smith SR, the endocronology of obesity. Endocrinol Metab clin North Am. 1996
Soediaoetama. 2004. Ilmu Gizi, untuk Profesi dan mahasiswa, Jakarta : PT dian Rakyat
Subardja, Dedi. (2004). Obesitas Primer Pada Anak. Kiblat Buku Utama: Bandung.
Suhardjo,2004. Sosial Budaya gizi, Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor
Thorpe et al . 2004. Chilhood obesity in New York City elementary school student. The American Journal of Public Healt. Diakses pada 21 November 2012
Uripi Vera, 2004. Menu sehat untuk balita, Puspa Swara, Jakarta
UUD No 39 tahun 2003 http://id.shvoong.com/pengertian-anak/com
Wang Y, Cross-national Comparisan Of Childood Obesity . The Epidemic and the Relationship between obesity and socioecanme status.international Journal of epidemiology : 2001
WHO. 2007. Physical Status: the Use and Interpretation of Antropometry. Geneva: Technical Report Series
Worthington B and Williams RSR.2000. nutrition thought out the Life Cyle, Fourth Edition. Mc Graw Hill Companies, Boston
Statistics
umur
responden jenis kelamin
Berat
badan
tinggi
badan
Status
Gizi
jumlah
saudara
kandung
Pendapatan
perbulan
N Valid 150 150 150 150 150 150 150
Missin
g 0 0 0 0 0 0 0
umur responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 9 32 21.3 21.3 21.3
10 64 42.7 42.7 64.0
11 50 33.3 33.3 97.3
12 4 2.7 2.7 100.0
Total 150 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 80 53.3 53.3 53.3
perempuan 70 46.7 46.7 100.0
Total 150 100.0 100.0
Berat badan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 22 4 2.7 2.7 2.7
23 1 .7 .7 3.3
24 1 .7 .7 4.0
25 5 3.3 3.3 7.3
26 4 2.7 2.7 10.0
27 3 2.0 2.0 12.0
28 8 5.3 5.3 17.3
29 10 6.7 6.7 24.0
30 5 3.3 3.3 27.3
31 7 4.7 4.7 32.0
32 8 5.3 5.3 37.3
33 5 3.3 3.3 40.7
34 2 1.3 1.3 42.0
35 2 1.3 1.3 43.3
36 2 1.3 1.3 44.7
37 10 6.7 6.7 51.3
38 4 2.7 2.7 54.0
39 7 4.7 4.7 58.7
40 3 2.0 2.0 60.7
41 6 4.0 4.0 64.7
42 3 2.0 2.0 66.7
43 6 4.0 4.0 70.7
44 1 .7 .7 71.3
45 6 4.0 4.0 75.3
46 4 2.7 2.7 78.0
47 3 2.0 2.0 80.0
48 4 2.7 2.7 82.7
49 3 2.0 2.0 84.7
49.9 1 .7 .7 85.3
50 5 3.3 3.3 88.7
51 2 1.3 1.3 90.0
52 1 .7 .7 90.7
54 2 1.3 1.3 92.0
55 4 2.7 2.7 94.7
59 1 .7 .7 95.3
66 1 .7 .7 96.0
67 1 .7 .7 96.7
70 1 .7 .7 97.3
72 2 1.3 1.3 98.7
83 2 1.3 1.3 100.0
Total 150 100.0 100.0
tinggi badan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 124 1 .7 .7 .7
125 3 2.0 2.0 2.7
126 4 2.7 2.7 5.3
127 5 3.3 3.3 8.7
128 5 3.3 3.3 12.0
129 3 2.0 2.0 14.0
130 2 1.3 1.3 15.3
131 2 1.3 1.3 16.7
131.3 1 .7 .7 17.3
132 5 3.3 3.3 20.7
133 7 4.7 4.7 25.3
134 8 5.3 5.3 30.7
135 11 7.3 7.3 38.0
136 9 6.0 6.0 44.0
137 5 3.3 3.3 47.3
138 10 6.7 6.7 54.0
139 13 8.7 8.7 62.7
140 8 5.3 5.3 68.0
141 5 3.3 3.3 71.3
142 11 7.3 7.3 78.7
143 12 8.0 8.0 86.7
144 3 2.0 2.0 88.7
145 2 1.3 1.3 90.0
147 5 3.3 3.3 93.3
148 1 .7 .7 94.0
149 3 2.0 2.0 96.0
150 1 .7 .7 96.7
152 1 .7 .7 97.3
155 1 .7 .7 98.0
157 3 2.0 2.0 100.0
Total 150 100.0 100.0
Kejadian obesitas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid obesitas 75 50.0 50.0 50.0
tidak obesitas 75 50.0 50.0 100.0
Total 150 100.0 100.0
jumlah saudara kandung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedikit 56 37.3 37.3 37.3
banyak 94 62.7 62.7 100.0
Total 150 100.0 100.0
Pendapatan perbulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tinggi 132 88.0 88.0 88.0
rendah 18 12.0 12.0 100.0
Total 150 100.0 100.0
