skripsi hubungan pola makan dengan angka kejadian anemia

66
SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN 2018 YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN P07524414056 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV T/A.2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN

ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA PENCAWAN MEDAN

TAHUN 2018

YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN

P07524414056

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

T/A.2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

DI SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma IV

YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN

P07524414056

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV T/A. 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, 17 JULI 2018 YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN P0752414056 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Pencawan Medan Tahun 2018 vii + 32 Halaman + 8 Tabel + 10 Lampiran

ABSTRAK

Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Remaja beresiko terkena anemia dan berakibat terganggunya tumbuh kembang remaja putri. Berdasarkan survei awal di SMA Pencawan Medan, sebagian remaja putri terkadang tidak sempat sarapan pagi,mengkonsumsi makanan cepat saji melakukan pembatasan jumlah dan frekuensi makanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap kejadian anemia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Pencawan Medan, bulan Mei-Juni 2018. Populasi adalah seluruh remaja putri SMA Pencawan Medan dan sampel sebanyak 50 orang.. Analisa data dengan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi anemia remaja putri di SMA Pencawan Medan adalah 62,0%, dan tidak ada hubungan (p=0,137) terhadap kejadian anemia. Remaja putri yang asupan zat besinya tidak tercukupi mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami anemia dibanding dengan remaja putri yang asupan zat besinya cukup. Pencegahan anemia pada remaja putri dilakukan dengan pengarahan yang melibatkan pihak sekolah,orang tua,dan pihak kesehatan (Puskesmas Medan Tuntungan) sehingga remaja putri tahu dan menyadari pentingnya pola makan, khususnya meningkan konsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi. Kata Kunci : Pola Makan, Anemia, Remaja Putri Daftar Bacaan :2012-2016

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga dapat terselesaikannya skipsi Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian

Anemia Pada Remaja Putri SMA Pencawan Medan Tahun 2018 sebagai salah

satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Kebidanan Program Studi

Kebidanan Medan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan. Dalam hal

ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu

padakesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dra. Hj. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes RI Medan.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selakuKetua Jurusan Kebidanan Poltekes

Kemenkes RI Medan.

3. Yusniar Siregar SST, M.Kes selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan.

4. Efendi Sianturi SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Julietta Hutabarat SST, S.Psi,M.Keb selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan danar ahan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Evi Desfauza, SST, M.Kes selaku ketua penguji yang telah bersedia menguji

sehingga skripsi ini terselesaikan

7. Yulina Dwi Hastuty S.Kep, Ners, M.Biomed selaku dosen pembimbingak ademik

8. Kepala SekolahSMA Swasta Pencawan Medan

9. Bapak/ Ibu guru, pegawai, pengurus Yayasan Pencawan Medan

10. Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Pencawan Medan

11. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta Ayahanda Ir. Yusnaidi Ketaren dan

Ibunda Dra. Rismawati Sianturi yang memberikan cinta kasih yang tulus dalam

mendidik, membesarkan, mendampingi dukungan moril dan kepercayaan yang

selalu membawa nama penulis dalam setiap doa-doanya

12. Teristimewa untuk adik kandung penulis Ade Mikael Ardhana Ketaren dan

Reinhard Gabriel March Ketaren yang selalu member dukungan dan doa

13. Teristimewa untuk keluarga besar “ KETAREN dan keluarga besar SIANTURI”

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

14. Terkhusus untuk kakak dan abang angkat penulis Lidia Agustina Napitupulu dan

Jonathan yang selalu mendukung penulis dalam doa

15. Teruntuk sahabat sahabat penulis Mairida Hasanah, Desi Simpan Hati, Rika

Wita, Welan Sari,Nadyah, Larasati, Atiya, Mahliza dan Febriani

16. Teruntuk kakak dan abang penulis, Ruth Hena , Bertalina, Debby, Sartika, Iva,

Darlia, Eka, Gresna, Theresia Banjarnahor, David ,Anastaya, Eljo, Herman,

Krisman dan Keluarga Besar YOUTH GBI Medan Plaza Rayon IV yang selalu

mendukung penulis dalam doa

17. Teruntuk adik adik penulis Eninta, Novita, Yestika, Ruth , Ala Rezekika , Siska ,

FitaVivi, Elsa, Sonya, Meike, Sarma Uhur,Putri Krisna, Lidia Sinaga ,Tripena,

Roida, Eva, Kamboja17, Dame, Herti, Grace, Putri, Siti Sundari, Fitri, dan Ama

18. Seluruh Teman-teman Diploma IV Angkatan I jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Memberikan balasan pahala atas segala amal baik

yang telah diberikan dan semoga Skripsi ini berguna bagi semua pihak yang

memanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2018

Penulis

Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR........................................................................................... I

DAFTAR ISI........................................................................................................ Iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. V

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………… Vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... Vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah........................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum........................................................................................... 3

C.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………..... 4

E. Keaslian Penelitian.......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka............................................................................................. 6

B. Kerangka Teori................................................................................................ 17

C. Kerangka Konsep........................................................................................... 17

D. Definisi Operasional........................................................................................ 18

E. Hipotesis........................................................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 19

B. Lokasi danWaktu Penelitian.......................................................................... 19

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 19

D. Jenisdan Cara Pengumpulan Data............................................................ 21

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

E. Alat Ukur dan Penelitian.dan Bahan Penelitian.......................................... 22

F. Uji Validitas Dan Reabilitas ………............................................................. 22

G. Prosedur Penelitian.................................................................................... 23

H. Analisis dan Pengolahan Data................................................................... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil...........................................................................................................

B. Pembahasan.............................................................................................

B AB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………

B. Saran ………………………………………………………………………......

26 27

32

32

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Batasan Anemia Menurut WHO……………………...……….......................................... 7

Tabel 2.2 AKP yang dianjurkanPadaWanita …………………...…………………………………. 12

Tabel 2.3 Definisi Operasional ………...……................................................................................. 18

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Dan Angka Kejadian Anemia Remaja Putri Kelas X

dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018……………….……..........................................

26

Tabel 4.2Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas X da XI di

SMA PencawanTahun 2018..........................................................................................

27

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

DAFTAR GAMBAR

Hal

Kerangka Teori……………………...……….................................................................................... 17

Kerangka Konsep…………………...…………………………………………….…………………….. 17

Prosedur Penelitian ……………………...……................................................................................. 23

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Survei Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Survei Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Output Komputerisasi

Lampiran 8 Kuesioner

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 10 Riwayat Penulis

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menyerang

Indonesia. Tanpa mengenal batas usia dan jenis kelamin anemia dapat diderita oleh

siapapun tanpa disadari. Anemia didefenisikan suatu keadaan kadar Hemoglobin

(Hb) di dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal untuk kelompk umur dan

jenis kelamin (Merryana Adriani, 2015 )

Penyebab anemia paling umum terjadi adalah defisiensi zat besi. Kehilangan

darah yang menetap akibat penyakit infeksi akut dan kronis (diare, malaria, HIV).

Diet yang tidak terkontrol untuk menurunkan berat badan, asupan zat gizi yang

kurang /tidak mencukupi dan hambatan absorb zat besi. ( Dodik Briawan, 2012 )

Menurut World Health Organization (WHO), 2013 prevalensi anemia dunia

sekitar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja 10-19 tahun sekitar 50,9% laki-laki

dan 49,1% perempuan.

Menurut data hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.

Prevalensi anemia di Indonesia sebanyak 75,9% pada remaja putri. Menurut data

hasil Riskesdas tahun 2013. Prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan

penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 18,4% penderita berumur 10-19

tahun sekitar 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014).

