skripsi hubungan pola makan dengan angka …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN
ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA PENCAWAN MEDAN
TAHUN 2018
YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN
P07524414056
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV
T/A.2018
SKRIPSI
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
DI SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma IV
YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN
P07524414056
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV T/A. 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, 17 JULI 2018 YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN P0752414056 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Pencawan Medan Tahun 2018 vii + 32 Halaman + 8 Tabel + 10 Lampiran
ABSTRAK
Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Remaja beresiko terkena anemia dan berakibat terganggunya tumbuh kembang remaja putri. Berdasarkan survei awal di SMA Pencawan Medan, sebagian remaja putri terkadang tidak sempat sarapan pagi,mengkonsumsi makanan cepat saji melakukan pembatasan jumlah dan frekuensi makanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap kejadian anemia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Pencawan Medan, bulan Mei-Juni 2018. Populasi adalah seluruh remaja putri SMA Pencawan Medan dan sampel sebanyak 50 orang.. Analisa data dengan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi anemia remaja putri di SMA Pencawan Medan adalah 62,0%, dan tidak ada hubungan (p=0,137) terhadap kejadian anemia. Remaja putri yang asupan zat besinya tidak tercukupi mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami anemia dibanding dengan remaja putri yang asupan zat besinya cukup. Pencegahan anemia pada remaja putri dilakukan dengan pengarahan yang melibatkan pihak sekolah,orang tua,dan pihak kesehatan (Puskesmas Medan Tuntungan) sehingga remaja putri tahu dan menyadari pentingnya pola makan, khususnya meningkan konsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi. Kata Kunci : Pola Makan, Anemia, Remaja Putri Daftar Bacaan :2012-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya skipsi Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Anemia Pada Remaja Putri SMA Pencawan Medan Tahun 2018 sebagai salah
satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Kebidanan Program Studi
Kebidanan Medan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan. Dalam hal
ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu
padakesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dra. Hj. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes RI Medan.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selakuKetua Jurusan Kebidanan Poltekes
Kemenkes RI Medan.
3. Yusniar Siregar SST, M.Kes selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan.
4. Efendi Sianturi SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Julietta Hutabarat SST, S.Psi,M.Keb selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan danar ahan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Evi Desfauza, SST, M.Kes selaku ketua penguji yang telah bersedia menguji
sehingga skripsi ini terselesaikan
7. Yulina Dwi Hastuty S.Kep, Ners, M.Biomed selaku dosen pembimbingak ademik
8. Kepala SekolahSMA Swasta Pencawan Medan
9. Bapak/ Ibu guru, pegawai, pengurus Yayasan Pencawan Medan
10. Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Pencawan Medan
11. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta Ayahanda Ir. Yusnaidi Ketaren dan
Ibunda Dra. Rismawati Sianturi yang memberikan cinta kasih yang tulus dalam
mendidik, membesarkan, mendampingi dukungan moril dan kepercayaan yang
selalu membawa nama penulis dalam setiap doa-doanya
12. Teristimewa untuk adik kandung penulis Ade Mikael Ardhana Ketaren dan
Reinhard Gabriel March Ketaren yang selalu member dukungan dan doa
13. Teristimewa untuk keluarga besar “ KETAREN dan keluarga besar SIANTURI”
14. Terkhusus untuk kakak dan abang angkat penulis Lidia Agustina Napitupulu dan
Jonathan yang selalu mendukung penulis dalam doa
15. Teruntuk sahabat sahabat penulis Mairida Hasanah, Desi Simpan Hati, Rika
Wita, Welan Sari,Nadyah, Larasati, Atiya, Mahliza dan Febriani
16. Teruntuk kakak dan abang penulis, Ruth Hena , Bertalina, Debby, Sartika, Iva,
Darlia, Eka, Gresna, Theresia Banjarnahor, David ,Anastaya, Eljo, Herman,
Krisman dan Keluarga Besar YOUTH GBI Medan Plaza Rayon IV yang selalu
mendukung penulis dalam doa
17. Teruntuk adik adik penulis Eninta, Novita, Yestika, Ruth , Ala Rezekika , Siska ,
FitaVivi, Elsa, Sonya, Meike, Sarma Uhur,Putri Krisna, Lidia Sinaga ,Tripena,
Roida, Eva, Kamboja17, Dame, Herti, Grace, Putri, Siti Sundari, Fitri, dan Ama
18. Seluruh Teman-teman Diploma IV Angkatan I jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa Memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga Skripsi ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2018
Penulis
Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................................... I
DAFTAR ISI........................................................................................................ Iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. V
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………… Vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... Vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum........................................................................................... 3
C.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………..... 4
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka............................................................................................. 6
B. Kerangka Teori................................................................................................ 17
C. Kerangka Konsep........................................................................................... 17
D. Definisi Operasional........................................................................................ 18
E. Hipotesis........................................................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 19
B. Lokasi danWaktu Penelitian.......................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 19
D. Jenisdan Cara Pengumpulan Data............................................................ 21
E. Alat Ukur dan Penelitian.dan Bahan Penelitian.......................................... 22
F. Uji Validitas Dan Reabilitas ………............................................................. 22
G. Prosedur Penelitian.................................................................................... 23
H. Analisis dan Pengolahan Data................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil...........................................................................................................
B. Pembahasan.............................................................................................
B AB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………......
26 27
32
32
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Batasan Anemia Menurut WHO……………………...……….......................................... 7
Tabel 2.2 AKP yang dianjurkanPadaWanita …………………...…………………………………. 12
Tabel 2.3 Definisi Operasional ………...……................................................................................. 18
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Dan Angka Kejadian Anemia Remaja Putri Kelas X
dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018……………….……..........................................
26
Tabel 4.2Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas X da XI di
SMA PencawanTahun 2018..........................................................................................
27
DAFTAR GAMBAR
Hal
Kerangka Teori……………………...……….................................................................................... 17
Kerangka Konsep…………………...…………………………………………….…………………….. 17
Prosedur Penelitian ……………………...……................................................................................. 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Survei Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Survei Penelitian
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 Master Tabel
Lampiran 7 Output Komputerisasi
Lampiran 8 Kuesioner
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10 Riwayat Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menyerang
Indonesia. Tanpa mengenal batas usia dan jenis kelamin anemia dapat diderita oleh
siapapun tanpa disadari. Anemia didefenisikan suatu keadaan kadar Hemoglobin
(Hb) di dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk kelompk umur dan
jenis kelamin (Merryana Adriani, 2015 )
Penyebab anemia paling umum terjadi adalah defisiensi zat besi. Kehilangan
darah yang menetap akibat penyakit infeksi akut dan kronis (diare, malaria, HIV).
Diet yang tidak terkontrol untuk menurunkan berat badan, asupan zat gizi yang
kurang /tidak mencukupi dan hambatan absorb zat besi. ( Dodik Briawan, 2012 )
Menurut World Health Organization (WHO), 2013 prevalensi anemia dunia
sekitar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja 10-19 tahun sekitar 50,9% laki-laki
dan 49,1% perempuan.
Menurut data hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Prevalensi anemia di Indonesia sebanyak 75,9% pada remaja putri. Menurut data
hasil Riskesdas tahun 2013. Prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan
penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 18,4% penderita berumur 10-19
tahun sekitar 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Menurut Dinas Kesehatan Sumatera Utara, tahun 2017, di Sumatera Utara
sendiri ada 322 ribu remaja putri mengalami gejala anemia. Data dari Riskesdas
2013 angka anemia di Sumatera Utara cukup tinggi yaitu 25 % dan jumlah remaja
putrid 1.329.920 jiwa. Kejadian anemia ini banyak terjadi di daerah Binjai, Langkat,
Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi (Harian Analisa, 2017).