POLA MAKAN*kejadian obesitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pola makan * kejadian 150 100.0% 0 .0% 150 100.0%
pola makan * kejadian Crosstabulation
kejadian
Total case control
pola makan berlebihan Count 56 40 96
Expected Count 48.0 48.0 96.0
Tidak berlebihan Count 19 35 54
Expected Count 27.0 27.0 54.0
Total Count 75 75 150
Expected Count 75.0 75.0 150.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.407a 1 .006
Continuity Correctionb 6.510 1 .011
Likelihood Ratio 7.492 1 .006
Fisher's Exact Test .010 .005
Linear-by-Linear Association 7.358 1 .007
N of Valid Casesb 150
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pola makan
(berlebihan / tidak
berlebihan)
2.579 1.293 5.143
For cohort kejadian = case 1.658 1.112 2.472
For cohort kejadian = control .643 .473 .874
N of Valid Cases 150
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden
Di
Tempat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin:
Nama : Rahayu Perdani Rumalutur
Nim : C121 09 109
Alamat : Jl.Abdullah Dg.Sirua,Kompleks BTN Paropo Indah blok C.1 A
Akan melakukan penelitian dengan judul ”HUBUNGAN POLA MAKAN DAN WAKTU
SANTAI DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD ISLAM ATHIRAH
KOTA MAKASSAR”.
Sehubungan dengan hal diatas saya mohon saudara dapat meluangkan waktu untuk
menjawab pertanyaan berikut ini dengan jujur dan benar. Pendapat/jawaban yang saudara
berikan akan saya jamin kerahasiaannya. Saudara berhak untuk menyetujui atau menolak
menjawab pertanyaan ini. Apabila setuju, saudara dipersilahkan untuk menandatangani
surat persetujuan yang tersedia.
Atas partisipasi dan kebijakannya yang baik saya mengucapkan banyak terima
kasih.
Peneliti
Rahayu Perdani R
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian yang dilakukan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin dengan judul:” HUBUNGAN POLA MAKAN DAN WAKTU SANTAI
DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD ISLAM ATHIRAH KOTA
MAKASSAR ”.
Demikianlah surat pernyataan ini saya setujui dengan suka rela tanpa paksaan dari
pihak manapun semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Makassar, Januari 2013
( …………………………………….)
Responden
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA OBESITAS
PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD) ISLAM ATHIRA
KOTA MAKASSAR
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama kelas : /
2. No Responden :
3. Nama Responden :
4. Alamat Rumah/tlp : /// :
5. Jenis Kelamin: 1. Laki-laki 2. Wanita :
6. Tgl Lahir/Umur :
7. Berat badan :
8. Tinggi badan :
9. Jumlah saudara kandung :
10. Pendapatan rata-rata orang tua perbulan :
Rp.
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER POLA MAKAN
Beri tanda checklist b(√) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan yang anda alami.
Keterangan :
TP = Tidak Pernah
KD = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
NO Pertanyaan TP KD SR SL
1 Saya mengkonsumsi sarapan per minggu ?
2 Saya mengemil atau mengkonsumsi snack ?
3 Frekuensi makan saya yang lebih dari 3x sehari ?
4 Sering saya mengkonsumsi makanan jadi/jajanan/fastfood ?
5 Saya selalu makan sebelum tidur ?
6 Saya mengkonsumsi sayuran dan buahan sehari ?
7 Saya lebih senang minum susu dibandingkan dengan makan nasi
KUESIONER WAKTU SANTAI
Beri tanda checklist b(√) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan yang anda alami.