Menurut Dinas Kesehatan Sumatera Utara, tahun 2017, di Sumatera Utara

sendiri ada 322 ribu remaja putri mengalami gejala anemia. Data dari Riskesdas

2013 angka anemia di Sumatera Utara cukup tinggi yaitu 25 % dan jumlah remaja

putrid 1.329.920 jiwa. Kejadian anemia ini banyak terjadi di daerah Binjai, Langkat,

Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi (Harian Analisa, 2017).

Anak Indonesia merupakan generasi penerus untuk melanjutkan kegiatan

pembangunan bangsa. Sudah seharusnya bangsa perlu mendapatkan pembinaan

dan peningkatan taraf kesehatannya agar kelangsungan hidup dan perkembangan

fisik maupun mental yang dikenal dengan tumbuh kembang yang optimal. Remaja

merupakan aset bangsa untuk terciptannya generasi mendatang yang baik. Masa

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

remaja atau addescence adalah waktu terjadiya perubahan-perubahan yang

berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial atau tingkah

laku. ( Arisman, MB , 2012 )

Pada remaja wanita puncak pertumbuhan terjadi sekitar 12-18 bulan.

Sebelum mengalami menstruasi pertama, atau sekitar usia 10-14 tahun

pertumbuhan tinggi badan terus berlangsung selama 7 tahun setelah mentruasi.

Maksimal tinggi badan wanita diperoleh paling awal pada usia 16 tahun, atau paling

akhir 23 tahun. Beberapa tahun setelah selesai pertumbuhan gingi badan (2-3

tahun), tulang pinggul masih tumbuh sedangkan puncak masa tulang akan tercapai

hingga usia 23 tahun. ( Merryana Adriani,2015 )

Kebutuhan zat besi terabsorpsi pada remaja wanita diperkirakan 1,9 mg (hari

berdasarkan rata-rata kebutuhan untuk tumbuh 0,5 mg. Dalam keadaan basal 0,75

mg dan kehilangan darah saat menstruasi 0,6 mg. Apabila AKG zat besi 15 mg/hari,

dengan asumsi penyerapan zat besi 10-15 % akan menghasilkan asupan zat besi

sekitar 1,5-2,2 mg/hari. Jumlah ini cukup untuk mempertahankan keseimbangan zat

besi di dalam tubuh termasuk untuk penyimpanan sebesar 300 mg (Krammel & Kris-

Etherton, 1996 dalam Arisman, MB, 2012)

Anemia pada remaja putri merupakan masalah gizi yang diperhatikan oleh

tenaga kesehatan. Pola makan, tingkah laku aktifitas fisik dan pembatasan jenis

makanan dengan cara berdiet dilakukan oleh para remaja putri dan tekanan sosial

juga mempengaruhi agar mereka tampak menarik. (Mery Adriani, 2015 )

Pemilihan makanan pada remaja putri sering dipengaruhi oleh tingkat sosial

teman. Sebaya, media massa yang memiliki budaya bahwa mereka harus memiliki

tubuh langsing. (Khomsan, 2003,dikutip oleh Ida Marlena dlam buku dasar- dasar

ilmu gizi dlam keperawatan tahun 2015). Tidak sedikit survei yang mencatat

ketidakcukupan asuh an zat gizi besi pada remaja. Khususnya pada remaja putri

akibat pada makan dan diet yang tidak tepat. Penelitian yang dilakukan oleh Dian G

tahun 2007 menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan

kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan oleh Lenny Sinaga

tahun 2013 menyatakan ada hubungan pola makan dengan anemia pada remaja

putri.

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di SMA Pencawan

Medan, pada Januari 2018 . Diketahui dari 30 siswa, ada 15 siswa yang setiap pagi

sarapan, ada 10 siswa yang mengatakan sarapan tapi kadang – kadang, ada 5

siswa yang sama sekali tidak sarapan, dan diantara 30 siswa ini ada 12 siswa

yang sedang melakukan pembatasan jumlah konsumsi makanan setiap harinya.

Mengingat tingginya prevalensi anemia pada remaja yang akan memberikan

efek negatif terhadap kesehatan tumbuh kembang remaja. Yang berdampak pada

terganggungnya kesehatan reproduksi yang berdampak pada fertilitas dan

penurunan daya tahan tubuh. Penurunan konsentrasi belajar. Sehingga

mengakibatkan rendahnya sumber daya manusia. Berangkat dari permasalahan

tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan pola makan dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMA Pencawan Medan tahun 2018.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja

putri Kelas X dan XI di SMA Pencawan Medan Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada

remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan Medan Tahun 2018.

C.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola makan remaja putri kelas X dan XI yang anemia di SMA

Pencawan Medan tahun 2018

2. Untuk mengetahui angka kejadian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di

SMA Pencawan Medan tahun 2018

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

3. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja

putri kelas X dan XI di SMA Pencawan Medan tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Pihak Sekolah

Memberikan gambaran tentang efek kejadian anemia terhadap proses belajar

mengajar dan prestasi belajar siswinya

2. Bagi Jurusan Kebidanan

Sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi tentang ilmu

kesehatan bagi masyarakat khususnya mengeai anemia pada remaja putri.\

D.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

Sebagai salah satu acuan untuk menentukan lagkah- langkah strategis dalam

penanggulangan anemia pada remaja putri

2. Bagi Remaja Putri

Memberikan informasi kepada remaja khususnya remaja putri pentingnya zat besi

bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja.

3. Bagi Peneliti

Sebagai saranan pembelajaran melakukan penelitian ilmiah sekaligus

mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat selama perkuliahan dan semoga

penelitian ini bias bermanfaat bagi peneliti selajutnya

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Leny Valentina Sinaga tahun 2013 berjudul

Pengaruh pola makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri di SMA

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Darma Pancasila Medan. Dengan rancangan penelitian cross sectional, variabel

bebaspola makan, konsumsi the dan variabel terikat Anemia. Hasil penelitian

menunjukkan proporsi anemia remaja putri di SMA Dharma Pancasila adalah

23,0% dan ada pengaruh asupan zat besi terhadap anemia. Sedangkan asupan

protein folat, Vit C, konsumsi teh dan kopi tidak berpengaruh terhadap kejadian

anemia.

2. Penelitian yang dilakukan oleh berjudul analisis pola makan dan anemia gizi besi

di kota Bengkulu. Dengan rancangan penelitian cross sectional, variabel bebas

pola makan, dan variabel terikat anemia. Hasil penelitian menunjukkan proporsi

anemia remaja putri di SMA Dharma Pancasila adalah 43,0% dan tidak ada

hubungan pola makan terhadap anemia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren tahun 2018

berjudul Hubungab Pola Makan dan Diet Terhadap Kejadian Anemia Pada

Remaja Putri di SMA Pencawan Medan . Dengan rancangan penelitian cross

sectional, variabel bebas pola makan dan diet dan variabel terikat anemia.

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia

A.1 Defenisi Anemia

Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia, yang

tidak hanya terjadi di Negara berkembang tetapi juga di Negara maju. Penderita

anemia diperkirakan dua miliar,dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan

Afrika. Bahkan WHO menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah

kesehatan terbesar di abad modern ini. Kelompok yang berisiko tinggi menderita

adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah dan remaja. Meskipun

demikian kelompok pria juga tidak terlepas dari kejadian anemia. Anemia

merupakan masalah gizi yang paling utama di Indonesia. ( Dodik Briawan, 2012)

A.2 Klasifikasi Anemia

Klasifikasi dari anemia disampaikan Kodiyat,2000 dikutip oleh Dodik Briawan,

2012 , menggolongkan anemia menjadi dua tipe ,yaitu anemia gizi dan anemia non

gizi dIbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Anemia pernisiosa merupakan anemia yang disebabkan defisiensi vitamin B12

dalam darah

2. Anemia defesiensi folat (asam folat) yang disebabkan defisiensi asam folat di

dalam darah.

3. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan defisiensi besi di dalam

darah

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

A.3 Batasan Anemia Tabel 2.1 Batasan Anemia Menurut WHO

Kelompok Batas Normal

Anak Balita 11 gr %

Anak Usia Sekolah 12 gr %

Wanita Dewasa 12 gr %

Laki-laki Dewasa 13 gr %

Ibu Hamil 11 gr %

Sumber : WHO/UNICEF/ UNU,1997 dikutip oleh Natalia Erlina Yuni dalam buku

kelainan darah tahun 2017 hal 69

A.4 Gejala Anemia

Gejala anemia secara umum (Dodik Briawan, 2012 )

1. Cepat lelah

2. Pucat ( kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan)

3. Jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan

4. Nyeri dada

5. Napas tersenggal/ pendek saat melakukan aktifitas ringan

6. Pusing dan mata berkunang

7. Cepat marah

8. Tangan dan kaki dingin atau mati rasa

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

A.5 Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada

Remaja Putri

Penyebab utama anemia dalam tubuh adalah pola konsumsi,terutama wanita

yang kurang mengkonsumsi makanan sumber hewani yang daya serapnya > 15%. (

Dodik Briawan, 2012 ) Pada umumnya anemia sering terjadi pada wanita dan

remaja putri daripada pria hal ini di karenakan:

1. Wanita dan remaja putri pada umumnya lebih sering mengkonsumsi makanan

nabati yang kandungan zat besinya sedikit dibandingkan dengan makanan

hewani sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

2. Remaja putri biasanya lebih ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan

makanan.

3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg di ekstraksi, khususnya melalui

feses.

4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ±1.3 mg

per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.

Penyebab anemia gizi pada remaja putri juga dapat terjadi karena asupan besi

yang tidak cukup, kehilangan darah yang menetap, penyakit dan kebutuhan

meningkat yaitu sebagai berikut :( Natalia Erlina Yuni , 2017)

1. Asupan zat besi yang tidak cukup

Pada masa remaja, yang merupakan masa penting dalam pertumbuhan.

Apabila makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat besi dalam jumlah

cukup, maka kebutuhan terhadap zat besi tidak terpenuhi, ini dikarenakan

rendahnya kualitas dan kuantitas zat besi pada makanan yang kita konsumsi.

Kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan serta lauk pauk akan

meningkatkan resiko anemia zat besi.

Remaja yang belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan

masih dalam masa pencarian identitas diri, cepat dipengaruhi lingkungan.

terutama Keinginan memiliki tubuh yang langsing, membuat remaja membatasi

makan. Aktivitas remaja yang padat menyebabkan mereka makan di luar rumah

atau hanya makan makanan ringan, yang sedikit mengandung zat besi , selain itu

dapat menggangu atau menghilangkan nafsu makan.

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

2. Defisiensi asam folat

Pemberian asam folat sebesar 35% menurunkan risiko anemia. Defisiensi

asam folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA, akibatnya terjadi

perubahan morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah diri

seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus, vagina

dan serviks. Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan

anemia megaloblastik dan gangguan darah lainnya, peradangan lidah dan

gangguan saluran cerna.

3. Kehilangan darah ( zat besi )

Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia yang

disebabkan oleh :

a. Pendarahan saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis,

varises, esophagus dan hemoroid. Selain itu pendarahan juga dapat berasal

dari saluran kemih seperti hematuri, pendarahan pada saluran nafas seperti

hemaptoe. ( Dodik Briawan, 2012 )

b. Kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang

menyebabkan pendarahan pada dinding usus, akibatnya sebagian darah

akan hilang dan akan dikeluarkan bersama tinja. Setiap hari satu ekor cacing

tambang akan menghisap 0.03 sampai 0.15 ml darah dan terjadi terus

menerus sehingga kita kan kehilangan darah setiap harinya, hal ini yang

menyebabkan anemia.

c. Penyakit (Sindrom Malabsorbsi)

Penyakit yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia seperti gastritis, ulkus

peptikum dan diare.

d. Kebutuhan tubuh terhadap zat besi yang meningkat

Kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dari pria karena terjadi menstruasi

dengan pendarahan sebanyak 50-80 ccc setiap bulan dan kehilangan zat

besi sebesar 30-40 mg. Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih

banyak melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

dibandingkan dengan wanita dengan usia aman dengan usia reproduksi

aman untuk hamil. Penambahan berat badan yang tidak adekuat lebih sering

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

terjadi pada orang yang ingin kurus , ingin menyembunyikan kehamilannya,

tidak mencukupi sumber makanannya.

A.6 Akibat Anemia Gizi Besi

Pada remaja menurunkan konsentrasi dan niat belajar. Menurut tingginya

anemia pada remaja ini kan berdampak pada prestasi belajar siswa karena anemia

pada remaja akan menyebabkan daya konsentrasi menurun sehingga

mengakibatkan menyebabkan prestasi belajar menurun. Sedangakan pada

kesehatan reproduksi remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan

wanita dengan usia aman dengan usia reproduksi aman untuk hamil.( Natalia Erlina,

2017 )

B. Zat Besi

B.1 Defenisi Zat Besi

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama

diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin

(Hb). Heomoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritriosit berfungsi

penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin dan globin (1/3

berat Hb terdiri dari Fe) ( Dodik Briawan, 2012 )

Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro dan ferri. Konversi kedua

bentuk tersebut relatif mudah. Pada umumnya besi dalam bentuk ferri karena terikat

hemoglobin sedangakan pada proses transport transmembran, deposisi dalam

bentuk feritin dan sintesis heme, besi dalam bentuk fero. Dalam tubuh , besi

diperlukan untuk pembentukan kompleks besi sulfur dan heme. Kompleks besi sulfur

diperlukan dalam kompleks enzim yang berperan dalam metabolisme energi. Heme

tersusun atas cincin porfirin dengan atom besi di sentral cincin yang berperan

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

mengangkut oksigen pada hemoglobin dalam eritrosit dam mioglobin dalam otot.

(Merryana Adriani, 2015 )

B.2 Fungsi Zat Besi

Besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh : sebagai alat angkut

oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel,

dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh

Rata-rata kadar besi dalam tubuh sebesar 3-4 gram. Sebagian besar ( ± 2 gram )

terdapat dalam bentuk hemoglobin dan sebagian kecil (±130 mg) dalam bentuk

miglobin. Simpanan besi dalam tubuh terutama terdapat dalam hati dalam bentuk

feritim dan hemosiderin. Dalam plasma, transferin mengangkut 3 mg besi untuk

dibawa ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan mencapai 24 mg per hari. Sistem

retikuloendoplasmaakan mendegradasi besi dari eritrosit untuk dibawa kembali ke

sumsum tulang unuk eritropoesis. ( Dodik Briawan 2012 )

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah

(hemogobin). Selain itu, mineral juga berperan sebagai komponen untuk membentuk

miglobin (protein yang membawa oksigen ke otot ), kolagen ( protein yang terdapat

di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga

berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.( Merryana Adriana, 2015)

B.3 Sumber Zat Besi

Sumber zat besi adalah makan heawani, seperti daging, ayam dan ikan. Sumber

baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan

beberapa jenis buah. Di samping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi di

dalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik. Pada umumnya besi dalam

daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam

serealia dan kacang- kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi

dalam sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi,

seperti bayam mempunyai ketersediaaan biologik yang rendah. Sebaiknya

diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber

besi bersal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lainyang dapat

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

membantu sumber absorbsi. Berikut bahan makanan sumber besi.( Dodik Briawan,

2012 )

B.4 Kebutuhan Zat Besi Pada Remaja

Kebutuhan besi dalam badan sangat kecil yaitu 35 mg/Kg berat badan wanita

atau 50 mg/Kg berat badan pria. Besi dalam badan sebagian terletak dalam sel-sel

darah merah sebagai sebuah heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah

atom besi. Dalam satu molekul hemoglobin terdapat empat heme. Besi juga terdapat

dalam sel-sel otot, khususnya dalam mioglobin ( Merryana Adriani, 2015 )