Anak Indonesia merupakan generasi penerus untuk melanjutkan kegiatan
pembangunan bangsa. Sudah seharusnya bangsa perlu mendapatkan pembinaan
dan peningkatan taraf kesehatannya agar kelangsungan hidup dan perkembangan
fisik maupun mental yang dikenal dengan tumbuh kembang yang optimal. Remaja
merupakan aset bangsa untuk terciptannya generasi mendatang yang baik. Masa
remaja atau addescence adalah waktu terjadiya perubahan-perubahan yang
berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial atau tingkah
laku. ( Arisman, MB , 2012 )
Pada remaja wanita puncak pertumbuhan terjadi sekitar 12-18 bulan.
Sebelum mengalami menstruasi pertama, atau sekitar usia 10-14 tahun
pertumbuhan tinggi badan terus berlangsung selama 7 tahun setelah mentruasi.
Maksimal tinggi badan wanita diperoleh paling awal pada usia 16 tahun, atau paling
akhir 23 tahun. Beberapa tahun setelah selesai pertumbuhan gingi badan (2-3
tahun), tulang pinggul masih tumbuh sedangkan puncak masa tulang akan tercapai
hingga usia 23 tahun. ( Merryana Adriani,2015 )
Kebutuhan zat besi terabsorpsi pada remaja wanita diperkirakan 1,9 mg (hari
berdasarkan rata-rata kebutuhan untuk tumbuh 0,5 mg. Dalam keadaan basal 0,75
mg dan kehilangan darah saat menstruasi 0,6 mg. Apabila AKG zat besi 15 mg/hari,
dengan asumsi penyerapan zat besi 10-15 % akan menghasilkan asupan zat besi
sekitar 1,5-2,2 mg/hari. Jumlah ini cukup untuk mempertahankan keseimbangan zat
besi di dalam tubuh termasuk untuk penyimpanan sebesar 300 mg (Krammel & Kris-
Etherton, 1996 dalam Arisman, MB, 2012)
Anemia pada remaja putri merupakan masalah gizi yang diperhatikan oleh
tenaga kesehatan. Pola makan, tingkah laku aktifitas fisik dan pembatasan jenis
makanan dengan cara berdiet dilakukan oleh para remaja putri dan tekanan sosial
juga mempengaruhi agar mereka tampak menarik. (Mery Adriani, 2015 )
Pemilihan makanan pada remaja putri sering dipengaruhi oleh tingkat sosial
teman. Sebaya, media massa yang memiliki budaya bahwa mereka harus memiliki
tubuh langsing. (Khomsan, 2003,dikutip oleh Ida Marlena dlam buku dasar- dasar
ilmu gizi dlam keperawatan tahun 2015). Tidak sedikit survei yang mencatat
ketidakcukupan asuh an zat gizi besi pada remaja. Khususnya pada remaja putri
akibat pada makan dan diet yang tidak tepat. Penelitian yang dilakukan oleh Dian G
tahun 2007 menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan
kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan oleh Lenny Sinaga
tahun 2013 menyatakan ada hubungan pola makan dengan anemia pada remaja
putri.
Hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di SMA Pencawan
Medan, pada Januari 2018 . Diketahui dari 30 siswa, ada 15 siswa yang setiap pagi
sarapan, ada 10 siswa yang mengatakan sarapan tapi kadang – kadang, ada 5
siswa yang sama sekali tidak sarapan, dan diantara 30 siswa ini ada 12 siswa
yang sedang melakukan pembatasan jumlah konsumsi makanan setiap harinya.
Mengingat tingginya prevalensi anemia pada remaja yang akan memberikan
efek negatif terhadap kesehatan tumbuh kembang remaja. Yang berdampak pada
terganggungnya kesehatan reproduksi yang berdampak pada fertilitas dan
penurunan daya tahan tubuh. Penurunan konsentrasi belajar. Sehingga
mengakibatkan rendahnya sumber daya manusia. Berangkat dari permasalahan
tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan pola makan dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Pencawan Medan tahun 2018.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja
putri Kelas X dan XI di SMA Pencawan Medan Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada
remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan Medan Tahun 2018.
C.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pola makan remaja putri kelas X dan XI yang anemia di SMA
Pencawan Medan tahun 2018
2. Untuk mengetahui angka kejadian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di
SMA Pencawan Medan tahun 2018
3. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja
putri kelas X dan XI di SMA Pencawan Medan tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Pihak Sekolah
Memberikan gambaran tentang efek kejadian anemia terhadap proses belajar
mengajar dan prestasi belajar siswinya
2. Bagi Jurusan Kebidanan
Sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi tentang ilmu
kesehatan bagi masyarakat khususnya mengeai anemia pada remaja putri.\
D.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan
Sebagai salah satu acuan untuk menentukan lagkah- langkah strategis dalam
penanggulangan anemia pada remaja putri
2. Bagi Remaja Putri
Memberikan informasi kepada remaja khususnya remaja putri pentingnya zat besi
bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja.
3. Bagi Peneliti
Sebagai saranan pembelajaran melakukan penelitian ilmiah sekaligus
mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat selama perkuliahan dan semoga
penelitian ini bias bermanfaat bagi peneliti selajutnya
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Leny Valentina Sinaga tahun 2013 berjudul
Pengaruh pola makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri di SMA
Darma Pancasila Medan. Dengan rancangan penelitian cross sectional, variabel
bebaspola makan, konsumsi the dan variabel terikat Anemia. Hasil penelitian
menunjukkan proporsi anemia remaja putri di SMA Dharma Pancasila adalah
23,0% dan ada pengaruh asupan zat besi terhadap anemia. Sedangkan asupan
protein folat, Vit C, konsumsi teh dan kopi tidak berpengaruh terhadap kejadian
anemia.
2. Penelitian yang dilakukan oleh berjudul analisis pola makan dan anemia gizi besi
di kota Bengkulu. Dengan rancangan penelitian cross sectional, variabel bebas
pola makan, dan variabel terikat anemia. Hasil penelitian menunjukkan proporsi
anemia remaja putri di SMA Dharma Pancasila adalah 43,0% dan tidak ada
hubungan pola makan terhadap anemia.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren tahun 2018
berjudul Hubungab Pola Makan dan Diet Terhadap Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri di SMA Pencawan Medan . Dengan rancangan penelitian cross
sectional, variabel bebas pola makan dan diet dan variabel terikat anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia
A.1 Defenisi Anemia
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia, yang
tidak hanya terjadi di Negara berkembang tetapi juga di Negara maju. Penderita
anemia diperkirakan dua miliar,dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan
Afrika. Bahkan WHO menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah
kesehatan terbesar di abad modern ini. Kelompok yang berisiko tinggi menderita
adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah dan remaja. Meskipun
demikian kelompok pria juga tidak terlepas dari kejadian anemia. Anemia
merupakan masalah gizi yang paling utama di Indonesia. ( Dodik Briawan, 2012)
A.2 Klasifikasi Anemia
Klasifikasi dari anemia disampaikan Kodiyat,2000 dikutip oleh Dodik Briawan,
2012 , menggolongkan anemia menjadi dua tipe ,yaitu anemia gizi dan anemia non
gizi dIbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Anemia pernisiosa merupakan anemia yang disebabkan defisiensi vitamin B12
dalam darah
2. Anemia defesiensi folat (asam folat) yang disebabkan defisiensi asam folat di
dalam darah.
3. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan defisiensi besi di dalam
darah
A.3 Batasan Anemia Tabel 2.1 Batasan Anemia Menurut WHO
Kelompok Batas Normal
Anak Balita 11 gr %
Anak Usia Sekolah 12 gr %
Wanita Dewasa 12 gr %
Laki-laki Dewasa 13 gr %
Ibu Hamil 11 gr %
Sumber : WHO/UNICEF/ UNU,1997 dikutip oleh Natalia Erlina Yuni dalam buku
kelainan darah tahun 2017 hal 69
A.4 Gejala Anemia
Gejala anemia secara umum (Dodik Briawan, 2012 )
1. Cepat lelah
2. Pucat ( kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan)
3. Jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan
4. Nyeri dada
5. Napas tersenggal/ pendek saat melakukan aktifitas ringan
6. Pusing dan mata berkunang
7. Cepat marah
8. Tangan dan kaki dingin atau mati rasa
A.5 Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri
Penyebab utama anemia dalam tubuh adalah pola konsumsi,terutama wanita
yang kurang mengkonsumsi makanan sumber hewani yang daya serapnya > 15%. (
Dodik Briawan, 2012 ) Pada umumnya anemia sering terjadi pada wanita dan
remaja putri daripada pria hal ini di karenakan:
1. Wanita dan remaja putri pada umumnya lebih sering mengkonsumsi makanan
nabati yang kandungan zat besinya sedikit dibandingkan dengan makanan
hewani sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya lebih ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg di ekstraksi, khususnya melalui
feses.
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ±1.3 mg
per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.
Penyebab anemia gizi pada remaja putri juga dapat terjadi karena asupan besi
yang tidak cukup, kehilangan darah yang menetap, penyakit dan kebutuhan
meningkat yaitu sebagai berikut :( Natalia Erlina Yuni , 2017)
1. Asupan zat besi yang tidak cukup
Pada masa remaja, yang merupakan masa penting dalam pertumbuhan.
Apabila makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat besi dalam jumlah
cukup, maka kebutuhan terhadap zat besi tidak terpenuhi, ini dikarenakan
rendahnya kualitas dan kuantitas zat besi pada makanan yang kita konsumsi.
Kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan serta lauk pauk akan
meningkatkan resiko anemia zat besi.
Remaja yang belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan
masih dalam masa pencarian identitas diri, cepat dipengaruhi lingkungan.
terutama Keinginan memiliki tubuh yang langsing, membuat remaja membatasi
makan. Aktivitas remaja yang padat menyebabkan mereka makan di luar rumah
atau hanya makan makanan ringan, yang sedikit mengandung zat besi , selain itu
dapat menggangu atau menghilangkan nafsu makan.
2. Defisiensi asam folat
Pemberian asam folat sebesar 35% menurunkan risiko anemia. Defisiensi
asam folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA, akibatnya terjadi
perubahan morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah diri
seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus, vagina
dan serviks. Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan
anemia megaloblastik dan gangguan darah lainnya, peradangan lidah dan
gangguan saluran cerna.
3. Kehilangan darah ( zat besi )
Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia yang
disebabkan oleh :
a. Pendarahan saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis,
varises, esophagus dan hemoroid. Selain itu pendarahan juga dapat berasal
dari saluran kemih seperti hematuri, pendarahan pada saluran nafas seperti
hemaptoe. ( Dodik Briawan, 2012 )
b. Kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang
menyebabkan pendarahan pada dinding usus, akibatnya sebagian darah
akan hilang dan akan dikeluarkan bersama tinja. Setiap hari satu ekor cacing
tambang akan menghisap 0.03 sampai 0.15 ml darah dan terjadi terus
menerus sehingga kita kan kehilangan darah setiap harinya, hal ini yang
menyebabkan anemia.
c. Penyakit (Sindrom Malabsorbsi)
Penyakit yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia seperti gastritis, ulkus
peptikum dan diare.
d. Kebutuhan tubuh terhadap zat besi yang meningkat
Kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dari pria karena terjadi menstruasi
dengan pendarahan sebanyak 50-80 ccc setiap bulan dan kehilangan zat
besi sebesar 30-40 mg. Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih
banyak melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
dibandingkan dengan wanita dengan usia aman dengan usia reproduksi
aman untuk hamil. Penambahan berat badan yang tidak adekuat lebih sering
terjadi pada orang yang ingin kurus , ingin menyembunyikan kehamilannya,
tidak mencukupi sumber makanannya.
A.6 Akibat Anemia Gizi Besi
Pada remaja menurunkan konsentrasi dan niat belajar. Menurut tingginya
anemia pada remaja ini kan berdampak pada prestasi belajar siswa karena anemia
pada remaja akan menyebabkan daya konsentrasi menurun sehingga
mengakibatkan menyebabkan prestasi belajar menurun. Sedangakan pada
kesehatan reproduksi remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan
wanita dengan usia aman dengan usia reproduksi aman untuk hamil.( Natalia Erlina,
2017 )
B. Zat Besi
B.1 Defenisi Zat Besi
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin
(Hb). Heomoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritriosit berfungsi
penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin dan globin (1/3
berat Hb terdiri dari Fe) ( Dodik Briawan, 2012 )
Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro dan ferri. Konversi kedua
bentuk tersebut relatif mudah. Pada umumnya besi dalam bentuk ferri karena terikat
hemoglobin sedangakan pada proses transport transmembran, deposisi dalam
bentuk feritin dan sintesis heme, besi dalam bentuk fero. Dalam tubuh , besi
diperlukan untuk pembentukan kompleks besi sulfur dan heme. Kompleks besi sulfur
diperlukan dalam kompleks enzim yang berperan dalam metabolisme energi. Heme
tersusun atas cincin porfirin dengan atom besi di sentral cincin yang berperan
mengangkut oksigen pada hemoglobin dalam eritrosit dam mioglobin dalam otot.