Keterangan :
TP = Tidak Pernah
KD = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
NO PERTANYAAN TP KD SR SL
1 Apakah selama waktu santai saya berolahraga ?
2 Apakah pada saat waktu santai saya
menghabiskan waktu dengan tidur saja ?
3 Apakah pada saat waktu santai saya
menghabiskan waktu dengan hanya menonton
TV?
4 Apakah pada saat waktu santai saya
mengabiskan waktu diluar rumah dengan
teman-teman ?
5 Apakah pada saat waktu santai saya
menghabiskan waktu di rumah dengan bermain
game ?
6 Apakah saya sering bermain sepeda untuk
mengisi waktu luang?
7 Apakah saya menghabiskan waktu santai
dengan bermain computer ?
MASTER TABEL
NO IR UMUR JK BB TB SG JSK PP POLA MAKAN WAKTU SANTAI
1 2 3 4 5 6 7 ∑ KT 1 2 3 4 5 6 7 ∑ KT
1 MT 9 1 45,6 141,5 OBESITAS 2 1 4 3 3 3 3 4 3 23 1 2 3 3 2 3 4 3 18 1
2 HN 9 2 37,7 130,4 OBESITAS 2 2 1 1 4 2 1 4 3 16 2 2 3 3 3 2 1 4 18 2
3 S 10 1 42,2 138,6 OBESITAS 2 1 4 4 2 2 4 3 1 20 1 2 3 4 4 3 3 4 22 1
4 AS 10 1 41,7 133,2 OBESITAS 2 1 3 4 4 4 4 2 4 25 1 2 1 4 1 4 1 2 14 2
5 K 9 2 50,5 140,2 OBESITAS 1 1 2 2 4 1 4 3 3 19 1 2 2 4 2 4 2 4 17 1
6 AF 9 2 45,9 149 OBESITAS 2 1 4 2 3 2 2 2 3 18 1 2 1 4 4 3 2 3 17 1
7 AP 11 2 48 142,7 OBESITAS 2 2 2 2 2 3 2 2 3 16 2 4 2 2 1 1 1 2 13 2
8 ZA 11 1 83,3 150,9 OBESITAS 2 1 4 3 4 1 1 4 1 18 1 2 1 3 4 4 4 4 19 1
9 A 11 2 72,3 155 OBESITAS 2 2 2 3 1 2 1 4 3 16 2 2 2 3 2 2 3 2 16 2
10 AZ 10 2 39,4 133,4 OBESITAS 2 1 4 3 2 2 3 2 2 18 1 2 2 3 3 2 2 1 15 2
11 AA 11 1 83,8 143,4 OBESITAS 2 2 3 2 2 2 2 2 2 15 2 2 1 2 3 3 2 3 15 2
12 MT 11 1 43,2 137,2 OBESITAS 2 1 4 2 3 3 4 4 2 22 1 2 2 3 2 4 4 4 18 1
13 A 10 1 67,5 147 OBESITAS 2 1 3 2 3 4 1 2 4 19 1 3 2 2 3 4 1 4 19 1
14 Z 11 2 72,5 157,7 OBESITAS 2 1 1 3 4 2 3 2 2 17 1 2 2 4 3 4 3 3 19 1
15 AA 10 1 59,1 157 OBESITAS 2 2 3 2 1 3 1 2 2 14 2 4 1 2 3 2 4 2 18 1
16 AW 10 2 43,3 138 OBESITAS 1 2 2 3 1 2 2 3 1 14 2 2 2 2 2 2 3 3 15 2
17 GW 10 1 55,5 148,8 OBESITAS 2 2 2 2 2 2 1 2 3 14 2 3 2 2 2 2 1 2 14 2