Kebutuhan zat besi pada seseorang sangat sangat bergantung pada usia dan

jenis kelamin. Kebutuhan zat besi pada wanita lebih banyak daripada laki-laki karena

wanita mengalami menstruasi setiap bulan. Wanita hamil, bayi dan anak-anak lebih

beresiko unyuk mengalami anemia zat besi daripada yang lainnya. Berikut

kebutuhan zat besi yang terserap menurut umur pada wanita. Kebutuhan besi dalam

badan sangat kecil yaitu 35 mg/Kg berat badan wanita atau 50 mg/Kg berat badan

pria. Besi dalam badan sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai sebuah

heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi. Dalam satu molekul

hemoglobin terdapat empat heme. Besi juga terdapat dalam sel-sel otot, khususnya

dalam mioglobin. ( Dodik Briawan,2012 )

C. Protein

Protein adalah molekul yang terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang

terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Protein mempunyai fungsi membangun

serta memelihara sel-sel dalam jaringan tubuh dan sintesis porfirin nukleus

hemoglobin. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik karena

memiliki susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan

manusiadibandingkan dengan sumber protein dari bahan makanan nabati Protein

berfungsi sebagai zat pembangun yang berperan penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan kecerdasan seseorang. Kebutuhan protein bagi remaja tergantung

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

pada tingkat pertumbuhan individu.Remaja berisiko kekurangan protein karena pola

konsumsi makan yang salah dengan membatasi masukan makanan karena ingin

menurunkan berat badan atau diet vegetarian. Makanan sumber protein berasal dari

bahan makanan hewani yaitu telur, daging, ikan, unggas, susu serta hasil olahannya

seperti keju sedangkan kacang-kacangan, tempe dan tahu merupakan sumber

protein nabati. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi

terhambat sehingga akan terjadi defisiensi zat besi, disamping itu makanan yang

tinggi protein terutama yang berasal dari hewani banyak mengandung zat besi.(

Tejasari , 2016 )

Tabel 2.2 Angka Kecukupan Protein yang Dianjurkan Pada Remaja Wanita

Golongan Umur AKP (Gram )

10-12 tahun 50

13-15 tahun 57

16-18 tahun 50

19-29 tahun 50

Sumber : DR. Merryana Adriani dalam buku pengantar gizi masyarakat tahun 2013 hal 41

D. Remaja

Masa remaja merupakan periode pertumbuhan anak-anak menuju proses

kematangan manusia dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan fisik, biologis, dan

psikologis yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik yang terjadi akan

memengaruhi status kesehatan dan nutrisinya.Ketidakseimbangan antara asupan

zat gizi dan kebutuhannya akan menimbulkan masalah gizi baik berupa masalah gizi

lebih maupun gizi kurang. Banyak kasus kesehatan saat dewasa ditentukan oleh

kebiasaan hidup sehat sejak usia remaja. Status gizi yang optimal pada usia remaja

dapat mencegah penyakit yang terkait dengan diet pada usia dewasa.(Dodik

Briawan, 2012)

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.

Walaupun batasan tersebut didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita,

batasan ini berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia tersebut

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.

Remaja yang masih dalam mencari identitas diri, seringkali mudah tergiur oleh

modernisasi dan teknologi yang mempengaruhi konsumsi makanan pada remaja

yang condong melihat ke makanan yang cepat saji dari pada kandungan gizi yang

ada di dalamnya. Salah satunya adalah fast food. Fast food adalah makanan cepat

saji yang diperoleh dari makanan luar rumah yang disajikan dengan sediki twaktu

dan tidak perlu menunggu waktu lagi sejak makanan dipesan sampai makanan di

pesan. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia bias mempengaruhi

pola makan pada remaja. Beberapa tahun terakhir banyak tempat untuk pembelian

fast food di beberapa kota besar di Indonesia baik di Mall ataupun di pinggir jalan.

Fast food juga ditawarkan dengan harga yang terjangkau oleh kantong-kantong

remaja, kebiasaan mengkonsumsi fast food juga sudah menjadi gaya hidup bagi

remaja. Fast food umumnya mengandung lemak, kolestrol, garam dan energi yang

sangat tinggi. Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur jadi pola makan,

akan berdampak negatif pada keadaan gizi pada remaja. Hal inilah yang

menyebabkan remaja putri sangat beresiko tinggi untuk menderita anemia.

Kurangnya kesiapan secara mental dan fisik pada remaja putri akan member

dampak pada keturunan yang akan dihasilkan.(Ida Marlena, 2012 )

E. Pola Makan

Pola makan adalah tingkah laku atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhannya kana makan yang meliputi sikap, kepercayaan dab pemilihan

makanan Makanan merupakan kebutuhan bagi makhluk hidup , makanan yang

dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai jenis pengolahannya. Seorang remaja

biasanya telah mempunyai kebiasaan terhadap pilihan makanan sendiri yang telah

ia senangi dan pada masa remaja telah terbentuk kebudayaan makan tergantung

pengalaman dan respon terhadap lingkungannya.( Merryana Adriani, 2012 )

Dikutip oleh Merryana Adriani dalam buku Pengantar Gizi Masyarakat.

Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase remaja. Pada

fase ini fisik seseorang terua berkembang, demikian pula aspek sosial maupun

psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak ragam

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan yang

akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh pada keadaan gizi

seorang remaja Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan, ada 2 faktor

yang mempengaruhi kebiasaan makan yaitu :

1. Faktor Ekstrinsik yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia, yang

terdiri dari lingkungan alam, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial , lingkungan

budata dan agama.

2. Faktor Intrinsik, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang

terdiri dari asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit,

penilaian lebih terhadap mutu makanan dan pengetahuan gizi.

E.1. Pola Makan Remaja

Makanan merupakan kebutuhan bagi hidup manusia, makanan yang dikonsumsi

beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Pada masyarakat dikenal pola

makan dan kebiasaan makan dimana seseorang/sekelompok orang tinggal.Salah

satu fungsi utama makanan adalah memberikan energi. Energi itu tidak hanya

diperlukan untuk aktivitas atau kegiatan berat tetapi juga untuk berfungsinya organ-

organ tubuh. Jumlah energi yang dicerna dari makanan diukur dalam kalori dan

kebutuhan kalori harian seorang seorang akan bergantung pada usia, jenis kelamin,

tingkat kegiatan, laju metabolisme dan iklim dimana seorang tinggal. Setiap

manusia, membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya,sikap manusia

terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan respon-

respon yang diperlihatkan orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak.

Seorang remaja biasanya telah mempunyai pilihan makanan sendiri yang ia telah

senangi dan pada masa remaja telah terbentuk kebudayaan makan tergantung

pengalamam dan respon terhadap lingkungannnya. ( Ida Marlena,, 2012 )

Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase

remaja.Pada fase ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial

maupun psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak

ragam gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan

makanan apa yang akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh

pada keadaan gizi seorang remaja. Pola makan individu dalam keluarga memiliki

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

proses yang mengahasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai

dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya. Kebiasaan makanan adalah

tingkah laku atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan

yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. ( Ida Marlena, 2012 )

Dimasa remaja akan terdapat banyak situasi yang berbahaya yang

memungkinkan seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih. Dan pada

masa remaja kegiatan maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh

jumlah konsumsi makanan yang kurang maupun lebih.Salah satu hal yang paling

penting yang harus dilakukan remaja agar selalu sehat bukan hanya untuk saat itu

tetapi juga menunjang kesehatan seumur hidupnya adalah mengkonsumsi makanan

yang bergizi. ( Ida Marlena, 2012 )

Pada masa pertumbuhan tubuh remaja sangat membutuhkan protein, vitamin

dan mineral. Jika remaja cukup makan, maka remaja tersebut tidak akan sakit. Ada

jenis-jenis makanan tertentu yang sangat penting bagi gadis remaja. Ketika ia mulai

mendapat menstruasi,tiap bulan ada sejumlah darah yang keluar. Remaja putri

tersebut akan menghadapi resiko anemia atau kurang darah. Darah haid harus

diganti dengan memakan buah buahan yang mengandung zat besi dan kalsium

untuk tulangnya kuat.( Ida Marlena, 2012 )

Perubahan gaya hidup pada remaja memiliki pengaruh signifikan terhadap

kebiasaan makan mareka. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak makan diluar

rumah dan lebih banyak pengaruh dalam memilih makanan yang akan dimakannya.