(Merryana Adriani, 2015 )
B.2 Fungsi Zat Besi
Besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh : sebagai alat angkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel,
dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh
Rata-rata kadar besi dalam tubuh sebesar 3-4 gram. Sebagian besar ( ± 2 gram )
terdapat dalam bentuk hemoglobin dan sebagian kecil (±130 mg) dalam bentuk
miglobin. Simpanan besi dalam tubuh terutama terdapat dalam hati dalam bentuk
feritim dan hemosiderin. Dalam plasma, transferin mengangkut 3 mg besi untuk
dibawa ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan mencapai 24 mg per hari. Sistem
retikuloendoplasmaakan mendegradasi besi dari eritrosit untuk dibawa kembali ke
sumsum tulang unuk eritropoesis. ( Dodik Briawan 2012 )
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemogobin). Selain itu, mineral juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
miglobin (protein yang membawa oksigen ke otot ), kolagen ( protein yang terdapat
di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga
berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.( Merryana Adriana, 2015)
B.3 Sumber Zat Besi
Sumber zat besi adalah makan heawani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber
baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
beberapa jenis buah. Di samping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi di
dalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik. Pada umumnya besi dalam
daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam
serealia dan kacang- kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi
dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi,
seperti bayam mempunyai ketersediaaan biologik yang rendah. Sebaiknya
diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber
besi bersal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lainyang dapat
membantu sumber absorbsi. Berikut bahan makanan sumber besi.( Dodik Briawan,
2012 )
B.4 Kebutuhan Zat Besi Pada Remaja
Kebutuhan besi dalam badan sangat kecil yaitu 35 mg/Kg berat badan wanita
atau 50 mg/Kg berat badan pria. Besi dalam badan sebagian terletak dalam sel-sel
darah merah sebagai sebuah heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah
atom besi. Dalam satu molekul hemoglobin terdapat empat heme. Besi juga terdapat
dalam sel-sel otot, khususnya dalam mioglobin ( Merryana Adriani, 2015 )
Kebutuhan zat besi pada seseorang sangat sangat bergantung pada usia dan
jenis kelamin. Kebutuhan zat besi pada wanita lebih banyak daripada laki-laki karena
wanita mengalami menstruasi setiap bulan. Wanita hamil, bayi dan anak-anak lebih
beresiko unyuk mengalami anemia zat besi daripada yang lainnya. Berikut
kebutuhan zat besi yang terserap menurut umur pada wanita. Kebutuhan besi dalam
badan sangat kecil yaitu 35 mg/Kg berat badan wanita atau 50 mg/Kg berat badan
pria. Besi dalam badan sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai sebuah
heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi. Dalam satu molekul
hemoglobin terdapat empat heme. Besi juga terdapat dalam sel-sel otot, khususnya
dalam mioglobin. ( Dodik Briawan,2012 )
C. Protein
Protein adalah molekul yang terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Protein mempunyai fungsi membangun
serta memelihara sel-sel dalam jaringan tubuh dan sintesis porfirin nukleus
hemoglobin. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik karena
memiliki susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan
manusiadibandingkan dengan sumber protein dari bahan makanan nabati Protein
berfungsi sebagai zat pembangun yang berperan penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang. Kebutuhan protein bagi remaja tergantung
pada tingkat pertumbuhan individu.Remaja berisiko kekurangan protein karena pola
konsumsi makan yang salah dengan membatasi masukan makanan karena ingin
menurunkan berat badan atau diet vegetarian. Makanan sumber protein berasal dari
bahan makanan hewani yaitu telur, daging, ikan, unggas, susu serta hasil olahannya
seperti keju sedangkan kacang-kacangan, tempe dan tahu merupakan sumber
protein nabati. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi
terhambat sehingga akan terjadi defisiensi zat besi, disamping itu makanan yang
tinggi protein terutama yang berasal dari hewani banyak mengandung zat besi.(
Tejasari , 2016 )
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Protein yang Dianjurkan Pada Remaja Wanita
Golongan Umur AKP (Gram )
10-12 tahun 50
13-15 tahun 57
16-18 tahun 50
19-29 tahun 50
Sumber : DR. Merryana Adriani dalam buku pengantar gizi masyarakat tahun 2013 hal 41
D. Remaja
Masa remaja merupakan periode pertumbuhan anak-anak menuju proses
kematangan manusia dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan fisik, biologis, dan
psikologis yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik yang terjadi akan
memengaruhi status kesehatan dan nutrisinya.Ketidakseimbangan antara asupan
zat gizi dan kebutuhannya akan menimbulkan masalah gizi baik berupa masalah gizi
lebih maupun gizi kurang. Banyak kasus kesehatan saat dewasa ditentukan oleh
kebiasaan hidup sehat sejak usia remaja. Status gizi yang optimal pada usia remaja
dapat mencegah penyakit yang terkait dengan diet pada usia dewasa.(Dodik
Briawan, 2012)
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.
Walaupun batasan tersebut didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita,
batasan ini berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia tersebut
dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Remaja yang masih dalam mencari identitas diri, seringkali mudah tergiur oleh
modernisasi dan teknologi yang mempengaruhi konsumsi makanan pada remaja
yang condong melihat ke makanan yang cepat saji dari pada kandungan gizi yang
ada di dalamnya. Salah satunya adalah fast food. Fast food adalah makanan cepat
saji yang diperoleh dari makanan luar rumah yang disajikan dengan sediki twaktu
dan tidak perlu menunggu waktu lagi sejak makanan dipesan sampai makanan di
pesan. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia bias mempengaruhi
pola makan pada remaja. Beberapa tahun terakhir banyak tempat untuk pembelian
fast food di beberapa kota besar di Indonesia baik di Mall ataupun di pinggir jalan.
Fast food juga ditawarkan dengan harga yang terjangkau oleh kantong-kantong
remaja, kebiasaan mengkonsumsi fast food juga sudah menjadi gaya hidup bagi
remaja. Fast food umumnya mengandung lemak, kolestrol, garam dan energi yang
sangat tinggi. Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur jadi pola makan,
akan berdampak negatif pada keadaan gizi pada remaja. Hal inilah yang
menyebabkan remaja putri sangat beresiko tinggi untuk menderita anemia.
Kurangnya kesiapan secara mental dan fisik pada remaja putri akan member
dampak pada keturunan yang akan dihasilkan.(Ida Marlena, 2012 )
E. Pola Makan
Pola makan adalah tingkah laku atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya kana makan yang meliputi sikap, kepercayaan dab pemilihan
makanan Makanan merupakan kebutuhan bagi makhluk hidup , makanan yang
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai jenis pengolahannya. Seorang remaja
biasanya telah mempunyai kebiasaan terhadap pilihan makanan sendiri yang telah
ia senangi dan pada masa remaja telah terbentuk kebudayaan makan tergantung
pengalaman dan respon terhadap lingkungannya.( Merryana Adriani, 2012 )
Dikutip oleh Merryana Adriani dalam buku Pengantar Gizi Masyarakat.
Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase remaja. Pada
fase ini fisik seseorang terua berkembang, demikian pula aspek sosial maupun
psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak ragam
gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan yang
akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh pada keadaan gizi
seorang remaja Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan, ada 2 faktor
yang mempengaruhi kebiasaan makan yaitu :
1. Faktor Ekstrinsik yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia, yang
terdiri dari lingkungan alam, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial , lingkungan
budata dan agama.
2. Faktor Intrinsik, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang
terdiri dari asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit,
penilaian lebih terhadap mutu makanan dan pengetahuan gizi.
E.1. Pola Makan Remaja
Makanan merupakan kebutuhan bagi hidup manusia, makanan yang dikonsumsi
beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Pada masyarakat dikenal pola
makan dan kebiasaan makan dimana seseorang/sekelompok orang tinggal.Salah
satu fungsi utama makanan adalah memberikan energi. Energi itu tidak hanya
diperlukan untuk aktivitas atau kegiatan berat tetapi juga untuk berfungsinya organ-
organ tubuh. Jumlah energi yang dicerna dari makanan diukur dalam kalori dan
kebutuhan kalori harian seorang seorang akan bergantung pada usia, jenis kelamin,
tingkat kegiatan, laju metabolisme dan iklim dimana seorang tinggal. Setiap
manusia, membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya,sikap manusia
terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan respon-
respon yang diperlihatkan orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak.
Seorang remaja biasanya telah mempunyai pilihan makanan sendiri yang ia telah
senangi dan pada masa remaja telah terbentuk kebudayaan makan tergantung
pengalamam dan respon terhadap lingkungannnya. ( Ida Marlena,, 2012 )
Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase
remaja.Pada fase ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial
maupun psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak
ragam gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan
makanan apa yang akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh
pada keadaan gizi seorang remaja. Pola makan individu dalam keluarga memiliki
proses yang mengahasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai
dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya. Kebiasaan makanan adalah
tingkah laku atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan
yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. ( Ida Marlena, 2012 )
Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang
memungkinkan seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih. Dan pada
masa remaja kegiatan maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh
jumlah konsumsi makanan yang kurang maupun lebih.Salah satu hal yang paling
penting yang harus dilakukan remaja agar selalu sehat bukan hanya untuk saat itu
tetapi juga menunjang kesehatan seumur hidupnya adalah mengkonsumsi makanan
yang bergizi. ( Ida Marlena, 2012 )
Pada masa pertumbuhan tubuh remaja sangat membutuhkan protein, vitamin
dan mineral. Jika remaja cukup makan, maka remaja tersebut tidak akan sakit. Ada
jenis-jenis makanan tertentu yang sangat penting bagi gadis remaja. Ketika ia mulai
mendapat menstruasi,tiap bulan ada sejumlah darah yang keluar. Remaja putri
tersebut akan menghadapi resiko anemia atau kurang darah. Darah haid harus
diganti dengan memakan buah buahan yang mengandung zat besi dan kalsium
untuk tulangnya kuat.( Ida Marlena, 2012 )
Perubahan gaya hidup pada remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap
kebiasaan makan mareka. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak makan diluar
rumah dan lebih banyak pengaruh dalam memilih makanan yang akan dimakannya.