18 WQ 11 2 41,4 137,9 OBESITAS 2 2 4 2 1 3 3 2 1 16 2 4 2 2 2 1 3 2 16 2
19 GZ 10 1 42 140,4 OBESITAS 1 1 4 3 2 2 2 2 3 18 1 1 1 4 2 2 2 2 13 2
20 AR 10 1 48,8 139,9 OBESITAS 1 1 2 4 3 2 4 1 2 18 1 3 2 2 3 4 2 4 17 1
21 HA 9 1 41,9 134,8 OBESITAS 2 2 2 1 2 3 2 2 1 13 2 2 1 2 4 1 4 2 16 2
22 KH 9 2 41,6 133,4 OBESITAS 2 2 3 2 2 1 3 2 3 16 2 2 2 4 1 3 2 3 17 1
23 MA 9 1 40,1 138 OBESITAS 2 2 2 3 4 2 1 2 2 16 2 2 1 2 1 4 1 4 13 2
24 F 10 2 39,1 124 OBESITAS 2 2 3 2 1 2 3 3 2 16 2 2 2 4 2 2 2 3 17 1
25 JR 11 1 47,9 136 OBESITAS 2 1 4 3 3 3 2 2 2 19 1 2 2 3 2 4 2 3 18 1
26 DW 11 1 47,6 141 OBESITAS 2 1 4 4 2 4 2 4 2 22 1 2 3 4 2 3 2 2 17 1
27 RM 10 1 52,7 144,3 OBESITAS 2 1 4 4 3 2 2 3 2 20 1 2 3 4 2 3 4 4 19 1
28 AG 10 1 45 135 OBESITAS 2 1 4 4 4 4 2 2 2 22 1 2 3 3 2 3 2 3 18 1
29 AA 10 1 55,5 144,4 OBESITAS 2 1 4 3 3 4 2 2 2 20 1 2 3 4 2 4 2 4 18 1
30 FT 11 1 54 140,7 OBESITAS 2 1 2 4 4 3 2 2 4 21 1 2 2 4 2 4 2 2 17 1
31 GJ 10 1 70 147 OBESITAS 2 1 3 3 3 3 4 2 1 19 1 3 2 4 3 4 2 2 19 1
32 AM 10 2 46,2 142 OBESITAS 2 1 3 3 2 3 2 3 2 18 1 2 3 3 1 2 1 2 13 2
33 AA 10 2 66,2 142 OBESITAS 2 1 2 2 2 3 4 2 2 17 1 3 1 2 1 1 1 2 10 2
34 FR 10 1 49.9 139,1 OBESITAS 1 1 3 2 2 2 3 2 3 17 1 2 3 3 2 3 2 3 18 1
35 FA 11 2 48,8 144 OBESITAS 1 2 2 2 2 2 2 4 2 16 2 2 1 2 3 2 2 2 14 2
36 VN 9 2 37,9 131.3 OBESITAS 1 1 4 3 3 3 3 2 3 21 1 2 3 3 3 3 2 4 17 1
37 MN 9 1 40,1 135 OBESITAS 1 1 4 4 3 2 2 4 3 22 1 2 3 3 3 2 1 3 17 1
38 FA 12 1 55,5 149 OBESITAS 2 1 4 4 3 3 3 4 2 23 1 2 3 3 2 3 2 3 18 1
39 RF 10 1 43,0 142 OBESITAS 1 1 3 4 3 3 3 4 3 23 1 3 2 3 3 3 1 3 18 1
40 IP 9 2 55,9 147,8 OBESITAS 2 1 4 4 3 3 3 4 2 23 1 3 2 3 2 4 1 3 18 1
41 FA 10 2 54,8 157 OBESITAS 1 1 4 4 3 3 2 4 2 22 1 2 3 3 3 3 2 4 17 1
42 MD 11 1 50,2 143,4 OBESITAS 2 1 4 4 3 3 2 4 2 22 1 2 2 4 4 3 2 3 18 1
43 MA 10 1 44,9 143,5 OBESITAS 2 1 4 4 3 3 2 3 2 21 1 2 3 3 2 4 2 3 17 1
44 GW 9 1 51,0 141,4 OBESITAS 2 1 4 4 3 3 2 3 2 21 1 2 3 4 2 3 2 3 17 1
45 AM 11 1 46,8 142 OBESITAS 2 1 4 4 4 4 2 3 4 25 1 2 3 3 2 3 2 3 18 1