Mereka juga lebih suka mencoba-coba makanan baru, salah satunya adalah fast

food. Pola makan remaja yang perlu dicermati adalah tentang frekwensi makan,

jenis makanan dan jumlah makan.Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran

maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan.( Merry Adriani,

2012 )

E.2 Frekuensi Makan

Frekuensi makan adalah jumlah keseringan makan dalam sehari-hari baik

kualitatif dan kuantitatif.Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

alatpencernaan mulai dari mulut samapi usus halus. Lama makanan dalam

lambungtergantung sifat dan jenis makanan. Umumnya lambung kosong antara 3-4

jam. Makajadwal makan akan menyesuaikan dengan kosongnya lambung. Porsi

makan pagitidak perlu sebanyak porsi makan siang dan makan malam secukupnya

saja.Menu sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein dan lemak,

serta cukup air untuk mempermudah pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi.

( Merryana Adriani, 2012 )

E.3 Jenis Makanan

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,

dicerna,akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.

Menyediakanvariasi makanan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan

rasa bosan.Sehingga mengurangi selera makan.Menyususn hidangan sehat

memerlukanketerampilan dan pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersusun oleh

kombinasibahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat akan memberikan

hidangan sehatbaik secara kualitas maupun kuantitas.( Merryana Adriani, 2012 )

E.4 Tujuan makan

Secara umum, tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah memperoleh energi

yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak, mengatur

metabolisme tubuh serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan

penyakit. ( Merry Adriani, 2012 )

F. KerangkaTeori

Pola makan

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

f

G. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi

Akibat dari tidak

teratur makan

Asupan zat gizi yang

tidak seimbang,

menyebabkan anemia

pada remaja

Faktor Ekstrinsik

yang terdiri dari

Lingkungan, alam

sosial, budaya dan

agama

Faktor Intrinsik yang

terdiri dari asosiasi

emosional, keadaan

jasmani

Anemia Pada Remaja Putri

1. Pola Makan

Anemia pada

remaja putri

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

H. Defisi Operasional

Tabel 2.7 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Pola makan Pola makan adalah

tingkah laku remaja

putri untuk memeberi

jawaban terhadap hal-

hal yang berhubungan

dengan pola makan

yang meliputi

frekuensi makan, jenis

makanan, tujuan

makan, kebutuhan

cairan , makanan

cepat saji, hubungan

aktifitas dan pola

makan

Kuesioner 1. sesuai

apabila skor ≥

13

2. tidak sesuai

apabila skor ≤

12

Nominal

Anemia pada

remaja

Kadar Hemoglobin

(Hb) di dalam darah

lebih rendah dari pada

nilai normal

Melihat

kadar Hb

dengan uji

metode

digital

Hemoque

dengan

merek Easy

Touch

1. Ya jika

kadar Hb ≤ 12

gr%

2. tidak jika

kadar Hb

≥12gr%

Nominal

K. Hipotesis

Ada pengaruh pola makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

A.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik.

A.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan di SMA Pencawan Medan. Sekolah ini dipilih

karena belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan judul peneliti.

Sekolah ini memiliki siswa putri yang lebih banyak dibandingkan dengan remaja

putra dan banyak siswa yang tidak tinggal bersama orang tua dan cenderung

mengkonsumsi Fast Food. Dan dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti di SMA Pencawan Medan, pada Januari 2018 . Diketahui dari 30 siswa, ada

15 siswa yang setiap pagi sarapan, ada 10 siswa yang mengatakan sarapan tapi

kadang–kadang, ada 5 siswa yang sama sekali tidak sarapan, dan diantara 30 siswa

ini ada 12 siswa yang sedang melakukan pembatasan jumlah konsumsi makanan

setiap harinya.

B.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2018 sampai dengan Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel

C.1 Populasi

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri SMA Pencawan

Medan, kelas X dan XI, yang terdiri dari 140 orang kelas X dan 75 orang, kelas XI 65

orang . Jadi jumlah populasi secara keseluruhan adalah 140 orang.

C.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan secara

simple random sampling. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus

Lemeshow. ( Soekidjo Notoadmojo, 2012 ) Sebagai berikut

n = Z1-a/2 P (1-P)

d

Keterangan :

n = Besar sampel

Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( biasanya 95%=1,96)

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui

proporsinya, ditetapkan 50% (0,50)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10% (0,10), 5%

(0,05) atau 1% (0,01).

Maka diketahui :

a. Perkiraan proporsi 0,50

b. Presisi (d=0,5 )

c. Derajat Kepercayaan 95% ( Z1-a/2 =1,96)

Perhitungan

1.96 * 0,15 (1-0,15

n=

0,05

n = 49.98

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Jumlah sampel yang diambil adalah 50 orang . Dengan jumlah siswa yang diambil

setiap kelas sebagai berikut

Kelas X-MIA1 : 10 orang

Kelas X-MIA2 : 9 orang

Kelas X-IPS1 : 8 orang

Kelas XI- MIA1 :8 orang

Kelas XI-MIA2 : 7 orang

Kelas XI-IPS1 : 8 orang

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Jenis Data

1 Data Primer

1. Data anemia didapat dengan cara mengambil darah dengan menggunakan

metode digital Hemoque dengan merek Easy Touch

2. Data pola makan didapatkan melalui kuisioner

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh di SMA Pencawan Medan tahun 2018 yaitu

gambaran umum dan data jumlah siswa.

D.2 Cara Pengumpulan Data

Car mengumpulkan data yang dilakukan pada saat penelitian yang pertama

meminta izin penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian kepada Kepala Sekolah

SMA Pencawan Medan. Setelah izin diberikan ,peneliti meminta data siswi putri

kelas X dan XI dan gambaran umum di SMA Pencwan untuk tahun 2018.

Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan kepada siswi remaja putri tentang

tujuan penelitian.

Peneliti mendapatkan data pola makan siswa remaja putri menggunakan

lembar kuisioner yang diisi oleh siswa remaja putri . Setelah kuesioner diisi oleh