Mereka juga lebih suka mencoba-coba makanan baru, salah satunya adalah fast
food. Pola makan remaja yang perlu dicermati adalah tentang frekwensi makan,
jenis makanan dan jumlah makan.Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran
maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan.( Merry Adriani,
2012 )
E.2 Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah jumlah keseringan makan dalam sehari-hari baik
kualitatif dan kuantitatif.Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-
alatpencernaan mulai dari mulut samapi usus halus. Lama makanan dalam
lambungtergantung sifat dan jenis makanan. Umumnya lambung kosong antara 3-4
jam. Makajadwal makan akan menyesuaikan dengan kosongnya lambung. Porsi
makan pagitidak perlu sebanyak porsi makan siang dan makan malam secukupnya
saja.Menu sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein dan lemak,
serta cukup air untuk mempermudah pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi.
( Merryana Adriani, 2012 )
E.3 Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,
dicerna,akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.
Menyediakanvariasi makanan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan
rasa bosan.Sehingga mengurangi selera makan.Menyususn hidangan sehat
memerlukanketerampilan dan pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersusun oleh
kombinasibahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan memberikan
hidangan sehatbaik secara kualitas maupun kuantitas.( Merryana Adriani, 2012 )
E.4 Tujuan makan
Secara umum, tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah memperoleh energi
yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak, mengatur
metabolisme tubuh serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit. ( Merry Adriani, 2012 )
F. KerangkaTeori
Pola makan
f
G. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi
Akibat dari tidak
teratur makan
Asupan zat gizi yang
tidak seimbang,
menyebabkan anemia
pada remaja
Faktor Ekstrinsik
yang terdiri dari
Lingkungan, alam
sosial, budaya dan
agama
Faktor Intrinsik yang
terdiri dari asosiasi
emosional, keadaan
jasmani
Anemia Pada Remaja Putri
1. Pola Makan
Anemia pada
remaja putri
H. Defisi Operasional
Tabel 2.7 Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Pola makan Pola makan adalah
tingkah laku remaja
putri untuk memeberi
jawaban terhadap hal-
hal yang berhubungan
dengan pola makan
yang meliputi
frekuensi makan, jenis
makanan, tujuan
makan, kebutuhan
cairan , makanan
cepat saji, hubungan
aktifitas dan pola
makan
Kuesioner 1. sesuai
apabila skor ≥
13
2. tidak sesuai
apabila skor ≤
12
Nominal
Anemia pada
remaja
Kadar Hemoglobin
(Hb) di dalam darah
lebih rendah dari pada
nilai normal
Melihat
kadar Hb
dengan uji
metode
digital
Hemoque
dengan
merek Easy
Touch
1. Ya jika
kadar Hb ≤ 12
gr%
2. tidak jika
kadar Hb
≥12gr%
Nominal
K. Hipotesis
Ada pengaruh pola makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
A.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik.
A.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional .
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
B.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan di SMA Pencawan Medan. Sekolah ini dipilih
karena belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan judul peneliti.
Sekolah ini memiliki siswa putri yang lebih banyak dibandingkan dengan remaja
putra dan banyak siswa yang tidak tinggal bersama orang tua dan cenderung
mengkonsumsi Fast Food. Dan dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti di SMA Pencawan Medan, pada Januari 2018 . Diketahui dari 30 siswa, ada
15 siswa yang setiap pagi sarapan, ada 10 siswa yang mengatakan sarapan tapi
kadang–kadang, ada 5 siswa yang sama sekali tidak sarapan, dan diantara 30 siswa
ini ada 12 siswa yang sedang melakukan pembatasan jumlah konsumsi makanan
setiap harinya.
B.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2018 sampai dengan Juni 2018.
C. Populasi dan Sampel
C.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri SMA Pencawan
Medan, kelas X dan XI, yang terdiri dari 140 orang kelas X dan 75 orang, kelas XI 65
orang . Jadi jumlah populasi secara keseluruhan adalah 140 orang.
C.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan secara
simple random sampling. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus
Lemeshow. ( Soekidjo Notoadmojo, 2012 ) Sebagai berikut
n = Z1-a/2 P (1-P)
d
Keterangan :
n = Besar sampel
Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( biasanya 95%=1,96)
P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui
proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)
d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10% (0,10), 5%
(0,05) atau 1% (0,01).
Maka diketahui :
a. Perkiraan proporsi 0,50
b. Presisi (d=0,5 )
c. Derajat Kepercayaan 95% ( Z1-a/2 =1,96)
Perhitungan
1.96 * 0,15 (1-0,15
n=
0,05
n = 49.98
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden
Jumlah sampel yang diambil adalah 50 orang . Dengan jumlah siswa yang diambil
setiap kelas sebagai berikut
Kelas X-MIA1 : 10 orang
Kelas X-MIA2 : 9 orang
Kelas X-IPS1 : 8 orang
Kelas XI- MIA1 :8 orang
Kelas XI-MIA2 : 7 orang
Kelas XI-IPS1 : 8 orang
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
D.1 Jenis Data
1 Data Primer
1. Data anemia didapat dengan cara mengambil darah dengan menggunakan
metode digital Hemoque dengan merek Easy Touch
2. Data pola makan didapatkan melalui kuisioner
2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh di SMA Pencawan Medan tahun 2018 yaitu
gambaran umum dan data jumlah siswa.
D.2 Cara Pengumpulan Data
Car mengumpulkan data yang dilakukan pada saat penelitian yang pertama
meminta izin penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian kepada Kepala Sekolah
SMA Pencawan Medan. Setelah izin diberikan ,peneliti meminta data siswi putri
kelas X dan XI dan gambaran umum di SMA Pencwan untuk tahun 2018.
Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan kepada siswi remaja putri tentang
tujuan penelitian.