46 AR 9 1 46 136,9 OBESITAS 2 1 2 2 2 4 3 2 4 19 1 1 2 2 3 2 1 2 12 2
47 MR 11 1 50,1 145,7 OBESITAS 2 1 2 2 3 4 4 4 4 23 1 2 4 4 4 4 2 3 21 1
48 AI 9 1 37,5 136 OBESITAS 2 2 1 3 2 2 2 3 2 15 2 4 3 3 2 3 1 3 18 1
49 MB 11 1 50,1 147,5 OBESITAS 1 1 4 2 3 2 1 2 3 17 1 3 2 2 2 2 2 1 14 2
50 AA 9 2 42,5 138 OBESITAS 1 2 3 4 2 2 1 2 2 16 2 2 3 3 1 1 2 2 14 2
51 FA 12 2 49,9 145,8 OBESITAS 2 1 4 2 2 3 1 2 4 18 1 1 4 4 3 2 2 2 18 1
52 PR 11 2 50,1 139,7 OBESITAS 2 2 3 2 2 2 2 3 2 16 2 2 1 2 2 2 2 2 13 2
53 AA 11 2 45,8 135,4 OBESITAS 1 1 4 2 2 3 4 1 2 18 1 4 3 2 3 2 3 2 19 1
54 SA 10 2 37,7 126,9 OBESITAS 1 2 1 4 1 3 4 1 1 15 2 2 2 3 1 2 1 3 13 2
55 WS 11 2 49,9 134 OBESITAS 2 2 2 3 1 2 2 2 2 14 2 2 2 2 2 2 2 2 14 2
56 YH 11 2 47,9 136,9 OBESITAS 2 1 3 2 2 2 2 3 3 17 1 2 2 3 2 2 2 2 14 2
57 FS 10 2 39,9 125,9 OBESITAS 2 1 3 2 2 2 2 2 4 17 1 2 2 3 4 3 4 4 19 1
58 AA 11 2 48,9 128,1 OBESITAS 1 1 3 2 2 2 2 2 4 17 1 1 3 4 2 2 2 4 18 1
59 AR 10 2 38,9 132 OBESITAS 1 1 1 2 1 3 4 2 4 17 1 2 3 4 2 4 3 4 19 1
60 AD 11 2 39,1 134 OBESITAS 2 1 3 2 2 3 2 2 4 18 1 1 2 3 2 2 1 3 12 2
61 RH 10 1 41,7 133 OBESITAS 2 2 4 3 1 2 1 2 2 15 2 1 3 2 3 4 2 4 17 1
62 SN 10 2 37,5 139,7 OBESITAS 2 1 4 2 2 2 2 2 3 17 1 2 1 3 1 2 2 3 12 2
63 FF 9 1 38,9 128,8 OBESITAS 1 1 1 2 3 4 4 1 4 19 1 2 1 2 2 1 4 1 13 2
64 NA 10 2 49,0 139,9 OBESITAS 1 1 2 2 4 2 2 2 4 18 1 4 4 3 1 2 2 1 17 1
65 FF 9 1 39,6 128,8 OBESITAS 2 1 4 2 4 2 4 2 1 19 1 3 2 2 1 4 1 3 14 2
66 BP 10 1 37,0 136,2 OBESITAS 2 1 4 4 2 4 4 3 4 25 1 4 4 4 3 3 3 2 22 1
67 RA 11 1 51,8 142,5 OBESITAS 2 1 4 1 1 3 3 3 3 18 1 2 3 2 1 3 1 2 13 2
68 AS 11 2 43,8 140 OBESITAS 2 1 2 4 4 4 2 4 4 24 1 2 1 3 3 3 4 2 17 1
69 AI 11 1 38,3 133,4 OBESITAS 1 1 4 2 4 3 4 4 2 23 1 4 2 3 3 4 2 4 19 1
70 AA 10 1 43,5 135,3 OBESITAS 2 1 2 3 4 2 3 4 4 22 1 4 1 3 4 2 3 3 18 1
71 RH 11 1 37,9 135 OBESITAS 2 1 3 2 3 2 2 4 4 20 1 2 2 2 2 2 3 3 14 2
72 AA 10 2 39 135,2 OBESITAS 2 1 3 1 3 2 1 4 3 17 1 2 2 2 2 2 2 2 13 2