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

siswi remaja peneliti memeriksa kelengkapan jawaban untuk menghindari

kekurangan data dan memudahkan analisis data. Setelah kuisioner diisi dan

diperiksa kelengkapannya maka peneliti mengambil data untuk anemia yaitu

denngan mengecek haemoglolbin siswi tersebut dengan metode digital hemoque

dengan merek easy touch dan waktu intervensi yang dibutuhkan adalah 6 hari

dilakukan pada saat jam istirahat dan pada saat ada jam pembelajaran kosong

.Pengecekan Haemoglobin untuk satu orang remaja putri diperlukan waktu 3 menit

dengan keterangan sebagai berikut

1. Untuk kelas X MIA 1 pengecekan Hb dilakukan selama 30 menit dengan

jumlah siswi remaja putri 10 orang

2. Untuk kelas X-MIA2 pengecekan Hb dilakukan selama 27 menit dengan

jumlah siwi remaja putri 9 orang

3. Untuk kelas X-IPS1 pengecekan Hb dilakukan selama 24 menit dengan

jumlah remaja putri 8 orang

4. Untuk kelas XI-MIA1 pengecekan Hb dilakukan selama 24 menit dengan

jumlah remaja putri 8 orang

5. Untuk kelas XI-MIA2 pengecekan Hb dilakukan selama 21 menit dengan

jumlah remaja putri 7 orang

6. Untuk Kelas XI-IPS1 pegecekan Hb dilakukan selama 24 menit dengan

jumlah remaja putri 8 orang

E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ,

1. Uji kadar Hb dalam darah yang digunakan adalah metode digital hemoque

dengan merek Easy touch

2. Kuisioner pola makan adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden.

F. Uji Validitas dan Realibitas

a. Uji Validitas

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan kepada 50 siswa remaja putri kelas X

dan XI SMA Pencawan yang tidak termasuk sampel dalam penelitian. Dalam

penelitian uji realibilitas dengan menggunakan program SPSS 22 ditunjukkan

dengan membandingkan nilai r hitung > r tabel dengan tingkat kesalahan 0,05

dengan nilai r tabel 0, 278. Apabila r hitung > 0,278 maka variabel yang diteliti valid .

b. Realiabilitas

Uji realiabilitas dalam penelitian ini dilakukan kepada 50 siswa remaja putri kelas

X dan XI SMA Pencawan yang tidak termasuk sampel dalam penelitian. Dalam

penelitian uji realibilitas dengan menggunakan program SPSS 22 ditunjukkan oleh

besarnya nilai alpha.Hasil uji realibilitas tersebut menunjukkan variabel mempunyai

koefisien Alpha yang besar yaitu 0,826 sehingga dapat dikatakan bahwa setiap

variabel dalam kuesioner diatas adalah realibilitas

G. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian

1.Tahap

persiapan

penelitian

3.Tahap pengolahan

data

2. Tahap

pelaksanaan

penelitian

a) PembuataKuesioner

b) Permohonan izin

c) Penarikan sampel

metode statistik dengan

menggunakan bantuan

program aplikasi SPSS

for windows

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

H. Pengolahan dan Analisis Data

H.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi

1. Editing

Pada penelitian ini proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah

isian lembar kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di SMA

Pencawan Medan, sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

2. Coding

1. Peneliti mengobservasi pola makan siswa remaja

putri menggunakan lembar kuisioner dan siswa

remaja putri mengisi lembar kuisioner tersebut

2. Setelah kuesioner diisi oleh siswi remaja peneliti

memeriksa kelengkapan jawaban untuk

menghindari kekurangan data dan memudahkan

analisis data.

3. Setelah kuisioner diisi dan diperiksa

kelengkapannya maka peneliti mengambil data

untuk anemia yaitu denngan mengecek

haemoglolbin siswi tersebut dengan metode digital

hemoque dan waktu intervensi yang dibutuhkan

adalah 5 hari dilakukan pada saat jam istirahat dan

pada saat ada jam pembelajaran kosong

4. Pengecekan Haemoglobin untuk satu orang remaja

putri diperlukan waktu 3 menit

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya peneliti

melakukan peng’’kodean’’ atau ‘’coding’’, Peneliti memberi kode untuk

variabel independen yaitu pola makan kode 2 untuk pola makan tidak sesuai

dan kode 1 untuk pola makan tidak sesuai. Peneliti member kode untuk

variabel dependen yaitu anemia kode 1 untuk tidak anemia dan kode 2

=anemia.

3. Entry Data

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing remaja putri pada

kuisioner yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer.Pada penelitian ini untuk pengentrian data

menggunakan program SPSS 22

4. Cleaning Data

Pada saat proses memasukkan data hasil penelitian semua data dari setiap

sumber data yang telah selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,

kemudian lakukan pembetulan atau koreksi.

5. Scoring

Peneliti memberi nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan yang

diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang telah

ditentukan. Skor tertinggi pada penelitian ini adalah 60 untuk pola makan yang

teratur sedangkan nilai terendah adalah 29 untuk pola makan tidak teratu

6. Tabulating

Pada penelitian ini data-data hasil penelitian yakni pola makan dan anemia

dimasukkan ke dalam tabel-tabel sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah

data sesuai dengan kuesioner.

H.2 Analisa Data

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Analisa data dalam penelitian ini data diolah dengan bantuan komputer

menggunakan program SPSS 22.Adapun analisis data yang di gunakan antara lain

1. Analisis univariate

Pada penelitian ini variabel penelitian yang diteliti adalah pola makan dan angka

kejadian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018

yang bertujuan untuk mengetahui pola makan remaja dan angka kejadian anemia.

Gambaran distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel disajikan dalam bentuk

tabel dan narasi.

2. Analisis Bivariate

Pada penelitian ini analasis bivariate yang di lakukan adalah mencari hubungan

pola makan dengan angka kejadaian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di

SMA Pencawan tahun 2018 dengan menggunakan uji chi-square

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

A.1 Gambaran Umum SMA Pencawan Medan

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

SMA PENCAWAN beralamat di jalan Bunga Ncole 50, Kemenangan Tani

Kecamatan Medan Tuntungan . SMA Pencawan merupakan salah satu SMA swasta

yang ada di kota Medan yang tergolong banyak diminati pelajar untuk melanjutkan

pendidikan ke tingkat SMA. Hal ini terlihat dari jumlah siswa remaja putri yang

bersekolah di tempat ini pada data terakhir 140 orang untuk remaja putri kelas X dan

XI . Yang terdiri dari kelas X berjumlah 75 orang dan kelas XI berjumlah 65 orang .

A.1 ANALISIS UNIVARIAT

A.1.1 Pola Makan

Tabel 4.1 menunjukkan presentase pola makan dan angka kejadian anemia

pada remaja putri kelas X da XI di SMA Pencawan tahun 2018

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Dan Angka Kejadian Anemia Remaja Putri

Kelas X dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018

1 Pola Makan N %

Teratur 17 34,0

Tidak Teratur 33 66,0

2 Anemia

Anemia 31 62,0

Tidak Anemia 19 38,0

Berdasarkan Tabel 4.1 distribusi frekuensi pola makan remaja putri kelas X dan

XI di SMA Pencawan Tahun 2018. Mayoritas remaja putri di SMA Pencawan tidak

sesuai dalam hal pola makan yaitu 66,0%. Dan mayoritas remaja putri yang

mengalami anemia sebanyak 62,0%.

A.3 Analisis Bivariat

A.3.1 Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Tabel 4.2 menunjukkan presentase hubungan pola makan yang tidak teratur

dengan angka kejadian anemia pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan dengan

angka kejadian anemia pada remaja putri dengan pola makan teratur.

Tabel 4.2 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas X

da XI di SMA Pencawan Tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.2 hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada

remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018. Mayoritas remaja putri

sebanyak 23 orang atau 69,7 % dengan pola makan tidak teratur mengalami

anemia.Hasil uji chi square menunjukkan nilai p =0,137dan nilai hasil uji chi-square

X²hitung 2,441 < X²tabel 3,84 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang

signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri Kelas X

dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018 .

B.PEMBAHASAN

B.1 Pola Makan Remaja Putri Kelas X dan XI Di SMA Pencawan Tahun 2018

Remaja putri di SMA Pencawan mayoritas tidak mengatur pola makan nya

sendiri yaitu 33 orang atau 66,0 %. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian

Desri Suryani, dkk tahun 2016 dengan judul analisis pola makan dengan kejadian

anemia di Bengkulu menyatakan bahawa terdapat 79,25% remaja putri dengan pola

makan tidak teratur . Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Leni Valentina

Sinaga Tahun 2012 Di SMA Dharma Pancasila menyatakan bahwa 88,0 % remaja

putri asupan zat besinya kurang

Variabel

Anemia P

Hasil uji chi-square X²hitung

Tidak Ya

N % N %

Pola Makan

Teratur 9 52,9 8 47,1 0,137 2,441

Tidak Teratur 10 30,3 23 69,7

Jumlah 19 93,2 31 116,8

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Pola makan adalah tingkah remaja putri untuk memberikan jawaban terhadap

hal- hal yang berhubungan dengan frekuensi makanan, jenis makanan yang

dikonsumsi , tujuan dari mengkonsi makanan tersebut . (Merryana Adriani, 2012 ).