Peneliti mendapatkan data pola makan siswa remaja putri menggunakan
lembar kuisioner yang diisi oleh siswa remaja putri . Setelah kuesioner diisi oleh
siswi remaja peneliti memeriksa kelengkapan jawaban untuk menghindari
kekurangan data dan memudahkan analisis data. Setelah kuisioner diisi dan
diperiksa kelengkapannya maka peneliti mengambil data untuk anemia yaitu
denngan mengecek haemoglolbin siswi tersebut dengan metode digital hemoque
dengan merek easy touch dan waktu intervensi yang dibutuhkan adalah 6 hari
dilakukan pada saat jam istirahat dan pada saat ada jam pembelajaran kosong
.Pengecekan Haemoglobin untuk satu orang remaja putri diperlukan waktu 3 menit
dengan keterangan sebagai berikut
1. Untuk kelas X MIA 1 pengecekan Hb dilakukan selama 30 menit dengan
jumlah siswi remaja putri 10 orang
2. Untuk kelas X-MIA2 pengecekan Hb dilakukan selama 27 menit dengan
jumlah siwi remaja putri 9 orang
3. Untuk kelas X-IPS1 pengecekan Hb dilakukan selama 24 menit dengan
jumlah remaja putri 8 orang
4. Untuk kelas XI-MIA1 pengecekan Hb dilakukan selama 24 menit dengan
jumlah remaja putri 8 orang
5. Untuk kelas XI-MIA2 pengecekan Hb dilakukan selama 21 menit dengan
jumlah remaja putri 7 orang
6. Untuk Kelas XI-IPS1 pegecekan Hb dilakukan selama 24 menit dengan
jumlah remaja putri 8 orang
E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ,
1. Uji kadar Hb dalam darah yang digunakan adalah metode digital hemoque
dengan merek Easy touch
2. Kuisioner pola makan adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden.
F. Uji Validitas dan Realibitas
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan kepada 50 siswa remaja putri kelas X
dan XI SMA Pencawan yang tidak termasuk sampel dalam penelitian. Dalam
penelitian uji realibilitas dengan menggunakan program SPSS 22 ditunjukkan
dengan membandingkan nilai r hitung > r tabel dengan tingkat kesalahan 0,05
dengan nilai r tabel 0, 278. Apabila r hitung > 0,278 maka variabel yang diteliti valid .
b. Realiabilitas
Uji realiabilitas dalam penelitian ini dilakukan kepada 50 siswa remaja putri kelas
X dan XI SMA Pencawan yang tidak termasuk sampel dalam penelitian. Dalam
penelitian uji realibilitas dengan menggunakan program SPSS 22 ditunjukkan oleh
besarnya nilai alpha.Hasil uji realibilitas tersebut menunjukkan variabel mempunyai
koefisien Alpha yang besar yaitu 0,826 sehingga dapat dikatakan bahwa setiap
variabel dalam kuesioner diatas adalah realibilitas
G. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian
1.Tahap
persiapan
penelitian
3.Tahap pengolahan
data
2. Tahap
pelaksanaan
penelitian
a) PembuataKuesioner
b) Permohonan izin
c) Penarikan sampel
metode statistik dengan
menggunakan bantuan
program aplikasi SPSS
for windows
H. Pengolahan dan Analisis Data
H.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi
1. Editing
Pada penelitian ini proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah
isian lembar kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di SMA
Pencawan Medan, sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.
2. Coding
1. Peneliti mengobservasi pola makan siswa remaja
putri menggunakan lembar kuisioner dan siswa
remaja putri mengisi lembar kuisioner tersebut
2. Setelah kuesioner diisi oleh siswi remaja peneliti
memeriksa kelengkapan jawaban untuk
menghindari kekurangan data dan memudahkan
analisis data.
3. Setelah kuisioner diisi dan diperiksa
kelengkapannya maka peneliti mengambil data
untuk anemia yaitu denngan mengecek
haemoglolbin siswi tersebut dengan metode digital
hemoque dan waktu intervensi yang dibutuhkan
adalah 5 hari dilakukan pada saat jam istirahat dan
pada saat ada jam pembelajaran kosong
4. Pengecekan Haemoglobin untuk satu orang remaja
putri diperlukan waktu 3 menit
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya peneliti
melakukan peng’’kodean’’ atau ‘’coding’’, Peneliti memberi kode untuk
variabel independen yaitu pola makan kode 2 untuk pola makan tidak sesuai
dan kode 1 untuk pola makan tidak sesuai. Peneliti member kode untuk
variabel dependen yaitu anemia kode 1 untuk tidak anemia dan kode 2
=anemia.
3. Entry Data
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing remaja putri pada
kuisioner yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau “software” komputer.Pada penelitian ini untuk pengentrian data
menggunakan program SPSS 22
4. Cleaning Data
Pada saat proses memasukkan data hasil penelitian semua data dari setiap
sumber data yang telah selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemudian lakukan pembetulan atau koreksi.
5. Scoring
Peneliti memberi nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan yang
diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang telah
ditentukan. Skor tertinggi pada penelitian ini adalah 60 untuk pola makan yang
teratur sedangkan nilai terendah adalah 29 untuk pola makan tidak teratu
6. Tabulating
Pada penelitian ini data-data hasil penelitian yakni pola makan dan anemia
dimasukkan ke dalam tabel-tabel sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah
data sesuai dengan kuesioner.
H.2 Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini data diolah dengan bantuan komputer
menggunakan program SPSS 22.Adapun analisis data yang di gunakan antara lain
1. Analisis univariate
Pada penelitian ini variabel penelitian yang diteliti adalah pola makan dan angka
kejadian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018
yang bertujuan untuk mengetahui pola makan remaja dan angka kejadian anemia.
Gambaran distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel disajikan dalam bentuk
tabel dan narasi.
2. Analisis Bivariate
Pada penelitian ini analasis bivariate yang di lakukan adalah mencari hubungan
pola makan dengan angka kejadaian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di
SMA Pencawan tahun 2018 dengan menggunakan uji chi-square
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL PENELITIAN
A.1 Gambaran Umum SMA Pencawan Medan
SMA PENCAWAN beralamat di jalan Bunga Ncole 50, Kemenangan Tani
Kecamatan Medan Tuntungan . SMA Pencawan merupakan salah satu SMA swasta
yang ada di kota Medan yang tergolong banyak diminati pelajar untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat SMA. Hal ini terlihat dari jumlah siswa remaja putri yang
bersekolah di tempat ini pada data terakhir 140 orang untuk remaja putri kelas X dan
XI . Yang terdiri dari kelas X berjumlah 75 orang dan kelas XI berjumlah 65 orang .
A.1 ANALISIS UNIVARIAT
A.1.1 Pola Makan
Tabel 4.1 menunjukkan presentase pola makan dan angka kejadian anemia
pada remaja putri kelas X da XI di SMA Pencawan tahun 2018
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Dan Angka Kejadian Anemia Remaja Putri
Kelas X dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018
1 Pola Makan N %
Teratur 17 34,0
Tidak Teratur 33 66,0
2 Anemia
Anemia 31 62,0
Tidak Anemia 19 38,0
Berdasarkan Tabel 4.1 distribusi frekuensi pola makan remaja putri kelas X dan
XI di SMA Pencawan Tahun 2018. Mayoritas remaja putri di SMA Pencawan tidak
sesuai dalam hal pola makan yaitu 66,0%. Dan mayoritas remaja putri yang
mengalami anemia sebanyak 62,0%.
A.3 Analisis Bivariat
A.3.1 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia
Tabel 4.2 menunjukkan presentase hubungan pola makan yang tidak teratur
dengan angka kejadian anemia pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan dengan
angka kejadian anemia pada remaja putri dengan pola makan teratur.
Tabel 4.2 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas X
da XI di SMA Pencawan Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.2 hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada
remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018. Mayoritas remaja putri
sebanyak 23 orang atau 69,7 % dengan pola makan tidak teratur mengalami
anemia.Hasil uji chi square menunjukkan nilai p =0,137dan nilai hasil uji chi-square
X²hitung 2,441 < X²tabel 3,84 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang
signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri Kelas X
dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018 .