73 AS 10 2 45,8 135,5 OBESITAS 2 1 3 2 3 2 1 4 3 18 1 3 2 2 2 1 2 2 13 2
74 MT 10 2 46,3 132,3 OBESITAS 2 1 3 3 3 3 2 3 3 20 1 3 2 2 3 2 3 3 18 1
75 SN 10 2 37,5 135,2 OBESITAS 2 1 3 3 3 2 2 3 3 19 1 2 2 2 3 2 1 3 13 2
76 SA 11 2 32,7 132 TDK OBESE 1 1 2 2 1 4 2 2 4 17 1 2 2 4 2 2 2 2 15 2
77 MF 10 1 26,3 137 TDK OBESE 2 2 3 2 1 2 2 2 3 15 2 2 2 3 2 4 3 4 18 1
78 MM 11 1 32,3 143,4 TDK OBESE 2 1 4 3 1 2 2 2 2 15 2 2 2 3 2 4 1 4 18 1
79 MO 10 1 33,8 138,8 TDK OBESE 2 2 2 2 1 2 3 2 2 14 2 2 2 4 1 3 1 1 15 2
80 GG 10 1 26 128,8 TDK OBESE 2 2 2 3 2 3 2 2 2 16 2 2 1 3 1 4 2 2 15 2
81 ZI 10 2 29,2 136,9 TDK OBESE 1 1 2 4 2 2 2 2 1 15 2 2 2 4 2 1 3 3 17 1
82 MS 10 1 28,8 127 TDK OBESE 1 1 3 2 3 2 2 2 2 15 2 2 1 4 2 2 1 2 14 2
83 TP 10 2 32,8 127,6 TDK OBESE 1 1 3 2 1 2 3 2 3 16 2 2 2 3 2 2 2 2 15 2
84 AG 10 1 22,6 129,1 TDK OBESE 1 1 3 3 1 2 2 2 2 16 2 3 2 2 4 3 4 3 20 1
85 FA 9 2 28,4 142,2 TDK OBESE 1 2 4 3 2 2 1 3 1 16 2 2 2 2 2 2 2 3 14 2
86 MN 11 1 29,6 135,5 TDK OBESE 2 1 4 2 4 2 2 2 4 20 1 4 2 2 1 4 2 4 19 1
87 ZA 10 1 31,2 136,5 TDK OBESE 2 1 4 3 4 3 4 4 2 24 1 1 1 3 4 3 2 3 17 1
88 KS 9 2 26,4 129,6 TDK OBESE 2 1 3 2 2 3 4 2 2 18 1 2 2 3 4 1 4 2 17 1
89 NF 9 2 23,1 127,3 TDK OBESE 1 2 2 2 1 2 2 2 2 13 2 2 1 4 1 1 1 1 12 2
90 FR 9 2 25,4 134,5 TDK OBESE 1 2 3 2 2 2 1 3 1 14 2 2 2 3 1 3 1 2 14 2
91 E 9 1 32,6 139,0 TDK OBESE 1 1 4 3 3 2 2 3 4 21 1 3 1 2 4 4 4 3 19 1
92 AR 10 1 31 134 TDK OBESE 1 1 4 3 2 2 2 2 2 17 1 2 4 2 3 1 3 3 18 1
93 DP 9 1 22,6 125 TDK OBESE 1 2 4 1 2 1 1 2 3 14 2 2 2 2 1 3 2 2 14 2
94 AF 10 1 33,6 147,8 TDK OBESE 1 1 4 2 3 2 3 4 3 21 1 4 1 2 1 2 2 2 13 2
95 FA 10 2 29,8 135,9 TDK OBESE 2 1 4 2 2 2 4 2 2 18 1 2 3 2 1 2 4 4 18 1
96 PN 9 2 33,6 126,3 TDK OBESE 1 1 3 4 2 2 2 2 3 18 1 2 2 3 4 2 2 2 18 1
97 AY 9 2 29,8 132,9 TDK OBESE 2 1 4 3 2 2 2 2 2 17 1 2 2 4 2 3 2 2 17 1
98 K 9 2 24,8 129,9 TDK OBESE 1 2 4 2 1 2 4 2 1 16 2 1 1 4 1 2 2 2 13 2
99 FA 9 1 25,9 131 TDK OBESE 2 1 4 4 3 3 2 4 4 24 1 2 2 2 1 3 3 1 14 2