Penyebab pola makan tidak teratur pada remaja putri di SMA Pencawan

disebabkan, kebiasaan remaja putri yang tidak sarapan setiap pagi sebelum

berangkat sekolah, kebiasaan mengkonsumsi fast food, makanan instan seperti sari

buah dalam minuman kaleng atau kotak yang sudah dicampur dengan bahan-bahan

kimia dan juga kebiasaan remaja yang masih sering mengkonsumsi mie instan.

Makanan merupakan kebutuhan bagi hidup manusia , makanan yang

dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai macam cara pengolahannya . Seorang

remaja biasanya telah memiliki pilihan dan cara sendiri dalama mengkonsumsi suatu

jenis makanan dan berkaitan dengan kebiasan budaya sekitar. Pada masa

pertumbuhan tubuh remaja sangat membutuhkan protein , vitamin dan mineral (Ida

Marlena , 2012 )

B.2 Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas X dan XI Di SMA Pencawan

Tahun 2018 Remaja putri di SMA Pencawan yang mengalami anemia sebesar 62,0 % (31

orang) . Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Desri Suryani, dkk tahun

2016 dengan judul analisis pola makan dengan kejadian anemia di Bengkulu

menyatakan bahawa terdapat 43 % remaja putri mengalami anemia. Hasil ini tidak

jauh berbeda juga dengan penelitian Leni Valentina Sinaga Tahun 2012 menyatakan

bahwa 23 % remaja putri yang mengalami anemia. Anemia adalah keadaan dimana

kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal yaitu <12,0 gr %

Penyebab anemia pada remaja putri di SMA Pencawan disebabkan oleh pola

makan remaja yag tidak teratur , kebiasaan remaja putri yang tidak sarapan setiap

pagi sebelum berangkat sekolah, kebiasaan mengkonsumsi fast food, makanan

instan seperti sari buah dalam minuman kaleng atau kotak yang sudah dicampur

dengan bahan-bahan kimia dan juga kebiasaan remaja yang masih sering

mengkonsumsi mie instan. Hal ini sesuai dengan teori Dodik Briawan tahun 2012

bahwa remaja memiliki risiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi besi. Ini

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

disebabkan memasuki fase remaja, tubuh tumbuh semakin pesat yang disertai

berbagai perubahan hormon. Remaja putri biasanya lebih rentan atau beresiko lebih

tinggi terkena anemia. Hal ini dikarenakan remaja putri mulai mengalami menstrusi

sehingga asupan makanan yang rendah zat besi dapat memicu anemia. Anemia

juga berpotensi terjadi pada remaja yang melakukan diet dan vegetarian.

Tetapi selain faktor pola makan yang tidak teratur masih banyak faktor faktor

lain yang menjadi penyebab anemia diantaranya siklus menstruasi pada wanita yang

terjadi setiap bulan serta gaya hidup dan kebiasaan remmaja putri lainnya yang tidak

masuk dalam variabel pada saat penelitian dsilakukan. Hal ini bias dilihat dari masih

ada juga remaja putri yang pola makannya teratur tetapi mengalami anemia

sebanayak 8 orang (47,1 %).

Hal ini sesuai dengan teori Dodik Briawan pada tahun 2012 yang menyatakan

Setiap hari manusia kehilangan 0,6 mg zat besi terutama saat mengeluarkan feses.

Remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga kehilangan 1,3 mg zat

besi setiap hari, oleh karena itu kebutuhan remaja putri akan zat besi lebih tinggi

dibandingkan dengan pria .

Gejala yang paling umum dari anemia adalah kelelahan atau kelemahan,warna

kulit pucat yang disebabkan oleh kadar hemoglobin darah yang rendah, dan

kesulitan berkonsentrasi atau mengingat akibat kurangnya pasokan oksigen

keotak.Hal ini sangat merugikan bagi remaja putri yang masih bersekolah yaitu

menurunkankemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan,tinggi

dan berat badan menjadi tidak optimal khususnya pematangan organ-organ

reproduksi,terutama bagi remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.(Natalia

Erlina Yuni, 2017 )

Dapat disimpulkan bahwa angka kejadian anemia di SMA Pencawan 62,0 %

tinggi dan sesuai dengan riset SDKI tahun 2012 yang menyatakan bahwa prevalensi

anemia di Indonesia 75,9 % pada remaja putri. Banyak faktor yang menyebabkan

angka kejadian anemia tinggi pada remaja putri salah satunya pola makan remaja

yang tidak teratur.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

B.3 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kelas

X dan XI Di SMA Pencawan

Remaja putri di SMA Pencawan mayoritas pola makan nya tidak teratur yaitu

66,0 %. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,137, dengan demikian tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia, bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia dengan

nilai uji chi square 2,441 < nilai x tabel 3,84. Hal ini sesuai dengan penelitiann Desri

Suryani dkk (2016 ) yang menyatakan tidak ada hunungan antara pola makan

dengan kejadian anemia dengan nilai p =0,11.

Remaja putri di SMA Pencawan yang pola makannya tidak teratur mengalami

kejadian anemia sebanyak 23 orang (69,7 %). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa kejadian anemia banyak dialami oleh remaja putri yang pola makannya tidak

teratur. Salah satu gejala yang ditimbulkan adalah cepat lelah, hal ini dikarenkan

produksi sel darah merah yang berkurang akan menurunkan pendistribusian

oksigen, dimana oksigen sangat penting dalam proses pembentukan energi agar

produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.

Hasil ini tidak sesuai dengan teori Mery Adriani , 2012 yang menyatakan

bahwa pola makan seseorang dan perubahan gaya hidup pada remaja bisa

mempengaruhi angka kejadian anemia pada remaja , dalam hal ini pola makan

dinilai dari frekuensi makanan, jenis makanan dan jumlah makanan .

Selain faktor pola makan yang tidak teratur ada faktor faktor lain yang menjadi

penyebab anemia antara lain siklus menstruasi pada wanita hal ini bisa dilihat dari

masih ada remaja wanita dengan pola makan yang teratur tetapi mengalami anemia

sebanyak 8 orang (47,1%). Tetapi Pada penelitian ini masih ditemukannya remaja

putri degan pola makan tidak teratur yang tidak mengalami anemia sebanyak 10

orang ( 30,3 %).

Hal ini sesuai dengan teori Dodik Briawan, 2012 yang menyatakan faktor- faktor

penyebab anemia antara lain remaja putri pada umumnya lebih sering

mengkonsumsi makanana nabati yang mengandung sedikit kandungan zat besi.

Setiap hari manusia kehilangan 0,6 mg zat besi terutama saat mengeluarkan feses.

Remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga kehilangan 1,3 mg zat

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

besi setiap hari, oleh karena itu kebutuhan remaja putri akan zat besi lebih tinggi

dibandingkan dengan pria .

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Leny

Valentina Sinaga tahun 2013 berjudul Pengaruh pola makan terhadap kejadian

anemia pada remaja putri di SMA Darma Pancasila Medan. Hasil penelitian

menunjukkan proporsi anemia remaja putri di SMA Dharma Pancasila adalah

23,0% dan ada pengaruh asupan zat besi terhadap anemia. Sedangkan asupan

protein folat, Vit C, konsumsi teh dan kopi tidak berpengaruh terhadap kejadian

anemia.