B.PEMBAHASAN
B.1 Pola Makan Remaja Putri Kelas X dan XI Di SMA Pencawan Tahun 2018
Remaja putri di SMA Pencawan mayoritas tidak mengatur pola makan nya
sendiri yaitu 33 orang atau 66,0 %. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian
Desri Suryani, dkk tahun 2016 dengan judul analisis pola makan dengan kejadian
anemia di Bengkulu menyatakan bahawa terdapat 79,25% remaja putri dengan pola
makan tidak teratur . Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Leni Valentina
Sinaga Tahun 2012 Di SMA Dharma Pancasila menyatakan bahwa 88,0 % remaja
putri asupan zat besinya kurang
Variabel
Anemia P
Hasil uji chi-square X²hitung
Tidak Ya
N % N %
Pola Makan
Teratur 9 52,9 8 47,1 0,137 2,441
Tidak Teratur 10 30,3 23 69,7
Jumlah 19 93,2 31 116,8
Pola makan adalah tingkah remaja putri untuk memberikan jawaban terhadap
hal- hal yang berhubungan dengan frekuensi makanan, jenis makanan yang
dikonsumsi , tujuan dari mengkonsi makanan tersebut . (Merryana Adriani, 2012 ).
Penyebab pola makan tidak teratur pada remaja putri di SMA Pencawan
disebabkan, kebiasaan remaja putri yang tidak sarapan setiap pagi sebelum
berangkat sekolah, kebiasaan mengkonsumsi fast food, makanan instan seperti sari
buah dalam minuman kaleng atau kotak yang sudah dicampur dengan bahan-bahan
kimia dan juga kebiasaan remaja yang masih sering mengkonsumsi mie instan.
Makanan merupakan kebutuhan bagi hidup manusia , makanan yang
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai macam cara pengolahannya . Seorang
remaja biasanya telah memiliki pilihan dan cara sendiri dalama mengkonsumsi suatu
jenis makanan dan berkaitan dengan kebiasan budaya sekitar. Pada masa
pertumbuhan tubuh remaja sangat membutuhkan protein , vitamin dan mineral (Ida
Marlena , 2012 )
B.2 Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas X dan XI Di SMA Pencawan
Tahun 2018 Remaja putri di SMA Pencawan yang mengalami anemia sebesar 62,0 % (31
orang) . Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Desri Suryani, dkk tahun
2016 dengan judul analisis pola makan dengan kejadian anemia di Bengkulu
menyatakan bahawa terdapat 43 % remaja putri mengalami anemia. Hasil ini tidak
jauh berbeda juga dengan penelitian Leni Valentina Sinaga Tahun 2012 menyatakan
bahwa 23 % remaja putri yang mengalami anemia. Anemia adalah keadaan dimana
kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal yaitu <12,0 gr %
Penyebab anemia pada remaja putri di SMA Pencawan disebabkan oleh pola
makan remaja yag tidak teratur , kebiasaan remaja putri yang tidak sarapan setiap
pagi sebelum berangkat sekolah, kebiasaan mengkonsumsi fast food, makanan
instan seperti sari buah dalam minuman kaleng atau kotak yang sudah dicampur
dengan bahan-bahan kimia dan juga kebiasaan remaja yang masih sering
mengkonsumsi mie instan. Hal ini sesuai dengan teori Dodik Briawan tahun 2012
bahwa remaja memiliki risiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi besi. Ini
disebabkan memasuki fase remaja, tubuh tumbuh semakin pesat yang disertai
berbagai perubahan hormon. Remaja putri biasanya lebih rentan atau beresiko lebih
tinggi terkena anemia. Hal ini dikarenakan remaja putri mulai mengalami menstrusi
sehingga asupan makanan yang rendah zat besi dapat memicu anemia. Anemia
juga berpotensi terjadi pada remaja yang melakukan diet dan vegetarian.
Tetapi selain faktor pola makan yang tidak teratur masih banyak faktor faktor
lain yang menjadi penyebab anemia diantaranya siklus menstruasi pada wanita yang
terjadi setiap bulan serta gaya hidup dan kebiasaan remmaja putri lainnya yang tidak
masuk dalam variabel pada saat penelitian dsilakukan. Hal ini bias dilihat dari masih
ada juga remaja putri yang pola makannya teratur tetapi mengalami anemia
sebanayak 8 orang (47,1 %).
Hal ini sesuai dengan teori Dodik Briawan pada tahun 2012 yang menyatakan
Setiap hari manusia kehilangan 0,6 mg zat besi terutama saat mengeluarkan feses.
Remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga kehilangan 1,3 mg zat
besi setiap hari, oleh karena itu kebutuhan remaja putri akan zat besi lebih tinggi
dibandingkan dengan pria .
Gejala yang paling umum dari anemia adalah kelelahan atau kelemahan,warna
kulit pucat yang disebabkan oleh kadar hemoglobin darah yang rendah, dan
kesulitan berkonsentrasi atau mengingat akibat kurangnya pasokan oksigen
keotak.Hal ini sangat merugikan bagi remaja putri yang masih bersekolah yaitu
menurunkankemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan,tinggi
dan berat badan menjadi tidak optimal khususnya pematangan organ-organ
reproduksi,terutama bagi remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.(Natalia
Erlina Yuni, 2017 )
Dapat disimpulkan bahwa angka kejadian anemia di SMA Pencawan 62,0 %
tinggi dan sesuai dengan riset SDKI tahun 2012 yang menyatakan bahwa prevalensi
anemia di Indonesia 75,9 % pada remaja putri. Banyak faktor yang menyebabkan
angka kejadian anemia tinggi pada remaja putri salah satunya pola makan remaja
yang tidak teratur.
B.3 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas
X dan XI Di SMA Pencawan
Remaja putri di SMA Pencawan mayoritas pola makan nya tidak teratur yaitu
66,0 %. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,137, dengan demikian tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia, bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia dengan
nilai uji chi square 2,441 < nilai x tabel 3,84. Hal ini sesuai dengan penelitiann Desri
Suryani dkk (2016 ) yang menyatakan tidak ada hunungan antara pola makan
dengan kejadian anemia dengan nilai p =0,11.
Remaja putri di SMA Pencawan yang pola makannya tidak teratur mengalami
kejadian anemia sebanyak 23 orang (69,7 %). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa kejadian anemia banyak dialami oleh remaja putri yang pola makannya tidak
teratur. Salah satu gejala yang ditimbulkan adalah cepat lelah, hal ini dikarenkan
produksi sel darah merah yang berkurang akan menurunkan pendistribusian
oksigen, dimana oksigen sangat penting dalam proses pembentukan energi agar
produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori Mery Adriani , 2012 yang menyatakan
bahwa pola makan seseorang dan perubahan gaya hidup pada remaja bisa
mempengaruhi angka kejadian anemia pada remaja , dalam hal ini pola makan
dinilai dari frekuensi makanan, jenis makanan dan jumlah makanan .
Selain faktor pola makan yang tidak teratur ada faktor faktor lain yang menjadi
penyebab anemia antara lain siklus menstruasi pada wanita hal ini bisa dilihat dari
masih ada remaja wanita dengan pola makan yang teratur tetapi mengalami anemia
sebanyak 8 orang (47,1%). Tetapi Pada penelitian ini masih ditemukannya remaja
putri degan pola makan tidak teratur yang tidak mengalami anemia sebanyak 10
orang ( 30,3 %).
Hal ini sesuai dengan teori Dodik Briawan, 2012 yang menyatakan faktor- faktor
penyebab anemia antara lain remaja putri pada umumnya lebih sering
mengkonsumsi makanana nabati yang mengandung sedikit kandungan zat besi.
Setiap hari manusia kehilangan 0,6 mg zat besi terutama saat mengeluarkan feses.
Remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga kehilangan 1,3 mg zat
besi setiap hari, oleh karena itu kebutuhan remaja putri akan zat besi lebih tinggi
dibandingkan dengan pria .