100 MR 9 1 28,3 135,4 TDK OBESE 2 1 4 2 4 2 2 2 4 20 1 2 2 3 2 2 3 2 15 2
101 PI 9 2 28,4 138,4 TDK OBESE 2 2 2 2 1 2 3 3 2 15 2 2 2 2 1 2 1 2 12 2
102 AA 10 1 35 133,8 TDK OBESE 1 1 4 3 1 2 1 2 4 17 1 1 2 2 2 1 3 1 12 2
103 CB 10 1 31,5 143,5 TDK OBESE 2 2 2 3 2 2 2 3 2 16 2 2 2 3 3 3 2 1 16 1
104 NU 9 2 30,7 136,6 TDK OBESE 1 1 4 2 2 2 2 4 2 18 1 2 2 2 2 3 3 3 17 1
105 GA 9 1 29,1 139,1 TDK OBESE 1 2 2 2 1 2 1 2 2 12 2 2 2 2 1 2 1 1 12 2
106 MR 9 1 37,9 138 TDK OBESE 1 1 4 2 2 2 4 2 2 18 1 4 2 3 1 2 2 2 15 2
107 AB 10 2 29,7 143 TDK OBESE 1 1 4 2 2 2 2 2 4 18 1 2 2 3 2 1 1 2 12 2
108 MR 9 1 22,7 131,4 TDK OBESE 1 1 4 3 1 1 4 4 4 21 1 3 1 4 1 4 4 4 18 1
109 SW 10 2 28,4 138,4 TDK OBESE 2 1 3 3 2 2 2 3 4 19 1 4 1 3 2 2 4 2 17 1
110 NW 9 2 31,2 140 TDK OBESE 2 1 4 3 2 2 2 4 4 21 1 2 1 2 2 4 2 4 14 1
111 RK 9 1 25,9 130,2 TDK OBESE 2 1 4 2 2 2 3 4 1 18 1 3 2 1 1 2 2 1 12 2
112 SR 9 2 26,6 132,8 TDK OBESE 1 1 4 2 2 2 3 3 4 20 1 2 2 3 1 2 2 3 13 2
113 IR 10 2 30,1 134,8 TDK OBESE 2 2 4 2 2 2 3 2 1 16 2 2 2 2 2 4 1 2 15 2
114 MA 10 2 33,8 139,8 TDK OBESE 2 1 2 4 4 3 2 2 4 21 1 2 4 2 2 4 2 2 17 1
115 KH 10 2 37,3 140,2 TDK OBESE 1 1 2 4 4 4 2 2 3 21 1 2 4 4 2 3 4 4 22 1
116 NK 9 2 32 139 TDK OBESE 1 1 4 2 2 2 4 4 2 20 1 2 2 3 2 2 2 2 14 2
117 MR 9 1 30,1 142,5 TDK OBESE 2 2 2 2 1 4 2 3 2 16 2 4 1 4 2 2 1 1 16 2
118 SA 9 2 27,4 126,8 TDK OBESE 2 1 1 4 3 2 4 4 2 20 1 1 1 3 2 2 2 1 12 2
119 AR 9 1 38,2 139,5 TDK OBESE 2 2 1 2 2 2 4 3 2 16 2 2 2 4 3 4 2 1 19 1
120 AS 11 2 45,8 149,8 TDK OBESE 1 2 2 2 4 3 2 1 2 16 2 2 1 2 2 2 2 2 13 2
121 AA 10 2 28,2 133,8 TDK OBESE 2 2 1 2 2 2 2 3 3 15 2 1 2 3 1 3 2 2 14 2
122 ZI 10 2 29,7 137,5 TDK OBESE 2 1 2 3 2 2 3 2 3 17 1 2 2 3 1 2 2 3 13 2
123 RM 9 1 25,2 134 TDK OBESE 2 1 4 2 3 2 4 3 3 21 1 3 2 2 3 2 3 2 17 1
124 MA 10 1 40,3 152,6 TDK OBESE 2 1 4 2 2 2 4 3 3 20 1 3 1 2 2 1 1 2 11 2
125 MH 10 1 30,1 143,2 TDK OBESE 2 2 3 1 1 1 2 4 1 13 2 3 1 1 3 1 4 2 15 2
126 DA 10 2 31 139,5 TDK OBESE 1 1 3 1 3 4 2 3 2 18 1 1 2 3 2 2 2 2 13 2