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018 dengan pola makan

yang tidak teratur sebanyak 69,7 % mengalami anemia

2. Remaja putri kelas X dan XI di SMA Pencawan tahun 2018 yang mengalami

anemia sebesar 62,0 %

3. Tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan angka kejadian anemia

yaitu pola makan yang tidak teratur terhadap kejadian anemia pada remaja

putri kelas X dan XI di SMA Pencawan Tahun 2018 dengan hasil uji chi-

square X²hitung 2,441 < nilai X²tabel : 3,84

B. Saran

1. Kepada pihak sekolah SMA Pencawan dan orang tua diharapkan bekerjasama

dengan pusat pelayanan kesehatan (puskesmas Medan Tuntungan ) khususnya

bidang gizi untuk memberikan penyuluhan rutin tentang anemia, pola makan yang

baik dalam mencegah anemia, menginformasikan sumber makanan yang

mengandung zat gizi khususnya sumber zat besi.

2. Bagi remaja putri diharapkan dapat meningkatkan pola makan yang lebih baik lagi

dengan lebih sering mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi lebih

tinggi dan mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

DAFTAR PUSTAKA

Adriana Merryana, SKM,M.Kes. dan Wirjadmadi Bambang, M.S. MCN,. PHD.2012.

Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana. Jakarta

Devegga, Merrynta.2017. Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Pada

Remaja Putri. Tugas Akhir. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya

Wacana. Salatiga

Gunatmaningsih, Dian. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia

Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Harian Analisa. 2017. Kejadian Anemia. Medan. 19 Oktober 2017

Marlena, Ida, 2015. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Pustaka Baru Press.

Yogyakarta

MB, Arisman, 2015. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta

MCN, Briawan Dodik, 2014. Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

Moh . Nazir,Ph.D. 2017.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia. Bogor

Notoatmojo, Soekidjo, Prof.Dr.2012. Metodologi Penelitian Kesehatn. Rineka Cipta

.Jakarta

Poilteknik Kesehatan Medan, 2017. Pedoman Penyusunan Skripsi Prodi D-IV

Kebidanan . 2017/2018.Medan. Prodi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Medan

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Sinaga, Leni Valentina. 2013. Pengaruh Pola Makan Terhadap Kejadian Anemia

Pada Remaja. Tesis. Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara . Medan

Tejasari . 2016. Nilai Gizi Pangan.Graha Ilmu.Yogyakarta

Yuni, Natalia Erlina . 2017. Kelainan Darah. Nuha Medika.Yogyakarta

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

PERNYATAAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA

PUTRI DI SMA PENCAWAN MEDAN TAHUN 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2018

Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren

NIM.P07524414056

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertanda

tangan dibawah ini :

Nama : Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren

NIM : P07524414056

Program Studi : D-IV Kebidanan

Jurusan : Kebidanan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA

Pencawan Medan Tahun 2018

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan, mengalih

media/formatkan, mengelola dalam bentuk pengkalan data (database), merawat,

dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikianpernyataaninisayabuatdengansebenarnya.

Dibuat di :Medan

Pada Tanggal :Agustus 2018

Yang menyatakan

(Yolanda Risky Oktavien Br Ketaren)

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA
Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

Judul : Hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di

SMA

Pencawan Medan tahun 2018

Peneliti : Yolanda Risky Oktavien Br. Ketaren

Kode Responden :

Kuesioner diisi langsung oleh responden atau dibantu oleh peneliti sebagai

pedoman wawancara dalam mengumpulkan data.

Tuliskan secara singkat atau berikan tanda (√) pada kotak yang sesuai dengan

pilihan anda.

Data Demografi

1. Nama :

2. Usia : tahun

3. Kelas : X XI

4. Anemia : Ya Tidak

Pola Makan

Ya Tidak

1 Apakah anda makan sebanyak 3 kali dalam sehari ?

2 Apakah pola makan (sarapan, makan siang, makan malam )

anda berjalan secara teratur ?

3 Apakah anda selalu sarapan pagi sebelum berangkat ke

sekolah ?

4 Apakah anda selalu sarapan pagi sebelum jam 07.00 pagi ?

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

5 Apakah menu sarapan anda di dominasi oleh karbohidrat ?

6 Apakah anda mengkonsumsi susu setiap hari ?

7 Apakah anda mengkonsumsi suplemen/ vitamin di pagi hari ?

8 Apakah sarapan pagi berpengaruh di aktifitas anda di pagi hari

?

9 Apakah anda sering merasa lemas jika tidak sarapan di pagi

hari ?

10 Apakah sarapan pagi menyita waktu anda di pagi hari ?

11 Dengan sarapan pagi, apakah anda lebih berkonsentrasi ketika

belajar di sekolah ?

12 Apakah anda selalu membawa bekal makan siang dari rumah

untuk makan di sekolah ?

13 Apakah anda sering jajan di sekolah ?

14 Apakah anda selektif dalam memilih jajanan di sekolah?

15 Apakah anda sering mengkonsumsi mie instan ?

16 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast

food) ?

17 Apakah anda mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari ?

18 Apakah anda sudah mengkonsumsi air putih sebanyak 2,5 liter

setiap harinya ?

19 Menurut anda apakah makanan yang anda konsumsi sudah

memenuhi kriteria “4 sehat 5 sempurna “ ?

20 Apakah anda sering telat makan ?

21 Apakah anda aktif dalam kegiatan organisasi/ekstrakulikuler di

sekolah ?

22 Apakah anda memiliki kegiatan lain (les, kursus ,dll) diluar

kegiatan sekolah ?

23 Apakah kegiatan tersebut (ekstrakulikulikuler, organisasi, les,

dll) mempengaruhi pola makan anda ?

24 Apakah anda selalu menjaga / mengusahakan agar pola

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

makan anda tetap teratur ?

25 Setujukah annda jika pola makan yang baik berpengaruh

terhadap aktifitas sehari-hari anda ?

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA

BIODATA PENELITI

NAMA : YOLANDA RISKY OKTAVIEN BR KETAREN NIM : P07524414056 TTL : RAYA, 12 OKTOBER 1996 AGAMA : KRISTEN ALAMAT : DESA RAYA DUSUN I KEC. BERASTAGI KAB.KARO NO.HP : 082276653606 NAMA ORANGTUA

AYAH : Drs.YUSNEDI KETAREN IBU : Dra. RISMAWATI

PEKERJAAN ORANG TUA AYAH : PETANI NO.HP : 085361056876 IBU : PNS NO.HP : 085262593718

PESAN :PENGETAHUAN DIPEROLEH DENGAN BELAJAR,

KEAHLIAN DIPEROLEH DENGAN BERLATIH, HIKMAT DIPEROLEH DENGAN BERPIKIR, KEBIJAKSANAAN BISA KARENA USAHA , DAN DOA LAH YANG MENJADI DASAR DARI SEGALA SESUATU YANG KITA HARAPKAN

KESAN :4 TAHUN BERADA DI TEMPAT INI MEMBUAT

SAYA DITEMPAH UNTUK SEKALIPUN TIDAK SUKA DENGAN APA YANG TERJADI TETAPLAH BERUSAHA UNTUK MEMBERI YANG TERBAIK DAN MENCINTAI HAL TERSEBUT KARENA SEMUA SUDAH ADA YANG ATUR (HE HAS MADE EVERYTHING BEAUTIFUL IN ITS TIME)

RIWAYAT PENDIDIKAN

No TahunPendidikan Penndidikan

1 2001-2002 TK GBKP MasehiBerastagi

2 2002-2008 SD INPRES Gundaling I Berastagi

3 2008-2011 SMP Negeri 2 Berastagi

4 2011-2014 SMA Negeri 2 Kabanjahe

5 2014-2018 D IV KebidananPoliteknikKesehatanKemenkes RI Medan

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ANEMIA