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Leny
Valentina Sinaga tahun 2013 berjudul Pengaruh pola makan terhadap kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Darma Pancasila Medan. Hasil penelitian
menunjukkan proporsi anemia remaja putri di SMA Dharma Pancasila adalah
23,0% dan ada pengaruh asupan zat besi terhadap anemia. Sedangkan asupan
protein folat, Vit C, konsumsi teh dan kopi tidak berpengaruh terhadap kejadian
anemia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018 dengan pola makan
yang tidak teratur sebanyak 69,7 % mengalami anemia
2. Remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018 yang mengalami
anemia sebesar 62,0 %
3. Tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan angka kejadian anemia
yaitu pola makan yang tidak teratur terhadap kejadian anemia pada remaja
putri kelas X dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018 dengan hasil uji chi-
square X²hitung 2,441 < nilai X²tabel : 3,84
B. Saran
1. Kepada pihak sekolah SMA Pencawan dan orang tua diharapkan bekerjasama
dengan pusat pelayanan kesehatan (puskesmas Medan Tuntungan ) khususnya
bidang gizi untuk memberikan penyuluhan rutin tentang anemia, pola makan yang
baik dalam mencegah anemia, menginformasikan sumber makanan yang
mengandung zat gizi khususnya sumber zat besi.
2. Bagi remaja putri diharapkan dapat meningkatkan pola makan yang lebih baik lagi
dengan lebih sering mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi lebih
tinggi dan mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana Merryana, SKM,M.Kes. dan Wirjadmadi Bambang, M.S. MCN,. PHD.2012.
Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana. Jakarta
Devegga, Merrynta.2017. Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada
Remaja Putri. Tugas Akhir. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya
Wacana. Salatiga
Gunatmaningsih, Dian. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia
Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Harian Analisa. 2017. Kejadian Anemia. Medan. 19 Oktober 2017
Marlena, Ida, 2015. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta
MB, Arisman, 2015. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
MCN, Briawan Dodik, 2014. Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Moh . Nazir,Ph.D. 2017.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia. Bogor
Notoatmojo, Soekidjo, Prof.Dr.2012. Metodologi Penelitian Kesehatn. Rineka Cipta
.Jakarta
Poilteknik Kesehatan Medan, 2017. Pedoman Penyusunan Skripsi Prodi D-IV
Kebidanan . 2017/2018.Medan. Prodi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Medan
Sinaga, Leni Valentina. 2013. Pengaruh Pola Makan Terhadap Kejadian Anemia
Pada Remaja. Tesis. Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara . Medan
Tejasari . 2016. Nilai Gizi Pangan.Graha Ilmu.Yogyakarta
Yuni, Natalia Erlina . 2017. Kelainan Darah. Nuha Medika.Yogyakarta
PERNYATAAN
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA
PUTRI DI SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN 2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2018
Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren
NIM.P07524414056
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren
NIM : P07524414056
Program Studi : D-IV Kebidanan
Jurusan : Kebidanan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA
Pencawan Medan Tahun 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pengkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikianpernyataaninisayabuatdengansebenarnya.
Dibuat di :Medan
Pada Tanggal :Agustus 2018
Yang menyatakan
(Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren)
KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN
Judul : Hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di
SMA
Pencawan Medan tahun 2018
Peneliti : Yolanda Risky Oktavien Br. Ketaren
Kode Responden :
Kuesioner diisi langsung oleh responden atau dibantu oleh peneliti sebagai
pedoman wawancara dalam mengumpulkan data.
Tuliskan secara singkat atau berikan tanda (√) pada kotak yang sesuai dengan
pilihan anda.
Data Demografi
1. Nama :
2. Usia : tahun
3. Kelas : X XI
4. Anemia : Ya Tidak
Pola Makan
Ya Tidak
1 Apakah anda makan sebanyak 3 kali dalam sehari ?
2 Apakah pola makan (sarapan, makan siang, makan malam )
anda berjalan secara teratur ?
3 Apakah anda selalu sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah ?
4 Apakah anda selalu sarapan pagi sebelum jam 07.00 pagi ?
5 Apakah menu sarapan anda di dominasi oleh karbohidrat ?
6 Apakah anda mengkonsumsi susu setiap hari ?
7 Apakah anda mengkonsumsi suplemen/ vitamin di pagi hari ?
8 Apakah sarapan pagi berpengaruh di aktifitas anda di pagi hari
?
9 Apakah anda sering merasa lemas jika tidak sarapan di pagi
hari ?
10 Apakah sarapan pagi menyita waktu anda di pagi hari ?
11 Dengan sarapan pagi, apakah anda lebih berkonsentrasi ketika
belajar di sekolah ?
12 Apakah anda selalu membawa bekal makan siang dari rumah
untuk makan di sekolah ?
13 Apakah anda sering jajan di sekolah ?
14 Apakah anda selektif dalam memilih jajanan di sekolah?
15 Apakah anda sering mengkonsumsi mie instan ?
16 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast
food) ?
17 Apakah anda mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari ?
18 Apakah anda sudah mengkonsumsi air putih sebanyak 2,5 liter
setiap harinya ?
19 Menurut anda apakah makanan yang anda konsumsi sudah
memenuhi kriteria “4 sehat 5 sempurna “ ?
20 Apakah anda sering telat makan ?
21 Apakah anda aktif dalam kegiatan organisasi/ekstrakulikuler di
sekolah ?
22 Apakah anda memiliki kegiatan lain (les, kursus ,dll) diluar
kegiatan sekolah ?
23 Apakah kegiatan tersebut (ekstrakulikulikuler, organisasi, les,
dll) mempengaruhi pola makan anda ?
24 Apakah anda selalu menjaga / mengusahakan agar pola
makan anda tetap teratur ?
25 Setujukah annda jika pola makan yang baik berpengaruh
terhadap aktifitas sehari-hari anda ?
BIODATA PENELITI
NAMA : YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN NIM : P07524414056 TTL : RAYA, 12 OKTOBER 1996 AGAMA : KRISTEN ALAMAT : DESA RAYA DUSUN I KEC. BERASTAGI KAB.KARO NO.HP : 082276653606 NAMA ORANGTUA
AYAH : Drs.YUSNEDI KETAREN IBU : Dra. RISMAWATI
PEKERJAAN ORANG TUA AYAH : PETANI NO.HP : 085361056876 IBU : PNS NO.HP : 085262593718
PESAN :PENGETAHUAN DIPEROLEH DENGAN BELAJAR,
KEAHLIAN DIPEROLEH DENGAN BERLATIH, HIKMAT DIPEROLEH DENGAN BERPIKIR, KEBIJAKSANAAN BISA KARENA USAHA , DAN DOA LAH YANG MENJADI DASAR DARI SEGALA SESUATU YANG KITA HARAPKAN
KESAN :4 TAHUN BERADA DI TEMPAT INI MEMBUAT
SAYA DITEMPAH UNTUK SEKALIPUN TIDAK SUKA DENGAN APA YANG TERJADI TETAPLAH BERUSAHA UNTUK MEMBERI YANG TERBAIK DAN MENCINTAI HAL TERSEBUT KARENA SEMUA SUDAH ADA YANG ATUR (HE HAS MADE EVERYTHING BEAUTIFUL IN ITS TIME)
RIWAYAT PENDIDIKAN
No TahunPendidikan Penndidikan
1 2001-2002 TK GBKP MasehiBerastagi
2 2002-2008 SD INPRES Gundaling I Berastagi
3 2008-2011 SMP Negeri 2 Berastagi
4 2011-2014 SMA Negeri 2 Kabanjahe
5 2014-2018 D IV KebidananPoliteknikKesehatanKemenkes RI Medan