127 AA 11 2 39 140,4 TDK OBESE 2 2 2 3 1 3 2 2 3 16 2 2 2 3 2 2 3 1 16 2
128 FA 10 2 22,3 125,9 TDK OBESE 4 2 2 3 2 2 4 2 1 16 2 4 1 2 4 1 2 2 16 2
129 MF 11 1 32,1 142,8 TDK OBESE 2 2 3 2 2 2 2 2 2 15 2 2 1 2 2 4 2 2 15 2
130 MS 10 1 33,1 143,2 TDK OBESE 2 1 3 2 4 4 4 2 2 21 1 2 2 4 2 2 2 2 15 2
131 MR 10 1 32,9 134,2 TDK OBESE 1 2 4 2 2 2 2 1 1 14 2 4 4 4 4 4 4 4 26 1
132 RF 10 1 43,2 141,4 TDK OBESE 2 1 4 2 2 2 4 2 2 18 1 2 1 4 1 4 2 2 15 2
133 ZT 10 2 36,3 143,7 TDK OBESE 1 2 2 3 3 2 2 1 2 15 2 2 1 2 3 2 4 2 16 2
134 AM 10 2 41,5 138,5 TDK OBESE 2 1 3 3 2 2 2 4 2 18 1 4 2 3 3 2 3 2 18 1
135 ZT 10 2 36,3 143,7 TDK OBESE 1 2 3 3 1 2 1 3 2 15 2 2 2 3 1 2 1 2 13 2
136 A 11 1 34,2 143,1 TDK OBESE 1 2 2 2 1 2 3 1 4 15 2 2 3 2 1 3 2 3 16 2
137 AQ 9 1 34 141 TDK OBESE 2 1 2 2 1 3 4 4 1 17 1 2 1 4 2 2 3 1 15 2
138 DN 11 2 31 139,5 TDK OBESE 2 1 4 2 4 3 2 4 3 22 1 3 2 2 3 1 4 2 17 1
139 AM 10 1 27,8 127,7 TDK OBESE 2 1 4 3 4 2 2 4 3 22 1 2 2 3 2 4 2 3 18 1
140 DA 11 1 28,8 128 TDK OBESE 1 2 2 3 3 1 1 2 3 15 2 2 2 2 2 3 3 3 17 1
141 MR 11 1 29,3 142,2 TDK OBESE 2 1 4 4 3 2 2 4 2 21 1 2 3 3 2 3 2 3 18 1
142 ZT 10 2 29,7 137,5 TDK OBESE 1 1 2 3 2 4 1 2 3 17 1 2 3 2 3 3 2 3 18 1
143 ZI 11 2 29,2 136,9 TDK OBESE 1 2 3 1 3 2 1 4 2 16 2 2 2 2 3 2 1 4 14 2
144 MA 10 1 30,0 138 TDK OBESE 1 2 3 2 2 3 2 2 2 16 2 2 2 2 2 3 1 2 14 2
145 MF 9 1 27,9 139,2 TDK OBESE 1 1 3 2 2 3 2 2 3 17 1 2 2 2 2 3 2 3 14 2
146 DP 9 1 35,0 142,2 TDK OBESE 2 1 3 2 3 2 2 4 3 19 1 3 2 2 3 3 3 3 17 1
147 MM 11 1 32,2 143,3 TDK OBESE 1 1 3 3 3 2 1 2 2 16 1 2 2 2 3 3 3 3 18 1
148 MH 10 1 31,5 140 TDK OBESE 1 1 3 2 2 2 2 2 2 15 2 2 2 2 3 3 2 3 17 1
149 SA 10 2 28,2 126,9 TDK OBESE 2 2 3 2 3 2 2 3 3 16 2 2 2 2 2 2 2 3 14 2
150 NA 9 1 25,1 127,8 TDK OBESE 1 1 3 2 2 2 2 3 2 16 2 2 2 2 3 3 3 3 17 1
KET :
STATUS GIZI JENIS KELAMIN JUMLAH SAUDARA KANDUNG PENDAPATAN PERBULAN
1 = OBESITAS 1= LAKI-LAKI 1 ≤ 2
1 ≤ 1.500.000
2= TDK OBESE 2=PEREMPUAN 2 ≥ 2
2 ≥ 1.500.000